Anda di halaman 1dari 10

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DENGAN METODE EKSPERIMEN

PADA MATA PELAJARAN IPA DI SMP NEGERI 4 GORONTALO

Marhamah I. Kiay

Abstrak
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis beberapa keterkaitan dengan kualitas pelaksanaan
model eksperimen dengan ketrampilan proses sains siswa yakni, 1). Untuk mengetahui dan menganalisis model
pembelajaran eksperimen dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa, 2). Untuk mengetahui dan
menganalisis ketrampilan proses sains siswa melalui model eksperimen.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
metode eksperimen dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa ditinjau dari hasil pengamatan aspek
keterampilan proses sains siswa. Aspek ini memperoleh rata-rata presentasi dari siklus I ke siklus II yakni 77.50
% naik menjadi 90 %. Aktivitas belajar siswa dari siklus I, II masing-masing sebesar 73.13 % dan 87.50 %. Hasil
ulangan harian pada siklus I, dan II diperoleh hasil pada siklus I jumlah siswa yang hadir 32 siswa, dari jumlah
tersebut siswa yang memperoleh nilai minimal 75 adalah 25 siswa atau (78.13) dan yang mencapai nilai kurang
dari 75 masih 7 siswa atau (21.88 %). Siklus II siswa yang memperoleh nilai di atas 75 ada 29 siswa (90.63 %)
dan memperoleh nilai kurang 3 siswa atau (9.38 %). Daya serap siswa pada siklus I sebesar 77.50, siklus II
sebesar 85.23. Hasil analisis dari tiap siklus penelitian sudah sesuai dengan hipotesis tindakan dan indikator
kinerja, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan metode eksperimen sangat baik diterapkan pada proses
pembelajaran IPA.

Kata kunci: Keterampilan proses sains dan metode eksperimen

PENDAHULUAN Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan,


` perlu penerapan metode pembelajaran yang tepat
Prestasi belajar IPA ditentukan oleh agar siswa dapat menerima materi pelajaran
kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. secara sempurna. Salah satu upaya untuk
IPA adalah bangun pengetahuan yanng mencapai tujuan pembelajaran, khususnya mata
menggambarkan usaha, temuan, wawasan, dan pelajaran IPA, perlu penerapan metode eksperimen
kearifan yang bersifat kolektif dari umat manusia. Di dengan menngguanakan LKPD. Dengan metode ini
samping itu IPA, merupakan aktifitas manusia yang siswa dituntut terampil merangkai alat-alat
bertujuan menemukan keteraturan alam melalui praktikum sesuai dengan petunjuk LKPD. Namun
pengukuran dan eksperimen. Sebagai bangun kenyataan di lapangan dengan metode inipun siswa
penngetahuan IPA tersusun atas fakta, konsep, masih membutuhkan waktu yang ralatif lama. Hal
prinsip, hukum dan teori, sedangkan sebagai ini berarti siswa masih menemui kesulitan.
aktifitas IPA merupakan cara berpikir yang bersifat Untuk mengatasi kesulitan siswa, guru
dinamis dalam rangka menemukan kebenaran dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran harus
suatu ilmu. memiliki pengetahuan yang cukup. Guru harus
Salah satu bahan kajian dalam ruang memberikan penjelasan tentang cara merangkai
lingkup IPA untuk SMP adalah bekerja ilmiah yang alat-alat sesuai dengan gambar skema yang ada di
meliputi aspek-aspek antara lain; penelitian, LKPD, dalam baentuk petunjuk yang mudah
berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreatifitas dipahami oleh siswa.
dan pemecahan masalah, dan sikap dan nilai Media pembelajaran, yang berupa alat-alat
ilmiah. Pembelajaran IPA merupakan serangkaian laboratorium, sangat diperlukan dalam kegiatan
proses yang kompleks dan saling berhubungan pembelajaran yang mennggunakan maetode
antara materi satu dengan lainnya. Haryanto, eksperimen. Dalam konteks ini, diharapkan siswa
(2000: 24) mengemukakan bahwa konsep awal dapat menemukan kesesuaian antara teori yang
yang diterima peserta didik menjadi syarat untuk diterima dengan hasil eksperimen yang
penguasaan konsep berikutnya. Pengetahuan awal dilaksanakan. Dengan demikian kegiatan
peserta didik pada setiap pengalaman belajarnya pembelajaran melalui metode eksperimen dapat
akan berpengaruh terhadap bagaimana mereka memanfaatkan waktu secara lebih efektif.
akan belajar dan apa yang akan dipelajari Berdasarkan latar belakang yang diuraikan
selanjutnya. di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
Kesulitan siswa dalam mempelajari IPA mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan
terjadi karena pelajaran itu sangat tergantung pembelajaran IPA melalui pendekatan eksperimen
bagaimana cara guru mengajarkan mata pelajaran dengan LKPD dapat meningkatkan keterampilan
yang bersangkutan kepada siswa. Guru sebaiknya siswa pada konsep kemagnetan diangkat dengan
dapat mengubah rasa takut anak terhadap judul: “Meningkatkan keterampilan proses sains
pelajaran IPA menjadi senang dapat siswa dengan metode eksperimen pada mata
membangkitkan minat dan keaktifan siswa dalam pelajaran IPA di SMP Negeri 4 Gorontalo”,
mengikuti pelajaran. Banyak cara bagi seorang
guru untuk menyampaikan materi pelajaran yang KAJIAN TEORI DAN INDIKATOR KINERJA
dapat membuat siswa merasa senang, diantaranya Keterampilan Proses Sains
adalah dengan menggunakan model dan Sebagai salah satu mata pelajaran di
pendekatan yang tepat dalam kegiatan sekolah, IPA dengan visi dan misinya yang antara
pembelajaran. lain berupaya mendidik siswa berilmu dan

Volume 03, Nomor 2 , Mei 2018 | 138


berketerampilan unggul serta “open minded”, dan Menengah menyatakan bahwa IPA
memiliki etos kerja, melatih melakukan penelitian berhubungan dengan cara mencari tahu tentang
sesuai proses/metode ilmiah, dan belajar dengan alam secara sistematis. IPA bukan hanya
mengaplikasikan pengetahuan terbaiknya, penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
mempunyai sikap disiplin, jujur dan bertanggung fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip
jawab. Di samping itu juga bersikap peka, tanggap saja tetapi juga merupakan suatu proses
dan berperan aktif dalam menggunakan IPA untuk penemuan. Pembelajaran IPA sebaiknya
memecahkan problem lingkungannya. Melalui dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk
penguasaan mata pelajaran IPA, baik proses, menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan
produk, maupun sikap yang baik, siswa diharapkan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya
mampu mengembangkan ilmunya, bertenggang sebagai aspek penting kecakapan hidup.
rasa, mampu membina kerja sama yang sinergis Pembelajaran IPA di sekolah menekankan pada
demi tercapainya efisiensi dan efektifitas, kualitas pemberian pengalaman belajar secara langsung
serta kesuksesan nyata bagi siswa. melalui penggunaan dan pengembangan
Proses pembelajaran IPA seharusnya tidak keterampilan proses dan sikap ilmiah sehingga
saja menyangkut olah pikir (mind-on) akan tetapi peserta didik memiliki kemampuan yang di
juga memperhatikan olah tangan (hands-on) yang antaranya adalah memiliki keterampilan proses
berupa kerja praktek. Melalui kerja praktek siswa untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan
dapat mengembangkan keterampilan proses IPA, masalah dan membuat keputusan dengan
kompetensi psikomotoriknya bahkan ada menerapkan keterampilan proses sains secara
kemungkinan juga dapat berkembangnya aspek ilmiah sehingga berkembang kemampuan berpikir
afektif. Kegiatan praktek dapat berupa demonstrasi kreatif pada diri peserta didik.
yanng dilakukan oleh guru, oleh kelompok siswa Dalam konteks pengembangan kreativitas
baik di dalam kelas, di laboratorium maupun di pada diri peserta didik, Cochran & Lytle (2006:668-
lapangan. 693) menyatakan perlunya untuk menciptakan
Kegiatan pembelajaran merupakan interaksi, lingkungan yang kondusif yang benar-benar
atau hubungan timbal balik antara guru dengan mendukung kegiatan belajar. Peserta didik
siswa. Pengertian ini menyiratkan proses saling dikondisikan agar lebih dimungkinkan aktif dengan
memberi dan menerima “give and take”. Dengan gagasan mereka, bukan sekedar menjawab dengan
demikian tehnik dan metode pembelajaran yang cara dihafal tanpa pikir. Miller (2005:65) membuat
tepat sangat diperlukan untuk mencapai tujuan definisi sederhana tentang kreatif yaitu sesuatu
pembelajaran yang sudah ditetapkan. yang bukan hasil duplikasi/tiruan (copy)
IPA sebagai ilmu terdiri dari produk dan dikategorikan sesuatu yang kreatif. Dengan
proses. Produk IPA terdiri atas fakta, konsep, demikian, kreativitas keterampilan proses sains
prinsip, prosedur, teori, hukum dan postulat. Semua dapat diajarkan dengan meminta peserta didik
itu merupakan ranngkaian produk yang diperoleh berinisiatif sendiri dengan atau tanpa diberi contoh
melalui serangkaian proses penemuan ilmiah terlebih dahulu. Michalko (2000:18-21)
melalui metode ilmiah yang didasari oleh sikap mengemukakan cara mengembangkan
ilmiah. Sesuai dengan tahap perkembangan kognitif kemampuan berpikir peserta didik dengan
siswa, aspek psikomotorik yang dapat dilatihkan melakukan (1) substitusi, (2) kombinasi, (3)
kepada siswa SMP adalah yang mendukung penyesuaian pada situasi lain, (4) modifikasi atau
pengembangan keterampilan proses IPA dasar, penambahan, (5) penempatan sesuatu untuk
yaitu kompetensi menggunakan alat ukur dan penggunaan yang lain, (6) eliminasi atau
mengoperasionalkan alat-alat sederhana. pengurangan, dan (7) penyusunan kembali atau
Hakikat belajar Ilmu Pengetahuan Alam pemutarbalikan.
(IPA) adalah melatih peserta didik menjadi saintis Devi (2010: 25) menyatakan bahwa
untuk melakukan investigasi baru terhadap pendekatan pembelajaran adalah proses penyajian
fenomena alam untuk menemukan produk ilmiah isi pembelajaran kepada peserta didik untuk
yang baru melalui proses ilmiah berlandaskan sikap mencapai kompetensi tertentu dengan suatu atau
ilmiah. Produk ilmiah baru tersebut berupa fakta, beberapa metode pilihan. Pendekatan keterampilan
konsep, generalisasi, prinsip, teori dan hukum proses adalah perlakuan yang diterapkan dalam
(Carin & Sund, 1989:6). Proses ilmiah tersebut pembelajaran yang menekankan pada
melibatkan berbagai keterampilan proses sains pembentukan keterampilan memperoleh
seperti keterampilan mengamati dan mengoleksi pengetahuan kemudian mengkomunikasikan
data, melakukan pengukuran, mengorganisasikan perolehannya. Keterampilan memperoleh
data, menglasifikasi, merumuskan hipotesis, pengetahuan dapat dengan menggunakan
membuat prediksi, melakukan percobaan, kemampuan olah pikir (psikis) atau kemampuan
menganalisis data, membuat inferensi (menarik olah perbuatan (fisik). Hal senada disampaikan oleh
simpulan), membuat model, dan berkomunikasi Hosnan (2014: 370), pendekatan keterampilan
secara ilmiah. Towle, (1989:16-31) jika proses proses adalah pendekatan dalam proses belajar
ilmiah tersebut disusun dalam suatu urutan tertentu mengajar yang menekankan pada keterampilan
dan digunakan untuk memecahkan suatu memperoleh pengetahuan dan mengomunikasikan
permasalahan yang dihadapi, rangkaian proses perolehannya itu. Keterampilan proses berarti pula
ilmiah itu menjadi suatu metode ilmiah. sebagai perlakuan yang diterapkan dalam proses
Depdiknas, (2006:484) dalam lampiran pembelajaran dengan mengunakan daya pikir dan
Peraturan Menteri Pendidikan nasional Nomor 22 kreasi secara efektif dan efisien guna mencapai
Tahun 2006 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar tujuan. Tujuan keterampilan proses adalah

139 | JPs: Jurnal Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan


mengembangkan kreativitas peserta didik dalam Peran guru dalam mengembangkan
belajar sehingga peserta didik secara aktif dapat keterampilan proses menurut Devi (2010: 30)
mengembangkan dan menerapkan adalah sebagai berikut:
kemampuannya. Peserta didik belajar tidak hanya a. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan-
untuk mencapai hasil, melainkan juga belajar kegiatan yang memberikan kesempatan
bagaimana belajar. kepada peserta didik untuk menggunakan
Keterampilan proses menurut Rustaman keterampilan proses
(2003: 23) adalah keterampilan yang melibatkan b. Memberikan dorongan kepada peserta didik
keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, untuk menggunakan keterampilan proses
manual, dan sosial. Peserta didik menggunakan c. Memberikan bimbingan kepada peserta didik
pikirannya/ keterampilan kognitif dalam melakukan dalam mengembangkan keterampilan
keterampilan proses. Keterampilan manual jelas proses
terlihat pada saat menggunakan alat dan bahan, Pendekatan keterampilan proses akan
pengukuran, penyusunan, atau perakitan alat. efektif jika sesuai dengan kesiapan intelektual. Oleh
Keterampilan sosial terlihat ketika terjadi interaksi karena itu, penerapan pendekatan keterampilan
peserta didik, misalnya mendiskusikan hasil proses harus tersusun menurut aturan yang logis
pengamatan dan sesuai dengan tingkat kemampuan dan
Chiappetta & Koballa (2010: 132), membagi pengalaman peserta didik.
keterampilan proses sains (science process skill)
menjadi dua, yaitu keterampilan proses sains dasar Metode Eksperimen.
dan terintegrasi. Keterampilan proses sains dasar Implementasi metode eksperimen sangat
mencakup mengpengamatan/ mengamati, membantu siswa dalam proses belajar. Dengan
mengklasifikasikan, hubungan ruang/waktu, metode ini siswa diberi kesempatan untuk
menggunakan bilangan, melakukan pengukuran, mengalami sendiri atau melakukan sendiri,
menginferensi, memprediksi. Keterampilan proses mengikuti proses, mengamati suatu objek,
sains terintegrasi mencakup merumuskan definisi menganalisis, membuktikan, dan menarik
operasional, memformulasikan model, mengontrol kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan
variabel, menginterpretasi data, merumuskan atau proses tertentu. Dengan demikian, siswa
hipotesis, melakukan eksperimen. dituntut untuk mengalami sendiri, mencari
Peran keterampilan proses menurut Dahar kebenaran atau mencoba mencari suatu hukum
(1985) sebagaimana diungkapkan oleh Devi (2010: atau dalil dan menarik kesimpulan dari proses yang
29) sebagai berikut: dialaminya
a. Membantu peserta didik belajar Eksperimen merupakan kegiatan terinci
mengembangkan pikirannya yang direncanakan untuk menghasilkan data dalam
b. Memberi kesempatan kepada peserta didik menjawab suatu masalah atau menguji suatu
untuk melakukan penemuan hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika
c. Meningkatkan daya ingat variabel yang dimanipulasi dan jenis respon yang
d. Memberikan kepuasan intrinsik bila peserta diharapkan dinyatakan secara jelas dalam suatu
didik telah berhasil melakukan sesuatu hipotesis, juga penentuan kondisi-kondisi yang
e. Membantu peserta didik mempelajari akan dikontrol sudah tepat. Melatihkan
konsep-konsep sains. merencanakan eksperimen tidak harus selalu
Lebih lanjut Devi (2010:29) menjelaskan dalam bentuk penelitian yang rumit, tetapi cukup
bagaimana pendekatan keterampilan ini digunakan. dilatihkan dengan menguji hipotesis-hipotesis yang
Pendekatan keterampilan proses diaplikasikan berhubungan dengan konsep-konsep di dalam
pada pembelajaran dengan menggunakan prinsip- kurikulum. Metode ini didasarkan pada pemahaman
prinsip sebagai berikut: bahwa fisika mempelajari tentang gejala, alat
a. Di dalam menyusun strategi mengajar, pembelajaran fisika yang dikemukakan oleh
pengembangan keterampilan proses Brokhous (1972) dalam Herbert Oruyes (1996: 3).
terintegrasi dengan pengembangan produk Dalam pembelajaran IPA siswa harus
IPA dibiasakan untuk melaksanakan eksperimen,
b. Keterampilan proses IPA, mulai dari pengamatan, mengumpulkan data, menguji konsep
mengamati hingga mengajukan pertanyaan dan menarik suatu kesimpulan. Siswa diberi
tidak perlu merupakan suatu urutan yang kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-
harus diikuti dalam mengajarkan IPA konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya
c. Setiap pendekatan atau metode mengajar dapat diaplikasikan dalam kehidupannya. Sumantri
yang diterapkan dalam pengajaran IPA (1999:53) mengemukakan bahwa “metode
dapat digunakan untuk mengembangkan eksperimen adalah sebagai cara belajar mengajar
keterampilan proses IPA. Jumlah dan yang melibatkan peserta didik dengan mengalami,
macam keterampilan proses IPA tidak perlu menguji dan membuktikan sendiri proses dan hasil
sama untuk setiap metode, asal sesuai percobaan.” Sedangkan menurut Djamarah (1995:
dengan tingkat perkembangan anak dan 22) mengemukakan bahwa “metode eksperimen
materi yang diajarkan adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa
d. Pendekatan keterampilan proses tidak melakukan percobaan dengan membuktikan sendiri
hanya dapat dikembangkan melalui kegiatan sesuatu yang dipelajari”.
eksperimen atau praktikum, tetapi dapat Menurut Sagala, dkk (2009) metode
pula dilatihkan melalui kegiatan non eksperimen dalam pembelajaran adalah cara
eksperimen atau diskusi. penyajian bahan pelajaran yang memungkinkan

Volume 03, Nomor 2 , Mei 2018 | 140


siswa melakukan percobaan untuk membuktikan b. Membantu peserta didik dalam
sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang mengembangkan konsep.
dipelajari. Definisi ini sejalan dengan pendapat c. Melatih peserta didik dalam menemukan dan
Roestiyah yang menyatakan bahwa metode mengembangkan keterampilan proses.
eksperimen adalah salah satu cara mengajar, d. Sebagai pedoman pendidik dan peserta
dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang didik dalam melaksanakan proses
sesuatu hal, mengamati prosesnya serta pembelajaran.
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil e. Membantu peserta didik memperoleh
pengamatan itu disampaikan ke kelas dan catatan tentang materi yang dipelajari
dievaluasi oleh guru. Implementasi pembelajaran melalui kegiatan belajar. Membantu peserta
eksperimen selalu menuntut penggunaan alat bantu didik untuk menambah informasi tentang
yang sebenarnya karena esensi pembelajaran ini konsep yang dipelajari melalui kegiatan
adalah mencobakan sesuatu objek. Oleh karena itu, belajar secara sistematis.
dalam prosesnya selalu mengutamakan aktivitas
siswa sehingga peran guru cenderung lebih banyak METODE PENELITIAN
sebagai pembimbing dan fasilitator. Ada tiga tahap Setting Penelitian
atau prosedur dalam melaksanakan metode Setting dalam penelitian ini meliputi: tempat
eksperimen, yaitu: 1) tahap persiapan, 2) tahap dan waktu, sebagai berikut.
pelaksanaan, dan 3) tahap tindak lanjut 1. Tempat Penelitian
Anitah (2007) menjelaskan kelebihan dan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di
kelemahan metode eksperimen adalah sebagai SMP Negeri 4 Gorontalo untuk mata pelajaran IPA
berikut. fisika. Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah
Keunggulan metode eksperimen adalah: siswa VII5 di SMP Negeri 4 Gorontalo yaitu VII5
a. membangkitkan rasa ingin tahu siswa tahun pelajaran 2017/2018.
b. membangkitkan sikap ilmiah siswa 2. Waktu Penelitian
c. membuat pembelajaran bersifat aktual Penelitian ini dilaksanakan pada awal tahun
d. membina kebiasaan belajar kelompok ajaran baru 2017/2018, yaitu bulan Agustus 2017
maupun individu. sampai dengan bulan Oktober 2017. Penentuan
Kelemahan atau kendala-kendala yang waktu penelitian mengacu pada kalender akademik
kemungkinan perlu diantisipasi oleh guru jika sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus
menerapkan metode eksperimen, di antaranya: yanng membutuhkan proses belajar mengajar yang
a. memerlukan alat dan biaya yang cukup efektif di kelas.
banyak Rancangan Tindakan
b. memerlukan waktu yang relatif lama Penelitian tindakan kelas ini dirancang
c. sangat sedikit sekolah yang memiliki dengan memperhatian prosedur tahapan dalam
fasilitas eksperimen siklus. Tiap siklus akan dilaksanakan sesuai
Dari keunggulan dan kelemahan metode dengan perubahan yang ingin dicapai seperti yang
eksperimen di atas, maka guru sebagai fasilitator telah didesain dalam faktor yang diselidiki. Untuk
mampu mengatasi sehingga proses belajar tidak setiap siklus dijabarkan dalam :
terganggu dan hasil belajar siswa mencapai nilai 1. Pendahuluan
yang maksimal. a. Membuat Rencana Pelaksanaan
Perencanaan guru dalam Pembelajaran
mengimplementasikan pendekatan keterampilan b. Membuat lembar pengamatan untuk
proses dituangkan dalam bentuk Rencana melihat bagaimana kondisi belajar
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar mengajar di kelas ketika metode
Kerja Peserta Didik (LKPD). Format RPP yang diaplikasikan
digunakan harus memenuhi tujuh komponen yaitu c. Membuat lembar pengamatan untuk
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, melihat apakah siswa telah mampu
model/strategi/pendekatan/metode, langkah- memahami dan menghayati nilai-nilai
langkah kegiatan (pendahuluan, inti, dan penutup), yang terkandung dalam materi
sumber/alat bantu dan penilaian. Widyantini (2013: pembelajaran
4) menyatakan bahwa LKPD (student work sheet) d. Membuat alat bantu mengajar yang
adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus diperlukan dalam peningkatan hasil
dikerjakan oleh peserta didik. Struktur LKPD secara belajar pada materi pembelajaran IPA
umum terdiri dari judul, mata pelajaran, semester, 2. Implikasi
tempat, petunjuk belajar, kompetensi yang akan Melaksanakan skenario pembelajaran yang
dicapai, indikator, informasi pendukung, langkah- telah direncanakan dengan menggunakan alat-alat
langkah kerja serta penilaian. Manfaat LKPD ini pembelajaran yang ada.
dapat memudahkan guru dalam melaksanakan 3. Pengamatan
pembelajaran. Bagi peserta didik, akan melatih Pada tahap ini guru dan dibantu oleh
belajar mandiri dan belajar memahami suatu tugas seorang guru mitra melakukan proses pengamatan
secara tertulis. terhadap pelaksanaan tindakan dengan
Suyitno (1997:40) mengungkapkan manfaat menggunakan lembar pengamatan yang sudah
yang diperoleh dengan penggunaan LKPD dalam dibuat.
proses pembelajaran adalah sebagai berikut: 4. Refleksi.
a. Mengaktifkan peserta didik dalam proses Pada tahap refleksi dengan menggunakan
pembelajaran. data pengamatan kemudian dianalisis. Guru dapat

141 | JPs: Jurnal Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan


mereflesikan diri dengan melihat data pengamatan, b. Dari hasil belajar diambil dengan
apakah kegiatan yang telah dilakukan sudah memberikan tes kepada siswa.
meningkatkan kemampuan siswa dalam usaha- c. Data tentang refleksi diri serta perubahan
usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa. yang terjadi di kelas pada proses tindakan
Hasil dari siklus ini akan dipergunakan sebagai berlangsung.
acuan untuk melanjutkan siklus yang berikutnya. Tehnik dan Alat Pengumpulan Data
Dengan menggunakan kerangka pikir yang 1. Tehnik
dikemukakan oleh Joni Raka , dkk (1998 :33) dapat Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini
dikenali adanya 5 tahap pelaksanaan tindakan adalah pengamatan, tes, dan diskusi.
kelas, termasuk tahap awal berupa proses a. Pengamatan
penghayatan mengenai adanya permasalahan Pengamatan digunakan untuk
dalam kenyataan. Tahap-tahap tersebut mengumpulkan data tentang
merupakan titik-titik dalam semacam estafet yang partisipasi/keaktifan baik guru maupun
terdapat dalam suatu siklus. Tahap-tahap tersebut, siswa dalam proses pembelajaran.
meliputi b. Ulangan Harian,
a) Pengembangan fokus penelitian, Ulangan harian dipergunakan untuk
b) Perencanaan tindakan perbaikan, mendapatkan data tentang hasil belajar
c) Pelaksanaan tindakan perbaikan, siswa.
pengamatan, dan interprestasi, c. Diskusi antara guru, teman sejawat
d) Analisis dan refleksi, dan sebagai kolaborator untuk refleksi hasil
e) Perencanaan tindak lanjut. siklus PTK.
Sebelum penelitian dilaksanakan, dibuat 2. Alat Pengumpul Data
berbagai input instrumental yang akan digunakan Alat pengumpul data dalam PTK ini meliputi
untuk memberi perlakuan dalam penelitian yaitu: 1). tes, pengamatan, kuesioner dan diskusi
rencana pembelajaran yang akan digunakan dalam sebagaimana beikut ini.
penelitian, 2). Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), a. Pengamatan menggunakan lembar
3). Lembar Pengamatan Pelaksanaan Eksperimen, pengamatan untuk mengukur tingkat
4). Lembar Evaluasi. Dalam persiapan juga disusun partisipasi siswa dalam prosaes belajar
daftar nama kelompok eksperimen yang dibuat mengajar.
secara heterogen. b. Ulangan Harian menggunakan butir
Data dan Cara Pengumpulan Data soal/instrumen soal untuk mengukur hasil
1. Sumber Data belajar siswa.
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari Analisis Data
beberapa sumber, yakni siswa, guru, dan teman Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan
sejawat sebagai kolaborator. pengamatan dari pelaksanaan siklus penelitian
1) Siswa , untuk mendapatkan dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan
data tentang keterampilan tehnik persentase untuk melihat kecenderungan
proses siswa selama yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
eksperimen. 1) Peningkatan keterampilan proses siswa:
2) Guru, untuk melihat tingkat dengan menganalisis hasil pengamatan
keberhasilan implementasi keterampilan proses siswa dalam
peningkatan keterampilan merangkai alat., kemudian dikategorikan
proses siswa untuk dalam klasifikasi tinggi, sedang dan
mengoptimalkan metode rendah.
eksperimen. 2) Hasil belajar: dengan menganalisis nilai
3) Teman sejawat sebagai rata-rata ulangan harian. kemudian
kolaborator, teman sejawat dikategorikan dalam klasifikasi tinggi,
sebagai kolaborator sedang, dan rendah.
dimaksudkan sebagai sumber 3) Implementasi peningkatan keterampilan
data utnuk melihat implementasi proses siswa dalam merangkai alat:
penelitian tindakan secara dengan menganalisis tingkat keberhasilan
komprehensif, baik dari sisi implementasi peningkatan keterampilan
siswa maupun guru. proses siswa merangkai alat. Kemudian
2. Jenis Data dikategorikan dalam klasifikasi berhasil,
Jenis data yang digunakan kuantitatif dan kurang berhasil, dan tidak berhasil.
kualitatif yang terdiri atas: Prosedur Penelitian
1) Aktifitas keterampilan proses sains siswa Penelitian ini dilaksanakan secara kolaboratif
2) Partisipasi siswa dalam belajar dengan melibatkan teman-teman guru IPA fisika di
3) Hasil belajar Siswa SMP Negeri 4 Gorontalo. Ciri khas penelitian
3. Data hasil pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan kelas adalah adanya siklus-siklus yang
pembelajaran dengan menggunakan kerja mencakup tahapan planning, acting, observing, dan
kelompok. reflecting. Pelaksanaan siklus-siklus tersebut saling
4. Cara Pengambilan Data terkait dan berkesinambungan.
a. Data hasil pengamatan tentang Siklus I
keterampilan proses sains siswa dalam Siklus pertama dalam penelitian ini terdiri dari
pembelajaran perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi diuraikan sebagai berikut:

Volume 03, Nomor 2 , Mei 2018 | 142


1. Perencanaan (Planning) pembelajaran yang dilakukan, yaitu mulai dari siklus
a. Peneliti membuat rencana pembelajaran pertama sampai dengan siklus ke-tiga.
konsep 3.1 Energi Listrik yang dapat Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I
diubah menjadi energi bentuk lain. 1. Pengamatan Keterampilan proses sains
b. Menggunakan LKPD fisika yang telah siswa
dimiliki siswa. Hasil pengamatan unjuk kerja siswa dalam
c. Membuat instrumen yang digunakan proses belajar mengajar selama siklus pertama
dalam siklus PTK. dapat dilihat pada diagram berikut.
d. Menyusun alat evaluasi pembelajaran. Diagram 1
2. Pelaksanaan (Acting)
a. Memabagi siswa dalam 8 kelompok.
b. Menyajikan materi pelajaran.
c. Digunakan LKPD fisika yang telah dimiliki
siswa.
d. Siswa melaksanakan praktikum dari LKPD
yang ada, guru membantu kelompok yang
masih mewngalami kesulitan.
e. Salah satu dari kelompok
mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya.
f. Penguatan dan kesimpulan secara
bersama-sama.
g. Melakukan pengamatan atau pengamatan. Sumber Data : Data primer diolah
3. Pengamatan (Observation) Setelah dilakukan eksperimen ternyata
a. Situasi kegiatan belajar mengajar. siswa masih mengalami kesulitan dalam
b. Keterampilan proses siswa dalam keterampilan proses sains terutama pada aspek
merangkai alat-alat. mampu mempertahankan kebenaran hanya
4. Refleksi (Reflecting) memperoleh presentase 55 %, aspek
Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila mempresentasikan hasil hanya 65 %, aspek
memenuhi beberapa syarat sebagai berikut. membuat kesimpulan hanya 70 % dan aspek
a. Lebih dari 80 % anggota kelompok aktif menganalisis data hanya 75%. Presentase rata-rata
dalam melakukan kegiatan yang ada pada hasil pengamatan dari 4 aspek keterampilan proses
LKPD. sains siswa sebesar 77.75 %. Berdasarkan data
b. Lebih dari 80 % kelompok dapat hasil pengamatan tersebut yang masih rendah
merangkai alat-alat yang tersedia. sehingga eksperimen dianggap kurang berhasil. Hal
c. Penyelesaian tugas kelompok sesuai ini disebabkan oleh karena siswa belum memahami
dengan waktu yang disediakan. gambar skema masing-masing alat, sehingga tidak
Siklus II dapat merangkai alat dengan benar. Berdasarkan
Siklus ke-dua merupakan putaran terakhir dari kondisi tersebut, maka siswa harus diberi
usaha peningkatan keterampilan proses siswa penjelasan tentang gambar skema dan cara
dalam merangkaikan alat-alat untuk menggunakan masing-masing alat. Untuk siklus
mengoptimalkan metode eksperimen, dengan selanjutnya LKPD diupayakan menggunakan
tahapan yang sama seperti siklus pertama dan gambar yang jelas agar pelaksanaan eksperimen
kedua. berjalan dengan lancar.
1. Perencanaan (Planning) Hasil analisis data pada proses
Peneliti membuat rencana pembelajaran pembelajaaran siklus I ini, masih ada beberapa
berdasarkan hasil refleksi pada siklus ke-satu. kelompok siswa yang mengalami kesulitan dalam
2. Pelaksanaan (Acting) merangkai alat. Kesulitan tersebut antara lain:
Guru melaksanakan pembelajaran dengan a. Cara pembuatan magnet, baik dengan cara
rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus ke- penggosokkan maupun dengan cara
satu menggunakan LKPD yang sudah elektromagnet.
disempurnakan. b. Cara menaburkan serbuk besi pada kertas,
3. Pengamatan (Observation) untuk melihat pola dari medan magnet pada
Guru dan kolaborator melakuan pengamatan magnet batang .
terhadap aktifitas belajar siswa. Untuk mengatasi kesulitan tersebut , selama
4. Refleksi (Reflecting) proses kegiatan belajar mengajar berlangsung guru
Peneliti dan kolaborator melakukan refleksi memberikan bimbingan kepada kelompok siswa
terhadap pelaksanaan siklus ke-dua dan yang mengalami kesulitan, dengan menunjukkan
menganalisis serta membuat kesimpulan atas cara yang benar dalam melakukan percobaan.
pelaksanaan usaha peningkatan keterampilan Pada akhir siklus II diadakan ulangan harian,
proses siswa dalam merangkaikan alat-alat untuk ternyata hasilnya menunjukkan kemampuan siswa
mengoptimalkan metode eksperimen. dalam merangkai alat meningkat.
2. Aktivitas Belajar.
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Hasil ualngan harian siswa dalam proses
Hasil Peneletian belajar mengajar selama siklus pertama dapat
Deskripsi hasil penelitian diuraikan melalui dilihat pada diagram berikut.
tahapan-tahapan yang berupa siklus-siklus

143 | JPs: Jurnal Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan


Diagram 2 b. Memberi tugas kepada siswa membuat
rangkaian secara skematis dengan
dilengkapi nama-namanya, dan.
c. Memperbanyak latihan dengan berbagai
rangkaian.
Analisis hasil pelaksanaan model
pembelajaran eksperimen dalam meningkatkan
keterampilan sains siswa diuraikan sebagai berikut:
1. Keterampilan proses sains siswa
Analisis hasil pengamatan keterampilan
Sumber : Data primer diolah proses sains siswa dalam proses belajar mengajar
Diagram 2 di atas menggambarkan bahwa selama siklus ke-dua dapat dilihat pada diagram
aspek membimbing teman dalam eksperimen berikut:
hanya 56.25%, aspek keterlibatan siswa hanya Diagram 4
71.88 %, aspek menghargai eksperimen teman Analisis Hasil Pengamatan Keterampilan Proses
hanya 78.13 %, aspek keberanian melaksanakan Sains Siswa Sklus II
eksperimen mencapai 75 %, sedangkan aspek
yang tinggi perean serta dalam eksperimen sudah
mencapai 84.38 %. Berdasarkan analisis data di
atas maka dianggap perlu untuk diperbaiki pada
siklus selanjutnya.
3. Ulangan Harian siswa
Hasil ulangan harian siswa dalam proses
belajar mengajar selama siklus pertama dapat
dilihat pada diagram berikut.
Diagram 3

Sumber Data: Data primer diolah


Pada siklus ke-dua ternyata siswa masih
banyak mengalami kesulitan dalam
mempertahankan hasil. Hal ini disebabkan
membutuhkan banyak waktu dan tingkat
keberanian untuk kesimpulan dan debat dalam
mempertahankan kebenaran masih kurang. Untuk
mengatasi hal ini guru memperhatikan dengan
banyak membimbing siswa dalam menganalisis
data dan menarik kesimpulan serta motivasi agar
siswa berani tampil di depan kelas untuk
Sumber : Data primer diolah mempresentasikan hasil eksperimen mereka.
Setelah dilakukan tindakan pada siklus I 2. Aktivitas Belajar.
diperoleh hasil sebagai berikut. Jumlah siswa yang Hasil aktifitas siswa dalam proses belajar
hadir 32 orang, dari jumlah tersebut siswa yang mengajar selama siklus pertama dapat dilihat pada
memperoleh nilai minimal 75 adalah 25 orang diagram berikut.
(78.13 %) sementara siswa yang mencapai nilai Diagram 5
kurang dari 75 masih 7 orang (21.88 %) siswa. Analisis Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa
Berdasarkan analisis hasil ulangan siswa pada Siklus II
siklus I belum mencapai indikator kinerja sehingga
perlu adanya penelitian yang lebih lanjut pada
siklus II.
Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Setelah selesai pelaksanaan siklus I
dilanjutkan ke sikluis II. Siklus II dilaksanakan
berdasarkan hasil analisi dari siklus I, dengan
penyempurnaan pembuatan LKPD. Gambar alat-
alat yang dipergunakan dalam eksperimen pada
LKPD disesuaikan dengan keadaan yang
sebenarnya, sehingga lebih memudahkan siswa Sumber : Data primer diolah
untuk merangkaikan alat-alat dalam percobaan. Diagram 5 di atas menggambarkan bahwa
Siklus II ini membahas konsep 4.1 tentang aspek keaktifan/peran siswa dalam eksperimen,
Kemagnetan. keberanian melaksanakan eksperimen, menghargai
Beberapa upaya yang dilakukan dalam eksperimen teman, keterlibatan dalam eksperimen
rangka peningkatan proses pembelajaran fisika sesuai LKPD yang diberikan, serta pada aspek
melalui kegiatan eksperimen adalah sebagai membimbing teman dalam eksperimen sudah amat
berikut: baik, masing-masing memperoleh presentase 93.75
a. Melatih siswa membaca simbol-simbol %, 90.63 %, 87.50 %, 81.25 %, 84.38 %. Hasil rata-
dalam rangkaian yang terdapat di LKPD. rata aktifitas belajar sebesar 87.50 %. Sehingga

Volume 03, Nomor 2 , Mei 2018 | 144


dengan demikian penelitian ini tidak dilanjutkan ke hasil eksperimen. Dari pengamatan
siklus berikutnya. siklus I dan II, tercatat nilai masing-
3. Ulangan Harian siswa masing pengamatan siswa yang
Hasil ualngan harian siswa dalam proses melakukan aspek ini adalah 75 % dan
belajar mengajar selama siklus ke-dua dapat dilihat pada pertemuan ketiga meningkat
pada diagram berikut. menjadi 85 %.
Diagram 6 4) Membuat kesimpulan
Analisis Hasil Ulangan Harian Siklus II Aspek membuat kesimpulan ini
memang sangat sulit dilakukan siswa,
karena didominasi oleh faktor bermain
walaupun guru sudah mengontrol setiap
kelompok dalam eksperimen, sehingga
tugas yang diberikan kepada kelompok
ada yang tidak selesai dikerjakan. Aspek
ini hanya sering dilakukan oleh siswa
yang betul-betul ingin belajar dalam
kelas. Data pengamatan pada siklus I
hanya 70 % sedangkan pada siklus II
meningkat menjadi 80 %.
5) Mepresentasikan Hasil
Sumber : Data primer diolah Aspek mempresentasikan hsil
Setelah dilakukan tindakan pada siklus II sangat jarang dilakukan siswa, karena
diperoleh hasil sebagai berikut. Jumlah siswa yang siswa belum berani tampil walaupun guru
hadir 32 orang, dari jumlah tersebut siswa yang sudah memberi motivasi setiap kelompok
memperoleh nilai minimal 75 adalah 29 orang dalam eksperimen. Aspek ini hanya
(90.63 %) siswa dan yang mencapai nilai kurang sering dilakukan oleh siswa yang betul-
dari 75 masih 3 orang (9.38.74 %) siswa betul ingin belajar dalam kelas. Data
pengamatan pada siklus I hanya 70 %
Pembahasan sedangkan pada siklus II meningkat
Berdasarkan analisis data hasil penelitian menjadi 80 %.
tindakan dengan tiga siklus ini diperoleh bahwa 6) Kemampuan mempertahankan
pembelajaran dengan model eksperimen dapat kebenaran
dijadikan salah satu alteratif dalam meningkatkan Aspek kemampuan
keterampilan proses sains siswa pada mata mempertahankan kebenaran masih
pelajaran IPA khususnya materi “Kemagnetan”. rendah. Hal ini disebabkan ketidak
Dari analisis deskriptif menunjukkan bahwa mampuan siswa untuk berdiplomasi
kualitas pembelajaran yang dimaksud dapat dilihat maupun berdebat. Disamping ketdak
dari uraian indikator berikut ini. beranian untuk tampil di depan kelas
1. Keterampilan proses sains siswa memaparkan hasil pekerjaan. Aspek ini
1) Menyediakan/menggunakan alat hanya sering dilakukan oleh siswa yang
eksperimen sesuai prosedur kepercayaan diri tingi. Pada siklus II ini
Aspek pertama dalam keterampilan guru banyak membangun kepercayaan
proses sains siswa pada penelitian ini diri pada siswa. Sehingga dari data
berlangsung terlihat bahwa aspek ini pengamatan pada siklus I hanya 55 %,
dilaksanakan dengan baik oleh seluruh pada siklus II meningkat menjadi 75 %.
kelompok baik dari pertemuan pertama, Uraian hasil pengamatan ke-enam
maupun kedua. Namun setelah proses aspek di atas dengan melihat rata-rata
pengamatan siklus pertama baik 80 %. presentasi perolehan dari siklus I ke
Pada siklus ke-dua kualitas yang dicapai siklus II yakni 75.50 %, dan 90 %. Dari
amat baik mencapai 100 %. Sehingga data tersebut maka hipotesis “Jika guru
kita melihat bahwa terjadi peningkatan dalam pembelajaran menggunakan
aktivitas siswa pada aspek pertama dari pendekatan model eksperimen, maka
siklus ke siklus berikutnya meningkat. keterampilan proses sains siswa pada
2) Melakukan eksperimen sesuai prosedur mata pelajaran ilmu pengetahuan alam
Aspek melakukan eksperimen akan meningkat” dapat diterima.
setelah dilakukan penelitian tindakan dari 2. Keaktifan Siswa
siklus pertama hingga siklus ke-tiga a) Keaktifan/peran serta dalam kelompok.
mengalami peningkatan yakni dari hanya Dalam proses pembelajaran
85 % meningkat menjadi amat baik berlangsung, secara sepintas terlihat
yakni 95 %. bahwa aspek keaktifan/peran serta
3) Membuat dan menganalisis data hasil dalam kelompok ini dilaksaanakan oleh
eksperimen seluruh siswa baik dari siklus I, maupun
Pada aspek membuat dan II. Namun setelah dalam proses
menganalisis data hasil eksperimen ini pengamatan ternyata hanya kurang lebih
memang sangat dibutuhkan bimbingan 27 (84.38 %) siswa yang berperan aktif
guru, karena kadangkala siswa belum pada masing-masing kelompoknya. Pada
mampu membuat dan menganalisis data

145 | JPs: Jurnal Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan


pertemuan kedua kualitas yang dicapai hanya memperoleh 73.13 %, pada siklus
baik, yaitu 30 (93.75 %) siswa. II meningkat menjadi 87.50 %.
b) Keberanian mengemukakan pendapat. 3. Hasil Ulangan Harian
Aspek keberanian mengemukakan Hasil ulangan harian setelah dilakukan
pendapat memang untuk taraf sekolah tindakan pada siklus I, dan II diperoleh hasil
menengah pertama masih sangat sukar sebagai berikut. Pada siklus I jumlah siswa yang
karena aspek ini hanya dimampui oleh hadir 23 siswa, dari jumlah tersebut siswa yang
siswa yang memiliki kemampuan di atas memperoleh nilai minimal 75 adalah 25 siswa atau
rata-rata, dan memiliki keberanian untuk (78.13 %) dan yang mencapai nilai kurang dari 75
bertanya tentang sesuatu yang kurang masih 7 siswa atau (21.88 %). Daya serap siswa
jelas, memberi saran. Dari data sesuai 77.50. Pada Siklus II siswa yang memperoleh nilai
pengamatan terlihat bahwa aspek ini di atas 75 ada 29 siswa atau (90.63 %) dan
memang hanya dilakukan oleh beberapa memperoleh nilai kurang 3 siswa atau (9.38 %)
siswa yaitu pada pertemuan pertama dengan daya serap 85.23 %,
hanya 24 siswa atau (75 %). Sedangkan Dengan demikian indikator utama penelitan
pada pertemuan kedua sudah bertambah tindakan yang telah dirumuskan yakni “jika siswa
menjadi 29 siswa atau (90.63%). Artinya yang memperoleh nilai minimum 75 dari 70%
dalam menerapkan metode eksperimen meningkat menjadi 85% setelah menggunakan
ini ternyata guru berhasil meningkatkan model eksperimen maka tindakan ini dianggap
kemampuan siswa untuk berani berhasil dan dapat diterima.
mengemukakan pendapat walaupun
masih dalam taraf yang sederhana. PENUTUP
c) Menghargai eksperimen teman. Kesimpulan
Aspek menghargai eksperimen Berdasarkan analisa hasil penelitian dan
teman memang sangat dibutuhkan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
bimbingan guru, karena kadangkala 1) Model pembelajaran Eksperimen dalam
setelah siswa mengemukakan pendapat pelajaran IPA dapat meningkatkan
diantara siswa lain berteriak kata-kata ketrampilan proses sains siswa. Hal ini
yang kurang mendukung pembelajaran. didasarkan pada analisis penelitian baik siklus
Dari data pengamatan siklus pertama, I maupun siklus II. Berdasarkan kriteria yang
tercatat 25 siswa atau (78.13 %), siklus telah ditetapkan maka model pembelajaran
ke-dua ada 28 siswa atau (78.13). Eksperimen pada pembelajaran IPA telah
d) Terlibat dalam upaya pemecahan memenuhi kriteria baik sehingga dapat
masalah yang diberikan. digunakan untuk siswa di SMP Negeri.
Pada aspek keterlibatan siswa 2) Model pembelajaran Eksperimen dapat
dalam upaya pemecahan masalah ini diterima sebagai salah satu model
memang sangat jarang dilakukan siswa, pembelajaran IPA. Rata-rata dari uji coba
karena didominasi oleh faktor bermain yang ada, lebih dari 80 % siswa dapat
walaupun guru sudah mengontrol setiap memahami dan melakukan praktek IPA
kelompok dalam eksperimen, sehingga dengan baik.
tugas eksperimen yang diberikan kepada Saran.
kelompok ada yang tidak selesai Sebagai tindak lanjut PTK, ada beberapa hal
dikerjakan. Aspek ini hanya sering yang dapat disarankan sebagai berikut:
dilakukan oleh siswa yang betul-betul 1. Penadekatan action research dalam proses
ingin belajar. Data pengamatan pada belajar mengajar, perlu ditingkatkan terus.
siklus I dilakukan oleh 23 siswa atau 2. Dalam pembuatan LKPD, diharapkan guru
(71.88 %) , sedangkan pada pertemuan menggambarkan rangkaian sesuai dengan alat
kedua sudah dilakukan oleh 26 %) siswa aslinya dengan diberi keterangan yang jelas.
atau (81,25%). 3. Guru diharapkan dapat mengoptimalkan metode
e) Membimbing teman dalam mengerjakan eksperimen dalam proses pembelajaran fisika.
tugas kelompok.
Aspek kelima yakni membimbing DAFTAR PUSTAKA
teman dalam mengerjakan tugas Chiappetta, E.L. & Koballa, T.R. 2010. Science
kelompok hanya dilakukan oleh siswa Instruction in the Middle and Secondary
yang memiliki kemampuan di atas rata- Schools Developing Fundamental
rata. Dari data pengamatan pertama Knowledge and Skills (7th ed). Boston:
pada aspek ini, siswa yang berpartisipasi Allyn & Bacon.
hanya terdapat 18 siswa atau (56.52 %) Cochran-Smith, Marilyn & Lytle, Susan L. 2006.
siswa. Pada siklus ke-dua mengalami “Troubling Images of Teaching in No Child
perubahan sangat meningkat yaitu Left Behind”, dalam Harvard Educational
menjadi 27 siswa atau (84.38 %). Review. Cambridge: Winter 2006. Vol. 76,
Berdasarkan data hasil penelitian Iss. 4; pp. 668-700 (Diunduh 19 Agustus
terlihat bahwa terdapat peningkatan 2007).
aktivitas belajar siswa dari siklus I ke Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
Siklus II. Dari rata-rata prosentase yang Pendidikan: Standar Kompetensi dan
diamati di setiap siklus diperoleh siklus I Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA
SMP/MTs. Jakarta: Balitbang Depdiknas

Volume 03, Nomor 2 , Mei 2018 | 146


Devi, Poppy Kamalia. 2010. Keterampilan Proses
dalam Pembelajaran IPA untuk Guru SMP.
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu
Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA).
Herbertd, 1996. Kompedium Didaktik Fisika,
Jakarta,.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan
Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21
Kunci Sukses Implementasi Kurikulum
2013. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006
Tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah,
Depdiknas.
Michalko, Michael. 2000. “Four Steps toward
creative Thinking”, dalam The Futurist;
May/Jun 2000; 34, 18-21; ProQuest
Education Journals. (Diunduh tanggal 19
Agustus 2007).
Miller, John L. 2005. Mind Magic: How to Develop
the 3 Components of Intelligence that
Matter Most in Today’s World.
Rustaman, N.Y. 2003. Strategi Belajar Mengajar
Biologi. Bandung: Jurusan Pendidikan
Biologi FMIPA UPI
Sagala, Saiful. 2006. Konsep dan Makna
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sumantri, Mulyani dkk. (1999). Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Suyitno, Amin. 1997. Dasar-dasar Proses
Pembelajaran Matematika I. Semarang:
Jurusan Pendidikan Matematika. F MIPA
UNNES
Towle, Albert. 1989. Modern Biology. Austin: Holt,
Rinehart and Winston.
Widyantini. 2006. Model Pembelajaran Matematika
dengan Pendekatan Kooperatif.
Yogyakarta: PPPPTK Matematika.

147 | JPs: Jurnal Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai