Oleh
Ahmad Nafiq
29201323@sudent.uksw.edu
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai siswa kelas 4 di SDN 2
Truko pada mata pelajaran IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together (NHT). Jenis penelitian ini Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian dilaksanakan dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pos
tes dilaksanakan pada pertemuan kedua pada setiap siklus yang menggunakan soal
pilihan ganda sebanyak 25 soal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model
pembelajaran NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
Kata kunci: Peningkatan Hasil Belajar Melalui NHT (Numbered Head Together) IPS
SD
PENDAHULUAN
Sejak manusia dilahirkan di bumi ini kita tidaklah bias lepas dari orang lain,
walau manusia dinobatkan sebagai mahluk individu tetapi manusia tidak bias lepas
sebagai mahluk sosial, oleh karena itu sejak manusia lahir di bumi ini diajarkan untuk
bersosialisasi dengan semua yang ada di bumi, baik lingkungan fisik maupun non fisik.
Menginngat sangat pentingnya sosial sehingga pengetahuan sosial harus diajarkan
sejak dini.
Adapun muatan mata pelajaran disekolah mulai jenjang Sekolah Dasar sampai
perguruan tinggi yang memuat sosial manusia adalah pelajaran IPS. Pengertian IPS
menurut ahli sebagai berikut, Ilmu Pengetahuan Sosial atau (IPS) adalah ilmu yang
dihubungkan dengan manusia dan iteraksinya dengan ligkungan fisik dan sosial yang
menyangkut hubungan kemanusiaan, Michaelis, 1957 (dalam Suwarso, dkk 2007: 1).
Mengingat betapa pentingya mata pelajaran IPS ini maka guru dituntut untuk
mengemas materi pembelajaran dengan menarik minat belajar siswa khususnya mata
pelajaran IPS.
Berdasarkan hasil observasi di SDN 02 Truko kelas 4 menyatakan bahwa
prestasi belajar siswa masih tergolong rendah. Berdasarkan hasil observasi siswa
secara keseluruhan berjumlah 16 siswa, pada kondisi awal, siswa yang dinyatakan
tuntas KKM berjumlah 5 siswa yang dinyatakan tuntas, sedangkan siswa yang tidak
2 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017
tuntas berjumlah 11 orang. Kriteria Ketuntasan Minimal atau KKM di SDN 2 Truko
adalah 70.
Berdasarkan kondisi awal dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa di SDN
2 Truko dapat digolongkan kurang memuaskan, dikarenakan guru selalu menggunakan
metode mengajar yang sam, siswa merasa bosan dengan proses pembelajaran, siswa
kurang di ikut sertakan dalam proses pembelajaran, oleh karena itu hasil belajar nilsi
siswa menjadi kurang. Atas dasar nilai siswa yang kurang memuaskan peneliti
melaksanakan observasi pengamatan pada proses pembelajaran di kelas 4.
Dalam proses pengamatan peneliti menemukanpermasalahan yang muncul
dalam proses pembelajaran pada kondisi awal, antara lain minat belajar siswa yang
kurang, siswa sering ribut sendiri dan tidak memperhatikan proses pembelajaran, siswa
kurang proaktif didalam proses pembelajaran. Tehnik ceramah memiliki beberapa
kelemahan antara lain sulit bagi siswa yang mempunyai kemampuan menyimak lemah,
peran guru lebih banyak dibandingkan sumber belajar, proses pembelajaran dalam
otoritas guru oleh karena itu peran serta siswa dalam kegiata pembelajaran kurang.
Berdasarkan prngamatan, peneliti ingin mencoba model pembelajaran Numbered Head
Together yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 di SDN 2
Truko.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti menetapkan rumusan
madalah sebagai berikut:
a. Apakah penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 4 SDN 2 Truko?
b. Apakah penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together tingkat
ketuntasan siswa dapat mencapai 80% secara klasikal?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang berjenis Penelitian Tindakan Kelas ini adalah
a. Meningkatkan hasil belajar IPS kelas 4 di SDN 2 Truko dengan menggunakan
model pembelajaran Numbered Head Together.
b. Peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas menggunakan model
pembelajaran Numbered Head Together guna meningkakatkan ketuntasan hasil
belajar IPS siswa SDN 2 Truko dengan batas ketuntasan minimal 80% secara
klasikal.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian IPS
Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang diajarkan dari tingkat
pendidikan dasar sampai dengan perguruan tinggipun masih diajarkan. Adapun
pengertian IPS menurut ahli antara lain diutarakan oleh Rudy Gunawan (2011)
menyatakan bahwa mata pelajaran IPS pada dasarnya akan membentuk pribadi
manusia menjadi pribadi yang baik dan bertanggung jawab.
Pendapat ahli selanjutnya dikemukakan oleh Wesley (dalam Suwasono, dkk,
2007), menyatakan bahwa pelajaran IPS sebagai bagian dari nilai- ilai sosial yang
Ahmad Nafiq | 3
dipilih untuk tujuan pendidikan.IPS adalah mengkaji manusia dalam hubungan dengan
lingkungan sosial, dikemukakan oleh Jean Jarolimek , 1967 ( Suasono, dkk 2007).
Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran IPS
membentuk pribadi individu manusia menjadi pribadi yang bertanggung jawab kepada
diri sendiri dan orang lain dalam lingkungan sosial baik dijenjang pendidikan maupun
dalam masyarakat untuk menjadi pribadi yang baik.
METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan merupakan proses yang memberikan kepercayaan kepada
pengembangan kekuatan berfikir reflektif, diskusi, penentuan keutusan dan kolektif
dalam mengatasi kesulitan yang mereka hadapi dalam kegatan, (Nana Syaodih
Sukmadinata (2010: 145).
Langkah-langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas diutarakan oleh Arikunto
(2006:19) Lngkah-langkah dalam proses Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari
beberapa langkah antara lain perencanaan, setelah dilaksanakan perencanaan maka
dilaksanakan pelaksanaan, setelah dilaksanakan maka dilaksanakan refleksi, yang
kemudian kembali ke proses perencanaan sampai pada saatnya tercapai apa yang ingin
dicapai didalam penelitian guna memperbaiki kualitas proses pembelajaran guru dan
siswa dan dilaksanakan secara berkesinambungan.
Siklus I
Dalam pelaksanaan siklus terdapat dua kali pertemuan, pada pertemuan
pertama pada siklus I materi yang disajikan adalah mengenal raja-raja dari kerajaan
Hindu, Budha, dan Islam yang pernah memerintah di Indonesia. Pada proses
pembelajaran pertama siklus I peneliti bekerja sama dengan teman sejawat guna
membantu untuk mendokumentasikan dan guru kelas sebagai observer dan peneliti
sebagai praktikan, pada pertemuan pertama siklus I praktikan melaksanakan proses
pembelajaran sesuai dengan RPP yang sudah didiskusikan dengan dosen pembimbing
dan guru kelas beserta praktikan. Secara garis besar proses pembelajaran berjalan
secara lancar dan sesuai dengan RPP, akan tetapi ada beberapa catatan penting yang
dituliskan oleh observer antara lain, 1) Praktikan terlihat kurang menguasai kelas,
dikarenakan praktikan sibuk dengan mengamati RPP dikarenakan tidak hafal langkah-
langkah dalam proses implementasi RPP. 2) Praktikan tidak menguasai RPP. 3) Secara
keseluruhan RPP telah dilaksanakan tetapi perlu diadakan perbaikan guna
memperlancar proses pembelajaran. Berdasarkan lembar observasi kegiatan guru
tingkat keberhasilan mencapai 74% dari total keseluruhan kegiatan guru.
Sedangkan kegiatan siswa terdapat catatan penting dari observer antara lain
siswa kurang terkoordinasi dalam proses pembelajaran, selain itu terdapat beberapa
langkah siswa yang tidak dilaksanakan oleh siswa antara lain adalah siswa aktif
didalam proses pembelajaran, dan siswa masih terkesan gaduh didalam proses
pembagian kelompok dan penomoran karena siswa kurang faham jalannya proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT. Secara keseluruhan
presentase keberhasilan mencapai (83%) dari jumlah keseluruhan kegiatan.Pada
pertemuan I peneliti melaksanakan evaluasi kegiatan, hasil dari evaluasi dilaksanakan
pada siklus I pertemuan II.
Pelaksanaan siklus I pertemuan II dengan materi sejarah kerajaan Hindu,
Budha dan Islam di Indonesia dalam proses pembelajaran menunjukkan kegiatan guru
dan siswa terdapat beberapa hal yang terabaikan antara lain, kegiatan guru masih ada
yang terlewatkan antara lain menyampaikan salam pembukaan, menyampaikan tujuan
pembelajaran. Secara keseluruhan proses pembelajaran berjalan dengan lancar.
Sedangkan kegiatan siswa yang tidak terlaksana adalah membalasa salam dari guru,
selain itu siswa berperan aktif didalam proses pembelajaran, karena peran aktif siswa
belum terlihat menonjol, siswa belum menanggapi jawaban siswa lain. Persentase
secara keseluruhan kegiatan guru mencapai 92% dari total keseluruhan dapat dikatakan
sangat baik. Sedangkan kegiatan siswa mencapai 88% dari total keseluruhan dari
persentase tersebut dapat dikatakan sangat baik.
Sedangkan hasil belajar siswa pada siklus I dapat disajikan dalam bentuk Table
3 sebagai berikut.
Ahmad Nafiq | 7
12
10
8
6
4
2
0
Belum
Tuntas
Tuntas
Kondisi Awal Jumlah
5 11
Siswa
Kondisi Awal Persentase
0 0
%
Siklus I Jumlah Siswa 9 7
Siklus I Persentase % 0 0 0
Siklus II
Dalam pelaksanaan siklus II terdiri dari dua pertemuan, pada pertemuan I siklus
II dengan materi Kerajaan Islam di Indonesia membahas mengenai Sultan Iskandar
Muda dan Sultan Hasanudin. Pada proses pembelajaran peneliti selaku praktikan
didampingi dengan teman sejawat guna mendokumentasikan kegiatan pembelajaran
dan guru kelas sebagai observer.
Berdasarkan hasil pengamatan observer langkah-langkah kegiatan guru sudah
terlaksana dengan baik, sesuai dengan langkah-langkah dalam RPP, akan tetapi guru
masih terlihat membuka RPP karena lupa langkah-langkahnya. Berdasarkan penilaian
observer praktikan telah mencapai ketuntasan sebesar 96% dari jumlah kegiatan secara
keseluruhan hal ini dapat dikategorikan mendekati sempurna. Sedangkan kegiatan
siswa masih terdapat kegiatan siswa yang tidak terlaksama amtara lain, masih terdapat
siswa kurang aktif didalam proses berfikir bersama, selain itu masih terdapat siswa
tidak mau menanggapi jawaban dari kelompok lain. Secara keseluruhan kegiatan siswa
tercapai sebesar 92% dari total keseluruhan kegiatan siswa.
Pertemuan II pada siklus II, pada pertemuan kedua kegiatan berjalan semakin
baik daripada pertemuan yang lalu, dari total keseluruhan kegiatan guru mencapai
persentase 96% dikarenakan praktikan melompati dan mengulang proses pembelajaran
dan kegiatan siswa mencapai 96% karena terdapat beberapa siswa yang tidak mau
Ahmad Nafiq | 9
memberikan pendapat dan sanggahan kepada kelompok lain, selain itu terdapat siswa
yang tidak berperan aktif didalam proses berfikir bersama.
Hasil belajar siswa pada siklus II dapat disajikan dalam Tabel 5sebagai berikut
Tabel 5 : Ketuntasan Belajar Siswa Kelas 4 SDN 2 Troko Tahun Ajaran
2017/2018 Siklus II
No. Ketuntasan Belajar Nilai Jumlah Siswa
Frekuensi Persentase (%)
1. Tuntas ≥ 70 14 87,5%
2. Belum Tuntas ˂ 70 2 12,5%
Jumlah 16 100%
Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah, 2017
Bersumber dari Tabel 5 dapat dicermati bahwa tingkat ketuntasan siswa pada
siklus II mencapai 14 siswa dari jumlah keseluruhan siswa 16 atau dalam bentuk
persen (87,5%) dan siswa yang tidak tuntas mencaoai KKM adalah 2 siswa atau
(12,5%). Berdasarkan nilai dari siklus II nilai rata-rata yang diperoleh secara klasikal
adalah 76,37 dan nilai tertinggi siswa adalah 90 dan nilai terendah adalah 65
Berdasarkan hasil belajar siswa siklus II kembali mengalami kenaikan hasil
belajar siswa.Perbandingan hasil belajar siswa siklus I dan siklus II dapat disajikan
dalam Tabel 6 dan Diagram 2.
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Tuntas Belum Tuntas
Siklus I Jumlah Siswa 9 7
Siklus I Persentase % 0 0 0
Siklus II Jumlah Siswa 14 2
Siklus II Persentase % 0 0
16
14
12
10
8
6
4
2
0 JumlahPersentasJumlahPersentasJumlahPersentas
Siswae %Siswae %Siswae %
Kondisi AwalSiklus ISiklus II
Tuntas 5 0 9 0 14 0
0
Belum Tuntas 11 0 7 0 2 0
Saran
Berdasarkan penelitian idealnya terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan
antara lain, 1) Guru hendaknya menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
pada mata pelajaran IPS maupun pada proses pembelajaran yang lain. 2) Hendaknya
guru menggunakan model-model pembelajaran sesuai dengan materi yang akan
disampikan, dengan kata lain lakukanlah analisis materi dan model pembelajaran
terlebih dahulu agar tidak salah memilih model yang tepat untuk menyampaikan materi
ajar.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Bijanti.2016. Peningkatan Kemampuan Menghargai Keragaman Suku Budaya
Indonesia Melalui Pembelajaran NHT.Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, 17 (4)
1-6
Gunawan, Rudy.2011. Pendidikan IPS: Filosofi,Kkonsep dan Aplikasi. Bandung
Alfabeta
Ibrahim, M, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif . Surabaya, Universitas Negeri
Surabaya.
Isjoni.(2008). Cooperative Learning.Bandung: Alfabeta.
Mana’a, Sriwinda, dkk (2014) Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS
Dengan Menggunakan Pembelajarn Kooperatif Tipe NHT di Kelas IV SDN
Lolong Kecamatan Tingankung Utara Kabupaten Baggai Kepulauan. Jurnal
Kreatif Tadulako Online, 3(3) 1-12
Suarsono, dkk. 2007. Pendidikan IPS (Pembelajaran IPS), Salatiga, Wisya Sari Pree
Salatiga.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung; PT.
Remaja Rosdakarya.
Trianto, (2009).Mendesain Pembelajaran Inovatif-Progresif.Jakarta: Kencana Prenada
Media Group