Anda di halaman 1dari 10

66

Volume 3, No. 2 Januari 2020

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG KETERGANTUNGAN


MANUSIA DAN HEWAN PADA TUMBUHAN MELALUI METODE KARYA
WISATA PADA SISWA KELAS V SLB-A TPA JEMBER

HARIJANTO, S.Pd
SLB-A TPA JEMBER

ABSTRAK
Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang
ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan melalui metode karya wisata pada siswa
kelas V SLB-A TPA Jember. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research),
yang meliputi planning (perencanaan), action (tindakan), observation (pengamatan), dan
reflection (refleksi). Penelitian ini bertempat di SLB-A TPA Jember, pada bulan september.
Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas V SLB-A TPA Jember pada pokok bahasan
tentang ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan. Hasil kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis
yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar IPA pada materi pokok
ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan kelas V SLB-A TPA Jember dapat
meningkat melalui penerapan metode karya wisata. hal ini dapat dilihat bahwa hasil akhir
siklus pembelajaran ke II ini semakin meningkat dibanding siklus I, dari rata-rata 60%
menjadi 81,67%. dengan demikian, dapat dikatakan hasil belajar ipa pada siklus II dinilai
telah tuntas.
Kata kunci: hasil belajar, IPA, ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan,
metode karya wisata

dan bangsa Indonesia yang sedang


membangun.
PENDAHULUAN Kegiatan pembelajaran adalah
Dewasa ini pendidikan di suatu proses interaksi atau hubungan
sekolah-sekolah, khususnya di SLB-A timbal balik antara guru dan siswa
telah menunjukkan perkembangan dalam satuan pembelajaran. Guru
yang sangat pesat. Perkembangan itu sebagai salah satu komponen dalam
terjadi karena terdorong adanya proses belajar menganjar merupakan
pembaharuan tersebut, sehingga di pemegang peran yang sangat penting.
dalam pembelajaranpun guru selalu Guru bukan hanya sekedar penyampai
ingin menemukan metode dan materi saja, tetapi lebih dari itu guru
peralatan baru yang dapat memberikan dapat dikatakan sebagai sentral
semangat belajar bagi siswa-siswa. pembelajaran.
Bahkan secara keseluruhan Sebagai fasilitator sekaligus
dapat dikatakan bahawa pembaharuan pelaku dalam proses pembelajaran,
dalam system pendidikan yang gurulah yang mengarahkan bagaimana
mencakup seluruh komponen yang proses pembelajaran itu dilaksanakan.
ada. Pembangunan di bidang Karena itu guru harus dapat membuat
pendidikan barulah ada artinya apabila suatu pembelajaran menjadi lebeh
dalam pendidiakn dapat dimanfaatkan efektif juga menarik sehingga
sesuai dengan kebutuhan masyarakat pelajaran yang disampaikan akan

http://doi.org/10.31537/speed.v3i2.280
67
Volume 3, No. 2 Januari 2020

membuat siswa merasa senang dan mutu pendidikan dan pembelajaran


merasa perlu untuk mempelajari salah satunya adalah dengan memilih
pelajaran tersebut. strategi atau cara dalam
Guru mengemban tugas yang menyampaikan materi pelajaran agar
berat untuk tercapainya tujuan diperoleh peningkatan prestasi belajar
pendidikan nasional yaitu pada mata pelajaran IPA. Misalnya
meningkatkan kualitas manusia dengan membimbing siswa untuk
Indonesia, manusia seutuhnya yang bersama-sama terlibat aktif dalam
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan proses pembelajaran dan mampu
Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, membantu siswa berkembang sesuai
berkepribadian, berdisiplin, bekerja dengan taraf intelektualnya akan lebih
keras, tangguh, bertanggung jawab, menguatkan pemahaman siswa
mandiri, cerdas dan terampil serta terhadap konsep-konsep yang
sehat jasmani dan rohani, juga harus diajarkan. Pemahaman ini
mampu menumbuhkan dan memerlukan minat dan motivasi.
memperdalam rasa cinta terhadap Tanpa adanya minat menandakan
tanah air, mempertebal semangat bahwa siswa tidak mempunyai
kebangsaan dan rasa kesetiakawanan motivasi untuk belajar. Untuk itu, guru
sosial. Sejalan dengan itu pendidikan harus memberikan stimulus dalam
nasional akan mampu mewujudkan bentuk motivasi sehingga dengan
manusia-manusia pembangunan dan bantuan itu siswa dapat keluar dari
membangun dirinya sendiri serta kesulitan.
bertanggung jawab atas pembangunan Berdasarkan pengalaman
bangsa (Depdikbud, 1999). penulis di SLB-A TPA Jember,
Berhasilnya tujuan kegagalan dalam belajar khususnya
pembelajaran ditentukan oleh banyak mata pelajaran IPA kelas V rata-rata
faktor diantaranya adalah faktor guru dihadapi oleh siswa yang kurang
dalam melaksanakan proses memiliki dorongan belajar. Untuk itu
pembelajaran, karena guru secara dibutuhkan suatu kegiatan yang
langsung dapat mempengaruhi, dilakukan oleh guru dengan upaya
membina dan meningkatkan membangkitkan motivasi belajar
kecerdasan serta keterampilan siswa. siswa, misalnya dengan membimbing
Untuk mengatasi permasalahan di atas siswa untuk terlibat langsung dalam
dan guna mencapai tujuan pendidikan kegiatan yang melibatkan siswa serta
secara maksimal, peran guru sangat guru yang berperan sebagai
penting dan diharapkan guru memiliki pembimbing untuk menemukan
cara/metode mengajar yang baik dan konsep IPA.
mampu memilih metode pembelajaran Motivasi tidak hanya
yang tepat dan sesuai dengan konsep- menjadikan siswa terlibat dalam
konsep mata pelajaran yang akan kegiatan akademik, motivasi juga
disampaikan. penting dalam menentukan seberapa
Untuk itu diperlukan suatu jauh siswa akan belajar dari suatu
upaya dalam rangka meningkatkan kegiatan pembelajaran atau seberapa
http://doi.org/10.31537/speed.v3i2.280
68
Volume 3, No. 2 Januari 2020

jauh menyerap informasi yang Roestiyah mengemukakan


disajikan kepada mereka. Siswa yang Karyawisata bukan sekedar rekreasi,
termotivasi untuk belajar sesuatu akan tetapi untuk belajar atau memperdalam
menggunakan proses kognitif yang pelajarannya dengan melihat
lebih tinggi dalam mempelajari materi kenyataannya. Karena itu dikatakan
itu, sehingga siswa itu akan meyerap metode karya wisata, ialah cara
dan mengendapan materi itu dengan mengajar yang dilaksanakan dengan
lebih baik. Tugas penting guru adalah mengajak siswa ke suatu tempat atau
merencanakan bagaimana guru obyek tertentu di luar sekolah untuk
mendukung motivasi siswa (Nur, mempelajari atau menyelidiki sesuatu
2001, hlm 3). Untuk itu sebagai seperti meninjau pabrik pertanian,
seorang guru disamping menguasai periakanan, museum, dan sebagainya
materi, juga diharapkan dapat (Surahmad, 2000, hlm. 31).
menetapkan dan melaksanakan Dari latar belakang di atas,
penyajian materi yang sesuai maka penulis dalam Penelitian
kemampuan dan kesiapan anak, Tindakan Kelas (PTK) ini mengambil
sehingga menghasilkan penguasaan judul, “Peningkatan Hasil Belajar IPA
materi yang optimal bagi siswa. Tentang Ketergantungan Manusia dan
Berdasarkan uraian tersebut di Hewan Pada Tumbuhan Melalui
atas penulis mencoba menerapkan Metode Karya Wisata Pada Siswa
salah satu metode pembelajaran, yaitu Kelas V SLB-A TPA Jember .”
metode Karyawisata. Metode Penulis mengharapkan dengan
Karyawisata adalah suatu cara hasil penelitian ini dapat memberikan
penyajian bahan pelajaran dengan informasi tentang metode
membawa siswa langsung kepada pembelajaran yang sesuai dengan
obyek yang akan dipelajari di luar materi IPA Kelas V, meningkatkan
kelas. Dalam hubungannya dengan hasil belajar pada pelajaran IPA Kelas
kegiatan pembelajaran, pengertian V dan dapat mengembangkan metode
karyawisata berarti siswa-siswa pembelajaran yang sesuai dengan mata
mempelajari suatu obyek di tempat pelajaran IPA Kelas V.
mana obyek tersebut berada.
Karyawisata dapat dilakukan dalam METODE
waktu singkat beberapa jam saja Menurut pengertiannya
ataupun cukup lama sampai beberapa penelitian tindakan adalah penelitian
hari. Dan diharapkan pada pendidik tentang hal-hal yang terjadi
agar bisa mengajarkan siswa membuat dimasyarakat atau sekolompok
laporan dan didiskusikan bersama sasaran, dan hasilnya langsung dapat
dengan peserta didik yang lain serta dikenakan pada masyarakat yang
didampingi oleh pendidik. bersangkutan (Arikunto, 2002, hlm.
Kadang-kadang dalam proses 82). Ciri atau karakteristik utama
pembelajaran siswa perlu diajak ke dalam penelitian tindakan adalah
luar sekolah, untuk meninjau tempat adanya partisipasi dan kolaborasi
tertentu atau obyek yang lain. antara peneliti dengan anggota
http://doi.org/10.31537/speed.v3i2.280
69
Volume 3, No. 2 Januari 2020

kelompok sasaran. Penelitian tidakan (on-going), mengingat bahwa


adalah satu strategi pemecahan pengembangan dan perbaikan
masalah yang memanfaatkan tindakan terhadap kualitas tindakan
nyata dalam bentuk proses memang tidak dapat berhenti
pengembangan invovatif yang dicoba tetapi menjadi tantangan
sambil jalan dalam mendeteksi dan sepanjang waktu (Arikunto,
memecahkan masalah. Dalam 2002, hlm. 82-83).
prosesnya pihak-pihak yang terlibat Sesuai dengan jenis penelitian
dalam kegiatan tersebut dapat saling yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,
mendukung satu sama lain. maka penelitian ini menggunakan
Sedangkan tujuan penelitian metode penelitian tindakan dari
tindakan harus memenuhi beberapa Kemmis dan Taggart (1998, hlm. 14),
prinsip sebagai berikut: yaitu berbentuk spiral dari siklus yang
1. Permasalahan atau topik yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap
dipilih harus memenuhi siklus meliputi planning
kriteria, yaitu benar-benar (perencanaan), action (tindakan),
nyata dan penting, menarik observation (pengamatan), dan
perhatian dan mampu reflection (refleksi). Langkah pada
ditangani serta dalam siklus berikutnya adalah perncanaan
jangkauan kewenangan peneliti yang sudah direvisi, tindakan,
untuk melakukan perubahan. pengamatan, dan refleksi. Sebelum
2. Kegiatan penelitian, baik masuk pada siklus 1 dilakukan
intervensi maupun pengamatan tindakan pendahuluan yang berupa
yang dilakukan tidak boleh identifikasi permasalahan. Siklus
sampai mengganggu atau spiral dari tahap-tahap penelitian
menghambat kegiatan utama. tindakan kelas dapat dilihat pada
3. Jenis intervensi yang gambar berikut:
dicobakan harus efektif dan
efisien, artinya terpilih dengan
tepat sasaran dan tidak
memboroskan waktu, dana dan Refleksi
tenaga. Rencana
4. Metodologi yang digunakan Tindakan/ awal/ran
Observasi
harus jelas, rinci, dan terbuka,
setiap langkah dari tindakan Refleksi
dirumuskan dengan tegas Rencana
Tindakan/ yang
sehingga orang yang berminat
Observasi
terhadap penelitian tersebut
dapat mengecek setiap Refleksi
hipotesis dan pembuktiannya. Rencana
Tindakan/ yang
5. Kegiatan penelitian diharapkan
Observasi
dapat merupakan proses
kegiatan yang berkelanjutan
http://doi.org/10.31537/speed.v3i2.280
70
Volume 3, No. 2 Januari 2020

Gambar 1. Alur Penelitian memperbaiki sistem pembelajaran


Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan.
Penjelasan alur di atas adalah: Tempat penelitian adalah
1. Rancangan/perencana awal, tempat yang digunakan dalam
sebelum mengadakan melakukan penelitian untuk
penelitian peneliti menyusun memperoleh data yang diinginkan.
rumusan masalah, tujuan dan Penelitian ini bertempat di SLB-A
membuat rencana tindakan, TPA Jember.
termasuk di dalamnya Waktu penelitian adalah waktu
instrumen penelitian dan berlangsungnya penelitian atau saat
perangkat pembelajaran. penelitian ini dilangsungkan.
2. Pelaksanaan dan pengamatan, Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
meliputi tindakan yang September.
dilakukan oleh peneliti sebagai Subyek penelitian adalah
upaya membangun siswa-siswi Kelas V SLB-A TPA
pemahaman konsep siswa serta Jember, pada 1 siswa yang bernama
mengamati hasil atau dampak Ridatul Fadila, pada pokok bahasan
dari diterapkannya metode tentang Ketergantungan Manusia dan
Karya Wisata. Hewan Pada Tumbuhan.
3. Refleksi, peneliti mengkaji, Untuk mengetahui keefektifan
melihat dan suatu metode dalam kegiatan
mempertimbangkan hasil atau pembelajaran perlu diadakan analisa
dampak dari tindakan yang data. Pada penelitian ini menggunakan
dilakukan berdasarkan lembar metode analisis deskriptif kualitatif,
pengamatan yang diisi oleh yaitu suatu metode penelitian yang
pengamat. bersifat menggambarkan kenyataan
4. Rencana yang direvisi, atau fakta sesuai dengan data yang
berdasarkan hasil refleksi dari diperoleh dengan tujuan untuk
pengamat membuat mengetahui prestasi belajar yang
rangcangan yang direvisi untuk dicapai siswa juga untuk memperoleh
dilaksanakan pada siklus respon siswa terhadap kegiatan
berikutnya. pembelajaran serta aktivitas siswa
Penelitian ini dilaksanakan selama proses pembelajaran.
selama tiga siklus/putaran.Observasi Untuk menganalisis tingkat
dibagi dalam tiga putaran, yaitu keberhasilan atau persentase
putaran 1, 2, dan 3, dimana masing keberhasilan siswa setelah proses
putaran dikenai perlakuan yang sama pembelajaran setiap putarannya
(alur kegiatan yang sama) dan dilakukan dengan cara memberikan
membahas satu sub pokok bahasan evaluasi berupa soal tes tertulis pada
yang diakhiri dengan tes formatif di setiap akhir putaran.
akhir masing putaran. Dibuat dalam Analisis ini dihitung dengan
tiga putaran dimaksudkan untuk menggunakan statistik sederhana
yaitu:
http://doi.org/10.31537/speed.v3i2.280
71
Volume 3, No. 2 Januari 2020

1. Untuk menilai ulangan atau tes dengan RPP I, yang disusun dengan
formatif langkah-langkah pembelajaran yang
Peneliti melakukan meliputi: kegiatan awal, kegiatan inti,
penjumlahan nilai yang dan kegiatan akhir.
diperoleh siswa, yang Tindakan siklus I ini
selanjutnya dibagi dengan dilaksanakan dengan menerapkan
jumlah siswa yang ada di kelas proses pembelajaran menggunakan
tersebut sehingga diperoleh Metode Karya Wisata pada pokok
rata-rata tes formatif dapat bahasan tentang Ketergantungan
dirumuskan: Manusia dan Hewan Pada Tumbuhan,

X =
∑X dengan langkah-langkah sebagaimana
tertuang dalam Rencana Pelaksanaan
∑N Pembelajaran (RPP) ke I.
Dengan :
Observasi dilaksanakan
X = Nilai rata-rata bersama proses pembelajaran melalui
Σ X = Jumlah semua nilai lembar pengamatan yang meliputi,
siswa aktifitas siswa, pengembangan materi,
Σ N = Jumlah siswa motivasi siswa dalam kegaitan
2. Untuk ketuntasan belajar pembelajaran, proses pembelajaran,
Ada dua kategori serta hasil pembelajaran melalui tes
ketuntasan belajar yaitu secara akhir.
perorangan dan secara klasikal. Data hasil belajar pada
Karena hanya ada 1 siswa kegiatan siklus 1 yang diambil kepada
maka siswa dikatakan telah siswa di akhir kegiatan Siklus 1.
tuntas belajar bila telah Secara terperinci hasil belajar IPA
mencapai skor 80% atau nilai pada materi pokok Ketergantungan
80 atau telah mencapai KKM. Manusia dan Hewan Pada Tumbuhan
Untuk menghitung persentase dapat dijelaskan pada tabel berikut.
ketuntasan belajar digunakan Tabel 1. Hasil Belajar IPA
rumus sebagai berikut: Kelas V Siklus I

P=
∑ Skor _ Yang _ Diperoleh x100% Aspek
Pertemua
∑ Skor _ Maksimal n
Kognit Afekt Psikomotor
if if ik
Ke 1 70 60 50
HASIL DAN PEMBAHASAN Ke 2 60 70 50
Rata-rata 65 65 50
Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan
Nilai Akhir : 65+60+50
pada tanggal 02-06 September 2013.
3
Waktu yang dibutuhkan setiap
= 60%
pertemuan yaitu dua jam pelajaran
atau 2 x 35 menit. Pelaksanaan
pembelajaran pada Siklus I ini sesuai
http://doi.org/10.31537/speed.v3i2.280
72
Volume 3, No. 2 Januari 2020

dengan langkah-langkah sebagaimana


tertuang dalam RPP II. Perbedaan
dengan siklus I tertelak pada variasi
70
60
50
dalam penerapan Metode Karya
40
30
20
Wisata. Pada siklus I, dilengkapi
Kognitif

dengan media-media lain terkait


10
0
Pertemuan 1

Gambar 2. Grafik Hasil dengan materi Ketergantungan


Belajar IPA Kelas V Manusia dan Hewan Pada Tumbuhan.
Siklus I Observasi dilaksanakan
bersama proses pembelajaran melalui
Hasil refleksi berdasarkan lembar pengamatan yang meliputi,
tabel di atas, pada siklus I masih aktifitas siswa, pengembangan materi,
belum menunjukkan hasil yang motivasi siswa dalam kegaitan
memuaskan bahwa kemampuan siswa pembelajaran, proses pembelajaran,
dalam memahami materi pembelajaran serta hasil pembelajaran melalui tes
tentang Ketergantungan Manusia dan akhir. Pada siklus II ini peneliti
Hewan Pada Tumbuhan dengan berusaha untuk memperbaiki
Metode Karya Wisata, hasil belajar kekurangan dan kelemahan pada
siswa serta pemahaman terhadap siklus I.
materi pembelajaran masih kurang Data hasil belajar pada
maksimal. Hasil tersebut menunjukkan kegiatan siklus II yang diambil kepada
bahwa pada siklus I ini siswa belum siswa di akhir kegiatan Siklus II.
tuntas belajar, karena nilai siswa Secara terperinci hasil belajar IPA
hanya mencapai 60% lebih kecil dari pada materi pokok Ketergantungan
prosentase ketuntasan yang Manusia dan Hewan Pada Tumbuhan
dikehendaki yaitu sebesar 80%. dapat dijelaskan pada tabel berikut:
Siklus II Tabel 2. Hasil Belajar IPA
Tindakan siklus II Kelas V Siklus II
dilaksanakan pada tanggal 09-13
September 2013. Waktu yang Aspek
Pertemua
dibutuhkan setiap pertemuan yaitu dua Kognit Afekt Psikomotor
n
if if ik
jam pelajaran atau 2 x 35 menit.
Ke 1 80 90 70
Pelaksanaan pembelajaran pada Siklus Ke 2 90 80 80
II ini sesuai dengan RPP II, yang Rata-rata 85 85 75
disusun dengan langkah-langkah
pembelajaran yang meliputi: kegiatan Nilai Akhir : 85+85+75
awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Tindakan siklus II ini 3
dilaksanakan dengan menerapkan : 81,67%
proses pembelajaran menggunakan
Metode Karya Wisata pada pokok
bahasan tentang Ketergantungan
Manusia dan Hewan Pada Tumbuhan,
http://doi.org/10.31537/speed.v3i2.280
73
Volume 3, No. 2 Januari 2020

Beberapa hal yang


menyebabkan ini adalah:
Kognitif

100 a. Siswa
Afektif
Psikomotorik
kurang termotivasi
50 Afektif untuk belajar IPA
Psikomotorik

b. Metode yang diterapkan guru


Kognitif
0
Pertemuan 1 Pertemuan 2

Gambar 2. Grafik Hasil masih belum bisa membuat


Belajar IPA Kelas V siswa aktif dalam
Siklus II pembelajaran di kelas.
Hasil refleksi berdasarkan c. Hasil akhir siklus pembelajaran
tabel di atas, pada siklus II telah ke I ini semakin meningkat
menunjukkan hasil yang memuaskan dibanding sebelum siklus, dari
bahwa kemampuan siswa dalam rata-rata 40% menjadi 60%.
memahami materi pembelajaran Namun, masih kategori belum
tentang Ketergantungan Manusia dan tuntas.
Hewan Pada Tumbuhan dapat Pada siklus II ini pengamatan
meningkat Metode Karya Wisata. yang diperoleh adalah:
Hasil tersebut menunjukkan bahwa a. Antusias siswa untuk mengikuti
pada siklus II ini siswa telah dikatakan pembelajaran semakin
tuntas, karena nilai siswa hanya meningkat, karena
mencapai 81,67% atau lebih besar dari pembelajaran dengan metode
prosentase ketuntasan yang penemuan lebih jelas dan
dikehendaki yaitu sebesar 80%. terarah.
Adapun peningkatan hasil belajar dari b. Interaksi antar guru dan siswa
siklus I ke siklus II dapat dilihat pada juga sering terjadi karena guru
bagan berikut ini. memperhatikan dan menghargai
ide atau pendapat siswa.
c. Hasil akhir siklus pembelajaran
ke II ini semakin meningkat
dibanding siklus I, dari rata-rata
100 Psikomotorik Kognitif Afektif Psikomotorik
60% menjadi 81,67%. Dengan
Afektif

demikian, dapat dikatakan hasil


50
Kognitif
0

belajar IPA dinilai telah tuntas.


Siklus I Siklus II

Gambar 3. Peningkatan PENUTUP


Hasil Belajar Siklus I dan Simpulan
Siklus II Berdasarkan hasil kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan
Hasil penelitian pembelajaran selama dua siklus, dan berdasarkan
pada siklus I, untuk peningkatan hasil seluruh pembahasan serta analisis
belajar IPA tentang Ketergantungan yang telah dilakukan dapat
Manusia dan Hewan Pada Tumbuhan disimpulkan bahwa, hasil belajar IPA
di Kelas V SLB-A TPA Jember masih pada materi pokok Ketergantungan
belum sepenuhnya dipahami siswa. Manusia dan Hewan Pada Tumbuhan
http://doi.org/10.31537/speed.v3i2.280
74
Volume 3, No. 2 Januari 2020

Kelas V SLB-A TPA Jember dapat Combs. Arthur. W. (1984). The


meningkat melalui penerapan Metode Profesional Education of
Karya Wisata. Hal ini dapat dilihat Teachers. Allin and Bacon, Inc.
Boston.
bahwa hasil akhir siklus pembelajaran
ke II ini semakin meningkat dibanding Dahar, R.W. (1989). Teori-teori
siklus I, dari rata-rata 60% menjadi Belajar. Jakarta: Erlangga.
81,67%. Dengan demikian, dapat Departemen Pendidiakan dan
dikatakan hasil belajar IPA pada siklus Kebudayaan, (1994). Petunjuk
II dinilai telah tuntas. Pelaksanaan Proses
Pembelajaran. Jakarta. Balai
Saran
Pustaka.
1. Untuk melaksanakan metode
Karya Wisata memerlukan Djamarah, Syaiful Bahri. (2002).
Metode pembelajaran. Jakarta:
persiapan yang cukup matang,
Rineksa Cipta.
sehingga guru harus mampu
menentukan atau memilih topik Eggen dan Kauchak, “Konsep Dasar
Pembelajaran”, Online:
yang benar-benar bisa diterapkan
http://persimpangan.woordpres.c
dengan metode Karya Wisata om/ (6 Agustus 2013)
dalam pembelajaran sehingga
Erriniati, (1997). Penerapan Strategi
diperoleh hasil yang optimal.
Motivasi Belajar Siswa dalam
2. Dalam rangka meningkatkan Proses Belajar Menajar Fisika
prestasi belajar siswa, guru Pokok Bahasan Listrik Statis
hendaknya lebih sering melatih Kelas VI B Cawu III Tahun
siswa dengan berbagai metode Pelajaran 1996/1997 di SLTPN
pembelajaran, walau dalam taraf 23 Surabaya. Skripsi yang tidak
yang sederhana, dimana siswa dipublikasikan. Universitas
Negeri Surabaya.
nantinya dapat menemukan
pengetahuan baru, memperoleh Hamalik, Oemar. (2000). Psikologi
Belajar dan Mengajar.
konsep dan keterampilan,
Bandung: Sinar Baru Algesindo.
sehingga siswa berhasil atau
mampu memecahkan masalah- Hasibuan, J.J. dan Moerdjiono.
(1998). Proses Pembelajaran.
masalah yang dihadapinya.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih
lanjut, karena hasil penelitian ini Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R.
(1988). The Action Research
hanya dilakuakan di SLB-A TPA
Planner. Victoria Dearcin
Jember University Press.
DAFTAR PUSTAKA Liang Gie. (1993). Cara Belajar Yang
Efisien. Yogyakarta: Universitas
Arikunto, Suharsimi. (2001). Dasar- Gajah Mada
dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara. Moedjadi. (2000). Pengelolaan
Laboratorium Sekolah.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Bandung: Tarsito
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta:Rineksa Cipta.
http://doi.org/10.31537/speed.v3i2.280
75
Volume 3, No. 2 Januari 2020

Moestaqim. (1991). Pengelolan Suryosubroto. (1997). Proses


Laboratorium Sekolah. Pembelajaran di Sekolah.
Bandung: Tarsito Jakarta: Rineksa Cipta
Nasution. S. (2002). Didaktik Azas- Syah, Muhibbin. (1995). Psikologi
Azas Mengajar. Bandung: Pendidikan, Suatu Pendekatan
Jemmars Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Ningsih, Asri Budi. (2005). Belajar
Dan Pembelajaran. Jakarta: Uno, Hamzah B. (2009). Model
Renika Cipta Pembelajaran Menciptakan
Nur, Moh. (2001). Pemotivasian Pembelajaran Yang Kreatif Dan
Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
Siswa untuk Belajar. Surabaya.
University Press. Universitas Uzer, Usman, (2000). Menjadi Guru
Negeri Surabaya. Profesional. Bandung:PT.
Remaja Rosdakarya.
Poerwodarminto. (1991). Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Winkel. (2004). Motivasi Dan Prestasi
Jakarta:Bina Ilmu. Belajar. Jakarta: Gunung Agung
Purwanto, Ngalim M. (1996). Zaini, Hisyam, (2008). Metode
Psikologi Pendidikan. Bandung: pembelajaran Aktif. Yogyakarta:
Fakultas Ekonomi Insan Madani
Rustiyah, N.K. (1991). Metode
pembelajaran. Jakarta: Bina
Aksara.
Silberman. (2009). Aktif Learning 101
Metode pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani.
Soetomo. (1993). Dasar-dasar
Interaksi Pembelajaran.
Surabaya Usaha Nasional
Soetopo, Hendyat. (2000). Pengantar
Dasar-Dasar Administrasi
Pendidikan. Malang: Fakultas
Ilmu Pendidikan
Sukarno, Hadiat Kertiasa, (2001).
Dasar-Dasar Pendidikan
Science. Jakarta: Bahtera
Sukidin, et.al. (2002). Manajemen
Penelitian Tindakan Kelas.
Surabaya: Insan Cendekia.
Sulaiman, Darwis A. (1997).
Pengantar Kepada Teori Dan
Praktek Pengajaran, Semarang:
Semarang Press

http://doi.org/10.31537/speed.v3i2.280

Anda mungkin juga menyukai