Mushlihah
Universitas Terbuka UPBJJ Lampung
ABSTRAK
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Pembelajaran proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. Karena belajar adalah proses memperoleh pemahaman, pengetahuan, perilaku, nilai,
sikap, keterampilan dan prefensi baru. Belajar tidak hanya dengan mendengarkan penjelasan dari
guru saja atau terpacu pada buku pelajaran tetapi bisa menggunakan berbagai metode agar siswa
bisa memahami materi yang disampaikan oleh guru. Pada pelajaran IPA, metode eksperimen
adalah metode yang dianggap paling cocok dalam pembelajaran IPA materi perubahan wujud
benda, karena pada materi ini siswa terleboh terlatih dalam cara berfikirnya dan lebih menarik
minta siswa disbanding hanya menggunakan buku atau metode ceramah. Penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa dengan metode eksperimen pada pembelajaran IPA
kelas III di SD Negeri 1 Lubai Ulu. Penggunaan metode eksperimen khususnya dalam
pemahaman materi perubahan wujud benda menggunakan metode eksperimen diharapkan
mampu menjawab kesulitan guru dalam melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Hasil
refleksi pada simulasi siklus II ini, kualitas simulasi pembelajaran siklus II meningkat
dibandingkan dengan hasil belajar pada pembelajaran siklus I, hal ini dapat dilihat dengan
terlaksananya semua kegiatan simulasi siklus II sesuai dengan tindak lanjut perbaikan secara
optimal dan maksimal. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode eksperimen
yang diterapkan guru makapembelajaran menjadi lebih efektif dan membuat siswa lebih aktif dan
tertarik serta merasa mempunyai tanggung jawab, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan baik.
Pendahuluan
Latar Belakang
Pendidikan sejatinya merupakan sesuatu yg mempunyai kiprah menjadi pondasi pada
kehidupan insan. Oleh lantaran itu, penyelenggaraan pendidikan wajib dilakukan menggunakan
sebaik mungkin & berorientasi pada masa depan. Pendidikan sendiri mempunyai tujuan primer
buat sebagai media pada melakukan pengembangan potensi & mencerdaskan insan supaya siap
menghadapi kehidupan pada masa yg akan datang. Pendidikan pada sebuah negara bisa dikatakan
menjadi keliru satu hal yg sangat krusial buat diperhatikan & ditingkatkan. Alasanya merupakan
peningkatan sistem pendidikan yg berjalan menggunakan baik, secara pribadi adalah keberhasilan
berdasarkan sebuah negara pada melakukan pembangunan asal daya insan yg kelak akan
memegang tanggung jawab suatu negara.
Dalam lingkup yg luas, pendidikan mampu dikatakan menjadi proses buat memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan norma yg akan dipakai sebagai warisan berdasarkan satu generasi
menuju generasi selanjutnya. Proses pembelajaran sendiri dimulai berdasarkan pengajaran,
pelatihan, sampai penelitian. Pendidikan jua mampu sebagai cara pada upaya menaikkan
kecerdasan, budi pekerti, kepribadian, & keterampilan yg akan berguna bagi diri sendiri & orang
lain disekelilingnya. Dalam konteks yg sempit, pendidikan biasa dipahami menjadi sekolah.
Sekolah adalah loka bagi murid atau siswa buat melakukan proses pembelajaran menggunakan
tujuan menerima pengetahuan & mempunyai pemahaman mengenai sesuatu yg membuatnya
sebagai seseorang insan yg kritis & kreatif.
Ilmu pengetahuan Alam merupakan terjemahan dari kata-kata bahasa Inggris yaitu natural
science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science dapat
disebut sebagai ilmu tentang alam, yaitu ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi
di alam ini (Samatowa, 2016). Menurut Darmojo (dalam Samatowa, 2016, hlm. 2) IPA adalah
pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya.
Baik siswa maupun orang tua perlu memahami pentingnya pembelajaran IPA di sekolah
dasar. Belajar sains sejak dini memiliki banyak manfaat. Pelatihan ini tidak hanya membantu
mereka memahami diri mereka sendiri dengan lebih baik, tetapi juga membimbing anak-anak
untuk menghadapi fenomena kehidupan dan lingkungan alam mereka secara cerdas dan ilmiah.
Sains, seperti namanya, adalah ilmu alam yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan
dengan alam. Sehingga siswa sekolah dasar dapat memahami alam di sekitar mereka. Dimulai
dari hewan, tumbuhan, tubuh kita sebagai manusia, bumi, bumi, langit, bintang-bintang di langit,
dan sebagainya. Kurikulum IPA SD masih dalam tahap pengenalan dan bersifat lugas. Dengan
memahami lingkungan alam di sekitar mereka dan diri mereka sendiri, siswa sekolah dasar
diharapkan dapat dengan bijak menangani fenomena alam dan hal-hal di sekitar mereka.
Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kemampuan secara ilmiah mengeksplorasi dan memahami lingkungan alam.
Hal ini dilakukan sebagai cara berpikir siswa untuk memahami alam dan sifat-sifatnya serta
untuk mengeksplorasi bagaimana fenomena alam dapat dijelaskan sebagai kumpulan
pengetahuan yang timbul dari rasa ingin tahunya sendiri Aktif dan kreatif dalam proses
pembelajaran saintifik Siswa mampu menelaah dan mengamati apa yang terjadi di lingkungan
dan alam sekitar, mendemonstrasikan dan menggunakan benda-benda tertentu agar siswa dapat
menjawab rasa ingin tahunya
Oleh karena itu, pemahaman diperlukan untuk memahami dan mengetahui apa yang
dipelajari siswa, sehingga siswa dapat menerjemahkan, menafsirkan, dan menerapkan masalah ke
dunia nyata. siswa dapat mengatakan bahwa mereka memahami suatu masalah jika mereka dapat
menerjemahkan, menafsirkan, dan menghubungkannya dengan masalah yang ada, dan
siswa dapat menemukan solusi dari kasus yang mereka hadapi. Kemampuan untuk meningkatkan
pengetahuan, memahami isi kelas, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi dalam situasi
tertentu. Siswa Kelas III SDN 1 Lubai Ulu berjumlah 25 siswa. Kebanyakan para siswa adalah
anak dari pedagang, dan buruh. Lingkungan kurang mendukung belajar anak. Kebanyakan anak
bermain sendiri, bermain game pada handphone, pekerjaan rumah dikerjakan disekolah sebelum
sekolah masuk. Maka peneliti ingin memperbaiki cara belajar siswa supaya dapat memperoleh
hasil yang baik, bisa membagi waktu belajar, dan senang terhadap mata pelajaran matematika
yang selama ini menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian besar siswa.
Berdasarkan hal-hal tersebut agar siswa lebih memahami materi perubahan wujud benda
maka guru perlu menggunakan metode eksperimen. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka
penelitian ini diberi judul “UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA
MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN”
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah
yang terjadi:
1. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa tentang Perubahan Wujud Benda di SDN 1 Lubai
Ulu?
2. Bagaimana pelaksanaan menggunakan metode eksperimen di SDN 1 Lubai Ulu?
3. Apakah ada peningkatan pemahaman siswa tentang perubahan wujud benda dengan
menggunakan metode eksperimen di SDN 1 Lubai Ulu?
4. Bagaimana hasil pemahaman siswa tentang metode eksperimen dengan menggunakan metode
eksperimen di SDN 1 Lubai Ulu?
Tujuan Penelitian
1. Tujuan secara umum penelitian ini adalah : untuk meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa
kelas III SD Negeri 1 Lubai Ulu semester I tahun pelajaran 2022/2023.
2. Tujuan secara khusus penelitian ini adalah : untuk meningkatkan pemahaman belajar tentang
perubahan wujud benda pada siswa kelas III SD Negeri 1 Lubai Ulu semester I tahun
pelajaran 2022/2023.
Manfaat Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan akan memberikan beberapa manfaat:
1. Manfaat Teoritis Penelitian Manfaat secara teoritis kegiatan penelitian ini adalah
mengembangkan ilmu pendidikan tentang perubahan wujud benda untuk meningkatkan
pemahaman siswa tentang perubahan wujud benda.
2. Manfaat Praktis Penelitian
a. Bagi Guru
1) Menambah pengetahuan dan pengalaman guru dalam penggunaan wujud benda.
2) Sebagai masukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
3) Memberikan gambaran kemampuan siswa dalam memahami perubahan wujud benda.
b. Bagi Siswa
1) Dapat mengembangkan keterampilan siswa tentang perubahan wujud benda.
2) Dapat mengembangkan keterampilan siswa menggunakan metode eksperimen dalam
pembelajaran perubahan wujud benda.
3) Dapat meningkatkan keaktifan siswa, pemahaman dan prestasi belajar siswa.
c. Manfaat kelembagaan Bagi SD Negeri 1 Lubai Ulu, hasil penelitian ini akan memberikan
manfaat antara lain:
1) Mengembangkan fungsi lembaga Sekolah Dasar sebagai Lembaga Pendidikan dan
Pengajaran serta Lembaga untuk penelitian.
2) Suatu pembaharuan pembelajaran.
Landasan Teori
Peningkatan dan Pemahaman
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud (1990:538) meningkatnya, naiknya
(derajat, taraf, dan sebagainya). Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya (1) pengertian,
pengetahuan yang banyak, (2) pendapat, pikiran, (3) aliran, pandangan. Apabila mendapat
imbuhan Pe-an menjadi pemahaman artinya proses, perbuatan dan cara memahami atau
memahamkan (mempelajari baik-baik supaya paham). Sehingga dapat diartikan bahwa
pemahaman adalah suatu proses, cara memahami dan mempelajari baik-baik supaya paham dan
pengetahuan banyak. Depdikbud (1994:74).
Secara bahasa peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan,
dan sebagainya). Pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami dan memahamkan.
Menurut Nana Sudjana Pemahaman adalah hasil belajar, misalnya siswa dapat menjelaskan
dengan kalimatnya sendiri atas apa yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang
telah dicontohkan guru dan menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Menurut
Benjamin S. Bloom pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti
atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Sementara definisi pemahaman
menurut Anas Sudijono adalah kemampuan seseorang untuk mengerti, mengetahui atau
memahami sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Definisi Pemahaman belajar
menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata paham yang artinya mengerti
benar tentang suatu hal. Sedangkan pemahaman siswa adalah proses, perbuatan, cara memahami
sesuatu. Dan belajar adalah upaya memperoleh pemahaman, hakekat belajar itu sendiri adalah
usaha mencari dan menemukan makna atau pengertian. Berkaitan dengan hal tersebut J. Murshell
mengatakan : ”isi pelajaran yang bermakna bagi anak dapat dicapai bila pengajaran
mengutamakan pemahaman wawasan bukan hafalan dan latihan”.
Siswa dikatakan paham jika siswa tersebut mampu memberikan penjelasan atau uraian
yang lebih rinci dengan menggunakan kata-katanya sendiri. 7 Pemahaman merupakan jenjang
kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan hafalan, dengan kata lain,
memahami adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Jadi, dari
kumpulan beberapa pengertian pemahaman dapat disimpulkan bahwa seorang siswa dikatakan
memahami sesuatu yaitu apabila ia dapat menjelaskan kembali atau mampu menguraikan suatu
materi yang telah dipelajari tersebut lebih rinci menggunakan bahasanya sendiri. Akan lebih baik
lagi jika siswa mampu memberikan contoh lain dari apa yang dicontohkan oleh gurunya dan
siswa tersebut mampu mensinergikan apa yang telah dia pelajari dengan permasalahan-
permasalahan yang ada di sekitarnya
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah suatu proses penyampaian materi pendidikan kepada peserta
didik yang dilakukan secara sistematis dan teratur oleh tenaga pengajar atau guru. Pendapat lain
mengatakan, metode pembelajaran adalah suatu strategi atau taktik dalam melaksanakan kegiatan
belajar dan mengajar di kelas yang diaplikasikan oleh tenaga pengajar sehingga tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik.
Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah satu percobaan untuk membuktikan suatu tanya atau hipotesis
tertentu. Metode eksperimen merupakan suatu pendirian presentasi pembelajaran yang
melibatkan petatar pelihara secara langsung buat membuktikan sebuah teori dari materi dari
pengajian pengkajian nan didapatkannya.
Tujuan metode eksperimen adalah bikin melatih siswa agar mampu mencari dan
menemukan seorang berbagai jawaban ataupun permasalahan-persoalan yang dihadapinya
dengan mengadakan percobaan sendiri. Melalui pembelajaran eksperimen, siswa dapat terasuh
dengan prinsip berpikir dalam-dalam ilmiah (scientific thinking). Metode eksperimen
memberikan camar duka kepada siswa bikin menemukan bukti kebenaran bermula teori sesuatu
yang semenjana dipelajarinya.
1. Mengajar bagaimana menarik kesimpulan dari berbagai fakta, wara-wara atau data nan
berhasil dikumpulkan melewati pengamatan terhadap proses eksperimen yang dilaksanakan.
2. Mengajar bagaimana meruntun kesimpulan dari fakta yang terdapat plong hasil
eksperimen, melampaui kegiatan eksperimen yang selevel.
3. Melatih petatar jaga merancang, mempersiapkan, melaksanakan, dan melaporkan hasil
percobaan.
4. Melatih peserta didik menggunakan logika induktif untuk menarik kesimpulan berpangkal
fakta, amanat maupun data nan terkumpul melalui kegiatan percobaan.
1. Mesti dijelaskan kepada petatar jaga mengenai tujuan eksperimen, mereka harus mengarifi
masalah yang akan dibuktikan melangkaui eksperimen.
2. Memberi penjelasan kepada peserta didik tentang alat-perangkat serta target-target yang
akan dipergunakan dalam eksperimen, peristiwa-peristiwa yang harus dikontrol dengan
ketat, urutan eksperimen, hal-situasi yang perlu dicatat.
3. Selama eksperimen berlanjut guru harus mengintai jalan hidup peserta asuh. Bila perlu
dengan menjatah saran atau pertanyaan yang membentur kesempurnaan jalannya
eksperimen.
4. Sehabis eksperimen radu guru harus mengumpulkan hasil pengkhususan peserta didik,
mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan pemeriksaan ulang atau tanya jawab.
Langkah-langkah Metode Eksperimen
Setelah prosedur pelaksanaan metode eksperimen sudah dilakukan, selanjutnya adalah
pelaksanaan metode eksperimen dengan langkah-langkah berikut (Hamdayana, 2016):
Secara umum, ada tiga wujud benda yang kita ketahui, yaitu benda padat, benda cair, dan
benda gas. Perubahan wujud benda bisa terjadi ketika sebuah benda mengalami perubahan suhu,
seperti dipanaskan atau didinginkan. Perubahan wujud benda ini misalnya ketika benda yang
awalnya padat berubah menjadi benda cair, karena dipengaruhi oleh panas.
Waktu Pelaksanaan
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Tanggal Materi
No Kegiatan Kelas Ket
Pelaksanaan Pelajaran
Jumat, 14 Bangun
1 Prasiklus V
Oktober 2023 Ruang
Jumat, 21 Bangun
2 Siklus I V
Oktober 2023 Ruang
Jumat, 28 Bangun
3 Siklus II V
Oktober 2023 Ruang
Siklus I
a) Perencanaan
Tahap ini merupakan tahap yang dilakukan penulis sebelummembuat rencana perbaikan,
meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi masalah yang muncul dalam pembelajaran perubahan wujud
benda
2. Menganalisis dan merumuskan masalah
3. Merancang model pembelajaran
4. Mendiskusi kan metode dan media yang akan digunakan
5. Menyiapkan instrumen.
b) Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap yang berisi kegiatan di dalam kelas. Secara umum kegiatan
yang dilakukan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup, dimana
kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru maupun siswa terdapat di dalam rencana pelaksanaan
pemelajaran (RPP). Dalam tahap pelaksanaan ini, penulis melakukan kegiatan sebagai
berikut :
1. Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan
2. Menggunakan media gambar pada kegiatan pembelajaran
3. Melakukan pengamatan setiap langkah-langkah kegiatanpembelajaran
4. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan kegiatan yangdilaksanakan
5. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kedala saat melakukan tahap
tindakan.
c) Observasi
Tahap observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran pada siklus I berlangsung
dan setelah pembelajaran tersebut selesai. Penulis dibantu Supervisor II yaitu Ibu Dewi
Karita, S.Pd.SD melakukan kegiatan sebagai berikut;
1. Melakukan diskusi mengenai rencana perbaikan pembelajaran
2. Ibu Dewi Karita, S.Pd.SD selaku teman sejawat melakukan observasi terhadap penerapan
media pembelajaran yang digunakan.
3. Ibu Dewi Karita, S.Pd.SD mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat
pelaksanaan pembelajaran.
4. Melakukan diskusi dengan Ibu Dewi Karita, S.Pd.SD tentang kelemahan dan kelebihan
yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung serta memberikan saran
perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
d) Refleksi
Setelah mengkaji hasil belajar siswa dan hasil pengamatan aktivitas guru, serta
menyesuaikan dengan ketercapaian indikator kinerja, maka peneliti mengubah strategi
pembelajaran pada siklus berikutnya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
maksimal
Siklus II
Kegiatan pembelajaran pada siklus II bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
menjadi lebih baik lagi. Rincian kegiatan pada siklus II ini tidak jauh berbeda dengan siklus
sebelumnya, yaitu :
a) Perencanaan
1. Hasil refleksi pada siklus I di evaluasi, didiskusikan dengan Ibu Dewi Karita, S.Pd.SD
selaku Supervisor II dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran.
2. Mencatat kelemahan dan kelebihan pada saat pembelajaran berlangsung
3. Merancang skenario pembelajaran berdasarkan hasil refleksi siklus I
b) Pelaksanaan
1. Melakukan analisis pemecahan masalah
2. Melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II dengan memaksimalkan penerapan
media gambar.
c) Observasi
d) Refleksi
Setelah mengkaji hasil belajar siswa dan hasil pengamatan aktivitas guru, serta
menyesuaikan dengan ketercapaian tujuan pembelajaran, apabila tujuan pembelajaran belum
tercapai, maka peneliti tetap melanjutkan pembelajaran pada siklus berikutnya sampai tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal
Data dalam penelitian ini meliputi data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
diperoleh dari hasil belajar tes awal dan tesa akhir. Adapun data kualitatif dalam penelitian
ini meliputi aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini meliputi tes dan observasi aktivitas guru dan siswa. Data yang berhasil
dihimpun selanjutnya dianalisis secara deskriptif sesuai dengan hasil lembar observasi guru
dan siswa serta tes akhir.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan dibahas perbandingan peningkatan hasil pembelajaran dari siklus I
pertemuan I, siklus I pertemuan II, siklus II pertemuan I, dan Siklus II pertemuan II setelah
menerima pembelajaran dengan metode eksperimen
Berdasarkan data yang diperoleh dari tindakan penelitian selama dua siklus, maka dapat
dibahas bebrapa hal penting dari temuan-temuan ketika penelitian dilaksanakan, yaitu sebagai
berikut :
1. Penggunaan metode eksperimen khususnya dalam materi perubahan wujud benda mampu
menjawab kesulitan guru dalam melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran, sehingga
minat dalam mempelajari pelajaran IPA semakin besar. Siswa akan senang, terangsang,
tertarik, dan bersikap positif terhadap pelajaran IPA pada materi perubahan wujud benda.
2. Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa menyukai pelajaran IPA
khususnya dalam materi perubahan wujud benda dengan penggunaan metode eksperimen.
Penggunaan kubus satuan sangat membantu dalam meningkatkan aktivitas siswa dalam
pembelajaran. Pemahaman siswa tentang materi perubahan wujud benda sangat terbantu
dengan penggunaan metode eksperimen.
3. Dalam pelaksanaan banyak hal yang mendukung dan menghambat pembelajaran, termasuk
di dalamnya tentang penggunaan metode eksperimen, faktor yang mendukung guru merasa
senang dan penuh semangat melaksanakan pengajaran IPA materi perubahan wujud benda
dengan menggunakan ametode eksperimen, sehingga siswa sangat antusias dalam
melaksanakan proses belajar. Prosedur pengajaran yang telah disusun dilaksanakan sesuai
dengan rencana.
4. Pada kegiatan proses pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen masih
banyak siswa yang kurang fokus pada kegiatan belajar yang sesungguhnya,
perhatiannya masih terganggu oleh kebiasaan ribut, sehingga mereka kurang mencerna
penjelasan-penjelasan yang disampaikan ketika sedang melakukan percobaan. Ketika
percobaan dilakukan, tidak semua siswa dapat melakukan percobaan karena keterbatasan
waktu dan peralatan.
5. Hasil evaluasi terhadap pembelajaran IPA tentang materi perubahan wujud benda mengalami
peningkatan dari siklus 1 sampai siklus 2. Jika siklus 1, rata-rata nilai yang diperoleh siswa
70,19 pada siklus 2 mencapai 90,97 atau mengalami peningkatan sekitar 20,77%. Hampir
seluruh siswa nilai akhirnya meningkat. Secara umum hasil penelitian dapat dilihat pada
tabel Rekapitulasi Hasil Penelitian berikut :
Secara umum hasil penelitian dapat dilihat pada tabel Rekapitulasi Hasil Penelitian
berikut :
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Penelitian
No Aspek yang Skor
diamati S1/P1 SI/P2 SII/P1 SII/P2
Penyusunan Rencana
1 67,10 70,12 81,20 85,03
Pelaksanaan Pembelajaran
2 Proses KBM 69,00 71,00 86,00 89,00
Aktivitas
3 71,00 73,00 86,70 90,00
Siswa
Faktor Pendukung dan
4 penghambat 73,00 78,00 84,00 87,00
Pembelajaran
Hasil Tes
Akhir Pembelajaran
5 64,61 70,19 80,00 90,97
Efektifitas Penggunaan
Alat Peraga
6 59,40 65,60 87,50 90,60
Berdasarkan hasil penelitian di atas, kemampuan memahami materi perubahan wujud benda
dengan menggunakan metode eksperimen pada siklus 1 dan siklus 2 terus meningkat. Setiap
indikator penilaian dapat dipenuhi siswa dengan baik. Data hasil penelitian dari siklus 1 dan
siklus 2 dapat dilihat pada diagram batang berikut ini :
100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00 Siklus 1
40.00 Siklus 2
30.00
Gambar 4.1
Diagram Data Keseluruhan Tindakan Siklus I dan Siklus II
KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang
konsep penghitungan volume bangun ruang balok dengan menggunakan alat peraga kubus
satuan dalam pembelajaran IPA di kelas III SD Negeri 1 Lubai Ulu
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa menyukai pelajaran IPA khususnya
pada penggunaan metode eksperimen dalam pemahaman materi perubahan wujud benda.
Penggunaan metode eksperimen sangat membantu dalam meningkatkan aktivitas siswa dalam
pembelajaran. Pemahaman siswa tentang konsep volume bangun ruang balok sangat terbantu
dengan penggunaan alat peraga kubus satuan. Nilai pemahaman siswa pada siklus 1 bernilai
rata-rata 67,40%, dan meningkat siklus 2 sebesar 85,48%. Terdapat peningkatan pemahaman
siswa sebesar 18,08%.
3. Faktor pendorong dan penghambat
a. Faktor Pendorong
1) Motivasi guru untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas sangat kuat sehingga guru
merasa senang dengan penuh semangat melaksanakan pengajaran tentang materi perubahan
wujud benda dengan menggunakan metode eksperimen.
2) Siswa merasa tertarik dengan pembelajaran IPA tentang materi perubahan wujud benda
dengan menggunakan metode eksperimen, sehingga siswa sangat antusias dalam
melaksanakan proses belajar.
b. Faktor Penghambat
Ahmad Susanto, 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group
Mahpudin.2018. Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas V
Sekolah Dasar
(hpps://www.researchgate.net/publication/336277236_PENINGKATAN_HASIL_BELAJ
AR_IPA_MELALUI_METODE_EKSPERIMEN_PADA_SISWA_KELAS_V_SEKOLA
H_DASAR)
Diakses tanggal 10 Oktober 2022, Pukul 19.30 WIB
Ruseffendi, E.T. (1994). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang NonEksakta Alinnya.
Semarang: IKIP Semarang Press.
Umam.2021. Gramedia Blog. Memahami Tujuan dan Fungsi Pendidikan di Indonesia.
(https://www.gramedia.com/literasi/tujuan-dan-fungsi-pendidikan-di-indonesia/)
Diakses tanggal 10 Oktober 2022, Pukul 19.30