PENDAHULUAN
Belajar dan pembelajaran adalah dua hal yang saling berhubungan erat dan
tidak dapat dipisahkan dalah kegiatan edukatif. Belajar dan pembelajaran
dikatakan sebuah bentuk edukasi yang menjadikan adanya suatu interkasi antara
1
guru dan siswa. Kegiantan belajar mengajar yang dilakukan dalam hal ini
diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum
pengajar dilakukan. Guru secara sadar merencanakan kegiantan pengajarannya
secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu untuk kepentingan dalam
pengajaran (Pane & Dasopang, 2017:1-2).
2
2021/2022. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti melihat
bahwa masalah yang sering terjadi mengenai pelaksanaan pembelajaran adalah
dimana pada saat pelaksanaan pembelajaran sebagian kecil siswa kurang
memperhatikan saat guru menjelaskan materi pembelajaran, siswa kurang aktif
dalam melakukan tanya jawab, siswa kurang mandiri dalam pelaksanaan belajar
megajar dan kurang mandiri saat melakukan praktikum.
1. Identifkasi Masalah
3
Dalam melaksanakan peneliti perlu adanya pembatasan masalah terhadap
masalah yang akan di teliti, hal ini menjaga agar masalah yang akan di teliti tidak
terlepas dari pokok permasalahan yang telah di tentukan. Oleh karena itu,
pembatasan permasalahan hanya mengenai Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan
Pembelajaran Biologi Kelas XI IPA di SMAN 1 Kampar Kiri Hilir Tahun Ajaran
2021/2022.
3. Rumusan Masalah
Penelitian ini bermanfaat bagi. (1) guru dan sekolah: untuk mengetahui
persepsi siswa dalam pembelajaran biologi. (2) Siswa: untuk menumbuhkan minat
siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi kelas XI IPA di SMAN 1
Kampar Kiri Hilir Tahun Ajaran 2021/2022. (3) Peneliti: Sebagai referensi dan
bahan kajian penelitian dalam dunia pendidikan untuk memberikan gambaran
bahwa pentingnya pelaksanaan pembelajaran didalam proses belajar mengajar.
4
2. Guru merupakan sosok yang begitu di hormati karena memiliki
sumbangan yang cukup besar terhadap keberhasilan pembelajaran di
sekolah.
3. Pada pembelajaran biologi model pembelajaran konvensional (ceramah)
kurang memberikan kesempatan siswa untuk aktif dalam pembelajaran
sehingga siswa cenderung hanya diam dan hanya mendengarkan
penjelasan dari guru saja dan pembelajaran konvensional ini kurang
memfasilitasi siswa untuk kerjasama tim antar siswa satu dengan siswa
yang lainnya. Oleh karena itu, perlu ada suatu metode pembelajaran yang
dapat memberikan kemudahan siswa untuk mempelajari ilmu Biologi
secara baik dan benar.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Persepsi
6
stimulan dari dunia luar yang dibawah masuk kedalam sistem saraf. Hampir
semua hal didunia ini dibawah masuk oleh indera melalui sensasi.
1. Semakin baik suatu objek, guru, peristiwa atau hubungan tersebut dapat
diketahui dan diingat
1. Dalam pembelajaran, menghindari salah pengertian merupakan suatu hal
yang harus dapat dilakukan oleh seorang guru, sebab salah salah
pengertian akan menjadikan siswa menanggapi sesuatu yang keliru yang
tidak relevan
2. Jika melaksanakan pembelajaran, guru perlu mengamati benda yang
sebenarnya dengan gambar atau potret dari benda tersebut harus dibuat
agar tidak terjadi persepsi yang keliru.
7
1. Objek yang dipersepsi
3. Perhatian
8
2. Proses fisiologis melalui stimulus yang dihantarkan ke saraf sensorik lalu
disampikan ke otak
3. Proses psikologis terjadi pada otak sehingga individu menyadari stimulus
yang diterima.
9
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai pola kegiatan pembelajaran
yang dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik
peserta didik, kondisi sekolah lingkungan sekitar dan tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan. Strategi pembelajaran terdiri dari metode, teknik dan prosedur
yang akan menjamin bahwa peserta didik akan betul-betul mencapai tujuan
pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah keseluruhan pola umum kegiatan
pendidikan dan peserta didik dalam mewujudkan peristiwa pembelajaran yang
efektif dan efesien terbentuk oleh panduan antara urutan kegiatan, metode dan
media pembelajaran yang digunakan, serta waktu yang digunakan pendidik dan
peserta didik dalam kegiantan pembelajaran (Nasution, 2017:4).
10
mestinya diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, karena
keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat dilihat dari keberhasilan
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran
2.5.2. Aktivitas. Belajar bukan hanya menghafal sejumlah fakta atau informasi,
tapi juga berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong
aktivitas peserta didik, baik aktivitas fisik, maupun yang bersifat psikis
seperti aktivitas mental
2.5.3. Individualitas. Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu
peserta didik. Walaupun pendidik mengajar pada sekelompok peserta
didik, namun pada hakikatnya yang ingin dicapai adalah perubahan prilaku
setiap perserta didik.
2.5.4. Integritas. Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan
seluruh pribadi peserta didik. Dengan demikian, mengajar bukan hanya
mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga mengembangkan
aspek efektif dan aspek psikomotorik. Oleh karena itu, strategi
pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh kepribadian peserta
didik yang mencakup kognitif, efektif dan psikomotorik secara
terintegrasi.
2.6. Pelaksanaan Pembelajaran
11
3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; menjelaskan tujuan
pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan di capai, dan
4. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus. Kegiatan inti menggunakan metode pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik atau
tematik terpadu atau saintifik atau inkuiri atau penyingkapan (discovery)
atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah
(project based learning) disesuaikan dengan karaktristik kompetensi dan
jenjang pendidikan.
2.6.2. Kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara individual
maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
1. Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh
untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun
tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung.
2. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
3. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk memberi tugas individual
maupun kelompok, dan
4. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya. (Febriana, D, 2018:4)
2.7. Standar Beban Kerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran
12
dalam satu atau lebih pertemuan PBM dikelas atau tempat pembelajaran lainnya.
RPP yang lengkap terdiri dari (Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar
Proses) : Identitas, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Alokasi
Waktu, Indikator Ketercapaian, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran,
Metode Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilian
(Gunawan&Asrifan, 2020:3)
13
Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya
proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan
apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan
memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang
profesional (Sulistyo, Minarsih, Warso, 20116:2).
14
Sukanti dalam (Nurtanto, 2016:7) mengatakan kompetensi profesinoal
merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi. Kompetensi profesinal meliputi sub kompetensi:
Burnawi & Arifin (2012:18) menyatakan bahwa tugas guru yang ketiga
adalah meniali hasil pelajaran. Menilai hasil pelajaran merupakan serangkaian
kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses
dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis sehingga menjadi
informasi yang bermakna untuk menilai peserta didik maupun dalam pengambilan
keputusan lainnya.
15
d. Penilian tes tidak di hitung sebagai kegiatan tatap muka karena waktu
pelaksanaan tes dan penilaiannya menggunakan waktu tatap muka.
2. Penilian non-tes berupa pengamtan dan pengukuran sikap
a. Pengamatan dan penngukuran sikap dilaksanakan oleh semua guru
sebagai bagian tidak terpisahkan dari proses pendidikan untuk melihat
hasil pendidikan yang tidak dapat diukur lewat tes tertulis atau lisan
b. Pengamatan dan pengukuran sikap, dilaksanakan di luar jadwal
pembelajran atau tatap muka yang resmi, dikategorikan sebagai kegiatan
tatap muka
3. Penilian non-tes berupa penilian hasil karya.
a. Hasil karya siswa dalam bentuk tugas, proyek atau produk, portofolio,
atau bentuk lain dilakukan di ruang guru atau ruang lain dengan jadwal
tersendiri
b. Penilian ada kalanya harus menghadirkan peserta didik agar tidak terjadi
kesalahpahaman dari guru mengingat cara menyampaikan informasi dari
siswa yang belum sempurna
c. Penilian hasil karya ini dapat dikategorikan sebagai kegiatan tatap muka,
dengan beban yang berbeda antara satu mata pelajaran dengan yang lain.
2.13. Pengertian Siswa atau Peserta Didik
16
tentang peserta didik. Menurut Samsul Nizar dalam (Ramli:2015:9) ada 6 hakikat
peserta didik, yaitu:
17
itu, untuk memupuk perubahan dan mengembangkan kecakapan berpikir dan
memenuhi rasa ingin tahu maka dibutuhkan suatu strategi yang inovatif dalam
pembelajaran.
18
3115 atau rata-rata jawaban siswa, 51, 917 dengan persentase sebesar 74%
dan masuk dalam kategori “Baik”. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa persepsi siswa terhadap pembelajaran guru pendidikan jasmani
adalah baik.
3. Hamama, Hallaby dan Ramona (2019:3) Hasil penelitian menunjukkan
bahwa siswa laki-laki merasa lebih didukung oleh guru dibandingkan
siswa perempuan. Namun tidak terdapat perbedaan yang begitu jauh antara
nilai yang diperoleh siswa laki-laki dan perempuan. Rendahnya penilian
siswa perempuan terhadap dukungan guru, tidak dapat membuktikan
bahwa guru kurang memberikan dukungan dalam proses pembelajaran.
Karena bisa saja siswa perempuan mempunyai harapan yang lebih tinggi
terhadap dukungan guru.
4. Nurhadiah, Wardhani dan Riyadi (2016:3) Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa 46 siswa (34, 07%) menunjukkan bahwa kompetensi
pendagogik guru termasuk dalam kriteria sangat baik, 85 siswa (62, 96%)
menunjukkan bahwa kompetensi pendagogik guru terhitung baik, 4 siswa
(2, 96%) menunjukkan bahwa kompetensi pendagogik guru termasuk
kedalam kriteria cukup dan 0 siswa (0%) menunjukkan bahwa kompetensi
pendagogik guru termasuk dalam kriteria tidak baik, dengan rata-rata
persentase klasikal persepsi siswa tentang kompetensi pendagogik guru
sebesar 77, 75% termasuk dalam kriteria baik. Hasil angket hubungan
persepsi guru tentang kompetensi pendagogik guru biologi kelas X di
SMAN 2 Sintang dengan rata-rata persentasi klasikal sebesar 77, 50%. Hal
ini menunjukkan bahwa perspesi siswa dan persepsi guru tentang
kemampuan kompetensi pendagogik guru biologi di SMAN 2 Sintang
adalah sama.
5. Bachtiar dan Hakim (2020:4) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
sampel dalam penelitian ini terdiri atas 97 siswa. Pada penelitian ini, data
mengenai persepsi siswa tentang kompetensi profesional, pendagogik dan
motivasi diperoleh dengan menggunakan lembar angket yang terdiri atas
33 item pernyataan. Berdasarkan hasil analisis menggunakan penguji
19
Person’s product-moment correlation diperoleh data sig. (2-tailed) yang
berarti ada pengaruh antara kompetensi profesional dan pendagogik guru
dengan motivasi belajar biologi siswa sebesar 50%. Berdasarkan hasil
analisis menggunakan penguji Person’s product-moment correlation
diperoleh data sig. (2-tailed). Yang berarti ada pengaruh antara kompetensi
profesional dan pendagogik guru dengan hasil belajar biologi siswa
sebesar 19%. Berdasarkan analisis angket, dapat dikatakan bahwa persepsi
siswa tentang kompetensi profesional guru biologi berada pada kategori
baik. Berdasarkan analisis angket diperoleh bahwa motivasi belajar biologi
siswa dari ketiga Madrasah Aliyah Pesantren di Kabupaten Gowa berada
pada kategori baik. Berdasarkan analisis angket diperoleh bahwa secara
umum hasil belajar biologi yang diperoleh siswa cenderung berada dalam
kategori sangat baik.
6. Andayani, Sudirman dan Arimadona (2017:3) Hasil penelitian ini
menunjukkan persepsi siswa MIPA kelas X terhadap pelaksanaan proses
pembelajaran biologi berdasarkan krikulum 2013 SMAN 2 Bukittinggi
secara keseluruhan adalah cukup dengan persentase 79,17%. Dari lima
kegiatan dalam proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013, terdapat
dua kategori yaitu baik dan cukup. Diman yang memiliki kategori baik
yaitu pada kegiatan mengumpulkan informasi dan mengkomunikasikan,
serta yang memiliki kategori cukup yaitu pada kegiatan mengamati,
menanya dan mengasosiasi atau mengolah informasi.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di SMAN
1 Kampar Kiri Hilir Tahun Ajaran 2021/2022 yang berjumlah 90 orang.
3.2.2. Sampel
21
sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
22
2. Penetapan variabel dan indikator penelitian yang dijadikan dasar penyusun
instrumen penelitian
3. Penyusun instrumen penelitian yaitu, angket/lembar pernyataan
4. Pengelolahan data
5. Penyusun laporan hasil penelitian.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
3.5.1. Teknik Pengumpulan Data
23
Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Biologi Kelas XI di
SMAN 1 Kampar Kiri Hilir Tahun Ajaran 2021/2022. Angket uji coba
akan diberikan kepada siswa kelas XI SMAN 1 di Kampar Kiri Hilir.
4. Dokumentasi merupakan kegiatan tindakan yang dilakukan dengan
mengabdikan gambar suatu keadaan yang berhubungan dengan tempat,
objek, tindakan, aktivitas, kejadian dalam proses pengisian angket dan
data-data lain yang terkait dengan penelitian. Studi dokumentasi
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari
dokumen untuk mendapatkan data atau informasi yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti. (Sodik, 2019:7)
3.6. Instrumen Pengumpulan Data
3.6.1. Instrumen Pengumpulan Data
24
Pelaksanaan Pembelajaran Biologi Kelas XI IPA di SMAN 1 Kampar Kiri Hilir
Tahun Ajaran 2021/2022.
2. Menyelenggarakan pembelajaran
5,6,7,8,9,10 6
yang mendidik
8. Memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk 32,33,34,35 4
kepentingan pembelajaran
25
Sumber: Permendiknas No. 16 Tahun 2007 dan Mariana (2017) dengan Modifikasi
Data yang diperoleh dari uji coba, kemudian dilakukan uji validitas dengan
menggunakan program SPSS. Data yang didapat kemudian dibandingkan dengan
⸀tabel, dengan taraf signifikn 5% Apabila ⸀hitung > ⸀tabel,maka instrumen
tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya jika ⸀hitung < ⸀tabel maka instrument
tersebut dinyatakan tidak valid.
26
mengukur apa yang mau diukur secara tepat. Validitas merujuk pada pemahaman
tentang realibilitas dan keakuratan. Dengan kata lain bila suatu alat ukur
mempunyai vaiditas tinggi berarti dia memiliki juga reabilitas tinggi (Sandjaja dan
Heriyanto, 2011 : 171 & 180)
F
P= x 100%
N
Keterangan:
27
Pengelolahan kriteria diatas dapat dimodifikasi sesuai dengan skor angket
yang peneliti gunakan. Dari 38 pernyataan persepsi siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran serta banyaknya elas sehingga diperoleh:
BAB IV
28
4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian
29
Tabel 6. Item Pertanyaan Valid
Item Item Jumlah
Sebelu Sesudah
Aspek Indikator m Jumlah Validasi
Validas
i
a. Menguasai materi 1,3,4 3
Kompetensi belajar dan prinsip-
1,2,3,4 4
Pendagogik prinsip pembelajaran
yang mendidik
b. Menyelenggarakan 6,10 2
5,6,7,8,
pembelajaran yang 6
9,10
mendidik
c. Berkomunikasi 11,12,13, 4
secara efektif, empatik, 11,12,1 14
4
dan santun dengan 3,14
peserta didik
d. Menyelenggarakan 15,16,17, 4
15,16,1
penilian dan evaluasi 4 18
7,18
proses dan hasil belajar
e. Memanfaatkan 19,20,22 3
hasil penilian dan
19,20,2
evaluasi untuk 4
1,22
kepentingan
pembelajaran
f. Melakukan 25,26 2
tindakan reflektif untuk 23,24,2
4
meningkatkan kualias 5,26
pembelajaran
g. Menguasai 27,28,29, 3
karakteristik peserta 31
didik dari aspek fisik, 27,28,2
5
moral, spiritual, sosial, 9,30,31
cultural, emosional, dan
intelektual
h. Memanfaatkan 32,33,3 4 32,33,34, 4
teknologi informasi dan 4,35 35
komunikasi untuk
kepentingan
30
pembelajaran
a. Menguasai materi, 37,38,39, 4
struktur, konsep, dan 40
Kompetensi 36,37,3
pola fikir keilmuwan 5
Profesinoal 8,39,40
yang mendukung mata
pelajaran yang diampu.
b. Mengembangkan 41,42,43 3
materi pembelajaran 41,42,4
4
yang diampu secara 3,44
kreatif.
Jumlah 44 33
Sumber: Permendiknas No. 16 Tahun 2007 dan Mariana (2017)dengan Modifikasi
Dari Tabel 6 dapat terlihat bahwa setelah dilakukan uji validitas dan
reabilitas di sekolah SMA N 1 Perhentian Raja, maka butir angket yang
sebelumnya terdiri dari 44 item pertanyaan menjadi 33 item pertanyaan yang
valid. Dimana 11 butir item pertanyaan dinyatakan gugur (tidak valid). Dari hasil
uji coba angket tersebut maka angket yang akan di ujikan pada sampel
sesungguhnya di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir terdiri dari 33 pertanyaan.
31
yang telah diisi responden. Hasil yang didapatkan dari perhitungan setiap
pertanyaan berdasarkan setiap indikator kemudian di hitung rata-rata
persentasenya dan diinterpretasikan dengan kategori yang telah di jelaskan atau
ditentukan sebelumnya. Adapun persentase untuk persepsi siswa terhadap
pelaksanaan pembelajaran biologi di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir Tahun Ajaran
2020/2021 untuk elbih jelas dapat dilihat pada rincian tabel dibawah ini.
32
Mengembangkan materi
Sangat
10 pembelajaran yang diampu secara 84,21
Baik
kreatif
Sangat
Jumlah 169,38
Baik
Rata-Rata 84,69
Rata-Rata Sangat
82,51
Keseluruhan Baik
(Data Olahan 2022)
33
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai persepsi siswa
terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar
Kiri Hilir, maka berikut di sajikan dalam bentuk grafik yang menunjukkan grafik
keseluruhan indikator baik pada kompetensi pendagogik maupun kompetensi
profesional, untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
100
90 86.11 87.78 86.79 85.37 85.19 84,20 82.51
77.87 80.19 78.89
80 72.72
70
60
50
40
30
20
10
0
Ga
mbar 1. Persentase setiap indikator persepsi siswa kelas XI IPA di SMA N 1
Kampar Kiri Hilir
34
untuk kepentingan pembelajaran dengan persentase 86,79%. Pada indikator 6
melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualias pembelajaran dengan
persentase 80,19%. Pada indikator 7 menguasai karakteristik peserta didik dari
aspek fisik, moral, spiritual, sosial, cultural, emosional, dan intelektual dengan
persentase 85,37%. Pada indikator 8 memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk kepentingan pembelajaran dengan persentase 78,89%. Pada
indikator 9 menguasai materi, struktur, konsep, dan pola fikir keilmuwan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu dengan persentase 85,19%. Pada
indikator 10 mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
dengan persentase 84,20%. Secara keseluruhan kompetensi pendagogik dan
kompetensi profesional berada pada kategori sangat baik 82,51%.
35
Tahun Ajaran 2021/2022 pada indikator pertama yaitu menguasai materi belajar
dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik dengan persentase 72,72% pada
kategori baik.
100
90
80
78.89 77.89
70 72.72
60 62.22
50
40
30
20
10
0
Item 1 Item 2 Item 3 Rata-Rata
Gamba
r 2. Indikator mampu menguasai materi belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik
36
baik. Pada indikator mampu menguasai materi belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik ini hasil rata-rata dari indikatornya mendapatkan
persentase 72,72% dengan kategori baik.
37
100
90
80 85.19 87.08 86.11
70
60
50
40
30
20
10
0
Item 4 Item 5 Rata-Rata
Gamba
r 3. Indikator menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik
Tabel 10. Rekapitulasi indikator ketiga berkomunikasi secara efektif, empatik, dan
santun dengan peserta didik
38
SMA N 1 Kampar Kiri Hilir Nilai Angket
Nomor Soal
S KK TP % Kategori
Jumlah 261,11
Sangat Baik
Rata-Rata 87,78
Data Olahan (2022)
39
100
90 94.07
90.37 90.01 87.78
80
70 76.67
60
50
40
30
20
10
0
Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Rata-Rata
Gamba
r 4.Indikator berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
didik
40
Berikut ini distribusi persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran
biologi kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir indikator keempat dari
kompetensi pendagogik yaitu menyelenggarakan penilian dan evaluasi proses dan
hasil belajar.
S KK TP % Kategori
Jumlah 311,48
Baik
Rata-Rata 77,87
Data Olahann (2022)
41
100
90
80 82.22
79.63 78.15 77.87
70
71.48
60
50
40
30
20
10
0
Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Rata-Rata
Gamba
r 5. Indikator menyelenggarakan penilian dan evaluasi proses dan hasil belajar
42
kompetensi pendagogik yaitu memanfaatkan hasil penilian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran.
Tabel 12. Rekapitulasi indikator kelima memanfaatkan hasil penilian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran
Jumlah 571,85
Sangat Baik
Rata-Rata 86,79
Data Olahan (2022)
43
100
90
89.26 87.41 86.79
80 83.71
70
60
50
40
30
20
10
0
Item 14 Item 15 Item 16 Rata-Rata
Gamba
r 6. Indikator memanfaatkan hasil penilian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran
44
kompetensi pendagogik yaitu melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan
kualias pembelajaran.
Jumlah 160,38
Baik
Rata-Rata 80,19
Data Olahan (2022)
45
100
90
80
80.01 80.37 80.19
70
60
50
40
30
20
10
0
Item 17 Item 18 Rata-Rata
Gamba
r 7. Indikator melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualias
pembelajaran
46
Tabel 14. Rekapitulasi indikator ketujuh menguasai karakteristik peserta didik dari
aspek fiisik, moral, spiritual, sosial, cultural, emosional, dan intelektual
S KK TP % Kategori
Jumlah 341,5
Sangat Baik
Rata-Rata 85,37
Data Olahan (2022)
47
100
90
89.26 90.01
80 86.67 85.37
70 75.56
60
50
40
30
20
10
0
Item 19 Item 20 Item 21 Item 22 Rata-Rata
Gamba
r 8. Indikator menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
spiritual, sosial, cultural, emosional, dan intelektual
48
Berikut ini distribusi persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran
biologi kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir indikator kedelapan dari
kompetensi pendagogik yaitu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk kepentingan pembelajaran.
49
100
90
80 85.56
77.78 79.63 78.89
70 72.59
60
50
40
30
20
10
0
Item 23 Item 24 Item 25 Item 26 Rata-Rata
Gamba
r 9. Indikator memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran
50
Berikut ini distribusi persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran
biologi kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir indikator kesembilan dari
kompetensi profesional yaitu menguasai materi, struktur, konsep, dan pola fikir
keilmuwan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
51
100
90
80 87.78 85.19
84.44 84.44 84.07
70
60
50
40
30
20
10
0
Item 27 Item 28 Item 29 Item 30 Rata-Rata
Gamba
r 10. Indikator menguasai materi, struktur, konsep, dan pola fikir keilmuwan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu
52
Berikut ini distribusi persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran
biologi kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir indikator kesepuluh dari
kompetensi profesional yaitu mengembangkan materi pembelajaran yang diampu
secara kreatif.
53
100
90
80 84.07 85.93 84.21
82.59
70
60
50
40
30
20
10
0
Item 31 Item 32 Item 33 Rata-Rata
Gamba
r 11. Indikator mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
4.5. Pembahasan
54
Berdasarkan hasil penelitian dari data yang telah dilakukan di SMA N 1
Kampar Kiri Hilir menunjukkan bahwa Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan
Pembelajaran Biologi untuk keseluruhannya 82,51% hal ini dapat dijelaskan dari
penjumlahan rata-rata indikator, diantaranya untuk indikator (1) mampu
menguasai materi belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik berada
pada kategori baik dengan persentase 72,72%. Pada indikator (2)
menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik berada pada kategori sangat baik
dengan persentase 86,11%. Pada indikator (3) berkomunikasi secara efektif,
empatik, dan santun dengan peserta didik pada kategori sangat baik dengan
persentase 87,78%. Pada indikator (4) menyelenggarakan penilian dan evaluasi
proses dan hasil belajar pada kategori baik dengan persentase 77,87%.Pada
indikator (5) memanfaatkan hasil penilian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran pada kategori sangat baik dengan persentase 86,79%. Pada
indikator (6) melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualias
pembelajaran pada kategori baik dengan persentase 80,19%. Pada indikator (7)
menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial,
cultural, emosional, dan intelektual pada kategori sangat baik dengan persentase
85,37%. Pada indikator (8) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk kepentingan pembelajaran pada kategori baik dengan persentase 78,89%.
Pada indikator (9) menguasai materi, struktur, konsep, dan pola fikir
keilmuwan yang mendukung mata pelajaran yang diampu pada kategori sangat
baik dengan persentase 85,19%. Pada indikator (10) Mmengembangkan materi
pembelajaran yang diampu secara kreatif pada kategori sangat baik dengan
persentase 84,20%.
55
82,51%. Hasil ini diperoleh dari olahan data setiap indikator yang dirata-ratakan
berdasarkan jumlah pertanyaan pada setiap indikatornya. Untuk lebih jelasnya
maka berikut akan diuraikan kembali perolehan niali tiap item pertanyaan
berdasarkan indikator yang telah ditentukan oleh Permendiknas No. 35 Tahun
2010.
Menurut Lyle M,Spencer adan Signe M,Spencer dalam Uno dan Nina
(2014:14) mengatakan bahwa kompetensi guru merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran dan pendidikan di sekolah.
Biarpun demikian, kompetensi guru tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh
faktor latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar dan lamanya mengajar.
Kompetensi guru dapat dinilai penting selain sebagai alat seleksi dalam
penerimaan calon guru, namun juga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
rangka pembinaan dan pengembangan tenanga baru. Kompetensi juga penting
dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa.
Menurut UU No.14 Tahun 2005 menyatakan bahwa kompetensi adalah
56
seperangkat pengetahuan, ketrampilan, prilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
diskusi oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesinalan.
57
94,07% pada kategori sangat baik, karena dalam proses pembelajaran guru harus
menyampaikan pembelajaran dengan bahasa yang santun dan mudah dimengerti
oleh peserta didik.
58
pelajaran? responden dominan memberikan jawaban setuju sebanyak 46 dengan
persentase 82,22% pada kategori baik, karena dalam proses pembelajaran guru
akan melakukan evaluasi didalam kelas sebelum mengakhiri pembelajaran
gunanya untuk mengetahui pemahaman peserta didik pada materi yang sudah di
peajari. Pada proses evaluasi guru seharusnya menggunakan soal yang bervariasi
agar peserta didik lebih tertarik mengerjakan soalnya.
Guru harus mampu mengukur kompetensi yang telah dicapai oleh siswa
dari setiap proses pembelajaran atau setelah beberapa unit pelajaran, sehingga
guru dapat menentukan keputusan terhadap siswa tersebut, apakah peru diadakan
perbaikan/remedial serta menentukan rencana pembelajaran berikutnya baik dari
segi materi ataupun rencana strateginya. Oleh karena itu, guru setidaknya mampu
menyusun instrumen tes dan non tes, mampun membuat keputusan bagi posisi
siswanya, apakah telah dicapai harapan penguasaannya secara optimal atau belum.
Kemampuan yang harus dimiliki oleh guru kemudian menjadi suatu kegiatan rutin
yaitu membuat tes, melakukan pengukuran, dan mengevaluasi dari kompetensi
siswa-siswanya sehingga mampu menetapkan kebijakan pembelajaran selanjutnya
(Riandi, 2017:3-4)
59
Berdasarkan hasil yang sudah diperoleh dan analisis data mengenai
persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi kelas XI IPA di SMA
N 1 Kampar Kiri Hilir untuk keseluruhan indikator kelima mengenai
memanfaatkan hasil penilian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran berada
pada kategori sangat baik dengan persentase 86,79%. Responden memberikan
jawaban paling tinggi pada item no (14) Apakah bapak/ibu guru melakukan
remedial bagi siswa yang belum tuntas dalam mengikuti ulangan harian/kuis?
responden dominan memberikan jawaban sangat setuju sebanyak 62 dengan
persentase 89,26% pada kategori sangat baik, karena guru harus melakukan
remedial bagi siswa yang belum tuntas dalam mengikuti kuis agar. Tujuan guru
melakukan remedial gunanya membantu siswa yang mengalami kesulitan
menguasai kompetensi yang telah ditentukan agar mencapai hasil belajar yang
lebi baik.
60
pada item no (18) Apakah bapak/ibu guru merangkum materi yang telah
dijelaskan pada akhir pelajaran? responden dominan memberikan jawaban setuju
sebanyak 47 dengan persentase 80,37% pada kategori baik, karena guru dan siswa
harus merangkup materi yang telah dipelajari gunanya agar siswa lebih mudah
memahami dan mengerti materi yang sudah dipelajari.
61
Guru adalah seseorang pengarah bagi peserta didik bahkan bagi orang tua.
Sebagai pengarah guru harus mampu mengajarkan peserta didik dalam
memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi, mengarahkan peserta didik
dalam mengambil suatu keputusan, dan menentukan jati dirinya. Guru juga
dituntut untuk mengarahkan peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya
sehingga peserta didik dapat membangun karakter yang baik bagi dirinya dalam
menghadapi kkehidupan nyata di masyarakat (Uno dan Nina, 2016:4-5)
62
menyimpan dan menyajikan konsep, prinsip, prosedur yang ingin diajarkannya.
Upaya strategi yang perlu dilakukan adalah para guru perlu ditingkatkan
kepercayaannya diri serta dilibatkan dan ikut berpartisipasi dalam
pengembangannya, yaitu pengembangan TIK untuk pembelajarannya demi
peningkatan kualitas proses dan hasil belajar siswa (Budiana, Sjafirah, dan Bakti,
2015:2)
4.5.9. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola fikir keilmuwan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu
63
4.5.10. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
64
BAB V
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data penelitian yang telah
diuraikan, dapat disimpulkan bahwa Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan
Pembelajaran Biologi Kelas XI IPA di SMA N 1 Kampar Kiri Hilir Tahun Ajaran
2021/2022 berada pada kategori sangat baik dengan persentase 82,51% yang
diperoleh dari hasil rata-rata angket. Indikator tertinggi yakni pada indikator
berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik pada
kategori sangat baik dengan persentase 87,78% dan indikator terendah yakni
indikator mampu menguasai materi belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik pada kategori baik dengan persentase 72,72%.
5.2. Saran
65
melaksanakan observasi secara mendalam dengan siswa/i dan guru saat
melaksanakan penelitian.
66
DAFTAR PUSTAKA
67
Nurtanto, M. (2016). Mengembangkan Kompetensi Profesionalisme Guru dalam
Menyiapkan Pembelajaran yang Bermutu. Prosiding Seminar Nasional
Inovasi Pendidikan, 2-7
Pane, A & Dasopang, M, D. (2017). Belajar dan Pembelajaran. Jurnal Kajian
Ilmu-Ilmu Keislaman, 3(2), 1-2.
Riduwan. (2014). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta, cv.
Rohani. (2019). Media Pembelajaran. Sumatera Utara: Univeristas Islam Negeri
Sumatera Utara.
Rahman, A. A. (2013). Integrasi Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan Empirik.
Depok: PT Raja Grafindo Persada
Ramli, M. (2015). Hakikat Pendidik dan Peserta Didik. Jurnal Tarbiyah
Islamiyah. 5(1), 9.
Rusman. (2015). Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Slameto. (2010). Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sodik, M. (2019). Pegaruh Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Alquran-Hadis.
Jurnal Penelitian Pendidikan Islam. 7(1), 6.
Sudarsono, A. dan Suharsono, Y. (2016). Hubungan Persepsi Terhadap Kesehatan
dengan Kesadaran (Mindfulness) Menyetor Anggota Klink Asuransi
Sampah di Indonesia Medika. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. 4(1), 1-
9
Sudijono, A. (2015). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, cv
Sulfemi, W, B. (2015). Kemampuan Pendagogik Guru. Prosiding Seminar
Nasional STKIP Muhammadiyah Bogor. 1(1), 2.
Solika, M, A. Astuti, P & Paramitha, D, A. (2017). Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Persepsi Wirausahawan Terhadap Pentingnya
Pembukuan dan Laporan Keuangan. Jurnal Akuntasi & Ekonomi. 2(1),
4.
Sulistyo, B. Minarsih, M, M & Warso, M, M. (2016). Pengaruh Pendidikan dan
Latihan Profesi Guru (PLPG), Kedisiplinan Guru, dan Kompetensi Guru
68
Terhadap Kinerja Guru di SMP Masehi Jepara. Jurnal dari Manajemen.
2(2), 2.
Tanjung, I. F. (2016). Guru dan Strategi Inkuiri dalam Pembelajaran Biologi.
Jurnal:Tarbiyah. 23(1), 5.
Tarmiji. Basyah, M, N dan Yunus, M. (2016). Persepsi Siswa Terhadap Kesiapan
Guru dalam Proses Pembelajaran (Studi pada SMP Negeri 18 Banda
Aceh). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan
Unsyiah.1(1), 5.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahn 2003. Sistem Pendidikan
Nasional.
Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Tentang Hak dan Kewajiban.
Widyastuti, N. Widiyanigrum, P & Lisdiana (2017). Analisis Kompetensi Guru
Biologi Berdasarkan Persepsi Siswa SMA di Kota Semarang. Jurnal
Pendidikan Sains Inovatif, 6(2), 2.
69
70
71
72