Anda di halaman 1dari 10

371

kesejahteraan. Kemajuan sebuah negara PENDAHULUAN


dapat dilihat dari sistem pendidikannya, Pendidikan merupakan usaha sadar yang
kualitas pendidikannya, baik dari kualitas dilakukan seseorang untuk menjadi pribadi
tenaga pengajarnya maupun kualitas pesertayang lebih baik dan mengembangkan potensi
didiknya. Oleh sebab itu, pendidikan sangat yang dimilikinya agar dapat bermanfaat bagi
dibutuhkan bagi manusia sebagai proses dirinya sendiri maupun orang lain dalam
pengajaran dan pelatihan agar mencapai kehidupannya. Pendidikan bertujuan untuk
tujuan tersebut. Proses pengajaran yang baikmembantu para siswa dalam
harus mengacu pada kurikulum yang mengembangkan potensi yang dimilikinya.
berlaku. Kurikulum adalah rangkaian rencanaDengan menempuh pendidikan, seseorang
isi yang akan menjadi sejumlah tahapan dapat terhindar dari rendahnya kemampuan
belajar yang didesain untuk siswa dengan kognitif dan kemiskinan. Pendidikan menjadi
petunjuk institusi pendidikan yang isinya pembeda antara seseorang dengan orang
berupa proses. Kurikulum yang berlaku di yang lainnya, dilihat dari pengetahuan,
Indonesia saat ini adalah Kurikulum Tingkat kemampuan dan keterampilan yang
Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan dimilikinya sehingga dapat meningkatkan
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)
PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA
Gina Rosarina1, Ali Sudin, Atep Sujana3
123 Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang
Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang
1Email: ginarosarina@gmail.com
2Email: alisudin03@gmail.com
3Email: atepsujana261272@gmail.com
Abstrak
Berdasarkan pengamatan awal di SDN Gudangkopi I pada umumnya siswa mengalami
kesulitan dalam menguasai materi perubahan wujud benda. Penguasaan konsep, kegiatan
pembuktian dan aplikasi yang menjadi keharusan dalam belajar IPA tidak nampak dalam
pembelajaran. Kondisi ini diakibatkan dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru
belum maksimal sehingga berdampak kurang baik pada hasil belajar siswa. Secara spesifik
PTK ini betujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model discovery
learning. Dalam pelaksanaannya PTK terdiri dari tiga siklus, tiap siklus terdiri dari empat
tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, analisis dan refleksi. Berdasarkan hasil
temuan dan pembahasan, dapat direkomendasikan bahwa dengan menerapkan model
discovery learning merupakan suatu alternatif untuk meningkatan hasil belajar siswa,
khususnya pada materi perubahan wujud benda. Peningkatan ini dilihat dari persentase
ketuntasan tiap siklus. Siswa yang dinyatakan tuntas pada siklus I berdasarkan hasil tes ada 7
siswa (26,92%), siklus II menjadi 17 siswa (65,38%) dan siklus III 23 siswa (88,46%).
Kata kunci : discovery learning, hasil belajar, perubahan wujud bendabuatan.
372
mampu menjaga maupun menggunakan apaGina Rosarina, Ali Sudin, Atep Sujana
yang ada di alam semesta ini secara baik dan salah satu bentuk perkembangan pendidikan
bijaksana, sehingga tidak merusaknya”. yang memberikan kesempatan kepada
Selain itu, IPA bertujuan membantu siswa sekolah dan satuan pendidikan untuk
untuk memperkirakan apa yang akan terjadi mengembangkan kurikulum sesuai dengan
di masa depan, disertai dengan cara potensi, tuntutan, dan kebutuhan masing-
mengatasinya sehingga siswa kemampuan masing. KTSP diterapkan pada satuan
intelektual yang dimiliki siswa tidak hanya pendidikan, dalam praktiknya pendidikan
untuk sesaat tetapi untuk jangka panjang dapat berlangsung dalam lingkungan formal,
(Trefil dalam Sujana, 2014). Tujuan lain dari informal, dan nonformal. Khusus pada
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah untuk pendidikan formal terdapat beberapa
memperoleh keyakinan terhadap Tuhan jenjang pendidikan di negeri ini yang terdiri
Yang Maha Esa berdasarkan alam semesta dari sekolah dasar (SD), sekolah menengah
ini, menerapkan perkembangan konsep Ilmupertama (SMP), sekolah menengah atas
Pengetahuan Alam (IPA), mengembangkan (SMA) dan perguruan tinggi (PT). Proses
rasa ingin tahun siswa, mengembangkan pembelajaran dari setiap jenjang tersebut
keterampilan proses pengetahuan siswa, tentunya memperhatikan fase
memberikan pemahaman kepada siswa perkembangan dan tingkat kemampuan
bahwa dirinya terlibat dalam menjaga alam setiap peserta didik seperti kognitif,
semesta dan menghargai apa yang ada di psikomotor dan afektif. Khususnya pada
alam ini, dan memperoleh pengetahuan jenjang sekolah dasar (SD) kemampuan
tentang Ilmu Pengetahuan (IPA) agar dapat kognitifnya akan berbeda dengan jenjang
lebih dikembangkan pada jenjang pendidikanpendidikan yang lebih tinggi lainnya. Proses
selanjutnya. Yang menjadi keharusan dalam pembelajaran materi IPA pada sekolah dasar
pembelajaran IPA adalah adanya penguasaan akan lebih sederhana dan berkaitan dengan
konsep, kegiatan pembuktian dan aplikasi. kehidupan sehari-hari. Hal itu dimaksudkan
Pada prosesnya pembelajaran IPA agar pembelajaran lebih bermakna dan siswa
dilaksanakan dengan melakukan observasi, lebih memahami dengan baik.
eksperimen atau praktikum, serta penarikan Salah satu materi yang diajarkan di SD adalah
kesimpulan yang melibatkan peran siswa di mata pelajaran IPA. Hal itu dikarenakan
dalamnya. Jika siswa dilibatkan dalam prosespendidikan IPA merupakan salah satu
pembelajaran, diharapkan mampu wahana yang dianggap paling tepat untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa, dan menanamkan pengetahuan, sikap, dan
membiasakan siswa agar mampu keterampilan pada peserta didik melalui
memecahkan masalah yang ada di proses pembelajaran. Ilmu Pengetahuan
kehidupannya sehari-hari. Alam (IPA) atau sains merupakan ilmu
Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)pengetahuan yang mempelajari tentang
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari seluruh alam semesta beserta isinya dan
seluruh bagian dari alam semesta yang termasuk semua peristiwa-peristiwa yang
bertujuan untuk memperoleh pemahaman terjadi di dalamnya, baik itu berupa fakta-
serta mengolah pemahaman tersebut untuk fakta, konsep-konsep maupun prinsip-prinsip
mengetahui suatu penyebab, dampak yang yang semuanya terorganisir dan sistematis
ditimbulkan, serta penjelasan dari sebuah sehingga menjadi suatu proses untuk
kejadian atau gejala yang muncul di alam. memproduksi pengetahuan. Menurut Sujana
Hakikatnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) (2014) “Manfaat IPA bagi peserta didik
adalah sebagai produk, artinya melalui IPA adalah untuk memberikan pemahaman
mengenai bagaimana kita sebagai manusia
373
siswa dapat menghasilkan sesuatu, baik itu
seperti banyak yang tidak memperhatikan ilmu yang baru ataupun sebuah karya. Hal itu
proses pembelajaran dengan mengobrol, diperoleh melalui proses kegiatan analisis.
mengganggu teman lainnya. Selain itu guru Selain sebagai produk, IPA juga dapat
terlihat tidak mempedulikan reaksi siswa dikatakan sebagai proses, kemampuan
ketika proses pembelajaran berlangsung, keterampilan siswa dalam memperoleh
karena guru terlalu fokus pada buku sumber pengetahuan itulah yang disebut IPA sebagai
yang digunakan. Dengan permasalahan- proses. Sedangkan IPA sebagai sikap ilmiah
permasalahan tersebut pada akhirnya adalah bagaimana para ahli bersikap dalam
mengakibatkan siswa tidak memahami mencari ilmu pengetahunan sains dan
materi dan pembelajaran menjadi tidak mengembangkannya.
bermakna. Permasalahan-permasalahan Namun pada pelaksanaannya, pembelajaran
tersebut mempengaruhi hasil belajar siswa. IPA belum sesuai dengan apa yang telah
Siswa kelas IV SDN Gudang Kopi I berjumlah dikemukakan diatas. Seperti di beberapa
27 siswa. Dari 27 siswa tersebut hanya ada 4sekolah ditemukan beberapa permasalahan
orang yang mampu mencapai KKM pada yang berkaitan dengan pembelajaran IPA.
materi perubahan wujud benda. Dengan Misalnya yang berkaitan dengan fasilitas,
KKM yang ditentukan adalah 72. Apabila media, sumber bahan ajar, bahkan tenaga
dihitung dalam bentuk persentase, siswa pengajar pun masih mengalami
yang tuntas yaitu hanya 4 orang atau 14,81% permasalahan.
sedangkan yang tidak tuntas mencapai 23 Hal-hal
orang atau 85,18%. tersebut
Berdasarkan permasalahan yang terdapat mengakibatkan proses pembelajaran IPA di
pada data awal tersebut, telah jelas bahwa sekolah menjadi kurang bermakna dan pada
perlu adanya tindakan untuk mengatasinya, akhirnya mempengaruhi hasil belajar siswa.
yaitu guru harus mampu melakukan proses Untuk membuktikan kondisi pembelajaran
pembelajaran dengan baik, bermakna IPA tersebut peneliti melakukan
bahkan melakukan inovasi. Menurut Sa’ud pengambilan data awal pada kelas IV di SDN
(2011) Inovasi adalah sesuatu perubahan Gudangkopi I. Pengambilan data awal di
yang baru, berbeda dari hal yang sekolah
sebelumnya, jauh lebih baik dan dilakukan tersebut
dengan sengaja yang bertujuan untuk dilakukan
meningkatkan kemampuan serta mencapai pada
tujuan tertentu. Ada berbagai cara untuk pembelajaran IPA dengan materi yang
melakukan inovasi dalam pendidikan, disampaikan adalah tentang perubahan
misalnya saja dengan menerapkan model, wujud benda. Setelah melakukan observasi,
media, metode, strategi, bahkan pendekatanditemukan masalah-masalah pada kinerja
pembelajaran yang bertujuan agar guru dan aktivitas siswa yang tidak
pembelajaran lebih menarik dan tidak terasamendukung berhasilnya proses
membosankan bagi peserta didik. Dalam pembelajaran. Berbagai permasalahan yang
dunia pendidikan, baik model, media, muncul diantaranya adalah ketika guru
metode, strategi dan pendekatan banyak menjelaskan materi tersebut guru hanya
sekali macamnya. Namun dalam menggunakan satu buku sumber tanpa
menentukannya kita harus mengetahui menggunakan media maupun multimetode
terlebih dahulu karakteristik dan kecocokan sebagai penunjang agar siswa memahami
antara inovasi yang akan kita lakukan denganmateri. Kemudian guru terlihat kurang
permasalahan yang kita hadapi. menguasai materi sehingga dengan kinerja
guru yang seperti itu membuat siswa
menjadi pasif, tidak tertarik pada proses
pembelajaran yang sedang berlangsung,
serta kondisi kelas yang tidak kondusif
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)
374
memahami dan mampu mengembangkan
aspek
kognitif Gina Rosarina, Ali Sudin, Atep Sujana
yang Dari berbagai jenis model pembelajaran yang
dimilikinya ada, peneliti memilih menerapkan model
(Suryosubroto, 2009). Melalui model discovery learning. Discovery learning
discovery learning siswa menjadi lebih dekat merupakan suatu model pemecahan
dengan apa yang menjadi sumber masalah yang akan bermanfaat bagi anak
belajarnya, rasa percaya diri siswa akan didik dalam menghadapi kehidupannya di
meningkat karena dia merasa apa yang telahkemudian hari. Penerapan model discovery
dipahaminya ditemukan oleh dirinya sendiri, learning ini bertujuan agar siswa mampu
kerjasama dengan temannya pun akan memahami materi perubahan wujud benda
meningkat, serta tentunya menambah dengan sebaik mungkin dan pembelajaran
pengalaman siswa (Putrayasa, 2014). lebih terasa bermakna, sehingga hasil belajar
Maka dari itu, secara umum permasalahan siswa pun akan meningkat. Karena model
dalam discovery learning ini dalam prosesnya
penelitian menggunakan kegiatan dan pengalaman
ini langsung sehingga akan lebih menarik
adalah perhatian anak didik dan memungkinkan
bagaimana pembentukan konsep-konsep abstrak yang
perencanaan mempunyai makna, serta kegiatannya pun
pembelajaran lebih realistis (Ilahi, 2012). Kegiatan
dengan penemuan yang dilakukan oleh manusia itu
menerapkan model discovery learning pada sendiri dan dilakukan secara aktif akan
materi perubahan wujud benda kelas IV SDNmemberikan hasil yang paling baik, serta
Gudang Kopi I Kecamatan Sumedang Selatan akan lebih bermakna bagi dirinya sendiri
Kabupaten Sumedang, bagaimana (Bruner dalam Sujana, 2014). Model
pelaksanaan penerapan model discovery discovery learning pun banyak memberikan
learning pada materi perubahan wujud kesempatan bagi para anak didik untuk
benda kelas IV SDN Gudang Kopi I terlibat langsung dalam kegiatan belajar,
Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten kegiatan seperti itu akan lebih
Sumedang, dan bagaimana peningkatan hasil membangkitkan motivasi belajar, karena
belajar siswa setelah penerapan model disesuaikan dengan minat dan kebutuhan
discovery leraning pada materi perubahan mereka sendiri. Model discovery learning ini
wujud benda kelas IV SDN Gudang Kopi I menitikberatkan pada kemampuan mental
Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten dan fisik para anak didik yang akan
Sumedang. memperkuat semangat dan konsentrasi
METODE PENELITIAN mereka dalam melakukan kegiatan
Metode pembelajaran. Adapun tahapan model
Penelitian ini dilaksanakan dengan discovery learning, terdiri dari observasi
menggunakan metode penelitian kelas (PTK). untuk menemukan masalah, merumuskan
PTK adalah cara guru memperbaiki proses masalah, mengajukan hipotesis,
pembelajaran yang mereka lakukan dengan merencanakan pemecahan masalah melalui
mengevaluasi pengalaman guru itu sendiri percobaan atau cara lain, melaksanakan
(Wiriaatmadja, 2006). Sedangkan menurut pengamatan dan pengumpulan data, analisis
(Sanjaya, 2009) PTK adalah proses data, dan menarik kesimpulan atas
menyelesaikan masalah-masalah yang percobaan yang telah dilakukan atau
muncul di dalam pembelajaran dengan penemuan. Jika siswa dilibatkan secara
melakukan tindakan yang nyata dan terus-menerus dalam pembelajaran
terencana, kemudian menganalisis hasil dari penemuan, maka siswa akan lebih
tindakan tersebut. Meningkatkan kualitas
pembelajaran adalah salah satu kemampuan
yang harus dimiliki oleh seorang guru
profesional. Dalam melaksanakan PTK harus
375
sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, didukung oleh kondisi guru atau pemimpin
bukan data yang sekedar terlihat, terucap, sekolah yang kondusif, artinya perlu
tetapi data yang mengandung makna di balikdukungan dari berbagai pihak agar PTK ini
yang terlihat dan terucap tersebut. Dalam dapat berhasil.
penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak PTK berkembang dari penelitian tindakan
dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta yang dapat diartikan sebagai suatu bentuk
yang ditemukan pada saat penelitian di penelitian reflektif dan kolektif yang
lapangan. Oleh karena itu analisis data yangdilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial
dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-untuk meningkatkan penalaran praktik sosial
fakta yang ditemukan dan kemudian dapat mereka. Tujuan umum dari penelitian
dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori.tindakan kelas ini adalah untuk
Pengertian metode penelitian kualitatif meningkatkan proses pembelajaran serta
adalah metode yang dilakukan pada saat hasil belajarnya. Selain itu, penelitian
kondisi terjadi secara alamiah (tanpa tindakan kelas (PTK) bermanfaat bagi guru,
rekayasa), peneliti memiliki peran utama, siswa, lembaga sekolah dan perkembangan
teknik pengumpulan data dilakukan secara teori pendidikan (Sanjaya, 2009). Manfaat
gabungan, analisis data bersifat indukti, hasilPTK untuk guru yaitu mampu meningkatkan
penelitiannya pun lebih menekankan pada kualitas pembelajaran yang menjadi
makna daripada secara keseluruhan tanggung jawabnya, melalui perbaikan dan
(Sugiyono, 2005). peningkatan kinerja, maka akan tumbuh
Lokasi Penelitian kepuasan dan rasa percaya diri yang dapat
Lokasi penelitian tindakan kelas untuk dijadikan sebagai modal untuk terus-
menerapkan model discovery learning ini menerus meningkatkan kemampuan dan
dilaksanakan di SDN Gudang Kopi I pada kinerjanya, keberhasilan PTK dapat
siswa kelas IV Kecamatan Sumedang berpengaruh terhadap guru lain, PTK juga
Kabupaten Sumedang. dapat mendorong guru untuk memiliki sikap
Subjek Penelitian professional, dan guru akan selalu mengikuti
Subjek penelitian ini adalah siswa dan siswi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
kelas IV yang berjumlah 27 orang. Selain untuk guru, PTK juga bermanfaat
Instrumen Penelitian untuk siswa, diantaranya melalui PTK dapat
Instrumen penelitian yang digunakan adalahmengurangi bahkan menghilangkan rasa
lembar observasi, pedoman wawancara, jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran,
catatan lapangan dan format penilaian tes PTK dapat berpengaruh positif terhadap
hasil belajar. Observasi dilakukan untuk pencapaian hasil belajar siswa. Guru-guru
mengumpulkan data dengan melakukan yang kreatif dan inovatif dengan selalu
pengamatan terhadap kegiatan yang berupaya meningkatkan hasil belajar siswa,
berlangsung, segala sesuatu yang terjadi secara langsung akan membantu sekolah
pada proses pembelajaran tersebut. yang bertanggung jawab dalam
Wawancara dilakukan terhadap guru yang penyelenggaraan pendidikan untuk mendidik
bersangkutan. Pedoman wawancara ini siswanya. PTK pun dapat menjembatani
berupa pertanyaan-pertanyaan kepada guru antara teori dan praktik.
mengenai kegiatan belajar mengajar, Pengolahan data yang digunakan dalam
mengenai kesulitan-kesulitan mengajar yangpenelitian ini adalah metode penelitian
dialami oleh guru tersebut. Catatan lapangankualitatif. Kriteria dalam penelitian kualitatif
adalah data yang pasti, yaitu data yang
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)
376
tindakan selama tiga siklus akhirnya target Gina Rosarina, Ali Sudin, Atep Sujana
penelitian dapat tercapai. Target penelitian digunakan selama proses pembelajaran, dan
ini meliputi target proses dan target hasil. berfungsi untuk mencatat apa saja yang
Pemaparan hasil proses terdiri dari 2 terjadi ketika model discovery learning ini
kegiatan, yaitu kinerja guru dan aktivitas diterapkan. Dan bentuk tes tertulis ini yaitu
siswa. Adapun paparan data yang diperoleh berupa tes essay atau uraian. Tes ini terdiri
selama proses belajar-mengajar adalah hasildari sejumlah pertanyaan dalam bentuk
observasi kinerja guru, hasil observasi uraian yang harus dijawab dalam bentuk
aktivitas siswa dan ketuntasan hasil belajar uraian tertulis atau berupa kalimat-kalimat
siswa. Setiap yang diobservasi beserta hasilbebas yang disusun sendiri. Tes tertulis
belajar siswa harus mencapai target yang berfungsi untuk mengukur kemampuan
telah ditentukan setelah dilakukannya tentang suatu konsep atau kinerja.
tindakan. Target tersebut adalah 85%. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Kinerja guru dibagi kedalam 2 bagian, yaitu Teknik pengolahan data yang digunakan oleh
kinerja guru pada saat menyusun rencana peneliti, sesuai dengan instrumen yang telah
pembelajaran dan pada saat pelaksanaan ditentukan, yaitu observasi, wawancara,
pembelajaran. Adapun persentase yang catatan lapangan dan tes. Data yang diolah
diperoleh pada hasil observasi kinerja guru dalam penelitian ini merupakan data
dalam merencanakan pembelajaran adalah pelaksanaan tindakan dan data hasil belajar
74%. Sedangkan pada siklus II aspek-aspeksiswa. Data pelaksanaan tindakan yang
yang belum dilaksanakan menjadi berkurang.dimaksud pada penelitian ini mengenai
Hal tersebut membuat peningkatan pada proses berlangsungnya penerapan model
hasil observasi kinerja guru saat discovery learning pada materi perubahan
merencanakan pembelajaran, yakni wujud benda yang diperoleh dari hasil
mencapai persentase 89%. Selanjutnya observasi, wawancara, dan catatan lapangan.
mengalami peningkatan kembali setelah Sedangkan hasil belajar siswa diperoleh dari
dilakukannya tindakan hingga ketiga kalinya,penilaian setelah kegiatan pembelajaran
yakni mencapai persentase 96%. Sedangkanyang diperoleh dari format observasi dan tes
untuk kinerja guru dalam melaksanakan tertulis. Sedangkan analisis data adalah
pembelajaran pada siklus I adalah 60%, siklusproses mencari, menyusun secara sistematis
II 82%, dan siklus III 98%. Pada tahap data yang diperoleh berdasarkan teknik
perencanaan guru menyusun RPP dengan pengolahan data sehingga temuannya dapat
memperhatikan standar kompetensi dan dipahami dan diinformasikan kepada orang
kompetensi dasar untuk merumuskan tujuanlain (Bogdan dalam Sugiyono, 2005).
pembelajaran. Kemudian guru melakukan Langkah-langkah menganalisis data terdiri
pemilihan materi ajar yang akan digunakan dari reduksi data, penyajian data dan
pada pembelajaran. Selanjutnya menyusun kesimpulan (Sugiyono, 2007).
langkah kegiatan pembelajaran dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
menerapkan tahapan dalam menggunakan Penelitian mengenai penerapan model
model discovery learning, disertai dengan discovery leraning pada materi perubahan
LKS dan soal serta kunci jawaban untuk wujud benda secara keseluruhan berdampak
mengevaluasi siswa sehingga dapat positif terhadap peningkatan hasil belajar
mengukur dan mengetahui hasil belajar siswa kelas IV SDN Gudangkopi I. Hal ini
siswa. Setelah dilakukan perencanaan diketahui berdasarkan data-data yang
pembelajaran, kinerja guru dalam diperoleh dari pelaksanaan semua siklus dari
melaksanakan pembelajaran pemaparannyasiklus I sampai siklus III. Setelah dilakukan
377
mengikuti pembelajaran dengan sungguh- adalah sebagai berikut. Pertama guru
sungguh, menyelesaikan setiap tugas yang mengkondisikan siswa untuk siap belajar dan
diberikan tepat waktu. Aspek sikap sosial memberikan apersepsi kepada siswa serta
terdiri dari, Ikut terlibat aktif pada setiap menyampaikan tujuan pembelajaran.
kegiatan, menghargai setiap pendapat yang Kemudian guru menghubungkan apersepsi
dikemukakan. Aspek mengemukakan yang diberikan kepada masalah yang akan
pendapat terdiri dari memiliki keberanian diberikan kepada siswa untuk dicari solusi
berbicara di depan siswa lain, menyampaikan penyelesaiaan masalah tersebut serta
pendapat dengan suara yang lantang. Dan menginformasikan tugas-tugas kepada siswa.
aspek bekerjasama dengan orang lain terdiriUntuk mencari solusi pemecahan masalah
dari, menyelesaikan tugas dengan baik, yang telah diberikan sebelumnya dan
disiplin selama kegiatan diskusi dan proses menyelesaikan tugas-tugas tersebut, guru
pembelajaran. Pada siklus I, pada umumnyamembagi siswa kedalam 4 kelompok dengan
indikator dari keempat aspek tersebut yang masing-masing anggota kelompok berjumlah
belum dilaksanakan adalah ikut terlibat aktif 6-7 orang, kelompok ini berbeda anggotanya
pada setiap kegiatan, memiliki keberanian dari kelompok yang dibentuk pada siklus I.
berbicara di depan siswa lain, dan belum Selanjutnya setiap kelompok diberi LKS oleh
disiplin selama kegiatan diskusi dan proses guru untuk diselesaikan dengan teman satu
pembelajaran berlangsung. Namun, pada kelompoknya dan guru berkeliling untuk
siklus II siswa sudah mulai ikut terlibat aktif memantau proses penyelesaian LKS
pada setiap kegiatan. Hanya saja untuk tersebut. Selain itu guru juga membantu
keberanian berbicara di depan siswa lain siswa memberi penguatan terhadap konsep
belum terlalu nampak, ada beberapa siswa yang telah dipahami oleh siswa. Kemudian
yang sudah berani berbicara di depan. pada akhir pelaksanaan guru melakukan
Selama proses pembelajaran siklus II evaluasi terhadap pembelajaran yang telah
berlangsung pun sudah ada peningkatan dilakukan dan membantu siswa untuk
terhadap kedisiplinan siswa, hal tersebut merefleksi semua proses pembelajaran yang
terlihat pada nilai persentase aktivitas siswa.telah dilaluinya.
Sedangkan pada siklus III, hampir seluruh Selain itu, untuk aktivitas siswa berdasarkan
siswa sudah mulai berani berbicara di depandata yang telah diperoleh, selama tiga siklus
siswa lain, bahkan kedisiplinan siswa jauh ini telah mengalami peningkatan dari setiap
lebih meningkat dibandingkan dengan siklus-siklusnya. Rangkuman hasil observasi
siklus sebelumnya. Namun, meskipun secara aktivitas siswa selama tiga siklus adalah
keseluruhan aktivitas sudah jauh lebih baik sebagai berikut. Siklus I mencapai persentase
dibandingkan ketika siklus I dilaksanakan yang cukup baik yakni 73%. Pada siklus II
masih saja ada siswa yang belum memiliki mengalami peningkatan hingga mencapai
keberanian yang penuh untuk berbicara di persentase, yaitu 81%. Setelah dilakukan
depan siswa lain, dan kedisiplinannya pun tindakan pada siklus III, aktivitas siswa
masih belum begitu baik. Hal tersebut mengalami peningkatan kembali, yaitu
dikarenakan karakter siswa yang tentunya mencapai 96%. Aspek yang dijadikan
berbeda-beda, tidak semua siswa akan penilaian pada observasi aktivitas siswa
dengan mudah mengikuti pembelajaran dalam pembelajaran tentang perubahan
dengan sebaik mungkin. Walaupun begitu wujud benda ini adalah aspek tanggung
penilaian terhadap aktivitas siswa yang jawab, sikap sosial, mengemukakan
dilaksanakan selama tiga siklus tetap pendapat, dan bekerjasama dengan orang
mengalami peningkatan hingga mencapai lain. Aspek tanggung jawab terdiri dari
target yang telah ditentukan. Selain itu, siswa
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)
378
Gina Rosarina, Ali Sudin, Atep Sujana
Selanjutnya berdasarkan temuan essensial
juga lebih cepat dalam menyelesaikan tugas
pada siklus III, pelaksanaan pembelajaran
yang ada dalam LKS.
dengan model discovery learning meningkat
Hasil belajar pada penelitian ini terus
dan dapat dikatakan sangat memuaskan.
mengalami peningkatan yang cukup baik
Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa dan
pada setiap siklusnya, karena penelitian ini
penilaian hasil belaja. Pada aktivitas siswa,
dilakukan berlandaskan teori perkembangan
seperti mengutarakan dan menyanggah
kognitif yang dikembangkan oleh Jean Piaget
pendapat sudah terjadi dengan sangat baik,
bahwa siswa SD pada usia 7-11 tahun berada
siswa mau menerima pendapat orang lain,
pada periode operasional konkrit. Artinya,
mau bekerja sama dalam kelompok,
pembelajaran yang diberikan pada siswa SD
dominasi kelompok siswa tertentu tidak
dengan usia tersebut harus bersifat konkrit
nampak lagi, serta berbagai kegiatan yang
(nyata). Keberhasilan ini dapat dibuktikan dari
dilakukan oleh setiap siswa dilakukan dengan
berbagai data pelaksanaan tindakan dari siklus I
penuh tanggungjawab. Dan pada saat
sampai siklus III. Adapun penilaian hasil belajar
presentasi siswa sudah dapat melakukan
siswa dalam siklus I adalah sebanyak 7 siswa atau
dengan baik, mau mendengarkan, juga
26,92% yang telah mencapai nilai kriteria
menerima pendapat temannya, serta
ketuntasan minimal, sedangkan 19 siswa atau
mampu memberikaan alasan terhadap hasil
73,07% yang belum mencapai nilai kriteria
presentasinya. Selain itu keberhasilan
ketuntasan minimal, yang tentunya masih jauh
pembelajaran pada siklus III ini dibuktikan
dari yang diharapkan. Berdasarkan temuan
dengan meningkatnya setiap aspek penilaian
pada siklus II, pelaksanaan pembelajaran
yang dilaksanakan, baik aspek proses
dengan model discovery learning dikatakan
maupun hasil belajar. Hasil belajar pada
cukup memuaskan. Guru melakukan
siklus III ini sangat memuaskan, karena
perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil
terdapat 23 siswa atau 88,46% yang nilainya
analisis dan refleksi pada siklus sebelummya.
mencapai kriteria ketuntasan minimal, dan
Dimana guru dapat memotivasi siswa dengan
ada 3 orang atau 11,53% yang nilainya belum
memberikan penguatan, menjelaskan materi
mencapai kriteria ketuntasan minimal. Dari
maupun pembentukan kelompok dilakukan
persentase tersebut, maka penilaian
dengan dipahami oleh siswa. Hal ini
terhadap hasil belajar siswa sudah mencapai
ditunjukkan saat siswa bekerja dalam
target 85%. Karena menurut (Suryosubroto,
kelompoknya, aktivitas siswa sudah
2009) Siswa dapat melanjutkan
meningkat dibandingkan pada pembelajaran
pembelajaran ke materi selanjutnya jika hasil
sebelumnya. Dalam mengerjakan LKS pun
dari pembelajaran sebelumnya sudah
sebagaian besar kelompok sudah dapat
mencapai 85% dari KKM. Dengan demikian
mengerjakan permasalahan yang harus
pembelajaran dengan menggunakan model
diselesaikan. Namun dalam
discovery leraning pada materi perubahan
mempresentasikan hasil diskusi masih
wujud benda pada siklus III ini sudah sesuai
didominasi oleh siswa yang pintar. Adapun
dengan harapan.
penilaian hasil belajar pada siklus II ini
Berdasarkan data diatas, seluruh poin yang
mengalami peningkatan dibanding dengan
menjadi penilaian penelitian sudah mencapai
hasil belajar pada siklus I, siswa yang nilainya
target, bahkan melebih target yang telah
mencapai kriteria ketuntasan minimal
ditentukan. Kinerja guru, aktivitas siswa dan
bertambah menjadi 17 siswa atau 65,38%
hasil belajar mencapai target pada siklus III.
dan yang belum mencapai nilai kriteria
Selama proses penelitian, peneliti
ketuntasan minimal ada 9 orang atau
menemukan beberapa temuan pada
34,61%. Sehingga siklus II mengalami
peningkatan dari siklus I, yakni 38,46%.
379
pengalaman langsung, melakukan penelitian ini. Temuan-temuan yang
pengamatan, memahami hasil pengamatan, diperoleh selama melakukan penelitian di
hingga menerapkan konsep. Dengan antaranya bahwa dalam pembelajaran IPA,
demikian alternatif pemecahan masalah tidak semua materi dapat disampaikan
yang diambil dengan menerapkan model dengan metode ceramah saja, tetapi ada
discovery leraning untuk mengatasi masalah beberapa materi yang memerlukan metode,
yang ditemukan ternyata dapat menjawab strategi, pendekatan ataupun model
hipotesis yang sudah peneliti buat. pembelajaran yang bervariasi sehingga
SIMPULAN membuat siswa untuk lebih aktif dan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan termotivasi untuk belajar. Guru hendaknya
pada siswa kelas IV SDN Gudangkopi I banyak memberikan rangsangan kepada
Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten siswa agar mau berinteraksi dengan
Sumedang pada materi perubahan wujud lingkungan secara aktif, mencari dan
benda dengan penerapan model discovery menemukan berbagai hal dari lingkungan.
learning diperoleh kesimpulan pada Dari temuan itulah peneliti memilih model
perencanaan, pelaksanaan, dan peningkatandiscovery learning, karena melalui model
hasil belajar siswa. Perencanaan tersebut siswa melakukan percobaan, bagi
pembelajaran dengan model discovery anak usia Sekolah Dasar (SD) pembelajaran
learning untuk meningkatkan hasil belajar akan lebih menarik dengan percobaan,
siswa tentang materi perubahan wujud karena dengan percobaan siswa melakukan
benda di kelas IV SDN Gudangkopi I, penemuan sendiri, tidak hanya teori yang
perencanaan pembelajaran dapat dibuat diterima siswa namun ada kesinambungan
secara optimal sesuai dengan tahapan modeldan pembuktian antara teori dengan fakta.
discovery learning. Adapun tahapannya Pemaparan diatas sesuai dengan kelebihan-
adalah sebagai berikut: a) Observasi untuk kelebihan model discovery learning yang
menemukan masalah, b) Merumuskan diungkapkan oleh (Ilahi, 2012) yaitu model
masalah, c) Mengajukan hipotesis, d) ini kegiatan dan pengalaman dilakukan
Merencanakan pemecahan masalah melalui secara langsung sehingga lebih menarik
percobaan atau cara lain, e) Melaksanakan perhatian anak didik untuk belajar dan
percobaan, f) Melaksanakan pengamatan memungkinkan pembentukan konsep-
dan pengumpulan data, g) Analisis data, dankonsep abstrak yang mempunyai makna,
h) Menarik kesimpulan atas percobaan yang serta memberi banyak kesempatan bagi
telah dilakukan atau penemuan. Setelah siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan
dilaksanakan tindakan hingga tiga siklus, belajar. Penerapan model discovery learning
kinerja guru terhadap perencanaan disesuaikan dengan teori konstruktivisme
pembelajaran mencapai target yang telah Bruner yang mencakup gagasan belajar
ditentukan dengan persentase 97%. sebagai proses aktif dimana pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran dengan tersebut mampu membentuk ide-ide baru
menerapkan model discovery learning untuk berdasarkan apa pengetahuan mereka saat
meningkatkan hasil belajar siswa tentang ini serta pengetahuan masa lalu mereka.
sumber daya alam di kelas IV SDN Dengan model ini pun dapat merubah apa
Gudangkopi I, pada setiap siklusnya yang awalnya siswa pahami secara abstrak
dilakukan delapan tahap dalam model menjadi konkrit. Pembelajaran dengan
discovery learning. Pada bagian pelaksanaanmenerapkan model discovery learning pun
dibagi menjadi dua, yaitu kinerja guru dan secara tidak langsung sudah melaksanakan
apa yang sebenarnya harus ada dalam
pembelajaran IPA, yaitu memberikan
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)
Hasil belajar siswa pada materi perubahan
wujud benda setelah diterapkannya model
discovery learning pada pembelajaran
tersebut, untuk menilai hasil belajarnya,
yakni sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan. Adapun tujuan
pembelajaran tersebut adalah siswa dapat
menjelaskan pengertian perubahan wujud
benda dengan benar, membedakan jenis
perubahan wujud benda yang terjadi dengan
benar, menjelaskan empat cara
mempercepat proses perubahan wujud
benda dengan benar, menyebutkan lima
macam perubahan wujud benda dengan
benar, dan menjelaskan faktor yang
mempengaruhi perubahan wujud benda
dengan benar. Berdasarkan hasil tes akhir
pembelajaran didapat data bahwa pada
siklus I siswa yang tuntas mencapai 26,92%,
sedangkan siklus II mencapai 65,38%, dan
siklus III mencapai 88,46%.
DAFTAR PUSTAKA
Putrayasa, I., Syahruddin, H. & Margunayasa,
I. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran
Discovery Learning Dan Minat Belajar
Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa, II(1),
hlm 1-11.
Sanjaya, Wina. (2009). Penelitian tindakan
kelas. Jakarta: Kencana.
Sa’ud, Udin. (2011). Inovasi pendidikan.
Bandung: ALFABETA.
380
Sugiyono.
(2005). Gina Rosarina, Ali Sudin, Atep Sujana
Memahami aktivitas siswa. Kinerja guru pada
penelitian pelaksanaan ini setelah melaksanakan tiga
kualitatif. Bandung: ALFABETA. siklus mencapai target yang telah ditentukan
Sujana, A. (2014). Pendidikan IPA, Bandung:dengan persentase yang dicapai yaitu 97%.
Rizqi Press. Adapun aktivitas siswa selama pelaksanaan
Suryosubroto. yang diamati dan dinilai adalah
(2009). mengemukakan pendapat, tanggung jawab,
Proses sikap sosial, dan bekerjasama dengan orang
belajar lain. Setelah menjalani tindakan hingga tiga
mengajar di sekolah. Jakarta: PT. RINEKA siklus aktivitas siswa juga telah mencapai
CIPTA. target yang telah ditentukan yakni dengan
Wiriaatmadja, persentase mencapai 96%.
Rochiati.
(2005).
Metode
penelitian tindakan kelas. Bandung: PT.

Anda mungkin juga menyukai