Anda di halaman 1dari 8

JPII 1 (1) (2012) 63-70

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia


http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU


DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASE
MELALUI LESSON STUDY

P. Rahayu*, S. Mulyani, S.S. Miswadi


Program Pascasarjana, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Diterima: 16 Januari 2012. Disetujui: 9 Februari 2012. Dipublikasikan: April 2012

ABSTRAK

Penerapan pembelajaran IPA terpadu sangat membutuhkan peranan dari guru. Lesson study adalah salah satu
dari banyak cara dimana guru dapat meningkatkan profesionalime mereka dalam pengajaran IPA secara terpadu.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Base, dimana siswa akan memecahkan masalah yang diberikan oleh guru dengan menggunakan metode
ilmiah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Base melalui
lesson study dapat membantu guru untuk mengembangkan seperangkat perangkat pembelajaran dan memberi-
kan pembelajaran yang lebih baik. Dapat diketahui dari peningkatan hasil observasi pada setiap tes dan nilai
rata-rata siswa dari tes pertama sampai ketiga. Kegiatan ilmiah dapat membantu siswa untuk memahami materi
IPA yang diberikan oleh guru, dan mereka dapat mendapatkan pemahaman yang menyeluruh.

ABSTRACT

The implementation of Integrated Science Learning needs teacher enough. Lesson study is one of many ways
which teachers can increase their profesionalism in teaching science Integratedly. The research aim to develop
integrated science learning is using the problem base learning model, in which students will solve problem, given
by teachers, using scientific methodes. The result of this research shows that the integrated science learning
with problem base learning model through lesson study activity can help teachers to develop sets of learning
equipment and give the better learning. It can be shown in the increasing observation result on every test and
the average students score from the first until the third tests. Students scientific working skill can help students
to understand the science material given untedly by the teacher so that they can get the complete understanding.

© 2012 Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNNES Semarang

Keywords: problem base model; lesson study

PENDAHULUAN IPA secara utuh. Selain itu, dalam penyampaian


IPA secara terpadu diperlukan suatu sarana yang
Pembelajaran IPA terpadu merupakan berupa model pembelajaran beserta perangkat
salah satu model implementasi kurikulum yang pembelajaran yang sesuai. Lesson study yang da-
dianjurkan untuk diaplikasikan di jenjang pendi- pat dijadikan salah satu metode untuk guru da-
dikan dasar yaitu SD dan SMP. Pelaksanaan pem- lam melakukan tukar pikiran dalam penyusunan
belajaran IPA terpadu membutuhkan profesiona- dan pengembangan rencana pembelajaran IPA
lisme guru yang memadai. Guru harus memiliki terpadu. Menurut Sudrajat (2008), lesson study
cukup ilmu dalam menyampaikan pengetahuan merupakan salah satu upaya untuk meningkat-
kan proses dan hasil pembelajaran yang dilaksa-
*Alamat korespondensi: nakan secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh
Email: ning_ppsun@yahoo.com
64 P. Rahayu dkk. / JPII 1 (1) (2012) 63-70

sekelompok guru. dan aktivitas belajar siswa, serta akan menjadi-


Lesson study perlu dilakukan di Indonesia, kan guru yang profesional dengan desain pelak-
karena upaya-upaya peningkatan kualitas pen- sanaan yang baik (Mustikasari, 2008). Tiga bagi-
didikan yang telah dilakukan pemerintah mela- an utama dari lesson study adalah bagian pertama,
lui berbagai program pelatihan guru, umumnya yaitu identifikasi tema penelitian (research theme),
sebatas untuk peningkatan pemahaman materi bagian kedua pelaksanaan sejumlah research les-
pelajaran, sedangkan pengenalan metode pembe- son yang akan mengeksplorasi research theme, dan
lajaran dilakukan terpisah dari materi pelajaran. bagian ketiga adalah refleksi proses pelaksanaan
Hal tersebut mempersulit guru untuk mengin- lesson study.
tegrasikan. Lesson study yang diterapkan sebagai Ilmu pengetahuan alam atau sains meru-
model bimbingan mahasiswa calon guru terbukti pakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam
dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa da- yang meliputi mahluk hidup dan mahluk tak hi-
lam menerapkan strategi pembelajaran (Rustono, dup atau sains tentang kehidupan dan sains ten-
2007). tang dunia fisik. Pengetahuan sains diperoleh dan
Melalui tiga tahapan yang ada dalam lesson dikembangkan dengan berlandaskan pada se-
study, yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (do) rangkaian penelitian yang dilakukan oleh sainstis
dan refleksi (see), guru yang berkolaborasi dalam dalam mencari jawaban pertanyaan” apa?”,
penyusunan rencana pembelajaran dapat saling ”mengapa?”, dan “bagaimana?” dari gejala-geja-
bertukar pikiran untuk mendapatkan solusi un- la alam serta penerapannya dalam teknologi dan
tuk permasalahan yang dihadapi. kehidupan sehari-hari.
Pengembangan pembelajaran IPA terpadu Pendidikan sains menekankan pada pem-
ini dikolaborasikan dengan model pembelaja- berian pengalaman langsung untuk mengem-
ran berbasis masalah atau Problem Base Learning bangkan kompetensi agar siswa mampu menje-
(PBL). Pada model pembelajaran berbasis masa- lajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
lah, pembelajaran dilaksanakan dengan menyaji- Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu
kan suatu permasalahan kepada siswa, dan siswa dan melakukan sesuatu sehingga dapat memban-
diminta untuk menyelesaikan masalah tersebut. tu siswa untuk memperoleh pemahaman yang
Penyelesaian suatu masalah yang berkaitan de- lebih mendalam tentang alam sekitar. Oleh ka-
ngan IPA dilakukan melalui suatu metode il- rena itu, pendekatan yang diterapkan dalam me-
miah. Pelaksanaan metode ilmiah ini menuntut nyajikan pembelajaran sains adalah memadukan
siswa untuk melakukan suatu kerja ilmiah, se- antara pengalaman proses sains dan pemahaman
hingga pembelajaran dengan berbasis masalah produk sains dalam bentuk pengalaman langsung
memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat (Depdiknas, 2002).
meningkatkan ketrampilan kerja ilmiahnya. Kerja ilmiah merupakan langkah-langkah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di metode ilmiah yang dilakukan oleh ilmuwan da-
latar belakang permasalahan, pokok permasala- lam mencari pemecahan dari suatu permasala-
han dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana han. Berawal dari suatu permasalahan, ilmuwan
mengembangkan pembelajaran IPA terpadu me- akan mencari pemecahan masalah dengan ber-
lalui lesson study? 2) Apakah pembelajaran IPA landaskan pada teori, hipotesis dan sistematika.
terpadu yang dikolaborasikan dengan model Dalam mencari pemecahan, dilakukan dengan
Problem Base Learning dapat meningkatkan ke- melakukan observasi, kemudian menyusun hi-
trampilan kerja ilmiah dan hasil belajar siswa? potesis dari hasil observasi tersebut, dan men-
Berdasarkan rumusan masalah di atas, guji hipotesis dengan melakukan eksperimen
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk memperoleh data. Data akan diolah dan
adalah: 1) untuk mendapatkan model pembela- diperoleh kesimpulan yang kemudian kesimpu-
jaran IPA terpadu dengan berbasis masalah yang lan tersebut diuji lagi dengan eksperimen yang
paling tepat melalui lesson study, sehingga dapat berulang-ulang dengan menunjukkan hasil yang
meningkatkan kerja ilmiah siswa. 2) mengetahui sama membuktikan bahwa kesimpulan yang di-
efektifitas model pembelajaran IPA terpadu yang buat adalah benar, sehingga dapat diterima ke-
dikolaborasikan dengan model Problem Base Lear- benarannya dan dapat dianggap sebagai suatu
ning dalam meningkatkan ketrampilan kerja ilmi- teori atau hukum.
ah dan hasil belajar siswa. Pembelajaran IPA di sekolah dapat me-
Lesson study merupakan suatu kegiatan nerapkan metode ilmiah dengan membiasakan
yang dilakukan oleh guru dengan saling bekerja- siswa melakukan kerja ilmiah. Menghadapkan
sama merencanakan kegiatan untuk meningkat- siswa pada suatu permasalahan untuk mencari
kan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru pemecahannya, dapat memotivasi siswa untuk
P. Rahayu dkk. / JPII 1 (1) (2012) 63-70 65

melakukan kerja ilmiah dengan menerapkan me- pembelajaran berbasis masalah, dengan cara sis-
tode ilmiah. Adapun rumusan metode ilmiah, wa diharuskan untuk melakukan investigasi au-
antara lain melakukan observasi atau pengama- tentik yang berusaha menemukan solusi nyata
tan terhadap lingkungan sekitar, merumuskan untuk masalah yang nyata.
masalah dari hasil observasi, merumuskan suatu Selanjutnya, siswa menganalisis dan me-
hipotesis yang merupakan jawaban sementara netapkan masalah, kemudian mengembangkan
dari masalah yang dihadapi, kemudian meran- hipotesis dan membuat prediksi, mengumpulkan
cang suatu eksperimen untuk untuk menguji hi- dan menganalisis informasi, melaksanakan eks-
potesis dan melaksanakan rancangan eksperimen perimen, membuat inferensi dan menarik kesim-
untuk mendapatkan data, selanjutnya data hasil pulan. Produksi artefak dan exhibit, yaitu siswa
eksperimen dianalisis dan menarik suatu kesim- dituntut untuk membuat produk tertentu berben-
pulan yang pembuktian dari hipotesis. tuk karya nyata atau peragaan yang kemudian
Suatu kesimpulan yang telah diuji lagi didemonstrasikan kepada teman-teman lainnya.
dengan eksperimen dan menunjukkan hasil yang Kolaborasi, diterapkan pada pembelajaran ber-
sama, dapat disebut sebagai teori atau konsep. basis masalah yang dicirikan dengan adanya
Langkah terakhir dalam metode ilmiah adalah kerja sama antar siswa dalam bentuk kelompok
melaporkan hasil kerja ilmiahnya secara keselu- atau berpasang-pasangan. Pembelajaran berbasis
ruhan mulai dari rumusan masalah hingga hasil masalah dirancang untuk membantu siswa me-
dari eksperimen yang berupa kesimpulan. ngembangkan ketrampilan berpikir, ketrampilan
Pembelajaran terpadu merupakan suatu menyelesaikan masalah dan ketrampilan intelek-
pendekatan belajar mengajar yang melibatkan tualnya serta menjadi pelajar yang mandiri.
beberapa bidang studi untuk memberikan pe- Pelaksanaan pembelajaran dengan meng-
ngalaman bermakna kepada anak didik. Dengan gunakan model Problem Base Learning setidaknya
pendidikan terpadu, anak akan memahami kon- memenuhi beberapa karakteristik, diantaranya
sep-konsep yang mereka pelajari itu melalui pen- dalam proses pembelajaran harus dimulai de-
gamatan langsung dan menghubungkan dengan ngan adanya permasalahan; isi dan pelaksanaan
konsep lain yang mereka pahami. Pembelajaran pembelajaran harus dapat menarik perhatian sis-
terpadu dapat diawali dengan suatu pokok baha- wa, guru hanya bertindak sebagai pemandu da-
san atau tema tertentu yang kemudian dikaitkan lam kelas, siswa diberi waktu untuk berfikir atau
dengan pokok bahasan lain melalui suatu perne- mencari informasi untuk mendapatkan jawaban
canaan yang baik, sehingga menciptakan suatu dari permasalahan dan dalam proses pembela-
pembelajaran yang lebih bermakna. Pembelaja- jaran tersebut kekreatifan mereka dalam berfikir
ran IPA terpadu merupakan model pembelajaran harus dapat didorong, menciptakan situasi bela-
IPA yang mengemas IPA secara utuh meliputi jar yang nyaman dan santai untuk mengembang-
biologi, fisika, kimia. Dalam pembelajaran IPA kan kemampuan siswa dalam berfikir dan men-
terpadu, suatu tema dibahas dari sudut pandang cari jawaban dari permasalahan secara mandiri
atau kajian, baik biologi, fisika maupun kimia, (Akinoglu & Tandogan, 2007).
sehingga siswa dapat mempelajari IPA secara ke-
seluruhan dari suatu tema. METODE
Model pembelajaran berbasis masalah
(Problem Base Learning) hasil karya John Dewey Jenis penelitian yang digunakan adalah
ini mendorong guru untuk melibatkan siswa di- penelitian dan pengembangan pendidikan (Edu-
berbagai proyek berorientasi masalah dan mem- cation Research and Development), yaitu mengem-
bantu mereka menyelidiki suatu permasalahan. bangkan pembelajaran IPA terpadu dengan
Adapun karakter-karakter dari pembalajaran model pembelajaran berbasis masalah melalui
berbasis masalah yang dikemukakan oleh Arends kegiatan lesson study. Penelitian ini dilakukan me-
(2008), antara lain adanya pertanyaan atau masa- lalui dua tahapan yaitu tahap pra pengembangan
lah perangsang, pembelajaran berbasis masalah dan tahap pengembangan. Tahap pengembangan
mengorganisasikan pengajaran diseputar perta- dilakukan melalui tiga proses uji coba untuk men-
nyaaan dan masalah yang penting dan bermakna dapatkan produk yang berupa perangkat pembe-
bagi siswa. lajaran IPA terpadu dengan model Problem Base
Pembelajaran berfokus pada interdisipliner Learning yang siap digunaan untuk pembelajaran
atau keterkaitan antar-disiplin, meskipun berba- IPA di SMP. Adapun subyek uji coba pada pe-
sis pada suatu masalah tetapi dapat dipusatkan nelitian ini adalah siswa kelas VII sebanyak tiga
pada subyek tertentu seperti IPA, matematika, kelas di SMP 16 Semarang pada semester genap
sejarah atau yang lainnya. Investigasi autentik, tahun ajaran 2008/2009.
66 P. Rahayu dkk. / JPII 1 (1) (2012) 63-70

Teknik pengumpulan data pada penelitian servasi sikap ilmiah dari tiap kelas uji coba dapat
ini antara lain dengan melakukan observasi ak- dilihat pada Tabel 3. Rata-rata hasil belajar siswa
tivitas siswa, untuk mengetahui keaktifan siswa pada kelas uji coba pertama, ke dua dan ke tiga
selama proses pembelajaran; melakukan tes un- memperlihatkan adanya peningkatan yang dapat
tuk mengetahui hasil belajar siswa; dan meninjau dilihat pada Tabel 4 dan Gambar 1.
lembar refleksi kegiatan lesson study untuk menge- Berdasarkan hasil observasi keterampilan
tahui peningkatan perangkat pembelajaran yang kerja ilmiah siswa dalam mengikuti pembelaja-
dikembangkan. Teknik analisis data yang digu- ran IPA terpadu dengan model Problem Base Lear-
nakan dalam penelitian ini adalah analisa seca- ning menunjukkan adanya peningkatan dari kelas
ra deskriptif untuk menganalisis pengembangan pertama hingga kelas ke tiga. Peningkatan kete-
pembelajaran IPA dan hasil observasi aktivitas rampilan kerja ilmiah tersebut diiringi dengan
siswa, hasil tes siswa dianalisis menggunakan peningkatan prestasi belajar yang ditunjukkan
uji ANOVA satu jalur. Keefektifan pembelaja- dengan meningkatnya rata-rata nilai tes pada tiap
ran IPA terpadu dengan model PBL terhadap kelas yang dilakukan setelah proses pembelajaran
keterampilan kerja lmiah siswa dan hasil belajar dilaksanakan.
siswa dianalisa dengan membandingkan hasil ob- Peningkatan keterampilan kerja ilmiah
servasi keterampilan kerja ilmiah dan nilai rata- dan hasil tes siswa merupakan bukti bahwa pene-
rata dari ke tiga kelas uji coba. rapan model pembelajaran Problem Base Learning
pada pembelajaran IPA terpadu SMP yang di-
HASIL DAN PEMBAHASAN kembangkan melalui Lesson Study dapat dilaksa-
nakan secara efektif. Penggunaan model Problem
Penelitian pengembangan IPA terpadu Base Learning pada pembelajaran IPA secara ter-
dengan model Problem Base Learning melalui les- padu ini dapat menciptakan kondisi belajar yang
son study ini menghasilkan perangkat pembela- berpusat pada keaktifan siswa sehingga siswa da-
jaran yang terdiri atas RPP IPA terpadu berba- pat mengkonstruksi pengetahuaannya serta da-
sis masalah yang dibuat secara tematik dengan pat mengintegrasikan pelajaran yang didapatkan
mengangkat tema “Pencemaran Limbah Rumah di sekolah dengan kehidupan sehari-hari (Akcay,
Tangga”, dari tema tersebut disusun RPP untuk 2009).
3 kali pertemuan yang masing-masing pertemu- Pemberian suatu permasalahan serta pro-
an dilaksanakan selama 2 X 40 menit. Tiap-tiap ses mencari jawaban dalam pembelajaran dapat
RPP mengangkat satu topik, RPP satu mengang- membantu siswa untuk dapat lebih mudah me-
kat topik “Mengapa Lingkungan Kita Dapat ngingat materi yang dipelajari, sehingga siswa
Tercemar?”, RPP dua mengangkat tema “Bagai- dapat lebih memahami materi (Phee, 2002). Pada
mana efek limbah rumah tangga bagi organisme penelitian ini pembelajaran IPA terpadu dilaksa-
air?”, RPP tiga yang mengangkat topik “Bagai- nakan secara laboratoris dengan mengangkat per-
mana peran manusia terhadap pencemaran dan masalahan-permasalahan yang dapat dipecahkan
penanggulangannya?”. Petunjuk praktikum yang melalui penelitian-penelitian di laboratorium.
dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari Penelitian yang dilakukan oleh siswa di-
dua kegiatan praktikum. Petunjuk praktikum pandu oleh guru, memberikan suatu pengalaman
pertama berjudul “Mengapa lingkungan kita da- langsung kepada siswa untuk menemukan sendiri
pat tercemar?”. Petunjuk praktikum yang ke dua penyebab dari permasalahan melalui suatu proses
berjudul “Bagaimana efek limbah rumah tangga kerja ilmiah yang meliputi keterampilan dalam
bagi organisme air?”. Bahan Ajar IPA Terpadu melakukan observasi, merumuskan masalah, me-
dibuat dengan melakukan pembahasan materi rumuskan hipotesis, merancang dan melakukan
IPA meliputi Biologi, Fisika dan Kimia secara eksperimen, menyimpulkan hasil eksperimen,
terpadu. menyusun laporan serta mengkomunikasikannya
Lesson study pada tahap see menghasilkan (Depdiknas, 2002). Kegiatan belajar di labora-
beberapa refleksi yang disampaikan oleh anggota torium memberi kesempatan pada siswa untuk
tim lesson study yang dapat dilihat pada Tabel 1. mempergunakan peralatan dan bahan-bahan
Hasil observasi terhadap aktivitas siswa untuk dapat menyusun suatu pengetahuan dari
yang berkaitan dengan ketrampilan kerja ilmiah fenomena yang ditemukan dan menghubungkan-
pada tiap-tiap tahap uji coba memperlihatkan nya dengan konsep-konsep ilmu yang ada (Hofs-
adanya peningkatan keterampilan kerja ilmiah tein & Naaman, 2007). Melalui kegiatan tersebut
serta sikap ilmiah siswa. Tabel 2 menunjukkan siswa dapat secara mandiri menemukan jawaban
persentase hasil observasi keterampilan kerja il- dari permasalahan yang diberikan oleh guru dan
miah dari tiap kelas uji coba. Persentase hasil ob- siswa dapat menyusun sendiri pengetahuan yang
Tabel 1. Hasil Refleksi Kegiatan Lesson Study Pada Setiap Pelaksanaan RPP

RPP Kelas pertama Kelas ke dua Kelas ke tiga


1. Pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan 1. Pembelajaran berlangsung sesuai dengan
1. Proses pembelajaran melebihi batas waktu waktu yang tersedia waktu yang tersedia
2. 40% siswa mampu melakukan observasi pada 2. Kemampuan observasi siswa bagus 2. Kamampuan observasi siswa bagus
RPP 1 obyek dengan baik 3. Siswa cukup aktif mengikuti pelajaran dan 3. 95% siswa aktif dan antusias mengikuti
(“Mengapa 3. 60% besar siswa tidak konsentrasi terhadap hanya sebagian kecil yang mengabaikan pelajaran
Lingkungan pelajaran perintah guru 4. 80% siswa berani mengajukan pertanyaan
Kita Dapat 4. Hanya sedikit siswa yang aktif menjawab 4. Siswa mulai berani untuk terbuka pada guru dan menjawab pertanyaan guru
Tercemar?”) pertanyaan dan siswa lain, terlihat dari keberanian beberapa 5. Sebagian besar siswa mengerjakan LKS
5. 60% siswa tidak mengerjakan LKS secara anak menyampaikan pertanyaan pada guru dengan tuntas
tuntas atau pada teman sekelompok
5. 75% siswa mengerjakan LKS dengan tuntas
1. 90% siswa mampu mempergunakan alat

P. Rahayu dkk. / JPII 1 (1) (2012) 63-70


1. 50% siswa tidak mampu menggunakan dengan baik seperti termometer, lakmus
1. 80% siswa mampu mempergunakan alat dan indikator unversal
beberapa alat dengan baik seperti termometer,
dengan baik seperti termometer, lakmus dan 2. Semua siswa membawa alat yang telah
lakmus dan indikator universal.
indikator universal ditugaskan
2. Beberapa kelompok tidak membawa alat yang
2. Tidak ada siswa yang tidak membawa alat yang 3. 90% siswa berani bahkan dengan
diperlukan (stoples)
RPP 2 telah ditugaskan antusias meminta bergantian pada teman
3. Dalam kerja kelompok hanya 1 hingga 2 dari
(“Bagaimana 3. 70% siswa berani mencoba melakukan sekelompok untuk melakukan percobaan
6 atau 7 siswa yang aktif dan berani mencoba
Efek Limbah percobaan tanpa ragu-ragu 4. Tiap-tiap kelompok telah melakukan
dalam kegiatan praktikum
Rumah 4. Tiap-tiap kelompok telah dapat membagi tugas pembagian tugas pada masing-masing
4. Beberapa anak tampak kurang serius mengikuti
Tangga Bagi dengan baik pada masing-masing anggota, anggotanya dalam melakukan percobaan
praktikum, justru bermain sendiri
Organisme meskipun ada beberapa kelompok yang belum 5. Hampir setiap anggota kelompok
5. 60% siswa kurang cekatan dalam melakukan
Air?”) melakukannya melakukan pengamatan pada obyek
praktikum
5. Sebagian siswa cukup teliti dan rajin dalam penelitian secara bergantian
6. 60-65% siswa kurang bertanggung jawab
melakukan pengamatan pada obyek penelitian 6. Siswa telah mampu membuat sistematika
karena dalam 1 kelompok hanya 2 atau 3 siswa
6. Siswa kurang terampil dalam membuat laporan dengan baik hanya masih banyak
saja yang memiliki kesadaran sendiri untuk
hipotesis dan analisa data. yang belum bisa membuat analisa data
melakukan pengamatan pada obyek penelitian.
dengan baik.
1. Semua kelompok telah menyelesaikan 1. Semua kelompok telah menyelesaikan
1. Beberapa kelompok belum menyelesaikan laporannya laporannya
RPP 3 laporannya 2. 60% siswa telah mampu membuat 2. Siswa dapat membuat laporan sesuai
(“Bagaimana 2. Sebagian besar siswa kurang terampil dalam permasalahan dengan baik, tetapi sebgian sistematika laporan dengan baik dan
Peran Manu- menyusun laporan. Antaralain membuat belum dapat menyusun hipotesis dan analisa menyajikan dalam tulisan yang cukup baik
sia Terhadap permasalahan, membuat hipotesis, menganalisa data dengan baik 3. Hampir semua perwakilan kelompok
Pencemaran & data dan membuat kesimpulan. 3. Beberapa siswa dari perwakilan kelompok berani menyampaikan laporannya tanpa
Penanggulan- 3. Siswa kurang berani dalam menyampaikan berani dengan sukarela tanpa diminta untuk ditunjuk oleh guru
gannya?”) laporannya ke teman-temannya secara lisan menyampaikan laporan secara lisan 4. 60% siswa berani bertanya pada guru dan

67
4. 50% siswa kurang aktif dalam diskusi kelas 4. Hampir 50% siswa berani menjawab pertanyaan aktif menjawab pertanyaan.
guru atau bertanya kepada guru.
Tabel 2. Persentase Penilaian Keterampilan Kerja Ilmiah Siswa Pada Tiap Kelas Uji Coba

Persentase Skor
Kelas Pertama Kelas Ke Dua Kelas Ke Tiga
Keterampilan Kerja Ilmiah
Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
Melakukan observasi 0 0 68,4 31,6 0 0 35 65 0 0 10,8 89,2
Merumuskan masalah 0 57,9 42,1 0 0 10 77,5 12,5 0 2,7 51,3 46
Merumuskan hipotesis 0 52,6 15,8 31,6 0 0 75 25 0 0 48,6 51,4
Merancang eksperimen 0 63,2 36,8 0 0 12,5 77,5 10 0 0 78,4 21,6
Melakukan eksperimen 0 36,9 60,5 2,6 0 0 30 70 0 0 32,4 67,6
Menganalisa hasil eksperimen 0 18,4 47,4 34,2 0 0 42,5 57,5 0 0 40,5 59,5
P. Rahayu dkk. / JPII 1 (1) (2012) 63-70

Membuat kesimpulan 0 0 63,2 36,8 0 0 65 35 0 0 54,1 45,9


Menyusun laporan 0 55,3 44,7 0 0 0 37,5 62,5 0 0 54,1 45,9
Mengkomunikasikan hasil
0 39,5 60,5 0 0 0 57,5 42,5 0 0 51,4 48,6
penelitian

Tabel 3. Persentase Penilaian Sikap Ilmiah Siswa Pada Tiap Kelas Uji Coba

Persentase Skor
Kelas Pertama Kelas Ke Dua Kelas Ke Tiga
Sikap Ilmiah
Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
Rasa ingin tahu 0 2,6 50 47,4 0 0 45 55 0 0 27 73
Kritis 0 26,3 52,6 21,1 0 20 37,5 37,5 0 0 54,1 45,9
Obyektif 0 0 73,7 26,3 0 0 55 45 0 0 40,5 59,5
Tekun 0 26,3 39,5 34,2 0 17,5 32,5 50 0 0 45,9 54,1
Terbuka 0 2,6 63,2 34,2 0 0 65 35 0 0 45,9 54,1
Jujur 0 18,4 57,9 23,7 0 0 70 30 0 0 40,5 59,5
Bekerja sama 0 13,2 21 65,8 0 0 25 75 0 0 18,9 81,1
Disiplin 0 60,5 34,2 5,3 0 0 70 30 0 0 35,1 64,9
Tanggung jawab 0 23,7 36,8 5,26 0 0 55 45 0 0 45,9 54,1
Teliti 0 5,3 81,6 13,2 0 5 70 25 0 0 59,5 40,5
68
P. Rahayu dkk. / JPII 1 (1) (2012) 63-70 69

Tabel 4. Rata-Rata Hasil Belajar Siswa

Kelas Rata-Rata Nilai Hasil Belajar


Pertama 7,06
Ke dua 7,46
Ke tiga 8,32

8.6
8.4
8.2
8
7.8
7.6 Kelas Pertama
7.4 Kelas Kedua
7.2
7 Kelas Ketiga
6.8
6.6
6.4
Rata-Rata Nilai Hasil Belajar

Gambar 1. Rata-rata Nilai Hasil Belajar

dia dapatkan, sehingga pengetahuan yang di- LKS, alat evaluasi, bahan ajar hingga kemampu-
dapatkan akan lebih kuat dalam ingatan siswa. an dalam menyampaikan materi di kelas. Hasil
Model pembelajaran Problem Base Learning sangat pengamatan tim lesson study saat proses uji coba
mendukung dalam peningkatan sikap ilmiah sis- di kelas yang kemudian disampaikan dalam ta-
wa dalam melaksanakan pembelajaran yang di- hap see, membantu guru untuk memperbaiki
lakukan dengan metode inkuiri (Winanti, 2009). perangkat pembelajaran yang telah disusun. Pe-
Peningkatan sikap ilmiah sangat mendukung pe- rangkat pembelajaran yang semakin baik sangat
ningkatan keterampilan kerja ilmiah, penerapan mendukung kemampuan guru untuk mencip-
model Problem Base Learning dalam pembela- takan pembelajaran yang efektif sehingga siswa
jaran IPA terpadu juga memperlihatkan adanya dapat belajar dalam suasana pembelajaran yang
peningkatan keterampilan kerja ilmiah siswa. ilmiah dan mampu memahami materi dengan
Pengembangan pembelajaran IPA terpadu baik, dengan begitu kemampuan ilmiah dan pres-
dengan model Problem Base Learning dilakukan tasi belajar dapat ditingkatkan.
melalui kegiatan lesson study yang merupakan sa- Kegiatan lesson study bertujuan untuk
lah satu model pelatihan keprofesionalan guru. meningkatkan profesionalisme guru melalui
Lesson study melibatkan beberapa guru IPA dan perbaikan cara mengajar dan meningkatkan pe-
tim ahli IPA dari universitas. Lesson study diawali ngetahuan (Cerbin & Bryan, 2006). Pengamatan
dengan workshop terhadap guru, bertujuan un- terhadap kegiatan belajar siswa, bertujuan untuk
tuk mengenalkan ”apa?”, “mengapa?” dan “ba- mengetahui metode pengajaran atau cara menga-
gaimana?” lesson study dilaksanakan. Setelah itu jar yang dilakukan oleh guru dapat membelajar-
tim lesson study yang terdiri atas guru dan tim ahli kan siswa atau tidak, sehingga dari pengamatan
bekerja bersama-sama melaksanakan tahapan-ta- terhadap siswa dapat digunakan untuk mengorek-
hapan dalam lesson study (Karim, 2006). Kegiatan si dan memperbaiki metode pembelajaran yang
lesson study dilakukan dengan melalui tiga tahap digunakan. Kegiatan lesson study memberikan
yaitu tahap plan, do dan see (Susilo dkk, 2009). dampak cukup besar bagi para guru, hal tersebut
Lesson Study yang dilaksanakan oleh guru dibuktikan dengan meningkatnya kemampuan
IPA SMP dan tim ahli sangat membantu guru guru yang telah mengikuti kegiatan diklat lesson
dalam meningkatkan kemampuannya dalam study dalam menyusun RPP dengan menerapkan
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, model pembelajaran yang relevan, serta mampu
70 P. Rahayu dkk. / JPII 1 (1) (2012) 63-70

melaksanakan pembelajaran berpedoman pada ing Teaching. International journal of teaching


RPP yang telah dibuat, dan setelah mengkuti di- and learning in higher education, 18 (3): 250-257
klat lesson study guru mampu membimbing guru Hofstein, A. & Naaman, R.M. 2007. The laboratory in
lain dalam merencanakan dan melaksanakan les- science education the state of the art. Chemistry
education research and practice, 8 (2): 105-107
son study (Mulyana, 2008).
Karim, M.A. 2006. Implementation of lesson study for
improving the quality of mathematics instruc-
PENUTUP tion in Malang. Tsukuba journal of educational
study in mathematics, 25: 67-73
Berdasarkan hasil penelitian dapat disim- Mustikasari, A. 2008. Menuju Guru Yang Profesional Me-
pulkan bahwa pembelajaran IPA terpadu dapat lalui Lesson Study. Semarang. http://edu-articles.
dikembangkan dengan baik melalui lesson study, com/menuju-guru-yang-profesional-melaui-lesson-
yaitu melalui langkah-langkah diantaranya: mem- study/. 3 September 2008
bentuk tim lesson study; melakukan tahap pra Mulyana, S. 2008. Dampak Pendidikan Dan Pelatihan
pengembangan, yaitu tahap pembuatan desain Lesson Study Terhadap Guru-Guru. Artikel Ha-
sil Penelitian. LPMP Jawa Barat
model pemelajaran; dilanjutkan ke tahap pe-
Phee, A.D.Mc. 2002. Problem base learning in initial
ngembangan dengan mengujicobakan desain mo- teacher education: taking agenda forward. Jour-
del pembelajaran sebanyak tiga kali uji coba dan nal of education enquiry, 3 (1): 60-74
melakukan perbaikan model pembelajaran sesuai Rustono, E.H.M. Abdul Muin. 2007. Lesson Study Se-
dengan hasil refleksi hingga didapatkan model bagai Model Bimbingan Mahasiswa PGSD Pada
pembelajaran yang siap digunakan. Pembelaja- Program Pengalaman Lapangan Di Sekolah Dasar.
ran IPA terpadu yang dikolaborasikan dengan Penelitian Pembinaan. Fakultas Ilmu Pendidi-
model problem base learning dapat meningkatkan kan UPI
keterampilan kerja ilmiah siswa dan hasil belajar Sudrajat, A. 2008 . Lesson Study untuk Meningkat-
kan Proses dan Hasil Pembelajaran.Semarang.
siswa secara efektif.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/
02/22/lesson-study-untuk-meningkatkan-proses-
DAFTAR PUSTAKA
dan-hasil-pembelajaran/. 3 September 2008
Susilo, H. dkk. 2009. Lesson Study Berbasis Sekolah.
Akcay, B. 2009. Problem base learning in science edu-
Malang: Banyumedia Publishing
cation. Journal of Turkish Education, 6 (1): 26-35
Winanti, S. 2009. Pembelajaran IPA Berbasis Masalahan
Akinoglu, O. & Tandogan, R.O. 2007. The effects of
Melalui Inkuiri Terbimbing Dan Inkuiri Bebas Ter-
problem based learning in science education on
modifikasi Ditinjau Dari Sikap Ilmiah Dan Krati-
students academic achievement, attitude and
vitas Siswa. (Tesis). Surakarta: Program Studi
concept learning. Eurasia journal of mathematics,
Pendidikan Sains Program Pasca Sarjana Uni-
sciense & technology education, 3 (1): 71-81
versitas Sebelas Maret
Cerbin, W & Kopp, B. 2006. Lesson Study a Model For
Building Pedagogical Knowledge and Improv-

Anda mungkin juga menyukai