Anda di halaman 1dari 16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2012: 53) membagi

tiga ranah hasil belajar yaitu :

1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau

ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan

evaluasi.

2. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima

aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi

penilaian, organisasi, dan internalisasi.

3. Ranah Psikomotorik

Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan

dan kemauan bertindak, ada enam aspek, yaitu:

gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar,

ketrampilan membedakan secara visual, ketrampilan

dibidang fisik, ketrampilan komplek dan komunikasi.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh

dua factor utama yaitu:

a. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang

dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian,

sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial

ekonomi, faktor fisik dan psikis.

b. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor

lingkungan, terutama kualitas pengajaran.


Hasil belajar yang dicapai menurut Nana Sudjana,

melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukan

dengan ciri – ciri sebagai berikut.

1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan

motivasi belajar intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak

mengeluh dengan prestasi rendah dan dia akan

berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau

setidaknya mempertahankanya apa yang telah dicapai.

2. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya

ia tahu

kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai

potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia

berusaha sebagaimana mestinya

3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya,

seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku,

bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan

dan kemampuan untuk belajar sendiri dan

mengembangkan kreativitasnya.

4. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh

(komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif,

pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan

ranah psikomotorik, keterampilan atau prilaku.

5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan

mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang

dicapai Pendidikan Bahasa Inggrisnya maupun menilai

dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

Oleh karena itu, guru diharapkan dapat mencapai

hasil belajar, Setelah melaksanakan proses belajar


mengajar yang optimal sesuai dengan ciri-ciri tersebut

di atas.

2.1.2 Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan

bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti

perantara atau pengantar. Jadi dapat dipahami bahwa

media adalah perantara atau pengantar dari pengirim ke

penerima pesan.

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu

proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat

dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pembelajar

sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.

Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian

sumber, lingkungan, manusia dan metode yang

dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran.

Menurut Briggs (dalam Ruston, 2007) media

pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/

materi pembelajaran seperti: buku, film, video, gambar dan

sebagainya. National Education Associaton dalam Sonjaya

(2011) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah

sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-

dengar, termasuk teknologi perangkat keras.

Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan

berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran

menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu

komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi


tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses

komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal.

Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem

pembelajaran.

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat

menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan,

dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong

terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

2. Jenis Media Pembelajaran

Dalam www.belajarpsikologi.com (2014) disebutkan

ada beberapa jenis media pembelajaran, diantaranya:

1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, gambar,


poster, kartun, komik

2. Media Audio : radio, tape recorder, dan sejenisnya

3. Projected still media : slide, over head projektor (OHP),

dan sejenisnya 4. Projected motion media : film, televisi,

video (VCD, DVD), komputer dan sejenisnya.

Pada hakikatnya bukan media pembelajaran itu sendiri

yang menentukan hasil belajar tetapi ternyata keberhasilan

dalam menggunakan media pada proses pembelajaran

untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada (1) isi

pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan (3) karakteristik

penerima pesan. Dengan demikian dalam memilih dan

menggunakan media, perlu diperhatikan ketiga faktor

tersebut. Apabila

ketiga faktor tersebut mampu disampaikan dalam media

pembelajaran maka tentunya akan memberikan hasil yang


maksimal.

3. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran

Ada beberapa tujuan dalam menggunakan media

pembelajaran, diantaranya yaitu :

1. mempermudah proses belajar-mengajar

2. meningkatkan efisiensi belajar-mengajar

3. membantu konsentrasi siswa

4. membangkitkan semangat siswa untuk belajar

Tidak diragukan lagi bahwa semua media itu perlu

dalam pembelajaran. Menurut Marso (dalam Ruston, 2007),

apabila sampai hari ini masih ada guru yang belum

menggunakan media, itu hanya perlu satu hal yaitu

perubahan sikap. Dalam memilih media pembelajaran, perlu

disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-

masing. Dengan perkataan lain, media yang terbaik adalah

media yang ada. Terserah kepada guru bagaimana ia dapat

mengembangkannya secara tepat dilihat dari isi, penjelasan

pesan dan karakteristik siswa untuk menentukan media

pembelajaran tersebut.

4. Media Gambar Sebagai Pendukung Proses Pembelajaran

Media gambar adalah media yang dipergunakan untuk

memvisualisasikan atau menyalurkan pesan dari sumber ke

penerima. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke

dalam komunikasi visual, di samping itu media gambar

berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian

ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin

akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.

Kedudukan media gambar dalam proses belajar


mengajar tidak berdiri sendiri. Media gambar dimanfaatkan

oleh guru dalam pembelajaran agar materi dapat dengan

mudah diterima oleh siswa. Menurut Sadiman dalam

www.sekolahdasar.net (2014) mengemukakan ada tiga tahap

yang harus diikuti dalam pemanfaatan media gambar yaitu:

a. Tahap persiapan tahap awal sebelum media gambar


dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.

b. Tahap pelaksanaan yaitu tahap pemanfaatan gambar di

dalam kelas yang meliputi cara memperhatikan gambar

bagaimana agar seluruh siswa dapat melihat gambit

tersebut dengan maksimal merata. Setiap gambar harus

rnempunyai tujuan tertentu sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai. Jumlah gambar yang

akan diperlihatkan kepada siswa harus dibatasi yaitu

dengan memperhatikan satu persatu sesuai dengan

materi yang dijelaskan.

c. Tahap tindak lanjut untuk mengetahui keberihasilan


proses pembelajaran, yaitu dengan mengadakan

evaluasi dan pemberian tugas-tugas rumah.

Selain tiga tahap pemanfaatan penggunaan media

seperti yang dijelaskan tersebut, Sadiman juga

mengungkapkan syarat pemanfaatan media gambar agar

tujuan pembelajaran dapat tercapai. Syarat tersebut antara

lain:

a. Gambar harus autentik. Gambar menunjukkan situasi

yang sebenarnya, seperti melihat keadaan atau benda

yang sesungguhnya.

b. Ukuran gambar relative.

c. Kesederhanaan. Gambar itu sederhana dalam warna,


menimbulkan kesan tertentu, mempunyai nilai estetis

secara murni dan mengandung nilai praktis. Jangan

sampai peserta didik menjadi bingung dan tidak tertarik

pada gambar.

d. Perbuatan. Gambar hendaknya sedang melakukan


perbuatan. Siswa akan lebih tertarik dan akan lebih

memahami gambar-gambar yang sedang bergerak.

e. Gambar hendaklah Artistik. Segi artistik pada umumnya

dapat mempengaruhi nilai gambar. Penggunaan

gambar tentu saja disesuaikan dengan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai. Selain itu gambar

haruslah jujur disesuaikan keadaan sebenarnya,

sehingga tidak membingungkan siswa dalam

mengubah pandangan yang abstrak kedalam

pandangan yang konkrit.

5. Menggunakan Gambar Dalam Kelas

Penggunaan gambar secara efektif disesuaikan

dengan tingkatan anak, baik dalam hal besarnya gambar,

detail, warna dan latar belakang untuk penafsiran. Dijadikan

alat untuk pengalaman kreatif, memperkaya fakta, dan

memperbaiki kekurang jelasan. Akan tetapi gambar juga bisa

menjadi tidak efektif, apabila terlalu sering digunakan.

Gambar sebaiknya disusun menurut urutan tertentu dan

dihubungkan dengan materi pembelajaran yang sesuai.

Gambar dapat digunakan untuk suatu tujuan tertentu

seperti pengajaran yang dapat memberikan pengalaman

dasar. Mempelajari gambar sendiri dalam kegiatan

pengajaran dapat dilakukan dengan cara, menyusun cerita

berdasarkan gambar, mencari gambar-gambar yang lama,


atau menggunakan gambar untuk mendemonstrasikan suatu

obyek.

Pengajaran dalam kelas dengan gambar sedapat

mungkin penyajiannya efektif. Gambar-gambar yang

digunakan merupakan gambar yang terpilih, besar, dapat

dilihat oleh semua peserta didik, bisa ditempel, digantung

atau diproyeksikan. Display gambar-gambar dapat ditempel

pada papan buletin, menjadikan ruangan menarik,

memotivasi siswa, meningkatkan minat, perhatian, dan

menambah pengetahuan siswa.

6. Kelebihan Media Gambar

Beberapa kelebihan dari penggunaan media gambar antara

lain:

1. Sifatnya konkrit. Gambar/foto lebih realistic menunjukkan


pokok masalah dibanding dengan media verbal semata.

2. Gambar dapat mengatasi masalah batasan ruang dan

waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat

dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa, anak-anak

dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar atau foto

dapat mengatasinya. Air terjun niagara atau danau toba

dapat disajikan ke kelas lewat gambar atau foto.

Peristiwa-peristiwa yang terjtdi di masa lampau, kemarin

atau bahkan menit yang lalu kadang kadang tak dapat

dilihat seperti apa adanya. Gambar atau foto sangat

bermanfaat dalam hal ini.

3. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan


kita. Sel atau penampang daun yang tak mungkin kita

lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas


dalam bentuk gambar.

4. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa


saja dan untuk tingkat usia beberapa saja, sehingga

dapat mencegah atau membetulkan ke salah pahaman.

5. Murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, tanpa

memerlukan peralatan yang khusus.

2.1.3 Materi Teks Deskripsi

Pengertian Teks Deskripsi

Teks merupakan sejumlah unit simbol kebahasaan

yang digunakan untuk mewujudkan realitas pengalaman

dan logika (ideasional), realitas sosial (interpersonal), dan

sekaligus realitas tekstual/ semiotik (simbol) (Kemendikbud

2013:77). Teks merupakan realisasi wacana karena teks

berada pada tataran parole yang berupa realisasi atau

perwujudan bahasa (Dijk dan Hoed dalam Hartono

2012:11). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa teks

adalah realisasi wacana yang berupa sejumlah unit simbol

kebahasaan yang digunakan untuk mewujudkan ideasional,

interpersonal, dan semiotik.Jenis tulisan terdapat banyak

ragamnya. Salah satu pembagian tulisan adalah pembagian

berdasarkan bentuk. Tulisan berdasarkan bentuk menurut

Weaver dalam Tarigan (1982:27) adalah eksposisi,

deskripsi, narasi, dan argumentasi

Keterampilan menyusun teks deskripsi adalah salah

satu kompetensi yang harus dicapai dalam Kurikulum 2013.

Kompetensi dasar tersebut terdapat dalam kompetensi

dasar pada kelas VII, yaitu kompetensi dasar 4.2. yang

berisi ”Menyajikan data, gagasan, kesan dalam bentuk teks

deskripsi tentang objek ( sekolah, tempat wisata,tempat


bersejarah dan atau suasana pentas seni daerah) secara

tulis dan lisan dengan memperhatikan struktur, kebahasaan

baik secara lisan dantulis‟.

Berdasarkan kompetensi dasar tersebut, keterampilan

menyusun teks dapat dibagi menjadi dua, yaitu

keterampilan menyusun teks secara lisan berkaitan dengan

berbicara dan keterampilan menyusun teks secara tertulis

berkaitan dengan menulis.

Penelitian ini berfokus pada keterampilan menyusun

teks deskripsi yang berkaitan dengan keterampilan menulis.

Keterampilan menyusun teks deskripsi secara tertulis

adalah keterampilan untuk membuat tulisan yang

berhubungan dengan suatu objek yang berbentuk deskripsi.

Menurut Finoza dalam Nurudin (2010:60) teks deskripsi

merupakan bentuk tulisan yang bertujuan memperluas

pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan jalan

melukiskan hakikat objek yang sebenarnya. Teks deskripsi

digunakan untuk mendeskripsikan tempat, orang, atau,

objek tertentu. Hal ini sesuai pendapat Gerot dan Peter

(1995:208) yang menyatakan description social function to

describe a particular person, place, or thing. Menurut

Kemendikbud (2013:121) teks deskripsi adalah jenis teks

yang menggambarkan keadaan (sifat, bentuk, ukuran,

warna, dan sebagainya) sesuatu (manusia atau benda)

secara individual dan unik. Teks ini mengutamakan

hubungan antara keseluruhan dan bagian-bagiannya. Dari

pernyataanpernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa

teks deskripsi adalah tulisan yangmenggambarkan objek

tertentu secara unik untuk memperluas pengetahuan dan

pengalaman pembaca
2.1.4 Struktur Teks Deskripsi

Struktur teks deskripsi terdiri atas identifikasi dan

deskripsi. Hal tersebut dinyatakan Gerot dan Peter

(1995:208) bahwa the generic structure of descriptive text

are identification (identifies phenomenon to be described)

and description (describes parts, qualities, characteristics).

Berbeda dengan Gerot dan Peter, Kemendikbud (2013:36)

menyatakan bahwa teks tanggapan deskriptif memiliki tiga

bagian, yaitu identifikasi, klasifikasi (penggolongan)/ definisi,

dan deskripsi bagian. Kemendikbud (2014:45) di dalam

buku pegangan siswa SMP kelas VII menyatakan bahwa

struktur teks deskripsi terdapat dua bagian, yaitu deskripsi

umum dan deskripsi bagian. Didalam buku Kemendikbud

pegangan siswa dan guru edisi revisi 2017 pada materi bab

I dilakukan penggantian nama dan struktur teks. Pada edisi

pertama nama teks adalah teks tanggapan deskriptif

dengan struktur identifikasi, klasifikasi/ definisi, dan

deskripsi bagian, sedangkan pada edisi revisi 2017 nama

teks adalah teks deskripsi dengan struktur deskripsi umum

dan deskripsi bagian. Memang terdapat perbedaan

pendapat mengenai struktur teks deskripsi, tetapi pada

dasarnya sama saja. Hal tersebut disebabkan jika dianalisis

lebih mendalam maka akan diperoleh kesamaan dari kedua

pendapat tersebut. Struktur yang pertama dari Gerot dan

Peter adalah,identifikasi, sedangkan Kemdikbud deskripsi

umum Walau namanya berbeda tetapi 27 hal yang dibahas

sama, yaitu sama-sama membahas objek secara umum.

Struktur yang kedua memang berbeda, yaitu pendapat

Gerot dan Peter adalah deskripsi dan Kemdikbud deskripsi

bagian. Hal ini sama saja karena keduanya membahas


tentang bagian dari objek yang dideskripsikan, yaitu dapat

berupa bagian-bagian dari objek, kualitas, atau karakteristik.

Berikut ini penjabaran dua bagian teks deskripsi.

a. Deskripsi Umum

Deskripsi umum dalam teks deskripsi berkaitan dengan

penetapan ciri-ciri secara universal dari hal yang

dideskripsikan. Objek yang dideskripsikan diinterpretasikan

dari sudut pandang di luar objek tersebut. Hal tersebut dapat

didasarkan pada kedudukan, sejarah, wilayah, manfaat, dan

kandungan dari objek.

b. Deskripsi Bagian

Deskripsi bagian adalah pemaparan secara terperinci

dari bagian-bagian yang dipaparkan. Objek yang menjadi

kajian dideskripsikan lagi secara lebih terperinci dari bagian-

bagiannya. Pemaparan dilakukan pada pembagian yang lebih

khusus lagi dari objek yang dideskripsikan atau memaparkan

hal yang lebih khusus dari komponen penyusun objek yang

dideskripsikan.

2.1.5. Kaidah Kebahasaan dalam Teks Deskripsi

Setiap teks yang dipelajari dalam Kurikulum 2013

selalu mempunyai unsur kebahasaan yang harus dipahami

oleh siswa. Kemendikbud (2014:51) menyebutkan tiga

unsur bahasa yang perlu dipahami dalam teks deskripsi,

yaitu rujukan kata, imbuhan kata, dan kelompok kata.

Berikut ini dijelaskan tiga unsur bahasa tersebut.

a. Kata depan di dan awalan di

1. Kata depan di berfungsi sebagai kata depan jika diikuti

dengan kata keterangantempat, arah, posisi/ letak.


Sebagai kata depan di ditulis terpisah dengan katayang

mengikutinya (di pantai, di belakang, di atas, di bagian

barat, di samping). Sebagai awalan, imbuhan di ditulis

serangkai dengan kata yang mengikutinya. Dalam hal

ini di berfungsi sebagai imbuhan pada kata kerja pasif.

2. Penulisan di sebagai kata depan harus ditulis terpisah

dengan kata yang mengikutinya. Biasanya di sebagai

kata depan merupakan penentu tempat dan merupakan

jawaban dari pertanyaan, "Di mana?"

Misalnya: di rumah, di kantor, di jalan, di gudang, di

pantai dan lain lain.

3. Penulisan di sebagai awalan harus ditulis serangkai

dengan kata yang mengikutinya. Misalnya: dibaca,

diminum, diangkat, ditonton dan lain-lain.

b. Kata yang Menggunakan Cerapan Panca Indera ( Cerapan)

Teks deskripsi berisi kalimat yang seolah-olah dapat dilihat,

didengar, dan dirasakan.

 Contoh penglihatan:

Di sebelah kiri, terlihat tebing yang sangat tinggi, di

sebelah kanan, kita bisa melihat batu karang besar

yang seolah-olah siap menjaga gempuran ombak

yang datang setiap saat.

 Contoh pendengaran:

Debur ombak pantai terdengar berirama.

 Contoh perasaan:

Rasa hangat berbaur dengan lembutnya hembusan

angin sore, melingkupi seluruh tubuh.

c. Majas

Majas atau gaya bahasa yaitu pemanfaatan kekayaan

bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-


efek tertentu.Majas adalah sebuah istilah dalam bahasa

indonesia untuk gaya bahasa yang membentuk sebuah

kalimat yang bertujuan untuk memberikan kesan dan

maksud tersirat dalam kalimat tersebut.

Penggunaan majas teks deskripsi ialah majas asosiasi

(menggunakan kata seperti) dan majas personifikasi

(memberi sifat manusia pada benda).

1. Majas Asosiasi

Majas asosiasi termasuk dalam kategori majas

perbandingan. Majas asosiasi sendiri adalah perbandingan

dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja

dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata

bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana.

Contoh:

Tatapanmu seperti macan asia.

Langkah kakimu seumpama gajah berlari.

Wajahmu laksana sinar mentari.

2. Majas Personifikasi

Majas personifikasi adalah majas yang melekatkan sifat-

sifat insani (manusiawi) pada suatu benda mati sehingga

seolah-olah memiliki sifat seperti benda hidup. Ciri majas ini

adalah terdapatnya pilihan kata yang mengenakan sifat

manusia pada benda mati tersebut. Majas personifikasi

memiliki gaya bahasa perbandingan, yaitu mengibaratkan

benda mati atau tidak dapat bergerak seolah-olah tampak

bernyawa dan dapat berperilaku seperti manusia. Oleh

sebab itu, majas ini dikategorikan juga sebagai majas

perbandingan. Majas personifikasi berfungsi untuk

memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai situasi

yang dilukiskan dan memberikan bayangan angan (citraan)


yang konkret.

Contoh:

Padi menunduk mengucapkan selamat pagi.

Di malam itu, Bulan mengintip dibalik awan.

Ranting-ranting ikut menari mengikuti alunan gendang.

d. Kata Berimbuhan me-N bertemu dengan K,P,T,S

Imbuhan me- jika bertemu dengan beberapa kata, huruf

pertama pada kata tersebut akan lebur.

Contoh:

mengaca - = me- + kaca

menulis - = me- + tulis

menyapu - = me- + sapu

memaku - = me- + paku

Dapat dilihat dari keempat kata tersebut bahwa huruf k

pada kata kaca, huruf t pada kata tulis, huruf s pada kata

sapu, dan huruf p pada kata paku menjadi lebur/hilang jika

keempat kata tersebut diberikan imbuhan me-. Imbuhan

me- akan meleburkan huruf pertama pada kata berimbuhan

me- dengan beberapa syarat, yaitu kata tersebut harus:

kata dasar diawali dengan huruf K, T, S, atau P,

lebih dari satu suku kata,

diawali dengan suku kata yang terdiri atas KV, bukan KK

(huruf pertama berupa konsonan, huruf kedua berupa

vokal)

Ketiga syarat tersebutlah yang menentukan apakah huruf

pertama pada kata yang diberi imbuhan me- menjadi lebur

atau tidak.

2.1.6 Aspek dalam Menyusun Teks Deskripsi secara Tertulis

Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menulis teks

deskripsi menurut Kemendikbud (2014:80-82) yaitu isi


teks, organisasi atau struktur teks, kosakata, penggunaan

bahasa, dan mekanik. Isi teks berkaitan dengan topik

tulisan, substantif, pengembangan teks, dan relevan

dengan topik yang dibahas. Struktur teks berkaitan

dengan gagasan yang diungkapkan jelas, padat tertata

dengan baik, urutan logis, dan kohesif. Kosakata berkaitan

dengan penguasaan kata, pilihan kata, dan penggunaan

kata. Penggunaan bahasa berkaitan dengan urutan atau

fungsi kata, artikel, pronominal, dan preposisi. Mekanik

berkaitan dengan aturan penulisan, ejaan, tanda baca,

penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf.

Anda mungkin juga menyukai