Anda di halaman 1dari 9

JPD: Jurnal Pedagogiana

P-ISSN 2089-7731 E-ISSN 2684-8929 DOI: doi.org/10.47601/AJP.XXX

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA


MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TIPE STAD
PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
TENTANG PERKEMBANGBIAKAN MAHLUK HIDUP
DI KELAS VI SDN KARANG RAHARJA 02
KECAMATAN CIKARANG UTARA KABUPATEN BEKASI

DADANG HERMANSYAH
SDN Karang Raharja 02

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kualitas pembelajaran baik prestasi siswa
maupun aktivitas belajar, antara lain : siswa kurang memiliki keberanian untuk
menyampaikan pendapat kepada orang lain, siswa kurang memiliki kemampuan untuk
merumuskan gagasan sendiri, dan siswa belum terbiasa bersaing menyampaikan pendapat
dengan teman yang lain. Adapun tujuan penelitian perbaikan pembelajaran adalah dengan
diterapkan model pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang Perkembangbiakan
Mahluk Hidup di Kelas VI SDN Karang Raharja 02 Kec. Cikarang Utara Kab. Bekasi.
Penelitian ini bertempat di SDN Karang Raharja 02 Cikarang Utara, Kecamatan Cikarang
Utara Kabupaten Bekasi Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas VI (Enam) dengan
jumlah 22 peserta didik (Laki-laki =13, Perempuan = 9) Tahun Pelajaran 2017/2018. Hasil
penelitian menunjukkan nilai rata-rata yang pada siklus 1 hanya rata-rata 70,91% menjadi
74,09% pada siklus kedua dan 85,45% pada siklus ketiga. Jadi penerapan pembelajaran
kooperatif dengan tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa di Kelas VI SDN
Karang Raharja 02 Kec. Cikarang Utara Kab. Bekasi.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, Perkembangbiakan
Mahluk Hidup

Peningkatan penguasaan, sendiri yang difasilitasi oleh guru dengan


pemanfaatan, dan pengembangan ilmu berorientasi kepada tujuan kurikuler Mata
pengetahuan dan teknologi merupakan Pelajaran tersebut.
salah satu tujuan yang sangat diinginkan Salah satu tujuan kurikuler pendidikan
oleh bangsa Indonesia. Untuk mencapai di Sekolah Dasar adalah
tujuan tersebut pemerintah dan masyarakat Mengembangkan keterampilan proses
pendidikan telah melakukan berbagai untuk menyelidiki alam sekitar,
upaya pada berbagai jenjang persekolahan memecahkan masalah dan membuat
sesuai dengan kurikulum yang keputusan.
diberlakukan secara nasional yang memuat Proses pembelajarannya
berbagai mata pelajaran termasuk ilmu menekankan pada pemberian
pengetahuan alam. pengalaman langsung untuk
Pencapaian hasil belajar pada mengembangkan kompetensi agar
pembelajaran ilmu pengetahuan alam menjelajahi dan memahami alam
didasarkan pada pemberdayaan peserta sekitar secara ilmiah. Ilmu pengetahuan
didik untuk membangun kemampuan, alam sebagai proses/metode meliputi cara
bekerja ilmiah, dan pengetahuan berpikir, sikap, dan langkah-langkah

34 | P e d a g o g i a n a
kegiatan saintis untuk memperoleh tentang Perkembangbiakan Mahluk
produk-produk ilmu pengetahuan Hidup di Kelas VI SDN Karang
ilmiah, misalnya observasi, pengukuran, Raharja 02.
merumuskan dan menguji hipotesis, 2. Dengan diterapkan model pembelajaran
mengumpulkan data,bereksperimen, dan kooperatif dengan tipe STAD dapat
prediksi. meningkatkan aktivitas siswa dalam
Dari uraian diatas dapat diasumsikan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
bahwa mata pelajaran pengetahuan alam tentang Perkembangbiakan Mahluk
mempunyai nilai yang strategis dan Hidup di Kelas VI SDN Karang
penting dalam mempersiapkan sumber Raharja 02.
daya yang unggul, handal semenjak usia Ada beberapa strategi belajar
dini (SD). Hal yang menjadi hambatan kooperatif yang bisa diterapkan dalam
selama ini dalam pembelajaran ilmu proses belajar mengajar di kelas, yang
pengetahua alam adalah kurang sudah dikembangkan dan diteliti secara
dikemasnya pembelajaran pengetahuan ekstensif. Setiap metode memiliki
alam dengan metode yang menarik, landasan teoritik berdasarkan perspektif
menantang dan menyenangkan. Seringkali filosofis dan psikologis (behavioristik,
guru menyampaikan materi pengetahuan kognitif, dan sosial) yang berbeda.
alam dengan apa adanya (konvensional), Menurut Khanifatul (2013 : 19)
sehingga pembelajaran cenderung cooperative learning adalah strategi
membosankan dan kurang menarik minat pembelajaran yang menekankan pada
para siswa yang pada gilirannya prestasi proses kerja sama dalam suatu kelompok
belajar siswa kurang memuaskan. Di sisi untuk mempelajari suatu materi akademik
lain juga ada kecenderungan bahwa yang spesifik sampai tuntas. Dan Hartono
aktivitas siswa dalam pembelajaran (2013 : 100) mengemukakan pembelajaran
pengetahuan alam masih rendah. kooperatif adalah bentuk pengajaran yang
Berdasarkan identifikasi masalah membagi siswa dalam beberapa kelompok
diatas, permasalah yang dapat dirumuskan yang bekerja sama antara satu siswa
sebagai berikut: dengan lainnya untuk memecahkan
1. Bagaimana menerapkan pembelajaran masalah.
model kooperatif dengan tipe STAD Dalam bukunya Cooperative
agar dapat meningkatkan hasil belajar Learning, Huda (2011 : 29), pembelajaran
dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan kooperatif merupakan aktivitas
Alam tentang Perkembangbiakan pembelajaran kelompok yang diorganisir
Mahluk Hidup di Kelas VI SDN oleh satu prinsip bahwa pembelajaran
Karang Raharja 02 ? harus didasarkan pada perubahan
2. Apakah penggunaan pembelajaran informasi secara sosial di antara
kooperatif dengan tipe STAD agar kelompok-kelompok pembelajar yang di
dapat meningkatkan aktivitas siswa dalamnya setiap pembelajar
dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan bertanggungjawab atas pembelajarannya
Alam tentang Perkembangbiakan sendiri dan didorong untuk meningkatkan
Mahluk Hidup di Kelas VI SDN pembelajaran anggota-anggota yang lain.
Karang Raharja 02? Sedangkan Isjoni (2009 : 62) pembelajaran
Adapun tujuan penelitian perbaikan kooperatif diartikan sebagai suatu motif
pembelajaran adalah sebagai berikut. kerjasama, yang setiap individunya
1. Dengan diterapkan model pembelajaran dihadapkan pada prsposisi dan pilihan
kooperatif dengan tipe STAD dapat yang harus diikuti apakah memilih bekerja
meningkatkan hasil belajar siswa dalam bersama-sama, berkompetisi, atau
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam individualistik.

Volume 8, No. 4, April 2020 | 35


JPD: Jurnal Pedagogiana
P-ISSN 2089-7731 E-ISSN 2684-8929 DOI: doi.org/10.47601/AJP.XXX

Strategi belajar kooperatif STAD melakukan interpretasi dan komunikasi


(Student Teams-Achievement Division) ilmiah.
yang berlandaskan psikologi behavioristik Pembelajaran IPA di sekolah tidak
merupakan kelompok belajar yang hanya mementingkan penguasaan siswa
beranggotakan empat orang siswa terhadap fakta, konsep dan teori-teori IPA
berkemampuan campur. (sebagai produk), tetapi yang lebih penting
Proses pembelajaran tradisional lebih adalah siswa mengerti terhadap proses
cenderung berpusat pada guru, sehingga bagaimana fakta, konsep dan teori-teori
sering disebut kegiatan belajar-mengajar. tersebut ditemukan. Dengan kata lain
Pada umumnya pembelajaran tradisional bahwa siswa harus mendapat pengalaman
menggunakan cara-cara sederhana, yaitu langsung dan bahkan jika memungkinkan
dengan ceramah. Penggunaan metode menemukan sendiri proses tersebut melalui
ceramah dalam pembelajaran secara terus pendekatan proses mentalnya secara aktif.
menerus justru dapat membuat peserta Model mengajar dapat diartikan
didik menjadi bosan, sehingga materi yang sebagai suatu rencana atau pola yang
disampaikan guru tidak dapat diserap oleh digunakan dalam menyusun kurikulum,
siswa secara optimal. mengatur materi pembelajaran, dan
Untuk mengatasi kekurangan dari memberi petunjuk kepada pengajar di
pada metode ceramah, diperkenalkanlah dalam kelas dalam setting pengajaran.
suatu model pembelajaran kelompok atau Menurut Hasanah (2013 : 103) model
sering disebut dengan pembelajaran pembelajaran adalah kerangka konseptual
kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah yang melukiskan prosedur yang sistematis
model pembelajaran yang berfokus pada dalam mengorganisasikan pengalaman
pemberdayaan kelompok kecil siswa untuk belajar untuk mencapai tujuan belajar
melakukan kerjasama secara optimal tertentu.
sehingga dapat mencapai tujuan Model pembelajaran yang melibatkan
pembelajaran. ³NRPSHWLVL´ DQWDU NHORPSRN 0HQXUXW
IPA sebagai materi ajar di sekolah Huda (2011 : 116) siswa dikelompokkan
memiliki dua dimensi, yaitu sebagai secara beragam, dilanjutkan dengan siswa
produk dan proses ilmiah, yang mempelajari materi bersama dengan teman
penekannya lebih pada dimensi proses sekelompoknya, kemudian mereka diuji
ilmiah. Berkenaan dengan hal ini, maka secara individual melalui kuis-kuis.
proses pembelajaran IPA lebih ditekankan Perolehan nilai kuis setiap anggota
pada pelaksanaan eksperimen di menentukan skor yang diperoleh kelompok
laboratorium dan di alam bebas mereka. Jadi setiap anggota berusaha
(lingkungan sekitar siswa). Menurut memperoleh nilai maksimal dalam kuis.
Rustaman, et.al. (2011 : 1.39) belajar Jika kelompok mereka ingin mendapatkan
dengan penekanan proses IPA lebih skor yang tinggi.
memberi bekal kemampuan kepada siswa Menurut Hartono (2013 : 105) secara
seperti melakukan pengamatan, inferensi akademik strategi kooperatif mampu
bersksperimen, inkuiri merupakan pusat meningkatkan kemampuan berpikir siswa
atau inti pembelajaran IPA. untuk memecahkan masalah serta menajari
Dalam buku Materi dan Pembelajaran siswa untuk mengintegrasikan
IPA SD yang ditulis Sutarno, et.al. (2009 : pengetahuan dengan keterampilan sosial.
9.3) keterampilan proses IPA, antara lain Karakteristik mendasar pembelajaran
observasi, inferensi, merumuskan masalah, kooperatif STAD, antara lain :
melakukan prediksi dan membuat a. Pembelajaran secara tim.
hipotesis, erancang penyelidikan, b. Berlandaskan manajemen kooperatif.
c. Hasrat bekerja sama

36 | P e d a g o g i a n a
d. Keterampilan bekerja sama. Belajar adalah suatu proses yang
Menurut Anitah, et.al. (2011 : 3.9) kompleks pada semua orang dan terjadi
pembelajaran kooperatif mempunyai seumur hidup yaitu sejak masih bayi
manfaat, antara lain. hingga mati. Tanda-tanda terjadinya
a. Meningkatkan hasil belajar pebelajar. pembelajaran bagi seseorang adalah
b. Meningkatkan hubungan antar terjadinya perubahan tingkah laku dari
kelompok, belajar kooperatif memberi tidak tahu menjadi lebih tahu, dan dari
kesempatan kepada siswa untuk tidak bisa menjadi bisa baik dalam ranah
berinteraksi dan beradaptasi dengan kognitif, afektif, maupun psikomotor.
teman satu tim untuk mencerna materi Menurut Hamalik (2013 : 30) bukti bahwa
pelajaran. sesorang telah belajar ialah terjadinya
c. Meningkatkan rasa percaya diri dan perubahan tingkah laku pada orang
motivasi belajar, belajar kooperatif tersebut. Tingkah laku memiliki unsur
dapat membina sifat kebersamaan, subjektif dan unsur motoris. Unsur
peduli satu sama lain dan tenggang subjektif adalah unsur rohaniah sedangkan
rasa, serta mampunyai rasa andil unsur motoris adalah unsur jasmaniah.
terhadap keberhasilan tim. Aktivitas siswa adalah keterlibatan
d. Menumbuhkan realisasi kebutuhan siswa dalam bentuk sikap, pikiran,
pebelajar untuk belajar berpikir, perhatian dan aktivitas dalam kegiatan
belajar kooperatif dapat diterapkan pembelajaran guna menunjang
untuk berbagai materi ajar, seperti keberhasilan proses belajar mengajar dan
pemahaman yang rumit, pelaksanaan memperoleh manfaat dari kegiatan
kajian proyek, dan latihan pemecahan tersebut. Peningkatan aktivitas siswa yaitu
masalah. meningkatnya jumlah siswa yang terlibat
e. Memadukan dan menerapkan aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa
pengetahuan dan keterampilan. yang bertanya dan menjawab,
f. Meningkatkan perilaku dan kehadiran meningkatnya jumlah siswa yang saling
di kelas. berinteraksi membahas materi
g. Relatif murah karena tidak pembelajaran. Menurut Anitah, et.al. (2011
memerlukan biaya khsus untuk : 2.13) aktivitas yang ditempuh siswa
menerapkannya. dalam belajar harus sistematis dan sistemik
Menurut Anitah, et.al. (2011 : 3.9- sesuai dengan tingkatan atau fase
3.10) pembelajaran kooperatif mempunyai perkembangan siswa sehingga proses
keterbatasan, antara lain : belajar dapat berhasil.
a. Memerlukan waktu yang cukup tinggi
setiap siswa untuk bekerja dalam tim. METODE
b. Memerlukan latihan agar siswa Berdasarkan identifikasi masalah di
terbiasa belajar dalam tim. atas rencana perbaikan pembelajaran Ilmu
c. Model kooperatif yang diterapkan Pengetahuan Alam dilakukan dalam 3
harus sesuai dengan pembahasan (tiga) siklus dimana pada setiap siklus
materi ajar, materi ajar harus dipilih terdiri dari perencanaan pelaksanaan,
sebaik-baiknya agar sesuai dengan misi pengamatan dan refleksi. menurut
belajar kooperatif. Suharjono (2009 : 26), Dalam
d. Memerlukan format penilaian belajar pelaksanaannya dengan sistem spiral
yang berbeda. melalui 4 (empat) tahap, dimulai dari
e. Memerlukan kemampuan khusus bagi perencanaan (planning), tindakan (action),
guru untuk mengkaji barbagai teknik pengamatan (observe) dan refleksi.
pelaksanaan belajar kooperatif.

Volume 8, No. 4, April 2020 | 37


JPD: Jurnal Pedagogiana
P-ISSN 2089-7731 E-ISSN 2684-8929 DOI: doi.org/10.47601/AJP.XXX

Subyek penelitian adalah siswa-siswi Pada tabel 4.1 diatas menunjukkan


Kelas VI (Enam) dengan jumlah 22 bahwa hasil evaluasi nilai rata-rata proses
peserta didik (Laki-laki =13, Perempuan = belajar mengajar di awal pembelajaran
9) Tahun Pelajaran 2017/2018. sebesar 59,09%. Selama siklus 1
Penelitian ini bertempat di SDN menunjukkan peningkatan sebesar
Karang Raharja 02, Kecamatan Cikarang 70,91%. Hasil evaluasi nilai rata-rata
Utara Kabupaten Bekasi. dalam proses belajar mengajar selama
Waktu penelitian dilaksanakan pada siklus kedua sebesar 74,09% dan nilai
tanggal 11 September 2017 s.d. 02 rata-rata dalam proses belajar mengajar
Oktober 2017, tahun pelajaran 2017/2018. selama siklus ketiga menunjukkan
Peneltian Tindakan Kelas (PTK) peningkatan sebesar 85,45 %.
dibantu oleh supervisor 2 untuk Perolehan skor Nilai Rata-Rata selama
mengamati proses pembelajaran yang siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 dapat dilihat
dilakukan dengan menggunakan lembar pada grafik 4.1 berikut.
pengamatan dan supervisor 1 yang
bertugas membimbing pelaksanaan PKP
mahasiswa di kelas bimbingan PKP, serta
kepala SDN Karang Raharja 02.

HASIL PENELITIAN
Mengenai kondisi awal pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam di SDN Karang
Raharja 02 materi Perkembangbiakan
Mahluk Hidup menunjukkan yaitu. (1)
pembelajaran pengetahuan alam di kelas
masih berjalan monoton; (2) belum Perolehan skor Ketercapaian KKM 75
ditemukan strategi pembelajaran yang selama siklus 1, siklus 2, dan siklus 3
tepat; (3) belum ada kolaborasi antara dapat dilihat pada grafik 4.2 berikut.
siswa dan guru; (4) metode yang
digunakan bersifat konvensional (5)
rendahnya kualitas pembelajaran
pengetahuan alam, dan (6) rendahnya
prestasi siswa untuk mata pelajaran
pengetahuan alam. Dari pelaksanaan
tindakan kelas hasilnya adalah sebagai
berikut.
Hasil evaluasi belajar selama siklus 1,
siklus 2, dan siklus 3 dapat dilihat pada
tabel 4.1 berikut.
Hasil evaluasi tingkat ketercapaian
siswa terhadap KKM sebesar 75 pada awal
Tabel. 4.1 Nilai Rata-Rata
No Tindakan Nilai Rata- Keterangan pembelajaran masih rendah dengan
Rata perolehan persentase sebesar 27,73%. Di
1. Pra Siklus 59,09% Belum siklus pertama ketercapaian siswa
Tercapai meningkat sebesar 50,00%. Ketercapaian
2. Siklus 1 70,91% Belum siswa terhadap KKM sebesar 75 pada
Tercapai
siklus kedua mengalami peningkatan
3. Siklus 2 74,09% Belum
Tercapai dengan perolehan persentase sebesar
4. Siklus 3 85,45% Terlampaui 63,64%. tingkat ketercapaian siswa siklus

38 | P e d a g o g i a n a
ketiga mengalami peningkatan dengan Pembelajaran (RPP), dan beberapa
perolehan persentase sebesar 95,45%. instrument pendukung seperti: tes,
Meningkatnya rata-rata nilai evaluasi observasi. Dalam perencanaan tindakan
dan tingkat ketercapaian diikuti pula ini peneliti akan membuat skenario
aktivitas siswa dalam proses belajar pembelajaran yang dituangkan dalam
mengajar sudah mengarah pada RPP.
pembelajaran kooperatif tipe STAD b. Pelaksanaan
selama siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 Pada saat awal siklus pertama
dapat dilihat pada grafik 4.3 berikut. pelaksanaan belum sesuai dengan
rencana. Hal ini disebabkan :
1) Pembelajaran kooperatif tipe STAD
dilaksanakan dengan cara belajar
secara kelompok, peserta didik
belum terbiasa belajar dengan
kondisi demikian.
2) Pemahaman peserta didik terhadap
langkah-langkah pembelajaran
kooperatif tipe STAD masih rendah.
Langkah-langkah yang dilakukan guru
untuk mengatasi hal tersebut diatas
antara lain.
1) Memberikan motivasi dan dorongan
Grafik 4.3 diatas menunjukkan bahwa pada siswa agar aktif bekerja dalam
aktivitas belajar siswa pada awal kelompok.
pembelajaran menunjukan aktivitas yang 2) Memberikan bimbingan secara
sangat rendah, hanya 50,00% siswa aktif. langsung pada peserta didik baik
Hasil observasi aktivitas siswa dalam secara individu maupun secara
kegiatan belajar mengajar tergolong berkelompok.
rendah dengan perolehan skor 59,09% Pada akhir siklus pertama dari hasil
siswa aktif. Pada siklus kedua aktivitas pengamatan guru dan supervisor 2
siswa dalam kegiatan belajar mengajar dapat disimpulkan :
tergolong sedang dengan perolehan skor 1) Peserta didik mulai memahami pola
72,73% siswa aktif. Siswa merasa pembelajaran dengan menerapkan
termotivasi untuk bertanya dan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
menanggapi pertanyaan yang diberikan 2) Langkah-langkah pembelajaran
guru ataupun pertanyaan yang dilontarkan kooperatif tipe STAD sudah dapat
oleh peserta didik lainnya. Suasana dilakukan peserta didik dengan baik.
pembelajaran lebih efektif dan 3) Kondisi pembelajaran sudah mulai
menyenangkan. Hasil observasi aktivitas kondusif dengan meningkatnya
siswa dalam kegiatan belajar mengajar aktivitas siswa.
tergolong tinggi dengan perolehan skor c. Observasi
100% siswa aktif. 1) Hasil evaluasi nilai rata-rata dalam
proses belajar mengajar selama
PEMBAHASAN siklus pertama menunjukkan
Siklus 1 peningkatan sebesar 70,91 atau
a. Perencanaan 70,91%.
Perencanaan tindakan dilakukan dengan 2) Hasil evaluasi tingkat ketercapaian
membuat segala sesuatu yang siswa terhadap KKM sebesar 75
diperlukan seperti: Perangkat Perbaikan pada siklus pertama masih rendah

Volume 8, No. 4, April 2020 | 39


JPD: Jurnal Pedagogiana
P-ISSN 2089-7731 E-ISSN 2684-8929 DOI: doi.org/10.47601/AJP.XXX

dengan perolehan persentase sebesar b. Pelaksanaan


50,00%. 1) Pelaksanaan pembelajaran
3) Hasil observasi aktivitas siswa dalam menunjukkan kepada pembelajaran
kegiatan belajar mengajar tergolong kooperatif tipe STAD. Tugas yang
rendah dengan perolehan skor diberikan guru kepada peserta didik
59,09% siswa aktif. mampu dikerjakan dengan baik.
d. Refleksi Peserta didik saling membantu untuk
Adapun keberhasilan dan kegagalan memahami materi pelajaran yang
yang terjadi pada siklus pertama adalah diberikan melalui diskusi dan Tanya
sebagai berikut. jawab.
1) Suasana pembelajaran belum 2) Peserta didik termotivasi untuk
mengarah pada pendekatan bertanya mengikuti pembelajaran
pembelajaran kooperatif tipe STAD. kooperatif tipe STAD.
Dilihat dari perolehan skor aktivitas 3) Pembelajaran yang menyenangkan
siswa hanya 59,09% aktif. sudah mulai tercipta.
2) Hasil evaluasi menunjukkan rata-rata c. Observasi
sebesar 70,91% dan tingkat 1) Hasil evaluasi nilai rata-rata dalam
ketercapaian ketuntasan sebesar proses belajar mengajar selama
50,00. siklus kedua menunjukkan
Untuk memperbaiki kelemahan dan peningkatan sebesar 74,09 atau
mempertahankan keberhasilan yang 74,09%.
telah dicapai pada siklus pertama, maka 2) Hasil evaluasi tingkat ketercapaian
pada pelaksanaan siklus kedua dapat siswa terhadap KKM sebesar 75
dibuat perencanaan sebagai berikut : pada siklus kedua mengalami
1) Lebih intensif membimbing siswa peningkatan dengan perolehan
untuk belajar baik secara individu persentase sebesar 63,64%.
maupun membimbing siswa secara 3) Hasil observasi aktivitas siswa dalam
berkelompok. kegiatan belajar mengajar tergolong
2) Mempersiapkan pembelajaran yang sedang dengan perolehan skor
lebih baik sehingga siswa lebih 72,73% siswa aktif.
antusias untuk mengikuti d. Refleksi
pembelajaran yang diberikan. Adapun keberhasilan yang diperoleh
selama siklus kedua ini adalah sebagai
Siklus 2 berikut.
Siklus kedua terdiri dari perencanaan, 1) Meningkatnya rata-rata nilai evaluasi
pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang sebesar 74,09% diikuti pula tingkat
digambarkan sebagai berikut. ketercapaian KKM 75 sebesar
a. Perencanaan 63,64%.
1) Lebih intensif membimbing siswa 2) Aktivitas siswa dalam proses belajar
untuk belajar baik secara individu mengajar sudah mengarah pada
maupun membimbing siswa secara pembelajaran kooperatif tipe STAD.
berkelompok. Siswa mampu bekerja sama dalam
2) Mempersiapkan pembelajaran yang kelompok dan memahami tugas
lebih baik sehingga siswa lebih yang diberikan guru. Siswa sudah
antusias untuk mengikuti mulai mampu berpartisipasi dalam
pembelajaran yang diberikan. kelompok dan tapat waktu
3) Membuat perangkat pembelajaran menyelesaikan tugas yang diberikan.
kooperatif tipe STAD yang lebih Aktivitas siswa yang aktif sebesar
mudah dipahami peserta didik. 72,73%.

40 | P e d a g o g i a n a
Siklus 3 d. Refleksi
a. Perencanaan Adapun keberhasilan yang diperoleh
1) Memberikan semangat dan dorongan selama siklus ketiga ini adalah sebagai
untuk belajar secara berkelompok berikut.
lebih aktif lagi. 1) Meningkatnya rata-rata nilai evaluasi
2) Lebih intensif memberikan belajar siswa menerapkan
bimbingan pada peserta didik baik pembelajaran kooperatif tipe STAD
secara individu maupun sebesar 85,45% dan tuntas secara
berkelompok. klasikal, dan diikuti pula
3) Memberikan penghargaan. peningkatan ketercapaian peserta
4) Membuat perangkat pembelajaran didik terhadap KKM 75 yang telah
kooperatif tipe STAD yang lebih ditetapkan guru menjadi 95,45%.
mudah dipahami peserta didik. 2) Meningkatnya aktivitas siswa
b. Pelaksanaan mengikuti kegiatan pembelajaran.
1) Suasana pembelajaran sudah lebih Hal ini berdasarkan observasi
mengarah kepada pembelajaran 72,73% pada siklus kedua meningkat
kooperatif tipe STAD. Tugas yang menjadi 100% pada siklus ketiga.
diberikan guru kepada peserta didik 3) Meningkatnya aktivitas peserta didik
mampu dikerjakan dengan lebih baik dalam proses belajar mengajar di
lagi. Peserta didik dalam kelompok kelas dengan menerapkan
menunjukkan saling membantu pembelajaran kooperatif tipe STAD
untuk menguasai materi pelajaran di kelas VI SDN Karang Raharja 02
yang telah diberikan baik melalui materi Perkembangbiakan Mahluk
Tanya jawab maupun diskusi. Hidup pada pelajaran Ilmu
Mereka kelihatan lebih antusias Pengetahuan Alam didukung oleh
mengikuti proses belajar mengajar. meningkatnya aktivitas guru dalam
2) Siswa merasa termotivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan
bertanya dan menanggapi pertanyaan suasana pembelajaran yang
yang diberikan guru ataupun mengarah pada pembelajaran
pertanyaan yang dilontarkan oleh kooperatif tipe STAD.
peserta didik lainnya.
3) Suasana pembelajaran lebih efektif KESIMPULAN
dan menyenangkan. Berdasarkan hasil penelitian tindakan
c. Observasi kelas dapat disimpulkan sebagai berikut.
1) Hasil evaluasi nilai rata-rata dalam 1. Penerapan pembelajaran kooperatif
proses belajar mengajar selama dengan tipe STAD dapat
siklus ketiga menunjukkan meningkatkan hasil belajar siswa
peningkatan sebesar 85,45 atau berupa nilai rata-rata yang pada siklus
85,45 %. 1 hanya rata-rata 70,91% menjadi
2) Hasil evaluasi tingkat ketercapaian 74,09% pada siklus kedua dan 85,45%
siswa terhadap KKM sebesar 75 pada siklus ketiga.
pada siklus ketiga mengalami 2. Penerapan pembelajaran kooperatif
peningkatan dengan perolehan dengan tipe STAD dapat
persentase sebesar 95,45%. meningkatkan hasil belajar siswa
3) Hasil observasi aktivitas siswa dalam berupa tingkat ketercapaian KKM 75
kegiatan belajar mengajar tergolong yang pada siklus 1 hanya rata-rata
tinggi dengan perolehan skor 100% 50,00% menjadi 63,64% pada siklus
siswa aktif. kedua dan 95,45% pada siklus ketiga.

Volume 8, No. 4, April 2020 | 41


JPD: Jurnal Pedagogiana
P-ISSN 2089-7731 E-ISSN 2684-8929 DOI: doi.org/10.47601/AJP.XXX

3. Penerapan pembelajaran kooperatif Hasanah, Aan. (2013). Pengembangan


dengan tipe STAD dapat Profesi Guru.Bandung : Penerbit CV
meningkatkan aktivitas siswa. Pustaka Setia

1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru Hartono, Rudi. (2013). Ragam Model
diharapkan menjadikan pembelajaran mengajar yang Mudah Diterima
kooperatif tipe STAD sebagai suatu Murid. Jogjakarta : Penerbit DIVA
alternatif dalam mata pelajaran Press
Pengetahuan Alam untuk
meningkatkan hasil belajar dan Huda, Miftahul. (2011). Cooperatif
aktivitas siswa. Learning; Metode, Teknik, Struktur
2. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat dan Model Penerapan.
bagi guru dan peserta didik maka Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar
diharapkan kegiatan ini dilakukan
secara berkesinambungan baik untuk Isjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif;
mata pelajaran pengetahuan alam Meningkatkan Kecerdasan
maupun pelajaran lainnya. Komunikasi Antar Peserta Didik.
Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar
DAFTAR PUSTAKA
Khanifatul. (2013). Pembelajaran Inovatif.
Anitah, Sri W., et.al. (2011). Strategi Jogjakarta : Penerbit Ar-Ruzz Media
Pembelajaran di SD. Jakarta :
Penerbit Universitas Terbuka Rustaman, Nuryani., et.al. (2011). Materi
dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta
Asrori, Mohammad. (2007). Penelitian :Penerbit Universitas Terbuka
Tindakan Kelas. Bandung : CV
Wacana Prima Suharjono. (2009). Penelitian Tindakan
Kelas & Tindakan Sekolah. Jakarta:
Hamalik, Oemar. (2013). Proses Belajar Penerbit Cakrawala Indonesia.
Mengajar. Jakarta : Penerbit PT. Bumi
Aksara Sutarno, Nono., et.al. (2009). Materi dan
Pembelajaran IPA SD. Jakarta
:Penerbit Universitas Terbuka

42 | P e d a g o g i a n a

Anda mungkin juga menyukai