Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS HASIL BELAJAR IPA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

Proposal ini ditulis untuk diseminarkan di Program Studi


Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

ISMAYANTI
NIM. 11308505190080

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SEKOLAH TINGGI


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP SINGKAWANG
2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses
pendidikan di sekolah. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak
bergantung pada bagaimana proses yang dialami siswa sebagai anak didik dalam
belajar. Pada prinsipnya, setiap siswa tentu berhak memperoleh peluang untuk
mencapai hasil belajar yang memuaskan. Namun pada kenyataannya, tampak jelas
bahwa setiap siswa memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual,
kemampuan fisik, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok
antara seorang siswa dengan siswa lainnya. Hal tersebut seringkali menjadi hambatan
bagi siswa dalam menerima pelajaran yang diajarkan. Oleh karena itu, dalam hal ini
siswa memerlukan adanya motivasi (dorongan) dalam belajar. Motivasi belajar ialah
segala sesuatu yang ditujukan untuk mendorong atau memberikan semangat kepada
seseorang yang melakukan kegiatan belajar agar menjadi lebih giat lagi dalam belajar
untuk memperoleh prestasi yang lebih baik lagi.
Motivasi dalam kegiatan belajar merupakan kekuatan yang dapat menjadi tenaga
pendorong bagi siswa untuk mendayagunakan potensi-potensi yang ada pada dirinya
untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Hasil belajar merupakan apa yang
telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Apa yang dicapai oleh
siswa tersebut bisa berupa kemampuan-kemampuan, baik yang berkenaan dengan
aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan
nampak melalui kesungguhannya untuk terlibat didalam kegiatan belajar, seperti
menyimak isi pelajaran, mencatat pelajaran, aktif bertanya, mengemukakan pendapat,
menyimpulkan pelajaran, membuat resume dan tekun dalam mengerjakan tugas atau
soal-soal. Sebaliknya, siswa yang tidak memiliki motivasi belajar umumnya kurang
mampu bertahan untuk belajar dalam waktu yang cukup lama serta kurang sungguh-
sungguh dalam belajar. Motivasi belajar memiliki peranan yang sangat penting dalam
pembelajaran, baik dalam proses maupun dalam pencapaian hasil belajar. Motivasi
belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa
senang dalam belajar, sehingga siswa yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai
energi yang lebih banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar, yang pada akhirnya
akan mampu memperoleh prestasi yang lebih baik. Dengan demikian, motivasi yang
dimiliki oleh siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan atau gagalnya perbuatan
belajar siswa tersebut. Seorang siswa yang memiliki motivasi yang tinggi, akan
mampu meraih keberhasilan baik dalam proses maupun output atau hasil belajarnya.
Begitupula sebaliknya, seorang siswa yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar
tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar, sehingga akan sangat sulit untuk
berhasil baik dalam proses maupun output atau hasil belajarnya. Berdasarkan hasil
pra survey melalui wawancara yang penulis lakukan dengan bapak Imam Tohari, BA
selaku guru mata pelajaran IPA , menurut beliau motivasi belajar siswa sudah baik.
Hal tersebut dapat diketahui dari 30 siswa yang di observasi, sebanyak 24 siswa
dengan prsentase 80% dinilai memiliki motivasi belajar yang baik. Hal tersebut
terlihat dari beberapa ciri motivasi belajar yang tampak pada siswa ketika proses
pembelajaran di sekolah, seperti siswa tekun dalam mengerjakan tugas, siswa ulet
dalam menghadapi kesulitan belajar, siswa menunjukkan minat dalam belajar, siswa
lebih senang bekerja mandiri dalam belajar, dan yakin dalam mempertahankan
pendapatnya. Hanya ada sebagian kecil siswa yang motivasi belajarnya kurang baik,
yakni 6 siswa dari 30 siswa dengan presentase 20%. Hal tersebut terlihat ketika siswa
sedang mengikuti proses pembelajaran, seperti siswa tidak berani bertanya ataupun
menjawab pertanyaan dari guru, siswa tidak berani mengungkapkan pendapatnya
ketika diskusi, dan siswa masih tidak mandiri dalam mengerjakan tugas ataupun pada
saat ulangan.
Adapun kriteria yang digunakan untuk mengetahui ukuran motivasi belajar siswa
ialah sebagai berikut:
1. Baik Apabila siswa tekun dalam menghadapi tugas, ulet dalam menghadapi
kesulitan belajar, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih
senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas- tugas yang rutin (menunjukkan sifat
kreatif dalam belajar), dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan
hal yang diyakini, dan senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
2. Cukup Apabila siswa kadang-kadang tekun dalam menghadapi tugas, kadang-
kadang ulet dalam menghadapi kesulitan belajar, kadang-kadang menunjukkan minat
terhadap bermacam-macam masalah, kadang-kadang lebih senang bekerja mandiri,
kadang-kadang cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (menunjukkan sifat kreatif
dalam belajar), kadang-kadang dapat mempertahankan pendapatnya, kadang-kadang
tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, dan kadang-kadang senang mencari dan
memecahkan masalah soal-soal.
3. Kurang Apabila siswa tidak tekun dalam menghadapi tugas, tidak ulet dalam
menghadapi kesulitan belajar, tidak menunjukkan minat terhadap bermacam-macam
masalah, tidak senang bekerja mandiri, tidak menunjukkan sifat kreatif dalam belajar,
tidak dapat mempertahankan pendapatnya, mudah melepaskan hal yang diyakini, dan
tidak senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Terkait dengan hasil
belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran IPA yang diperoleh dari daftar nilai
ulangan harian yang ditunjukkan oleh bapak Imam Tohari, BA, dapat diketahui
bahwa hasil belajar siswa baik. Hal ini dapat diketahui dari 30 siswa yang mengikuti
pembelajaran IPA, terdapat 22 siswa yang mendapatkan nilai IPA di atas KKM (75)
dengan presentase 77,33%. Sedangkan 8 siswa dari 30 siswa mendapatkan nilai
akidah akhlak kurang dari KKM (75) dengan presentase 26,66%. Adapun kriteria
penilaian hasil belajar yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA ialah sebagai berikut:
a.80 - 100 = Sangat baik
b. 70 - 79 = Baik
c. 60 - 69 = Cukup
d. 50 - 59 = Kurang
e. 0 - 49 = Gagal.
Keterangan:
Sangat Baik : Apabila siswa mendapat nilai 80 - 100.
Baik : Apabila siswa mendapat nilai 70 - 79.
Cukup : Apabila siswa mendapat nilai 60 - 69.
Kurang : Apabila siswa mendapat nilai 50 - 59.
Gagal : Apabila siswa mendapat nilai 0 - 49.
Berdasarkan hasil pra survey di atas, diketahui bahwa motivasi belajar siswa sudah
baik. Hal tersebut dibuktikan dengan beberapa ciri-ciri motivasi belajar yang sudah
dimiliki oleh siswa, antara lain siswa tekun dalam menghadapi tugas, ulet menghadapi
kesulitan belajar, menunjukkan minat dalam belajar, mandiri dalam belajar, dan
yakin dalam mempertahankan pendapatnya. Senada dengan motivasi belajar siswa
yang baik, hasil belajar yang diperoleh siswa juga sudah baik. Namun, masih ada 8
siswa dari 30 siswa yang mendapatkan hasil belajar kurang dari KKM (75).
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini penting untuk dilakukan guna
mengetahui apakah hubungan motivasi belajar siswa dengan hasil belajarnya secara
kongkrit. Oleh karena itu peneliti mengadakan penelitian yang berjudul “Analisis
motivasi belajar materi IPA ditinjau dari hasil belajar siswa” .
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa permasalahan yang
dapat diidentifikasi, yaitu:
1. Hasil belajar IPA siswa cukup baik, hanya sebagian kecil siswa yang
mendapatkan hasil belajar yang kurang baik.
2. Motivasi belajar siswa cukup baik, hanya sebagian kecil siswa yang motivasi
belajarnya kurang baik.
3. Ada beberapa siswa yang tidak berani menjawab pertanyaan dari guru.
4. Ada beberapa siswa yang tidak berani mengungkapkan pendapatnya ketika
diskusi.
5. Ada beberapa siswa yang belum mandiri dalam mengerjakan tugas ataupun
pada saat ulangan.
C. BATASAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dan mengingat terbatasnya kemampuan
penulis serta luasnya permasalahan, maka penulis membatasi permasalahan dalam
penelitian ini pada masalah:
1. Variabel yang akan diteliti yaitu motivasi belajar siswa sebagai variabel
bebas dan hasil belajar siswa sebagai variabel terikat.
2. Objek penelitian ini yaitu siswa dan
3. Tempat penelitian
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah
di atas, maka secara khusus masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Apakah hasil belajar IPA ditinjau dari motivasi siswa
E. TUJUAN PENELITIAN
untuk mengetahui hasil belajar IPA ditinjau dari motivasi siswa
F. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara Teoritis Sebagai sumbangan pemikiran penulis untuk memperluas
wawasan bagi kajian ilmu pendidikan yang menyangkut tentang masalah
motivasi belajar dan hasil belajar siswa yang lebih baik.
2. Secara Praktis
1. Bagi guru, Sebagai sumbangan pemikiran penulis untuk memperluas
wawasan bagi kajian ilmu pendidikan yang menyangkut tentang masalah
motivasi belajar dan hasil belajar siswa yang lebih baik. Dapat memberikan
motivasi kepada siswa dalam mengajar.
2. Bagi siswa sebagai dorongan kepada siswa untuk selalu meningkatkan
hasil belajarnya, karena motivasi belajar sangat berperan dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi peneliti Sebagai pengalaman,wawasan dan bekal nantinya untuk
menjadi seorang pendidik yang bertanggung jawab dan amanah dimasa yang
akan datang.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Hasil BELAJAR
1. Pengertian hasil belajar
Hasil belajar dapat di jelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product)
menunjuk sutu perolehan akibat di lakukannya suatu aktifitas atau
proses yang mengakibatkan perubahan input secara fungsional.
Sedangkan belajar di lakukan untuk mengusahakan adanya perubahan
perilaku pada individu yang belajar.Perubahan perilaku itu merupakan
perolehan yang menjadi hasil belajar.Jadi, Hasil belajar adalah
perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan
tingkah lakunya (Winkel, 1996:51).Yang di kembangakan oleh Bloom,
Simpson, dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik (Winkel, 1996: 244).Sedangkan definisi belajar menurut
pendapat Ahli :
1) James O Whittaker merumuskan belajar sebagai proses dimana
tingkah laku di timbulkan atau di ubah melalui latihan atau
pengalaman.
2) Cronbach berpendapat bahwa belajar sebagai suatu aktivitas yang di
tunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
3) Howard L. Kingskey berpendapat bahwa belajar adalah proses
dimana tingkah laku ( dalam arti luas ) ditimbulkan atau diubah
melalui praktek atau latihan.
4) Dr. Slamet berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses usaha
yang di lakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu
itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Penulis dapat
menyimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan kualitatif
individu yang dilakukan secara terus menerus melalui usaha dan
latihan serta pengalaman secara sadar dan sengaja yang dapat
menimbulkan perubahan tingkah laku.

2. Tujuan motivasi dan hasil belajar


A. Tujuan Motivasi
1. Buat Siswa Menjadi Semangat Belajar
Tujuan motivasi dalam proses belajar siswa adalah dapat
membuat siswa menjadi semangat belajar. Motivasi sangat
berkaitan dengan stimulus yang membuat siswa menjadi
terpacu, terdorong untuk melakukan sesuatu.
Bentuk motivasi yang bisa diberikan agar siswa semangat
dalam mengikuti pembelajaran misalnya, menjanjikan siswa
hadiah jika berhasil menjawab semua soal dengan benar.
Selain itu, motivasi yang terkadang sebagian menganggap
haltersebut sebagai hal sepele juga bisa membuat semangat
belajar siswa menjadi bertambah; misalnya saja dengan
memberi pujian seperti kamu pintar, kamu berbakat, kamu
hebat dan lain sebagainya.

2. Meminimalisir Rasa Jenuh


Tujuan motivasi dalam proses belajar siswa yang selanjutnya
adalah dapat meminimalisir rasa jenuh dalam proses belajar.
Belajar pada akhirnya bisa mengantarkan siswa pada titik
jenuh/bosan dalam mengikuti pelajaran, misalnya saja
perasaan jenuh tersebut mudah muncul dalam diri siswa jika
jam-jam pelajaran sudah agak siang/akhir-akhir
pembelajaran.
Cara memotivasi siswa dalam belajar agar bisa
menghilangkan kejenuhan yakni dengan melaksanakan
pembelajaran yang menantang, misalnya kompetisi (lomba)
antara siswa/antara kelompok, menerapkan model
pembelajaran yang bersifat games edukatif.

3. Bantu siswa dalam menemukan tujannya.


Tujuan motivasi dalam proses belajar siswa yang selanjutnya
adalah akan dapat membantu siswa dalam menemukan
tujuannya.
4. Tumbuhkan sikap optimisme dalam diri siswa
Tujuan motivasi di dalam proses belajar siswa juga akan
dapat menumbuhkan sikap optimis yang tertanam dalam
dirinya.
A. Tujuan hasil belajar
tujuan dari belajar adalah terjadi perubahan pada diri seseorang
menjadi lebih baik.
Dengan adanya kegiatan belajar maka norma yang dimiliki oleh
seseorang setelah ia melakukan kegiatan belajar akan berubah
menjadi lebih baik.
3. Pengertian motivasi belajar
Motivasi belajar adalah variabel yang terdiri dari dua kata yaitu
motivasi dan belajar, yang keduanya memiliki arti tersendiri. Jika
membahas mengenai motivasi, sering kali disandingkan dengan kata
motif. Sesuai dengan penelusuran peneliti, motif dapat diartikan
sebagai gerak atau sesuatu yang mendorong individu untuk bergerak.
Sedangkan motivasi, menurut Mc Donald adalah suatu perubahan
energi yang terjadi pada individu yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi atau tindakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan belajar menurut Slameto adalah suatu proses usaha untuk
mendapatkan perubahan pada tingkah laku. Dengan demikian yang
dimaksud dengan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak
yang terletak di dalam diri peserta didik yang memunculkan niat untuk
melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subjek belajar itu dapat tercapai.

4. Faktor penyebab hasil belajar


Berhasil atau tidaknya proses belajar seseorang dipengaruhi oleh
banyak faktor, baik faktor yang berasal dari dalam diri (faktor internal)
individu, maupun faktor yang berasal dari luar diri (faktor eksternal)
individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar sangat penting dilakukan dalam rangka membantu
para siswa dalam mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya.

5. Ciri – ciri kurangnya motivasi belajar siswa


1). Siswa tidak serius saat belajar
2). Terlambat datang sekolah
3). Malas mengerjakan tugas

6. Upaya mengatasi kurangya motivasi belajar


1) Tingkatkan Kualitas Guru.
2) Maksimalkan Fasilitas Pembelajaran.
3) Pilih Metode Pembelajaran yang Tepat.
4) Memanfaatkan Media Belajar.
5) Lakukan Evaluasi Pembelajaran.
B. Kajian peneliti yang Relevan
1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Arief (2017) menunjukan kemampuan
berpikir kritis peserta didik kelas V SD mengalami peningkatan setelah
pembelajaran menerapkan modelPBL dengan outdoor learning ,
keterampilan proses sains memiliki hubungan kuat dengan kemampuan
berpikir kritis. Keterampilan proses sains mempengaruhi kemampuan
berpikir kritis sebesar 41,5%, sedangkan sisanya sebesar 58,5%
disebabkan oleh fakt or lain.
2. Selain itu penelitian yang dilakukan Gusti (2020) motivasi belajar siswa
merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang keberhasilan belajar
dan tercapainya tujuan pembelajaran. Siswa yang memiliki motivasi belajar
yang baik akan bersemangat pada saat proses pembelajaran dilaksanakan.
Motivasi belajar di SDN 16/VIII Sepunggur telah memiliki kecenderungan
baik. Hasil data pengamatan siswa yang temasuk dalam kategori sangat baik
sebesar 20%, siswa dalam kategori baik sebesar 52% tau sebanyak 13 siswa,
siswa yang termasuk dalam kategori kurang baik sebesar 16% dan siswa
yang termasuk dalam kategori tidak baik sebesar 8%. siswa laki-laki yang
termasuk dalam kategori sangat baik sebesar 16,66%, kategori baik sebesar
58,33%, yang termasuk dalam kategori kurang baik sebesar 16,66%, dan kategori
tidak baik sebesar 8,33%. Sedangkan pada siswa perempuan yang termasuk
dalam kategori sangat baik sebesar 23%, termasuk dalam kategori baik sebesar
46%, kategori kurang baik sebesar 15,38% dan yang termasuk dalam
kategori tidak baik sebesar 15,38%.Ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar siswa yaitu instrinsik dan ekstrinsik. Faktor ini menjadi tantangan bagi
guru dalam melaksanakan pembelajaran. Guru haru sekreatif dan inovatif
mungkin sehingga siswa menjadi tertarik dalam proses pembelajaran.

C. Kerangka pikir
Berdasarkan pada teori yang dikemukakan para ahli, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan kualitatif individu yang
dilakukan secara terus menerus melalui usaha dan latihan serta pengalaman
secara sadar dan sengaja yang dapat menimbulkan perubahan tingkah laku.

Hasil belajar IPA ditinjau dari motivasi


belajar

Faktor – faktor kurangnya motivasi belajar Faktor – faktor penyebab hasil belajar

faktor eksternal (luar diri)


1. Siswa tidak serius saat belajar
2. Terlambat datang sekolah faktor internal (dalam diri)
3. Malas mengerjakan tugas
BAB 3

METODE PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SDN Karang Tengah 05 yang berlokasi di Jl. KH. Hasyim
Ashari No. 5 Kel. Karang Tengah, Ciledug Tangerang

B. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel
bebas dan variable terikat. Variabel terikatnya adalah hasil belajar IPA, dan variabel
kontrolnya adalah motivasi belajar siswa.

C. SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN


Subjek penelitian ini 30 siswa yang mengikuti pembelajaran IPA, terdapat 22 siswa
yang mendapatkan nilai IPA di atas KKM (75) dengan presentase 77,33%. Sedangkan
8 siswa dari 30 siswa mendapatkan nilai akidah akhlak kurang dari KKM (75) dengan
presentase 26,66%. Sedangkan objek penelitian yaitu motivasi belajar IPA.

D. RENCANA TINDAKAN
Rencana tindakan pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan sistem spiral Kemmis dan
MC Taggart, dengan tahapan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan
Langkah-langkah dalam pelaksanaan perencanaan adalah sebagai berikut:
1) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
2) membuat instrumen penelitian
b. tindakan
Tindakan merupakan pelaksanaan dari rencana pelaksanaan pembelajaran yang
telah dipersiapkan. Tindakan yang akan dilakukan secara garis besar adalah
penggunaan multimedia pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. Setiap
tindakan dan proses pembelajaran tersebut selalu diikuti kegiatan pemantauan.
c. Observasi / pengamatan
Tiap pengamatan dilakukan dengan mengamati aktivitas penerapan tindakan
pada pembelajaran.Hal ini berguna untuk mengetahui apakah tindakan yang
dilakukan dapat mengatasi permasalahan yang ada.
d. Reflesi
Setelah pelaksanaan tindakan, selanjutnya peneliti melakukan refleksi.Refleksi
dilakukan dengan menganalisi hasil observasi siklus I dengan tujuan mengetahui
hasil atau dampak pelaksanaan tindakan.Kegiatan ini dapat ditarik kesimpulan
dan dapat diketahui apakah penelitian ini mencapai keberhasilan atau tidak.Dari
hasil refleksi tersebut dapat disusun rencana untuk siklus II.Masalahmasalah
pada siklus I dicari pemecahannya, sedangkan kelebihankelebihannya
dipertahankan dan ditingkatkan.

2. Siklus II
Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II adalah sebagai perbaikan dari siklus I.
Tahapan-tahapannya sama dengan siklus I tetapi dilakukan secara lebih baik. Siklus II
berhenti apabila indikator keberhasilan sudah tercapai, tetapi apabila belum tercapai
dilanjutkan dengan melakukan siklus ke III dan seterusnya.

E. INSTRUMEN PENELITIAN
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136), instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
dapat berhasil dengan baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih
mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan angket.

F. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah mengenai penelitian tindakan kelas (classroom action research).
Penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran
berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam sebuah kelas secara
bersama.Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan
oleh siswa (Suharsimi Arikunto, 2006: 3).
G. METODE DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Metode Pengumpulan Data
Menurut Ridwan (2006: 51), metode pengumpulan data adalah caracara yang digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data.Data dikumpulkan dengan dua metode yaitu
sebagai berikut.
a. Observasi
Observasi seringkali diartikan sebagai suatu aktivitas yang sempit, yakni
memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Dalam pengertian psikologi,
observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu
objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi, mengobervasi dapat dilakukan
melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap (Suharsimi
Arikunto, 2002: 133).
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil atau dampak yang
muncul dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Menurut H.B. Sutopo (2006: 75) teknik observasi digunakan untuk menggali data
dari sumber data yang berupa peristiwa, aktivitas, perilaku, tempat atau lokasi, dan
benda, serta rekaman gambar. Observasi ini dilakukan oleh peneliti dan teman
sejawat dalam 40 melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun aktifitas
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi difokuskan pada kegiatan
guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA dalam pokok bahasan peristiwa alam
beserta dampaknya. Observasi terhadap kinerja juga diarahkan pada kegiatan guru
di dalam menjelaskan pelajaran, memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan
menanggapi jawaban siswa, mengelola kelas, memberikan latihan dan umpan balik,
dan melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa.Selain guru, observasi juga
dilakukan pada siswa yaitu kegiatan dan tingkah laku siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran
b. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberkan
sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis pada responden untuk dijawab
(Sugiyono, 2009:199) Penetapan skor/ penyekoraninstrumendalam penelitian ini
menggunakan skalalikert, yaitu dengan memberikan skor secara bertingkat atas
jawaban yang diberikan kepada responden. Dalam penelitian ini jenjang tertinggi
diberikan nilai 4 dan jenjang terendah diberi nilai 1. Angket untuk mengungkap data
motivasi belajar disediakan empat jawaban yaitu selalu, sering, kadang-kadang, dan
tidak pernah. Adapun penentuan skor menurut alternatif jawaban dengan bobot
skor sebagai berikut:
1) Skor jawaban pertanyaan positif
a. Selalu = skor 4
b. Sering = skor 3
c. Kadang-kadang = skor 2
d. Tidak pernah = skor 1
2) Skor jawaban negatif
a. Selalu = skor 1
b. Sering = skor 2
c. Kadang-kadang = skor 3
d. Tidak pernah = skor 4
Item dikatakan item positif apabila item pertanyaan mendukung nilai variabel,
sedangkan item dikatakan item negatif apabila item pertanyaan tidak mendukung
item variabel.

2. Teknik analisis data

Anda mungkin juga menyukai