Anda di halaman 1dari 10

LK 3.

1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode


Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam
Pembelajaran

Lokasi SMAIT Putri Al Hanif


Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Atas
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
memahami konsep yang memerlukan keterampilan
berpikir tingkat tinggi (HOTS)

Penulis Rini Agustini, S. Pd


Tanggal 06 Januari 2023
Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah pada
Kondisi yang menjadi latar Aksi 2 adalah :
belakang masalah, mengapa  Peserta didik mengalami kesulitan saat
praktik ini penting untuk memahami konsep kimia yang memerlukan
dibagikan, apa yang menjadi kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS)
peran dan tanggung jawab  Pembelajaran belum berpusat pada peserta
anda dalam praktik ini. didik

Praktik pembelajaran dengan menggunakan model


pembelajaran Problem Based Learning ini penting
untuk dibagikan karena :
Penerapan model pembelajaran PBL dapat
menjadi alternatif dan referensi bagi guru dalam
mengatasi masalah pembelajaran dan dapat
dijadikan motivasi untuk mendesain pembelajaran
yang inovatif dan kreatif. Proses pembelajaran
dapat menjadi lebih terstruktur dan berpusat pada
peserta didik. Guru berperan sebagai fasilitator dan
katalisator saat pembelajaran. Dalam
pembelajaran berbasis PBL, peserta didik dituntut
untuk mampu menganalisisis permasalahan dari
penyebab dan juga solusi pemecahan masalah
tersebut berdasarkan hasil pengumpulan data
sehingga peserta didik mencari dan membangun
konsep pengetahuannya sendiri. Hal tersebut
dapat mendorong peserta didik untuk berpikir
kritis sehingga keterampilan berpikir tingkat tinggi
yang meliputi kemampuan menganalisis,
mengevaluasi dan menerapkan konsep kimia
untuk menyeselaikan masalah juga dapat terasah
dengan baik. Kemudian materi pembelajaran yang
diberikan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari
sehingga peserta didik lebih cepat menguasai dan
pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Dari pengalaman yang telah diuraikan diatas,
maka pembelajaran yang telah saya lakukan dirasa
penting untuk dibagikan. Walaupun permasalahan
yang muncul disetiap kelas itu berbeda-beda dan
juga memerlukan penanganan atau solusi yang
berbeda pula, namun dengan berbagi pengalaman
praktek pembelajaran ini diharapkan bisa menjadi
bagian dari alternatif solusi bagi yang pendidik
lainnya jika mengalami permasalahan serupa.

Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini


adalah :

Dalam praktik ini, peran dan tanggung jawab


saya selaku pendidik setelah mengidentifikasi
masalah yang terjadi di dalam pembelajaran yakni
tentang pemahaman konsep kimia yang
memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi,
saya mencari solusi pemecahan masalah dengan
melakukan eksplorasi solusi berdasarkan literatur
dan wawancara terhadap rekan sejawat sesama
pengajar kimia. Dari hasil eksplorasi di simpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman konsep yang berorientasi HOTS. Oleh
karena itu, saya menyusun perangkat
pembelajaran mulai dari rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sintaks sesuai dengan
model pembelajaran PBL, bahan ajar, media ajar,
LKPD berbasis PBL, instrumen evaluasi dan
instrumen refleksi. Pada tahap pembuatan
perangkat pembelajaran, dosen pembimbing dan
guru pamong memberikan masukan yang
kemudian menjadi bahan perbaikan untuk saya.
Dalam proses pembelajaran, saya berupaya untuk
pelaksanaannya sesuai dengan RPP yang telah
dibuat sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan baik.

Tantangan : Setelah dilakukan identifikasi masalah, refleksi


Apa saja yang menjadi diri, serta wawancara dengan guru serta pakar,
tantangan untuk mencapai tantangan yang dihadapi untuk mencapai tujuan :
tujuan tersebut? Siapa saja  Terdapat berbagai variasi model pembelajaran,
yang terlibat, maka pemilihan model pembelajaran harus
tepat sehingga pembelajaran dapat berpusat
pada peserta didik dan merangsang serta
mengasah keterampilan berpikir tingkat tinggi
dari peserta didik.
 Kemampuan peserta didik dalam menganalisis
data dan masalah.
 Manajemen waktu pada pelaksanaan
pembelajaran yang menggunakan model yang
berpusat pada peserta didik
 Aplikasi berbasis TIK untuk menunjang
pembelajaran semakin berkembang sehingga
perlu diterapkan dengan tepat
Pihak yang terlibat adalah :
Kepala Sekolah, Dosen pembimbing dan Guru
pamong, penulis sendiri sebagai pendidik,
peserta didik kelas XI MIPA 1 di SMAIT Putri Al
Hanif dan rekan sejawat.
Aksi : Langkah-langkah untuk menghadapi tantangan
Langkah-langkah apa yang adalah :
dilakukan untuk - Melakukan analisis kompetensi dasar dari
menghadapi tantangan silabus kurikulum 2013 revisi. Dalam aksi ini
tersebut/ strategi apa yang saya memilih materi asam basa karena materi
digunakan/ bagaimana ini memuat konsep yang berorientasi HOTS.
prosesnya, siapa saja yang - Memilih model pembelajaran yang tepat.
terlibat / Apa saja sumber - Merancang dan menyusun perangkat
daya atau materi yang pembelajaran meliputi RPP dan LKPD berbasis
diperlukan untuk model pembelajaran, Bahan Ajar, Media
melaksanakan strategi ini Pembelajaran dan Instrumen Penilaian
berorientasi HOTS.
- Melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP
yang telah dirancang dengan sintaks sesuai
dengan model pembelajaran
- Melakukan refleksi terhadap pelaksanaan
aksi.

Strategi yang dilakukan untuk menghadapi


tantangan adalah :
Tantangan pertama :
Terdapat berbagai variasi model pembelajaran, maka
pemilihan model pembelajaran harus tepat sehingga
pembelajaran dapat berpusat pada peserta didik dan
merangsang serta mengasah keterampilan berpikir
tingkat tinggi dari peserta didik.
 Pendidik merancang pembelajaran yang
inovatif dan berpusat pada peserta didik
sehingga peserta didik dapat menemukan dan
memecahkan masalahnya sendiri melalui
kegiatan literasi sehingga peserta didik dapat
membangun konsep berdasarkan pengalaman
belajar yang mereka peroleh melalui kegiatan
pembelajaran. Selain itu, dengan
pembelajaran berpusat pada peserta didik
dapat meningkatkan kemampuan peserta
didik dalam bekerja sama.
 Pendidik merancang pembelajaran yang lebih
inovatif yang dapat merangsang peserta didik
terbiasa untuk menemukan masalah yang
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari dan
memecahkan masalah tersebut melalui
kegiatan literasi.

Dari hasil pengkajian, dalam praktek ini, guru


mengaplikasikan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL), diawal pembelajaran siswa
diajak untuk menemukan suatu permasalan sesuai
dengan materi yang sedang dikaji. Lalu dalam proses
pembelajaran inti, peserta didik bersama pendidik
melaksanakan keseluruhan sintak sesuai dengan
rencana. Pada akhir pembelajaran, peserta didik
menganalisis dan mengevaluasi hasil dari
pemecahan masalah yang telah mereka diskusikan.

Tantangan kedua :
Kemampuan peserta didik dalam menganalisis data
dan masalah

 Pendidik merancang pembelajaran yang dapat


mengasah kemampuan berpikir tingkat tinggi
dari peserta didik. Pengembangan
pembelajaran berorientasi HOTS diawali
dengan menyusun indikator pencapaian
kompetensi yang menuntut peserta didik
untuk mampu menganalisis, mengevaluasi
dan menerapkan konsep kimia untuk
menyelesaikan masalah. Setelah itu, pendidik
mengembangkan LKPD dan instrumen
penilaian yang berorientasi HOTS sehingga
peserta didik terbiasa untuk mengerjakan
soal-soal berorientasi HOTS.

Tantangan ketiga :
Manajemen waktu pada pelaksanaan pembelajaran
yang menggunakan model yang berpusat pada
peserta didik.
 Dalam hal manajemen waktu, langkah yang
dapat dilakukan adalah meminimalisir
kegiatan yang tidak mendukung pembelajaran
atau kegiatan yang bukan merupakan
kegiatan inti misalnya pada kegiatan
pendahuluan, pada saat menanyakan
kehadiran peserta didik tidak perlu
mengabsennya satu per satu. Lalu pada saat
orientasi masalah, peserta didik langsung
dibagikan LKPD sehingga pendidik
menjelaskan orientasinya hanya sekilas saja.

Tantangan keempat :
Aplikasi berbasis TIK untuk menunjang pembelajaran
semakin berkembang sehingga perlu diterapkan
dengan tepat

 Pendidik perlu menyajikan soal dengan


menggunakan aplikasi berbasis TIK sehingga
lebih menarik dan interaktif. Namun
sebelumnya pendidik harus memastikan
sebelum pelaksanaan pembelajaran bahwa
gawai atau handphone yang digunakan oleh
peserta didik dapat mengakses aplikasi yang
digunakan untuk pretes dan memiliki akses
internet. Pendidik dapat memberikan simulasi
pretes sebelum hari pelaksanaan dengan
teknis sama dengan saat pelaksanaan
sehingga dapat meminimalisir kesulitan pada
saat menggunakan aplikasi tersebut.

Proses yang dilakukan adalah :


Pembelajaran dilakukan sesuai dengan langkah yang
telah di rancang pada RPP yakni dengan
menggunakan sintaks model pembelajaran Problem
Based Learning, yakni sebagai berikut :
1. Kegiatan pendahuluan
- Guru membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam, berdoa,
menanyakan kehadiran peserta didik,
dan memberikan apersepsi dan
motivasi.
- Peserta didik mengerjakan pretes

2. Kegiatan inti
- Orientasi masalah

- Organisasi peserta didik untuk belajar


- Melakukan penyelidikan secara
berkelompok

- Menyajikan hasil pemecahan masalah

- Analisis dan Evaluasi pemecahan


masalah

3. Kegiatan penutup
- Peserta didik mengerjakan postes

- Peserta didik memberikan kesimpulan


dan refleksi

- Berdoa dan salam penutup


Sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakan strategi ini adalah :
a) Laptop, handphone, dan proyektor
b) Kamera untuk perekaman video
c) Perangkat pembelajaran yang meliputi :
 RPP berbasis PBL
 LKPD berbasis PBL
 Instrumen evaluasi berorientasi HOTS
 Bahan ajar
 Media ajar
 Jurnal refleksi
d) Aplikasi berbasis TIK

Refleksi Hasil dan dampak Dampak dari aksi ini adalah :


Bagaimana dampak dari aksi Bagi peserta didik :
dari Langkah-langkah yang  Dari hasil jurnal refleksi yang diberikan
dilakukan? Apakah hasilnya kepada peserta didik, penerapan model
efektif? Atau tidak efektif? pembelajaran Problem Based Learning
Mengapa? Bagaimana respon berorientasi HOTS pada materi Konsep Asam
orang lain terkait dengan Basa berdampak baik pada pemahaman
strategi yang dilakukan, Apa peserta didik. Pembelajaran ini dapat
yang menjadi faktor memberikan pengalaman baru kepada peserta
keberhasilan atau didik untuk memahami konsep kimia dan
ketidakberhasilan dari merangsang peserta didik untuk berkolaborasi
strategi yang dilakukan? Apa dengan temannya. Peserta didik menjadi
pembelajaran dari tertantang untuk menganalisis data untuk
keseluruhan proses tersebut memecahkan masalah yang mereka
kemukakan sendiri.
 Peserta didik yang sudah mampu membangun
konsepnya sendiri melalui kegiatan
sebelumnya, saat diberikan instrumen
penilaian yang dibuat berorientasi HOTS
merasa lebih mampu untuk mengerjakannya.
Bagi diri sendiri selaku guru :
 Memotivasi guru untuk selalu berinovasi dan
mengembangkan diri
 Adanya perubahan yang sangat positif dari
cara guru dalam mengajar.
 Pembelajaran menjadi lebih berpusat pada
peserta didik.
 Semakin menambah wawasan guru dalam hal
penyusunan perangkat pembelajaran dll.

Keefektifan pembelajaran pada aksi ini adalah :


Dari jawaban peserta didik pada jurnal refleksi
dan survey diperoleh bahwa pembelajaran
dengan model Problem Based Learning
memberikan kesan menyenangkan terutama
saat mengerjakan LKPD dan memecahkan
masalah bersama kelompoknya. Bahkan ada
beberapa peserta didik merasa bahwa kegiatan
mengerjakan postes yang berisi soal evaluasi
berorientasi HOTS merupakan kegiatan yang
menyenangkan. Dari hasil postes, pemahaman
peserta didik terukur cukup baik sehingga
model pembelajaran PBL efektif untuk
meningkatkan peemahaman konsep kimia yang
memerlukan keterampilan berpikir tingkat tinggi
(HOTS).

Respon orang lain terkait strategi yang dilakukan:


Setelah melakukan aksi ini, respon dari dosen
pembimbing adalah peserta didik cukup aktif
dalam pembelajaran dan guru sudah
menjalankan perannya sebagai fasilitator dalam
pembelajaran.
Respon dari teman-teman sejawat mengenai aksi
ini sudah cukup baik dari segi pelaksanaan dan
rekaman videonya.
Respon dari rekan sejawat pengajar di SMAIT
Putri Al Hanif yakni pengajar Biologi, orientasi
masalah dan soal postes yang diberikan cukup
untuk mengasah kemampuan analisis dari
peserta didik.

Faktor penentu keberhasilan aksi ini adalah :


Aksi ini berfokus pada peningkatan kemampuan
peserta didik untuk memahami konsep kimia
yang memerlukan kemampuan tingkat tinggi.
Soal postes yang diberikan merupakan soal yang
menuntut peserta didik untuk menganalisis
perbedaan dari teori asam basa. Dari hasil
postes peserta didik, sebanyak 15 peserta didik
dari total 23 peserta atau sekitar 65%
memperoleh nilai diatas sama dengan 80. Hal ini
menunjukkan bahwa pemahaman konsep
peserta didik tentang teori asam basa sudah baik
dan menjadi faktor penentu keberhasilan dari
aksi ini.

Pembelajaran yang diperoleh dari seluruh proses


yang telah dilaksanakan adalah :
Dari aksi kedua ini yakni menerapkan
model PBL pada materi teori asam basa untuk
meningkatkan pemahaman konsep peserta
didik, saya selalu pendidik memperoleh banyak
pembelajaran. Salah satunya adalah saya
menjadi lebih termotivasi untuk terus menerus
melakukan variasi dan inovasi dalam
pembelajaran. Kemampuan peserta didik dalam
menganalisis dan mengevaluasi ternyata dapat
diasah dengan membiasakan mereka untuk
memecahkan masalah yang mereka rumuskan
sendiri, khususnya masalah-masalah yang
terkait dengan kehidupan sehari-hari. Pelajaran
lain yang saya peroleh adalah yang awalnya saya
ragu namun sekarang saya menjadi yakin bahwa
peserta didik mampu berpikir kritis dan
membangun konsep sendiri jika pendidik
membiasakan serta memberikan kesempatan
kepada mereka untuk mengembangkan
kemampuannya terutama dalam penguasaan
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Perlu ada catatan khusus pada waktu yang
dibutuhkan peserta didik untuk merumuskan
masalah karena cukup lama sehingga perlu
tahapan untuk membiasakan peserta didik agar
mampu merumuskan masalah. Tahapannya
dapat dimulai dengan menggunakan model
Problem Solving terbimbing, lalu kemudian
dilanjutkan dengan Problem Solving mandiri dan
pada akhirnya diharapkan peserta didik sudah
terbiasa dengan masalah dan pemecahannya
sehingga dapat di terapkan model pembelajaran
Problem Based Learning secara optimal.
Adapun setelah melaksanakan dan memperoleh
pembelajaran dari aksi kedua ini, rencana tindak
lanjut yang akan saya lakukan kedepannya adalah
sebagai berikut :
 Membagikan pengalaman/ mendiseminasikan
selama melaksanakan Aksi kepada teman
sejawat yang mungkin dapat menginspirasi
mereka dalam mengajar dan agar memperoleh
masukan yang dapat membangun.
 Mencari referensi tentang model-model
pembelajaran lain yang relevan untuk
diterapkan dalam pembelajaran dengan
memperhatikan karakteristik siswa dan
perkembangan zaman.
 Melakukan refleksi pembelajaran
berkelanjutan untuk mengetahui kelebihan
dan kekurangan pembelajaran yang telah
dilaksanakan dan berupaya untuk
memperbaikinya.
 Mengembangkan pembelajaran yang
terintegrasi dengan TPACK dan penggunaan
aplikasi untuk menunjang aktivitas belajar
siswa.
 Mengembangkan instrumen penilaian yang
berorientasi HOTS
 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk
melihat seberapa besar peningkatan hasil
belajar siswa ketika pembelajaran di kelas
dilaksanakan dengan menerapkan suatu
model atau metode pembelajaran.
 Selalu mengembangkan diri untuk
meningkatkan kompetensi profesional dan
pedagogik sebagai seorang pendidik.

Anda mungkin juga menyukai