Anda di halaman 1dari 123

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang

tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan

aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan

dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik

minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama itu tidak

bersentuhan dengan kebutuhannya.

Apabila ada seorang siswa, misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya

dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab sebabnya. Sebab-sebab itu biasanya

bermacam macam, mungkin ia tidak senang, mungkin ia sakit, atau mungkin ia

memiliki masalah pribadi lainnya. Keadaan semacam ini perlu dilakukan daya

upaya yang dapat menemukan sebabnya dan kemudian mendorong siswa itu mau

melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, yaitu belajar. Dengan kata lain,

siswa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya. Atau

singkatnya ia perlu diberikan motivasi.

Menurut Sardiman (2011:75), motivasi diartikan sebagai serangkaian usaha

untuk menyediakan kondisi kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin

melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk

meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Dalam kegiatan belajar,

motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri

siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari

1
2

kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga

tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Dalam proses belajar yang penting adalah bagaimana menciptakan kondisi

atau suatu proses yang mengarahkan siswa itu melakukan aktivitas belajar.

Dalam hal ini peran guru sangat penting. Bagaimana guru melakukan usaha-

usaha untuk dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi agar anak didiknya

melakukan aktivitas belajar dengan baik. Sikap mental guru haruslah sangat

psikofisik, artinya, guru dalam bekerja harus siap secara mental, fisik, memahami

situasi dan kondisi serta berusaha keras mencapai target kerja.

Guru dituntut untuk memiliki motivasi yang kuat dalam melakukan

pekerjaannya agar mencapai tujuan yang sesuai dengan rencana yaitu mendidik

dan mencerdaskan siswanya. Jika guru tidak sepenuh hati dalam melaksanakan

pekerjaannya maka bagaimana ia akan mampu memotivasi siswanya untuk

belajar. Motivasi tidak hanya berlaku untuk siswa namun juga untuk guru.

Masalah belajar sering terjadi di kalangan sekolah dasar, salah satunya

seperti yang terjadi di SDIT Harapan Islami Talun Kenas. Peneliti melihat dan

mengamati langsung bagaimana kondisi belajar di sekolah tersebut. Masih

terlihat bahwa motivasi belajar siswa yang masih rendah, hal ini ditandai dengan

masih banyak siswa yang datang terlambat. Dimana pukul 07.15 bel sudah

berbunyi namun masih saja ada beberapa siswa yang datang terlambat dari batas

waktu yang telah ditetapkan. Dan sanksi yang diberikan guru kepada siswa yang

datang terlambat adalah dengan diberi hukuman berbaris lebih lama dari siswa

lainnya.
3

Masalah lain yang terjadi di dalam kelas adalah 8 dari 30 siswa tidak

mengerjakan pekerjaan rumah. Akibatnya, mereka diberi hukuman dengan

berdiri di depan kelas. Hal ini membuat siswa sudah tidak bersemangat lagi

untuk melanjutkan pelajaran karena lelah setelah dihukum. Ada juga beberapa

siswa yang terlihat asik bercerita dengan teman sebangkunya padahal sudah jelas

guru sedang menerangkan pelajaran di depan kelas. Akibatnya, mereka dimarahi

oleh guru dan kegiatan pembelajaran pun jadi terganggu. Dan ketika guru selesai

menerangkan lalu bertanya mengenai hal yang tidak dimengerti siswa, mereka

mengatakan sudah paham padahal ketika ditanya kembali meraka tidak tahu.

Disini terlihat bahwa jika siswa tidak paham akan pelajaran mereka lebih

memilih untuk diam karena takut dimarahi oleh guru jika mereka salah

menjawab.

Dari masalah yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor

penyebab rendahnya motivasi belajar siswa adalah kurangnya kemampuan guru

dalam menciptakan kondisi belajar yang aktif dan menyenangkan, dan kurangnya

pemberian penguatan (reinforcement) yang positif oleh guru, dimana guru

cenderung memberikan hukuman dan memarahi siswa jika mereka melakukan

kesalahan dan itu merupakan penguatan (reinforcement) yang bersifat negatif.

Berdasarkan faktor-faktor penyebab rendahnya motivasi belajar siswa, maka

penulis mengasumsikan bahwa pemberian reinforcement positif pada kegiatan

belajar merupakan faktor yang menarik diteliti.

Seorang guru dituntut harus mampu mengenali kepribadian siswa yang akan

dididik, menjadi panutan bagi siswanya, dan dapat memotivasi siswa ke arah

yang positif dan tentunya dengan cara yang positif. Salah satu cara yang dapat
4

dilakukan guru dalam memotivasi siswanya dalam belajar adalah dengan

memberikan Reinforcement (penguatan).

Usman (2010:80), menyatakan bahwa reinforcement adalah segala bentuk

respons, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari

modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk

memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi si penerima (siswa) atas

perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi.

Reinforcement (penguatan) yang diberikan guru saat siswa melakukan suatu

tindakan atau perilaku akan terus membekas dan dikenang oleh siswa, baik itu

penguatan yang bersifat negatif maupun penguatan yang bersifat positif. Perilaku

manusia memang berbeda antara yang satu dan yang lainnya. Perilaku itu sendiri

adalah suatu fungsi interaksi antara seorang individu dengan lingkungannya.

Dilirik dari sifatnya, perbedaan perilaku manusia itu disebabkan karena

kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan perilaku, pengalaman,

dan reaksi afektifnya yang berbeda satu sama lain.

Dalam lingkungan sekolah, tinggi rendahnya motivasi belajar siswa dapat

diamati dengan pemberian penguatan (Reinforcement). Kenyataan di lingkungan

sekolah bahwa pemberian penguatan (Reinforcement) yang sering dilakukan guru

adalah yang penguatan (Reinforcement) terhadap sifat yang negatif, sehingga

terkadang membuat siswa yang melakukan sikap positif kurang memiliki

motivasi untuk mengulangi perilaku positifnya tersebut.

Ada kebiasaan lain yang sering dilakukan seorang guru, yaitu berat sekali

untuk memuji. Seolah olah pujian adalah sesuatu yang mahal. Sudah jelas murid

melakukan suatu tindakan yang benar, tetapi berat sekali lidah guru untuk
5

mengucapkan “Bagus”, apalagi mengangkat jempolnya. Mungkinkah ini

merupakan kebiasaan yang telah membudaya? atau karena guru menganggap

bahwa dirinya yang paling benar?

Pujian merupakan salah satu bentuk penguatan (Rinforcement) yang bersifat

verbal dan sangat sederhana. Hal sederhana ini mampu membuat siswa senang

dan akan mengulangi kembali tindakan baik yang ia lakukan. Pujian juga akan

mempengaruhi semangat belajar siswa yang akan meningkatkan motivasi belajar

siswa.

Berdasarkan penjelasan di atas penulis merasa tertarik untuk meneliti

masalah tersebut khususnya berkenaan dengan pemberian reinforcement dan

motivasi belajar siswa. Penulis ingin melakukan penelitian apakah terdapat

hubungan yang signifikan antara pemberian reinforcement dengan motivasi

belajar siswa di sekolah atau tidak. Dengan demikian penulis berminat

melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Pemberian Reinforcement

Dengan Motivasi Belajar Siswa di SDIT Harapan Islami Talun Kenas,

Tahun Ajaran 2021/2022”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat

ditentukan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya motivasi belajar siswa

2. Rendahnya kemampuan guru dalam menciptakan kondisi belajar yang

aktif

3. Kurangnya pemberian penguatan (Reinforcement) yang positif dalam

proses belajar mengajar


6

4. Guru yang cenderung mengulangi pemberian penguatan (reinforcement)

negatif terhadap kesalahan siswa

1.3 Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah yang ada, maka peneliti membatasi masalah

mengenai hubungan antara Reinforcement dengan motivasi belajar siswa di

SDIT Harapan Islami Talun Kenas Tahun ajaran 2021/2022.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian ini

adalah :

1. Bagaimana bentuk pemberian Reinforcement pada siswa di SDIT Harapan

Islami Talun Kenas Tahun Ajaran 2021/2022?

2. Bagaimanakah tingkat motivasi siswa dalam belajar di SDIT Harapan

Islami Talun Kenas Tahun Ajaran 2021/2022?

3. Adakah hubungan yang signifikan antara pemberian Reinforcement

dengan motivasi belajar siswa di SDIT Harapan Islami Talun Kenas Tahun

Ajaran 2021/2022?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah :

1. Untuk menjelaskan bentuk pemberian Reinforcement pada siswa di SDIT

Harapan Islami Talun Kenas Tahun Ajaran 2021/2022

2. Untuk menjelaskan tingkat motivasi belajar siswa di SDIT Harapan Islami

Talun Kenas Tahun Ajaran 2021/2022


7

3. Untuk menjelaskan hubungan yang signifikan antara pemberian

Reinforcement dengan motivasi belajar siswa di SDIT Harapan Islami

Talun Kenas Tahun Ajaran 2021/2022

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan

praktis bagi pengembangan keilmuan, diantaranya :

1.6.1 Manfaat Teoritis

Sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan dalam rangka

penyelenggaraan pendidikan serta arti pentingnya proses belajar mengajar

yang dilaksanakan dengan perencanaan yang matang.

1.6.2 Manfaat praktis

1. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

acuan untuk meningkatkan reinforcement dengan motivasi belajar

siswa

2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan

pemikiran untuk bahan pertimbangan dan evaluasi tambahan dalam

pemeberian Reinforcement bagi peserta didik

3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran untuk bahan peningkatan motivasi belajar

bagi para peserta didik

4. Bagi para peneliti pendidikan, dapat dijadikan sebagai informasi

dan referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis

2.1.1 Motivasi Belajar

2.1.1.1 Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Wahosumidjo (B.Uno,2013:8) mengemukakan

bahwa motivasi merupakan dorongan dan kekuatan dalam diri

seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya.

Pernyataan ahli tersebut, dapat diartikan bahwa yang dimaksud tujuan

adalah sesuatu yang berada di luar diri manusia sehiingga kegiatan

manusia lebih terarah karena seseorang akan berusaha lebih semangat

dan giat dalam berbuat sesuatu.

Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang didasari

untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku

seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu

sehingga tercapai hasil atau tujuan tertentu. Seperti yang dikatakan

Mc.Donald (dalam Sardiman 2011:73) motivasi adalah perubahan

energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya

“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Sardiman (2011:73) menyatakan bahwa motivasi

menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri

manusia sehingga akan terjadi persoalan gejala kejiwaan, perasaan,

dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu

semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan.

8
9

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling

mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif

permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari penguatan

(reinforcement) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu,

Uno (2007:81)

Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong

gairah belajar individu, agar mereka mau berusaha keras dengan

memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk

tercapainya tujuan. Seperti yang dikatakan (Robins, 2007) bahwa

motivasi merupakan proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan

ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya

(http://fajariw.blogspot.co.id/2013/11/teori-motivasi-dan-contoh-

kasus.html)

Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan

bahwa motivasi belajar adalah dorongan atau penggerak yang

diterima oleh siswa baik dari luar dirinya (eksternal) maupun dari

dalam dirinya (internal) yang memberikan semangat atau kekuatan

untuk menghasilkan perubahan tingkah laku yang berlangsung secara

menetap guna tercapainya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

2.1.1.2 Macam-macam Motivasi

Dajamarah (2011:149) menyatakan bahwa motivasi dilihat

dari dua sudut pandang yaitu:

1. Motivasi Instrinsik
10

Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif motif

yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari

luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk

melakukan sesuatu.

Dalam aktivitas belajar motivasi instrinsik sangat diperlukan.

Seseorang yang memiliki motivasi instrinsik selalu ingin belajar

tanpa ada dorongan atau paksaan dari luar.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi

karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan

ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar

faktor-faktor situasi belajar (resides is some factors outside the

learning situasion). Anak didik belajar karena ingin mencapai

tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya untuk

mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan, dan

sebagainya.

2.1.1.3 Fungsi Motivasi

Sardiman (2011:85) mengemukakan tiga fungsi motivasi

yaitu :

(1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai

penggerak atau motor yang melepaskan energy. Motivasi

dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap

kegiatan; (2) Menentukan arah perbuatan, yakni kea rah

tujuan yang hendak dicapai. Dengan semikian motivasi dapat


11

memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai

rumusan tujuannya; (3) Menyeleksi perbuatan, yakni

menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan

yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan

tersebut.

2.1.1.4 Ciri-ciri Motivasi

Ciri-ciri motivasi dalam belajar memegang peran penting

dalam belajar mengajar. Peranannya yang khas adalah menumbuhkan

gairah, senang dan semangat untuk melakukan kegiatan belajar guna

memperoleh prestasi yang diharapkan. Ada beberapa ciri-ciri motivasi

yang dapat menunjang keberhasilan dalam memperoleh prestasi

tersebut.

Menurut Sardiman (2011:83) ada beberapa ciri-ciri yang

mencakup indikator dari motivasi belajar yaitu sebagai berikut:

(1) tekun menghadapi tugas; (2) ulet menghadapi kesulitan

(tidak lekas putus asa), (3) menunjukkan minat terhadap

bermacam-macam masalah, (4) lebih senang bekerja mandiri,

(5) tidak cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin, (6)

dapat mempertahankan pendapatnya, (7) tidak cepat

menyerah terhadap hal yang diyakini, (8) senang mencari dan

memecahkan masalah soal-soal


12

Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berati

orang itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi

seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar.

Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik kalau siswa tekun

mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan

hambatan secara mandiri. Dengan demikian maka tujuan belajar yang

diharapkan akan tercapai dengan sempurna.

2.1.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang

menentukan tinggi rendahnya hasil belajar. Untuk dapat

meningkatkan motivasi belajar dapat dilakukan dari dalam diri siswa

(internal factor) dan bersumber dari luar diri siswa (external factor).

Menurut Slameto (2010:11) beberapa faktor yang mempengaruhi

motivasi belajar adalah:

a. Faktor internal

Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu

itu sendiri. Faktor internal ini terdiri dari factor biologis, meliputi

segala hal yang berhubungan dengan keadaan fisik atau jasmani

individu yang bersangkutan. Seperti : (1) motivasi; (2) intelegensi;

(3) minat; (4) kesehatan

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar diri

individu itu sendiri. Seperti: (1) lingkungan keluaraga; (2)


13

lingkungan rumah; (3) lingkungan sekolah; (4) lingkungan

masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah faktor

internal dan faktor eksternal. Dimana faktor-faktor ini saling terkait

satu dengan yang lainnya. Untuk itu penting bagi guru untuk

mengetahui faktor penyebab yang menimbulkan siswa termotivasi

atau tidak termotivasi dalam belajar.

2.1.2 Reinforcement

2.1.2.1 Pengertian Reinforcement

Menurut Usman (2010:80), Penguatan (Reinforcement)

adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun

nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru

terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan

informasi atau umpan balik (feedback) bagi si penerima (siswa) atas

perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi.

Dan ia juga menjelaskan dengan pengertian berbeda, bahwa

penguatan (reinforcement) adalah respons terhadap suatu tingkah laku

yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah

laku tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk mengganjar atau

membenarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam

interaksi belajar mengajar.


14

Sedangkan menurut Alma (2010:40), Reinforcement adalah

respon positif terhadap suatu tingkah laku tertentu dari siswa yang

memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan

bahwa Reinforcement adalah segala bentuk penguatan yang diberikan

oleh guru sebagai umpan balik atas tindakan yang dilakukan siswa

yang bertujuan agar siswa dapat mengulangi perbuataannya.

Guru dapat menggunakan bermacam-macam reinforcement

positif bagi siswa dalam belajar seperti memberi pujian, hadiah,

kompetisi, dan sebagainya. Sedangkan memberi teguran, kecaman,

sindiran, celaan dan hukuman pada umumnya dapat menurunkan

motivasi mahasiswa. Guru juga dapat menciptakan situasi belajar

yang menimbulkan kompetisi yang sehat diantara siswa, Uno

(2007:81)

Dalam teorinya, B.F Skinner menyatakan bahwa konsep

utama dalam reinforcement terbagi dua, yaitu: (1) reinforcement

positif (hadiah , perilaku seperti menganggukkan kepala untuk

menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol, atau

penghargaan seperti nilai , dan juara kelas); dan (2) reinforcement

negatif (pemberian hukuman atas kesalahan siswa)

(https://candraardian2.wordpress.com/artikel-psikologi/teori-

belajar/)
15

Berdasarkan teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

indikator pemberian reinforcement adalah reinforcement positif dan

reinforcement negatif.

2.1.2.2 Tujuan Pemberian Reinforcement

Menurut Usman (2010:81), penguatan (Reinforcement)

mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif terhadap proses

belajar siswa dan bertujuan sebagai berikut: (1) meningkatkan

perhatian siswa; (2) merangsang dan meningkatkan motivasi belajar;

(3) meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa

yang produktif .

Sedangkan menurut Alma (2010:40), tujuan penguatan

(Reinforcement) adalah sebagai berikut:

(1)meningkatkan perhatian siswa; (2)

memperlancar/memudahkan proses belajar; (3) membangkitkan

dan mempertahankan motivasi; (4) mengontrol atau mengubah

sikap suka mengganggu dan menimbulkan tingkah laku belajar

yang produktif; (5) mengembangnkan dan mengatur diri sendiri

dakam belajar; (6) mengarahkan kepada cara berpikir yang

baik/divergen dan inisiatif pribadi

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pemberian reinforcement yang positif memiliki tujuan yang sangat

baik dalam proses belajar siswa, pemberian reinforcement yang

positif juga dapat meningkatkan aktivitas belajar, minat, motivasi,

serta hasil belajar siswa.


16

2.1.2.3 Jenis –Jenis Reinforcement

Menurut Alma (2010:41), Jenis jenis penguatan adalah

sebagai berikut :

1. Verbal Reinforcement

Yaitu berupa komentar ungkapan, dan berupa pujian.

Contohnya adalah kata kata baik seperti bagus, hebat

sekali, benar sekali, sangat teliti.

Dan contoh lain berupa kalimat seperti itu suatu pikiran

yang baik, cara berpikir kamu kritis sekali, dan

terimakasih kamu sangat pandai.

2. Gestural Reinforcement

Yaitu berupa gerak atau isyarat. Contohnya dapat terlihat

dari ekspresi wajah seperti senyum, mengangkat alis,

tertawa, siulan, kerlingan mata. Contoh lainnya dpat

berupa gerakan anggota badan seperti tepuk tangan,

menunjuk, tanda o.k, menaikkan tangan, anggukan,

gelengan kepala (keheranan), jempol, dan angkat bahu.

3. Proximity Reinforcement

Yaitu dengan pendekatan. Seperti berjalan mendekati,

berdiri di dekat, duduk di dekat kelompok, dan berdiri

diantara siswa.
17

4. Contact Reinforcement

Yaitu berupa sentuhan. Contohnya tepuk bahu, punggung,

tangan pada kepala, jabat tangan, memegang rambut,

menaikkan tangan siswa,

Dalam hal ini harus diperhatikan kebiasaan daerah

setempat. Di bebrapa daerah memegang pipi, memegang

kepala adalah suatu hal yang tabu.

5. Activity Reinforcement

Yaitu berupa aktivitas. Contohnya berjalan mendahului,

membagi bahan, memimpin permainan, membantu siswa

dalam menggunakan AVA (OHP) mendengarkan music,

radio, dan televisi.

6. Token Reinforcement

Yaitu berupa tanda yang diberikan untuk penguatan.

Contohnya pemberian hadiah, bintang komentartertulis

pada buku latihan, nama kehormatan, perangko mata uang

badges, gambar, es lilin, dan es cream.

2.1.2.4 Prinsip Prinsip Reinforcement

Usman (2010:82) menyatakan bahwa ada tiga prinsip dalam

Reinforcement, yaitu:

1. Kehangatan dan Keantusiasan

Sikap dan gaya guru, termasuk suara, mimik, dan gerak

badan, akan menunjukkan adanya kehangatan dan

keantusiasan dalam memberikan penguatan. Dengan


18

demikian tidak akan terjadi kesan bahwa guru tidak ikhlas

dalam memberikan penguatan karena tidak disertai

kehangatan dan keantusiasan.

2. Kebermaknaan

Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah

laku dan penampilan siswa sehingga ia mengerti dan yakin

bahwa ia patut diberi penguatan. Dengan demikian

penguatan itu sendiri bermakna baginya. Yang jelas jangan

sampai terjadi sebaliknya.

3. Menghindari Penggunaan Renpons Yang Negatif

Walaupun teguran dan hukuman masih bisa digunakan,

respons negative yang diberikan guru berupa komentar,

bercanda menghina, ejekan yang kasar perlu dihindari

karena akan mematahkan semangata siswa untuk

mengembangkan dirinya. Misalnya, jika aeorang siswa

tidak dapat memberikan jawaban yang diharapkan, guru

jangan langsung menyalahkannya, tetapi bisa melontarkan

pertanyaan kepada siswa lain.

2.1.2.5 Cara Cara Pemberian Reinforcement

Usman (2010:83) menyatakan bahwa penguatan

(Reinforcement) dapat diberikan melalui empat cara, yaitu:

1. Penguatan Kepada Pribadi Tertentu

Penguatan harus jelas kepada siapa ditujukan sebab

bila tidak, akan kurang efektif. Oleh karena itu ,


19

sebelum memberikan penguatan, guru terlebih dahulu

menyebut nama siswa yang bersangkutan sambil

menatap kepadanya.

2. Penguatan Kepada Kelompok

Penguatan dapat pula diberikan kepada sekelompok

siswa, misalnya apabila satu tugas telah diselesaikan

dengan baik oleh satu kelas, guru membolehkan kelas

itu bermain bola voli yang menjadi kegemarannya.

3. Pemberian Penguatan dengan Segera

Penguatan seharusnya diberikan segera setelah muncul

tingkah laku atau respon siswa yang diharapkan.

Penguatan yang ditunda pemberiannya, cenderung

kurang efektif.

4. Variasi Dalam Penggunaan

Jenis atau macam penguatan yang digunakan

hendaknya bervariasi, tidak terbatas pada satu jenis

saja karena hal ini akan menimbulkan kebosanan dan

lama kelamaan akan kurang efektif.

2.1.3 Hubungan Pemberian Reinforcement dengan Motivasi Belajar

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan

menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang

belajar. Kunci penentu motivasi belajar siswa adalah reinforcement bisa

berupa rewards. Guru dapat menggunakan bermacam-macam reinforcement

positif bagi siswa dalam belajar seperti memberi pujian, hadiah, kompetisi,
20

dan sebagainya. Sedangkan memberi teguran, kecaman, sindiran, celaan dan

hukuman pada umumnya dapat menurunkan motivasi mahasiswa. Guru juga

dapat menciptakan situasi belajar yang menimbulkan kompetisi yang sehat

diantara siswa, Uno (2007:81)

Suasana kompetisi di kelas yang segera diberi reinforcement akan

menimbulkan perasan puas terhadap hasil-hasil belajar atau prestasi yang

telah dicapai oleh siswa. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling

mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif

permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari penguatan

(reinforcement) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu, Uno

(2007:81)

Peranan guru sebagai motivator sangat penting artinya dalam rangka

meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru

harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk

mendinamiskan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya

cipta (kreativitas).

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

hubungan pemberian reinforcement dan motivasi belajar sangat erat sekali.

Hal itu didasarkan karena dengan reinforcement yang diberikan terhadap

siswa, maka tingkat motivasi belajar siswa juga akan semakin meningkat.
21

2.2 Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang berkaitan langsung maupun tidak langsung tentang

Reinforcement dengan Motivasi Belajar Siswa. Adapun penelitian yang dianggap

relevan yaitu:

1. Ahmad Bahril Faidy (2014) Hubungan Pemberian Reward Dan Punishment

Dengan Motivasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas XI

Sma Negeri 1 Ambunten Kabupaten Sumenep. Penelitian ini didasarkan

pada teori operant conditioning Skinner. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif dengan metode korelasi yang dilakukan di SMA

Negeri 1 Ambunten dengan jumlah sampel sebanyak 42 siswa. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan wawancara. Teknik

analisis data menggunakan analisis rumus korelasi product moment. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pemberian reward

dan punishment dengan motivasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada

siswa sebesar 0,601 yang berarti memiliki hubungan yang kuat dan arah

hubungan adalah positif karena nilai r positif, berarti semakin sering guru

memberikan reward dan punishment semakin tinggi motivasi belajar siswa

pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

2. Pratiwi Wahyu Nugraheni (2011) Pengaruh Pemberian Penguatan

(Reinforcement) Dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata

Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X Sma N 1 Klego Boyolali Tahun

2010/2011. Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Klego Boyolali.

Menggunakan metode deskriptif, populasi sebanyak 158 orang dan sampel

sebanyak 40 orang atau 25%. Pengambilan sampel dengan teknik


22

Proporsional Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik

angket dan dokumen. Try Out dilaksanakan pada siswa kelas X SMA N 1

Klego Boyolali yaitu di luar sampel penelitian. Analisis data menggunakan

Regresi Linier Ganda. Melalui berbagai langkah perhitungan akhirnya

diperoleh hasil penelitian sebagai berikut : (1) Ada pengaruh yang

signifikan pemberian penguatan (reinforcement) terhadap prestasi belajar

mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA N 1 Klego Boyolali tahun

2010/2011. Terbukti dari hasil perhitungan diperoleh r hitung lebih besar dari r

tabel atau 0,553 > 0,312. (2) Ada pengaruh yang signifikan fasilitas belajar

terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA N 1

Klego Boyolali tahun 2010/2011. Terbukti dari hasil perhitungan diperoleh

r hitung lebih besar dari r tabel atau 0,462 > 0,312. (3) Ada pengaruh yang

signifikan antara pemberian penguatan (reinforcement) dan fasilitas belajar

secara bersama-sama terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi

siswa kelas X SMA N 1 Klego Boyolali tahun 2010/2011. Terbukti dari

hasil perhitungan diperoleh F hitung lebih besar dari F tabel atau 13,54 >

3,26. Besarnya sumbangan relative pemberian reinforcement (X1) dengan

prestasi belajar (Y) sebesar 61,49%. Sumbangan relatif fasilitas belajar (X2)

dengan prestasi belajar (Y) sebesar 38,51%. Sumbangan efektif pemberian

penguatan (X1) dengan prestasi belajar (Y) sebesar 25,99%. Sumbangan

efektif fasilitas belajar (X2) dengan prestasi belajar (Y) sebesar 16,27%.

3. Ach Fadloil (2012) Pengaruh Pemberian Penguatan Oleh Guru Terhadap

Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X.3

SMA Negeri 1 Tanggul Jember Tahun Ajaran 2011/2012. Jenis analisis


23

yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan

inferensial dengan menggunakan metode pengumpulan data yang meliputi

angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Jumlah responden adalah

32 siswa yang pengambilannya menggunakan sampel bertujuan sedangkan

analisis data menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana, analisis

varian garis regresi, dan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel

pemberian penguatan oleh guru mempunyai pengaruh signifikan terhadap

motivasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan menggunakan uji F,

dimana perolehan perhitungan Fhitung > Ftabel yaitu (11,547>2,922) dengan

signifikansi 0,002. Nilai koefisien korelasi R sebesar 0,527 yang berarti

bahwa pemberian penguatan oleh guru memiliki hubungan yang nyata

dengan motivasi belajar siswa sebesar 52,7% berarti tingkat hubungan

variabel X dan variabel Y cukup kuat. Koefisien determinasi (R square) sebesar

0,278 yang berarti bahwa variabel pemberian penguatan oleh guru

mempengaruhi motivasi belajar siswa sebesar 27,8%. Adapun faktor- faktor

lain yaitu keinginan yang ingin dicapai, cara guru mengelola kelas, dan

sebagainya.

4. Novita Ardiyansari (2012) Hubungan Keterampilan Memberikan Penguatan

Verbal Dan Penguatan Nonverbal Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas V

SDIT Harapan Isami Talun Kenas Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian ini

merupakan jenis penelitian ex – postfacto. Penelitian ini dilaksanakan di

SD Negeri se gugus II kecamatan Kretek kabupaten Bantul yang terdiri dari

3 SD dengan melibatkan seluruh populasi sebanyak 90 siswa kelas V.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode angket


24

yang ditunjang dengan lembar observasi. Uji validitas instrument

menggunakan rumus Product Moment Pearson dan reliabilitas instrument

menggunakan rumus Cronbach Alpha. Teknik analisis data menggunakan

perhitungan statistik deskriptif. Analisis skor angket dilakukan secara

kuantitatif dengan menghitung nilai rata-rata, range, standar deviasi, dan

regresi ganda. Dari penelitian menunjukan bahwa penguatan verbal

memiliki rerata 40,18, range 27, dan standar deviasi 5,813, untuk penguatan

nonverbal memiliki rerata 62,20, range 27, dan standar deviasi 6,004,

sedangkan motivasi belajar memiliki rerata 100,67, range 45, dan standar

deviasi 10,180. Besarnya sumbangan efektif penguatan verbal sebesar

37,052% dan penguatan nonverbal 57,348% terhadap motivasi belajar.

Secara keseluruhan hubungan penguatan verbal dan penguatan nonverbal

dengan motivasi belajar adalah (R = 0,944). Dari hasil tersebut berarti

bahwa tingkat hubungan antara keterampilan memberikan penguatan verbal

dan penguatan nonverbal dengan motivasi belajar signifikan, sehingga ada

hubungan antara keterampilan memberikan penguatan verbal dan penguatan

nonverbal dengan motivasi belajar siswa kelas V SDIT Harapan Islami

Talun Kenas Tahun Ajaran 2011/1012.

2.3 Kerangka Berpikir

Reinforcement merupakan salah satu alat yang digunakan untuk meningkatan

motivasi belajar siswa. Pemberian reinforcement dilakukan dengan maksud untuk

meningkatkan perhatian siswa terhadap kegiatan pembelajaran, memelihara

perilaku baik yang diharapkan pihak sekolah, dan meningkatkan motivasi belajar

siswa.
25

Sementara itu, motivasi diartikan sebagai faktor yang penting karena hal

tersebut merupakan keadaan yang mendorong siswa untuk melakukan kegiatan

belajar. Motivasi belajar merupakan dorongan atau penggerak yang diterima oleh

siswa dari luar dirinya (eksternal) maupun dari dalam dirinya (internal) yang

memberikan semangat atau kekuatan untuk menghasilkan perubahan tingkah laku

yang berlangsung secara menetap guna tercapainya tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai.

Siswa yang termotivasi tentunya akan menunjukkan kegiatan pembelajaran

yang lebih baik bila dibandingkan dengan siswa yang kurang termotivasi.

Beberapa indikator yang tampak dari motivasi belajar yakni : (1) tekun

menghadapi tugas; (2) ulet menghadapi kesulitan; (3) menunjukkan minat

terhadap bermacam-macammasalah; (4) lebih senang bekerja mandiri; (5) cepat

bosan pada tugas-tugas yang rutin; (6) dapat mempertahankan pendapatnya; (7)

tidak mudah melepaskan hal yang diyakini; (8) senang mencari dan memecahkan

masalah soal-soal. Sedangkan siswa yang tidak termotivasi cenderung malas

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Salah satu penyebab tidak

termotivasinya siswa dalam kegiatan pembelajaran adalah kurangnya pemberian

penguatan (reinforcement).

Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru agar siswa termotivasi untuk

belajar, diantaranya adalah dengan memberikan penguatan (reinforcement).

Sehingga menumbuhkan semangat, minat, dan motivasi untuk belajar. Hal itu

dapat dilakukan guru dengan memberikan reinforcement seperti memberikan

pujian ketika siswa berhasil menjawab pertanyaan, memberikan hadiah kepada

siswa yang mendapat juara kelas, memberikan nilai yang baik atas kerja keras
26

siswa, dan juga dapat memberikan tanda penghargaan seperti senyuman dan tepuk

tangan ketika siswa aktif dalam proses pembelajaran.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemberian reinforcement

berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa. Dengan kata lain, semakin

baik reinforcement yang diberikan, maka semakin tinggi motivasi belajar siswa.

Sebaliknya, semakin buruk reinforcement yang diberikan, maka semakin rendah

pula motivasi belajar siswa.

Subjek yang merupakan fokus penelitian ini, dikumpulkan dan dihubungkan

satu dengan yang lainnya dalam bentuk bagan sesuai dengan tujuan penelitian di

atas maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Reinforcement (x) Motivasi Belajar (y)

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir di atas, hipotesis penelitian dirumuskan:

“Terdapat hubungan yang signifikan antara reinforcement dengan motivasi

belajar siswa di SDIT Harapan Islami Talun Kenas”.

H0 = Tidak ada hubungan yang linear dan signifikan antara variabel x dan y

Ha= ada hubungan yang linear dan signifikan antara variabel x dengan y.

Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:

H0 : β = 0

Ha: β ≠ 0
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan metode korelasional.

Dikatakan kuantitatif karena peneliti mencari hubungan antara variabel bebas

dengan terikat menggunakan angka sebagai pengukurannya. Melalui korelasional

akan dicari hubungan antara variabel reinforcement dengan motivasi belajar

siswa.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi digunakan untuk menyebutkan seluruh elemen/anggota dari

suatu wilayah yang menjadi sasaran penelitian atau merupakan keseluruhan

(universum) dari objek penelitian (Noor, 2011:147). Sasaran penelitian yang

dimaksud dapat berupa usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, wilayah

tempat tinggal, karakteristik siswa, dan seterusnya. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas tinggi (IV-VI) SDIT Harapan

Islami Talun Kenas semester II Tahun ajaran 2021/2022 yang berjumlah 98

orang. Yang terdiri dari kelas IV sebanyak 30 orang, kelas V sebanyak 33

orang, dan kelas VI sebanyak 35 orang. Peneliti memilih populasi seluruh

siswa kelas tinggi dikarenakan siswa kelas tinggi dianggap sudah mampu

menjawab angket yang diberikan dengan baik.

3.2.2 Sampel

Pada penelitian ini dilakukan pengambilan sampel sesuai dengan

yang diungkapkan Arikunto (2010:134) yaitu “Apabila subjeknya kurang

27
28

dari 100, maka lebih baik semua subjek diambil sebagai sampel, sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Namun, jika jumlah subjeknya

lebih dari 100 atau cukup besar dapat diambil antara 30%-50% atau lebih

tergantung pada kemampuan peneliti baik dari segi waktu, tenaga, ataupun

dana serta sempit luasnya wilayah dan besar kecilnya resiko yang

ditanggung oleh peneliti”.

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.3.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi objek

penelitian, Arikunto (2010:104). Variabel dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu variabel kualitatif dan kuantitatif. Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel-variabel kuantitatif adalah sebagai berikut :

a. Variabel Bebas (Independent Variable) merupakan variabel yang

mempengaruhi variabel terikat. Dalam penelitian ini adalah

Reinforcement.

b. Variabel Terikat (Dependent Variable) merupakan variabel yang

dipengaruhi oleh variabel bebas. Dimana dalam penelitian ini yang

menjadi variabel terikat adalah motivasi belajar siswa.

3.3.2 Definisi Operasional

Ada dua variabel yang dikaji pada penelitian ini, yakni reinforcement

(variabel bebas) dan motivasi belajar siswa (variabel terikat). Untuk

menghindari adanya kesalahan dalam menafsirkan hal-hal yang berkaitan

dengan penelitian ini, maka peneliti perlu menegaskan beberapa istilah

sebagai berikut :
29

a. Reinforcement adalah segala bentuk penguatan baik berupa verbal

maupun nonverbal, baik yang bersifat positif seperti memberikan

pujian, memberikan hadiah, perilaku (senyum, menganggukkan kepala

untuk menyetujui, bertepuk tanagan, mengacungkan jempol),

memberikan penghargaan (nilai dan juara kelas), maupun negatif

berupa pemberian hukuman yang diberikan guru sebagai umpan balik

atas perbuatan yang dilakukan siswa yang bertujuan agar siswa dapat

mengulangi perbuataannya.

b. Motivasi belajar adalah dorongan atau penggerak yang diterima oleh

siswa dari luar dirinya (eksternal) maupun dari dalam dirinya (internal)

yang memberikan semangat atau kekuatan untuk menghasilkan

perubahan tingkah laku yang berlangsung secara menetap guna

tercapainya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Motivasi belajar memiliki indikator: (1) tekun menghadapi tugas; (2)

ulet menghadapi kesulitan; (3) menunjukkan minat terhadap bermacam-

macammasalah; (4) lebih senang bekerja mandiri; (5) cepat bosan pada

tugas-tugas yang rutin; (6) dapat mempertahankan pendapatnya; (7)

tidak mudah melepaskan hal yang diyakini; (8) senang mencari dan

memecahkan masalah soal-soal

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang

dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian (Noor, 2011:138).

Adapun teknik yang diambil dalam penelitian ini adalah angket (kuesioner), yaitu

angket tertutup. Angket (kuesioner) yang dikembangkan dalam penelitian ini


30

terdiri atas pertanyaan pertanyaan yang berkaitan dengan definisi operasional dari

masing masing variabel.

Pada variabel bebas yaitu reinforcement dikembangkan pertanyaan

pertanyaan mengenai pemberian pujian, nilai, dan hadiah oleh guru kepada siswa.

Pada variabel terikat yaitu motivasi belajar dikembangkan pertanyaan

pertanyaan mengenai ketekunan, kerajinan, dan semangat dalam belajar.

Tabel 3.1 : Kisi-kisi Indikator Reinforcement dan Motivasi Belajar

Variabel X Indikator Deskriptor Pertanyaan Jumlah

soal

Reinforcement Hadiah - Berprestasi 10, 11, 20 3

Positif Perilaku - Mampu menjawab 6, 12, 13, 15, 4

(senyum, pertanyaan

menganggukkan - aktif dalam kegiatan

kepala, bertepuk pembelajaran

tangan, - aktif dalam diskusi

mengacungkan

jempol)

Penghargaan - Datang tepat waktu 1, 3, 4, 5, 8, 9

(pujian, nilai, - mengerjakan soal 9, 17, 18, 19

pemberian gelar juara dengan baik

kelas) - mendapat nilai

tertinggi di kelas
31

Reinforcement Hukuman - Tidak mengerjakan 2, 7, 14, 16, 4

Negatif tugas

- Datang terlambat

Jumlah soal 20

Variabel Y Indikator Deskriptor Pertanyaan Jumlah

Soal

Motivasi Tekun menghadapi - Mengerjakan soal yang 16, 20 2

Belajar tugas diberikan dengan

sungguh-sungguh

Ulet menghadapi - Tidak mudah menyerah 3, 14, 2

kesulitan jika gagal dalam

pelajaran

Menunjukan minat - Mendengarkan guru 1, 4 2

terhadap masalah saat menjelaskan

- Menjawab soal soal

dengan tekun

Lebih senang bekerja - Mengerjakan pekerjaan 6, 7, 8, 3

mandiri rumah tanpa dibantu

orang lain
32

- Tidak mencontek

Cepat bosan pada - Mencoba hal-hal baru 18, 19, 2

tugas tugas rutin untuk menambah

wawasan dan ilmu

pengetahuan

Dapat - Berani mengungkapkan 10, 11, 17, 3

mempertahankan pendapat

pendapatnya
- Mampu

mempertanggungjawab

kan jawaban atau

argument yang

disampaikan

Tidak mudah - Teguh pendirian 12, 13 2

melepaskan hal yang


- Semangat belajar demi
diyakini
memperoleh nilai

tertinggi

Senang mencari dan - Rajin membaca buku 2, 5, 9, 15, 4

memecahkan ilmu pengetahuan

masalah soal-soal
- Senang dalam

mengerjakan soal

latihan

Jumlah soal 20
33

Skala pengukuran merupakan alat ukur yang digunakan untuk

mengkuantifikasikan informasi yang diberikan oleh konsumen jika responden

diharuskan menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam suatu angket

(kuesioner) (Noor, 2011:125). Adapun bentuk skala yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah Skala Linkert. Peneliti memilih skala ini dikarenakan peneliti

menginginkan jawaban berdasarkan skala tindakan yang dialami oleh siswa.

Sebelum angket disebarkan kepada siswa yang dijadikan sampel dalam

penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba diluar sampel penelitian. Uji coba

intstrumen penelitian ini diadakan di SD Negeri 107402 Saentis dengan populasi

sebanyak 25 orang. Uji instrumen dilakukan dengan dua langkah, yaitu uji

validitas dan reliabilitas.

3.4.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah pengujian suatu indeks yang menunjukkan alat

ukur tersebut benar benar mengukur apa yang diukur. Maksudnya adalah

untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun itu valid/shahih, maka

perlu diuji dengan uji korelasi anta skor (nilai) tiap-tiap butir pertanyaan

dengan skor total kuesioner tersebut. Adapun pengujian validitas ini

dilakukan secara two-tailed dikarenakan nilai hasil tidak memiliki acuan

arah.

Rumus yang digunakan dalam uji validitas ini adalah :

(Noor, 2010 : 169)


34

dengan :

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item

Y = skor total yang diperoleh dari seluruh item

∑X = jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2 = jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2 = jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

N = banyaknya responden

Untuk melihat validitas angket, maka perlu membandingkan r xy hasil

perhitungan dengan tabel harga kritik r product moment, dikatakan valid jika

rhitung> rtabel dengan α = 5%.

Setelah dilakukan uji coba angket, maka diperoleh soal yang valid

sebagai berikut:

Tabel 3.2 : Soal Yang Valid Dari Indikator Reinforcement dan Motivasi

Belajar

Variabel X Indikator Deskriptor Pertanyaan Jumlah

soal

Reinforcement Hadiah - Berprestasi 11, 20 2

Positif Perilaku - Mampu menjawab 13, 15, 2

(senyum, pertanyaan

menganggukkan - aktif dalam kegiatan

kepala, bertepuk pembelajaran

tangan, - aktif dalam diskusi

mengacungkan
35

jempol)

Penghargaan - Datang tepat waktu 3, 4, 8, 9, 17 5

(pujian, nilai, - mengerjakan soal

pemberian gelar juara dengan baik

kelas) - mendapat nilai

tertinggi di kelas

Reinforcement Hukuman - Tidak mengerjakan 7, 1

Negatif tugas

- Datang terlambat

Jumlah soal 10

Variabel Y Indikator Deskriptor Pertanyaan Jumlah

Soal

Motivasi Tekun menghadapi - Mengerjakan soal yang 16 1

Belajar tugas diberikan dengan

sungguh-sungguh

Ulet menghadapi - Tidak mudah menyerah 3, 14, 2

kesulitan jika gagal dalam

pelajaran

Menunjukan minat - Mendengarkan guru 1 1


36

terhadap masalah saat menjelaskan

- Menjawab soal soal

dengan tekun

Lebih senang bekerja - Mengerjakan pekerjaan 6, 7, 2

mandiri rumah tanpa dibantu

orang lain

- Tidak mencontek

Cepat bosan pada - Mencoba hal-hal baru 18, 19, 2

tugas tugas rutin untuk menambah

wawasan dan ilmu

pengetahuan

Dapat - Berani mengungkapkan 11, 17, 2

mempertahankan pendapat

pendapatnya
- Mampu

mempertanggungjawab

kan jawaban atau

argument yang

disampaikan

Tidak mudah - Teguh pendirian 13 1

melepaskan hal yang


- Semangat belajar demi
diyakini
memperoleh nilai
37

tertinggi

Senang mencari dan - Rajin membaca buku 2, 9, 15, 3

memecahkan ilmu pengetahuan

masalah soal-soal
- Senang dalam

mengerjakan soal

latihan

Jumlah soal 14

3.4.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah pengujian terhadap indeks yang menunjukkan

sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya dan diandalkan. Hal ini berarti

menunjukkan sejauh mana alat pengukur dikatakan konsisten jika dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama (Noor, 2011: 130)

Rumus yang digunakan yaitu rumus alfa cronbach sebagai kerikut :

rii =

Dimana rumus adalah :

Dengan :
38

rii = Reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

∑σ2 = jumlah butir pertanyaan

∑X = jumlah skor dalam distribusi X

σ12 = Varians total

3.5 Uji Persyaratan Analisis Data

Data adalah informasi yang sangat dibutuhkan oleh seorang peneliti dimana

data tersebut akan diolah dan dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan. Oleh

karena itu, ada beberapa teknik dalam menganalisis data tersebut. Adapun uji

persyaratan analisis data tersebut antara lain: uji normalitas, uji homogenitas, dan

uji linearitas. Selanjutnya akan diuraikan berikut ini:

3.5.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS. Dalam

menggunakan SPSS versi 16, variabel dikatakan normal apabila p > α, dengan α

= 0,05. Tujuan uji normalitas ini adalah untuk memeriksa/mengetahui apakah data

populasi berdistribusi normal atau tidak.

Secara manual, kriteria variabel yang normal adalah apabila l hitung sama atau

lebih besar dari nilai l tabel (dengan tingkat kesalahan 0,05). adapun rumus yang

digunakan jika menggunkan rumus uji liliefors adalah :

 Susun data sampel dari yang kecil sampai yang terbesar dan tentukan

frekuensi tiap-tiap data

 Tentukan nilai z dari tiap – tiap data tersebut, dengan rumus:


39

 Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai z berdasarkan tabel z dan

diberi nama F (z)

 Hitung frekuensi kumulatif relatif dari masing-masing nilai z dan sebut

dengan S(z) hitung proporsinya, tiap-tiap frekuensi kumulatif dibagi dengan n.

Gunakan nilai l hitung yang terbesar.

 Setelah itu di uji dengan l hitung = I F (Zi) – S (Zi) I,hitung selisihnya kemudian

dengan nilai l tabel dari tabel liliefros.

 Jika l hitung < l tabel maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel

berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

3.5.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas adalah untuk memberikan keyakinan bahwa sekumpulan

data yang diberikan dalam serangkaian analisis memang berasal dari populasi

yang tidak jauh berbeda keragamannya. Pengujian homogenitas data populasi

digunakan cara: uji F dan Uji Bartlett. Untuk penelitian ini menggunakan

pengujian homogenitas dengan menggunakan rumus uji F, karena dengan uji ini

dapat diketahui apakah data ini homogen.

Rumusnya adalah sebagai berikut:

Dengan = varians
40

Kriteria pengujian: jika Fhitung ≥ Ftabel (0,05:dk1;dk2), maka tidak homogen.

jika Fhitung ≤ Ftabel (0,05:dk1;dk2), maka data homogen.

3.5.3 Uji Linearitas

Uji linearitas kepada setiap variabel bebas (x) dengan variabel terikat (Y).

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel x

dengan variabel y linier atau non linier. Uji linearitas ini dilakukan dengan

menggunakan bantuan SPSS versi 16. Dikatakan linear apabila sig > α (0,05).

Menurut Husaini (2006:218) uji linearitas menggunakan statistik uji F, uji

linearitas regresi dilakuakan dengan Analisis Varians (Sidik Ragam) dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Tuliskan hipotesis yang akan diuji,yaitu:

H0 = Tidak ada hubungan yang linear dan signifikan antara variabel x dan y

Ha= ada hubungan yang linear dan signifikan antara variabel x dengan y.

Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:

H0 : β = 0

Ha: β ≠ 0

b. Tentukan persamaan Y = a +b X dengan menghitung nilai a dan b dengan

rumus:

a = Y – bX
41

c. Hitunglah jumlah kuadrat total (JKT) dengan rumus:

d. Hitunglah jumlah kuadrat regresi (JKR) dengan rumus:

e. Hitunglah jumlah kuadrat sisa (JKS) dengan rumus:

JKS = JKT - JKR

db total =N-1

db regresi =1

db sisaan = N -2

f. Hitung Kuadrat Tengah Regresi (KTR) dan Kuadrat Tengah Sisaan

(KTS),dimana : KTR = JKR

g. Tentukan F hitung dengan rumus :

h. Susun hasil-hasil perhitungan dalam daftar analisis varians (daftar sidik

ragam).
42

Apabila Fhitung ≥ Ftabel maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan variabel

secara linear.

3.6 Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.6.1 Analisis Deskriptif

Untuk mengetahui hubungan reinforcement dengan motivasi belajar

digunakan analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan hasil bentuk

kualitatif menjadi kuantitatif yaitu menetapkan nilai rata-rata (mean) dari

setiap variabel dengan mengalikan frekuensi jawaban dengan bobot nilai.

Kemudian dibagi dengan jumlah responden pilihan jawaban bobot nilai,

pemberian arti dapat dilakukan sebagai berikut :

a. Variabel reinforcement ( x )

Tabel 3.3: Variabel reinforcement

Option Nilai Taksiran Nilai Keterangan

A 4 3,26 - 4,00 Pemberian Reinforcement Sangat baik

B 3 2,51 – 3,25 Pemberian Reinforcement baik

C 2 1,76 – 2,50 Pemberian Reinforcement Kurang baik

D 1 1,00 – 1,75 Pemberian Reinforcement tidak baik


43

b. Variabel motivasi belajar ( y )

Tabel 3.4 : Variabel Motivasi Belajar

Option Nilai Taksiran Nilai Keterangan

A 4 3,26 - 4,00 Motivasi belajar siswa Sangat baik

B 3 2,51 – 3,25 Motivasi belajar siswa baik

C 2 1,76 – 2,50 Motivasi belajar siswa Kurang baik

D 1 1,00 – 1,75 Motivasi belajar siswa tidak baik

3.6.2 Analisis Statistik Inferensial

1. Uji Korelasi

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel reinforcement

dengan motivasi belajar siswa digunakan korelasi Product Moment

oleh Carl Person. Adapun penelitian ini menggunakan one-tailed

yaitu dengan arah yang positif. Rumus yang digunakan dalam uji

korelasi ini adalah :

dengan :

X= Skor yang diperoleh dari variabel X

Y= skor yang diperoleh dari variabel Y

∑X = jumlah skor dalam variabel X

∑Y = jumlah skor dalam variabel Y


44

∑X2 = jumlah kuadrat dalam variabel X

∑Y2 = jumlah kuadrat dalam variabel Y

N= banyaknya responden

2. Uji Keberartian Korelasi

Untuk menguji keberartian hubungan antara reinforcement

dengan motivasi belajar siswa SDIT Harapan Islami Talun Kenas,

dilakukan uji-t, dengan rumus :

t= (Arikunto 2010 : 337)

dimana :

t = besaran t hitung

r = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

n = jumlah responden

Kriteria pengujian :

 Jika thitung > ttabel maka pengujian signifikan

 Jika thitung < ttabel maka pengujian tidak signifikan

3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDIT Harapan Islami Talun Kenas yang

berlokasi di Jalan Besar Talun Kenas, Kecamatan STM. Hilir , Kabupaten Deli

Serdang Provinsi Sumatera Utara. Waktu pelaksanaan penelitian ini direncanakan

1 bulan, mulai dari Juni sampai juli 2022.


45

Tabel 3.5 : Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Bulan/Minggu

Juli Agustus
Kegiatan
4 1 2 3 4

1. Persiapan Penelitian X

2. Pengumpulan Data X x x

3. Analisis Data X

4 Penulisan Laporan X
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

SDIT Harapan Islami Talun Kenas adalah sebuah Sekolah Dasar terletak di

Jalan Besar Talun Kenas, Kec. STM Hilir, Kab. Deli Serdang Prov. Sumatera

Utara. Keadaan di sekeliling sekolah ini sangat strategis, nyaman dan jauh dari

keributan. Kelas yang dipergunakan untuk belajar mengajar sebanyak 11 kelas. Di

sekolah ini juga terdapat 1 ruang perpustakaan, 1 ruang gudang, 1 ruang guru, dan

1 ruang kepala sekolah, serta juga terdapat tempat parkir kendaraan guru dan

siswa. Dan sekolah ini di fasilitasi dengan 4 kamar mandi, dimana terdapat 2

kamar mandi siswa, 1 kamar mandi guru, dan 1 kamar mandi kepala sekolah.

Adapun jumlah siswa dari sekolah ini adalah :

- Kelas I : 32 orang

- Kelas II : 33 orang

- Kelas III : 31 orang

- Kelas IV : 30 orang

- Kelas V : 33 orang

- Kelas VI : 30 orang

Hampir rata rata pekerjaan orang tua siswa siswa di sekolah ini cenderung

homogen, yaitu petani dan tukang bangunan.

Sikap ramah tamah dan kekeluargaan sangat tercermin di sekolah ini.

Sekolah yang terdiri dari 20 guru dan seorang kepala sekolah ini sangat

menyambut baik kehadiran mahasiswa baik mahasiswa PPL maupun mahasiswa

46
47

yang sedang mengadakan penelitian. Jadi banyak diantara mahasiswa mahasiswa

yang merasa nyaman dan mendapatkan banyak ilmu dari guru guru yang ada

disekolah ini.

Adapun visi dan misi dari sekolah ini adalah :

a. Visi

Terbentuknya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, beriman, dan

bertaqwa

b. Misi

1) Meningkatkan prestasi belajar dan mengajar di sekolah

2) Menciptakan keseimbangan INTAQ dan IPTEK

3) Menciptakan lingkungan sekolah sebagai salah satu sumber belajar siswa

4) Tercapainya output sekolah yang membanggakan bagi sekolah dan

masyarakat

4.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan dideskripsikan gambaran mengenai hubungan

Reinforcement dengan motivasi belajar siswa SDIT Harapan Islami Talun Kenas

Tahun Ajaran 2021/2022..

4.2.1 Data Reinforcement

Berdasarkan data penelitian yang didapat dari hasil penyebaran angket

mengenai reinforcement maka diperoleh skor minimum 15 dan skor maksimum

37 (hasil perhitungan ada di lampiran 11), diperoleh skor rata rata = 26,1, varians

= 21,22 , simpangan baku = 4,6 , median = 27,85, modus = 27,04. Data yang

diperoleh selanjutnya dibuat dalam daftar distribusi frekuensi, yang secara ringkas

diperlihatkan pada Tabel 4.1 :


48

Tabel 4.1. Daftar distribusi frekuensi data kelompok

Reinforcement (X)

No. Kelas F Persentase

Interval

1 15-17 4 4,1%

2 18-20 8 8,16%

3 21-23 14 14,29%

4 24-26 24 24,48%

5 27-29 27 27,55%

6 30-32 14 14,28%

7 33-35 5 5,1%

8 36-38 2 2,04%

Jumlah 98 100%

Pada tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa terdapat 24 orang (24,48%) yang

berada di skor rata rata, 26 orang (26,55%) yang berada di bawah rata rata dan 48

orang (48,97%) yang berada di atas rata rata. Lebih jelasnya digambarkan pada

gambar 4.1 :
49

14,5 17,5 20,5 23,5 26,5 29,5 32,5 35,5 38,5

Gambar 4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Reinforcement (X)

4.2.2 Data Motivasi Belajar Siswa

Berdasarkan data penelitian yang didapat dari hasil penyebaran angket

mengenai motivasi belajar maka diperoleh skor minimum 29 dan skor maksimum

53 (hasil perhitungan ada di lampiran 12), diperoleh skor rata rata = 42,47 ,

varians = 35,45, simpangan baku = 5,95, median = 45,09, modus = 40,2. Data

yang diperoleh selanjutnya dibuat dalam daftar distribusi frekuensi, yang secara

ringkas No. Kelas f Persentase diperlihatkan

pada Tabel 4.2 : Interval


Tabel 4.2. 1 29-31 4 4,1% Daftar

distribusi frekuensi data


2 32-34 4 4,1%
kelompok Motivasi
3 35-37 11 11,22%
Belajar (Y)
4 38-40 20 20,4%

5 41-43 19 19,38%

6 44-46 13 13,26%

7 47-49 13 13,26%

8 50-53 14 14,28%

Jumlah 98 100%
50

Pada tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa terdapat 19 orang (19,38%) yang

berada di skor rata rata, 39 orang (39,82%) yang berada di bawah rata rata dan 40

orang (40,8%) yang berada di atas rata rata. Lebih jelasnya digambarkan pada

bagan 4.2 :

28,5 31,5 34,5 37,5 40,5 43,5 46,5 49,5 53,5

Gambar 4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar


51

4.3. Uji Kecenderungan

Untuk melengkapi deskripsi data penelitian dilakukan pengujian

kecenderungan dari masing masing variabel penelitian yang dikategorikan pada 3

(tiga) kategori yaitu tinggi, sedang, rendah. Perhitungan selengkapnya uji

kecenderungan variabel penelitian ada di lampiran 13 dan 14.

4.3.1. Uji kecenderungan Reinforcement

Hasil pengujian kecenderungan Reinforcement dapat dilihat pada Tabel 4.3:

Tabel 4.3. Uji Kecenderungan Reinforcement (X)

Interval Skor Frekuensi % Kategori

≥ 31 14 14,3 Tinggi

26 – 30 43 43,87 Sedang

≤ 26 41 41,83 Rendah

Jumlah 98 100

Berdasarkan data pada tabel diatas, dapat dijabarkan bahwa untuk variabel

Reinforcement , skor dinyatakan tinggi ketika mencapai nilai ≥ 31 berjumlah 14

orang sebesar 14,3%, skor dinyatakan sedang ketika mencapai nilai 26 – 30

berjumlah 43 orang sebesar 43,87%, dan skor rendah ketika mencapai ≤ 26

sebanyak 41 orang sebesar 41,83%.

4.3.2 Uji Kecenderungan Motivasi Belajar

Hasil pengujian kecenderungan motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 4.4
52

Tabel 4.4. Uji Kecenderungan Motivasi Belajar (Y)

Interval Skor Frekuensi % Kategori

≥ 49 19 19,39 Tinggi

38 – 48 60 61,22 Sedang

≤ 37 19 19,39 Rendah

Jumlah 98 100

Berdasarkan data pada tabel diatas, dapat dijabarkan bahwa untuk variabel

motivasi belajar, skor dinyatakan tinggi ketika mencapai nilai ≥ 49 berjumlah 19

orang sebesar dinyatakan sedang ketika mencapai nilai 19,39%, skor 38 - 48

berjumlah 60 orang sebesar 61,22%, dan skor dinyatakan rendah ketika mencapai

nilai < 37 berjumlah 19 orang sebesar 19,39%.

4.4. Pengujian Persyaratan Analisis Data

Pengujian persyaratan analisis data dimaksudkan sebagai uji persyaratan

untuk menggunakan teknik analisis regresi sebelum data dianalisis. Pengujian

persyaratan yang dilakukan adalah uji normalitas, uji homogenitas dan uji

linieritas.

4.4.1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dipergunakan untuk melihat apakah data tiap variabel

penelitian yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Pengetahuan akan

normalita data populasi perlu untuk memberi keyakinan bahwa pemakaian

teknik analisis regresi sederhana tepat digunakan. Pengujian normalitas

menggunakan uji statistik Liliefors. Berikut disajikan ringkasan analisis uji


53

normalitas dari setiap variabel penelitian (perhitungan lengkapnya ada di

lampiran 15 dan lampiran 16).

Tabel 4.5 Ringkasan Uji Normalitas Data Reinforcement (X) dan

Motivasi Belajar (Y) Siswa SDIT Harapan Islami Talun Kenas

Nilai Krits Liliefors

Variabel N Ρ Α Kesimpulan

Reinforcement 98 0,200 0,05 Berdistribusi normal

(X)

Motivasi Belajar 98 0,200 0,05 Berdistribusi normal

(Y)

Tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa dari data variabel X mempunyai ρ =

0,200 sedangkan α = 0,05 , maka ρ > α sehingga data dinyatakan normal. Dan

data variabel Y mempunyai ρ = 0,200 sedangkan α = 0,05, maka ρ > α sehingga

data dinyatakan normal.

4.4.2. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data

berasal dari populasi yang sama atau tidak. Adapun dalam penelitian, pengujian

homogenitas dilakukan dengan cara uji F (perhitungan ada di lampiran 17).

Adapun hasil uji homogenitas dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.6:
54

Tabel 4.6. Hasil Uji Homogenitas Reinforcement dan Motivasi Belajar

menggunakan rumus uji F

Variabel Varian db1 db2 Fhitung Ftabel

Reinforcement (X) 21,22 98-1 1,67 3,94

Motivasi Belajar (Y) 33,45 98-1

Berdasarkan tabel 4.6. , maka jelas terlihat bahwa F hitung pada penelitian ini

memiliki nilai 1,67. Sementara Ftabel dengan signifikasi 0,05 dengan db1 = 98 - 1

dan db2 = 98 – 1 memiliki nilai 3,94. Maka Fhitung < Ftabel sehingga data homogen.

4.4.3. Uji Linieritas

ANOVA Table menggunakan SPSS

Tabel 4.7. Hasil Uji Linieritas Reinforcement dan Motivasi Belajar

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

X*Y Between Groups (Combined) 704.509 23 30.631 1.751 .037

Linearity 97.942 1 97.942 5.599 .021

Deviation

from 606.567 22 27.571 1.576 .076

Linearity

Within Groups 1294.470 74 17.493

Total 1998.980 97

Hasil pengujian linieritas dilakukan dengan menggunakan SPSS, adapun

hasil output akan disajikan dalam tabel 4.7 (perhitungan lengkapnya ada di

lampiran 18) :
55

Dari tabel 4.7, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dikarenakan F tuna

cocok sebesar 1,576 dengan signifikan 0,76 (diatas 0,05) sehingga variabel X

dan variabel Y memiliki model regresi linier.

4.5. Pembuktian Hipotesis

4.5.1. Analisis Deskriptif Reinforcement

Hasil analisis jawaban responden tentang reinforcement dan motivasi

belajar ada di lampiran (8-10) dan akan ditampilkan pada Tabel 4.8 - 4.9

Tabel 4.8.1 Distribusi Jawaban Responden Tentang Reinforcement Positif

No. SS S KS HTP Jumlah Rata-

Responden rata

F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor

1. 32 128 35 105 17 34 14 14 98 281 2,86

2. 28 112 32 96 24 48 14 14 98 270 2,75

4. 23 92 20 60 25 50 30 30 98 232 2,36

5. 26 104 29 87 21 42 22 22 98 255 2,6

6. 29 116 30 60 15 30 24 24 98 260 2,65

7. 32 128 22 66 25 50 19 19 98 262 2,67

8. 19 76 28 84 24 48 27 27 98 235 2,39

9. 22 88 27 81 24 48 25 25 98 242 2,46

10. 26 104 28 84 17 34 27 27 98 250 2,55

Jumlah 237 948 251 723 192 384 202 202 882 2287 2,6

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa pemberian

reinforcement positif pada responden nomor (1, 2, 5, 6, 7, dan 10) berada pada
56

rata rata diantara 2,51 - 3,25. Maka pemberian reinforcement pada responden

tersebut berada pada kategori “Baik”.

Dan pemberian reinforcement positif pada responden nomor (4, 8, dan 9)

berada pada rata-rata diantara 1,76 - 2,50. Maka pemberian reinforcement positif

pada responden tersebut berada pada kategori “Kurang Baik”.

Berdasarkan jawaban responden tentang reinforcement positif yang ada

pada tabel di atas, diperoleh rata-rata dari keselruhuan iresponden yaitu 2,6. Maka

pemberian reinforcement positif berada pada kategori “Baik”.

Tabel 4.8.2 Distribusi Jawaban Responden Tentang Reinforcement

Negatif:

No. SS S KS HTP Jumlah Rata-

Responden rata

F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor

3. 33 132 25 75 25 50 15 15 98 272 2,77

Juml 33 132 25 75 25 50 15 15 98 272 2,77

ah

Dari data pada tabel di atas pada dasarnya tingkat pemberian

reinforcement negatif di SDIT Harapan Islami Talun Kenas ada pada kategori

“Baik” (nilai 2,77).

4.5.2 Analisis Deskriptif Motivasi Belajar


57

Tabel 4.9.1 Distribusi Jawaban Responden Tentang Tekun

Menghadapi Tugas :

No. SS S KS HTP Jumlah Rata-

Responden rata

F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor

11 32 128 35 105 12 24 19 19 98 276 2,8

Juml 32 128 35 105 12 24 19 19 98 276 2,8

ah

Tabel 4.9.2 Distribusi Jawaban Responden Tentang Ulet Menghadapi

Kesulitan:

No. SS S KS HTP Jumlah Rata-

Responden rata

F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor

3. 41 164 32 96 17 34 8 8 98 302 3,0

9. 46 184 28 84 19 38 5 5 98 311 3,1

Juml 87 348 60 180 36 72 13 13 196 313 1,6

ah

Tabel 4.9.3 Distribusi Jawaban Responden Tentang Menunjukkan

Minat Terhadap Bermacam-macam Masalah :


58

No. SS S KS HTP Jumlah Rata-

Responden rata

F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor

1. 42 168 32 96 14 28 10 10 98 302 3,0

Jumlah 42 168 32 96 14 28 10 10 98 302 3,0

Tabel 4.9.4 Distribusi Jawaban Responden Tentang Senang Bekerja

Mandiri:

No. SS S KS HTP Jumlah Rata-

Responden rata

F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor

4. 40 120 39 117 10 20 9 9 98 266 2,7

5. 48 192 18 54 18 36 14 14 98 296 3,0

Jumlah 88 312 75 171 28 56 23 23 196 562 2,8

Tabel 4.9.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Cepat Bosan Pada

Tugas Rutin:

No. SS S KS HTP Jumlah Rata-

Responden rata

F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor

13. 41 164 29 87 19 38 9 9 98 298 3,0

14. 46 184 27 81 11 22 14 14 98 301 3,0

Juml 87 358 56 168 30 60 23 23 196 599 3,0

ah
59

Tabel 4.9.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Mempertahanakan

Pendapat:

No. SS S KS HTP Jumlah Rata-

Responden rata

F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor

7. 42 168 26 78 17 34 13 13 98 293 2,9

12. 36 144 27 81 22 44 13 13 98 282 2,8

Juml 78 312 53 159 39 78 26 26 196 575 2,93

ah

Tabel 4.9.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Tak Mudah

Melepas Hal Yang Diyakini:

No. SS S KS HTP Jumlah Rata-

Responden rata

F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor

8. 42 168 25 75 23 46 8 8 98 297 3,0

Juml 42 168 25 75 23 46 8 8 98 297 3,0

ah

Tabel 4.9.8 Distribusi Jawaban Responden Tentang Senang

Memecahkan Masalah:
60

No. SS S KS HTP Jumlah Rata-

Responden rata

F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor

2. 38 152 28 84 20 40 12 12 98 288 2,9

6. 36 144 35 105 22 44 5 5 98 298 3,0

10. 41 164 25 75 25 50 7 7 98 296 3,0

Juml 115 460 88 264 67 134 24 24 294 882 3,0

ah

Tabel di atas menerangkan bahwa seluruh item pada data motivasi belajar

termasuk dalam kategori “Baik” dengan nilai rata-rata (3,0). Masing-masing item

memiliki nilai rata-rata sebagai berikut : tekun menghadapi tugas (nilai 2,8),

menunjukkan minat terhadapa macam-macam masalah (nilai 3,0), senang bekerja

mandiri (nilai 2,8), cepat bosan pada tugas rutin (nilai 3,0), dapat

mempertahankan pendapat (nilai 2,93), tidak mudah melepaskan hal yang

diyakini (nilai 3,0), senang memecahkan masalah soal-soal (nilai 3,0). Dan ada

satu item yang memiliki kategori “Tidak Baik” yaitu ulet menghadapi kesulitan

(Nilai1,6).

4.5.2. Analisis Korelasi (Product Moment)

Penjelasan korelasi variabel ada di lampiran (19 - 20). Secara ringkas,

hasil perhitungan korelasi ditampilkan dalam Tabel 5.1 :

Tabel 5.1 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi X dengan Y

Korelasi rhitung rtabel

rxy 0,221 0,198


61

Dari Tabel 4.8 menunjukkan bahwa r hitung = 0,221 dan rtabel dengan taraf

signifikasi 0,05 adalah 0,198. Maka r hitung > rtabel, hal ini menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara reinforcement dengan motivasi belajar siswa

SDIT Harapan Islami Talun Kenas Tahun Ajaran 2021/2022.

4.5.3. Analisis Signifikansi (Keberartian Korelasi)

Hasil perhitungan keberartian korelasi ada di lampran 21 dan akan

ditampilkan pada Tabel 5.2:

Tabel 5.2 Rangkuman Hasil Analisis Keberartian Korelasi antara X

dengan Y

Uji t thitung ttabel

T 2,22 1,98447

Dari tabel, hasil thitung adalah 2,22 sementara ttabel dengan signifikasi 0,05

db/dk = 41-80 adalah 1,98447. Maka thitung > ttabel, pengujian menunjukkan H1

diterima. Artinya terdapat “hubungan yang signifikan antara reinforcement

dengan motivasi belajar siswa SDIT Harapan Islami Talun Kenas Tahun Ajaran

2021/2022”.

Dengan demikian dapat dinyatakan semakin baik reinforcement semakin

tinggi motivasi belajar siswa SDIT Harapan Islami Talun Kenas Tahun Ajaran

2021/2022.
62

Kemudian dengan menggunakan rumus koefesien determinasi KD = r x

100%, dapat dilihat seberapa besar persentase Reinforcement (X) dan Motivasi

Belajar (Y), yakni sebagai berikut :

KD = (0,221) x 100%

KD = 0,048 x 100%

KD = 4,8 %

4.6. Pembahasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh yaitu untuk mengetahui

hubungan reinforcement dengan motivasi belajar siswa di SDIT Harapan Islami

Talun Kenas terhadap 98 sampel, dilakukan pengambilan sampel dengan cara

total sampling. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah berupa

angket (kuesioner) kepada kelas tinggi. Dan sebelum angket diberikan kepada

siswa SDIT Harapan Islami, diadakan uji instrumen di SD Negeri 101857 Gunung

Rintih.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil sebaran angket terbukti bahwa

reinforcement memiliki hubungan yang signifikan dengan motivasi belajar siswa

SDIT Harapan Islami Talun Kenas . Hal ini juga dapat ditunjukkan dari tingkat

kecenderungan masing masing variabel, yaitu :

1. Pemberian Reinforcement dilakukan untuk meningkatkan motivasi siswa

seperti memberi pujian kepada siswa yang menyelesaikan tugas dengan

baik, memberi hadiah kepada siswa yang memiliki nilai tertinggi.


63

Memotivasi siswa yang kurang dalam belajar dan selalu memberikan

perhatian lebih kepada siswa agar termotivasi dalam belajar.

2. Dilihat dari hasil uji kecenderungan reinforcement di SDIT Harapan

Islami, skor dinyatakan tinggi ketika mencapai nilai ≥ 31 berjumlah 14

orang sebesar 14,3%, skor dinyatakan sedang ketika mencapai nilai 26 -

30 berjumlah 43 orang sebesar 43,87%, dan skor rendah ketika mencapai

≤ 26 sebanyak 41 orang sebesar 41,83%.

3. Dilihat dari hasil uji kecenderungan motivasi belajar siswa di SDIT

Harapan Islami, skor dinyatakan tinggi ketika mencapai nilai ≥ 49

berjumlah 19 orang sebesar 19,39%, skor dinyatakan sedang ketika

mencapai nilai 38 - 48 berjumlah 60 orang sebesar 61,22%, dan skor

dinyatakan rendah ketika mencapai nilai ≤ 37 berjumlah 19 orang sebesar

19,39%.

Ini berarti bahwa reinforcement dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

di SDIT Harapan Islami. Kenyataan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa

Reinforcement (X) mempunyai kontribusi terhadap Motivasi Belajar Siswa (Y)

SDIT Harapan Islami, dimana koefisien determinasi (KD) Reinforcement sebesar

4,8%. Sedangkan 95,2% koefisien determinasi (KD) yang berkontribusi terhadap

Motivasi Belajar Siswa ditentukan oleh faktor – faktor lain kondisi belajar yang

menyenangkan dan cara guru mengajar. Dimana penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Ach Fadloil (2012), menyimpulkan bahwa variabel pemberian

penguatan oleh guru mempunyai pengaruh signifikan terhadap motivasi belajar

siswa. Hal ini dibuktikan dengan menggunakan uji F, dimana perolehan

perhitungan Fhitung > Ftabel yaitu (11,547>2,922) dengan signifikansi 0,002. Nilai
64

koefisien korelasi R sebesar 0,527 yang berarti bahwa pemberian penguatan oleh

guru memiliki hubungan yang nyata dengan motivasi belajar siswa sebesar 52,7%

berarti tingkat hubungan variabel X dan variabel Y cukup kuat. Koefisien

determinasi (Rsquare) sebesar 0,278 yang berarti bahwa variabel pemberian

penguatan oleh guru mempengaruhi motivasi belajar siswa sebesar 27,8%.

Adapun faktor- faktor lain yaitu keinginan yang ingin dicapai, cara guru

mengelola kelas, dan sebagainya.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian terbukti bahwa

reinforcement memiliki hubungan yang signifikan dengan motivasi belajar siswa.

dimana rhitung > rtabel ( 0,221 > 0,1986) dan thitung > ttabel (2,22 > 1,98447).
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada data dan hasil penelitian.

Adapun kesimpulan yang diperoleh yaitu :

1. Rata-rata Reinforcement (variabel bebas) yang diberikan guru dalam

pembelajaran berupa hal-hal sederhana seperti memuji saat siswa berhasil

mengerjakan soal dengan benar, memberikan senyuman ketika memulai pelajaran

agar siswa lebih semangat, dan mengajak siswa lain bertepuk tangan saat salah

satu dari temannya berhasil menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Dan ketika

siswa melakukan kesalahan, guru tidak langsung menghukum siswa tersebut,

tetapi memberi nasehat agar siswa tidak mengulangi kesalahannya. Hasil skor

angket reinforcement yang diperoleh dalam keadaan sedang, yakni dengan skor

rata rata 26,1

2. Tingkat motivasi Belajar (variabel terikat) di SD dapat dikatakan baik. Dimana

siswa rajin datang ke sekolah tepat waktu, selalu mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru, aktif saat proses belajar mengajar berlangsung, dan

mendengarkan dengan tertib ketika guru menjelaskan pelajaran. Hasil skor

angket motivasi belajar siswa yang diperoleh dalam keadaan sedang, yakni

dengan skor rata rata 42,47.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara reinforcement dengan

motivasi belajar siswa SDIT Harapan Islami Talun Kenas (r xy hitung > rtabel yaitu

0,221 > 0,1986 sedangkan uji t diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,22 > 1,98447).

65
66

Artinya, semakin tinggi reinforcement maka semakin tinggi juga motivasi belajar

siswa.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka saran

yang dapat diambil adalah :

1. Bagi siswa, hendaknya lebih fokus dalam kegiatan belajar, memanfaatkan

waktu luang untuk hal positif seperti membaca di perpustakaan atau berdiskusi

dengan teman. Dan lebih meningkatkan lagi motivasi belajarnya agar prestasi

yang diraih juga semakin baik.

2. Bagi guru, diharapkan agar lebih memperhatikan siswanya dan lebih

meningkatkan pemberian reinforcement positif pada siswa bukan cenderung

menghukum bila siswa melakukan kesalahan.

3. Bagi sekolah, diharapkan dapat menerapkan reinforcement khususnya

reinforcement positif bagi siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar siswa

semakin termotivasi untuk meraih prestasi.

4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk lebih memantapkan hasil penelitian

ini. Perlu dilakukan penelitian yang sejenis dengan populasi yang lebih luas dan

melibatkan faktor-faktor lain yang diduga mempengaruhi motivasi belajar siswa

serta dengan menggunakan metode pengumpulan data lainnya, misalnya metode

wawancara sehingga akan diperoleh data yang lebih kompleks.


DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2010. Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil


Mengajar. Bandung: Alfabeta

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bachri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Fathurrohman Pupuh, Suryana Aa. 2012. Guru Profesional . Bandung:


Refika Aditama

Hamzah B. Uno. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di


Bidang Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.

https://candraardian2.wordpress.com/artikel-psikologi/teori-belajar/

http://fajariw.blogspot.co.id/2013/11/teori-motivasi-dan-contoh-kasus.html

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Peneletian. Jakarta: Kencana Prenada


Media Group

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja


Grafindo Persada

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.


Jakarta: Rhinneka Cipta

Usman, Moh Uzer. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Wahyudi. 2012. Mengejar Profesionalisme Guru. Jakarta: Prestasi


Pustakaraya

67
68

Lampiran 1

ANGKET HUBUNGAN ANTARA REINFORCEMENT DENGAN


MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SDIT HARAPAN ISLAMI TALUN
KENAS TAHUN AJARAN 2021/2022

Petunjuk angket
Baca kalimat-kalimat dibawah dengan hati-hati. Apabila kamu
mempertimbangkan kalimat tersebut dan cocok dengan dirimu, silahkan beri
tanda cek (√) dilembar jawaban. Petunjuk jawaban seperti berikut ini:
SS : Sangat Sering S : Sering KS : Kurang Sering HTP : Hampir
Tidak pernah
A. ANGKET REINFORCEMENT

No. Pertanyaan Skor

SS S KS HTP

1. Jika saya mengerjakan tugas dengan baik, guru


memberikan pujian kepada saya

2. Jika saya tidak mengerjakan tugas yang diberikan, guru


menghukum saya

3. Jika saya mampu menjawab pertanyaan yang diajukan,


guru memberikan saya pujian

4. Jika saya mengerjakan tugas, guru tidak pernah


memberikan pujian

5. Jika saya mengerjakan tugas, guru tidak pernah


memberikan saya nilai yang bagus

6. Jika saya mampu menjawab pertanyaan saat diskui, guru


menepuk pundak saya dan tersenyum

7. Jika saya terlambat datang ke sekolah, guru memberikan


saya hukuman

8. Jika saya mengerjakan pekerjaan rumah, guru memeriksa


dan menandatanginya

9. Jika saya mengerjakan pekerjaan rumah dan hasilnya


bagus, guru menuliskan komentar berisi pujian

10. Saya mendapat nilai tertinggi di kelas, guru memberikan


saya hadiah
69

11. Saya menang olimpiade tingkat sekolah, guru


memberikan saya hadiah

12. Jika saya aktif dalam diskusi kelompok, guru mendekati


saya dan mengacungkan jempol

13. Jika kelas saya aktif saat belajar, guru tersenyum dan
mengacungkan jempol

14. Jika saya gagal dalam menjawab soal, guru menghukum


saya berdiri di depan kelas

15. Jika saya mampu menjawab pertanyaan dengan benar,


guru memberikan tepuk tangan

16. Jika saya terlambat masuk kelas, guru menghukum saya


dengan tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran

17. Jika saya tidak mengerjakan pekerjaan rumah, guru


menuliskan komentar buruk “kamu malas dan akan
tinggal kelas” di buku catatan saya

18 Jika saya mendapat nilai buruk, guru menasehati saya


agar lebih giat lagi belajar

19. Jika ada kesalahan dalam mengerjakan tugas, guru


menuliskan komentar yang memotivasi “kamu harus
lebih giat lagi” pada buku catatan saya

20 Jika kami mendapat nilai bagus dalam tugas kelompok,


guru memberikan hadiah
70

B. ANGKET MOTIVASI BELAJAR

No. Pertanyaan Skor

SS S KS HTP

1. Saya senang mendengarkan guru menjelaskan pelajaran

2. Saya senang mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan


guru

3. Jika saya gagal, saya tidak akan putus asa dan akan terus
mencoba sampai berhasil

4. Saya aktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru

5. Saya aktif dalam kegiatan diskusi kelas

6. Saya selalu mengerjakan pekerjaan rumah agar selesai


tepat pada waktunya

7. Saat ujian saya selalu mengerjakan soal dengan


kemampuan saya sendiri dan tidak pernah mencontek milik
orang lain

8. Jika guru tidak hadir, saya belajar sendiri di dalam kelas

9. Jika ada waktu luang saya selalu memanfaatkannya dengan


membaca buku di perpustakaan

10. Saya senang menjawab pertanyaan yang diajukan guru


walaupun belum tentu semuanya benar

11. Saya berani mempertanggungjawabkan jawaban yang telah


saya berikan

12. Saya selalu memberikan pendapat berdasarkan fakta yang


benar

13. Saya rajin belajar agar mendapat nilai yang tinggi

14. Jika saya mendapat nilai tinggi akan membuat orang tua
saya bangga terhadap saya

15. Jika ada waktu luang saya suka mengerjakan latihan yang
ada di lembar kerja siswa

16. Jika guru tidak hadir, saya akan mengajak teman


berdiskusi membahas pelajaran yang akan dipelajari

17. Saya akan memperttahankan jawaban yang saya anggap


benar walaupun teman lain banyak yang menyalahkan
71

18. Saya senang pelajaran yang membutuhkan eksperimen


seperti IPA

19. Saya senang mencoba hal hal baru yang menambah


wawasan

20. Saya merasa malu jika mendapat nilai rendah dalam


pelajaran
72

Lampiran 2

Hasil Uji Coba Angket Reinforcement Pada Kelas Tinggi (IV-VI) di SDIT
Harapan Islami Talun Kenas Tahun Ajaran 2021/2022
73

Lampiran 3
Perhitungan Validitas Angket Reinforcement SDIT Harapan Islami Talun

Kenas Tahun Ajaran 2021/2022

Dari Tabel lampiran 2 diperoleh :

∑X = 63

∑Y = 1490

∑XY = 3870

∑X∑Y = 93870

∑X2 = 173

(∑X)2 = 3969

∑Y2 = 92254

(∑Y)2 = 2220100

N = 25

Dengan menggunakan rumus Product Moment diperoleh validitas tes nomor 3


sebagai berikut :
74

rxy =

= 0,635

Berdasarkan tabel Pearson, n = 25 - 2 dengan taraf signifikasi 0,05,


memiliki nilai 0,396 dan rhitung bernilai 0,635. Maka rhitung > rtabel Maka dapat
disimpulkan bahwa butir soal nomor 3 dinyatakan Valid.

Adapun secara keseluruhan, soal yang valid dapat dilihat dalam tabel berikut :

No. rhitung Keterangan


Soal
1 0,264 Tidak Valid
2 0,38 Tidak Valid
3 0,635 Valid
4 0,4621 Valid
5 0,1607 Tidak Valid
6 -0,16212 Tidak Valid
7 0,447 Valid
8 0,5128 Valid
9 0,659 Valid
10 0,2652 Tidak Valid
11 0,6924 Valid
12 0,389 Tidak Valid
13 0,491 Valid
14 0,154 Tidak Valid
15 0,65 Valid
16 0,149 Tidak Valid
17 0,464 Valid
18 0,325 Tidak Valid
19 0,3523 Tidak Valid
20 0,416 Valid
75

Lampiran 4

Perhitungan Reliabilitas Reinforcement SDIT Harapan Islami Talun Kenas

Tahun Ajaran 2021/2022

Rumus yang digunakan yaitu rumus alfa cronbach, yaitu :

Dimana rumus adalah :

Kemudian masing masing chi kuadrat dari soal yang valid ditambahkan dan

menjadi

Dan rumus adalah :

Adapun secara otomatis, digunakan program SPSS dengan cara :


 Masukkan butir soal di data view.
 Kemudain klik analyze scale reliability analysis.
 Masukkan butir soal yang valid (setelah diuji dengan uji validitas) ke
kotak item
 Klik statistics, pada descriptives for klik scale if item deleted.
 Klik continue
 Klik OK
76

Maka hasil reliabilitas pada variabel reinforcement adalah :

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.758 10

Dari hasil perhitungan reliabilitas menggunakan SPPS, maka didapat r hitung sebesar
0,758,. Dan rtabel dengan n = 25-2 – 2 adalah 0,396 . rhitung > rtabel sehingga butir soal
yang valid pada variabel reinforcement adalah reliabel sehingga hasilnya akan
sama dimanapun penelitian dilakukan.
77

Lampiran 5

Hasil Uji Coba Angket Motivasi Belajar Pada Kelas Tinggi (IV-VI) SDIT
Harapan Islami Talun Kenas Tahun ajaran 2021/2022
78

Lampiran 6

Perhitungan Validitas Angket Motivasi Belajar SDIT Harapan Islami Talun


Kenas Tahun Ajaran 2021/2022

Dari Tabel lampiran 5 diperoleh :

∑X = 87

∑Y = 1226

∑XY = 4334

∑X∑Y = 106662

∑X2 = 313

(∑X)2 = 7569

∑Y2 = 61880

(∑Y)2 = 1503076

N = 25

Dengan menggunakan rumus Product Moment diperoleh validitas tes nomor 1


sebagai berikut :
79

rxy =

= 0,503

Berdasarkan tabel Pearson, n = 25 - 2 dengan taraf signifikasi 0,05,

memiliki nilai 0,396 dan rhitung bernilai 0,503. Maka rhitung > rtabel Maka dapat

disimpulkan bahwa butir soal nomor 1 dinyatakan Valid.

Adapun secara lengkap, butir soal yang valid dapat dilihat pada tabel berikut :

No. rhitung Keterangan


Soal
1 0,503 Valid
2 0,744 Valid
3 0,646 Valid
4 0,355 Tidak Valid
5 0,368 Tidak Valid
6 0,662 Valid
7 0,504 Valid
8 0,319 Tidak Valid
9 0,598 Valid
10 0,383 Tidak Valid
11 0,644 Valid
12 0,234 Tidak Valid
13 0,805 Valid
14 0,436 Valid
15 0,447 Valid
16 0,475 Valid
17 0,426 Valid
18 0,536 Valid
19 0,401 Valid
20 0,383 Tidak Valid
80

Lampiran 7

Perhitungan Reliabilitas Motivasi Belajar SDIT Harapan Islami Talun

Kenas Tahun Ajaran 2021/2022

Rumus yang digunakan yaitu rumus alfa cronbach, yaitu :

rii =

Dimana rumus adalah :

Kemudian masing masing chi kuadrat dari soal yang valid ditambahkan dan

menjadi

Dan rumus adalah :

Adapun secara otomatis, digunakan program SPSS dengan cara :


 Masukkan butir soal di data view.
 Kemudain klik analyze scale reliability analysis.
 Masukkan butir soal yang valid (setelah diuji dengan uji validitas) ke
kotak item.
 Klik statistics, pada descriptives for klik scale if item deleted.
 Klik continue
 Klik OK
81

Maka hasil reliabilitas pada variabel motivasi belajar adalah :

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.840 14

Dari hasil perhitungan reliabilitas menggunakan SPPS, maka didapat r hitung


sebesar 0,840. Dan rtabel dengan n = 25 – 2 adalah 0,396 . r hitung > rtabel sehingga
butir soal yang valid pada variabel motivasi adalah reliabel sehingga hasilnya
akan sama dimanapun penelitian dilakukan.
82

Lampiran 8
ANGKET HUBUNGAN REINFORCEMENT DENGAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA SDIT HARAPAN ISLAMI TALUN KENAS TAHUN
AJARAN 2021/2022

A. ANGKET REINFORCEMENT

No. Pertanyaan Skor

SS S KS HTP

1. Jika saya mampu menjawab pertanyaan yang diajukan,


guru memberikan saya pujian

2. Jika saya mengerjakan tugas, guru tidak pernah


memberikan pujian

3. Jika saya terlambat datang ke sekolah, guru memberikan


saya hukuman

4. Jika saya mengerjakan pekerjaan rumah, guru memeriksa


dan menandatanginya

5. Jika saya mengerjakan pekerjaan rumah dan hasilnya


bagus, guru menuliskan komentar berisi pujian

6. Saya menang olimpiade tingkat sekolah, guru


memberikan saya hadiah

7. Jika kelas saya aktif saat belajar, guru tersenyum dan


mengacungkan jempol

8. Jika saya mampu menjawab pertanyaan dengan benar,


guru memberikan tepuk tangan

9. Jika saya tidak mengerjakan pekerjaan rumah, guru


menuliskan komentar buruk “kamu malas dan akan
tinggal kelas” di buku catatan saya
83

10. Jika kami mendapat nilai bagus dalam tugas kelompok,


guru memberikan hadiah

B. ANGKET MOTIVASI BELAJAR


No. Pertanyaan Skor

SS S KS HTP

1. Saya senang mendengarkan guru menjelaskan pelajaran

2. Saya senang mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan


guru

3. Jika saya gagal, saya tidak akan putus asa dan akan terus
mencoba sampai berhasil

4. Saya selalu mengerjakan pekerjaan rumah agar selesai


tepat pada waktunya

5. Saat ujian saya selalu mengerjakan soal dengan


kemampuan saya sendiri dan tidak pernah mencontek
milik orang lain

6. Jika ada waktu luang saya selalu memanfaatkannya


dengan membaca buku di perpustakaan

7. Saya berani mempertanggungjawabkan jawaban yang


telah saya berikan

8. Saya rajin belajar agar mendapat nilai yang tinggi

9. Jika saya mendapat nilai tinggi akan membuat orang tua


saya bangga terhadap saya

10. Jika ada waktu luang saya suka mengerjakan latihan yang
ada di lembar kerja siswa

11. Jika guru tidak hadir, saya akan mengajak teman


berdiskusi membahas pelajaran yang akan dipelajari
84

12. Saya akan memperttahankan jawaban yang saya anggap


benar walaupun teman lain banyak yang menyalahkan

13. Saya senang pelajaran yang membutuhkan eksperimen


seperti IPA

14. Saya senang mencoba hal hal baru yang menambah


wawasan

Lampiran 9

Uji Coba Reinforcement SDIT Harapan Islami Talun Kenas Tahun Ajaran
2021/2022
85
86
87

Lampiran 10

Uji Coba Angket Motivasi Belajar SDIT Harapan Islami Talun Kenas Tahun
Ajaran 2021/2022
88
89

Lampiran 11
Perhitungan Statistik Dasar Variabel X
Perhitungan Statistik dasar meliputi : tabel frekuensi, rata rata nilai (x), varians,
simpangan baku (s), median dan modus. Langkah langkah perhitungan statistik
dasar sebagai berikut :

1. Data Reinforcement (X)


a. Menyusun data untuk tabel distribusi
1) Menyusun daftar tabel distribusi frekuensi pada variabel X :

No X No X
1 32 25 30
2 26 26 26
3 30 27 27
4 27 28 30
5 25 29 25
6 26 30 30
7 25 31 24
8 24 32 25
9 15 33 25
10 29 34 30
11 32 35 29
12 22 36 27
13 26 37 33
14 20 38 20
15 30 39 24
16 34 40 22
17 23 41 26
18 28 42 27
19 23 43 29
20 30 44 20
21 29 45 36
22 33 46 29
23 26 47 27
24 25 48 27
90

No. X No. X
49 23 74 31
50 32 75 28
51 24 76 21
52 26 77 19
53 27 78 28
54 22 79 22
55 29 80 18
56 28 81 28
57 23 82 28
58 24 83 37
59 21 84 21
60 23 85 28
61 27 86 22
62 24 87 28
63 35 88 21
64 28 89 17
65 26 90 27
66 29 91 31
67 25 92 16
68 26 93 24
69 31 94 28
70 19 95 20
71 17 96 18
72 29 97 35
73 25 98 31

2) Menentukan rentang nilai


Berdasarkan data diatas diperoleh data terbesar = 37, dan data terkecil
= 15
Rentang = data terbesar – data terkecil
= 37 – 15
= 22

3) Menentukan Banyak Kelas


Banyak Kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 Log 98
= 1 + 6,57
91

= 7,57 dibulatkan menjadi 8


Banyak kelas yang diambil adalah 8. Dalam hal ini banyak kelas yang
ditentukan adalah 8.

4) Menentukan panjang kelas interval

Panjang Kelas (P) =

P = = 2,75 dibulatkan menjadi 3


Panjang kelas yang bisa diambil adalah 3. Dalam hal ini panjang kelas
yang ditentukan adalah 3.

5) Memilih ujung bawah kelas interval


Ujung bawah kelas interval dapat diambil sama dengan data terkecil
dari data data yang ada atau lebih kecil dari data yang ada. Ujung
bawah yang ditentukan adalah sama dengan data terkecil yaitu 15.

6) Tabel Frekuensi

No. Kelas f xi f.xi xi 2 f.xi2


Interval

1 15-17 4 16 64 256 1024

2 18-20 8 19 152 361 2888

3 21-23 14 22 308 484 6776

4 24-26 24 25 600 625 15000

5 27-29 27 28 756 784 21168

6 30-32 14 31 434 961 13454

7 33-35 5 34 170 1156 5780

8 36-38 2 37 74 1369 2738

Jumlah 98 - 2558 4627 68828


92

b. Menentukan rata rata hitung ( )

= 26,1

c. Menentukan varians (S2)

Untuk menentukan simpangan baku (s) digunakan rumus =

S2 =

S2 =

S2 =

S2 =

= 21,22

d. Simpangan Baku

S=

S=

S = 4,6
93

Dengan demikian simpangan baku (s) adalah 4,6

e. Median (Md)

Md =b+p

Keterangan :
Md = median
b = tepi bawah kelas median
n = jumlah frekuensi
F = frekuensi sebelum kelas median
p = panjang interval median
f = frekuensi kelas median

jumlah frekuensi (n) = 98 orang, dan n = 49

batas bawah kelas median (b) = 24 – 0,5 = 23,5


panjang kelas median (p) =3
Frekuensi kelas median (f) = 24
Jumlah semua frekuensi sebelum kelas media (F) = 14
Masukkan ke dalam rumus :

Md =b+p

Md = 23,5 + 3

Md = 23,5 + 3(1,45)
Md = 23,5 + 4,35
Md = 27,85

f. Modus (Mo)
94

Mo =b+p

Keterangan :
Mo = Modus
b = tepi bawah kelas interval dengan frekuensi terbanyak
p = panjang kelas interval
b1 = frekuensi pada kelas modus (frekuensi kelas interval terbanyak
dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya)
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval
berikutnya

Kelas modus (f terbesar = 27)

Tepi bawah kelas interval (b) = 27 – 0,5 = 26,5

Panjang kelas interval (p) =3

b1 = 27 – 24 = 3

b2 = 27 – 14 = 13

masukkan ke dalam rumus :

Mo =b+p

Mo = 26,5 + 3

Mo = 26,5 + 3 (0,18)
Mo = 26,5 + 0,54

Mo = 27,04
95

Lampiran 12
Perhitungan Statistik Dasar Variabel Y
Perhitungan Statistik dasar meliputi : tabel frekuensi, rata rata nilai (x), varians,
simpangan baku (s), median dan modus. Langkah langkah perhitungan statistik
dasar sebagai berikut :

2. Data Motivasi Belajar; (Y)


a. Menyusun data untuk tabel distribusi
1) Menyusun daftar tabel distribusi frekuensi pada variabel Y :

No Y No Y
1 51 25 53
2 37 26 39
3 43 27 41
4 30 28 37
5 48 29 33
6 38 30 41
7 31 31 51
8 44 32 39
96

9 41 33 35
10 44 34 49
11 40 35 39
12 47 36 46
13 40 37 40
14 29 38 37
15 40 39 51
16 42 40 34
17 34 41 49
18 49 42 42
19 36 43 50
20 48 44 43
21 40 45 39
22 45 46 39
23 39 47 47
24 38 48 44

No Y No Y
49 39 74 42
50 52 75 38
51 36 76 49
52 46 77 41
53 47 78 44
54 42 79 34
55 51 80 45
56 40 81 44
57 36 82 37
58 42 83 43
59 51 84 38
60 41 85 48
61 30 86 42
62 45 87 50
63 49 88 38
64 46 89 41
65 42 90 48
66 35 91 39
67 45 92 51
68 35 93 46
69 50 94 43
70 37 95 41
97

71 38 96 47
72 52 97 52
73 43 98 50

2) Menentukan rentang nilai


Berdasarkan data diatas diperoleh data terbesar = 53, dan data terkecil
= 29.
Rentang Kelas = data terbesar – data terkecil
= 53 - 29
= 24

3) Menentukan Banyak Kelas


Banyak Kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 Log 98
= 1 + 6,57
= 7,57 dibulatkan menjadi 8
Banyak kelas yang diambil adalah 8. Dalam hal ini banyak kelas yang
ditentukan adalah 8.

4) Menentukan panjang kelas interval

Panjang Kelas (P) =

P = =3

Panjang kelas yang bisa diambil adalah 3. Dalam hal ini panjang kelas
yang ditentukan adalah 3.

5) Memilih ujung bawah kelas interval


Ujung bawah kelas interval dapat diambil sama dengan data terkecil
dari data data yang ada atau lebih kecil dari data yang ada. Ujung
bawah yang ditentukan adalah sama dengan data terkecil yaitu 29.
98

6) Tabel Frekuensi

No. Kelas F xi f.xi xi 2 f.xi2


Interval

1 29-31 4 30 120 900 3600

2 32-34 4 33 132 1089 4356

3 35-37 11 36 396 1296 14256

4 38-40 20 39 780 1521 30420

5 41-43 19 42 798 1764 33516

6 44-46 13 45 585 2025 26325

7 47-49 13 48 624 2304 29952

8 50-53 14 52 728 2704 37856

Jumlah 98 - 4163 13603 180281

b. Menentukan rata rata hitung ( )

= 42,47

c. Menentukan varians (S2)


Untuk menentukan simpangan baku (s) digunakan rumus =

S2 =
99

S2 =

S2 =

S2 =

= 35,45

d. Simpangan Baku

S=

S=

S = 5,95
Dengan demikian simpangan baku (s) adalah 5,95

e. Median (Md)

Md =b+p

Keterangan :
Md = median
b = tepi bawah kelas median
n = jumlah frekuensi
F = frekuensi sebelum kelas median
p = panjang interval median
f = frekuensi kelas median
100

jumlah frekuensi (n) = 98 orang, dan n = 49

batas bawah kelas median (b) = 41 – 0,5 = 40,5


panjang kelas median (p) =3
Frekuensi kelas median (f) = 19
Jumlah semua frekuensi sebelum kelas media (F) = 20
Masukkan ke dalam rumus :

Md =b+p

Md = 40,5 + 3

Md = 40,5 + 3(1,53)
Md = 40,5 + 4,59
Md = 45,09

f. Modus (Mo)

Mo =b+p

Keterangan :
Mo = Modus
b = tepi bawah kelas interval dengan frekuensi terbanyak
p = panjang kelas interval
b1 = frekuensi pada kelas modus (frekuensi kelas interval terbanyak
dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya)
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval
berikutnya
Kelas modus (f terbesar = 20)
Tepi bawah kelas interval (b) = 38 – 0,5 = 37,5
Panjang kelas interval (p) =3
b1 = 20 – 11 = 9
101

b2 = 20 - 19= 1

masukkan ke dalam rumus :


masukkan ke dalam rumus :

Mo =b+p

Mo = 37,5 + 3

Mo = 37,5 + 3 (0,9)
Mo = 37,5 + 2,7
Mo = 40,2
102

Lampiran 13

Uji Kecenderungan Variabel X

Pengetahuan kecenderungan variabel reinforcement (X) digunakan uji


kecenderungan sebagai berikut :

≥ M + 1 SD = Tinggi

M sampai M + 1 SD = Sedang

≤ M - 1 SD = Rendah

Dimana :

∑X = 2558

∑X2 =
68768

N = 98

Maka untuk mencari M , dilakukan dengan rumus :

M =

M =

M = 26,1

Kemudia mencari nilai SD dengan rumus :

SD =
103

SD =

SD =

SD =

SD =

SD = 4,52

Berdasarkan hasil hitung diatas, selanjutnya dapat ditentukan masing masing skor
kategori :

a. Kategori tinggi
= ≥ M + 1 SD
= ≥ 26,1 + 1 (4,52)
= ≥ 30,62 dibulatkan menjadi ≥ 31
Untuk ini terdapat 14 orang dengan kategori tinggi.
b. Kategori sedang

= M sampai M + 1 SD

= 26,1 sampai 30,62 dibulatkan menjadi 26 sampai 30

Untuk ini terdapat ada 43 orang dengan kategori sedang.

c. Kategori rendah

= ≤ M - 1 SD

= ≤ 26,1 - 1 (4,52)

= ≤ 26,1 dibulatkan menjadi ≤ 26


104

Untuk ini terdapat 41 orang dengan kategori rendah

Lampiran 14

Uji Kecenderungan Variabel Y

Pengetahuan kecenderungan variabel motivasi belajar (Y) digunakan uji


kecenderungan sebagai berikut :

≥ M + 1 SD = Tinggi

M sampai M + 1 SD = Sedang

≤ M - 1 SD = Rendah

Dimana :

∑Y = 4153

∑Y2 = 179187

N = 98

Maka untuk mencari M , dilakukan dengan rumus :

M =

M =

M = 42,37
105

Kemudia mencari nilai SD dengan rumus :

SD =

SD =

SD =

SD =

SD =

SD = 5,76

Berdasarkan hasil hitung diatas, selanjutnya dapat ditentukan masing masing skor
kategori :

a. Kategori tinggi
= ≥ M + 1 SD
= ≥ 42,37 + 1 (5,76)
= ≥ 48,13 dibulatkan menjadi ≥ 49
Untuk ini terdapat 19 orang dengan kategori tinggi.
b. Kategori sedang
= M sampai M + 1 SD
= 42,37 sampai 48,13 dibulatkan menjadi 42 sampai 48 dikarenakan
skor 38-41 tidak memiliki kategori, maka dimasukkan kedalam kategori
sedang. Sehingga kategori sedang berada di skor ≥ 38-48.

Untuk ini terdapat ada 60 orang dengan kategori sedang.


106

c. Kategori rendah

= ≤ M - 1 SD

= ≤ 42,37 – 5,76

= ≤ 36,61 dibulatkan menjadi ≤ 37

Untuk ini terdapat 19 orang dengan kategori rendah

Lampiran 15

Perhitungan Normalitas Variabel Data Reinforcement SDIT Harapan Islami


Talun Kenas dengan Liliefors

Secara manual, hal yang dilakukan untuk mencari normalitas seperti yang
tertera di Bab III. Yaitu dengan membandingkan Lhitung dengan Ltabel.
Secara otomatis, normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS .
adapun langkah langkahnya adalah :
 Buka program SPSS
 Masukkan skor variabel X ke data view
 Kemudian, pilih menu : analyze Descriptives Statistic Explore
 Kemudian klik Ok
 Maka akan muncul kotak dialig uji normalitas, selanjutnya masukkan X ke
dependent list; (jika ada lebih dari 1 kelompok data ,maka masukkan ke
factor list)
 Kemudian klik plots, pilih Normality test with plots, dan klik continue.
 Lalu klik OK
107

Setelah langkah diatas, maka akan muncul hasil output yang terdiri dari
beberapa tabel. Lihat tabel Test of Normality untuk mencari hasil dari uji
normalitas data X. lebih jelasnya, tabel tersebut dapat dilihat pada tabel

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


X
.073 98 .200* .990 98 .702

a. Lilliefors Significance Correction


*. This is a lower bound of the true significance.

Dalam tabel diatas, nilai sig. pada kotak Kolmogrov-Smirnov merupakan

nilai p yang bernilai 0,200. Jika dibandingkan dengan taraf α = 0,05 dengan n =

98 memiliki nilai tabel 0,, maka p > α. Maka pada variabel motivasi belajar,

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

.
108

Lampiran 16

Perhitungan Normalitas Variabel Data Motivasi Belajar

SDIT Harapan Islami Talun Kenas dengan Liliefors

Secara manual, hal yang dilakukan untuk mencari normalitas seperti yang
tertera di Bab III. Yaitu dengan membandingkan Lhitung dengan Ltabel.

Secara otomatis, normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS .


adapun langkah langkahnya adalah :

 Buka program SPSS


 Masukkan skor variabel Y ke data view
 Kemudian, pilih menu : analyze Descriptives Statistic Explore
 Kemudian klik Ok
 Maka akan muncul kotak dialig uji normalitas, selanjutnya masukkan Y ke
dependent list; (jika ada lebih dari 1 kelompok data ,maka masukkan ke
factor list)
 Kemudian klik plots, pilih Normality test with plots, dan klik continue.
 Lalu klik OK
109

Setelah langkah diatas, maka akan muncul hasil output yang terdiri dari
beberapa tabel. Lihat tabel Test of Normality untuk mencari hasil dari uji
normalitas data X. lebih jelasnya, tabel tersebut dapat dilihat pada tabel

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.


Y
.071 98 .200* .976 98 .069

a. Lilliefors Significance Correction


*. This is a lower bound of the true significance.
Dalam tabel diatas, nilai sig. pada kotak Kolmogrov-Smirnov merupakan

nilai p yang bernilai 0,200. Jika dibandingkan dengan taraf α = 0,05 dengan n =

98 memiliki nilai tabel 0,, maka p > α. Maka pada variabel motivasi belajar,

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.


110

Lampiran 17

Perhitungan Homogenitas Hubungan Antara Reinforcement dengan Motivasi

Belajar Siswa SDIT Harapan Islami Talun Kenas Tahun Ajaran 2021/2022

Perhitungan homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui bahwa sekumpulan


data berdistribusi sama atau tidak. Adapun dalam penelitian ini, perhitungan
homogenitas dilakukan dengan cara uji F. rumus yang digunakan adalah :

F =

Pada lampiran 15 dan lampiran 16, terdapat nilai varian variabel X dan Y, yaitu :

Nilai varian variabel X = 21,22

Nilai varian variabel Y = 35,45

Sehingga nampak bahwa varian variabel Y > variabel X, maka dimasukkan


kedalam rumus :

F =
111

F = 1,67

Dengan db pembilang = 98 – 1 dan db penyebut = 98 – 1 pada taraf signifikasi


0,05 memiliki nilai Ftabel sebesar = 3,94 . Maka Fhitung < Ftabel sehingga data
homogen.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:325) menyatakan bahwa menurut harga f hitung


signifikan ataupun tidak, penelitian tetap perlu dilanjutkan dengan pengujian lain,
yaitu uji t.

Lampiran 18
Perhitungan Uji Linieritas Dan Keberartian Persamaan Regresi

SDIT Harapan Islami Talun Kenas Tahun ajaran 2021/2022

Secara manual, pengujian linieritas dapat dilakukan dengan cara seperti


yang tertera pada Bab III. Yaitu dengan mencari persamaan regresi X dan Y.
kemudian membandingkan Fhitung dengan Ftabel`.

Secara otomatis, pengujian linieritas dapat dilakukan dengan program SPSS.

Langkah Langkahnya adalah :

 Buka program SPSS


 Masukkan skor X dan Skor Y dalam data view.
 Kemudian pilih menu analyze compare means means
 Setelah itu maka akan muncul kotak dialog uji linieritas.
 Masukkan skor Y ke dependent dan skor X ke independent.
 Pilih kota option dan klik test of liniearity.
 Klik continue lalu klik OK.
112

ANOVA Table
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
X*Y Between Groups (Combined) 704.509 23 30.631 1.751 .037
Linearity 97.942 1 97.942 5.599 .021
Deviation from
606.567 22 27.571 1.576 .076
Linearity
Within Groups 1294.470 74 17.493
Total 1998.980 97
Setelah melakukan langkah langkah di astas, maka akan muncul hasil
output yang terdiri dari beberapa tabel. Lihat tabel Anova seperti di bawah
ini:

Dari tabel diatas, maka F tuna cocok sebesar 1,576 dengan signifikan 0,76 (diatas

0,05) sehingga variabel X dan variabel Y memiliki model regresi linier.

Lampiran 19

Tabel Korelasi Reinforcement dengan Motivasi Belajar Siswa SDIT Harapan


Islami Talun Kenas Tahun Ajaran 2021/2022
No X Y X2 Y2 XY
1 32 51 1024 2601 1632
2 26 37 676 1369 962
3 30 43 900 1849 1290
4 27 30 729 900 810
5 25 48 625 2304 1200
6 26 38 676 1444 988
7 25 31 625 961 775
8 24 44 576 1936 1056
9 15 41 225 1681 615
10 29 44 841 1936 1276
11 32 40 1024 1600 1280
12 22 47 484 2209 1034
13 26 40 676 1600 1040
14 20 29 400 841 580
15 30 40 900 1600 1200
16 34 42 1156 1764 1428
17 23 34 529 1156 782
18 28 49 784 2401 1372
19 23 36 529 1296 828
113

20 30 48 900 2304 1440


21 29 40 841 1600 1160
22 33 45 1089 2025 1485
23 26 39 676 1521 1014
24 25 38 625 1444 950
25 30 53 900 2809 1590
26 26 39 676 1521 1014
27 27 41 729 1681 1107
28 30 37 900 1369 1110
29 25 33 625 1089 825
30 30 41 900 1681 1230
31 24 51 576 2601 1224
32 25 39 625 1521 975
33 25 35 625 1225 875
34 30 49 900 2401 1470
35 29 39 841 1521 1131
36 27 46 729 2116 1242
37 33 40 1089 1600 1320
38 20 37 400 1369 740
39 24 51 576 2601 1224
40 22 34 484 1156 748
41 26 49 676 2401 1274
42 27 42 729 1764 1134
43 29 50 841 2500 1450
44 20 43 400 1849 860
45 36 39 1296 1521 1404
46 29 39 841 1521 1131
47 27 47 729 2209 1269
48 27 44 729 1936 1188
49 23 39 529 1521 897
50 32 52 1024 2704 1664
51 24 36 576 1296 864
52 26 46 676 2116 1196
53 27 47 729 2209 1269
54 22 42 484 1764 924
55 29 51 841 2601 1479
56 28 40 784 1600 1120
57 23 36 529 1296 828
58 24 42 576 1764 1008
59 21 51 441 2601 1071
60 23 41 529 1681 943
61 27 30 729 900 810
62 24 45 576 2025 1080
63 35 49 1225 2401 1715
114

64 28 46 784 2116 1288


65 26 42 676 1764 1092
66 29 35 841 1225 1015
67 25 45 625 2025 1125
68 26 35 676 1225 910
69 31 50 961 2500 1550
70 19 37 361 1369 703
71 17 38 289 1444 646
72 29 52 841 2704 1508
73 25 43 625 1849 1075
74 31 42 961 1764 1302
75 28 38 784 1444 1064
76 21 49 441 2401 1029
77 19 41 361 1681 779
78 28 44 784 1936 1232
79 22 34 484 1156 748
80 18 45 324 2025 810
81 28 44 784 1936 1232
82 28 37 784 1369 1036
83 37 43 1369 1849 1591
84 21 38 441 1444 798
85 28 48 784 2304 1344
86 22 42 484 1764 924
87 28 50 784 2500 1400
88 21 38 441 1444 798
89 17 41 289 1681 697
90 27 48 729 2304 1296
91 31 39 961 1521 1209
92 16 51 256 2601 816
93 24 46 576 2116 1104
94 28 43 784 1849 1204
95 20 41 400 1681 820
96 18 47 324 2209 846
97 35 52 1225 2704 1820
98 31 50 961 2500 1550
Jumlah 2558 4153 68768 179187 108961
115

Lampiran 20

Perhitungan Korelasi Reinforcement dengan Motivasi Belajar Siswa SDIT

Harapan Islami Talun Kenas Tahun Ajaran 2021/2022

Dari tabel lampiran sebelumnya, maka diperoleh :

∑X = 2558

∑Y = 4153

∑XY = 108961

∑X∑Y = 10623374

∑X2 = 68768

(∑X)2 = 6543364

∑Y2 = 179187

(∑Y)2 = 17247409

N = 98
116

Dari hasil perhitungan diatas, maka didapat r hitung sebesar 0,221 sedangkan
rtabel dengan n = 98 – 2 adalah 0,198. Maka r hitung > rtabel, sehingga terdapat korelasi
antara variabel X dan variabel Y yaitu hubungan antara reinforcement dengan
motivasi belajar siswa. Arah korelasi positif, menandakan arah korelasi positif.
117

Lampiran 21

Lampiran Perhitungan Uji Keberartian Korelasi

Dari hasil korelasi pada lampiran sebelumnya, maka hasil yang diperoleh
dipergunakan untuk mencari uji keberartian korelasi. Pengujian ini dilakukan
untuk mengetahui kaitan hubungan antara reinforcement dengan motivasi belajar
siswa SDIT Harapan Islami Talun Kenas adapun rumus yang dipakai adalah :

t=

t=

t=

t=
118

t=

t = 2,22

dari perhitungan diatas, maka didapat hasil pengujian t-hitung sebesar 2,22. Jika
dibandingkan dengan tp pada data distribusi, maka n = 98 memiliki nilai t p =
1,98447. Maka thitung > tp sehingga Ha diterima dan Ho ditolak.

Lampiran 22

Tabel r product Moment

Tingkat Signifikansi Untuk Uji 1 arah


0,05 0,025 0,001 0,005 0,0005
F = n-2
Tingkat Signifikansi Untuk Uji 2 arah
0,1 0,05 0,02 0,01 0,001
61 0,2091 0,2480 0,2925 0,3223 0,4048
62 0,2075 0,2461 0,2902 0,3198 0,4018
63 0,2058 0,2441 0,2880 0,3173 0,3988
64 0,2042 0,2423 0,2858 0,3150 0,3959
65 0,2027 0,2404 0,2837 0,3126 0,3931
66 0,2012 0,2387 0,2816 0,3104 0,3903
67 0,1997 0,2369 0,2796 0,3081 0,3876
68 0,1982 0,2352 0,2776 0,3060 0,3850
69 0,1968 0,2335 0,2756 0,3038 0,3823
70 0,1954 0,2319 0,2737 0,3017 0,3798
119

71 0.1940 0.2303 0.2718 0.2997 0.3773


72 0.1927 0.2287 0.2700 0.2977 0.3748
73 0.1914 0.2272 0.2682 0.2957 0.3724
74 0.1901 0.2257 0.2664 0.2938 0.3701
75 0.1888 0.2242 0.2647 0.2919 0.3678
76 0.1876 0.2227 0.2630 0.2900 0.3655
77 0.1864 0.2213 0.2613 0.2882 0.3633
78 0.1852 0.2199 0.2597 0.2864 0.3611
79 0.1841 0.2185 0.2581 0.2847 0.3589
80 0.1829 0.2172 0.2565 0.2830 0.3568
81 0.1818 0.2159 0.2550 0.2813 0.3547
82 0.1807 0.2146 0.2535 0.2796 0.3527
83 0.1796 0.2133 0.2520 0.2780 0.3507
84 0.1786 0.2120 0.2505 0.2764 0.3487
85 0.1775 0.2108 0.2491 0.2748 0.3468
86 0.1765 0.2096 0.2477 0.2732 0.3449
87 0.1755 0.2084 0.2463 0.2717 0.3430
88 0.1745 0.2072 0.2449 0.2702 0.3412
89 0.1735 0.2061 0.2435 0.2687 0.3393
90 0.1726 0.2050 0.2422 0.2673 0.3375
91 0.1716 0.2039 0.2409 0.2659 0.3358
92 0.1707 0.2028 0.2396 0.2645 0.3341
93 0.1698 0.2017 0.2384 0.2631 0.3323
94 0.1689 0.2006 0.2371 0.2617 0.3307
95 0.1680 0.1996 0.2359 0.2604 0.3290
96 0.1671 0.1986 0.2347 0.2591 0.3274
97 0.1663 0.1975 0.2335 0.2578 0.3258
98 0.1654 0.1966 0.2324 0.2565 0.3242
99 0.1646 0.1956 0.2312 0.2552 0.3226
100 0.1638 0.1946 0.2301 0.2540 0.3211
120

Lampiran 23

Tabel Uji Normalitas Liliefors dengan n = 98

Ukuran Taraf Nyata (α)


Sampel
0,01 0,05 0,10 0,15 0,20

n=4 0,417 0,381 0,352 0,319 0,300

5 0,405 0,337 0,315 0,299 0,285

6 0,364 0,319 0,294 0,277 0,265

7 0,348 0,300 0,276 0,258 0,247

8 0,331 0,285 0,261 0,244 0,233

9 0,311 0,271 0,249 0,233 0,223

10 0,294 0,258 0,239 0,224 0,215

11 0,284 0,249 0,230 0,217 0,206

12 0,275 0,242 0,223 0,212 0,199

13 0,268 0,234 0,214 0,202 0,190

14 0,261 0,227 0,207 0,194 0,183

15 0,257 0,220 0,201 0,187 0,177

16 0,250 0,213 0,195 0,182 0,173

17 0,245 0,206 0,189 0,177 0,169

18 0,239 0,200 0,184 0,173 0,166

19 0,235 0,195 0,179 0,169 0,163

20 0,231 0,190 0,174 0,166 0,160

25 0,200 0,173 0,158 0,147 0,142

30 0,187 0,161 0,144 0,136 0,131

n > 30

N = 98 0,089

Lampiran 24

Tabel Distribusi F hitung


121

df Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05


untuk
penye
df untuk pembilang (N1)
but
(N2)

70 3.98 3.13 2.74 2.50 2.35 2.23 2.14 2.07 2.02 1.97 1.93 1.89 1.86 1.84 1.81
71 3.98 3.13 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.97 1.93 1.89 1.86 1.83 1.81
72 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.96 1.92 1.89 1.86 1.83 1.81
73 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.96 1.92 1.89 1.86 1.83 1.81
74 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.22 2.14 2.07 2.01 1.96 1.92 1.89 1.85 1.83 1.80
75 3.97 3.12 2.73 2.49 2.34 2.22 2.13 2.06 2.01 1.96 1.92 1.88 1.85 1.83 1.80
76 3.97 3.12 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.01 1.96 1.92 1.88 1.85 1.82 1.80
77 3.97 3.12 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.00 1.96 1.92 1.88 1.85 1.82 1.80
78 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.00 1.95 1.91 1.88 1.85 1.82 1.80
79 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.00 1.95 1.91 1.88 1.85 1.82 1.79
80 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.21 2.13 2.06 2.00 1.95 1.91 1.88 1.84 1.82 1.79
81 3.96 3.11 2.72 2.48 2.33 2.21 2.12 2.05 2.00 1.95 1.91 1.87 1.84 1.82 1.79
82 3.96 3.11 2.72 2.48 2.33 2.21 2.12 2.05 2.00 1.95 1.91 1.87 1.84 1.81 1.79
83 3.96 3.11 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.95 1.91 1.87 1.84 1.81 1.79
84 3.95 3.11 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.95 1.90 1.87 1.84 1.81 1.79
85 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.94 1.90 1.87 1.84 1.81 1.79
86 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.94 1.90 1.87 1.84 1.81 1.78
87 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.20 2.12 2.05 1.99 1.94 1.90 1.87 1.83 1.81 1.78
88 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.20 2.12 2.05 1.99 1.94 1.90 1.86 1.83 1.81 1.78
89 3.95 3.10 2.71 2.47 2.32 2.20 2.11 2.04 1.99 1.94 1.90 1.86 1.83 1.80 1.78
90 3.95 3.10 2.71 2.47 2.32 2.20 2.11 2.04 1.99 1.94 1.90 1.86 1.83 1.80 1.78
91 3.95 3.10 2.70 2.47 2.31 2.20 2.11 2.04 1.98 1.94 1.90 1.86 1.83 1.80 1.78
92 3.94 3.10 2.70 2.47 2.31 2.20 2.11 2.04 1.98 1.94 1.89 1.86 1.83 1.80 1.78
93 3.94 3.09 2.70 2.47 2.31 2.20 2.11 2.04 1.98 1.93 1.89 1.86 1.83 1.80 1.78
94 3.94 3.09 2.70 2.47 2.31 2.20 2.11 2.04 1.98 1.93 1.89 1.86 1.83 1.80 1.77
95 3.94 3.09 2.70 2.47 2.31 2.20 2.11 2.04 1.98 1.93 1.89 1.86 1.82 1.80 1.77
96 3.94 3.09 2.70 2.47 2.31 2.19 2.11 2.04 1.98 1.93 1.89 1.85 1.82 1.80 1.77
97 3.94 3.09 2.70 2.47 2.31 2.19 2.11 2.04 1.98 1.93 1.89 1.85 1.82 1.80 1.77
98 3.94 3.09 2.70 2.46 2.31 2.19 2.10 2.03 1.98 1.93 1.89 1.85 1.82 1.79 1.77
99 3.94 3.09 2.70 2.46 2.31 2.19 2.10 2.03 1.98 1.93 1.89 1.85 1.82 1.79 1.77
100 3.94 3.09 2.70 2.46 2.31 2.19 2.10 2.03 1.97 1.93 1.89 1.85 1.82 1.79 1.77
Lampiran 25

Tabel Nilai t Hitung


122

Titik persentase distribusi t (dk = 41-80)

Pr 0,25 0,10 0,05 0,025 0,01 0,005 0,001

df 0,50 0,20 0,10 0,050 0,02 0,010 0,002

61 0,67853 1,29558 1,67022 1,99962 2,38905 2,65886 3,22930

62 0,67847 1,29536 1,66980 1,99897 2,38801 2,65748 3,22696

63 0,67840 1,29513 1,66940 1,99834 2,38701 2,65615 3,22471

64 0,67834 1,29492 1,66901 1,99773 2,38604 2,65485 3,22253

65 0,67828 1,29471 1,66864 1,99714 2,38510 2,65360 3,22041

66 0,67823 1,29451 1,66827 1,99656 2,38419 2,65239 3,21837

67 0,67817 1,29432 1,66792 1,99601 2,38330 2,65122 3,21639

68 0,67811 1,29413 1,66757 1,99547 2,38245 2,65008 3,21446

69 0,67806 1,29394 1,66724 1,99496 2,38161 2,64898 3,21260

70 0,67801 1,29376 1,66691 1,99444 2,38081 2,64790 3,21079

71 0,67796 1,29539 1,66660 1,99394 2,38002 2,64686 3,20903

72 0,67791 1,29342 1,66629 1,99346 2,37926 2,64585 3,20733

73 0,67787 1,29326 1,66600 1,99300 2,37852 2,64487 3,20567

74 0,67782 1,29310 1,66571 1,99254 2,37780 2,64391 3,20406

75 0,67778 1,29294 1,66543 1,99210 2,37710 2,64298 3,20249

76 0,67773 1,29279 1,66515 1,99167 2,37642 2,64208 3,20096

77 0,67769 1,29264 1,66488 1,99125 2,37576 2,64120 3,19948

78 0,67765 1,29250 1,66462 1,99085 2,37511 2,64034 3,19804

79 0,67761 1,29236 1,66437 1,99045 2,37448 2,63950 3,19663

80 0,67757 1,29222 1,66412 1,99006 2,37387 2,63869 3,19526

81 0.67753 1.29209 1.66388 1.98969 2.37327 2.63790 3.19392

82 0.67749 1.29196 1.66365 1.98932 2.37269 2.63712 3.19262

83 0.67746 1.29183 1.66342 1.98896 2.37212 2.63637 3.19135

84 0.67742 1.29171 1.66320 1.98861 2.37156 2.63563 3.19011

85 0.67739 1.29159 1.66298 1.98827 2.37102 2.63491 3.18890

86 0.67735 1.29147 1.66277 1.98793 2.37049 2.63421 3.18772

87 0.67732 1.29136 1.66256 1.98761 2.36998 2.63353 3.18657


123

88 0.67729 1.29125 1.66235 1.98729 2.36947 2.63286 3.18544

89 0.67726 1.29114 1.66216 1.98698 2.36898 2.63220 3.18434

90 0.67723 1.29103 1.66196 1.98667 2.36850 2.63157 3.18327

91 0.67720 1.29092 1.66177 1.98638 2.36803 2.63094 3.18222

92 0.67717 1.29082 1.66159 1.98609 2.36757 2.63033 3.18119

93 0.67714 1.29072 1.66140 1.98580 2.36712 2.62973 3.18019

94 0.67711 1.29062 1.66123 1.98552 2.36667 2.62915 3.17921

95 0.67708 1.29053 1.66105 1.98525 2.36624 2.62858 3.17825

96 0.67705 1.29043 1.66088 1.98498 2.36582 2.62802 3.17731

97 0.67703 1.29034 1.66071 1.98472 2.36541 2.62747 3.17639

98 0.67700 1.29025 1.66055 1.98447 2.36500 2.62693 3.17549

99 0.67698 1.29016 1.66039 1.98422 2.36461 2.62641 3.17460

100 0.67695 1.29007 1.66023 1.98397 2.36422 2.62589 3.17374

Anda mungkin juga menyukai