Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran dikatakan berhasil apabila melalui berbagai macam aktivitas

fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah peserta didik yang giat aktif dengan

anggota badan, membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, ia tidak hanya

duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik memiliki

aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-

banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran.1

Peserta didik secara aktif menggunakan otak mereka yang bermanfaat

untuk menemukan ide pokok materi, memecahkan masalah, atau menerapkan

apa yang mereka pelajari. Kegiatan yang sedang dipelajari tidak hanya

pembelajar yang aktif, tetapi di sisi lain, pendidik juga harus mengatur kondisi

yang memotivasi peserta didik untuk belajar.2 Menurut Nana Sudjana, kekatifan

peserta didik dapat dilihat dari keikutsertaan dalam melaksanakan tugas

belajarnya, bertanya kepada peserta didik lain ataupun guru apabila tidak

memahami persoalan yang dihadapinya, berusaha mencari berbagai informasi

yang diperlukan untuk memecahkan masalah, melatih diri dalam memecahkan

masalah atau soal, serta menilai kemampuan diri sendiri dan hasil-hasil yang

diperoleh. Keakatifan peserta didik pada saat belajar, akan tampak pada

kegiatan berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran. Keaktifan belajar

1
Sinar, Metode Active Learning Upaya Peningkatan Kekatifan dan Hasil Belajar Siswa,
(Yogyakarta: Deepublish, 2018), h. 9
2
peserta didik tidak lepas dari paradigma pembelajaran yang diciptakan

pendidik.3

Berdasarkan observasi penulis dapatkan sebelum penelitian, penulis telah

melaksanakan PPL di MTsS TI Batang Kabung dengan mengajar mata

pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas VII. Partisipasi peserta didik kelas

VII dalam pembelajaran SKI, untuk bertanya dan menyampaikan pendapat

masih kurang, dan peserta didik juga banyak yang tidak aktif, mengantuk,

menjadi pasif, dan juga malas dalam belajar karena merasa bosan, sehingga

pada akhirnya hasil belajar peserta didik menjadi rendah. Ini disebabkan karena

metode yang di gunakan pada saat itu hanya ceramah dan menggunakan media

peta konsep.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pendidik bidang studi

Sejarah Kebudayaan Islam mengatakan, kegiatan pembelajaran selama ini

berpusat pada guru, metode pembelajaran yang sering digunakan adalah metode

pembelajaran ceramah karena sudah terbiasa serta lebih mudah dalam

melaksanakannya dikelas. Nilai peserta didik pada mata pelajaran SKI

tergolong rendah hal ini dilihat dari nilai rata-rata siswa yaitu 60 sedangkan

nilai KKM dalam mata pelajaran SKI di MTs TI Batang Kabung ialah 75,

artinya bila nilai peserta didik minimal 75 maka peserta didik tersebut di

nobatkan tuntas. Dan jika di bawah dari nilai 75 maka peserta didik tersebut

tidak tuntas. Minat belajar SKI peserta didik juga rendah, banyak peserta didik

3
Endang Sri Wahyu Ningsih, Model Pembelajaran Masterry Learning Upaya
Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar, (Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2020), h. 48
yang tidak menyukai pelajaran SKI karena merupakan pelajaran sejarah dan

membosankan.4

Berdasarkan permasalahan tersebut hal dapat dilakukan pendidik adalah

melibatkan peserta didik dalam pembelajaran aktif dengan menggunakan

metode pembelajaran yang dapat mengkondisikan peserta didik agar belajar

secara aktif.5 Pendidik merupakan salah satu komponen yang sangat

berpengaruh pada proses pembelajaran, karena pendidik memegang peranan

yang sangat penting antara lain, menyiapkan materi, serta mengatur semua

kegiatan belajar mengajar dalam proses pembelajaran.6 Oleh karena itu

diperlukan suatu metode pembelajaran yang yang dapat menciptakan suasana

pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat menumbuhkan minat dan

keaktifan peserta didik dalam belajar yaitu Metode Course Review Horay.

Metode Pembelajaran Course Review Horay merupakan metode

pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan

menyenangkan karena setiap yang dapat menjawab benar diwajibkan berteriak

hore atau yel-yel lain yang disukai. Metode ini berusaha menguji pemahaman

peserta didik dalam menjawab soal, di mana jawaban soal tersebut dituliskan

pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor. Peserta didik atau

kelompok yang memberikan jawaban benar harus langsung berteriak hore atau

4
Wawancara dengan Yunailis, tanggal 11 September 2021 di MTSs TI Batang Kabung
Padang
5
Rahmah Johar dan Latifah Hanum, Strategi Belajar Mengajar untuk Menjadi Pendidik
Profesional, (Aceh: Syiahh Kuala University Press, 2021), h.19-20
6
Chairul Anwar, HakikatManusia Dalam Pendidikan, (Yogyakarta : Suka Press, 2014), h.
171
menyanyikan yel-yel kelompoknyametode ini juga membantu peserta didik

untuk memahami konsep dengan baik melalui diskusi kelompok.7

Metode Course Review Horay memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

strukturnya yang menarik dan dapat mendukung peserta didik untuk dapat

terjun kedalamnya, metode yang tidak monoton karena diselingi dengan

hiburan, sehingga suasana tidak menegangkan, peserta didik menjadi aktif dan

semangat belajar yang meningkat karena suasana pembelajaran berlangsung

menyenangkan, skill kerja sama antar peserta didik yang semakin terlatih.8

Menurut Rini dan Puji Astuti metode pembelajaran ini mendorong aktif

peserta didik dalam belajar. Peserta didik memahami konsep melalui diskusi

kelompok, dapat mengembangkan kemampuan peserta didik dalam proses

berfikir kritis dan metode ini lebih menarik karena dalam proses pembelajaran

disisipi game sehingga peserta didik tertarik mengikuti pembelajaran.9

Penggunaan media pembelajaran juga mempunyai peranan penting dalam

menentukan keberhasilan proses pembelajaran di sekolah. Media pembelajaran

merupakan salah satu komponen yang memiliki peranan penting dalam

menunjang proses pembelajaran serta mempermudah penyampaian materi atau

konsep kepada peserta didik. Salah satu media pembelajaran yang dapat

menunjang proses pembelajaran dengan menggunakan media Question Card.

7
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran,( Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2013), h.229
8
Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-Isu Metodis dan Pragmatis.
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 231
9
Ignatius Jodi, dkk, Jurnal Teori dan Aplikasi Matematika, Penerapan Model
Pembelajaran Course Review Horay untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil
BelajarMatematika Kelas IV SD, Vol. 3 No. 2, Oktober 2019, h. 88
Media pembelajaran Question Card atau kartu soal merupakan salah satu

jenis media pembelajaran visual. Media pembelajaran Question Card atau

kartu soal merupakan media visual yang berupa kertas berukuran 10 x 10 cm,

isi dari kartu ini adalah soal-soal yang berkaitan dengan materi pelajaran yang

dibahas. Dengan menggunakan media Question Card pelaksanaan proses

pembelajaran menjadi lebih menyenangkan bagi peserta didik. Serta peserta

didik diharapkan dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab, kerjasama, dan

aktif dalam menyalurkan pendapatnya.10

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah sebagai

berikut:

1. Metode yang digunakan tak beragam.

2. Peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran, karena proses

pembelajaran cenderung berpusat kepada pendidik (teacher centered).

3. Kurangnya kemandirian peserta didik dalam belajar.

4. Rendahnya hasil belajar peserta didik.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi diatas maka penulis merasa perlu untuk

membatasinya. Adapun batasan masalahnya ialah “PENGARUH METODE

PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY BERBANTUAN MEDIA

QUESTION CARD TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR PESERTA

10
Ni Made Mety Ari Astutu, Oktober 2019, “Journal for and Learning Studie”. Vol.2,
No. 3, h.321
DIDIK PADA MATA PELAJARAN SKI KELAS VII DI MTs S TI

BATANG KABUNG”

D. Perumusan Masalah

1. Bagiamana Gambaran Metode Course Review Horay pada mata

pelajaran SKI kelas VII MTs S TI Batang Kabung ?

2. Bagaimana Gambaran keaktifan belajar peserta didik pada mata

pelajaran SKI kelas VII di MTs S TI Batang Kabung?

3. Apakah terdapat pengaruh Metode Course Review Horay terhadap

keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajarn SKI kelas VII di MTs

S TI Batang Kabung ?

E. Definisi Operasional

Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai maksud judul skripsi

ini yaitu “Pengaruh Metode Pembelajaran Course Review Horay Berbantuan

Media Question Card Terhadap Keaktifan Belajar Peserta didik pada Mata

Pelajaran Ski Kelas VII Di Mts S Ti Batang Kabung”agar tidak terjadi

kesalahan dan kekeliruan dalam memahami skripsi ini, penulis menjelaskan

beberapa istilah dari judul ini yaitu:

1. Pengaruh

Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang

ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.11

2. Metode Pembelajaran Course Review Horay

11
Windi Novia, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Kashiko press), h. 337
Metode Pembelajaran Course Review Horay merupakan

Metode pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas

menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap yang dapat

menjawab benar diwajibkan berteriak hore atau yel-yel lain yang

disukai. Salah satu metode pembelajran yang dapat mendorong

peserta didik untuk ikut aktif dalam belajar. Metode ini merupakan

cara belajar-mengajar yang lebih menekankan pada pemahaman

materi yang diajarkan pendidik dengan menyelesaikan soal-soal.12

3. Media Quetion Card

Media pembelajaran Question Card atau kartu soal

merupakan salah satu jenis media pembelajaran visual. Media

pembelajaran Question Card atau kartu soal merupakan media

visual yang berupa kertas berukuran 10 x 10 cm, isi dari kartu ini

adalah soal-soal yang berkaitan dengan materi pelajaran yang

dibahas. Dengan menggunakan media Question Card pelaksanaan

proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan bagi peserta

didik. Serta peserta didik diharapkan dapat menumbuhkan rasa

tanggung jawab, kerjasama, dan aktif dalam menyalurkan

pendapatnya.13

4. Keaktifan Belajar Peserta didik

12
Shilphy A. Octavia, Model-Model Pembelajaran, (Yogyakarta: CV BUDI UTAMA,
2012), h. 84
13
Ni Made Mety Ari Astutu, Op. Cit, h.321
Keikut sertaan peserta didik dalam proses pembelajaran yang

sedang berlangsung dimana peserta didik berinteraksi dengan

peserta didik lain maupun pendidik. Keaktifan peserta didik dapat

dilihat dari keikutsertaan dalam melaksanakan tugas belajarnya,

terlibat dalam memecahkan masalah atau soal, serta menilai

kemampuan diri sendiri dan hasil-hasil yang diperoleh. Keaktifan

peserta didik pada saat belajar, akan nampak pada kegiatan berbuat

sesuatu untuk memahami materi pembelajaran. Keaktifan belajar

peserta didik tidak lepas dari paradigma pembelajaran yang

diciptakan pendidik.14

F. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran Metode Course Review Horay pada

mata pelajaran SKI kelas VII MTs S TI Batang Kabung ?

2. Untuk mengetahui Gambaran keaktifan belajar peserta didik pada

mata pelajaran SKI kelas VII di MTs S TI Batang Kabung?

3. Untuk mengetahui pengaruh Metode Course Review Horay

terhadap keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajarn SKI

kelas VII di MTs S TI Batang Kabung ?

G. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, terdapat manfaat teoritis dan

manfaat praktis.
14
Endang Sri Wahyu Ningsih, Model Pembelajaran Mastery Learning Upaya
Peningkatan Keakti fan dan Hasil Belajar Peserta didik, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2012),
h. 48-49
1. Manfaat Teoritis

Secara teori penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi

atau masukan bagi perkembangan ilmu pendidikan di sekolah

dan menambah kajian ilmu pengetahuan dan menjadi pendukung

teori untuk kegiatan penelitian selanjtnya khususnya yang

berkaitan tentang penerapan model pembelajran yang dapat

digunakan dalam pembelajaran SKI di sekolah.

2. Manfaat Praktis

a. Peserta didik

Peserta didik aktif dan terbantu untuk membangun pengetahuan

peserta didik dalam proses belajar mengajar, dan dapat

mengatasi kesulitan peserta didik dalam pembelajaran SKI,

sehingga dapat meningkatkan keaktifan peserta didik/

b. Pendidik

Penggunaan metode Course Review Horay dapat membantu

pendidik dalam menyampaikan dan mempejelas pembelajaran

SKI, dalam proses belajar mengajar yang menyenangkan.

c. Peneliti

Menambah wawasan sebagai salah satu pengalaman untuk

diterapkan nantinya dalam kegiatan pembelajaran SKI.

d. Peneliti yang lain


Pengaruh model pembelajaran Course Review Horay dapat

digunakan sebagai acuan dan pertimbangan pengembangan

penelitian yang sejenis.

e. Sekolah

Penggunaan metode pembelajaran Couse Review Horay dapat

menumbuhkan kerjasama antara pendidik dan peserta didik yang

berdampak positif terhadap kualitas proses pembelajaran di

sekolah. Selain itu, diharapkan dapat menajdi dasar acuan dalam

menetapkan kebijakan-kebijakan sekolah terutama proses belajar

mengajar di kelas.

Anda mungkin juga menyukai