Anda di halaman 1dari 12

JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

Vol,1. No,1. Tahun 2017


e-ISSN: 2597-4440 dan p-ISSN: 2597-4424
This work is licensed under a Creative Commons Attribution
4.0 International License

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas V Sdn Mapala
Kota Makassar

Nurhaedah A dan Muhammad Amran


Universitas Negeri Makassar
email: nurhaedah@yahoo.co.id)

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui Penerapan Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Di Kelas V SDN Mappala Kota Makassar, Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian
ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bersiklus yaitu meliputi perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksil. Populasi penelitian adalah Siswa kelas V SD
Mappala Kecamatan Rappocini, Kota Makassar berjumlah 20 orang . Teknik
pengumpulan data penelitian ini adalah dengan tes, wawancara langsung, pengamatan
dan catatan lapangan. Analisis data menggunakan teknik statistik deskriptif untuk
mendeskripsikan hasil belajar siswa. Hasil penelitian adalah sebagai berikut; (1) dengan
menggunakan pendekatan Kooperatif Tipe Snowball Trawing pada siswa kelas V SD
Mappala dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS, (2) siswa
sudah aktif dalam pembelajaran pendekatan Kooperatif Tipe Snowball Trawing, (3) guru
mampu melaksanakan pembelajaran pendekatan Kooperatif Tipe Snowball Trawing.
adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan Kooperatif Tipe
Snowball Trawing karena siswa pada saat belajar siswa lebih aktif dalam pelaksanaan
proses pembelajaran.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Pendekatan Kooperatif Tipe Snowball Trawing

Abstract. This research aimed to determine the Application of Cooperative Learning type
Snowball Throwing in Improving Learning Outcomes At Subjects IPS In Class V
Elementary School Mappala of Makassar, the approach used in this study is a qualitative
descriptive type of research is the Classroom action research cyclical which includes
planning, implementation, observation, and refleksi. The study population were students
of class V Elementary School Mappala Rappocini Subdistrict, City of Makassar
numbered 20 people. Data collection techniques of this research is to test, interviews,
observations and field notes. Analysis data using descriptive statistical techniques to
describe the results of student learning. The results of the study are as follows; (1) by
using an approach Cooperative mode Snowball Trawing in Class V Elementary School
Mappala can improve student learning outcomes in social studies, (2) the student is
already active in the learning approach Cooperative type Snowball Trawing, (3) the
teacher is able to carry out learning approach Cooperative tipe Snowball Trawing. an
increase in student learning outcomes using a cooperative approach Trawing Snowball
type because students on student learning is more active in the implementation of the
learning process.

Keyword: Learning Outcomes, Approach Cooperative Type Snowball Trawing

11
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

PENDAHULUAN menyampaikan pesan tersebut kepada temannya


dalam satu kelompok.
Mata pelajaran IPS disekolah dasar Telah banyak penelitian terdahulu tentang
merupakan perwujudan dari satu pendekatan penerapan dmodel pembelajaran kooperatif tipe
interdisipliner dari pelajaran ilmu-ilmu sosial. Snowball Throwing dalam meningkatkan hasil
IPS mengkaji seperangkat peristiwa, konsep dan belajar siswa di antaranya penelitian dari Vera
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Daniati (2013) hasil penelitian menunjukkan
Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah
untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta Snowball Throwing. Hasil serupa pun ditemukan
warga dunia yang cinta damai. Mata pelajaran dari penelitian Yuni (2011) bahwa penerapan
IPS dirancang untuk mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball
kemampuan siswa agar menjadi anggota Throwing dapat meningkatkan hasil belajar
masyarakat yang memiliki pengetahuan, siswa dalam pembelajaran IPS.
pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap Sehubungan hal tersebut peneliti terinspirasi
kondisi sosial masyarakat dalam memasuki untuk membahas dalam suatu penelitian tentang
kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Ilmu Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
pengetahuan sosial (IPS) sebagai bidang studi Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil
yang mengandung nilai-nilai moral, kesejarahan, Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Di Kelas
dan kemasyarakatan perlu diperkenalkan dan V SDN Mapala Kota Makassar
diajarkan sejak dini kepada siswa. Hal ini
dikarenakan bidang studi IPS sebagai salah satu Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball
bidang studi di sekolah yang memegang peranan Throwing.
penting dalam menanamkan nilai-nilai Pembelajaran Kooperatif muncul dari
kesetiakawanan sosial, semangat kebangsaan, konsep bahwa siswa akan lebih mudah
dan cinta tanah air melalui pemahaman terhadap menemukan dan memahami konsep yang sulit
sejarah perjuangan bangsa dan nilai-nilai luhur jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.
dalam hidup bermasyarakat sebagai makhluk Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama
individu dan makhluk sosial. dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari
Berdasarkan uraian tersebut, maka upaya 4-5 0rang siswa yang sederajat tetapi heterogen,
peningkatan kualitas hasil belajar mengajar kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu
dalam pendidikan IPS merupakan suatu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya
kebutuhan yang sangat mendesak untuk kelompok tersebut adalah untuk memberikan
dilakukan. Salah satu model pembelajaran yang kesempatan kepada semua siswa untuk dapat
dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan
penerapan Cooperative Learning tipe Snowball kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok,
Throwing. Model pembelajaran kooperatif tipe tugas anggota kelompok adalah mencapai
Snowball Throwing merupakan pengembangan ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan
dari model pembelajaran diskusi dan merupakan saling membantu teman sekelompoknya untuk
bagian dari model pembelajaran kooperatif mencapai ketuntasan belajar.
(Shoimin, 2014). Pada model ini kegiatan
belajar diatur dan ditata dengan rapi sesuai Roger dkk (Huda, 2011: 29) menyatakan
dengan langkah yang ditentukan sehingga proses bahwa:
belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik pembelajaran kooperatif merupakan
dan lebih menyenangkan. Snowball Throwing aktivitas pembelajaran kelompok yang
dapat diartikan melempar bola salju. Metode diorganisir oleh salah satu prinsip bahwa
pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih pembelajaran harus didasarkan pada
tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam perubahan informasi secara sosial
bentuk bola salju yang terbuat dari kertas, dan diantara kelompok-kelompok
pembelajaran yang di dalamnya setiap
12
Vol,1. No,1. Tahun 2017

pembelajar bertanggung jawab atas dialaminya dalam memahami materi


pembelajarannya sendiri dan didorong pelajaran.
untuk meningkatkan pembelajaran
anggota-anggota yang lain. Aqib (2014: 27) mengemukakan
langkah-langkah model pembelajaran
Sedangkan menurut Artz dan Newman (Huda, kooperatif tipe Snowball Throwing sebagai
2011: 32) mendefinisikan pembelajaran berikut :
kooperatif sebagai: kelompok kecil pembelajar/
siswa yang bekerja saama dalam satu tim untuk 1) Guru menjelaskan secara singkat materi
mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah yang akan dibahas
tugas, atau mencapai suatu tujuan bersama ”. 2) Guru membagi siswa kedalam 4
Secara singkat pembelajaran kooperatif kelompok dengan masing-masing
mengacu pada metode pembelajaran dimana kelompok beranggotakan 5 orang.
siswa bekerja sama dalam belajar. 3) Kemudian tiap-tiap ketua kelompok
mendapatkan penjelasan dari guru yang
a. Model pembelajaran kooperatif tipe kemudian diteruskan kepada anggota
Snowball Throwing kelompoknya.
Model pembelajaran kooperatif tipe 4) Setelah semua siswa mengetahui materi
Snowball Throwing merupakan pengembangan pembelajaran setiap siswa menuliskan
dari model pembelajaran diskusi dan merupakan satu pertanyaan yang tidak
bagian dari model pembelajaran kooperatif. diketahuinya kedalam selembar kertas
Hanya saja, pada model ini kegiatan belajar lalu kertas tersebut diremas menyerupai
diatur sedemikian rupa sehingga proses belajar bola.
mengajar dapat berlangsung dengan lebih 5) Selanjutnya masing-masing siswa
menyenangkan. memiliki satu bola pertanyaan.
Berdasarkan Shoimin (2014: 174) 6) Guru membimbing siswa untuk
mengatakan bahwa : membagi bola pertanyaan tersebut
kepada teman-temanya. Hendaknya
Dengan penerapan model ini, pembagian bola pertannyaan dilakukan
diskusi kelompok dan interaksi secara berkelompok
antar siswa dari kelompok yang 7) Setelah semua siswa mendapatkan bola
berbeda memungkinkan terjadinya pertanyaan dari temanya, secara
saling sharing pengetahuan dan bergiliran membuka bola tersebut lalu
pengalaman dalam upaya menjawab pertanyaan yang terdapat
menyelesaikan permasalahan yang dalam bola tersebut.
mungkin timbul dalam diskusi 8) Sementara temannya menjawab
yang berlangsung secara lebih pertanyaan, siswa yang lain
interaktif dan menyenangkan. mengevaluasi kebenaran jawaban dari
temannya dan dapat menanggapi
Selanjutnya Shoimin mengatakan jawaban temannya
salah satu permasalahan serius yang sering 9) Setelah semua bola pertanyaan
terjadi dalam proses belajar adalah adanya terjawab. Guru memberikan penguatan
perasaan ragu pada diri siswa untuk materi
menyampaikan permasalahan yang 10) Guru membagikan LKS kepada siswa
dialaminya dalam memahami materi 11) Guru memberi penghargaan atas hasil
pelajaran. Guru sering mengalami kesulitan kerja siswa secara individu maupun
dalam menangani masalah ini. Tapi, melalui kelompok
penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Snowball Throwing ini, siswa dapat Berdasarkan pemaparan tersebut
menyampaikan pertanyaan atau dapat disimpulkan bahwa model
permasalahannya dalam bentuk tertulis yang pembelajaran kooperatif tipe Snowball
nantinya akan didiskusikan bersama. Trhowing adalah model pembelajaran yang
Dengan demikian, siswa dapat mengaktifkan siswa secara keseluruhan
mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang karena pelajaran dibuat seperti permainan
sehingga siswa lebih aktif dan

13
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

menyenangkan dalam proses belajar tentang sasaran belajar, adanya penguatan-


mengajar. penguatan, adanya evaluasi dan keberhasilan
Hasil Belajar belajar menyebabkan siswa semakin sadar akan
Belajar merupakan suatu peristiwa dan kemampuan dirinya. Hal ini akan memperkuat
tindakan sehari-hari. Dari sisi siswa sebagai keinginan untuk semakin mandiri.
pelaku belajar dan dari sisi guru sebagai Menurut Bloom dkk (Dimyati, 2009), ada tiga
pembelajar. Proses belajar terjadi melalui banyak ranah (dominan) hasil belajar, yaitu:
cara baik disengaja maupun tidak disengaja dan 1. Ranah kognitif, merupakan aspek
berlangsung seumur hidup yang menuju pada yang berkaitan dengan kemampuan
suatu perubahan pada diri pembelajaran. berpikir, kemampuan memperoleh
Seperti yang dikemukakan oleh Hilgard pengetahuan, kemampuan yang
dan Bowel (Fathurrohman, 2007: 5), bahwa: berkaitan dengan perolehan
Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah pengetahuan, pengenalan,
laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu pemahaman, konseptualisasi,
yang disebabkan oleh pengalamannya yang penetuan dan penalaran;
berulang-ulang dalam situasi itu, dimana 2. Ranah afektif, merupakan aspek
perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan yang berkaitan dengan perasaan,
atau dasar kecenderungan respon pembawaan, emosi, sikap, derajat penerimaan,
kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seorang atau penolakan terhadap suatu
(misalnya kelelahan, pengaruh obat dan obyek;
sebagainya). 3. Ranah psikomotorik, merupakan
Berkaitan dengan kedua pendapat para ahli aspek yang berkaitan dengan
diatas, Gagne ( Dimyati, 2010:10 ) merumuskan kemampuan melakukan pekerjaan
bahwa “ belajar merupakan kegiatan yang yang melibatkan anggota badan,
kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas. kemampuan yang berkaitan dengan
Setelah belajar orang memiliki keterampilan, gerak fisik.
pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya Pemahaman dan struktur kognitif dapat
kapabilitas tersebut adalah dari simulasi yang diperoleh seseorang melalui pengalaman dan
berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang melakukan suatu kegiatan. Dalam khazanah
dilakukan oleh pebelajar”. peristilahan pendidikan, hal ini dikenal dengan
Jadi, belajar adalah suatu proses untk “learning by doing yaitu belajar dengan
mencapai suatu tujuan atau merupak langkah- melakukan suatu kegiatan”. Pemahaman itu
langkah atau prosedur yang harus ditempuh oleh sendiri bersifat abstrak. Sesuatu yang abstrak
suatu individu untuk memperoleh suatu akan mudah diperoleh dengan jalan melakukan
perubahan tingkah laku yang baru secara kegiatan-kegiatan yang nyata atau kogkrit,
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu sehingga orang yang bersangkutan memperoleh
itu sendiri di dalam interaksi dengan pengalaman yang menuntun pada pemahaman
lingkungannya dan hasilnya bersifat permanen. yang bersifat abstrak. Hasil belajar yakni
Hasil Belajar perstasi yang dicapai oleh siswa setelah
Dalam proses belajar, banyak segi yang mengikuti proses belajar mengajar yang
sepatutnya didicapai sebagai hasil belajar, yaitu berkenaan dengan materi suaru mata pelajaran
meliputi pengetahuan dan pemahaman tentang yang mencakup tiga ranah, yaitu kognitif,
konsep, kemampuan menerapkan konsep, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar tersebut
kemampuan menjabarkan dan menarik dapat diukur dengan menggunakan instrumen
kesimpulan serta menilai kemanfaatan suatu hasil belajar.
konsep, menyenangi dan memberikan respon
yang positif terhadap sesuatu yang dipelajari dan Hasil belajar juga dapat diartikan sebagai
diperoleh kecakapan melakukan suatu kegiatan suatu hasil yang dicapai seseorang yang ditandai
tertentu. Siswa mengalami suatu proses belajar. dengan adanya perubahan pada diri orang
Dalam proses belajar tersebut, siswa tersebut. Hasil belajar dapat diukur secara
menggunakan kemampuan mentalnya untuk langsung dengan menggunakan tes.hasil belajar
mempelajari bahan belajar. Kemampuan- dapat dilihat dari hasil nilai Ulangan Harian
kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik yang (formatif), nilai Ulangan Tengah Semester
dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi (UTS), dan nilai ulangan semester (Sumatif)
semakin rinci dan menguat. Adanya informasi
14
Vol,1. No,1. Tahun 2017

METODE fundamental. Diawali dari aspek


Penelitian ini dikategorikan sebagai mengembangkan perencanaan kemudian
penelitian tindakan kelas. Penelitian melakukan tindakan sesuai dengan rencana,
dilaksanakan untuk memperoleh informasi yang observasi/pengamatan terhadap tindakan, dan
akurat tentang pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan melakukan refleksi. Kegiatan
dengan menggunakan Pembelajaran kontekstual penelitian ditempuh dalam suatu tahapan
sehingga dapat diketahui kekurangan dan sehingga pemahaman siswa tentang daur air
kelebihan setiap komponennya. dapat tercapai dengan baik.
Subjek penelitian ini adalah siswa SD ada beberapa faktor yang menjadi fokus
kelas V SD Negeri Mappala Kota Makassar. dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
Teknik pengumpulan data yang digunakan 1. Penerapan model pembelajaran Snowball
dalam penelitian ini adalah pengambilan data Throwing merupakan kegiatan
dengan observasi, wawancara, tes hasil belajar pembelajaran IPS di kelas V SDN Mapala
siswa dan catatan lapangan. Teknik pembuatan Kota Makassar.
soal yang dilakukan dengan menggunakan daftar 2. Hasil belajar IPS merupakan nilai hasil tes
pertanyaan yang telah disusun, digunakan untuk setiap siklus dalam bentuk tes tertulis.
mengumpulkan data mengenai semua komponen
penelitian dan dilengkapi dengan kegiatan Penelitian ini dilaksanakan di SDN Mapala
observasi yang dilakukan oleh peneliti mengenai Kota Makassar dalam bidang studi Ilmu
kondisi pembelajaran IPS di sekolah tersebut Pengetahuan Sosial (IPS), dan waktu
yang menjadi tempat pelaksanaan penelitian. . pelaksanaan tindakannya adalah pada semester
Dalam penelitian ini, peneliti terlebih genap tahun ajaran 2015/2016. Pemilihan SDN
dahulu melaksanakan tes awal berupa diagnostik Mapala Kota Makassar sebagai tempat
untuk mengetahui kemampuan awal siswa penelitian, dilatar belakangi oleh pertimbangan
sebelum diberikan tindakan disamping sebagai berikut :
observasi. Observasi awal untuk dapat
a. Sarana dan prasarana sekolah cukup
mengetahui ketepatan tindakan yang akan
memadai untuk dijadikan tempat penelitian
diberikan dalam rangka meningkatkan hasil
b. Rendahnya hasil belajar IPS yang dialami
belajar IPS.
siswa kelas V SDN Mapala Kota Makassar
Berdasarkan hasil evaluasi dan
dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan
(IPS)
tindakan yang digunakan untuk meningkatkan
c. Kepala sekolah dan guru-guru di SDN
hasil belajar IPS yaitu melalui pembelajaran
Mapala Kota Makassar dapat menjadi pihak
dengan menggunakan keterampilan proses IPS.
yang siap bekerja sama dalam
Kriteria yang digunakan untuk
terlaksananya penelitian
mengungkapkan kemampuan siswa adalah
sesuai dengan kriteria standar yang diungkapkan Penelitian tindakan kelas ini,
Nurkancana ( 1986: 39) sebagai berikut : dilaksanakan sebanyak dua siklus dimana setiap
(Tingkat penguasaan 90% - 100% dikategorikan siklus dilaksanakan dua kali pertemuan dan
sangat tinggi. 80% - 89% dikategorikan tinggi. setiap pertemuan menggunakan alokasi waktu 2
65% - 79% dikategorikan sedang. 55% - 64% x 35 menit. Model penelitian tindakan kelas
dikategorikan rendah, dan 0% - 54% berbentuk siklus yang meliputi : Perencanaan,
dikategorikan sangat rendah). Berdasarkan pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi
kriteria standar tersebut, maka peneliti Untuk mengetahui keefektifan suatu
menentukan tingkat kriteria keberhasilan metode dalam kegiatan pembelajaran, perlu
tindakan pada penelitian ini dilihat dari dilakukan analisis data. Akib (2014) bahwa Pada
kemampuan siswa memahami materi daur air PTK ini digunakan analisis deskriptif kualitatif
secara klasikal pada setiap siklus telah yaitu suatu metode penelitian yang bersifat
meningkat dan menunjukan tingkat pencapaian menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai
70 % dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga
Kelas (PTK). Kemmis dan Taggart yang untuk mengetahui respon siswa terhadap
menyatakan bahwa Proses penelitian dalam kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa
tindakan merupakan sebuah siklus atau proses selama proses pembelajaran berlangsung.
daur ulang yang terdiri dari empat aspek
15
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 338) ada 3 Mereduksi data, menyajikan data, menarik
tahapan dalam menganalisis data yaitu : kesimpulan dan verifikasi.

Tabel 3.1. Tingkat Penguasaan Materi


No Interval Kategori Hasil Belajar
1 0 – 39,9 Sangat Kurang
2 40,0 – 54,9 kurang
3 55,0 – 69,9 Cukup
4 70,0 – 84,5 Baik
5 85,0 – 100 Sangat Baik

Indikator keberhasilan dalam penelitian Hasil penelitian dideskripsikan ke dalam


tindakan ini meliputi indikator proses yang uraian tahapan berupa siklus-siklus
diperoleh melalui observasi yang dilaksanakan pembelajaran yang dilakukan. Dalam penelitian
oleh peneliti untuk mengamati atau melihat ini pembelajaran di laksanakan dengan dua
langsung kegiatan yang dilakukan guru dan siklus, yaitu sebagai berikut.
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan 1. Hasil Penelitian Siklus I
indikator hasil yaitu semua langkah-langkah a. Perencanaan
pembelajaran terlaksana dengan kategori baik. Rumusan hasil perencanaan pada siklus
Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila 1 yang terdiri atas dua kali pertemuan adalah
mencapai batas minimal 75% pelaksanaannya sebagai berikut:
telah sesuai dengan skenario pembelajaran. 1) Menyamakan persepsi antara peneliti dengan
Sedangkan hasil belajar siswa dikategorikan guru kelas V tentang materi yang diajarkan.
berhasil apabila terdapat 75% dari jumlah siswa 2) Mengkonsultasikan dengan guru kelas V
yang memperoleh nilai ≥65 pada mata pelajaran Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berdasarkan
Snowball Throwing maka kelas dianggap tuntas KTSP, Tes Formatif di akhir siklus.
secara klasikal. 3) Membuat lembar observasi aktifitas guru dan
siswa yang telah disusun dan dikembangkan.
b. Pelaksanaan
HASIL PENELITIAN Pelaksanaan pembelajaran pada mata
Sebelum melaksanakan tindakan pelajaran IPS melalui model pembelajaran
penelitian, peneliti melakukan kunjungan pada kooperatif tipe Snowball Throwing di kelas V
sekolah yang akan dijadikan lokasi penelitian. SDN Mappala Kota Makassar untuk siklus I
Tujuan dari kunjungan tersebut adalah untuk dilaksanakan 2 kali pertemuan. Pertemuan ke-1
melakukan koordinasi dengan kepala sekolah yang dilaksanakan pada hari rabu, 7 September
agar diizinkan melaksanakan penelitian pada 2016 pukul 08.00-09.15 WITA, pertemuan ke 2
sekolah yang dipimpinnya. Dari hasil koordinasi dilaksanakan pada hari hari jumat, 9 september
tersebut peneliti diizinkan untuk melaksanakan 2016 pukul 07.30-09.00 WITA. Pelaksanaan
penelitian pada sekolah yang bersangkutan. pembelajaran pada 2 kali pertemuan ini, diikuti
Selanjutnya kepala sekolah menyerahkan oleh semua siswa kelas V SDN Mappala
sepenuhnya pada guru kelas V untuk sebanyak 20 orang dengan siswa laki-laki 8 dan
membicarakan rencana selanjutnya. 12 orang siswa perempuan.
Berdasarkan hasil koordinasi guru kelas
dan kepala sekolah, maka ditetapkan bahwa c. Observasi dan Hasil Belajar Siswa
kelas V pada SDN Mappala Kota Makassar Setiap siklus diamati selama proses
yang dijadikan tempat sumber data penelitian. pelaksanaan tindakan dan setelah tindakan.
Peneliti selanjutnya berkomunikasi dengan guru Adapun hasil dari observasi yang diamati
kelas untuk meminta kesediaannya membantu selama proses pelaksanaan tindakan yaitu
dalam pelaksanaan penelitian. Hal ini sebagai aktivitas guru dan aktivitas siswa serta hasil
upaya meningkatkan kemampuan belajar siswa, belajar setelah proses pelaksanaan tindakan.
dimana peneliti bertindak sebagai guru dan guru a) Aspek Siswa
kelas sebagai observer. Lembar observasi kegiatan belajar siswa
digunakan untuk mengetahui keaktifan belajar
16
Vol,1. No,1. Tahun 2017

siswa dalam proses pembelajaran IPS dengan dan keterlaksanaan deskriptor. Nilai yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif didapatkan untuk kegiatan siswa pada
tipe Snowball Throwing. Pada setiap pertemuan, pertemuan pertama siklus I adalah 60%. Jadi
observer mengamati dan memperhatikan belajar rata-rata nilai yang didapatkan dari kegiatan
siswa di dalam proses pembelajaran, kemudian guru dan kegiatan siswa adalah 58,57% belum
mengisi lembar observasi berdasarkan lembar memenuhi standar keberhasilan dari segi proses
observasi siswa yang diisi oleh guru kelas yakni ≥ 75%. Hasil observasi selama
(observer). pelaksanaan tindakan pertemuan pertama siklus
2) Hasil Observasi Siklus I Pertemuan II I dianalisis, kemudian didiskusikan oleh
a) Aspek Guru peneliti yang bertindak sebagai guru dengan
Berdasarkan lembar observasi guru guru kelas sebagai observer yang kemudian
yang diisi oleh guru kelas (observer), dari hasil kekurangan pada pertemuan pertama akan
mengajar guru pada pertemuan pertama diperbaiki di pertemuan II siklus I.
dianggap masih belum berhasil sehingga Pada siklus I pertemuan II. Untuk
dilaksanakan kembali pada pertemuan kedua. kegiatan guru indikator penilaiannya yakni
b) Aspek Siswa keterlaksanaan deskriptor dan instruksi jelas dan
Lembar observasi kegiatan belajar siswa mudah dipahami, Nilai yang didapatkan untuk
digunakan untuk mengetahui keaktifan belajar kegiatan mengajar guru pada pertemuan ke dua
siswa dalam proses pembelajaran pada siklus I adalah 71,42%. Sedangkan untuk
petemuan pertama tapi dianggap belum berhasil kegiatan siswa indikator penilaiannya adalah
sehingga dilakukan kembali pada pertemuan keaktifan dan keterlaksanaan deskriptor. Nilai
kedua. yang didapatkan untuk kegiatan siswa pada
d. Hasil Belajar Siswa pertemuan ke dua siklus I adalah 73,33%. Jadi
Pengukuran hasil belajar siswa pada rata-rata nilai yang didapatkan dari kegiatan
mata pelajaran IPS di kelas V SDN Mappala guru dan kegiatan siswa adalah 72,36% belum
Kota Makassar, diklasifikasikan yaitu: baik memenuhi standar keberhasilan dari segi proses
sekali, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. yakni ≥ 75 %.
Berdasarkan hasil tes penelitian Dari segi hasil pembelajaran. Hasil
dijelaskan bahwa dari 20 subjek penelitian, belajar siswa rata-rata 62,01 di mana nilai rata-
terdapat 6 siswa atau 30 % yang memiliki hasil rata tersebut belum memenuhi standar KKM
belajar pada kategori kurang, disusul kategori yaitu 65, bahkan terdapat 46,67 % siswa yang
cukup sebanyak 10 siswa atau 50%, dan memiliki hasil belajar pada kategori kurang, dan
kategori baik sebanyak 4 siswa atau 20 %. 60% yang tidak tuntas belajarnya secara
Sesuai dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa klasikal. Hal ini menunjukkan bahwa pada
pada mata pelajaran IPS pada siklus pertama siklus I ketuntasan secara klasikal belum
sebesar 62,01 % dimana nilai rata-rata tersebut mencapai 75% siswa yang memperoleh nilai ≥
berada pada inteval 60,0 – 80,0 yang berarti 65.
cukup. Jadi, hasil belajar siswa pada mata Disimpulkan bahwa penelitian yang
pelajaran IPS dikelas V SDN Mappala Kota dilakukan pada siklus I dari segi proses dan
Makassar pada tes pertama dalam kategori hasil belajar belum dikategorikan berhasil. Atas
cukup, walaupun terdapat pula 30 % siswa yang dasar ini peneliti melanjutkan penelitiannya ke
memiliki hasil belajar pada kategori kurang. siklus berikutnya yakni siklus II.
Bahkan terdapat 60% siswa yang tidak tuntas 2. Hasil Penelitian Siklus II
belajarnya sesuai standar KKM 70. Siklus ke dua di laksanakan sebanyak
e. Refleksi dua kali pertemuan, dan kegiatan siklus II
Dari segi proses pembelajaran yang merupakan pengulangan dari siklus I. Kegiatan
telah dilakukan dengan mengacu pada hasil yang dilakukan pada tindakan siklus II meliputi
observasi maka dapat disimpulkan : perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
Siklus I pertemuan I. Untuk kegiatan refleksi. Masing-masing kegiatan diuraikan
guru indikator penilaiannya yakni sebagai berikut:
keterlaksanaan deskriptor dan instruksi jelas dan
mudah dipahami. Nilai yang didapatkan untuk a. Perencanaan
kegiatan mengajar guru pada pertemuan Langkah–langkah yang dilakukan dalam
pertama siklus I adalah 57,14%. Untuk kegiatan siklus II ini pada umumnya merupakan hasil
siswa indikator penilaiannya adalah keaktifan refleksi pada siklus I, dengan beberapa evaluasi,
17
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

dan perbaikan sesuai dengan kenyataan di c. Observasi dan Hasil Belajar Siswa
lapangan. Adapun kegiatan perencanaan sebagai Setiap siklus diamati selama proses
berikut: pelaksanaan tindakan dan setelah tindakan.
1) Peneliti berdiskusi dengan guru kelas Adapun hasil dari observasi yang diamati
tentang hal-hal yang perlu dipersiapkan selama proses pelaksanaan tindakan yaitu
pada tindakan berikutnya demi aktivitas guru dan aktivitas siswa serta hasil
mendapatkan hasil yang lebih baik dari belajar setelah proses pelaksanaan tindakan.
yang sebelumnya. 1. Hasil Observasi Siklus II Pertemuan I
2) Peneliti menyusun dan merencanakan a. Aspek Guru
kegiatan pembelajaran (RPP), Lembar Lembar observasi kegiatan mengajar
Kerja Siswa, Tes formatif diakhir siklus guru digunakan untuk mengetahui keaktifan
serta format observasi guru dan siswa mengajar guru dalam proses pembelajaran IPS
sesuai langkah-langkah model dengan menggunakan model pembelajaran
pembelajaran kooperatif tipe Snowball kooperatif tipe Snowball Throwing. Pada setiap
Throwing. pertemuan, observer mengamati dan
3) Peneliti mengkonsultasikan RPP, LKS, Tes memperhatikan guru di dalam proses
Formatif dan format observasi dengan guru pembelajaran, kemudian mengisi lembar
kelas. observasi berdasarkan lembar observasi guru
4) Peneliti dan guru merencanakan langkah- yang diisi oleh guru kelas (observer).
langkah antisipatif terhadap penyebab- b. Aspek Siswa
penyebab ketidak berhasilan pada tindakan Lembar observasi kegiatan belajar siswa
siklus I. digunakan untuk mengetahui keaktifan belajar
b. Pelaksanaan siswa dalam proses pembelajaran IPS dengan
Pelaksanaan pembelajaran pada mata menggunakan model pembelajaran kooperatif
pelajaran IPS melalui model pembelajaran tipe Snowball Throwing. Pada setiap pertemuan,
kooperatif tipe Snowball Throwing di kelas V observer mengamati dan memperhatikan belajar
SDN Mappala untuk siklus II dilaksanakan 2 siswa di dalam proses pembelajaran, kemudian
kali pertemuan. Pertemuan I yang dilaksanakan mengisi lembar observasi berdasarkan lembar
pada hari rabu 21september pukul 07.30-09.00 observasi siswa yang diisi oleh guru kelas
WITA, pertemuan II dilaksanakan pada hari (observer).
jumat 3 September 2016 pukul 07.30-09.00 Adapun uraiannya sebagai berikut :
WITA. Pelaksanaan pembelajaran pada 2 kali 1) Hasil Observasi Siklus II Pertemuan II
pertemuan ini, diikuti oleh semua siswa kelas V a. Aspek Guru
SDN mappala sebanyak 20 orang dengan siswa Berdasarkan lembar observasi guru
laki-laki 12 dan 8 orang siswa perempuan. yang diisi oleh guru kelas (observer), dari hasil
1. Pelaksanaan Siklus II Pertemuan I mengajar guru pada pertemuan pertama
Proses pembelajaran IPS melalui dianggap masih belum berhasil sehingga
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Trowing, dilaksanakan kembali pada pertemuan kedua.
dibagi menjadi tiga kegiatan, yaitu: (a) kegiatan
awal, (b) kegiatan inti, dan (c) kegiatan akhir. c. Aspek Siswa
2. Pelaksanaan Siklus II Pertemuan II Lembar observasi kegiatan belajar siswa
Setelah siklus II pertemuan I selesai digunakan untuk mengetahui keaktifan belajar
dilaksanakan, penelitian dilanjutkan pada siklus siswa dalam proses pembelajaran IPS dengan
II pertemuan II dengan langkah – langkah menggunakan model pembelajaran kooperatif
pembelajaran yang sama seperti pada pertemuan tipe Snowball Throwing. Pada setiap pertemuan,
I, hanya saja dengan materi yang berbeda. observer mengamati dan memperhatikan belajar
Adapun kegiatannya sebagai berikut: siswa di dalam proses pembelajaran, kemudian
Proses pembelajaran pada siklus II mengisi lembar observasi berdasarkan lembar
pertemuan II mata pelajaran IPS melalui observasi siswa yang diisi oleh guru kelas
pembelajaran kooperatif tipe Snowball (observer).
Throwing, dibagi menjadi tiga kegiatan, yaitu: d. Hasil Belajar Siswa
(a) kegiatan awal, (b) kegiatan inti, dan (c) Pengukuran hasil belajar siswa pada
kegiatan akhir. mata pelajaran IPS di kelas V SD 224 Palae
Kabupaten Sinjai, diklasifikasikan yaitu: baik
sekali, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang.
18
Vol,1. No,1. Tahun 2017

Berdasarkan hasil tes penelitian sedangkan yang belum tuntas belajar ada 4
dijelaskan bahwa dari 20 subjek penelitian, siswa atau 21,06% atau tidak mencapai nilai ≥
terdapat 5 siswa atau 25 % yang memiliki hasil 70. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II
belajar pada kategori baik sekali, disusul sudah mencapai ketuntasan secara klasikal.
kategori baik sebanyak 50 siswa atau 40 %, dan Dapat disimpulkan bahwa penelitian
kategori cukup sebanyak 5 siswa atau 25 %. yang dilakukan pada siklus II dari segi proses
Sesuai dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa (aspek guru/siswa) maupun dari segi hasil
pada mata pelajaran IPS pada siklus kedua belajar sudah menuai keberhasilan. Dengan
sebesar 79,77 dimana nilai rata-rata tersebut demikian maka tujuan pembelajaran yang telah
berada pada inteval 70,0 – 84,5 yang berarti ditetapkan sudah tercapai, dan tidak perlu lagi di
baik. Jadi, hasil belajar murid pada mata lanjutkan ke siklus berikutnya.
pelajaran IPS dikelas V SDN Mappala Kota
Makassar pada tes kedua dalam kategori baik, Pembahasan
dan sudah tidak ada lagi siswa yang memiliki Hal yang akan dibahas pada bagian ini
hasil belajar pada kategori kurang seperti pada adalah penerapan model pembelajaran
siklus pertama. Namun terdapat 13,33% siswa kooperatif tipe Snowball Throwing untuk
yang tidak tuntashasil belajarnya sesuai standar meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
KKM 70. pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas V
SDN Mappala Kota Makassar, di antaranya
e. Refleksi menggunakan model pembelajaran yang relevan
Dari segi proses pembelajaran yang dengan materi pembelajaran agar siswa dapat
telah dilakukan dengan mengacu pada hasil lebih mudah menguasai materi pelajaran berupa
observasi maka dapat disimpulkan : model pembelajaran Snowball Throwing yaitu
Siklus II pertemuan I. Untuk kegiatan siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok
guru indikator penilaiannya yakni yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat
keterlaksanaan deskriptor dan instruksi jelas dan tugas dari guru, kemudian masing-masing siswa
mudah dipahami. Nilai yang didapatkan untuk membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola
kegiatan mengajar guru pada pertemuan (kertas pertanyaan) lalu diberikan ke siswa lain
pertama siklus II telah meningkat yakni 76,19%. yang masing-masing siswa menjawab
Untuk kegiatan siswa indikator penilaiannya pertanyaan dari bola yang diperoleh. Model ini
adalah keaktifan dan keterlaksanaan deskriptor. siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri
Nilai yang didapatkan untuk kegiatan siswa dari 4-5 orang yang secara heterogen dan
pada pertemuan pertama siklus II adalah 80 %. bekerjasama saling ketergantungan yang positif
Jadi rata-rata nilai yang didapatkan dari kegiatan dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian
guru dan kegiatan siswa adalah 78,09 % telah materi pelajaran yang harus dipelajari dan
memenuhi standar keberhasilan dari segi proses mampu menjawab pertanyaan yang diperoleh
yakni jika ≥ 75 % dikategorikan berhasil. dari tiap-tiap bola kertas dengan baik dan benar
Siklus II pertemuan II. Untuk kegiatan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
guru indikator penilaiannya yakni dengan maksimal.
keterlaksanaan deskriptor dan instruksi jelas dan Hasil penelitian dengan silkus I melalui
mudah dipahami, Nilai yang didapatkan untuk pembelajaran kooperatif tipe Snowball Trowing
kegiatan mengajar guru pada pertemuan ke dua di kelas V SDN Mappala Kota Makassar
siklus II adalah 85,81 %. Sedangkan untuk menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yaitu
kegiatan siswa indikator penilaiannya adalah rata-rata 61,41% atau pada kategori cukup yang
keaktifan dan keterlaksanaan deskriptor. Nilai mencapai 47,36%, tetapi terdapat pula 31,57%
yang didapatkan untuk kegiatan siswa pada siswa yang memperoleh hasil belajar pada
pertemuan ke dua siklus II adalah 86,67 %. Jadi kategori kurang. Bahkan nilai hasil belajar siswa
rata-rata nilai yang didapatkan dari kegiatan belum mencapai standar KKM yaitu 70 sebesar
guru dan kegiatan siswa adalah 86,24 % sudah 57,9 % atau hanya 42,10% yang tuntas
memenuhi standar keberhasilan dari segi proses. belajarnya secara klasikal. Hasil observasi
Dari segi hasil pembelajaran. Hasil tes menunjukkan bahwa penerapan langkah-langkah
yang didapatkan pada siklus II adalah jumlah model pembelajaran kooperatif tipe Snowball
siswa yang mendapatkan nilai ≥ 70 terdapat 15 Trowing telah dilakukan walaupun masih ada
siswa atau 78,94 % yang telah mendapatkan aspek tertentu kurang maksimal, seperti ketua
nilai ≥ 70 dan dikategorikan lulus (tuntas), kelompok mendapat tugas dari guru
19
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

menjelaskan materi yang telah dijelskan dan ini sangat efektif untuk meningkatkan keaktifan
pada saat tanya jawab, untuk demikian halnya belajar siswa selama proses belajar karena siswa
dengan aktivitas belajar siswa yang belajar sambil bermain sehingga siswa dapat
menunjukkan adanya sebagian siswa kurang lebih menguasai materi pembelajaran dan pada
aktif, seperti: saat ketua kelompok kembali ke gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar
kelompoknya dan menjelaskan kembali materi siswa SDN Mappala Kota Makassar dalam
yang dijelaskan guru, tidak aktif bertanya jawab pembelajaran IPS.
dengan teman atau guru. Hal yang akan dibahas pada bagian ini adalah
Menanggapi hasil belajar IPS, aktivitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
mengajar guru dan aktivitas belajar siswa Snowball Throwing untuk meningkatkan hasil
melalui model pembelajaran kooperatif tipe belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Snowball Trowing pada siklus I, maka dilakukan Pengetahuan Sosial (IPS) kelas V SDN Mappala
diskusi antara peneliti dan guru kelas (obsever) Kota Makassar, di antaranya menggunakan
sebagai upaya meningkatkan kualitas model pembelajaran yang relevan dengan materi
pembelajaran dan hasil belajar siswa. Hal ini pembelajaran agar siswa dapat lebih mudah
dilakukan dengan cara melakukan telaah menguasai materi pelajaran berupa model
terhadap kelemahan dalam pembelajaran agar pembelajaran Snowball Throwing yaitu siswa
proses pembelajaran kooperatif tipe Snowball dibentuk menjadi beberapa kelompok yang
Trowing pada siklus II dapat lebih maksimal diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas
dalam mendukung peningkatan kemampuan dari guru, kemudian masing-masing siswa
belajar dan hasil belajar siswa. membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola
Hasil tes penelitian pada siklus II (kertas pertanyaan) lalu diberikan ke siswa lain
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang masing-masing siswa menjawab
mencapai rata-rata 79,77 atau pada kategori baik pertanyaan dari bola yang diperoleh. Model ini
sekali sebesar 40 %, bahkan sudah tidak ada lagi siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri
siswa yang memperoleh hasil belajar dalam dari 4-5 orang yang secara heterogen dan
kategori kurang seperti pada siklus I. Disamping bekerjasama saling ketergantungan yang positif
nilai rata-rata hasil belajar siswa yang mencapai dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian
79,77 sehingga lebih tinggi dari standar KKM materi pelajaran yang harus dipelajari dan
yaitu 70, juga memenuhi ketuntasan belajar mampu menjawab pertanyaan yang diperoleh
yang mencapai 86,66 %. Demikian pula dari tiap-tiap bola kertas dengan baik dan benar
keaktifan siswa mengikuti pelajaran guru, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
mampu menjawab pertanyaan dari bola kertas, dengan maksimal.
bertanya jawab dengan teman dan guru. Hasil penelitian dengan silkus I melalui
Pada siklus I terdapat 13 siswa yang pembelajaran kooperatif tipe Snowball Trowing
memenuhi standar KKM dan terdapat 7 siswa di kelas V SDN Mappala Kota Makassar
yang belum memenuhi standar KKM. menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yaitu
Sedangkan pada siklus II terdapat 17 siswa yang rata-rata 61,41% atau pada kategori cukup yang
memenuhi KKM dan terdapat 3 siswa yang mencapai 47,36%, tetapi terdapat pula 31,57%
belum memenuhi KKM. siswa yang memperoleh hasil belajar pada
Hasil penelitian diatas menunjukkan kategori kurang. Bahkan nilai hasil belajar siswa
adanya peningkatan hasil belajar siswa pada belum mencapai standar KKM yaitu 70 sebesar
mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran 57,9 % atau hanya 42,10% yang tuntas
kooperatif tipe Snowball Throwing di kelas V belajarnya secara klasikal. Hasil observasi
SDN Mappala Kota makassar, artinya model menunjukkan bahwa penerapan langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe Snowball model pembelajaran kooperatif tipe Snowball
Throwing sangat efektif digunakan dalam Trowing telah dilakukan walaupun masih ada
meningkatkan kemampuan belajar dan hasil aspek tertentu kurang maksimal, seperti ketua
belajar siswa. kelompok mendapat tugas dari guru
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, menjelaskan materi yang telah dijelskan dan
maka model pembelajaran kooperatif tipe pada saat tanya jawab, untuk demikian halnya
Snowball Throwing mengedepankan dengan aktivitas belajar siswa yang
peningkatan keaktifan siswa dalam belajar menunjukkan adanya sebagian siswa kurang
melalui permainan bola kertas yang berisi aktif, seperti: saat ketua kelompok kembali ke
pertanyaan yang harus dijawab. Pembelajaran kelompoknya dan menjelaskan kembali materi
20
Vol,1. No,1. Tahun 2017

yang dijelaskan guru, tidak aktif bertanya jawab siswa SDN Mappala Kota Makassar dalam
dengan teman atau guru. Siswa akan semakin pembelajaran IPS.
percaya diri dengan efektifnya penerapan model
ini. (Bakhtiar;2017) belajar siswa melalui model SIMPULAN
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Trowing Data hasil belajar siswa pada mata
pada siklus I, maka dilakukan diskusi antara pelajaran IPS setelah diberikan tindakan melalui
peneliti dan guru kelas (obsever) sebagai upaya model pembelajaran kooperatif tipe Snowball
meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil Throwing di kelas V SDN Mappala Kota
belajar siswa. Hal ini dilakukan dengan cara Makassar menunjukkan bahwa pada siklus
melakukan telaah terhadap kelemahan dalam pertama yaitu pada kategori cukup kemudian
pembelajaran agar proses pembelajaran pada siklus kedua pada kategori baik.
kooperatif tipe Snowball Trowing pada siklus II Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat
dapat lebih maksimal dalam mendukung disimpulkan bahwa penerapan model
peningkatan kemampuan belajar dan hasil pembelajaran kooperatif tipe Snowball
belajar siswa. Throwing pada mata pelajaran IPS dapat
Hasil tes penelitian pada siklus II meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa Mappala Kota Makassar.
mencapai rata-rata 79,77 atau pada kategori baik
sekali sebesar 40 %, bahkan sudah tidak ada lagi
siswa yang memperoleh hasil belajar dalam DAFTAR RUJUKAN
kategori kurang seperti pada siklus I. Disamping
nilai rata-rata hasil belajar siswa yang mencapai Afrizal .2014.Metode Penelitian Kualitatif.
79,77 sehingga lebih tinggi dari standar KKM Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
yaitu 70, juga memenuhi ketuntasan belajar
yang mencapai 86,66 %. Demikian pula Aqib, Zainal. 2014. Model-Model, Media dan
keaktifan siswa mengikuti pelajaran guru, Strategi Pembelajaran Konstektual
mampu menjawab pertanyaan dari bola kertas, (Inovatif). Bandung: Yrama Widya
bertanya jawab dengan teman dan guru.
Pada siklus I terdapat 13 siswa yang Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian
memenuhi standar KKM dan terdapat 7 siswa Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
yang belum memenuhi standar KKM. Aksara
Sedangkan pada siklus II terdapat 17 siswa yang
Bakhtiar, M. I., Saman, A., & Aryani, F. (2017,
memenuhi KKM dan terdapat 3 siswa yang
October 7). Mengatasi Kecemasan
belum memenuhi KKM.
Sosial Melalui Pendekatan Behavioral
Hasil penelitian diatas menunjukkan
Rehearsal. Retrieved from
adanya peningkatan hasil belajar siswa pada
osf.io/preprints/inarxiv/qjerf
mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Snowball Throwing di kelas V Bakhtiar, M. I., & Kasim, S. N. (2017, October
SDN Mappala Kota makassar, artinya model 7). Cognitive Restructuring Application
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Techniques To Reduce Student Behavior
Throwing sangat efektif digunakan dalam In Academic Procrastination. Retrieved
meningkatkan kemampuan belajar dan hasil from osf.io/preprints/inarxiv/njgqx
belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Daniati, Vera. 2013. Peningkatan Hasil Belajar
maka model pembelajaran kooperatif tipe Siswa Dengan Model Kooperatif Tipe
Snowball Throwing mengedepankan Snowball Throwing Pada Pembelajaran
peningkatan keaktifan siswa dalam belajar Seni Tari Kelas VIII C di SMP N 1
melalui permainan bola kertas yang berisi Bukittinggi. Jurnal Pendidikan dan
pertanyaan yang harus dijawab. Pembelajaran Keguruan Vol. 2 (1)
ini sangat efektif untuk meningkatkan keaktifan
belajar siswa selama proses belajar karena siswa Darmadi, Hamid. 2013. Metodologi Penelitian
belajar sambil bermain sehingga siswa dapat Pendidikan dan Sosial.Bandung:
lebih menguasai materi pembelajaran dan pada Alfabeta
gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar

21
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar Dan


Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Elfanany, Burhan. 2013. Penelitian Tindakan


Kelas. Yogyakarta: Araska

Fathoni, Abdurarrahmat. 2011. Metodologi


Penelitian dan Teknik Penyusunan
Skripsi.Jakarta: Rineka Cipta

Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno. 2007.


Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
PT RefikaAditama

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Muhadi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas.


Yogyakarta: Shira Media

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran


Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan.


Bandung: Alfabeta

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20


Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Yogjakarta: Laksana.

Yaba. 2011. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1.


Makassar: FIP UNM

Yuni, Dewi. 2011. Penerapan Model


Pembelajaran Snowball Throwing Untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
IPS Pada Siswa Kelas V SDN
Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang.
Jurnal Pendidikan dan Keguruan, Vol. 1
(2)

22

Anda mungkin juga menyukai