Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara fundamental Dollar dan Miller (Loree, 1970; 136)

menegaskan bahwa keefektifan belajar dipengaruhi oleh empat hal, yaitu; a).

Adanya motivasi (drives), siswa harus menghendaki sesuatu (the learner

must want something), b). Adanya perhatian dan mengetahui sasaran (Cue),

siswa harus memerhatikan sesuatu (the learner must notice something), c).

Adanya usaha (response), siswa harus melakukan sesuatu (the learner

must do something), d). Adanya evaluasi dan pemantapan hasil

(reinforcement) siswa harus memperoleh sesuatu (the learner must get

something).

Dari ke empat hal yang perlu dipahami secara mendalam untuk melihat

keefektifan belajar yaitu motivasi, kita tahu bahwa motivasi merupakan

dorongan dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan

suatu tindakan atau perbuatan. Motivasi bukan sesuatu yang dapat dilihat

dengan jelas dan nyata, tetapi hanya dapat disimpulkan karena ada sesuatu

hal yang dapat diamati, seperti yang dijelaskan oleh Gunarsa (2002: 42)

yang menyatakan: “Prestasi seseorang dapat meningkatkan motivasi karena

adanya dorongan yang kuat dalam diri seseorang. Dorongan yang tersebut

hanya dapat diamati melalui kinerja yang ditampilkan orang tersebut”.

Motivasi sangat diperlukan diberbagai bidang dan aspek kehidupan,


termasuk dalam pendidikan, diantaranya Pendidikan Jasmani.

Motivasi adalah proses aktualisasi energi psikologis yang dapat

menggerakkan individu untuk beraktivitas, sekaligus menjamin

kerberhasilan aktivitas tersebut, dan juga menentukan arah aktivitas terhadap

pencapaian tujuan. Demikian juga dalam aktivitas proses belajar

keterampilan gerak dan penampilan olahraga, motivasi menjadi determinan

utama untuk mencapai keberhasilan proses tersebut.

Motivasi sebagai proses psikologi adalah refleksi kekuatan interaksi

antara kognisi, pengalaman, dan kebutuhan dalam Pendidikan Jasmani dan

Olahraga. Tidak akan ada prestasi tanpa motivasi karena prestasi adalah

perpaduan antara latihan keterampilan dengan motivasi. Maka dari itu

motivasi menjadi salah satu faktor penting untuk pembelajaran dan

Pendidikan Jasmani.

Permasalahan pembelajaran PJOK yang terkait dengan motivasi

pembelajaran pendidikan jasmani, khususnya pada siswa masih bervariasi.

Mulai dari yang memiliki motivasi rendah sampai dengan yang memiliki

motivasi tinggi. Bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi diyakini

dapat memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi. Namun permasalahannya

bagi siswa yang memiliki motivasi rendah yang masih mendominasi

jumlahnya. Masih dominannya jumlah siswa yang memiliki motivasi rendah

ini ditandai oleh beberapa hal seperti : (1) Keterlibatan siswa dalam

pembelajaran yang rendah baik secara individu maupun kelompok. (2)

Tidak ikut aktif dalam pembelajaran PJOK dan cenderung tidak semangat
dalam pembelajaran. (3) Siswa yang rendah motivasi belajarnya cenderung

tidak memperhatikan atau tidak merespon, dan tidak melaksanakan perintah

dari guru.

Kondisi di sekolah SMAN 1 Jalancagak saat ini merupakan kondisi

belajar pasca pandemi, yang dimana sekolah melaksanakan pembelajaran

transisi dari masa pandemi menuju pasca pandemi atau new normal. Di

sekolah SMAN 1 Jalancagak pelaksanaan pembelajaran kelas dilaksanakan

3 jam pelajaran selama 1 hari dalam seminggu. Rentang waktunya dari

pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 15.30 WIB atau 10 jam pelajaran.

Hal ini menyebabkan siswa cenderung rendah motivasi belajarnya karena

banyaknya jam pelajaran dan juga penempatan jam pada mata pelajarannya

dan juga transisi pasca pandemi covid 19 yang membuat siswa kurang

termotivasi dan masih banyak yang mengeluhkan pembelajaran PJOK

tersebut. Hal ini disebabkan karena siswa telah nyaman dengan

pembelajaran daring dan perlu adaptasi lagi dengan pembelajaran luring di

kelas atau di lapangan.

Hal-hal yang diduga menjadi penyebab rendahnya motivasi belajar ini

diantara: (1) Jam pembelajaran (2) Metoda mengajar yang kurang tepat dari

guru. (3) Materi pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa. (4) Tidak

jelasnya tujuan belajar siswa yang di sampaikan guru.

Beberapa solusi yang dapat dikembangkan oleh guru untuk dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa adalah penerapan pendekatan, model,

metode, dan teknik pembelajaran yang tepat. Subroto mengungkapkan


dalam asas motivasi belajar (2012, hlm 15) “Mengadakan kegiatan belajar-

mengajar yang bervariasi, tidak monoton sehingga para siswa tidak menjadi

bosan mengikuti proses pembelajarannya”. Menurut Hanafiah dan Suhana

(2012, hlm 41) “Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan

dalam rangka mensiasati perubahan perilaku peserta didik”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Belum diketahui motivasi siswa SMA terhadap pembelajaran PJOK

C. Rumusan Masalah

Bertolak dari uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan

diatas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan penelitian skripsi

sebagai berikut:

1. Bagaimana motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan?

D. Batasan Masalah

Batasan masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Ruang lingkup penelitian ini hanya ditekankan pada survei motivasi

terhadap siswa SMA.

2. Populasi sampel yang menjadi objek ini adalah satu kelas pada masing-

masing kelas X, XI, XII di SMAN 1 Jalancagak.


3. Sarana dan prasarana penelitian ini dirancang sesuai dengan kebutuhan

penelitian yang diperlukan saja.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai bertolak dari latar belakang dan perumusan

masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar siswa dalam mengikuti

pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Penulis

berharap semoga hasil penelitian penulis dapat berguna sebagai berikut:

1. Diharapkan dapat dijadikan bahan referensi untuk peneliti selanjutnya.

2. Sebagai suatu studi banding antara teori-teori yang pernah didapatkan

dibangku kuliah serta literatur lainnya dengan praktek sesungguhnya

yang terjadi dilapangan.

3. Sebagai bahan pengayaan dalam proses belajar mengajar khususnya

dalam mata pelajaran Penjas.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Hakikat Survei

Penelitian survei merupakan penyelidikan untuk memperoleh fakta-

fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara

faktual dari suatu kelompok atau suatau individu. Penelitian survei

adalah salah satu pendekatan penelitian yang pada umumnya digunakan

untuk pengumpulan data yang luas dan juga banyak. Penelitian ini

dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi datanya dari sampel

yang diambil dari populasi tersebut.

Menurut Sugiyono (2018) Survei adalah metode penelitian kuantitaif

dimana metode kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitaian yang

berlandaskan pada sifat positivisme yang digunakan untuk mendapatkan

data yang terjadi pada masa lampau atau saat ini, tentang keyakinan,

pendapat, karakteristik, perilaku hubungan variable dan untuk menguji

beberapa hipotesis tentang variable sosiologi dan psikologis dari sampel

yang diambil dari populasi tertentu, Teknik pengumpulan data dengan

pengamatan kuesioner (angket).

Pendekatan penelitian survei adalah mengumpulkan data sebanyak-

banyaknya tentang faktor-faktor yang merupakan pendukung terhadap

kualitas kesegaran jasmani dari objek yang ingin diteliti. Kemudian


menganalisis faktor-faktor tersebut untuk dicari peranannya. Faktor-

faktor yang dapat dijadikan sebagai focus perhatian terhadap

terbentuknya kualitas yang lebih baik. Proses pelaksanaan survei

dikatakan sistematis apabila sebelum pelaksanaan sudah diketahui: siapa

pelaksananya survei, dimana pelaksanannya, kapan pelaksananya, berpa

lama waktu yang dibutuhkan, apa saja yang diamati dalam pelaksanaan

survei, instrument apa yang digunakan, data apa yang dikumpulkan dan

bagaimana cara menyimpulkan serta melaporkannya. Tujuan survei ini

dilakukan untuk memperoleh gambaran umum karakteristik dari populasi.

Penelitian survei digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk

opini dari sejumlah besar orang terhadap topik atau isu tertentu.

2. Hakikat Motivasi

Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat

memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku

manusia atau individu untuk menuju pada hal yang lebih baik untuk

dirinya sendiri. Sardiman (1986: 750) menjelaskan motivasi belajar

merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang

khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat

untuk belajar. Banyak peserta didik yang tidak berkembang dalam

belajar karena kurangnya motivasi yang dapat mendorong semangat

peserta didik dalam belajar. Martinis (2007: 219) juga berpendapat

bahwa motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri
seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah

ketrampilan, pengalaman.

Agus Suprijono (2009: 163) menjelaskan motivasi belajar adalah

proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku.

Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi,

terarah dan bertahan lama. Pendapat lain dikemukakan oleh Mc. Donald

dalam Sardiman (1986: 73) mengartikan motivasi adalah 9 perubahan

energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan

didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Hamzah (2008: 3)

menjelaskan istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan

sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan

individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati

secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya,

berupa rangsangan dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu

tingkah laku tertentu.

Oemar Hamalik (2004: 173) menjelaskan motivasi dapat berupa

dorongan-dorongan dasar atau internal dan intensif diluar individu atau

hadiah. Motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan, dan

mengontrol minat-minat. Pendapat lain mengenai motivasi juga

dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono (2009: 80) yang mengatakan

bahwa motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan

dan pengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.

Berdasarkan pengertian mengenai motivasi di atas dapat disimpulkan


bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang dimiliki seseorang

untuk melakukan sesuatu, dan juga sebagai pemberi arah dalam tingkah

lakunya, salah satunya dorongan seseorang untuk belajar.

Motivasi dapat dibedakan berdasarkan jenis-jenisnya. Ada jenis

motivasi yang terjadi karena keinginan seseorang yang ingin

mendapatkan sesuatu. Jenis motivasi lain yaitu motivasi yang yang

terjadi karena seseorang tersebut ingin mengejar target yang telah

ditentukan agar berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan. Biggs dan

Telfer dalam Sugihartono, dkk (2007: 78) menjelaskan jenis-jenis

motivasi belajar dapat dibedakan menjadi empat macam, antara lain: (1)

Motivasi instrumental;(2) Motivasi sosial, peserta didik belajar untuk

penyelenggarakan tugas;(3) Motivasi berprestasi;(4) Motivasi instrinsik.

3. Hakikat pembelajaran

Pembelajaran merupakan interaksi timbal balik antara peserta didik

dan guru dalam proses belajar mengajar yang dinamis untuk mentransfer

nilai-nilai siswa/i supaya dapat melakukan perubahan tingkah laku

maupun pengetahuan. Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam buku karya

Sagala, bahwasanya pembelajaran adalah kegiatan guru secara

terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat belajar secara

aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Lebih lanjut

warsita menjelaskan bahwa ada lima prinsip yang menjadi landasan

pengertian pembel;ajaran yaitu: pembelajaran sebagai usaha untuk

memperoleh perubahan perilaku, hasil pembelajaran ditandai dengan


perubahan perilaku secara keseluruhan, pembelajaran merupakan suatu

proses, proses pembelajaran terjadi karena adanya suatu yang

mendorong dan adanya suatu tujuan yang akan dicapai, dan

pembelajaran merupakan bentuk pengalaman.

Darsono dalam Hamdani berpendapat bahwa ciri-ciri pembelajaran

adalah sebagai berikut: pembelajaran dilakukan secara sadar dan

direncanakan dengan sistematis, pembelajaran dapat menimbulkan

perhatian dan motivasi siswa dalam belajar, pembelajaran dapat

menyediakan bahan belajar yang menarik perhatian dan menantang

siswa, pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat

dan menarik, pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang

aman dan menyenangkan bagi siswa, pembelajaran dapat membuat siswa

siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun secara psikologi,

pembelajaran menekankan keaktifan siswa, dan pembelajaran dilakukan

secara sadar dan sengaja (Gentha Ainul Qoulbi, 2020). Oleh karena itu

pembelajaran pasti mempunyai tujuan yaitu membantu siswa agar

memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu, tingkah

laku siswa bertambah, baik kuantitas maupun kualitasnya. Tingkah laku

ini meliputi pengetahuan, keterampilan dan nilai atau norma yang

berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa.

4. Hakikat Pandemi Covid-19

Sejak tercetusnya Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) pada

akhir tahun 2019 di dataran Cina, virus ini telah berhasil menginfeksi
sebanyak 210 negara di dunia, dengan jumlah terpapar mencapai

2.173.203 jiwa per tanggal 17 April 2020, dimana lebih dari 140.000

orang meninggal dunia termasuk salah satunya negara Indonesia yang

mana telah mencapai sekitar 5.516 kasus positif terinfeksi virus dan

sebanyak 520 orang meninggal dunia akibat Corona. Dari persebaran

yang massif dan cepat ini membuat berbagai negara melakukan

terobosan kebijakan guna menyelesaikan penyebaran pandemic ini,

mulai dari penerapan lockdown hingga social separation untuk

melindungi warganya dari keganasan virus ini.

Menurut hasil penelitian yang dipublikasi, SARS-Cov 2 merupakan

virus alami dan bukan merupakan rekayasa laboratorium. Penyebarannya

yang massif dan cepat bahkan hampir di seluruhbelahan dunia membuat

banyak negara ketar-ketir melindungi warganya, karena dalam

persebaran virus ini memiliki masa inkubasi 14 hari untuk menyebarkan

ke penderita dengan tidak memiliki gejala, dan kemudian ditularkan

Kembali ke penderita lain. Di awal munculnya virus ini dianggap

disebabkan oleh hewan kelelawar namun lambat laun bergeser pada

proses pesebaran yang dilakukan melalui kontak antar individu manusia,

sehingga dalam sekejap wabah ini telah menjadi pandemi dengan

menjangkiti lebih dari 100 negara diseluruh belahan dunia.

Selanjutnya virus ini akan menyerang seseorang dengan tingkat

imun yang rendah, sehingga banyak penderitanya merupakan orang

lanjut usia yang sudah memiliki Riwayat masalah medis bawaan seperti
diabetes, jantung maupun darah tinggi sebelumnya.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Manfaat dari penelitian yang relevan yaitu sebafgai acuan supaya

penelitian yang sedang dilakukian menjadi lebih jelas. Penelitian yang

relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

 Tri Wibowo “penelitian ini berjudul survei motivasi belajar siswa dalam

mengikuti pembelajaran jasmani, olahraga dan Kesehatan pada siswa

SMA/MA/SMK Negri krlas XI se-Kecamatan Kota Ponorogo.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam

mengikuti pembelajaran jasmani, olahraga dan Kesehatan pada siswa

SMA/MA/SMK Negeri kelas XI se-Kecamatan Kota Ponorogo”, 2017.

 Oktavian Eka Putra Kurniawan dan Hariyoko “ Penelitian ini berjudul

survei motivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran pendidikan

jasmani, olahraga dan kesehatan di Sekolah Menengah. Populasi

penelitian ini seluruh siswa SMP Negeri 5 Lumajang. Teknik

pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini adalah

observasi, wawancara dan pengisian kuesioner tentang motivasi peserta

didik”, 2020.

 Rahmiaty Padli D. “Penelitian ini berjudul survei motivasi belajar siswa

terhadap mata pelajaran pendidikan jasmani di kelas XI IPA SMA Negeri

Enrekang Kabupaten Enrekang. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan

subjek penelitian siswa di kelas XI IPA. Teknik pengumpulan data yang

digunakan untuk penelitian ini adalah menggunakan kuosioner”, 2018.


C. Kerangka Berpikir

Survei merupakan Teknik pengumpulan data yang luas dan banyak.

Motivasi merupakan suatu hal yang muncul pada diri seseorang untuk

berbuat atau berprilaku. Dan pembelajaran PJOK merupakan salah satu mata

pelajaran disekolah yang dimana mempelajari tentang Pendidikan jasmani

olahraga dan Kesehatan unntuk mendidik siswa menjadi peserta didik yang

sehat dan berprestasi. Dan masa pandemic membuat pembelajaran mengalali

transisi menuju pembelajaran pasca pandemic atau new normal.

Maka dari itu diperoleh kerangka berpikir yaitu survei motivasi siswa

SMA dalam pembelajaran PJOK untuk memperoleh data yaitu mengetahui

bagaimana motivasi siswa-siswa SMA dari kelas 10-12 pasca pandemic

apakah terdapat perbedaan semakin tinggi atau semakin rendah atau kah

tetap sama saja.

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

kebenarannya harus diuji secara empirik. Adapun hipotesis dalam penilitian

ini adalah: Terdapat perbedaan pada motivasi siswa SMA dikelas X XI dan

XII dalam pembelajaran PJOK pasca pandemic..


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Setting penelitian dalam penelitian ini untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan sehubungan untuk kepentingan penelitian

Tempat : SMA Negeri 1 Jalancagak

Waktu : Penelitian ini dilakukan pada tanggal/bulan/tahun –selesai.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini diambil dari siswa dan siswi SMAN 1 Jalancagak

pada satu kelas masing-masing dikelas X, XI, dan XII,

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk

menggambarkan situasi atau keadaan yang sedang berlangsung, penelitian

dilakukan untuk mengetahui bagaimana motivasi siswa dalam melaksanakan

pembelajaran PJOK.

Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi

dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Pada suatu konteks khusus yang alamiah
dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Simpulan tersebut

sebagian telah memberikan gambaran tentang adanya kekhasan penelitian

kualitatif (Moeleong, 2007:6).

Terdapat beberapa desain penelitian survei diantaranya desain pembagian

silang atau cross sectional dan desain survei berkepanjangan atau

longitudinal survei (Widodo. 2008).

Desain yang akan digunakan pada penelitian ini adalah penelitian silang

atau cross sectional digunakan untuk mengetahui isu-isu yang bersifat

temporer melalui pengumpulan data yang dilakukan satu kali saja, desain

penelitian survei jenis ini paling banyak digunakan oleh peneliti.

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan instrumentasi dalam penelitian survei, instrument penelitian

yang digunakan yaitu kuesioner, pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner

bisa berbentuk pertanyaan tertutup sehingga responden tinggal memilih

jawaban yang telah disediakan atau pertanyaan terbuka untuk mengeksplorasi

jawaban responden.

Berdasarkan rentang waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan survei

yaitu survei cross sectional, mengumpulkan informasi dari responden dalam

satu periode waktu. Survei cross sectional ini menggunakan kuesioner untuk

bertanya tentang topik motivasi siswa dalam pembelajaran PJOK.


Adapun jenis metode penelitian survei adalah metode deskriptif, metode

ini dilakukan untuk melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial tertentu

kemudian dijelaskan secara deskriptif atau naratif.

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Kuisioner atau angket adalah alat pengambilan data yang disusun oleh

peneliti dalam bentuk tertulis. Di dalamya terdapat seperangkat pertanyaan

dan atau pernyataan dan atau isian yang harus dijawab oleh responden di situ

juga (dalam kuesioner). Jawaban bisa sifatnya tertutup (alternatif jawabannya

disediakan oleh peneliti), terbuka (responden secara bebas menuliskan

jawabannya), atau campuran (tetutup dan terbuka).


DAFTAR PUSTAKA

Gentha Ainul Qoulbi, A. (2020). PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PJOK DI

KELAS XII SMA NEGERI 1 BATU SANGKAR DILIHAT DARI

SUDUT PERENCANAAN, PROSES DAN EVALUASI. Jurnal Patriot

Volume 2 Nomor 1.

Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

Grafindo.

Dimiyanti dan Mudjiono. 2009. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

B. Uno, Hamzah. 2006.Teori Motivasi dan pengukurannya Analisis Di Bidang

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: R&D.

Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

Grafindo.

Choirunnisa, Sulistya. 2020. Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) Dalam

Perspektif Filsafat Ilmu. Jurnal Ilmu Hukum dan Humaniora Vol. 7 N0. 3.

https://www.kompasiana.com/solihin6353/5e7e23f3d541df7dbc269ea2/hakikat-

pembelajaran#:~:text=Pada%20hakikatnya%20pembelajaran%20merupakan

%20interaksi,cita%2Dcita%20yang%20ingin%20dicapai.

https://ojs.fkip.ummetro.ac.id/index.php/ekonomi/article/view/144

Anda mungkin juga menyukai