BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Perumusan Masalah
Memperhatikan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permsalahan
sebagai berikut: “Bagaimanakah Metode SAL dapat meningkatkan hasil
belajar Materi Negara-negara ASEAN siswa Kelas VIII MTs Jauharotul Huda
Jakarta?”
C. Tujuan Penelitian
Meningkatkan hasil belajar materi Negara-negara ASEAN menggunakan
metode Metode Student Active Learning (SAL) siswa Kelas VIII MTs
Jauharotul Huda Jakarta.
3
D. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian selesai diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Bagi peneliti : penelitian ini dapat mempengaruhi pembelajaran,
membantu untuk meningkatkan hasil belajar Materi ASEAN siswa,
memberikan alternative pembelajaran yang aktif, kreatif efektif, dan
menyenangkan bagi siswa, serta meningkatkan mutu pembelajaran Materi
Negara-negara ASEAN.
2. Bagi siswa : untuk meningkatkan pemahaman konsep Materi ASEAN
sehingga pelajaran Materi Negara-negara ASEAN menjadi lebih sederhana.
3. Bagi sekolah : penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif model
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2012: 53) membagi tiga ranah hasil
belajar yaitu :
a. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek,
yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi.
b. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan,
jawaban atau reaksi penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c. Ranah Psikomotorik
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan bertindak,
ada enam aspek, yaitu: gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar,
ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan dibidang fisik,
ketrampilan komplek dan komunikasi.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor utama
yaitu:
1) Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang
dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan
kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
2) Faktor yang datang dari luar diri siswa, terutama kualitas pengajaran.
Hasil belajar yang dicapai menurut Nana Sudjana, melalui proses
belajar mengajar yang optimal ditunjukan dengan ciri – ciri sebagai
berikut.
a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi
belajar intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi
rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau
4
5
belajar siswa. Apapun hasil karya siswa, siswa patut untuk dihargai,
penghargaan atas proses dan kinerja mereka, bukan hasilnya.
g. Mendorong rasa ingin tahu peserta didik untuk bertanya. Sebagai
indikator dari proses berfikir adalah “pertanyaan”, karena itu
pembelajaran aktif harus merangsangkan siswa untuk selalu bertanya
sehingga otak siswa akan terus bekerja. Kemampuan bertanya
merupakan kunci dari keberhasilan siswa dalam merespon informasi.
h. Mendorong peserta didik melakukan ekplorasi (penjelajahan).
Aktivitas siswa dalam pembelajaran hendaknya memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi pengetahuan sendiri
dengan melalui simulasi, pengamatan terhadap suatu kasus atau teknik
yang lain.
i. Mendorong peserta didik mengekspresikan gagasan dan perasaan
secara lisan, tertulis, dalam bentuk gambar, produk 3 dimensi, gerak,
tarian dan atau permainan.
j. Mendorong siswa agar tidak takut berbuat salah.
k. Menciptakan suasana senang dalam melakukan kegiatan belajar.
l. Mendorong peserta didik melakukan variasi kegiatan individual
(mandiri), pemasangan, kelompok, dan atau seluruh kelas.
Pembelajaran aktif hendaknya memberikan pengalaman belajar kepada
siswa secara individual, kompetisi dan kerjasama.
2. Suasana Pembelajaran Student Active Learning
Suasana yang diharapkan dalam SAL adalah Suasana yang membuat siswa
melakukan:
a. Pengalaman
Anak belajar banyak melalui berbuat. Pengalaman langsung/nyata
mengaktifkan lebih banyak indera. Ada interaksi dengan ASEAN
sekitarnya. Berikut adalah hal-hal yang dilakukan oleh guru agar siswa
mendapat pengalaman belajar.
9
Siswa Guru
• Melakukan pengamatan • Menciptakan kegiatan yang
• Melakukan percobaan beragam.
• Membaca • Mengamati siswa bekerja
• Melakukan wawancara dan sesekali mengajukan
• Membuat sesuatu pertanyaan menantang.
b. Interaksi
Ada suasana diskusi, saling bertanya dan saling mempertanyakan
pendapat, ide dan gagasan, agar dapat membangun hubugan? hubungan
baru dan berani mengungkapkan pendapat tanpa rasa takut.
Pada saat orang lain mempertanyakan pendapat kita atau apa yang
kita kerjakan, maka kita akan terpacu untuk menjelaskan lebih lanjut
sehingga kualitas pendapat itu menjadi lebih baik. Berikut adalah hal-
hal yang dilakukan oleh guru agar siswa dapat melakukan interaksi:
Siswa Guru
• Berdiskusi • Mendengarkan dan sesekali
mengajukan pertanyaan yang
menantang
• Mengajukan • Mendengarkan, tidak menertawakan
pertanyaan dan memberi kesempatan lebih
dahulu kepada siswa lain untuk
menjawab.
• Meminta pendapat • Mendengarkan
orang lain • Meminta pendapat siswa lain
• Memberi komentar • Mendengarkan, sesekali
mengajukan pertanyaan yang
menantang, memberi kesempatan
kepada siswa lain untuk memberi
pendapat tentang komentar tersebut
• Bekerja dalam • Berkeliling ke kelompok, sesekali
kelompok duduk bersama, mendengarkan
perbincangan kelompok dan sesekali
memberi komentar atau mengajukan
pertanyaan yang menantang
10
3) Planted question
4) Learning. start with question
C. NEGARA-NEGARA ASEAN
1. Pembentukan ASEAN
Suatu Negara tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan atau kerja
sama dengan Negara lain. Indonesia sebagai Negara yang diakui Negara-
negara di dunia juga menjalin hubungan kerja sama dengan Negara lain.
Indonesia bersama Negara-negara tetangga menjalin kerja sama saling
menguntungkan. Indonesia bersama Negara-negara di Asia Tenggara
menjalin kerja sama yang sifatnya saling menguntungkan. Kerja sama
Asia Tenggara dilatarbelakangi oleh hal-hal berikut:
a. Memiliki sumber daya alam yang berbeda
b. Memiliki sumber daya manusia yang berbeda.
c. Memiliki kesamaan paham polotik.
d. Memiliki kesamaan posisi dan kebudayaan.
2. Berdirinya ASEAN
ASEAN (Association of South East Asian Nations) adalah
organisasi kerja sama regional di Asia Tenggara. ASEAN berdiri di
Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967. Terbentuknya ASEAN didasari
dengan adanya Deklarasi Bangkok. Deklarasi tersebut ditandatangani oleh
lima menteri luar negeri, yaitu Adam Malik (Indonesia), Tun Abdul Razak
(Malaysia), Thanat Khoman (Thailand), Narcisco Ramos (Filiphina), dan
S. Rajaratman (Singapura).
Di dalam naskah Deklarasi Bangkok terdapat tujuan terbentuknya
ASEAN, diantaranya;
a. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, social dan budaya di kawasan
ASEAN.
b. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional di kawasan Asia
Tenggara.
c. Menangani masalah yang timbul demi kepentingan bersama.
d. Memberikan bantuan dalam bidang pendidikan, teknik dan
administrasi.
13
i. Laos
Laos terletak di kawasan Indotiongkok. Laos merupakan Negara di
Asia Tenggara yang tidak mempunyai laut. Laos dipimpin oleh seorang
presiden sebagai kepala Negara dan perdana menteri sebagai kepala
penerintahan.
j. Myanmar
Negara Myanmar dahulu bernama Birma. Kepala Negara ini adalah
seorang presiden dan kepala pemerintahan perdana menteri. Myanmar
pernah menjadi produsen bersa Nomor satu dunia. Ibukota Myanmar
sejak tahun 2005 pindah ke kota Nay Pyi Taw.
k. Kamboja
Kamboja terletak di kawasan Indotiongkok. Kepal negaranya adalah
raja dan kepala pemerinyahan perdana menteri. Bertahun-tahun Negara
Kamboja mengalami perang saudara, hingga porak poranda.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action
research) kolaboratif. Burns (dalam Wina Sanjaya, 2009: 25) berpendapat
penelitian tindakan merupakan penerapan berbagai fakta yang ditemukan
untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial untuk meningkatkan kualitas
tindakan yang dilakukan dengan melibatkan kolaborasi dan kerja sama para
peneliti dan praktisi. Suharsimi Arikunto, dkk. (2006: 3) menyatakan bahwa
penelitian tindakan kelas adalah pencermatan sebuah kegiatan pembelajaran
dengan suatu tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersama.
Nana Syaodih (2010: 140) mengemukakan penelitian tindakan
merupakan suatu pencarian sistematik yang dilaksanakan oleh para pelaksana
program dalam kegiatannya sendiri dalam mengumpulkan data tentang
pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk
kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan
penyempurnaan. Kasihani Kasbolah (1998: 14) berpendapat penelitian
tindakan kelas adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang
dilaksanakan dalam kawasan kelasdengan tujuan untuk memperbaiki dan atau
meningkatkan kualitas pendidikan.
Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang
dilaksanakan di dalam kelas dengan cara mengumpulkan data tentang
pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk
kemudian menganalisanya serta menyusun rencana dan melakukan kegiatan-
kegiatan penyempurnaan dengan maksud tujuan untuk meningkatkan kualitas
tindakan di dalam kelas.
16
17
C. Prosedur Penelitian
Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada
bulan Januari sampai dengan Maret 2022. Penelitian ini pada Materi ASEAN
diajarkan. Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus masing – masing
siklus 3 kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian
Tindakan Kelas dengan Siklus.
1. Siklus I
Pada siklus ini membahas Materi Negara-negara ASEAN.
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan
perencanaan tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran,
lembar observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat
evaluasi berbentuk tes tertulis dengan model pilihan ganda.
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan :
1) Guru menjelaskan Materi ASEAN secara klasikal.
2) Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk 2 kelompok,
masing–masing kelompok terdiri dari 2 orang siswa, kemudian
LKS dan siswa diminta untuk mempelajari LKS.
3) Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan
kegiatan sesuai dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera
dalam LKS, diskusi kelompok, diskusi antar kelompok, dan
menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok siswa saling
membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab
terhadap kelompoknya.
c. Tahap Observasi
Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek yang
diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran
menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon siswa serta guru.
Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil
belajar siswa.
19
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan
menjadi pertimbangan untuk merencanakan siklus
berikutnya. Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai satu
komponen dibawah ini belum terpenuhi, yaitu sebagai berikut :
1) Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 70.
2) Ketuntasan klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai
ketuntasan individual yang diambil dari tes hasil belajar siswa.
2. Siklus II
Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan dalam
merencanakan siklus II dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan
pada siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap siklus I.
𝐹
𝑃= 𝑋 100%
𝑁
Dimana : P = Prosentase
F = frekuensi tiap aktifitas
N = Jumlah seluruh aktifitas
21
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi kondisi Awal
Pada kondisi awal guru sebagai pengajar mempersiapkan semua keperluan
mengajar / satuan pembelajaran untuk mengawali pembelajaaran dikelas.
1.1 Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa
rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode
ceramah pada Materi ASEAN. Disamping itu guru juga membuat Lembar
Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan
siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum pelaksanaan
tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar
observasi.
1.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Senin 10 Januari 2022
dari pukul 07.00 s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan
terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan
adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40
menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1)
menyapan dan mengecek kehadiran siswa, (2)
melakukan icebreaking berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa
dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya.
Kegiatan icebreaking yang dilakukan guru.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum
penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu,
selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi
21
22
1.4 Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar pada Materi ASEAN dengan menerapkan ceramah ternyata
hasil yang didapat nilai rata-rata sebesar 62,5 dan secara klasikal sebesar
50%. Hal ini masih jauh dari harapan. Oleh karena itu refleksi yang
dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada
materi Materi ASEAN.
Pada kondisi awal terdapat kekurangan pemahaman siswa pada
materi bahan Materi ASEAN. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang
menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian
LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan
sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks
pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya.
Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab
dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir
pelajaran.
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi
baru untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di
atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus I. Untuk masalah yang pertama
peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis
hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka
24
2.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) kali
pertemuan yaitu sebagai berikut:
1) Pertemuan ke-1, pada hari senin 17 Januari 2022 dari pukul 07.00 s.d
08.00 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang
dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi
waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi kegiatan penutup
sebesar 20 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1)
menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa
25
waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi kegiatan penutup
sebesar 20 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1)
menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking berupa
menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi
pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang
dilakukan guru.
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami
proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat
menemukan berkaitan dengan Metode Student Active Learning
(SAL), pertama-tama guru membagi siswa dalam 2 kelompok dan
setiapkelompok terdiri dari 2 orang siswa.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum
penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu,
selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi
siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan
setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari
kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang
sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta
sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang hasil temuan kelompok
yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari
guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi
dan diberi penguatan.
Kegiatan akhir siklus I antara lain: melakukan evaluasi untuk
mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran
menggunakan Metode Student Active Learning (SAL)
2.3 Observasi
a. Hasil Belajar Siswa
Partisipasi siswa Kelas VIII MTs Jauharotul Huda Jakarta ada
peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus 1 setelah
28
b. Aktifitas Siswa
Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan
belajar yang menerapkan model Metode Student Active Learning
(SAL) pada Materi ASEAN pada siklus 1 termasuk kategori baik. Data
29
Bermanfaat
F % F %
4. Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi 4 100 0 0
kamu ?
Baru Tidak Baru
F % F %
5. Apakah pembelajran ini baru bagi kamu? 4 100 0 0
Ya Tidak
F % F %
6. Apakah kamu menginginkan pokok 4 100 0 0
bahasan yang lain menggunakan Metode
Student Active Learning (SAL)?
Keterangan :
F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran
Menggunakan Metode Student Active Learning (SAL)
N=Jumlah: 4 orang
c. Aktifitas Guru
Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola
kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Metode Student Active Learning
(SAL) ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Metode Student Active
Learning (SAL) pada siklus I sebesar 2.75 yang berarti termasuk kategori
baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Keterangan :
0 - 1,49 = kurang baik
1,5 - 2,49 = Cukup
2,5 - 3,49 = Baik
3,5 - 4,0 = Sangat Baik
2.4 Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar pada Materi ASEAN Multikultural dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Metode Student Active Learning (SAL). Oleh
karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan
hasil belajar siswa pada Materi ASEAN.
Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi
ASEAN. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini
terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada
bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan
sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks
pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya.
Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab
dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir
pelajaran.
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi
baru untuk mengurangi penyebab kekurangan pemahaman siswa tersebut
di atas, selanjutnyaakan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang
pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk
menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara
demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih
memahami materi pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang
saling bermain dengan temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti
memberikan penjelasan lebih detail tentang Materi Interaksi Keruangan
dalam kehidupan di negara-negara ASEAN khususnya untuk pertanyaan
32
yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi.
Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh
pengamat.
3.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) kali
pertemuan yaitu sebagai berikut:
1) Pertemuan ke-1, pada hari Selasa 8 Februari 2022 dari pukul 07.00
s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang
dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan
alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi kegiatan
penutup sebesar 20 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu (1)
menyapa dan mengecek kehadiran siswa,(2) melakukan icebreaking berupa
menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi
pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang
dilakukan guru.
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami
proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat
33
dilakukan guru.
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami
proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat
menemukan berkaitan dengan Metode Student Active Learning
(SAL), pertama-tama guru membagi siswa dalam 2 kelompok dan
setiapkelompok terdiri dari 2 orang siswa.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum
penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu,
selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi
siswa bekerja sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan
setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari
kelompok lain akan ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok
yang sedang presentasi. Jika terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu
meminta sesama siswa yang melakukan perbaikan.Siswa yang hasil temuan
kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus mendapatkan
pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal
dimotivasi dan diberi penguatan.
Kegiatan akhir siklus I antara lain: melakukan evaluasi untuk
mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran
menggunakan Metode Student Active Learning (SAL),
3.3 Observasi
a. Hasil Belajar Siswa
Partisipasi siswa Kelas VIII MTs Jauharotul Huda Jakarta ada
peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus II setelah
dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif
menggunakan Metode Student Active Learning (SAL). Hal ini dapat
dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan
Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul
pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung.
36
b. Aktifitas Guru
Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan
pembelajaran kooperatif tipe Metode Student Active Learning
(SAL) ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan pembelajaran
dengan penerapan Metode Student Active Learning (SAL) dalam materi
pelajaran ASEAN dan Kritis pada siklus I sebesar 3,125 yang berarti
termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
37
3.4 Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar pada Materi ASEAN Multikultural dengan menerapkan model
pembelajaran menggunakan Metode Student Active Learning (SAL). Oleh
karena itu refleksi yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan
hasil belajar siswa pada materi Materi ASEAN Multikultural.
Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi
ASEAN Multikultural. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang
menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian
LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan
sempurna. Kedua, siswa banyak melakukan hal – hal di luar konteks
pembelajaran, seperti bermain dengan teman sekolompoknya.
Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab
dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir
pelajaran.
38
B. Pembahasan
1. Hasil Belajar
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi kondisi
awal siswa Kelas VIII MTs Jauharotul Huda Jakarta untuk Materi ASEAN
dengan model pembelajaran mengunakan Metode ceramah diperoleh nilai
rata – rata kondisi awal sebesar 65 dengan nilai tertinggi adalah 70 terdapat
2 orang dan nilai terendah adalah 50 terdapat 1 orang dengan ketentusan
belajar 50% dan yang tidak tuntas 50%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa Kelas VI
SDN Marahu pada siklus 1 untuk Materi ASEAN dengan model
pembelajaran, Metode Student Active Learning (SAL) diperoleh nilai rata
– rata siklus 1 sebesar 72,5 dengan nilai tertinggi adalah 80 terdapat 2
orang dan nilai terendah adalah 60 terdapat 1 orang dengan ketentusan
belajar 75% dan yang tidak tuntas 25%.
Sedangkan pada siklus II untuk Materi ASEAN (Interaksi
keruangan dalam kehidupan negara-negara ASEAN) diperoleh nilai rata –
rata siklus II sebesar 85 dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 1 orang
dan nilai terendah adalah 70 terdapat 1 orang dengan ketuntasan belajar
39
2. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang
menerapkan Metode Student Active Learning (SAL) pada materi ASEAN
dan Kritis menurut penilaian pengamat termasuk kategori baik semua
aspek aktivitas siswa. Adapun aktivitas siswa yang dinilai oleh pengamat
adalah aspek aktivitas siswa: mendengar dan memperhatikan penjelasan
guru, kerja sama dalam kelommpok, bekerja dengan menggunakan alat
peraga, keaktifan siswa dalam diskusi, memperesentasikan hasil diskusi,
menyimpulkan materi, dan kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari
guru.
Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan aktivitas siswa
yang paling dominan dilakukan yaitu bekerja sama mengerjakan LKS dan
berdiskusi. Hal ini menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan
bertanggung jawab untuk mendapatkan hasil yang baik. Hal ini sesuai
dengan pendapat santoso (dalam anam, 2000:40) yang menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif mendorong siswa dalam kelompok belajar,
bekerja dan bertanggung jawab dengan sungguh–sungguh sampai
selesainya tugas– tugas individu dan kelompok.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi kondisi awal
mengunakan Metode ceramah diperoleh nilai rata – rata kondisi awal sebesar
62,5 dengan nilai tertinggi adalah 70 terdapat 2 orang dan nilai terendah adalah
50 terdapat 1 orang dengan ketentusan belajar 50% dan yang tidak tuntas
50%.
Hasil penelitian pada siklus 1 diperoleh nilai rata – rata siklus 1 sebesar
72,5 dengan nilai tertinggi adalah 80 terdapat 2 orang dan nilai terendah adalah
60 terdapat 1 orang dengan ketentusan belajar 75% dan yang tidak tuntas 25%.
Sedangkan pada siklus II diperoleh nilai rata – rata siklus II sebesar 85
dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 70
terdapat 1 orang dengan ketuntasan belajar 100% dan yang tidak tuntas 0%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Penggunaan Metode Student Active Learning (SAL) dapat meningkatkan hasil
belajar Materi ASEAN Kelas VIII MTs Jauharotul Huda Jakarta.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran–saran,
yaitu:
1. Kepada guru yang mengalami kesulitan yang dapat menerapkan Metode
Student Active Learning (SAL) sebagai alternatif untuk meningkatkan
kualitas proses belajar mengajar kelas.
2. Kepada guru–guru yang ingin menerapkan Metode Student Active
Learning (SAL) disarankan untuk membikin Metode Student Active
Learning (SAL) yang lebih menarik dan bervariasi.
41
42
DAFTAR PUSTAKA
Di Susun Oleh :
KOMARIAH, S.Pd
NIP. 197109052007102003
DAFTAR ISI
JUDUL i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………. 1
B. Perumusan Masalah …………………………………………... 2
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………… 2
D. Manfaat Penelitian …………………………………………….. 3
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………. 41
B. Saran ………………………………………………………….. 41
DAFTAR PUSTAKA
ii