Anda di halaman 1dari 8

Zulpianti, Mardjan Paputungan, Opir Rumape

Ketermpilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tapa Terhadap Konsep Termokimia
Menggunakan Metode Praktikum … 165

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tapa Terhadap


Konsep Termokimia Menggunakan Metode Praktikum
Zulpianti, Mardjan Paputungan, Opir Rumape
Prodi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Gorontalo
e-mail: *zulpianti.asiama@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keterampilan berfikir kritis peserta didik pada
Konsep Termokimia dengan menggunakan metode praktikum pada kelas XI IPA SMA N 1 TAPA.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif Kuantitatif dengan maksud mengetahui deskripsi
tentang tingkat keterampilan berfikir kritis siswa terhadap konsep Termokimia yang dibelajarkan
dengan menggunakan metode praktikum. Desain penelitian menggunakan kuasi eksperimen.
Instrumen yang digunakan yaitu instrument test berupa pertanyaan-pertanyaan untuk menggali
tingkat keterampilan berfikir kritis siswa. Teknik pengumpulan data yaitu data hasil pretest dan
posttest. yang diperoleh di presentasikan untuk memperoleh gambaran, tingkat berfikir kritis siswa.
Analisis data menggunakan uji-t independen. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap konsep termokimia yang
dibelajarkan dengan menggunakan metode praktikum dan yang dibelajarkan dengan menggunakan
metode ceramah. Tingkat penguasaan atau pencapaian siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan metode praktikum lebih baik yang mencapai angka 95% untuk indikator pemahaman,
68% untuk indikator aplikasi dan untuk indikator analisis 36%.

Kata kunci: Keterampilan, berfikir kritis, termokimia

PENDAHULUAN dipaksa untuk mengingat serta menimbun


Pendidikan masih dijadikan sarana untuk informasi tersebut, jadi siswa hanya menampung
menciptakan manusia yang memiliki daya apa yang guru sampaikan tanpa mengetahui
kreativitas, keterampilan, dan pengembangan ilmu kegunaan dari informasi tersebut dalam kehidupan
pengetahuan sesuai dengan perubahan zaman. sehari-hari. Dalam setiap proses pembelajaran pada
Salah satu hal penting dalam pendidikan terletak mata pelajaran apapun guru lebih banyak
pada proses pembelajarannya. Perubahan zaman mendorong agar siswa dapat menghafal dan
akan mempengaruhi pendidikan sehingga menimbun sejumlah materi pelajaran. Apabila hal
berdampak langsung pada perubahan ini diterapkan pada mata pelajaran sains maka anak
pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran tidak daapat mengembangkan kemampuan untuk
yang tidak disesuaikan dengan perubahan zaman berfikir kritis dan sistematis, karena proses
akan mengalami kejumudan dan masih akan pembelajaran berfikir tidak digunakan secara baik
menciptakan manusia yang kurang mampu dalam setiap proses pembelajaran di dalam kelas
menyesuaikan dengan perubahan atau (Mutoharoh, 2011:1).
perkembangan zaman. Manusia seperti ini Selain metode pembelajaran yang kurang
biasanya tidak peka terhadap perkembangan zaman tepat, penggunaan fasilitas pendukung yang
(Saputro, 2012:1). memadai untuk menjembatani siswa dalam
Banyak sekali permasalahan pendidikan di memahami konsep yang dipelajari masih kurang
negara kita ini, salah satu masalah yang dihadapi di untuk memenuhi kebutuhan tesrsebut. Alat
dunia pendidikan saat ini adalah masalah proses pendukung pembelajaran yang dimaksud adalah
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran saat ini suatu media pembelajaran (Hartati, 2010:25).
siswa diarahkan untuk menghafal informasi, siswa
©2017 by Department of Chemistry, Jurnal Entropi Volume 12, Nomor 2, Agustus 2017 (PP. 165-172)
Gorontalo State University - Indonesia Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains
166JURNAL ENTROPI VOLUME 12 NOMOR 2 AGUSTUS 2017
Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains

Menurut Muhammad (1999:37) bahwa: Selanjutnya kimia juga diperoleh dan


belajar adalah pekerjaan yang harus dikerjakan dikembangkan berdasarkan teori / deduktif (Herti,
sendiri, diusahakan sendiri dan tidak dapat 2011:2).
menugaskan orang lain untuk mengerjakannya. Hidayati (2012:5) mengemukakan bahwa:
Belajar merupakan jenis pekerjaan yang harus Dalam mempelajari kimia tanpa menemukan fakta
melibatkan diri secara langsung kedalam pekerjaan dan konsep adalah tidak sesuai dengan proses
itu. Hal ini berarti bahwa apabila seseorang mau belajar bermakna. Kesulitan peserta didik dalam
belajar atau ingin mempelajari sesuatu, maka dia menemukan fakta dan konsep apabila tidak diatasi
sendirilah yang harus mempelajarinya. Dia tidak akan menghambat tercapainya tujuan pendidikan.
dapat memerintah atau menyewa orang lain untuk Oleh karena itu, keterampilan berfikir tingkat
kepentingannya, melainkan harus terlibat langsung tinggi untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
dalam proses belajar ini. Elaine (dalam Herti, 2011:19) bahwa:
Menurut Sardiman (2000:71) bahwa: Berfikir kritis merupakan sebuah proses yang
“Belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan
seseorang mencari tahu sesuatu yang belum mental seperti memecahkan masalah, mengambil
diketahuinya sehingga lebih mengetahui dan keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan
memahaminya. Pengertian ini lebih ditujukan pada melakukan penelitian ilmiah, menganalisis
proses mencari tahu apa yang belum diketahui pertanyaan, bertanya dan menjawab tentang suatu
sebelumnya”. penjelasan, membangun keterampilan dasar,
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan meliputi: mempertimbangkan apakah sumber dapat
bahwa, belajar merupakan proses yang dialami dipercaya atau tidak, mengamati serta
seseorang ketika memeroleh pengalaman. mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi,
Pengalaman tersebut bisa baik ataupun buruk yang menyimpulkan, mendeduksi atau
mengakibatkan terjadinya perubahan emosi dalam mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi
dirinya dan tidak mengenal tempat dan waktu. atau mempertimbangkan hasil induksi, membuat
Semua itu memberikan dampak dan perilaku serta menentukan nilai pertimbangan, memberikan
individu yang belajar. penjelasan lanjut, mendefinisikan istilah dan
Jika belajar diartikan sebagai sebuah pertimbangan definisi dalam tiga dimensi,
proses perubahan tingkah laku yang permanen mengidentifikasi asumsi, dan mengatur strategi dan
akibat pemerolehan pengalaman baru, maka taktik.
pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi Menurut Filsaime (dalam Ilaah, 2015:79)
antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. bahwa: “Terdapat delapan kecakapan berpikir
Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan kritis yang meliputi kemampuan-kemampuan
dengan cara mencari tahu tentang gejala alam untuk mengajukan berbagai pertanyaan,
secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya mengidentifikasi masalah, menguji faktafakta,
penguasaan, kumpulan pengetahuan berupa fakta- menganalisis asumsi-asumsi dan bias-bias,
fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja menghindari penalaran emosional, menghindari
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. oversimplifikasi, mempertimbangkan interpretasi-
Proses pembelajaran IPA menekankan pada dan interpretasi lain, dan mentoleransi ambiguitas.
perilaku seseorang. Pemberian pengalaman Berpikir kritis melibatkan kemampuan-
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar kemampuan analisis, interpretasi, inferensi,
peserta didik mampu menjelajahi dan memahami eksplanasi, dan evaluasi”. Hal ini menunjukkan
alam sekitar secara ilmiah. bahwa untuk meningkatkan atau memperbaiki
Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya siswa, sebagai berikut: daya berpikir kritis siswa,
diperoleh dan dikembangkan berdasarkan gaya belajar-mengajar pasif harus diubah menjadi
percobaan (induktif), pada perkembangannya. gaya belajar-mengajar aktif.
Zulpianti, Mardjan Paputungan, Opir Rumape
Ketermpilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tapa Terhadap Konsep Termokimia
Menggunakan Metode Praktikum … 167

Menurut Liliasari (dalam Herti, 2011:11), percobaan, baik yang terintegrasi maupun tak
bahwa: Berfikir kritis sebagai salah satu komponen terintegrasi dengan kegiatan non praktikum,
dalam proses berfikir tingkat tinggi, menggunakan (b) lembar kerja, (c) buku teks yang memuat
dasar menganalisis. percobaan praktikum.
Praktikum merupakan proses pemecahan 2. Sumber daya, mencakup bahan dan peralatan,
masalah melalui kegiatan manipulasi variabel dan ruang dan perabotan, asisten dan tenaga
pengamatan variabel. Praktikum merupakan salah laboran serta teknisi.
satu pengajaran yang berpusat pada peserta didik 3. Keberhasilan belajar terkait dengan
yang mengambarkan strategi-strategi pengajaran di lingkungan tempat belajar itu terselengara,
mana guru lebih memfasilitasi dari pada mengajar kegiatan di laboratorium bersifat kurang
langsung. Dalam strategi pengajaran yang berpusat formal, peserta didik bebas untuk mengamati,
pada peserta didik, guru secara sadar menempatkan berbuat dan berinteraksi secara individual
perhatian yang lebih banyak pada keterlibatan, maupun kelompok.
inisiatif, dan interaksi sosial peserta didik. 4. Keefektifan mengajar: sikap, pengetahuan,
Tujuantujuan yang banyak dicapai dengan efektif keterampilan dan perilaku guru dapat
dengan strategi pembelajaran yang berpusat pada keberhasilan dalam pencapaian tujuan belajar.
peserta didik meliputi: pengembangan proses Melalui praktikum peserta didik juga dapat
keterampilan berkomunikasi, pengembangan mempelajari sains dan pengamatan langsung
pemahaman yang mendalam tentang pelajaran terhadap gejalagejala maupun proses-proses sains,
kimia dan pengembangan keterampilan- dapat melatih keterampilan berfikir ilmiah, dapat
keterampilan penelitian dan pemecahan masalah. menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah,
Wardani (2012:13) mengemukakan dapat menemukan dan memecahkan berbagai
bahwa: Metode praktikum merupakan metode masalah baru melalui metode ilmiah dan lain
yang cocok digunakan dalam proses pembelajaran sebagainya. Kemampuan ini bias dikembangkan
Kimia dengan tujuan agar peserta didik tidak melalui kegiatan praktikum.
hanya mengetahui, tetapi juga mengalami apa yang Adapun Identifikasi masalah dalam
dipelajarinya sehingga proses belajar menjadi lebih penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)
bermakna. Pembelajaran dengan metode praktikum Pembelajaran kimia secara teori belum melatih
dapat mempermudah peserta didik dalam keterampilan berfikir kritis siswa. (2) Guru banyak
memahami keabstrakan konsep-konsep ilmu menekankan siswa pada aspek pengetahuan dan
Kimia, meningkatkan keterampilan proses peserta pemahaman dalam pembelajaran sehingga siswa
didik dan mengembangkan proses berpikir. kurang terlatih untuk mengembangkan daya
Menurut Lazarowitz dan Tamir (dalam nalarnya. (3) Banyak peserta didik yang pasif dan
Hidayati, 2012:9) bahwa: Faktorfaktor yang kurang mampu mengembangkan informasi yang
Mempengaruhi Keberhasilan Pembelajaran diperoleh.
Praktikum. Ada lima factor yang dapat Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
memfasilitasi keberhasilan pembelajaran dirumuskan permasalahan yang dikaji dalam
praktikum yaitu: kurikulum, sumber daya, penelitian ini sebagai berikut: Apakah tingkat
lingkungan belajar, keefektifan mengajar, dan keterampilan berfikir kritis peserta didik terhadap
strategi asesemen. Konsep Termokimia dapat ditingkatkan melalui
1. Kurikulum yang diimplementasikan sangat penerapan metode praktikum pada kelas XI MIA
bergantung pada bahan-bahan kurikulum SMA N 1 TAPA tahun ajaran 2015?
yang tersedia. Pelaksanaan kegiatan Berdasarkan pada rumusan masalah yang
praktikum sangat bergantung pada bahan- telah diungkapkan maka tujuan dari penelitian ini
bahan kurikulum, misalnya: (a) petunjuk adalah sebagai berikut: untuk mengetahui tingkat
praktikum yang terdiri dari beberapa keterampilan berfikir kritis peserta didik pada
168JURNAL ENTROPI VOLUME 12 NOMOR 2 AGUSTUS 2017
Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains

Konsep Termokimia dengan menggunakan metode dianggap homogen yaitu mempunyai kemampuan
praktikum pada kelas XI IPA SMA N 1 TAPA yang sama.
tahun ajaran 2015.
Prosedur
METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan menggunakan
Jenis Penelitian metode deskriptif Kuantitatif. Adapun Desain
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuasi eksperimen dipilih untuk penelitian.Data,
deskriptif kuantitatif. Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan yaitu
Waktu dan Tempat Penelitian
instrument test berupa pertanyaanpertanyaan untuk
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1
menggali tingkat keterampilan berfikir kritis siswa.
Tapa Kabupaten Bone Bolango untuk kelas XI
Berupa pretest dan posttest yang dilakukan pada
IPA.
awal dan akhir pembelajaran.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Variabel yang digunakan dengan indikator
kelas XI berjumlah 82 yang terdiri dari 3 kelas. sebagai berikut : (1) Memahami, (2)
Pada penelitian ini sampel yang digunakan yaitu Mengaplikasikan dan (3) Menganalisis. Dalam
kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3, yang akan diuji pengumpulan data pada penelitian ini, dilakukan
tingkat keterampilan kritis siswa. Semua siswa dengan cara pemberian test.dapat dilihat pada
Tabel 1.
Table 1. Deskripsi instrument penelitian
Kata operasional
No Kategori No. Soal Ranah kognitif
yang digunakan
1 Pemahaman 2 Mencontohkan C2
3 Menerapkan C3
4 Mengilustrasikan C3
2 Aplikasi
6 Menafsirkan C3
7 Menerapkan C3
1 Menggolongkan C4
3 Analisis 5 Mengkategorikan C4
8 Menemukan C4

Hipotesis diamati melalui kegiataan praktikum dan


Ho= Tidak terdapat peningkatan keterampilan kemampuan berfikir kritis siswa melalui hasil test.
berfikir kritis siswa pada konsep termokimia Kemudian untuk mengetahui kuatnya
dengan menggunakan metode praktikum. hubungan antara variable dilakukan analisis data
H1= Terdapat peningkatan keterampilan berfikir dalam hal ini menggunakan teknik analisis statistik
kritis siswa pada konsep termokimia dengan uji tindependen. Rumus persamaan uji-t
menggunakan metode praktikum. independen, sebagai berikut.
Teknik Analisis Data ̅̅̅ ̅̅̅2
𝑋1 − 𝑋
𝑡=
Analisis data yang digunaakan dalam 1 2
penelitian ini adalah statistic deskriptif yang √√𝑆2 + 𝑆2
𝑛1 𝑛2
digunakan untuk menganalisis data dengan cara
Dimana:
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
t = nilai hitung
telah dikumpulkan. Data di kelompokan
𝑋̅1 = nilai rata-rata kelas eksperimen
berdasarkan aktivitas atau kegiatan siswa yang
Zulpianti, Mardjan Paputungan, Opir Rumape
Ketermpilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tapa Terhadap Konsep Termokimia
Menggunakan Metode Praktikum … 169

̅𝑋2 = nilai rata-rata kelas control Tabel 2. Hasil Pengujian Prasyarat Uji Normalitas
n1 = jumlah anggota kelas eksperimen Data
n2 = jumlah anggota kelas control Pre-test Post-test
Kelas
Lhitung Ltabel Lhitung Ltabel
𝑆 = simpangan baku
Kontrol 0,147 0,179 0,108 0,179
𝑆12 = Standar deviasi kelompok eksperimen
Eksperimen 0,166 0,183 0,110 0,183
𝑆22 = Standar deviasi kelompok kontrol

HASIL DAN PEMBAHASAN (b) Pengujian Homogenitas Varians Hipotesis:


Ho: Kedua kelas memiliki varians yang sama
Hasil Penelitian (homogen).
1) Analisis Hasil Uji Coba Instrumen H1: Kedua kelas memiliki varians yang tidak
Instrumen penelitian yang diujicobakan sama (tidak homogen).
berupa soal tes tertulis berbentuk essai yang terdiri Kriteria pengujiannya adalah terima Ho
atas 8 butir soal. Hasil validasi instrumen jika Fhitung < Ftabel, dalam keadaan lain ditolak Ho.
penelitian yang terdiri atas tes pemecahan masalah,
pada taraf signifikansi  = 5%. Berdasarkan data
dinyatakan valid oleh validator. Instrumen tes
hasil perhitungan varians kedua kelas diperoleh
tertulis terdiri atas tiga soal pemecahan masalah,
Fhitung sebesar 1,053 sedangkan Ftabel sebesar 2,04.
untuk mengetahui tingkat keterampilan berfikir
Karena Fhitung = 1,053 < Ftabel =2,04, maka terima
kritis siswa yang terdiri dari kategori soal
Ho, yang artinya kedua kelas memiliki varians
pemahaman, aplikasi dan analisis. Pengujian
yang homogen.
instrument dilakukan melalui tahap uji reliabilitas
3. Pengujian Hipotesis Penelitian
yang memperoleh hasil perhitungan dengan angka
Langkah-langkah pengujian hipotesis
0,664.
penelitian:
Perencanaan kegiatan praktikum
(a) Hipotesis H0 dan H1 dalam kalimat:
dilaboratorium yang dilakukan oleh guru mata
H0: kemampuan berpikir kritis siswa yang
pelajaran meliputi pembuatan rencana pelaksanaan
dibelajarkan dengan menggunakan metode
pembelajaran (RPP), silabus dan petunjuk
praktikum lebih rendah atau sama daripada
praktikum.
kemampuan berpikir kritis siswa yang diajar
Berdasarkan LKS praktukum siswa
dengan metode ceramah pada konsep
diharapkan dapat: (a) menafsirkan reaksi yang
termokimia
tergolong reaksi eksoterm dan reaksi endoterm
H1: kemampuan berpikir kritis siswa yang
yang mencakup dalam indikator aplikasi. (b)
dibelajarkan dengan menggunakan metode
menyimpulkan hasil praktikum yang mencakup
praktikum lebih tinggi daripada kemampuan
dalam indikator analisis.
berpikir kritis siswa yang diajar dengan
2) Analisis Data
metode ceramah pada konsep termokimia.
Hasil tes pemecahan masalah yang telah
Hipotesis statistik:
diperoleh selanjutnya dilakukan analisis data
H0 : µ 1 ≤ µ 2
dengan menggunakan uji-t independen.
H1 : µ > µ
(a) Uji Normalitas Data
(b) Menghitung Nilai Varians
Hipotesis yang akan diuji dinyatakan
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai
sebagai berikut:
varians, dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai
Ho: Data berdistribusi normal
berikut:
H1: Data tidak berdistribusi Normal.
Tabel 3. Nilai Varians
Kriteria pengujiannya adalah terima Ho
No Kelas Varians
jika Lhitung  Ltabel, dalam keadaan lain tolak Ho 1 Kontrol 382,806
pada taraf signifikansi  =5%. Berikut data dapat 2 Eksperimen 363,690
dilihat pada Tabel 2.
170JURNAL ENTROPI VOLUME 12 NOMOR 2 AGUSTUS 2017
Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains

(c) Membandingkan anatara thitung dengan ttabel. tepat. Sedangkan untuk kategori soal mudah yaitu
Berdasarkan hasil perhitunganmdiprolah hasil soal nomor 2 dan 6, hal ini dapat dilihat dari hasil
thitung = 3,303 > ttabel = 1,6785 maka Ho ditolak jawaban siswa yang menunjukkan sebagian besar
dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan siswa mampu memberikan jawaban yang tepat.
bahwa kemampuan berpikir kritis siswa yang Berdasarkan data hasil penilaian maka
dibelajarkan dengan metode praktikum lebih dapat digambarkan hasil nilai posttest, dapat dilihat
tinggi daripada kemampuan yang dibelajarkan pada Gambar 1, sebagai berikut:
dengan metode ceramah pada konsep
termokimia.
Pembahasan
Proses pembelajaran menggunakan metode
praktikum berhasil membentuk keterampilan
berpikir kritis siswa. Berpikir kritis telah menjadi
salah satu kompetensi dari tujuan pendidikan.
Salah satu tujuan pendidikan adalah siswa
mampu memahami, mengaplikasi dan
menganalisis dalam menyelesaikan permasalahan. Gambar 1. Diagram nilai hasil post-test
Berpikir kritis dapat membantu siswa dalam Berdasarkan hasil penelitian keterampilan
meningkatkan pemahaman materi yang dipelajari. berfikir kritis yang dilakukan pada siswa kelas XI
Selain itu, konsep yang diperoleh akan lebih lama SMA N 1 Tapa. Adapun beberapa indikator yang
tersimpan dalam memori karena siswa terlibat aktif akan diteliti, yaitu indikator untuk kategori
dalam pembelajaran untuk menemukan konsep pemahaman, kategori aplikasi dan indikator untuk
secara mandiri. kegiatan praktikum yang dilakukan kategori analisis. Jika dianalisis per butir soalnya,
kurang maksimal hal ini dikarenakan kurang soal tersulit untuk mereka jawab adalah soal nomor
tersedianya alat dan bahan di laboratorium 3 dan 8 dengan indikator aplikasi, dalam hal ini
sehingga praktikum yang dilakukan hanyalah menghitung data energi ikatan dan indikator
praktikum sederhana dalam hal ini pengukuran analisis dalam hal ini menentukan harga perubahan
kalor reaksi eksoterm dan endoterm menggunakan entalpi berdasarkan hukum hess, karena siswa
termometer. kurang mampu memberikan jawaban yang tepat
Namun, hasil yang diharapkan tercapai dalam mengerjakan soal. Untuk kategori soal
karena kegiatan praktikum yang dilakukan siswa sedang yaitu soal nomor 1,4,5,7.
dapat memberikan kontribusi terhadap rasa ingin Berdasarkan hasil penilaian maka dapat
tahu terhadap proses pembelajaran selanjutnya, digambarkan hasil persentase dari masing-masing
sehingga dapat membangkitkan tingkat berfikir indikator, dapat dilihat pada Gambar 2.
kritis siswa. Kegiatan pembelajarana diawali Bardasarkan data hasil pengujian tingkat
dengan pemberian konsop dasar yaitu kompetensi berfikir kritis siswa dapat dilihat bahwa pada
dasar satu termokimia dalam hal ini materi reaksi indikator pemahaman yang mencapai angka 95%
eksoterm dan endoterm, yang selanjutnya di pada kelas eksperimen dan memenuhi tingkat
lakukan praktikum sederhana. penguasaan siswa sangat baik, di bandingkan
Sehingga diperoleh yang mana siswa dapat dengan kelas siswa yang diajar dengan metode
menggolongkan, menafsirkan, dan menyipulkan ceramah pada konsep termokimia yang diajukan
hasil praktikum, kemudian dilanjutkan dengan diterima, hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan
pemberian materi kompetensi dasar dua yang t-test dimana thitung yang diperolah serta sikap,
membahas tentang perubahan entalpi, hukum hess pengetahuan dasar, keterampilan dan perilaku
dan energi ikatan. Hanya sebagian siswa yang siswa baik dalam hal proses belajar maupun
mampu menyelesaikan soal dengan jawaban yang kegiatan praktikum, kurang tersedianya bahan dan
Zulpianti, Mardjan Paputungan, Opir Rumape
Ketermpilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tapa Terhadap Konsep Termokimia
Menggunakan Metode Praktikum … 171

peralatan laboratorium dapat mempengaruhi tingkat penguasaan siswa rendah, hal ini
kegiatan praktikum yang seharusnya dapat dikarenakan kurikulum yang diimplementasikan,
meningkatkan daya tarik siswa dalam mempelajari tercermin dalam proses pembelajaran dan
materi yang dibelajarkan maupun materi lingkungan belajar kurang tersedia seperti halnya
selanjutnya, serta dapat meningkatkan tingkat buku mata pelajaran, yang seharusnya dimiliki
berfikir kritis siswa sebesar 3,303 lebih besar oleh setiap siswa.
dibandingkan ttabel = 1,6785, pada taraf signifikan α
= 0,05. PENUTUP

95% Kesimpulan
78% Berdasarkan pembahasan yang
68% dikemukakan, maka peneliti memperoleh beberapa
52% Pemahaman kesimpulan yang berkaitan dengan meningkatkan
36% Aplikasi kemampuan berpikir kritis kelas XI di SMA N 1
22%
Analisis Tapa. Melalui penerapan metode praktikum dalam
pembelajaran konsep termokimia.
1. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan
Kontrol Eksperimen berpikir kritis siswa terhadap konsep
termokimia yang dibelajarkan dengan
Gambar 2. Diagram tingkat keterampilan berfikir
menggunakan metode praktikum dan yang
kritis.
dibelajarkan dengan menggunakan metode
Berdasarkan data hasil perhitungan yang
ceramah, pada siswa kelas XI di SMA N 1
diperoleh dari hasil analisis, yang dihubungkan
Tapa.
dengan kriteria pengujian statistik, bahwa H0
2. Tingkat penguasaan atau pencapaian siswa
ditolak dan H1 diterima yang menyatakan bahwa
yang dibelajarkan dengan menggunakan
terdapat peningkatan keterampilan berfikir siswa
metode praktikum lebih baik yang mencapai
yang dibelajarkan dengan menggunakan penerapan
angka 95% untuk indikator pemahaman, 68%
metode praktikum pada siswa kelas XI SMA N 1
untuk indikator aplikasi dan untuk indicator
Tapa “diterima”.
analisis 36%.
Dari hasil penelitian, maka peneliti
berpendapat bahwa, pada dasarnya terjadi Saran
peningkatan keterampilan berfikir kritis siswa 1. Pembelajaran dengan metode praktikum dapat
SMA kelas XI terhadap konsep termokimia, diimplementasikan untuk topik lain agar siswa
namun dari hasil pengamatan, pengumpulan data dapat mengembangkan Keterampilan Berfikir
dan hasil analisis data diperoleh hasil dimana pada Kritisnya.
indikator pemahaman yang mencapai angka 95% 2. Dalam penelitian ini dapat memberikan
pada kelas eksperimen dan memenuhi tingkat beberapa informasi untuk ditindak lanjuti
penguasaan siswa sangat baik, di bandingkan dalam penelitian mendatang yaitu tahap
dengan kelas kontrol yang memenuhi kategori pemberian praktikum khususnya ketersediaan
tingkat penguasaan siswa baik. Sedangkan untuk bahan di laboratorium sangat membantu siswa
indikator aplikasi pada kelas eksperimen mencapai dalam mengembangkan Keterampilan Berfikir
68% dengan kategori tingkat penguasaan siswa Kritisnya dalam hal mengaplikasikan meteri
cukup dan untuk kelas kontrol mencapai angka yang telah dipelajari, sehingga siswa lebih
52% dengan kategori penguasaan siswa rendah, termotifasi dalam proses pembelajaran
dan untuk indikator analisi mencapai 21,74% selanjutnya.
untuk kelas kontrol dan 36% untuk kelas
eksperimen yang keduanya mencapai kategori
172JURNAL ENTROPI VOLUME 12 NOMOR 2 AGUSTUS 2017
Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains

DAFTAR PUSTAKA Pada Konsep Laju Reaksi. Disertasi. Program


Sarjana Universitas UIN Syarif Hidayatullah.
Herti, Patmawati. 2011. Analisis Keterampilan Jakarta
Berfikir Kritis Siswa pada Pembelajaran
Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit dengan Muhamad. 1999, Bimbingan Belajar di Perguruan
Metode Praktikum. Jakarta Tinggi, Depdikbud. Jakarta Saputro, Hanri
Eko dan Bertha Yonata. 2012. Implementasi
Hidayati, Nunik. 2012. Penerapan metode metode guided discovery Dalam
praktikum dalam Pembelajaran kimia untuk Pembelajaran PAI Di SMP negeri 1 Lasem
meningkatkan Keterampilan berfikir tingkat Kabupaten Rembang. Semarang: IAIN
tinggi siswa Pada materi pokok Walisongo.
kesetimbangan kimia kelas XI smk diponegoro
banyuputih batang. Fakultas Tarbiyah. Sardiman. 2000. Perencanaan Pengajaran. Bina
Semarang Ilmu. Jakarta
Ilaah, Yuny Faidlul. 2015. Journal of Chemical Wardani, Dwi Kusuma. 2012. Analisis Penerapan
Education ISSN: 2252-9454 Vol. 1, No. 1, pp. Metode Praktikum Pada Pembelajaran Kimia
UNESA. Surabaya Mutoharoh, Materi Pokok Hidrolisis Garam Kelas XI.
Fakultas Tarbiyah.
Siti. 2011. Pengaruh Model Guided Discovery
Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa

Anda mungkin juga menyukai