Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pendidikan terjadi proses belajar mengajar antara guru sebagai

pendidikan dan siswa sebagai peserta didik. Berhasil tidaknya belajar mengajar,

tentu melibatkan banyak faktor pendukung, akan tetapi yang terpenting adalah

bagaimana seorang pendidik (guru) dapat menjalankan tugas dan fungsinya

sebagai pengajar dengan memilih dan menentukan metode yang tepat dalam

belajar mengajar di kelas serta penguasaan materi pelajaran.

Pembelajaran di sekolah cenderung sangat teoretik dan tidak terkait

dengan lingkungan di mana anak berada. Akibatnya peserta didik tidak mampu

menerapkan apa yang dipelajari di sekolah guna memecahkan masalah kehidupan

yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan seakan mencabut peserta

didik dari lingkungannya sehingga menjadi asing di masyarakatnya sendiri (Najid,

2002).

Dari komparasi internasional, mutu pendidikan di Indonesia juga kurang

menggembirakan. Human Development Index (HDI) Indonesia menduduki

peringkat 102 dari 106 negara yang disurvai, satu peringkat di bawah Vietnam.

Survai the Political Economic Risk Consultation (PERC) melapokan Indonesia

berada di peringkat ke 12 dari 12 negara yang disurvai, juga satu peringkat di

bawah Vietnam. Hasil studi the Third International Mathematics and Science

Study-Repeat (TIMSS-R 1999) melaporkan bahwa siswa SLTP Indonesia

menempati peringakt 32 untuk IPA dan 34 untuk Matematika, dari 38 negara yang

1
2

disurvai di Asia, Australia, dan Afrika (Depdiknas, 2001).

Metode mengajar yang tepat sangat berperan dalam membantu siswa

untuk memahami materi yang disampaikan. Bahkan siswa akan semakin

bersemangat dan merasa senang untuk belajar bila metode mengajar guru sangat

menarik dan mudah difahami. Sebaliknya bila metode yang digunakan tidak

menarik, sukar dimengerti justru membosankan bagi siswa.

Tiap usaha mengajar sebenarnya ingin menumbuhkan, mengembangkan

dan menyempurnakan pola tingkah laku tertentu dalam diri peserta didik. Yang

dimaksud pola tingkah laku adalah kerangka dasar dari sejumlah kegiatan yang

lazim dilaksanakan manusia untuk bertahan hidup dan untuk memperbaiki mutu

hidupnya dalam situasi nyata. Kegiatan itu bisa berupa kegiatan rohani, misalnya

mengamati, menganalisa, menilai keadaan dengan daya nalar. Bisa juga berupa

kegiatan jasmani yang dilakukan dengan tenaga dan keterampilan fisik.

Di samping menumbuhkan dan menyempurnakan pola tingkah, pengajaran

juga menumbuhkan kebiasaan, kesiap-siagaan dalam diri untuk menyiapkan atau

melakukan yang sama atau serupa atas dasar yang lebih mudah, tanpa mengetes

atau memboroskan tenaga. Kebiasaan akan tumbuh justru apabila kegiatan

manusia yang rohani maupun jasmani dilakukan berulangkali dengan sadar dan

penuh perhitungan (Mansyur, 1995). Terdapat banyak jenis metode yang dapat

diterapkan dalam belajar mengajar tetapi dalam penulisan ini penulis

mengetengahkan satu metode yaitu metode pembelajaran Means-Ends Analysis

(MEA) dalam hubungannya meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya pada

mata pelajaran IPA Biologi.

Metode pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) adalah variasi dari

pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan sintaks: sajikan materi dengan


3

pendekatan pemecahan masalah berbasis heuristic, elaborasi menjadi sub-sub

masalah yang lebih sederhana, identifikasi perbedaan, susun sub-sub masalah

sehingga terjadli koneksivitas, pilih strategi solusi. Sedangkan menurut pendapat

lain merupakan metode pengajaran dengan jalan melatih anak-anak terhadap

bahan pelajaran yang sudah diberikan (Zuhairini, 1983).

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan metode pembelajaran

Means-Ends Analysis (MEA) terhadap peningkatan motivasi belajar siswa perlu

dilakukan penelitian. Karena motivasi belajar adalah hal yang sangat penting dan

harus dimiliki oleh setiap siswa karena salah satu faktor yang mendukung

keberhasilan siswa adalah motivasi (Intrinsik dan Ekstrinsik). Tanpa motivasi ini

maka semua upaya guru untuk mewujudkan tujuan pendidikan tidak akan tercapai

secara optimal.

Penulis tertarik mengangkat judul: pengaruh penerapan pembelajaran

Means-Ends Analysis (MEA) terhadap motivasi dan prestasi belajar biologi siswa

SMPN 11 kota bima tahun pelajaran 2009/2010.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: adakah pengaruh penerapan

pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) terhadap motivasi dan prestasi belajar

biologi siswa SMPN 11 kota bima tahun pelajaran 2009/2010?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui pengaruh

penerapan pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) terhadap motivasi dan


4

prestasi belajar biologi siswa SMPN 11 kota bima tahun pelajaran 2009/2010.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut:

1. Untuk menambah wawasan ilmu mata pelajaran Biologi khususnya yang

berkaitan dengan metode mengajar IPA Biologi.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para pendidik dalam

rangka meningkatkan mutu pendidikan khususnya bagaimana penerapan

metode yang tepat dalam mengajar IPA Biologi agar dapat dimengerti dan

difahami oleh peserta didik melalui penerapan pembelajaran Means-Ends

Analysis (MEA).

E. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh penggunaan

pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) terhadap motivasi dan prestasi belajar

biologi siswa kelas VII SMPN 11 Kota Bima.

F. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari perbedaan pengertian dan penafsiran terhadap judul

penelitian ini, maka peneliti memandang perlu memberikan batasan istilah sebagai

berikut:

1. Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) adalah variasi dari

pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan sintaks: sajikan materi

dengan pendekatan pemecahan masalah berbasis heuristic, elaborasi menjadi

sub-sub masalah yang lebih sederhana, identifikasi perbedaan, susunan sub-

sub masalah sehin-gga terjadli koneksivitas, mendapatkan suatu solusi dalam

memecahkan maslah.
5

2. Motivasi belajar adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk

bertindak melakukan sesuatu. (Nasution, 1987). Berdasarkan pengertian

motivasi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah

sebagai suatu proses penyediaan kondisi-kondisi siswa dalam melakukan

sesuatu aktivitas belajar untuk melakukan sesuatu guna tercapai suatu

tujuan tertentu.

3. Prestasi belajar biologi adalah hasil belajar yang dicapai siswa dari aspek

kognitif yang berupa nilai atau angka.

4. Mata Pelajaran Biologi adalah mata pelajaran ilmu pengetahuan alam

tentang segala sesuatu yang mencakup segala aspek kehidupan organisme atau

makhluk hidup yang diajarkan di SMPN 11 Kota Bima.


6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Strategi Pembelajaran IPA Biologi

Sebelum melakukan proses belajar mengajar, seorang guru perlu

menentukan pendekatan dan metode yang akan digunakan agar tujuan

pembelajaran yang telah disusun dapat tercapai. Pemilihan suatu pendekatan dan

metode tentu harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan sifat materi yang

akan menjadi obyek pembelajaran. Pada hakikatnya tidak pernah terjadi suatu

materi pelajaran disajikan dengan menggunakan hanya satu metode. Pembelajaran

dengan menggunakan banyak metode akan menunjukan banyak metode akan

menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang lebih bermakna.

Kejelian guru dalam memilih metode dan pendekatan yang sesuai untuk

suatu proses pembelajaran, tidak lepas dari kemampuan guru dalam menguasai

materi yang akan diajarkan dan memahami sifat dari pendekatan dan metode yang

akan digunakan.

Pendekatan dan metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran

Biologi antara lain sebagai berikut:

1. Pendekatan

Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan, tertera beberapa pendekatan

yang digunakan dalam pembelajaran Biologi, yaitu pendekatan tujuan pembe-

lajaran, pendekatan konsep, pendekatan lingkungan, pendekatan inkuiri, dan

pendekatan keterampilan proses. Selain ke empat pendekatan tersebut, sebenarnya

masih ada pendekatan lainnya yaitu pendekatan interaktif,pendekatan penemua


7

pendekatan pemecahan masalah, dan pendekatan sains Teknologi dan Masyarakat

(STM).

a) Pendekatan Tujuan

Pembelajaran

Pendekatan ini berorientasi pada tujuan akhir yang akan dicapai. Dengan

adanya pendekatan tujuan tersebut berarti semua komponen pembelajaran ditata

dan diarahkan demi tercapainya suatu tujuan

Sebenarnya pendekatan ini tercakup juga ketika seorang guru

merencanakan pendekatan lainya, karena suatu pendekatan itu dipiih untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Semua pendekatan dirancang untuk keberhasilan

suatu tujuan. Khusus untuk kurikulum dalam pendidikan formal di Indonesia,

pendekatan tujuan digunakan sejak kurikulum 1975. menggunakan pendekatan

yang berorientasi kepada tujuan berarti bahwa setiap guru harus mengetahui

secara jelas tujuan yang harus dicapai oleh siswa. Dalam menyusun rencana

kegiatan belajar mengajar guru harus membimbing siswa untuk melaksanakan

rencana tersebut (Depdikbud, 1975).

Sebagai contoh: Apabila dalam tujuan pembelajaran tersebut bahwa siswa

dapat melakukan percobaan, maka guru harus merancang pembelajaran, yang

pada akhir pembelajaran tersebut siswa suda dapat melakukan percobaan.metode

yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut dapat berupa metode tugas atau

metode demonstrasi .

b) Pendekatan Konsep

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsep berarti siswa

dibimbing memahami suatu bahasa melalui pemehaman konsep yang terkandung


8

di dalamnya. Dalam proses pembelajaran tersebut penguasaan konsep dan

subkonsep yang menjadi focus. Melalui beberapa metode siswa dibimbing untuk

memahami konsep.

Sebagai contoh: ketika seorang guru akan mengajarkan konsep difusi

dengan menggunakan konsep, berarti melalui beberapa metode siswa diantarkan

untuk memahami konsep difusi. Guru tersebut dapat menggunakan metode

demonstrasi dan metode tanya jawab yang berkaitan dengan proses difusi Guru

dapat memulai dengan mendemostrasikan proses pembubukan serbuk the pada

satu gelas berisi air dingin dan satu gelas lagi berisi air panas. Guru mengajukan

pertanyaan tentang:

c) Pendekatan

Lingkungan

Penggunaan pendekatan lingkungan berarti mengkaitkan lingkungan

dalam suatu proses belajar mengajar. Lingkungan digunakan sebagai sumber

belajar. Untuk memahami materi yang erat kaitanya dengan kehidupan sehari-hari

digunakan pendekatan lingkungan, sebagai contoh untuk memahami interaksi

antar organisme, dengan mengambil conto kejadian nyata di sekeliling, siswa

dapat lebih memahami arti interaksi tersebut.

Dalam proses pembelajarannya tidak selalu siswa diajak keligkungan,

karna dengan menggunakan pendekatan lingkungan dapat saja guru memberi

informasi yang dikaitkan dengan lingkungan, terutama lingkungan sekitar.

d) Pendekatan Inkuiri

Melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri berarti

berarti membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika


9

berhubungan dengan dunia fisik, yaitu dengan menggunakan teknik yang

diguunakan oleh para ahli penelitian (Dettrick, 2001). Dalam pendekatan inkuiri

berarti guru merencanakan situasi sedemikian rupa sehingga siswa didorong untuk

menggunakan prosedur yang digunakan para ahli peneitian untuk mengenal

masalah, mengajukan pertanyaan, mengemukakan langkah-langkah penelitian,

memberikan pemanasan yang ajeg, membuat ramalan, dan penjelasan yang

membuat pengalaman.

Pendekatan inkuiri dapat dibedakan menjadi inkuiri terpimpin (guided

inquiry) dan inkuiri bebas atau inkuiri terbuka (open- ended inkuiry). Perbedaa

antara keduanya terletak pada siapa yang mengajukan pertanyaan dan apa tujuan

dari kegiatanya. Pada inkuiri terpimpin guru membimbing siswa melakuka

kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi.

Inkuiri terpimpin dapat dilakukan pada awal suatu pelajaran untuk siswa yang

belum terbiasa, untuk kemudian dapat diikuti oleh open-enden inquiry atau

inkuiri terbuka. Pada inkuiri terbuka guru bertindak sebagai fasilitator, pertanyaan

diajukan oleh siswa dan pemecahanya pun dirancang oleh siswa. Hasil dari

pemecahan mungkin mengarah pada pertanyaan baru yang merupakan

pengembangan dari masalah sebelumnya.

Sebagai contoh: untuk inkuiri terpimpin siswa harus merancang percobaan

yang berkaitan dengan proses tumbuh. Guru memulai pertanyaan yang berkaitan

dengan masalah yang akan dimunculkan. Jika siswa tidak ada yang dapat

menjawab guru dapat mengajukan pertanyaan pengarah misalnya: “apakah faktor

cahaya lebih besar pengaruhnya dari pada fakto air?” dari pertanyaan yang

bersifat pancingan tersebut diharapakan siswa dapat mengemukakan satu masalah.


10

Kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan denga alat dan bahan apa

saja yang akan digunakan dan bagai mana cara kerjanya.

Melalui pertanyaan pengaruh dari guru, siswa diharapkan pada akhir

pembelajaran mampu melakukan suatu kegiatan dengan prosedur yang digunakan

para ahli penelitian.

e) Pendekatan Penemuan

Pendekatan penemuan pertamakali dipopulerkan oleh Jerome Bruner.

Pendekatan penemuan (discovery approach) menurut Carin dan Sund (1997) sama

dengan pendekatan inkuiri (inqury approach), tetapi menurut Dettrick (2001)

kedua pendekatan tersebut berbeda. Konsep dibelakang pendekatan penemuan

adalah bahwa motivasi siswa untuk belajar IPA akan meningkat apabila ia

mempunyai pengalaman seperti yang dialami para peneliti ketika menemukan

suatu temuan ilmiah. Agar siswa dapat menemukan sendiri ia harus melakukan

proses mental seperti mengamati, klasifikasi, mengukur, meramalkan, dan

menyimpulkan.

Apabila dalam suatu proses pembelajaran digunakan pendekatan

penemuan, berarti dalam kegiata belajar mengajar siswa diberi kesempatan untuk

menemukan sendiri fakta dan konsep tentang fenomena ilmiah. Penemuan tidak

terbatas pada menemukan sesuatu yang benar-benar baru. Pada umumnya materi

yang akan dipelajari sudah ditentukan oleh guru,demikian pula situasi ynag

menunjang proses pemahaman tersebut. Siswa akan melakukan kegiatan yag

secara lagsung berhubungan dengan hal yang aan di temukan.

Menurut Carin dan Sund (197). Pembelajaran dengan pendekatan

penemuan dibedakan menjadi penemuan terpimpin (guided discovery) penemuan


11

terpimpin yang kepang terstruktur (less structured guided discovery); dan

penemuan bebas (free discovery). Pada penemuan terpimpin guru mengemukan

masalah, memberi pengarahan mengenai pemecahan, dan membimbing siswa

dalam hal mencatat data. Sebagai contoh dalam proses memahami struktur tubuh

serangga, guru menyiapakan kaca pembesar dan sejenis kumbang. Siswa diminta

mengamati kumbang dengan menggunakan kaca pembesar tersebut. Setelah

beberapa lama mengamati, siswa diminta melaporkan kesimpulan dari hasil

pengamatanya. Jika ditemukan perbedaan kesimpulan antara beberapa kelompok,

dilakukan diskusi untuk membahas perbedaan tersebut. Siswa diberi kesempatan

untuk mengulangi pengamatan secara lebih teliti sehingga pada akhirnya dapat

dicapai kesempatan mengenai temuan mereka. Pada penemuan terpimpin yang

kurang terstruktur guru mengemukakan masalah, siswa diminta mengamati,

mengekspoitasi, dan melakukan kegiatan untuk memecahkan masalah. Pada

penemua bebas dari mulai memunculkan masalah dari pemecahannya semua

dilakukan sendiri oleh siswa. Penemuan bebas ini pada umumnya diarahkan bagi

siswa yang lebih tua usianya dan lebih berpengalaman.

f) Pendekatan Proses

Pada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengem-

bangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses atau langkah-langkah

ilmiah seperti mengamati, berhipotesa, merencanakan, menafsirkan, dan mengko-

munikasikan. Pendekatan keterampilan proses digunakan dan dikembangkan sejak

kurikulum 1984.

g) Pendekatan Interaktif

Pendekatan interaktif ini, dikenal sebagai pendekatan pertanyaan anak,


12

memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan untuk kemudian

melakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pertanyaan yang mereka ajukan

(Faire & Cosgrove, 1988 dalam Harlen, W., 1996). Pertanyaan diajukan siswa

dapat sangat bervariasi sehinggaguru perlu melakukan langkah-langkah

mengumpulka, memilih, dan mengubah pertanyaan tersebut menjadi suatu

kegiatan yang spesifik.

B. Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA)

Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) adalah variasi dari

pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan sintaks: sajikan materi dengan

pendekatan pemecahan masalah berbasis heuristic, elaborasi menjadi sub-sub

masalah yang lebih sederhana, identifikasi perbedaan, susunan sub-sub masalah

sehin-gga terjadli koneksivitas, mendapatkan suatu solusi dalam memecahkan

maslah.

Pendekatan apa pun yang digunakan dalam Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM) Sains, sudah semestinya mendudukkan siswa sebagai pusat perhatian.

Peranan guru dalam menentukan pola KBM di kelas bukan ditentukan oleh

didaktik metodik “apa yang akan dipelajari” saja, melainkan pada ‘bagaimana

menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar anak’. Pengalaman belajar

diperoleh melalui serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi lingkungan

melalui interaksi aktif dengan teman, lingkungan, dan nara sumber lain. Ada 6

pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan KBM sains, yaitu:

1. Empat pilar pendidikan

Belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk melakukan


13

(learning to do), belajar untuk menjadi diri sendiri (learning to be) dan belajar

untuk kebersamaan (learning to live together), merupakan pedoman yang perlu

digunakan di dalam pembelajaran sains di kelas. Pembelajaran sains tidak

seharusnya hanya mendudukkan siswa sebagai pendengar ceramah dengan

guru memerankan diri sebagai pengisi ‘air informasi’ ke kepala siswa yang

dianggap sebagai botol kosong yang perlu diisi dengan ilmu pengetahuan. Siswa

harus diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman

belajarnya (learning to do). Dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungan

fisik dan sosialnya, diharapkan siswa mampu memahami pengetahuannya

berkaitan dengan dunia di sekitarnya (learning to know). Dari hasil interaksi

dengan lingkungannya diharapkan dia dapat membangun pengetahuan dan

kepercayaan diri sekaligus membangun jati diri (learning to be). Kesempatan

berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok individu yang bervariasi

akan membentuk kepribadiannya untuk memahami kemajemukan dan melahirkan

sikap-sikap positif dan toleran terhadap keanekaragaman dan perbedaan masing-

masing individu (learning to live together). Dalam konteks ini siswa perlu dilatih

bekerjasama, terbiasa mendengar dan mememui pandangan berbeda namun siswa

diharapkan masih tetap bersikap kritis.

2. Inkuiri Sains

Lingkungan anak menyediakan fenomena alam yang menarik dan penuh

misteri. Anak sebagai “young scientist” (peneliti muda) mempunyai rasa

keingintahuan (curiousity) yang tinggi. Adalah keharusan di dalam pendekatan

pembelajaran sains untuk memelihara keingintahuan anak, memotivasinya


14

sehingga mendorong siswa untuk mengajukan keragaman seperti pertanyaan-

pertanyaan “apa, mengapa, dan bagaimana” terhadap objek dan peristiwa yang

ada di alam. Pada perkembangan lebih lanjut pertanyaan itu ditingkatkan menjadi

pertanyaan yang menanyakan hubungan seperti “bagaimana jika ”Sebagai hasil

eksplorasi terhadap lingkungan, siswa membentuk sikap-sikap sebagai seorang

ilmuwan cilik. Selama kegiatan, perlu ditumbuhkembangkan kemampuan-

kemampuan untuk menggunakan keterampilan proses seperti antara lain

mengajukan pertanyaan, menduga jawabannya, merancang penyelidikan, melakukan

percobaan,mengelola data, mengevaluasi hasil, dan mengkomunikasikan

temuannya kepada beragam orang dengan berbagai cara.

Dengan inkuiri sains diharapkan dapat menciptakan kegiatan sains yang

menantang sehingga melahirkan interaksi antara gagasan yang diyakini sebelumnya

dengan suatu bukti baru untuk mencapai pemahaman baru yang lebih saintifik,

melalui proses eksplorasi untuk menguji gagasan-gagasan baru. Sudah barang

tentu hal tersebut melibatkan beragam sikap ilmiah seperti, menghargai gagasan

orang lain, terbuka terhadap gagasan baru, berpikir kritis, jujur, kreatif, dan

berpikir lateral (berpikir yang tak lazim).

3. Konstruktivisme

Pada dasarnya, salah satu sasaran belajar sains adalah membangun gagasan

saintifik setelah peserta didik berinteraksi dengan lingkungan, peristiwa, dan

informasi dari sekitarnya. Pandangan konstruktivisme sebagai filosofi pendidikan

sains mutakhir menganggap semua peserta didik mulai dari usia TK sampai dengan

perguruan tinggi memiliki gagasan/pengetahuan tentang lingkungan dan

peristiwa/gejala alam di sekitarnya, meskipun gagasan/ pengetahuan ini sering kali


15

naif dan miskonepsi. Mereka senantiasa mempertahankan gagasan/pengetahuan naif

ini secara kokoh sebagai suatu kebenaran. Hal ini berlangsung karena

gagasan/pengetahuan yang dimiliki siswa ini terkait dengan gagasan/pengetahuan

awal lain yang sudah terbangun dalam wujud “Schemata” (struktur kognitif) dalam

benak siswa.

Para ahli pendidikan berpendapat bahwa inti kegiatan pendidikan adalah

memulai pelajaran dari “apa yang diketahui siswa”. Guru tidak dapat

mengindoktrinasi gagasan saintifik supaya peserta didik mau mengganti dan

memodifikasi gagasannya yang nonsaintifik menjadi gagasan/pengetahuan saintifik.

Dengan demikian, arsitek peubah gagasan peserta didik adalah peserta didik itu

sendiri. Guru hanya berperan sebagai fasilitator penyedia “kondisi” supaya proses

belajar untuk memperoleh konsep yang benar dapat berlangsung dengan baik.

Beberapa bentuk kondisi belajar yang sesuai dengan filosofi construc-tivism

antara lain: diskusi yang menyediakan kesempatan agar semua peserta didik mau

mengungkapkan gagasan, pengujian dan penelitian sederhana, demonstrasi, dan

peragaan prosedur ilmiah, dan kegiatan praktis lain yang memberi peluang peserta

didik untuk mempertanyakan, memodifikasi dan mempertajam gagasannya.

C. Masalah Motivasi Belajar

1. Pengertian motivasi

Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme baik

manusia maupun hewan mendorong untuk berbuat sesuatu (Muhibbin, 2001)

sedangkan menurut Sardiman (2003) menyatakan bahwa motivasi adalah

perubahn energi dalam diri seorang yang ditandai dengan munculnya “felling”
16

dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Dari kedua pendapat di atas motivsi dan meyebabkan terjadinya sesuatu

perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan

persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosional, untuk kemudian ber-

tindak atau melakukan sesuatu.

2. Fungsi Motivasi dalam belajar

Menurut Sardiman (2003) fungsi motivasi ada tiga yaitu :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepas energi.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hedak dicapai. Dengan

demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan

sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus

dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-

perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Perhatian konsentrasi merupakan pusat pemikiran yang dilakukan dengan

sepenuh hati dan pikiran terhadap apa yang sedang dihadapi saat itu. Dengan

perhatian yang penuh, maka seorang siswa akan cepat memahami apa yang

sedang dilakukan dan apa yang perlu dikembangkan dengan perhatian yang

minimal maka keberhasilan pembelajaran dapat dipastikan tidak masksimal.

3. Bentuk-bentuk motivsi di sekolah.

Motivasi dapat mengaktifkan dan mengarahkan dan memelihara ketentuan

melakukan kegiatan belajar. Bentuk-bentuk motivasi belajar itu antara lain: (a)
17

memberi angka; (b) hadiah; (c) memberi ulangan; (d) mengetahui hasil; (e)

pujian; (f) hukuman; (g) hasrat untuk belajar dan (h) minat (Sardiman, 2003).

4. Motivasi dan tujuan belajar.

Motivasi merupakan suatu dorongan yang menyebabkan seseorang

melakukan sesuatu. Dengan motivasi akan tumbuh dorongan untuk melakukan

sesuatu dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan. Dengan demikian antara

motivasi dan tujuan berhubungan erat. Seorang melakukan sesuatu kalau ia

memiliki tujuan atas perbuatannya, demikian halnya karena adanya tujuan yang

jelas maka akan bangkit dorongan untuk mencapainya. Motivasi akan

menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia baik

yang menyangkut kejiwaan, perasaan dan emosi untuk kemudian bertindak atau

melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan (Mulyasa, 2002).

Seorang guru sebaiknya memiliki rasa ingin tahu, mengapa dan bagaimana

siswa belajar dan menyesuaikan diri dnegan kondisi-kondisi belajar dalam

lingkungannya. Hal tersebut akan menambah pemahaman dan wawasan guru

sehingga memungkinkan proses belajar berlangsung lebih efektif dan optimal,

karena pengetahuan tentang kejiwaan anak yang berhubungan dengan masalah

pendidikan bisa dijadikan sebagai dasar dalam memberikan motivasi kepada siswa

sehingga mau dan mampu belajar dengan sebaik-baiknya.

5. Upaya peningkatan motivasi belajar.

Menurut Mulyasa (2002), ada beberapa prinsip yang dapat diterapkan

untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, diantaranya :

a. Siswa akan belajar lebih giat apa bila topik yang dipelajarinya menarik, dan

berguna bagi dirinya.


18

b. Tujuan pembelajaran harus disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada

siswa sehingga mereka mengetahui tujuan belajar. Sehingga dapat dilibatkan

dalam penyusunan tujuan tersebut.

c. Siswa harus selalu diberi tahu tentang belajarnnya.

d. Memberi pujian dan hadiah lebih baik dari hukuman namun sewaktu-waktu

hukuman juga diperlukan.

e. Memanfaatkan sikap-sikap, cita-cita dan rasa ingin tahu siswa.

f. Usahakan untuk memperhatikan perbedaan individual siswa, misalnya

perbedaan kemampuan, latar belakang dan sikap terhadap sekolah atau subyek

tertentu.

g. Usahakan untuk memenuhi kebutuhan siswa dengan jalan memperhatikan

kondisi fisiknya, memberikan rasa aman, menunjukan bahwa guru

memperhatikan mereka, mengatur pengalaman belajar sedemikian rupa

sehingga setiap siswa pernah memperoleh kepuasan dan penghargaan.

D. Prestasi Belajar IPA Biologi

1. Pengertian prestasi belajar

Dalam kenyataan untuk mendapatkan prestasi tidak semudah yang

dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus

dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan demi optimisme dirilah

yang dapat membentuk untuk mencapainya. Oleh karena itu wajarlah

penyampaian prestasi itu harus dengan jalan keuletan kerja. Banyak kegiatan yang

bisa dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan prestasi. Semuanya tergantung

dari profesi dan kesenangan masing-masing individu, kegiatan mana yang akan
19

digeluti secara optimal agar menjadi bagian dari diri secara pribadi. Kemajuan

yang diperoleh itu tidak saja berupa ilmu pengetahuan tapi juga berupa kecakapan

atau keterampilan, semuanya bisa diperoleh dibidang suatu mata pelajaran tertentu

kemudian untuk mengetahui penguasaan setiap siswa terhadap materi pelajaran

tertentu dilaksanakan evaluasi, itulah akan dapat diketahui kemajuan siswa.

Dengan demikian dipahami bahwa prestasi belajar adalah penilaian tentang

kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajarai kemajuan sesudah dilaksanakan

penilaian (Bakri, 1994).

Seseorang yang melakukan pekerjaan selalu menginginkan hasil yang baik,

karena keberhasilan seseorang dapat dinilai dari hasil yang diperoleh. Baik atau

tidaknya pekerjaan tersebut tergantung dari bagaimana cara seseorang melakukan

pekerjaan tersebut. Begitu pula seorang guru, hasil pekerjaan guru dinilai dari

keberhasilan belajar subyek didik serta perubahan mental yang terjadi pada

seorang siswa.

Pekerjaan (kegiatan) guru dapat dikatakan berhasil apabila keberhasilan

siswa itu membawa kearah yang lebih baik atau sedikit banyaknya ada perubahan

positif yang terjadi pada diri siswa. Bentuk keberhasilan siswa dapat dilihat dalam

bentuk prestasi belajar yang dicapai siswa. Jadi prestasi belajar adalah sebuah

kalimat yang terdiri dari dua kata yakni prestasi dan belajar. Antara kata prestasi

dan belajar mempunyai arti yang berbeda oleh karena itu, sebelum pengertian

prestasi belajar, ada baiknya pembahasan ini diarahkan pada masing-masing

permasalahan terlebih dahulu untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh

mengenai makna kata prestasi dan belajar. Dibawah ini akan dikemukakan

beberapa pengertian prestasi belajar menurut para ahli.


20

Pengertian prestasi menurut Poerwadarminta (1983) prestasi berarti hal yang

telah dicapai atau dilakukan diberikan, dikerjakan dan sebagainya. Prestasi

menunjukkan kecakapan seseorang sesuatu yang berhasil. Prestasi adalah hasil

dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun

secara kelompok (Djamarah, 1994). Sedangkan menurut Mas’ud Khasan Qohat,

seperti yang dikutip oleh Djamarah (1994) bahwa prestasi adalah apa yang telah

dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh

dengan jalan keuletan kerja.

Menurut Poerwadarminta (1983) dalam kamus umum bahasa Indonesia

mengartikan prestasi sebagai hasil yang telah dicapai atau dilakukan, diberikan,

dikerjakan dan sebagainya. Dari pengertian ini jelas bahwa pengertian prestasi itu

didahului oleh kegiatan atau usaha dan hasil dari kegiatan atau usaha yang

dinamakan prestasi. Kata belajar diartikan sebagai aktivitas yang ditandai oleh

suatu perubahan. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang dicapai melalui kegiatan

belajar.

Dari beberapa pengertian prestasi yang dikemukakan di atas, jelas terlihat

perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yakni

hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu dapat dipahami bahwa prestasi

adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang

menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara

individual maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.

Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk

mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari (Djamarah, 1994).

Menurut Slameto (1995) bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
21

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungan. Selanjutnya Witheringto yang dikutip oleh Purwanto (1984),

mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang

menyatakan diri sebagai pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap

kebiasaan dan kepandaian.

Secara sederhana dari pengertian belajar sebagaimana yang telah

dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman tentang

hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri

individu, perubahan ini nantinya akan mempengaruhi pola pikir individu dalam

berbuat dan bertindak. Perubahan ini sebagai hasil pengalaman individu dalam

belajar.

Hardiamiarso (dalam Mujnah, 2002) menyatakan bahwa prestasi belajar

merupakan keberhasilan yang diukur berdasarkan pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan. Lebih lanjut Poerwanto (1991) menyatakan bahwa prestasi belajar

merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang karena usahanya untuk memiliki

suatu kecakapan ilmu pengetahuan atau perubahan-perubahan yang dicapai oleh

seseorang dalam usaha untuk memiliki suatu kecakapan maupun keterampilan

tertentu. Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik pengertian bahwa prestasi

belajar yaitu nilai yang diperoleh siswa setelah belajar yang ditandai dengan

adanya perubahan-perubahan, kecakapan dan keterampilan.

Menurut Nurkencana (1986) bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah

dicapai atau diperoleh anak berupa nilai-nilai mata pelajaran. Sedangkan menurut

Djamarah (1994), bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang telah diperoleh
22

berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai

hasil dari aktivitas dalam belajar.

Poerwardarminta (2002) mengemukakan “prestasi belajar adalah hasil yang

telah dicapai dalam belajar“. Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat

dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah

dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu

baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan yang

kemudian diukur dan dinilai serta diwujudkan dalam angka dan pernyataan.

2. Usaha-usaha meningkatkan prestasi belajar

Setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh murid/anak-anak didik dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa menyangkut tiga hal antara lain :

a. Ketentraman dalam belajar

Di dalam belajar mengandung pengetahuan anak didik yang belajar harus

teratur, baik masuk sekolah, mengikuti pelajaran secara teratur. Dengan cara ini

anak didik yng belajar menjadi terbiasa, sehingga ilmu yang dipelajari dapat

dimengerti, dipahami dan keteraturan itu merupakan pangkal keberhasilan.

Sedangkan belajar efektif yaitu belajar secara teratur setiap hari sedang tidak

menyampingkan waktu istirahat secukupnya niscaya bisa meningkatkan prestasi

belajar (Sukardi, 1984). Dari pendapat tersebut orang hendaknya dapat

mengerjakan pekerjan secara teratur termasuk belajar, maksudnya setiap siswa

harus dapat teratur membaca buku, teratur menyusun catatan pelajarannya dan

teratur menyiapkan alat perlengkapan untuk belajar. Kalau sifat keteraturan ini

benar-benar dihayati sehingga akan menjadi kebiasaan seorang siswa dalam

melakukan perbuatannya. Maka sifat ini akan mempengaruhi pola jalan pikirnya,
23

dan tiada modal yang bernilai dari pada suatu pikiran yang teratur untuk menuntut

ilmu. Ilmu apapun adalah hasil proses pemikiran yang dilakukan secara sistimatis.

Hanya dengan jalan pikiran yang teratur pulalah ilmu itu dapat dimengerti dan

dikuasai (Sukardi, 1984).

b. Disiplin belajar

Dalam buku bimbingan ke arah belajar yang sukses dijelaskan bahwa,

disiplin adalah kunci sukses, sebab dengan disiplin orang berkeyakinan bahwa

disiplin membawa manfaat yang baik. Pendapat lain menyatakan bahwa setiap

hari secara teratur hanya mungkin dijalankan kalau seorang siswa mempunyai

disiplin mentaati rencana belajar tetentu. Godaan-godaan yang termasuk

mengganggu belajar sampai sudah dekat ujian, hanya dapat dihalangi kalau ia

menciptakan kemauan untuk belajar secara teratur (Suyanto, 1981).

c. Konsentrasi belajar

Setiap siswa yang sedang menuntut ilmu harus melakukan konsentrasi

dalam belajarnya. Tanpa konsentrasi tidak mungkin ia berhasil menguasai

pelajarannya. Sehubungan dengan konsentrasi, seorang ahli mengatakan bahwa

konsentrasi dimaksud memusatkan segenap kekuatan perhatian pada situasi

belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat membantu tumbuhnya proses

pemusatan perhatian (Sudirman, 1986).

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa konsentrasi adalah cara siswa yag

mengembangkan niatnya dan melatih diri berangsur-angsur agar dapat

memperbesar kemauannya berkonsentrasi. Sehingga merupakan kebiasaan yang

sudah dilakukannya. Sewaktu-waktu kemauan ini merupakan salah satu kunci

untuk berhasilnya belajar, dengan penuh konsentrasi akan menimbulkan hasil

yang baik.
24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian eksperimen, dimana peneliti

mengadakan manipulasi terhadap obyek penelitian serta diadakan kontrol

terhadap variabel tertentu; Untuk pengujian hipotesis tertentu; dimaksudkan untuk

mengetahui tentang ada atau tidaknya pengaruh penerapan pembelajaran Means-

Ends Analysis (MEA) terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran Biologi di SMPN 11 Kota Bima, dengan pendekatan statistik, artinya

bahwa data-data yang terdiri dan angka-angka yang diperoleh peneliti di lapangan

dikerjakan melalui analisa, sehingga data-data itu melalui beberapa proses di atas

dapat ditarik suatu kesimpulan.

2. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan desain pre-test dan post-test

central group dengan desain sebagaimana tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Desain pre-test dan post-test central group


Penilaian
Kelompok Pengajaran
Pre-test Post-test
X1 pembelajaran Pembelajaran Means-
Ends Analysis (MEA)
X2 tanpa Pembelajaran Means-Ends
Analysis (MEA)

Keterangan :
X1 = Kelompok eksperimen.
X2 = Kelompok kontrol.

24
25

3. Tempat dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 11 Kota Bima

pada semester ganjil pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2009.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 11

Kota Bima sebanyak 4 kelas dengan jumlah 160 orang siswa.

2. Sampel Penelitian

Sampel diambil 2 kelas atau sejumlah 80 orang siswa, dari 80 orang

tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen sejumlah 40

orang siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA)

dan kelompok kontrol sebanyak 40 orang siswa yang diajarkan tanpa menggu-

nakan pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA).

C. Instrumen Penelitian

Instrument pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:

1. Metode Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis,

(Arikunto, 1987). Dalam penelitian ini penulis melihat dokumen-dokumen yang

ada seperti raport atau hasil nilai akhir Biologi kelas VII SMPN 11 Kota Bima,

dan segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian ini.

2. Metode Angket (Quesioner)

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang proses

pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) di SMPN 11 Kota Bima yang berupa

persepsi, pendapat dari siswa maupun dari guru. Angket yang digunakan ada 3
26

option yaitu selalu di beri skor 3, sering =2, kadang-kadang = 1 dan tidak pernah

diberi skor = 0.

3. Tes

Tes adalah serentetan atau latihan yang dipergunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan, sikap, inteligensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam penelitian ini tes yang digunakan

adalah sejumlah soal yang diberikan kepada kelompok siswa guna mengukur

pengetahuan, sikap, atau keterampilan setelah penyampaian materi Memahami

keanekaragaman makhluk hidup.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah tahap-tahap yang dilalui dalam penelitian

dan pengumpulan data sebagai berikut:

1. Data tentang penggunaan pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA)

dikumpulkan dengan lembaran pengamatan (observasi) yang dilengkapi

dengan RPP yang telah disiapkan (terlampir).

2. Data tentang motivasi belajar siswa dikumpulkan dengan lembaran

observasi dengan indikator keaktifan dan antusiasnya siswa dalam mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Means-Ends Analysis

(MEA) (terlampir).

3. Data prestasi belajar biologi dikumpulkan dengan menggunakan tes

prestasi belajar materi tentang keanekaragaman makhluk hidup aspek kognitif

yang diukur dalam tes meliputi: pengetahuan (C1), pema-haman (C2), aplikasi

(C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6).


27

E. Teknik Analisis Data

Analisis Data menggunakan desain pre-test-posttest kontrol group dengan

cara sebagai berikut:

1. Memasukkan data pada tabel kerja

2. Memasukan hasil perhitungan dari tabel kerja kerumus t-test, sebagai

berikut.

Mx  My
t
  X 2   Y 2  1 1 
   
 Nx  Ny  2   Nx NY 

Keterangan:

M = Nilai rata-rata hasil berkelompok dari setiap hasil devisiasinya


(X atau Y)
N = Banyaknya subyek
X = Devisiasi setiap nilai X1 dan X2
Y = Devisiasi setiap nilai Y1 dan Y2
(Arikunto, 2002)

3. Hasil perhitungan atau t hitung dikonsultasikan dengan harga t tabel pada

taraf signifikan 5%. Hasil konsultasi ini dimaksudkan untuk menguji Ho dan

Ha apakah diterima atau ditolak.


28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Sampel penelitian

Sampel penelitian yang disajikan ini adalah siswa kelas VII SMPN 11 Kota

Bima tahun pelajaran 2009/2010 yang terdiri dari kelompok siswa yang diajar

dengan menggunakan pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) dan kelompok

siswa yang diajar dengan menggunakan kontrol. Data sampel dimaksud disajikan

pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Kelompok Siswa yang Diajar dengan Pembelajaran Means-Ends


Analysis (MEA) dan Kelompok Siswa yang Diajar tanpa
Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA)

Kelompok dengan Pembelajaran Kelompok dengan Kontrol


Means-Ends Analysis (MEA)
Kela Kela
No Nama L/P No. Nama L/P
s s
01 Abdhu Rabihim L VII1 01 Amirul Ghofiri L VII2
02 Agustina HN P Sda 02 Andibagus Sunanta L Sda
03 Andam Dewi Putri P Sda 03 Afif Rizal Putra L Sda
04 Ary Aji Durbani L Sda 04 Desak Putu K W P Sda
05 Ashri Anna L Sda 05 Dian Novitasari P Sda
06 Awludh Cindi P Sda 06 Eka Nurul K P Sda
07 Budi Yudo P L Sda 07 Esti Maulidiah P Sda
08 Dian Safitra P Sda 08 Farah Albi P Sda
09 Dian Sufina L P Sda 09 Farida Rahmatika P Sda
10 Dian Nitasari P Sda 10 Gildo Yohan Mbira L Sda
11 Eka Ayuningtias P Sda 11 Haryati P Sda
12 Fikry Rangga R L Sda 12 Heriyanto L Sda
13 Fradinanto W L Sda 13 Hilda Fajrianti P Sda
14 Franti Ardian P Sda 14 Indah Darmawanti P Sda

28
29

Lanjutan Tabel…

Kelompok dengan Pembelajaran Kelompok dengan Kontrol


Means-Ends Analysis (MEA)
No. Nama L/P Kelas No. Nama L/P Kelas
15 Irma Fitrianingsih P VII1 15 Intan Purnamasari P VII2
16 Kamilansyar’iyah P Sda 16 Iwan Sunario L Sda
17 Karina Larasari P Sda 17 Julkaidah P Sda
18 Karisma Rido A L Sda 18 Jumiati P Sda
19 Laksita W. P Sda 19 Jumratun P Sda
20 Muhammad L Sda 20 M. Naufal L Sda
21 Myratun Fuad L Sda 21 Melinda Ayu P Sda
22 Mitha Aryani Putri P Sda 22 Muhammad Fadli L Sda
23 Muhammad A L Sda 23 Muhammad Rum L Sda
24 Muhammadin L Sda 24 Nining Avit A P Sda
25 Muhammad Rizky L Sda 25 Nurvitriani P Sda
26 Nandar Hidayat L Sda 26 Nurrahmani P Sda
27 Ni Kadek Ayu C P Sda 27 Nurul Ulfa P Sda
28 Novi Amalia P Sda 28 Opik Rahmad P Sda
29 Novita Eka K P Sda 29 Puji Laila R P Sda
30 Nurwulandari P Sda 30 Raden W L Sda
31 Nursyahrain P Sda 31 Rifadah Rizki P Sda
32 Nurul Jannah P Sda 32 Riry Setiawan P Sda
33 Nurul Najmun P Sda 33 Sri Wahyuningsih P Sda
34 Pinangsia Kartika P Sda 34 Suhermaniyah L Sda
35 Rawina N P Sda 35 Umratun H P Sda
36 Rian Ardianto L Sda 36 Urip Suprianto L Sda
37 St. Julaiha P Sda 37 Yasril Fitri Hadi P L Sda
38 Siti Rahmadianti P Sda 38 Yayan Kurniawan L Sda
39 Sofyan Hidayat L Sda 39 Yuliani Ulfa P Sda
40 Syahru R L Sda 40 Julhak Wiroto L Sda

2. Data hasil penelitian

Setelah melalui tes serta pengolahan data, selanjutnya data hasil penelitian

disajikan dalam bab ini. Data hasil penelitian berupa nilai prestasi belajar

kelompok siswa yang diajar dengan pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA)

dan data prestasi belajar kelompok siswa yang diajar dengan tnnpa Pembelajaran

Means-Ends Analysis (MEA) disajikan dalam tabel 4.2 berikut.


30

Tabel 4.2 Nilai Prestasi Belajar Mata Pelajaran Biologi antara Kelompok Siswa
yang Diajar dengan Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) dengan
Kelompok Siswa yang Diajar dengan tanpa Pembelajaran Means-Ends
Analysis (MEA) pada Siswa Kelas VII SMPN 11 Kota Bima Tahun
Pelajaran 2009/201

Pembelajaran Means-Ends
No. No. Kontrol (XII)
Analysis (MEA) (XI)
01 7 01 8
02 7 02 6
03 8 03 6
04 7 04 6
05 8 05 5
06 8 06 6
07 7 07 5
08 8 08 4
09 8 09 5
10 7 10 6
11 6 11 5
12 6 12 6
13 8 13 5
14 8 14 5
15 7 15 6
16 7 16 6
17 8 17 6
18 8 18 7
19 6 19 7
20 7 20 7
21 7 21 6
22 6 22 6
23 7 23 6
24 6 24 7
25 8 25 6
26 7 26 7
27 7 27 6
28 6 28 5
29 7 29 6
30 7 30 6
31 6 31 7
32 7 32 5
33 8 33 7
34 8 34 6
35 7 35 5
36 7 36 6
37 7 37 6
31

38 7 38 6
39 8 39 7
40 6 40 6

3. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

a Analisis data

Berdasarkan data pada tabel 4.2, selanjutnya akan dilakukan analisis data

dan pengujian hipotesis penelitian. Tabel 4.3 berikut adalah tabel persiapan untuk

kepentingan analisis data serta pengujian hipotesis penelitian dimaksud.

Tabel 4.3 Persiapan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Penelitian

No. XI xI x 2I No. XII x II x2 II


1 7 -0.125 0.015625 1 8 2.025 4.100625
2 7 -0.125 0.015625 2 6 0.025 0.000625
3 8 0.875 0.765625 3 6 0.025 0.000625
4 7 -0.125 0.015625 4 6 0.025 0.000625
5 8 0.875 0.765625 5 5 -0.975 0.950625
6 8 0.875 0.765625 6 6 0.025 0.000625
7 7 -0.125 0.015625 7 5 -0.975 0.950625
8 8 0.875 0.765625 8 4 -1.975 3.900625
9 8 0.875 0.765625 9 5 -0.975 0.950625
10 7 -0.125 0.015625 10 6 0.025 0.000625
11 6 -1.125 1.265625 11 5 -0.975 0.950625
12 6 -1,125 1.265625 12 6 0.025 0.000625
13 8 0.875 0.765625 13 5 -0.975 0.950625
14 8 0.875 0.765625 14 5 -0.975 0.950625
15 7 -0.125 0.015625 15 6 0.025 0.000625
16 7 -0.125 0.015625 16 6 0.025 0.000625
17 8 0.875 0.765625 17 6 0.025 0.000625
18 8 0.875 0.765625 18 7 1.025 1.050625
19 6 -1.125 1.265625 19 7 1.025 1.050625
20 7 -0.125 0.015625 20 7 1.025 1.050625
21 7 -0.125 0.015625 21 6 0.025 0.000625
22 6 -1.125 1.265625 22 6 0.025 0.000625
23 7 -0.125 0.015625 23 6 0.025 0.000625
24 6 -1.125 1.265625 24 7 1.025 1.050625
25 8 0.875 0.765625 25 6 0.025 0.000625
32

26 7 -0.125 0.015625 26 7 1.025 1.050625


27 7 -0.125 0.015625 27 6 0.025 0.000625
28 6 -1.125 1.265625 28 5 -0.975 0.950625
29 7 -0.125 0.015625 29 6 0.025 0.000625
30 7 -0.125 0.015625 30 6 0.025 0.000625
31 6 -1.125 1.265625 31 7 1.025 1.050625
32 7 -0.125 0.015625 32 5 -0.975 0.950625
33 8 0.875 0.765625 33 7 1.025 1.050625
34 8 0.875 0.765625 34 6 0.025 0.000625
35 7 -0.125 0.015625 35 5 -0.975 0.950625
36 7 -0.125 0.015625 36 6 0.025 0.000625
37 7 -0.125 0.015625 37 6 0.025 0.000625
38 7 -0.125 0.015625 38 6 0.025 0.000625
39 8 0.875 0.765625 39 7 1.025 1.050625
40 6 -1.125 1.265625 40 6 0.025 0.000625
Total 285 0 20.375 Total 239 0 24.975
33

Diselesaikan:
M X I  M X II
t
  x I 2   x II 2  1 1 
   
 ( n I  1)  ( n II  1)  n I n II 

7,125  5,975
t
 20,375  24,975  1 1 
   
 ( 39  39 )  40 40 

1,15
t
 45,35  2 
  
 78  40 
1,15
t 
( 0,58)( 0,05)

1,15
t 
0, 029

1,15
t
0,170
t  6, 765

Jadi, uji t atau t hitung yang diperoleh adalah = 6, 77

b Pengujian hipotesis

Hipotesis yang diuji adalah hipotesis nihil (H0) yang berbunyi sebagai

berikut:

H0 : Tidak ada perbedaan prestasi belajar mata pelajaran Biologi antara

kelompok siswa yang diajar dengan Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA)

dengan kelompok siswa yang diajar dengan Kontrol pada siswa kelas VII SMPN

11 Kota Bima tahun pelajaran 2009/201 .

Sesuai dengan prosedur pengujian hipotesis, maka harga t hitung = 6,765 >

1,99 untuk taraf signifikansi 5%. Kenyataan ini menunjukkan bahwa t hitung yang
34

diperoleh sangat signifikan. Dengan demikian hipotesis nihil yang dirumuskan di

atas tidak dapat diterima atau harus ditolak. Tertolaknya hipotesis nihil tersebut,

maka dengan sendirinya penelitian ini menyimpulkan bahwa ada perbedaan

prestasi belajar mata pelajaran Biologi antara kelompok siswa yang diajar dengan

pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) dengan kelompok siswa yang diajar

dengan tanpa metode pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) pada siswa kelas

VII SMPN 11 Kota Bima tahun pelajaran 2009/201 .

c Motivasi Belajar Siswa dengan Pembelajaran Means-

Ends Analysis (MEA)

Hasil pengisian angket oleh siswa tentang motivasi mereka dengan

menggunakan model Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) diperoleh data

sebagai mana terlihat pada tabel di bawah ini,

Tabel 4.4 Hasil Skor Angket Motivasi Belajar Siswa Menggunakan Pembelajaran
Means-Ends Analysis (MEA)

Nomor Angket dan Skor angket


No
URT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 3 4 3 4 2 3 4 3 4
2 3 3 4 4 4 3 4 3 1 2
3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4
4 3 2 3 4 3 2 3 3 3 4
5 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4
6 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2
7 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4
8 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4
9 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4
10 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3
11 3 3 4 2 4 3 4 3 2 4
12 4 3 4 3 1 4 4 4 3 2
13 3 2 3 4 3 4 3 1 3 4
14 1 3 1 3 2 3 2 4 2 3
35

15 1 3 4 2 4 2 4 3 4 3
16 4 3 4 1 3 2 3 4 2 2
17 3 4 1 4 1 3 2 2 4 3
18 3 3 4 3 4 3 4 3 4 2
19 4 3 3 3 1 3 4 3 2 3
20 3 2 4 3 3 4 4 4 2 1
21 4 3 3 2 3 4 3 2 3 1
22 4 3 4 3 4 3 4 2 4 1
23 2 3 2 3 4 1 4 1 2 1
24 3 4 1 3 2 3 4 2 2 4
25 4 1 4 1 3 2 2 4 3 3
26 3 4 3 4 3 4 3 4 2 4
27 1 3 4 2 4 2 4 3 4 3
28 4 3 4 1 3 2 3 4 2 2
29 3 4 1 4 1 3 2 2 4 3
30 3 3 4 3 4 3 4 3 4 2
31 4 3 3 3 1 3 4 3 2 3
32 3 3 4 4 4 4 4 4 2 1
33 2 3 4 3 2 4 3 4 3 4
34 3 4 3 4 2 3 4 3 4 3
35 3 4 1 4 1 3 3 3 1 3
36 3 2 3 4 2 2 4 3 3 4
37 1 3 2 2 4 3 3 2 3 4
38 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
39 2 4 2 4 3 3 2 3 4 1
40 1 3 2 3 4 4 1 3 2 3

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, maka diperoleh skor siswa yang menjawab

Selalu, sering, kadang-kadang dan yang menjawab pilihan tidak pernah

sebagaimana tabel 4.5.


36

Tabel 4.5 Jumlah Skor Siswa Yang Menjawab Tiap Option

Jumlah Siswa Yang Menjawab Jumlah Siswa Yang Menjawab


No
Urt Jlh
S SR KK TP S SR KK TP
Item
1 5 4 1 0 10 20 12 2 0
2 4 4 1 1 10 16 12 2 1
3 6 4 0 0 10 24 12 0 0
4 2 6 2 0 10 8 18 4 0
5 5 5 0 0 10 20 15 0 0
6 4 5 1 0 10 16 15 2 0
7 5 5 0 0 10 20 15 0 0
8 6 4 0 0 10 24 12 0 0
9 5 5 0 0 10 20 15 0 0
10 6 4 0 0 10 24 12 0 0
11 4 4 2 0 10 16 12 4 0
12 5 3 1 1 10 20 9 2 1
13 3 5 1 1 10 12 15 2 1
14 1 4 3 2 10 4 12 6 2
15 4 3 2 1 10 16 9 4 1
16 3 3 3 1 10 12 9 6 1
17 3 3 2 2 10 12 9 4 2
18 4 5 1 0 10 16 15 2 0
19 2 6 1 1 10 8 18 2 1
20 4 3 2 1 10 16 9 4 1
21 2 5 2 1 10 8 15 4 1
22 5 3 1 1 10 20 9 2 1
23 2 2 3 3 10 8 6 6 3
24 3 2 2 3 10 12 6 4 3
25 3 3 2 2 10 12 9 4 2
26 5 4 1 0 10 20 12 2 0
27 4 3 2 1 10 16 9 4 1
28 3 3 3 1 10 12 9 6 1
29 3 3 2 2 10 12 9 4 2
30 4 5 1 0 10 16 15 2 0
31 2 6 1 1 10 8 18 2 1
32 6 2 1 1 10 24 6 2 1
33 4 4 2 0 10 16 12 4 0
37

34 4 5 1 0 10 16 15 2 0
35 2 5 3 0 10 8 15 6 0
36 3 4 3 0 10 12 12 6 0
37 2 4 3 1 10 8 12 6 1
38 5 5 0 0 10 20 15 0 0
39 3 3 3 1 10 12 9 6 1
40 2 4 2 2 10 8 12 4 2
Jumlah Skor 592 480 122 31
Skor Ideal 1600 1200 800 400
Persentase 37.00 40.00 15.25 7.75

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, maka dapat diringkas sebagaimana terlihat

pada tabel 4.6 di bawah ini.

Tabel 4.6 Ringkasan Persentase Alternatif Jawaban

No Pilihan Persentase Keterangan


1. Selalu 37.00
2.. sering 40.00
3.. kadang-kadang 15.25
4.. tidak pernah 7.75
Jumlah 100

Berdasarkan tabel di atas, maka motivasi siswa dalam belajar dengan

menggunakan pendapat siswa tentang pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA)

Selalu 37,00%, sering 40,00%, kadang-kadang 15,25%, dan tidak pernah 7,75%.

B. Pembahasan

Sebagaimana telah diutarakan di atas, bahwa kesimpulan penelitian

menyatakan adanya perbedaan prestasi belajar mata pelajaran Biologi sebagai

akibat dari penerapan metode pembelajaran yang berbeda, yaitu pembelajaran

Means-Ends Analysis (MEA) dengan control yang diajarkan dengan tanpa


38

menggunakan Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA). Dimana dari hasil

analisis data menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata prestasi belajar siswa dari

kedua metode dimaksud sebesar 1,15 adalah nilai atau harga yang menandai

keunggulan pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) .

Kesimpulan tersebut semakin mempertegas bahwa pembelajaran dengan

hanya dengan ceramah tanpa pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) di mana

guru yang lebih dominan dalam proses belajar mengajar, menjadi kurang

terandalkan. Sehubungan dengan pendekatan akhir-akhir ini, yaitu lebih mengarah

kepada upaya memandirikan belajar siswa, maka metode pembelajaran seperti

pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) perlu menjadi perhatian guru. Dengan

pernyataan lain, penggunaan metode ceramah yang digunakan pada kelompok

kontrol setidak-tidaknya harus dipadukan dengan metode lain agar pencapaian

prestasi belajar siswa akan lebih optimal lagi.

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa dengan menggunakan metode

pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa, hal ini dapat diukur dengan tanggapan siswa yang menyatakan Selalu

37,00%, sering 40,00%, kadang-kadang 15,25%, dan tidak pernah 7,75%.

Tingginya motivasi siswa mengikuti pembelajaran dengan Pembelajaran

Means-Ends Analysis (MEA) dapat dimengerti karena pembelajaran ini sajikan

materi dengan pendekatan pemecahan masalah berbasis heuristic, elaborasi

menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana, identifikasi perbedaan, susunan

sub-sub masalah sehingga terjadli koneksivitas, mendapatkan suatu solusi dalam

memecahkan maslah.

BAB V
39

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa

dengan penerapan Sesuai dengan prosedur pengujian hipotesis, maka harga t

hitung = 6,765 > 1,99 untuk taraf signifikansi 5%. Kenyataan ini menunjukkan

bahwa t hitung yang diperoleh sangat signifikan. Dengan demikian penelitian ini

menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

Means-Ends Analysis (MEA) dapat meningkakan motivasi dan prestasi belajar

siswa kelas VII SMPN 11 Kota Bima tahun pelajaran 2009/201.

B. Saran

1. Bagi guru

Dalam mengatasi kesulitan belajar biologi terutama dalam mengajarkan

materi yang sulit dipahami siswa sebaiknya guru memilih metode yang dapat

meningkatkan kreatifitas berpikir anak, dalam hal ini adalah pembelajaran metode

pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA), karena model ini memberi-kan waktu

yang lebih banyak untuk berpikir dalam menjawab pertanyaan atau permasalahan.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Dalam melakukan penelitian tentang metode pembelajaran Means-Ends

Analysis (MEA) diharapkan agar dapat menerapkan metode pembelajaran ini pada

pokok bahasan yang lain atau mata pelajaran yang lain, dan hendaknya dapat

mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil penelitian, sehingga

kekurangan yang ada pada penelitian ini dapat disempurnakan

3. Bagi lembaga STKIP Bima 39


40

Dapat dijadikan bahan masukan dalam mengambil kebijakan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan.

4. Bagi SMPN 11 Kota Bima

Dapat meningkatkan perbaikan pembelajaran di kelas yang akan

memberikan hasil berupa peningkatan hasil belajar siswa baik pada mata pelajaran

biologi maupun mata pelajaran lain.


41

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 1987. Prosedur Penelitian. Jakarta: Renika Cipta.


Bakri. 1994. Membangun Motivasi Belajar SIswa Belajar Biologi. Jurnal
Pendidikan Homoniora dan Sains. Th. 3 Nomor 2 September 1997.
Carin dan Sund. 1997. Teaching in The Middle and Secondary Schools (4 ed).
New York. Macmillan.
Depdiknas, 2001. Pendidikan Berbasis Luas. Jakarta: Depdiknas.
Dettrick. 2001. Learning and Teaching : Research-Based Methods. Boston: Allyn
and Bacon.
Djamarah. 1994. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Mansyur. 1995. Pendidikan Remedial; Sarana Pengembangan Mutu Sumber
Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Muhibbin. 2001. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Mujnah. 2002. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: usaha
Nasional.
Mulyasa. 2002. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Najid. 2002. Psikologi Belajar. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Malang.
Nasution. 1989. Didaktik Asas-Asas Mengjar. Jakarta: Djambatan

Nurkencana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Renika Cipta.

Poerwadarminta. 1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.


Poerwanto, N. 1991. Administrasi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sadirman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman bagi Guru
dan Calon Guru. Jakarta: PT. Rajawali Press .
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta
Suardiman, P.S. 1986. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Studing.
Sudirman. 1986. Interkasi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Sukardi. 1984. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta.
Surachmad. 1982. Metode Pendidikan Ilmiah. Bandung: Tarsito.
42

Suyanto. 1981. Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual Suatu Paradigma


Baru Pendekatan Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Mataram:
Penerbit FKIP Unram.
Zuhairini. 1983. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar Dasar dan Tehnik
Metodologi Mengajar. Bandung: Tarsito.
43

Lampiran 1

ANGKET MOTIVASI TENTANG PENGGUNAAN PEMBELAJARAN


MEANS-ENDS ANALYSIS (MEA)

Nama :
Kelas :
Jurusan :
Semester :

Petunjuk : berilah tanda silang (x) pada pilihan yang sesuai dengan keadaan adik-
adik serta mempengaruhi dan tidak ada hubungannya dengan prestasi
akdemik.

Angket Motivasi:

1. Saya senang mempelajari materi keanekaragaman makhluk hidup dengan


pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) dan mengamati langsung makhluk
hidup di habitat aslinya sambil melakukan karya wisata.
A. Selalu
B. sering
C. kadang-kadang
D. tidak pernah

2. Mempelajari keanekaragaman makhluk hidup dengan pembelajaran


Means-Ends Analysis (MEA) sangat tepat karena diterapkan juga agar siswa
langsung melihat bentuk adaptasi pada habitat aslinya.
A. Selalu
B. sering
C. kadang-kadang
D. tidak pernah

3. Saya senang belajar IPA biologi melalui pembelajaran Means-Ends


Analysis (MEA) sambil melakukan observasi dengan karya wisata sangat cocok daripada
ceramah terus dalam kelas.
A. Selalu
B. sering
C. kadang-kadang
D. tidak pernah

4. Bila setiap sub pokok bahasan materi tentang keanekaragaman makhluk


hidup diadakan presentasi oleh siswa motivasi belajar saya meningkat.
A. Selalu
B. sering
C. kadang-kadang
D. tidak pernah
44

5. Saya mengikuti pelajaran biologi khususnya materi keanekaragaman


makhluk hidup karena interaksi guru dan siswa sangat baik melalui
pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA).
A. Selalu
B. sering
C. kadang-kadang
D. tidak pernah

6. Karena guru menggunakan pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA)


saya mengikuti pelajaran biologi khususnya materi keanekaragaman makhluk
hidup.
A. Selalu
B. sering
C. kadang-kadang
D. tidak pernah
7. Saya giat belajar biologi karena guru menerangkan dengan materi sangat
jelas disertai memberikan kesempatan presentasi pada siswa.
A. Selalu
B. sering
C. kadang-kadang
D. tidak pernah

8. Saya lebih rajin dan giat setiap belajar biologi karena guru menggunakan
pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) dan memberikan kesempatan kami
memeahkan masalah materi tentang keanekaragaman makhluk hidup.
A. Selalu
B. sering
C. kadang-kadang
D. tidak pernah
9. Dalam mempelajari biologi materi keanekaragaman makhluk hidup saya
ingin selalu diberi kesempatan memecahkan masalah.
A. Selalu
B. sering
C. kadang-kadang
D. tidak pernah
10. Saya ingin selalu mempelajari biologi karena guru menggunakan berbagai
metode mengajar antara lain dengan pembelajaran Means-Ends Analysis
(MEA).
A. Selalu
B. sering
C. kadang-kadang
D. tidak pernah
45

Keterangan untuk skorr masing-masing:


A=4
B=3
C=2
D=1
46

Lampiran 2

Silabus IPA Biologi Kelas VII SMP

Sekolah : SMP ...................


Kelas : VII (Tujuh)
Semester : 1 (Satu)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (Biologi)

Standar Kompetensi : 6. Memahami keanekaragaman makhluk hidup

Materi Penilaian
Kompetensi Kegiatan Alokasi Sumber
Pokok/ Indikator Bentuk Contoh
Dasar pembelajaran Teknik Instrumen Waktu Belajar
Pembelajaran Instrumen

6.1 Ciri-ciri - Mengamati - Tes PG Pernyataan 2 × 40' Buku IPA


Mengidentifik makhluk ciri-ciri Mengidentifika tertulis berikut ini terpadu jl.1B
asi ciri-ciri hidup makhluk si ciri-ciri berhubungan h.49-62
makhluk hidup di makhluk hidup. dengan ciri lingkungan,al
hidup lingkungan makhluk hidup, at dan bahan
sekitar. kecuali …. praktikum
a. peka
terhadap
rangsang
Tes unjuk b. tumbuh dan
Tes kerja berkem-
- Membuat kinerja produk bangbiak
laporan ciri-ciri c. memerlukan
- Merumuskan makhluk hidup suhu terten-
karakteristik berdasar hasil Uraian tu untuk
atau kekhasan observasi. Tes pertumbuhan
ciri makhluk tertulis d semua dapat
hidup - Membedakan berpindah
berdasarkan ciri tumbu-han tempat
hasil dan hewan.
pengamatan. Pilihlah tiga
makhluk hidup
- Mengamati yang ada di
perbedaan sekitar dan
ciri identifikasilah
tumbuhan, 4 ciri serta
hewan dan buatlah
manusia. laporannya.

Tuliskan 2 ciri
makhluk hidup
yang
membedakan
hewan dan
tumbuhan

6.2 Klasifikasi - - Membedakan Tes PG Ciri yang 2 × 40’ Buku IPA


Mengklasifika Makhluk Mengidentifik makhluk hidup tertulis dengan mudah terpadu jl.1B
si-kan hidup asi ciri-ciri yang satu untuk h.63-78
makhluk khusus yang dengan yang membedakan lingkungan,al
hidup dimiliki lainnya antara kadal at dan bahan
berdasarkan organisme. berdasarkan ciri dan katak yaitu praktikum
ciri-ciri yang khusus a. kepala
dimiliki kehidupan yang b. kulit
dimilikinya. Uraian c. alat gerak
Tes d. ekor
tertulis
Uji petik Mengapa
- Mencari kerja makhluk hidup
informasi - endeskripsikan Tes produk perlu
47

Materi Penilaian
Kompetensi Kegiatan Alokasi Sumber
Pokok/ Indikator Bentuk Contoh
Dasar pembelajaran Teknik Instrumen Waktu Belajar
Pembelajaran Instrumen
melalui pentingnya unjuk diklasifikasika
referensi dilakukan kerja n?
tentang klasifikasi
pentingnya makhluk hidup. Uraian Dari gambar
dilakukan beberapa
klasifikasi - Tes hewan yang
makhluk Mengklasifikasi tertulis sudah tersedia,
hidup. kan beberapa klasifikasikanla
makhluk hidup h berdasar ciri
- Melakukan di sekitar yang dapat
klasifikasi berdasar ciri diamati dan
makhluk yang diamati. buatlah tabel
hidup klasifikasinya.
berdasar ciri - Membuat
yang dimiliki. perbandingan Buatlah tabel
ciri-ciri khusus perbandingan
tiap king-dom untuk
- dalam sistem 5 menunjukkan
Mengelompo kingdom. ciri-ciri khusus
kkan tiap kingdom
organisme dalam sistem 5
yang kingdom.
memiliki
persamaan
ciri dalam
satu
kelompok
tertentu.

6.3 Keragaman - Melakukan - Tes Uji petik eskripsikan Buku IPA


Mendeskripsik Pada Sistem pengamatan Mendeskripsika unjuk kerja keragaman terpadu jl.1B
an keragaman Organisasi sel dan n keragaman kerja produk bentuk sel 4 × 40’ h.79-100,
pada sistem Kehidupan jaringan tingkat sel produk berdasarkan lingkungan,
organisasi dengan berdasarkan hasil alat dan bahan
kehidupan menggunakan hasil pengamatan praktikum
mulai dari mikroskop. pengamatan Tes Uraian preparat
tingkat sel menggunakan tertulis awetan daun
sampai mikroskop. yang telah
organisme tersedia
- Uraian menggunakan
Mendeskripsika Tes mikroskop.
n keragaman tertulis Deskripsikan
- Melakukan tingkat jaringan karakteristik
identifikasi menurut sel-sel Uraian sel penyusun
organ-organ penyusunnya. jaringan
dan sistem Tes palisade pada
organ pada - tertulis daun.
manusia dan Mendeskripsika Amatilah
tumbuhan. n keragaman tumbuhan
tingkat organ pacar air
- Mencari dan sistem (Impatien
informasi organ balsamina) dan
melalui berdasarkan tuliskan nama-
referensi hasil nama organ
tentang pengamatan. penyusunnya.
konsep sel, Jelaskan
jaringan, - Mengkaitkan hubungan
organ dan hubungan antara sel,
sistem organ. antara sel, jaringan, organ
jaringan, organ dan sistem
dan sistem organ
organ penyusun penyusun
tubuh. tubuh.
48

Lampiran 3

Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP) SMP Kelas VII

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMP
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester II
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Standar Kompetensi : 6. Memahami keanekaragaman makhluk hidup.

Kompetensi Dasar : 6.1 Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup.


Indikator : 1. Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup.
2. Membuat laporan ciri-ciri makhluk hidup
berdasarkan observasi.
3. Membedakan ciri tumbuhan dan hewan.

Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat:


1. Menjelaskan perbedaan makhluk hidup dan
makhluk tak hidup.
2. Menyebutkan ciri-ciri makhluk tak hidup.
3. Mengetahui reaksi tumbuhan terhadap rangsangan.
4. Menentukan ciri-ciri makhluk hidup berdasarkan
pengamatan.
5. Membuat laporan ciri-ciri makhluk hidup berdasar
hasil observasi.
6. Menjelaskan perbedaan antara hewan dan
tumbuhan.

Materi Pembelajaran : Ciri-ciri Makhluk Hidup


Metode Pembelajaran : Model
- Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning
Metode
- Diskusi kelompok
- Observasi

Langkah-langkah Kegiatan
PERTEMUAN PERTAMA

a. Kegiatan Pendahuluan
. Motivasi dan apersepsi
- Apakah perbedaan antara batu dengan ayam?
- Mengapa tumbuhan putri malu akan mengatup daunnya bila tersentuh?
. Prasyarat pengetahuan
49

- Apakah ciri-ciri makhluk hidup?


- Apakah perbedaan antara hewan dan tumbuhan?

b. Kegiatan Inti
. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
. Peserta didik (bersama guru) pergi ke halaman sekolah dan mencatat semua
yang ditemukan.
. Peserta didik berdiskusi kelompok mencari perbedaan makhluk hidup dan tak
hidup.
. Peserta didik (bersama guru) mendiskusikan ciri-ciri makhluk hidup.
. Wakil tiap kelompok diminta mengambil tumbuhan putri malu, batang korek
api dan air.
. Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen
mengetahui reaksi tumbuhan putri malu terhadap rangsangan sentuh.
. Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai
dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru.
. Peserta didik (bersama guru) mengamati satu pot tanaman yang subur
dan men-diskusikan mengapa di sekeliling tumbuhan induk banyak
tumbuhan yang kecil-kecil.
. Guru memberi instruksi kepada peserta didik untuk melakukan
eksperimen menanam kacang hijau, satu pot diletakkan di tempat terang
dan satu lagi di tempat gelap.
. Peserta didik secara berkelompok diminta mengamati dan membuat
kesimpulan dari kegiatan tersebut, setelah 4-5 hari kemudian.
. Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah
dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau
kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat
langsung memberikan bimbingan.
. Peserta didik (bersama guru) mendiskusikan perbedaan antara hewan dan
tumbuhan.
. Peserta didik berdiskusi kelompok untuk membuat kesimpulan dari hasil
percobaan.
. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi secara klasikal.
. Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi
yang sebenarnya.
c. Kegiatan Penutup
. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dengan kinerja baik.
. Peserta didik (bersama guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman kegiatan.
. Guru memberikan tugas rumah, peserta didik diminta untuk mengamati
makhluk hidup dalam daftar berikut:
- jamur yang tumbuh pada roti - cacing tanah
- biji yang sedang berkecambah - ikan
- daun pada pohon yang masih hidup - katak
- tanaman berbunga - diri kalian sendiri
50

Tuliskan masing-masing ciri makhluk hidup yang dapat kalian amati.

Sumber Belajar
a. Buku IPA Terpadu Jl.1B halaman 49-62
b. Alat dan bahan praktikum
c. Lingkungan

Penilaian Hasil Belajar


a. Teknik Penilaian:
- Tes kinerja
- Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen:
- Tes unjuk kerja produk
- PG
- Uraian
c. Contoh Instrumen:
- Contoh tes unjuk kerja produk
Mengetahui reaksi tumbuhan putri malu terhadap rangsangan sentuhan dan air.
Jenis rangsangan Bagian tumbuhan yang diberi rangsangan Reaksi
tumbuhan
Ujung daun
Sentuhan Pangkal daun
Batang
Ujung daun
Tetesan air
Pangkal daun
Batang
- Contoh tes PG
Zat-zat sisa metabolisme yang harus dikeluarkan dari tubuh kita sebagai berikut,
kecuali...
a. urin (air seni) c. kelenjar pencernaan
b. karbon dioksida d. keringat
- Contoh tes uraian
Apakah tujuan makhluk hidup berkembang biak?

...............,...................
Mengetahui
Kepala Sekolah, Peneliti

_____________________ _________________________
NIP. NPM.
51

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMP
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester II
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Standar Kompetensi : 6. Memahami keanekaragaman makhluk hidup.

Kompetensi Dasar : 6.2 Mengklasifikasikan makhluk hidup


berdasarkan cirinya.
Indikator : 1. Membedakan makhluk hidup yang satu dengan
yang lainnya berdasarkan ciri khusus kehidupan
yang dimilikinya.
2. Mendeskripsikan pentingnya dilakukan
klasifikasi makhluk hidup
3. Mengklasifikasikan beberapa makhluk hidup di
sekitar berdasar ciri yang diamati.
5. Membuat perbandingan ciri-ciri khusus tiap
kingdom dalam sistem 5 kingdom.

Tujuan Pembelajaran: Peserta didik dapat:


1. Menjelaskan tujuan klasifikasi makhluk hidup.
2. Menjelaskan dasar klasifikasi makhluk hidup.
3. Mengelompokkan hewan berdasarkan bentuk luar tubuh sebagai dasar
klasifikasi.
4. Mengetahui klasifikasi makhluk hidup menurut Carolus Linnaeus.
5. Mengetahui sistem klasifikasi 5 kingdom.
6. Menuliskan nama ilmiah makhluk hidup.
7. Menjelaskan tujuan kunci determinasi.

Materi Pembelajaran : Klasifikasi Makhluk Hidup


Metode Pembelajaran : Model
- Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning
Metode
- Diskusi kelompok
- Observasi

Langkah-langkah Kegiatan
PERTEMUAN PERTAMA
a. Kegiatan Pendahuluan
. Motivasi dan apersepsi
- Bagaimana cara mengelompokkan makhluk hidup?
- Apakah nama ilmiah dari tanaman padi?
52

. Prasyarat pengetahuan
- Apakah dasar klasifikasi makhluk hidup?
- Bagaimana aturan untuk menulis nama ilmiah makhluk hidup?
. Pra eksperimen
- Berhati-hatilah menggunakan peralatan laboratorium.

b. Kegiatan Inti
. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.

. Peserta didik (bersama guru) pergi ke halaman sekolah mendata makhluk hidup
yang ada.
. Peserta didik (bersama guru) mendiskusikan tujuan klasifikasi makhluk hidup.
. Wakil dari tiap kelompok diminta untuk menentukan dasar dari klasifikasi
makhluk hidup (berdasarkan ukuran tubuh, lingkungan tempat tinggal, manfaat
dan jenis makanan).
. Wakil dari tiap kelompok diminta untuk mengambil cawan petri, pinset, kaca
pembesar, belalang, kumbang, kupu-kupu, capung, udang, semut, lalat, laba-
laba dan kaki seribu.
. Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen
mengelompokkan hewan berdasarkan bentuk luar tubuh sebagai dasar
klasifikasi.
. Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan
langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru.
. Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah
dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok
yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung
memberikan bimbingan.
. Peserta didik (bersama guru) mendiskusikan kelemahan dari beberapa dasar
klasifikasi makhluk hidup yang telah ditentukan sebelumnya.
. Guru menjelaskan dasar klasifikasi makhluk hidup menurut Carolus Linnaeus
dan sistem klasifikasi 5 kingdom.
. Peserta didik (bersama guru) mendiskusikan beberapa kelebihan dari dasar
klasifikasi makhluk hidup menurut Carolus Linnaeus dan sistem klasifikasi lima
kingdom.
. Guru menjelaskan aturan tata nama ilmiah makhluk hidup dan memberikan
beberapa contoh nama ilmiah makhluk hidup.
. Peserta didik dalam setiap kelompok berdiskusi untuk menuliskan nama ilmiah
makhluk hidup yang ditemui di sekitar sekolah.
. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi secara klasikal.
. Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi yang
sebenarnya.
. Guru menjelaskan tujuan adanya kunci determinasi dan memberikan contoh
kunci determinasi untuk menempatkan makhluk hidup ke dalam suatu kingdom.
c. Kegiatan Penutup
. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dengan kinerja baik.
. Peserta didik (bersama guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman kegiatan.
. Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal
53

Sumber Belajar
a. Buku IPA Terpadu Jl.1B halaman 63-78
b. Alat dan bahan praktikum
c. Lingkungan

Penilaian Hasil Belajar


a. Teknik Penilaian:
- Tes unjuk kerja
- Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen:
- Uji petik kerja produk
- PG
- Uraian
c. Contoh Instrumen:
- Contoh tes uji petik kerja produk
Mengelompokkan hewan berdasarkan bentuk luar tubuh sebagai dasar
klasifikasi.
1. Buatlah catatan mengenai ciri-ciri yang terdapat pada hewan kumbang,
kupu-kupu, capung, udang, semut, lalat, laba-laba dan kaki seribu.
2. Dari semua hewan yang diamati, apakah ada yang memiliki ciri-ciri sama?
Coba kelompokkan hewan-hewan yang memiliki ciri-ciri yang sama.
3. Catatlah hasil pengamatan kalian pada tabel pengamatan seperti di bawah ini.
Hewan Bagian tubuh Jumlah kaki Sayap
Belalang kepala 6 buah ada
dada
perut
- Contoh tes PG
Cara penulisan nama ilmiah tanaman padi menurut tata nama binomial adalah....
a. oryza sativa c. Oryza Sativa
b. oryza Sativa d. Oryza sativa
- Contoh tes uraian
Mengapa makhluk hidup harus diklasifikasikan?

...............,...................
Mengetahui
Kepala Sekolah, Peneliti

_____________________ _________________________
NIP. NPM.
54

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Sekolah : SMP
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester II
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Standar Kompetensi : 6. Memahami keanekaragaman makhluk hidup.

Kompetensi Dasar : 6.3 Mendeskripsikan keragaman pada sistem organisasi


kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme.
Indikator : 1. Mendeskripsikan keragaman tingkat sel
berdasarkan hasil pengama-tan menggunakan
mikroskop.
2. Mendeskripsikan keragaman tingkat jaringan
menurut sel-sel penyusunnya.
3. Mendeskripsikan keragaman tingkat organ dan
sistem organ berda-sarkan hasil pengamatan..
5. Mengkaitkan hubungan antara sel, jaringan, organ
dan sistem organ penyusun tubuh organisme.
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian sel.
2. Menjelaskan bagian-bagian sel.
3. Membedakan sel tumbuhan dan sel hewan.
4. Mengamati bagian-bagian sel tumbuhan dan sel hewan.
5. Menjelaskan pengertian jaringan.
6. Menyebutkan macam-macam jaringan pada vertebrata dan manusia.
7. Menyebutkan macam-macam jaringan pada tumbuhan.
8. Mengenal jaringan-jaringan yang terdapat pada tumbuhan.
9. Menjelaskan fungsi dari macam-macam jaringan.
10. Menjelaskan pengertian organ.
11. Menyebutkan macam-macam organ pada vertebrata dan manusia.
12. Menyebutkan macam-macam organ pada tumbuhan.
13. Menjelaskan fungsi dari macam-macam organ.
14. Menjelaskan pengertian sistem organ.
15. Menyebutkan berbagai sistem organ pada vertebrata dan manusia.
16. Menyebutkan macam-macam sistem organ pada tumbuhan.
17. Menjelaskan fungsi dari macam-macam sistem organ.
18. Menjelaskan hubungan antara sel, jaringan, organ dan sistem organ penyusun
tubuh
Materi Pembelajaran : Keragaman Pada Sistem Organisasi Kehidupan
Metode Pembelajaran : Model
- Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning
Metode
- Diskusi kelompok
- Observasi
- Eksperimen
55

Langkah-langkah Kegiatan
PERTEMUAN PERTAMA

a. Kegiatan Pendahuluan
. Motivasi dan apersepsi
- Tahukah kalian bahwa telur ayam merupakan sel berukuran raksasa?
- Bagaimana air dan garam-garam mineral mengalir dari akar sampai ke
daun?
. Prasyarat pengetahuan
- Apakah yang dimaksud dengan sel?
- Apakah fungsi dari jaringan xilem?
. Pra eksperimen
- Berhati-hatilah menggunakan peralatan laboratorium.
b. Kegiatan Inti
. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
. Peserta didik (bersama guru) mendiskusikan pengertian sel.
. Peserta didik memperhatikan model replika sel tumbuhan dan sel hewan yang
dibawa guru.
. Peserta didik dalam setiap kelompok (bersama guru) mendiskusikan bagian-
bagian sel tumbuhan dan sel hewan.
. Wakil dari tiap kelompok diminta untuk mengambil cotton bud atau pembersih
telinga, gelas benda, gelas penutup, pipet, mikroskop dan metilen biru.
. Peserta didik dalam setiap kelompok mendapat lembar eksperimen yang
memuat langkah kerja untuk melakukan eksperimen mengetahui bagian-bagian
sel tumbuhan dan sel hewan.
. Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan
langkah kerja yang terdapat pada lembar eksperimen.
. Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah
dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok
yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung
memberikan bimbingan.
. Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan perbedaan sel tumbuhan
dan sel hewan.
. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi secara klasikal.
. Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi yang
sebenarnya.
. Peserta didik (bersama guru) mendiskusikan pengertian jaringan.
. Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen mengenal
jaringan-jaringan yang terdapat pada tumbuhan.
. Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan
langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru dengan menggunakan gelas
benda, gelas penutup, silet, pipet, gabus, mikroskop dan daun tumbuhan.
. Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah
dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok
yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung
memberikan bimbingan.
. Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan fungsi dari macam-macam
jaringan pada tumbuhan, vertebrata dan manusia.
. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi secara klasikal.
. Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi yang
sebenarnya.
56

c. Kegiatan Penutup
. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dengan kinerja baik.
. Peserta didik (bersama guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman kegiatan.
. Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal

PERTEMUAN KEDUA

a. Kegiatan Pendahuluan
. Motivasi dan apersepsi
- Jaringan apa sajakah yang menyusun mata?
- Tubuh manusia terdiri dari berapa sistem organ?
. Prasyarat pengetahuan
- Apakah yang dimaksud dengan organ?
- Apakah yang dimaksud dengan sistem organ?

b. Kegiatan Inti
. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
. Peserta didik (bersama guru) mendiskusikan pengertian organ dan menyebutkan
macam-macam organ pada tumbuhan, vertebrata dan manusia.
. Peserta didik berdiskusi kelompok mengenai fungsi dari macam-macam organ
pada tumbuhan, vertebrata dan manusia.
. Wakil dari tiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas.
. Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi yang
sebenarnya.
. Peserta didik memperhatikan model replika organ pada tumbuhan, vertebrata
dan manusia yang dibawa oleh guru.
. Peserta didik (bersama guru) mendiskusikan pengertian sistem organ dan
menye-butkan macam-macam sistem organ pada tumbuhan, vertebrata dan
manusia.
. Peserta didik secara berkelompok mendiskusikan fungsi dari sistem organ pada
tumbuhan, vertebrata dan manusia.
. Wakil tiap kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusi secara di depan
kelas.
. Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi yang
sebenarnya.
. Peserta didik memperhatikan model replika sistem organ pada tumbuhan,
vertebrata dan manusia yang dibawa oleh guru.
. Guru menjelaskan urutan terbentuknya organisasi kehidupan dan memberikan
pertanyaan kepada peserta didik sebagai umpan balik terhadap pemahaman
materi.

c. Kegiatan Penutup
. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dengan kinerja baik.
. Peserta didik (bersama guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman kegiatan.
. Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.
57

Sumber Belajar
a. Buku IPA Terpadu Jl.1B halaman 79-100
b. Buku referensi yang relevan
c. Alat-alat praktikum

Penilaian Hasil Belajar


a. Teknik Penilaian:
- Tes unjuk kerja produk
- Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen:
- Uji petik kerja prosedur
- PG
- Uraian
c. Contoh Instrumen:
- Contoh uji petik kerja prosedur
Catatlah pada tabel pengamatan, bagian sel mana yang dimiliki atau tidak dimiliki oleh
sel hewan dan sel tumbuhan.
Bagian sel Sel hewan Sel tumbuhan
Dinding sel
Membran sel
Inti sel + +
Kloroplas
Vakuola
Badan golgi
Retikulum endoplasma
Mitokondria
Nukleolus
- Contoh tes PG
Organel sel yang hanya terdapat pada sel tumbuhan dan tidak terdapat pada sel
hewan adalah....
a. inti sel c. vakuola
b. plastida d. selaput sel

- Contoh tes uraian


Sebutkan jaringan yang terdapat pada tumbuhan beserta fungsinya.

...............,...................
Mengetahui
Kepala Sekolah, Peneliti

_____________________ _________________________
NIP. NPM.
58

Lampiran 4

Soal Tes

I. Pilihlah satu jawaban yang paling benar!

1. Pengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri disebut ….


a. taksonomi c. tata nama ganda
b. sistematika d. takson
2. Berdasarkan sistem tata nama ganda, cara penulisan yang benar untuk nama
Jenis kelapa adalah ….
a. Cocos nucifera L c. cocos nucifera L
b. Cocos Nucifera L d. cocos Nucifera L
3. Urutan tingkat takson dari yang tertinggi sampai terendah adalah ….
a. kingdom – filum/devisi – kelas – ordo – genus – famili – spesies
b. kingdom – filum/devisi – kelas – ordo – famili – genus – spesies
c. kingdom – filum/devisi – ordo – famili – kelas – genus – spesies
d. kingdom – filum/devisi – ordo – kelas – famili – genus – spesies
4. Pernyataan di bawah ini yang benar adalah ….
a. semakin sedikit perbedaan ciri, semakin jauh kekerabatannya
b. semakin sedikit persamaan ciri, semakin dekat kekerabatannya
c. semakin banyak persamaan ciri, semakin jauh kekerabatannya
d. semakin banyak persamaan ciri, semakin dekat kekerabatannya
5. Nama ilmiah kentang adalah Solanum tuberosum dan nama ilmiah leuca (sering
digunakan untuk lalap) adalah Solanum nigrum. Kedua tumbuhan ini ….
a. spesiesnya sama, genusnya berbeda
b. genusnya sama, spesiesnya berbeda
c. familinya sama, genus berbeda
d. berbeda spesies maupun genusnya
6. Ilmuwan yang mengembangkan sistem klasifikasi lima kingdom adalah ....
a. Robert Hooke c. Charles Darwin
b. Carolus Linnaeus d. Robert Whittaker
59

7. Monera disebut juga kelompok makhluk hidup ….


a. prokariotik c. uniseluler
b. eukariotik d. autotrof
8. Bacillus anthracis adalah penyebab penyakit antraks pada hewan ternak.
Ditinjau dari namanya, kita dapat memastikan bakteri tersebut berbentuk ….
a. bulat c. koma
b. batang d. spiral
9. Cyanobacteria berbeda dengan Alga lainnya, sehingga tergolong dalam
Monera. Salah satu ciri khas tersebut adalah ….
a. prokariotik c. uniseluler
b. berklorofil d. membelah diri
10. Protozoa yang bergerak dengan pseudopodia, digolongkan dalam kelas ….
a. Rhizopoda c. Flagellata
b. Ciliata d. Sporozoa
11. Penyebab penyakit malaria adalah ….
a. Balantidium c. Entamoeba
b. Trypanosoma d. Trypanosoma
12. Agar-agar dapat dibuat dari ekstrak ganggang genus ….
a. Euchema c. Oedogonium
b. Chlorella d. Fucus
13. Jamur yang sering digunakan untuk pembuatan tempe adalah ….
a. Sacharomyces cereviceae c. Neurospora crassa
b. Penicillium notatum d. Rhyzophus oryzae
14. Bagian dari jamur yang berfungsi untuk menyerap sari makanan adalah ….
a. askus c. askokarp
b. basidia d. rizoid
15. Generasi gametofit pada tanaman paku-pakuan adalah ….
a. tumbuhan paku dewasa
b. protalium
c. protonema
d. sporangium
60

Lampiran 5

Kunci Jawaban dan Skor Soal

Kunci Jawaban:

1 a 6 d 11 b
2 a 7 a 12 a
3 b 8 b 13 b
4 d 9 a 14 d
5 b 10 a 15 b

Skor: Skor diperoleh adalah jumlah yang benar dibagi jumlah soal x 100

Skor Tiap Soal

No Skor
1 7
2 13
3 20
4 27
5 33
6 40
7 47
8 53
9 60
10 67
11 73
12 80
13 87
14 93
15 100

Anda mungkin juga menyukai