Anda di halaman 1dari 72

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses


pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri.
Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya
manusia yang berkualitas dan pembangunan sektor ekonomi, yang satu dengan
lainnya, saling berkaitan dan berlangsung dengan berbarengan (Hamalik,2013:1)

Aunurrahman (2013:36) belajar merupakan interaksi individu dengan


lingkungannya. Lingkungan dalam hal ini dapat berupa manusia atau obyek-
obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman
atau pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang
pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya akan tetapi menimbulkan perhatian
kembali bagi individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi.

Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai


komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut
meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran
tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan media,
metode, strategi, dan pendekatan apa yang akan digunakan dalam kegiantan
pembelajaran. Pembelajaran pada hakikatnya meruapakan interkasi antara guru
dan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun
secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran.
Didasari oleh adanya perbedaan interaksi tersebut, maka kegiatan pembelajaran
dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pola pembelajaran (Rusman,
2015: 21).

Belajar dan pembelajaran adalah dua hal yang saling berhubungan erat dan
tidak dapat dipisahkan dalah kegiatan edukatif. Belajar dan pembelajaran
dikatakan sebuah bentuk edukasi yang menjadikan adanya suatu interkasi antara

1
guru dan siswa. Kegiantan belajar mengajar yang dilakukan dalam hal ini
diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum
pengajar dilakukan. Guru secara sadar merencanakan kegiantan pengajarannya
secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu untuk kepentingan dalam
pengajaran (Pane & Dasopang, 2017:1-2).

Putri (2018:2) Biologi merupakan cabang ilmu sains yang memiliki


karakteristik khusus dan berbeda dengan ilmu lainnya dalam hal objek, persoalan,
dan metodenya. Pembelajaran biologi berupaya untuk membekali peserta didik
dengan berbagai kemampuan tentang cara mengetahui dan memahami konsep
ataupun fakta secara mendalam. Selain itu, pembelajaran biologi seharusnya dapat
menampung keterampilan, kesenangan dan kepuasan intelektual peserta didik
dalam usahanya untuk menggali berbagai konsep.

Hamid (2017:1) mengatakan bahwa guru merupakan sosok yang begitu di


hormati karena memiliki sumbangan yang cukup besar terhadap keberhasilan
pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan
peserta didik untuk mencapai kemampuan optimalnya. Guru dapat diartikan
sebagai orang yang bertugas terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual, emosional, intelektual, fisikal,
finasial, maupun aspek lainnya. Guru mengembangkan potensi positif dhohir dan
batin atau jasmani dan ruhani peserta didik (Roqib&Nurfuadi, 2020:23)

Persepsi dapat diartikan sebagai pandangan seseorang terhadap suatu


objek tertentu. Dalam proses pembelajaran disekolah hal yang menjadi objek
adalah ketrampilan mengadakan variasi gaya mengajar guru pada proses
pembelajaran. Persepsi siswa mengenai ketrampilan mengajar seorang guru
merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dalam proses
pembelajaran, karena hal ini akan terkait dengan adanya pandangan siswa
terhadap seorang guru dalam mengajar (Lestari, Amir, Rohiat 2017:2).

Hasil penelitian ini mengenai persepsi siswa terhadap pelaksanaan


pembelajaran biologi kelas XI di SMAN 1 Kampar Kiri Hilir Tahun Ajaran

2
2021/2022. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti melihat
bahwa masalah yang sering terjadi mengenai pelaksanaan pembelajaran adalah
dimana pada saat pelaksanaan pembelajaran sebagian kecil siswa kurang
memperhatikan saat guru menjelaskan materi pembelajaran, siswa kurang aktif
dalam melakukan tanya jawab, siswa kurang mandiri dalam pelaksanaan belajar
megajar dan kurang mandiri saat melakukan praktikum.

Pada pembelajaran biologi yang berlangsung di SMAN 1 Kampar Kiri


Hilir di kelas XI IPA 1, XI IPA 2 dan XI IPA 3 yang terdapat 90 siswa secara
keseluruhannya. Pada pembelajaran berlangsung sebagian siswa kurang
memperhatikan guru saat menjelaskan materi yang di ajarkan, siswa kurang aktif
dalam proses pembelajaran berlangsung, saat proses pemmbelajaran diskusi
sebagian kecil siswa kurang menunjukkan keaktifan dalam belajar, guru masih
kurang menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,
sosial, kultural, emosinal, dan intekltual.

Berdasarkan hal diatas tersebut, maka peneliti merasa tertatik melakukan


penelitian, dengn judul sebagai berikut: Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan
Pembelajaran Biologi Kelas XI IPA di SMAN 1 Kampar Kiri Hilir Tahun Ajaran
2021/2022.

1. Identifkasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang


terjadi yaitu:

1. Pada pembelajaran berlangsung sebagian siswa kurang memperhatikan


guru saat menjelaskan materi yang di ajarkan
2. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran berlangsung
3. Saat proses pemmbelajaran diskusi sebagian kecil siswa kurang
menunjukkan keaktifan dalam belajar
4. Guru masih kurang menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,
moral, spiritual, sosial, kultural, emosinal, dan intekltual.
2. Pembatasan Masalah

3
Dalam melaksanakan peneliti perlu adanya pembatasan masalah terhadap
masalah yang akan di teliti, hal ini menjaga agar masalah yang akan di teliti tidak
terlepas dari pokok permasalahan yang telah di tentukan. Oleh karena itu,
pembatasan permasalahan hanya mengenai Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan
Pembelajaran Biologi Kelas XI IPA di SMAN 1 Kampar Kiri Hilir Tahun Ajaran
2021/2022.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifiksi masalah, maka


rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: ” Bagaimana Persepsi
Siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Biologi Kelas XI di SMAN 1 Kampar
Kiri Hilir Tahun Ajaran 2021/2022”.

4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap


pelaksanaan pembelajaran biologi kelas XI IPA di SMAN 1 Kampar Kiri Hilir
Tahun Ajaran 2021/2022.

Penelitian ini bermanfaat bagi. (1) guru dan sekolah: untuk mengetahui
persepsi siswa dalam pembelajaran biologi. (2) Siswa: untuk menumbuhkan minat
siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi kelas XI IPA di SMAN 1
Kampar Kiri Hilir Tahun Ajaran 2021/2022. (3) Peneliti: Sebagai referensi dan
bahan kajian penelitian dalam dunia pendidikan untuk memberikan gambaran
bahwa pentingnya pelaksanaan pembelajaran didalam proses belajar mengajar.

5. Penjelasan Istilah Judul


Penjelasan istilah judul pada penelitian ini adalah:
1. Persepsi dapat diartikan sebagai pandangan seseorang terhadap suatu
objek tertentu. Dalam proses pembelajaran disekolah hal yang menjadi
objek adalah ketrampilan mengadakan variasi gaya mengajar guru pada
proses pembelajaran.

4
2. Guru merupakan sosok yang begitu di hormati karena memiliki
sumbangan yang cukup besar terhadap keberhasilan pembelajaran di
sekolah.
3. Pada pembelajaran biologi model pembelajaran konvensional (ceramah)
kurang memberikan kesempatan siswa untuk aktif dalam pembelajaran
sehingga siswa cenderung hanya diam dan hanya mendengarkan
penjelasan dari guru saja dan pembelajaran konvensional ini kurang
memfasilitasi siswa untuk kerjasama tim antar siswa satu dengan siswa
yang lainnya. Oleh karena itu, perlu ada suatu metode pembelajaran yang
dapat memberikan kemudahan siswa untuk mempelajari ilmu Biologi
secara baik dan benar.

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Persepsi

2.1.1. Pengertian Persepsi

Tantra (2015:3) mengatakan bawa istilah persepsi disebut juga dengan


pandangan, gambaran, atau anggapan, sebab dalam persepsi terdapat tanggapan
seseorang mengenai satu hal atau objek. Dalam kamus besar psikologi, persepsi
diartikan sebagai suatu proses pengamatan seseorang terhadap lingkungan dengan
menggunakan indera-indera yang dimiliki sehingga ia menjadi sadar akan segala
sesuatu yang ada dilingkungannya. Persepsi merupakan salah satu aspek
psikologis yang penting bagi manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek
dan gejala di sekitarnya. Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas,
menyangkut intern dan ekstern. Berbagai ahli telah memberikan definisi yang
beragam tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya mengandung makna yang
sama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan
(penerimaan) langsung dari sesuatu. Proses seseorang mengetahui beberapa hal
melalui panca indera.

Perpsesi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi


kedalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadakan
hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan dengan inderanya,
yaitu indera penglihatan, pendengar, peraba, dan pencium (Slameto, 2010:102)

Persepsi merupakan salah satu faktor yang membentuk sebuah kesadaran


pada diri seseorang. Tingkat kesadaran seseorang bisa dilihat dari bagaimana
persepsi seseorang terhadap obyek yang dipersepsikan, lebih mengarah kepada
positif dan negarif (Sudarsono & Suharsono, 2016:1)

Menurut Rahman (2013:17) Persepsi ialah alat-alat indera tadi amatlah


membantu dalam kehidupan seseorang. Ia dapat memberi sensasi. Sensasi adalah

6
stimulan dari dunia luar yang dibawah masuk kedalam sistem saraf. Hampir
semua hal didunia ini dibawah masuk oleh indera melalui sensasi.

2.1.2. Prinsip-Prinsip Persepsi

Menurut Slameto (2010:102) menyatakan beberapa prinsip-prinsip yang


berhubungan dengan persepsi meliputi:

1. Semakin baik suatu objek, guru, peristiwa atau hubungan tersebut dapat
diketahui dan diingat
1. Dalam pembelajaran, menghindari salah pengertian merupakan suatu hal
yang harus dapat dilakukan oleh seorang guru, sebab salah salah
pengertian akan menjadikan siswa menanggapi sesuatu yang keliru yang
tidak relevan
2. Jika melaksanakan pembelajaran, guru perlu mengamati benda yang
sebenarnya dengan gambar atau potret dari benda tersebut harus dibuat
agar tidak terjadi persepsi yang keliru.

2.1.3. Syarat Terjadinya Persepsi

Sunaryo:2013 dalam (Sudarsono & Suharsono, 2016:7) menyatakan


syarat-syarat terjadinya persepsi adalah sebagai berikut:

1. Adanya objek yang dipersepsi


2. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu
persiapan dalam mengadakan persepsi
3. Adanya alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus
4. Saraf sensorik sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak, yang
kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.

2.1.4. Faktor-Faktor Yang Mempegaruhi Persepsi

Menurut (Solika, Astuti & Paramitha 2017:4) Faktor-faktor yang berperan


dalam persepsi dapat dikemukakan dalam beberapa faktor, yaitu:

7
1. Objek yang dipersepsi

Objek menimbukan stimulasi yang mengenai alat indea atau reseptor.


Stimulasi dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat
datang dari dalam diri individu yang bersangkutan langsung mengenai syaraf
penerima yang berkerja sebagai reseptor.

2. Alat indera, syaraf dan susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus,


disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan
stimulus yang diterima reseptor kepusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat
kesadaran sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan motoris yang dapat
membentuk persepsi seseorang.

3. Perhatian

Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya


perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam rangka
mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau kosentrasi dari
seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu sekumpulan objek.

Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu sama


lain dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsikan suatu objek,
stimulus, meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi sesorang atau
kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun
situasinya sama.

2.1.5. Proses Terjadinya Persepsi

Menurut Sunaryo:2013 dalam (Sudarsono & Suharsono:2016:9) proses


terjadinya persepsi meliputi 3 tahapan, yaitu:

1. Proses fisik melalui kealaman, yakni obyek diberikan stimulus, kemudian


diterima oleh reseptor atau panca indera

8
2. Proses fisiologis melalui stimulus yang dihantarkan ke saraf sensorik lalu
disampikan ke otak
3. Proses psikologis terjadi pada otak sehingga individu menyadari stimulus
yang diterima.

2.1.6. Persepsi Siswa dalam Belajar

Slameto (2010:103) mengemukakan bahwa ada beberapa prinsip dasar


tentang persepsi yang perlu diketahui seorang guru agar dapat mengetahui
siswanya secara lebih baik dan dengan demikian menjadi komunikator yang
efektif. Berikut beberapa prinsip dasar yang harus diketahui oleh seorang guru
yaitu:

1. Persepsi itu relatif bukannya absolut


2. Persepsi itu selektif
3. Persepsi itu mempunyai tatanan
4. Persepsi itu dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan
5. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi
orang kelompok lain sekalipun.

2.2. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

(Pane & Dasopang, 2017:2) mengatakan, dalam kegiatan belajar dan


mengajar, peserta didik adalah subjek dan objek dari kegiantan pendidikan. Oleh
karena itu, makna dari proses pengajaran adalah kegiatan belajar peserta didik
dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran akan dicapai apabila
peserta didik berusaha secaraa aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik
tidak hanya dituntut dari segala fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Belajar pada
hakikatnya adalah suatu “perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah
melakukan aktivitas belajar.

2.3. Hakikat Strategi pembelajaran

9
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai pola kegiatan pembelajaran
yang dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik
peserta didik, kondisi sekolah lingkungan sekitar dan tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan. Strategi pembelajaran terdiri dari metode, teknik dan prosedur
yang akan menjamin bahwa peserta didik akan betul-betul mencapai tujuan
pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah keseluruhan pola umum kegiatan
pendidikan dan peserta didik dalam mewujudkan peristiwa pembelajaran yang
efektif dan efesien terbentuk oleh panduan antara urutan kegiatan, metode dan
media pembelajaran yang digunakan, serta waktu yang digunakan pendidik dan
peserta didik dalam kegiantan pembelajaran (Nasution, 2017:4).

2.4. Komponen-Komponen Strategi Pembelajaran

Suparman dalam ((Nasution, 2017:9) menyakan bahwa ada empat


komponen utama strategi pembelajaran yaitu:

Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan pendidikan dalam


menyampaikan isi pelajaran kepada peserta didik

2.4.1. Metode pembelajaran, yaitu cara pendidik mengorganisasikan materi


pelajaran dan peserta didik agar terjadi proses belajar secara efektif dan
efesien
2.4.2. Media pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan instruksional yang
digunakan pendidik dan peserta didik dalam kegiantan pembelajaran
2.4.3. Waktu yang digunakan oleh pendidik dan peserta didik dalam
menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan pembelajaran.
2.5. Prinsip-Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran
Prinsip-prinsip merupakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menggunakan strategi pembelajaran. Menurut Sanjaya dalam ((Nasution, 2017:9-
10) ada empat prinsip umum yang harus diperhatikan pendidik dalam penggunaan
strategi pembelajaran, yaitu:

2.5.1. Berorientasi pada tujuan. Dalam sistem pembelajaran, tujuan merupakan


komponen yang utama. Segala aktivitas pendidik dan peserta didik,

10
mestinya diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, karena
keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat dilihat dari keberhasilan
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran
2.5.2. Aktivitas. Belajar bukan hanya menghafal sejumlah fakta atau informasi,
tapi juga berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong
aktivitas peserta didik, baik aktivitas fisik, maupun yang bersifat psikis
seperti aktivitas mental
2.5.3. Individualitas. Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu
peserta didik. Walaupun pendidik mengajar pada sekelompok peserta
didik, namun pada hakikatnya yang ingin dicapai adalah perubahan prilaku
setiap perserta didik.
2.5.4. Integritas. Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan
seluruh pribadi peserta didik. Dengan demikian, mengajar bukan hanya
mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga mengembangkan
aspek efektif dan aspek psikomotorik. Oleh karena itu, strategi
pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh kepribadian peserta
didik yang mencakup kognitif, efektif dan psikomotorik secara
terintegrasi.
2.6. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi


kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

2.6.1. Kegiatan Pendahuluan, guru wajib :


1. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran
2. Memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat
dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan
contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional, serta
disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang peserta didik,

11
3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; menjelaskan tujuan
pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan di capai, dan
4. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus. Kegiatan inti menggunakan metode pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik atau
tematik terpadu atau saintifik atau inkuiri atau penyingkapan (discovery)
atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah
(project based learning) disesuaikan dengan karaktristik kompetensi dan
jenjang pendidikan.
2.6.2. Kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara individual
maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
1. Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh
untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun
tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung.
2. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
3. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk memberi tugas individual
maupun kelompok, dan
4. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya. (Febriana, D, 2018:4)
2.7. Standar Beban Kerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran

Standar beban kerja guru mengacu pada Undang-Undang Nomor 14


Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Dalam pasal 35 disebutkan bahwa beban
kerja guru mencakup kegiatan pokok, yaitu merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, serta membimbing dan
melatih peserta didik (Barnawi dan Arifin, 2012:14)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana


pembelajaran yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran
siswa untuk mencapai satu kompetensi dasar (KD) yang akan dilakukan guru

12
dalam satu atau lebih pertemuan PBM dikelas atau tempat pembelajaran lainnya.
RPP yang lengkap terdiri dari (Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar
Proses) : Identitas, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Alokasi
Waktu, Indikator Ketercapaian, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran,
Metode Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilian
(Gunawan&Asrifan, 2020:3)

2.8. Melaksanakan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran haruslah sesuai dengan tahapan pelaksanaan


pembelajaran agar tercapai suatu tujuan pembelajaran. Menurut Barnawi & Arifin
(2021:16) menyatakan bahwa tugas guru yang kedua adalah melaksanakan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan ketika terjadi interkasi
edukatif antara peserta didik dengan guru, kegiatan ini adalah kegiatan tatap muka
yang sebenarnya. Guru melaksanakan tetap muka atau pembelajaran dengan
tahapan sebagai berikut:

2.8.1. Keigatan awal tatap muka


1. Keigatan awal tatap muka antara lain mencakup kegiatan pengecekan atau
penyiapan fisik kelas, pelajaran, modul, media, dan perangkat administrasi
2. Kegiatan awal tatap muka dilakukan sebelum jadwal waktu atau beberapa
waktu sebelumnya
Kegiatan awal tatap muka diperhitungkan setara satu jam pelajaran.
2.8.2. Kegiatan tatap muka
1. Kegiatan tatap muka menjadi interaksi edukatif antara peserta didik
dengan guru dapat dilakukan secara face to face atau menggunakan media
lain seperti video, modul mandiri, kegiatan observasi/eksplorasi
2. Kegiatan tatap muka atau pelaksanaan pembelajaran yang dimaksud dapat
dilaksanakan antara lain di ruang teori/kelas, laboratorium, atau di luar
ruangan.
2.9. Kompetensi Guru

13
Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya
proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan
apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan
memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang
profesional (Sulistyo, Minarsih, Warso, 20116:2).

Kompetensi diartikan sebagai suatu hal yang mengambarkan kualitas atau


kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun kuantitatif. Kompetensi
didefenisikan sebagai kewenangan (memutuskan suatu). Ada juga yang
mengatakan bahwa “kompetensi atau secara umum diartikan sebagai kemampuan
dapat bersifat mentah mental maupun fisik” (Sulfemi, 2015:2).

Kompetnsi guru merupakan kemampuan seseorang guru dalam


melaksanakan kewajiban-kewajiban secara tanggung jawab dan layak.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor.
16 Tahun 2007 tentang Staandar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
dikembangkan secara utuh dalam empat kompetensi yang meliputi kompetensi
pendagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesi
(Nurtanto, 2016:4)

2.10 . Kompetensi Pendagogik

Kompetensi pendagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolahan


pembelajaran peserta didik dengan berbasis pendekatan yang bersifat mendidik,
sehingga melaksanakan fungsi profesionalnya dengan lebih aktif. Menurut
Standar Nasional Pendidikan, kompetensi pendagogik adalah kemampuan
seseorang pendidik dalam mengelolah pembelajaran peserta didik yang meliputi;
pemahaman terhadap karakteristik peserta didik, merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, menyelengarakan penilaian dan evaluasi proses hasil
belajar, menfasilitasi pengembangkan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki (Indiriani, 2015:3).

2.11. Kompetensi Profesional

14
Sukanti dalam (Nurtanto, 2016:7) mengatakan kompetensi profesinoal
merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi. Kompetensi profesinal meliputi sub kompetensi:

1. menguasai substansi bidang studi dan metodologi keilmuannya,


2. menguasai struktur dan materi kurikulum bidang studi,
3. menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran,
4. mengorganisasikan materi kurikulum bidang studi,
5. meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.

2.12. Menilai Hasil Belajar

Burnawi & Arifin (2012:18) menyatakan bahwa tugas guru yang ketiga
adalah meniali hasil pelajaran. Menilai hasil pelajaran merupakan serangkaian
kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses
dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis sehingga menjadi
informasi yang bermakna untuk menilai peserta didik maupun dalam pengambilan
keputusan lainnya.

Pelaksanaan penilian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes.


Penilian non tes dapat dibagi menjadi pengamatan dan pengukuran sikap serta
penilian hasil karya dalam bentuk tugas, proyek fisik, atau produk jasa.

1. Penilaian denga tes


a. Tes dilakukan secaraa tertulis dan lisan, dalam bentuk ujian akhir
semester, tengah semester, atau ulangan harian, dilaksanakan sesuai
dengan kelender akademik atau jadwal dilakukan di dalam kelas
b. Tes tertulisan dan lisan dilakukan di dalam kelas
c. Penilaian hasil tes, dilakukan di luar jadwal pelaksanaan tes, dilakukan
di ruang guru atau ruang lain

15
d. Penilian tes tidak di hitung sebagai kegiatan tatap muka karena waktu
pelaksanaan tes dan penilaiannya menggunakan waktu tatap muka.
2. Penilian non-tes berupa pengamtan dan pengukuran sikap
a. Pengamatan dan penngukuran sikap dilaksanakan oleh semua guru
sebagai bagian tidak terpisahkan dari proses pendidikan untuk melihat
hasil pendidikan yang tidak dapat diukur lewat tes tertulis atau lisan
b. Pengamatan dan pengukuran sikap, dilaksanakan di luar jadwal
pembelajran atau tatap muka yang resmi, dikategorikan sebagai kegiatan
tatap muka
3. Penilian non-tes berupa penilian hasil karya.
a. Hasil karya siswa dalam bentuk tugas, proyek atau produk, portofolio,
atau bentuk lain dilakukan di ruang guru atau ruang lain dengan jadwal
tersendiri
b. Penilian ada kalanya harus menghadirkan peserta didik agar tidak terjadi
kesalahpahaman dari guru mengingat cara menyampaikan informasi dari
siswa yang belum sempurna
c. Penilian hasil karya ini dapat dikategorikan sebagai kegiatan tatap muka,
dengan beban yang berbeda antara satu mata pelajaran dengan yang lain.
2.13. Pengertian Siswa atau Peserta Didik

Pengertian peserta didik menurut ketentuan Undang-Undang RI No. 20


Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yag
berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik adalah orang yang
mempunyai pilihan untuk menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan
masa depan (Kirom, 2017:6-7).

2.14. Hakikat Peserta Didik

Hakikat peserta didik menurut ilmu filosifi adalah menuntut pemikiran


secara dalam, luas, lengkap, menyeluruh, tuntas serta mengarah pada pemahaman

16
tentang peserta didik. Menurut Samsul Nizar dalam (Ramli:2015:9) ada 6 hakikat
peserta didik, yaitu:

1. Peserta didik bukan merupakan miniatur orang dewasa, akan tetapi


memiliki dunia sendiri
2. Peserta didik adalah manusia yang memiliki diferensiasi priodesasi
perkembangan dan pertumbuhan
3. Peserta didik adalah manusia yang memiliki kebutuhan, baik yang
menyangkut kebutuhan jasmani maupun rohani yang harus dipenuhi
4. Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan individual
5. Peserta didik terdiri dari dua unsur utama, yaitu jasmani dan rohani
6. Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi (fitrah) yang dapat
dikembangkan dan berkembang secara dinamis.
2.15. Hak Dan Kewajiban Peserta Didik

Dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 tentang hak dan


kewajiban. Disebutkan bahwa setiap peserta didik berhak:

1. Mendapatkan pendidikan agama yang sesuai dengan agama yang


dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama
2. Mendapatkan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya, beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak
mampu membiayai pendidikannya
3. Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar
masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang
ditentukan.
2.16. Pembelajaran Biologi

Menurut (Tanjung, 2016:5) pembelajaran biologi adalah pembelajaran


yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara
sistematik sehingga pembelajaran biologi bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan, sehingga siswa dituntut untuk dapat berpikir kritis. Oleh karena

17
itu, untuk memupuk perubahan dan mengembangkan kecakapan berpikir dan
memenuhi rasa ingin tahu maka dibutuhkan suatu strategi yang inovatif dalam
pembelajaran.

2.17. Hakikat Pembelajaran Biologi

Hakikat pembelajaran biologi memiliki hakikat yang sama dengan hakikat


pembelajaran sains karena biologi termasuk pembelajaran sains. Belajar biologi
bukan sekedar usaha mengumpulkan pengetahuan tentang makhluk hidup. Belajar
biologi adalah usaha mengembangkan keterampilan berpikir, bersikap, dan
keterampilan proses sains.

2.18. Penelitian yang Relavan

Berdasarkan penelitian yang relavan mengenai persepsi siswa terhadap


pelaksanaan pembelajaran biologi, antara lain sebagai berikut:

1. Tarmiji, Basyah dan Yunus (2016:5) Hasil penelitian ini menunjukkan


bahwa persepsi siswa dalam kategori sangat baik 50% dan baik, hal ini
menggambarkan guru menyampaikan materi pembelajaran ada dalam
kategori baik. Guru menyampaikan materi pembelajaran secara
keseluruhan siswa menyebutkan bahwa pembelajaran yang dilakukan
terstruktur dan sistematik. Selanjutnya guru juga menyiapkan perangkat
pembelajaran sebelum pembelajaran berlangsung serta menggunakan
media ajar agar memudahkan siswa dalam memahami materi
pembelajaran.
2. Mashuri (2017:5) Hasil penelitan ini menunjukkan bahwa kategori jelek
sekali mendapatkan nilai 34 (4%), kategori jelek mendapatkan nilai 80
(10%), kategori cukup mendapatkan nilai 121 (14%), kategori baik
mendapatkan nilai 472 (56%) dan kategori baik sekali mendapatkan nilai
133 (16%). Hasil tersebut menyatakan bahwa siswa lebih dominan
memilih jawaban “Baik” dengan persentase 56%. Persepsi siswa terhadap
proses pembelajaran SMA Muhammadiyah Kendiri mendapatkan skor

18
3115 atau rata-rata jawaban siswa, 51, 917 dengan persentase sebesar 74%
dan masuk dalam kategori “Baik”. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa persepsi siswa terhadap pembelajaran guru pendidikan jasmani
adalah baik.
3. Hamama, Hallaby dan Ramona (2019:3) Hasil penelitian menunjukkan
bahwa siswa laki-laki merasa lebih didukung oleh guru dibandingkan
siswa perempuan. Namun tidak terdapat perbedaan yang begitu jauh antara
nilai yang diperoleh siswa laki-laki dan perempuan. Rendahnya penilian
siswa perempuan terhadap dukungan guru, tidak dapat membuktikan
bahwa guru kurang memberikan dukungan dalam proses pembelajaran.
Karena bisa saja siswa perempuan mempunyai harapan yang lebih tinggi
terhadap dukungan guru.
4. Nurhadiah, Wardhani dan Riyadi (2016:3) Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa 46 siswa (34, 07%) menunjukkan bahwa kompetensi
pendagogik guru termasuk dalam kriteria sangat baik, 85 siswa (62, 96%)
menunjukkan bahwa kompetensi pendagogik guru terhitung baik, 4 siswa
(2, 96%) menunjukkan bahwa kompetensi pendagogik guru termasuk
kedalam kriteria cukup dan 0 siswa (0%) menunjukkan bahwa kompetensi
pendagogik guru termasuk dalam kriteria tidak baik, dengan rata-rata
persentase klasikal persepsi siswa tentang kompetensi pendagogik guru
sebesar 77, 75% termasuk dalam kriteria baik. Hasil angket hubungan
persepsi guru tentang kompetensi pendagogik guru biologi kelas X di
SMAN 2 Sintang dengan rata-rata persentasi klasikal sebesar 77, 50%. Hal
ini menunjukkan bahwa perspesi siswa dan persepsi guru tentang
kemampuan kompetensi pendagogik guru biologi di SMAN 2 Sintang
adalah sama.
5. Bachtiar dan Hakim (2020:4) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
sampel dalam penelitian ini terdiri atas 97 siswa. Pada penelitian ini, data
mengenai persepsi siswa tentang kompetensi profesional, pendagogik dan
motivasi diperoleh dengan menggunakan lembar angket yang terdiri atas
33 item pernyataan. Berdasarkan hasil analisis menggunakan penguji

19
Person’s product-moment correlation diperoleh data sig. (2-tailed) yang
berarti ada pengaruh antara kompetensi profesional dan pendagogik guru
dengan motivasi belajar biologi siswa sebesar 50%. Berdasarkan hasil
analisis menggunakan penguji Person’s product-moment correlation
diperoleh data sig. (2-tailed). Yang berarti ada pengaruh antara kompetensi
profesional dan pendagogik guru dengan hasil belajar biologi siswa
sebesar 19%. Berdasarkan analisis angket, dapat dikatakan bahwa persepsi
siswa tentang kompetensi profesional guru biologi berada pada kategori
baik. Berdasarkan analisis angket diperoleh bahwa motivasi belajar biologi
siswa dari ketiga Madrasah Aliyah Pesantren di Kabupaten Gowa berada
pada kategori baik. Berdasarkan analisis angket diperoleh bahwa secara
umum hasil belajar biologi yang diperoleh siswa cenderung berada dalam
kategori sangat baik.
6. Andayani, Sudirman dan Arimadona (2017:3) Hasil penelitian ini
menunjukkan persepsi siswa MIPA kelas X terhadap pelaksanaan proses
pembelajaran biologi berdasarkan krikulum 2013 SMAN 2 Bukittinggi
secara keseluruhan adalah cukup dengan persentase 79,17%. Dari lima
kegiatan dalam proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013, terdapat
dua kategori yaitu baik dan cukup. Diman yang memiliki kategori baik
yaitu pada kegiatan mengumpulkan informasi dan mengkomunikasikan,
serta yang memiliki kategori cukup yaitu pada kegiatan mengamati,
menanya dan mengasosiasi atau mengolah informasi.

20
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 biologi kelas XI IPA. Pengambilan


data dilakukan pada bulan September sampai dengan bulan Januari 2022 Tahun
Ajaran 2021/2022.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian


3.2.1. Populasi

Menurut (Effendi, 2012:154) Populasi ialah jumlah keseluruhan dari unit


analisis yang ciri-cirinya akan di duga. Sedangkan menurut (Sugiyono, 2015:117)
Populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di SMAN
1 Kampar Kiri Hilir Tahun Ajaran 2021/2022 yang berjumlah 90 orang.

Tabel 1. Populasi Penelitian


Jumlah siswa
No Kelas Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1. XI IPA 1 16 Orang 14 Orang
30 Orang
2. XI IPA 2 6 Orang 24 Orang
30 Orang
3. XI IPA 3 7 Orang 23 Orang
30 Orang
Jumlah 90 Orang
Sumber. Guru Bidang Studi Biologi SMA Negeri 1 Kampar Kiri Hilir

3.2.2. Sampel

Menurut (Sugiyono, 2015:118) Sampel adalah bagian dari jumlah


karakteristik yang dipilih oleh populasi tersebut. Apabila populasi besar, dan
peniliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenanga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan

21
sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan sampling


jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentukan sampel bila semua anggota
populsi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2015:119). Dalam penelitian ini
jumlah populasi 90 siswa sehingga sampel yang digunakan juga berjumlah 90
siswa. Pengambilan sampel yang saya lakukan akan dilakukan yaitu secara luring
(offline).

Tabel 2. Sampel Penelitian


Populasi Sampel
XI IPA 1 30 30
XI IPA 2 30 30
XI IPA 3 30 30
Jumlah 90 90
Sumber: SMAN 1 Kampar Kiri Hilir

3.3. Metode Penelitian

Metode pada penelitian ini adalah metode survey. Adiyanta (2019:4)


menyatakan penelitian survey merupakan suatu bentuk aktifitas yang sudah
menjadi kebiasaan pada masyarakat, dan banyak diantaraanya berpengalaman
dengan riset ini sebagai suatu bentuk pendekatan yang tersendiri atau yang
lainnya. Pada penelitian ini metode survey digunakan untuk mengetahui Persepsi
Siswa Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Biologi Kelas XI IPA di SMAN 1
Kampar Kiri Hilir Tahun Ajaran 2021/2022.

3.4. Prosedur Penelitian

Prosedur pada penelitian ini ditetapkan dengan langkah-langkah sebagai


berikut:

1. Penetapan populasi dan sampel penelitian

22
2. Penetapan variabel dan indikator penelitian yang dijadikan dasar penyusun
instrumen penelitian
3. Penyusun instrumen penelitian yaitu, angket/lembar pernyataan
4. Pengelolahan data
5. Penyusun laporan hasil penelitian.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
3.5.1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara-cara yang dapat


digunakan peneliti untuk mengumpulkan data (Riduwan, 2014:51). Pengumpulan
data pada penelitian ini menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek


penelitian untuk melihat dari dekat kegiatanyang dilakukan. Apabila objek
penelitian bersifat prilaku dan tindakan manusia, fenomena alam
(kejadian-kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja dan responden
kecil (Riduwan, 2015). Penelitian ini melihat langsung proses
pembelajaran antara guru dan siswa dengan mendatangi sekolah SMAN 1
Kampar Kiri Hilir.
2. Wawancara adalah proses interaksi yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih, dimana kedua pihak yang terlibat (pewawancara/interviewer dan
terwawancara/interviewee) memiliki hak yang sama dalam bertanya dan
menjawab (Herdiansyah, 2013:27).
3. Angket (Kuesioner) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2015:199). Tujuan
penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu
masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan
jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar
pertanyaan (Riduwan, 2014:53). Pengambilan data menggunakan angket
dilakukan sebanyak satu kali. Angket diberikan dengan tujuan untuk
mendapatkan data sesuai dengan permasalahan peneliti yaitu tentang

23
Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Biologi Kelas XI di
SMAN 1 Kampar Kiri Hilir Tahun Ajaran 2021/2022. Angket uji coba
akan diberikan kepada siswa kelas XI SMAN 1 di Kampar Kiri Hilir.
4. Dokumentasi merupakan kegiatan tindakan yang dilakukan dengan
mengabdikan gambar suatu keadaan yang berhubungan dengan tempat,
objek, tindakan, aktivitas, kejadian dalam proses pengisian angket dan
data-data lain yang terkait dengan penelitian. Studi dokumentasi
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari
dokumen untuk mendapatkan data atau informasi yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti. (Sodik, 2019:7)
3.6. Instrumen Pengumpulan Data
3.6.1. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian dapat diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan,


mengolah, menganalisa, dan menyajikan data-data secara sistematis secara
objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis.
Jadi semua alat yang bisa mendukung suatu penelitian bisa disebut instrumen
penelitian atau isntrumen pengumpulan data (Nasution, 2016:64). Instrumen pada
penelitian ini berupa angket. Tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi
yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila
responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dan
pengisian daftar pertanyaan (Riduwan, 2014:53)

Riduwan (2013:38) menyatakan bahwa istrumen penelitian ini


menggunakan skala pengukuran dengan skala likert. Skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi sesorang atau sekelompok tentang
kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan
secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Angket dalam penelitian ini menggunakan 3 alternatif jawaban yaitu: Selalu,
Kadang-Kadang, Tidak Pernah. Sedangkan dalam pengisian angket ini dengan
cara memberikan chceklist (√) pada jawaban yang menurut responden sesuai
karakteristik dirinya. Untuk mengukur variabel tentang Persepsi Siswa Terhadap

24
Pelaksanaan Pembelajaran Biologi Kelas XI IPA di SMAN 1 Kampar Kiri Hilir
Tahun Ajaran 2021/2022.

Tabel 3. Kisi-Kisi Angket Penelitian


Aspek Indikator Item Jumlah

1. Menguasai materi belajar dan


Kompetensi
prinsip-prinsip pembelajaran yan 1,2,3,4 4
Pendagogik
mendidik

2. Menyelenggarakan pembelajaran
5,6,7,8,9,10 6
yang mendidik

3. Berkomunikasi secara efektif,


empatik, dan santun dengan 11,12,13,14 4
peserta didik

4. Menyelenggarakan penilian dan


15,16,17,18 4
evaluasi proses dan hasil belajar

5. Memanfaatkan hasil penilian dan


evaluasi untuk kepentingan 19,20,21,22 4
pembelajaran

6. Melakukan tindakan reflektif


untuk meningkatkan kualias 23,24,25,26 4
pembelajaran

7. Menguasai karakteristik peserta


didik dari aspek fisik, moral,
27,28,29,30,31 5
spiritual, sosial, cultural,
emosional, dan intelektual

8. Memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk 32,33,34,35 4
kepentingan pembelajaran

9. Menguasai materi, struktur,


Kompetensi konsep, dan pola fikir keilmuwan
36,37,38,39,40 5
Profesinoal yang mendukung mata pelajaran
yang diampu.

10. Mengembangkan materi


pembelajaran yang diampu secara 41,42,43,44 4
kreatif.
Jumlah 44

25
Sumber: Permendiknas No. 16 Tahun 2007 dan Mariana (2017) dengan Modifikasi

Instrumen ini menggunakan pengukuran Likert. Skala Likert digunakan


untuk mengembangkan instrumen yang digunakan untuk mengukur sikap,
perspesi, dan pendapat sesorang atau kelompok orang terhadap potensi dan
permasalahan suatu objek. Angket penelitian terdiri dari 44 pertanyaan yang
menggunakan Skala Likert dengan tiga kategori yaitu, selalu (S), kadang-kadang
(KK), dan tidak perneh (TP) (Widoyoko, 2020:104)

Tabel 4. Skor Item Alternatif Jawaban Responden


Positif (+) Negatif (-)
Jawaban Skor Jawaban Skor
Selalu 3 Selalu 1
Kadang-Kadang 2 Kadang-Kadang 2
Tidak Pernah 1 Tidak Pernah 3
Sumber:Riduwan (2015)
3.6.2. Uji Coba Instrumen

Setelah instrumen penelitian disusun maka langkah selanjutnya adaalah


melakukan uji coba terhadap angket atau instrumen tersebut dikelas yang bukan
menjadi sampel penelitian.Uji coba dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian
sesungguhnya. Tujuan uji coba ini adalah untuk melihat validitas daan reliabilitas
instrument atau angket yang akan digunakan daalam penelitian.

Data yang diperoleh dari uji coba, kemudian dilakukan uji validitas dengan
menggunakan program SPSS. Data yang didapat kemudian dibandingkan dengan
⸀tabel, dengan taraf signifikn 5% Apabila ⸀hitung > ⸀tabel,maka instrumen
tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya jika ⸀hitung < ⸀tabel maka instrument
tersebut dinyatakan tidak valid.

3.6.3. Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah kecocokan pengukuran dengan tujuan penggunaanya, atau


dapat diakatan apakah pengukuran tadi sesuai dengan niat pengukuran, yaitu
pengukuran mengukur apa yang mau diukur.Berkaitan dengan pengujian validitas
instrumen, alat ukur atau instrument dikatakan valid bila alat tersebut dapat

26
mengukur apa yang mau diukur secara tepat. Validitas merujuk pada pemahaman
tentang realibilitas dan keakuratan. Dengan kata lain bila suatu alat ukur
mempunyai vaiditas tinggi berarti dia memiliki juga reabilitas tinggi (Sandjaja dan
Heriyanto, 2011 : 171 & 180)

3.6.4. Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2016: 354) menyatakan bahwa pengujian reliabilitas


instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal
pengujian dapat dilakukan dengan test-pretest (stability), equivalent, dan
gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan
menganalisis konsistensi butir-butir yang adda pada instrumen dengan teknik
tertentu. Secara psikometris diteorikan, reliabilitas sesuatu instrumen adalah
proporsi variasi skor perolehan yang merupakan variaansi skor murni
(Suryabrta,2012: 58-59)

3.7. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2015:207) menyatakan analisis deskriptif adalah statistik yang


digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
mengambarkan data yang terlah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan teknik deskriptif presentase.

Untuk menghitung persentase data dari jawaban responden, peneliti


menggunakan rumus sebagai berikut:

F
P= x 100%
N
Keterangan:

F= Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N= Jumlah frekuensi/banyaknya individu

P= Angka persentase. (Sudijono, 2015:43).

27
Pengelolahan kriteria diatas dapat dimodifikasi sesuai dengan skor angket
yang peneliti gunakan. Dari 38 pernyataan persepsi siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran serta banyaknya elas sehingga diperoleh:

1. Skor terendah, jika semua item mendapat 1 skor 1= 1 x 38 = 38 skor


2. Skor tertinggi, jika semua item mendapat 3 = 3 x 38 = 114 skor
38
3. Skor terendah dalam bentuk persen menjadi = x 100 % = 33%
114
4. Rentang = 100%-33%=67%
rentang 67 %
5. Panjang interval = = = 22%
banyak kelas 3

Menentukan tingkat persepsi siswa dalam pembelajaran IPA, maka


dilakukan pengelompokkan atas 5 kriteria penilaian yaitu: sangat baik, baik,
cukup baik, kurang baik, dan tidak baik, dalam hal ini mengacu pada (Riduwan,
2014:22). Adapun kriteria persentase dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 5. Kriteria Interpretasi Skor


No Angka Kategori
1. 81%-100% Sangat Baik
2. 61%-80% Baik
3. 41%-60% Cukup Baik
4. 21%-40% Kurang Baik
5. 0%-20% Tidak Baik
Sumber: (Riduwan, 2016)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

28
4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Kampar Kiri Hilir pada bulan


Desember 2021 dengan menyebarkan angket yang berisi 2 aspek dan 10 indikator
yang terdiri dari 44 pertanyaan. Adapun responden yang dijadikan sampel
penelitian terdiri dari 90 peserta didik dari kelas XI IPA.

Sebelum angket ini disebarkan kepada kelas XI IPA SMAN 1 Kampar


Kiri Hilir yang merupakan populasi penelitian dan sampel penelitian ini, terlebih
dahulu angket terdahulu angket tersebut diujikan di SMAN 1 Perhentian Raja di
kelas XI IPA 1 dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang pada satu kelas. Hasil
tanggapan angket yang diperoleh dari kelas XI IPA di SMAN Perhentian Raja,
selanjutnya peneliti gunakan untuk melakukan pengujian uji validitas dan uji
reabilitas seperti yang telah dijelaskan oleh peneliti pada BAB III ( perhitungan
pengujian validasi dan reabilitas terlampir ). Hal ini dilakukan peneliti agar
didapatkan angket yang valid dan reabel yang siap diujikan kepada kelas sampel
penelitian yang sesungguhnya.

Angket yang diberikan kepada responden mengenai bagaimana persepsi


siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran Biologi selama melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kelas. Angket yang disebarkan diharapkan dapat
menggambarkan dan mengemukakan masalah, keadaan, peristiwa sebagaimana
adanya atau mengungkapkan fakta secara lebih mendalam tentang pelaksanaan
pembelajaran biologi selama ini yang dimiliki guru IPA di SMA N 1 Kampar
Kiri Hilir Tahun Ajaran 2020/2021.

4.2. Uji Coba Angket

Sebelum melakukan penelitian yang sesungguhnya, peneliti terlebih


dahulu mengadakan uji coba atau validitas dan reabilitas terhadap angket sebagai
alat ukur yang telah di susun oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
hasil apakah angket tersebut layak atau tidak digunakan sebagai alat ukur tentang
persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran Biologi kelas XI IPA di SMA
N 1 Kampar Kiri Hilir.

29
Tabel 6. Item Pertanyaan Valid
Item Item Jumlah
Sebelu Sesudah
Aspek Indikator m Jumlah Validasi
Validas
i
a.       Menguasai materi 1,3,4 3
Kompetensi belajar dan prinsip-
1,2,3,4 4
Pendagogik prinsip pembelajaran
yang mendidik
b.       Menyelenggarakan 6,10 2
5,6,7,8,
pembelajaran yang 6
9,10
mendidik
c.        Berkomunikasi 11,12,13, 4
secara efektif, empatik, 11,12,1 14
4
dan santun dengan 3,14
peserta didik
d.         Menyelenggarakan 15,16,17, 4
15,16,1
penilian dan evaluasi 4 18
7,18
proses dan hasil belajar
e.         Memanfaatkan 19,20,22 3
hasil penilian dan
19,20,2
evaluasi untuk 4
1,22
kepentingan
pembelajaran
f.         Melakukan 25,26 2
tindakan reflektif untuk 23,24,2
4
meningkatkan kualias 5,26
pembelajaran
g.         Menguasai 27,28,29, 3
karakteristik peserta 31
didik dari aspek fisik, 27,28,2
5
moral, spiritual, sosial, 9,30,31
cultural, emosional, dan
intelektual
h.         Memanfaatkan 32,33,3 4 32,33,34, 4
teknologi informasi dan 4,35 35
komunikasi untuk
kepentingan

30
pembelajaran
a.        Menguasai materi, 37,38,39, 4
struktur, konsep, dan 40
Kompetensi 36,37,3
pola fikir keilmuwan 5
Profesinoal 8,39,40
yang mendukung mata
pelajaran yang diampu.
b.         Mengembangkan 41,42,43 3
materi pembelajaran 41,42,4
4
yang diampu secara 3,44
kreatif.
Jumlah 44 33
Sumber: Permendiknas No. 16 Tahun 2007 dan Mariana (2017)dengan Modifikasi

Dari Tabel 6 dapat terlihat bahwa setelah dilakukan uji validitas dan
reabilitas di sekolah SMA N 1 Perhentian Raja, maka butir angket yang
sebelumnya terdiri dari 44 item pertanyaan menjadi 33 item pertanyaan yang
valid. Dimana 11 butir item pertanyaan dinyatakan gugur (tidak valid). Dari hasil
uji coba angket tersebut maka angket yang akan di ujikan pada sampel
sesungguhnya di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir terdiri dari 33 pertanyaan.

4.3. Analisis Data Persepsi Siswa Kelas XI IPA terhadap Pelaksanaan


Pembelajaran Biologi.

Persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi dapat dilihat


dari angket yang telah disebarkan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah di
sebarkan kepada siswa SMA N 1 Kampar Kiri Hilir melalui penyebaran angket
dengan jumlah sampel 90 orang yang terdiri dari 10 indikator dan terdiri 33
pertanyaan. Guna menafsirkan skor nilai yang diperoleh melalui perhitungan atas
angket tersebut, maka untuk mendapatkan persentasenya disesuaikan dengan
kriteria yang telah dimodifikasikan dari Riduwan (2015:41)

4.4. Distribusi Analisis Data

Angket yang diberikan berisi item-item pertanyaan yang disusun


berdasarkan sub indikator. Dari 10 indikator disusun menjadi 33 item pertanyaan,
kemudian setiap sub indikator dihitung persentasenya dari setiap item pertanyaan

31
yang telah diisi responden. Hasil yang didapatkan dari perhitungan setiap
pertanyaan berdasarkan setiap indikator kemudian di hitung rata-rata
persentasenya dan diinterpretasikan dengan kategori yang telah di jelaskan atau
ditentukan sebelumnya. Adapun persentase untuk persepsi siswa terhadap
pelaksanaan pembelajaran biologi di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir Tahun Ajaran
2020/2021 untuk elbih jelas dapat dilihat pada rincian tabel dibawah ini.

Tabel 7. Rekapitulasi Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Biologi


Kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir.

Aspek No Indikator Angket


% Ket
Mampu menguasai materi belajar
Kompetensi 1 dan prinsip-prinsip pembelajaran 72,72 Baik
Pendagogik yang mendidik
 Menyelenggarakan pembelajaran Sangat
2 86,11
yang mendidik Baik
Berkomunikasi secara efektif,
Sangat
3 empatik, dan santun dengan peserta 87,78
Baik
didik
Menyelenggarakan penilian dan
4 77,87 Baik
evaluasi proses dan hasil belajar
Memanfaatkan hasil penilian dan
Sangat
5 evaluasi untuk kepentingan 86,79
Baik
pembelajaran
Melakukan tindakan reflektif untuk
6 80,19 Baik
meningkatkan kualias pembelajaran
Menguasai karakteristik peserta
didik dari aspek fisik, moral, Sangat
7 85,37
spiritual, sosial, cultural, emosional, Baik
dan intelektual
Memanfaatkan teknologi informasi
8 dan komunikasi untuk kepentingan 78,89 Baik
pembelajaran
Sangat
655,71
Jumlah Baik
Rata-Rata 81,96
Menguasai materi, struktur, konsep,
dan pola fikir keilmuwan yang Sangat
9 85,19
Kompetensi mendukung mata pelajaran yang Baik
Profesional diampu

32
Mengembangkan materi
Sangat
10 pembelajaran yang diampu secara 84,21
Baik
kreatif
Sangat
Jumlah 169,38
Baik
Rata-Rata 84,69
Rata-Rata Sangat
82,51
Keseluruhan Baik
(Data Olahan 2022)

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa persepsi siswa terhadap


pelaksanaan pembelajaran biologi di SMAN 1 Kampar Kiri Hilir pada kompetensi
pendagogik berada pada kategori sangat baik dengan persentase 81,96% yang
diperoleh dari nilai rata-rata perolehan hasil penyebaran angket yang dilakukan
selama penelitian pada indikator mampu menguasai materi dan prinsip
pembelajaran yang mendidik, menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik,
berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik,
menyelenggarakan penilian dan evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan
hasil penilian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, melakukan tindakan
reflektif untuk meningkatkan kualias pembelajaran, menguasai karakteristik
peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, cultural, emosional, dan
intelektual, dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran Sedangkan untuk kompetensi profesional berada pada
kategori sangat baik dengan persentase 84,69% yang diperoleh dari nilai rata-rata
perolehan hasil penyebaran angket yang dilakukan selama penelitian pada
indikator menguasai materi, struktur, konsep, dan pola fikir keilmuwan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu, dan mengembangkan materi pembelajaran yang diampu
secara kreatif.

Nilai tertiggi terletak pada indikator berkomunikasi secara efektif,


empatik, dan santun dengan peserta didik dengan persentase 87,78% (sangat baik)
dan nilai terendah terletak pada indikator menguasai materi belajar dan prinsip-
prinsip pembelajaran yang mendidik dengan persentase 72, 72% (baik)

33
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai persepsi siswa
terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar
Kiri Hilir, maka berikut di sajikan dalam bentuk grafik yang menunjukkan grafik
keseluruhan indikator baik pada kompetensi pendagogik maupun kompetensi
profesional, untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

100
90 86.11 87.78 86.79 85.37 85.19 84,20 82.51
77.87 80.19 78.89
80 72.72
70
60
50
40
30
20
10
0

Ga
mbar 1. Persentase setiap indikator persepsi siswa kelas XI IPA di SMA N 1
Kampar Kiri Hilir

Berdasarkan gambar diatas, maka dapat diketahui bahwa persepsi siswa


kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir terhadap pelaksanaan pembelajaran
biologi dikategorikan sangat baik secara keseluruhannya, hal ini dapapt dilihat
dari setiap indikatornya. Pada indikator 1, mampu menguasai materi belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yan mendidik dengan persentase 72,72%. Pada
indikator 2 menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik dengan persentase
86,11%. Pada indikator 3 berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
dengan peserta didik dengan persentase 87,78%. Pada indikator 4
menyelenggarakan penilian dan evaluasi proses dan hasil belajar dengan
persentase 77,87%. Pada indikator 5 memanfaatkan hasil penilian dan evaluasi

34
untuk kepentingan pembelajaran dengan persentase 86,79%. Pada indikator 6
melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualias pembelajaran dengan
persentase 80,19%. Pada indikator 7 menguasai karakteristik peserta didik dari
aspek fisik, moral, spiritual, sosial, cultural, emosional, dan intelektual dengan
persentase 85,37%. Pada indikator 8 memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk kepentingan pembelajaran dengan persentase 78,89%. Pada
indikator 9 menguasai materi, struktur, konsep, dan pola fikir keilmuwan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu dengan persentase 85,19%. Pada
indikator 10 mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
dengan persentase 84,20%. Secara keseluruhan kompetensi pendagogik dan
kompetensi profesional berada pada kategori sangat baik 82,51%.

4.4.1. Distribusi Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Biologi


Kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir Indikator Pertama

Berikut ini distribusi persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran


biologi kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir indikator pertama dari
kompetensi pendagogik yaitu mampu menguasai materi belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik

Tabel 8. Rekapitulasi indikator pertama menguasai materi belajar dan prinsip-


prinsip pembelajaran yang mendidik
Nomor SMA N 1 Kampar Kiri Hilir Nilai Angket
Soal
S KK TP % Kategori

1 35 (0,389) 53 2 (0,022) 78,89 Baik


(0,589
2 32 (0,356) 54 (0,600) 4 (0,044) 77,04 Baik
3 16 (0,178) 46 (0,511) 28 (0,311) 62,22 Baik
Jumlah 218,15
Baik
Rata-Rata 72,72
Data Olahan (2022)

Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa persepsi siswa terhadap


pelaksanaan pembelajaran biologi kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir

35
Tahun Ajaran 2021/2022 pada indikator pertama yaitu menguasai materi belajar
dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik dengan persentase 72,72% pada
kategori baik.

Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran


biologi berikut disajikan gambar yang menunjukkan persentase tanggapan siswa
dari item pertanyaan pada indikator menguasai materi belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik, untuk lebih jelas dapat dilihat dari gambar berikut
ini.

100
90
80
78.89 77.89
70 72.72
60 62.22
50
40
30
20
10
0
Item 1 Item 2 Item 3 Rata-Rata
Gamba
r 2. Indikator mampu menguasai materi belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik

Berdasarkan gambar diatas, tanggapan responden terhadap pelaksanaan


pembelajaran biologi pada indikator mampu menguasai materi belajar dan prinsip-
prinsip pembelajaran yang mendidik menunjukkan bahwa pada item (1) Apakah
bapak/ibu guru mengajar menggunakan berbagai model pembelajaran yang
menyenangkan? dengan persentase 78,89% pada kategori baik. Pada item (2)
Apakah bapak/ibu kamu menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi?
dengan persentase 77,89% pada kategori baik. Pada item (3) Apakah bapak/ibu
guru memberitahukan kepada orang tua kamu tentang hasil penilian dari ulangan
harian/kuis yang telah kamu lakukan? dengan persentase 62,22% dengan kategori

36
baik. Pada indikator mampu menguasai materi belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik ini hasil rata-rata dari indikatornya mendapatkan
persentase 72,72% dengan kategori baik.

4.4.2. Distribusi Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Biologi


Kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir Indikator Kedua

Berikut ini distribusi persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran


biologi kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir indikator kedua dari
kompetensi pendagogik yaitu menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

Tabel 9. Rekapitulasi indikator kedua menyelenggarakan pembelajaran yang


mendidik
Nomor SMA N 1 Kampar Kiri Hilir Nilai Angket
Soal
S KK TP % Kategori
55 30 5 Sangat
4 85,19
(0,611) (0,333) (0,056) Baik
35(0,389 Sangat
5 55(0,611) 0(0,000) 87,04
) Baik
Jumlah
172,23
Sangat
Baik
Rata-Rata 86,11
Data Olahan (2022)

Berdasarkan Tabel 9 persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran


biologi kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir Tahun Ajaran 2021/2022
pada indikator kedua menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik dengan
persentase 86,11% pada kategori sabgat baik.

Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran


biologi maka berikut disajikan gambar yang menunjukkan persentase tanggapan
siswa dari tiap item pertanyaan pada indikator menyelenggarakan pembelajaran
yang mendidik, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar berikut ini.

37
100
90
80 85.19 87.08 86.11
70
60
50
40
30
20
10
0
Item 4 Item 5 Rata-Rata
Gamba
r 3. Indikator menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik

Berdasarkan gambar diatas, tanggapan responden terhadap pelaksanaan


pembelajaran biologi pada indikator menyelenggarakan pembelajaran yang
mendidik menunjukkan bahwa item (4) Apakah bapak/ibu guru memulai
pembelajaran setelah suasana kelas tenang? dengan persentase 85,19% kategori
sangat baik. Item (5) Apakah bapak/ibu guru kamu meminta untuk menerapkan
ilmu yang kamu dapat dalam kehidupan sehari-hari? dengan persentase 87,04%
pada kategori sangat baik. Pada indikator menyelenggarakan pembelajaran yang
mendidik ini hasil rata-rata dari indikatornya mendapatkan persentase 86,11%
pada kategori sangat baik.

4.4.3. Distribusi Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Biologi


Kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir Indikator Ketiga

Berikut ini distribusi distribusi persepsi siswa terhadap pelaksanaan


pembelajaran biologi kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir indikator
ketiga dari kompetensi pendagogik yaitu berkomunikasi secara efektif, empatik,
dan santun dengan peserta didik.

Tabel 10. Rekapitulasi indikator ketiga berkomunikasi secara efektif, empatik, dan
santun dengan peserta didik

38
SMA N 1 Kampar Kiri Hilir Nilai Angket
Nomor Soal

S KK TP % Kategori

6 74 (0,822) 16 (178) 0 (0,000) 94,07 Sangat Baik

7 64 (0,711) 26 (0,289) 0 (0,000) 90,37 Sangat Baik

8 63 (0,700) 27 (0,300) 0 (0,000) 90, 00 Sangat Baik

9 32 (0,356) 53 (0,589) 5 (0,056) 76,67 Baik

Jumlah 261,11
Sangat Baik
Rata-Rata 87,78
Data Olahan (2022)

Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa persepsi siswa terhadap


pelaksanaan pembelajaran biologi kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir
Tahun Ajaran 2021/2022 pada indikator ketiga yaitu berkomunikasi secara efektif,
empatik, dan santun dengan peserta didik dengan persentase 87,78% pada kategori
sangat baik.

Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran


biologi berikut disajikan gambar yang menunjukkan persentase tanggapan siswa
dari item pertanyaan pada indikator berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
dengan peserta didik, untuk lebih jelas dapat dilihat dari gambar berikut ini.

39
100
90 94.07
90.37 90.01 87.78
80
70 76.67
60
50
40
30
20
10
0
Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Rata-Rata
Gamba
r 4.Indikator berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
didik

Berdasarkan gambar diatas, tanggapan responden terhadap pelaksanaan


pembelajaran biologi pada indikator berkomunikasi secara efektif, empatik, dan
santun dengan peserta didik menunjukkan bahwa item (6) Apakah bapak/ibu guru
menggunakan bahasa yang santun dan mudah dimengerti dalam pembelajaran?
dengan persentase 94,07% pada kategori sangat baik. Item (7) Apakah bapak/ibu
guru membantu mengatasi kesulitan dalam belajar? dengan persentase 90,37%
pada kategori sangat baik. Item (8) Apakah bapak/ibu guru ketika dalam proses
belajar-mengajar perna memberi contoh bersosialisasi yang baik? Misalnya saling
menghargai dan bersikap ramah terhadap sesama teman? dengan persentase
90,00% pada kategori sangat baik. Item (9) Apakah bapak/ibu guru memanfaatkan
teknologi yang telah tersedia di sekolah dalam kegiatan belajar mengajar?dengan
persentase 76,76% pada kategori baik. Pada indikator berkomunikasi secara efektif,
empatik, dan santun dengan peserta didik ini hasil rata-rata dari indikatornya
mendapatkan persentase 87,78% pada kategori sangat baik.

4.4.4. Distribusi Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Biologi


Kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir Indikator Keempat

40
Berikut ini distribusi persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran
biologi kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir indikator keempat dari
kompetensi pendagogik yaitu menyelenggarakan penilian dan evaluasi proses dan
hasil belajar.

Tabel 11. Rekapitulasi indikator keempat menyelenggarakan penilian dan evaluasi


proses dan hasil belajar

SMA N 1 Kampar Kiri Hilir Nilai Angket


Nomor Soal

S KK TP % Kategori

10 20 (0,222) 63 (0,700) 7 (0,078) 71,48 Baik

11 43 (0,478) 46 (0,511) 1 (0,011) 79,63 Baik

12 63 (0,700) 27 (0,300) 0 (0,000) 82,22 Sangat Baik

13 33 (0,367) 55 (0,611) 2 (0,022) 78,15 Baik

Jumlah 311,48
Baik
Rata-Rata 77,87
Data Olahann (2022)

Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa persepsi siswa terhadap


pelaksanaan pembelajaran biologi kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir
Tahun Ajaran 2021/2022 pada indikator keempat yaitu menyelenggarakan
penilian dan evaluasi proses dan hasil belajar dengan persentase 77,87% pada
kategori baik.

Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran


biologi berikut disajikan gambar yang menunjukkan persentase tanggapan siswa
dari item pertanyaan pada indikator menyelenggarakan penilian dan evaluasi
proses dan hasil belajar, untuk lebih jelas dapat dilihat dari gambar berikut ini.

41
100
90
80 82.22
79.63 78.15 77.87
70
71.48
60
50
40
30
20
10
0
Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Rata-Rata
Gamba
r 5. Indikator menyelenggarakan penilian dan evaluasi proses dan hasil belajar

Berdasarkan gambar diatas, tanggapan responden terhadap pelaksanaan


pembelajaran biologi pada indikator menyelenggarakan penilian dan evaluasi
proses dan hasil belajar menunjukkan bahwa item (10) Apakah bapak/ibu guru
memberikan kuis di akhir pembelajaran? dengan persentase 71,48% pada kategori
baik. Item (11) Apakah bapak/ibu guru meminta untuk menerapkan ilmu yang
kamu dapat dalam kehidupan sehari-hari? dengan kategori 79,63% pada kategori
baik. Item (12) Apakah bapak/ibu guru melakukan evaluasi proses dan hasil
belajar menggunakan bentuk soal yang bervariasi sesuai dengan mata pelajaran?
dengan persentase 82,22% pada kategori sangat baik. Item (13) Apakah bapak/ibu
guru membuat peserta didik termotivasi menjawab soal yang diberikan apabila
menggunakan bentuk soal yang bervariasi? dengan kategori 78,15% pada kategori
baik. Pada indikator menyelenggarakan penilian dan evaluasi proses dan hasil
belajar ini hasil rata-rata dari indikatornya mendapatkan persentase 77,87% pada
kategori baik.

4.4.5. Distribusi Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Biologi


Kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir Indikator Kelima

Berikut ini distribusi persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran


biologi kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir indikator kelima dari

42
kompetensi pendagogik yaitu memanfaatkan hasil penilian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran.

Tabel 12. Rekapitulasi indikator kelima memanfaatkan hasil penilian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran

SMA N 1 Kampar Kiri Hilir Nilai Angket


Nomor Soal
S KK TP % Kategori

14 62 (0,689) 27 (0,300) 1 (0,011) 89,26 Sangat Baik

15 46 (0,511) 44 (0,489) 0 (0,000) 83,71 Sangat Baik

16 60 (0,667) 26 (0,289) 4 (0,044) 87,41 Sangat Baik

Jumlah 571,85
Sangat Baik
Rata-Rata 86,79
Data Olahan (2022)

Berdasarkan Tabel 12 dapat dilihat bahwa persepsi siswa terhadap


pelaksanaan pembelajaran biologi kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir
Tahun Ajaran 2021/2022 pada indikator kelima yaitu memanfaatkan hasil penilian
dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran dengan persentase 86,79% pada kategori
sangat baik.

Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran


biologi berikut disajikan gambar yang menunjukkan persentase tanggapan siswa
dari item pertanyaan pada indikator memanfaatkan hasil penilian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran, untuk lebih jelas dapat dilihat dari gambar berikut ini.

43
100
90
89.26 87.41 86.79
80 83.71
70
60
50
40
30
20
10
0
Item 14 Item 15 Item 16 Rata-Rata
Gamba
r 6. Indikator memanfaatkan hasil penilian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran

Berdasarkan gambar diatas, tanggapan responden terhadap pelaksanaan


pembelajaran biologi pada indikator memanfaatkan hasil penilian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran menunjukkan bahwa item (14) Apakah bapak/ibu guru
melakukan remedial bagi siswa yang belum tuntas dalam mengikuti ulangan
harian/kuis? dengan persentase 89,26% pada kategori sangat baik. Item (15)
Apakah bapak/ibu guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan pad setiap
akhir pembelajaran? dengan persentase 83,71% pada kategori sangat baik. Item
(16) Apakah bapak/ibu guru memberikan penjelasan jika kamu memilih jawaban
yang salah? dengan persentase 87,41% pada kategori sangat baik. Pada indikator
memanfaatkan hasil penilian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran ini hasil
rata-rata dari indikatornya mendapatkan persentase 86,79% pada kategori sangat
baik.

4.4.6. Distribusi Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Biologi


Kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir Indikator Keenam

Berikut ini distribusi persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran


biologi kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir indikator keenam dari

44
kompetensi pendagogik yaitu melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan
kualias pembelajaran.

Tabel 13. Rekapitulasi indikator keenam melakukan tindakan reflektif untuk


meningkatkan kualitas belajar

SMA N 1 Kampar Kiri Hilir Nilai Angket


Nomor
Soal
S KK TP % Kategori

17 39(0,433) 48 (0,533) 3 (0,033) 80,01 Baik

18 40 (0,444) 47 (0,522) 3 (0,033) 80,37 Baik

Jumlah 160,38
Baik
Rata-Rata 80,19
Data Olahan (2022)

Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat bahwa persepsi siswa terhadap


pelaksanaan pembelajaran biologi kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir
Tahun Ajaran 2021/2022 pada indikator keenam yaitu melakukan tindakan
reflektif untuk meningkatkan kualias pembelajaran dengan persentase 80,19% pada
kategori baik.

Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran


biologi berikut disajikan gambar yang menunjukkan persentase tanggapan siswa
dari item pertanyaan pada indikator melakukan tindakan reflektif untuk
meningkatkan kualias pembelajaran, untuk lebih jelas dapat dilihat dari gambar
berikut ini.

45
100
90
80
80.01 80.37 80.19
70
60
50
40
30
20
10
0
Item 17 Item 18 Rata-Rata
Gamba
r 7. Indikator melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualias
pembelajaran

Berdasarkan gambar diatas, tanggapan responden terhadap pelaksanaan


pembelajaran biologi pada indikator melakukan tindakan reflektif untuk
meningkatkan kualias pembelajaran menunjukkan bahwa item (17) Apakah
bapak/ibu guru sebelum memulai pembelajaran menyampaikan tujuan dari
pembelajaran yang akan berlangsung? dengan persentase 80,01% pada kategori
Baik. Item (18) Apakah bapak/ibu guru merangkum materi yang telah dijelaskan
pada akhir pelajaran? dengan persentase 80,37% pada kategori baik. Pada
indikator melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualias pembelajaran
ini hasil rata-rata dari indikatornya mendapatkan persentase 80,19% pada kategori
baik.

4.4.7. Distribusi Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Biologi


Kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir Indikator Ketujuh

Berikut ini distribusi persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran


biologi kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir indikator ketujuh dari
kompetensi pendagogik yaitu menguasai karakteristik peserta didik dari aspek
fisik, moral, spiritual, sosial, cultural, emosional, dan intelektual.

46
Tabel 14. Rekapitulasi indikator ketujuh menguasai karakteristik peserta didik dari
aspek fiisik, moral, spiritual, sosial, cultural, emosional, dan intelektual

SMA N 1 Kampar Kiri Hilir Nilai Angket


Nomor Soal

S KK TP % Kategori

19 55 (0,611) 34 (0,378) 1 (0,011) 86,67 Sangat Baik

20 31 (0,344) 52 (0,578) 7 (0,078) 75,56 Baik

21 61 (0,678) 29 (0,322) 0 (0,000) 89,26 Sangat Baik

22 63 (0,700) 27 (0,300) 0 (0,000) 90,01 Sangat Baik

Jumlah 341,5
Sangat Baik
Rata-Rata 85,37
Data Olahan (2022)

Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat bahwa persepsi siswa terhadap


pelaksanaan pembelajaran biologi kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir
Tahun Ajaran 2021/2022 pada indikator ketujuh yaitu menguasai karakteristik
peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, cultural, emosional, dan
intelektual dengan persentase 85,37% pada kategori sangat baik.

Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran


biologi berikut disajikan gambar yang menunjukkan persentase tanggapan siswa
dari item pertanyaan pada indikator menguasai karakteristik peserta didik dari
aspek fisik, moral, spiritual, sosial, cultural, emosional, dan intelektual, untuk
lebih jelas dapat dilihat dari gambar berikut ini.

47
100
90
89.26 90.01
80 86.67 85.37
70 75.56
60
50
40
30
20
10
0
Item 19 Item 20 Item 21 Item 22 Rata-Rata
Gamba
r 8. Indikator menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
spiritual, sosial, cultural, emosional, dan intelektual

Berdasarkan gambar diatas, tanggapan responden terhadap pelaksanaan


pembelajaran biologi pada indikator menguasai karakteristik peserta didik dari
aspek fisik, moral, spiritual, sosial, cultural, emosional, dan intelektual
menunjukkan bahwa item (19) Apakah bapak/ibu guru memberi motivasi,
nasehat, dan ide cemerlang kepada peserta didik ketika mengajar? dengan
persentase 86,67% pada kategori sangat baik. Item (20) Apakah bapak/ibu guru
melaksanakan pembelajaran dilaboratorium/dilapangan menyampaiakn tata tertib
yang harus diikuti? dengan persentase 75,56% pada kategori baik. Item (21)
Apakah bapak/ibu guru bertanya tentang materi pembelajaran sebelum
melaksanakan pelajaran? dengan persentase 89,26% pada kategori sangat baik.
Item (22) Apakah bapak/ibu guru memulai dan mengakhiri pelajaran sesuai
dengan waktu yang tersedia? dengan persentase 90,01% pada kategori sangat
baik. Pada indikator menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
spiritual, sosial, cultural, emosional, dan intelektual ini hasil rata-rata dari
indikatornya mendapatkan persentase 85,37% pada kategori sangat baik.

4.4.8. Distribusi Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Biologi


Kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir Indikator Kedelapan

48
Berikut ini distribusi persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran
biologi kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir indikator kedelapan dari
kompetensi pendagogik yaitu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk kepentingan pembelajaran.

Tabel 15. Rekapitulasi indikator kedelapan memanfaatkan teknologi


informasi dan komunikasi untuk kepentingan belajar

Nomor SMA N 1 Kampar Kiri Hilir Nilai Angket


Soal
S KK TP % Kategori
23 35 (0,389) 50 (0,556) 5 (0,056) 77,78 Baik
24 23 (0,256) 60 (0,667) 7 (0,078) 72,,59 Baik
25 36 (0,400) 53 (0,589) 1 (0,011) 79,63 Baik
Sangat
26 51 (0,567) 39 (0,433) 0 (0,000) 85,56
Baik
Jumlah 242,97 Sangat
Rata-Rata 78,89 Baik
Data Olahan (2022)

Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa persepsi siswa terhadap


pelaksanaan pembelajaran biologi kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir
Tahun Ajaran 2021/2022 pada indikator kedelapan yaitu memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran dengan persentase
78,89% pada kategori baik.

Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran


biologi berikut disajikan gambar yang menunjukkan persentase tanggapan siswa
dari item pertanyaan pada indikator memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, untuk lebih jelas dapat dilihat dari
gambar berikut ini.

49
100
90
80 85.56
77.78 79.63 78.89
70 72.59
60
50
40
30
20
10
0
Item 23 Item 24 Item 25 Item 26 Rata-Rata
Gamba
r 9. Indikator memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran

Berdasarkan gambar diatas, tanggapan responden terhadap pelaksanaan


pembelajaran biologi pada indikator memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk kepentingan pembelajaran menunjukkan bahwa item (23)
Apakah bapak/ibu guru mengetahui kesulitan peserta didik dalam belajar? dengan
persentase 77,78% pada kategori baik. Item (24) Apakah bapak/ibu guru
menggunakan media pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan materi yang
diajarkan? Misalanya, media handout, media gambar, infokus, kerangka manusia
dan lain-lain? dengan persentase 72,59% pada kategori baik. Item (25) Apakah
bapak/ibu guru memberikan pertanyaan kepada beberapa orang siswa sebelum
mengakhiri pelajaran? dengan persentase 79,63% pada kategori baik. Item (26)
Apakah bapak/ibu guru mengulangi kembali materi pelajaran sebelumnya,
sebelum masuk ke materi selanjutnya? dengan persentase 85,56% pada kategori
sangat baik. Pada indikator memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk kepentingan pembelajaran ini hasil rata-rata dari indikatornya mendapatkan
persentase 78,89% pada kategori baik.

4.4.9. Distribusi Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Biologi


Kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir Indikator Kesembilan

50
Berikut ini distribusi persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran
biologi kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir indikator kesembilan dari
kompetensi profesional yaitu menguasai materi, struktur, konsep, dan pola fikir
keilmuwan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

Tabel 16. Rekapitulasi indikator kesembilan menguasai materi, struktur, konsep,


dan pola fikir keilmuwan yang mendukung mata pelajaran yang diampu

Nomor SMA N 1 Kampar Kiri Hilir Nilai Angket


Soal
S KK TP % Kategori
27 48 (0,533) 42 (0,467) 0 (0,000) 84,44 Sangat Baik
28 48 (0,533) 48 (0,467) 0 (0,000) 84,44 Sangat Baik
29 49 (0,544) 39 (0,433) 2 (0,022) 84,07 Sangat Baik
30 58 (0,644) 31 (0,344) 1 (0,011) 87,78 Sangat Baik
Jumlah 340,73
Sangat Baik
Rata-Rata 85,19
Data Olahan (2022)

Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat bahwa persepsi siswa terhadap


pelaksanaan pembelajaran biologi kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir
Tahun Ajaran 2021/2022 pada indikator kesembilan yaitu menguasai materi,
struktur, konsep, dan pola fikir keilmuwan yang mendukung mata pelajaran yang
diampu dengan persentase 85,19% pada kategori sangat baik.

Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran


biologi berikut disajikan gambar yang menunjukkan persentase tanggapan siswa
dari item pertanyaan pada indikator menguasai materi, struktur, konsep, dan pola
fikir keilmuwan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, untuk lebih jelas
dapat dilihat dari gambar berikut ini.

51
100
90
80 87.78 85.19
84.44 84.44 84.07
70
60
50
40
30
20
10
0
Item 27 Item 28 Item 29 Item 30 Rata-Rata
Gamba
r 10. Indikator menguasai materi, struktur, konsep, dan pola fikir keilmuwan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu

Berdasarkan gambar diatas, tanggapan responden terhadap pelaksanaan


pembelajaran biologi pada indikator menguasai materi, struktur, konsep, dan pola
fikir keilmuwan yang mendukung mata pelajaran yang diampu menunjukkan
bahwa item (27) Apakah bapak/ibu guru menambahkan informasi terbaru dari
materi pembelajaran? dengan persentase 84,44% pada kategori sangat baik. Item
(28) Apakah bapak/ibu guru menyampaikan materi secara kreatif sesuai dengan
materi yang dipelajari? dengan persentase 84,44% pada kategori sangat baik. Item
(29) Apakah bapak/ibu guru menghargai hasil kerja keras peserta didik dalam
proses pembelajaran? Misalnya, memberikan reward dengan persentase 84,07%
pada kategori sangat baik. Item (30) Apakah bapak/ibu guru kamu memulai dan
mengakhiri pelajaran sesuai dengan waktu yang tersedia? dengan persentase
87,78% pada kategori sangat baik. Pada indikator menguasai materi, struktur,
konsep, dan pola fikir keilmuwan yang mendukung mata pelajaran yang diampu
ini hasil rata-rata dari indikatornya mendapatkan persentase 85,19% pada kategori
sangat baik.

4.4.10. Distribusi Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Biologi


Kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir Indikator Kesepuluh

52
Berikut ini distribusi persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran
biologi kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir indikator kesepuluh dari
kompetensi profesional yaitu mengembangkan materi pembelajaran yang diampu
secara kreatif.

Tabel 17. Rekapitulasi indikator kesepuluh mengembangkan materi pembelajaran


yang diampu secara kreatif

SMA N 1 Kampar Kiri Hilir Nilai Angket


Nomor
Soal
S KK TP % Kategori
Sangat
31 44 (0,489) 45 (0,500) 1 (0,011) 82,59
Baik
Sangat
32 47 (0,522) 43 (0,478) 0 (0,000) 84,07
Baik
Sangat
33 53 (0,589) 36 (0,400) 1 (0,011) 85,93
Baik
Jumlah 252,59
Sangat
Baik
Rata-Rata 84,21
Data Olahan (2022)

Berdasarkan Tabel 17 dapat dilihat bahwa persepsi siswa terhadap


pelaksanaan pembelajaran biologi kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir
Tahun Ajaran 2021/2022 pada indikator kesepuluh yaitu kompetensi profesional
yaitu mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif dengan
persentase 84,21% pada kategori sangat baik.

Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran


biologi berikut disajikan gambar yang menunjukkan persentase tanggapan siswa
dari item pertanyaan pada indikator mengembangkan materi pembelajaran yang
diampu secara kreatif, untuk lebih jelas dapat dilihat dari gambar berikut ini.

53
100
90
80 84.07 85.93 84.21
82.59
70
60
50
40
30
20
10
0
Item 31 Item 32 Item 33 Rata-Rata
Gamba
r 11. Indikator mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif

Berdasarkan gambar diatas, tanggapan responden terhadap pelaksanaan


pembelajaran biologi pada indikator mengembangkan materi pembelajaran yang
diampu secara kreatif menunjukkan bahwa item (31) Apakah bapa/ibu guru
menggunakan materi pelajaran yang mudah dipahami oleh kamu dalam
pembelajaran? dengan persentase 82,59% pada kategori sangat baik. Item (32)
Apakah bapak/ibu guru menjelaskan materi pembelajaran dengan jelas dengan
sehingga mudah dipahami? dengan persentase 84,07% pada kategori sangat baik.
Item (33) Apakah bapak/ibu guru melakukan evaluasi proses dan hasil belajar
mengajar menggunakan bentuk soal yang bervariasi? Misalnya, soal pilihan
ganda, essay, benar salah dan tanya jawab dengan persentase 85,93% pada
kategori sangat baik. Pada indikator mengembangkan materi pembelajaran yang
diampu secara kreatif ini hasil rata-rata dari indikatornya mendapatkan persentase
84,21% pada kategori sangat baik.

4.5. Pembahasan

Setelah data dianalisis secara sistematis, selanjutnya dilakukan


pembahasan tentang Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Biologi
Kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir Tahun Ajaran 2021/2022.

54
Berdasarkan hasil penelitian dari data yang telah dilakukan di SMA N 1
Kampar Kiri Hilir menunjukkan bahwa Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan
Pembelajaran Biologi untuk keseluruhannya 82,51% hal ini dapat dijelaskan dari
penjumlahan rata-rata indikator, diantaranya untuk indikator (1) mampu
menguasai materi belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik berada
pada kategori baik dengan persentase 72,72%. Pada indikator (2)
menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik berada pada kategori sangat baik
dengan persentase 86,11%. Pada indikator (3) berkomunikasi secara efektif,
empatik, dan santun dengan peserta didik pada kategori sangat baik dengan
persentase 87,78%. Pada indikator (4) menyelenggarakan penilian dan evaluasi
proses dan hasil belajar pada kategori baik dengan persentase 77,87%.Pada
indikator (5) memanfaatkan hasil penilian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran pada kategori sangat baik dengan persentase 86,79%. Pada
indikator (6) melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualias
pembelajaran pada kategori baik dengan persentase 80,19%. Pada indikator (7)
menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial,
cultural, emosional, dan intelektual pada kategori sangat baik dengan persentase
85,37%. Pada indikator (8) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk kepentingan pembelajaran pada kategori baik dengan persentase 78,89%.

Pada indikator (9) menguasai materi, struktur, konsep, dan pola fikir
keilmuwan yang mendukung mata pelajaran yang diampu pada kategori sangat
baik dengan persentase 85,19%. Pada indikator (10) Mmengembangkan materi
pembelajaran yang diampu secara kreatif pada kategori sangat baik dengan
persentase 84,20%.

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa persepsi siswa terhadap


pelaksanaan pembelajaran biologi kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir
sudah terleksanakan dengan sangat baik, hal ini diperoleh dari hasil olahan data
yang telah dilakukan berdasarkan penyebaran angket yang dilakukan pada tanggal
02 Januari sampai dengan 05 Januari selama proses penelitian, dimana untuk
proses keseluruhannya berada pada kategori sangat baik dengan persentase

55
82,51%. Hasil ini diperoleh dari olahan data setiap indikator yang dirata-ratakan
berdasarkan jumlah pertanyaan pada setiap indikatornya. Untuk lebih jelasnya
maka berikut akan diuraikan kembali perolehan niali tiap item pertanyaan
berdasarkan indikator yang telah ditentukan oleh Permendiknas No. 35 Tahun
2010.

4.5.1. Mampu menguasai materi belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran


yang mendidik

Berdasarkan hasil yang sudah diperoleh dan analisis data mengenai


persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi kelas XI IPA di SMA
N 1 Kampar Kiri Hilir untuk keseluruhan indikator pertama mengenai mampu
menguasai materi belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik berada
dalam kategori baik dengan persentase 72,72%. Responden memberi tanggapan
paling tinggi pada item pertanyaan no (1) apakah bapak/ibu guru mengajar
menggunakan berbagai model pembelajaran yang menyenangkan? responden
dominan memberikan tanggapan setuju yaitu sebanyak 53 dengan persentase
78,89% kategori baik, karena guru mampu melaksanakan program belajar
mengajar dengan berbagai model pembelajaran tergantung pada materi yang akan
di ajarkan hal ini sejalan dengan hasil wawancara dan observasi dimana siswa
akan merasa senang dan semangat apabila model pembelajarannya divariasikan.

Menurut Lyle M,Spencer adan Signe M,Spencer dalam Uno dan Nina
(2014:14) mengatakan bahwa kompetensi guru merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran dan pendidikan di sekolah.
Biarpun demikian, kompetensi guru tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh
faktor latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar dan lamanya mengajar.
Kompetensi guru dapat dinilai penting selain sebagai alat seleksi dalam
penerimaan calon guru, namun juga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
rangka pembinaan dan pengembangan tenanga baru. Kompetensi juga penting
dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa.
Menurut UU No.14 Tahun 2005 menyatakan bahwa kompetensi adalah

56
seperangkat pengetahuan, ketrampilan, prilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
diskusi oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesinalan.

4.5.2. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik

Berdasarkan hasil yang sudah diperoleh dan analisis data mengenai


persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi kelas XI IPA di SMA
N 1 Kampar Kiri Hilir untuk keseluruhan indikator kedua mengenai
menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik berada pada kategori sangat baik
dengan persentase 86,11%. Responden memberikan jawaban paling tinggi pada
item no (5) apakah bapak/ibu guru kamu meminta untuk menerapkan ilmu yang
kamu dapat dalam kehidupan sehari-hari? responden dominan memberikan
jawaban sangat setuju sebanyak 55 dengan persentase 87,04% pada kategori
sangat baik, karena guru harus meminta kepada siswa untuk menerapkan ilmu
yang didapatkan saat belajar didalam kelas dikehidupan sehari-hari siswa.

Menurut Joni, Raka dalam Salimi (2016:3) pembelajaran mendidik


didefinisikan sebagai pembelajaran yang membuahkan bukan saja dasar-dasar
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, melaikan juga sekaligus
menumbuhkan karakter yang kuat serta penguasaan kecakepan hidup (soft skills),
sehingga tampil sebagai manusia yang penuh kasih terhadap sesama (compassion)
serta menjunjung tinggi etika di samping trengginas dalam bekerja.

4.5.3. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta


didik

Berdasarkan hasil yang sudah diperoleh dan analisis data mengenai


persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi kelas XI IPA di SMA
N 1 Kampar Kiri Hilir untuk keseluruhan indikator ketiga mengenai
berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik berada
pada kategori sangat baik dengan persentase 87,78%. Responden memberikan
jawaban paling tinggi pada item no (6) Apakah bapak/ibu guru menggunakan
bahasa yang santun dan mudah dimengerti dalam pembelajaran? responden
dominan memberikan jawaban sangat setuju sebanyak 74 dengan persentase

57
94,07% pada kategori sangat baik, karena dalam proses pembelajaran guru harus
menyampaikan pembelajaran dengan bahasa yang santun dan mudah dimengerti
oleh peserta didik.

Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk


mempelajari sesuatu yang yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan
memahami materi standar yang dipelajari. Guru sebagai pembimbing dapat
diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang bertanggung jawab. Sebagai pembimbing guru harus
merumuskan tujuan secara jelas, menepatkan waktu perjalanan, menepatkan jalan
yang di tempuh, menggunakan petunjuk perjalanan, serta menilai kelancaran
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Semua kegiatan yang
dilakukan oleh guru harus berdasarkan kerja sama yang baik antara guru dan
peserta didik. ( Uno dan Nina, 2016:4)

Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi


pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik,
dimana peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang
telah ditentukan, sehingga menambahkan wawasan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta menimbulkan perubahan terhadap berlangsungnya komunikasi
yang efektif dalam pembelajaran, sehingga guru sebagai pengajar dituntut
memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses
pembelajaran yang efektif. (Yusuf, 2019:9)

4.5.4. Menyelenggarakan penilian dan evaluasi proses dan hasil belajar

Berdasarkan hasil yang sudah diperoleh dan analisis data mengenai


persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi kelas XI IPA di SMA
N 1 Kampar Kiri Hilir untuk keseluruhan indikator keempat mengenai
menyelenggarakan penilian dan evaluasi proses dan hasil belajar berada pada
kategori baik dengan persentase 77,87%. Responden memberikan jawaban paling
tinggi pada item no (12) Apakah bapak/ibu guru melakukan evaluasi proses dan
hasil belajar menggunakan bentuk soal yang bervariasi sesuai dengan mata

58
pelajaran? responden dominan memberikan jawaban setuju sebanyak 46 dengan
persentase 82,22% pada kategori baik, karena dalam proses pembelajaran guru
akan melakukan evaluasi didalam kelas sebelum mengakhiri pembelajaran
gunanya untuk mengetahui pemahaman peserta didik pada materi yang sudah di
peajari. Pada proses evaluasi guru seharusnya menggunakan soal yang bervariasi
agar peserta didik lebih tertarik mengerjakan soalnya.

Menurut Hamaliki dalam Riadi (2017:8) Evaluasi pembelajaran adalah


evaluasi terhadap proses belajar mengajar secara sistematik, evaluasi
pembelajaran diarahkan pada komponen-komponen sistem pembelajaran yang
mencakup komponen input, yakni prilaku awal(entry behavior) siswa, komponen
input instrumental yakni kemampuan profesional guru atau tenaga kependidikan,
komponen krurikulum (program studi, metode, media), komponen administrative
(alat, waktu, dana), komponen proses ialah prosedur pelaksanaan
pembelajaran,lomponen outout ialah hasil pembelajaran yang menandai
ketercapaian tujuan pembelajaran.

Guru harus mampu mengukur kompetensi yang telah dicapai oleh siswa
dari setiap proses pembelajaran atau setelah beberapa unit pelajaran, sehingga
guru dapat menentukan keputusan terhadap siswa tersebut, apakah peru diadakan
perbaikan/remedial serta menentukan rencana pembelajaran berikutnya baik dari
segi materi ataupun rencana strateginya. Oleh karena itu, guru setidaknya mampu
menyusun instrumen tes dan non tes, mampun membuat keputusan bagi posisi
siswanya, apakah telah dicapai harapan penguasaannya secara optimal atau belum.
Kemampuan yang harus dimiliki oleh guru kemudian menjadi suatu kegiatan rutin
yaitu membuat tes, melakukan pengukuran, dan mengevaluasi dari kompetensi
siswa-siswanya sehingga mampu menetapkan kebijakan pembelajaran selanjutnya
(Riandi, 2017:3-4)

4.5.5. Memanfaatkan hasil penilian dan evaluasi untuk kepentingan


pembelajaran

59
Berdasarkan hasil yang sudah diperoleh dan analisis data mengenai
persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi kelas XI IPA di SMA
N 1 Kampar Kiri Hilir untuk keseluruhan indikator kelima mengenai
memanfaatkan hasil penilian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran berada
pada kategori sangat baik dengan persentase 86,79%. Responden memberikan
jawaban paling tinggi pada item no (14) Apakah bapak/ibu guru melakukan
remedial bagi siswa yang belum tuntas dalam mengikuti ulangan harian/kuis?
responden dominan memberikan jawaban sangat setuju sebanyak 62 dengan
persentase 89,26% pada kategori sangat baik, karena guru harus melakukan
remedial bagi siswa yang belum tuntas dalam mengikuti kuis agar. Tujuan guru
melakukan remedial gunanya membantu siswa yang mengalami kesulitan
menguasai kompetensi yang telah ditentukan agar mencapai hasil belajar yang
lebi baik.

Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan


kepada siswa untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kritetia
ketuntasan yang ditetapkan. Pembelajaran remedial pada dasarnya untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas masing-masing siswa dalam menguasai
materi pelajaran. Jika setelah dilakukan ters perbaikan masih tetap ditemukan
siswa yang mengalami kegagalan maka siswa yang bersangkutan diberikan
kegiatan perbaikan berikutnya oleh guru sedangkan siswa yang telah tuntas
akandiberikan pengayaan untuk memperluas dan memperdalam konsep yang telah
dipelajarinya (Lidi, 2018:2-3)

4.5.6. Melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualias


pembelajaran

Berdasarkan hasil yang sudah diperoleh dan analisis data mengenai


persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi kelas XI IPA di SMA
N 1 Kampar Kiri Hilir untuk keseluruhan indikator keenam mengenai melakukan
tindakan reflektif untuk meningkatkan kualias pembelajaran berada pada kategori
baik dengan persentase 80,18%. Responden memberikan jawaban paling tinggi

60
pada item no (18) Apakah bapak/ibu guru merangkum materi yang telah
dijelaskan pada akhir pelajaran? responden dominan memberikan jawaban setuju
sebanyak 47 dengan persentase 80,37% pada kategori baik, karena guru dan siswa
harus merangkup materi yang telah dipelajari gunanya agar siswa lebih mudah
memahami dan mengerti materi yang sudah dipelajari.

Guru dalam fungsinya dapat disebut sebagai arsitek pembelajaran


merancang pembelajaran secara baikdan sempurna. Peran guru dapat dijalankan
dengan sempurna apabila dilandasi dengan rancangan pembelajaran yang baik,
dalam proses pembelajaran dapat diukur ketercapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Secara spesifik guru memiliki peran utama yaitu, mendidik, mengajar,
dan melatih atau membimbing. Peningkatan kualitas guru pun dalam proses
belajar mengajar termasuk salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan. Dalam
proses pendidika, peserta didik/anak merupakan sentral dalam proses pendidikan
(Sudirman, Utina, dan Gorontalo, 2021:2-3)

4.5.7. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,


spiritual, sosial, cultural, emosional, dan intelektual

Berdasarkan hasil yang sudah diperoleh dan analisis data mengenai


persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi kelas XI IPA di SMA
N 1 Kampar Kiri Hilir untuk keseluruhan indikator ketujuh mengenai menguasai
karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, cultural,
emosional, dan intelektual berada pada kategori sangat baik dengan persentase
85,37%. Responden memberikan jawaban paling tinggi pada item no (22) Apakah
bapak/ibu guru memulai dan mengakhiri pelajaran sesuai dengan waktu yang
tersedia? responden dominan memberikan jawaban sangat setuju sebanyak 63
dengan persentase 90,01% pada kategori sangat baik, karena guru harus
memahami dan menguasai karakteristik dari siswanya yang bertujuan untuk
menemukan dan membantu guru dalam merencanakan pembelajaran yang baik
didalam kelas.

61
Guru adalah seseorang pengarah bagi peserta didik bahkan bagi orang tua.
Sebagai pengarah guru harus mampu mengajarkan peserta didik dalam
memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi, mengarahkan peserta didik
dalam mengambil suatu keputusan, dan menentukan jati dirinya. Guru juga
dituntut untuk mengarahkan peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya
sehingga peserta didik dapat membangun karakter yang baik bagi dirinya dalam
menghadapi kkehidupan nyata di masyarakat (Uno dan Nina, 2016:4-5)

4.5.8. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk


kepentingan pembelajaran

Berdasarkan hasil yang sudah diperoleh dan analisis data mengenai


persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi kelas XI IPA di SMA
N 1 Kampar Kiri Hilir untuk keseluruhan indikator kedelapan mengenai
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran berada pada kategori baik dengan persentase 78,89%. Responden
memberikan jawaban paling tinggi pada item no (26) Apakah bapak/ibu guru
mengulangi kembali materi pelajaran sebelumnya, sebelum masuk ke materi
selanjutnya? responden dominan memberikan jawaban sangat setuju sebanyak 51
dengan persentase 85,56% pada kategori sangat baik, karena guru harus bisa
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang akan mempermudah
guru dalam menyampaikan materi yang diajarkan, juga dapat meningkatkan
pembelajaran yang lebih efektif dan efesien.

Guru menjadi ujung tombak pemanfaatan TIK dalam pendidikan, karena


guru yang langsung berinteraksi dengan siswa. Keberadaan TIK di masyarakat
yang begitu terbuka (open access) sangat memungkinkan siswa bisa lebih
mengakses informasi secara cepat, dan jika guru tidak mengimbangi maka bisa
terjadi knowledge cepacity siswa tinggi dibandingkan guru (Mukaromah, 2020:3)

Para guru harus diyakinkan bahwa TIK memiliki kegunaan dalam


memfasilitasi proses belajar siswa dan bahwa TIK tidak akan menggantikan
kedudukannya sebagai guru, malainkan membantunya untuk paling tidak

62
menyimpan dan menyajikan konsep, prinsip, prosedur yang ingin diajarkannya.
Upaya strategi yang perlu dilakukan adalah para guru perlu ditingkatkan
kepercayaannya diri serta dilibatkan dan ikut berpartisipasi dalam
pengembangannya, yaitu pengembangan TIK untuk pembelajarannya demi
peningkatan kualitas proses dan hasil belajar siswa (Budiana, Sjafirah, dan Bakti,
2015:2)

4.5.9. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola fikir keilmuwan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu

Berdasarkan hasil yang sudah diperoleh dan analisis data mengenai


persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi kelas XI IPA di SMA
N 1 Kampar Kiri Hilir untuk keseluruhan indikator kesembilan mengenai
menguasai materi, struktur, konsep, dan pola fikir keilmuwan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu berada pada kategori sangat baik dengan persentase
85,19%. Responden memberikan jawaban paling tinggi pada item no (30) Apakah
bapak/ibu guru kamu memulai dan mengakhiri pelajaran sesuai dengan waktu
yang tersedia? responden dominan memberikan jawaban sangat setuju sebanyak
58 dengan persentase 87,78% pada kategori sangat baik, karena kemampuan
menguasai materi, struktrur, konsep, dan pola fikir keilmuwan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu sangat penting dimiliki bagi seorang guru sebab apa
yang akan disampaikan guru kepada siswa berupa ilmu pengetahuan yang
dikuasai oleh guru.

Guru sebagai komponen utama dalam dunia pendidikan dituntut untuk


mampu mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkembang di masyarakat. Melalui peran guru di sekolah, diharapkan mampu
menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi tinggi dan siap bersaing
menghadapi tantangan hidup dengan penuh keyakinan dan percaya diri yang
tinggi untuk menghadapi masa depan. Sekolah (pendidikan) harus mampu
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, baik secara keilmuan
(akademis) maupun secara mental (Arasyuah, Rohiat, dan Sumarsih, 2020:2-3)

63
4.5.10. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif

Berdasarkan hasil yang sudah diperoleh dan analisis data mengenai


persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi kelas XI IPA di SMA
N 1 Kampar Kiri Hilir untuk keseluruhan indikator kesepuluh mengenai
mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif berada pada
kategori sangat baik dengan persentase 84,21%. Responden memberikan jawaban
paling tinggi pada item no (33) Apakah bapak/ibu guru melakukan evaluasi proses
dan hasil belajar mengajar menggunakan bentuk soal yang bervariasi? Misalnya,
soal pilihan ganda, essay, benar salah dan tanya jawab, responden dominan
memberikan jawaban sangat setuju sebanyak 53 dengan persentase 85,93% pada
kategori sangat baik, karena seorang guru harus memiliki kreativitas agar dapat
menemukan berbagai model pembelajaran yang cocok untuk didtetapkan didalam
kelas. Jika guru melakukan evaluasi disuatu kelas, maka guru harus kreatif dalam
pembuatan soalnya agar peserta didik tertarik dalam melaksanakan evaluasi.

Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari kreaivitas guru dalam mengajar.


Pada pembelajaran guru tidak hanya sekedar menyampaikan materi saja, namun
mempunyai tanggungjawab dimana peserta didik dapat memahami materi yang
disampaikan sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan yang sudah ditentukan.
Guru mempunyai peran untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, melalui
perencanaan yang dilakukan dengan membuat perangkat pembelajaran, salah
satunya membuat bahan ajar sendiri (Sulistyosari, 2018:3)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa


Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Biologi Kelas XI IPA di SMA
N 1 Kampar Kiri Hilir Tahun Ajaran 2021/2022 dalam kategori sangat baik
dengan persentase 82,51%. Pada penelitian ini indikator yang paling tinggi yaitu
indikator berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

64
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data penelitian yang telah
diuraikan, dapat disimpulkan bahwa Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan
Pembelajaran Biologi Kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir Tahun Ajaran
2021/2022 berada pada kategori sangat baik dengan persentase 82,51% yang
diperoleh dari hasil rata-rata angket. Indikator tertinggi yakni pada indikator
berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik pada
kategori sangat baik dengan persentase 87,78% dan indikator terendah yakni
indikator mampu menguasai materi belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik pada kategori baik dengan persentase 72,72%.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, maka saran yang diberikan:

1. Pada sekolah SMA N 1 Kampar Kiri Hilir hendaknya memperhatikan sarana


dan prasarana disekolah untuk mendukung proses belajar mengajar didalam
kelass.
2. Pada guru biologi diharapkan mampu menyajikan materi pembelajaran yang
menarik dengan berbagai model pembelajaran yang akan membuat siswa
tertarik akan materi yang disajikan saat pembelajaran berlangsung.
3. Pada siswa hendaknya selalu meningkatkan proses belajar dari sekolah dan
rumah.
4. Pada orang tua diharapkan lebih memberikan perhatian kepada siswa agar
lebih giat belajar dan memberikan fasilitas belajar kepada siswa.
5. Pada peneiliti yang ingin mengembangkan lagi penelitian selanjutnya,
diharapkan agar dapat mencari referensi lain untuk kisi-kisi atau instrumen
mengenai perspesi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi dan

65
melaksanakan observasi secara mendalam dengan siswa/i dan guru saat
melaksanakan penelitian.

66
DAFTAR PUSTAKA

Adityanta, S. (2019). Hukum dan Studi Penelitian Empiris: Penggunaan Metode


Survey Sebagai Instrumen Penelitian Hukum Empiris. Jurnal Hukum

Bachtiar, T dan Hakim, A. (2020). Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai


Kompetensi Profesional dan Pendagogik Guru Terhadap Motivasi dan
Hasil Belajar Biologi Siswa MTs Sultan Hasanuddin. Jurnal Nalar
Pendidikan. 8(2), 4-5.
Effendi, S. (2012). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES, anggota Ikapi
Febrina, D. (2018). Studi Tentang Pelaksanaan Pembelajaran Geografi
Berdasarkan Standar Proses di SMA Negeri 7 Padang. 2(1), 4.
Hamama, S, F. Hallaby, S, F dan Ramona S. (2019). Analisis Persepsi Siswa
Berdasarkan Gender Terhadap Pembelajaran Biologi di dalam Kelas.
Jurnal Dedikasi Pendidikan. 3(1), 3-4.
Herdiansyah, H. (2013). Wawancara, Observasi, dan Focus Groups. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Indriani, F. (2015). Kompetensi Pendagogik Guru dalam Mengelola Pembelajaran
IPA di SD dan MI. Yogyakarta: Univeristas Ahmad Dahlan. 7(1), 3.
Kirom. (2017). Peran Guru dan Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran
Berbasis Multikultural. Jurnal Pendidikan Agama Islam. 3(1), 6-7.
Lestari, A. A. Amir, H dan Rohiar, S. (2017). Hubungann Persepsi Siswa Kelas X
MIPA di SMA Negeri Sekota Bengkulu Tahun Ajaran 2016/2017
Tentang Variasi Gaya Mengajar Guru Dengan Hasil Belajar Kimia.
Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia. 1(2), 2.
Mashuri, H. (2017). Perpesi Siswa Terhadap Pembelajaran Guru Pendidkan
Jasmani di SMA Muhammadiyah Kediri. Jurnal Penelitian
Pembelajaran. 3(1), 5-6. .
Nasution, H. F. (2016). Instrumen Penelitian dan Urgensinya dalam Penelitian
Kuantitatif. Padang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Padangsidimpuan

Nasution, W, N. (2017). Sterategi Pembelajaran. Medan: Perdana Publishing


Nurhadiah. Wardhani, H dan Riyadi, M. (2016). Hubungan Persepsi Siswa
Tentang Kompetensi Pendagogik Guru Biologi Terhadap Hasil Belajar
Biologi Siswa Kelas X di SMAN 2 Sintang. Jurnal Media Edukasi. 5(1),
3-4.

67
Nurtanto, M. (2016). Mengembangkan Kompetensi Profesionalisme Guru dalam
Menyiapkan Pembelajaran yang Bermutu. Prosiding Seminar Nasional
Inovasi Pendidikan, 2-7
Pane, A & Dasopang, M, D. (2017). Belajar dan Pembelajaran. Jurnal Kajian
Ilmu-Ilmu Keislaman, 3(2), 1-2.
Riduwan. (2014). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta, cv.
Rohani. (2019). Media Pembelajaran. Sumatera Utara: Univeristas Islam Negeri
Sumatera Utara.
Rahman, A. A. (2013). Integrasi Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan Empirik.
Depok: PT Raja Grafindo Persada
Ramli, M. (2015). Hakikat Pendidik dan Peserta Didik. Jurnal Tarbiyah
Islamiyah. 5(1), 9.
Rusman. (2015). Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Slameto. (2010). Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sodik, M. (2019). Pegaruh Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Alquran-Hadis.
Jurnal Penelitian Pendidikan Islam. 7(1), 6.
Sudarsono, A. dan Suharsono, Y. (2016). Hubungan Persepsi Terhadap Kesehatan
dengan Kesadaran (Mindfulness) Menyetor Anggota Klink Asuransi
Sampah di Indonesia Medika. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. 4(1), 1-
9
Sudijono, A. (2015). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, cv
Sulfemi, W, B. (2015). Kemampuan Pendagogik Guru. Prosiding Seminar
Nasional STKIP Muhammadiyah Bogor. 1(1), 2.
Solika, M, A. Astuti, P & Paramitha, D, A. (2017). Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Persepsi Wirausahawan Terhadap Pentingnya
Pembukuan dan Laporan Keuangan. Jurnal Akuntasi & Ekonomi. 2(1),
4.
Sulistyo, B. Minarsih, M, M & Warso, M, M. (2016). Pengaruh Pendidikan dan
Latihan Profesi Guru (PLPG), Kedisiplinan Guru, dan Kompetensi Guru

68
Terhadap Kinerja Guru di SMP Masehi Jepara. Jurnal dari Manajemen.
2(2), 2.
Tanjung, I. F. (2016). Guru dan Strategi Inkuiri dalam Pembelajaran Biologi.
Jurnal:Tarbiyah. 23(1), 5.
Tarmiji. Basyah, M, N dan Yunus, M. (2016). Persepsi Siswa Terhadap Kesiapan
Guru dalam Proses Pembelajaran (Studi pada SMP Negeri 18 Banda
Aceh). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan
Unsyiah.1(1), 5.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahn 2003. Sistem Pendidikan
Nasional.
Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Tentang Hak dan Kewajiban.
Widyastuti, N. Widiyanigrum, P & Lisdiana (2017). Analisis Kompetensi Guru
Biologi Berdasarkan Persepsi Siswa SMA di Kota Semarang. Jurnal
Pendidikan Sains Inovatif, 6(2), 2.

69
70
71
72

Anda mungkin juga menyukai