PENDAHULUAN
daya manusia yang kompetitif dan berkualitas. Peran pendidikan sangat penting
untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Oleh
kesempatan kepada semua warga negara yang memenuhi persyaratan tertentu agar
menjadi warga belajar atau peserta didik tanpa membedakan status sosial,
ekonomi, agama, suku bangsa, dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan UUD 1945
Pasal 31 ayat (1) berbunyi: “Tiap – tiap warga negara berhak mendapatkan
dan perguruan tinggi.Oleh sebab itu kualitas pembelajaran di sekolah dasar harus
terlepas dari motivasi siswa dan kreativitas guru dalam menyajikan materi
pelajaran. Melalui berbagai metode, alat, bahan dan model pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal (A. Yuli dan Sunarni: 2015).
1
Pelajaran IPA adalah interaksi antara komponen–komponen pembelajaran
kompetensi yang telah ditetapkan. Pelajaran IPA merupakan rumpun ilmu, yang
baik berupa kenyataan atau kejadian, dan hubungan sebab akibatnya. Unsur utama
IPA meliputi, sikap, proses dan aplikasi. Proses pembelajaran IPA dipengaruhi
oleh (1) masukan peserta didik, (2) masukan instrumental, kurikulum, guru,
metode, dan medi a, (3) masukaan sosial dan alamia. Dengan cara penyelidikan
IPA meliputi observasi, eksperimen, matematika, objek atau bidang kajian IPA,
beberapa permasalahan yang berakitan motivasi dan hasil belajar siswa khusunya
pada mata pelajaran IPA. Permasalahan yang ditemukan diantaraya siswa tidak
antusias serta kurang tertarik untuk mengikuti pembelajaran dan pasif hal ini
disebabkan karena pada saat proses belajar mengajar berlangsung siswa kurang
sehinngga siswa kurang antusias dan tidak mempunyai kemauan untuk mengikuti
pelajaran. Hal ini akan berdamapak pada hasil belajar siswa yang menyebabkan
siswapun kurang Selain itu ada beberapa siswa yang takut bertanya langsung
kepada guru jika ada suatu hal yang belum mereka mangerti dan pahami. Jika hal
Berdasarkan data yang didapat dari guru kelas IV bahwa hasil belajar dan
motivasi IPA di kelas IV SD YPK Tanas Merauke dari 6 siswa hanya 2 orang
2
siswa yang tuntas dan 19 orang siswa belum tuntas karna memperoleh nilai
kurang dari 60, sedangkan nilai KKM untuk pelajaran IPA adalah 60. Melihat
kondisi ini penulis tertarik untuk melakukan penilitian tindakan kelas dengan
Salah satu model pemeblajaran yang ingin digunnkan dalam penelitian ini
imajinatif membentuk dan melempar bola salju (Komalasari 2010: 67). Dengan
pemebelajaran lebih menarik pehatian siswa akan tertarik dan temotivasi untuk
merupakan suatu cara penyajian bahan pelajaran yang dapat mengali potensi
B. Rumusan Masalah
dapat meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Materi sifat benda Pada
3
C. Tujuan Penelitian
Throwing dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA materi sifat benda
D. Manfaat penelitian
mata pelajaran yang ada serta dapat membantu penulis dalam proses
2. Bagi siswa (subjek penelitian) dengan pelaksanan PTK ini siswa dapat
3. Bagi guru dengan pelaksanaan dan pelaporan PTK ini, para guru dapat
hasil belajar para siswa sebagai ketuntasan dari materi yang telah
mengajarnya.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Motivasi Belajar
a. Motivasi
ivasi untuk mengurangi serta memenuhi dorongan diri sendiri, sehingga dapat
bertindak dan berbuat menurut cara-cara tertentu yang akan membawa ke arah
adalah konsep ringkasan yang kita gunakan untuk menjelaskan pola perilaku
mencapai tujuan tertentu dan membuat individu tetap tertarik dalam kegiatan
tertentu.
Menurut Uno (2011: 43), arti motivasi adalah dorongan internal dan
eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya; hasrat dan
5
motivasi adalah sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu
Menurut Anwar (2013 : 89), definisi motivasi adalah suatu kondisi yang
dalam diri seseorang yang mendorong untuk mencapai cita-cita dan harapan
motivasi adalah suatu dorongan/ kondisi dari dalam maupun luar individu yang
b. Belajar
Proses belajar terjadi melalui banyak cara, baik disengaja maupun tidak
dilakuakan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan
6
Anthony Robbins (Tirianto, 2011:15) mendifinisikan belajar sebagai
(pengetahuan) yang baru. Dari definisi ini dimensi belajar memuat beberapa
unsur, yaitu: (1) Penciptaan hubungan, (2) sesuatu hal (pengetahuan) yang
pengalaman.
c. Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah suatu dorongan/ kondisi dari dalam maupun luar
daya pengereak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga
tujun yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Selain itu
sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri sesorang ke dalam
bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Pendapat lain juga di
7
ungkapakan oleh Damanyati (2009:85) pentingnya motivasi belajar adalah
sebagai berikut
yang berkesinambungan
2. Hasil Belajar
Hasil belajar sangat erat kaitannya dengan belajar. Hasil belajar tidak
dapat diperoleh tanpa belajar. Kegunaan yang diperoleh dari belajar disebut
kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil tertentu
8
Menurut Sudjana (2010: 12) hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh
siswa yang telah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil pada dasarnya
melakukan usaha tertentu. Dalam hal ini hasil belajar yang dicapai siswa dalam
hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahuisejauh mana
seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Menurut Hamalik (2001: 30)
laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak
seorang terhadap hasil belajar atau kemajuan belajarnya adalah hal yang penting,
65) hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seorang siswa setelah ia
9
Secara umum, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh seseorang
dalam bentuk nilai atau angka. Untuk mendapatkan hasil belajar bisa dilakukan
dengan cara tes maupun non tes, bisa melalui ulangan, tugas dan sebagainya.
Snowball Throwing adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa
kelompok dipilih ketua kelompoknya untuk mendapat tugas dari guru kemudian
terakhir secara klasikal untuk mendapatkan pandangan dari seluruh siswa atau
siswa di kelas.
10
membangun maupun menciptakan suatu pengetahuan. Menciptakan suatu
pengetahuan dapat dilakukan dengan cara mencoba memberikan arti atau makna
secara berkelompok dan memiliki ketua kelompok untuk mendapat tugas dari
guru, kemudian setiap kelompok membuat pertanyaan dan akan dilempar pada
untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyakut materi yang
5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan
11
7. Evaluasi
8. Penutup
pengetahuan.
penjelasan dari teman sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru
dengan baik.
6. Dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya kepada teman atau
guru
12
8. Siswa akan memahami makan tangung jawab dan siswa akan lebih
4. Materi
Sifat-sifat Benda
cair dan gas, (buku paket guru SD ,2019 : 81). Berikut ini merupakan
penjelasannya.
a. Benda Padat
wadahnya.
13
b. Benda Cair
c. Benda Gas
1. Bentuk benda gas tidak tetap karena mengisi seluruh ruangan yang
ditempatinya.
14
B. Penelitian Yang Relevan
Satya Wacana, Salah Tiga, pada tahun 2017. Skripsi Penerapan Model
pada tiap siklus. Pada siklus I siswa memperoleh nilai rata-rata 64 dengan
sebesar 87%.
15
C. Kerangka Berpikir
IPA. Dampak yang timbulkan adalah berkurangnya motivasi dan semangat siswa
dalam pembelajaran IPA yang kemudian berdampak terhadap hasil belajar siswa
yang rendah. Guru menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Hal ini dikarenakan guru memiliki peranan penting sebagai
hasil pengajaran.
Hasil belajar yang baik dapat diwujudkan jika siswa memiliki motivasi
melalui penggunaan metode dan media bantu yang menarik perhatian siswa.
Penggunaan model Snowball throwing dapat menjadi salah satu wujud penerapan
kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa. Penerapan model Snowball
Dengan model Snowball Throwing yang sesuai dengan materi, siswa lebih
pengetahuan siswa, semakin baik peran yang dimainkan, maka siswa akan lebih
16
memahami materi yang sedang dipelajari sehingga hasil belajar yang dipeoleh
akan semakin baik pula. Hasil belajar IPA siswa kelas IV tersebut diukur
penerapan metode ini selain mampu menambah motivasi siswa yang akhirnya
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, maka kerangka pikir dalam penelitian ini
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penilitian ini adalah PTK dengan menggunakan dua bentuk desain
penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart, yang terdiri dari
2011:93).
Perencanaa
n
18
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah semua siswa kelas IV SD YPK
D. Prosedur Penelitian
Siklus 1
1. Perencanaan
Throwing.
2. Tindakan
19
3. Pengamatan
4. Refleksi
tindakan baru yang diduga lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar
1. Intrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrument penelitian yang digunakan peneliti adalah lembar
observasi, lembar kerja siswa (LKS), dan lembar evaluasi. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data hasil belajar siswa. Selain data
hasil belajar siswa, juga dikumpulkan data hasil observasi berupa data aktivitas
siswa dan guru serta respon siswa selama proses belajar-mengajar berlangsung.
20
a. Lembar tes (pengetahuan )
Lembar tes ini dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung yang
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda tes ini digunakan
b. Lembar Observasi
observasi yang telah dibuat peneliti, kemudian observer yang mengamati sikap
penilaian hasil belajar pada kompetensi yakni lembar observasi aktivitas siswa
dan guru
rencana.
memenuhi aktivitas fisik yang dilakukan oleh guru selama proses mengajar
21
c. Angket Respon Siswa
kuesioner untuk mengetahui sejauh mana motivasi belajar siswa dalam proses
pembelajaran
adalah:
a. Tes
Tes berupa data hasil tes setiap akhir siklus yaitu soal pilihan ganda
Ketuntas Kriteri
an` a
22
70-100 Sangat
baik
65-80 Baik
55-60 Cukup
40-59 Kurang
proses pembelajaran. Begitu juga pada akhir siklus I dan siklus II peneliti
peneliti
bintang semakin kecil menandakan sangat tidak setuju ( ). Hal ini peneliti
jawaban. Pilihan jawaban tetap mengacu pada skala Likert yang terdapat
23
dalam Arifin (2015 :161). Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap
pernyataan negatif.
24
Ketentuan skor dalam skala Liker dapat dilihat pada tabel.
Pilihan F Unfav
Jawaban avorable orable
(item (item
positif) negatif)
Sangat 4 1
Setuju
Setuju 3 2
Tidak 2 3
Setuju
Sangat 1 4
tidak Setuju
mendapat niai 2, dan sangat tidak setuju ( ) mendapat nilai 1. Sementara itu
untuk item negative (unfavorable), siswa yang memilih jawaban sengat setuju ( )
25
Tabel 3.4 Kisi-kisi Motivasi Belajar Siswa
V Indikator N F U J
aria o o av nf u
bel m or av m
o ab or l
r el a a
S be h
o l
a
l
Adanya
hasrat
1 dan 1 1 2 2
keinginan ,2
Mo Berhasil
tivasi
Adanya
dorongan
2dan 3 3 4 2
kebutuhan , 4
dalam
Belajar
Adanya
harapan
3 dan cita- 5 5 6 2
cita ,6
masa
depan
Adanya
4 Pengharga 7 7 - 2
an ,8 ,8
dalam
belajar
Adanya
kegiatan
5 yang 9 1 9 2
menarik , 10 0
dalam
belajar
Adanya
Lingkunga
n
belajar
yamg
kondusif,
26
6 Sehingga 1 1 1 2
1, 12 2 1
Memungki
nkan
siswa
dapat
belajar
dengan
Baik
belajar siswa.
27
S
N Pernyataan kor
o.
28
gambar
1 Saya sangat antuisias dan tertarik
0. untuk mengikuti pemeblajaran yang berkaitan
dengan model pemblajaran snowball throwing
F Adanya lingkungan belajar kondusif
1 Saya mengobrol dengan teman
1. sebelah ketika guru menjelaskan sehingga
suasana kelas menjadi gaduh
1 Saya menyukai situasi kelas yang
2. bersih sehingg fokus dalam Belajar
TOTAL
Keterangan :
: Sangat TidakSetuju
: Tidak Setuju
: Setuju
: Sangat Setuju
kuesioner ini menggunakan skala sikap yang mengacu pada skala likert untuk
29
Tabel 3.6 Pedoman Penskoran Kuesioner Siswa
Pilihan Jawaban S
kor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
melihat sejauh mana motivasi belajar Siswa yang dapat diukur sangat
lebih simpel. Berikut tabel yang telah dimodifikasi oleh peneliti mengenai
30
Tabel 3.8 Kategori Penskoran Motivasi Siswa
siswa setelah proses belajar mengajar setiap siklus dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap putaran siklus.
untuk menilai tes formatif. Peneliti melakukan penjumlahan nilai tes formatif
dilakukan dengan hasil yang dicapai setiap siswa dihitung dengan persentase
R
S= X 100
N
Keterangan:
N= Skor maksimum
31
b. Menghitung nilai rata-rata siswa
berikut:
∑X
N
∑N
Keterangan:
N = Rata-Rata
∑X= Jumlah nilai
∑N =Jumlah siswa
secara klasikal. Seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor
65, dan kelas tersebut tuntas belajar bila dikelas tersebut 80% yang telah
rumus yaitu:Y =
∑ siswa yang tuntas belajar X 100 %
∑ jumlah siswa
Keterangan:
sebagai berikut:
32
∑x
N¿ x 100
∑n
N= Nilai Rata-Rata
∑X = Jumlah Nilai
∑n = Jumlah Aspek
1. Nilai motivasi
sebagai berikut:
dibawah ini
81-100 Sangat
Tinggi
66-80 Tinggi
56-65 Cukup
46-55 Rendah
0-45 Sangat
Rendah
(Sumber: adaptasi dari kemedikbud 2013:7)
berikut:
33
siswa yang mencapai kategori dengan baik
P= x 100 %
⅀ siswa
34
G. Indikator Keberhasilan
berikut :
1. Siswa memiliki motivasi belajar dengan kategori baik yaitu persentase 85%
35
BAB IV
A. Hasil Penelitian
jumlah siswa sebanyak 6 siswa yang terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 3
dengan jadwal yang telah disepakati oleh peneliti dan guru. Jadwal
P
S Hari/
ertemua Jam Materi Pembelajaran Keterangan
iklus Tanggal
n
1. kamis, 07.30
1 Wujud
– bendamenggunaan model
oktober 08.45 padat,cair dan pembelajaran Snowball
2020 WIT gas throwing
2. Senin, 5 Bentuk bendamenggunaan Model
07.30 –
0ktober padat tetap, tidak pembelajaran Snowball
08.45
2020 mengikuti bentuk throwing
WIT
wadahnya.
I 3. Kamis, 8 07.30 – Tes menggunakan lembar LKS
0ktober 2020 08.45 Tes Siklus I
WIT
4. Senin, 12 Refleksi bersama guru wali
09.00-
0ktober 2020 kelas untuk membahas
09.15 Refleksi Siklus I
kekurangan dalam
WIT
pembelajaran pada siklus 1
1. Kamis, 15
07.0 08.45 Benda yang menggunaan Model
oktober WIT dapat melarutkan pembelajaran snowball
2020 benda lain throwing
36
2. Senin, 19
07.30 Perubahan
– wujudmenggunaan Model
Oktober 08.45 benda pembelajaran Snowball
II 2019 WIT throwing
3. Kamis, 22 07.30 – Tes menggunakan LKS
Oktober 2020 08.45 Tes Siklus II
WIT
4. Senin, 26 Refleksi bersama guru wali
Oktober 202008.00 - kelas untuk membahas
Refleksi Siklus II
selesai kekurangan dalam
pembelajaran siklus II
1.Siklus I
Oktoberber 2020.
a. Perencanaan Siklus I
Aktivitas Guru (LOAG) dan Lembar Tes Evaluasi Siklus I dan lembar.
b. Pelaksanaan Siklus I
37
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 1 oktober 2020 di
guru masuk ruangan serta beberapa kegiatan rutin siswa untuk berdo’a
dan memancing nalar siswa. Pada tahap kegiatan inti ini, peneliti
menyiapkan media gamabar yang berisi materi serta gambar wujud benda
padat, cair dan gas yang akan ditunjukkan pada siswa didepan kelas,
throwing membagi bola yang suda di sediakan oleh peneliti setiap siswa
38
mendapatkan 1 bola,setela itu siswa di beri tugas untuk pada setiap
Soal yang telah dikerjakan oleh siswa pada LKS, selanjutnya peneliti
pertanyaan dari soal yang diberikan. Siswa yang ditunjuk maju ada yang
percaya diri menjelaskan dan ada yang masih malu dan ragu dengan
hasilnya. Tahap akhir dari pertemuan pertama adalah penutup yang terdiri
kelompok yang berani maju kedepan kelas dengan hasil kerjanya, dan
memberi semangat pada kelompok yang belum berani maju kedepan kelas
pertanyaan yang diberikan oleh guru. Namun, pada saat guru memberikan
39
penjelasan mengenai bagiang-bagian tumbuhan semua siswa mendengar
snowball throwing. Hasil observasi oleh observer bahwa masih ada siswa
meminta beberapa siswa untuk maju kedepan kelas untuk menunjukan dan
evaluasi dengan lembaran tes evaluasi. Guru memberikan soal tes evaluasi
siswa.
40
Berdasarkan persentase pencapaian kelas IV SD YPK Tanas pada
Sebanyak 3 siswa (50%) dari 6 siswa masih belum mencapai KKM yang
ditentukan. Penelitian ini dikatakan berhasil dan siklus akan berakhir jika
hasil tes dengan tingkat pencapaian cukup baik, baik, dan sangat baik.
mencapai ≥60%.
Hasil tes sudah dilaksanakan tindakan pada siklus I, sudah ada 3 siswa
yang masih mencapai tingkat pencapaian kurang sebanyak 3siswa (50%). Hasil
belajar siswa dapat dilihat pada tabel taraf keberhasilan belajar siswa berikut
Untuk lebih jelasnya dapat pula dilihat pada diagram 4.1 ketuntasan
klasikal dibawah ini:
41
Ketuntasan Klasikal Siklus I
60%
50%
40% Tuntas
Column1
30%
20%
10%
0%
Tidak Tuntas Tuntas
jika aktivitas siswa dilakukan lebih dari aktivitas yang tidak dilakukan.
42
Hasil persentasi Aktivitas Siswa Siklus 1
100.%
90.%
80.%
70.%
60.% Column1
Pertemuan 2
50.%
40.%
30.%
20.%
10.%
0.%
Pertemuan 1 Pertemuan 2
pertama adalah sebesar (40) 67% ddengan kategori “Baik”. kemudian naik
43
Diagram berikut memeperlihatkan secara jelas meningkatnya aktivitas
berikut
44
Hasil motivasi Siswa Siklus 1
100%
90%
80%
70% 0.66 0.66
60% Column1
Pertmuan 2
50%
40%
30%
20%
10%
0%
pertemuan 1 Pertmuan 2
sifat benda, sehingga siswa lebih percaya diri untuk menjawab pertanyaan
45
Berdasarkan hasil tes siklus I menunjukkan nilai yang didapat oleh
berikut:
c). Melakuakan pendekatan kepada siswa yang dirasa kurang atau belum
snoball throwing.
Rencana
Permasalahn Perbaikan
Perbaikan
46
bertanya tentang mengerjakan tugas
materi yang belum dan memberi
dipahami. pemahaman jika
c).Melakuakan belum paham.
pendekatan kepada
siswa yang dirasa
kurang atau belum
mampu memahami
materi tentang
sifat-sifat benda
menggunakan
model snoball
throwing.
mengerjakan soal
LKS
47
2. Siklus II
a. Perncanaan Siklus II
oktober 2020
48
Pelaksanaan pembelajarann dilakukan tiga kali pertemuan dan dibahas
kedalam kelas dengan beberapa kegiatan rutin siswa antara lain, berdoa
yang dipimpin oleh salah satu siswa, absensi kehadiran yang dilakukan
menjelaskan tentang benda yang dapat melarutkan benda lain yang harus
di ketahui oleh siswa, pada refleksi siklus I terdapa 3 siswa yang belum
49
pada setiap kelompok dan di kerjakan bersama kelompoknya masing-
masing.
soalnya.
kesempatan bagi siswa yang mau bertanya tentang materi, peneliti menutup
Pada siklus ini juga terlihat siswa yang pada siklus I mendapat nilai tinggi/
tuntas namun pada siklus II mendapat rendah. Hal tersebut terjadi sebab pada
siklus I siswa tersebut menjiplak jawaban milik temannya, akan tetapi pada siklus
II guru lebih aktif memantau saat siswa mengerjakan soal evaluasi sehingga
50
Tahap selanjutnya kegiatan inti sesuai RPP mengunakan model
lembar kerja siswa (LKS) kepada setiap kelompok untuk mengerjakan soal
dan hasil tes menunjukan siswa sudan mencapai KKM yang di tentukan.
Dengan kata lain, tidak terdapat kendala dalam proses pembelajran pada
pembelajaran.
evaluasi dengan lembar tes evaluasi, kemudian peneliti membagi soal tes
51
langkah-langkah yang terdapat pada lembar tes. Sesuadah selesai
Hasil tes yang dilakukan pada siklus II, sebanyak 6siswa (100%) mencapai
Tanas Merauke pada tindakan siklus II, menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh
siswa telah mencapai indikator keberhasilan yaitu terdapat 6 siswa (50%) telah
mencapai ketuntasan yang sesuai dengan KKM. Meningkatnya hasil belajar siswa
pada siklus II dapat dilihat pada tabel taraf keberhasilan siswa sebagai berikut.
Persentase
Ketuntasan Klasikal Siklus II
100%
1 meningkatnya nilai
80% Series 1
60% ketuntasan hasil
40%
20% 0 belajar siswa siklus
0%
Tidak Tuntas Tuntas
II dapat dilihat pula
52
Diagram 4.4 Ketuntasan klasikal siklus II
siklus II, skor yang diperoleh meningkat menjadi 40 (67%) telah aktif
53
Diagram4.5 Persentase Aktivitas Siswa Siklus II
o muan tase
. Baik
. Baik
54
Persentase Aktivitas Guru Siklus II
100%
0.88
90% 0.83
80%
70%
Pertemuan 1
60%
Pertemuan 2
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Pertemuan 1 Pertemuan 2
40%
20%
0%
Siklus I Sikluss II
55
Diagram 4.7 Perbandingan Peningkatan Ketuntasan Klasikal
Siklus I dan Siklus II
berikut
56
Hasil motivasi Siswa Siklus 2
100% 0.95
90% 0.85
80%
70%
60% Column1
Pertmuan 2
50%
40%
30%
20%
10%
0%
pertemuan 1 Pertmuan 2
peningkatan motivasi belajar siswa sebesar 95%. Hal ini membuktikan bahwa
siswa
dalam pembelajaran, namun masih ada beberapa siswa yang belum aktif.
57
belajar sesuai yang ditetapkan, sehingga pelaksanaan siklus berakhir pada
siklus II.
Hasil observasi siklus II, di peroleh persentase nilai rata-rata yaitu dengan
Ketuntasan Klasikal mencapai lebih dari sama dengan 80% dari jumlah
penelitian ini dihentikan pada siklus II dan tidak perlu dilanjutkan kembali
A. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebanyak dua (2) siklus dengan
58
Hasil pencapaian siswa setelah dilakukan tindakan siklus I mengalami
alami pada siklus I adalah: 1) siswa masih takut atau malu untuk bertanya;
2) siswa belum percaya diri untuk aktif di depan kelas; 3) Pada saat
pelaksanaan tes evaluasi terdapat siswa yang tidak percaya diri dengan
1) guru memotivasi siswa untuk tidak malu atau tidak takut untuk
yang benar-benar dari jawaban siswa itu sendiri tanpa melihat jawaban
Kemajuan hasil belajar siswa dilakukan tindakan siklus II. Siswa kelas VA
siswa (65,71%) pada siklus I menjadi 32 siswa (91,43%), pada siklus II.
59
Meskipun masih 3 siswa yang belum mencapai ketuntasan sesuai
dengan KKM, tingkat kemajuan yang banyak yang di alami oleh siswa
60
metode ceramah harus didukung dengan metode demonstrasi berbantuan
(2016), dan Wida Hartanti (2010). Dari kedua penelitian tersebut dapat
ajaran 2018/2019.
61
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Henry. 2011. Pembelajaran Yang Kreatif dan Inovatif. Jakarta: Prestasi
Pustaka Raya.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Dengan Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
A. Yuli dan Sunarni: 2015.Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap
Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV Yapi Merauke. Jurnal FKIP 1-2
Eka, S dan Asih W. 2013. Komponen Pembelajaran IPA. Jakarta: Erlangga
Hamalik, O.2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: BumiAksara.
62
63
64
65