Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biologi merupakan bagian dari sains yang mempelajari tentang makhluk hidup
dan lingkungannya. Biologi sebagai bagian dari sains terdiri dari aspek produk,
proses, dan sikap. Produk biologi terdiri atas fakta konsep, prinsip, dan teori yang
berkaitan dengan kehidupan makhluk hidup beserta interaksi dengan lingkungannya.
Proses biologi adalah proses yang digunakan untuk menemukan produk sains, proses
biologi berupa keterampilan proses sains meliputi aspek mengamati dengan indera,
mengelompokkan, menerapkan konsep atau prinsip, menggunakan alat dan bahan,
berkomunikasi, merumuskan hipotesis, menafsirkan data, melakukan percobaan, dan
mengajukan pertanyaan.
Salah satu permasalahan yang terjadi di dunia pendidikan adalah
kurangnyasiswa beranggapan belajar IPA itu sulit, hanya bisa dikerjakan siswa
pintar, membosankan, dan kebiasaan guru yang cenderung membebani siswa dengan
rumus-rumus yang tidak mudah dipahami oleh siswa. Model pembelajaran dari guru-
guru IPA juga sangat mempengaruh hasil dan proses belajar mengajar IPA.
Mayoritas guru-guru IPA pada umumnya menggunakan pendekatan deduktif
dibandingkan induktif di dalam pembelajaran. Pembelajaran yang demikian
cenderung menghambat ketrampilan berpikir tingkat tinggi siswa terutama
ketrampilan berpikir kritis dan kreatif siswa (Rai 2009, dalam Ariyani, 2014. Vol 4).
Johnson (2009: 183) berpikir kritis merupakan sebuah proses terarah dan jelas
yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil
keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.
Pendapat tersebut juga diutarakan oleh Sunarya dkk (2001, dalam Ariyani, 2014. Vol
4) bahwa ketrampilan berpikir hendaknya dapat diaplikasikan di dalam kelas agar
terlatih dalam memecahkan suatu permasalahan. Berfikir kritis adalah metode
berpikir mengenai hal, substransi atau masalah apa saja, dimana si pemikir
meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara trampil (Paul, Fisher
and Nosich, 1993 dalam Fisher Alec, 2008)
Hasil wawancara dengan guru biologi SMA Negeri 1 Cibingbin pada tanggal
02 April 2013, ada beberapa kendala atau permasalahan yang terjadi dalam proses
pembelajaran siswa khususnya dalam pembelajaran biologi yaitu cara belajar siswa
masih menekankan untuk menghafal dari pada berusaha untuk menemukan konsep

1
2

biologi. Siswa masih cenderung menerima materi dari apa yang disampaikan oleh
guru dan tidak berusaha mencari sumber sendiri sehingga menyebabkan siswa masih
pasif dalam pembelajaran sehingga kemampuan siswa dalam mengembangkan
wawasannya serta untuk mengkritisi materi masih kurang. Kurangnya kegiatan yang
melatih siswa untuk dapat berpikir tingkat tinggi dan belajar menganalisis.
Kurangnya interaksi dua arah dalam pembelajaran karena yang terjadi adalah siswa
masih kurang dalam kegiatan bertanya dan menjawab pertanyaan, hal tersebut adalah
salah satu kegiatan agar siswa terpncing dalam keterampilan berfikir kritis. Bahan
ajar siswa hanya terpaku pada LKS biasa yang didalamnya tidak ada kegiatan yang
mengarahkan siswa belajar aktif dan mandiri.
Tugas guru dalam kegiatan pembelajaran adalah untuk menjabarkan materi
pokok tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap. Cara memanfaatkan
bahan ajar juga merupakan masalah. Pemanfaatan yang dimaksud adalah bagaimana
cara mengajarkannya yang ditinjau dari pihak guru dan cara mempelajarinya dari
pihak siswa. Berkenaan dengan pemilihan bahan ajar ini, secara umum masalah yang
dimaksud meliputi cara penentuan jenis materi, kedalaman, ruang lingkup, urutan
penyajian dan perlakuan (Treatment) terhadap materi pembelajaran. Masalah lainnya
yang berkenaan dengan bahan ajar adalah memilih sumber di mana bahan ajar
tersebut didapatkan.
Urutan penyajian dan perlakuan terhadap materi pembelajaran perlu disusun
rambu-rambu pemilihan dan pemanfaatan bahan ajar untuk membantu guru agar
mampu memilih materi pembelajaran atau bahan ajar dan memanfaatkannya dengan
tepat. Rambu-rambu dimaksud antara lain berisikan konsep dan prinsip pemilihan
materi pembelajaran, penentuan cakupan, urutan, kriteria dan langkah-langkah
pemilihan, pemanfaatan, serta sumber materi pembelajaran. Urutan penyajian yang
baik akan lebih mendapatkan kemudahan bagi guru dalam menyampaikan materi
kepada siswanya. Siswa akan lebih mudah menerima materi pelajaran tersebut dan
siswa juga bisa mendapatkan wawasan dan pengetahuan yang lebih luas
dibandingkan sebelumnya dikarenakan sumber bahan ajarnya tidak hanya satu jenis
saja.
Teori konstruktivisme menjelaskan bahwa pengetahuan seseorang adalah
bentukan (konstruksi) orang itu sendiri. Pengetahuan seseorang tentang suatu benda
adalah konstruksi pemikiran tentang benda tersebut, tanpa keaktifan seseorang
mencerna dan membentuknya ia tidak akan mempunyai pengetahuan. Piaget
3

menyatakan bahwa pengetahuaan tidak dapat ditransfer dari otak guru yang dianggap
tahu, bila murid itu tidak mengolah dan membentuknya sendiri.
Mata pelajaran biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis,
induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa
yang terjadi di alam sekitar. Berbeda dengan harapan yang telah diungkapkan oleh
beberapa pakar pendidikan, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa mata
pelajaran biologi sering diidentikkan sebagai mata pelajaran hafalan karena tidak
sedikit peserta didik yang mengeluhkan banyaknya konsep-konsep Biologi yang
harus dihafalkan dalam belajarnya (Estuningsih, 2013).
Lembar kerja siswa memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus
dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan
kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh.
Pengaturan awal dari pengetahuan dan pemahaman siswa diberdayakan melalui
penyediaan media belajar pada kegiatan eksperimen sehingga situasi belajar menjadi
lebih bermakna, dan dapat terkesan dengan baik pada pemahamn siswa. Keterpaduan
konsep merupakan salah satu dampak pada kegiatan pembelajaran, maka muatan
materi setiap lembar kerja siswa pada setiap kegiatannya diupayakan agar dapat
mencerminkan hal itu (Triyanto, 2010 : 223).
Kegiatan pembelajaran yang mengaitkan antara materi ajar dan lingkungan
nyata yaitu dengan menggunakan pendekatan Discovery Learning. Winggins &
McTighe, (1998 dalam bukunya Bass, 2009 : 103) mengatakan bahwa pelajaran
Discovery sangat memotivasi. Anak-anak menyelidiki ke dalam temuan baru tentang
apa yang belum mereka diketahui. Sebagaian anak-anak mulai mengeksplorasi
pengetahuanmereka kemudian mereka akan tersadar dan kemungkinan mereka akan
menarik diri mereka ke alam secara langsung untuk sebuah temuan baru. Penemuan
memungkinkan siswa untuk menemukan makna mereka sendiri dan mengatur ide-ide
mereka sendiri. Discovery Learning meningkatkan imajinasi, firasat, dan wawasan
anak-anak mendahului bukti yang diinstruksikan oleh guru (Bass, Dkk 2009 : 103).
Lembar kerja siswa berbasis penemuan terbimbing pada materi substansi
Genetika ini akan memberikan pengalaman secara langsung dan pembelajaran yang
bermakna karena menggunakan pertanyaan-pertanyaan terstruktur yang
mengarahkan peserta didik sampai dapat menemukan konsep Substansi Genetika.
(Estuningsih, 2013). Lembar kerja siswa berbasis penemuan terbimbing jika
diterapkan dalam pembelajaran ekosistem maka siswa akan belajar memahami
4

konsep ekosistem secara langsung melalui pertanyaan-pertanyaan dalam LKS


sehingga membentuk kegiatan belajar untuk dapat menenukan konsep ekosistem, hal
ini kegiatan pembelajaran memberikan pengalaman secara langsung dan bermakna.
Mirza dan Pramukantoro (2013) berdasarkan penelitiannya menyatakan bahwa
untuk dapat membuat siswa tertarik dan mengerti dalam kegiatan pembelajaran,
salah satunya adalah dengan menghubungkan materi yang dipelajari dengan dunia
nyata siswa. Upaya menghubungkannya dapat dilakukan dengan suatu pendekatan
dalam pembelajaran. Pembelajaran Guided Discovery Learning siswa didorong
untuk belajar sendiri secara mandiri. Siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk mendapatkan
pengalaman dan melakukan kegiatan yang memungkinkan mereka menemukan
prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.
Isnaningsih dan Bimo (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
kreatifitas guru agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal sangat
diperlukan, terutama pemilihan dan penggunaan sumber belajar serta media dengan
sarana yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan siswa, salah satu bentuk
sarana yang mendukung proses pembelajaran adalah dengan menggunakan LKS.
LKS dapat membuat siswa pada saat proses belajar menjadi lebih baik dan ber-
makna. Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Erryanti dan Poedjiastoeti (2013,
dalam Isnaningsih: 2013) yang menyatakan bahwa LKS sangat layak digunakan
karena telah mendapatkan respon yang sangat positif dari siswa. LKS merupakan
panduan dalam pembelajaran terutama dengan metode percobaan.
Pembelajaran ekosistem dengan menggunakan LKS berbasis penemuan
terbimbing perlu dilakukan agar siswa ikut berperan aktif dalam pembelajaran, serta
siswa dituntut untuk menemukan suatu konsep sendiri agar siswa belajar berdasarkan
pengalaman mereka dalam kegiatan pembelajaran. LKS berbasis penemuan
terbimbing memiliki beberapa keuntungan, termasuk mendorong keterlibatan aktif
peserta didik, mengembangkan motivasi, tanggung jawab, kemandirian,
pengembangan kreativitas dan keterampilan pemecahan masalah, serta pengalaman
belajar dapat disesuaikan dengan kondisi peserta didik. Pembelajaran menggunakan
LKS berbasis penemuan terbimbing membantu siswa untuk dapat mengasah
kemampuan kogitif siswa serta untuk belajar berpikir kritis dalam setiap kegiatan
pembelajarannya.
5

Candra (2012) menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran Discovery yang


melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menemukan sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis,
analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuanya dengan penuh
percaya diri. Pembelajaran Discovery memiliki kelebihan yaitu menjadikan siswa
lebih aktif dalam pembelajaran, siswa dapat memahami benar konsep yang telah
dipelajari, jawaban yang diperoleh akan menimbulkan rasa puas pada siswa.
Permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran tersebut, peneliti termotivasi
untuk mengembangkan LKS (Lembar Kerja Siswa) berbasis Penemuan terbimbing
(Gudided Discovery) untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa, yang
diharapkan akan membantu siswa dalam mengatasi permasalahan dalam
pembelajaran materi ekosistem.
B. Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka di identifikasi beberapa
permasalahan dalam pembelajaran yaitu :
a Permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran Biologi di SMA Negeri 1
Cibingbin
Cara belajar siswa masih menekankan untuk menghafal dari pada
berusaha untuk menemukan konsep biologi. Siswa cenderung masih
menerima materi dari apa yang disampaikan oleh guru dan tidak berusaha
mencari sumber sendiri sehingga menyebabkan siswa masih pasif dalam
pembelajaran sehingga kemampuan siswa dalam mengembangkan
wawasannya serta untuk mengkritisi materi masih kurang. Kurangnya
kegiatan yang melatih siswa untuk dapat berpikir tingkat tinggi dan belajar
menganalisis. Kurangnya interaksi dua arah dalam pembelajaran karena yang
terjadi adalah siswa masih kurang dalam kegiatan bertanya dan menjawab
pertanyaan, hal tersebut adalah salah satu kegiatan agar siswa terpncing
dalam keterampilan berfikir kritis. Bahan ajar siswa hanya terpaku pada LKS
biasa yang didalamnya tidak ada kegiatan yang mengarahkan siswa belajar
aktif dan mandiri.
6

b Wilayah penelitian
Wilayah penelitian ini adalah penggunaan bahan ajar Lembar Kerja
Siswa (LKS) berbasis penemuan terbimbing (Guided Discovery) dalam
pokok bahasan Ekosistem Kelas X SMAN 1 Cibingbin
c Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan empirik
dengan menggunakan penilaian secara kuantitatif.
d Jenis masalah
Jenis masalah dalam penelitian ini adalah penggunaan bahan ajar
Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis penemuan terbimbing (Guided
Discovery) untuk meningkatkan berpikir kritis siswa dalam pokok bahasan
ekosistem Kelas X SMAN 1 Cibingbin.
2. Batasan Masalah
Setelah di lakukan identifikasi masalah, maka diperoleh batasan masalah
sebagai berikut :
1. Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis penemuan terbimbing
(Guided Discovery) untuk meningkatkan berpikir kritis siswa dalam pokok
bahasan Ekosistem Kelas X SMAN 1 Cibingbin
2. Materi yang dikembangkan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) ini yaitu pada
pokok bahasan Ekosistem di Kelas X semester 2.
3. Berpikir kritis siswa yang diukur yaitu kognitif, afektif dan psikomotor yang
diambil dari proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran berupa pretest
dan postest.
3. Pertanyaan Penelitian
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana aktifitas belajar siswa selama pembelajaran ekosistem dengan
menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis penemuan terbimbing
(Guided Discovery)?
2. Adakah perbedaan peningkatan berpikir kritis siswa antara yang
menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis penemuan terbimbing
(Guided Discovery) dengan yang menggunakan LKS biasa?
3. Bagaimana respons siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan
Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis penemuan terbimbing (Guided
Discovery) dalam pokok bahasan ekosistem?
7

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui aktifitas belajar siswa selama pembelajaran dengan menggunakan
Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis penemuan terbimbing (Guided Discovery)
dalam pokok bahasan ekosistem
2. Mengetahui perbedaan peningkatan berpikir kritis siswa antara yang
menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis penemuan terbimbing
(Guided Discovery) dengan yang menggunakan LKS biasa.
3. Bagaimana respons siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan Lembar
Kerja Siswa (LKS) berbasis penemuan terbimbing (Guided Discovery) dalam
pokok bahasan ekosistem.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
a. Sebagai tambahan acuan bagi guru dalam pembelajaran biologi
b. Mempermudah penyampaian materi tentang Ekosistem
c. Meningkatkan kreatifitas dan kualitas guru, karena guru dituntut untuk
menerapkan dan menggunakan bahan ajar yang efektif.
2. Bagi Siswa
a. Meningkatkan aktifitas peserta didik selama pembelajaran
b. Meningkatkan motivasi belajar siswa
c. Meningkatkan pemahaman konsep siswa pada pembelajaran
ekosistem/Ekosistem.
3. Bagi Sekolah
Sebagai tambahan referensi bahan ajar biologi bagi sekolah yaitu Lembar
Kerja Siswa (LKS) berbasis penemuan terbimbing (Guided Discovery) dalam
pokok bahasan Ekosistem Kelas X.
E. Definisi Oprasional
Lembar kerja siswa berbasis penemuan terbimbing (Guided Discovery)
adalah perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung
pelaksanaan Rencana Pembelajaran (RP). Lembar kerja Siswa berupa lembaran
kertas yang berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan-pertanyan yang harus
dijawab oleh siswa) yang memiliki karakteristik menitikberatkan pada mental
intelektual para anak didik dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi,
sehingga menemukan suatu konsep atau generalisasi yang dapat di terapkan di
8

lapangan. Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis penemuan terbimbing (Guided


Discovery) ini berbentuk LKS yang membantu siswa menemukan suatu konsep. LKS
jenis ini memuat apa yang (harus) dilakukan oleh peserta didik, meliputi melakukan,
mengamati dan menganalisis.
Kemampuan siswa dalam menganalisis dan memecahkan permasalahan
dalam pembelajaran melatih siswa dalam kemampuan berpikir kritis, Keterampilan
berpikir kritis (dalam Beta, 2013) merupakan salah satu modal dasar atau modal
intelektual yang sangat penting dalam pembelajaran bagi peserta didik disetiap
jenjang pendidikan, agar pembelajaran lebih bermakna, guru haruslah melatih peserta
didik agar berpikir kritis dalam menganalisis maupun memecahkan masalah,
keterampilan berpikir kritis yang baik dapat membentuk sikap prilaku yang rasional.
Berpikir kritis merupakan kemampuan bernalar dan berpikir reflektif yang
difokuskan untuk menentukan apa yang diyakini dan apa yang harus dilakukan.
Berpikir kritis merupakan suatu usaha yang menuntut upaya keras untuk memeriksa
setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan
kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya.
Ekosistem adalah kesatuan fungsional makhluk hidup (faktor biotik) dengan
lingkungan dimana ia berada (faktor abiotik). Kedua komponen tersebut saling
mempengaruhi satu sama lain seperti halnya organisme akan dipengaruhi oleh
keadaan lingkungannya begitu juga aktifitas yang dilakukan organisme akan
mempengaruhi atau bahkan mengubah lingkungannya.

F. Kerangka berpikir
Permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran siswa khususnya
dalam pembelajaran biologi yaitu cara belajar siswa masih menekankan untuk
menghafal dari pada berusaha untuk menemukan konsep biologi. Siswa masih
cenderung menerima materi dari apa yang disampaikan oleh guru dan tidak berusaha
mencari sumber sendiri sehingga menyebabkan siswa masih pasif dalam
pembelajaran sehingga kemampuan siswa dalam mengembangkan wawasannya serta
untuk mengkritisi materi masih kurang. Kurangnya kegiatan yang melatih siswa
untuk dapat berpikir tingkat tinggi dan belajar menganalisis. Kurangnya interaksi dua
arah dalam pembelajaran karena yang terjadi adalah siswa masih kurang dalam
kegiatan bertanya dan menjawab pertanyaan, hal tersebut adalah salah satu kegiatan
agar siswa terpncing dalam keterampilan berfikir kritis. Bahan ajar siswa hanya
9

terpaku pada LKS biasa yang didalamnya tidak ada kegiatan yang mengarahkan siswa
belajar aktif dan mandiri.
Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis penemuan terbimbing (Guided
Discovery) merupakan bahan ajar yang dirancang sedemikian rupa untuk memarik
minat belajar siswa agar tujuan pembelajaran tercapai serta untuk mengetahui
sejauh mana berpikir kritis siswa terhadap materi pembelajaran. Lembar kerja siswa
berbasis penemuan terbimbing (Guided Discovery) ini berbentuk LKS yang
membantu siswa menemukan suatu konsep. LKS jenis ini memuat apa yang (harus)
dilakukan oleh peserta didik, meliputi melakukan, mengamati dan menganalisis,
oleh karena itu, kita perlu merumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
peserta didik untuk mengamati fenomena hasil kegiatannya.
Pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar berupa Lembar Kerja
Siswa (LKS) berbasis penemuan terbimbing (Guided Discovery) dalam pokok
bahasan ekosistem diharapkan siswa dapat melatih keterampilan berpikir kirits,
karena dalam LKS berbasis penemuan terbimbing ini terdapat beberapa kegiatan
berpikir kritis yaitu dalam memfokuskan pertanyaan, bertanya dan menjawab
pertanyaan, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, dan
mengidentifikasi asumsi-asumsi.

Pembelajaran biologi masih menekankan untuk menghafal dari pada


berusaha untuk menemukan konsep biologi

Solusi

Pembelajaran dengan
menggunakan LKS berbasis
Penemuan Terbimbing

Proses Pembelajaran

Proses menemukan Melatih keterampilan


konsep biologi bepikir kritis

Peningkatan Keterampilan berpikir kritis

Evaluasi
Gambar 2.1 Bagan Kerangka berpikir
10

G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertannyaan (Sugiono, 2011:96). Rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian
ini, sehingga peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ha : Terdapat perbedaan peningkatan berpikir kritis siswa yang signifikan antara
pembelajaran yang menggunakan LKS (Lembar Kerja Siswa) berbasis
penemuan terbimbing (Guided Discovery) dan pembelajaran yang
menggunakan LKS biasa.

Anda mungkin juga menyukai