Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemerintah melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP)
menetapkan 8 Standar Pendidkan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu
pendidikan Nasional, sedangkan sekolah atau satuan pendidikan diharuskan
membuat dan memiliki Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkan (KTSP), yang
memuat kurikulum Nasional dan muatan Lokal.
Salah satu mata pelajaran yang termasuk dalam kurikulum Nasional
adalah Matematika , sebagai mata pelajaran yang diujinasionalkan, maka
Matematika dipandang sangat strategis dan merupakan kelompok mata pelajaran
Sains, sejajar dengan mata pelajaran IPA, penerapannya ada pada semua mata
pelajaran yang lainnya.
Masalah utama pendidikan di Indonesia adalah masih rendahnya hasil
belajar

siswa di sekolah, terutama untuk mata pelajaran Matematika yang

dianggap sulit dan siswa cenderung tidak menyukainya.Hasil belajar yang


dimaksudkan tidak hanya kemampuan mengerti Matematika sebagai pengetahuan
( cognitive ), tetapi juga aspek sikap ( attitude ).
Hasil survey pengukuran dan penilaian pendidikan oleh The Third International
Mathematics and Science Study Report ( TIMSSR ) tahun 2008 ( Mulyana ,
2007:2) , disimpulkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-34 dari 38 negara.
1

Di sisi lain semua pihak menyadari bahwa Matematika merupakan


Ilmu Dasar dan Ilmu Terapan yang harus dikuasai sejak Sekolah Dasar sampai
Perguruan Tinggi, bahkan dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa
terlepas dari matematika. Melalui kemampuan penalaran seorang siswa dilatih
secara terus menerus sehingga semakin berkembang kemampuan daya pikir dan
pengetahuannya. Atas dasar pendapat tersebut maka Matematika mutlak
diajarkan sejak sekolah dasar, sebab menurut para ahli pada tingkat dasar seorang
siswa mengalami pertumbuhan kemampuan otak yang sangat cepat, terutama
dalam hal menghitung.
Gejala tersebut merupakan masalah yang serius dan perlu disikapi
oleh semua pihak, tidak hanya para guru, tetapi perhatian orang tua, pemerintah
dan masyarakat sangat mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa di Sekolah,
perhatian orang tua

dan siswa itu sendiri sangat menentukan hasil belajar

Matematika.
Rendahnya hasil belajar Matematika siswa disebabkan oleh banyak
factor, antara lain kurikulum yang sangat banyak mata pelajaran , materi yang
terlalu banyak dan sulit diikuti serta dipahami oleh siswa, media pembelajaran
yang kurang tepat yang diterapkan oleh guru, sistem evaluasi yang kurang akurat,
dan kemampuan guru untuk membangkitkan

motivasi anak dalam belajar

Matematika. Pendekatan yang digunakan oleh guru masih bersifat konvensional,


dimana siswa kurang berperan dan cenderung pasif. Guru dalam pembelajaran
Matematika, banyak menekankan pada menghafal rumus-rumus, dan pemakaian

rumus untuk memecahkan soal, kurang menerangkan konsep dasar Matematika


sehingga mudah hafal dan mudah pula lupa.
Dari berbagai faktor penyebab rendahnya hasil belajar Matematika
penulis cenderung menyoroti dari pihak Guru dan pihak orang tua. Pihak Guru
kekurangannya antara lain kurang variasi dalam penyampaian materi dan bahan
ajar, penggunaan alat peraga, penguasaan kelas, mengorganisasikan semua
komponen, mengatur waktu, memotivasi siswa untuk belajar Matematika..
Sedangkan dari pihak orang tua kekurangannya antara lain perhatian terhadap
putra putrinya masih perlu dipertanyakan, waktu dan kesibukan selalu menjadi
alasan untuk tidak memperhatikan putra putrinya belajar Matematika di rumah .
Paradigma lama guru mengajarkan bersumber pada teori asumsi
tabula rasa pendapat dari John Locke, yang mengatakan bahwa pikiran seorang
anak ibarat kertas putih yang masih kosong, bersih belum ada coretan, tentu yang
akan menulisi kertas kosong tersebut adalah orang tua ataupun gurunya..Akibat
asumsi ini banyak guru yang melakukan pembelajaran memindahkan
pengetahuan dari guru kepada murid atau istilahnya transfer ilmu, dampak lain
guru kurang menanamkan nilai-nilai luhur, etika, moral , akhlak dan agama,
sehingga menciptakan anak pintar tetapi kurang baik akhlak dan budi
pekertinya.Penyebab lain diantaranya kurangnya motivasi belajar dari siswa itu
sendiri sehingga prestasi belajar matematika menjadi rendah. Dalam kamus
ilmiah populer dijelaskan bahwa kata motivasi berarti dorongan , alasan tujuan
tindakan. Chung dan Meggison mendefinisikan motivasi merupakan perilaku
yang ditujukan kepada sasaran , motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang

dilakukan oleh seseorang dalam upaya mengejar suatu tujuan yang berkaitan erat
dengan kepuasan pekerja. Sedangkan pengertian motivasi menurut Heidjrachman
dan Suad Husnan adalah : Motivasi merupakan proses untuk mencoba
mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu yang diinginkan .
Menurut Nawawi ( 2000:351 ) kata motivasi ( motivation ) memiliki
kata dasar motif yang berarti dorongan sebab atau dasar seseorang untuk
melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang
mendorong atau yang menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan atau
kegiatan yang berlangsung secara sadar. French dan Raven menyatakan bahwa
motivasi adalah sesuatu yang mendorong sesorang nuntuk menunjukkkan
perilaku tertentu. Motivasi merupakan determinan penting dalam belajar. Para
ahli sukar mendefinisikannya, tetapi motivasi berhubungan dengan ( Martinis
Yamin, 2007:217) yaitu :
1) Arah perilaku
2) Kekuatan respon, yakni suatu usaha setelah belajar siswa memilih
mengikuti tindakkan tertentu
3) Ketahanan perilaku atau berapa lama seseorang it uterus menerus
berperilaku menurut cara tertentu.
Mc.Donald ( dalam Oemar Hamalik, 2001 : 158 ) mendefinisikan motivasi
adalah perubahan energi dalam diri ( pribadi ) seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam definisi ini ada 3
( tiga ) unsur terkait yaitu :
a) Motivasi dimulai dari adanya energy dalam pribadi .
Perubahan dalam motivasi timbvul dari perubahan
perubahan tertentu didalam system neuropsiologis dalam
organism manusia.
b) Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan .Mula-mula
merupakan ketegangan psikologis , lalu merupakan suatu
emosi . Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang
bermotif.
c) Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.
Pribadi-pribadi yang bermotivasi mengadakan respon-respon
yang tertuju kearah suatu tujuan.
Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam seseorang untuk
dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah ketrampilan , pengalaman.
Motivasi mendorong dan mengarahkan minat belajar untuk mencapai suatu
tujuan.

Menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya Motivasi Belajar Mengajar ada 6


( enam ) konsep penting dalam motivasi belajar, yaitu :
a) Pertama
Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan,
memandu dan
mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Indvidu termotivasi karena
berbagai alasan yang berbeda, dengan intensitas yang juga berbeda. Sebagai
contoh seorang siswa dapat tinggi motivasinya ketika menghadapi tes IPS dengan
tujuan mendapatkan nilai tinggi ( motivasi ekstrinsik ) dan tinggi motivasinya
ketika menghadapi tes Matematika karena tertarik dengan mata pelajaran tersebut
( motivasi intrinsik ).
b) Kedua
Motivasi belajar bergantung kepada teori yang menjelaskan, biasanya
merupakan konsekuensi dari penguatan (reinforcement ), suatu ukuran kebutuhan
manusia, suatu hasil dari ketidakcocokan, suatu atribusi dari keberhasilan atau
kegagalan, atau suatu harapan dari peluang keberhasilan.
c) Ketiga
Motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan penekanan tujuan-tujuan belajar dan
pemberdayaan atribusi.
d) Keempat
Motivasi belajar dapat meningkat apabila guru membangkitkan minat siswa ,
memelihara rasa ingin tahu mereka, menggunakan berbagai macam strategi
pembelajaran, menyatakan tujuan pembelajaran dengan jelas dan memberikan
umpan balik ( feedback ) dengan frekwensi dan waktu yang tepat.
e) Kelima
Motivasi belajar dapat meningkat pada diri siswa apabila guru memberikan
ganjaran yang memiliki kontingen, spesifik dan dapat dipercaya.
f) Keenam
Motivasi berprestasi dapat didefinisikan
sebagai kecenderungan umum
untuk mengupayakan keberhasilan dan memilih kegiatan-kegiatan yang
berorientasi pada keberhasilan atau kegagalan. Siswa dapat termotivasi dengan
orientasi kearah tujuan-tujuan penampilan. Mereka mengambil mata pelajaranmata pelajaran yang menantang. Siswa yang berjuang demi tujuan-tujuan
penampilan berusaha untuk mendapatkan penilaian positip terhadap kompertensi
mereka. Mereka berusaha untuk mendapat nilai baik dengan cara menghindari
dari mata pelajaran yang sulit. Guru dapat membantu siswa dengan
mengkomunikasikan bahwa keberhasilan itu mungkin dicapai.

.Menurut Donald O.Hebb dalam Rasyad ( 2003;98 ). Motivasi Belajar Siswa


mengatakan ada 4 ( empat ) cara yang dapat dilakukan setiap guru untuk
memotivasi siswa ( peserta didik ) yaitu :
1) Arousal, yaitu membangkitkan minat belajar
2) Expectancy, yaitu memberikan dan menimbulkan harapan
3) Incentives , yaitu dorongan semangat atau memberikan sesuatu
4) Punishment yaitu hukuman .

Motivasi belajar diartikan sebagai penggerak yang sudah aktif, daya penggerak
yang menyebabkan seseorang melakukan perbuatan. Dalam implementasinya
perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu dipengaruhi berbagai macam kondisi
baik dari dalam maupun dari luar diri individu. Motivasi menjadikan setiap
individu lebih terarah dalam melakukan aktivitasnya.
Selain motivasi belajar siswa adalah perhatian orang tua terhadap
prestasi belajar menunjang pendidikan anak juga sangat diperlukan.Mengenai
pengertian orang tua dalam kamus besar bahasa Indonesia Orang tua artinya
ayah dan ibu. ( Poerwadarminta , 1987 : 688 ). Seorang ahli psikologi
Ny.Singgih D Gunarsa dalaam bukunya psikologi untuk keluarga mengatakan ,
Orang tua adalah dua individu yang berbeda memasuki hidup bersama dengan
membawa pandangan , pendapat dan kebiasaan-kebiasaan sehari- hari .
(Gunarsa,1976 :27). Dalam hidup berumah tangga tentunya ada perbedaan dari
pola pikir, gaya dan kebiasaan, sifat dan tabiat, tingkat ekonomi dan pendidikan
dan masih banyak lagi perbedaan-perbedaan lainnya. Perbedaan perbedaan
inilah yang dapat mempengaruhi gaya hidup anak-anaknya , sehingga akan
memberi warna tersendiri dalam keluarga. Pendapat yang dikemukakan oleh
Thamrin Nasution adalah Orang tua adalah setiap orang yang bertanggung
jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan
sehari hari disebut sebagai bapak dan ibu .

(Nasution:1986:1).

Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli yang diutarakan diatas dapat diperoleh


pengertian bahwa orang tua memiliki tanggung jawab dalam membentuk serta
membina anak-anaknya dari segi psikologis maupun fisiologis . Orang tua
berperan dalam menentukan hari depan anaknya . Secara fisik supaya anak-anak
dapat bertumbuh sehat dan postur tubuh yang lebih baik, maka anak-anak harus

diberi makanan yang bergizi dan seimbang. Secara mental anak-anak bertumbuh
cerdas dan cemerlang, maka selain gizi perlu juga diberi motivasi belajar disertai
sarana dan prasarana belajar yang memadai, sedangkan secara social supaya
anak-anak dapat mengembangkan jiwa social dan budi pekerti yang baik mereka
harus diberi peluang untukn bergaul mengaktualisasikan diri, memupuk
kepercayaan diri seluas-luasnya.
Conny Semiawan dan kawan-kawan menyatakan bahwa, Orang tua
perlu membina anak agar mau berprestasi secara optimal, karena kalau tidak
berarti suatu penyia-nyiaan terhadap bakat-bakatnya. Pembinaan dilakukan
dengan mendorong anak untuk mencapai prestasi sesuai dengan kemampuannya.
Ada pula orang tua , karena tinbgkat pendidikan mereka terbatas, karena acuh tak
acuh atau karena kurang memperhatikan anak, pendidikan anak, tidak peka dalam
pengamatan ciri-ciri kemampuan anaknya . Orang tua perlu menciptakan
lingkungan rumah atau keluarga yang serasi, selaras dan seimbang dengan
kehadiran anak anak berbakat. Disamping itu perlu menyiapkan sarana
lingkungan fisik yang memungkinkan anak mengembangkan bakatnya, perlu
sikap demokrasi juga dalam memberikan banyak larangan, dirangsang untuk
menjadi mandiri dan percaya diri .
( Semiawan,1990:31-55).
Keterbatasan waktu orang tua dalam mendidik anak memberikan pengaruh yang
sangat besar bagi perkembangan kemampuan belajar anak. Orang tua yang
memiliki lebih banyak waktu ( luang ), dalam mendidik dan memperhatiakan
perkembangan anak , akan memiliki hasil yang optimal bagi perkembangan anak.
Sedangkan orang tua yang kurang memiliki banyak waktu, maka kecenderungan
hasil pendidikan anak lebih rendah.
Untuk hal itu penting sekali bagi orang tua terlibat dalam pendidikan
anak-anaknya, memberikan perhatian, waktu luang, berbincang, berdiskusi, serta
menemani dalam belajar dapat menumbuhkan minat dan motivasi anak dalam
belajar dan akan berimbas kepada hasil belajar yang memuaskan.
Berdasarkan teori dan asumsi diatas peneliti tertarik untuk melakukan
studi penelitian yang dituangkan dalam Tesis yang berjudul :

Pengaruh

Perhatian Orang tua dan Motivasi beljar Siswa terhadap Prestasi Belajar

Matematika , Survey pada siswa kelas VII SMP Negeri di Kecamatan Jagakarsa
, Jakarta Selatan .
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkaan uraian dan latar belakang masalah diatas, maka penulis
menemukan beberapa masalah. Adapun masalah yang dapat teridentifikasi
sebagai berikut :
1.

Mengapa prestasi

belajar Matematika di tingkat Sekolah Menengah

Pertama pada umumnya rendah ?


2.

Apakah rendahnya prestasi

belajar Matematika disebabkan oleh

penggunaan Metode Pembelajaran Konvensional ?


3.

Bagaimana motivasi belajar siswa dalam belajar Matematika ?

4.

Apakah motivasi belajar siswa dapat

mempengaruhi hasil belajar

Matematika ?
5.

Apakah perhatian orang tua dalam mendidik anak mempengaruhi hasil


belajar siswa ?

6.

Sejauh mana

perhatian orang tua mempengaruhi hasil belajar

Matematika?
7.

Sejauh mana motivasi belajar siswa mempengaruhi hasil belajar


Matematika?

8.

Sejauh mana peningkatan prestasi belajar Matematika setelah belajar


dengan mendapat motivasi pembelajaran ?

9.

Adakah pengaruh
Matematika?

perhatian

orang tua dengan prestasi belajar

10. Adakah pengaruh

motivasi belajar siswa

terhadap prestasi belajar

Matematika ?
11. Adakah pengaruh perhatian orang tua terhadap motivasi belajar siswa ?
12. Berapa besar pengaruh perhatian orang tua dalam mendidik anak dan
motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar Matematika ?
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian kami lebih terarah , maka permasalahan dibatasi
pada masalah ada atau tidak adanya Pengaruh perhatian orang tua dan motivasi
belajar siswa terhadap prestasi belajar Matematika ? Agar tidak menimbulkan
penafsiran berbeda, maka permasalahan kami batasi pada :
1.

Prestasi belajar Matematika dibatasi pada nilai semester II tahun


pelajaran 2011/2012 materi Himpunan dan diadram venn kelas VII SMP.

2. Motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam diri maupun dari
luar diri seorang siswa yang mengarah pada perubahan tingkah laku siswa
untuk tercapainya suatu tujuan.
3. Orang tua adalah orang yang melahirkan , orang yang syah dalam ikatan
perkawinan / asuh dari anak yang syah menurut pemerintah yang diberi
amanat

untuk mendidik dan membesarkan mereka, bertanggung jawab

dalam satu keluarga dalam kehidupan sehari- hari .


4. Perhatian orang tua adalah pemusatan energi yang dilakukan secara sengaja ,
intensif, dan terkondisi dari orang tua yang dilandasi kasih sayang
dalam melakukan tindakan demi hasil belajar anaknya. Mendidik anak di
luar sekolah , perhatian orang tua dapat berupa waktu luang, berbincang,

10

berdiskusi, serta menemani dalam belajar, membantu kesulitan dalam


belajar, serta menyediakan sarana prasarana belajar yang dibutuhkan anak di
rumah.
5. Sosial ekonomi , orang tua, fasilitas dan sarana pembelajaran dianggap
konstan
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut diatas maka
penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh langsung perhatian orang tua terhadap prestasi belajar
Matematika ?
2. Adakah pengaruh langsung motivasi belajar siswa terhadap

prestasi

belajar Matematika ?
3. Adakah pengaruh langsung perhatian orang tua terhadap motivasi belajar
siswa ?
4. Adakah pengaruh tidak langsung antara perhatian orang tua terhadap
hasil Belajar Matematika melalui motivasi belajar siswa

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian antara lain :
1.

Mengetahui pengaruh langsung

perhatian orang tua terhadap prestasi

belajar Matematika .
2.

Mengetahui pengaruh langsung motivasi belajar siswa terhadap prestasi


belajar Matematika

11

3.

Mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap motivasi belajar siswa

4.

Mengetahui pengaruh tidak langsung antara perhatian orang tua terhadap


prestasi belajar Matematika melalui motivasi belajar siswa .

F. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan agar dapat memberi manfaat secara teoritis dan
praktis. Manfaat teoritis agar dapat memberi dukungan terhadap pengetahuan
sebelumnya yang sesuai dengan variable yang menjadi objek penelitian yaitu
motivasi belajar, perhatian orang tua dan prestasi belajar matematika. Sedangkan
manfaat praktis diharapkan agar dari temuan penelitian ini dapat menjadi acuan
bagi guru, kepala sekolah, instansi berwenang maupun siswa, bahwa keberhasilan
dalam belajar matematika salah satunya adalah kemampuan guru dalam mengajar
yang senantiasa mampu membangkitkan motivasi belajar dan didukung oleh
perhatian orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar matematika .

12

Anda mungkin juga menyukai