Anda di halaman 1dari 24

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI

PENGELOMPOKAN DAN SIFAT BENDA PADAT, CAIR PADA


SISWA KELAS III Sekolah dasar

Disusun oleh:

Nama : Giyarno
NIM 857848042
Email :
Sardijugagiyarno23@gmail.com Program Studi
: PGSD

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
SURAKARTA
Abstrak

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya pengembangan kreativitas siswa dalam
proses pembelajaran di sekolah dasar. Salah satu faktor yang mempengaruhi kreativitas siswa
dalam belajar adalah metode pembelajaran yang bisa mengembangkan rasa ingin tahu,
keterbukaan terhadap pengalaman, berani mengambil resiko, dan penuh energi dalam diri
siswa.

Metode pembelajaran itu adalah metode eksperimen, yaitu kegiatan yang dilakukan
untuk memecahkan atau membuktikan suatu teori, yang meliputi, mengamati, mengukur
kemajuan hasil belajar siswa sehingga diperoleh data yang kemudian dipergunakan untuk
menarik kesimpulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Apakah metode
eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan Pembelajaran terhadap hasil
belajar siswa kelas III SDN 02 Wonorejo Kec. Jatiyoso dalam pelajaran IPA. Penelitian ini
merupakan penelitian Tindakan kelas ( PTK ) yaitu dengan menggunakan metode eksperimen
untuk mengukur hasil belajar siswa khususnya pembelajaran IPA dengan materi perubahan
sifat benda padat, cair dan gas. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Tindakan
Kelas yang terdiri dari dua siklus. Pada siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan dan pada
siklus II juga dilakukan dalam dua kali pertemuan.

Teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan lembar observasi dan dengan
mengadakan post tes untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah
dipelajari. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran
IPA pokok bahasan Perubahan sifat benda padat, cair. dengan melakukan eksperimen,
sebelum diterapkan metode eksperimen dan setelah diterapkan metode eksperimen, terjadi
peningkatan pada siklus I yaitu rata-rata ketuntasan siswa 76, pada siklus II yaitu rata-rata
ketuntasan siswa meningkat menjadi 84. Adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah
menggunakan metode eksperimen antara siklus I dan siklus II yang ditunjukan oleh
pencapaian nilai rata – rata kelas, yaitu pada siklus I 76 meningkat menjadi 84 pada siklus II,
meningkat sebesar 12,8 %. Dari data hasil penelitian menunjukan sudah melebihi KKM yaitu
74. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode eksperimen
dapat meningkatkan Hasil belajar siswa kelas III SDN 02 Wonorejo Kec. Jatiyoso Tahun
Ajaran 2023/2024.

Kata kuncinya : IPA, Prestasi Belajar dan Metode eksperimen.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Keberhasilan dari suatu kegiatan sangat ditentukan oleh perencanaannya. Apabila
perencanaan suatu kegiatan dirancang dengan baik, maka kegiatan akan lebih mudah
dilaksanakan, terarah serta terkendali.
Kegiatan mengajar merupakan upaya kegiatan menciptakan suasana yang mendorong
inisiatif, motivasi dan tanggung jawab pada siswa untuk selalu menerapkan seluruh potensi
diri dalam membangun gagasan melalui kegiatan belajar sepanjang hayat. Gagasan dan
pengetahuan ini akan membentuk ketrampilan, sikap dan perilaku sehari-hari sehingga siswa
akan berkompeten dalam bidang yang dipelajarinya.
Pembelajaran konvensional ceramah yang hanya berpusat pada guru, akan memberikan
dampak yang kurang baik pada siswa. Selain itu, dalam metode ceramah, siswa cenderung
bosan dan mengantuk dalam mengikuti pembelajaran. Karena siswa hanya mendengarkan
penjelasan dari guru tanpa mengalami langsung pembelajaran yang sedang terjadi.
Pembelajaran dengan metode ceramah ini, tidak akan membuat siswa aktif dan kreatif dalam
mengikuti pembelajaran.
Pembelajaran IPA selama ini dianggap sulit, hal ini dibuktikan masih adanya nilai-nilai
anak yang masih di bawah rata-rata. Dalam pembelajaran IPA materi-materi yang
disampaikan hampir sama yang mana membuat anak bingung dan dengan berkembangnya
teknologi yang pesat saat ini mau tidak mau pembelajaran
IPA harus mengikuti perkembangan teknologi yang berkembang saat ini. Dalam
pembelajaran IPA, guru harus mencari cara-cara agar menjadikan siswa aktif dan kreatif,
sehingga akan meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang disampaiakan, selain itu,
guru juga harus memancing siswa agar siswa menjadi aktif dan kreatif.
Untuk meningkatkan belajar atau motivasi siswa dalam belajar IPA agar mendapatkan
hasil yang lebih baik, perlu diadakan peningkatan atau perubahan pendekatan atau metode
dalam pembelajaran IPA. Motivasi tidak hanya menjadikan siswa terlibat dalam kegiatan
akademik, motivasi juga penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan belajar dari
suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh menyerap informasi yang diberikan. Siswa
yang
termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam
mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan memahami materi itu dengan
lebih baik. Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba meningkatkan pembelajaran IPA
dengan menggunakan metode eksperimen agar siswa dapat mempelajari IPA dengan cara
melakukan kegiatan secara langsung dan diharapkan agar lebih memahamkan siswa tentang
materi yang sedang dipelajari dan agar nilai yang didapatkan lebih baik lagi.
Dari latar belakang di atas, maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul ”
Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Prestasi belajar IPA pada Materi
Pengelompokan Benda Padat, Cair pada Siswa Kelas III SDN 02 Wonorejo

B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah, antara lain
sebagai berikut:
1. Apakah prestasi belajar siswa meningkat dengan dilakukannya metode pembelajaran
eksperimen pada siswa kelas III SDN 02 Wonorejo
2. Apakah dengan metode eksperimen siswa dapat belajar secara mandiri?

C. Tujuan penelitian
Sesuai dengan masalah yang terjadi di atas, tujuan dari pnelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah prestasi belajar siswa meningkat setelah diterapkannya
metode pembelejaran eksperimen pada siswa kelas III SDN 02 Wonorejo
2. Untuk mengetahui apakah siswa dapat belajar secara mandiri dengan penerapan metode
eksperimen ini?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Pembelajaran IPA


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan,
gagasan dan konsep yang terorganisasi, tentang alam sekitar, yang dipeoleh dari pengalaman
melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan, dan pengujian
gagasan-gagasan. Mata Pelajaran IPA merupakan mata pelajaran untuk menanamkan dan
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa
mencintai dan menghargai kebersarna Tuhan Yang Maha Esa.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pengetahuan atau Sains yang
semula berasal dari bahasa inggris “scientia” yang berarti saya tahu. “Science” terdiri dari
social sciences (ilmu pengetahuan sosial) dan natural science (ilmu pengetahuan alam).
Mendefinisikan IPA tidaklah mudah, karena sering kurang dapat menggambarkan secara
lengkap pengertian sains sendiri. Menurut H.W Fowler, “IPA adalah pengetahuan yang
sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan
didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi.”1
IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada dipermukaan bumi, di dalam
perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat
diamati indera. Oleh karena itu, dalam menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami
terlebih dahulu. Kardi dan Nur mengemukakan IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang
dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati yang diamati.

a. Hakikat Pembelajaran IPA


Pembelajaran IPA, harus disesuaikan dengan kebijakan yang berlaku sebagai salah
satu mata pelajaran di sekolah. Berdasarkan Lampiran Permendiknas nomor 22 tahun 2006
mata pelajaran IPA berkaitan dengan cara mencapai tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep- konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan
(inquiry).2
Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang membuat siswa memperoleh
pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan siswa untuk menerima,
menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya.3
Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap
ilmiah. Selain itu, dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur.
Selain sebagai proses dan produk, Daud Joesoef pernah menganjurkan agar IPA dijadikan
sebagai suatu “kebudayaan” atau suatu kelompok atau institusi sosial dengan tradisi nilai
aspirasi, maupun inspirasi.
Sementara itu, menurut Laksmi Prihantoro, mengatakan bahwa IPA hakikatnya
merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi. Sebagai produk,IPA merupakan
sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu
proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi,
menemukan dan mengembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori
IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan. Secara
umum IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, fisika, dan kimia.4
Prihanto Laksmi menyatakan hakikat IPA sebagaimana dijelaskan diatas maka nilai-
nilai IPA yang dapat ditanamkan dalam pembelajaran IPA antara lain sebagai, a)
kecakapan bekerja dan berfikir secara teratur dan sistematis bmenurut langkah-langkah
metode ilmiah;
b) keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan, mempergunakan alat-alat
eksperimen untuk memecahkan masalah; c) memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam
memecahkan masalah baik dalam kaitannya dengan pelajaran sains maupun dalam
kehidupan.5

b. Tujuan Pembelajaran IPA


Pembelajaran IPA secara khusus sebagaimana tujuan pendidikan secara umum
sebagaimana termaktub dalam taksonomi bloom bahwa: diharapkan dapat memberikan
pengetahuan (kognitif), yang merupakan tujuan utama pembelajaran. Jenis pengetahuan yang
dimaksud adalah pengetahuan dasar dari prinsip dan konsep yang bermanfaat untuk
kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian tersebut, maka hakikat dan tujuan pembelajaran
IPA diharapkan dapat memberikan antara lain sebagai berikut: 1) kesadaran akan keindahan
dan keteraturan alam untuk meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; 2)
pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari prinsip dan konsep, fakta yang ada di
alam, hubungan saling ketergantungan, dan hubungan antara sains dan teknologi; 3)
keterampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan, memecahkan masalah dan
melakukan observasi;
4) sikap ilmiah, atara lain skeptis, kritis, sensitive, obyektif, jujur terbuka, benar, dan dapat
bekerja sama; 5) kebiasaan mengembangkan kemampuan berfikir analitis induktif dan
deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip sains untuk menjelaskan berbagai
peristiwa alam; 6) apresiatif terhadap sains dengan menikmati dan menyadari keindahan
keteraturanperilaku alam serta penerapannya dalam menyadari keindahan keteraturanperilaku
alam serta penerapannya dalam teknologi. 6( Depdiknas)

B. Pengertian belajar
Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
setiap jenjang pendidikan. Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau
psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan
perubahan- perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
C. Metode Eksperimen
Eksperimen dapat didefenisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk
menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji sesuatu hipotesis. Suatu
eksperimen akan berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan jenis respon yang diharafkan
dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah
tepat. Untuk keberhasilan ini, maka setiap eksperimen harus dirancang dulu kemudian di uji
coba.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah cara
penyajian pelajaran dengan suatu percobaan, mengalami dan membuktikan sendiri apa yang
dipelajari, serta siswa dapat menarik suatu kesimpulan dari proses yang dialaminya.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Subyek, tempat, dan waktu serta pihak yang membantu penelitian
1. Subyek penelitian
Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SDN 02 Wonorejo
Kec.Jatiyoso dengan jumlah siswa 15 siswa, terdiri dari 7 siswa perempuan dan 8 siswa laki-
laki.
2. Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi penelitian pembelajaran adalah di SDN 02 Wonorejo Di Dusun Kuryo Desa
Wonorejo Kec. Jatiyoso Kab.Karanganyar. Adapun waktu penelitian dilakukan pada semester
I tahun ajaran 2023/2024. Mata pelajaran IPA materi tentang benda padat, cair.

Tabel 1
Daftar nama siswa dan jenis kelamin
NO NAMA JENIS KELAMIN
1. AULIA IZZATUNNISA P
2. BANGKIT PUTRA RAMADAN L
3. BIMA ADITYA PUTRA HAZTHA L
4. CAHAYA AYATUL HUSNA P
5. DEWI EKA SAFITRI P
6. DIKI DWI SAPUTRA L
7. FAIZ NUR HIDAYAHTULLOH L
8. FAREL AZKHA JUNIOR L
9. FEBRIYANI KESYA PUTRI P
10. ICHA PERMATASARI P
11. NAWWAF NAFIS ASSUBCHI L
12. NAZWA NUR MAY FATIMAH P
13. REZA ADI PRATAMA L
14. SHIYAM FIRDAUS SALMA P
15. ZAKI HAFIDH ARGHANI L

B. Desain prosedur perbaikan penelitian


Penelitian ini menggunakan prsedur penelitian tindakan kelas (PTK). PTK pada
hakekatnya merupakan suatu proses dimana melalui proses ini, guru menginginkan adanya
perbaikan, peningkatan, dan perubahan pembelajaran lebih baik agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai secara optimal.
Prosedur penelitian ini, dilakukan dengan dua siklus masing-masing siklus dilaksanakan
dengan 4 tahap , yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengumpulan data, 4) refleksi.
Empat tahap dalam setiap siklus dalam penelitian ini adalah:
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, peneliti melakukan beberapa langkah sebelum melakukan
penelitian, yaitu dengan merumuskan masalah, tujuan penelitian, membuat rencana tindakan
yang akan dilaksanakan pada proses belajar mengajar. Selain itu, peneliti juga
mempersiapkan beberapa instrumen dan perangkat pembelajaran, seperti: Rencana
Pelaksanaan Pembeajaran (RPP), alat-alat yang akan digunakan pada eksperiment seperti,
blon, gelas, air, pensil, buku, dll.
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti melakukan upaya untuk melaksanakan perbaikan
kegiatan belajar mengajar serta mengamati dan membandingkan hasil yang diperoleh
sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ini.
3. Pengumpulan data
Pada tahap ini, peneliti berusaha untuk mengumpulkan data untuk mendapatkan hasil
yang diperoleh dalam pelaksanaan pembelajaran ini.
4. Refleksi
Pada tahap refleksi ini, peneliti dan teman sejawat mengamati hasil yang telah diperoleh
siswa serta membandingkan antara hasil yang diperoleh sebelum tindakan dan hasil yang
diperoleh setelah tindakan dilakukan. Jika masih ada kekurangan atau hasil yang diperoleh
siswa masih buruk, maka perlu dilakukan perbaikan lagi.
Prosedur penilaian siklus I
1. Rencana tindakan perbaikan atau tahap rancangan
Pada tahap pertama ini peneliti membuat RPP (Rencana Perbaikan Pembelajaran) untuk
observasi proses belajar mengajar yang dilakukan guru. Kegiatan selanjutnya adalah
merumuskan tujuan pembelajaran, menyusun langkah-langkah pembelajaran, merencanakan
alat yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan diajarkan. Tahap selanjutnya adalah
mempersiapkan daftar pengamatan sebagai acuan untuk mengumpulkan data tentang prestasi
belajar siswa dalam mengikuti pelajaran IPA, serta mempersiapkan bahan penelitian. Tindakan
pada perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi masalah berdasarkan kondisi awal
b. Penetapan alternatif masalah dengan menggunakan metode eksperimen
c. Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar
d. Menyusun RPP yang menerapkan metode pembelajaran eksperimen
e. Mengembangkan skenario pembelajaran yang mengaplikasikan pembelajaran dengan
metode eksperimen
f. Menyiapkan media dan sumber belajar yang sesuai
2. Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan ini, peneliti bertindak sebagai pelaksana tindakan kelas ini
dibantu oleh teman sejawat sebagai pengamat yang mengamati jalannya pelaksanaan
tindakan kelas ini. Proses yang dilalui yaitu pada pembelajaran degan metode eksperimen ini
dan hasilnya berupa rekaman data pembelajaran.
a. Siswa aktif mendengarkan penjelasan guru tentang pembelajaran menggunakan
metode eksperimen
b. Setiap kelompok menyiapkan alat yang akan digunakana dalam pembelajaran
c. Setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan petunjuk yang sudah ada
dalam lembar kerja.
d. Siswa diberi pertanyaan mengenai sifat-sifat benda yang diketahui (eksplorasi)
e. Siswa menyebutkan benda-benda yang ada di dalam kelas yang termasuk benda padat
dan cair.
f. Siswa dibagi menjadi 2 kelompok dan tiap kelompok terdiri dari Kelompok Putra Dan
Putri ( elaborasi )
g. Siswa mendengarkan langkah-langkah dalam melakukan kegiatan eksperimen satu
per satu
h. Setiap kelompok yang terbentuk bekerja bersama dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan ( elaborasi )
i. Setiap kelompok melakukan eksperimen secara bersama sama dengan dibimbing oleh
guru.
j. Siswa dibagikan LKS (lembar kerja siswa) dan dijelaskan cara penyelesaiannya oleh
guru ( elaborasi )
k. Guru memantau kegiatan atau aktifitas masing – masing kelompok dalam
mengerjakan soal – soal LKS ( elaborasi )
l. Kelompok yang mengalami kesulitan dibimbing dalam menyelesaikan LKS (
elaborasi )
m. Siswa membuat laporan hasil diskusi ( elaborasi )
n. Guru melengkapi keterangan siswa / kelompok agar menjadikan siswa lebih paham
(elaborasi)
o. Guru memberi penguatan mengenai materi yang telah dipelajari (konfirmasi)
3. Observasi
Peneliti bersama teman sejawat melakukan pengamatan/observasi menggunkan format
lembar evaluasi yang telah direncanakan dan disiapkan guna mendapatkan data dan informasi
tentang hasil belajar IPA materi pengelompokan benda padat, cair. Dan menilai hasil kegiatan
menggunakan format lembar kegiatan yang sudah dikembangkan.
Prosedur penilaian siklus II
1. Rencana tindakan perbaikan (perencanaan)
Pada tahap perencanaan ini dilakukan beberapa tindakan pada siklus II ini, yaitu:1).
Identifikasi msalah yang muncul pada siklus I yang belum teratasi dan menetapkan alternatif
penetapan, 2). Penetapan alternatif masalah dengan melakukan pembelajaran menggunakan
metode eksperimen. 3). Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. 4).
Merencanakan pembelajaran yang ditetapkan dalam proses pembelajaran. 5). Menyusun RPP
yang menerapkan pembelajaran menggunakan metode eksperimen. 6). Mengembangkan
skenario pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen. 7). Menyiapkan media yang
diperukan. 8). Menyiapkan sumber belajar yang sesuai. 9). Menyusun dan mengembangkan
format lembar observasi pembelajaran. 10). Mengembangkan alat evaluasi.
2. Tindakan
Tindakan pada siklus II disusun berdasarkan refleksi dari hasil tindakan siklus I. hasil
analisis siklu I dijadikan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan siklus II dengan
mengadakan perbaikan.
Pada siklus II ini lebih banyak memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan
sendiri eksperimen,agar siswa lebih aktif dan mencari sendiri apa yang harus dikerjakan.
Guru hanya sebagai fasilitator. Pada saat pelaksanaan ini didapat hasil rekaman dari kegiatan
pembelajaran dari teman sejawat.
3. Refleksi
Berdasarkan hasil yang diperoleh setelah melakukan tindakan, dapat diperoleh hasil dari
pembelajaran siswa sehingga data yang diperoleh dapat dianalisis agar dapat ditindaklanjuti
dan merencanakan dan menentukan tindakan yang selanjutnya.
C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, skrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda, dan
sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2003: 188). Teknik dokumentasi dalam penelitian ini
digunakan untuk memperoleh data tentang nama identitas siswa, hasil belajar IPA pada
semester I Tahun Pelajaran 2014/2015, serta gambaran pelaksanaan tindakan pada setiap
siklus.
b. Tes
Teknik tes dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar
IPA, setelah dilaksanakan tindakan. Instrumen tes disusun dan diujicobakan pada siswa di
luar objek penelitian, dan dianalisis untuk mengetahui validitas, derajat kesukaran, daya beda,
dan reliabilitas, sehingga instrumen soal yang digunakan untuk evaluasi di akhir siklus adalah
hanya butir soal yang baik.
Soal tes diujicobakan di luar sampel penelitian dengan maksud untuk tetap menjaga agar hasil
ujicoba benar-benar valid, sehingga ketika digunakan pada saat tes setelah pelaksanaan
tindakan dihasilkan data yang benar-benar sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran, karena
apabila ujicoba dilaksanakan pada subjek penelitian, dikhawatirkan mempengaruhi hasil
penelitian.
c. Alat pengumpulan data
Untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki siswa dalam penguasaan materi, peneliti
menggunakan alat pengumpulan data berupa tes tertulis yang telah dirancang oleh peneliti
sesuai dengan tujuan yang telah tertuang dalam kisi-kisi soal.
d. Refleksi
Dari hasil observasi dilakukan analisis pada tindakan I kemudian dilanjutkan dengan
refleksi yang dilakukan bersama teman sejawat, perlu dilakukan tindakan selanjutnya.
Dengan pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode eksperimen ini untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan media-
media yang telah dipersiapkan untuk mendukung suksesnya pelaksanaan tindakan kelas ini.
Kemudian penliti yang bertindak sebagai guru, memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
siswa terkait dengan materi yang sedang dipelajari.
D. Teknik analisis data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif komparatif dan teknik
analisis. Teknik deskriptif komparatif digunakan untuk membandingkan antara tindakan
tindakan yang telah dilakukan. Yaitu membandingkan antara prestasi anak dari pra siklus,
siklus I dan siklus II. Sedangkan teknik analisis digunakan untuk menganalisis hasil observasi
dengan teman sejawat selaku sebagai pengamat yang mengamati berlangsungnya tindakan
dari pra siklus, siklus I dan siklus II.
Langkah-langkah dalam melaksanakan analisis data ini antara lain dimulai dengan
mengumpulkan data yang diperoleh, mengidentifikasi, mengklarifikasikan, dan
menghubungkan dengan teori literatur yang berhubungan dengan masalah dan selanjutnya
menarik kesimpulan dalam penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan.
Siklus I
1. Rencana
a. Menyusun skenario pembelajaran yang terdiri dari RPP, menyususn lembar kerja siswa,
menyiapkan masalah dan lembar penilaian.
b. Menyusun lembar pengamatan untuk mengethui kegiatan yang berlangung selama
penelitian, baik kegiatan yang dilakukan oleh guru atau kegiatan yang dilakukan oleh
siswa.
2. Tindakan
a. Melaksanakan skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang telah
direncanakan
b. Melaksanakan penilaian
3. Pengamatan
Instrumen yang digunakan pada saat pengamatan adalah :
a. Lembar kegiatan siswa
b. Lembar kegiatan guru
4. Pengumpulan data
a. Menilai aktifitas siswa
b. Menilai lembar hasil belajar siswa
5. Refleksi
Setelah menganalisa dengan teman sejawat, hasil yang dicapai belum maksimal, yang
disebabkan oleh:
a. Siswa tidak semuanya aktif melakukan eksperimen
b. Guru kurang mendorong aktifitas siswa
c. Adanya murid yang kurang fokus dalam melaksanakan
eksperimen Siklus II
Kegiatan siklus II meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Perencanaan
a. Menyusun rencana perbaikan
b. Mengambil hal yang baik dari siklus I dan membuang hal yang buruk dari siklus I.
c. Menyiapkan bahan, media dan soal
2. Pelaksanaan
a. Menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Menjelaskan materi pembelajaran
c. Melakukan eksperimen lagi dengan lebih fokus dan teliti
d. Membagikan soal kepada siswa/kelompok
e. Melaporkan hasil kerja
f. Menyimpulkan materi
g. Melaksanakan penilaian
3. Pengumpulan data
Sumber data yang diperloleh peneliti berasal dari dari siswa antara lain:
a. Hasil pengamatan kegiatan yang dilakukan siswa selama kegiatan berlangsung
b. Menilai hasil kerja kelompok
c. Menilai pemahaman siswa tentang materi pelajaran
Jenis data
a. Data kuantitatif berupa hasil dari pembelajaran
siswa Teknik pengumpulan data
a. Data yang diambil dari hasil tes siswa
b. Data kegiatan yang dilakukan guru selama pembelajaran
berlangsung Analisis data
a. Prosentase banyak siswa yang mendapatkan nilai lebih dari KKM (lebih dari 74)
b. Banyak siswa yang lebih fokus dalam melakukan eksperimen
4. Refleksi
5. Menganalisis aktifitas siswamenganalisis hasil belajar siswa
6. Membuat laporan
Pada siklus II ini, guru mengevaluasi kekurangan dan kelebihan pada setiap siklus,
sehingga pada siklus II ini siswa mendapatkan hasil yang lebih baik daripada siklus-siklus
sebelumnya.
BAB IV
Hasil Penelitian

A. Deskripsi hasil penelitian perbaikan pembelajaran


1. Deskripsi Siklus I
1.1. Perencanaan
Direncanakan siklus I berlangsung selama dua kali pertemuan pada tanggal 26 Oktober
2023. Materi yang disampaikan adalah materi pengelompokan benda (padat, cair dan gas).
Guru (yang dalam hal ini juga adalah peneliti) telah menyiapkan Tugas I yang diberikan
tanggal 26 Oktober 2023.
1.2. Pelaksanaan
Proses belajar diawali dengan pemberian motivasi oleh guru kepada siswa mengenai
pentingnya mempelajari IPA, khususnya pada kompetensi pengelompokan benda padat, cair
dan gas. Diberitahukan kepada mereka bahwa mempelajari IPA bukanlah hal yang sulit,
mengikuti proses pembelajaran dengan tekun dan tidak malu bertanya
Untuk membangkitkan motivasi siswa, mereka juga diajak berdiskusi mengenai macam-
macam benda, misalnya benda yang terdapat di dalam kelas, membedakan mana yang
termasuk benda padat, cair dan gas, serta mengelompokkannya masing-masing ke dalam
benda padat, cair dan gas. Kemudian mereka menggunakan benda – benda yang telah mereka
siapkan dari rumah, yaitu pesil, penghapus, air, gelas dan balon. Dan mereka menggunakan
benda tersebut untuk melakukan eksperimen, untuk menhgetahui sifat benda, yaitu dengan
memindahkan benda yang telah mereka bawa dan mengamati yang terjadi. Pada siklus I ini,
merencanakan adanya 1 kali tugas selama pembelajaran, yaitu mengerjakan LKS (lembar
kerja siswa yang telah disiapkan) setelah melakukan eksperimen.
Dengan batas nilai tuntas 74, apabila siswa mendapatkan nilai akhir kurang dari 74
dikatakan tidak tuntas dan harus mengikuti remidi. Pada siklus I ini diberikan tugas I pada
tanggal 26 Oktober 2023.

1.3. Observasi dan Interprestasi


Berdasarkan observasi oleh pengamat, disimpulkan bahwa guru telah berusaha memulai
pembelajaran dengan masalah kontekstual. masalah-masalah tersebut juga disisipkan di
tengah-tengah pembelajaran. Namun, interaksi masih cenderung satu arah dan hanya sedikit
siswa (sekitar 2-3 saja) yang bertanya atau mengemukakan pendapatnya. Pertanyaan yang
diajukan tidak lebih dari 4 buah.

Tabel 2 Nilai siklus I


NO NAMA Nilai Siklus I
1. AULIA IZZATUNNISA 80
2. BANGKIT PUTRA RAMADAN 80
3. BIMA ADITYA PUTRA HAZTHA 75
4. CAHAYA AYATUL HUSNA 90
5. DEWI EKA SAFITRI 85
6. DIKI DWI SAPUTRA 85
7. FAIZ NUR HIDAYAHTULLOH 40
8. FAREL AZKHA JUNIOR 50
9. FEBRIYANI KESYA PUTRI 70
10. ICHA PERMATASARI 90
11. NAWWAF NAFIS ASSUBCHI 90
12. NAZWA NUR MAY FATIMAH 50
13. REZA ADI PRATAMA 90
14. SHIYAM FIRDAUS SALMA 70
15. ZAKI HAFIDH ARGHANI 100

Nilai–nilai siklus I dapat dilihat Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa hanya sebagian kecil
siswa yang tidak nilainya rendah. Ini berarti motivasi mereka sudah cukup tinggi. Dilihat dari
nilai tugas I dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa mengenai materi sub kompetensi I
sudah cukup memadai.
1.4. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan data presensi dapat disimpulkan bahwa belum semua siswa dapat hadir pada
setiap tatap muka. Namun, dari segi proses pembelajaran diperoleh masukan bahwa interaksi
masih cenderung satu arah, yaitu guru saja. Hanya yang duduk di tengah saja yang
memperhatikan, sedangkan yang duduk di pinggir sebelah kanan dan kiri tidak bisa
mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Tidak banyak siswa yang bertanya atau berbeda
pendapat dengan guru. Untuk mengatasi hal ini, pada siklus berikutnya. guru berusaha
untuk lebih
memotivasi siswa untuk mengikuti dengan lebih sungguh-sungguh, lebih efektif bertanya.
Peneliti mengatur tempat duduk siswa yang duduk di pinggir dengan lebih merapatkannya ke
tengah dan dirolling setiap harinya.
2. Diskripsi Siklus II
2.1. Perencanaan
Direncanakan siklus II berlangsung selama Satu kali pertemuan, yaitu pertemuan pada
tanggal 02 November 2023. Materi yang disampaikan adalah pengelompokan benda padat,
cair dan gas.
2.2. Pelaksanaan
Pada awal pembelajaran guru menyajikan jawaban yang benar dari tugas 1 dengan
menuliskannya di papan tulis. Kemudian dilanjutkan kembali dengan diskusi mengenai
jawaban tersebut dengan siswa. Pada awal siklus II kepada siswa juga ditekankan kembali
pentingnya menanyakan hal-hal yang tidak jelas di kelas, sehingga pemahaman siswa
menjadi lebih baik. Guru juga memancing siswa agar mau menanyakan hal-hal yang tidak
diketahui dalam pembelajaran. Guru mengajak siswa untuk melakukan eksperimen yang ke 2
untuk menganalisa sifat- sifat benda. Guru juga berkeliling untuk memantau aktivitas siswa
dalam mengerjakan soal yang diberikan. Pada siklus ini diberikan tugas 2 yang dikerjakan.
2.3. Observasi dan Interprestasi
Meskipun guru telah berusaha memperbaiki kekurangan pada siklus 1, Namun, guru
masih lebih bersifat memberikan informasi. Interaksi dua arah masih sudah mulai berjalan,
siswa banyak yang menanyakan sesuatu.

Tabel 3 Nilai siklus 2


NO NAMA Nilai Siklus I
1. AULIA IZZATUNNISA 90
2. BANGKIT PUTRA RAMADAN 90
3. BIMA ADITYA PUTRA HAZTHA 80
4. CAHAYA AYATUL HUSNA 100
5. DEWI EKA SAFITRI 80
6. DIKI DWI SAPUTRA 80
7. FAIZ NUR HIDAYAHTULLOH 70
8. FAREL AZKHA JUNIOR 70
9. FEBRIYANI KESYA PUTRI 75
10. ICHA PERMATASARI 100
11. NAWWAF NAFIS ASSUBCHI 100
12. NAZWA NUR MAY FATIMAH 70
13. REZA ADI PRATAMA 85
14. SHIYAM FIRDAUS SALMA 75
15. ZAKI HAFIDH ARGHANI 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa telah dapat mengerjakan
pekerjaanya dengan baik dan mendapatkan nilai yang lebih baik, motivasi siswa untuk
mengerjakan pekerjaanya sudah lebih tinggi bila dibandingkan dengan siklus I.

2.4. Analisis dan Refleksi


Dibandingkan dengan siklus I, motivasi siswa dan hasil yang diperoleh siswa sudah lebih
baik. Motivasi siswa pun sudah lebih baik dari siklus I. hal ini dapat dilihat dari hasil yang
diperoleh siswa, yaitu telah banyak yang mendapatkan nilai di atas nilai minimal (KKM).
Pembahasan Antar Siklus
Dari data-data yang ada dari siklus 1 sampai dengan siklus II dapat dilihat bahwa adanya
peningkatan prestasi siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan metode eksperimen. Hal
ini dapat dilihat dari perbandingan nilai yang diperoleh siswa, dari pembelajaran dengan
klasikal, siklus I dan siklus II. Pada nilai siswa, terjadi peningkatan.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Dengan menggunakan
metode eksperimen dalam pembelajaran IPA, memudahkan siswa dalam mempelajari materi
yang sedang dipelajari. Karena siswa dapat mengaami langsung pembelajaran tersebut,
dengan kata lain, para siswa ikut terlibat langsung secara aktif dalam pembelajaran. Dengan
mengalami langsung dalam pembelajaran, maka siswa akan lebih faham dan memorinya
lebih lama, karena dalam hal ini, siswa tidak menghafal materi, tetapi melakukan sendiri.
Dalam pembelajaran IPA mnggunakan metode eksperimen yang telah dilakukan ini telah
berjalan dengan baik. Dan siswa dapat menikmati pembelajaran yang dilakukannya dengan
turut serta aktif dalam pembelajaran.
Dengan memperhatikan kenyataan bahwa proses pembelajaran telah berlangsung baik
dan sebagian besar siswa telah mendapatkan nilai di atas nilai minimal (KKM), maka
terdapat
peningkatan prestasi belajar IPA menggunakan metode eksperimen pada materi
pengelompokan benda padat, cair dan gas pada siswa kelas III SDN 02 Wonorejo
Kec.Jatiyoso.

D. Hasil Penelitian Siklus I


Dari penelitian tindakan kelas ini diperoleh hasil bahwa nilai akhir kompetensi I ada 10
anak yang mendapatkan nilai di atas nilai minimal dan 5 orang siswa yang mendapatkan nilai
di bawah nilai minimal dan harus mengikuti remidi. Pada siklus I ini pembelajaran baru
mencapai 63%, karena dari 15 siswa, ada 5 siswa yang nilainya di bawah nilai minimal, yaitu
sebanyak 37%. Pada siklus I ini, peneliti tidak bisa langsung mengadakan remidi, karena
keterbatasan waktu dan akan melaksanakan remidi pada proses pembelajaran selanjutnya.
Proses pembelajaran sudah mulai terjadi lebih baik daripada menggunakan metode klasikal
namun belum maksimal. Prestasi belajar IPA juga mengalami peningkatan dibandingkan
dengan nilai siswa sebelumnya.

Tabel 4 REKAPITULASI NILAI ULANGAN SIKLUS I DAN SIKLUS II


No Nama Nilai Nilai siklus Selisih nilai
siklus I II %
1. AULIA IZZATUNNISA 80 90 + 12,5%
2. BANGKIT PUTRA 80 90 + 12,5%
RAMADAN
3. BIMA ADITYA PUTRA 75 80 + 6,6%
HAZTHA
4. CAHAYA AYATUL 90 100 + 11,1%
HUSNA
5. DEWI EKA SAFITRI 85 80 - 5,8%
6. DIKI DWI SAPUTRA 85 80 - 5,8%
7. FAIZ NUR 40 70 + 75%
HIDAYAHTULLOH
8. FAREL AZKHA JUNIOR 50 70 + 40%
9. FEBRIYANI KESYA PUTRI 70 75 + 71%
10. ICHA PERMATASARI 90 100 + 11, 1%
11. NAWWAF NAFIS 90 100 + 11, 1%
ASSUBCHI
12. NAZWA NUR MAY 50 70 + 40%
FATIMAH
13. REZA ADI PRATAMA 90 85 - 5,5%
14. SHIYAM FIRDAUS SALMA 70 75 + 7,1%
15. ZAKI HAFIDH ARGHANI 100 100 0%

E. Hasil Penelitian Siklus II


Dari penelitian tindakan kelas siklus II ini diperoleh hasil bahwa nilai akhir kompetensi
siklus II ada 12 siswa yang mendapatkan nilai di atas nilai minimal dan 3 siswa yang
mendapatkan nilai di bawah nilai minimal. Pada siklus II ini pembelajaran telah mencapai
80%, yaitu dibuktikan dengan pemerolehan hasil belajar terdapat 12 siswa yang nilainya
mencapai di atas nilai minimal. Tetapi juga masih tersisa 20% yaitu diperoleh hasil
pembelajaran siswa sebanyak 3 siswa yang nilainya masih di bawah nilai minimal. Proses
pembelajaran sudah mulai terjadi lebih baik daripada menggunakan metode eksperimen
siklus I. Prestasi belajar IPA juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai siswa
sebelumnya.
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar IPA
melalui pembelajaran menggunakan metode eksperimen pada siswa kelas III SDN 02
Wonorejo. Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran eksperimen, proses pembelajaran
IPA pada kompetensi wujud benda dan sifatnya telah berjalan lebih baik bila dibandingkan
dengan proses pembelajaran sebelumnya. Motivasi belajar siswa dalam belajar pun cukup
tinggi dan siswa dapat lebih mandiri dalam mengikuti dan melaksanakan pembelajaran.

B. Saran
Dari makalah yang penulis buat saran yang dapat penulis berikan adalah :
DAFTAR PUSTAKA

Eko Juliyanto, Janatur Rofigah & Fatih Nuzulil . H (2015). Menentukan Tegangan
permukaan zat cair dari Studi Pendidikan Fisika Universitas Sains AlQuran.

Setyaningrun, Natalia Suci (2016). hasil belajar;discovery learning;mind mapping


( Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Discovery Learning dan Teknik Mencatat Mind Mapping Siswa Kelas 4).

Silvia, N. I (2023). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Pada Materi Wujud Benda
Dan Sifatnya Di Sekolah Dasar Kelas Tinggi ( VOL. 5 (2023): SEMINAR NASIONAL
HASIL RISET DAN PENGABDIAN (SNHRP) KE 5 TAHUN 2023).

Idayati, I (2019). Pengembangan Tes Diagnostik Menggunakan Certainty Of


Response Index (CRI) Termodifikasi pada Materi Tekanan Zat untuk Siswa Kelas VIII SMP
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Semarang Vol 8 No 1
Febri, S (2019). oai:ojs.journal.unesa.ac.id:article/29814 Analisis Literasi Sains pada
Siswa Tunarungu Terhadap Konsep IPA.

Rita , Destiana. 2012. Rejor Nilai 100 Ulangan Harian. Jagakarsa: Forum Bina Karya

Anda mungkin juga menyukai