Anda di halaman 1dari 74

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal

ini tertuang dalam UUD 1945 pasal 33 ayat (1) yang berbunyi Tiap-tiap warga

negara berhak untuk mendapatkan pendidikan. Pendidikan bagi setiap warga

negara pada hakekatnya adalah merupakan suatu upaya untuk mengembangkan

potensi yang dimiliki sehingga dengan kemampuannya siswa dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya dan kelak berguna bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat

dan negara. Dalam rangka melaksanakan pendidikan nasional perlu diambil

langkah- langkah yang dapat memungkinkan terbentuknya manusia yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,

berkepribadian, bekerja keras, bertanggung jawab, disiplin, kreatif serta sehat

jasmani dan rohani, yang semuanya dapat digali melalui pendidikan keluarga,

sekolah dan dalam lingkungan masyarakat.

Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh

yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pengembangan aspek-

aspek tersebut dilakukan untuk meningkatkan dan mengembangkan kecakapan

hidup yang diwujudkan melalui pencapaian seperangkat kompetensi, agar siswa

dapat bertahan hidup serta dapat menyesuaikan diri dan berhasil dalam kehidupan

pada masa mendatang. Untuk itu diharapkan dapat mewujudkan tujuan pendidikan

nasional tersebut.

1
2

Salah satu pelajaran yang ada di di sekolah dasar adalah pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA). Berdasarkan Depdiknas (2006: 483) Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, IPA tidak hanya menguasai fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-

prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan

dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam

sekitar, serta prospek perkembangan lebih lanjut untuk menerapkan dalam

kehidupan sehari-hari. Pelajaran IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari

untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah yang dapat

diidentifikasikan, Penerapan IPA perlu dilaksanakan secara bijaksana agar tidak

berdampak buruk bagi lingkungan, dan merupakan kewajiban para guru untuk

menanamkan rasa senang terhadap materi pelajaran IPA, dengan memberi

rangsangan dan dorongan kepada siswa.

Setelah melakukan pengamatan di kelas V.a SDN 009 Sesayap hasil

belajar siswa dalam pembelajaran IPA ternyata dari 18 siswa, yang memperoleh

nilai diatas KKM yang ditentukan pihak sekolah yaitu 65 hanya 8 siswa, faktor

penyebab dari rendahnya hasil belajar tersebut karena penyampaian guru hanya

menggunakan metode ceramah, sedangkan siswa pasif selama proses

pembelajaran berlangsung. Siswa tidak diberi kesempatan untuk

mengkontruksikan pengetahuan yang sudah mereka miliki dengan kehidupan

nyata. Pembelajaran seperti itu kurang tepat karena tidak ada keterlibatan siswa

dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah tersebut

perlu diterapkan metode pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat

2
3

memahami dan aktif dalam pembelajaran IPA materi pesawat sederhana. Salah

satu metode dalam pembelajaran IPA adalah Metode Eksperimen. Metode

Eksperimen adalah metode atau cara guru dan murid bersama-sama mengerjakan

sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari

sesuatu aksi. Kelebihan dari metode eksperimen yaitu: Pertama, membuat siswa

lebih percaya pada kebenaran kesimpulan percobaan sendiri daripada menurut

cerita atau buku. Kedua, siswa aktif mengumpulkan fakta, informasi atau data

yang di perlukan melalui percobaan yang di lakukan. Ketiga, dapat digunakan

untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah. Keempat, Hasil belajar di kuasai

oleh siswa dan tahan lama dalam ingatan. Dengan metode ini diharapkan siswa

lebih tahu dan jelas tentang pembelajaran IPA, sehingga diharapkan hasil belajar

siswa dapat meningkat.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA akan

meningkat, jika dalam pembelajarannya digunakan metode yang tepat, salah satu

metode yang tepat untuk pelajaran IPA adalah metode Eksperimen karena siswa

lebih senang belajar sambil bermain. Hal inilah yang mendorong penulis untuk

mengambil judul penelitian Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada

Pembelajaran IPA Menggunakan Metode Eksperimen Di Kelas V.a SDN 009

Sesayap.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah penggunaan metode eksperimen

dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA tentang pesawat

3
4

sederhana dikelas V.a SDN 009 Sesayap?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang hendak

dicapai adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang pesawat sederhana

dengan metode eksperimen siswa kelas V.a SDN 009 Sesayap.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Siswa lebih trampil dan aktif mengikuti kegiatan pelajaran IPA

dengan metode eksperimen sehingga dapat membantu mereka untuk memahami

materi.

2. Bagi Guru

Guru memperoleh pengalaman dan kerampilan menggunakan alat

peraga, sehingga dapat berkembang secara profesional karena dapat

menunjukkan bahwa guru mampu menilai dan memperbaiki pelajaran sehingga

tercipta pembelajaran yang aktif. Dan dapat dijadikan referensi penelitian dengan

perancang penelitian lebih lanjut dan fokus yang berbeda tentang pembelajaran

IPA.

3. Bagi lembaga/sekolah

Mendorong terjadinya inovasi para guru untuk meningkatkan kualitas

pendidikan dan untuk kemajuan sekolah.

4
5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Pengertian kata belajar adalah suatu proses usaha yang di lakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya (Daryanto, 2010:2). Belajar menurut Skinner (dalam M. Sobry

2009: 3) mengartikan belajar sebagai proses adaptasi atau penyesuaian tingkah

laku yang berlangsung secara progressif. Muhibbin Syah (2009:64)

mengemukakan belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan

fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Informasi

dapat diperoleh dari buku ataupun guru, Guru adalah sumbernya informasi. Dari

beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas

yang menghasilkan perubahan pada diri seseorang, perubahan tidak berlaku pada

perubahan perilaku melainkan juga perubahan dalam pengetahuan dan

keterampilan.

B. Hasil Belajar

Dalam menyelenggarakan pendidikan, suatu proses belajar-mengajar dapat

dilihat dari terjadinya perubahan yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang telah

di rumuskan. Tujuan yang dimaksud tersebut berupa hasil belajar siswa. Hasil

belajar merupakan segala prilaku yang dimiliki siswa sebagai akibat proses belajar

yang ditempuh. Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan

5
6

seseorang secara sadar untuk mendapatkan suatu perubahan tingkah laku yang

menyangkut segi-segi pengetahuan, keterampilan, kecakapan, dan sebagainya.

Demikian pula bahwa belajar ialah suatu proses yang dilakukan individu untuk

memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dalam lingkungannya.

Hasil belajar merupakan konsep yang bersifat umum, didalamnya terhadap

apa yang dinamakan prestasi belajar. Sedangkan prestasi belajar adalah tingkat

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran di sekolah yang

dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai jumlah

materi pembelajaran.

Dari pengertian diatas dan dari berbagai teori dapat disimpulkan bahwa

dari satu proses akan menyebabkan terjadi perubahan diri seseorang. Oleh karena

itu, untuk mengetahui sejauh mana perubahan yang dialami oleh siswa dilakukan

kegiatan penelitian, yaitu satu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana

tujuan pembelajaran dapat dicapai oleh siswa dalam bentuk hasil belajar yang

diperoleh setelah mereka menempuh proses belajar. Jadi hasil belajar pada

hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa setelah

menempuh pengalaman belajar (Nana Sujana, 1991). Perubahan hasil belajar

menyengkut tiga aspek yaitu kognitif, apektif dan psikomotor.

C. Faktorfaktor yang Mempengaruhi Belajar

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar

dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-

faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses individu sehingga menentukan

6
7

kualitas hasil belajar.

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu

dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi

faktor fisiologis dan faktor psikologis.

a. Faktor Fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan

kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam,yaitu

keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat

memengaruhi aktivitas belajar seseorang. kondisi fisik yang sehat dan bugar

akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu.

Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya

hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu keadaan tonus jasmani sangat

mempengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan

jasmani dan keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar

berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat memengaruhi

hasil belajar, terutama pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan

mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar,

merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh

manusia. Sehinga manusia dapat menangkap dunia luar.

b. Faktor Psikologis

Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang

dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama

7
8

mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivfasi, minat, sikap

dan bakat.

2. Faktor-faktor Eksternal

Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor internal, faktor- faktor

eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa. Muhibbin Syah (2009:64)

mengemukakan bahwa faktor-faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat

digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor

lingkungan non sosial yaitu :

a) Lingkungan Sosial

1). Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman

sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan

harmonis antra ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar

lebih baikdisekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan

seorang guru dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.

2). Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat

tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa.

3). Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar

juga dapat memengaruhi aktivitas belajarsiswa, paling tidak siswa

kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-

alat belajar yang kebetulan belum dimilkinya.

4). Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan

belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga

(letak rumah), pengelolaan keluarga, semuannya dapat memberi dampak

8
9

terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga,

orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa

melakukan aktivitas belajar dengan baik.

b) Lingkungan non Sosial

1). Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan

tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu

lemah/gelap, suasana yang sejuk dantenang. Lingkungan alamiah tersebut

merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa.

Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses

belajar siswa akan terlambat.

2). Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua

macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar,

fasilitas belajar, lapangan olah raga dan lain sebagainya. Kedua, software,

seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, bukupanduan,

silabi dan lain sebagainya.

3). Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini

hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa begitu juga

dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan

siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang postif

terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru harus menguasai materi

pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai

dengan kondisi siswa.

9
10

D. Pengertian IPA

Berdasarkan Depdiknas (2006:483) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, IPA tidak

hanya menguasai fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi

juga merupakan proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi

wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta

prospek perkembangan lebih lanjut untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-

hari. Dari uraian di atas dapat disimpulkan IPA adalah ilmu pengetahuan yang

mempelajari gejala alam, baik yang menyangkut makhluk hidup maupun benda

mati. IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh

dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan

didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga

akan terus di sempurnakan. Pada prinsipnya IPA diajarkan untuk membekali

siswa agar mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang dapat membantu

siswa untuk mendalami gejala alam secara mendalam. Pelajaran IPA

memiliki banyak sub bab pokok salah satunya pesawat sederhana.

E. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Sekolah Dasar (SD) merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang

dimasuki anak. Di lembaga itu diajarkan berbagai mata pelajaran untuk

membekali mereka agar memiliki kemampuan dasar untuk melanjutkan pada

Jenjang yang lebih tinggi dan sebagai bekal hidup sehari-hari. Salah satunya

adalah mata pelajaran IPA. Mata pelajaran IPA adalah salah satu komponen mata

pelajaran yang mempunyai fungsi, tujuan dan ruang lingkup tersendiri, serta

10
11

mempunyai peran yang sangat luas dalam semua aktivitas kehidupan manusia.

Kegiatan-kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhannya tidak terlepas dan

keterkaitan yang sangat erat dengan IPA, maka siswa SD perlu mempelajarinya.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat dipandang sebagai produk dan

sebagai proses. Secara definisi, IPA sebagai produk adalah hasil temuan-temuan

para ahli saintis, berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori-teori. Sedangkan IPA

sebagai proses adalah strategi atau cara yang dilakukan para ahli saintis dalam

menemukan berbagai hal tersebut sebagai implikasi adanya temuan-temuan

tentang kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa alam. IPA sebagai produk tidak

dapat dipisahkan dari hakekatnya IPA sebagai proses.

Siswa SD yang secara umum berusia 6-12 tahun, secara perkembangan

kognitif termasuk dalam tahapan perkembangan operasional konkrit. Tahapan ini

ditandai dengan cara berpikir yang cenderung konkrit/nyata. Siswa mulai mampu

berpikir logis yang elementer, misalnya mengelompokkan, merangkaikan

sederetan objek, dan menghubungkan satu dengan yang lain. Konsep reversibilitas

mulai berkembang. Pada mulanya bilangan, kemudian panjang, luas, dan volume.

Siswa masih berpikir tahap demi tahap tetapi belum dihubungkan satu dengan

yang lain.

Uraian di atas menunjukkan bahwa dalam pembelajaran IPA di SD yang

perlu diajarkan adalah produk dan proses IPA karena keduanya tidak dapat

dipisahkan. Guru yang berperan sebagai fasilitator siswa dalam belajar produk dan

proses IPA harus dapat mengemas pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik

11
12

siswa. Ada beberapa prinsip pembelajaran IPA untuk SD yang harus diperhatikan

oleh guru. Prinsip tersebut antara lain:

1. Pemahaman tentang dunia di sekitar kita di mulai melalui pengalaman baik

secara inderawi maupun non inderawi.

2. Pengetahuan yang diperoleh tidak pernah terlihat secara langsung, karena itu

perlu diungkap selama proses pembelajaran. Pengetahuan siswa yang diperoleh

dari pengalaman itu perlu diungkap di setiap awal pembelajaran.

3. Setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang, dan relasi

dengan konsep yang lain. Tugas guru IPA adalah mengajak siswa untuk

mengelompokkan pengetahuan yang sedang dipelajari itu ke dalam fakta, data,

konsep, simbol, dan hubungan dengan konsep yang lain.

4. IPA terdiri atas produk dan proses. Guru perlu mengenalkan kedua aspek ini

walaupun hingga kini masih banyak guru yang lebih senang menekankan pada

produk IPA saja. Perlu diingat bahwa perkembangan IPA sangat pesat.

Guru yang akan mengembangkan IPA sebagai proses, maka akan

memasuki bidang yang disebut prosedur ilmiah. Guru perlu mengenalkan cara-

cara mengumpulkan data, cara menyajikan data, cara mengolah data, serta cara-

cara menarikkesimpulan.

Proses belajar dan mengajar merupakan suatu langkah untuk membimbing

siswa dalam menguasai suatu konsep dan sub konsepnya. Siswa dibimbing

melalui metode mengajar dan media pembelajaran sehingga dapat menguasai

konsep suatu pokok bahasan. Ketercapaian konsep merupakan konsep-konsep

12
13

dalam Standar Isi KTSP yang secara minimal harus dikuasai oleh siswa.

Ketercapaian konsep dapat diukur melalui tes ketercapaian konsep kepada siswa.

Kemampuan intelektual mencakup produk dan proses. Adapun yang

termasuk produk adalah fakta, konsep, dan struktur ilm pengetahuan, sedangkan

yang termasuk proses adalah kreativitas, pemecahan masalah, dan komprehensif.

Pencapaian belajar atau hasil belajar duperoleh setelah melakukan suatu program

pembelajaran. Penilaian atau evaluasi hasil belajar siswa merupakan salah satu

cara untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Keberhasilan pengajaran IPA ditentukan oleh beberapa faktor yaitu

kemampuan guru dan kemampuan siswa itu sendiri dalam melaksanakan proses

pembelajaran IPA. Agar proses pembelajaran IPA dapat berjalan dengan baik,

maka harus ada tujuan yang jelas sesuai jenjang pendidikan. Demikian halnya

dengan tujuan pembelajaran IPA harus disesuaikan pada jenjang Sekolah Dasar

(SD). Di sini kurikulum menjadi komponen yang sangat penting untuk dijadikan

pedoman oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran IPA. Dengan

berpedoman pada kurikulum, keberhasilan pembelajaran IPA di SD dapat

diupayakan secara optimal.

Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan di Indonesia saat ini

adalah KTSP 2006. Dengan KTSP 2006, diharapkan dalam penerapannya mampu

menghasilkan output (siswa) yang berkualitas dan mampu menghadapi kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal itu ditandai oleh proses pembelajaran yang

mampu menghasilkan siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi

dan yang berguna mampu menghasilkan dalam kehidupannya sehari-hari.

13
14

Berdasarkan KTSP, pengajaran IPA di SD memiliki tujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut.

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya;

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari;

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat;

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan;

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga

dan melestarikan lingkungan alam;

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan;

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

(Depdiknas Ditjen Manajemen Dikdasmen Ditjen Pembinaan TK dan

SD, 2007: 13-14).

Ruang lingkup Mata Pelajaran IPA SD/MI secara garis besar terinci

menjadi empat (4) kelompok yaitu:

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan

interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan;

14
15

2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas;

3) Energi dan perubahannya meliputi: Gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya dan pesawat sederhana;

4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda

langit lainnya. (Depdiknas Ditjen Manajemen Dikdasmen Ditjen

Pembinaan TK dan SD, 2007: 14)

Bertolak dari pertimbangan tujuan dan ruang lingkup tersebut,

pembelajaran IPA di SD hendaknya dapat dilaksanakan oleh guru. Agar

pembelajaran itu sejalan dengan tuntutan tersebut, diperlukan upaya dalam

kreativitas guru dalam memilih pendekatan, metode maupun strategi pembelajaran

yang mampu meningkatkan kemampuan siswa. Dengan pertimbangan tersebut,

keberhasilan dan mutu pelajaran IPA dapat ditingkatkan.

F. Tinjauan tentang Pesawat Sederhana

Pesawat sederhana adalah setiap alat yang yang berguna untuk

memudahkan pekerjaan manusia. Pesawat sederhana terdiri dari tuas

(pengungkit), bidang miring, katrol dan roda. Tuas digolongkan menjadi tiga jenis

yaitu tuas jenis pertama, tuas jenis kedua dan tuas jenis ketiga. Bidang miring

adalah permukaan datar dengan salah satu ujungnya lebih tinggi daripada ujung

yang lain. Katrol pada prinsipnya juga pengungkit. Macam-macam katrol yaitu

katol tetap. Katrol bebas dan katrol majemuk. Roda memudahkan pemindahan

benda. Roda termasuk katrol tetap.

1) Tuas pengungkit

Tuas yaitu pesawat sederhana yang berupa papan/ batang kayu atau besi

15
16

bahkan benda lain yang sering digunakan untuk mengukit benda yang besar

dan berat. Pengungkit di bagi menjadi tiga golongan, yaitu :

a. pengungkit golongan pertama,

Pengungkit jenis pertama yaitu letak titik tumpu berada diantara beban dan

kuasa. Salah satu contoh dari jenis pertama ini adalah jungkat-jungkit :

Sumber: artikel-kependidikan.blogspot.com

(Gambar 2.1, Pengungkit Jenis 1).

Jika kamu dan teman kamu sedang bermain jungkat-jungkit, kamu pasti

merasa sulit dan berat untuk menjungkit teman kamu apabila jarak teman

kamu ke titik tumpu sangat jauh. Sebaliknya, kamu pasti merasa lebih

ringan untuk menjungkit teman kamu jika jarak teman kamu ke titik

tumpu lebih dekat. Oleh sebab itu, letak jarak titik kuasa, titik tumpu dan

titik bebannya harus disesuaikan.Contoh lain dari pengungkit jenis

pertama, yaitu: linggis, gunting, batang kayu untuk mencungkil benda,

pembersih telinga dan masih banyak lagi.

b. pengungkit golongan kedua

Pengungkit jenis kedua yaitu letak titik bebannya berada diantara titik

tumpu dan titik kuasa.

16
17

Sumber: artikel-kependidikan.blogspot.com

(Gambar 2.2, Pengungkit Jenis II)

Salah satu contoh dari jenis kedua ini adalah gerobak dorong satu roda

yang digunakan pada bangunan. Pada waktu kamu mengangkat batu bata

dengan menggunakan gerobak dorong satu roda, kamu pasti merasa berat

jika gagang pendorongnya terlalu pendek. Itu dikarenakan jarak titik kuasa

dan titik beban terlalu dekat. Jika gagang pegangannya panjang, kamu

pasti akan merasa ringan mengangkut batu. Itu dikarenakan jarak titik

kuasa dan titik beban terletak sangat jauh. Tetapi jika terlalu terlalu jauh

juga dapat menyulitkan dalam penggunaannya. Oleh sebab itu, disesuaikan

jarak antara titik kuasa, beban dan tumpu di letakkan. Contoh lain dari

pengungkit jenis kedua, yaitu: pembuka botol, alat pemecah kemiri, alat

pemecah kepiting dan masih banyak lagi.

c. Pengungkit golongan ketiga.

Pengungkit jenis ketiga yaitu letak titik kuasa berada diantara titik tumpu

dan titik beban.

17
18

Titik tumpu Kuasa Beban

Sumber: artikel pendidikan.blogspot.com

Gambar 2.3. Pengungkit Jenis Ketiga

Salah satu contoh dari jenis tiga ini adalah orang yang sedang mengangkat

pasir dengan menggunakan sekop. Pada waktu kamu mengangkat pasir

dengan menggunakan skop dengan gagang pegangan yang pendek, kamu

pasti merasa ringan dan kamu akan mengeluarkan tenaga yang lebih kecil.

Karena pada gagang sekop yang pendek, jarak titik tumpu dan titik kuasa

terlalu dekat. Berbeda dengan sekop yang memiliki gagang yang panjang.

Kamu akan merasa berat dan tenaga yang kamu keluarkan juga besar. Hal

ini dikarenakan pada gagang sekop yang panjang, jarak titik tumpu dan

titik kuasa terletak jauh. Tetapi jika terlalu panjang juga dapat menyulitkan

dalam penggunaannya. Oleh sebab itu, disesuaikan jarak antara titik

tumpu, kuasa dan beban diletakkan. Contoh lain dari pengungkit jenis

ketiga, yaitu: Pada saat kamu mengangkat sendok ke mulut kamu,

mengangkat sampah dengan serokkan sampah dan masih banyak lagi.

2) Bidang Miring

Bidang miring adalah suatu benda yang permukaannya miring. Bidang

18
19

miring ini berfungsi untuk memudahkan kita untuk bekerja, misalnya untuk

mengangkat peti keatas truk yang memerlukan empat orang untuk mengangkatnya

dengan adanya bidang miring cukup dua orang saja.

Sumber : artikel-kependidikan.blogspot.com

Gambar 2.4. Bidang miring

3) Katrol

Katrol adalah Sebuah roda yang sekelilingnya diberi tali dan dipakai untuk

mempermudah pekerjaan manusia. Jika kamu mengangkat barang dengan

menggunakan katrol, maka kamu akan merasa lebih ringan jika jumlah katrol

yang kamu gunakan semakin banyak.Jadi, katrol bisa disusun dengan berbagai

jenis susunan, yaitu : Katrol tetap, katrol bebas dan katrol majemuk.

1. Katrol Tetap

Katrol tetap adalah katrol yang dipasang tetap pada suatu titik

(Gambar 2.5 Katrol Tetap).

19
20

biasanya digunakan untuk mengubah arah gaya yang kita keluarkan, contohnya

Katrol untuk mengambil air di sumur, Kerekan burung, Katrol yang digunakan

untuk mengangkut barang pada bangunan dan Kerekan bendera.

2. Katrol Bebas

Berbeda dengan katrol tetap, katrol bebas bisa bergerak. Katrol ini tidak

mengubah arah gaya yang kita keluarkan.

(Gambar 2.6 Katrol Bebas)

3. Katrol Majemuk

Katrol majemuk adalah susunan katrol yang terdiri lebih dari satu katrol.

(Gambar 2.7 Katrol Majemuk)

20
21

4) Roda Berporos

Roda berporos adalah roda yang dihubungkan dengan sebuah poros yang

dapat berputar bersama-sama.

Gambar 2.8. Roda Berporos

G. Tinjauan tentang Metode Eksperimen

Metode percobaan atau eksperimen adalah metode pemberian kesempatan

kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu

proses atau percobaan, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami

sendiri sesuatu yang dipelajari, mengalami suatu proses, mengamati suatu objek,

keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian siswa dituntut untuk mengalami

sendiri, mencari kebenaran, atau mecoba mencari suatu hukum atau dalil, dan

menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu. Dalam metode eksperimen,

guru dapat mengembangkan fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa

mendapat kesempatan untuk melatih keterampilan proses agar memperoleh hasil

belajar yang maksimal. Pengalaman yang diperoleh secara langsung dapat

tertanam dalam ingatanya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa

dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif.
21
22

Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan mengajar siswa

untuk belajar konsep Pesawat Sederhana sama halnya dengan seorang ilmuwan.

Siswa belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya.

Dengan demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil

yang diperoleh selama pembelajaran.

H. Penggunaan Metode Eksperimen Dalam Pembelajaran IPA

Tujuan utama pengajaran IPA adalah agar siswa memahami konsep-

konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, memiliki

keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar,

serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk

memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dengan lebih menyadari

kebesaran dan kekuasaan pencipta alam semesta (Hadiat, 1996) pengajaran IPA

adalah pengajaran yang tidak menuntut hafalan, tetapi pengajaran yang banyak

memberikan latihan untuk mengembangkan cara berfikir yang sehat dan masuk

akal berdasarkan kaidah-kaidah IPA. Guru hendaknya menciptakan pembelajaran

yang mengacu kearah pemecahan masalah aktual yang dihadapi siswa dalam

kehidupan sehari-hari. Agar proses belajar mengajar dapat menciptakan suasana

yang dapat menjadikan siswa sebagai subjek belajar yang berkembang secara

dinamis kearah positif. Maka diperlukan pemilihan metode yang tepat, berbagai

metode yang dpat digunakan dalam pengajaran IPA salah satu metode yang sesuai

dan dapat menunjang keterampilan proses adalah metode eksperimen. Kegiatan

pembelajaran dengan metode eksperimen memberikan kesempatan pada siswa

untuk menemukan konsep sendiri melalui observasi dengan daya nalar, daya pikir

22
23

dan kreatifitas. Penggunaan metode eksperimen dapat mengembangkan berbagai

kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor melalui kegiatan-kegiatan: a)

Mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan, b) Berusaha mencari dasar

teori yang relevan, c) Mengamati percobaan, d) Menganalisis dan menyajikan

data, e) Menyimpulkan hasil percobaan, f) Mengkomunikasikan hasil percobaan

(membuat laporan). Didalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki

strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan

yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus

menguasai teknik-teknik penyajian.

Metode penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara

mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain ialah

sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan

bahan pelajaran kepada siswa didalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat

ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Salah satu teknik

penyajian pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penyajian

pelajaran eksperimen atau disebut juga dengan metode eksperimen. Dengan

adanya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan maka segala sesuatu

memerlukan eksperimentasi. Begitu juga dalam cara mengajar guru di kelas

digunakan teknik eksperimen, yaitu salah satu cara mengajar dimana siswa

melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta

menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke

kelas dan di evaluasi oleh guru.

23
24

Penggunaan metode ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari

dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang

dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Melatih siswa untuk berpikir

yang ilmiah (scientific thinking). Dengan eksperimen siswa menemukan bukti

kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.

Apabila seseorang mencoba sesuatu yang belum diketahui hasilnya maka

ia melakukan suatu eksperimen. Kualitas hasil suatu produksi dapat diselidiki

dengan melakukan suatu eksperimen. Guru dapat menugaskan murid-murid untuk

melakukan eksperimen sederhana, baik didalam kelas maupun diluar kelas. Untuk

memudahkan pemahaman konsep-konsep teoristis yang disajikan, guru

hendaknya menugaskan murid-murid untuk melakukan eksperimen. Sebuah

eksperimen dapat dilakukan murid-murid untuk menguji hipotesis suatu masalah

dan kemudian menarik kesimpulan. Dengan menggunakan metode eksperimen

murid diharapkan : (1) ikut aktif mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan

belajar untuk dirinya. (2) Murid belajar menguji hipotesis dan tidak tergesa-gesa

mengambil kesimpulan, ia berlatih berpikir ilmiah dan (3) mengenal berbagai alat

untuk melakukan eksperimen dan memiliki keterampilan menggunakan alat-alat

tersebut.

Agar pelaksanaan eksperimen dapat berjalan lancar maka: (1) Guru

hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yanga akan dilaksanakan murid (2)

Guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan (3) Perlu

memperhitungkan tempat dan waktu (4) Guru menyediakan kertas kerja untuk

pengarahan kegiatan murid (5) Guru membicarakan masalah yanga akan yang

24
25

akan dijadikan eksperimen (6) Membagi kertas kerja kepada murid (7) Murid

melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan (8) Guru mengumpulkan

hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara

klasikal.

Teknik eksperimen kerap kali digunakan karena memiliki keunggulan-

keunggulan yaitu :

a. Dengan eksperimen siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam

menghadapi segala masalah. Sehingga tidak mudah percaya kepada sesuatu

yang belum pasti kebenarannya dan tidak mudah percaya pula kata orang,

sebelum ia membuktikan kebenarannya.

b. Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat, karena hal itulah yang sangat

diharapkan dalam dunia pendidikan modern. Dimana siswa lebih banyak aktif

belajar sendiri dengan bimbingan guru.

c. Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen disamping memperoleh ilmu

pengetahuan juga menemukan pengalaman praktis serta keterampilan dalam

menggunakan alat percobaan.

d. Dengan eksperimen siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori,

sehingga akan mengubah sikap mereka yang tahayul, ialah peristiwa yang tidak

masuk akal.

Disamping keunggulannya metode eksperimen juga memiliki

keterbatasan yaitu :

a. Memerlukan ketrampilan guru secara khusus dalam mengkondisikan siswa-

siwanya.

25
26

b. Keterbatasan dalam sumber belajar, alat pelajaran, situasi yang harus

dikondisikan dan waktu untuk bereksperimen.

c. Memerlukan waktu yang banyak.

d. Memerlukan kematangan dalam merancang atau persiapan mengajar.

I. Prosedur Pelaksanaan Metode Eksperimen

Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen, sebagai guru perlu

memperhatikan prosedur sebagai berikut :

a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus

memahami masalah-masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.

b. Kepada siswa perlu dijelaskan pula tentang alat-alat serta bahan-bahan yang

akan digunakan dalam percobaan, agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu

mengetahui variabel yang harus dikontrol ketat, siswa juga perlu

memperhatikan urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung.

c. Selama proses eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan

siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang

kesempurnaan jalannya eksperimen.

d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa,

mendiskusikannya dikelas dan mengevalusi dengan tes atau sekedar tanya

jawab.

J. Langkah langkah metode eksperimen

Dalam menggunakan metode eksperimen, agar memperoleh hasil yang

diharapkan menurut Ramyulis (2005) : 250), terdapat beberapa langkah yang

26
27

harus diperhatikan dalam metode eksperimen yaitu :

a. Persiapan Eksperimen

Persiapan yang matang mutlak diperlukan, agar memperoleh hasil yang

diharapkan, terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan yaitu :

1. Menentapkan tujuan eksperimen

2. Mempersiapkan berbagai alat atau bahan yang diperlukan

3. Mempersiapkan tempat eksperimen

4. Mempertimbangkan jumlah siswa dengan alat atau bahan yang ada serta

daya tampung eksperimen

5. Mempertimbangkan apakah dilaksanakan sekaligus (serentak seluruh siswa

atau secara bergiliran)

6. Perhatikan masalah keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau

menghindari risiko yang merugikan dan berbahagia.

7. Berikan penjelasan mengenai apa yang harus diperhatikan dan tahapa-

tahapan yang harus dilakukan siswa, yang termasuk dilarang atau

membahayakan.

2. Pelaksanaan Eksperimen

Setelah semua persiapan kegiatan selanjutnya adalah sebagai berikut:

a. Siswa memulai percobaan, pada saat siswa melakukan percobaan, guru

mendekati untuk mengamati proses percobaan dan memberikan dorongan

dan bantuan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi sehingga

eksperimen tersebut dapat diselesaikan dan berhasil.

27
28

b. Selama eksperimen berlangsung, guru hendaknya memperhatikan situasi

secara keseluruhan sehingga apabila terjadi hal-hal yang menghambat dapat

segera terselesaikan.

3. Tindak lanjut Eksperimen

Setelah eksperimen dilakukan, kegiatan-kegiatan selanjutnya adalah

sebagai berikut:

a. Siswa mengumpulkan laporan eksperimen untuk diperiksa guru.

b. Mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen,

memeriksa dan menyimpan kembali segala bahan dan peralatan yang

digunakan.

K. Kerangka Berpikir

Salah satu cita-cita Bangsa Indonesia yang terkandung dalan pembukaan

Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya

untuk mencerdaskan kehidupan bangsa memerlukan perhatian semua komponen

bangsa, dimana guru memegang peranan penting di dalam upaya pencapaian cita-

cita itu. Oleh karena itu, sangat diharapkan usaha dan kerja keras dari guru untuk

meningkatkan mutu pendidikan. Dalam meningkatkan mutu pendidikan maka

mutu pembelajaran harus ditingkatkan dengan menggunakan model-model

pembelajaran serta media yang digunakan dalam pembelajaran. Tidak ada model

pembelajaran yang tidak bagus, masing-masing memiliki kelemahan dan

kelebihan. Penerapannya tergantung pada konteks situasi, kondisi atau kebutuhan

siswa. Berhasilnya pencapaian indikator dan tujuan pembelajaran IPA tidak lepas

dari usaha guru dalam meningkatkan aktivitas, minat dan perhatian siswa dalam

28
29

belajar. OIeh karena itu dalam mengajar diperlukan adanya metode pembelajaran

yang tepat agar materi yang disampaikan mudah dipahami dan tidak

membosankan. Metode pembelajaran banyak jenisnya diantaranya, metode

eksperimen, metode inkuri, metode konstektual, metode demonstrasi. Dalam

penelitian ini digunakan metode eksperimen. Metode percobaan atau eksperimen

adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau

kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan, dimana siswa

melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari,

mengalami suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu.

Dengan demikian siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran,

atau mecoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses

yang dialaminya itu. Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan

mengajar siswa untuk belajar konsep pesawat sederhana sama halnya dengan

seorang ilmuwan. Siswa belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap

pembelajarannya. Dengan demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep

sesuai dengan hasil yang diperoleh selama pembelajaran.

L. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dari penelitian ini adalah tentang metode eksperimen dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas V.a SDN 009 Sesayap dengan

menggunakan metode eksperimen pada pembelajaran IPA tentang materi pesawat

sederhana.

29
30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model siklus dan

berpatokan pada alur model kemmis dan MC. Taggart. Pelaksanaan penelitian

tindakan kelas ini terdiri dari empat komponen pada setiap siklusnya yaitu; 1)

perencanaan (planning), 2) tindakan (Acting), 3) observasi (observing), 4)

Refleksi (Reflecting).

Gambar 3.1 alur PTK

Keempat komponen tersebut terdapat pada setiap siklus, selain itu

sebelum melakukan tindakan terlebih dahulu menyusun rencana secara matang,

sehingga tindakan yang dilakukan didalam pelaksanaannya dapat diamati.

30
31

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang pertama kali dibuat adalah

rencana tindakan yang dilakukan berdasarkan masalah yang akan dipecahkan.

Setelah rencana disusun benar-benar matang lalu tindakan dilaksanakan guru

yang bersangkutan dikelasnya. Ketika kegiatan penelitian berjalan perlu diamati

untuk mengumpulkan data mengenai kegiatan pembelajaran serta perubahan

yang terjadi dalam kegiatan tersebut. Setelah kegiatan yang direncakan,

dilaksanakan, dan diamati, lalu disusun, kesimpulan berdasarkan kegiatan

tersebut serta langkah yang akan diambil pada tindakan selanjutnya melalui

kegiatan refleksi.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret semester II tahun

pembelajaran 2011/2012 dan dilaksanakan di SDN 009 Sesayap.

C. Subjek Penelitian dan Fokus Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V.a SDN 009 Sesayap yang

berjumlah 18 orang siswa terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 8 orang siswa

perempuan, dan Fokus dalam penelitian ini adalah penggunaan metode

eksperimen pada pembelajaran IPA materi pesawat sederhana.

D. Desain penelitian

Komponen pertama rencana (planning): yaitu tindakan yang akan

dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap

sebagai solusi. Komponen kedua, tindakan (action): yaitu apa yang harus

dilakukan guru atau penelitian sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau

31
32

perubahan yang diinginkan. Komponen ketiga, observasi (Observtion) yaitu

mengamati hasil atau dampak dari tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh

siswa. Komponen keempat, refleksi (reflection); yaitu peneliti yang mengkaji,

melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak tindakan dari berbagai

kriteria. Berdasarkan hasil refleksi ini, dilakukan revisi perbaikan terhadap

rencana awal.

1. Tahap perencanaan tindakan

a. Permintaan izin kepada SDN 009 Sesayap

Permintaan izin dapat diperoleh dari kepala sekolah, atas dasar

bahwa peneliti merupakan salah satu tenaga pengajar di SDN. 009

Sesayap.

b. Observasi

Kegiatan observasi, dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal

mengenai kondisi dan situasi SDN 009 Sesayap terutama siswa kelas V.a

yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian. Kegiatan ini mencakup

pengamatan mengenai keadaan kondisi kelas, sikap dan perilaku siswa

ketika mengikuti pembelajaran dikelas, termasuk didalamnya pengamatan

mengenai kemampuan siswa dalam menerima dan memahami pelajaran.

c. ldentifikasi permasalahan

Secara rinci identifikasi permasalahan sudah diuraikan pada Bab I, yakni

mengenai penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA

materi pesawat sederhana.

d. Membuat rencana pembelajaran (silabus dan RPP)

32
33

Pada tahap ini peneliti menyusun serangkaian kegiatan disesuaikan

dengan penggunaan metode eksperimen

2. Tahap pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat

sebelumnya. Pelaksanaan tindakan terdiri dari proses atau kegiatan pembelajaran,

evaluasi dan refleksi yang dilakukan pada setiap siklusnya. Kegiatan penelitian

ini dilakukan maksimal dalam 2 siklus dengan rincian pelaksanaan seperti ini:

a. Siklus I

1) Rencana, bahan ajar yang disajikan pada siklus ini yaitu pengertian

dan ciri-ciri pengungkit. Selain itu dipersiapkan juga beberapa alat yang

akan digunakan untuk mengamati dan mengukur hasil pembelajaran.

2) Pelaksanaan tindakan siklus I

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan memperkenalkan pengungkit

mulai dari pengertian, ciri-ciri pengungkit dan penggunaan pengungkit

kemudian siswa secara berkelompok melakukan pengamatan, interpretasi

dan klasifikasi terhadap alat yang telah disediakan lalu siswa melakukan

eksperimen tentang pengungkit. Kegiatan kelompok dilakukan

berdasarkan panduan lembar kerja siswa (LKS). Berdasarkan hasil

kegiatan kelompok tersebut, siswa melakukan diskusi untuk membuat

kesimpulan dan kegiatan yang telah dilaksanakannya, kemudian setiap

perwakilan kelompok mengkomunikasikannya.

3) Melakukan pengamatan

Melakukan pengamatan dengan melihat aktivitas siswa dan guru ketika

33
34

melaksanakan pembelajaran pengungkit dengan penggunaan metode

eksperimen.

4) Melakukan refleksi

Dalam kegiatan ini dilakukan analisis dan evaluasi terhadap kegiatan

pada siklus I. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menganalisis berbagai

temuan serta untuk mengetahui ketercapaian tujuan dalam setiap Refleksi

juga dilakukan untuk mendapat gambaran dalam merancang

mempersiapkan siklus II

b. Siklus II

1) Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada akhir siklus I, maka

dibuat rencana siklus II. Bahan ajar pada siklus II ini yaitu

memperkenalkan katrol mulai dari pengertian, ciri-ciri dan perbedaan

perbedaan katrol tungga, katrol bebas dan katrol majemuk. Dalam

perencanaan ditentukan media dari alat bantu yang akan digunakan dalam

pelaksanaan metode eksperimen, selain itu dipersiapkan beberapa

instrumen yang akan digunakan untuk mengamati dan mengukur hasil

pembelajaran.

2) Pelaksanaan tindakan siklus II

Kegiatan pembelajaran dimulai memperkenalkan katrol mulai dari

pengertian, ciri-ciri dan perbedaan antara katrol tunggal, katrol bebas dan

katrol majemuk selanjutnya melakukan eksperimen tentang katrol.

Kegiatan kelompok dilakukan berdasarkan panduan lembar kerja siswa

(LKS). Berdasarkan hasil kegiatan kelompok tersebut, siswa melakukan

34
35

diskusi untuk membuat kesimpulan dan kegiatan yang telah

dilaksanakannya, kemudian setiap perwakilan kelompok

mengkomunikasinya

3) Melakukan pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan melihat aktivitas siswa dan guru ketika

melaksanakan pembelajaran Katrol dengan penggunaan metode

eksperimen.

4) Melakukan refleksi

Dilakukan analisis dari evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan pada

siklus II. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menganalisis berbagai temuan

serta untuk mengetahui ketercapaian tujuan setiap tindakan juga untuk

mendapat gambaran dalam merancang dan mempersiapkan siklus siklus

selanjutnya jika ditemukan hasil belajar siswa masih belum meningkat.

E. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam penelitian memuat standar

kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, metode

pembelajaran, materi pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran,

sumber belajar dan media pembelajaran serta evaluasi. RPP setiap tindakan

dirancang seoptimal mungkin sesuai dengan indikator yang harus dicapai oleh

siswa. Dalam penelitian ini peneliti menitikberatkan pada hasil belajar siswa

dalam pokok bahasan pesawat sederhana

35
36

2. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa yang berisikan soal yang harus dijawab siswa untuk

mengaplikasikan konsep yang telah dikuasai siswa disesuaikan dengan

indikator yang telah ditetapkan.

3. Lembar Observasi

Lembar observasi berupa catatan kegiatan yang dilakukan oleh guru

dalam proses pembelajaran. Melalui lembar observasi dapat diperoleh data

mengenai tingkahlaku guru dan siswa pada waktu pembelajaran berlangsung.

F. Teknik Pengumpulan Data

Beberapa cara mengumpulkan data hasil penelitian, data-data ini diolah

secara kualitatif untuk dilakukan analisis sehingga dapat diperoleh suatu

kesimpulan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian meliputi :

1. Observasi

Observasi dilaksanakan pada setiap tindakan mulai dari siklus I sampai siklus

II.

2. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa diberikan kepada siswa secara kelompok pada setiap

tindakan. LKS ini mencakup materi IPA tentang pesawat sederhana dan disusun

sesuai dengan metode eksperimen.

3. Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan pada setiap akhir tindakan, kegiatan ini bertujuan untuk

mengukur kemampuan siswa secara individual tentang materi pelajaran yang

telah diberikan.

36
37

G. Pengolahan Data

Dalam menganalisis data dari hasil tes peneliti melakukan langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Memeriksa hasil tes

Poin nilai yang diperoleh dihitung berdasarkan persoal. Jika jawaban

setiap soal benar akan diberikan point 20.

2. Menghitung nilai rata-rata tes

Apabila hasil tes telah diperoleh, maka dilakukan penghitungan nilai

rata-rata tes, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

x
X =
N

(Sumber Sarwono, 2006 : 140)

Ket :

X = Nilai rata-rata

x = Jumlah nilai

N = Jumlah siswa

3. Menarik kesimpulan

Setelah dilakukan penghitungan hasil pre-tes dan post-tes, maka

dilakukan perbandingan untuk mengetahui apakah kemampuan siswa dalam

menguasai Pembelajaran IPA menurun atau meningkat.

H. Indikator Keberhasialan

Indikator keberhasilan yang dapat dijadikan tolok ukur dalam

37
38

menentukan apakah proses dan hasil belajar siswa di kelas V.A SDN 009

Sesayap Kabupaten Tana Tidung meningkat setelah diakukan pendekatan

eksperimen adalah ketika secara klasikal 85% siswa memperoleh nilai diatas

kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 60 yang telah ditentukan oleh pihak sekolah

pada pembelajaran IPA semester II tahun pembelajaran 2011/2012.

38
39

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan dalam BAB IV, maka dapat

disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode

eksperimen pada materi IPA tentang pesawat sederhana dapat meningkatkan hasil

belajar siswa kelas VA SDN. 009 Sesayap Kabupaten Tana Tidung, berdasarkan

data hasil belajar siswa kelas VA SDN. 009 Sesayap pada siklus I rata-rata nilai

siswa hanya 63,9 dari 18 siswa dengan persentase ketuntasan hanya mencapai

61%, dengan nilai tertinggi 75 sedangkan pada siklus II rata-rata nilai siswa

mencapai 77,5 dari 18 siswa dengan persentase ketuntasan mencapai 94%, dengan

nilai tertinggi 95.

B. Saran
Penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen hasil

dari penelitian ini sangat disarankan untuk dapat diterapkan dan dikembangkan di

sekolah-sekolah, khusunya di SD (Sekolah Dasar). Berdasarkan hasil penelitian

ini pembelajaran dengan menggunakan metode ekperimen:

1. Perhatian siswa dalam proses belajar sangat baik.

2. Siswa lebih aktif dan penggunaan waktu lebih efektif.

3. Pembelajaran lebih terarah.

4. Siswa mau bertanya tentang hal yang mereka belum pahami.

39
40

5. Siswa lebih berani menjawab pertanyaan dari guru atau dari kelompok lain.

6. Komunikasi baik antara sesame siswa maupun dengan guru berjalan baik.

7. Lebih menyenangkan bagi siswa karena siswa terlibat langsung dalam proses

pembelajaran.

40
41

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1993). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2006). prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:


BumiAksara.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Kesatuan Pendidikan: Kerangaka Dasar.


Jakarta: Pusat kurikulum.

Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (2010), Jakarta: Rineka Cipta, h. 102-124.

Hadiat, 1996, Alam Sekitar Kita 3; IPA untuk Sekolah Dasar Kelas V, Balai
Pustaka

http://dhiasuprianti.wordpress.com/penggunaan-metode-eksperimen-dalam-
pembelajaran-ipa/diakses tgl 2 februari 2012

http://www.e-dukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan Belajar materi


pesawat sederhana tgl 2 februari 2012

Irwanjaya. Keterampilan Dasar Mengajar Bidang Studi IPA berbasis TIK:


Makalah: Pamekasan (tidak diterbitkan).

Muhibbin Syah Psikologi Belajar, (2009)

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdikarya (1991), h. 22

Sutikno, Sobri M. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect

41
42

RIWAYAT HIDUP

Ronalindayani lahir di Tanjung palas pada tanggal 01 April

1981, Kalimantan Timur anak keempat dari lima bersaudara

Putri pasangan Almh.nazaruddin dan rohani. Penulis memulai

pendidikan di SD Negeri 001 Tanjung Palas dan lulus SD pada

tahun 1993, Pada Tahun yang sama penulis melanjutkan Pendidikan ke SLTP

Negeri 1 tanjung palas dan Lulus pada Tahun 1996 kemudian pada tahun yang

sama penulis melanjutkan pendidikan di SMu Negeri 1 tanjung selor dan lulus

pada tahun 1999, pada tahun 2002 penulis diberi kesempatan melanjutkan

pendidikan D II PGSD di Universitas Mulawarman (Unmul) dan Lulus pada

Tahun 2004, pada tahun 2009 penulis mengikuti tes CPNS Formasi Umum

Alhamdulillah akhirnya penulis lulus, kemudian diangkat menjadi CPNS Formasi

Umum setelah itu penulis mendapat kesempatan mengajar di SDN 009 sesayap

kecamatan Sesayap Kabupaten tana tidung, pada tahun ajaran baru tahun 2009

penulis dipercaya menjadi wali kelas 5 penulis mengajar hamper semua bidang

study kecuali Penjas, Bahasa Inggris, Agama Islam dan Agama Kristen. Pada

tahun 2003 penulis menikah dengan Zulkarnaen, dan di karuniai dua orang putra.

42
43

SILABUS
Nama Sekolah : SDN 009 Sesayap
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Program : V / SEKOLAH DASAR
Semester : 2 (dua)
Standar Kompetensi : 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya

Materi Penilaian
Sumber/
Kompetensi Pokok dan Alokasi
Pengalaman Belajar Indikator Bahan/
Dasar Uraian Jenis Bentuk Contoh Waktu
Alat
Materi Tagihan Instrumen Instrumen

5.1 Menjelaskan Energi dan 1. Memahami peta konsep tentang 5.1.1 Mengidentifikasi Tugas Laporan Kegiatan 5.13 8 jam Sumber:
pesawat Perubahannya pesawat sederhana berbagai jenis Individu dan Hlm.121 4x Buku
sederhana 2. Melakukan kegiatan 5.13 s.d 5.16 pesawat sederhana Kelompok Uraian pertemua SAINS SD
yang dapat A. Pesawat 3. Memahami tujuan penggunaan misal pengungkit, Objektif Kegiatan 5.14 n Haryanto
membuat sederhana pesawat sederhana bidang miring, katrol Hlm.122 Erlangga
pekerjaan - melipatgandakan gaya atau dan roda. Kelas V
lebih mudah B. Jenis-jenis kemampuan kita Kegiatan 5.15
dan lebih pesawat - mengubah arah gaya yang kita 5.1.2 Menggolongkan Hlm.123 Alat:
cepat sederhana lakukan berbagai alat rumah - Kaleng cat
- menempujh jarak yang lebih tangga sebagai Tugas 5.4 yang
jauh atau memperbesar pengungkit, bidang Hlm.124 tertutup,
kecepatan miring, katrol, dan obeng
4. Menyebutkan jenis pesawat roda. Kegiatan 5.16 pipih,
sederhana Hlm.126 sendok.
- Tuas (pengukit) - Katrol 5.1.3 Mengidentifikasi
- Bidang miring - Roda kegiatan yang Tugas 5.5 - Dua buah
menggunakan Hlm.129 sawo
pesawat sederhana. mentah,
5 Memahami pengertian Uji Kompetensi alat
- Tuas (pengukit) - Katrol Hlm.131 pemecah
- Bidang miring - Roda buah, sapu
lidi
6. Memahami tuas gologan pertama, dengan

43
44

kedua, ketiga dan memberikan 5.1.4 Mendemonstrasikan gagang


contohnya cara menggunakan kayu
7. Menyebutkan keuntungan pesawat sederhana.
menggunak pesawat sederhana - Meja,
8. Menyebutkan bidang miring sebilah
a. Kapak d. Obeng papan
b. Pisau e. Paku ulir 1mx10cm,
c. Linggi f. Sekrup mobil
9. Menyebutkan jenis katrol mainan,
a. Katrol tetap c. Katrol karet
b. Katrol bebas majem gelang, 10
uk buah
10. Menyebutkan penggunaan katrol kelereng.
dan roda

Tideng Pale, ......................2012


Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mapel

Kurniah.A.Ma.Pd Ronalindayani,A.Ma
NIP. 196203061982122001 Nip. 197108092001052001

44
45

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP ) SIKLUS I

Sekolah : SDN 009 Sesayap

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )

Kelas/Semester : V/ 2

Materi Pokok : Energi dan Perubahannya

Metode : Eksperimen

1. Standar Kompetensi :

5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya

2. Kompetensi Dasar

5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah

dan lebih cepat

3. Indikator Pencapaian Kompetensi

5.1.1 Mengidentifikasi berbagai jenis pesawat sederhana misal pengungkit,

bidang miring, katrol dan roda.

5.1.2 Menggolongkan berbagai alat rumah tangga sebagai pengungkit, bidang

miring, katrol, dan roda.

5.1.3 Mengidentifikasi kegiatan yang menggunakan pesawat sederhana.

5.1.4 Mendemonstrasikan cara menggunakan pesawat sederhana.

4. Tujuan Pembelajaran:

45
46

1. Siswa dapat mengenal jenis pesawat sederhana

2. Siswa dapat Menyebutkan jenis pesawat sederhana

3. Siswa dapat menyebut jenis-jenis pengungkit/Tuas

4. Siswa dapat menggunakan tuas gologan pertama, kedua, ketiga dan

memberikan contohnya dengan benar

5. Siswa dapat Menyebutkan keuntungan menggunakan pesawat sederhana

5. Materi Essensial

Pesawat sederhana

6. Media Belajar

a. Buku SAINS SD Relevan Kelas V

b. Tang Jepit, obeng pipih atau sendok

7. Alokasi waktu :

2 x 35 menit (1 kali pertemuan)

8. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa

1. Pendahuluan ( 5 Menit )

Apersepsi dan Motivasi :

a. Mengulang materi pertemuan sebelumnya

b. Menyampaikan Indikator Pencapaian Kompetensi dan kompetensi yang

diharapkan

2. Kegiatan Inti ( 55 Menit )

Eksplorasi

46
47

Dalam kegiatan eksplorasi

a. Siswa dapat mengenal macam-macam pesawat sederhana

b. Mentebutkan macam-macam pesawat sederhana

c. memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio,

atau lapangan.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi

a. memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, percobaan, diskusi,

dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun

tertulis;

b. memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan

masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

c. memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan

baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

d. memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual

maupun kelompok;

e. Melakukan kegiatan

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi

a. Siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui

b. Guru meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan

penyimpulan

3. Penutup ( 10 Menit )
47
48

Memberikan kesimpulan dari kegiatan :

a. Tuas adalah pesawat sederhana

a. Bagian-bagian tuas adalah beban, kuasa, dan titik tumpu

b. Tuas dibedakan menjadi tiga golongan berdasarkan posisi dari kuasa,

beban dan titik tumpu.

4. Tes akhir pembelajaran

H. Penilaian:

1. Teknik Penilaian

Tugas Individu dan Kelompok

2. Instrumen

a. Lembar Observasi

b. LKS

c. Tes tertulis

Tideng Pale, Maret 2012

Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mapel IPA

Kurniah,A.Ma.Pd Ronalindayani.A.Ma
NIP. 196203061982122001 Nip. 197108092001052001

48
49

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP ) SIKLUS I

Sekolah : SDN 009 Sesayap

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )

Kelas/Semester : V/ 2

Materi Pokok : Energi dan Perubahannya

Metode : Eksperimen

9. Standar Kompetensi :

5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya

10. Kompetensi Dasar

5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah

dan lebih cepat

11. Indikator Pencapaian Kompetensi

5.1.1 Mengidentifikasi berbagai jenis pesawat sederhana misal pengungkit,

bidang miring, katrol dan roda.

5.1.2 Menggolongkan berbagai alat rumah tangga sebagai pengungkit, bidang

miring, katrol, dan roda.

5.1.3 Mengidentifikasi kegiatan yang menggunakan pesawat sederhana.

5.1.4 Mendemonstrasikan cara menggunakan pesawat sederhana.

12. Tujuan Pembelajaran:

49
50

6. Siswa dapat mengenal jenis pesawat sederhana

7. Siswa dapat Menyebutkan jenis pesawat sederhana

8. Siswa dapat menyebut jenis-jenis pengungkit/Tuas

9. Siswa dapat menggunakan tuas gologan pertama, kedua, ketiga dan

memberikan contohnya dengan benar

10. Siswa dapat Menyebutkan keuntungan menggunakan pesawat

sederhana

13. Materi Essensial

Pesawat sederhana

14. Media Belajar

a. Buku SAINS SD Relevan Kelas V

b. Tang Jepit, obeng pipih atau sendok

15. Alokasi waktu :

2 x 35 menit (1 kali pertemuan)

16. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa

5. Pendahuluan ( 5 Menit )

Apersepsi dan Motivasi :

a. Mengulang materi pertemuan sebelumnya

b. Menyampaikan Indikator Pencapaian Kompetensi dan kompetensi yang

diharapkan

6. Kegiatan Inti ( 55 Menit )

50
51

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi

a. Siswa dapat mengenal macam-macam pesawat sederhana

b. Mentebutkan macam-macam pesawat sederhana

c. memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio,

atau lapangan.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi

a. memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, percobaan, diskusi,

dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun

tertulis;

d. memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan

masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

e. memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan

baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

f. memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual

maupun kelompok;

g. Melakukan kegiatan

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi

c. Siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui

d. Guru meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan

penyimpulan
51
52

7. Penutup ( 10 Menit )

Memberikan kesimpulan dari kegiatan :

b. Tuas adalah pesawat sederhana

c. Bagian-bagian tuas adalah beban, kuasa, dan titik tumpu

d. Tuas dibedakan menjadi tiga golongan berdasarkan posisi dari kuasa,

beban dan titik tumpu.

8. Tes akhir pembelajaran

H. Penilaian:

1. Teknik Penilaian

Tugas Individu dan Kelompok

3. Instrumen

a. Lembar Observasi

b. LKS

c. Tes tertulis

Tideng Pale, Maret 2012

Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mapel IPA

Kurniah,A.Ma.Pd Ronalindayani.A.Ma
NIP. 196203061982122001 NIP. 197108092001052001

52
53

Soal Siklus I

1. Alat yang menggunakan prinsip kerja pengungkit yaitu . . . .


a. derek
b. pembuka botol
c. timba sumur
d. kursi roda

Jawaban : Di sekitar kita banyak peralatan yang menggunakan prinsip kerja


pengungkit. Contohnya gunting dan pemotong kuku, dan pembuka
botol

2. Fungsi pesawat sederhana yaitu . . . .


a. memudahkan pekerjaan
b. menambah tenaga
c. menambah beban
d. meniadakan gaya yang bekerja

Jawaban: Pesawat sederhana adalah alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan


manusia

3. Paku yang menancap di tembok lebih mudah dicabut menggunakan pesawat


sederhana berupa . . . .
a. pengungkit
b. bidang miring
c. katrol
d. roda

Jawaban : Untuk mencabut paku di dinding memerlukan pengungkit golongan I


berupa catut

4. Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat kereta sorong yaitu . . . .
a. titik tumpu berada di antara beban dan kuasa
b. beban berada di antara titik tumpu dan kuasa
c. kuasa berada di antara titik tumpu dan beban
d. titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat

Jawaban : Kereta sorong termasuk pengungkit golongan II, Pada pengungkit


golongan II, letak beban di antara titik tumpu dan kuasa.

53
54

5. Pada waktu menyapu, titik tumpu terletak pada bagian yang bernomor . . . .

a. I
b. II
c. III
d. IV

Jawaban :Sapu termasuk pesawat sederhana golongan III. Pada pengungkit


golongan III, letak kuasa di antara beban dan titik tumpu.

6.Fungsi utama pesawat sederhana adalah


a. Memperbesar usaha
b. Menciptakan gaya
c. Memudahkan pekerjaan
d. Mempercepat pekerjaan

Jawaban : Memudahkan pekerjaan

7. Berikut ini yang termasuk tuas golongan ketiga adalah .


a. Alat pemecah kemiri
b. Gerobak roda satu
c. Jungkat-jungkit
d. Sekop

Jawaban: sekop

8. Membuka tutup kaleng seperti gambar disamping memanfaatkan Prinsip kerja


a. Bidang miring
b. Roda
c. Pengungkit
d. Katrol

Jawaban : Pengungkit

54
55

9. Termasuk pesawat sederhana jenis apakah alat pembuka tutup botol ?


a. Pengungkit
b. Benda miring
c. Katrol
d. Roda berporos

Jawaban : Pengungkit golongan II, letak beban di antara titik tumpu dan
kuasa.pembuka kaleng, dan pemotong kertas merupakan alat-
alat yang menggunakan prinsip kerja pengungkit golongan II.

10. Mengapa pesawat sederhana dapat memudahkan pekerjaan


a. karena dapat meringankan pekerjaan
b. karena dapat memperpanjang jarak
c. karena dapat merangkum pekerjaan
d. karena dapat uang

Jawaban : Karena dapat meringankan pekerjaan.

55
56

Soal Siklus II

1. Fungsi pesawat sederhana yaitu . . . .


a. memudahkan pekerjaan
b. menambah tenaga
c. menambah beban
d. meniadakan gaya yang bekerja

Jawaban: Pesawat sederhana adalah alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan


manusia

2. Sumur timba memanfaatkan pesawat sederhana berupa . . . .


a. katrol tetap
b. katrol bebas
c. katrol rangkap
d. katrol ganda

Jawaban : Sumbur timba menggunakan pesawat sederhana berupa katrol tetap.

3. Saat mengangkat benda dengan katrol, gaya yang diperlukan bertumpu pada .
a. gaya gesek dan berat badan
b. gaya gesek dan gaya tarik
c. gaya tarik dan berat badan
d. gaya gravitasi dan berat badan

Jawaban : Saat menggunakan katrol, gaya tidak hanya tertumpu pada tangan,
tetapi juga tertumpu pada berat badan.

4. Derek di pelabuhan menggunakan jenis katrol . . . .


a. tetap
b. bebas
c. rangkap
d. takal

Jawaban : Derek pelabuhan menggunakan katrol rangkap yaitu katrol yang


terdiri dari lebih dari satu katrol yang disusun berjajar.

56
57

5. Gambar di samping merupakan katrol jenis . . . .


a. katrol tetap
b. katrol bebas
c. katrol majemuk
d. katrol takal

Jawaban : Katrol majemuk yaitu katrol yang terdiri dari lebih dari satu katrol
yang disusun berjajar.

6. Sebutkan dua contoh alat yang kerjanya menerapkan prinsip Katrol !


a. pemotong kuku dan gunting
b. tangga dan sekrup
c. timba sumur dan derek pelabuhan
d. kursi roda dan roda sepeda

Jawaban : timba sumur dan derek pelabuhan.

Ket:
Satu jawaban benar memiliki skor = 20

6. Sebuah rumah sedang dipugar menjadi rumah bertingkat. Tukang bangunan


yang melakukan renovasi tersebut mengalami kesulitan untuk mengangkut
bahan bangunan dari lantai bawah ke lantai atas. Pesawat sederhana apakah
yang paling tepat untuk mengatasi kesulitan tersebut?
a. Katrol
b. Pengungkit
c. Benda miring
d. Roda berporos

Jawaban : Pesawat sederhana yang tepat untuk mengangkut bahan bangunan ke


lantai atas bangunan adalah katrol.

7. Mengapa katrol memudahkan kita mengangkat benda?

a. Katrol ada rodanya


b. karena saat menggunakan katrol, beban tidak hanya tertumpu pada tangan,
tetapi juga tertumpu pada berat badan.
c. Karena Katrol bias meregang
d. Karena Katrol dapat berputar

Sifat-Sifat Cahaya dan Pemanfaatannya

1. Peristiwa yang merupakan bukti cahaya merambat lurus yaitu . . . .


a. memantulnya cahaya pada cermin
57
58

b. rambatan cahaya matahari yang lurus ketika melewati genting kaca

c. cahaya menembus benda bening

d. terbentuknya pelangi pada saat hujan

Cahaya matahari arah rambatannya menurut garis lurus ketika melewati genting
kaca.

2. Kita dapat melihat benda di balik kaca jendela, karena . . . .

a. kaca jendela tipis

b. kaca jendela mengilap

c. cahaya dapat melewati kaca

d. benda memancarkan cahaya

Benda tembus cahaya dapat meneruskan cahaya yang mengenainya. Contoh


benda tembus cahaya yaitu kaca.

3. Di bawah ini yang termasuk benda tembus cahaya yaitu . . . .

a. kertas

b. tripleks

c. air jernih

d. kayu

Air jernih merupakan benda tembus cahaya

4. Di antara jenis benda berikut yang biasa digunakan untuk bercermin yaitu . . . .

a. cermin datar

b. cermin cembung

c. cermin cekung

d. lensa cembung

Cermin datar yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya datar dan tidak
melengkung. Cermin datar biasa kamu gunakan untuk bercermin
58
59

5. Bayangan yang dibentuk oleh cermin datar mempunyai sifat . . . .

a. jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin

b. bayangan bersifat nyata

c. bayangan terbalik

d. bayangan lebih kecil daripada benda aslinya

Bayangan pada cermin datar mempunyai sifat-sifat berikut.

1) Ukuran (besar dan tinggi) bayangan sama dengan ukuran benda.

2) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin.

3) Kenampakan bayangan berlawanan dengan benda. Misalnya tangan


kirimu akan menjadi tangan kanan bayanganmu.

4) Bayangan tegak seperti bendanya.

5) Bayangan bersifat semu atau maya. Artinya, bayangan dapat dilihat


dalam cermin, tetapi tidak dapat ditangkap oleh layar.

6. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung yaitu . . . .

a. maya, tegak, dan diperkecil

b. nyata, tegak, dan diperkecil

c. maya, terbalik, dan diperbesar

d. nyata, terbalik, dan sama besar

Bayangan pada cermin cembung bersifat maya, tegak, dan lebih kecil (diperkecil)
daripada benda yang sesungguhnya.

7. Peristiwa yang merupakan akibat pembiasan cahaya yaitu . . . .

a. terbentuknya warna pada gelembung sabun

b. dasar sungai yang airnya jernih tampak lebih dangkal daripada yang
sebenarnya

c. terbentuknya bayangan oleh cermin

59
60

d. sampainya cahaya matahari di permukaan bumi

Pembiasan cahaya sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya


dasar sungai terlihat lebih dangkal daripada kedalaman sebenarnya. Gejala
pembiasan juga dapat dilihat pada pensil yang dimasukkan ke dalam gelas yang
berisi air

8. Apabila cahaya merambat dari udara ke air, cahaya tersebut akan


dibiaskan dengan arah . . . .

a. menjauhi garis normal

b. mendekati garis normal

c. sejajar garis normal

d. berlawanan arah dengan garis normal

Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat,
cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya cahaya merambat dari
udara ke air.

9. Peristiwa yang menunjukkan adanya dispersi cahaya yaitu . . . .

a. elang dapat melihat ikan di dalam air

b. bayangan pada cermin

c. pensil dalam air terlihat patah

d. pelangi

Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya (dispersi). Dispersi


merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna

10. Di antara benda berikut yang digunakan untuk membuat periskop yaitu . . . .

a. cermin datar

b. cermin cembung

c. cermin cekung

d. prisma

60
61

Periskop menerapkan sifat cahaya yang berupa pemantulan, yang dibutuhkan


adalah cermin datar

11. Alat ini biasa digunakan oleh tukang reparasi jam untuk melihat bagian mesin
jam yang rusak. Alat yang dimaksud yaitu . . .

a. mikroskop

b. periskop

c. teropong

d. lup

Lup merupakan alat optik yang sangat sederhana. Alat ini berupa lensa cembung.
Lup berfungsi membantu mata untuk melihat bendabenda kecil agar tampak besar
dan jelas

12. Salah satu sifat cahaya yang dimanfaatkan dalam pembuatan


kaleidoskop yaitu . . . .

a. cahaya merambat lurus

b. cahaya dapat dipantulkan

c. cahaya dapat dibiaskan

d. cahaya dapat didispersikan

Dengan kaleidoskop dapat membuat aneka macam pola yang mengagumkan.


Pola-pola ini diperoleh karena bayangan benda-benda dalam kaleidoskop
mengalami pemantulan berkali-kali

13. Pada kaleidoskop yang berfungsi menjadi cermin yaitu . . . .

a. plastik bening

b. kertas yang mengilap

c. potongan plastik

d. kertas tulis

Pada kaleidoskop yang berfungsi sebagai cermin adalah kertas yang mengkilap

14. Pada periskop semakin jauh jarak kedua cermin, maka . . . .

61
62

a. bayangan semakin jelas

b. tidak terbentuk bayangan

c. bayangan semakin kabur

d. tidak dapat digunakan

Teleskop memiliki prinsip kerja yang hampir sama dengan periskop. Teleskop
memiliki dua lensa yang dapat membiaskan cahaya. Adanya pembiasan
itu membuat objek yang jauh terlihat sangat dekat.

15. Lup sederhana pada dasarnya yaitu . . . .

a. cermin datar

b. cermin cembung

c. cermin cekung

d. lensa cembung

Lup merupakan alat optik yang sangat sederhana. Alat ini berupa lensa cembung

B. Ayo, menjawab!
1. Sebutkan pembagian benda berdasarkan kemampuannya
memancarkan cahaya beserta contohnya!

Berdasarkan dapat tidaknya memancarkan cahaya, benda dikelompokkan


menjadi benda sumber cahaya dan benda gelap. Benda sumber cahaya dapat
memancarkan cahaya. Contoh benda sumber cahaya yaitu Matahari, lampu,
dan nyala api. Sementara itu, benda gelap tidak dapat memancarkan cahaya.
Contoh benda gelap yaitu batu, kayu, dan kertas.

2. Sebutkan warna-warna cahaya penyusun cahaya putih!

Cahaya putih dapat diuraikan menjadi yaitu merah (M), jingga (J), kuning (K),
hijau (H), biru (B), dan ungu (U)

3. Mengapa kaca spion kendaraan bermotor dibuat dari cermin cembung?

Cermin cembung biasa digunakan untuk spion pada kendaraan bermotor


karena bayangan pada cermin cembung bersifat maya, tegak, dan lebih kecil
(diperkecil) daripada benda yang sesungguhnya sehingga kendaraan yang
besar dengan jarak yang dekat masih dapat terlihat di spion.

62
63

4. Apa manfaat cermin datar pada periskop?

Cermin datar pada periskop bermanfaat untuk memantulkan cahaya.

5. Bagaimana prinsip kerja kaleidoskop?

Pada kaleidoskop benda-benda dalam kaleidoskop mengalami pemantulan


berkali-kali. Dengan demikian, jumlah benda terlihat lebih banyak daripada
benda aslinya.

8. Fungsi utama pesawat sederhana adalah


a. Memperbesar usaha
b. Menciptakan gaya
c. Memudahkan pekerjaan
d. Mempercepat pekerjaan

9. Jalan di pegunungan dibuat berbelok-belok dengan tujuan agar .


a. Jaraknya menjadi jauh
b. Lebih mudah membuatnya
c. Pemandangan lebih indah
d. Lebih mudah ditempuh

10. Berikut ini yang termasuk tuas golongan ketiga adalah .


a. Alat pemecah kemiri
b. Gerobak roda satu
c. Jungkat-jungkit
d. Sekop

11. Sumur timba memanfaatkan pesawat sederhana berupa


a. Katrol tetap
b. katrol rangkap
c. Katrol bebas
d. katrol ganda

12. Membuka tutup kaleng seperti gambar disamping memanfaatkan Prinsip kerja
a. Bidang miring
b. Roda
c. Pengungkit
d. Katrol

13. Ban mobil dibuat beralur bertujuan untuk .

63
64

a. Memperkecil gaya gesek


b. Memperbesar gaya gesek
c. Mempercepat laju kendaraan
d. Menambah keindahan

14. Benda yang dapat menghasilkan cahaya sendiri disebut ..


a. Benda bening
b. Sumber cahaya
c. Benda gelap
d. Berkas cahaya

15. Pensil yang dimasukkan kedalam gelas yang berisi air tampak patah Seperti
gambar disamping. Hal ini terjadi karena cahaya mengalami

a. Perambatan
b. Pembiasan
c. Penguraian
d. Pemantulan

16. Benda dibawah ini yang merupakan sumber cahaya adalah ..


a. Matahari
b. Bumi
c. Batu
d. Gunung

17. untuk melihat benda-benda kecil yang ada didalam jam, Tukang jam
menggunakan alat
a. Periskop
b. Kaca mata
c. Mikroskop
d. Lup

18. Pelangi akan ada disebelah timur jika hujan turun pada waktu .
a. Pagi hari
b. Sore hari
c. Malam hari
d. Dini hari

19. Alat yang digunakan untuk menunjukkan bahwa cahaya putih matahari
merupakan kumpulan warna-warna adalah

64
65

a. Periskop
b. Teleskop
c. Kaca pembesar
d. cakram warna

20. Bagian dalam lampu senter merupakan cermin


a. Datar
b. Cembung
c. Rangkap
d. Cekung

21. Pengikisan tanah karena ombak laut disebut .


a. Abrasi
b. Erosi marine
c. Erosi
d. Erosi grasial

65
66

Tabel 4.1
Hasil Belajar siklus I

No Nama siswa Siklus I Keterangan

1 BS 65 Tuntas
2 GA 65 Tuntas
3 MAS 75 Tuntas
4 HD 65 Tuntas
5 ND 60 Tidak tuntas
6 JR 70 Tuntas
7 IH 55 Tidak tuntas
8 KW 65 Tuntas
9 MR 75 Tuntas
10 AL 60 Tidak tuntas
11 MN 60 Tidak tuntas
12 JM 70 Tuntas
13 KML 55 Tidak tuntas
14 RH 75 Tuntas
15 GA 60 Tidak tuntas
16 US 65 Tuntas
17 HN 45 Tidak tuntas
18 MA 65 Tuntas
Jumlah 1150
Rata-rata 63,9
Nilai Tertinggi 75
Nilai Terendah 46
% Ketuntasan 61

66
67

Tabel 4.2
Hasil Akhir Siklus II

No Nama siswa Siklus I Keterangan

1 BS 73 Tuntas
2 GA 73 Tuntas
3 MAS 95 Tuntas
4 HD 82 Tuntas
5 ND 73 Tuntas
6 JR 90 Tuntas
7 IH 82 Tuntas
8 KW 82 Tuntas
9 MR 73 Tuntas
10 AL 73 Tuntas
11 MN 82 Tuntas
12 JM 90 Tuntas
13 KML Tidak tuntas
14 RH 73 Tuntas
15 GA 73 Tuntas
16 US 82 Tuntas
17 HN 95 Tuntas
18 MA 73 Tuntas
Jumlah 1395
Rata-Rata 77,5
Nilai tertinggi 95
Nilai terendah 75
% Ketuntasan 94

67
68

PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA


SIKLUS I

Mata Pelajaran : IPA


Kelas / Semester : V / II
Standar Kompetensi : Memahami hubungan antara gerak, gaya
dan energi serta fungsinya
Kompetensi Dasar : Menjelaskan pesawat sederhana yang
dapat membuat pekerjaan lebih mudah
dan cepat
Materi Ajar : Pesawat sederhana
Hari / Tanggal :

Nama Siswa :

Skala Sikap
No. Aspek Ilmiah
1 2 3
1 Mengikuti petunjuk pelaksanaan
pembelajaran
2 Memperhatikan penjelasan dari guru

3 Dapat mendeskripsikan pengertian pesawat


sederhana jenis pengungkit dengan tepat
4 Antusias dalam melakukan eksperimen

5 Melakukan diskusi dengan teman

6 Mengerjakan LKS

Jumlah 3 6 0
Persentase 16.7 33.3 0

Tideng Pale, 21 Maret 2012


Pengamat

Ronalindayani
68
69

NPM. 10601050350

PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA


SIKLUS II

Mata Pelajaran : IPA


Kelas / Semester : V / II
Standar Kompetensi : Memahami hubungan antara gerak, gaya
dan energi serta fungsinya
Kompetensi Dasar : Menjelaskan pesawat sederhana yang
dapat membuat pekerjaan lebih mudah
dan cepat
Materi Ajar : Pesawat sederhana
Hari / Tanggal :

Nama Siswa :

Skala Sikap
No. Aspek Ilmiah
1 2 3
1 Mengikuti petunjuk pelaksanaan pembelajaran

2 Memperhatikan penjelasan dari guru

3 Dapat mendeskripsikan pengertian pesawat


sederhana jenis Katrol dengan tepat

4 Antusias dalam melakukan eksperimen

5 Melakukan diskusi dengan teman

6 Mengerjakan LKS

Jumlah 0 4 12
Persentase 0 22.2 66.7

Tideng Pale, 21 Maret 2012


Pengamat

69
70

Ronalindayani
NPM. 10601050350
PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS GURU
( SIKLUS I )

Mata Pelajaran : IPA


Kelas / Semester : V / II
Standar Kompetensi : Memahami hubungan antara gerak, gaya
dan energy serta fungsinya
Kompetensi Dasar : Menjelaskan pesawat sederhana yang
dapat membuat pekerjaan lebih mudah
dan cepat
Materi Ajar : Pesawat sederhana
Hari / Tanggal :

Fokus Observasi : Guru


Kemunculan
No Aspek Yang di Observasi Tidak Komentar
Ada
Ada
1. Persiapan
a. Menggunakan bahan pembelajaran
yang sesuai dengan KTSP
b. Menggunakan bahan pembelajaran Persiapan Sangat
sesuai dengan Silabus Lenkap
c. Merumuskan tujuan pembelajaran

d. Menentukan alat Bantu ( alat peraga )


dalam pembelajaran
e. Membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran

f. Merencanakan prosedur dan jenis


penilaian

2. Pelaksanaan
a. Mengkondisikan siswa kearah
pembelajaran yang baik

70
71

b. Memotivasi siswa
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Mengadakan apersepsi
e. Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan tujuan Pelaksaan
f. Menggunakan media pembelajaran Berjalan Sesuai
g. Menggunakan waktu secara efisien RPP
h. Menangani pertanyaan dan respon siswa
dengan baik

i. Memantapkan penguasaan materi


pembelajaran

j. Memberikan penguatan penguatan


positif kepada siswa

3. Evaluasi
a. Melaksanakan evaluasi dalam proses
b. Melaksanakan evaluasi proses di akhiri
pembelajaran Dilakukan
c. Pembahasan hasil evaluasi Dengan Baik
d. Menyimpulkan materi pelajaran

e. Memberikan tugas

f. Menutup pelajaran

Tideng Pale,21 Maret 2012


Pengamat

Kurniah, A. Ma. Pd
Nip.195502101977091002

71
72

PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS GURU


( SIKLUS II )

Mata Pelajaran : IPA


Kelas / Semester : V / II
Standar Kompetensi : Memahami hubungan antara gerak, gaya
dan energy serta fungsinya
Kompetensi Dasar : Menjelaskan pesawat sederhana yang
dapat membuat pekerjaan lebih mudah
dan cepat
Materi Ajar : Pesawat sederhana
Hari / Tanggal :

Fokus Observasi : Guru


Kemunculan
No Aspek Yang di Observasi Tidak Komentar
Ada
Ada
1. Persiapan
a. Menggunakan bahan pembelajaran yang
sesuai dengan KTSP
b. Menggunakan bahan pembelajaran
sesuai dengan Silabus Persiapan Sangat
c. Merumuskan tujuan pembelajaran Lenkap
d. Menentukan alat Bantu ( alat peraga )
dalam pembelajaran

e. Membuat Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran

f. Merencanakan prosedur dan jenis


penilaian

2. Pelaksanaan
a. Mengkondisikan siswa kearah
pembelajaran yang baik

72
73

b. Memotivasi siswa
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Mengadakan apersepsi
e. Melaksanakan pembelajaran sesuai Pelaksaan
dengan tujuan Berjalan Sesuai
f. Menggunakan media pembelajaran RPP
g. Menggunakan waktu secara efisien

h. Menangani pertanyaan dan respon siswa


dengan baik

i. Memantapkan penguasaan materi



pembelajaran
j. Memberikan penguatan penguatan

positif kepada siswa

3. Evaluasi
a. Melaksanakan evaluasi dalam proses
b. Melaksanakan evaluasi proses di akhiri Dilakukan
pembelajaran Dengan Baik
c. Pembahasan hasil evaluasi

d. Menyimpulkan materi pelajaran

e. Memberikan tugas

f. Menutup pelajaran

Tideng Pale,26 Maret 2012


Pengamat

Kurniah,A.M.Pd
Nip.195502101977091002

73
74

Daftar nilai mata pelajaran IPA siswa kelas V SDN 009 Sasayap Kab.tana tidung

tahun pembelajaran 2010 / 2011

Nama Rata -
No Nis L/P Nilai UTS Ket
Siswa rata
01 649 BA P 80 80 80 Tuntas
02 698 BI L 70 60 65 Tuntas
03 701 ES P 80 70 75 Tuntas
04 695 FR P 65 75 70 Tuntas
05 752 RH P 65 65 65 Tuntas
06 689 FB L 50 50 50 Tidak Tuntas
07 692 FM L 40 40 40 Tidak Tuntas
08 702 GA L 65 65 65 Tuntas
09 682 HB p 50 50 50 Tidak Tuntas
10 633 LI P 60 70 65 Tuntas
11 696 LN P 40 60 50 Tidak Tuntas
12 616 MR L 65 65 65 Tuntas
13 866 MH L 60 70 65 Tuntas
14 697 SP L 65 65 65 Tuntas
15 654 SD L 60 40 50 Tidak Tuntas
16 955 FH P 40 50 45 Tidak Tuntas
17 658 MS L 40 40 40 Tidak Tuntas
18 959 FD L 40 50 45 Tidak Tuntas
Jumlah Nilai 1035 1065 1060
Rata - rata 57.5 59.16 58.88

Keterangan :

KKM Mapel IPA : 65

Tideng Pale , Juli 2011

Guru mapel IPA kls V

Ronalindayani, A. Ma
Nip. 197108092001052001

74

Anda mungkin juga menyukai