Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode
Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Disusun Oleh: Nama : Muwwahid Billah, S.E.Sy No UKG : 201800332970 Kelas : 001 Kelompok : 2 (Dua)
AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA (AKL)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN 2022 Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran Lokasi SMKS Komunika Prestasi Gentur Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan Keterampilan Berpikir kritis siswa Penulis Muwwahid Billah, S.E.Sy Tanggal 15 Oktobet 2022 Situasi: 1. Masalah dalam proses pembelajaran selama ini Kondisi yang menjadi latar yaitu rendahnya keterampilan berpikir kritis belakang masalah, mengapa siswa. praktik ini penting untuk Menurut Damanik dan Bukit (2013: 17) mengatakan dibagikan, apa yang menjadi bahwa Faktor penyebab tidak berkembangnya peran dan tanggung jawab kemampuan berpikir kritis yaitu kurikulum yang anda dalam praktik ini. umumnya dirancang dengan target materi yang luas sehingga guru lebih terfokus pada penyelesaian materi dan kurangnya pemahaman guru terhadap metode pembelajaran. Pada penelitian Erceg (Priyadi dkk, 2018), menunjukan bahwa penyebab rendahnya pemikiran kritis siswa adalah siswa merasa kesusahan dalam menyelesaikan soal yang diberikan dan kesusahan dalam menggabungkan hasil hitungan dengan gejala yang ada. Menurut Irham dkk, Penyebab rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa adalah siswa belum terlatih untuk menganalisis suatu permasalahan serta fakta yang ditemukan sehingga akibatnya produktivitas yang diperoleh siswa di sekolah tersebut sangat sedikit. Apabila disesuaikan dengan kondisi yang terjadi disekolah penyebab rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa diantaranya guru kurang memanfaatakn model pembelajaran yang beragam dalam setiap pembelajaran, siswa belum terlatih untuk menganalisis suatu permasalahan serta fakta yang ditemukan, pembelajaran masih terpusat diguru dan proses pembelajaran yang dilakukan sehari-hari dinilai kurang mengembangkan minat, bakat dan potensi yang ada dalam diri peserta didik. 2. Maka salah satu cara dalam mengatasi masalah rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa adalah pemanfaatan model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 dengan metode dan model pembelajaran berbasis masalah dan penemuan konsep suatu materi. Praktik baik ini perlu dibagikan agar seluruh pendidik bergerak bersama untuk melakukan model pembelajaran inovatif yang sesuai implementasi kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka baik dengan model pembelajaran Discovery/Inquiry Learning,model Problem-based Learning (PBL), maupun model Project based Learning (PJBL). Diharapkan dengan model pembelajaran inovatif dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial, dan mengembangkan rasa keingintahuan sehingga peserta didik lebih nyaman dan merdeka sesuai kodrat dan zamannya. 3. Peran dan tanggung jawab penulis dalam praktik ini adalah sebagai peneliti dalam mengidentifikasi permasalahan yang terjadi selama proses belajar mengajar di kelas dan mencari solusi dari permasalahan tersebut. Setelah meneliti dan menemukan solusi dengan memilih model pembelajaran yang inovatif yang sesuai dengan karakter materi pembelajaran (memilih Problem Based Learning di kelas X). penulis juga bertanggung jawab untuk melaksanakan metode dan model pembelajaran yang inovatif tersebut di sekolah tempat saya bertugas sehingga dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Tantangan : 1. Tantangan untuk mencapai tujuan yaitu: Apa saja yang menjadi a. Persiapan kelas harus agak ekstra tenaga dan tantangan untuk mencapai pengelolaan kelas secara khusus kelas X tujuan tersebut? Siapa saja b. Penyesuaian jam mengajar dan jadwal PPL yang terlibat, yang akan dilaksanakan c. Dalam proses pengambilan video seringkali video yang diambil rusak rekamannya, sehingga harus mengulangi kembali pembelajarannya. d. Peserta didik masih asing dengan model pembelajaran, karena belum pernah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inovatif khususnya Problem Based Learning e. Masih ada peserta didik dalam kelompok yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi karena kurang kerjasama dan kurang peduli. f. Peserta didik secara khusus kelas X belum percaya diri untuk mempresentasikan hasil laporannya di depan kelas. g. Ketika diberikan kesempatan untuk bertanya dan mengkritisi apa yang dikerjakan temannya siswa cenderung diam. 2. Pihak yang terlibat dalam aksi ini yaitu: a. Peserta didik: Sebagai subjek dalam kegiatan pembelajaran. b. Dosen dan Guru Pamong: Sebagai Pembimbing dalam kegiatan Aksi ini. c. Kepala sekolah Supervisor dalam kegiatan pembelajaran Aksi : Adapun Langkah, strategi dan proses yang Langkah-langkah apa yang dilakukan diantaranya: dilakukan untuk a. Langkah pertama yang dilakukan penulis menghadapi tantangan adalah mengidentifikasi perilaku siswa tersebut/ strategi apa yang disesuaikan dengan indikator masalah yang digunakan/ bagaimana terjadi ternyata sebagian besar siswa punya prosesnya, siapa saja yang masalah yang sama yakni rendah dalam terlibat / Apa saja sumber keterampilan berpikir kritisnya, sehingga daya atau materi yang penulis mencari penyebab beserta akar diperlukan untuk penyebabnya berdasarkan kajian literatur, baik melaksanakan strategi ini jurnal maupun skirpsi. Ternyata yang menjadi akar penyebab masalah rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa yakni guru kurang menggunakan model pembelajaran yang melatih keterampilan berpikir kritis siswa. b. Setelah ditemukan akar penyebab masalahnya maka penulis mencari alternatif solusi dan ditemukanlah beberapa solusi untuk mengatasi akar masalah tersebut diantaranya penggunaan Model PBL, POGIL, dan Reciprocal Teaching. c. Setelah diadakan analisis yang lebih mendalam terhadap alternatif solusi tersebut, maka ditetapkanlah solusi yang sesuai dengan akar penyebab masalah maupun masalah yang terjadi yakni penggunaan Model Problem Based Learning. Model ini terpilih berdasarkan hasil kajian analisis yang disesuaikan dengan karakteristik siswa, kelebihan maupun kekurangan, keterkaitan masalah yang terjadi, berdasarkan bahan ajar, berdasarkan fasilitas pembelajaran dan berdasarkan tujuan pembelajaran. d. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, LKPD, Media, Asesmen dan Bahan Ajar dalam 2 pertemuan tentang materi lembaga keuangan Bank dengan model pembelajaran Problem Based Learning. e. Selanjutnya setelah pembuatan perangkat pembelajaran, penulis merencanakan jadwal aksi agar kelas bisa terorganisasi dengan baik. f. Pembagian kelompok secara heterogen g. Mempersiapkan fasilitas dan media yang digunakan yaitu: ruangan kelas, infokus, laptop RPP, Bahan ajar, LKPD 1 set per kelompok, lembar penilaian keterampilan dan sikap, link soal post test, serta perangkat lainnya android, internet, sumber arus, pointer, loudspeaker dan perangkat lainnya yang mendukung keterlaksanaan aksi. h. Langkah yang dilakukan pada saat pembelajaran: 1) Pendahuluan: dimulai salam, cek kehadiran, memberikan motivasi terkait materi, memberikan apersepsi, memaparkan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran dan model pembelajaran yang akan digunakan 2) Kegiatan Inti a) Orientasi siswa pada masalah, siswa secara berkelompok mengamati dan mengidentifikasi masalah yang disampaikan oleh guru melalui tayangan youtube. b) Siswa melakukan penyelidikan untuk menemukan bahan berupa referensi yang terkait dengan permasalahan yang diberikan melalui berbagai sumber seperti bahan ajar dan sumber lain seperti internet. c) Setiap kelompok melakukan diskusi untuk menentukan solusi yang siap untuk dipresentasikan d) Setiap kelompok melakukan presentasi dan membuat kesimpulan sesuai dengan masukan yang diberikan kelompok lain dan guru. e) Kelompok yang tidak melakukan presentasi memberikan masukan/pertanyaan kepada kelompok yang melakukan presentasi. 3) Kegiatan penutup, guru dan siswa melakukan refleksi terkait pembelajaran dan materi yang sudah dipelajari, pemberian informasi terkait kegiatan pembelajaran dipertemuan selanjutnya, doa dan salam penutup. i. Setelah seluruh pembelajaran dilakukan oleh guru dan siswa, penulis mengadakan satu buah post test yang didalamnya terdapat kumpulan soal-soal yang HOTS. Yang bisa melatih dan membiasakan mereka untuk berpikir tingkat tinggi. Adapun Post test ini menggunakan media Quiziz. j. Langkah selanjutnya yang dilakukan untuk mengukur ketercapaian aksi yang dilakukan yakni dengan menyebarkan angket yang harus di isi oleh para siswa untuk mengukur sejauh mana keterampilan berpikir kritisnya.
Refleksi Hasil dan dampak 1. Setelah diterapkan model pembelajaran problem
Bagaimana dampak dari aksi based learning pada aksi ini maka peserta didik dari Langkah-langkah yang mengalami perubahan cara belajar, mereka lebih dilakukan? Apakah hasilnya bersemangat dan semakin aktif dalam efektif? Atau tidak efektif? pembelajaran. Peserta didik juga semakin terampil Mengapa? Bagaimana respon dalam diskusi dan presentasi dalam kelompok. orang lain terkait dengan Peserta didik juga menyampaikan respon positif strategi yang dilakukan, Apa berdasarkan angket yang diberikan: peserta didik yang menjadi faktor dapat mengikuti sintak pada model problem based keberhasilan atau learning dengan media (youtube dan ppt) dan ketidakberhasilan dari langkah pada LKPD karena lebih rinci. strategi yang dilakukan? Apa 2. Peserta didik sudah mulai terampil berbicara pembelajaran dari membuka, tanya jawab dan menutup presentasi keseluruhan proses tersebut 3. Peserta didik sudah menerapkan 4C bekerja sama, saling berbagi informasi serta mendengarkan atau menggunakan ide-ide peserta didik yang lain dan lebih mandiri dalam mencari jawaban dari berbagai sumber untuk mencapai tujuan pembelajaran. 4. Adapun respon dari bapak kepala sekolah sangat senang, karena hal ini menjadi momen pembelajaran bagi siswa dan pembelajaran juga bagi semua guru untuk dapat bisa menjalankan ketentuan pembelajaran yang seharusnya sesuai dengan yang dikehendaki oleh pemerintah. Sehingga tujuan pemerintah dalam mencerdasakan kehidupan bangsa bisa tercapai. 5. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pendampingan dan perbaikan: a. Wajah guru selama pembelajaran agar tetap ceria. b. Lebih memotivasi peserta didik dalam pembelajaran. 6. Maka berdasarkan keseluruhan cerita pratik baik ini, saya mendapatkan pembelajaran agar terus berupaya melakukan perubahan demi kemajuan pendidikan dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan berpusat pada siswa sehingga terwujud pelajar profil pancasila dan merdeka belajar. Lampiran Kegiatan