OLEH :
NIP. 198308192009011005
KABUPATEN GARUT
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19
menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan dengan
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisIPSsi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.
Keterlibatan seluruh siswa secara aktif didalam pembelajaran merupakan hal yang memang
seharusnya terjadi dalam setiap proses pembelajaran. Sehingga pengalaman belajar
beserta kemanfaatannya dapat dirasakan oleh seluruh siswa.
Akan tetapi kondisi diatas tidaklah terjadi pada kelas VII-A MTs Cikajang, berdasarkan
pengalaman pada pembelajaran sebelumnya, serta didukung oleh data dari rekan sejawat
dan guru BK di MTs Cikajang menyatakan bahwa sebagian besar siswa pada kelas tersebut
cenderung pasif didalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu dibutuhkan solusi untuk
mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya dengan cara menerapkan metode
pembelajaran yang “memaksa” seluruh siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
Model pembelajaran time token sebagai salah satu model pembelajaran cooperative learning
memberikan alternatif pembelajaran yang “memaksa” setiap siswa untuk berani
mengungkapkan pendapat (berbicara). Sehingga keaktifan siswa dalam belajar bisa
ditingkatkan.
Berdasar kondisi diatas, maka penulis mencoba untuk melaksanakan penelitian tindakan
kelas dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI LETAK
WILAYAH INDONESIA DI KELAS VII-A MTs CIKAJANG SEMESTER I TAHUN 2022”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan rumusan masalah dalam penelitian
tindakan kelas ini sebagai berikut :
1. Apakah model pembelajaran time token dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa
kelas VII-A MTs Cikajang ?
2. Bagaimana model pembelajaran time token dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa
kelas VII-A MTs Cikajang ?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Whipple dalam Hamalik (2009), keaktifan belajar siswa adalah suatu
proses belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intelektual
dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif,
afektif dan psikomotor selama siswa berada di dalam kelas.
Menurut Sardiman (2011), keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental,
yaitu berbuat dan berpikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Menurut
Surtikanti dan Santoso (2007), pembelajaran yang berkualitas adalah terlibatnya peserta
didik secara aktif dalam pembelajaran. Keterlibatan yang dimaksud adalah aktivitas
mendengarkan, komitmen terhadap tugas, mendorong berpartisIPSsi, menghargai
kontribusi/pendapat, menerima tanggung jawab, bertanya kepada pengajar atau teman dan
merespons pertanyaan.
Berdasar pendapat para ahli diatas, pengertian keaktifan belajar yang dimaksud dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah suatu kondisi, perilaku atau kegiatan yang terjadi pada
siswa pada saat proses belajar yang ditandai dengan keterlibatan siswa seperti bertanya,
mengajukan pendapat, mengerjakan tugas–tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan
bisa bekerja sama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Keaktifan belajar siswa dapat dilihat dari keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar
yang beraneka ragam. Menurut Hamalik (2011), terdapat delapan aspek kegiatan belajar
siswa, yaitu:
Menurut Slameto (1995), bentuk-bentuk keaktifan belajar siswa terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu keaktifan psikis dan keaktifan fisik. Adapun penjelasannya adalah sebagai
berikut:
a. Keaktifan Psikis
Menurut aliran kognitif, belajar adalah menunjukkan adanya jiwa yang aktif, jiwa
mengolah informasi yang diterima, tidak menyimpannya saja tanpa mengadakan
transformasi. Bentuk-bentuk keaktifan psikis yaitu:
b. Keaktifan Fisik
Keaktifan siswa dalam belajar menganut hukum Law of Exercise yang artinya bahwa
belajar memerlukan latihan-latihan. Adapun bentuk-bentuk keaktifan fisik siswa
adalah:
1. Mencatat. Mencatat atau menulis dikatakan sebagai aktivitas belajar apabila anak
didik dalam menulis khususnya siswa mempunyai kebutuhan serta tujuan, dan
menggunakan set tertentu agar catatan itu nantinya, berguna bagi pencapaian tujuan
belajar.
2. Membaca. Membaca besar pengaruhnya terhadap belajar. Hampir sebagian besar
kegiatan belajar adalah membaca, agar dapat belajar dengan baik, maka perlulah
membaca dengan baik pula, karena membaca adalah alat belajar.
3. Berdiskusi. Dalam berdiskusi ada beberapa aktivitas belajar seperti bertanya,
mengeluarkan pendapat, atau saran dan lain-lain, apabila dalam proses belajar
mengajar diadakan diskusi, maka akan mengembangkan potensi siswa sehingga
semakin kritis dan kreatif.
4. Mendengar. Mendengar adalah respons yang terjadi karena adanya rangsangan
suara. Diterimanya gelombang suara oleh indra pendengar tidak berarti ada persepsi
sadar akan apa yang didengar. Karena kenyataan inilah banyak orang yang
mendengar namun pada kenyataannya mereka tidak mengerti atau mengingat apa
yang mereka dengar. Dalam hal ini keaktifan siswa dalam mendengar apabila
menjadikan anak didik mendengar informasi secara aktif dan bertujuan.
1. Adanya keterlibatan siswa baik secara fisik, mental, emosional, maupun intelektual
dalam setiap proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari tingginya perhatian serta
motivasi siswa untuk menyelesaikan setiap tugas yang diberikan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
2. Siswa belajar secara langsung. Dalam proses pembelajaran secara langsung,
konsep dan prinsip di berikan melalui pengalaman nyata seperti merasakan, meraba,
mengoperasikan, melakukan sendiri, dan lain sebagainya. Demikian juga
pengalaman itu dapat dilakukan dalam bentuk kerja sama dan interaksi dalam
kelompok.
3. Adanya upaya siswa untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif.
4. Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber belajar yang
tersedia yang dianggap relevan dengan tujuan pembelajaran.
5. Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa seperti menjawab dan
mengajukan pertanyaan, berusaha memecahkan masalah yang diajukan atau yang
timbul selama proses pembelajaran berlangsung.
6. Siswa mampu berinteraksi multi-arah, baik antara siswa dengan siswa atau antara
guru dengan siswa. interaksi ini juga ditandai dengan keterlibatan semua siswa
secara merata, artinya pembicaraan atau proses tanya jawab tidak didominasi oleh
siswa-siswa tertentu saja.
1. Adanya keterlibatan siswa untuk mengevaluasi sendiri hasil pembelajaran yang telah
dilakukannya.
2. Keterlibatan siswa secara mandiri untuk melaksanakan kegiatan tes, dan tugas-
tugas yang harus dikerjakannya.
3. Kemauan siswa menyusun laporan baik tertulis maupun secara lisan berkenaan hasil
belajar yang diperolehnya.
Metode pembelajaran Time Token merupakan salah satu pendekatan struktural dalam
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan
meningkatkan perolehan hasil belajar. Tipe pembelajaran ini dimaksudkan sebagai
alternatif untuk mengajarkan keterampilan sosial yang bertujuan untuk menghindari siswa
mendominasi atau siswa diam sama sekali dan menghendaki siswa saling membantu
dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif darIPSda individu
(Slavin, 2010: 113).
Pembelajaran Time Token melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang
tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi
pelajaran tersebut. Metode pembelajaran ini sangat tepat digunakan untuk
pembelajaran struktur yang dapat digunakan untuk mengajar keterampilan sosial untuk
menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam.
Langkah-langkah pembelajaran Time Token dalam Agus Suprijono (2011: 133) metode
pembelajaran, sebagai berikut:
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/KD.
2) Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (Cooperative Learning/CL).
3) Tiap siswa diberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu lebih kurang 30 detik per
kupon. Setiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan.
4) Bila telah selesai bicara, kupon yang dipegang siswa diserahkan kepada guru. Setiap
tampil berbicara satu kupon. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa
lainnya.
5) Siswa yang telah habis kuponnya tidak boleh berbicara lagi. Siswa yang masih
memegang kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis.
6) Demikian seterusnya.
Menurut Agus Suprijono (2011:10) Kelebihan metode pembelajaran Time Token, yaitu:
1) Semua siswa aktif memberikan pendapat dalam kegiatan pembelajaran.
2) Siswa terlatih untuk membaca buku terlebih dahulu.
3) Dapat menumbuhkan dan melatih keberanian siswa dalam berpendapat bagi siswa
yang pemalu dan sukar berbicara.
4) Semua siswa mendapat waktu untuk bicara yang sama sehingga tidak akan terjadi
pendominasian pembicaraan dalam berlangsungnya diskusi.
Dapat diambil kesimpulan bahwa metode Time Token menekankan agar siswa
mengungkapkan pendapat ataupun menjawab pertanyaan sesuai dengan
kemampuannya, sehingga tidak ada dominasi pembicaraan dari siswa yang lebih
pintar. Langkah-langkah metode Time Token adalah guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, guru mengkondisikan kelas untuk pelaksanaan diskusi,
pemberian sejumlah 2 kupon berbicara oleh guru kepada setiap siswa untuk
dapat berbicara dengan waktu 30 detik per kupon, setelah selesai berbicara
kupon diberikan kepada guru, dan siswa yang sudah habis kuponnya
tidak boleh berbicara lagi. Menggunakan metode Time Token untuk proses
pembelajaran juga mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya yaitu
semua siswa berbicara, melatih keberanian siswa, sedangkan kelemahannya
yaitu guru harus menyiapkan pertanyaan yang banyak, dan siswa yang memiliki
banyak pendapat akan sulit mengutarakan pendapatnya karena waktu yang terbatas
C. Kerangka Berpikir
diperoleh siswa semakin berkesan dan menyenangkan, maka upaya yang dilakukan
yakni dengan menggunakan metode Time Token. Tipe pembelajaran Time Token
bertujuan untuk menghindari siswa mendominasi atau siswa diam sama sekali
bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencintai pelajaran dan sekolah
ataupun guru. Dalam kegiatan-kegiatan yang menyenangkan ini, siswa merasa lebih
terdorong untuk belajar dan berpikir. Pembelajaran Time Token juga akan
memberikan saling ketergantungan positif antar siswa karena setiap siswa diajak
berpikir untuk kepentingan kelompok mereka, apabila ada yang tidak tahu, bisa
kepada siswa untuk lebih aktif berbicara dalam proses pembelajaran baik
materi timbul sebagai akibat dari keaktifan bicara siswa. Hal tersebut akan
Tindakan
Metode Pembelajaran
Time Token
Adapun yang menjadi hipotesis dalam PTK ini adalah “Terdapat peningkatan
keaktifan belajar siswa kelas 7A dibelajarkan dengan model pembelajaran tipe
time token”
BAB III
METODE PENELITIAN
Lokasi pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan adalah di ruang kelas 7A MTs
Cikajang. Karena kelas ini merupakan kelas yang sebagian besar siswanya
cenderung pasif dalam proses pembelajaran.
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas 7A sejumlah 36 siswa
yang terdiri dari 16 orang siswa laki-laki dan 20 orang siswa perempuan.
1. Siswa kelas 7A :
Sumber data dari siswa yaitu untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan
aktivita siswa dalam proses belajar mengajar
2. Guru
Sumber data dari teman sejawat (observer) dimakudkan sebagai sumber data
untuk melihat implementasi PTK secara komprehensif, baik dari sisi siswa
maupun guru.
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik observasi untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dan siswa di kelas, wawancara dan studi dokumentasi.
Observasi digunakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model time token, baik itu kegiatan guru atau peserta didiknya
sebagai data primer. Studi dokumentasi dan wawancara sebagai data sekunder
dilakukan untuk memperkuat data primer.
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan triangulasi sumber yaitu dari lembar
pengamatan,pedoman wawancara, dan lembar ceklis studi dokumentasi.
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik kualitatif yakni tidak
berdasarkan pada angka-angka statistik melainkan berdasarkan pada hasil observasi
dalam hal perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi pada penerapan model
time token untuk meningkatkan keaktifan peserta didik. Melalui teknik kualitatif ini
peneliti menggambarkan secara jelas hasil analisis tindakan dalam tiap siklusnya serta
peningkatan yang dialami peserta didik setelah diterapkannya model time token.
Teknik analisis data merujuk pada pemikiran Moleong meliputi langkah-langkah berikut
ini:
1. Reduksi data
2. Penyajian data
3. Penarikan kesimpulan
Pada penelitian ini juga dilakuakan teknik komparasi, yaitu dengan membandingkan
keaktifan belajar siswa pada Siklus I dengan keaktifan belajar siiswa pada siklus II
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan akan dilakukan dalam dua siklus,
dimana setiap siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Model dan
penjelasan untuk masing- masing tahap adalah sebagai berikut:
Gambar
prosedur
Siklus I
Pada siklus I membahas tentang letak geografis Indonesia. Perencanaan tindakan Peneliti
melakukan konsultasi dengan observer untuk merancang dan menyusun perangkat
pembelajaran yang terdiri atas:
1) Tahap Persiapan
a. Guru melaksanakan apersepsi
b. Guru mengkondisikan kelas, mengucapkan salam, diawali dengan berdoa bersama.
c. Mengabsen siswa, mengajak siswa bernyanyi dan menyampaikan kompetesi dasar yang
akan diajarkan pada hari ini dan menjelaskan tujuan materi yang akan di pelajari.
d. Melakukan tanya jawab secara singkat tentang pelajaran sebelumnya.
2) Tahap Pelaksanaan
a. Guru menjelaskan materi tentang letak geografis Indonesia.
b. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi.
c. Guru memberi kupon bicara pada tiap siswa.
d. Memberi sejumlah nilai pada masing-masing siswa sesuai waktu yang digunakan e. Bila
telah selesai bicara kupon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap berbicara satu kupon.
Observasi
Dalam melakukan observasi peneliti dibantu oleh teman sejawat dalam melakukan penelitian
tindakan kelas.
Tugas observer sebagai berikut:
1) Observer melakukan pengamatan keterampilan guru dalam penerapan model Time Token
pada pembelajaran IPS pada materi letak geografis Indonesia menggunakan lembar
observasi keterampilan guru.
2) Observer melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam penerapan model Time Token
pada pembelajaran IPS pada materi letak geografis Indonesiamenggunakan lembar
observasi aktivitas siswa.
3) Guru melakukan evaluasi terhadap tes yang dilakukan siswa pada tahap pelaksanaan
tindakan.
Refleksi
Refleksi diskusi dengan teman sejawat untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan tindakan atau
untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Refleksi ini
terdiri dari mengevaluasi hasil observasi dan menganalisis hasil pembelajaran. Hasil refleksi
selanjutnya menjadi dasar pelaksanaan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya. Jika
setelah refleksi terdapat masalah, dilakukan tindakan lanjutan yang meliputi perencanaan,
tindakan, dan observasi, sehingga masalah tersebut dapat teratasi dan tercapai hasil
optimal.
Siklus II
Pada siklus II membahas tentang menjelaskan letak astronomis Indonesia. Selanjutnya
melakukan tes akhir tentang materi yang sudah dipelajari di akhir siklus 2.
Perencanaan Tindakan
1) Menyusun perangkat pembelajaran seperti silabus dan RPP dengan menggunakan model
pembelajaran Time Token, membuat lembar kegiatan siswa (LKS).
2) Mendiskusikan rencana penelitian dengan observer sebagai upaya meningkatkan kualitas
pembelajarannya. Dalam diskusi ini dibicarakan tentang pengertian dan pentingnya
penelitian tindakan kelas dan waktu pelaksanaannya.
3) Menyiapkan LKS.
4) Menyiapkan soal evaluasi, kisi-kisi soal, dan kunci jawaban.
5) Menyusun instrumen penelitian seperti lembar observasi pengamatan siswa, lembar
observasi pengamatan guru. Lembar pengamatan ini digunakan untuk mengetahui tingkat
aktivitas belajar IPS selama proses pembelajaran.
6) Menyiapkan alat dokumentasi.
Tahapan Pelaksanaan
Tindakan Pelaksanaan pembelajaran Time Token dilaksanakan dengan langakahlangakah
sebagai berikut:
1) Tahap Persiapan
a. Guru melaksanakan apersepsi
b. Guru mengkondisikan kelas, mengucapkan salam, diawali dengan berdoa bersama.
c. Mengabsen siswa, menyapaikan kompetesi dasar yang akan diajarkan pada hari ini dan
menjelaskan tujuan materi yang akan di pelajari.
d. Melakukan tanya jawab secara singkat tentang pelajaran sebelumnya.
2) Tahap Pelaksanaan
a. Guru menjelaskan materi.
b. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi.
c. Guru memberi kupon bicara pada tiap siswa.
d. Memberi sejumlah nilai pada masing-masing siswa sesuai waktu yang digunakan.
e. Bila telah selesai bicara kupon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap berbicara satu
kupon.
Observasi
Dalam melakukan observasi peneliti dibantu oleh teman sejawat dalam melakukan penelitian
tindakan kelas. Tugas observer sebagai berikut:
1) Observer melakukan pengamatan keterampilan guru dalam penerapan model Time Token
pada pembelajaran IPS pada materi menggunakan lembar observasi keterampilan guru.
2) Observer melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam penerapan model Time Token
pada pembelajaran IPS pada materi letak astronomis Indonesia menggunakan lembar
observasi aktivitas siswa.
3) Guru melakukan evaluasi terhadap tes yang dilakukan siswa pada tahap pelaksanaan
tindakan.
Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap siklus II dan menganalisis serta membuat kesimpulan
atas pelaksanaan pembelajarannya. Apabila hasil belajar siswa belum ada peningkatan,
maka bisa dilanjutkan ke siklus berikutnya sampai terdapat peningkatan hasil belajar siswa.
Tetapi Dari hasil refleksi yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa dan hasil
observasi keterampilan guru dalam pembelajaran dan penelitian ini dianggap tuntas dengan
dilakukannya 2 siklus saja.
DAFTAR PUSTAKA
Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Surtikanti dan Santoso. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta : FKIP
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hamalik, O. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
LAMPIRAN
NO INDIKATOR YA TIDAK
1 Mengucapakan salam
2 Memeriksa kebersihan kelas
3 Membimbing siswa untuk membaca do’a
4 Memeriksa kehadiran siswa
5 Menyampaikan tujuan pembelajaran
6 Menyampaikan ruang lingkup materi
7 Melakukan apersepsi
8 Memberikan motivasi
9 Mengkondisikan kelas
10 Memberikan kesempatan siswa untuk melakukan
Literasi
11 Membimbing siswa dalam pembagian kelompok
12 Membagikan kartu kepada siswa untuk melakukan
pembelajaran dengan model time token
13 Menjelaskan cara penggunaan kartu
14 Membimbing siswa dalam diskusi kelompok
15 Mamfasilitasi siswa agar berani mengkomunikasikan
pendapatnya
16 Melontarkan pertanyaan untuk memancing siswa
menggunakan kartu yang dipegangnya
17 Memberikan kesempatan waktu yang adil bagi setiap
siswa dalam menyampaikan pendapat/menjawab
pertanyaan
18 Menyimpulkan materi bersama-sama siswa
19 Memberikan feed back
20 Menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya
21 Membaca do’a penutup pelajaran
22 Memberi salam
LEMBAR OBSERVASI SISWA
INDIKATOR PREDIKAT
NO NAMA SISWA SKOR
1 2 3 4
1 AISYAH 4 4 3 4 15 93,75 SA
2 ANTON 3 3 3 3 12 75 CA
3 BUDI 3 2 2 2 9 56,25 KA
DST DST
KET :
A. INDIKATOR
1. AKTIF BERTANYA
2. AKTIF DALAM MENJAWAB PERTANYAAN YANG DIBERIKAN GURU
3. AKTIF DALAM KEGIATAN DISKUSI
4. AKTIF DALAM MENGIKUTI EVALUASI
B. SKOR
KURANG = 1
CUKUP = 2
AKTIF =3
SANGAT AKTIF =4
C. PREDIKAT
0-69 = KURANG AKTIF (KA)
70-79 = CUKUP AKTIF (CA)
80-89 = AKTIF (A)
90-100 = SANGAT AKTIF (SA)
D. INDIKATOR KEBERHASILAN = 70