Abstract. This research aimed to determine the Application of Cooperative Learning type
Snowball Throwing in Improving Learning Outcomes At Subjects IPS In Class V
Elementary School Mappala of Makassar, the approach used in this study is a qualitative
descriptive type of research is the Classroom action research cyclical which includes
planning, implementation, observation, and refleksi. The study population were students
of class V Elementary School Mappala Rappocini Subdistrict, City of Makassar
numbered 20 people. Data collection techniques of this research is to test, interviews,
observations and field notes. Analysis data using descriptive statistical techniques to
describe the results of student learning. The results of the study are as follows; (1) by
using an approach Cooperative mode Snowball Trawing in Class V Elementary School
Mappala can improve student learning outcomes in social studies, (2) the student is
already active in the learning approach Cooperative type Snowball Trawing, (3) the
teacher is able to carry out learning approach Cooperative tipe Snowball Trawing. an
increase in student learning outcomes using a cooperative approach Trawing Snowball
type because students on student learning is more active in the implementation of the
learning process.
11
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan
13
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan
Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 338) ada 3 Mereduksi data, menyajikan data, menarik
tahapan dalam menganalisis data yaitu : kesimpulan dan verifikasi.
siswa dalam proses pembelajaran IPS dengan dan keterlaksanaan deskriptor. Nilai yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif didapatkan untuk kegiatan siswa pada
tipe Snowball Throwing. Pada setiap pertemuan, pertemuan pertama siklus I adalah 60%. Jadi
observer mengamati dan memperhatikan belajar rata-rata nilai yang didapatkan dari kegiatan
siswa di dalam proses pembelajaran, kemudian guru dan kegiatan siswa adalah 58,57% belum
mengisi lembar observasi berdasarkan lembar memenuhi standar keberhasilan dari segi proses
observasi siswa yang diisi oleh guru kelas yakni ≥ 75%. Hasil observasi selama
(observer). pelaksanaan tindakan pertemuan pertama siklus
2) Hasil Observasi Siklus I Pertemuan II I dianalisis, kemudian didiskusikan oleh
a) Aspek Guru peneliti yang bertindak sebagai guru dengan
Berdasarkan lembar observasi guru guru kelas sebagai observer yang kemudian
yang diisi oleh guru kelas (observer), dari hasil kekurangan pada pertemuan pertama akan
mengajar guru pada pertemuan pertama diperbaiki di pertemuan II siklus I.
dianggap masih belum berhasil sehingga Pada siklus I pertemuan II. Untuk
dilaksanakan kembali pada pertemuan kedua. kegiatan guru indikator penilaiannya yakni
b) Aspek Siswa keterlaksanaan deskriptor dan instruksi jelas dan
Lembar observasi kegiatan belajar siswa mudah dipahami, Nilai yang didapatkan untuk
digunakan untuk mengetahui keaktifan belajar kegiatan mengajar guru pada pertemuan ke dua
siswa dalam proses pembelajaran pada siklus I adalah 71,42%. Sedangkan untuk
petemuan pertama tapi dianggap belum berhasil kegiatan siswa indikator penilaiannya adalah
sehingga dilakukan kembali pada pertemuan keaktifan dan keterlaksanaan deskriptor. Nilai
kedua. yang didapatkan untuk kegiatan siswa pada
d. Hasil Belajar Siswa pertemuan ke dua siklus I adalah 73,33%. Jadi
Pengukuran hasil belajar siswa pada rata-rata nilai yang didapatkan dari kegiatan
mata pelajaran IPS di kelas V SDN Mappala guru dan kegiatan siswa adalah 72,36% belum
Kota Makassar, diklasifikasikan yaitu: baik memenuhi standar keberhasilan dari segi proses
sekali, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. yakni ≥ 75 %.
Berdasarkan hasil tes penelitian Dari segi hasil pembelajaran. Hasil
dijelaskan bahwa dari 20 subjek penelitian, belajar siswa rata-rata 62,01 di mana nilai rata-
terdapat 6 siswa atau 30 % yang memiliki hasil rata tersebut belum memenuhi standar KKM
belajar pada kategori kurang, disusul kategori yaitu 65, bahkan terdapat 46,67 % siswa yang
cukup sebanyak 10 siswa atau 50%, dan memiliki hasil belajar pada kategori kurang, dan
kategori baik sebanyak 4 siswa atau 20 %. 60% yang tidak tuntas belajarnya secara
Sesuai dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa klasikal. Hal ini menunjukkan bahwa pada
pada mata pelajaran IPS pada siklus pertama siklus I ketuntasan secara klasikal belum
sebesar 62,01 % dimana nilai rata-rata tersebut mencapai 75% siswa yang memperoleh nilai ≥
berada pada inteval 60,0 – 80,0 yang berarti 65.
cukup. Jadi, hasil belajar siswa pada mata Disimpulkan bahwa penelitian yang
pelajaran IPS dikelas V SDN Mappala Kota dilakukan pada siklus I dari segi proses dan
Makassar pada tes pertama dalam kategori hasil belajar belum dikategorikan berhasil. Atas
cukup, walaupun terdapat pula 30 % siswa yang dasar ini peneliti melanjutkan penelitiannya ke
memiliki hasil belajar pada kategori kurang. siklus berikutnya yakni siklus II.
Bahkan terdapat 60% siswa yang tidak tuntas 2. Hasil Penelitian Siklus II
belajarnya sesuai standar KKM 70. Siklus ke dua di laksanakan sebanyak
e. Refleksi dua kali pertemuan, dan kegiatan siklus II
Dari segi proses pembelajaran yang merupakan pengulangan dari siklus I. Kegiatan
telah dilakukan dengan mengacu pada hasil yang dilakukan pada tindakan siklus II meliputi
observasi maka dapat disimpulkan : perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
Siklus I pertemuan I. Untuk kegiatan refleksi. Masing-masing kegiatan diuraikan
guru indikator penilaiannya yakni sebagai berikut:
keterlaksanaan deskriptor dan instruksi jelas dan
mudah dipahami. Nilai yang didapatkan untuk a. Perencanaan
kegiatan mengajar guru pada pertemuan Langkah–langkah yang dilakukan dalam
pertama siklus I adalah 57,14%. Untuk kegiatan siklus II ini pada umumnya merupakan hasil
siswa indikator penilaiannya adalah keaktifan refleksi pada siklus I, dengan beberapa evaluasi,
17
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan
dan perbaikan sesuai dengan kenyataan di c. Observasi dan Hasil Belajar Siswa
lapangan. Adapun kegiatan perencanaan sebagai Setiap siklus diamati selama proses
berikut: pelaksanaan tindakan dan setelah tindakan.
1) Peneliti berdiskusi dengan guru kelas Adapun hasil dari observasi yang diamati
tentang hal-hal yang perlu dipersiapkan selama proses pelaksanaan tindakan yaitu
pada tindakan berikutnya demi aktivitas guru dan aktivitas siswa serta hasil
mendapatkan hasil yang lebih baik dari belajar setelah proses pelaksanaan tindakan.
yang sebelumnya. 1. Hasil Observasi Siklus II Pertemuan I
2) Peneliti menyusun dan merencanakan a. Aspek Guru
kegiatan pembelajaran (RPP), Lembar Lembar observasi kegiatan mengajar
Kerja Siswa, Tes formatif diakhir siklus guru digunakan untuk mengetahui keaktifan
serta format observasi guru dan siswa mengajar guru dalam proses pembelajaran IPS
sesuai langkah-langkah model dengan menggunakan model pembelajaran
pembelajaran kooperatif tipe Snowball kooperatif tipe Snowball Throwing. Pada setiap
Throwing. pertemuan, observer mengamati dan
3) Peneliti mengkonsultasikan RPP, LKS, Tes memperhatikan guru di dalam proses
Formatif dan format observasi dengan guru pembelajaran, kemudian mengisi lembar
kelas. observasi berdasarkan lembar observasi guru
4) Peneliti dan guru merencanakan langkah- yang diisi oleh guru kelas (observer).
langkah antisipatif terhadap penyebab- b. Aspek Siswa
penyebab ketidak berhasilan pada tindakan Lembar observasi kegiatan belajar siswa
siklus I. digunakan untuk mengetahui keaktifan belajar
b. Pelaksanaan siswa dalam proses pembelajaran IPS dengan
Pelaksanaan pembelajaran pada mata menggunakan model pembelajaran kooperatif
pelajaran IPS melalui model pembelajaran tipe Snowball Throwing. Pada setiap pertemuan,
kooperatif tipe Snowball Throwing di kelas V observer mengamati dan memperhatikan belajar
SDN Mappala untuk siklus II dilaksanakan 2 siswa di dalam proses pembelajaran, kemudian
kali pertemuan. Pertemuan I yang dilaksanakan mengisi lembar observasi berdasarkan lembar
pada hari rabu 21september pukul 07.30-09.00 observasi siswa yang diisi oleh guru kelas
WITA, pertemuan II dilaksanakan pada hari (observer).
jumat 3 September 2016 pukul 07.30-09.00 Adapun uraiannya sebagai berikut :
WITA. Pelaksanaan pembelajaran pada 2 kali 1) Hasil Observasi Siklus II Pertemuan II
pertemuan ini, diikuti oleh semua siswa kelas V a. Aspek Guru
SDN mappala sebanyak 20 orang dengan siswa Berdasarkan lembar observasi guru
laki-laki 12 dan 8 orang siswa perempuan. yang diisi oleh guru kelas (observer), dari hasil
1. Pelaksanaan Siklus II Pertemuan I mengajar guru pada pertemuan pertama
Proses pembelajaran IPS melalui dianggap masih belum berhasil sehingga
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Trowing, dilaksanakan kembali pada pertemuan kedua.
dibagi menjadi tiga kegiatan, yaitu: (a) kegiatan
awal, (b) kegiatan inti, dan (c) kegiatan akhir. c. Aspek Siswa
2. Pelaksanaan Siklus II Pertemuan II Lembar observasi kegiatan belajar siswa
Setelah siklus II pertemuan I selesai digunakan untuk mengetahui keaktifan belajar
dilaksanakan, penelitian dilanjutkan pada siklus siswa dalam proses pembelajaran IPS dengan
II pertemuan II dengan langkah – langkah menggunakan model pembelajaran kooperatif
pembelajaran yang sama seperti pada pertemuan tipe Snowball Throwing. Pada setiap pertemuan,
I, hanya saja dengan materi yang berbeda. observer mengamati dan memperhatikan belajar
Adapun kegiatannya sebagai berikut: siswa di dalam proses pembelajaran, kemudian
Proses pembelajaran pada siklus II mengisi lembar observasi berdasarkan lembar
pertemuan II mata pelajaran IPS melalui observasi siswa yang diisi oleh guru kelas
pembelajaran kooperatif tipe Snowball (observer).
Throwing, dibagi menjadi tiga kegiatan, yaitu: d. Hasil Belajar Siswa
(a) kegiatan awal, (b) kegiatan inti, dan (c) Pengukuran hasil belajar siswa pada
kegiatan akhir. mata pelajaran IPS di kelas V SD 224 Palae
Kabupaten Sinjai, diklasifikasikan yaitu: baik
sekali, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang.
18
Vol,1. No,1. Tahun 2017
Berdasarkan hasil tes penelitian sedangkan yang belum tuntas belajar ada 4
dijelaskan bahwa dari 20 subjek penelitian, siswa atau 21,06% atau tidak mencapai nilai ≥
terdapat 5 siswa atau 25 % yang memiliki hasil 70. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II
belajar pada kategori baik sekali, disusul sudah mencapai ketuntasan secara klasikal.
kategori baik sebanyak 50 siswa atau 40 %, dan Dapat disimpulkan bahwa penelitian
kategori cukup sebanyak 5 siswa atau 25 %. yang dilakukan pada siklus II dari segi proses
Sesuai dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa (aspek guru/siswa) maupun dari segi hasil
pada mata pelajaran IPS pada siklus kedua belajar sudah menuai keberhasilan. Dengan
sebesar 79,77 dimana nilai rata-rata tersebut demikian maka tujuan pembelajaran yang telah
berada pada inteval 70,0 – 84,5 yang berarti ditetapkan sudah tercapai, dan tidak perlu lagi di
baik. Jadi, hasil belajar murid pada mata lanjutkan ke siklus berikutnya.
pelajaran IPS dikelas V SDN Mappala Kota
Makassar pada tes kedua dalam kategori baik, Pembahasan
dan sudah tidak ada lagi siswa yang memiliki Hal yang akan dibahas pada bagian ini
hasil belajar pada kategori kurang seperti pada adalah penerapan model pembelajaran
siklus pertama. Namun terdapat 13,33% siswa kooperatif tipe Snowball Throwing untuk
yang tidak tuntashasil belajarnya sesuai standar meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
KKM 70. pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas V
SDN Mappala Kota Makassar, di antaranya
e. Refleksi menggunakan model pembelajaran yang relevan
Dari segi proses pembelajaran yang dengan materi pembelajaran agar siswa dapat
telah dilakukan dengan mengacu pada hasil lebih mudah menguasai materi pelajaran berupa
observasi maka dapat disimpulkan : model pembelajaran Snowball Throwing yaitu
Siklus II pertemuan I. Untuk kegiatan siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok
guru indikator penilaiannya yakni yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat
keterlaksanaan deskriptor dan instruksi jelas dan tugas dari guru, kemudian masing-masing siswa
mudah dipahami. Nilai yang didapatkan untuk membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola
kegiatan mengajar guru pada pertemuan (kertas pertanyaan) lalu diberikan ke siswa lain
pertama siklus II telah meningkat yakni 76,19%. yang masing-masing siswa menjawab
Untuk kegiatan siswa indikator penilaiannya pertanyaan dari bola yang diperoleh. Model ini
adalah keaktifan dan keterlaksanaan deskriptor. siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri
Nilai yang didapatkan untuk kegiatan siswa dari 4-5 orang yang secara heterogen dan
pada pertemuan pertama siklus II adalah 80 %. bekerjasama saling ketergantungan yang positif
Jadi rata-rata nilai yang didapatkan dari kegiatan dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian
guru dan kegiatan siswa adalah 78,09 % telah materi pelajaran yang harus dipelajari dan
memenuhi standar keberhasilan dari segi proses mampu menjawab pertanyaan yang diperoleh
yakni jika ≥ 75 % dikategorikan berhasil. dari tiap-tiap bola kertas dengan baik dan benar
Siklus II pertemuan II. Untuk kegiatan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
guru indikator penilaiannya yakni dengan maksimal.
keterlaksanaan deskriptor dan instruksi jelas dan Hasil penelitian dengan silkus I melalui
mudah dipahami, Nilai yang didapatkan untuk pembelajaran kooperatif tipe Snowball Trowing
kegiatan mengajar guru pada pertemuan ke dua di kelas V SDN Mappala Kota Makassar
siklus II adalah 85,81 %. Sedangkan untuk menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yaitu
kegiatan siswa indikator penilaiannya adalah rata-rata 61,41% atau pada kategori cukup yang
keaktifan dan keterlaksanaan deskriptor. Nilai mencapai 47,36%, tetapi terdapat pula 31,57%
yang didapatkan untuk kegiatan siswa pada siswa yang memperoleh hasil belajar pada
pertemuan ke dua siklus II adalah 86,67 %. Jadi kategori kurang. Bahkan nilai hasil belajar siswa
rata-rata nilai yang didapatkan dari kegiatan belum mencapai standar KKM yaitu 70 sebesar
guru dan kegiatan siswa adalah 86,24 % sudah 57,9 % atau hanya 42,10% yang tuntas
memenuhi standar keberhasilan dari segi proses. belajarnya secara klasikal. Hasil observasi
Dari segi hasil pembelajaran. Hasil tes menunjukkan bahwa penerapan langkah-langkah
yang didapatkan pada siklus II adalah jumlah model pembelajaran kooperatif tipe Snowball
siswa yang mendapatkan nilai ≥ 70 terdapat 15 Trowing telah dilakukan walaupun masih ada
siswa atau 78,94 % yang telah mendapatkan aspek tertentu kurang maksimal, seperti ketua
nilai ≥ 70 dan dikategorikan lulus (tuntas), kelompok mendapat tugas dari guru
19
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan
menjelaskan materi yang telah dijelskan dan ini sangat efektif untuk meningkatkan keaktifan
pada saat tanya jawab, untuk demikian halnya belajar siswa selama proses belajar karena siswa
dengan aktivitas belajar siswa yang belajar sambil bermain sehingga siswa dapat
menunjukkan adanya sebagian siswa kurang lebih menguasai materi pembelajaran dan pada
aktif, seperti: saat ketua kelompok kembali ke gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar
kelompoknya dan menjelaskan kembali materi siswa SDN Mappala Kota Makassar dalam
yang dijelaskan guru, tidak aktif bertanya jawab pembelajaran IPS.
dengan teman atau guru. Hal yang akan dibahas pada bagian ini adalah
Menanggapi hasil belajar IPS, aktivitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
mengajar guru dan aktivitas belajar siswa Snowball Throwing untuk meningkatkan hasil
melalui model pembelajaran kooperatif tipe belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Snowball Trowing pada siklus I, maka dilakukan Pengetahuan Sosial (IPS) kelas V SDN Mappala
diskusi antara peneliti dan guru kelas (obsever) Kota Makassar, di antaranya menggunakan
sebagai upaya meningkatkan kualitas model pembelajaran yang relevan dengan materi
pembelajaran dan hasil belajar siswa. Hal ini pembelajaran agar siswa dapat lebih mudah
dilakukan dengan cara melakukan telaah menguasai materi pelajaran berupa model
terhadap kelemahan dalam pembelajaran agar pembelajaran Snowball Throwing yaitu siswa
proses pembelajaran kooperatif tipe Snowball dibentuk menjadi beberapa kelompok yang
Trowing pada siklus II dapat lebih maksimal diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas
dalam mendukung peningkatan kemampuan dari guru, kemudian masing-masing siswa
belajar dan hasil belajar siswa. membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola
Hasil tes penelitian pada siklus II (kertas pertanyaan) lalu diberikan ke siswa lain
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang masing-masing siswa menjawab
mencapai rata-rata 79,77 atau pada kategori baik pertanyaan dari bola yang diperoleh. Model ini
sekali sebesar 40 %, bahkan sudah tidak ada lagi siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri
siswa yang memperoleh hasil belajar dalam dari 4-5 orang yang secara heterogen dan
kategori kurang seperti pada siklus I. Disamping bekerjasama saling ketergantungan yang positif
nilai rata-rata hasil belajar siswa yang mencapai dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian
79,77 sehingga lebih tinggi dari standar KKM materi pelajaran yang harus dipelajari dan
yaitu 70, juga memenuhi ketuntasan belajar mampu menjawab pertanyaan yang diperoleh
yang mencapai 86,66 %. Demikian pula dari tiap-tiap bola kertas dengan baik dan benar
keaktifan siswa mengikuti pelajaran guru, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
mampu menjawab pertanyaan dari bola kertas, dengan maksimal.
bertanya jawab dengan teman dan guru. Hasil penelitian dengan silkus I melalui
Pada siklus I terdapat 13 siswa yang pembelajaran kooperatif tipe Snowball Trowing
memenuhi standar KKM dan terdapat 7 siswa di kelas V SDN Mappala Kota Makassar
yang belum memenuhi standar KKM. menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yaitu
Sedangkan pada siklus II terdapat 17 siswa yang rata-rata 61,41% atau pada kategori cukup yang
memenuhi KKM dan terdapat 3 siswa yang mencapai 47,36%, tetapi terdapat pula 31,57%
belum memenuhi KKM. siswa yang memperoleh hasil belajar pada
Hasil penelitian diatas menunjukkan kategori kurang. Bahkan nilai hasil belajar siswa
adanya peningkatan hasil belajar siswa pada belum mencapai standar KKM yaitu 70 sebesar
mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran 57,9 % atau hanya 42,10% yang tuntas
kooperatif tipe Snowball Throwing di kelas V belajarnya secara klasikal. Hasil observasi
SDN Mappala Kota makassar, artinya model menunjukkan bahwa penerapan langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe Snowball model pembelajaran kooperatif tipe Snowball
Throwing sangat efektif digunakan dalam Trowing telah dilakukan walaupun masih ada
meningkatkan kemampuan belajar dan hasil aspek tertentu kurang maksimal, seperti ketua
belajar siswa. kelompok mendapat tugas dari guru
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, menjelaskan materi yang telah dijelskan dan
maka model pembelajaran kooperatif tipe pada saat tanya jawab, untuk demikian halnya
Snowball Throwing mengedepankan dengan aktivitas belajar siswa yang
peningkatan keaktifan siswa dalam belajar menunjukkan adanya sebagian siswa kurang
melalui permainan bola kertas yang berisi aktif, seperti: saat ketua kelompok kembali ke
pertanyaan yang harus dijawab. Pembelajaran kelompoknya dan menjelaskan kembali materi
20
Vol,1. No,1. Tahun 2017
yang dijelaskan guru, tidak aktif bertanya jawab siswa SDN Mappala Kota Makassar dalam
dengan teman atau guru. Siswa akan semakin pembelajaran IPS.
percaya diri dengan efektifnya penerapan model
ini. (Bakhtiar;2017) belajar siswa melalui model SIMPULAN
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Trowing Data hasil belajar siswa pada mata
pada siklus I, maka dilakukan diskusi antara pelajaran IPS setelah diberikan tindakan melalui
peneliti dan guru kelas (obsever) sebagai upaya model pembelajaran kooperatif tipe Snowball
meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil Throwing di kelas V SDN Mappala Kota
belajar siswa. Hal ini dilakukan dengan cara Makassar menunjukkan bahwa pada siklus
melakukan telaah terhadap kelemahan dalam pertama yaitu pada kategori cukup kemudian
pembelajaran agar proses pembelajaran pada siklus kedua pada kategori baik.
kooperatif tipe Snowball Trowing pada siklus II Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat
dapat lebih maksimal dalam mendukung disimpulkan bahwa penerapan model
peningkatan kemampuan belajar dan hasil pembelajaran kooperatif tipe Snowball
belajar siswa. Throwing pada mata pelajaran IPS dapat
Hasil tes penelitian pada siklus II meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa Mappala Kota Makassar.
mencapai rata-rata 79,77 atau pada kategori baik
sekali sebesar 40 %, bahkan sudah tidak ada lagi
siswa yang memperoleh hasil belajar dalam DAFTAR RUJUKAN
kategori kurang seperti pada siklus I. Disamping
nilai rata-rata hasil belajar siswa yang mencapai Afrizal .2014.Metode Penelitian Kualitatif.
79,77 sehingga lebih tinggi dari standar KKM Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
yaitu 70, juga memenuhi ketuntasan belajar
yang mencapai 86,66 %. Demikian pula Aqib, Zainal. 2014. Model-Model, Media dan
keaktifan siswa mengikuti pelajaran guru, Strategi Pembelajaran Konstektual
mampu menjawab pertanyaan dari bola kertas, (Inovatif). Bandung: Yrama Widya
bertanya jawab dengan teman dan guru.
Pada siklus I terdapat 13 siswa yang Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian
memenuhi standar KKM dan terdapat 7 siswa Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
yang belum memenuhi standar KKM. Aksara
Sedangkan pada siklus II terdapat 17 siswa yang
Bakhtiar, M. I., Saman, A., & Aryani, F. (2017,
memenuhi KKM dan terdapat 3 siswa yang
October 7). Mengatasi Kecemasan
belum memenuhi KKM.
Sosial Melalui Pendekatan Behavioral
Hasil penelitian diatas menunjukkan
Rehearsal. Retrieved from
adanya peningkatan hasil belajar siswa pada
osf.io/preprints/inarxiv/qjerf
mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Snowball Throwing di kelas V Bakhtiar, M. I., & Kasim, S. N. (2017, October
SDN Mappala Kota makassar, artinya model 7). Cognitive Restructuring Application
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Techniques To Reduce Student Behavior
Throwing sangat efektif digunakan dalam In Academic Procrastination. Retrieved
meningkatkan kemampuan belajar dan hasil from osf.io/preprints/inarxiv/njgqx
belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Daniati, Vera. 2013. Peningkatan Hasil Belajar
maka model pembelajaran kooperatif tipe Siswa Dengan Model Kooperatif Tipe
Snowball Throwing mengedepankan Snowball Throwing Pada Pembelajaran
peningkatan keaktifan siswa dalam belajar Seni Tari Kelas VIII C di SMP N 1
melalui permainan bola kertas yang berisi Bukittinggi. Jurnal Pendidikan dan
pertanyaan yang harus dijawab. Pembelajaran Keguruan Vol. 2 (1)
ini sangat efektif untuk meningkatkan keaktifan
belajar siswa selama proses belajar karena siswa Darmadi, Hamid. 2013. Metodologi Penelitian
belajar sambil bermain sehingga siswa dapat Pendidikan dan Sosial.Bandung:
lebih menguasai materi pembelajaran dan pada Alfabeta
gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar
21
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan
22