Anda di halaman 1dari 24

Upaya Peningkatan Pembelajaran IPA Materi Alat Pernapasan Manusia Melalui Media

Gambar Siswa Kelas V Semester 1 SDN TEGOWANU 2 Kecamatan Karangawen


Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2012/2013.
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
IPA berasal dari bahasa asing science berasal dari kata lain scientia yang berarti saya
tahu. Kata science sebenarnya semula berarti ilmu pengetahuan yang meliputi baik ilmu
pengetahuan sosial (social science) maupun ilmu pengetahuan alam (natural science). Lama
kelamaan, bila seseorang mengatakan science maka yang dimaksud adalah natural science
atau dalam bahasa Indonesia disebut Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA sendiri terdiri dari
ilmu-ilmu fisik (physical science) yang antara lain adalah ilmu kimia, ilmu fisika, ilmu astronomi
dan geofisika, serta ilmu-ilmu biologi (life science).
Untuk mengidentifikasi IPA dengan kata-kata atau kalimat yang singkat tidak mudah,
karena sering kurang dapat menggambarkan secara lengkap pengertian IPA tersebut. Menurut H.
W. Fowler IPA adalah pengetahuan alam yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan
dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi.
Menurut Robert B. Sund IPA adalah sekumpulan pengetahuan dan juga suatu proses, dalam
definisi ini IPA mengandung dua unsur yaitu sebagai sekumpulan pengetahuan dan sebagai suatu
proses untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan tersebut. Dari definisi tersebut
syarat-syarat IPA adalah obyektif, sistematik, mengandung metode tertentu yaitu metode ilmiah.
Dalam perkembangan jaman yang semakin pesat ini, pembelajaran IPA sangat penting
karena pada hakikatnya IPA adalah produk proses dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap
dan nilai yang terdapat didalamnya. Banyak orang berpendapat bahwa menguasai IPA sangat
penting, karena dalam pembelajaran IPA siswa diberi kesempatan dan bekal untuk memproses
IPA dan menerapkannya dalam kehidupan sehari hari melalui cara cara yang benar dan
mengikuti etika keilmuan dan etika yang berlaku dalam masyarakat.
Sejalan dengan adanya upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia, dalam kurikulum 1994 proses dan konsep IPA diintegrasikan dalam setiap rumusan
tujuan pembelajaran (umum) yang harus diukur pencapaiannya. Oleh karena itu guru diharapkan
untuk dapat mengambil keputusan, baik ketika merencanakan maupun ketika melaksanakan
pembelajaran, termasuk memecahkan masalah masalah yang ditemukan dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah. Dalam melaksanakan pembelajaran unsur terpenting adalah
merangsang dan mengarahkan siswa untuk belajar. Mengajar tidak lebih dari sekedar menolong
para siswa untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, sikap, serta idealisme dan
apresiasi yang menjurus kepada perubahan tingkah laku dan pertumbuhan siswa.

Dalam pembelajaran IPA di SD, mengajar yang baik menurut Gagne meliputi delapan
langkah yang sering disebut kejadian kejadian instruksional (instruksional events) meliputi
mengaktifkan siswa, memberitahu pelajar tentang tujuan-tujuan belajar, mengarahkan perhatian,
merangsang ingatan, menyediakan bimbingan belajar, meningkatkan retensi, membantu transfer
belajar, mengeluarkan pendapat, memberi umpan balik.
Dengan langkah langkah tersebut diharapkan k0ualitas dan kuantitas kegiatan belajar
mengajar lebih meningkat. Bagi kita kalangan pendidikan untuk dapat menyiapkan generasi
masyarakat yang bermodal literasi (melek) sains, yaitu masyarakat yang mampu membuka
kepekaan diri, mencermati, menyaring, mengaplikasikan, serta turut serta berkontribusi bagi
perkembangan sains (teknologi) itu sendiri untuk peningkatan kesejahteraan dan kemaslahatan
masyarakat. Literasi sains amat penting bagi kehidupan saat ini. Sains dengan karakteristik dan
metodologi keilmuannya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadi
peradaban modern. Menurut Carin (1997), masyarakat yang bermodal literasi sains dan teknologi
mesti memiliki pemahaman terhadap aspek-aspek sains dan teknologi yang berarti dan sesuai
dengan perkembangan mental kognitif mereka, dapat menemukan sains secara menyenangkan
dan menghargainya, menggunakan pengetahuan sains dan teknologi untuk memenuhi dan
menikmati kehidupannya.
Jadi, betapa pentingnya peran guru dalam proses pembelajaran untuk memperoleh
prestasi yang baik dan dalam kehidupan bermasyarakat yang dipenuhi dengan munculnya
teknologi-teknologi modern. Prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi peran guru. Menurut
pendapat Ace Suryadi dan H. AR. Tilar dalam bukunya yang berjudul ANALISIS KEBIJAKAN
PEMERINTAH dijelaskan bahwa prestasi belajar dipengaruhi beberapa faktor yang ditemukan
sangat ampuh didalam memberikan efek terhadap prestasi belajar. Menurut beberapa studi di
Indonesia (Moegjadi, 1974; Ace Suryadi, 1932; Nuhi Nasution, 1980; Shaefer, 1980) faktor yang
berpengaruh adalah faktor guru, buku pelajaran, managemen sekolah, besarnya kelas, dan faktor
keluarga. Faktor-faktor tersebut termasuk permasalahan yang sering terjadi dalam pembelajaran.
Sedangkan masalah yang dialami penulis dalam pembelajarannya walaupun sudah
berusaha sebaik- baiknya ternyata hasilnya belum memuaskan, hal ini terlihat dalam tes yang
diberikan guru pada materi pokok organ pernapasan manusia artinya pembelajaran yang penulis
laksanakan belum tuntas. Oleh sebab itu perlu diadakan perbaikan.
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran penulis mencoba mengupayakan / mencari
jalan keluar untuk perbaikan pembelajaran IPA yang diwujudkan dalam kegiatan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dan diberi judul Upaya Peningkatan Pembelajaran IPA Materi Alat
Pernapasan Manusia Melalui Media Gambar Siswa Kelas V Semester 1 SDN TEGOWANU
2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2012/2013.
Laporan ini disusun berdasarkan catatan ketika merancang kegiatan perbaikan selama
pelaksanaan, observasi, dan diskusi pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam
dua siklus PTK untuk pelajaran IPA.

1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas dan dari hasil pembelajaran yang telah
dilaksanakan di kelas v semester 1 SDN TEGOWANU 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten
Demak mata pelajaran IPA dengan kompetensi dasar Mengidentifikasi Fungsi Organ
Pernapasan Manusia dan Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan,identifikasi masalah
yang ditemukan antara lain :
Rendahnya penguasaan materi IPA dengan kompetensi dasar Mengidentifikasi Fungsi Organ
Pernapasan Manusia dan Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan .
Penyampaian materi terlalu cepat
Media yang kurang tepat
Siswa bosan dan tidak tertarik dengan penjelasan guru
Metode yang kurang tepat
Siswa kurang berani bertanya meskipun mengalami kesulitan

2. Analisis Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dianalisis penyebab rendahnya penguasaan
siswa terhadap materi pembelajaran IPA yang diajarkan oleh guru dengan Kompetensi Dasar
Mengidentikasi Fungsi Organ Pernapasan dan Hubungannya dengan Makanan dan Kesehatan
di kelas V semester 1 antara lain:
Penyebab dari sisi guru :
Penggunaan metode yang kurang bervariasi

Kurangnya penjelasan guru


Pembelajaran kurang menarik perhatian siswa
Metode pembelajaran yang diberikan kurang tepat
Guru kurang optimal dalam memanfaatkan sarana dan media pembelajaran
Penyebab dari sisi siswa :
Siswa kurang berani mengajukan pertanyaan kepada guru
Siswa masih banyak yang belum menguasai materi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis merencanakan untuk melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ), agar hasil belajar yang dilaksanakan mengalami peningkatan
sesuai dengan yang kita harapkan. Adapun masalah yang menjadi fokus perbaikan adalah
Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan pembelajaran materi organ pernapasan
manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan pada siswa kelas V semester 1 di
SDN Tegowanu 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2012/2013.

C. Tujuan Penelitian
Secara operasional tujuan perbaikan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendiskripsikan proses pembelajaran IPA Kompetensi Dasar Mengidentifikasi
fungsi
organ pernapasan manusia pada siswa kelas V semester 1 SDN Tegowanu 2
Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2012/2013.
2. Untuk mencari model pembelajaran yang efektif dan mudah dipahami oleh siswa pada
Kompetensi Dasar Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia siswa kelas V Semester
1 SDN Tegowanu 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2012/2013.
3. Untuk mendeskripsikan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia siswa kelas V semester 1 SDN Tegowanu 2
Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran 2012/2013, dengan menggunakan
media gambar alat pernapasan manusia.
D. Manfaat Penelitian
Perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru sangat besar manfaatnya baik bagi peserta
didik/siswa, guru, maupun bagi sekolah. Penulis dalam hal ini akan menguraikan manfaat
perbaikan tersebut secara umum dan secara khusus.
Manfaat Secara Umum
1. Bagi siswa :
a. Meningkatkan motivasi belajar
b. Meningkatkan prestasi belajar
c. Menumbuhkan rasa senang terhadap pelajaran IPA
d. Model bagi para siswa dalam bersikap kritis terhadap hasil belajarnya
2. Bagi guru :
a. Membantu guru memperbaiki pelajaran
b. Membantu guru berkembang secara professional
c. Meningkatkan rasa percaya diri guru
d. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan
3. Bagi sekolah :
a. Meningkatkan kualitas pendidikan
b. Pengelolaan kegiatan sekolah secara keseluruhan
c. Menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif untuk memajukan sekolah

Manfaat Secara Khusus


1. Bagi siswa
a. Meningkatkan rasa percaya diri siswa

b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berbagi kepandaian


c. Pembelajaran berlangsung komunikatif karena keaktifan siswa dalam pembelajaran alat
pernapasan manusia menggunakan prinsip motivasi yang didasarkan pada teori Expectasy Value
menurut teori ini motivasi dapat dilihat dari usaha siswa.
2. Bagi guru
a. Menimbulkan rasa puas karena telah melaaksanakan sesuatu untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas yang dikelolanya
3. Bagi sekolah
Terciptanya suasana kerja yang kondusif, karena dalam setiap kesempatan dapat digunakan
untuk membahas usaha usaha dalam meningkatkan kinerja guru di sekolah.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Pembelajaran IPA


Dalam berbagai sumber dinyatakan bahwa hakikat sains adalah produk, proses, dan
penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya. Produk sains yang
terdiri dari fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori dapat dicapai melalui penggunaan proses
sains, yaitu melalui metode-metode sains atau metode ilmiah (scientific methods), bekerja ilmiah
(scientific inquiry). Raka Joni mengutip Marzano (1992) bahwa titik pusat hakikat belajar,
pengetahuan pemahaman terwujud dalam bentuk pemberian makna oleh siswa kepada
pengalaman melalui berbagai keterampilan kognitif di dalam mengolah informasi yang
diperolehnya melalui alat indera.
Banyak orang berpendapat bahwa sains memberikan kesempatan bagi orang yang mau
belajar berbuat, berpikir dan bertindak seperti ilmuwan (scientist). Dengan demikian, belajar

memproses sains dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari melalui cara-cara yang benar
dan mengikuti etika keilmuwan dan etika yang berlaku dalam masyarakat.
Pada hakikatnya Ilmu Pengetahuan Alam (sains) sangat bermanfaat dalam kehidupan
masyarakat melalui teknologi, karena teknologi sangat erat hubungannya dengan bekerja ilmiah.
Bekerja ilmiah sesungguhnya adalah perluasan dari metode ilmiah. Di Indonesia metode ilmiah
sudah ditekankan dalam IPA sejak kurikulum 1975. Selanjutnya dalam kurikulum 1994, lingkup
proses dan konsep diintegrasikan dalam setiap rumusan tujuan pembelajaran (umum) yang harus
diukur pencapaiannya.

B. Pengertian IPA
Menurut H. W. Fowler IPA adalah pengetahuan alam yang sistematis dan dirumuskan,
yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan
dan deduksi. Menurut Robert B. Sund IPA adalah sekumpulan pengetahuan dan juga suatu
proses.
Pendidikan IPA di sekolah dasar bertujuan agar siswa menguasai pengetahuan, fakta,
siswa dalam mempelajari diri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mencari tahu dan berbuat sehingga mampu menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah.
Filosofi IPA sebagai cara untuk mencari tahu yang berdasarkan pada observasi. Dengan
demikian, pengetahuan dalam IPA merupakan hasil observasi. Kebenaran harus dibuktikan
secara empiris berdasarkan observasi atau eksperimen. Pengembangan pembelajaran IPA yang
menarik, menyenangkan, layak, sesuai konteks, serta didukung oleh ketersediaan waktu,
keahlian, sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang tidak mudah untuk dilaksanakan.
Seorang guru dituntut memiliki kemampuan dan kreativitas yang cukup agar pembelajaran
dimiliki seorang guru adalah tentang pemahaman dan penguasaan terhadap pendekatan
pembelajaran. Menurut Herawati Susilo (1998) mengemukakan bahwa pendekatan berifat
aksiomatis yang menyatakan pendirian, filosofi, dan keyakinan yang berkaitan dengan
serangkaian asumsi.
Berdasarkan kurikulum 2004, IPA seharusnya dibelajarkan secara inkuiri ilmiah
(scientivic inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta
berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.

C. Media dalam Pembelajaran IPA


1. Pengertian Media

Menurut Heinich dkk. (1996), media (jamak)/medium (tunggal) secara umum adalah
saluran komunikasi, yaitu segala sesuatu yang membawa informasi dari sumber informasi untuk
disampaikan kepada penerima informasi. Contohnya adalah film, televisi, diagram, materi
pembelajaran, komputer, dan instruktur. Media dipandang sebagai media instruksional apabila
membawa pesan yang mengandung tujuan instruksional.
Sedangkan tujuan penggunaan media secara umum adalah untuk memfasilitasi
komunikasi. Dalam pembelajaran tujuan penggunaan media antara lain untuk meningkatkan
kualitas dan efektifitas pembelajaran, memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran,
memberikan arahan tentang tujuan yang akan dicapai, menyediakan evaluasi mandiri, member
rangsangan kepada guru untuk kreatif, menyampaikan materi pembelajaran, membantu pelajar
yang memiliki kekhususan tertentu.
2. Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran
Menurut Heinich dkk. (1996), dalam merencanakan dan menyelenggarakan pembelajaran
perlu melakukan hal berikut, yaitu memahami karakteristik siswa, menentukan tujuan
pembelajaran, menentukan jembatan atau penghubung antara pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku siswa dengan tujuan yang akan dicapai melalui pembelajaran, menentukan metode dan
format media yang cocok atau tepat, menggunakan media, melibatkan siswa untuk berpartisipasi
dalam pembelajaran, melakukan evaluasi dan revisi terhadap pembelajaran.
Format media adalah bentuk fisik yang berisi pesan untuk disampaikan atau ditunjukkan,
misalnya berupa clip charts, slide, audio, film, video, atau komputer multi media, yang dapat
bersifat visual tidak bergerak, visual bergerak, kata-kata yang tercetak, atau kata-kata yang
disampaikan secara lisan.
3. Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang
pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Adapun manfaat
media pembelajaran antara lain :
- Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
- Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa, dan
memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran yang lebih baik.
- Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan
kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila
guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
- Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru,
tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
4. Jenis Media Pembelajaran
Ada beberapa jenis media pembelajaran menurut Heinich yang biasa digunakan dalam proses
pembelajaran antara lain :

Media tidak diproyeksikan (non projected media) seperti objek nyata, model, bahan tercetak,
bahan ilustrasi
Media diproyeksikan (projected viual) seperti transparansi, slide
Media audio seperti kaset, rekaman fonograf, compact disk, audio cards
Media gerak seperti film atau video
Komputer
Media radio
Dalam laporan ini , penulis dalam melakukan perbaikan pembelajaran menggunakan
media gambar untuk memperjelas pemahaman siswa. Media gambar termasuk media visual,
supaya pembelajaran terencana dalam membina pengetahuan sikap dan keterampilan siswa
melalui interaksi siswa dengan lingkungan belajar yang diatur guru pada hakikatnya mempelajari
lambang-lambang verbal dan visual, agar diperoleh makna yang terkandung didalamnya.
Lambang-lambang tersebut dicerna, disimak oleh para siswa sebagai penerima pesan yang
disampaikan guru. Menurut Schramm, klasifikasi media ada dua jenis,yaitu media sederhana
(papan tulis, gambar, poster, peta) dan media canggih (radio, film, televise, komputer). Jadi,
gambar merupakan media visual sederhana, adapun keunggulan dan kelemahannya adalah
Keunggulannya antara lain
Media ini dapat menerjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak menjadi konkret
Banyak tersedia dalam buku-buku, majalah, surat kabar, kalender, dan sebagainya
Mudah menggunakannya dan tidak memerlukan peralatan lain
Tidak mahal, bahkan mungkin tanpa mengeluarkan biaya
Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan semua tema
Sedangkan kelemahannya adalah
Terkadang ukuran gambar terlalu kecil jika digunakan pada kelas besar

BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subjek Penelitian

a.

Tempat Perbaikan Pembelajaran


Nama Sekolah
: SDN Tegowanu 2
Alamat
: SDN Tegowanu 2
Kec. Karangawen Kab. Demak
Kelas
:V
Jumlah Siswa
: 27
Mata Pelajaran
: IPA
b. Waktu Pelaksanaan
- Tanggal 1 Oktober 2012 : Pelaksanaan siklus I
- Tanggal 8 Oktober 2012 : Pelaksanaan siklus II
c. Karakteristik Siswa
- Kebiasaan siswa tidak masuk kelas karena kurangnya perhatian orang tua.
- Siswa sering tidak mengerjakan PR karena kurangnya pantauan dari orang tua dalam hal
kegiatan belajar siswa.
- Siswa banyak mengikuti kegiatan diluar jam sekolah pada sore hari, sehingga pada waktu
belajar siswa sudah kecapekan.
B. Prosedur Pelaksanaan
a. Prosedur Penelitian
Prosedur PTK
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam proses berdaur yang terdiri dari 4 tahap yaitu
- Melakukan perencanaan (planning)
- Melakukan tindakan (acting)
- Mengamati (observasi)
- Refleksi (reflecting)
Hasil refleksi yang dilakukan penulis dijadikan pedoman untuk melakukan perbaikan
selanjutnya, jika tindakan yang dilakukan dianggap belum berhasil, perbaikan dapat
dilaksanakan beberapa kali sampai pembelajaran tercapai dengan baik dan hasil nilainya
meningkat serta memuaskan.
Informasi tentang observer
Prosedur pelaksanaan PTK dilaksanakan dalam tiga siklus perbaikan. Dalam pelaksanaannya
peneliti dibantu oleh :
Nama
: Mukaromah
Jabatan
: Guru Kelas
Tugas
: Mengobservasi kegiatan perbaikan pembelajaran
b. Prosedur Umum
Prosedur umum pembelajaran

Menurut Dagne dan Briggs (dalam Runa Ristata dan Prayitno, 2006 : 47) menyebutkan bahwa
prosedur pembelajaran ada 9 kegiatan :
- Memberikan motivasi atau menarik perhatian
- Menjelaskan tujuan pembelajaran pada peserta
- Mengingatkan potensi pra syarat
- Memberikan stimulus (masalah, topic, konsep)
- Memberi petunjuk belajar (cara mempelajari)
- Menimbulkan penampilan peserta didik
- Memberi umpan balik
- Menilai penampilan
- Menyimpulkan
Dari prosedur di atas, urutan pembelajaran dimulai dari awal sampai akhir. Pembelajaran
dilaksanakan harus secara unit agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan hasilnya
memuaskan.
Prosedur umum perbaikan pembelajaran
- Mengidentifikasi masalah, menganalisis masalah, merumuskan masalah, dan merumuskan
hipotesa.
- Merumuskan cara pemecahan atau tindakan perbaikan.
- Merancang scenario tindakan perbaikan yang dikemas dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran
(RPP).
c. Prosedur Khusus Untuk Pembelajaran.
Pra Siklus
Mata Pelajaran
Materi Pokok
Metode
Hari/ Tgl
Pengamat

: IPA
: Alat Pernapasan Pada Manusia
: Ceramah
: Senin/ 24 September 2012
: Mukaromah

1. Skenario Pelaksanaan
Perencanaan Kegiatan
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah disusun, peneliti menyiapkan rencana pembelajaran
yang dilengkapi dengan skenario tindakan. Skenario tindakan ini berisi langkah-langkah yang
harus ditempuh guru dan siswa.
Pelaksanaan Kegiatan
a) Pra Kegiatan
Guru membuat RPP, LKS, dan soal evaluasi

b) Kegiatan Awal
Guru mengadakan apersepsi untuk mengarahkan perhatian siswa pada materi pelajaran dengan
Tanya jawab.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
c) Kegiatan Inti
Eksplorasi, guru :
- Menjelaskan peta konsep tentang alat pernapasan manusia.
- Menjelaskan bagian tubuh yang berperan sebagai alat pernapasan.
- Menjelaskan proses pernapasan dada dan perut.
Elaborasi, siswa :
- Menyebutkan alat pernapasan manusia.
- Menjelaskan proses pernapasan.
- Menjelaskan pernapasan dada dan perut.
Konfirmasi :
- Guru memberikan penguatan materi.
- Guru menyimpulkan materi.
d) Kegiatan Akhir
Guru memberikan tes akhir.
Guru memberikan perbaikan dan pengayaan.
Guru memberikan pekerjaan rumah.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru menggunakan metode ceramah .
Pada akhir pembelajaran guru mengadakan tes formatif secara tertulis untuk mengetahui tingkat
pemahaman anak terhadap materi yang disampaikan tadi. Ternyata ketuntasan belajar baru
mencapai 25,9 %.
Pengamatan Kegiatan
Pengamatan kegiatan dilakukan oleh guru dan dibantu oleh teman sejawat. Ternyata dengan
hanya menggunakan metode ceramah tidak dapat memotivasi siswa, banyak siswa yang kurang
aktif dan merasa bosan.
Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan di atas, guru seharusnya melakukan refleksi diri. Pada waktu guru
memberikan pelajaran dengan metode ceramah, banyak siswa yang kurang aktif untuk
mengikutinya, ada yang diam saja, ada yang tidak berpendapat, bahkan ada yang mengantuk.
Setelah melihat hasil tes formatif yang nilainya rendah, guru akan mengubah strategi
pembelajaran dengan menggunakan media gambar dan diskusi, dengan harapan keaktifan dan
pemahaman anak menjadi meningkat.

2. Rencana perbaikan untuk siklus berikutnya :


Guru akan menggunakan media gambar untuk memotivasi siswa agar pemahaman siswa
meningkat.

PERBAIKAN SIKLUS I
Mata Pelajaran
Materi Pokok
Metode
Media
Hari/ Tgl
Pengamat

: IPA
: Alat Pernapasan Pada Manusia
: Ceramah dan Diskusi
: Gambar alat pernapasan manusia
: Senin/ 1 Oktober 2012
: Mukaromah

1. Skenario Pelaksanaan
Perencanaan Kegiatan
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah disusun, peneliti menyiapkan rencana pembelajaran
yang dilengkapi dengan scenario tindakan. Skenario tindakan ini berisi langkah-langkah yang
harus ditempuh guru dan siswa.
Pelaksanaan Kegiatan
a) Pra Kegiatan
Guru membuat RPP, LKS, dan soal evaluasi
b) Kegiatan Awal
Guru mengadakan apersepsi untuk mengarahkan perhatian siswa pada materi pelajaran dengan
Tanya jawab.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
c) Kegiatan Inti
Eksplorasi, guru :
- Menjelaskan peta konsep tentang alat pernapasan manusia dengan menggunakan media gambar.
- Menjelaskan bagian tubuh yang berperan sebagai alat pernapasan.
- Menjelaskan proses pernapasan dada dan perut.
Elaborasi, siswa :
- Menyebutkan alat pernapasan manusia melalui media gambar

- Menjelaskan proses pernapasan melalui media gambar


- Menjelaskan pernapasan dada dan perut.
Konfirmasi :
- Guru memberikan penguatan materi.
- Guru menyimpulkan materi.
d) Kegiatan Akhir
Guru memberikan tes akhir.
Guru memberikan perbaikan dan pengayaan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan media gambar alat pernapasan manusia
dan diskusi. Dalam kegiatan diskusi anak dibagi menjadi 4 kelompok dan diberi LKS .
Dalam diskusi kelompok, guru memberikan bimbingan secara kelompok atau perorangan,
sehingga setiap siswa dapat ikut berpartisipasi dalam mengerjakan LKS. Ternyata keaktifan
siswa meningkat, soal-soal LKS banyak yang dapat dijawab.
Observasi Kegiatan
Pada pembelajaran siklus I (satu) ini, terdapat peningkatan keaktifan siswa yang semula 25,9 %
menjadi 59,25 %. Hal ini dikarenakan dalam diskusi kelompok dalam pengerjaan LKS, siswa
diharuskan untuk menjawab soal dengan pemahaman yang dimilikinya. Dalam hal ini guru dapat
mengetahui pemahaman siswa terhadap materi.
Refleksi
Berdasarkan pengamatan dalam proses pembelajaran pada akhir siklus I (satu) ini, guru
melakukan refleksi diri. Ternyata dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi dengan
menggunakan media gambar dapat meningkatkan pemahaman siswa. Namun demikian
guru belum puas dengan hasil pada siklus pertama ini. Guru perlu memperbaiki proses
pembelajaran.
2. Adapun rencana perbaikan selanjutnya adalah
Guru akan memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam berdiskusi.
Guru akan memberikan LKS kepada kelompok yang lebih menantang untuk didiskusikan.
Guru akan menggunakan metode demonstrasi dan menggunakan media gambar.
Guru akan memberikan penguatan terhadap keberhasilan siswa .
Perbaikan Siklus II
Mata Pelajaran
Materi Pokok
Metode

: IPA
: Alat Pernapasan Pada Manusia
: Ceramah dan Demonstrasi dan Diskusi

Media
Hari/ Tgl
Pengamat

: Gambar alat pernapasan manusia


: Senin/ 8 Oktober 2012
: Mukaromah

3. Skenario Pelaksanaan
Perencanaan Kegiatan
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah disusun, peneliti menyiapkan rencana pembelajaran
yang dilengkapi dengan skenario tindakan. Skenario tindakan ini berisi langkah-langkah yang
harus ditempuh guru dan siswa.
Pelaksanaan Kegiatan
e) Pra Kegiatan
Guru membuat RPP, LKS, dan soal evaluasi
f) Kegiatan Awal
Guru mengadakan apersepsi untuk mengarahkan perhatian siswa pada materi pelajaran dengan
Tanya jawab.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
g) Kegiatan Inti
Eksplorasi, guru :
- Menjelaskan peta konsep tentang alat pernapasan manusia dengan menggunakan media gambar.
- Melakukan demonstrasi dengan menggunakan pipa kecil bercabang tiga (PKBT), sedotan dan
toples.
- Menjelaskan bagian tubuh yang berperan sebagai alat pernapasan.
- Menjelaskan proses pernapasan dada dan perut.
Elaborasi, siswa :
- Menyebutkan alat pernapasan manusia.
- Menjelaskan proses pernapasan.
- Menjelaskan pernapasan dada dan perut.
Konfirmasi :
- Guru memberikan penguatan materi.
- Guru menyimpulkan materi.
h) Kegiatan Akhir
Guru memberikan tes akhir.
Guru memberikan perbaikan dan pengayaan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan media gambar alat pernapasan manusia
dan demonstrasi dan diskusi. Dalam kegiatan diskusi anak diberi LKS .

Dalam diskusi kelompok, guru memberikan bimbingan secara kelompok atau perorangan,
sehingga setiap siswa dapat ikut berpartisipasi dalam mengerjakan LKS. Ternyata keaktifan
siswa meningkat, soal-soal LKS banyak yang dapat dijawab.
Observasi Kegiatan
Pada pembelajaran siklus II (dua) ini, terdapat peningkatan keaktifan siswa yang semula 59,25 %
menjadi 96,26 %. Hal ini dikarenakan dalam demonstrasi guru dapat menjelaskan cara manusia
bernapas. Dalam diskusi kelompok dalam pengerjaan LKS, siswa diharuskan untuk menjawab
soal dengan pemahaman yang dimilikinya, kemudian kegiatan dalam diskusi ditambah satu
kegiatan yaitu setiap kelompok dengan perwakilan kelompoknya menunjukkan bagian-bagian
alat pernapasan dengan menggunakan tubuhnya. Dalam hal ini guru dapat
mengetahui pemahaman siswa terhadap materi, jadi dapat dikatakan perbaikan pembelajaran
siklus II berhasil.

Refleksi
Berdasarkan pengamatan dalam proses pembelajaran pada akhir siklus II (dua) ini, guru
melakukan refleksi diri. Ternyata dengan menggunakan metode ceramah disertai demonstrasi
dan diskusi dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan pemahaman siswa.
Penggunanan metode yang tepat, penggunaan media gambar dapat membantu guru dalam
melaksanakan pembelajaran dan pemahaman siswa dapat meningkat.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Dari 27 siswa ternyata terdapat 20 siswa yang penguasaan materinya masih dibawah 65%,
maka perlu diadakan perbaikan untuk siklus ke I.
Berikut data nilai pra siklus yang diperoleh siswa:

No
1
2
3
4
5
6

40

40

70

80

50

40

40

40

50

40

100

70

50

40

70

50

100

70

70

40

100

40

50

40

40

40

40

Tabel 1: Nilai Pra Siklus


Nilai
Jumlah siswa
40 - 49
13
50 - 59
5
60 - 69
70 - 69
5
80 - 89
1
90 -100
3
JUMLAH
27

Dari data diatas dapat disajikan pada diagram sebagai berikut:


Diagram 1: Nilai Pra Siklus
Dari analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada pelaksanaan pembelajaran
pra siklus, diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa adalah sebagai berikut:

Nilai terendah
: 40
Nilai tertinggi
: 100
Nilai Rata-rata
: 55,56
Ketuntasan belajar mencapai
: 33.3%
Dengan demikian masih sangat perlu dilaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I

Deskripsi per Siklus


1. Siklus I
o Perencanaan
Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan padasiklus I dengan menekankan pada
penggunaan metode diskusi dengan menggunakan gambar alat pernapasan manusia yang sesuai
dengan materi pelajaran sudah ada kemanjuan, akan tetapi karena belum dapat menuntaskan
hasil belajar, maka perlu dilanjutkan perbaikan pembelajaran pada siklus II
o Pelaksanaan
Perbaikan pembelajaran Siklus I dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2012 pada kelas V
SD Negri Tegowanu 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak. Adapun hasilnya sebagai
berikut:
40

40

80

80

80

70

50

40

70

50

100

80

80

50

70

70

100

90

80

80

100

70

50

40

40

50

50

No
1
2
3
4
5
6

Tabel 2: Nilai Siklus I


Nilai
Jumlah siswa
40 - 49
5
50 - 59
6
60 - 69
70 - 69
5
80 - 89
7
90 -100
4
JUMLAH
27

Berdasarkan tabel diatas dapat disajikan pada diagram sebagai berikut:

Diagram 2: Nilai Siklus I

Dari analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada pelaksanaan pembelajaran
siklus I, diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa adalah sebagai berikut:
Nilai terendah
: 40
Nilai tertinggi
: 100
Nilai Rata-rata
: 66,67
Ketuntasan belajar mencapai : 59,26%
Dengan demikian masih sangat perlu dilaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II

o Pengamatan
Selama kegiatan pembelajaran, peneliti diamati teman sejawat. Hal yang diamati adalah
sebagai berikut:
1. Guru
a. Mengadakan tanya jawab sebagai apersepsi
b. Menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran
c. Pemberian contoh materi
d. Pemberian soal
e. Pelaksanaan tutor sebaya
f. Membimbing kerja kelompok siswa
g. Mengoreksi, menilai, mengoreksi hasil analisis tes
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Siswa
Menjelaskan penjelasan dari guru tentang Alat pernapasan manusia.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
Tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran
Melaksanakan kerja kelompok
Mengerjakan tes formatif
Mencatat rangkuman

o Refleksi
Setelah melakukan Kegiatan Belajar Mengajar IPA dengan kompetensi dasar
mengidentifikasikan alat pernapasan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan

pada meteri pokok alat pernapasan manusia, sebagian besar siswa masih belum mampu
menguasai materi tersebut.
Penggunaan metode pembelajaran diskusi membuat siswa aktif selama proses
pembelajaran. Hal ini terbukti setelah diadakan tesformatif, terdapat 59,26% siswa yang
mencapai nilai diatas KKM. Penggunaan model pembelajaran diskusi sudah berjalan dengan
baik, tetapi perlu ditingkatkan. Hal itu dapat dijadikan sebagai bahan untuk ditindak lanjuti pada
perbaikan pembelajaran siklus II yang akan dilaksanakan berikutnya.

2. Siklus II
o Perencanaan
Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II dengan menekankan pada
penggunaan metode diskusi dengan menggunakan gambar alat pernapasan manusia yang sesuai
dengan materi pelajaran sudah mendapatkan hasil yang memuaskan, sehingga tidak perlu lagi
mengadakan perbaikan pembelajaran.
o Pelaksanaan
Perbaikan pembelajaran Siklus I dilaksanakan pada tanggal 8 Oktober 2012 kelas V SD
Negeri Tegowanu 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak. Adapun hasilnya sebagai
berikut:
70

70

80

80

80

70

90

70

100

70

90

100

70

90

80

80

100

100

100

80

100

80

80

50

80

80

80

No
1
2
3
4
5

Tabel 3: Nilai Siklus II


Nilai
Jumlah siswa
40 - 49
50 - 59
1
60 - 69
70 - 69
6
80 - 89
11

90 -100
JUMLAH

9
27

Berdasarkan tabel diatas dapat disajikan pada diagram sebagai berikut:


Diagram 3: Nilai Siklus II

Dari analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada pelaksanaan pembelajaran
siklus II, diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa adalah sebagai berikut:
Nilai terendah
: 50
Nilai tertinggi
: 100
Nilai Rata-rata
: 82,2
Ketuntasan belajar mencapai : 96,3%
Dengan demikian tidak perlu dilaksanakan perbaikan pembelajaran.

o Pengamatan
Selama kegiatan pembelajaran, peneliti diamati teman sejawat. Hal yang diamati adalah
sebagai berikut:
1. Guru
a. Mengadakan tanya jawab sebagai apersepsi
b. Menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran
c. Pemberian contoh materi
d. Pemberian soal
e. Pelaksanaan tutor sebaya
f. Membimbing kerja kelompok siswa
g. Mengoreksi, menilai, mengoreksi hasil analisis tes
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Siswa
Menjelaskan penjelasan dari guru tentang Alat pernapasan manusia.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
Tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran
Melaksanakan kerja kelompok
Mengerjakan tes formatif
Mencatat rangkuman

o Refleksi
Setelah melakukan Kegiatan Belajar Mengajar IPA dengan kompetensi Dasar
Mengidentifikasikan alat pernapasan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan
pada meteri pokok alat pernapasan manusia, sebagian besar siswa menunjukkan peningkatan
pemahaman yang cukup signifikan. Hal ini terbukti setelah diadakan tesformatif pada siklus II,
sebagian siswa mendapat nilai 70 keatas, dari 27 siswa, 26 siswa mendapat nilai 65 keatas.

Untuk mengetahui nilai perolehan nilai keseluruhan, maka dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4: Nilai Pra siklus, Siklus I, siklus II
No
Nilai
Pra siklus
Siklus I
Siklus II
1
40 - 49
13
5
2
50 - 59
5
1
6
3
60 - 69
4
70 - 69
5
6
5
5
80 - 89
1
11
7
6
90 -100
3
9
4
JUMLAH
27
27
27
Berdasarkan tabel diatas dapat disajikan pada diagram sebagai berikut:
Diagram 4: Nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

B. Pembahasan
1. Pra Siklus
Dari analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada pelaksanaan pembelajaran
pra siklus, diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa adalah sebagai berikut:
- Nilai terendah
: 40
- Nilai tertinggi
: 100
- Nilai Rata-rata
: 55,56
- Ketuntasan belajar mencapai
: 33.3%
Hal itu disebabkan karena dalam menyampaikan materi pelajaran media yang digunakan
kurang lengkap. Dengan demikian pembelajaran pada pra siklus masih sangat perlu diadakan
perbaikan pembelajaran.

2. Siklus I
Dari analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada pelaksanaan pembelajaran
siklus I, diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa adalah sebagai berikut:
- Nilai terendah
: 40
- Nilai tertinggi
: 100
- Nilai Rata-rata
: 66,67
- Ketuntasan belajar mencapai
: 59,26%
Dari analisis data hasil nilai prestasi belajar yang seperti tersebut diatas, maka diketahui
bahwa ada kenaikan sebesar 25,96% dari perolehan nilai pada pra siklus. Hal ini dikarenakan
dalam pelaksanaan perbaikan sudah menggunakan materi prasyarat, sehingga pemahaman siswa
lebih meningkat. Akan tetapi masih ada 11 siswa yang belum berhasil, maka dilanjutkan pada
siklus II.

3. Siklus II
Dari analisa dan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada pelaksanaan pembelajaran
siklus II, diketahui bahwa nilai yang dicapai siswa adalah sebagai berikut:
- Nilai terendah
: 50
- Nilai tertinggi
: 100
- Nilai Rata-rata
: 82,2
- Ketuntasan belajar mencapai
: 96,3%
Dari analisa hasil perolehan nilai tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa ada kenaikan
sebesar 37,04% dari perolehan nilai Siklus I, hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran dengan memberikan materi prasyarat serta pemahaman tutor sebaya dalam
berdiskusi. Akan tetapi ternyata masih ada 1 siswa yang mendapatkan nilai dibawah 65, hal itu
disebabkan karena keterbatasan siswa yang memang sangat kurang.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dengan melaksanakan perbaikan melalui Siklus I dan Siklus II, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa Penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan optimal akan membantu siswa dalam
proses belajar, lebih-lebih pada tingkat Sekolah Dasar. Disamping itu, penggunaan media gambar
sebagai strategi pembelajaran akan sangat tepat karena media gambar merupakan media visual
yang dapat dilihat dengan indra penglihatan yang digunakan untuk membantu menyampaikan isi
atau materi pelajaran. Dari hasil pembelajaran yang sudah dilaksanakan jelas bahwa penggunaan
media yang tepat dan pemanfaatan metode yang bervariasi dapat meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran tentang alat pernapasan manusia pada siswa kelas V
semester I SDN Tegowanu 2 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak tahun pelajaran
2010/2011.
Berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Perolehan nilai pra siklus yaitu sebesar 25,9 %. Hal ini disebabkan belum menggunakan media
gambar.
2. Perolehan nilau siklus I, yaitu sebesar 59,26 %. Hal ini disebabkan sudah menggunakan media
gambar dan menggunakan metode bervariasi.
3. Perolehan nilai Siklus II, yaitu sebesar 96,3 %. Hal ini disebabkan sudah diberikan materi
dengan menggunakan media gambar.
Berdasarkan perolehan nilai yang selalu meningkat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Saran
Untuk keberhasilan pembelajaran IPA terutama meningkatkan penguasaan materi oleh
siswa, maka sebaiknya :

1. Bagi guru
Sebaiknya guru mau menggunakan media gambar serta menggunakan model pembelajaran
sesuai dengan materi pelajaran.
2. Bagi siswa
Sebaiknya siswa dalam mengikuti pelajaran harus lebih efektif, demi meningkatkan pemahaman
terhadap materi pelajaran.
3. Bagi sekolah
Sebaiknya sekolah lebih mengembangkan sarana dan prasarana pembelajaran supaya dapat
meningkatkan mutu pembelajaran serta lulusan yang berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

Haryanto, 2004, Sains untuk SD Kelas V, Erlangga, Jakarta: PT Glora Aksara Pratama.
Sumardi, Yosep, dkk, 2008, Konsep Dasar IPA di SD, Jakarta: Universitas Terbuka.
Rustaman, Nuryani, 2011, Materi dan Pembelajaran IPS SD, Jakarta: Universitas Terbuka.
Sapriyati. Amalia, 2008, Pembelajaran IPA di SD, Jakarta:Universitas Terbuka
Wardhani IGAK, dkk, 2010, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas Terbuka.
Sudjana.Nana, 2009, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algersindo.
Sudjana. Nana, 2003, Teknologi Pengajaran, Bandung :Sinar Baru Algersindo.
Hamalik. Oemar, 2010, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung :Sinar Baru Algersindo.

Anda mungkin juga menyukai