Anda di halaman 1dari 5

LK 3.

1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi,
Tantangan, Aksi, Refleksi Prestasi Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Lokasi SMP UNGGULAN AL MADINAH


Lingkup Pendidikan SMP KELAS 7
Tujuan yang ingin dicapai Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa kelas 7 di SMP
Unggulan AL Madinah dengan Penerapan Model
Pembelajaran PBL Pada Materi Pemanasan Global
Penulis MUHAMMAD BAHRUDDIN YUSUF, S.Pd
Tanggal 15 September 2022
Situasi: - Latar belakang masalah yang menjadi dasar
Kondisi yang menjadi latar pelaksanaan kegiatan praktik ini adalah
belakang masalah, mengapa 1. Kurangnya kemampuan berpikir kritis siswa,
praktik ini penting untuk yakni ditunjukkan dari kurangnya
dibagikan, apa yang menjadi kemampuan siswa berpendapat dan bertanya
peran dan tanggung jawab anda 2. Pembelajaran yang belum mampu
dalam praktik ini. memfasilitasi kemampuan berpikir kritis
siswa yakni guru masih mendominasi
pembelajaran yang kurang memberikan
kesempatan siswa …
- Praktik ini penting dibagikan karena berdasarkan
tujuan model PBL adalah pengembangan
kemampuan berpikir kritis dan kemampuan
pemecahan masalah,sekaligus mengembangkan
kemampuan peserta didik secara aktif membangun
pengetahuannya sendiri (Hosnan, 2014:299) maka
diharapkan kemampuan berpikir kritis siswa dapat
terfasilitasi. Selain itu praktik ini diharapkan dapat
menjadi referensi atau inspirasi bagi rekan guru lain.

- Peran penulis adalah sebagai pelaksana dan


penanggung jawab praktik ini. Dari mulai
merencanakan, mengukur kemampuan awal siswa,
membuat perangkat pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran yang efektif dan inovatif sampai
mengevaluasi keterlaksanaan praktik ini sehingga
tujuan kegiatan ini dapat tercapai.

Tantangan : Tantangan yang dihadapi dalam mencapai tujuan dari


Apa saja yang menjadi praktik ini adalah
tantangan untuk mencapai 1. Kemampuan guru menggugah siswa untuk berani
tujuan tersebut? Siapa saja yang menyampaikan pendapat dan bertanya melalui
terlibat, pembelajaran.
2. Pemilihan alat peraga yang tepat dan dapat menarik
perhatian siswa.
3. Motivasi siswa dalam pembelajaran yang masih
rendah.
Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah
kepala sekolah sebagai pemanggu kebijakan untuk
keterlaksanaan kegiatan, penulis sebagai guru mata
pelajaran, rekan sejawat sebagai rekan mendiskusikan
langkah yang diambil, siswa sebagai subjek perlakuan dan.
Aksi : Langkah- langkah yang harus dilakukan guru sesuai dengan
Langkah-langkah apa yang tantangan yang dihadapi adalah:
dilakukan untuk menghadapi 1. Menggunakan model pembelajaran PBL
tantangan tersebut/ strategi apa 2. Menggunakan LKPD berbasis masalah
yang digunakan/ bagaimana 3. Menggunakan media pembelajaran yang
prosesnya, siapa saja yang menarik bagi siswa (dengan video, phet
terlibat / Apa saja sumber daya simulation)
atau materi yang diperlukan 1. Strategi
untuk melaksanakan strategi ini  Strategi yang dilakukan guru untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis adalah dengan
melaksanakan pembelajaran berbasis masalah
dengan menggunakan media pembelajaran yang
memfasilitasi siswa memahami materi
pembelajaran. Model pembelajaran berbasis
masalah (Problem Based Learning) menggunakan
permasalahan nyata untuk peserta didik dapat
berpikir kritis, mengembangkan keterampilan
untuk memecahkan masalah dan membangun
pengetahuan baru (Fathurrohman, 2015:112)
 Strategi yang dilakukan guru dalam pemilihan alat
peraga adalah dengan menggunakan alat peraga atau
alat bantu ajar yaitu LKPD berbasis masalah
kontekstual dimana siswa diajak untuk menganalisis
artikel , penggunaan alat bantu ini dianggap mampu
memfasilitasi siswa untuk mengembangkan
kemampuan berpikir kritis. Andriyatin, dkk., (2016)
menyatakan bahwa LKS berbasis PBL efektif
digunakan sebagai sumber pembelajaran. LKS yang
tersusun sesuai dengan kebutuhan siswa, maka akan
mendapatkan hasil yang baik pula, sehingga
penggunaan LKS yang disusun dengan sesuai, dapat
melatihkan keterampilan berpikirkritis pada siswa
(Prastowo, 2014)
 Menggunakan media pembelajaran yang menarik
bagi siswa. peran media juga sangat diperlukan dalam
mendidik peserta didik. Hal ini dijelakan oleh (Iwan
Falahudin, 2014) bahwa peran pembelajar adalah
menyediakan, menunjukkan, membimbing dan
memotivasi para pembelajar agar mereka dapat
berinteraksi dengan berbagai sumber belajar yang ada

2. Proses pelaksanaan strategi


Proses yang dilakukan untuk melakukan strategi
diatas adalah dengan melakukan observasi awal
dipembelajaran sebelumnya untuk mengukur
kemampuan berpikir kritis siswa kemudian nanti
dilihat perkembangannya dengan melakukan
observasi pada saat kegiatan untuk melihat adanya
perubahan kemampuan berpikir kritis siswa.
Kemudian dirancang pembelajaran berbasis
masalah dengan menggunakan alat peraga LKPD
berbasis masalah kontekstual untuk dapat
mengarahkan pemahaman siswa terhadap materi
dan juga diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa.
3. Sumber daya
Sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
strategi ini adalah
1. sumber daya manusia yakni guru
2. perangkat pembelajaran
3. media lainnya seperti proyektor, internet,
sumber belajar.
Refleksi Prestasi dan dampak Dampak dari aksi dari langkah – langkah yang dilakukan
Bagaimana dampak dari aksi dapat memfasilitasi kemampuan berpikir kritis siswa.
dari Langkah-langkah yang Efektifitasnya dapat dilihat dari.
dilakukan? Apakah Prestasinya 1. peningkatan kemauan siswa mengajukan pendapat
efektif? Atau tidak efektif? atas masalah yang diajukan berupa pertanyaan,
Mengapa? Bagaimana respon jawaban dan juga solusi atas masalah yang
orang lain terkait dengan strategi diberikan.(diperlihatkan peta dari berpikir kritis
yang dilakukan, Apa yang dalam pembelajaran)
menjadi faktor keberPrestasian 2. Hasil observasi akhir tentang kemampuan berpikir
atau ketidakberPrestasian dari kritis siswa menunjukkan kenaikan skor.
strategi yang dilakukan? Apa 3. Dengan alat peraga LKPD berbasis masalah
pembelajaran dari keseluruhan kontekstual mampu meningkatkan kemampuan
proses tersebut siswa membuat pertanyaan, hipotesis, dan juga
solusi atas masalah yang diberikan terlihat dari
keaktifan siswa mengutarakan hasil kerjanya dalam
pembelajaran.
4. Hasil post test yang meningkat
Nama Pre Post
Ananda Nazriel Abidin 20 60
Firdaus Denta Firmansyah 20 60
Kevin Aditya Saputra 40 80
Mochammad Arya F. 40 80
Moch. Andika Billy Saputra 40 40
Muhammad Bayu Nur Alip 20 60
Muhammad Azhar Maliki 60 100
M. Farhan Firmansyah 20 40
M. Nanang Nabilul Fiqri 40 40
Satria Cahya Pratama 20 60
rata- rata 32 62

 Respon siswa terhadap strategi yang dilakukan


adalah mereka merasa mudah memahami materi
pembelajaran dan juga membuat mereka merasa
diberi kebebasan menyampaikan pendapat mereka
dan juga merasa senang karena media yang
digunakan oleh guru berbeda dari pembelajaran
yang mereka dapatkan selama ini.

 Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari


kegiatan aksi ini adalah sangat ditentukan dari
kemampuan guru mengaktifkan peran siswa dalam
pembelajaran, ketersediaan sumber belajar,
ketepatan pemilihan media pembelajaran dan juga
dukungan dari pihak sekolah dalam keterlaksanaan
kegiatan ini.

 Faktor yang mempengaruhi ketidakberhasialan dari


kegiatan aksi adalah kurangnnya kemampuan siswa
dalam membaca grafik menyebabkan nilai tes tidak
maksimal.

 Pembelajaran yang dapat diambil dari keseluruhan


proses tersebut adalah

1. Kemampuan berpikir kritis siswa dapat


meningkat dengan penggunaan model
pembelajaran PBL.
2. LKPD berbasis masalah kontekstual mampu
memfasilitasi kemampuan berpikir kritis siswa.
3. Dengan model pembelajaran PBL selain
meningkatkan kemampuan berpikir kritis juga
mampu meningkatkan hasil belajar
4. Faktor yang diprediksi dapat mengakibatkan
kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan
hendaknya ditanggulangi sebelumnya.

Pustaka

Andriyatin, R., Rosidin, U., & Suana, W. (2016). Pengembangan Lembar Kerja Siswa Model
Problem Based Learning Materi Suhu dan Kalor. Jurnal Pembelajaran Fisika UNILA , 4(3).
pp. 39 -50.

Falahudin. Iwan, Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran. Dalam Jurnal Lingkar


Widyaiswara Edisi 1 No. 4:104-117

Fathurrohman, M. (2015). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Hosnan. 2014. Pendekatan saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor:
Ghalia Indonesia

Prastowo, A. (2014). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA
Press.

Anda mungkin juga menyukai