Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TENTANG MERENCANAAN MEDIA

PEMBELAJARAN,MEMILIHAN MEDIA,MENGGUNAAN
MEDIA,MENGEVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN

Dosen Pengampuh : Rabiman, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :

Syaiful Bahari : 2016006100

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2019/2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media pembelajaran adalah alat yang sangat membantu dalam proses pembelajaran. Dalam
memilih media pembelajaran, kita terkadang asal memilih dan menggunakannya begitu saja
tanpa kita tahu apakah media yang kita gunakan sudah sesuai atau tidak dengan tujuan
pembelajaran.

Media pendidikan sebelum digunakan secara luas perlu dievaluasi terlebih dahulu, baik dari
segi isi materi, segi edukatif, maupun segi teknis permediaan, sehingga media tersebut
memenuhi persyaratan sebagai media pendidikan. Evaluasi media dimaksudkan untuk
mengetahui apakah media yang dibuat atau diproduksi dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan atau tidak.

Hal ini penting untuk diperhatikan dan dilakukan karena banyak orang yang beranggapan
bahwa sekali mereka membuat media pasti baik. Untuk itu perlu dibutuhkan dengan cara
menguji dan mengevaluasi media pembelajaran yang akan digunakan.

Selain itu, belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap diri
manusia. Proses itu sendiri terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan
lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja yang
pastinya akan dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Contoh faktor itu adalah media pembelajaran yang merupakan sesuatu yang bersifat
menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa)
sehingga dapat terjadinya proses belajar. Media-media itulah untuk dievaluasi yang
penjabarannya akan sedikit dijelaskan dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah

Rumusan-rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu diantaranya:

1. Merencanaan media Pembelajaran?


2. Memilihan Media?
3. Menggunaan Media?
4. Mengevaluasi Media Pembelajaran?
BAB II

PEMBAHASAN

Evaluasi adalah suatu proses penaksiran terhadap kemajuan, pertumbuhan, dan


perkembangan peserta didik untuk tujuan pendidikan.[1]
Evaluasi memegang peranan yang sangat penting dalam penentuan suatu kebijakan
atau pengambilan keutusan. Dengan evaluasi kita dapat melihat efektifitas dan
efisiensi dari program yang telah dan akan kita lakukan. Sedemikian penting evaluasi
ini sehingga tidak ada satupun usaha untuk memperbaiki mutu yang dapat dilakukan
dengan baik tanpa disertai langkah evaluasi. Evaluasi merupakan salah satu
komponen system pembelajaran. Sehingga tidak mungkin dielakkan dalam setiap
proses pembelajaran.[2]
Meskipun evaluasi merupakan tahap akhir dalam pengembangan media, namun bukan
berarti kegiatan ini dilakukan setelah program media tersebut selesai diproduksi.
Dalam kegiatan pengembangan media, sebaiknya dilakukan pada setiap langkah sejak
tahap perencanaan, seperti terlihat dalam bagan arus pada kegiatan pengembangan
media. Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui nilai kegiatan, produk atau sistem.[3]
Selain itu, evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan kenyataan mengenai proses
pembelajaran secara sistematis untuk menetapkan apakah terjadi perubahan terhadap
peserta didik dan sejauh apakah perubahan tersebut mempengaruhi kehidupan peserta
didik.

1. Tujuan Merencanaan Media Pembelajaran

Dalam buku pedoman evaluasi media pendidikan dari Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah (1988/1989 dinyatakan bahwa evaluasi media mempunyai
tujuan sebagai berikut:
1. Memberikan pedoman kepada instansi pemerintah dalam mengadakan media
pendidikan yang bermutu.
2. Memberikan pedoman kepada guru dalam membuat media pendidikan yang
bermutu.
3. Memberikan pedoman kepada produsen dalam memproduksi media pendidikan
yang bermutu.
4. Melindungi sekolah dari penggunaan media pendidikan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan dari segi teknis kependidikan.
Tujuan lain dari evaluasi media pembelajaran antara lain:
1. Menentukan apakah media pembelajaran itu efektif.
2. Menentukan apakah media itu dapat diperbaiki atau ditingkatkan.
3. Menetapkan apakah media itu cost-efective dilihat dari hasil belajar siswa.
4. Memilih media pembelajaran yang sesuai untuk dipergunakan dalam proses
pembelajaran.
5. Menentukan apakah isi pelajaran sudah tepat disajikan dengan media itu.
6. Menilai kemampuan guru menggunakan media pembelajaran.
7. Mengetahui apakah media pembelajaran tersebut benar-benar memberi
sumbangan terhadap hasil belajar seperti yang dinyatakan.
8. Mengetahui sikap siswa terhadap media pembelajaran.

2. Fungsi dan Peranan Media Pembelajaran

Kehadiran media pembelajaran sebagai media antara guru sebagai pengirim


informasi dan penerima informasi harus komunikatif, khususnya untuk obyek
secara visualisasi. Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam, khusunya konsep
yang berkaitan dengan alam semesta lebih banyak menonjol visualnya, sehingga
apabila seseorang hanya mengetahui kata yang mewakili suatu obyek, tetapi tidak
mengetahui obyeknya disebut verbalisme. Masing-masing media mempunyai
keistimewaan menurut karakteristik siswa. Pemilihan media yang sesuai dengan
karakteristik siswa akan lebih membantu keberhasilan pengajar dalam
pembelajaran. Secara rinci fungsi media memungkinkan siswa menyaksikan
obyek yang ada tetapi sulit untuk dilihat dengan kasat mata melalui perantaraan
gambar, potret, slide, dan sejenisnya mengakibatkan siswa memperoleh gambaran
yang nyata. Menurut Gerlach dan Ely, ciri media pendidikan yang layak
digunakan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :

1. Fiksatif (fixative property)

Media pembelajaran mempunyai kemampuan untuk merekam, menyimpan,


melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa/objek.

2. Manipulatif (manipulatif property)


Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam
waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.
3. Distributif (distributive property)
Memungkinkan berbagai objek ditransportasikan melalui suatu tampilan yang
terintegrasi dan secara bersamaan objek dapat menggambarkan kondisi yang
sama pada siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama tentang
kejadian itu.
Dari penjelasan diatas, disimpulkan bahwa fungsi dari media pembelajaran
yaitu media yang mampu menampilkan serangkaian peristiwa secara nyata
terjadi dalam waktu lama dan dapat disajikan dalam waktu singkat dan suatu
peristiwa yang digambarkan harus mampu mentransfer keadaan sebenarnya,
sehingga tidak menimbulkan adanya verbalisme.
Proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik jika siswa berinteraksi
dengan semua alat inderanya. Guru berupaya menampilkan rangsangan
(stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat
indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi, semakin
besar pula kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan
dalam ingatan siswa. Siswa diharapkan akan dapat menerima dan menyerap
dengan mudah dan baik pesan-pesan dalam materi yang disajikan.
Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting, karena
seperti yang dikemukakan oleh Edgar Dale (dalam Sadiman, dkk,2003:7-8)
dalam klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari yang paling konkrit ke yang
paling abstrak, dimana partisipasi, observasi, dan pengalaman langsung
memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pengalaman belajar yang
diterima siswa.
Penyampaian suatu konsep pada siswa akan tersampaikan dengan baik jika
konsep tersebut mengharuskan siswa terlibat langsung didalamnya bila
dibandingkan dengan konsep yang hanya melibatkan siswa untuk mengamati
saja.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dengan penggunaan media pembelajaran


diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret kepada
siswa, dan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran sebagai
contoh yaitu media pembelajaran komputer interaktif.

3. Alasan Penggunaan Media Pembelajara

Media pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu,
penggunaan media pembelajaran sangat dianjurkan dengan beberapa alasan
diantaranya :
1. Alasan yang pertama yaitu berkenaan dengan menfaat media pengajaran itu
sendiri, antara lain:
a. Pengajaran lebih menarik perhatian siswa, sehingga menumbuhkan motivasi
belajar.
b. Bahan pengajaran lebih jelas maknanya, sehingga dapat menguasai tujuan
pembelajaran dengan baik.
c. Metode pengajaran akan bervariasi.
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan aktivitas belajar, seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
2. Alasan kedua yaitu sesuai dengan taraf berpikir siswa. Dimulai dari taraf
berfikir konkret menuju abstrak, dimulai dari yang sederhana menuju berfikir yang
kompleks. Sebab dengan adanya media pengajaran hal-hal yang abstrak dapat
dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan. Itulah beberapa
alasan mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi keberhasilan dalam proses
belajar mengajar.
Menurut Arif Sadiman, terdapat beberapa alasan seseorang memilih media
pembelajaran, yaitu :
1) Demonstration.
Media dapat digunakan untuk mendemonstrasikan sebuah konsep, alat, objek,
kegunaan, cara mengoperasikan dll. Media berfungsi sebagai alat peraga
pembelajaran.
2) Familiarity.
Karena sudah terbiasa menggunkaan media tersebut dan merasa sudah menguasai.
3) Clarity.
Ingin memberikan gambaran/penjelasan yang lebih konkret.
4) Active Learning.
Guru dapat membuat siswa berperan aktif baik secara fisik, mental, emosional.
Jadi, sebagai pengguna, seorang guru harus dapat memilih media yang tepat dengan
kebutuhan pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik dan materi
pembelajaran.

4. Prosedur Mengevaluasi Media Pembelajaran

Evaluasi media pendidikan dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu


evaluasiformatif dan evaluasi sumatif.

a. Evaluasi formatif, yaitu proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data


tentang efektifitas dan efisiensi media untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Data
tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media yang
bersangkutan agar lebih efektif dan efisien.

b. Evaluasi sumatif, yaitu proses pengumpulan data untuk menentukan apakah


media yang dibuat patut digunakan dalam situasi-situasi tertentu atau apakah media
tersebut benar-benar efektif atau tidak, setelah media tersebut deperbaiki dan
disempurnakan.

Cara mengevaluasi media pembelajaran dengan cara evaluasi formatif terdiri


dari tiga tahapan yaitu:
1. Evaluasi satu lawan satu (one to one)

Pada tahap ini pilihlah dua orang sasaran/siswa yang dapat mewakili populasi target
dari media yang telah dibuat. Kedua orang tersebut hendaknya satu orang diambil
dari populasi yang kemampuannya di atas rata-rata, sedangkan yang satu orang lagi
kemampuannya di bawah rata-rata. Sajikan media tersebut kepada mereka secara
individual. Kalau media itu didesain untuk belajar mandiri, maka biarkanlah siswa
mempelajarinya, sementara itu kita mengamatinya. Dengan prosedur lain, dapat
dilaksanakan tahap-tahap sebagai berikut:

a) Jelaskan kepada siswa bahwa anda seorang merancang media baru.


Amati reaksi mereka terhadap media yang dibuat/ ditampilkan tersebut.
b) Katakan kepada siswa bahwa kalau terjadi kesalahan penggunaan media
tersebut, bukanlah karena kekurangan siswa tetapi karena kelemahan
media tersebut yang perlu diperbaiki dan disempurnakan.
c) Usahakan agar siswa bersifat santai dan bebas mengemukakan pendapat
mereka mengenai media yang ditampilkan tersebut.
d) Lakukan tes awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan
pengetahuan siswa terhadap penggunaan media tersebut.
e) Catat lamanya waktu yang digunakan dalam penyajian media tersebut
dan catat pula reaksi siswa terhadap penampilan media tersebut.
f) Berikan tes yang mengukur keberhasilan penggunaan media tersebut.
g) Lakukan analisis terhadap informasi yang terkumpul.

Dari kegiatan ini sebenarnya ada beberapa informasi yang dapat diperoleh
diantaranya: kesalahan pemilihan kata atau uraian-uraian tak jelas, kesalahan dalam
memilih lambang-lambang visual, kurang contoh, terlalu banyak atau sedikitnya
materi, urutan/ sequence yang keliru, pertanyaan atau petunjuk yang kurang jelas,
materi tidak sesuai dengan tujuan.

2. Evaluasi Kelompok kecil (small group evaluation)

Pada tahap ini diujicobakan kepada sasaran/ siswa kurang lebih 10-20 siswa yang
dapat mewakili populasi target. Siswa/ sasaran yang dipilih untuk uji coba ini
hendaknya mencerminkan karekteristik populasi. Usahakan sampel tersebut terdiri
dari siswa/ sasaran berbagai tingkat kemampuan (pandai, sedang, kurang pandai),
jenis kelamin berbeda-beda (laki-laki dan perempuan), berbagai usia dan latar
belakang. Tahap-tahap yang perlu dilakukan adalah, sebagai berikut:

a) Jelaskan bahwa media tersebut pada tahap formatif dan memerlukan


umpan balik untuk penyempurnaannya.
b) Berikut tes awal (pretest) untuk mengukur kemampuan dan pengetahuan
siswa tentang topik yang berkenaan dengan menggunakan media.
c) Tugaskan kepada siswa untuk mempelajari media tersebut.
d) Catat waktu umpan balik selama penyajian media.
e) Berikan tes untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang ditetapkan dapat
tercapai (postes).
f) Bagikan angket kepada siswa untuk mengetahui menarik tidaknya media
yang digunakan, mengerti tidaknya siswa terhadap pesan yang
disampaikan oleh media tersebut, konsisten tujuan dan materi, dan cukup
tidaknya latihan yang dilakukan.
g) Lakukan analisis terhadap data-data yang terkumpul.

3. Evaluasi Lapangan (field evaluation)

Evaluasi lapangan adalah tahap akhir dari evaluasi formatif yang perlu dilakukan.
Evaluasi lapangan dilakukan kapada sekitar 30 orang dengan berbagai karakteristik
seperti tingkat kepandaiannya, kelas, latar belakang, jenis kelamin, usia, sesuai
dengan karakteristik populasi. Satu hal yang perlu dihindari baik pada dua tahap
evaluasi terdahulu maupun evaluasi lapangan ini yaitu efek halo (halo effect). Hallo
effect muncul apabila kita mencobakan media kepada mereka yang belum pernah
melihat media tersebut. Jika demikian maka informasi yang diperoleh banyak
dipengaruhi oleh sifat kebaruan tersebut sehingga kurang dapat dipercaya. Tahap-
tahap yang perlu dilakukan adalah:
a) Pilih siswa sebanyak 30 orang yang betul-betul mewakili populasi.
b) Jelaskan kepada siswa maksud uji coba lapanngan dan hasil akhir yang
diharapkan. Usahakan siswa bersifat relaks/ santai dan berani uji coba
bukan menguji kemampuan mereka.
c) Berikan tes awal untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan
mereka mengenai topic yang menggunakan media tersebut.
d) Dajikan media yang sesuai dengan rencana pembuatannya.
e) Catat semua respon yang muncul dan waktu yang diperlukan dari siswa
selama penyajian.
f) Lakukan postes (tes akhir) untuk mengukur pencapaian hasil belajar
siswa setelah penyajian media tersebut. Hasil tes akhir dibandingkan
dengan tes awal yang digunakan untuk mengetahui efektivitas dan
efisiensi media yang dibuat tersebut.
g) Edarkan tes skala sikap kepada siswa yang dipilih tersebut untuk
mengetahui sikap mereka terhadap media yang digunakan.
h) Lakukan analisa terhadap data yang diperoleh melalui kegiatan-kegiatan
yang dilakukan, terutama mengenai kemampuan awal pretes, skor tes
awal dan tes akhir, waktu yang diperluakan, perbaikan dari bagian-
bagian yang sulit, pengajaran serta kecapatan sajian dan sebagainya.

Untuk tujuan praktis, beikut disajikan beberapa model daftar cek untuk meriview
dan mengevaluasi program dan media pengajaran dengan format yang sering
digunakan oleh para guru dikelas, antara lain media gambar diam, media grafis,
media visual yang diproyeksikan, mdia film dan televisi, dan komputer.

Evaluasi media pada akhirnya akan terkait dengan kondisi media itu sendiri. Media
yang ada harus di evaluasi tingkat kelayakan pakainya setiap saat sehingga jika akan
di gunakan tidak ada masalah dan langsung dapat di pakai. Dengan demikian
melalui evaluasi media ini akan dapat teridentivikasi secara lengkap. Media-media
mana saja yang sudah rusak parah, dalam kondisi rusak masih dapat di perbaiki
trmasuk media yang masih bagus dan layak pakai. Gambaran hasil identifikasi ini
akan sangat bermanfaat terhadap kelangsungan pemanfaatan media sebagai fariabel
yang sangat berpengaruh dalam peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Jika
berdasarkan hasil evaluasi media kerusakan atau ketidak pungsian media itu dapat di
perbaiki sendiri oleh guru, maka guru dapat lanfgsung memperbaikinya.

Adapun format evaluasi media yang akan disajikan meliputi evaluasi terhadap bahan
bacaan media gambar diam, media grafis, media yang diproyeksikan, media audio,
media video dan film, dan media computer yang dirinc

C. Kesimpulan
Evaluasi pembelajaran merupakan suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan
suatu pekerjaan di dalam pendidikan, sehubungan dengan hal tersebut maka evaluasi
merupakan alat untuk mengukur sampai dimana penguasaan murid terhadap bahan
pendidikan yang telah diberikan. Begitu juga di dalam media pembelajaran.

Tujuan evaluasi media pembelajaran antara lain :

1. Memberikan pedoman kepada instansi pemerintah dalam mengadakan media


pendidikan yang bermutu.

2. Memberikan pedoman kepada guru dalam membuat media pendidikan yang


bermutu.

3.Memberikan pedoman kepada produsen dalam memproduksi media pendidikan


yang bermutu.

4. Melindungi sekolah dari penggunaan media pendidikan yang tidak dapat


dipertanggungjawabkan dari segi teknis kependidikan.

Beberapa kriteria dalam mengevaluasi media pembelajaran, yaitu:

1. Kualitas isi dan tujuan


2. Kualitas pembelajaran
3. Kualitas Teknis

Evaluasi media pendidikan dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu evaluasi
formatif dan evaluasi sumatif.

Cara mengevaluasi media pembelajaran dengan cara evaluasi formatif terdiri dari
tiga tahapan yaitu:

1. Evaluasi satu lawan satu (one to one)


2. Evaluasi Kelompok kecil (small group evaluation)
3. Evaluasi Lapangan (field evaluation)
DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta:Raja Grafindo Persada,


2013)

Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers,


2002).

Arif S. Sadiman dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996).

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2001)

Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran, (Bogor: Ghalia


Indonesia, 2011).

Hujair AH Sanaky, Media Pemblajaran, (Yogyakarta, Safiria Insania Press, 2009).

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2003).

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Bumi Askara, 2010).

Anda mungkin juga menyukai