PENDAHULUAN
perkembangan menuju usia remaja, dimana dimasa remaja itu sendiri individu akan
namun mereka akan lebih sibuk dengan hal-hal yang berkaitan dengan penampilan
fisik semata yang akan membuat prestasinya akan semakin merosot pada masa itu
(Santrock, 2007). Oleh karena itu sebagai seorang guru Sekolah Dasar perlu
memanfaatkan waktu anak didiknya ini sebelum mereka memasuki masa pubertas
yang di kenal dengan badai dan tekanan (Strom and Stress) melalui penerapan
pembelajaran yang efektif agar dapat menjadi bekal yang mempermudah mereka
berlangsung satu arah. Pembelajaran masih berpusat pada guru, siswa menerima
begitu saja informasi yang diberikan oleh guru. Respon siswa terhadap pembelajaran
cenderung rendah. Selama proses pembelajaran, partisipasi siswa hanya mencatat dan
1
maupun yang menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, bahkan tidak jarang
Selain itu, guru lebih sering menggunakan ceramah sebagai metode mengajar,
media yang digunakan oleh guru kurang bervariasi, guru kurang memberikan contoh
yang nyata kepada siswa, bahkan lebih sering menggambar di papan tulis untuk
yang mendorong siswa untuk belajar menemukan konsep. Menurut Hamalik (2003),
sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Siswa belajar sambil bekerja. Dengan
lainnya. Pendekatan belajar kooperatif dapat dijadikan salah satu alternatif untuk
bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa
dan motivasi. Tanpa adanya minat menandakan bahwa siswa tidak mempunyai
motivasi untuk belajar. Untuk itu, guru harus memberikan suntikan dalam bentuk
motivasi sehingga dengan bantuan itu anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar.
2
Hasil belajar yang diharapkan dalam proses belajar adalah siswa memiliki suatu
kompetensi tertentu yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil
belajar dari aspek kognitif merupakan kopetensi yang dimilki siswa dan diukur dari
ranah kognitif berdasarkan taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan
Krathwhol (2001), yaitu: (1) mengingat, (2) memahami, (3) menerapkan, (4)
belum memiliki hasil belajar pada mata pelajaran IPA yang memuaskan yakni
capaian siswa masih rendah yaitu dari siswa yang berjumlah 26 orang untuk mata
pelajaran IPA hanya 12 siswa yang sanggup mencapai Standar Ketuntuasan Minimal
(KKM) yakni 65 sedangkan sisanya berada di bawah KKM yang ditentukan oleh
sekolah, maka peneliti merasa penting untuk dilakukan perubahan dalam strategi
menduga bahwa sebagai guru selama ini peneliti belum memberdayakan siswa untuk
meningkatkan hasil belajar karena ada beberapa kendala yang dihadapi yaitu
khususnya IPA yang ada di sekolah, selain itu siswa juga selalu monoton belajar di
dominasi oleh guru sepanjang jam pelajaran sehingga siswa menjadi bosan dan tidak
belajar IPA siswa cenderung dibawah target capaian yang telah ditentukan.
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, disini guru dituntut mengajak anak didiknya
3
untuk belajar besama. Teman belajar sangat penting untuk membantu siswa yang
Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SD Negeri
18 Kota Ternate”.
bagaimana meningkatkan hasil belajar IPA Pokok Bahasan Struktur dan Fungsi
hasil belajar IPA Pokok Bahasan Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan Melalui
1. Manfaat Teoritis
4
Untuk menambah wawasan keilmuan terutama pada mata pelajaran IPA
Tipe Jigsaw.
2. Manfaat Praktis
karena dalam proses belajar mengajar, siswa terlibat secara aktif dalam
1. Hasil Belajar
Hasil belajaradalah prestasi adalah hasil yang dicapai karena adanya aktifitas
dan usaha yang sungguh-sungguh dalam belajar yang dinyatakan dalam angka
atau huruf.
berbentuk kelompok dimana dalam satu kelompok terdiri anta 4-6 orang siswa
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Proses belajar
tersebut maka keinginan, kemauan, atau perhatian pada lingkungan sekitarnya makin
bertambah. timbul pertanyaan mengapa siswa belajar secara berlanjut?” Para ahli
Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang
satu dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan. Dari berbagai prinsip
belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita
pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu
memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. (Gagne, Briggs, dan wagner
dalam Dimyati dan mujiono. 2002). Pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Ciri utama
dari pembelajaran adalah inisiasi, fasilitasi, dan peningkatan proses belajar siswa.
6
kegiatan, dan evaluasi pembelajaran. (UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).
Dalam Bahasa Indonesia Prestasi berarti hasil atau usaha. Buchori (1997)
prestasi adalah hasil yang berupa angka, huruf serta tindakan hasil belajar yang
berupa angka atau hasil karya yang dicapai juga dapat untuk memotivasi agar
prestasinya lebih meningkat. Prestasi juga dapat diartikan hasil yang diperoleh karena
adanya aktifitas belajar yang dilakukan. Seorang siswa yang mempunyai nilai
akademik maupun non akademik dibanding teman-temannya biasa kita sebut siswa
berprestasi.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai
karena adanya aktifitas dan usaha yang sungguh-sungguh dalam belajar yang
1. Pengertian Belajar
Menurut Sudjana (1989) belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan,
sesuatu.
mengatakan belajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang
7
Dari beberapa uraian diatas dapat kita ketahui bahwa belajar adalah suatu
proses perubahan tingkah laku yang diarahkan pada tujuan mengubah tingkah laku
Seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-
kurangnya ia merasakan telah tejadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya
terjadi karena mabuk atau keadaan tidak sadar, tidak termasuk perubahan dalam
pengertian belajar, karena tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar, karena
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung
menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses
belajar berikutnya. Misalnya jika seorang anak belajar menulis, maka ia akan
mengalami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis. Perubahan ini
berlangsung terus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna. Ia
dapat menulis indah, dapat menulis dengan pulpen, dapat menulis dengan kapur, dan
8
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian
makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan
yang diperoleh, perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak
perubahan tingkah laku karena usaha orang yang bersangkutan. Misalnya perubahan
tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena
Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk beberapa
saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, bersin, menangis, dan sebagainya, tidak
dapat digolongkan sebagai perubahan dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi
karena proses belajar bersifat menetap dan permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku
yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya kecakapan seorang anak
dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang begitu saja melainkan akan
terus dimiliki bahkan akan makin berkembang kalau terus dipergunakan atau dilatih.
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang
akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-
menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat
9
kecakapan mana yang dicapainya. Dengan demikian perbuatan belajar yang
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seorang belajar sesuatu, sebagai
hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap,
Sebagai contoh jika seorang anak tealah belajar naik sepeda, maka perubahan
yang paling tampak adalah keterampilan dalam naik sepeda itu. Akan tetapi ia telah
cita-cita untuk memiliki sepeda yang lebih bagus, kebiasaan membersihkan sepeda,
dan sebagainya. Jadi aspek perubahan yang satu berhubungan erat dengan aspek
lainnya.
Dalam setiap kegiatan manusia untuk mencapai tujuan, selalu diikuti dengan
(1988) mengemukakan bahwa “Hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar
disebut hasil belajar atau Hasil Belajar”. Selanjutnya Winkel (1996) mengemukakan
hasil belajaradalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa
dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai bobot yang dicapainya. Senada dengan
kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Hasil
10
belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang
Dari beberapa uraian di atas dapat kita ketahui bahwa hasil belajar adalah suatu
bukti keberhasilan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat yang
1) Faktor eksternal.
Kelompok faktor ini tak terbilang jumlahnya, misalnya :keadaan udara, suhu
udara, cuaca, waktu (pagi, atau siang, ataupun malam), tempat (letaknya,
pergudangannya), alat-alat yang dipakai untuk belajar (seperti alat tulis menulis,
buku-buku, alat-alat peraga, dan sebagainya yang biasa kita sebut alat-alat pelajaran),
metode pengajaran.
harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar
lebih baik disekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan
seorang guru atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk
belajar.
11
(2). Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat
aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman
dimilikinya.
kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas
a) Faktor-faktor Fisiologis.
Faktor-faktor fisiologis ini masih dapat lagi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
(1). Keadaan jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatar belakangi
aktivitas belajar; keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan
keadaan jasmani yang kurang segar; keadaan jasmani yang lelah lain
indera.
12
Bahwa panca indera dapat dimisalkan sebagai pintu gerbang masuknya
b) Faktor-faktor Psikologi.
(2). Motivasi
Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses dalam diri individu
yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat
(Slavin, 1994). Menurut Frandsen (dalam, Hayinah 1992) yang termasuk dalam
(a). Dorongan ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
(b). Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk
maju.
dari orang-orang penting, misalnya orang tua, saudara, guru, teman dan lain
sebagainya.
(d). Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu pengetahuan yang berguna bagi
13
2.3 Hakikat Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains dalam arti sempit adalah disiplin ilmu yang
terdiri dari Phisical Sciences (Ilmu Fisik) dan Life Sciences (Ilmu Biologi). Secara
umum istilah IPA memiliki arti sebagai ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, IPA
produk saja, akan tetapi juga mencakup pengetahuan seperti keterampilan dalam hal
Sebagaimana, Carin (1993) menyatakan bahwa IPA sebagai produk atau isi
mencakup fakta, konsep, prinsip, hukum-hukum dan teori IPA. Jadi pada hakekatnya
IPA terdiri dari tiga komponen, yaitu sikap ilmiah, proses ilmiah, dan produk ilmiah
dan tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau berbagai macam fakta.
unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling
berhubungan (inter independent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan (Usman, 2000).
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu
berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan
yang diutarakan Burton bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar akan
maupun aspek sikapnya. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti
14
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggungjawab moral
yang cukup berat. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan
suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan
Proses belajar mengajar merupakan suatu inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan dengan guru sebagai pemegangn peran utama. Proses belajar mengajar
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa
atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa
itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar (Usman,
2000).
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar IPA
meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan
sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif
dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya
harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.
15
Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman
a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang
bersama.”
b. Para siswa harus memiliki tanggungjawab terhadap siswa atau peserta didik
c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang
sama.
d. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggungjawab di antara para anggota
kelompok.
e. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama
lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 6 orang siswa, dengan
16
kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari
campuran kemampuan siswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk
melatih siswa menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar
belakangnya.
agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi
pendengar yang baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas
yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok
yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas
penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengarjarkan bagian tersebut kepada
kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4–6 orang
bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan
menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Arends, dalam
Nur, 2005).
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya
17
mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan
mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian,
“siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara
kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan” (Lie, 1994). Para anggota dari
tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling
membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada
menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka
Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan
kelompok ahli”. Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan
siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam.
Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli, yaitu
kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang
anggota kelompok asal. Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli
18
Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang
sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan
pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk
kelompok kemudian kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman
sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di kelompok
ahli. Jigsaw didesain selain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa secara
mandiri juga dituntut saling ketergantungan yang positif (saling memberi tahu)
secara individu yang mencakup topik materi yang telah dibahas. Kunci tipe Jigsaw ini
adalah interdependensi setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi
yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan kuis dengan baik.
langkah pokok sebagai berikut; (1) pembagian tugas, (2) pemberian lembar ahli, (3)
tipe jigsaw ini diatur secara instruksional sebagai berikut (Slavin, 1998)
19
a. Membaca: siswa memperoleh topik-topik ahli dan membaca materi tersebut
b. Diskusi kelompok ahli: siswa dengan topik-topik ahli yang sama bertemu
penghargaan kelompok.
individu dan skor kelompok. Skor individu setiap kelompok memberi sumbangan
pada skor kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh pada kuis sebelumnya
dengan skor terakhir. Slavin (1998) memberikan petunjuk perhitungan skor kelompok
Tabel 2.1
Konversi Skor Perkembangan
kelompok, menurut Slavin (1998) dapat dilihat dalam Tabel 2.2 berikut.
20
Tabel 2.2
Tingkat Penghargaan Kelompok
a. Akar
1. Bagian-bagian Akar
Akar pada tumbuhan berbunga baik yang tertanam di dalam tanah maupun di
dalam air umumnya terdiri dari akar utama, kemudian dari samping akar utama ini
muncul cabang akar dan di permukaan akar tersebut terdapat semacam serabut akar
3. Fungsi Akar
21
b. Batang
Batang merupakan bagian tumbuhan yang ada di atas tanah. Batang merupakan
tempat keluarnya daun, bunga dan buah. Batang juga berperan dalam pengangkutan
1. Bagian-bagian Batang
Batang memiliki buku dan ruas, pada setiap buku melekat sehelai daun atau
yaitu:
a. Kulit luar, memiliki dinding luar sel-sel yang menebal dan bermodifikasi menjadi
b. Kulit pertama, terletak di sebelah dalam epidermis tersusun dari jaringan parenkim
dan jaringan penunjang. Jaringan penunjang terdiri dari jaringan kolenkim yang
c. Kulit dalam, merupakan batas antara korteks dan stele, biasanya disebut florterma,
d. Silinder pusat, yang tersusun dari jaringan parenkim yang membentuk empulur
lunak seperti pohon kacang, jagung, bayam. Ada juga tumbuhan yang berkayu
22
Fungsi batang:
c. Daun
1. Bagian-bagian Daun
Daun dibedakan menjadi dua macam, yaitu daun lengkap dan daun tidak
lengkap. Daun dikatakan lengkap jika terdiri atas tiga bagian, yaitu pelepah, tangkai,
dan helaian daun. Contoh tumbuhan yang memiliki daun lengkap adalah pisang.
Daun tanaman pisang terdiri atas bagian pelepah, tangkai, dan helaian daun. Daun
tidak lengkap adalah daun yang hanya tersusun atas 1-2 bagian saja. Contoh
tumbuhan yang memiliki daun tidak lengkap adalah mangga. Daun pohon mangga
Pada umumnya bagian daun yang paling kelihatan adalah helai daun. Bentuk
helai daun dipengaruhi oleh susunan tulang daun. Berdasarkan bentuknya, tulang
daun terdiri dari tulang dan menyirip, tulang daun menjari, tulang daun sejajar, dan
tulang daun melengkung. Tulang daun menyirip dapat dijumpai pada daun mangga,
jambu, dan nangka. Tulang daun menjari banyak dijumpai pada daun singkong,
papaya, dan ilalang. Berbagai jenis rerumputan memiliki daun dengan tulang daun
bentuk menjari. Seperti daun tebu, jagung dan padi. Tulang dan melengkung dapat
23
Berdasarkan jumlah helai daun, daun dikelompokkan menjadi dua yaitu daun
tunggal dan daun majemuk. Daun tunggal adalah daun yang memiliki satu helai daun
pada setiap tangkainya, contohnya daun mangga. Daun majemuk adalah daun yang
memiliki beberapa helai daun pada setiap tangkainya, contohnya daun putri malu.
3. Fungsi Daun
Daun berfungsi:
– untuk fotosintesis
– penguapan air
tumbuhan)
d. Bunga
1. Bagian-bagian Bunga
Meskipun bentuk bunga yang kita temukan beraneka ragam tetapi setiap jenis
bunga memiliki:
a. Kelopak bunga, merupakan bagian bunga yang paling luar. Kelopak biasanya
b. Mahkota bunga, terletak di sebelah dalam kelopak dan biasanya mempunyai warna
yang beraneka ragam. Mahkota bunga berguna untuk menarik serangga lain untuk
c. Benang sari, merupakan alat kelamin jantan yang terdiri dari tangkai sari dan
24
d. Putik, merupakan alat kelamin betina. Pada dasar putik terdapat bagian yang akan
Beberapa jenis tanaman hias yang biasa ada di rumahmu merupakan jenis
tanaman yang memiliki bunga. Setiap tumbuhan memiliki struktur bunga yang
berbeda-beda. Bunga terdiri atas beberapa bagian, yaitu tangkai bunga, kelopak
bunga, mahkota bunga, putik, dan benang sari. Tangkai bunga merupakan bagianyang
yang memiliki warna yang indah. Di dalam mahkota bunga terdapat putik dan benang
sari. Putik merupakan alat kelamin betina, sedangkan benang sari merupakan alat
bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. Apabila bunga memiliki kelopak bunga,
mahkota bunga, putik, dan benang sari maka disebut bunga lengkap. Sebaliknya, jika
bunga tidak memiliki salah satu bagian tersebut maka merupakan bunga yang tidak
lengkap. Berdasarkan benang sari dan putik, bunga dikelompokkan menjadi dua,
yaitu bunga sempurna dan tidak sempurna. Bunga sempurna merupakan bunga yang
memiliki benang sari dan putik. Apabila hanya memiliki salah satu di antaranya,
3. Fungsi Bunga
25
2.8 Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi hipotesis penelitiannya
26
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom
Action Research (CAR) yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (dalam
Siswa Kelas IV SD Negeri 18 Kota Ternate yang terdiri dari 26 siswa, yang
terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Dalam penelitian ini yang
Jigsaw. Peneliti memilih Kelas IV dan mata pelajaran IPA dikarenakan pada siswa
Kelas IV siswanya belum sanggup mencapai KKM untuk mata pelajaran IPA.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) maka alur penelitian yang dilaksanakan adalah :
27
PELAKSANA
AN
PERENCANA PENGAMAT
AN SIKLUS 1 AN
REFLEKSI
PELAKSANA
AN
PERENCANA PENGAMAT
AN SIKLUS 2 AN
REFLEKSI
Gambar 3.1
Alur Pelaksanaan Penelitian
1. Rencana Tindakan.
Tipe Jigsaw yang dapat dimanfaatkan guru untuk digunakan sebagai metode
2. Pelaksanaan Tindakan.
28
prestasi siswa dianggap rendah karena berada di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM).
yang dilakukan tersebut selalu diikuti dengan kegiatan pemantauan dan evaluasi
Dalam tahap ini, peneliti yang dibantu observer melakukan observasi untuk
yang ada. Selain itu observer juga melakukan observasi untuk mengumpulkan
3. Observasi.
Dalam tahap ini observer mengadakan observasi sebagai partisipasi pasif dimana
peneliti berada di dalam lokasi penelitian dan berperan aktif sebagai guru dalam
pembelajaran yang terjadi di dalam kelas dengan langsung menjadi guru mata
tersebut hingga dapat digunakan untuk mencari solusi dari permasalahan yang
muncul.
29
4. Analisis dan Refleksi Tindakan.
perbaikan apa yang dapat ditempuh, sehingga didapatkan suatu solusi untuk
semua permasalahan yang dialami oleh guru dan siswa dalam proses
pembelajaran IPA.
Pada tahap ini peneliti dan observer berdiskusi dan bertukar pikiran untuk
mengambil suatu kesimpulan yang berupa hasil dari pelaksanaan penelitian. Dari
hasil penarikan kesimpulan ini, dapat diketahui apakah penelitian ini berhasil atau
Sesuai dengan jenis penelitian, maka teknik pengumpulan data yang digunakan
1. Dokumentasi
dan pihak sekolah yang berkaitan dengan penelitian ini serta foto-foto yang di
2. Tes
Dalam penelitian ini peneliti akan mengadakan tes tertulis yang akan
dilaksanakan sesudah pelaksanaan tindakan. Hasil tes akan digunakan sebagai alat
30
3. Observasi
dalam hal ini dibantu oleh guru IPA yang lain di SD Negeri 18 Kota Ternate.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif
dan kuantitatif. Analisis data secara kualitatif mempunyai 3 komponen yaitu: (1)
Reduksi data, (2) Penyajian data, (3) Penarikan simpulan atau verifikasi data.
masih berlangsung.
1. Reduksi Data
31
2. Penyajian Data
merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang benar-benar
valid.
dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir
putaran. Untuk mengetahui hasil belajar tuntas atau tidak, digunakan acuan dengan
nilai KKM dikelas IV yaitu 65. Pada penelitian ini siswa secara keseluruhan
dikatakan tuntas belajar apabila telah mencapai nilai KKM secara klasikal dari
melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan
32
jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif
dapat dirumuskan:
33
DAFTAR PUSTAKA
FKIP IKIP.
34
Moedjiono Moh. Dimyati. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Depdikbud,Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Pendidikan.
Moh. Amien. 1997. Mengajarkan IPA dengan metode Inquiry dan discovery.Jakarta :
Depdikbud.
Mulyati, dkk. 2006. Pembelajaranm Melalui Metode Bermain Peran. IKIP Malang.
35
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
36
5. Menjelaskan tentang kondisi kelas sesuai dengan model pembelajaran yang
diterapkan
B. Kegiatan Inti (25 menit)
1. Guru menyampaikan materi yang akan dibahas
2. Guru membahas materi dan siswa mendengarkan dengan saksama
3. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk dicarikan jawabannya
D. Sumber belajar
1. Buku IPA SD kelas IV
2. Reverensi yang lain yang relevan
3. Tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar
37
F. Penilaian
Tekhnik penilaian dan bentuk instrumen
Mengetahui,
Kepala SD GuruMata Pelajaran
38
Lampiran 2
SOAL TES
39