Anda di halaman 1dari 8

JPD: Jurnal Pedagogiana DOI: doi.org/10.47601/AJP.

XXX
P-ISSN 2089-7731 E-ISSN 2684-8929

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR


IPA TENTANG PENGARUH GAYA DALAM MENGUBAH GERAK SUATU BENDA
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri Kertajaya 02 Kecamatan Pebayuran
Kabupaten Bekasi Tahun Pelajaran 2017/2018)

OMA
SD Negeri Kertajaya 02

ABSTRAK
Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar cenderung menitikberatkan
pada penguasaan materi secara hapalan, proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher
centered) dengan mengandalkan bahan belajar dari buku sumber yang tersedia. Proses
pembelajaran IPA akan terlaksana dengan baik dan dapat mencapai sasaran, salah satu faktor
yang penting yang harus diperhatikan adalah pendekatan atau strategi pembelajaran dngan
memaksimalkan keterlibatan siswa dalam kegiatan mental intelektual dan sosial emosional
dengan berfikir logis dan sistematis serta dapat mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri
(self belief) dalam menemukan aturan-aturan, konsep-konsep atau rumus-rumus. Hal tersebut
dapat dicobakan melakukan penelitian dengan penggunaan metode eksperimen. Metode
Pembelajaran Eksperimen adalah metode yang diterapkan dengan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek yang diamati, keadaan atau
proses tertentu. Pelaksanaan penelitian dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode
eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Kertajaya 02 secara
signifikan dengan nilai rata-rata dapat dilihat dari hasil pre tes siklus kesatu yaitu 50,00 dan
siklus kedua sebesar 53,85. Serta hasil pos tes siklus kesatu 63,08; dan Siklus kedua 71,92.
Ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada hasil pre tes siklus 1 ada 8 siswa dari 26 siswa yaitu
30,77%, pre tes siklus 2 ada 9 siswa dari 26 siswa yaitu 34,62%. Sedangkan hasil pos tes pada
siklus 1 ada 16 siswa yang mencapai nilai KKM (61,54%), dan pada pos tes siklus 2 ada 23 siswa
yang mendapatkan nilai di atas KKM (88,46%). Berdasarkan hasil tes dan ketuntasan belajar
siswa secara klasikal, maka penelitian ini dianggap berhasil karena hasil yang dicapai sesuai
dengan indikator keberhasilan penelitian. Penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran
IPA dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV sekolah dasar.

Kata kunci: Metode Eksperimen, Hasil belajar IPA

Pendidikan dapat dimaknai sebagai dan belajar untuk membentuk jati diri
usaha sadar untuk mengembangkan dan (learning to be).
mengoptimalkan potensi peserta didik. Oleh Pendidikan dasar bertujuan:
karena itu, pendidikan perlu diorganisasikan meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
dan diarahkan pada pencapaian lima pilar kepribadian, akhlak mulia, serta
pengetahuan: belajar untuk beriman dan keterampilan untuk hidup mandiri dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengikuti pendidikan lebih lanjut,
belajar untuk mengetahui (learning to (Kurikulum 2006). Tujuan pendidik an yang
know), belajar untuk berbuat (learning to tersirat dalam kurikulum 2006, diperlukan
do), belajar untuk hidup antar sesama secara upaya untuk mewujudkan tujuan
berdampingan (learning to live together), pendidikan, baik dari aspek lembaga
Volume 8, No.84, Januari 2021 | 100
maupun profesionalitas guru dalam proses mendasar, salah satunya dalam proses
pembelajaran, harus ditopang oleh tenaga- pembelajaran IPA dalam kometensi dasar
tenaga kependidikan yang professional dan pengaruh gaya dalam mengubah gerak,
terampil dalam pelaksanaan proses dengan memaksimalkan keterlibatan siswa
pembelajaran yang mampu mengembangkan dalam kegiatan mental intelektual dan sosial
daya nalar atau logika dan estetika. emosional dengan berfikir logis dan
Konsekuensi dari upaya peningkatan sistematis serta dapat mengembangkan sikap
mutu pendidikan tersebut, guru adalah percaya pada diri sendiri (self belief) dalam
merupakan kunci dan ujung tombak di menemukan aturan-aturan, konsep-konsep
barisan paling depan untuk pencapaian misi atau rumus-rumus. Hal tersebut dapat
peningkatan mutu pendidikan yang berada di dicobakan melakukan penelitian dengan
titik sentral untuk mengatur, mengarahkan penggunaan metode eksperimen.
dan menciptakan suasana pembelajaran agar Berdasarkan kajian di atas, perlu
lebih profesional, inovatif, kreatif dan diadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
menumbuhkan minat serta menggali potensi dengan fokus permasalahan pada
yang ada pada siswa. peningkatan kualitas proses pembelajaran
Pelaksanaan proses pembelajaran dan peningkatan prestasi hasil belajar IPA,
Ilmu Pengetahuan Alam yang selama ini dengan judul penelitian ³Penerapan
masih banyak yang didominasi oleh Metode Eksperimen untuk Meningkatkan
pendekatan ekspositori, terutama guru Hasil Belajar IPA Tentang Pengaruh
menggunakan metode ceramah sedangkan Gaya dalam Mengubah Gerak Suatu
VLVZD NXUDQJ WHUOLEDW GDQ FHQGHUXQJ SDVLI´ Benda (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas
tidak sesuai dengan esensi materi Ilmu IV SD Negeri Kertajaya 02 Kecamatan
Pengetahuan Alam yang memerlukan Pebayuran Kabupaten Bekasi Tahun
pengkontruksian siswa terhadap konsep- Pelajaran 2017/2018)´
konsep alamiah. Sehubungan dengan proses
pembelajaran tersebut, Sidi (2001: 24) 1. Pengertian Pembelajaran
PHQJHPXNDNDQ EDKZD ³VHEDJLDQ EHVDU Pembelajaran adalah proses interaksi
metode dan suasana pengajaran di sekolah- siswa dengan guru dan sumber belajar pada
sekolah yang digunakan para guru lingkungan belajar. Pembelajaran
tampaknya lebih banyak menghambat merupakan proses untuk membantu siswa
GDULSDGD PHPRWLYDVL RWDN´ agar memperoleh ilmu pengetahuan,
Salah satu pendekatan pembelajaran pembentukan sikap, watak atau perangai dan
yang dapat dikembangkan untuk memenuhi kemahiran tertentu. Dalam kegiatan
harapan dan tuntutan tersebut adalah dengan pembelajaran peranan motivasi intrinsik
menerapkan metode eksperimen, seperti maupun ektrinsik sangat diperlukan.
yang dikemukakan oleh Sanjaya (2008) Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan
bahwa, ³0HWRGH \DQJ GLWHUDSNDQ GHQJDQ aktivitas dari inisiatif dan memelihara
memberikan kesempatan kepada peserta ketekunan dalam melakukan kegiatan
didik untuk melakukan sendiri, mengikuti pembelajaran.
proses, mengamati suatu objek, Selain faktor yang ada pada siswa
menganalisis, membuktikan dan menarik yang mempengaruhi keberhasilan
kesimpulan sendiri tentang suatu objek, pembelajaran adalah faktor di luar siswa
NHDGDDQ DWDX SURVHV WHUWHQWX´. yang berhubungan dengan dirinya, lebih
Berdasarkan pada kajian di atas perlu khusus yang terlibat dalam proses
dikembangkan usaha perbaikan yang SHPEHODMDQ VLVZD ³«IDNWRU GL OXDU VLVZD LWX
101 | P e d a g o g i a n a
adalah model penyajian materi, pribadi guru, menyangkut tingkat kecerdasan, bakat-bakat,
susana belajar, kompetensi guru dan kondisi juga termasuk penguasaan siswa akan
OXDU´ 5XVVHIHQGL pengetahuan atau keterampilan yang
Keberhasilan pembelajaran siswa yang dimilikinya seperti keterampilan membaca,
berhubungan dengan kompetensi guru berdiskusi, memecahkan masalah dan lain-
merupakan salah satu faktor penentu yang lain.
mempengaruhi hasil pembelajaran. Yang Keberhasilan pembelajaran siswa yang
paling penting yang harus dikuasai oleh guru berhubungan dengan kompetensi guru
adalah menguasai materi, dapat merupakan salah satu faktor penentu yang
mengguanakan metode pembelajarn, dapat mempengaruhi hasil pembelajaran. Yang
mengenal dan memilih serta mengunakan paling penting yang harus dikuasai oleh guru
media, terampil melakukan penilaian dan adalah menguasai materi, dapat
lain-lain. mengguanakan metode pembelajarn, dapat
Usman (Suryosubroto, 1995: 190) mengenal dan memilih serta mengunakan
mengemukakan bahwa pembelajaran adalah media, terampil melakukan penilaian dan
suatu proses yang mengandung serangkaian lain-lain. Poedjiadi (2007: 743)
perbuatan guru dan siswa atas dasar PHQJHPXNDNDQ ³3HQGLGLNDQ ,OPX
hubungan timbal balik yang berlangsung Pengetahuan Alam atau Sains merupakan
dalam situasi edukatif untuk mencapai pendidikan bidang dengan alam semesta
tujuan tertentu. Sedangkan Yusuf dkk serta segala proses yang terjadi di dalamnya
(1992: 35) mengemukakan bahwa VHEDJDL REMHNQ\D´
pembelajaran adalah suatu rangkaian Dalam pembelajaran IPA di sekolah
aktivitas individu siswa dalam wujud dasar perlu meilih sebuah metode yang tepat
interaksi dinamis untuk mencapai perubahan dan ilmiah untuk memudahkan siswa
prilaku dan pribadinya. memahami konsep-konsep IPA. Metode
Dari uraian pengertian di atas penulis pembelajaran eksperimen adalah metode
berpandangan bahwa pembelajaran adalah yang diterapkan dengan memberikan
setiap upaya terencana oleh pendidik untuk kesempatan kepada siswa untuk melakukan
menciptakan situasi dan kondisi agar siswa sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu
melakukan belajar. objek, menganalisis, membuktikan dan
Faktor yang mempengaruhi menarik kesimpulan sendiri tentang suatu
pembelajaran pada yang berasal dari dalam objek yang diamati, keadaan atau proses
diri siswa menyangkut aspek jasmaniah dan tertentu. Penggunaan metode eksperimen
rohaniah. Aspek jasmaniah mencakup merupakan suatu cara dalam proses
NRQGLVL GDQ NHVHKDWDQ ILVLN ³.RQGLVL fisik pembelajaran dengan melakukan percobaan
menyangkut kelengkapan dan kesehatan untuk mendapatkan pengalaman belajar
indra penglihatan, pendengaran, perabaan, secara lebih jelas dan membiasakan siswa
penciuman dan pengecapan. Sedangkan untuk berfikir rasional dan ilmiah dalam
aspek psikis atau rohaniah menyangkut menyerap materi pembelajaran dengan
kondisi kesehatan psikis, kemampuan- pembuktian yang dilakukan sendiri oleh
kemampuan intelektual, sosial, psikomotor siswa. Pelaksanaan eksperimen bisa
serta kondisi efektLI GDQ NRQDWLI GDUL VLVZD´ dilakukan di laboratorium atau diluar
(Sukmadinata, 2004 : 162). Kondisi laboratorium. Dengan penerapan metode
intelektual berpengaruh terhadap proses dan eksperimen dalam pembelajaran IPA di
hasil pembelajaran. Yang termasuk kondisi sekolah dasar dimaksudkan bahwa guru atau
LQWHOHNWXDO DGDODK ³.RQGLVL LQWHOHNWXDO LWX siswa mencoba mengerjakan sesuatu serta
102 | P e d a g o g i a n a
mengamati proses dan hasil proses itu. Hal- dalam memperoleh hasil belajarnya. Tugas
hal yang perlu diperhatikan dalam guru dalam pelaksanaan eksperimen lebih
pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan berperan sebagai pembimbing. Guru
metode eksperimen yaitu: jumlah alat dan berfungsi untuk menjelaskan tujuan
bahan harus cukup bagi tiap siswa, kondisi eksperimen, alat serta bahan yang
alat dan mutu bahan yang digunakan harus digunakan, variabel yang dikontrol, dan
baik dan bersih, dan harus teliti dan menjelaskan urutan yang akan ditempuh
konsentrasi dalam mengamati proses dalam pelaksanaan eksperimen.
percobaan. Prosedur yang harus diperhatikan
2. Metode Eksperimen dalam penerapan metode eksperimen pada
Tujuan metode eksperimen menurut pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Sanjaya (2008) yaitu sebagai berikut: (a) adalah sebagai berikut: (a) tetapkan tujuan
dengan eksperimen, siswa mencari dan yang pembelajaran yang ingin dicapai
menemukan sendiri berbagai jawaban atas dengan eksperimen; (b) persiapkan tempat,
persoalan-persoalan yang dihadapinya alat dan bahan yang diperlukan; (c)
dengan mengadakan percobaan sendiri; (b) pertimbangkan jumlah siswa sesuai dengan
siswa dapat terlatih dalam cara berpikir yang alat-alat yang tersedia; (d) perhatikan
ilmiah (scientific thinking) dalam keamanan dan kesehatan agar dapat
menghadapi masalah, sehingga tidak mudah menghindarkan resiko; (e) perhatikan tata
percaya pada sesuatu yang belum pasti tertib atau disiplin, terutama dalam menjaga
kebenarannya; (c) siswa menemukan bukti peralatan dan bahan yang akan digunakan;
kebenaran dari teori sesuatu yang sedang (f) perlu dijelaskan kepada siswa tentang
dipelajarinya; (d) mereka lebih aktif berpikir tujuan eksperimen, mereka harus memahami
dan berbuat, hal mana itu sangat dikehendaki masalah yang akan dibuktikan melalui
dalam kegiatan pembejalaran yang modern, eksperimen; (g) kepada siswa perlu
di mana siswa lebih banyak aktif belajar diterangkan; alat-alat serta bahan-bahan
sendiri dengan bimbingan guru. yang akan digunakan dalam percobaan,
Eksperimen dilakukan agar siswa urutan eksperimen, hal-hal penting apa saja
siswa mengetahui suatu gejala atau materi yang akan dicatat dan perlu menetapkan
pelajaran dan dapat menguji kebenarannya bentuk catatan atau laporan berupa uraian,
melalui proses yang dilakukan sendiri oleh perhitungan, grafik; (h) selama eksperimen
siswa dengan bimbingan guru untuk berlangsung, guru harus mengawasi
mendapat penglaman belajarnya. Kegiatan pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran
eksperimen yang dilakukan oleh siswa usia atau pertanyaan yang menunjang
sekolah dasar merupakan kesempatan kesempurnaan jalannya eksperimen; (i)
melakukan suatu eksplorasi untuk setelah eksperimen selesai guru harus
memperoleh pengalaman meneliti yang mengumpulkan hasil penelitian siswa,
dapat mendorong siswa mengkontruksi mendiskusikan ke kelas dan mengevaluasi
pengetahuan siswa sendiri, berfikir ilmiah dengan tes atau sekedar tanya jawab.
dan rasional serta lebih lanjut Selain itu kelebihan metode
pengalamannya itu bisa berkembang di masa eksperimen juga adalah bahwa siswa lebih
mendatang (Sumantri dan Permana, percaya atas kebenaran berdasarkan
´ percobaan sendiri dan mengembangkan
Dari pendapat di atas pada dasarnya sikap untuk mengadakan studi eksplorari
tujuan metode eksperimen memfokuskan dengan didukung oleh asas didaktik modern.
pada pembelajaran pada keaktivan siswa Sedangkan kelemahan metode eksperimen
103 | P e d a g o g i a n a
yaitu: (a) memerlukan berbagai fasilitas meningkatkan kondisi pembelajaran yang
peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah ada.
diperoleh; (b) menimbulkan kesulitan bagi Prosedur penelitian yang digunakan
guru dan siswa apabila kurang mengacu kepada model siklus seperti yang
berpengalaman dalam penelitian; (c) tidak dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart
selalu memberikan hasil yang (Kasbolah, 1997/1998: 14): ³3HQHOLWLDQ
diharapkanenuntut penguasaan tindakan juga digambarkan sebagai proses
perkembangan materi dan fasilitas peralatan. yang dinamis dimana keempat aspek, yaitu:
Untuk mengatasi kelemahan- perencanaan, tindakan, observasi dan
kelemahan di atas guru harus menerangkan refleksi harus dipahami bukan sebagai
sejelas-jelasnya tentang hasil yang ingin langkah-langkah yang statis, terselesaikan
dicapai, membicarakan langkah-langkah dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan
yang dianggap baik untuk memecahkan momen-momen dalam bentuk spiral yang
masalah, membantu untuk memperoleh menyangkut perencanaan, tindakan,
bahan yang diperlukan, dan merangsang SHQJDPDWDQ GDQ UHIOHNVL´
untuk mendiskusikan hasil yang diperoleh. Keempat aspek tindakan yang
merupakan langkah-langkah dalam
METODE penelitian dilaksanakan dalam satu siklus
Metode penelitian yang digunakan atau putaran. Empat komponen tindakan
adalah metode penelitian digunakan adalah yang dilaksanakan dalam penelitian mulai
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dari perencanaan (plan), pelaksanaan
classroom action research. dengan (acting), pengamatan (observe) dan refleksi
menyajikan data hasil penelitian secara (reflect). Setelah adanya refleksi kemudian
deskriftif kualitatif berupa pemaparan dari diteruskan dengan perencanaan ulang yang
data diteliti saat pelaksanaan tindakan dilaksanakan alam siklus tersendiri, seperti
pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas tampak pada Gambar 3.1.
(classroom action research) adalah suatu
bentuk penelitian yang sifatnya reflektif
dengan melakukan tindakan-tindakan yang
tepat agar dapat memperbaiki serta
meningkatkan proses pembelajaran di kelas
secara profesional yang bertujuan
meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan
Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
penelitian tindakan kelas adalah suatu
penelitian yang dilakukan oleh guru yang
sekaligus menjadi peneliti bersifat sistematis
dengan melakukan reflektif terhadap
tindakan-tindakan selama penelitian mulai
dari penyusunan rencana, sampai dengan
penilaian tindakan nyata di dalam suatu
Gambar 3.1.
kelas yang berupa kegiatan pembelajaran
Model Penelitian Tindakan Spiral dari
dengan maksud memperbaiki dan
Kemmis dan Taggart (Hopkins, 1993)

104 | P e d a g o g i a n a
HASIL GDQ \DQJ PHQFDSDL QLODL ³NXUDQJ´ ' = 0
1. Siklus I siswa.
Hasil pree test mata pelajaran IPA pada Hasil pos test pada siklus II dapat
siklus I bahwa ada 8 orang siswa (30,77%) dianalisis bahwa ada 23 orang siswa
yang dapat dinyatakan mencapai batas lulus, (88,46%) siswa yang dapat dinyatakan
sedangkan sisanya sebanyak 18 orang siswa mencapai batas lulus, sedangkan sisanya
(69,23%) tidak mencapai batas lulus pada sebanyak 3 orang siswa (11,54%) tidak
pree test tindakan pertama ini. Nilai rata- mencapai batas lulus pada pos test tindakan
ratanya adalah 50,00. Sedangkan aktivitas kedua ini. Nilai rata-ratanya adalah 71,92.
yang dicapai oleh siswa, hasil penilaian guru Berdasarkan hasil nilai pos test siklus
berdasarkan observasi (pengamatan) yang kedua ini, nilai rata-rata yang dicapai oleh
dilakukan ketika proses pembelajaran siswa sudah ada peningkatan dari nilai rata-
berlangsung, pada siklus ke-1 yang rata pos test tindakan pertama yaitu: 8,85.
PHQGDSDWNDQ QLODL ³EDLN VHNDOL´ $ = 5 Untuk itu perbaikan pembelajaran
siswa (19,23%) \DQJ PHQFDSDL QLODL ³EDLN´ dicukupkan dua siklus.
(B) = 11 siswa (42,31%), yang mencapai
nilai cukup/sedang (C) = 10 siswa (38,46%)
GDQ \DQJ PHQFDSDL QLODL ³NXUDQJ´ ' = 0
siswa.
Hasil penilaian pada pos test pada siklus
kesatu dapat dianalisis bahwa ada 16 orang
siswa (61,54%) yang dapat dinyatakan
mencapai batas lulus, sedangkan sisanya
sebanyak 10 orang siswa (38,46%) belum
mencapai batas lulus pada pree test tindakan
pertama ini. Nilai rata-ratanya adalah 63,08.
Berarti hasil belajar siswa telah
mengalami peningkatan bila dindingkan Grafik: 4.2
dengan kondisi awal pembelajaran. Grafik Nilai Rata-rata Pos Test, dan
ketuntasan Belajar Siklus 1, dan Siklus 2
2. Siklus II Hasil Penelitian Mata Pelajaran IPA
Hasil pre tes mata pelajaran IPA pada
siklus II bahwa ada 9 orang siswa (34,62%) PEMBAHASAN
yang dapat dinyatakan mencapai batas lulus, Dari analisis yang dilakukan
sedangkan sisanya sebanyak 17 orang siswa terungkap bahwa masalah yang terjadi dalam
(65,38%) tidak mencapai batas lulus pada pembelajaran IPA, yaitu masih kurang
pree test tindakan pertama ini. Nilai rata- memahami konsep IPA, dan penguasaan
ratanya adalah 53,85. Sedangkan aktivitas terhadap materi pembelajaran rendah.
yang dicapai oleh siswa, hasil penilaian guru Penyebabnya adalah siswa tidak diberikan
berdasarkan observasi (pengamatan) yang kesempatan untuk mengembangkan
dilakukan ketika proses pembelajaran kemampuan dengan melakukan percobaan
berlangsung \DQJ PHQGDSDWNDQ QLODL ³EDLN untuk mendapatkan hasil belajarnya.
VHNDOL´ $ = 11 siswa (42,31%) yang Perbaikan pembelajaran dilakukan
PHQFDSDL QLODL ³EDLN´ % = 12 siswa sebanyak dua siklus, dengan hasil sebagai
(46,15%) yang mencapai nilai cukup/sedang berikut: Pada tabel 4.1 nilai pre tes pada
(C) = 3 siswa (11,54%) atau sebagian kecil, perbaikan pembelajaran IPA, dari rata-rata
105 | P e d a g o g i a n a
siklus kesatu 50,00, pada siklus kedua 53,85. pengembangan selanjutnya. Berdasarkan
Pada tabel 4.3 hasil penilaian pos tes siklus pembahasan dan refleksi terhadap jalannya
kesatu mendapat rata-rata 61.08, dan pada proses pembelajaran pada setiap tindakan,
siklus kedua nilai rata-rata 71,92. Dari nilai maka perlu diadakan perbaikan untuk proses
post test siklus kesatu sampai siklus kedua pembelajaran selanjutnya.
ada peningkatan rata-rata yang cukup 1. Pada kegiatan pembelajaran diawali
signifikan yaitu 8,85. dengan ceramah. Pertamanya suasana
Ketuntasan belajar siswa secara belajar kurang kondusif, karena jarak
klasikal dari hasil tes akhir siswa pada siklus rumah siswa cukup jauh maka
ke-1 mencapai 61,54% yaitu sebanyak 16 diperlukan recovery untuk
siswa dari 26 orang siswa. Pada siklus ke-2 mengembalikan kepada kondisi yang
ketuntasan belajar siswa mencapai 23 orang baik agar dapat mengikuti pembelajaran.
atau 88,46%. Hal ini sudah mencapai target Keadaan tersebut diperlukan kematangan
keberhasilan penelitian sebab siswa yang strategi dalam menghadapinya. Diantara
tuntas belajarnya sudah lebih dari 85,00%. mereka ada yang memperhatikan guru,
Selain itu nilai rata-rata siswa padasiklus ke- ada yang mempermainkan alat-alat
2 yang mencapai 70,28 sudah melebihi dari tulisnya, ada yang melamun, dan ada
nilai KKM 65,00. yang konsentrasi mengikuti pelajaran
Sementara dari hasil observasi ketika menggunakan alat peraga tertentu.
sebagaimana tertera dalam tabel 4.2 yang Begitulah salah satu kejadian di dalam
dilakukan pada siklus 1 dan siklus 2 untuk kelas IV SD Negeri Kertajaya 02.
mengukur keterampilan proses siswa dalam 2. Dari segi materi pelajaran yang dipelajari
melaksanakan eksperimen pada aspek: pada siklus kesatu ini sebenarnya
keaktifan, bertanya dan motivasi belajar, termasuk materi pelajaran yang mudah
menunjukan adanya peningkatan bagi siswa yang sedang membutuhkan
keterlibatab siswa dalam proses aspek berfikir.
pembelajaran. 3. Guru harus pandai mengatur waktu pada
Dari hasil pengamatan yang saat proses pembelajaran. Disiplin
dilakukan oleh teman sejawat dan juga menggunakan alokasi waktu sesuai
peneliti sendiri pada tindakan pertama ini, dengan pembagian waktu yang
strategi guru dalam pembelajaran IPA tercantum di dalam rencana
dengan menggunakan metode eksperimen di pembelajaran.
kelas IV terdapat beberapa hasil koreksi 4. Guru harus menyusun soal yang lebih
antara lain: dalam mengkondisikan kesiapan bervariasi dan menerapkan keterampilan
belajar siswa secara kelompok masih belum bertanya lanjutan serta memperhatikan
terkoordinasi dengan baik, masih banyak pemindahgiliran dan penyegaran
siswa yang kurang memperhatikan dan pertanyaan.
bekerja dengan kelompoknya bahkan masih 5. Dalam memberikan pertanyaan guru
ada siswa yang mondar-mandir dengan hendaknya tidak mengulang-ulang
kesibukannya sendiri. pertanyaan dan apabila siswa tidak ada
Berdasarkan analisis dan refleksi yang bisa menjawab guru harus
pada siklus kesatu sampai siklus 2 dapat mengarahkan siswa untuk berfikir dalam
disimpulkan bahwa hasil pre tes, pos tes dan mencari jawaban.
penilaian pada proses pembelajaran selama 6. Pemberian reward dari guru perlu
dua siklus sudah cukup baik, namun ada ditingkatkan kuantitasnya, agar motivasi
beberapa catatan sebagai bahan
106 | P e d a g o g i a n a
siswa untuk menjawab pertanyaan dalam suasana pembelajaran yang aktif,
semakin terpacu. siswa merasa senang dan bergenbira dalam
7. Dalam kegiatan melaporkan hasil diskusi melakukan proses pembelajaran, sehingga
suasana yang mengarah pada hasil belajar siswa dalam mata pelajar IPA
penyampaian pendapat dari individu akan meningkat.
sudah cukup merata, yang dapat
berbicara untuk menyampaikan pendapat DAFTAR PUSTAKA
tidak lagi didominasi oleh beberapa
siswa saja atau ketua kelompok, guru Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan
memberikan kesempatan kepada siswa Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara
yang dinilai belum banyak memberikan Departemen Pendidikan Nasional, (2006).
kontribusi dalam kelompoknya dengan Kurikulum Tingkat Satuan
memberikan motivasi agar semua siswa Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
ikut menyampaikan pendapatnya. Dimyati dan Mujiono. (2002).Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
SIMPULAN Hopkins, D., (1993). $ 7HDFKHU¶V *XLGH 7R
Dari deskripsi pelaksanaan Classroom Research. Buckingham ±
penelitian, secara keseluruhan baik dari Philadelphia: Open Univercity Press.
aspek aktivitas siswa dalam proses Kasbolah, K., (1998/1999). Penelitian
pembelajaran, kemampuan guru dalam Tindakan Kelas. Departeman
mengunakan metode eksperimen dan metode Pendidikan Dan Kebudayaan
diskusi kelompok dan hasil belajar siswa Direktorat Jenderal Pendidikan
pada tindakan ketiga ini secara umum sudah Tingi: IBRD: LOAN
ada peningkatan dan dapat dikategorikan Poedjiadi, A. (2007). Sains Teknologi
³EDLN´ ZDODXSXQ EHOXP VHSHQXKQ\D Masyarakat. Model Pembelajaran
berhasil secara optimal, supaya dapat Kontekstual Bermuatan Nilai.
menjadi pijakan dan sebagai bahan Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
perbandingan bagi peneliti yang akan Sudjana. N. (2002). Metode Statistika.
menggunakan metode eksperimen. Jakarta: Tarsito.
Dengan eksperimen siswa dapat Sukmadinata, N.S. (2004) Landasan
memperoleh jawaban dari materi pelajaran Psikologi Proses Pendidikan.
IPA secara lebih kongkrit dan membuktikan Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
sendiri bahwa gerak suatu benda disebabkan Sumantri, M dan Permana, J (1998/1999).
oleh adanya gaya yang bersentuhan dengan Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
benda.. Perubahan prilaku pada diri siswa Depdikbud PPGSD IBRD
sebagai sebagai hasil belajar didapatkan Suryosubroto, (1995). Proses Belajar
dengan mengkontruksi sendiri pengetahuan Mengajar di Sekolah Dasar. Jakarta:
yang didapat sebagai hasil belajara dari Rineka Cipta.
suatu pengalaman secara empiris. Selain itu Uzer Usman, M. (1999). Menjadi Guru
penerapan metode eksperimen dalam Profesional. P.T. Remaja Rosda
pembelajaran IPA di kelas IV sekolah dasar Karya:Bandung
dapat menumbuhkan minat siswa dan Wiriaatmaja, R. (2005). Metode Penelitian
mneingkatkan daya pikirnya untuk Tindakan Kelas. Bandung: PT.
memahami materi pelajaran yang disajikan Remaja Rosdakarya.

107 | P e d a g o g i a n a

Anda mungkin juga menyukai