PEMBELAJARAN,MEMILIHAN MEDIA,MENGGUNAAN
MEDIA,MENGEVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN
Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media pembelajaran adalah alat yang sangat membantu dalam proses pembelajaran. Dalam
memilih media pembelajaran, kita terkadang asal memilih dan menggunakannya begitu saja
tanpa kita tahu apakah media yang kita gunakan sudah sesuai atau tidak dengan tujuan
pembelajaran.
Media pendidikan sebelum digunakan secara luas perlu dievaluasi terlebih dahulu, baik dari
segi isi materi, segi edukatif, maupun segi teknis permediaan, sehingga media tersebut
memenuhi persyaratan sebagai media pendidikan. Evaluasi media dimaksudkan untuk
mengetahui apakah media yang dibuat atau diproduksi dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan atau tidak.
Hal ini penting untuk diperhatikan dan dilakukan karena banyak orang yang beranggapan
bahwa sekali mereka membuat media pasti baik. Untuk itu perlu dibutuhkan dengan cara
menguji dan mengevaluasi media pembelajaran yang akan digunakan.
Selain itu, belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap diri
manusia. Proses itu sendiri terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan
lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja yang
pastinya akan dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Contoh faktor itu adalah media pembelajaran yang merupakan sesuatu yang bersifat
menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa)
sehingga dapat terjadinya proses belajar. Media-media itulah untuk dievaluasi yang
penjabarannya akan sedikit dijelaskan dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Rumusan-rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu diantaranya:
PEMBAHASAN
Dalam buku pedoman evaluasi media pendidikan dari Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah (1988/1989 dinyatakan bahwa evaluasi media mempunyai
tujuan sebagai berikut:
1. Memberikan pedoman kepada instansi pemerintah dalam mengadakan media
pendidikan yang bermutu.
2. Memberikan pedoman kepada guru dalam membuat media pendidikan yang
bermutu.
3. Memberikan pedoman kepada produsen dalam memproduksi media pendidikan
yang bermutu.
4. Melindungi sekolah dari penggunaan media pendidikan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan dari segi teknis kependidikan.
Tujuan lain dari evaluasi media pembelajaran antara lain:
1. Menentukan apakah media pembelajaran itu efektif.
2. Menentukan apakah media itu dapat diperbaiki atau ditingkatkan.
3. Menetapkan apakah media itu cost-efective dilihat dari hasil belajar siswa.
4. Memilih media pembelajaran yang sesuai untuk dipergunakan dalam proses
pembelajaran.
5. Menentukan apakah isi pelajaran sudah tepat disajikan dengan media itu.
6. Menilai kemampuan guru menggunakan media pembelajaran.
7. Mengetahui apakah media pembelajaran tersebut benar-benar memberi
sumbangan terhadap hasil belajar seperti yang dinyatakan.
8. Mengetahui sikap siswa terhadap media pembelajaran.
Media pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu,
penggunaan media pembelajaran sangat dianjurkan dengan beberapa alasan
diantaranya :
1. Alasan yang pertama yaitu berkenaan dengan menfaat media pengajaran itu
sendiri, antara lain:
a. Pengajaran lebih menarik perhatian siswa, sehingga menumbuhkan motivasi
belajar.
b. Bahan pengajaran lebih jelas maknanya, sehingga dapat menguasai tujuan
pembelajaran dengan baik.
c. Metode pengajaran akan bervariasi.
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan aktivitas belajar, seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
2. Alasan kedua yaitu sesuai dengan taraf berpikir siswa. Dimulai dari taraf
berfikir konkret menuju abstrak, dimulai dari yang sederhana menuju berfikir yang
kompleks. Sebab dengan adanya media pengajaran hal-hal yang abstrak dapat
dikonkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan. Itulah beberapa
alasan mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi keberhasilan dalam proses
belajar mengajar.
Menurut Arif Sadiman, terdapat beberapa alasan seseorang memilih media
pembelajaran, yaitu :
1) Demonstration.
Media dapat digunakan untuk mendemonstrasikan sebuah konsep, alat, objek,
kegunaan, cara mengoperasikan dll. Media berfungsi sebagai alat peraga
pembelajaran.
2) Familiarity.
Karena sudah terbiasa menggunkaan media tersebut dan merasa sudah menguasai.
3) Clarity.
Ingin memberikan gambaran/penjelasan yang lebih konkret.
4) Active Learning.
Guru dapat membuat siswa berperan aktif baik secara fisik, mental, emosional.
Jadi, sebagai pengguna, seorang guru harus dapat memilih media yang tepat dengan
kebutuhan pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik dan materi
pembelajaran.
Pada tahap ini pilihlah dua orang sasaran/siswa yang dapat mewakili populasi target
dari media yang telah dibuat. Kedua orang tersebut hendaknya satu orang diambil
dari populasi yang kemampuannya di atas rata-rata, sedangkan yang satu orang lagi
kemampuannya di bawah rata-rata. Sajikan media tersebut kepada mereka secara
individual. Kalau media itu didesain untuk belajar mandiri, maka biarkanlah siswa
mempelajarinya, sementara itu kita mengamatinya. Dengan prosedur lain, dapat
dilaksanakan tahap-tahap sebagai berikut:
Dari kegiatan ini sebenarnya ada beberapa informasi yang dapat diperoleh
diantaranya: kesalahan pemilihan kata atau uraian-uraian tak jelas, kesalahan dalam
memilih lambang-lambang visual, kurang contoh, terlalu banyak atau sedikitnya
materi, urutan/ sequence yang keliru, pertanyaan atau petunjuk yang kurang jelas,
materi tidak sesuai dengan tujuan.
Pada tahap ini diujicobakan kepada sasaran/ siswa kurang lebih 10-20 siswa yang
dapat mewakili populasi target. Siswa/ sasaran yang dipilih untuk uji coba ini
hendaknya mencerminkan karekteristik populasi. Usahakan sampel tersebut terdiri
dari siswa/ sasaran berbagai tingkat kemampuan (pandai, sedang, kurang pandai),
jenis kelamin berbeda-beda (laki-laki dan perempuan), berbagai usia dan latar
belakang. Tahap-tahap yang perlu dilakukan adalah, sebagai berikut:
Evaluasi lapangan adalah tahap akhir dari evaluasi formatif yang perlu dilakukan.
Evaluasi lapangan dilakukan kapada sekitar 30 orang dengan berbagai karakteristik
seperti tingkat kepandaiannya, kelas, latar belakang, jenis kelamin, usia, sesuai
dengan karakteristik populasi. Satu hal yang perlu dihindari baik pada dua tahap
evaluasi terdahulu maupun evaluasi lapangan ini yaitu efek halo (halo effect). Hallo
effect muncul apabila kita mencobakan media kepada mereka yang belum pernah
melihat media tersebut. Jika demikian maka informasi yang diperoleh banyak
dipengaruhi oleh sifat kebaruan tersebut sehingga kurang dapat dipercaya. Tahap-
tahap yang perlu dilakukan adalah:
a) Pilih siswa sebanyak 30 orang yang betul-betul mewakili populasi.
b) Jelaskan kepada siswa maksud uji coba lapanngan dan hasil akhir yang
diharapkan. Usahakan siswa bersifat relaks/ santai dan berani uji coba
bukan menguji kemampuan mereka.
c) Berikan tes awal untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan
mereka mengenai topic yang menggunakan media tersebut.
d) Dajikan media yang sesuai dengan rencana pembuatannya.
e) Catat semua respon yang muncul dan waktu yang diperlukan dari siswa
selama penyajian.
f) Lakukan postes (tes akhir) untuk mengukur pencapaian hasil belajar
siswa setelah penyajian media tersebut. Hasil tes akhir dibandingkan
dengan tes awal yang digunakan untuk mengetahui efektivitas dan
efisiensi media yang dibuat tersebut.
g) Edarkan tes skala sikap kepada siswa yang dipilih tersebut untuk
mengetahui sikap mereka terhadap media yang digunakan.
h) Lakukan analisa terhadap data yang diperoleh melalui kegiatan-kegiatan
yang dilakukan, terutama mengenai kemampuan awal pretes, skor tes
awal dan tes akhir, waktu yang diperluakan, perbaikan dari bagian-
bagian yang sulit, pengajaran serta kecapatan sajian dan sebagainya.
Untuk tujuan praktis, beikut disajikan beberapa model daftar cek untuk meriview
dan mengevaluasi program dan media pengajaran dengan format yang sering
digunakan oleh para guru dikelas, antara lain media gambar diam, media grafis,
media visual yang diproyeksikan, mdia film dan televisi, dan komputer.
Evaluasi media pada akhirnya akan terkait dengan kondisi media itu sendiri. Media
yang ada harus di evaluasi tingkat kelayakan pakainya setiap saat sehingga jika akan
di gunakan tidak ada masalah dan langsung dapat di pakai. Dengan demikian
melalui evaluasi media ini akan dapat teridentivikasi secara lengkap. Media-media
mana saja yang sudah rusak parah, dalam kondisi rusak masih dapat di perbaiki
trmasuk media yang masih bagus dan layak pakai. Gambaran hasil identifikasi ini
akan sangat bermanfaat terhadap kelangsungan pemanfaatan media sebagai fariabel
yang sangat berpengaruh dalam peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Jika
berdasarkan hasil evaluasi media kerusakan atau ketidak pungsian media itu dapat di
perbaiki sendiri oleh guru, maka guru dapat lanfgsung memperbaikinya.
Adapun format evaluasi media yang akan disajikan meliputi evaluasi terhadap bahan
bacaan media gambar diam, media grafis, media yang diproyeksikan, media audio,
media video dan film, dan media computer yang dirinc
C. Kesimpulan
Evaluasi pembelajaran merupakan suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan
suatu pekerjaan di dalam pendidikan, sehubungan dengan hal tersebut maka evaluasi
merupakan alat untuk mengukur sampai dimana penguasaan murid terhadap bahan
pendidikan yang telah diberikan. Begitu juga di dalam media pembelajaran.
Evaluasi media pendidikan dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu evaluasi
formatif dan evaluasi sumatif.
Cara mengevaluasi media pembelajaran dengan cara evaluasi formatif terdiri dari
tiga tahapan yaitu:
Arif S. Sadiman dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996).
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2003).