Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan sebagai suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar
menjadi manusia seutuhnya berjiwa Pancasila.Dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional juga menyatakan
sebagai berikut:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”
Disamping itu, pendidikan juga merupakan suatu sarana yang paling efektif dan
efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai suatu dinamika yang
diharapkan.
Berdasarkan hasil ulangan harian yang dilakukan di Kelas VIIa SMPN 2 Sesean
Suloara’, Kabupaten Toraja Utara, diperoleh informasi bahwa hasil belajar Materi Could
I Have One siswa rendah di bawah standar ketuntasan Minimal yaitu dibawah 70.
Faktor-faktor yang menyebabkan keadaan seperti di atas antara lain :
a. Kemampuan kognitif siswa dalam pemahaman konsep – konsep
Pendidikan Bahasa Inggris masih rendah,
b. Pembelajaran yang berlangsung cenderung masih monoton dan
membosankan, Siswa tidak termotivasi untuk belajar Pendidikan Bahasa
Inggris hanya sebagai hafalan saja.
Dengan belajar secara menghapal membuat konsep–konsep Bahsa Inggris yang
telah diterima menjadi mudah dilupakan. Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus
dihadapi dan diselesaikan oleh seorang guru. Guru dituntut lebih kreatif dalam
mempersiapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Dikembangkan, misal dalam pemilihan model pembelajaran yang akan
digunakan dalam pembelajaran sebagai salah satu bentuk strategi pembelajaran. Kesiapan
guru dalam memanajemen pembelajaran akan membawa dampak positif bagi siswa
diantaranya hasil belajar siswa akan lebih baik dan sesuai dengan indikator yang ingin
dicapai. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
1
Materi Could I Have One adalah Media Gambar karena siswa dapat terlibat aktif karena
memiliki peran dan tanggung jawab masing–masing, sehingga aktivitas siswa selama
proses pembelajaran berlangsung meningkat.
Media Gambar merupakan suatu metode mengajar dengan membagikan lembar
soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa
diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada.
Berdasarkan uraian diatas, maka sebagai peneliti merasa penting melakukan
penelitian terhadap masalah di atas. Oleh karena itu, upaya meningkatkan hasil belajar
Materi Could I Have One siswa dilakukan penelitian Tindakan Kelas dengan judul:
“Peningkatan Hasil Belajar Materi Could I Have One Siswa Kelas VIIa SMPN 2 Sesean
Suloara’ “.

1.2 Perumusan Masalah


Memperhatikan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut: “Bagaimanakah Media Gambar dapat meningkatkan hasil belajar Materi
Could I Have One siswa Kelas VIIa SMPN 2 Sesean Suloara’?”
1.3 Tujuan Penelitian
Meningkatkan hasil belajar Materi Could I Have One menggunakan Media
Gambar siswa Kelas VIIa SMPN 2 Sesean Suloara’.
1.4 Manfaat Penelitian
Setelah penelitian selesai diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi peneliti : penelitian ini dapat mempengaruhi pembelajaran, membantu untuk
meningkatkan hasil belajar Materi Could I Have One, memberikan alternative
pembelajaran yang aktif, kreatif efektif, dan menyenangkan bagi siswa, serta
meningkatkan mutu pembelajaran Materi Could I Have One.
2. Bagi siswa : untuk meningkatkan pemahaman konsep Materi Could I Have One
sehingga pelajaran Materi Could I Have One menjadi lebih sederhana.
3. Bagi sekolah : penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

2
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Hasil Belajar


Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2012: 53) membagi tiga ranah hasil
belajar yaitu :
1. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek,
yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi.
2. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan,
jawaban atau reaksi penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3. Ranah Psikomotorik
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemauan bertindak,
ada enam aspek, yaitu: gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar,
ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan dibidang fisik,
ketrampilan komplek dan komunikasi.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor utama
yaitu:
a. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya,
motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,
ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
b. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama
kualitas pengajaran.
Hasil belajar yang dicapai menurut Nana Sudjana, melalui proses belajar
mengajar yang optimal ditunjukan dengan ciri – ciri sebagai berikut.
1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi rendah dan
ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya
mempertahankanya apa yang telah dicapai.
2. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan
dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang
3
lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama
diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain,
kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan
kreativitasnya.
4. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni
mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap)
dan ranah psikomotorik, keterampilan atau prilaku.
5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri
terutama dalam menilai hasil yang dicapai Pendidikan Bahasa Inggrisnya
maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
Oleh karena itu, guru diharapkan dapat mencapai hasil belajar, Setelah
melaksanakan proses belajar mengajar yang optimal sesuai dengan ciri-ciri
tersebut di atas.
2.1.2 Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran


Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi dapat dipahami
bahwa media adalah perantara atau pengantar dari pengirim ke penerima pesan.
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar.
Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pembelajar sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup
pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk
tujuan pembelajaran.
Menurut Briggs (dalam Ruston, 2007) media pembelajaran adalah sarana
fisik untuk menyampaikan isi/ materi pembelajaran seperti: buku, film, video,
gambar dan sebagainya. National Education Associaton dalam Sonjaya (2011)
mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam
bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.Oleh
karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam
suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting
sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak
akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan
bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral
dari sistem pembelajaran.
4
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan
kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada
diri peserta didik.
2. Jenis Media Pembelajaran
Dalam www.belajarpsikologi.com (2014) disebutkan ada beberapa

jenis media pembelajaran, diantaranya:


1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, gambar, poster, kartun,
komik
2. Media Audio : radio, tape recorder, dan sejenisnya
3. Projected still media : slide, over head projektor (OHP), dan sejenisnya
4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD), komputer dan
sejenisnya.
Pada hakikatnya bukan media pembelajaran itu sendiri yang menentukan
hasil belajar tetapi ternyata keberhasilan dalam menggunakan media pada proses
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada (1) isi pesan, (2)
cara menjelaskan pesan, dan (3) karakteristik penerima pesan. Dengan demikian
dalam memilih dan menggunakan media, perlu diperhatikan ketiga faktor
tersebut. Apabila ketiga faktor tersebut mampu disampaikan dalam media
pembelajaran maka tentunya akan memberikan hasil yang maksimal.
3. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran
Ada beberapa tujuan dalam menggunakan media pembelajaran,
diantaranya yaitu :
1. mempermudah proses belajar-mengajar
2. meningkatkan efisiensi belajar-mengajar
3. membantu konsentrasi siswa
4. membangkitkan semangat siswa untuk belajar
Tidak diragukan lagi bahwa semua media itu perlu dalam pembelajaran.
Menurut Marso (dalam Ruston, 2007), apabila sampai hari ini masih ada guru yang
belum menggunakan media, itu hanya perlu satu hal yaitu perubahan sikap. Dalam
memilih media pembelajaran, perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan
kondisi masing-masing. Dengan perkataan lain, media yang terbaik adalah media
yang ada. Terserah kepada guru bagaimana ia dapat mengembangkannya secara
tepat dilihat dari isi, penjelasan pesan dan karakteristik siswa untuk menentukan
media pembelajaran tersebut.
5
4. Media Gambar Sebagai Pendukung Proses Pembelajaran
Media gambar adalah media yang dipergunakan untuk memvisualisasikan
atau menyalurkan pesan dari sumber ke penerima. Pesan yang akan disampaikan
dituangkan ke dalam komunikasi visual, di samping itu media gambar berfungsi
pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau
menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak
digrafiskan. Kedudukan media gambar dalam proses belajar mengajar tidak berdiri
sendiri. Media gambar dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran agar materi
dapat dengan mudah diterima oleh siswa. Menurut Sadiman dalam
www.sekolahdasar.net (2014) mengemukakan ada tiga tahap yang harus diikuti
dalam pemanfaatan media gambar yaitu:
a. Tahap persiapan tahap awal sebelum media gambar dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan yaitu tahap pemanfaatan gambar di dalam kelas yang
meliputi cara memperhatikan gambar bagaimana agar seluruh siswa dapat
melihat gambit tersebut dengan maksimal merata. Setiap gambar harus
rnempunyai tujuan tertentu sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Jumlah gambar yang akan diperlihatkan kepada siswa harus dibatasi
yaitu dengan memperhatikan satu persatu sesuai dengan materi yang dijelaskan.
c. Tahap tindak lanjut untuk mengetahui keberihasilan proses pembelajaran, yaitu
dengan mengadakan evaluasi dan pemberian tugas-tugas rumah.
Selain tiga tahap pemanfaatan penggunaan media seperti yang dijelaskan
tersebut, Sadiman juga mengungkapkan syarat pemanfaatan media gambar agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Syarat tersebut antara lain:
a. Gambar harus autentik. Gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya, seperti
melihat keadaan atau benda yang sesungguhnya.
b. Ukuran gambar relative.
c. Kesederhanaan. Gambar itu sederhana dalam warna, menimbulkan kesan
tertentu, mempunyai nilai estetis secara murni dan mengandung nilai praktis
Jangan sampai peserta didik menjadi bingung dan tidak tertarik pada gambar.
d. Perbuatan. Gambar hendaknya sedang melakukan perbuatan. Siswa akan lebih
tertarik dan akan lebih memahami gambar-gambar yang sedang bergerak.
e. Gambar hendaklah Artistik. Segi artistik pada umumnya dapat mempengaruhi
nilai gambar. Penggunaan gambar tentu saja disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Selain itu gambar haruslah jujur disesuaikan

6
keadaan sebenarnya, sehingga tidak membingungkan siswa dalam mengubah
pandangan yang abstrak kedalam pandangan yang konkrit.
5. Menggunakan Gambar Dalam Kelas
Penggunaan gambar secara efektif disesuaikan dengan tingkatan anak, baik
dalam hal besarnya gambar, detail, warna dan latar belakang untuk penafsiran.
Dijadikan alat untuk pengalaman kreatif, memperkaya fakta, dan memperbaiki
kekurang jelasan. Akan tetapi gambar juga bisa menjadi tidak efektif, apabila terlalu
sering digunakan. Gambar sebaiknya disusun menurut urutan tertentu dan
dihubungkan dengan materi pembelajaran yang sesuai.
Gambar dapat digunakan untuk suatu tujuan tertentu seperti pengajaran yang
dapat memberikan pengalaman dasar. Mempelajari gambar sendiri dalam kegiatan
pengajaran dapat dilakukan dengan cara, menyusun cerita berdasarkan gambar,
mencari gambar-gambar yang lama, atau menggunakan gambar untuk
mendemonstrasikan suatu obyek. Pengajaran dalam kelas dengan gambar sedapat
mungkin penyajiannya efektif. Gambar-gambar yang digunakan merupakan gambar
yang terpilih, besar, dapat dilihat oleh semua peserta didik, bisa ditempel, digantung
atau diproyeksikan. Display gambar-gambar dapat ditempel pada papan buletin,
menjadikan ruangan menarik, memotivasi siswa, meningkatkan minat, perhatian,
dan menambah pengetahuan siswa.

6. Kelebihan Media Gambar


Beberapa kelebihan dari penggunaan media gambar antara lain:
1. Sifatnya konkrit. Gambar/ foto lebih realistic menunjukkan pokok masalah
dibanding dengan media verbal semata.
2. Gambar dapat mengatasi masalah batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda,
objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa, anak-anak
dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar atau foto dapat mengatasinya. Air
terjun niagara atau danau toba dapat disajikan ke kelas lewat gambar atau foto.
Peristiwa-peristiwa yang terjtdi di masa lampau, kemarin atau bahkan menit
yang lalu kadang kadang tak dapat dilihat seperti apa adanya. Gambar atau foto
sangat bermanfaat dalam hal ini.
3. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau
penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat
disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.
4. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia
beberapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan ke salahpahaman.
7
5. Murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, tanpa memerlukan
peralatan yang khusus.

2.1.3 Materi Could I Have One


1. Let’s Start
When you feel hungry, you see your friend takes some breads. What will
you say to her? In this unit, you will learn expressions of asking and giving
someone. Have you ever made fried rice by yourself? In this unit you will also
learn how to make something. Let’s study!
(disediakan Task 1 sampai dengan Task 9)

2. Task 10.

Procedural Text

Procedural text is a text that give some clues of to do something through a


series of actions. The purpose procedural text is tell the reader how to do or
make something. The information is presented in a logical sequence of
events which is broken up into small sequenced steps. These text are usually
written in the present tense. The most common example of a procedural text
is a recipe.
The characteristics of procedural text are:

- It uses simple present tense, it is usually imperative sentence;

- It uses temporal conjunctions, such as first, second, next, then,


finally;
- It uses action verb,, such as add, pour, mix. The
generic Structure
- The goal of the activity

- List of materials

- List of equipment

- Step/method needed to accomplish the goal

2. Task 11

How to make cake cookies

Ingredients

- 1 box of your favourite cake mix

8
- 1 or 2 eggs

- ½ cup vegetable oil

- 1 tsp vanilla (optional)

- 12 oz. chocolate or orther flavoured chips (optional)

- ¾ cup nuts (bag)

Steps:

- Preheat oven to 180 C Prepare cookie sheets by spraying with non-stick


spray or lining with baking paper.
- Combine cake mix, 1 or 2 eggs, and ½ cup of vegetable oil in a large
bowl. If you used an unflavoured cake mix like yellow or white then add
1 tsp. of vanilla. Mix thoroughly with a large spoon.
- Mix in chocolate chips or nuts if desired.

- Spoon teaspoonfuls of the mixture on to cookie sheets, abaut a dozen


cookies per sheet. They will spread when baking, so leave some room
between each cookie.
- Bake for 8 or 10 minutes.

- Let cool and then take off cookie sheet using a spatula. Place onto a wire
rack to cool completely.

3. Task 12

How to make cocoa coffee

Ingredients

- 1 cup milk, soymilk or water.

- 1 serving’s worth of dark chocolate cocoa mix.

- 1 serving’s worth of instant coffee.

- ½ tsp. ground cinnamon.


Steps:
- Bring the liquid to a simmer. (if you’re in an office or orther space
without a stove, use the microwave’s “Beverage” setting. If you’re
camping, bring it to a simmer over the campfire).
- Place cocoa mix and instant coffee granules I amounts for one serving.

9
- Add cinnamon to the mug. And the stir in small amount of to
create a paste.
- Gradually add the rest of the milk, stirring as you go.

- Serve hot

( disiapka Task 14 sampai dengan Task 17)

4. Task 18

How to Make Fried Rice

Steps:

- Toss the vgetables into the pan for abaout 3 minutes.

- Prepare 4 cups of cooked rice, if you haven’t done so already.

- Add the eggs and scamble with the orther ingredients.

- Put fried rice on a dish and it’s ready to serve!

- Incorporate the cooked chicken or shrimp into the rest of the ingredient
(optional)
- Wash the vegetables.

- Put a bit more oil into the frying pan.

- Add oil and turn the burner on, setting to medium heat.
Write your arrangement:
- Prepare 4 cups of cooked rice, if you haven’t done so already.

- Wash the vegetables.

- Add oil and turn the burner on, setting to medium heat.

- Toss the vegetables into the pan for 3 minutes

- Incorporate the cooked chicken or shrimp into thr rest of the


ingredients (optional)
- Put a bit more oil into frying pan

10
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Seting Penelitian


Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMPN 2 Sesean Suloara’ Kabupaten
Toraja Utara Propinsi Sulawesi Selatan, yang berada di luar kota sekitar 15 km dari kota
Kabupaten. SMPN 2 Sesean Suloara’ Kabupaten Toraja Utara Propinsi Sulawesi Selatan
mempunyai fasilitas yang hampir lengkap dengan adanya Perpustakaan yang cukup
memadahi, Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer dan lain-lain. Dengan jumlah
guru sebanyak 17 orang Guru Tetap terdiri dari 7 guru laki-laki dan 10 guru perempuan
serta 3 Tenaga administrasi.

3.2 Objek Penelitian


Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas VIIa SMPN 2 Sesean Suloara’,
Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah dengan jumlah siswa sebanyak 25, yang
terdiri dari 11 siswa laki – laki dan 14 siswa perempuan.

3.3 Prosedur Penelitian


Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada
bulan Maret sampai dengan Mei 2023. Penelitian ini pada materi materi Could I Have
One Multikultural diajarkan. Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus masing –
masing siklus 1 kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan
Kelas dengan Siklus.
1. Siklus I
Pada siklus ini membahas subkonsep Materi Could I Have One.
a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan perencanaan


tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran, lembar observasi guru dan
siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat evaluasi berbentuk tes tertulis dengan model
pilihan ganda.
b. Tahap pelaksanaan Pada tahap ini dilakukan
:
1) Guru menjelaskan materi Materi Could I Have One secara klasikal.
2) Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk 5 kelompok, masing– masing
kelompok terdiri dari 5 orang siswa, kemudian LKS dan siswa diminta untuk

11
mempelajari LKS.
3) Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan sesuai dengan
langkah–langkah kegiatan yang tertera dalam LKS, diskusi kelompok, diskusi antar
kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok siswa saling
membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab terhadap
kelompoknya.
c. Tahap Observasi
Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek yang
diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran menggunakan
lembar observasi aktivitas dan respon siswa serta guru. Sedangkan peningkatan hasil
belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar siswa.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan
menjadi pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya.

Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini belum
terpenuhi, yaitu sebagai berikut :
1. Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 65 %.
2. Ketuntasan klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan
individual yang diambil dari tes hasil belajar siswa.
2. Siklus II
Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan dalam
merencanakan siklus II dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada siklus
I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap siklus I.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam PTK ini
yaitu :
a. Observasi dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan seorang kolaborator
untuk merekam perilaku, aktivitas guru dan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi.
b. Tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.

Instrumen yang digunakan pada Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri


dari:
1. Lembar Test / ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa.
2. Lembar observasi siswa untuk mengetahui tingkat motivasi siswa.
3. Lembar observasi Guru untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang
12
dilakukan oleh Guru.

3.5 Teknik Analisa Data


Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara Deskriptif, seperti
berikut ini :
1. Data tes hasil hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan Belajar
siswa atau tingkat keberhasilan belajar pada materi
Materi Could I Have One dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif
tipe Media Gambar. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara individual
jika siswa tersebut mampu mencapai nilai 70.
Ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 70 ini
jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan masing – masing di
hitung dengan rumus,menurut Arikunto (2012:24) sebagai berikut:

𝐹 𝑥 100%
𝑃=
𝑁

Dimana : P = Prosentase

F = frekuensi tiap aktifitas N


= Jumlah seluruh aktifitas

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

13
4.1.1 Deskripsi kondisi Awal
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran
Tipe Media Gambar pada Materi Could I Have One sub. Disamping itu guru
juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi
aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum
pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan
lembar observasi.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Senin 6 Maret 2023 dari
pukul 07.30 s.d 08.50 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari
tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit,
sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 50 menit dan alokasi
kegiatan penutup sebesar 20 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu
(1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking
berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan
materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang
dilakukan guru.

Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami


proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan
berkaitan dengan Media Gambar, pertama- tama guru membagi siswa dalam 5
kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum
penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama
diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja
sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok
kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan
ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika
terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang
melakukan perbaikan.Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan
mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa
yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.

14
Kegiatan akhir antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui
pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan strategi Media
Gambar, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru
dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan
bertepuk tangan gembira.
c. Observasi
Partisipasi siswa Kelas VIIa SMPN 2 Sesean Suloara’ ada peningkatan dalam
Kegiatan Pembelajaran pada kondisi awal setelah dilakukan penerapan model
pembelajaran menggunakan Media Gambar. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan
respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil
masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung. Dengan
adanya masalah yang terjadi pada kondisi awal, maka kami bersama pengamat
merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus I dengan harapan
semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.
Partisipasi siswa Kelas VIIa SMPN 2 Sesean Suloara’ dalam kegiatan
belajar mengajar Bahasa Inggris. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada
kondisi awal. Hasil belajar siswa pada kondisi awal tidak dengan penerapan Media
Gambar dengan jumlah 25 terdapat 15 siswa atau 60 % yang tuntas dan yang tidak
tuntas ada 10 Siswa atau 40% yang tidak tuntas, dengan nilai rata-rata sebesar
70,8. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel.1 hasil ulangan harian kondisi awal

No Nama Siswa Nilai Keterangan


1 Alenchi Sonda Lamma 70 Tuntas
2 Alfrilia Risa Kapang 65 Tidak Tuntas
3 Alwy Bangka Sampelalong 70 Tuntas
4 Arfin 70 Tuntas
5 Chelsya Randa Linggi 80 Tuntas
6 Cintano 65 Tidak Tuntas
7 Dendi Yanto 75 Tuntas
8 Earline Marella 80 Tuntas
9 Farel La’lang 70 Tuntas
10 Hosea Berkatno 75 Tuntas
11 Immanuel Ezra 70 Tuntas
12 Irene La Andriani 85 Tuntas
13 Kevin 60 Tidak Tuntas
15
14 Michael sandi M 80 Tuntas
15 Natanael 65 Tidak Tuntas
16 Novian Minggu 65 Tidak Tuntas
17 Resti Dwi P 80 Tuntas
18 Riko Barera 65 Tidak Tuntas
19 Rintano 65 Tidak Tuntas
20 Ristani Varinica 60 Tidak Tuntas
21 Sofian Rante Payung 75 Tuntas
22 Santi Palatari 70 Tuntas
23 Treysya Mari’ 75 Tuntas
24 Oksan Buntu 60 Tidak Tuntas
25 Owen Tonapa 75 Tuntas
Jumlah 1770
Rata-rata 70,8
Ketuntasan Klasikal 60%

d. Refleksi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil


belajar pada materi Materi Could I Have One Multikultural dengan menerapkan
Media Gambar ternyata hasil yang didapat nilai rata-rata sebesar 70,8 dan secara
klasikal sebesar 60%. Hal ini masih jauh dari harapan. Oleh karena itu refleksi
yang dikemukakan akan difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada
materi Materi Could I Have One.
Pada kondisi awal terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi
bahan Materi Could I Have One. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang
menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS
sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna.
Kedua, siswa banyak melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran, seperti
bermain dengan teman sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok
tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat
evaluasi di akhir pelajaran.
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru
untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas,
selanjutnyaakan diterapkan pada siklus I. Untuk masalah yang pertama
16
peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil
kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang
terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi
pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan
temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan
lebih detail tentang materi Materi Could I Have One khususnya untuk
pertanyaan yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi.
Disamping itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh
pengamat.

4.1.2 Deskripsi hasil siklus 1


1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran
Tipe Media Gambar dengan Materi Could I Have One. Disamping itu guru
juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi
aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum
pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan
lembar observasi.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Senin 13 Maret
2023 dari pukul 07.30 s.d 08.50 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan
terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup. Waktu yang dialokasikan untuk

17
kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan
inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu
(1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking
berupa menyanyi, (3) menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan
materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang
dilakukan guru.
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami
proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan
berkaitan dengan Media Gambar, pertama- tama guru membagi siswa dalam 6
kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum
penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama
diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja
sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa. Perwakilan setiap kelompok
kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan
ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika
terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang
melakukan perbaikan. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan
mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa
yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.
Kegiatan akhir siklus I antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui
pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan Media
Gambar, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru
dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan
bertepuk tangan gembira.
5 Observasi
1) Hasil Belajar Siswa
Partisipasi siswa Kelas VIIa SMPN 2 Sesean Suloara’ ada
peningkatan dalam Kegiatan Pembelajaran pada siklus 1 setelah dilakukan
penerapan Media Gambar. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons
siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil
masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung.
Dengan adanya masalah yang terjadi pada siklus I, maka kami bersama
pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampu diperbaiki pada siklus
II dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.
18
Partisipasi siswa Kelas VIIa SMPN 2 Sesean Suloara’ dalam
kegiatan belajar mengajar Pendidikan Bahasa Inggris. Hal ini terlihat dari
hasil belajar siswa pada siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus I dengan
penerapan model pembelajaran menggunakan Media Gambar dengan jumlah
siswa 25 orang, terdapat 20 siswa atau 80% yang tuntas dan yang tidak
tuntas ada 5 Siswa atau 20% yang tidak tuntas. Data dapat dilihat pada tabel
3 dibawah ini.
Tabel.2 hasil ulangan harian siklus I

No Nama Siswa Nilai Keterangan


1 Alenchi Sonda Lamma 75 Tuntas
2 Alfrilia Risa Kapang 70 Tuntas
3 Alwy Bangka Sampelalong 80 Tuntas
4 Arfin 80 Tuntas
5 Chelsya Randa Linggi 80 Tuntas
6 Cintano 65 Tidak Tuntas
7 Dendi Yanto 80 Tuntas
8 Earline Marella 85 Tuntas
9 Farel La’lang 70 Tuntas
10 Hosea Berkatno 80 Tuntas
11 Immanuel Ezra 75 Tuntas
12 Irene La Andriani 100 Tuntas
13 Kevin 65 Tidak Tuntas
14 Michael sandi M 90 Tuntas
15 Natanael 70 Tuntas
16 Novian Minggu 70 Tuntas
17 Resti Dwi P 85 Tuntas
18 Riko Barera 65 Tidak Tuntas
19 Rintano 70 Tuntas
20 Ristani Varinica 65 Tidak Tuntas
21 Sofian Rante Payung 85 Tuntas
22 Santi Palatari 80 Tuntas
23 Treysya Mari’ 80 Tuntas
24 Oksan Buntu 65 Tidak Tuntas
25 Owen Tonapa 90 Tuntas

19
Jumlah 1920
Rata-rata 76,8
Ketuntasan Klasikal 80%

2) Aktifitas Siswa
Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan
belajar yang menerapkan model Media Gambar pada Materi Could I Have One
pada siklus 1 adalah rata–rata 3,04 berarti termasuk kategori baik. Data
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang
mereka jalani dengan menggunakan Media Gambar digunakan angket yang
diberikan kepada siswa setelah seluruh proses pembelajaran

selesai. Hasil angket respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Media
Gambar, ditunjukan pada tabel 3 di bawah ini yang merupakan rangkuman hasil
angket tentang tanggapan 8 siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe
Media Gambar yang diterapkan selama kegiatan pembelajaran materi Materi
Could I Have One, siswa secara umum memberikan tanggapan yang positif
selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan senang, siswa juga merasa
senang dengan LKS yang digunakan, suasana kelas, maupun cara penyajian
materi oleh guru, dan model pembelajaran yang baru mereka terima, selama
kegiatan pembelajaran berlangsung siswa juga merasa senang karena bisa
mmenyatakan pendapat, dan siswa merasa memperoleh manfaat dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar.
Tabel 3 Respons siswa terhadap model pembelajaran menggunakan Media
Gambar
No Uraian Tanggapan Siswa

Senang Tidak Senang


.
F % F %

1. Bagaimana perasaan kamu selama 24 96 1 4

mengikuti kegiatan pembelajaran ini ?


Senang Tidak Senang

F % F %

2. Bagaimana perasaan kamu terhadap :


20
a. Materi pelajaran 25 100 0 0

b. Lembar kerja siswa (LKS) 23 92 2 8

c. Suasana Belajar di Kelas 24 96 1 4


d. Cara penyajian materi oleh guru 25 100 0 0

Sulit Tidak Sulit

F % F %

3. Bagaimana pendapat kamu Mengikuti 23 92 2 8

pembelajaran ini
Tidak
Bermanfaat
Bermanfaat
F % F %

4. Apakah pembelajaran ini bermanfaat 25 100 0 0

bagi kamu ?
Baru Tidak Baru

F % F %

5. Apakah pembelajran ini baru bagi kamu? 25 100 0 0

Ya Tidak

F % F %

6. Apakah kamu menginginkan pokok 24 96 1 4


bahasan yang lain menggunakan Media
Gambar?

Keterangan :

F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran


Menggunakan Media Gambar
21
N=Jumlah: 25 orang

3) Aktifitas Guru

Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan


pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar ditunjukan pada tabel 4, bahwa
pengelolaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Media Gambar dalam materi pelajaran Could I Have One pada siklus I sebesar
2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Data Hasil Ulangan Harian menggunakan Media Gambar
Skor Pengamatan
No. Aspek yang diamati
RPP I Keterangan

1. Pesiapan 3,0 Baik

2. Pelaksanaan 2,5 Baik

3. Pengelolaan Kelas 2,5 Baik

4. Suasana Kelas 3,0 Baik

Rata – Rata 2,75 Baik

Keterangan :
0 - 1,49 = kurang baik
1,5 - 2,49 = Cukup
2,5 - 3,49 = Baik
3,5 - 4,0 = Sangat Baik
6 Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar pada Materi Could I Have One dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Media Gambar. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan
difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada Materi Could I Have One.
Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi Could
I Have One. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini
terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian
tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak
melakukan hal–hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman
sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu
menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di
22
akhir pelajaran.
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru
untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas,
selanjutnyaakan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti
menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil
kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang
terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi
pengelompokan baru, agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan
temannya. Sedangkan masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan
lebih detail tentang Materi Could I Have One khususnya untuk pertanyaan
yang sulit atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping
itu untuk masalah yang ketiga ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

6.1.1 Deskripsi data siklus II


1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan tindakan berupa rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Metode Pembelajaran
Tipe Media Gambar dengan memperbaiki kekurangan pada siklus I pada materi
Materi Could I Have One. Disamping itu guru juga membuat Lembar Kerja
Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa.
Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar.Sebelum pelaksanaan tindakan
dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar observasi.

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Senin 17 April
2023 dari pukul 07.30 s.d 08.50 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan
terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup. Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit,
sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 50 menit dan alokasi
kegiatan penutup sebesar 20 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu
(1) menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) melakukan icebreaking
berupa menyanyi, (3)menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan
materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan icebreaking yang
dilakukan guru.

23
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat mengalami
proses menemukan, menamai dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan
berkaitan dengan Media Gambar, pertama- tama guru membagi siswa dalam 5
kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa.
Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tugas siswa, sebelum
penugasan dilakukan sehingga siswa tidak menjadi bingung. Selain itu, selama
diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi siswa bekerja
sambil sesekali mengomentari hasil kerja siswa.Perwakilan setiap kelompok
kemudian membacakan hasil diskusi kelompok. Siswa dari kelompok lain akan
ditanyakan pendapatnya terkait jawaban kelompok yang sedang presentasi. Jika
terdapat kekeliruan, guru terlebih dahulu meminta sesama siswa yang
melakukan perbaikan.Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan
mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa
yang belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.
Kegiatan akhir siklus II antara lain: (1)melakukan evaluasi untuk
mengetahui pencapaian siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan strategi
Media Gambar, (2) siswa melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang
baru dilakukan dan (3)siswa dan guru merayakan keberhasilan belajar dengan
bertepuk tangan gembira.
a. Observasi
1) Hasil Belajar Siswa
Partisipasi siswa Kelas VIIa SMPN 2 Sesean Suloara’ ada peningkatan dalam
Kegiatan Pembelajaran pada siklus II setelah dilakukan penerapan model pembelajaran
kooperatif menggunakan Media Gambar. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan
respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran meskipun masih ada sebagain kecil
masalah yang muncul pada saat proses Kegiatan Pembelajaran berlangsung.
Partisipasi siswa Kelas VIIa SMPN 2 Sesean Suloara’ dalam kegiatan belajar
mengajar Pendidikan Bahasa Inggris. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus
II. Hasil belajar siswa pada siklus II dengan penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Media Gambar dengan jumlah 25 siswa, terdapat 23 siswa atau 95% yang tuntas
dan yang tidak tuntas ada 2 Siswa atau 5% yang tidak tuntas dan nilai rata-rata sebesar
80,6. Data dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.
Tabel.5 Hasil ulangan harian pada siklus II

No Nama Siswa Nilai Keterangan


1 Alenchi Sonda Lamma 80 Tuntas
24
2 Alfrilia Risa Kapang 70 Tuntas
3 Alwy Bangka Sampelalong 85 Tuntas
4 Arfin 80 Tuntas
5 Chelsya Randa Linggi 90 Tuntas
6 Cintano 80 Tuntas
7 Dendi Yanto 80 Tuntas
8 Earline Marella 85 Tuntas
9 Farel La’lang 80 Tuntas
10 Hosea Berkatno 80 Tuntas
11 Immanuel Ezra 80 Tuntas
12 Irene La Andriani 100 Tuntas
13 Kevin 65 Tidak Tuntas
14 Michael sandi M 100 Tuntas
15 Natanael 70 Tuntas
16 Novian Minggu 70 Tuntas
17 Resti Dwi P 85 Tuntas
18 Riko Barera 80 Tuntas
19 Rintano 80 Tuntas
20 Ristani Varinica 65 Tidak Tuntas
21 Sofian Rante Payung 85 Tuntas
22 Santi Palatari 80 Tuntas
23 Treysya Mari’ 80 Tuntas
24 Oksan Buntu 75 Tuntas
25 Owen Tonapa 90 Tuntas
Jumlah 2015
Rata-rata 80,6
Ketuntasan Klasikal 95%

Keterangan :
F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Media
Gambar
N = Jumlah: 25 orang

2) Aktifitas Guru
Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan
pembelajaran kooperatif tipe Media Gambar ditunjukan pada tabel 4, bahwa
25
pengelolaan pembelajaran dengan penerapan Media Gambar dalam materi pelajaran
Could I Have One pada siklus I sebesar
2.93 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 6. Data Peniliaian pengelohan pembelajaran menggunakan Media Gambar

Skor pengamatan
No. Aspek yang diamati
Siklus II Keterangan

1. Pesiapan 3,25 Baik

2. Pelaksanaan 2,75 Baik

3. Pengelolaan Kelas 2,75 Baik

4. Suasana Kelas 3,0 Baik

Rata – Rata 3,125 Baik

Keterangan :
0 - 1,49 = kurang baik
1,5 - 2,49 = Cukup
2,5 - 3,49 = Baik
3,5 - 4,0 = Sangat Baik
3) Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar pada Materi Could I Have One dengan menerapkan model pembelajaran
menggunakan Media Gambar. Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan
difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi Materi Could I
Have One.
Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada Materi Could
I Have One. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini
terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian
tertentu dari isi LKS yang tidak terisi dengan sempurna. Kedua, siswa banyak
melakukan hal – hal di luar konteks pembelajaran, seperti bermain dengan teman
sekolompoknya. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu
menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di
akhir pelajaran.
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru
untuk mengurangi penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas,
selanjutnya akan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti
26
menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk menulis hasil kegiatan
agar semua LKS terisi semua. Dengan cara demikian maka data yang terkumpul
menjadi lengkap sehingga siswa lebih memahami materi pengelompokan baru,
agar mengurangi siswa yang saling bermain dengan temannya. Sedangkan
masalah yang ketiga, peneliti memberikan penjelasan lebih detail tentang materi
Could I Have One khususnya untuk pertanyaan yang sulit atau tidak mampu
dijawab oleh kelompok dalam diskusi.Disamping itu untuk masalah yang ketiga
ini penjelasannya dibantu oleh pengamat.

6.2 Pembahasan
1. Hasil Belajar
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi kondisi awal siswa
Kelas VIIa SMPN 2 Sesean Suloara’ untuk Materi Could I Have One sub (1) Pengertian
Pergerakan Nasional dan (2) Latar Belakang Munculnya Pergerakan Nasional dengan
model pembelajaran mengunakan Media Gambar diperoleh nilai rata – rata kondisi
awal sebesar 68,29 dengan nilai tertinggi adalah 80 terdapat 2 orang dan nilai
terendah adalah 50 terdapat 1 orang dengan ketentusan belajar 58,8% dan yang tidak
tuntas 41,2%. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa Kelas VIIa SMPN 2
Sesean Suloara’ pada siklus 1 untuk Materi Could I Have One sub (2) Kerja Sama di
Lingkungan Sekolah dengan model pembelajaran, Media Gambar diperoleh nilai rata –
rata siklus 1 sebesar 74,12 dengan nilai tertinggi adalah 85 terdapat 1 orang dan nilai
terendah adalah 60 terdapat 2 orang dengan ketentusan belajar 76,5% dan yang tidak
tuntas 23,5%.
Sedangkan pada siklus II untuk materi Materi Could I Have One sub (3) Kerja
Sama di Lingkungan Kelurahan/Desa diperoleh nilai rata – rata siklus II sebesar 81,8
dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 2 orang dan nilai terendah adalah 68 terdapat 1
orang dengan ketuntasan belajar 88,2% dan yang tidak tuntas 11,8%. Siswa yang tidak
tuntas baik pada siklus I maupun pada siklus II adalah siswa yang sama, ini disebabkan
siswa tersebut pada dasarnya tidak ada niat untuk belajar dan sering tidak masuk sekolah.
Berdasarkan data hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II menunjukan adanya
peningkatan hasil belajar siswa Kelas VIIa SMPN 2 Sesean Suloara’ tahun pelajaran
2014/2015 menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu
Could I Have One. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II menunjukan
peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang sama yaitu Could I Have One. Hal ini
disebabkan pada siklus I dan siklus II Sudah menerapkan model pembelajaran kooperatif
menggunakan Media Gambar.
27
2. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang menerapkan
Media Gambar pada materi Could I Have One menurut penilaian pengamat termasuk
kategori baik semua aspek aktivitas siswa. Adapun aktivitas siswa yang dinilai oleh
pengamat adalah aspek aktivitas siswa: mendengar dan memperhatikan penjelasan guru,
kerja sama dalam kelommpok, bekerja dengan menggunakan alat peraga, keaktifan siswa
dalam diskusi, memperesentasikan hasil diskusi, menyimpulkan materi, dan kemampuan
siswa menjawab pertanyaan dari guru.
Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan aktivitas siswa yang paling
dominan dilakukan yaitu bekerja sama mengerjakan LKS dan berdiskusi. Hal ini
menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk
mendapatkan hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat santoso (dalam anam,
2000:50) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mendorong siswa dalam
kelompok belajar, bekerja dan bertanggung jawab dengan sungguh–sungguh sampai
selesainya tugas– tugas individu dan kelompok.
3. Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Media Gambar
Kemampuan guru dalam pengelolaan model pembelajaran kooperatif
menggunakan Media Gambar menurut hasil penilaian pengamat termasuk kategori
baik untuk semua aspek. Berarti secara keseluruhan guru telah memiliki kemampuan
yang baik dalam mengelola Media Gambar pada Materi Could I Have Onel. Hal ini
sesuai dengan pendapat Ibrahim (2000), bahwa guru berperan penting dalam
mengelola kegiatan mengajar, yang berarti guru harus kreatif dan inovatif dalam
merancang suatu kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga minat dan motivasi siswa
dalam belajar dapat ditingkatkan. Pendapat lain yang mendukung adalah piter (dalam
Nur dan Wikandari 1998). Kemampuan seorang guru sangat penting dalam
pengelolaan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif
dan efisien.
4. Respons siswa Terhadap pembelajaran menggunakan Media Gambar Berdasarkan
hasil angket respons siswa terhadap model pembelajran
kooperatif tipe Media Gambar yang diterapkan oleh peneliti menunjukan bahwa siswa
merasa senang terhadap materi pelajaran. LKS, suasana belajar dan cara penyajian
materi oleh guru. Menurut siswa, dengan model pembelajaran kooperatif tipe Media
Gambar mereka lebih mudah memahami materi pelajaran interaksi antara guru dengan
siswa dan interaksi antar siswa tercipta semakin baik dengan adanya diskusi,
sedangkan ketidak senangan siswa teerhadap model pembelajran kooperatif tipe Media
Gambar disebabkan suasana belajar dikelas yang agak ribut.
28
Seluruh siswa (100%) berpendapat baru mengikuti pembelajran dengan Media
Gambar. Siswa merasa senang apalagi pokok bahasan selanjutnya menggunakan
Media Gambar, dan siswa merasa bahwa model pembelajaran kooperatif
menggunakan Media Gambar bermanfaat bagi mereka, karena mereka dapat saling
bertukar pikiran dan materi pelajaraan yang didapat mudah diingat.

29
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatiftipe menggunakan Media Gambar, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
Penggunaan Media Gambar dapat meningkatkan hasil belajar Materi Could I Have
One Siswa Kelas VIIa SMPN 2 Sesean Suloara’.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran–
saran, yaitu:
1) Kepada guru yang mengalami kesulitan yang dapat menerapkan Media Gambar
sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar kelas.
2) Kepada guru–guru yang ingin menerapkan Media Gambar disarankan untuk
membikin Media gambar yang lebih menarik dan bervariasi.

30
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1997.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia Arikunto,


Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara

Depdiknas. 2003.UU RI No.20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional.


Jakarta: Depdiknas

--------------. 2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

--------------.2005. PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.


Jakarta: Depdiknas

-------------. 2007. Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.


Jakarta: Depdiknas

-------------. 1999. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang


Pendidikan. Jakarta: Depdikbud
Ibrahim, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. UNESA: University Press. Kemdiknas.2011.Membimbing
Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Kemdiknas

-------------. 2011. Paikem Pembelajaran Aktif Inovatif


Kreatif Efektif dan Menyenangkan. Jakarta: Kemdiknas

Ngalim, Purwanto. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:PT


Remaja Rosda Karya

Ngalim, Purwanto. 2003. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.


Bandung:PT Remaja Rosda Karya

Sudjana, Nana. 2012. Tujuan Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Suyatno. 2009. Pembelajaran Kooperatif Tipe MEDIA GAMBAR. Surakarta: Tiga


Serangkai

31
PEDOMAN OBSERVASI GURU

1. Nama Sekolah : .........................................................................


2. Nama Guru : .........................................................................
3. Mata Pelajaran :...........................................................................
4. Kelas / Semester : .........................................................................
5. Hari / Tanggal : .........................................................................

YA / ADA Tida
Ni
No Uraian Kegiatan Bai Kuran k Catatan
l
k g baik ada
ai
1 2 3 4 5 6 7
1 PERSIAPAN
a Silabus
b Program / Rencana Pembelajaran Semester
c Buku nilai : yang memuat nilai ulangan harian,
. ujian blok, ujian remedi, nilai tugas-
tugas lainnya
2 KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. PENDAHULUAN
a. Pretest/persepsi
b. Motivasi siswa/mengecek kesiapan
c. Memberitahukan topik pembelajaran :
B. KEGIATAN POKOK
a. Penyiapan Materi Pelajaran
b. Penyiapan Media
c. Penyajian materi
- Pengelompokkan siswa
- Pembagian kartu soal dan kartu
-Siswa mengerjakan soal secara
-Siswa mencari jawaban yang cocok
dengan cara
-Siswa mencatat jawaban pada buku
C PENUTUPAN
a. Post Test

32
b. Membuat rangkuman / kesimpulan
c. Memberikan tugas / Pekerjaan Rumah
Jumlah
Rata – rata

Kesimpulan :..............................................................................................
Saran / Pembinaan :..............................................................................................

Pengamat/Observer,

...................................

33
PEDOMAN OBSERVASI SISWA
Hari/Tanggal :
Kelas :
Materi :
Nama Guru :

NO ASPEK PENGAMATAN KOMENTAR KET


1 Memperhatikan penjelasan Guru

2 Mempelajari LKS dengan


sungguh-sungguh
3 Melakukan kegiatan sesuai LKS

4 Mencatat hasil kegiatan sesuai


LKS
5 Diskusi kelompok tentang hasil
kegiatan
6 Menyusun hasil kegiatan

7 Mempresentasikan hasil kegiatan


kelompok
8 Menghargai gagasan teman

9 MenyamPendidikan Bahasa
Inggriskan gagasan pada
kelompok
10 Mengambil keputusan/ kesimpulan
kelompok
11 Member tanggapan pada
kelompok lain
12 Bertanggung jawab dan disiplin
kerja
13 Memcatat hasil kesimpulan

Pengamat,

………………..………

34
LEMBAR RESPONDEN SISWA
Nama Siswa :…………………………………..
Kelas :…………………………………..
Hari/Tanggal :…………………………………..
NO URAIAN YA TIDAK KET
1 Apakah kamu merasa senang selama mengikuti
kegiatan pembelajaran ini ?
2 Apakah kamu merasa senang terhadap Materi
pelajaran?
3 Apakah kamu merasa senang menggunakan Lembar kerja
siswa (LKS)?
4 Apakah kamu merasa senang Suasana Belajar di
Kelas ini?
5 Apakah kamu merasa senang Cara penyajian materi oleh
guru?
6 Apakah kamu merasa sulit Mengikuti pembelajaran
ini?
7 Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi kamu ?

8 Apakah pembelajran ini baru bagi kamu?

9 Apakah kamu menginginkan pokok bahasan yang lain


menggunakan model kooperatif tipe
MEDIA GAMBAR?
JUMLAH

Responden,

……………………………….

35
DAFTAR HADIR SEMINAR
Hari / Tanggal

:
Pukul
:
Tempat
:
TANDA
NO NAMA UNIT KERJA JABATAN
TANGAN
1 Narasumber
2 Penyaji
3 Moderator
4 Notulis
5 Pembahas I
6 Pembahas II
7 Peserta
8 Peserta
9 Peserta
10 Peserta
11 Peserta
12 Peserta
13 Peserta
14 Peserta
15 Peserta
16 Peserta

Mengetahui: ............................................... NIP.

Kepala Sekolah,

36
Notulis,

....................................................
...

NIP. .............................................
..

37

Anda mungkin juga menyukai