Anda di halaman 1dari 44

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan sebagai suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
agar menjadi manusia seutuhnya berjiwa Pancasila. Dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan
Nasional juga menyatakan sebagai berikut:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

Disamping itu, pendidikan juga merupakan suatu sarana yang paling


efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai
suatu dinamika yang diharapkan.
Berdasarkan hasil ulangan harian yang dilakukan di Kelas IX MTs
Jauharotul Huda Jakarta, diperoleh informasi bahwa hasil
belajar Materi ASEAN siswa rendah di bawah standar ketuntasan Minimal
yaitu dibawah 70.
Faktor-faktor yang menyebabkan keadaan seperti di atas antara lain :
1. Kemampuan kognitif siswa dalam pemahaman konsep – konsep IPS masih
rendah,
2. Pembelajaran yang berlangsung cenderung masih monoton dan
membosankan,
3. Siswa tidak termotivasi untuk belajar IPS dan menganggap IPS hanya
sebagai hafalan saja.
Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi dan
diselesaikan oleh seorang guru. Guru dituntut lebih kreatif dalam
mempersiapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

1
2

Dalam hal strategi pembelajaran pun harus dikembangkan, misal dalam


pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran
sebagai salah satu bentuk strategi pembelajaran. Kesiapan guru dalam
memanajemen pembelajaran akan membawa dampak positif bagi siswa
diantaranya hasil belajar siswa akan lebih baik dan sesuai dengan indikator
yang ingin dicapai. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran Materi ASEAN adalah Metode Student Active Learning
(SAL) karena siswa dapat terlibat aktif karena memiliki peran dan tanggung
jawab masing–masing, sehingga aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung meningkat.
Metode Student Active Learning (SAL) merupakan suatu metode
mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai
dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari
jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada.
Berdasarkan uraian diatas, maka sebagai peneliti merasa penting
melakukan penelitian terhadap masalah di atas. Oleh karena itu, upaya
meningkatkan hasil belajar Materi ASEAN siswa dilakukan penelitian
Tindakan Kelas dengan judul: Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Materi Negara-negara ASEAN Melalui Metode SAL Siswa Kelas
VIII MTs Jauharotul Huda Jakarta.

B. Perumusan Masalah
Memperhatikan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permsalahan
sebagai berikut: “Bagaimanakah Metode SAL dapat meningkatkan hasil
belajar Materi Negara-negara ASEAN siswa Kelas VIII MTs Jauharotul Huda
Jakarta?”

C. Tujuan Penelitian
Meningkatkan hasil belajar materi Negara-negara ASEAN menggunakan
metode Metode Student Active Learning (SAL) siswa Kelas VIII MTs
Jauharotul Huda Jakarta.
3

D. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian selesai diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Bagi peneliti : penelitian ini dapat mempengaruhi pembelajaran,
membantu untuk meningkatkan hasil belajar Materi ASEAN siswa,
memberikan alternative pembelajaran yang aktif, kreatif efektif, dan
menyenangkan bagi siswa, serta meningkatkan mutu pembelajaran Materi
Negara-negara ASEAN.
2. Bagi siswa : untuk meningkatkan pemahaman konsep Materi ASEAN
sehingga pelajaran Materi Negara-negara ASEAN menjadi lebih sederhana.
3. Bagi sekolah : penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif model
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
4

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2012: 53) membagi tiga ranah hasil
belajar yaitu :
a. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek,
yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi.
b. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan,
jawaban atau reaksi penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c. Ranah Psikomotorik
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan bertindak,
ada enam aspek, yaitu: gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar,
ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan dibidang fisik,
ketrampilan komplek dan komunikasi.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor utama
yaitu:
1) Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang
dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan
kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
2) Faktor yang datang dari luar diri siswa, terutama kualitas pengajaran.
Hasil belajar yang dicapai menurut Nana Sudjana, melalui proses
belajar mengajar yang optimal ditunjukan dengan ciri – ciri sebagai
berikut.
a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi
belajar intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi
rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau

4
5

setidaknya mempertahankanya apa yang telah dicapai.


b. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu
kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang
tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
c. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan
lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari
aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan
mengembangkan kreativitasnya.
d. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif),
yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah
afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau prilaku.
e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan
diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan
mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
Oleh karena itu, guru diharapkan dapat mencapai hasil
belajar, Setelah melaksanakan proses belajar mengajar yang optimal
sesuai dengan ciri-ciri tersebut di atas.

B. Student Active Learning (SAL)


Pembelajaran atau Student Active Learning adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian
peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan
mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal (Gagne dan
Briggs (dalam Suyatno, 2011:10).
Pembelajaran aktif (Active Learning) adalah pembelajaran yang
melibatkan peserta didik untuk melakukan sesuatu dan berfikir mengenai apa
yang dikerjakannya. Dengan demikian esensi pembelajaran aktif
sesungguhnya adalah belajar bagaimana belajar (lear how to learn). Bruce Lee
menegeskan bahwa “learning is definitely not more imitation, nor is it the
ability to accumulate and regurgitate fixed knowledge. Learning is constant
process of discovery, a process without end”. (Beattie, 2005)
6

Definisi ini memberikan pengertian bahwa pembelajaran bukan hanya


sekedar menirukan, mmengakumulasikan dan mengulang informasi dan
pengetahuan yang telah diterima, akan tetapi belajar itu lebih kepada proses
yang berkelanjutan untuk menemukan sesuatu informasi. Belajar adalah
sebuah proses tiada henti. Pengertian ini memberikan arti bahwa belajar adalah
aktifitas yang dilakukan siswa bukan apa yang dilakukan oleh guru.
Lebih detail, Ujang dkk mendefinisikan active learning atau
pembelajaran aktif sebagai kegiatan membangun makna/pengertian terhadap
pengalaman dan informasi (peristiwa, fakta, persepsi, pendapat, perspektif,
sikap, perilaku, data, proposisi, kaidah, norma, nilai, paradigma) yang
dilakukan oleh si pembelajar, bukan oleh si pengajar. Kegiatan menciptakan
suasana yang mengembangkan inisiatif dan tanggungjawab belajar si
pembelajar, sehingga berkeinginan terus untuk belajar selama hidupnya dan
tidak tergantung pada guru/orang lain apabila mereka mempelajari hal-hal baru
(Sukandi, 2002).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan
aktif dalam proses pembelajaran. Kesimpulan ini memberikan pemahaman
bahwa:
1. Aktifitas belajar dilakukan siswa.
2. Belajar lebih pada proses menemukan.
3. Tugas guru adalah menciptakan suasana belajar bagi siswa.
Penerapan active learning di kelas didasarkan pada prinsip bahwa belajar
terbaik bagi siswa adalah dengan melakukan, dengan menggunakan semua
inderanya dan dengan mengeksplorasi ASEAN nya yang terdiri atas orang, hal,
tempat, dan kejadian yang terjadi dalam kehidupan nyata (pembelajaran
konstektual). Selain itu melalui belajar dari pengalaman langsung dan nyata
hasil belajar akan lebih optimal dan bermakna bagi siswa (Stanford, 2007).
7

1. Indikator Student Active Learning


Menurut Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas (2010), berikut ini
disajikan sejumlah indikator atau ciri-ciri terjadinya pembelajaran aktif
pada setting kelas:
a. Kegiatan belajar suatu kompetensi dikaitkan dengan kompetensi lain
pada suatu mata pelajaran atau mata pelajaran lain. Setiap siswa
mempunyai beberapa kemampuan dan kecerdasan yang banyak dan
setiap kecerdasan tersebut harus dikaitkan antara satu domain yang lain
seperti ketika siswa berdiskusi, maka disamping mereka ada beberapa
kemampuan yang dikembangkan yang saling terkait diantaranya
kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi, kemampuan logika,
menganalisa, kemampuan bahasa dan lain-lain.
b. Kegiatan belajar menarik minat peserta didik. Pembelajaran akan
menarik siswa jika sesuai dengan dunia siswa. Untuk itu proses
pembelajaran hendaknya didekati dari kegemaran dan kesenangan.
c. Kegiatan belajar terasa menggairahkan peserta didik. Kegiatan
pembelajaran akan lebih optimal jika prosesnya disajikan dengan
memberikan tantangan bagi siswa, dengan tantangan itu siswa akan
termotivasi untuk mengikuti proses tersebut hingga akhir pelajaran.
d. Semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar.
Aktifitas belajar aktif hendaknya melibatkan setiap individu di kelas.
Sehingga tidak ada siswa yang mendominasi proses pembelajaran di
kelas, dengan demikian setiap siswa akan bekerja untuk
mengoptimalkan kemampuan masing-masing baik secara fisik maupun
pikiran.
e. Mendorong peserta didik berfikir secara aktif dan kreatif. Dengan
pembelajaran aktif siswa akan berperan aktif dalam mencari informasi
secara mandiri, kreatif dan bertanggungjawab.
f. Saling menghargai pendapat dan hasil kerja (karya) teman.
Penghargaan terhadap karya siswa akan menumbuhkan motivasi
8

belajar siswa. Apapun hasil karya siswa, siswa patut untuk dihargai,
penghargaan atas proses dan kinerja mereka, bukan hasilnya.
g. Mendorong rasa ingin tahu peserta didik untuk bertanya. Sebagai
indikator dari proses berfikir adalah “pertanyaan”, karena itu
pembelajaran aktif harus merangsangkan siswa untuk selalu bertanya
sehingga otak siswa akan terus bekerja. Kemampuan bertanya
merupakan kunci dari keberhasilan siswa dalam merespon informasi.
h. Mendorong peserta didik melakukan ekplorasi (penjelajahan).
Aktivitas siswa dalam pembelajaran hendaknya memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi pengetahuan sendiri
dengan melalui simulasi, pengamatan terhadap suatu kasus atau teknik
yang lain.
i. Mendorong peserta didik mengekspresikan gagasan dan perasaan
secara lisan, tertulis, dalam bentuk gambar, produk 3 dimensi, gerak,
tarian dan atau permainan.
j. Mendorong siswa agar tidak takut berbuat salah.
k. Menciptakan suasana senang dalam melakukan kegiatan belajar.
l. Mendorong peserta didik melakukan variasi kegiatan individual
(mandiri), pemasangan, kelompok, dan atau seluruh kelas.
Pembelajaran aktif hendaknya memberikan pengalaman belajar kepada
siswa secara individual, kompetisi dan kerjasama.
2. Suasana Pembelajaran Student Active Learning
Suasana yang diharapkan dalam SAL adalah Suasana yang membuat siswa
melakukan:
a. Pengalaman
Anak belajar banyak melalui berbuat. Pengalaman langsung/nyata
mengaktifkan lebih banyak indera. Ada interaksi dengan ASEAN
sekitarnya. Berikut adalah hal-hal yang dilakukan oleh guru agar siswa
mendapat pengalaman belajar.
9

Siswa Guru
• Melakukan pengamatan • Menciptakan kegiatan yang
• Melakukan percobaan beragam.
• Membaca • Mengamati siswa bekerja
• Melakukan wawancara dan sesekali mengajukan
• Membuat sesuatu pertanyaan menantang.

b. Interaksi
Ada suasana diskusi, saling bertanya dan saling mempertanyakan
pendapat, ide dan gagasan, agar dapat membangun hubugan? hubungan
baru dan berani mengungkapkan pendapat tanpa rasa takut.
Pada saat orang lain mempertanyakan pendapat kita atau apa yang
kita kerjakan, maka kita akan terpacu untuk menjelaskan lebih lanjut
sehingga kualitas pendapat itu menjadi lebih baik. Berikut adalah hal-
hal yang dilakukan oleh guru agar siswa dapat melakukan interaksi:

Siswa Guru
• Berdiskusi • Mendengarkan dan sesekali
mengajukan pertanyaan yang
menantang
• Mengajukan • Mendengarkan, tidak menertawakan
pertanyaan dan memberi kesempatan lebih
dahulu kepada siswa lain untuk
menjawab.
• Meminta pendapat • Mendengarkan
orang lain • Meminta pendapat siswa lain
• Memberi komentar • Mendengarkan, sesekali
mengajukan pertanyaan yang
menantang, memberi kesempatan
kepada siswa lain untuk memberi
pendapat tentang komentar tersebut
• Bekerja dalam • Berkeliling ke kelompok, sesekali
kelompok duduk bersama, mendengarkan
perbincangan kelompok dan sesekali
memberi komentar atau mengajukan
pertanyaan yang menantang
10

3. Strategi SAL: Modelling the Way


Ada banyak strategi yang dapat digunakan dalam menerapkan student
active learning dalam pembelajaran di sekolah. Mel Silberman (dalam
Hartono, 2001: 3) mengemukakan 101 bentuk strategi yang dapat
digunakan dalam pembelajaran aktif. Kesemuannya dapat diterapkan dalam
pembelajaran di kelas sesuai dengan jenis materi dan tujuan yang diinginkan
dapat di capai oleh anak. Berdasarkan tujuan dan karakteristiknya, strategi
SAL digolongkan menjadi 5 kelompok, sebagai berikut:
a. Based on Card
1) Question student have
2) Index card match
3) Card sort
4) Everyone is teacher here
5) Billboard ranking
b. Based on Discussing
1) Active debate
2) Point counter point
3) Jigsaw learning
4) The power of two
5) Active knowledge sharing
c. Based on Text
1) Scrabble text
2) Crossword puzzle
3) Reading guide
4) Guide note taking
d. Based on Demonstration
1) Modelling the way
2) Silent demonstration
e. Based on Question
1) Giving question and getting answer
2) Information search
11

3) Planted question
4) Learning. start with question

Based on Demontration (Berbasis Demonstrasi)


Nama Strategi : Modelling The Way (Membuat Contoh Praktik)
Tujuan : Untuk mempraktikkan keterampilan spesifik untuk
dipelajari di kelas melalui dernonstrasi, dengan memberikan kebebasan
kepada siswa menentukan skenarionya sendiri.
Letak Kegiatan : Kegiatan inti
Aplikasi : Seluruh bidang studi
Langkah-langkah :
a. Setelah pembelajaran satu topik tertentu, carilah topik-topik yang
menurut siswa untuk mencoba/mempraktikkan keterampilan yang baru
diterangkan.
b. Bagilah siswa ke dalam beberapa kelompok kecil sesuai dengan jumlah
mereka. Kelompok-kelompok ini akan mendemonstrasikan suatu
keterampilan tertentu sesuai dengan skenario yang dibuat.
c. Beri siswa waktu 10 - 15 menit untuk menciptakan skenario kerja.
d. Beri waktu 5 - 7 menit untuk berlatih.
e. Secara bergiliran tiap kelompok diminta mendemonstrasikan kerja
masingmasing. Setelah demonstrasi selesai, beri kesempatan kepada
kelompok yang lain untuk memberikan masukan kepada setiap
demonstrasi yang dilakukan.
f. Guru memberi penjelasan secukupnya untuk mengklarifikasi
Variasi:
1) Jumlah anggota bisa lebih banyak dengan menambah peran sebagai
pengarang skenario, sutradara dan penasehat.
2) Ciptakan skenario spesifik dan tujuan tertentu (Suyatno, 2011 : 45).
12

C. NEGARA-NEGARA ASEAN
1. Pembentukan ASEAN
Suatu Negara tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan atau kerja
sama dengan Negara lain. Indonesia sebagai Negara yang diakui Negara-
negara di dunia juga menjalin hubungan kerja sama dengan Negara lain.
Indonesia bersama Negara-negara tetangga menjalin kerja sama saling
menguntungkan. Indonesia bersama Negara-negara di Asia Tenggara
menjalin kerja sama yang sifatnya saling menguntungkan. Kerja sama
Asia Tenggara dilatarbelakangi oleh hal-hal berikut:
a. Memiliki sumber daya alam yang berbeda
b. Memiliki sumber daya manusia yang berbeda.
c. Memiliki kesamaan paham polotik.
d. Memiliki kesamaan posisi dan kebudayaan.

2. Berdirinya ASEAN
ASEAN (Association of South East Asian Nations) adalah
organisasi kerja sama regional di Asia Tenggara. ASEAN berdiri di
Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967. Terbentuknya ASEAN didasari
dengan adanya Deklarasi Bangkok. Deklarasi tersebut ditandatangani oleh
lima menteri luar negeri, yaitu Adam Malik (Indonesia), Tun Abdul Razak
(Malaysia), Thanat Khoman (Thailand), Narcisco Ramos (Filiphina), dan
S. Rajaratman (Singapura).
Di dalam naskah Deklarasi Bangkok terdapat tujuan terbentuknya
ASEAN, diantaranya;
a. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, social dan budaya di kawasan
ASEAN.
b. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional di kawasan Asia
Tenggara.
c. Menangani masalah yang timbul demi kepentingan bersama.
d. Memberikan bantuan dalam bidang pendidikan, teknik dan
administrasi.
13

e. Memelihara kerja sama dalam organisasi internasional dan regional.


Dalam menjalankan organisasinya ASEAN membutuhkan
secretariat ASEAN. Secretariat ASEAN dipimpin oleh sekretaris jenderal.
Sekretais jenderal diangkat oleh Sidang Menteri ASEAN. Secretariat tetap
ASEAN berada di Jakarta Indonesia. Tugas sekretaris jenderal sebagai
berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Sidang Menteri manakala bersidang dan
kepada Komite Tetap pada waktu lainnya.
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan semua fungsi dan tanggung
jawab yang dipercayakan kepadanya oleh Sidang Menteri ASEAN
dan Komite Tetap.

3. Negara-negara Anggota ASEAN


ASEAN menganut asas keanggotaan terbuka, artinya memberi
kesempatan kepada semua Negara di kawasan Asia Tenggara. Anggota
ASEAN awalnya berjumlah lima Negara yaitu Indonesia, Malaysia,
Thailand, Filipina dan Singapura. Sekarang anggota ASEAN berjumlah 10
negara. Negara yang berabung, meliputi Brunei Darusalam ( 7 Januari
1984), Vietnam (28 Juli 1995), laos dan Myanmar (23 juli 1997), serta
Kamboja (16 Desember 1998).
a. Indonesia
Negara Indonesia adalah Negara kepulauan dengan wilayah sangat luas
terdiri dari daratan dan perarian. Indonesia berbentuk republik dengan
Presiden sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan. Penduduk
Indonesia terdiri dari berbagai suku dengan beragam budaya. Sebagian
besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.
b. Malaysia
Wilayah Malaysia dibagi menjadi dua bagian, yaitu barat dan timur.
Bagian barat terletak di semenanjung Malaka, meliputi Negara bagian
Kedah, Perak, Selangor, Negeri Sembilan, Penang, Pahang, Perlus,
Kelantan, Malaka, Johor dan Trenggano. Bagian Timur terletak di utara
14

Pulau Kalimantan, yaitu Sabah dan Serawak. Malaysia merupakan


Negara kerajaan. Kepala Negara ini adalah seorang Sultan yang
bergelar Yang Dipertuan Agong, sedangkan kepala pemerintahannya
seorang perdana menteri.
c. Thailand
Thailand adalah sebuah Negara kerajaan. Kepala pemerintahan Negara
ini adalah seorang perdana menteri dan kepala Negara seorang raja.
Thailand merupakan satu-satunya Negara di Asia Tenggara yang tidak
pernah dijajah. Thailand juga dikenal sebagai lumbung padi ASEAN
karena hasil padinya melimpah.
d. Filipina
Filipina adalah Negara kepulauan dengan pulau Mindanau dan pulau
Luzon sebagai pulau terbesar. Kepulauan Filipina termasuk daerah
pegunungan lingkaran pasifik. Filipina adalah sebuah Negara republik.
Kepala Negara dan kepala pemerintahan dipegang oleh seorang
Presiden.
f. Singapura
Singapura terletak di semenanjung Malaka, letaknya sangat strategis,
yaitu pada jalur lalu lintas pelayaran. Singapura berbentuk republik
dengan Presiden sebagai kepala Negara, sedangkan kepala
pemerintahan dipegang oleh perdana menteri.
g. Brunai Darusalam
Brunai Darusalam merupakan Negara jajahan Inggris. Negara Brunai
terletak di pulau Kalimantan bagian utara, brunai Darusalam adalah
Negara kesultanan. Kepala Negara dipegang oleh Sultan, sedangkan
pemerintahannya adalah perdana menteri.
h. Vietnam
Bentuk pemerintahan Negara Vietnam adalah republik. Kepala Negara
Vietnam dan kepala pemerintahannya seorang presiden. Wilayah
Vietnam berupa daratan pantai, pegunungan dan delta.
15

i. Laos
Laos terletak di kawasan Indotiongkok. Laos merupakan Negara di
Asia Tenggara yang tidak mempunyai laut. Laos dipimpin oleh seorang
presiden sebagai kepala Negara dan perdana menteri sebagai kepala
penerintahan.
j. Myanmar
Negara Myanmar dahulu bernama Birma. Kepala Negara ini adalah
seorang presiden dan kepala pemerintahan perdana menteri. Myanmar
pernah menjadi produsen bersa Nomor satu dunia. Ibukota Myanmar
sejak tahun 2005 pindah ke kota Nay Pyi Taw.
k. Kamboja
Kamboja terletak di kawasan Indotiongkok. Kepal negaranya adalah
raja dan kepala pemerinyahan perdana menteri. Bertahun-tahun Negara
Kamboja mengalami perang saudara, hingga porak poranda.
16

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action
research) kolaboratif. Burns (dalam Wina Sanjaya, 2009: 25) berpendapat
penelitian tindakan merupakan penerapan berbagai fakta yang ditemukan
untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial untuk meningkatkan kualitas
tindakan yang dilakukan dengan melibatkan kolaborasi dan kerja sama para
peneliti dan praktisi. Suharsimi Arikunto, dkk. (2006: 3) menyatakan bahwa
penelitian tindakan kelas adalah pencermatan sebuah kegiatan pembelajaran
dengan suatu tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersama.
Nana Syaodih (2010: 140) mengemukakan penelitian tindakan
merupakan suatu pencarian sistematik yang dilaksanakan oleh para pelaksana
program dalam kegiatannya sendiri dalam mengumpulkan data tentang
pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk
kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan
penyempurnaan. Kasihani Kasbolah (1998: 14) berpendapat penelitian
tindakan kelas adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang
dilaksanakan dalam kawasan kelasdengan tujuan untuk memperbaiki dan atau
meningkatkan kualitas pendidikan.
Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang
dilaksanakan di dalam kelas dengan cara mengumpulkan data tentang
pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk
kemudian menganalisanya serta menyusun rencana dan melakukan kegiatan-
kegiatan penyempurnaan dengan maksud tujuan untuk meningkatkan kualitas
tindakan di dalam kelas.

16
17

B. Setting dan Subjek Penelitian


Setting penelitian ini adalah di MTs. Jauharotul Huda Jakarta yaitu kelas
VIII yang jumlah siswanya 26 orang. Lokasi ini diambil dengan pertimbangan
dapat bekerja sama dengan guru IPS di MTs. Jauharotul Huda Jakarta, sehingga
memudahkan peneliti dalam mencari data, peluang waktu yang luas, dan
subjek penelitian yang sangat sesuai dengan potensi peneliti. Dan Subjek
dalam penelitian ini yaitu 4 siswa dari siswa kelas VIII yang berjumlah 26
yang akan mencari pasangannya untuk mencari jawaban dari soal yang sudah
ditentukan oleh guru/peneliti tersebut agar mereka lebih aktif.
Tabel 3.1 Data Siswa Kelas VIII MTs Jauharotul Huda Jakarta
NO. NAMA Jenis Kelamin
1 Adli Al Fathir Laki-laki
2 Affan Hakim Laki-laki
3 Alkhadi Wira Supriyanto Laki-laki
4 Danafla Alfiya Arikha Laki-laki
5 Fadlan Fauzan Saputra Laki-laki
6 Fadlan Ramadhan Laki-laki
7 Faiq Arkan Alfaridho Laki-laki
8 Fathia Ramadhani Perempuan
9 Hafizatul Liza Hambali Perempuan
10 Isabella Aulia Putri Perempuan
11 Izza Zahra Sobah Perempuan
12 Keyra Adista Perempuan
13 Melani Dewi Perempuan
14 M. Fikri Azka Izdihar Laki-laki
15 M. Gilang Al Adzani Laki-laki
16 Muhammad Lutfiansyah Laki-laki
17 Mutiara Islami Firmansyah Perempuan
18 Nabila Puteri Astari Perempuan
19 Nadira Zivana Aulia Perempuan
20 Nafkhatul Faiqoh Perempuan
21 Naufal Hadin Laki-laki
22 Rafa Ali Al Rasyid Laki-laki
23 Sabina Pajariah Perempuan
24 Syammil Zadid Asrori Laki-laki
25 Yellena Cessy Perempuan
26 Zahra Tussyifa Perempuan
18

C. Prosedur Penelitian
Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada
bulan Januari sampai dengan Maret 2022. Penelitian ini pada Materi ASEAN
diajarkan. Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus masing – masing
siklus 3 kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian
Tindakan Kelas dengan Siklus.
1. Siklus I
Pada siklus ini membahas Materi Negara-negara ASEAN.
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan
perencanaan tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran,
lembar observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat
evaluasi berbentuk tes tertulis dengan model pilihan ganda.
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan :
1) Guru menjelaskan Materi ASEAN secara klasikal.
2) Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk 2 kelompok,
masing–masing kelompok terdiri dari 2 orang siswa, kemudian
LKS dan siswa diminta untuk mempelajari LKS.
3) Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan
kegiatan sesuai dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera
dalam LKS, diskusi kelompok, diskusi antar kelompok, dan
menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok siswa saling
membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab
terhadap kelompoknya.
c. Tahap Observasi
Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek yang
diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran
menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon siswa serta guru.
Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil
belajar siswa.
19

d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan
menjadi pertimbangan untuk merencanakan siklus
berikutnya. Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai satu
komponen dibawah ini belum terpenuhi, yaitu sebagai berikut :
1) Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 70.
2) Ketuntasan klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai
ketuntasan individual yang diambil dari tes hasil belajar siswa.

2. Siklus II
Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan dalam
merencanakan siklus II dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan
pada siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap siklus I.

D. Teknik Pengumpulan Data


Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam PTK ini yaitu :
1. Observasi dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan seorang kolaborator
untuk merekam perilaku, aktivitas guru dan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi.
2. Tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
Instrumen yang digunakan pada Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari:
1. Lembar Test / ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa.
2. Lembar observasi siswa untuk mengetahui tingkat motivasi siswa.
3. Lembar observasi Guru untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh Guru.

E. Teknik Analisa Data


Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara Deskriptif, seperti berikut
ini:
1. Data tes hasil hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan
Belajar siswa atau tingkat keberhasilan belajar pada materi Materi ASEAN
20

dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe Metode Student


Active Learning (SAL). Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara
individual jika siswa tersebut mampu mencapai nilai 65.
2. Ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 65 ini jumlahnya
sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan masing – masing di hitung
dengan rumus,menurut Arikunto (2012:24) sebagai berikut:

𝐹
𝑃= 𝑋 100%
𝑁
Dimana : P = Prosentase
F = frekuensi tiap aktifitas
N = Jumlah seluruh aktifitas
21

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi kondisi Awal
Pada kondisi awal guru sebagai pengajar mempersiapkan semua keperluan
mengajar / satuan pembelajaran untuk mengawali pembelajaaran dikelas.
1.1 Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa
rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode
ceramah pada Materi ASEAN. Disamping itu guru juga membuat Lembar
Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan
siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan
tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar
observasi.

1.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Senin 10 Januari 2022
dari pukul 07.00 s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan
terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan
adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40
menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1)
menyapan dan mengecek kehadiran siswa, (2)
melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa
dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya.
Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum
penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu,
selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi

21
22

siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan


setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa
dari kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban
kelompok yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih
dahulu meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang hasil
temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus
mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan
dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.
Kegiatan akhir antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui
pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan
strategi Metode Student Active Learning (SAL), (2) siswa melakukan kilas
balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru
merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.
1.3 Observasi
Partisipasi siswa Kelas VIII MTs Jauharotul Huda Jakarta ada
peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada kondisi awal setelah
dilakukan penerapan model pembelajaran menggunakan Metode Student
Active Learning (SAL). Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons
siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil
masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung.
Dengan adanya masalah yang terjadi pada kondisi awal, maka kami bersama
pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada
siklus I dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil
belajarnya.
Partisipasi siswa Kelas VIII MTs Jauharotul Huda Jakarta dalam
kegiatan belajar mengajar terlihat dari hasil belajar siswa pada kondisi awal.
Hasil belajar siswa pada kondisi awal dengan penerapan Metode
ceramah dengan jumlah 4 terdapat 2 siswa atau 50% yang tuntas dan yang
tidak tuntas ada 2 Siswa atau 50% yang tidak tuntas dengan nilai rata-rata
sebesar 62,5. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
23

Tabel.1 hasil ulangan harian kondisi awal


No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 Ani Maliani 70 Tuntas
2 M. aidil Fikri 60 Tidak Tuntas
3 Nia Rahayu 50 Tuntas
4 Rita Indriyani 70 Tidak Tuntas
Jumlah 250
Rata-rata 62,5
Ketuntasan Klasikal 50%

1.4 Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar pada Materi ASEAN dengan menerapkan ceramah ternyata
hasil yang didapat nilai rata-rata sebesar 62,5 dan secara klasikal sebesar
50%. Hal ini masih jauh dari harapan. Oleh karena itu refleksi yang
dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada
materi Materi ASEAN.
Pada kondisi awal terdapat kekurangan pemahaman siswa pada
materi bahan Materi ASEAN. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang
menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian
LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan
sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks
pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya.
Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab
dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir
pelajaran.
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi
baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di
atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus I. Untuk masalah yang pertama
peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis
hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka
24

data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami


materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain
dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan
penjelasan lebih detail tentang materi Materi ASEAN khususnya untuk
pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam
diskusi. Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu
oleh pengamat.

2. Deskripsi hasil siklus 1


2.1 Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran
Tipe Metode Student Active Learning (SAL) dengan Materi ASEAN
Multikultural sub (3) Perkembangan Pendidikan di Indonesia dan (4) Peranan
Golongan Terpelajar, Profesional dan Pers dalam menumbuhkan Kesadaran
Nasional Indonesia. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa
(LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya,
guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di
kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

2.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) kali
pertemuan yaitu sebagai berikut:
1) Pertemuan ke-1, pada hari senin 17 Januari 2022 dari pukul 07.00 s.d
08.00 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang
dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi
waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi kegiatan penutup
sebesar 20 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1)
menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa
25

menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi


pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang
dilakukan guru.
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami
proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat
menemukan berkaitan dengan Metode Student Active Learning
(SAL), pertama-tama guru membagi siswa dalam 2 kelompok dan setiap
kelompok terdiri dari 2 orang siswa.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum
penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu,
selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi
siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan
setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari
kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang
sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta
sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang hasil temuan kelompok
yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari
guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi
dan diberi penguatan.
Kegiatan akhir antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui
pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan Metode
Student Active Learning (SAL), (2) siswa melakukan kilas balik tentang
pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan
keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.
2) Pertemuan ke-2, pada senin 24 Januari 2022 dari pukul 07.00 s.d
08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang
dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi
waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi kegiatan penutup
sebesar 20 menit.
26

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1)


menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa
menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi
pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang
dilakukan guru.
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami
proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat
menemukan berkaitan dengan Metode Student Active Learning
(SAL), pertama-tama guru membagi siswa dalam 2 kelompok dan
setiapkelompok terdiri dari 4 orang siswa.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum
penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu,
selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi
siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan
setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari
kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang
sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta
sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang hasil temuan kelompok
yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari
guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi
dan diberi penguatan.
Kegiatan akhir antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui
pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan Metode
Student Active Learning (SAL), (2) siswa melakukan kilas balik tentang
pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan
keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.
3) Pertemuan ke-3, pada senin 31 Januari 2022 dari pukul 07.00 s.d
08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang
dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi
27

waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi kegiatan penutup
sebesar 20 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1)
menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa
menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi
pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang
dilakukan guru.
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami
proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat
menemukan berkaitan dengan Metode Student Active Learning
(SAL), pertama-tama guru membagi siswa dalam 2 kelompok dan
setiapkelompok terdiri dari 2 orang siswa.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum
penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu,
selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi
siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan
setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari
kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang
sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta
sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang hasil temuan kelompok
yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari
guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi
dan diberi penguatan.
Kegiatan akhir siklus I antara lain: melakukan evaluasi untuk
mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran
menggunakan Metode Student Active Learning (SAL)

2.3 Observasi
a. Hasil Belajar Siswa
Partisipasi siswa Kelas VIII MTs Jauharotul Huda Jakarta ada
peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus 1 setelah
28

dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Metode Student


Active Learning (SAL). Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons
siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain
kecil masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran
berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada siklus I, maka
kami bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu
diperbaiki pada siklus II dengan harapan semua siswa mampu
meningkatkan hasil belajarnya.
Partisipasi siswa Kelas VIII MTs Jauharotul Huda Jakarta dalam
kegiatan belajar mengajar IPS. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa
pada siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus I dengan penerapan model
pembelajaran menggunakan Metode Student Active Learning
(SAL) dengan jumlah siswa 4 orang, terdapat 3 siswa atau 75% yang
tuntas dan yang tidak tuntas ada 1 Siswa atau 25% yang tidak tuntas,
dengan nilai rata-rata sebesar 72,5. Data dapat dilihat pada tabel 3
dibawah ini.

Tabel.2 hasil ulangan harian siklus I


No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 Ani Maliani 80 Tuntas
2 M. aidil Fikri 70 Tidak Tuntas
3 Nia Rahayu 60 Tuntas
4 Rita Indriyani 80 Tidak Tuntas
Jumlah 290
Rata-rata 72,5
Ketuntasan Klasikal 75%

b. Aktifitas Siswa
Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan
belajar yang menerapkan model Metode Student Active Learning
(SAL) pada Materi ASEAN pada siklus 1 termasuk kategori baik. Data
29

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.


Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran
yang mereka jalani dengan menggunakan Metode Student Active
Learning (SAL) digunakan angket yang diberikan kepada siswa setelah
seluruh proses pembelajaran selesai. Hasil angket respons siswa terhadap
pembelajaran kooperatif tipe Metode Student Active Learning (SAL),
ditunjukan pada tabel 3 di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil
angket tentang tanggapan 4 siswa terhadap model pembelajaran
kooperatif tipe Metode Student Active Learning (SAL) yang diterapkan
selama kegiatan pembelajaran materi Materi ASEAN, siswa secara
umum memberikan tanggapan yang positif selama mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan senang, siswa juga merasa senang dengan LKS
yang digunakan, suasana kelas, maupun cara penyajian materi oleh guru,
dan model pembelajaran yang baru mereka terima, selama kegiatan
pembelajaran berlangsung siswa juga merasa senang karena bisa
mmenyatakan pendapat, dan siswa merasa memperoleh manfaat dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Metode Student Active Learning
(SAL).
Tabel 3 Respons siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe
Metode Student Active Learning (SAL)
No. Uraian Tanggapan Siswa
Senang Tidak Senang
F % F %
1. Bagaimana perasaan kamu selama 4 100 0 0
mengikuti kegiatan pembelajaran ini?
Senang Tidak Senang
F % F %
2. Bagaimana perasaan kamu terhadap :
a. Materi pelajaran 4 100 0 0
b. Lembar kerja siswa (LKS) 3 75 1 25
c. Suasana Belajar di Kelas 3 75 1 25
d. Cara penyajian materi oleh guru 4 100 0 0
Mudah Sulit
F % F %
3. Bagaimana pendapat kamu Mengikuti 4 100 0 0
pembelajaran ini
Bermanfaat Tidak
30

Bermanfaat
F % F %
4. Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi 4 100 0 0
kamu ?
Baru Tidak Baru
F % F %
5. Apakah pembelajran ini baru bagi kamu? 4 100 0 0
Ya Tidak
F % F %
6. Apakah kamu menginginkan pokok 4 100 0 0
bahasan yang lain menggunakan Metode
Student Active Learning (SAL)?

Keterangan :
F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran
Menggunakan Metode Student Active Learning (SAL)
N=Jumlah: 4 orang

c. Aktifitas Guru
Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola
kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Metode Student Active Learning
(SAL) ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Metode Student Active
Learning (SAL) pada siklus I sebesar 2.75 yang berarti termasuk kategori
baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Data Hasil Pengamatan Pembelajaran menggunakan


Metode SAL
No. Aspek yang diamati Skor pengamatan
Siklus I Keterangan
1. Pesiapan 3,0 Baik
2. Pelaksanaan 2,5 Baik
3. Pengelolaan Kelas 2,5 Baik
4. Suasana Kelas 3,0 Baik
Rata – Rata 2,75 Baik
31

Keterangan :
0 - 1,49 = kurang baik
1,5 - 2,49 = Cukup
2,5 - 3,49 = Baik
3,5 - 4,0 = Sangat Baik

2.4 Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar pada Materi ASEAN Multikultural dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Metode Student Active Learning (SAL). Oleh
karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan
hasil belajar siswa pada Materi ASEAN.
Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi
ASEAN. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini
terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada
bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan
sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks
pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya.
Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab
dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir
pelajaran.
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi
baru untuk mengurangi penyebab kekurangan pemahaman siswa tersebut
di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang
pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk
menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara
demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih
memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang
saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti
memberikan penjelasan lebih detail tentang Materi Interaksi Keruangan
dalam kehidupan di negara-negara ASEAN khususnya untuk pertanyaan
32

yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi.
Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh
pengamat.

3. Deskripsi data siklus II


3.1 Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa
rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode
Pembelajaran Tipe Metode Student Active Learning (SAL) dengan
memperbaiki kekurangan pada siklus I pada materi Materi ASEAN.
Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan
menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru
membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan di
kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

3.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) kali
pertemuan yaitu sebagai berikut:
1) Pertemuan ke-1, pada hari Selasa 8 Februari 2022 dari pukul 07.00
s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang
dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan
alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi kegiatan
penutup sebesar 20 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1)
menyapa dan mengecek kehadiran siswa,(2) melakukan icebreaking berupa
menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi
pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang
dilakukan guru.
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami
proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat
33

menemukan berkaitan dengan Metode Student Active Learning


(SAL), pertama-tama guru membagi siswa dalam 2 kelompok dan
setiapkelompok terdiri dari 2 orang siswa.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum
penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu,
selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi
siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan
setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari
kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok
yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu
meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang hasil temuan
kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan
pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal
dimotivasi dan diberi penguatan.
Kegiatan akhir antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui
pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan Metode
Student Active Learning (SAL), (2) siswa melakukan kilas balik tentang
pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan
keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.
2) Pertemuan ke-2, pada hari Senin 14 Februari 2022 dari pukul 07.00
s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang
dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan
alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi kegiatan
penutup sebesar 20 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1)
menyapa dan mengecek kehadiran siswa,(2) melakukan icebreaking berupa
menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi
pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang
dilakukan guru.
34

Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami


proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat
menemukan berkaitan dengan Metode Student Active Learning
(SAL), pertama-tama guru membagi siswa dalam 3 kelompok dan setiap
kelompok terdiri dari 3 orang siswa.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum
penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu,
selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi
siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan
setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari
kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok
yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu
meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan. Siswa yang hasil temuan
kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan
pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal
dimotivasi dan diberi penguatan.
Kegiatan akhir antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui
pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan Metode
Student Active Learning (SAL), (2) siswa melakukan kilas balik tentang
pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan
keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.
3) Pertemuan ke-3, pada hari Selasa 22 Februari 2022 dari pukul 07.00
s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang
dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan
alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi kegiatan
penutup sebesar 20 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1)
menyapa dan mengecek kehadiran siswa,(2) melakukan icebreaking berupa
menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi
pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang
35

dilakukan guru.
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami
proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat
menemukan berkaitan dengan Metode Student Active Learning
(SAL), pertama-tama guru membagi siswa dalam 2 kelompok dan
setiapkelompok terdiri dari 2 orang siswa.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum
penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu,
selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi
siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan
setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari
kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok
yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu
meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang hasil temuan
kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan
pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal
dimotivasi dan diberi penguatan.
Kegiatan akhir siklus I antara lain: melakukan evaluasi untuk
mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran
menggunakan Metode Student Active Learning (SAL),

3.3 Observasi
a. Hasil Belajar Siswa
Partisipasi siswa Kelas VIII MTs Jauharotul Huda Jakarta ada
peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus II setelah
dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif
menggunakan Metode Student Active Learning (SAL). Hal ini dapat
dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan
Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul
pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung.
36

Partisipasi siswa Kelas VIII MTs Jauharotul Huda Jakarta dalam


kegiatan belajar mengajar IPS. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa
pada siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Metode Student Active Learning
(SAL) dengan jumlah 4 siswa, terdapat 4 siswa atau 100% yang tuntas
dan yang tidak tuntas ada 0 Siswa atau 0% yang tidak tuntas dan nilai
rata-rata sebesar 85. Data dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.
Tabel.5 Hasil ulangan harian pada siklus II
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 Adli Al Fathir 90 Tuntas
2 Affan Hakim 80 Tidak Tuntas
3 Alkhadi Wira Supriyanto 70 Tuntas
4 Danafla Alfiya Arikha 100 Tidak Tuntas
Jumlah 340
Rata-rata 85
Ketuntasan Klasikal 100%
Keterangan :
F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe
Metode Student Active Learning (SAL)
N = Jumlah: 4 orang

b. Aktifitas Guru
Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan
pembelajaran kooperatif tipe Metode Student Active Learning
(SAL) ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran
dengan penerapan Metode Student Active Learning (SAL) dalam materi
pelajaran ASEAN dan Kritis pada siklus I sebesar 3,125 yang berarti
termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
37

Tabel 6. Data Peniliaian pengelohan pembelajaran menggunakan


Metode Student Active Learning (SAL)
No. Aspek yang diamati Skor pengamatan
Siklus II Keterangan
1. Pesiapan 3,25 Baik
2. Pelaksanaan 2,75 Baik
3. Pengelolaan Kelas 2,75 Baik
4. Suasana Kelas 3,0 Baik
Rata – Rata 3,125 Baik
Keterangan :
0 - 1,49 = kurang baik
1,5 - 2,49 = Cukup
2,5 - 3,49 = Baik
3,5 - 4,0 = Sangat Baik

3.4 Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar pada Materi ASEAN Multikultural dengan menerapkan model
pembelajaran menggunakan Metode Student Active Learning (SAL). Oleh
karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan
hasil belajar siswa pada materi Materi ASEAN Multikultural.
Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi
ASEAN Multikultural. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang
menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian
LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan
sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal – hal di luar konteks
pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya.
Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab
dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir
pelajaran.
38

Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru


untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas,
selanjutnya akan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama
peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis
hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka
data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami
materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain
dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan
penjelasan lebih detail tentang materi ASEAN dan Kritis khususnya untuk
pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam
diskusi.Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu
oleh pengamat.

B. Pembahasan
1. Hasil Belajar
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi kondisi
awal siswa Kelas VIII MTs Jauharotul Huda Jakarta untuk Materi ASEAN
dengan model pembelajaran mengunakan Metode ceramah diperoleh nilai
rata – rata kondisi awal sebesar 65 dengan nilai tertinggi adalah 70 terdapat
2 orang dan nilai terendah adalah 50 terdapat 1 orang dengan ketentusan
belajar 50% dan yang tidak tuntas 50%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa Kelas VI
SDN Marahu pada siklus 1 untuk Materi ASEAN dengan model
pembelajaran, Metode Student Active Learning (SAL) diperoleh nilai rata
– rata siklus 1 sebesar 72,5 dengan nilai tertinggi adalah 80 terdapat 2
orang dan nilai terendah adalah 60 terdapat 1 orang dengan ketentusan
belajar 75% dan yang tidak tuntas 25%.
Sedangkan pada siklus II untuk Materi ASEAN (Interaksi
keruangan dalam kehidupan negara-negara ASEAN) diperoleh nilai rata –
rata siklus II sebesar 85 dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 1 orang
dan nilai terendah adalah 70 terdapat 1 orang dengan ketuntasan belajar
39

100% dan yang tidak tuntas 0%.


Berdasarkan data hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II
menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa Kelas VIII MTs
Jauharotul Huda Jakarta menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada
materi yang sama yaitu ASEAN. Hal ini disebabkan pada siklus I dan
siklus II Sudah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Metode
Student Active Learning (SAL).

2. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang
menerapkan Metode Student Active Learning (SAL) pada materi ASEAN
dan Kritis menurut penilaian pengamat termasuk kategori baik semua
aspek aktivitas siswa. Adapun aktivitas siswa yang dinilai oleh pengamat
adalah aspek aktivitas siswa: mendengar dan memperhatikan penjelasan
guru, kerja sama dalam kelommpok, bekerja dengan menggunakan alat
peraga, keaktifan siswa dalam diskusi, memperesentasikan hasil diskusi,
menyimpulkan materi, dan kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari
guru.
Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan aktivitas siswa
yang paling dominan dilakukan yaitu bekerja sama mengerjakan LKS dan
berdiskusi. Hal ini menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan
bertanggung jawab untuk mendapatkan hasil yang baik. Hal ini sesuai
dengan pendapat santoso (dalam anam, 2000:40) yang menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif mendorong siswa dalam kelompok belajar,
bekerja dan bertanggung jawab dengan sungguh–sungguh sampai
selesainya tugas– tugas individu dan kelompok.

3. Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Metode Student Active


Learning (SAL)
Kemampuan guru dalam pengelolaan model pembelajaran
kooperatif tipe Metode Student Active Learning (SAL) menurut hasil
40

penilaian pengamat termasuk kategori baik untuk semua aspek. Berarti


secara keseluruhan guru telah memiliki kemampuan yang baik dalam
mengelola Metode Student Active Learning (SAL) pada Materi ASEAN
Multikultural. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim (2000), bahwa guru
berperan penting dalam mengelola kegiatan mengajar, yang berarti guru
harus kreatif dan inovatif dalam merancang suatu kegiatan pembelajaran
di kelas, sehingga minat dan motivasi siswa dalam belajar dapat
ditingkatkan. Pendapat lain yang mendukung adalah piter (dalam Nur dan
Wikandari 1998). Kemampuan seorang guru sangat penting dalam
pengelolaan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat
berlangsung efektif dan efisien.

4. Respons siswa Terhadap pembelajaran menggunakan Metode


Student Active Learning (SAL)
Berdasarkan hasil angket respons siswa terhadap model pembelajran
kooperatif tipe Metode Student Active Learning (SAL) yang diterapkan
oleh peneliti menunjukan bahwa siswa merasa senang terhadap materi
pelajaran. LKS, suasana belajar dan cara penyajian materi oleh guru.
Menurut siswa, dengan model pembelajaran kooperatif tipe Metode
Student Active Learning (SAL) mereka lebih mudah memahami materi
pelajaran interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antar siswa
tercipta semakin baik dengan adanya diskusi, sedangkan ketidak senangan
siswa teerhadap model pembelajran kooperatif tipe Metode Student Active
Learning (SAL) disebabkan suasana belajar dikelas yang agak ribut.
Seluruh siswa (100%) berpendapat baru mengikuti pembelajran
dengan Metode Student Active Learning (SAL). Siswa merasa senang
apalagi pokok bahasan selanjutnya menggunakan Metode Student Active
Learning (SAL).
41

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi kondisi awal
mengunakan Metode ceramah diperoleh nilai rata – rata kondisi awal sebesar
62,5 dengan nilai tertinggi adalah 70 terdapat 2 orang dan nilai terendah adalah
50 terdapat 1 orang dengan ketentusan belajar 50% dan yang tidak tuntas
50%.
Hasil penelitian pada siklus 1 diperoleh nilai rata – rata siklus 1 sebesar
72,5 dengan nilai tertinggi adalah 80 terdapat 2 orang dan nilai terendah adalah
60 terdapat 1 orang dengan ketentusan belajar 75% dan yang tidak tuntas 25%.
Sedangkan pada siklus II diperoleh nilai rata – rata siklus II sebesar 85
dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 70
terdapat 1 orang dengan ketuntasan belajar 100% dan yang tidak tuntas 0%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Penggunaan Metode Student Active Learning (SAL) dapat meningkatkan hasil
belajar Materi ASEAN Kelas VIII MTs Jauharotul Huda Jakarta.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran–saran,
yaitu:
1. Kepada guru yang mengalami kesulitan yang dapat menerapkan Metode
Student Active Learning (SAL) sebagai alternatif untuk meningkatkan
kualitas proses belajar mengajar kelas.
2. Kepada guru–guru yang ingin menerapkan Metode Student Active
Learning (SAL) disarankan untuk membikin Metode Student Active
Learning (SAL) yang lebih menarik dan bervariasi.

41
42

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1997.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia


Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Depdiknas. 2003.UU RI No.20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional.
Jakarta: Depdiknas
--------------. 2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas
--------------.2005. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Jakarta: Depdiknas
-------------. 2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.
Jakarta: Depdiknas
-------------. 1999. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Depdikbud
Ibrahim, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. UNESA: University Press.
Kemdiknas.2011.Membimbing Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Kemdiknas
-------------. 2011. Paikem Pembelajaran Aktif Inovatif
Kreatif Efektif dan Menyenangkan. Jakarta: Kemdiknas
Ngalim, Purwanto. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:PT
Remaja Rosda Karya
Ngalim, Purwanto. 2003. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung:PT Remaja Rosda Karya
Sudjana, Nana. 2012. Tujuan Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Suyatno. 2009. Pembelajaran Kooperatif Tipe METODE STUDENT ACTIVE
LEARNING (SAL). Surakarta: Tiga
Serangkai
43

LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI ASEAN


MELALUI STUDENT ACTIVE LEARNING (SAL) SISWA KELAS VIII
MTS JAUHAROTUL HUDA JAKARTA

Di Susun Oleh :
KOMARIAH, S.Pd
NIP. 197109052007102003

KANTOR KEMENTRIAN AGAMA KOTA


MTS JAUHAROTUL HUDA
MARET 2022
44

DAFTAR ISI

JUDUL i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………. 1
B. Perumusan Masalah …………………………………………... 2
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………… 2
D. Manfaat Penelitian …………………………………………….. 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Kajian Teori …………………………...………………………. 4
B. Student Active Learning (SAL)… …...………………………... 5
C. Negara-negara ASEAN ……………. …………………………. 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis Penelitian ………………………………………………… 16
B. Setting dan Subjek Penelitian …………………………………. 17
C. Prosedur Penelitian ……………..…………………………….. 18
D. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………. 19
E. Teknik Analisa Data …………………………………………... 19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ………………………………………………... 21
B. Pembahasan …………………………………………………… 38

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………. 41
B. Saran ………………………………………………………….. 41

DAFTAR PUSTAKA

ii

Anda mungkin juga menyukai