Anda di halaman 1dari 93

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sering kurang diperhatikan oleh semua pihak di lingkungan sekolah, baik guru maupun siswa. Mata pelajaran PKn dianggap terlalu banyak menghafal, banyak membaca. Sehingga banyak siswa yang merasa jenuh dengan materi mata pelajaran ini. Kondisi tersebut sering diperparah oleh keadaan bahwa siswa merasa kurang tertarik, menganggap mudah, dan menganggap pelajaran yang menjemukan. Keberadaan mata pelajaran PKn sering dianggap kurang bermanfaat bagi siswa. Sejak mata pelajaran PKn tidak termasuk mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Akhir Nasional, maka semakin dianggap tidak berarti bagi siswa. Metode mengajar menjadi salah satu bagian yang ikut memperburuk pandangan berbagai pihak tentang mata pelajaran PKn. Terlebih lagi jika mata pelajaran ini disampaikan dengan cara-cara yang kurang menarik. Penggunaan metode mengajar yang monoton, kurang variasi akan semakin memperparah keadaan. Kejenuhan siswa akan lebih cepat muncul dalam kondisi seperti ini. Kondisi seperti di atas merupakan bukti bahwa siswa memiliki motivasi yang rendah dalam kegiatan pembelajaran, terutama pelajaran PKn. Dengan motivasi yang rendah, sangat sulit bagi guru maupun siswa untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. 1

2 Oemar Hamalik (1992:173) menyebutkan tentang motivasi bahwa Suatu masalah di dalam kelas, motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol minat-minat. Minat belajar anak harus dapat ditumbuhkan dalam setiap proses belajar mengajar. Minat belajar yang tinggi akan sangat berpengaruh terhadap peran serta atau aktifitas anak dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Proses membangkitkan minat belajar, mempertahankan minat belajar dan mengontrol minat belajar menjadi bagian yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Jadi tanpa motivasi belajar yang memadai, sangat sulit bagi pihak-pihak yang terkait dengan pembelajaran untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi belajar siswa dapat berasal dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya. Kecerdasan, cita-cita atau harapan, kesenangan merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat menumbuhkan minat belajar yang tinggi. Kondisi lingkungan, metode mengajar, waktu belajar merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi minat belajar. Jika faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut dalam kondisi baik, maka minat belajar siswa juga semakin tinggi. Namun jika faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut kondi-sinya kurang kondusif, maka motivasi belajar siswa juga akan rendah. Keadaan tersebut juga terjadi pada siswa SMP Negeri 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung. Dalam mata pelajaran PKn, juga kurang mendapat

perhatian yang serius dari siswa, khususnya siswa kelas IX-A. Motivasi belajar siswa sangat rendah. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: (1) mata

pelajaran PKni diberikan pada jam pelajaran terakhir; (2) siswa merasa kurang

3 tertarik pada pelajaran PKn; (3) siswa sulit untuk menguasai materi pelajaran; (4) kondisi in-put siswa relatif rendah. SMP Negeri 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu sekolah yang berada di pinggiran kota. Siswa banyak yang kurang berminat terhadap mata pelajaran PKn. Pada siswa kelas IX-A, mata pelajaran PKn diberikan pada jam pelajaran terakhir. Kondisi siswa yang sudah merasa lelah, mengantuk, lapar, jenuh selalu muncul setiap kali menerima pelajaran. Sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn masih relatif kurang. Sehingga siswa semakin sulit untuk dapat menguasai materi pada mata pelajaran PKn. Guru telah menggunakan berbagai metode mengajar, agar siswa tertarik dengan pelajaran ekonomi dan dapat mengikuti dengan baik. Namun upaya tersebut masih belum membuahkan hasil. Penguasaan siswa terhadap materi pelajaran masih belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kondisi tersebut merupakan tantangan bagi guru. Bagimana agar siswa dapat memiliki motivasi yang lebih besar terhadap mata pelajaran ekonomi. Salah satu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan menggunakan metode Tatas. Metode Tatas merupakan kombinasi dari metode Tanya jawab dan metode Penugasan/Pemberian tugas yang dikemas secara terpadu dengan memberikan berbagai tambahan yang berupa sangsi yang dapat mendorong siswa untuk dapat lebih menguasai materi pelajaran. Dengan penggunaan metode Tatas yang dirancang secara matang dan dilaksanakan secara tepat diharapkan dapat mendo-rong siswa lebih dapat meningkatkan persiapan dalam menerima pelajaran. Pening-katan

4 motivasi belajar siswa juga diharapkan membawa dampak positif yaitu pening-katan prestasi belajar pelajaran PKn. Terkait dengan permasalahan tersebut di atas, maka untuk mengkaji lebih mendalam tentang peningkatan motivasi belajar siswa, peneliti ingin melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Motivasi Belajar PKn Dengan Menggunakan Metode Tatas Pada Siswa Kelas IX-A SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah Apakah motivasi belajar PKn dapat meningkat dengan penerapan metode Tatas pada siswa kelas IX-A SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung?

C. Tujuan Penelitian Tujuan utama penyusunan karya tulis ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar pelajaran PKn pada siswa kelas IX-A SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung dengan penerapan metode Tatas dalam pembelajaran mata pelajaran PKn. Dengan peningkatan motivasi belajar pada siswa, diharapkan juga membawa dampak positif yaitu peningkatan prestasi belajar pada pelajaran PKn.

5 D. Hipotesis Tindakan Atas dasar uraian pada latar belakang masalah, rumusan masalah dan tujuan penelitian tersebut, hipotesis tindakan dalam karya tulis ini adalah jika metode Tatas diterapkan dalam pembelajaran pelajaran PKn, maka motivasi belajar siswa kelas IX-A SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung akan meningkat.

E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang terangkum dalam karya tulis ini dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan pedoman dalam melakukan kegiatan pembelajaran pada siswa yang berbeda tetapi memiliki kondisi permasalahan yang sama. 2. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk melaku-kan kegiatan penelitian yang sejenis. 3. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan berbagai kebijakan tentang kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru yang berkaitan dengan peningkatan motivasi belajar siswa dan peningkatan prestasi belajar.

6 BAB II KAJIAN PUSTAKA

Yang diuraikan dalam kajian pustaka ini adalah meliputi: (1) motivasi belajar; (2) metode mengajar; (3) Pelajaran PKn; dan (4) pengaruh metode Tatas terhadap motivasi belajar. A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Motivasi sering disebut motif. Banyak para ahli memberikan pengertian yang berbeda tentang motivasi. Perbedaan pandangan dapat dipahami sebagai keragaman pola berfikir, sudut pandang, situasi dan kondisi serta berbagai perbedaan secara khusus pada pribadi setiap manusia. Namun perbedaan yang ada justru semakin memperkaya wawasan berbagai pihak tentang motivasi. McDonald dalam Oemar Hamalik (1992:173) menyatakan, motivation is an energy change within the person characterized by effective arousal and anticipatory goal reaction. (Motivasi merupakan suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang dikarakteristiki oleh pemacu yang efektif dan reaksi-reaksi tujuan awalnya). Atas dasar pengertian di atas, motivasi mengandung tiga (3) unsur, yaitu (a) perubahan energi dalam pribadi, (b) timbulnya perasaan, (c) pencapaian tujuan.

7 a. Motivasi dimulai dari perubahan energi dalam diri pribadi, yaitu

adanya peru-bahan-perubahan tertentu dalam organisme manusia. Dengan berbagai peru-bahan-perubahan yang terjadi akan mendorong manusia untuk selalu mengada-kan penyesuaian. b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan. Perasaan ini dapat

muncul setiap saat dan dapat menekan emosinya sehingga dapat menimbulkan perilaku yang bermotif. c. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Reaksi

ini berupa respon yang wajar dari akibat adanya perubahan energi dan munculnya perasaan yang mendorong manusia memiliki berbagai tujuan yang harus dipenuhi. Perubahan kebutuhan motivasi menurut Leon Festinger dalam Miftah Toha (1996: 188) dikemukakan bahwa perbedaan dalam kognisi mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu. Perbedaan itu meliputi ketidakserasian dan adanya kontradiksi antara dua hal. Hubungan perbedaan ini muncul, bila dua hal tersebut tidak dapat muncul secara bersama-sama. Dorongan motivasi berkembang untuk memenuhi kebutuhan organisme, sekaligus merupakan system yang memungkinkan organisme dapat memelihara kelangsungan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan organisme merupakan penyebab munculnya dorongan akan mengaktifkan tingkah laku yang dapat mengembalikan keseimbangan fisiologis organisme. Dorongan menjadi motivasi penggerak utama tingkah laku.

8 Tujuan merupakan pemberi arah pada tingkah laku. Jika tujuan sudah tercapai, maka kebutuhan juga sudah terpenuhi untuk sementara. Dengan demikian orang akan menjadi puas. Sedangkan dorongan terhadap mental untuk berbuat sesuatu akan berhenti untuk sementara. Motivasi tujuan dapat digambarkan situasinya sebagai berikut (Miftah Toha, 1996: 189) : Gambar 2.1 : Situasi yang termotivasi

Dorongan

Aktivitas terarah Ke tujuan

Perilaku Aktivitas Tujuan Tujuan

Dorongan yang ada dalam diri seseorang mengarahkan ketercapaiannya tujuan. Dorongan yang paling kuat menghasilkan adanya perilaku, baik yang berupa aktivitas terarah ke tujuan atau aktivitas tujuan. Oemar Hamalik (1992:173) menyebutkan tentang motivasi bahwa Suatu masalah di dalam kelas, motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol minat-minat. Membangkitkan atau menumbuhkan minat pada seseorang untuk melakukan suatu kegiatan sangat diperlukan. Mempertahankan berarti memelihara minat yang sudah tumbuh secara baik dan selalu mengontrol agar minat tersebut tidak padam dari diri seseorang.

9 Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan bahwa motivasi merupakan segala sesuatu yang dapat menumbuhkan keinginan seseorang untuk melakukan kegiatan. Motif juga dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan berbagai aktifitas dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Motif juga dapat diartikan suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Motivasi sering dikaitkan dengan prestasi. Keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan yang diharapkan akan menjadi prestasi yang membanggakan dirinya. Prestasi yang tinggi merupakan harapan semua orang. Secara umum prestasi yang tinggi hanya dapat dicapai apabila seseorang memiliki motivasi yang tinggi pula. Menurut Moekijat (1999: 192) bahwa motivasi yang tinggi mengakibatkan moril yang tinggi - suatu sikap dan persamaan yang positif terhadap perusahaan, pekerjaan, atasan, teman-teman sekerja, dan orang-orang bawahan dan moril yang tinggi mempunyai hubungan positif terhadap hasil yang tinggi. Jadi motivasi dapat mempengaruhi moril yang dapat diwujudkan dalam kinerja dan selanjutnya mempengaruhi hasil yaitu meningkatkan produktifitas, baik kualitas maupun kuantitasnya. Motivasi untuk berprestasi juga dikemukakan oleh AA. Anwar Prabu Mangkunegara (2001: 103), Motivasi berprestasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya guna mencapai prestasi dengan predikat terpuji.

10 Dengan demikian setiap orang yang mempunyai motivasi yang tinggi akan cenderung bekerja dengan giat dan rajin guna mencapai prestasi yang diharapkan. Menurut Mc Clelland dalam AA. Anwar Prabu Mangkunegara (2001: 102) menyatakan ada 6 karakteristik orang yang mempunyai motif berprestasi tinggi, yaitu: a. Memiliki tingkat tanggung jawab yang tinggi, setiap kegiatan

selalu dikerjakan dengan serius. b. c. nyata. d. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk Berani mengambil dan memikul resiko. Memiliki tujuan yang realistic, dapat diukur dengan jelas dan

merealisasi tujuan. e. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua

kegiatan yang dilakukan. f. diprogram. Berdasarkan uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa motivasi berprestasi merupakan keinginan seseorang untuk memperoleh prestasi tertentu sehingga dapat mendorong dirinya melakukan kegiatan-kegiatan yang terarah pada prestasi yang diharapkan. Prestasi yang tinggi merupakan harapan bagi setiap orang, sehingga akan selalu berusaha untuk dapat mewujudkannya. Memberi kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah

11 2. Macam-macam Motivasi Setiap orang memiliki motivasi yang berbeda dalam melakukan kegiatan. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh faktor umur, lingkungan tujuan hidup, dan kebutuhan. Oemar Hamalik (1992: 174 175) menjelaskan tentang macam-macam motivasi, dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Motivasi memenuhi kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksud

adalah adanya peru-bahan organisme dalam diri manusia. Perubahan organisme ini akan menimbul-kan motivasi dan kelakukan untuk memenuhinya. b. Motivasi memenuhi perubahan neurofisiologis. Perubahan

neurofisiologis atau disebut drive, yaitu merupakan dasar organis perubahan energi dalam diri ma-nusia sehingga menimbulkan motivasi untuk memenuhi. c. Motivasi mencapai tujuan. Tujuan merupakan segala sesuatu

yang diinginkan. Keinginan yang sudah dirumuskan secara jelas dapat menjadi pemacu lahirnya motivasi dalam diri seseorang agar tujuannya dapat tercapai. 3. Motivasi Belajar Motivasi dapat tejadi di dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Lingkungan, pendidikan, keluarga, budaya menjadi faktor penentu jenis motivasi yang dimiliki oleh seseorang. Perbedaan kondisi dari berbagai faktor tersebut akan menyebabkan motivasi yang berkembang dalam kehidupan masyarakat juga berbeda satu dengan yang lain.

12 Perbedaan usia juga mempengaruhi motivasi. Orang tua memilki motivasi yang berbeda dengan anak-anak dalam kehidupannya. Anak dalam usia sekolah lebih mengedepankan motivasi dalam belajar yang lebih dominan. Sedangkan motivasi yang lain bersifat pelengkap. Motivasi belajar merupakan segala sesuatu yang dapat menumbuhkan keinginan seseorang sehingga orang tersebut melakukan kegiatan belajar. Keinginan antara orang yang satu dengan yang lain tidak selalu sama, meskipun kegiatan yang dilakukan bisa sama, yaitu belajar. Motivasi untuk belajar dapat berasal dari dalam diri sendiri maupun yang berasal dari luar diri sendiri. Motivasi belajar akan menumbuhkan minat belajar. Minat belajar anak harus dapat ditumbuhkan dalam setiap proses belajar mengajar. Minat belajar yang tinggi akan sangat berpengaruh terhadap peran serta atau aktifitas anak dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Proses membangkitkan minat belajar, mempertahankan minat belajar dan mengontrol minat belajar menjadi bagian yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Jadi tanpa motivasi belajar yang memadai, sangat sulit bagi pihak-pihak yang terkait dengan pembelajaran untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Minat belajar anak dapat dibangkitkan atau ditumbuhkan dengan berbagai cara. Di rumah peran orang tua sangat besar dalam membangkitkan minat belajar anak. Kepedulian orang tua terhadap motivasi belajar anak dapat berupa penyediaan sarana belajar yang memadai, penciptaan kondisi yang kondusif, selalu bertanya tentang pelajaran di sekolah, dan sebagainya.

13 Minat belajar anak juga dapat ditumbuhkan di lingkungan sekolah melalui kegiatan belajar mengajar. Peran guru dan pihak sekolah sangat besar dalam menumbuhkan minat belajar pada anak. Dalam kegiatan belajar selalu ada interaksi antara guru dengan anak didik. Anak didik harus memiliki motivasi belajar yang tinggi agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan harapan bersama. Namun jika motivasi anak didik sangat rendah, maka sangat sulit untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk itu penyediaan sarana belajar yang memadai dan lingkungan sekolah yang kondusif menjadi tugas pihak sekolah. Dalam kondisi motivasi belajar anak didik yang rendah, maka peran guru dan pihak lain yang terkait baik langsung maupun tidak langsung, sangat diharapkan agar dapat meningkatkan motivasi belajar anak didik. Peran guru sangat besar dalam menumbuhkan mituvasi belajar pada anak didik agar dalam menjalankan tugasnya dapat berhasil dengan baik. Disebutkan oleh Soetomo (1993: 141), Pengertian dan penggunaan yang tepat dari teknik-teknik motivasi akan menimbulkan minat, moral yang baik, belajar yang efektif, sehingga dengan demikian anak telah mencapai sesuatu yang realistis. Oemar Hamalik (1992: 181) menyebutkan bahwa ada 17 prinsip motivasi belajar yang dikembangkan berdasarkan pandangan demokratis, yaitu: a. b. Pujian lebih efektif dari pada hukuman. Semua siswa mempunyai kebutuhan psikologis (yang bersifat

dasar) yang harus mendapat pemuasan.

14 c. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif dari

pada motivasi yang dipaksakan dari luar. d. Jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keingingan)

memerlukan usaha penguatan (reinforcement). e. lain. f. motivasi. g. Tugas-tugas yang bersumber dari diri sendiri akan Pemahaman yang jelas tentang tujuan belajar akan merangsang Motivasi mudah menjalar dan menyebar luas terhadap orang

menimbulkan minat yang lebih besar untuk mengerjakannya ketimbang bila tugas-tugas itu dipaksakan oleh guru. h. Pujian-pujian yang datangnya dari luar (external rewards)

kadang-kadang di-perlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya. i. Teknik dan prosedur mengajar yang bermacam-macam itu

efektif untuk meme-lihara minat siswa. j. Minat khusus yang dimiliki oleh siswa berdaya guna untuk

mempelajari hal-hal lainnya. k. Kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang minat para siswa

yang tergolong ku-rang tidak ada artinya bagi para siswa yang tergolong pandai. l. Tekanan dari kelompok siswa umumnya lebih efektif dalam

memotivasi diban-dingkan dengan tekanan atau paksaan dari orang dewasa.

15 m. siswa. n. o. baik. p. Tugas yang terlalu sukar dapat mengakibatkan frustasi Kecemasan akan menimbulkan kesulitan belajar. Kecemasan dan frustasi dapat membantu siswa berbuat lebih Motivasi yang tinggi erat hubungannya dengan kreatifitas

sehingga dapat menuju pada demoralisasi. q. berlainan. Jika prinsip-prinsip motivasi tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka hasil yang diharapkan juga lebih baik. Namun perlu disadari bahwa prinsipprinsip motivasi yang didasarkan pada pendekatan pendekatan demokratis tidak selalu cocok untuk diterapkan dalam segala situasi. Dalam kondisi tertentu penggunaan pendekatan yang lain juga perlu diterapkan, yaitu pendekatan terpimpin maupun bebas. Di sini diperlukan kemampuan untuk membaca situasi, baik situasi lingkungan maupun situasi kejiwaan anak didik. Selanjutnya Oemar Hamalik (1992: 184) menjelaskan tentang pemberian motivasi secara efektif akan dapat memberikan dampak yang positif terhadap motivasi belajar anak didik. Ada beberapa teknik dalam memberikan motivasi belajar, yaitu: Tiap siswa mempunyai tingkat frustasi dan toleransi yang

16 a. Pemberian penghargaan atau ganjaran. Perlu disadari bahwa penghargaan yang diberikan adalah bukan tujuan, tetapi merupakan alat yang dapat mendorong minat belajar secara terus menerus. b. Pemberian angka atau grade. Dengan pemberian angka akan mengukur tingkat keberhasilan anak didik. Namun perlu diperhatikan bahwa jangan sampai pembe-rian angka justru menimbulkan masalah bagi anak didik. c. Pemberian pujian. Pujian harus dilakukan secara tepat dan melihat situasi dan kondisi pada masing-masing anak didik. d. Berorientasi pada keberhasilan pekerjaan yang mendahuluinya. Pemberian peker-jaan kepada siswa hendaknya bertumpu pada pekerjaan-pekerjaan yang pernah dilakukan oleh anak didik dan berhasil dengan baik. Sehingga dapat menum-buhkan minat untuk mengerjakan lagi. e. Pembentukan situasi kompetisi dan kooperasi/kerja sama. Persaingan dapat di-tumbuhkan antar individu atau personal, antar kelompok, dan persaingan dengan diri sendiri. Sedangkan kerja sama merupakan dasar dari hubunganhubungan antar kelompok. f. Pemberian harapan, yaitu mengacu pada keberhasilan di masa depan. Dengan harapan-harapan tertentu akan dapat menumbuhkan minat belajar anak didik. Dalam penelitian ini, motivasi belajar siswa dibedakan dalam dua kelompok, yaitu kemandirian belajar siswa dan sikap siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

17 a. Kemandirian Belajar Untuk dapat memiliki kemandirian belajar, maka setiap siswa harus dapat menciptakan minat belajar pada diri sendiri. Bobbi DePorter (2005: 51) menyebutkan Menciptakan minat adalah cara yang sangat baik untuk memberikan motivasi pada diri anda demi mencapai tujuan anda. Apabila minat belajar sudah tumbuh dalam diri siswa, maka kemandirian belajar akan dapat muncul dengan sendirinya. Kemandirian belajar dalam penelitian ini meliputi tujuan belajar, kebutuhan belajar, sumber belajar, strategi belajar, dan hasil belajar. Adapun indikator tentang kemandirian belajar siswa adalah sebagai berikut : Merumuskan tujuan belajar Menyiapkan tempat belajar Menyiapkan kebutuhan belajar Mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dipelajari Berusaha menyelesaikan setiap kesulitan yang dihadapi Bertanya setiap ada materi yang belum dipahami Selalu mengerjakan tugas yang diberikan Mengerjakan soal-soal latihan secara mandiri Berusaha menemukan cara belajar yang tepat Mengevaluasi masteri yang sudah dipelajari b. Sikap Siswa

18 Sikap siswa merupakan tanggapan yang dilakukan oleh siswa terhadap berbagai komponen yang terdapat dalam kegiatan belajar. Sikap siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dapat dirumuskan dengan indikator sebagai berikut: Materi yang disajikan Penggunaan metode pembelajaran Suasana pada saat mengikuti pelajaran Minat saya mengikuti proses pembelajaran Terhadap tugas yang diberikan Cara guru mengajar Kesan terhadap model pembelajaran

B. Metode Mengajar Slameto (1991: 84) menyebutkan bahwa Mengajar adalah kegiatan mengorganisasi yang bertujuan untuk membantu dan menggairahkan siswa belajar. Mengajar dapat diartikan sebagai proses menyampaikan pengetahuan dan kecakapan tertentu kepada anak didik. Yang lain menyebutkan bahwa mengajar adalah mengorganisasi lingkungan secara kondusif sehingga dapat menciptakan bagi siswa untuk melakukan proses belajar secara efektif. Mengajar merupakan aktifitas yang dilakukan oleh guru dalam melakukan interaksi dengan siswa. Aktifitas guru dilakukan secara bertahap, diawali dengan menyusun perencanaan secara menyeluruh tentang segala sesuatu yang akan dila-

19 kukan pada saat terjadi interaksi dengan siswa dan pemanfaatan sumber-sumber yang ada untuk mendukung selama kegiatan interaksi dengan siswa berlangsung. Pada tahap akhir guru masih harus melakukan berbagai kegiatan yaitu melakukan evaluasi, menganalisis, dan melakukan pencatatan-pencatatan terhadap sesuatu yang terjadi pada saat interaksi berlangsung. Pada saat terjadi interaksi dengan siswa, maka guru memilih dan melakukan dengan cara-cara tertentu agar kegiatan interaksi dengan siswa dapat berjalan dengan kondusif sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Cara-cara yang dilakukan oleh guru dalam melakukan interaksi dengan siswa tersebut disebut metode mengajar. Metode mengajar memiliki peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Soetomo (1993: 144) menyebutkan Metode mengajar sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai, sehingga semakin baik penggunaan metode mengajar semakin berhasillah pencapaian tujuan, . Penggunaan metode mengajar secara tepat dapat menumbuhkan minat siswa untuk dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik, sehingga kreatifitas anak akan muncul dan berkembang dengan baik pula. Namun sebaliknya, jika penggunaan metode mengajar ini kurang tepat, maka akan menjadi tidak bermakna bahkan dapat mematikan kreatifitas siswa. Pemilihan metode mengajar sangat tergantung pada situasi dan kondisi pada saat guru mengajar. Tidak semua metode mengajar selalu tepat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran. Metode mengajar sangat banyak ragamnya,

20 antara lain: metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode pemberian tugas, metode bermain peran, metode inkuiri, metode demontrasi, metode pemecahan masalah. Berbagai metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini metode yang digunakan adalah metode Tatas, yaitu penggabungan metode tanya jawab dan metode pemberian tugas. 1. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban, baik dari guru maupun siswa untuk mencapai tujuan (E. Mulyasa, 2005: 115). Pertanyaan-pertanyaan dapat muncul dari guru maupun dari siswa. Sedangkan jawaban juga dapat yang berasal dari guru maupun dari siswa. Masing-masing saling mengisi, baik memberikan pertanyaan maupun jawaban. Penggunaan metode tanya jawab secara tepat dapat mendorong aktivitas dan kreativitas berfikir peserta didik. Dalam penggunaan metode tanya jawab, pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada anak didik harus sudah dipersiapkan sedemikian rupa, agar kegiatan belajar mengajar tidak menyimpang dari materi pelajaran yang sedang diba-has. Soetomo (1993: 151) menjelaskan langkah-langkah yang perlu disiapkan oleh guru dalam pemberian pertanyaan adalah: a. Merumuskan tujuan secara jelas. b. Mengemukakan alasan tentang penggunaan metode tanya jawab.

21 c. Menetapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan. d. Membuat garis besar jawaban dari setiap pertanyaan. e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Metode tanya jawab akan dapat berhasil dengan baik apabila dilaksanakan pada situasi yang tepat dalam proses belajar mengajar. Soetomo (1993: 151 152) menjelaskan bahwa metode tanya jawab tepat digunakan apabila : a. Guru hendak meletakkan hubungan antara pelajaran yang lalu dengan

pelajaran yang baru. b. Guru hendak memberikan kesempatan kepada anak didik menanyakan

hal-hal yang belum dimengerti. c. Guru melihat keadaan siswa di kelas semakin kurang tertarik terhadap

materi yang disampaikan. d. Guru hendak mendorong aktivitas dan partisipasi peserta didik dalam

kegiatan belajar mengajar. e. Guru hendak mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi yang telah disampaikan. Sebagaimana metode mengajar yang lain, metode tanya jawab tidak selalu baik untuk diterapkan dalam segala situasi. Untuk itu guru diharapkan benar-benar dapat mengambil keputusan secara tepat kapan metode tanya jawab digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Pelaksanaan metode tanya jawab tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangannya. Soetomo (1993: 153) menjelaskan tentang kelebihan dan kelemahan metode tanya jawab sebagai berikut:

22 Kelebihan metode tanya jawab: a. b. Suasana belajar lebih aktif. Peserta didik memperoleh kesempatan untuk bertanya tentang materi yang

belum dipahami. c. d. Guru dapat mengetahui tingkat penguasaan peserta didik secara langsung.

Dapat melatih peserta didik untuk mengemukakan pendapat secara lisan. Kelemahan metode tanya jawab antara lain : a. Pertanyaan yang disampaikan cenderung menghendaki jawaban yang

bersifat hafalan. b. Penggunaan secara terus menerus lebih mudah menyimpang dari materi

yang sedang dipelajari. c. Guru sulit mengetahui secara pasti tentang peserta didik yang tidak

mengajukan pertanyaan, apakah sudah menguasai atau belum. Berdasarkan uraian tentang kelebihan dan kelemahan tersebut maka setiap guru yang menggunakan metode Tanya jawab harus mampu memaksimalkan kelebihan dan meminimalisasikan kekurangan, sehingga penggunaan metode tanya jawab dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang harapkan. 2. Metode Penugasan/Pemberian Tugas Metode pemberian tugas juga sering diartikan sebagai pekerjaan rumah. Namun sebenarnya metode ini memiliki ruang lingkup yang lebih luas dari pada pekerjaan rumah. Soetomo (1993: 160) menyebutkan bahwa metode pemberian

23 tugas adalah pemberian tugas dari guru kepada anak-anak untuk diselesaikan dan dipertanggungjawabkan. Tugas dapat diberikan di rumah, maupun di sekolah pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, pemberian tugas dari guru akan dapat memupuk peserta didik dalam mengembangkan penalarannya dan melatih siswa untuk belajar secara mandiri, serta dapat melatih siswa dalam bekerja secara kelompok. Sehingga peranan guru semakin berkurang, bahkan hanya sebatas sebagai motivator peserta didik dalam belajar. Pemberian tugas secara tepat juga dapat memupuk rasa tanggung jawab peserta didik dalam berbagai kehidupan yang dialaminya. Setiap tugas selalu menuntut penyelesaian yang baik, untuk selanjutnya dipertanggungjawabkan hasilnya kepada guru. Kebiasaan seperti ini akan dapat membawa dampak positif terhadap pola kehidupan peserta didik di luar kegiatan belajar mengajar maupun di luar sekolah. Tidak semua situasi selalu sesuai dengan penggunaan metode pemberian tugas. Metode pemberian tugas ini tepat digunakan apabila : a. Materi yang disampaikan memiliki keterkaitan yang besar terhadap

kehidupan sehari-hari, sehingga melibatkan beberapa sumber belajar. b. Materi pelajaran sangat luas, sedangkan waktu yang tersedia sangat

terbatas. c. Guru ingin mencari suatu keterkaitan antara meteri yang disajikan dengan

materi-materi yang lain.

24 E. Mulyasa (2005: 113) menjelaskan agar pelaksanaan metode pemberian tugas ini dapat berlangsung secara efektif, maka guru perlu memperhatikan langkahlangkah sebagai berikut: a. b. peserta didik. c. Jika berupa tugas kelompok, diharapkan bahwa setiap anggota Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis. Tugas yang diberikan harus benar-benar sudah dipahami oleh

kelompok dapat terlibat secara aktif. d. Jika memungkinkan, guru hendaknya mengontrol proses

penyelesaian tugas yang diberikan. e. Guru hendaknya memberikan penilaian yang proporsional

terhadap tugas-tugas yang telah dikerjakan oleh peserta didik. Soetomo (1993:161 162) menjelaskan tentang kelebihan dan kelemahan penggunaan metode pemberian tugas dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu sebagai berikut: Kelebihan metode pemberian tugas: Dapat membangkitkan minat belajar anak. Dapat memupuk rasa tanggung jawab. Dapat memupuk rasa percaya diri. Dapat mengembangkan kreatifitas anak didik.

Kelemahan metode pemberian tugas:

25 siswa. siswa. Agar penggunaan metode pemberian tugas dapat berjalan secara efektif, maka guru harus mampu menemukan solusi untuk mengatasi kelemahan tersebut, misalnya: mengontrol tugas yang diberikan secara cermat, memberikan tugas yang berbeda kepada masing-masing individu atau mengelompokkan siswa yang yang memiliki potensi tertentu untuk diberikan tugas yang sama. Sehingga tugas tidak menyulitkan bagi siswa, tetapi justru dapat menumbuhkan kesenangan bagi siswa untuk menyelesaikan. 3. Metode Tatas Berdasarkan uraian di atas, jika kedua metode tanya jawab dan metode pemberian tugas dilaksanakan dengan saling mengisi, maka akan dapat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran secara tepat dan baik. Namun juga perlu diperhatikan bahwa tidak semua situasi dan kondisi cocok menggunakan kombinasi kedua metode tersebut. Dalam konteks ini, penulis berusaha untuk menyusun Tugas yang terlalu sulit akan dapat menurunkan minat belajar Guru sulit mengontrol tugas yang diberikan. Sulit mencari tugas yang dapat menampung perbedaan individu

formula penggabungan kedua metode tersebut dengan nama metode Tatas. Metode Tatas adalah metode tanya jawab dan metode pemberian tugas yang dikemas secara terpadu untuk dapat dilaksanakan dalam kegiatan belajar me-

26 ngajar dengan situasi dan kondisi tertentu. Metode Tatas dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. b. Guru menyusun tujuan pembelajarn secara rinci. Guru menyusun pertanyaan beserta dengan jawabannya. Pertanyaan dapat

ber-asal dari guru sendiri maupun yang dijaring dari siswa melalui pemberian tugas. Pertanyaan yang berasal dari siswa dikemas ulang sedemikian rupa dengan baha-sa yang dapat dipahami oleh siswa yang lain. c. Setiap pertanyaan yang disampaikan harus dijawab minimal oleh dua

siswa yang ditunjuk oleh guru. d. Siswa yang tidak dapat menjawab dengan benar diberi sangsi secara

langsung berupa mengerjakan/menuliskan jawaban dari pertanyaan tersebut pada lembaran kertas, minimal dua kali jawaban. e. Jika jam pelajaran sudah habis, maka tugas dapat dikerjakan di rumah. Sedangkan yang dimaksud dengan situasi dan kondisi tertentu antara lain: a. b. Pelajaran diberikan pada jam pelajaran terakhir. Kondisi siswa mengantuk, lelah sehingga kurang bergairah dalam

mengikuti ke-giatan belajar mengajar. c. d. e. Siswa sulit untuk memahami materi pelajaran. Tingkat kecerdasan siswa relatif rendah. Siswa menganggap pelajaran tersebut kurang berarti dalam kehidupannya. Situasi dan kondisi seperti tersebut di atas dapat dinyatakan sebagai motivasi belajar peserta didik yang rendah. Dengan motivasi belajar yang rendah sangat

27 sulit bagi siswa untuk dapat menyerap materi pelajaran yang sedang diajarkan, sehingga prestasi belajar siswa juga akan rendah.

C. Pelajaran PKn Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib bagi siswa SMP. Lebih lanjut tentang mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pengertian, Visi, dan Misi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) adalah merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragamdari segi agama, sosio kultural, bahasa, usia,dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan pengertian tersebut, maka Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai visi yaitu mewujudkan proses pendidikan yang terarah pada pengembangan kemampuan individu sehingga menjadi warganegara yang cerdas, partisipatif, dan bertanggung jawab, yang pada gilirannya mampu mendukung berkembangnya kehidupan masyarakat bangsa dan negara Indonesia yang cerdas. Sedangkan untuk dapat mewujudkan visi tersebut, Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai misi sebagai berikut : a. Memanfaatkan kenyataan dan kecenderungan dalam masyarakat yang

semakin transparan, tuntutan kendali mutu yang semakin mendesak, dan proses

28 demokrasi yang semakin inten dan meluas sebagai konteks dan orientasi dalam pendidikan demokrasi. b. Memanfaatkan substansi berbagai disiplin ilmu yang relevan sebagai

wahana pedagogis untuk menghasilkan dampak instruksional dan pengiringnya berupa wawasan, sikap, dan ketrampilan kewarganegaraan, sehingga bisa dihasilkan desain kurikulum yang bersifat interdisipliner. c. Memanfaatkan berbagai konsep, prinsip, dan prosedur pembelajaran yang

memungkinkan para peserta didik mampu belajar demokrasi, dalam situasi yang demokratis, dan untuk meningkatkan mutu kehidupan masyarakat yang lebih demokratis. 2. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pelaksanaan pembelajaran untuk setiap materi pelajaran memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Pokok bahasan, siswa, tujuan, dan materi yang akan disajikan merupakan komponen yang berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran. Agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara optimal, maka setiap guru harus dapat memahami komponen-komponen tersebut secara mendalam. Berdasarkan komponen-komponen tersebut, guru dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru haruslah dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga mampu memberikan pengalaman belajar dan memberikan fasilitas kepada siswa untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Dengan strategi pembelajaran yang tepat akan memungkinkan tercapainya tujuan

29 pembelajaran oleh sebanyak mungkin siswa sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Strategi pembelajaran merupakan setiap kegiatan yang dipilih, yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada siswa dalam menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan demikian strategi memiliki makna yang lebih luas dari pada metode mengajar. Jadi strategi mengandung makna berbagai alternatif kegiatan dan pendekatan yang dapat dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan juga menuntut kecakapan guru untuk dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat sehingga tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat tercapai dengan baik. Secara umum pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk mengembangkan potensi individu warga negara Indonesia sehingga memiliki wawasan, sikap, dan ketrampilan kewarganegaraan yang memadai, yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia. Berdasarkan tujuan tersebut, maka pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan mampu mengembangkan kemampuan-kemampuan yang telah ditetapkan, yaitu sebagai berikut: a. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewargane-garaan. b. Berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab, serta bertindak

secara sadar dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

30 c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain. d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

D. Pengaruh Metode Tatas Terhadap Motivasi Belajar Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode Tatas yang disertai dengan sangsi yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi, menuntut persiapan belajar yang memadai baik oleh guru maupun siswa. Setiap guru harus sudah siap terhadap materi yang diajarkan, termasuk juga pengembangan materi jika diperlukan. Kesiapan guru akan sangat membantu dalam penggunaan metode Tatas dalam proses pembelajaran. Kesiapan guru tidak banyak berarti jika tidak diimbangi dengan kesiapan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Dengan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan secara terus menerus, akan memaksa siswa untuk ikut serta secara aktif dalam proses pembelajaran. Agar siswa secara aktif dan kreatif dalam mengikuti proses pembelajaran, maka setiap siswa dituntut untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Jika setiap siswa selalu mempersiapkan diri dengan baik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, hal ini merupakan bukti bahwa motivasi belajar siswa

31 semakin meningkat. Diharapkan peningkatan motivasi selalu diikuti dengan peningkatan minat belajar siswa, baik secara mandiri maupun dalam kegiatan belajar di sekolah, sehingga dapat membawa dampak pada peningkatan prestasi belajarnya. Peningkatan prestasi belajar ditandai dengan meningkatnya jumlah nilai yang diperoleh oleh siswa pada saat dilakukan evaluasi.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Latar Penelitian

32 Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Ngunut Kabupaten Tulungagung, pada kelas IX-A, dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tahun pelajaran 2006/2007, semester genap, dari bulan Pebruari 2005 sampai dengan April 2007. Siswa kelas IX-A, SMP Negeri 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung berjumlah 36 siswa. B. Persiapan Penelitian Dalam pelaksnaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan berbagai persiapan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Refleksi awal, peneliti mengidentifikasi permasalahan motivasi belajar pada siswa kelas IX-A. 2. Peneliti merumuskan permasalahan secara operasional yang relevan dengan rumusan masalah penelitian. 3. Peneliti merumuskan hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan ini bersifat tentatif, sehingga sangat mungkin akan mengalami perubahan sesuai dengan keadaan di lapangan. 4. Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan yang meliputi: a. Menetapkan indikator-indikator desain pembelajaran dengan metode Tatas. 31 b. Menyusun rancangan strategi belajar mengajar dengan metode Tatas. c. Menyusun metode dan alat perekam data yang berupa angket, catatan di lapangan, pedoman analisis, dokumen, dan catatan harian.

33 d. Menyusun rancangan pengolahan data, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. e. Mempersiapkan penyusunan laporan hasil dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan. C. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan Pelaksanaan tindakan dan pengamatan dalam penelitian ini dibagi dalam 2 siklus. Setiap siklus dibagi dalam tiga kali pertemuan. Kegiatan pelaksanaan tindakan dalam setiap siklus, dibarengi dengan pengamatan yang dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Guru melaksanakan desain pembelajaran dengan metode Tatas

yang telah direncanakan. 2. 3. Guru melakukan pembelajaran dengan metode Tatas. Guru memberikan sangsi berupa tugas kepada masing-masing

siswa yang belum dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. 4. Guru mengamati kegiatan siswa dengan menggunakan alat

perekam, pedoman pengamatan serta catatan lapangan. 5. Setiap akhir siklus, guru memberikan kuesioner kepada siswa

tentang kemandirian belajar dan kuesioner tentang sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran. D. Refleksi

34 Peneliti mengadakan telaah terhadap data-data hasil penelitian yang telah dilakukan, melalui: analisis, sintesis, pemaknaan, penjelasan, dan menyimpulkan. Hasil yang diperoleh berupa temuan tingkat efektifitas desain pembelajaran dengan metode Tatas yang telah dirancang, dan menginventarisir daftar permasalahan yang muncul di lapangan, untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan perencanaan pada kegiatan berikutnya. E. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa instrumen yang digunakan untuk menjaring data penelitian, antara lain: kuesioner, dokumen, dan catatan lapangan. Instrument penelitian disusun secara fleksibel dengan harapan agar segala bentuk permasalahan yang mungkin timbul dapat dieliminir dan dapat dicarikan solusinya dengan cepat dan tepat. Instrumen penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini berupa: 1. Format Kuesioner Kuesioner diberikan kepada siswa setelah setiap siklus kegiatan selesai dilaksanakan. Kuesioner yang diberikan untuk menjaring data tentang motivasi belajar, dapat berupa kemandirian siswa dan sikap siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Kemandirian siswa dalam belajar dapat dirumuskan dengan indicator sebagai berikut: Merumuskan tujuan belajar

35 Menyiapkan tempat belajar Menyiapkan kebutuhan belajar Mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dipelajari Berusaha menyelesaikan setiap kesulitan yang dihadapi Bertanya setiap ada materi yang belum dipahami Selalu mengerjakan tugas yang diberikan Mengerjakan soal-soal latihan secara mandiri Berusaha menemukan cara belajar yang tepat Mengevaluasi materi yang sudah dipelajari Kemandirian belajar tersebut diuraikan dalam bentuk pernyataan yang dituangkan dalam angket kemandirian siswa. Skala penilaian dengan menggunakan empat (4) titik, yaitu : 1 = tidak pernah; 2 = jarang; 3 = sering; 4 = selalu (lihat lampiran 1). Untuk mengetahui tingkat kemandirian belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.1 : Klasifikasi Penilaian Kemandirian Belajar Siswa No 1 2 3 4 Prosentase 0 50 51 65 66 85 86 100 Klasifikasi Tidak mandiri Kurang mandiri Mandiri Sangat mandiri

36

Angket juga digunakan untuk menjaring data yang berupa sikap siswa. Sikap siswa dalam kegiatan belajar mengajar dapat dirumuskan dengan indikator pernyataan sebagai berikut: a. Materi yang disajikan b. Penggunaan metode pembelajaran c. Suasana pada saat mengikuti pelajaran d. Minat saya mengikuti proses pembelajaran e. Terhadap tugas yang diberikan f. Cara guru mengajar g. Kesan terhadap model pembelajaran Sedangkan skala penilaian yang digunakan adalah: skor 1 = tidak senang; skor 2 = kurang senang; skor 3 = senang; skor 4 = sangat senang (lihat lampiran 2). Untuk mengetahui sikap siswa dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.2 : Klasifikasi Penilaian Sikap Siswa No 1 2 3 4 Prosentase 0 50 51 65 66 85 86 100 Klasifikasi Tidak senang Kurang senang Senang Sangat senang

37

2. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data yang berupa nilai hasil belajar siswa. Hasil belajar ini hanya digunakan sebagai pelengkap dan sekaligus untuk mengetahui kemajuan hasil belajar siswa. Nilai hasil belajar selanjutnya disebut sebagai prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa dijaring melalui evaluasi pada saat sebelum pelaksanaan tindakan, setelah siklus I, dan setelah siklus II. Siswa disebut memiliki prestasi belajar atau berhasil dalam proses kegiatan belajar mengajar apabila masing-masing siswa telah memperoleh nilai minimal 65. Sedangkan secara klasikal disebut berhasil atau tuntas belajar apabila minimal 85 % dari siwa telah memperoleh nilai minimal 65. 3. Wawancara Untuk melengkapi informasi tentang pelaksanaan pembelajaran, partisipasi siswa, perlu dilakukan wawancara. Kegiatan wawancara digunakan sebagai cross check apabila terdapat hal-hal yang kurang jelas dalam proses pengamatan maupun dalam pengisian angket. 4. Catatan Lapangan Pencatatan lapangan dilakukan dengan jalan mencatat berbagai kejadian yang dianggap penting pada saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung, dan data tersebut belum terekam oleh instrumen yang lain. Dengan demikian diharapkan tidak ada data penting yang terlewatkan dalam kegiatan penelitian ini.

38 F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif. Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menelaah seluruh data yang dikumpulkan. Penelaahan dilakukan

dengan cara menganalisis, mensintesis, memaknai, menerangkan, dan membuat kesimpulan. Kegiatan penelaahan pada prinsipnya dilaksanakan sejak awal

penjaringan data. 2. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan pengkategorian

dan pengklasifikasian. Hasil yang diperoleh dapat berupa pola-pola dan kecenderungan-kecenderungan yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode Tatas. 3. Menyusun keterkaitan atau pengaruh dari metode Tatas dengan

motivasi belajar siswa. 4. Menyusun kesimpulan dari keterkaitan atau pengaruh yang ada.

G. Penyiapan Partisipan Agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, maka perlu ada penyiapan terhadap partisipan. Metode Tatas tidak akan dapat dilakukan secara efektif bila tidak melalui persiapan yang matang. Konsep dan kondisi siswa harus benar-benar sudah siap. Penjelasan tentang tugas masing-masing siswa dalam kegiatan belajar mengajar harus jelas.

39 Dengan kondisi yang benar-benar sudah siap, diharapkan kegiatan belajar mengajar dapat secara efektif mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Peningkatan motivasi belajar juga diharapkan dapat membawa dampak pada peningkatan prestasi atau hasil belajarnya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

40 A. Hasil Penelitian Hasil penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini dibedakan dalam tiga kegiatan, yaitu (1) pra tindakan, (2) siklus I, dan (3) siklus II 1. Pra Tindakan Kegiatan pra tindakan yang dilakukan pada siswa kelas IX-A SMP Negeri 3 Ngunut, menemukan permasalahan yaitu motivasi belajar siswa rendah, sebagaimana ditunjukkan dalam rekapitulasi hasil kuesioner kemandirian belajar siswa berikut ini (lihat lampiran 3) : Tabel 4.1 Rekapitulasi Angket Kemandirian Belajar Pada Pra Tindakan Skor 1 2 3 4 Keterangan Tidak mandiri Kurang mandiri Mandiri Sangat mandiri Jumlah Jumlah 0 13 17 2 32 % 0 40,63 53,13 6,25 Skor Mean 0 0,81 1,59 0,25 2,66

Berdasarkan hasil tersebut, masih terlalu banyak siswa yang kurang mandiri dalam belajar, yaitu sebesar 40,63%. Sedangkan sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran juga kurang baik, 39 sebagaimana ditunukkan oleh table rekapitulasi hasil angket sikap siswa berikut ini (lihat lampiran 4) :

41 Tabel 4.2 Rekapitulasi Angket Sikap Siswa Pada Pra Tindakan Skor 1 2 3 4 Keterangan Tidak senang Kurang senang Senang Sangat senang Jumlah Jumlah 5 13 12 2 32 % 16 41 37 6 100 Skor Mean 0.2 0.8 1.1 0.3 2.4

Berdasarkan perhitungan dalam rekapitulasi angket sikap siswa tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa bersikap kurang senang terhadap kegiatan belajar mengajar sebagaimana ditunjukkan oleh jumlah skor mean sebesar 2,4. Selain berdasarkan hasil analisis data tersebut juga diketahui dari hasil tes siswa pada pra tindakan (lihat lampiran 5), bahwa siswa yang sudah tuntas belajar sebesar 13 siswa (41%), dan yang belum tuntas belajar sebesar 19 siswa (59 %). 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I terdiri dari tiga (3) kali pertemuan, yang masing-masing pertemuan menggunakan waktu 90 menit. Jadi siklus I menggunakan waktu 270 menit. a. Perencanaan Secara garis besar, rencana tindakan yang akan disajikan dalam siklus I sebagai berikut:

42 Tabel 4.3 Rangkuman Rencana Pelaksanaan Siklus I No 1 Komponen Kegiatan awal Waktu Kegiatan 15 menit Guru mengadakan presensi kelas Guru menjelaskan tujuan pembelajaran Guru menjelaskan metode mengajar yang digunakan Guru memotivasi siswa 210 Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan menit yang sudah dipersiapkan. Siswa menjawab pertanyaan setelah ditunjuk oleh guru. Guru memberikan tugas secara langsung maupun tidak langsung terhadap siswa yang belum mampu menjawab pertanyaan yang diajukan. Guru memberikan pertanyan yang bersifat membimbing. 15 menit Guru membuat kesimpulan bersama siswa 30 menit Guru melaksanakan evaluasi

Kegiatan inti

3 4

Kegiatan akhir Evaluasi

b. Pelaksanaan/Implementasi Pelaksanaan tindakan dalam siklus I dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Kegiatan awal (15 menit) Guru mengadakan presensi kelas pada setiap pertemuan dalam siklus I. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Guru menjelaskan metode yang digunakan. Guru memberikan motivasi kepada siswa dalam mengikuti kegiatan belajar pada setiap pertemuan. 2) Kegiatan Inti (210 menit)

43 Guru menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa. Setelah ditunjuk oleh guru, siswa menjawab pertanyaan. Setiap pertanyaan dijawab oleh lebih dari dua siswa. Guru memberikan pertanyaan yang bersifat membimbing kepada siswa yang belum bisa menjawab. Guru memberikan tugas kepada siswa yang belum dapat menjawab pertanyaan dengan jalan menuliskan jawaban dari pertanyaan yang diberikan dalam lembaran kertas sebanyak tiga kali. Menuliskan jawaban tiga kali sebagai bentuk sangsi bagi siswa. 3) Kegiatan akhir (15 menit) Bersama-sama dengan siswa, guru membuat

kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan. 4) Evaluasi (30 menit) Guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa pada akhir siklus I.

c. Pengamatan Kegiatan pengamatan pada siklus I secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut :

44 Pada pertemuan pertama, pada saat guru menyampaikan tentang

penggunaan metode Tatas dan ketentuannya, siswa masih terlihat tegang. Pertama kali guru menyampaikan pertanyaan, sebagian besar siswa

juga masih terlihat tegang. Setelah beberapa pertanyaan sudah disampaikan, kondisi siswa sudah

mulai terbiasa. Pada pertemuan pertama, ada tujuh siswa yang mendapat sangsi

karena belum dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Pada pertemuan kedua ada empat siswa yang mendapat tugas

tambahan. Pada pertemuan ketiga ada tiga siswa yang mendapat tugas tambahan. Pada pertemuan pertama guru sering memberikan pertanyaan

membimbing, namun dalam pertemuan berikutnya sudah semakin berkurang. Pada pertemuan pertama, pengambilan kesimpulan masih didominasi

oleh guru. Namun pada pertemuan selanjutnya sudah banyak didominasi oleh siswa. Selain kondisi-kondisi sebagaimana diuraikan di atas, pada pertemuan ketiga siklus I juga dilakukan penjaringan data sebagai akumulasi dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan ketiga, dengan hasil sebagai berikut :

1) Kemandirian Belajar

45 Berdasarkan rekapitulasi hasil kuesioner kemandirian belajar siswa, dapat dilihat dalam tabel berikut ini (lihat lampiran 6) : Tabel 4.4 Rekapitulasi Angket Kemandirian Belajar Pada Siklus I Skor 1 2 3 4 Keterangan Tidak mandiri Kurang mandiri Mandiri Sangat mandiri Jumlah Jumlah 0 9 19 4 32 % 0 28,13 59,38 12,50 Skor Mean 0 0,56 1,78 0,50 2,84

Berdasarkan hasil tersebut, sebagian besar siswa sudah mandiri dalam belajar, yaitu sebesar 59,38% dan 12,50%. Sedangkan skor mean sudah menunjukkan angka 2,84. 2) Sikap Siswa Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran, sebagaimana ditunjukkan oleh table rekapitulasi hasil angket sikap siswa berikut ini (lihat lampiran 7) :

Tabel 4.5 Rekapitulasi Angket Sikap Siswa Pada Siklus I

46 Skor 1 2 3 4 Keterangan Tidak senang Kurang senang Senang Sangat senang Jumlah Jumlah 0 10 15 7 32 % 0 31,25 46,88 21,88 100 Skor Mean 0 0,63 1,41 0,88 2.91

Berdasarkan perhitungan dalam rekapitulasi angket sikap siswa tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa sudah merasa senang terhadap kegiatan belajar mengajar sebagaimana ditunjukkan oleh jumlah skor mean sebesar 2,91. 3) Hasil Belajar Selain berdasarkan hasil analisis data tersebut juga diketahui dari hasil tes siswa pada siklus I (lihat lampiran 8), bahwa siswa yang sudah tuntas belajar sebesar 22 siswa (68,75%), dan yang belum tuntas belajar sebesar 10 siswa (31,25 %). Jadi hasil belajar siswa ada peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar pada pra tindakan. d. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan, pengisian angket, dan hasil evaluasi dalam siklus I, maka kegiatan pembelajaran dapat direfleksikan sebagai berikut:

47 Kondisi kelas sudah kondusif, sehingga perlu terus dijaga bahkan

diting-katkan lebih baik lagi. Sangsi yang diberikan sering dianggap ringan oleh siswa, sehingga

perlu di-pertimbangkan sangsi yang lebih berat sesuai dengan tingkat kesalahannya. Pertanyaan yang bersifat membimbing sudah baik, sehingga perlu

terus diper-tahankan bahkan ditingkatkan. Pembuatan rangkuman sudah didominasi oleh siswa, sehingga guru

cukup menjadi fasilitator. 2,84. Sikap siswa semakin baik, yaitu memperoleh skor mean 2,91. Secara klasikal kegiatan pembelajaran belum tuntas, karena hanya 22 Kemandirian belajar siswa cukup baik, yaitu memperoleh skor mean

siswa (68,75 %) yang telah memperoleh nilai 65 atau lebih. Namun sudah ada peningkatan jika dibandingkan dengan hasil evaluasi pada pra tindakan. 3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II terdiri dari tiga (3) kali pertemuan, yang masing-masing pertemuan menggunakan waktu 90 menit. Jadi siklus I menggunakan waktu 270 menit. a. Perencanaan

48 Secara garis besar, rencana tindakan yang akan disajikan dalam siklus II sebagai berikut:

Tabel 4.6 Rangkuman Rencana Pelaksanaan Siklus II No 1 Komponen Kegiatan awal Waktu Kegiatan 15 menit Guru mengadakan presensi kelas Guru menjelaskan tujuan pembelajaran Guru menjelaskan metode mengajar yang digunakan Guru memotivasi siswa 210 Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan menit yang sudah dipersiapkan. Siswa menjawab pertanyaan setelah ditunjuk oleh guru. Guru memberikan tugas secara langsung maupun tidak langsung terhadap siswa yang belum mampu menjawab pertanyaan yang diajukan. Guru memberikan pertanyan yang bersifat membimbing. 15 menit Guru membuat kesimpulan bersama siswa 30 menit Guru melaksanakan evaluasi

Kegiatan inti

3 4

Kegiatan akhir Evaluasi

b. Pelaksanaan/Implementasi Pelaksanaan tindakan dalam siklus II dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Kegiatan awal (15 menit) Guru mengadakan presensi kelas pada setiap pertemuan dalam siklus II. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Guru menjelaskan metode yang digunakan.

49 Guru memberikan motivasi kepada siswa dalam mengikuti kegiatan belajar pada setiap pertemuan. 2) Kegiatan Inti (210 menit) Guru menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa. Setelah ditunjuk oleh guru, siswa menjawab pertanyaan. Setiap pertanyaan dijawab oleh lebih dari dua siswa. Guru memberikan pertanyaan yang bersifat membimbing kepada siswa yang belum bisa menjawab. Guru memberikan tugas kepada siswa yang belum dapat menjawab pertanyaan dengan jalan menuliskan jawaban dari pertanyaan yang diberikan dalam lembaran kertas sebanyak tiga kali. Menuliskan jawaban tiga kali sebagai bentuk sangsi bagi siswa. Guru memberikan tugas secara kelompok untuk dikerjakan di rumah. 3) Kegiatan akhir (15 menit) Bersama-sama dengan siswa, guru membuat

kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan. 4) Evaluasi (30 menit) Guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa pada akhir siklus II. c. Pengamatan

50 Kegiatan pengamatan pada siklus I secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : Kegiatan pembelajaran semakin kondusif. Siswa merasa senang dengan metode pembelajaran yang digunakan. Pada pertemuan pertama, ada empat siswa yang mendapat sangsi

karena belum dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Pada pertemuan kedua ada dua siswa yang mendapat tugas tambahan. Pada pertemuan ketiga ada tiga siswa yang mendapat tugas tambahan. Pertenyaan membimbing semakin efektif digunakan oleh guru. Guru sering melontarkan pertanyaan yang bersifat menggali. Pengambilan kesimpulan sudah didominasi oleh siswa. Selain kondisi-kondisi sebagaimana diuraikan di atas, pada pertemuan ketiga siklus II juga dilakukan penjaringan data sebagai akumulasi dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan ketiga, dengan hasil sebagai berikut : 1) Kemandirian Belajar Berdasarkan rekapitulasi hasil kuesioner kemandirian belajar siswa, dapat dilihat dalam tabel berikut ini (lihat lampiran 9) : Tabel 4.7 Rekapitulasi Angket Kemandirian Belajar Pada Siklus II Skor 1 Keterangan Tidak mandiri Jumlah 0 % 0 Skor Mean 0

51 2 3 4 Kurang mandiri Mandiri Sangat mandiri Jumlah 5 18 9 32 15,63 56,25 28,13 0,31 1,69 1,13 3,13

Berdasarkan hasil tersebut, sebagian besar siswa sudah mandiri dalam belajar, yaitu sebesar 56,25% mandiri dan 28,13% sangat mandiri. Sedangkan skor mean sudah menunjukkan angka 3,13. 2) Sikap Siswa Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran, sebagaimana ditunjukkan oleh table rekapitulasi hasil angket sikap siswa berikut ini (lihat lampiran 10) : Tabel 4.8 Rekapitulasi Angket Sikap Siswa Pada Siklus II Skor 1 2 3 4 Keterangan Tidak senang Kurang senang Senang Sangat senang Jumlah Jumlah 0 3 17 12 32 % 0 9,38 53,13 37,50 100 Skor Mean 0 0,19 1,59 1,50 3,28

Berdasarkan perhitungan dalam rekapitulasi angket sikap siswa tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa sudah merasa senang terhadap kegiatan

52 belajar mengajar, yaitu 53,13 % senang dan 37,50 % sangat senang. Sedangkan jumlah skor mean sebesar 3,28.

3) Hasil Belajar Selain berdasarkan hasil analisis data tersebut juga diketahui dari hasil tes siswa pada siklus II (lihat lampiran 11), bahwa siswa yang sudah tuntas belajar sebesar 28 siswa (87,50%), dan yang belum tuntas belajar sebesar 4 siswa (12,5 %). Secara klasikal kegiatan belajar mengajar sudah tuntas belajar, karena yang memperoleh nilai 65 atau lebih telah mencapai jumlah lebih dari 85 %. d. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan, pengisian angket, dan hasil evaluasi dalam siklus II, maka kegiatan pembelajaran dapat direfleksikan sebagai berikut: Kondisi siswa sudah dapat menyesuaikan dengan metode yang

digunakan. 3,13. Sikap siswa juga sudah baik, yaitu memperoleh skor mean 3,28. Guru dapat melakukan kegiatan lebih baik. Pembuatan rangkuman sudah didominasi siswa. Kemandirian belajar siswa sudah baik, yaitu memperoleh skor mean

53 Secara klasikal kegiatan pembelajaran sudah tuntas, karena 28 siswa

(87,50%) telah memperoleh nilai 65 atau lebih.

B. Pembahasan Keseluruhan Berdasarkan hasil observasi, pengisian angket oleh siswa, dan hasil tes yang dilakukan pada pra tindakan, siklus I dan siklus II, maka dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kemandirian Belajar Siswa Berdasarkan hasil angket tentang kemandirian siswa yang dilakukan pada pra tindakan, siklus I dan siklus II (lihat lampiran 3, lampiran 6 dan lampiran 9), maka dapat diketahui sebagaimana dalam tabel berikut ini: Tabel 4.9 Perbandingan Kemandirian Siswa Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II Skor 1 2 3 4 Kualifikasi Tidak mandiri Kurang mandiri Mandiri Sangat mandiri Jumlah Jml 0 13 17 2 32 Pra Tindakan % Mean 0 0 40,63 1,02 53,13 1,33 6,25 0,16 2,50 Jml 0 9 19 4 32 Siklus I % 0 28,13 59,38 12,50 Mean 0 0,56 1,78 0,50 2,84 Jml 0 5 18 9 32 Siklus II Mean % 0 0 15,63 0,31 56,25 1,69 28,13 1,13 3,13

Kemandirian siswa berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan bahwa yang menyebutkan siswa kurang mandiri mengalami penurunan dari 13 siswa (40,63%) pada pra tindakan, menjadi 9 siswa (28,13 %) pada siklus I, dan menjadi 5 siswa (15,63%) pada siklus II. Kualifikasi yang menyebutkan siswa mandiri

mengalami kenaikan dari 17 siswa (53,13%) pada pra tindakan, menjadi 19 siswa

54 (59,38%) pada siklus I, dan menjadi 18 siswa (56,25%) pada siklus II. Kualifikasi yang menyebutkan siswa sangat mandiri mengalami kenaikan dari 2 siswa (6,25%) pada pra tindakan, menjadi 4 siswa (12,50%) pada siklus I, dan menjadi 9 siswa (28,13%) pada siklus II. Sedangkan jumlah mean menunjukkan peningkatan dari 2,50 pada pra tindakan, menjadi 2,84 pada siklus I, dan menjadi 3,13 pada siklus II. 2. Sikap Siswa Berdasarkan hasil angket tentang sikap siswa yang dilakukan pada pra tidakan, siklus I, dan siklus II (lihat lampiran 4, lampiran 7 dan lampiran 10), maka dapat diketahui sebagaimana dalam tabel berikut ini: Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Angket Sikap Siswa Pada Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II Skor 1 2 3 4 Kualifikasi Tidak senang Kurang senang Senang Sangat senang Jumlah Pra Tindakan
Jml % Mean Jml

Siklus I
% Mean Jml

Siklus II
% Mean

5 13 12 2

15,63 40,63 37,50 6,25

0,16 0,81 1,13 0,24 2,34

0 10 15 7

0
31,25 46,88 21,88

0 0,63 1,41 0,88 2,91

0 3 17 12

0
9,38 53,13 37,50

0 0,19 1,59 1,50 3,28

Sikap siswa yang diperoleh dari angket menunjukkan bahwa kualifikasi yang menyatakan tidak senang mengalami penurunan dari 5 siswa (15,63%) pada pra tindakan menjadi tidak ada (0) pada siklus I dan siklus II. Kualifikasi yang menunjukkan kurang senang menunjukkan penurunan dari 13 siswa (40,63%) pada pra tindakan menjadi 10 siswa (31,25%) pada siklus I dan menjadi 3 siswa (9,38%) pada siklus II. Kualifikasi yang menyatakan senang mengalami kenaikan dari 12 siswa

55 (37,50%) pada pra tindakan menjadi 15 siswa (46,88%) pada siklus I, dan menjadi 17 siswa (53,13%) pada siklus II. Kualifikasi yang menyatakan sangat senang

mengalami kenaikan dari 2 siswa (6,25%) pada pra tindakan menjadi 7 siswa (21,88%) pada siklus I, dan menjadi 12 siswa (37,50%) pada siklus II. Sedangkan jumlah mean menunjukkan kenaikkan dari 2,34 pada pra tindakan menjadi 2,91pada siklus I, dan menjadi 3,28 pada siklus II. 3. Hasil Evaluasi Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada pra tindakan, siklus I, dan siklus II (lihat lampiran 5, lampiran 8, lampiran 11), maka dapat diketahui sebagaimana dalam tabel berikut ini: Tabel 4.11 Perbandingan Hasil Evaluasi No 1 2 3 Kegiatan Pra Tindakan Siklus I Siklus II Tuntas Jml % 17 53,13 22 68,75 28 87,50 Belum Tuntas Jml % 15 46,88 10 31,25 4 12,50

Hasil evaluasi menunjukkan terdapat kenaikkan yang tuntas belajar dari 17 siswa (53,13%) pada pra tindakan menjadi 22 siswa (68,75%) pada siklus I, dan menjadi 28 siswa (87,50%) pada siklus II. Sedangkan yang belum tuntas belajar mengalami penurunan dari 15 siswa (46,88%) pada pra tindakan menjadi 10 siswa (31,25%) pada siklus I, dan menjadi 4 siswa (12,50%) pada siklus II. 4. Pembuktian Hipotesis

56 Dengan demikian hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini, yang menyatakan bahwa jika metode Tatas diterapkan dalam pembelajaran pelajaran PKn, maka motivasi belajar siswa kelas IX-A SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung akan meningkat dapat diterima. Berdasarkan uraian tersebut dia atas dapat disimpulkan bahwa dengan pelaksanaan metode Tatas dalam kegiatan pembelajaran PKn dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa dan sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran PKn. Kemandirian belajar dan sikap siswa tersebut merupakan variable dari motivasi belajar siswa. Jadi dengan penggunaan metode Tatas dapat meningkatkan motivasi belajar pelajaran PKn, khususnya pada siswa kelas IX-A SMPN 3 Ngunut. Peningkatan motivasi belajar juga dapat membawa dampak positif yaitu meningkatnya hasil belajar siswa.

57

BAB V PENUTUP

A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian dalam bab terdahulu dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar PKn pada siswa kelas IX-A SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung, dapat meningkat dengan penerapan metode Tatas. Peningkatan motivasi belajar siswa, yang terdiri atas kemandirian belajar siswa dan sikap siswa, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Kemandirian Belajar Siswa Kemandirian belajar siswa berdasarkan hasil penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: a. Siswa kurang mandiri mengalami penurunan dari 13 siswa (40,63%)

pada pra tindakan, menjadi 9 siswa (28,13) pada siklus I, dan menjadi 5 siswa (15,63%) pada siklus II. b. Siswa mandiri mengalami kenaikan dari 17 siswa (53,13%) pada pra

tindakan, menjadi19 siswa (59,38%) pada siklus I, dan menjadi 18 siswa (56,25%) pada siklus II.

58 c. Siswa sangat mandiri mengalami kenaikan dari 2 siswa (6,25%) pada

pra tindakan, menjadi 4 siswa (12,50%) pada siklus I, dan menjadi 9 siswa (28,13%) pada siklus II. d. Jumlah rata-rata atau mean menunjukkan peningkatan dari 2,50 pada 56

pra tindakan, menjadi 2,84 pada siklus I, dan menjadi 3,13 pada siklus II. 2. Sikap Siswa Sikap siswa yang diperoleh dari hasil pengisian angket dapat diuraikan sebagai berikut: a. Kualifikasi yang menyatakan tidak senang mengalami penurunan dari 5 siswa (15,63%) pada pra tindakan menjadi tidak ada (0) pada siklus I dan siklus II. b. Kualifikasi yang menunjukkan kurang senang ada penurunan dari 13 siswa (40,63%) pada pra tindakan menjadi 10 siswa (31,25%) pada siklus I dan menjadi 3 siswa (9,38%) pada siklus II. c. Kualifikasi yang menyatakan senang mengalami kenaikan dari 12 siswa (37,50%) pada pra tindakan menjadi 15 siswa (46,88%) pada siklus I, dan menjadi 17 siswa (53,23%) pada siklus II. d. Kualifikasi yang menyatakan sangat senang mengalami kenaikan dari 2 siswa (6,25%) pada pra tindakan menjadi 7 siswa (21,88%) pada siklus I, dan menjadi 12 siswa (37,50%) pada siklus II. e. Jumlah rata-rata atau mean menunjukkan kenaikkan dari 2,34 pada pra tindakan menjadi 2,91 pada siklus I, dan menjadi 3,28 (82%) pada siklus II.

59

3. Hasil Evaluasi Hasil evaluasi menunjukkan terdapat kenaikkan yang tuntas belajar dari 17 siswa (53,13%) pada pra tindakan menjadi 22 siswa (68,75%) pada siklus I, dan menjadi 28 siswa (87,50%) pada siklus II. Sedangkan yang belum tuntas belajar mengalami penurunan dari 15 siswa (46,88%) pada pra tindakan menjadi 10 siswa (31,25%) pada siklus I, dan menjadi 4 siswa (12,50%) pada siklus II. 4. Uji Hipotesis Berdasarkan hasil analisis penelitian sebagaimana dijelaskan di atas, maka hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa jika metode Tatas diterapkan dalam pembelajaran pelajaran PKn, maka motivasi belajar siswa kelas IX-A SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung akan meningkat dapat diterima.

B.

Saran-saran Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut : 1. Bagi Guru Dengan kondisi tertentu, maka penggunan metode Tatas dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Kepada para guru diharapkan memiliki kemauan

60 dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar agar dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. 2. Bagi Sekolah dan Kepala Sekolah Kepala Sekolah hendaknya dapat mengambil kebijakan ten-tang perlunya melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi setiap guru, agar prestasi belajar siswa semakin meningkat. Selain itu Kepala Sekolah hendaknya dapat mengusahakan agar ketersediaan sarana bagi para guru dalam melaksanakan PTK terus ditingkatkan. 3. Bagi Siswa Dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK), dapat mendorong siswa dalam kegiatan belajar. Sehingga hasil yang diperoleh juga semakin meningkat. Kepada peserta didik hendaknya selalu mempersiapkan diri dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar agar prestasi belajarnya semakin meningkat.

61

DAFTAR RUJUKAN DePorter, B. & Hernacki, M. 1992. Quantum Learning: unleashing the Genius in You. Diterjemahkan oleh Alwiyah Abdurrahman. 1999. Bandung: Kaifa. Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD. Mangkunegara, AA. Anwar Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Miarsa, Yusufhadi. 1995. Peningkatan Mutu Pendidikan, Jurnal Teknologi Pembelajaran. Malang: IPTPI. Miftah Toha. 1996. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada. Moekijat. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Kepegawaian. Bandung: Mandar Maju. Mulyasa, E.. 2005. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Oemar Hamalik. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Saiful Rachman, Yoto, Syarif Suhartadi, Suparti. 2006. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah. Surabaya: SIC Bekerjasama Dengan Dinas P dan K Provinsi Jawa Timur. Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS). Jakarta: Bumi Aksara. Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.

62 Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

60

63 Lampiran 1 ANGKET KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA Nama Nomor Tanggal Petunjuk Keterangan : : : : Berilah tanda cek (v) pada kolom skala penilaian sesuai dengan keadaan anda. : 1 = tidak pernah 3 = sering 2 = jarang 4 = selalu Pernyataan Saya mengetahui tujuan belajar saya Saya selalu menyusun jadwal belajar Saya menyiapkan tempat untuk belajar Saya menyiapkan kebutuhan untuk belajar Saya selalu mempelajari materi yang akan diajarkan Saya berusaha menyelesaikan setiap kesulitan belajar Saya selalu bertanya setiap ada materi yang belum dipahami Saya selalu mengerjakan tugas yang diberikan Saya mengerjakan soal-soal latihan secara mandiri Saya berusaha menemukan cara belajar yang baik bagi saya Saya selalu mengevaluasi materi yang telah saya pelajari Jumlah Prosentase Lampiran 2 61 ANGKET SIKAP SISWA Nama Nomor : : Skala Penilaian 1 2 3 4

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

64 Tanggal Petunjuk Keterangan : : Berilah tanda cek (v) pada kolom skala penilaian sesuai dengan keadaan anda. : 1 = tidak senang 2 = kurang senang 3 = senang 4 = sangat senang Pernyataan 1 1 2 3 4 5 6 7 Saya merasa senang terhadap materi yang diajarkan Saya merasa senang dengan metode pembelajaran yang digunakan Suasana pada saat mengikuti pelajaran Minat saya mengikuti kegiatan belajar Saya senang terhadap tugas yang diberikan Saya senang dengan cara guru mengajar Kesan terhadap model pembelajaran Jumlah Prosentase Skala Penilaian 2 3

No

62KEGIATAN GURU LEMBAR PENGAMATAN DENGAN METODE TATAS Kelas Tanggal Petunjuk Keterangan : : : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan : 1 = tidak baik 3 = baik

65 2 = kurang baik No 1 Kegiatan Guru Perencanaan Pembelajaran a. Kesesuaian materi pelajaran dengan kurikulum b. Guru menyusun pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban c. Guru menyusun langkah-langkah pelaksanaan tindakan d. Guru menyiapkan sanksi atau tugas tambahan terhadap siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan e. Guru menyusun alat penilaian Jumlah Prosentase 2 Pelaksanaan Pembelajaran 89 a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran b. Guru menjelaskan penggunaan metode pembelajaran c. Guru memberikan apersepsi pembelajaran d. Guru menggunakan teknik bertanya dengan tepat e. Guru menjawab pertanyaan dengan benar f. Guru menggunakan pertanyaan membimbing 4 = sangat baik Hasil Pengamatan 1 2 3 4

66 g. Guru memberikan evaluasi Jumlah Prosentase

Rejotangan, Observer,

2007

_______________________

Lampiran 2 LEMBAR PENGAMATAN SIKAP SISWA DENGAN METODE TATAS Kelas Tanggal Petunjuk Keterangan : : : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan : 1 = tidak senang 2 = kurang senang Kegiatan Siswa Siswa merasa senang terhadap materi yang diajarkan Siswa merasa senang dengan metode pembelajaran yang digunakan Siswa senang dengan suasana pada saat 3 = senang 4 = sangat senang Hasil Pengamatan 1 2 3 4

No 1 2 3

67 mengikuti pelajaran 4 5 6 7 Minat siswa mengikuti kegiatan belajar lebih baik Siswa selalu mengerjakan tugas yang diberikan Siswa senang dengan cara guru mengajar Siswa memiliki kesan yang baik terhadap model pembelajaran Jumlah Prosentase Rejotangan, Observer, 2007

_______________________ Lampiran 3 91

Lampiran 4

92

Lampiran 5 93 REKAPITULASI HASIL ANGKET SIKAP SISWA PADA PRA TINDAKAN

68

No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Nama
Aditya Eko N. Agus Budiono Agus Purwanto Ahmat Takim Ainul Lakhifah Anik P. Anita Raeni Ari Irawan Aries Setiawan Arif Hermawan Arip Wahyu Bagus Susanto Bero Riadi Candra S. Devi Wahyu N. Dwi Wahyuni Eky W. Eny Handayani Findia P. Heru S. Lina Sa'adah M. Khoirur R. Ninik S. Pujianik Ramadhan P. Rima Fitri N. Rodiyah Siti Z. Sugeng H. Sugeng R. Pambudis Luria

1
2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 4

2
2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 4 3 2 3 3

Indikator % 3 4 5 6 7 Jml
2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 1 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 4 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 4 3 2 2 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 4 3 2 3 3 14 18 14 21 22 18 21 18 21 14 17 21 24 21 17 17 13 22 23 18 22 17 17 14 18 21 17 25 18 17 21 22 50 64 50 75 79 64 75 64 75 50 61 75 86 75 61 61 46 79 82 64 79 61 61 50 64 75 61 89 64 61 75 79

Ket.
tidak senang kurang senang tidak senang senang senang kurang senang senang kurang senang senang tidak senang kurang senang senang sangat senang senang kurang senang kurang senang tidak senang senang senang kurang senang senang kurang senang kurang senang tidak senang kurang senang senang kurang senang sangat senang kurang senang kurang senang senang senang

Lampiran 6

94 HASIL PENGAMATAN KEGIATAN GURU SIKLUS I

69 Kelas Tanggal Petunjuk Keterangan No 1 : : : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan : 1 = tidak baik 3 = baik 2 = kurang baik 4 = sangat baik Hasil Pengamatan Kegiatan Guru 1 2 3 4

Perencanaan Pembelajaran a. Kesesuaian materi pelajaran dengan kurikulum b. Guru menyusun pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban c. Guru menyusun langkah-langkah pelaksanaan tindakan d. Guru menyiapkan sanksi atau tugas tambahan terhadap siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan e. Guru menyusun alat penilaian

Jumlah 19 Prosentase 95 2 Pelaksanaan Pembelajaran a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran b. Guru menjelaskan penggunaan metode pembelajaran c. Guru memberikan apersepsi pembelajaran d. Guru menggunakan teknik bertanya dengan tepat e. Guru menjawab pertanyaan dengan benar f. Guru menggunakan pertanyaan membimbing g. Guru memberikan evaluasi Jumlah 23 Prosentase 82,14 Lampiran 7 95 HASIL PENGAMATAN SIKAP SISWA SIKLUS I

70 Kelas Tanggal Petunjuk Keterangan : : : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan : 1 = tidak senang 2 = kurang senang 3 = senang 4 = sangat senang Kegiatan Siswa 1 1 2 3 4 5 6 7 Siswa merasa senang terhadap materi yang diajarkan Siswa merasa senang dengan metode pembelajaran yang digunakan Siswa senang dengan suasana pada saat mengikuti pelajaran Minat siswa mengikuti kegiatan belajar lebih baik Siswa selalu mengerjakan tugas yang diberikan Siswa senang dengan cara guru mengajar Siswa memiliki kesan yang baik terhadap model pembelajaran Jumlah Prosentase Lampiran 8 20 71,43 Hasil Pengamatan 2 3

No

96 REKAPITULASI HASIL ANGKET KEMANDIRIAN SISWA SIKLUS I

71

No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Nama
Aditya Eko N. Agus Budiono Agus Purwanto Ahmat Takim Ainul Lakhifah Anik P. Anita Raeni Ari Irawan Aries Setiawan Arif Hermawan Arip Wahyu Bagus Susanto Bero Riadi Candra S. Devi Wahyu N. Dwi Wahyuni Eky W. Eny Handayani Findia P. Heru S. Lina Sa'adah M. Khoirur R. Ninik S. Pujianik Ramadhan P. Rima Fitri N. Rodiyah Siti Z. Sugeng H. Sugeng R. Pambudis Luria

Indikator % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jml
2 3 3 4 4 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 2 2 4 3 2 2 3 3 4 3 2 3 2 4 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 2 2 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 4 3 3 2 2 4 3 3 3 2 3 2 4 4 2 3 2 2 2 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 2 3 2 3 2 3 4 3 4 4 2 2 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 2 4 3 4 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 3 2 4 3 4 4 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 2 3 4 4 3 23 32 27 38 36 24 35 28 34 24 35 38 31 33 28 28 23 33 35 35 39 34 28 30 34 35 25 26 34 36 39 32 52 73 61 86 82 55 80 64 77 55 80 86 70 75 64 64 52 75 80 80 89 77 64 68 77 80 57 59 77 82 89 73

Ket.
kurang mandiri mandiri kurang mandiri sangat mandiri mandiri kurang mandiri mandiri kurang mandiri mandiri kurang mandiri mandiri sangat mandiri mandiri mandiri kurang mandiri kurang mandiri kurang mandiri mandiri mandiri mandiri sangat mandiri mandiri kurang mandiri mandiri mandiri mandiri kurang mandiri kurang mandiri mandiri mandiri sangat mandiri mandiri

Lampiran 9

97

REKAPITULASI HASIL ANGKET SIKAP SISWA SIKLUS I

72

No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Nama
Aditya Eko N. Agus Budiono Agus Purwanto Ahmat Takim Ainul Lakhifah Anik P. Anita Raeni Ari Irawan Aries Setiawan Arif Hermawan Arip Wahyu Bagus Susanto Bero Riadi Candra S. Devi Wahyu N. Dwi Wahyuni Eky W. Eny Handayani Findia P. Heru S. Lina Sa'adah M. Khoirur R. Ninik S. Pujianik Ramadhan P. Rima Fitri N. Rodiyah Siti Z. Sugeng H. Sugeng R. Pambudis Luria

1
3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4

2
2 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3

Indikator 3 4 5 6
2 3 2 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 4 4 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 2 2 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4

7
2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3

Jml
16 20 17 24 25 20 21 18 21 15 20 25 20 21 17 20 16 22 25 24 26 22 19 17 18 21 19 20 16 22 25 23

%
57 71 61 86 89 71 75 64 75 54 71 89 71 75 61 71 57 79 89 86 93 79 68 61 64 75 68 71 57 79 89 82

Ket.
kurang senang senang kurang senang sangat senang sangat senang senang senang kurang senang senang kurang senang senang sangat senang senang senang kurang senang senang kurang senang senang sangat senang sangat senang sangat senang senang senang kurang senang kurang senang senang senang senang kurang senang senang sangat senang senang

Lampiran 10

98

HASIL PENGAMATAN KEGIATAN GURU SIKLUS II Kelas :

73 Tanggal Petunjuk Keterangan No 1 : : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan : 1 = tidak baik 3 = baik 2 = kurang baik 4 = sangat baik Hasil Pengamatan Kegiatan Guru 1 2 3 4

Perencanaan Pembelajaran a. Kesesuaian materi pelajaran dengan kurikulum b. Guru menyusun pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban c. Guru menyusun langkah-langkah pelaksanaan tindakan d. Guru menyiapkan sanksi atau tugas tambahan terhadap siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan e. Guru menyusun alat penilaian

Jumlah 20 Prosentase 100 2 Pelaksanaan Pembelajaran a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran b. Guru menjelaskan penggunaan metode pembelajaran c. Guru memberikan apersepsi pembelajaran d. Guru menggunakan teknik bertanya dengan tepat e. Guru menjawab pertanyaan dengan benar f. Guru menggunakan pertanyaan membimbing g. Guru memberikan evaluasi Jumlah 26 Prosentase 96,29 Lampiran 11 99 HASIL PENGAMATAN SIKAP SISWA SIKLUS II Kelas :

74 Tanggal Petunjuk Keterangan : : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan : 1 = tidak senang 2 = kurang senang 3 = senang 4 = sangat senang Kegiatan Siswa 1 1 2 3 4 5 6 7 Siswa merasa senang terhadap materi yang diajarkan Siswa merasa senang dengan metode pembelajaran yang digunakan Siswa senang dengan suasana pada saat mengikuti pelajaran Minat siswa mengikuti kegiatan belajar lebih baik Siswa selalu mengerjakan tugas yang diberikan Siswa senang dengan cara guru mengajar Siswa memiliki kesan yang baik terhadap model pembelajaran Jumlah Prosentase Lampiran 12 100 25 89,28 Hasil Pengamatan 2 3

No

REKAPITULASI HASIL ANGKET KEMANDIRIAN SISWA SIKLUS II

75

No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Nama
A dity a E k o N. A gus B udiono A gus P urwanto A hm at Tak im A inul Lak hifah A nik P . A nita Raeni A ri Irawan A ries S etiawan A rif Herm awan A rip W ahy u B agus S us anto B ero Riadi Candra S . Devi W ahy u N. Dwi W ahy uni Eky W . E ny Handay ani Findia P . Heru S . Lina S a'adah M . K hoirur R. Ninik S . P ujianik Ram adhan P . Rim a Fitri N. Rodiy ah S iti Z. S ugeng H. S ugeng R. P am budis Luria

1 2 3 4
3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 2 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 4 4 2 3 2 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 2 3 2 4 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3

Indikator % 5 6 7 8 9 10 11 Jml
2 3 3 3 4 2 4 3 4 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 2 4 3 4 4 2 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 4 2 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 27 35 27 39 36 27 38 31 35 27 38 40 31 35 30 31 29 36 38 36 39 36 32 31 36 38 29 29 36 38 39 35

K et.

61 K URA NG M A NDIRI 80 M A NDIRI 61 K URA NG M A NDIRI 89 S A NG A T M A NDIRI 82 M A NDIRI 61 K URA NG M A NDIRI 86 S A NG A T M A NDIRI 70 M A NDIRI 80 M A NDIRI 61 K URA NG M A NDIRI 86 S A NG A T M A NDIRI 91 S A NG A T M A NDIRI 70 M A NDIRI 80 M A NDIRI 68 M A NDIRI 70 M A NDIRI 66 M A NDIRI 82 M A NDIRI 86 S A NG A T M A NDIRI 82 M A NDIRI 89 S A NG A T M A NDIRI 82 M A NDIRI 73 M A NDIRI 70 M A NDIRI 82 M A NDIRI 86 S A NG A T M A NDIRI 66 M A NDIRI 66 M A NDIRI 82 M A NDIRI 86 S A NG A T M A NDIRI 89 S A NG A T M A NDIRI 80 M A NDIRI

Lampiran 13 101 REKAPITULASI HASIL ANGKET SIKAP SISWA SIKLUS II

76

No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Nama
Aditya Eko N. Agus Budiono Agus Purwanto Ahmat Takim Ainul Lakhifah Anik P. Anita Raeni Ari Irawan Aries Setiawan Arif Hermawan Arip Wahyu Bagus Susanto Bero Riadi Candra S. Devi Wahyu N. Dwi Wahyuni Eky W. Eny Handayani Findia P. Heru S. Lina Sa'adah M. Khoirur R. Ninik S. Pujianik Ramadhan P. Rima Fitri N. Rodiyah Siti Z. Sugeng H. Sugeng R. Pambudis Luria

1
3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4

2
3 3 3 4 4 3 4 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3

Indikator 3 4 5 6
2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 4 2 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4

7 Jml
3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 19 21 20 25 25 21 24 19 24 17 21 25 24 22 18 21 19 22 25 24 26 22 19 19 20 21 19 24 17 22 25 24

%
68 75 71 89 89 75 86 68 86 61 75 89 86 79 64 75 68 79 89 86 93 79 68 68 71 75 68 86 61 79 89 86

Ket.
senang senang senang sangat senang sangat senang senang sangat senang senang sangat senang kurang senang senang sangat senang sangat senang senang kurang senang senang senang senang sangat senang sangat senang sangat senang senang senang senang senang senang senang sangat senang kurang senang senang sangat senang sangat senang

Lampiran 14 102 HASIL EVALUASI PADA PRA TINDAKAN

77
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Responden
Aditya Eko N. Agus Budiono Agus Purwanto Ahmat Takim Ainul Lakhifah Anik P. Anita Raeni Ari Irawan Aries Setiawan Arif Hermawan Arip Wahyu Bagus Susanto Bero Riadi Candra S. Devi Wahyu N. Dwi Wahyuni Eky W. Eny Handayani Findia P. Heru S. Lina Sa'adah M. Khoirur R. Ninik S. Pujianik Ramadhan P. Rima Fitri N. Rodiyah Siti Z. Sugeng H. Sugeng R. Pambudis Luria

Nilai
45 60 65 55 65 70 60 55 70 60 40 65 50 55 70 60 75 65 55 60 65 60 70 50 60 65 50 70 80 50 60 55

Tuntas/Tidak
tidak tuntas tidak tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tidak tuntas tuntas tidak tuntas tidak tuntas tuntas tidak tuntas tidak tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tidak tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tidak tuntas tidak tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tidak tuntas tidak tuntas

Catatan : Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai minimal 65. Secara klasikal dinyatakan tuntas belajar apabila 85% dari siswa memperoleh nilai minimal 65. Lampiran 15 103 HASIL EVALUASI SIKLUS I

78
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Responden
Aditya Eko N. Agus Budiono Agus Purwanto Ahmat Takim Ainul Lakhifah Anik P. Anita Raeni Ari Irawan Aries Setiawan Arif Hermawan Arip Wahyu Bagus Susanto Bero Riadi Candra S. Devi Wahyu N. Dwi Wahyuni Eky W. Eny Handayani Findia P. Heru S. Lina Sa'adah M. Khoirur R. Ninik S. Pujianik Ramadhan P. Rima Fitri N. Rodiyah Siti Z. Sugeng H. Sugeng R. Pambudis Luria

Nilai
65 65 50 60 65 75 65 60 80 55 60 70 55 40 75 70 80 75 65 60 70 55 70 65 65 65 65 70 85 60 65 65

Tuntas/Tidak
tuntas tuntas tidak tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tidak tuntas tidak tuntas tuntas tidak tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas

Catatan : Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai minimal 65. Secara klasikal dinyatakan tuntas belajar apabila 85% dari siswa memperoleh nilai minimal 65. Lampiran 16 104 HASIL EVALUASI SIKLUS II

79
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Responden
Aditya Eko N. Agus Budiono Agus Purwanto Ahmat Takim Ainul Lakhifah Anik P. Anita Raeni Ari Irawan Aries Setiawan Arif Hermawan Arip Wahyu Bagus Susanto Bero Riadi Candra S. Devi Wahyu N. Dwi Wahyuni Eky W. Eny Handayani Findia P. Heru S. Lina Sa'adah M. Khoirur R. Ninik S. Pujianik Ramadhan P. Rima Fitri N. Rodiyah Siti Z. Sugeng H. Sugeng R. Pambudis Luria

Nilai
65 70 65 60 70 75 70 60 80 70 60 70 65 55 80 75 85 75 65 65 70 65 70 75 65 70 65 75 90 65 65 70

Tuntas/Tidak
tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas

Catatan : Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai minimal 65. Secara klasikal dinyatakan tuntas belajar apabila 85% dari siswa memperoleh nilai minimal 65. Lampiran 17 105 Soal Tes Siklus I

80 Petunjuk : Berilah tanda silang pada salah satu jawaban yang paling benar ! 1. Sistem perekonomian yang menjamin kebebasan individu secara c. demokrasi ekonomi d. ekonomi kapitalis c. menjamin pendapatan secara merata d. perusahaan besar menang bersaing mutlak melakukan tindakan ekonomi disebut sistem a. ekonomi terpusat b. ekonomi sosial 2. a. orang tertantang untuk maju b. hak untuk perorangan diakui 3. a. ada campur tangan pemerintah b. mematikan potensi, inisiatif, dan daya kreasi warga negara c. tidak ada pengakuan hak milik d. mendahulukan kepentingan bersama 4. Produksi dikerjakan oleh semua untuk kesejahteraan bersama adalah c. demokrasi liberal d. demokrasi campuran c. sosialis d. sistem demokrasi kerakyatan pengertian dari a. demokrasi ekonomi b. demokrasi terpimpin 5. a. kapitalis 6. b. campuran

Salah satu kebaikan ekonomi liberal yang paling menonjol adalah

Kelemahan dalam sistem ekonomi terpusat adalah

Sistem ekonomi yang diterapkan di era reformasi adalah Pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dapat merugikan b. etatisme c. liberalisme d. campuran

masyarakat disebut a. monopoli 7. Salah satu kelemahan sistem ekonoi sosial adalah a. kegiatan ekonomi dilakukan oleh masyarakat b. setiap orang tidak diberikan kebebasan berusaha c. pemerintah memberi kebebasan penuh 8. d. pendapatan masyarakat tidak merata 106 Sistem ekonomi campuran banyak digunakan di negara-negara b. berkembang c. kapitalis d. terbelakang

a. sosialis

81 9. Dalam sistem ekonomi kerakyatan, hak milik perseorangan diakui,

akan tetapi pemanfaatan hak milik perseorangan itu harus a. tidak boleh secara berlebihan c. dalam semangat kebersamaan b. dalam jiwa kekeluargaan 10. a. b. c. d. bangsa lain d. tidak bertentangan dengan masyarakat Free fight liberalism tidak boleh muncul dalam sistem demokrasi kehancuran sistem ekonomi pemusatan pendapatan berbagai bentuk pemborosan sumber ekonomi bentuk-bentuk eksploitasi terhadap manusia dan

ekonomi yang dianut oleh negara kita, karena faham ini akan melahirkan

Soal Tes Siklus II Petunjuk : Berilah tanda silang pada salah satu jawaban yang paling benar ! 1. Tiga pilar kekuatan ekonomi Indonesia yang merupakan sektor usaha formal yaitu . a. koperasi a. b. c. d. a. koperasi b. Perseroan Terbatas b. BUMN c. BUMS d. a, b, c benar 2. Di bawah ini merupakan ciri sektor usaha informal, kecuali Proses pembentukannya sangat mudah Jenis pekerjaannya sangat bervariasi Peralatan yang diperlukan sangat sederhana Membutuhkan modal cukup besar c, Persekutuan firma d. Persekutuan Komanditer

3. Bentuk badan usaha yang memiliki sekutu aktif dan sekutu pasif adalah

4. Kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi yang dilakukan oleh pemerintah merupakan peran pemerintah sebagai

82 a. pengatur ekonomi b. pelaku ekonomi a. koperasi b. BUMN c. pemungut pajak d. pengendali stabilitas c. BUMS d. Perseroan

5. Bentuk badan usaha yang sesuai dengan pasal 33 ayat 1 UUD 1945 adalah 6. Kegiatan pemerintah dalam rangka melaksanakan distribusi adalah a. Bulog mengatur beras b. membeli bahan bangunan kecuali a. mempercepat penyaluran barang b. membeli peralatan kantor badan usaha a. ekstraktif b. agraris c. industri d. perdagangan 9. Di bawah ini merupakan tujuan pemerintah dalam mengatur kegiatan ekonomi, kecuali a. hasil produksi meningkat b. pendapatan masyarakat meningkat pemerintah melalui a. pemberian insentif b. regulasi c. mengeluarkan berbagai peraturan d. mempekerjakan para pegawai negeri ke berbagai perusahaan c. kegiatan ekonomi stabil d. kegiatan ekonomi berjalan baik c. mengendalikan harga d. memenuhi kebutuhan masyarakat c. memproduksi semen d. membangun jalan dan jembatan

7. Di bawah ini merupakan tujuan distribusi yang dilakukan oleh pemerintah,

8. Suatu usaha mengambil barang yang telah disediakan oleh alam disebut

10. Pengatur perekonomian secara tidak langsung yang dilakukan oleh

83

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TATAS PADA SISWA KELAS IX-A SMPN 3 NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini disusun sebagai persyaratan dalam pengusulan Angka Kredit

Oleh : Dra. INSIYATUN NIP. 131 861 575

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 NGUNUT

84

MEI 2007
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TATAS PADA SISWA KELAS IX-A SMPN 3 NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini disusun sebagai persyaratan dalam pengusulan Angka Kredit

Oleh : Dra. INSIYATUN NIP. 131 861 575

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 NGUNUT

85

MEI 2007
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul

: Peningkatan Motivasi Belajar PKn Dengan Menggunakan Metode Tatas Pada Siswa Kelas IX-A SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung : : Dra. Insiyatun : 131861575 : Pembina / IV a : SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung

2. Identitas Peneliti Nama NIP. Jabatan / Gol. Unit Kerja

Disetujui dan disahkan : Tanggal : 20 Agustus 2007 Kepala SMPN 3 Ngunut Peneliti,

Drs. Tukiran NIP. 130901810 Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung

Dra. Insiyatun NIP. 131861575 Pengurus PGRI Kab. Tulungagung Ketua,

Drs. Maryoto Birowo, M.M. NIP. 510 062 644

Drs. Suharno, M.M.

86

KATA PENGANTAR ii Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian yang berupa penelitian tindakan kelas ini dengan judul Peningkatan Motivasi Belajar PKn Dengan Menggunakan Metode Tatas Pada Siswa Kelas IX-A SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung. Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas ini kami memperoleh bantuan, bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. penelitian. 2. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun Kami telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk dapat melakukan penelitian tindakan kelas ini sebaik-baiknya. Namun hasil yang kami capai masih banyak kekurangannya. Untuk itu kami sangat berharap berbagai tanggapan, kritik, dan saran-saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi penyempurnaan hasil penelitian ini. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama seluruh keluarga besar SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung dan para pembaca pada umumnya. tidak langsung. Bapak Drs. Tukiran, selaku Kepala Sekolah SMPN 3 Ngunut Kabupaten Tulungagung, yang telah memberikan ijin untuk melakukan kegiatan

Tulungagung, Mei 2007

87 Peneliti,

ABSTRAK iii Insiyatun, 2007 Peningkatan Motivasi Belajar PKn Dengan Menggunakan Metode Tatas Pada Siswa Kelas IX-A SMPN 3 Ngunut Kabupaten Tulungagung. Kata Kunci : Motivasi Belajar, Pelajaran PKn, Metode Tatas Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas IX-A SMP Negeri 3 Ngunut Kabupaten Tulungagung dengan menggunakan Metode Tatas. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP negeri 3 Ngunut Kabupaten Tulungagung pada siswa kelas IX-A pada semester genap tahun pelajaran 20062007 Jumlah siswa ada 32 siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan menggunakan dua siklus, sedangkan masing-masing siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Data dalam penelitian ini berupa kemandirian belajar siswa, aktifitas belajar siswa, dan hasil evaluasi belajar. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi/pengamatan, angket, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa kemandirian belajar siswa, yang menyatakan kurang mandiri mengalami penurunan dari 13 siswa (40,63%) pada pra tindakan, menjadi 9 siswa (28,13) pada siklus I, dan menjadi 5 siswa (15,63%) pada siklus II. Siswa mandiri mengalami kenaikan dari 17 siswa (53,13%) pada pra tindakan, menjadi19 siswa (59,38%) pada siklus I, dan menjadi 18 siswa (56,25%) pada siklus II. Siswa sangat mandiri mengalami kenaikan dari 2 siswa (6,25%) pada pra tindakan, menjadi 4 siswa (12,50%) pada siklus I, dan menjadi 9 siswa (28,13%) pada siklus II. Sedangkan jumlah rata-rata atau mean menunjukkan peningkatan dari 2,50 pada pra tindakan, menjadi 2,84 pada siklus I, dan menjadi 3,13 pada siklus II. Sedangkan sikap siswa yang diperoleh dari hasil pengisian angket yang menyatakan tidak senang mengalami penurunan dari 5 siswa (15,63%) pada pra tindakan menjadi tidak ada (0) pada siklus I dan siklus II. Siswa yang menunjukkan kurang senang ada penurunan dari 13 siswa (40,63%) pada pra tindakan menjadi 10 siswa (31,25%) pada siklus I dan menjadi 3 siswa (9,38%) pada siklus II. Siswa yang menyatakan senang mengalami kenaikan dari 12 siswa (37,50%) pada pra tindakan menjadi 15 siswa (46,88%) pada siklus I, dan menjadi 17 siswa (53,23%) pada siklus II. Siswa yang menyatakan sangat senang mengalami kenaikan dari 2 siswa (6,25%) pada pra tindakan menjadi 7 siswa (21,88%) pada siklus I, dan menjadi 12 siswa (37,50%) pada siklus II. Jumlah rata-rata atau mean menunjukkan kenaikkan dari

88 2,34 pada pra tindakan menjadi 2,91 pada siklus I, dan menjadi 3,28 (82%) pada siklus II. Hasil evaluasi menunjukkan terdapat kenaikkan yang tuntas belajar dari 17 siswa (53,13%) pada pra tindakan menjadi 22 siswa (68,75%) pada siklus I, dan menjadi 28 siswa (87,50%) pada siklus II. Sedangkan yang belum tuntas belajar mengalami penurunan dari 15 siswa (46,88%) pada pra tindakan menjadi 10 siswa (31,25%) pada siklus I, dan menjadi 4 siswa (12,50%) pada siklus II. iv Berdasarkan hasil analisis penelitian sebagaimana dijelaskan di atas, maka hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa jika metode Tatas digunakan dalam pembelajaran PKn, maka motivasi belajar siswa kelas IX-A SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung akan meningkat dapat diterima.

89 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .. LEMBAR PERSETUJUAN . i ii iii iv vi viii x xii

KATA PENGANTAR ABSTRAK .. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR .. DAFTAR LAMPIRAN .. BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1 B. Rumusan Masalah 4 C. Tujuan Penelitian .. 4 D. Hipotesis Penelitian .5 E. Manfaat Penelitian . 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar . 6 B. Metode Mengajar .. C. Pelajaran PKn 17 26

D. Pengaruh Metode Tatas Terhadap Motivasi Belajar . 29 vi

90 BAB III METODE PENELITIAN A. Latar Penelitian 31 B. Persiapan Penelitian 31 C. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan 32 D. Refleksi .. 33 E. Instrumen Penelitian . 33 F. Teknik Analisis Data 37 37

G. Penyiapan Partisipan . BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

39

A. Hasil Penelitian . 51 B. Pembahasan Keseluruhan . BAB V PENUTUP 56

A. Simpulan .. 58 B. Saran-saran . 60 DAFTAR RUJUKAN

91

vii DAFTAR TABEL Halaman 35 Tabel 3.1 : Klasifikasi Penilaian Kemandirian Belajar Siswa Tabel 3.2 : Klasifikasi Penilaian Sikap Siswa .. Tabel 4.1 : Rekapitulasi Angket Kemandirian Belajar Pada Pra Tindakan . Tabel 4.2 : Rekapitulasi Hasil Angket Sikap Siswa Pada Pra Tindakan Tabel 4.3 : Rangkumann Rencana Pelaksanaan Siklus I .. Tabel 4.4 : Rekapitulasi Angket Kemandirian Belajar Siklus I . Tabel 4.5 : Rekapitulasi Hasil Angket Sikap Siswa Siklus I . Tabel 4.6 : Rangkumann Rencana Pelaksanaan Siklus II ...... 36 39 40 41 44 45 47

49 Tabel 4.7 : Rekapitulasi Angket Kemandirian Belajar Siklus II .. Tabel 4.8 : Rekapitulasi Hasil Angket Sikap Siswa Siklus II .. Tabel 4.9 : Perbandingan Kemandirian Belajar Siswa Tabel 4.10 : Perbandingan Hasil Angket Sikap Siswa .. Tabel 4.11: Perbandingan Hasil Evaluasi . 50 52 53 54

92

viii DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 : Situasi Yang Termotivasi . 8

93 ix DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 : Angket Kemandirian Belajar Siswa Lampiran 2 : Angket Sikap Siswa .. 61 62

63 Lampiran 3 : Rekapitulasi Hasil Kuesioner Kemandirian Belajar Lampiran 4 : Rekapitulasi Hasil Angket Sikap Siswa Lampiran 5 : Hasil Evaluasi Pada Pra Tindakan ... 64 65

66 Lampiran 6 : Rekapitulasi Kuesioner Kemandirian Belajar Siklus I . 67 Lampiran 7 : Rekapitulasi Hasil Angket Sikap Siswa Siklus I .. Lampiran 8: Hasil Evaluasi Siklus I .. 68

69 Lampiran 9 : Rekapitulasi Kuesioner Kemandirian Belajar Siklus II . Lampiran 10 : Rekapitulasi Hasil Angket Sikap Siswa Siklus II Lampiran 11 : Hasil Evaluasi Siklus II ... 70 71

Anda mungkin juga menyukai