Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

Dunia pendidikan dewasa ini hidup dalam dunia media, dimana kegiatan pembelajaran telah bergerak
menuju dikuranginya sistem penyampaian bahan pengajaran dengan metode ceramah dan diganti
dengan digunakannya media pembelajaran. Lebih-lebih pada kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada kompetensi-kompetensi yang terkait dengan keterampilan proses, maka dibutuhkan peranan
media pembelajaran. Pembelajaran yang dirancang secara baik dan kreatif dengan memanfaatkan
multimedia, dalam batas-batas tertentu akan dapat memperbesar kemungkinan siswa untuk belajar
lebih banyak mencamkan apa yang dipelajarinya, lebih baik, dan meningkatkan penampilan
(performance) siswa dalam rangka meningkatkan ketercapaian kompetensi. Media sebagai bagian
integral pembelajaran, komponen ini perlu mendapatkan perhatian para guru. Pentingnya media dalam
memfasilitasi peserta didik (pelajar), penyajiannya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang
ditetapkan. Hadirnya media dalam proses pembelajaran sangat membantu pelajar lebih memahami hal
yang dipelajari.

PEMBAHASAN

A. Media dan Pembelajaran

Berkenaan dengan perkembangan teknologi pembelajaran, peranan media menjadi sangat penting.
Media pembelajaran yang berupa mesin (teknologi) dipandang sebagai aplikasi ilmu pengetahuan dapat
berwujud media elektronik atau mesin pembelajaran lainnya menempati posisi strategis dalam
mempermudah dan memperlancar belajar. Jangkauan belajar juga menjadi lebih luas dan lebih cepat,
yang pada akhirnya penerapan teknologi pembelajaran memiliki kontribusi yang besar dalam belajar.
Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah itu berupa komponen sistem pembelajaran yang
telah disusun dalam fungsi seleksi, dan dalam pemanfaatan, serta dikombinasikan sehingga menjadi
sistem pembelajaran yang lengkap. Komponen-komponen ini meliputi pesan, orang, bahan, peralatan,
teknik dan latar. Komponen-komponen tersebut disebut juga sebagai komponen sumber belajar.

Penyediaan sumber belajar yang memadai bagi setiap sekolah akan memberikan arti penting bagi
peningkatan proses pembelajaran. Sumber belajar yang dimanfaatkan oleh sekolah atau dapat juga
dilakukan secara bersama akan lebih mempercepat pemerataan dan persebarluasan kualitas hasil
pembelajaran. Hal ini dapat terlaksana dengan baik apabila terdapat kerja sama yang baik diantara
sekolah yang ada termasuk juga kerja sama dengan lembaga lain dan masyarakat sekitarnya.

B. Peranan Media Pembelajaran

Pada saat mengajar, para guru sering dihadapkan pada persoalan-persoalan yang berkaitan dengan
bagaimana cara mempermudah belajar peserta didik (pelajar). Guru atau instruktur perlu memberi
kemudahan atau fasilitasi dalam menyampaikan informasi. Sebaliknya, peserta didik (pelajar) yang
memperoleh kemudahan dalam menerima informasi akan belajar lebih bergairah dan termotivasi.
Dalam usaha membantu peserta didik (pelajar) untuk memperoleh kemudahan belajarnya, ada banyak
unsur atau elemen yang harus diperhatikan. Unsur-unsur itu adalah tujuan yang ingin dicapai,
karakteristik peserta didik, isi bahan yang dipelajari, metode atau strategi yang digunakan, alat ukur atau
evaluasi. Walaupun, semua unsur telah diseleksi pada dasarnya kita kembali pada apa tujuan yang ingin
dicapai. Dan, tujuan itu sendirilah yang akhirnya menjadi tumpuan akhir aktivitas pembelajaran.
Sebagaiman dikemukakan di atas bahwa banyak unsur yang berpeng-aruh untuk mempermudah peserta
didik dalam memperoleh pengetahuan atau informasi.

Salah satu unsur itu adalah media pembelajaran. Pentingnya kehadiran media pembelajaran tentunya
sangat tergantung pada tujuan dan isi atau substansi pembelajaran itu sendiri. Kehadiran media dalam
pembelajaran juga ditentukan oleh cara pandang atau paradigma kita terhadap sistem pembelajaran.

Media memiliki berbagai peran dalam aktivitas pembelajaran. Selama ini, pembelajaran mungkin lebih
banyak tergantung pada keberadaan guru. Dalam situasi demikian, media mungkin tidak banyak
digunakan oleh guru. Atau, apabila digunakan media hanya sebatas sebagai “alat bantu” pembelajaran.
Pandangan demikian ini mengisyaratkan tidak adanya upaya pemberdayaan media dalam proses
pembelajaran. Sebaliknya, pembelajaran mungkin juga tidak memerlukan kehadiran guru.
Pembelajaran yang tidak tergantung pada guru, bahkan kerapkali diarahkan oleh siapa yang merancang
media tersebut. Dalam situasi pembelajaran yang berbasis pada guru, penggunaan media pembelajaran
secara umum adalah untuk memberikan dukungan suplementer secara langsung kepada guru. Media
pembelajaran yang dirancang secara memadai dapat meningkatkan dan memajukan belajar dan
memberikan dukungan pada pembelajaran yang berbasis guru dan tingkat keefektifan media
pembelajaran tergantung pada guru itu sendiri.

Apabila kita melihat pembelajaran sebagai sebuah sistem, maka unsur-unsur atau komponen-komponen
yang terlibat dalam sistem itu tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Artinya ketiadaan suatu unsur
akan berpengaruh terhadap jalannya sistem secara keseluruhan. Dapat kita simpulkan bahwa media
pembelajaran merupakan bagian integral dalam pembelajaran. Pandangan ini selanjutnya akan
mengarahkan pada cara pandang kita tentang media tersebut. Media harus hadir dalam setiap aktivitas
pembelajaran yang kita lakukan di kelas.

Lagi pula, kita harus memiliki komitmen terhadap keberadaan media pembelajaran, dimana
pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa dan didasarkan pada apa yang ingin dilakukan oleh
peserta didik, atau apa yang ingin dihasilkan oleh peserta didik ingin menjadi apa. Jika media digunakan
untuk memfasilitasi pembelajaran (proses belajar dan mengajar), maka media itu harus dipilih dan
digunakan karena media ini memiliki potensi untuk mempermudah belajar.

Kehadiran teknologi dan media pembelajaran tidak bisa lepas dari sejarah perkembangannya. Sejarah
perkembangan ini dibangun sejak awal abad 20-an, yang ditandai munculnya teori pendidikan atau
belajar. Setidak-tidak tiga pakar pendidikan seperti Dewey, Carter, dan Kilpatrick merupakan peletak
dasar tentang konsep teknologi pendidikan. Teknologi pendidikan ini pertama kali dilihat sebagai suatu
teknologi alat. Teknologi ini merujuk pada penggunaan peralatan, media dan perangkat keras untuk
mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian, istilah ini sama dengan ungkapan mengajar dengan alat
bantu audio-visual.

Peranan yang lain dari media dalam pembelajaran adalah


a) Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan
lingkungannya.

b) Media menghasilkan keseragaman pengamatan

c) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.

d) Media membangkitkan keinginan dan minat baru.

e) Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.

f) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan
abstrak.

Fungsi Media Pembelajaran

Fungsi Media Pembelajaran

Pada dasarnya, media adalah sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
Sebagai alat komunikasi, media pembelajaran menurut Oemar Hamalik memiliki fungsi yang luas di
antaranya:

a. Fungsi edukatif media komunikasi, yakni bahwa setiap kegiatan media komunikasi
mengandung sifat mendidik karena di dalamnya memberikan pengaruh pendidikan.

b. Fungsi sosial media komunikasi, media komunikasi memberikan informasi aktual dan
pengalaman dalam berbagai bidang kehidupan sosial orang.

c. Fungsi ekonomis media komunikasi, media komunikasi dapat digunakan secara


intensif pada bidang-bidang pedagang dan industri.

d. Fungsi politis media komunikasi, dalam bidang politik media komunikasi dapat
berfungsi terutama politik pembangunan baik material maupun spiritual.

e. Fungsi seni dan budaya media komunikasi, perkembangan ke bidang seni dan budaya
dapat tersebar lewat media komunikasi.

Sedangkan menurut Arif Sadiman, media pembelajaran memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk kata-kata tertulis
atau lisan belaka).

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti misalnya:

1) Obyek yang terlalu besar bisa digantikan oleh realita, gambar, film, atau model.

2) Obyek yang kecil dibantu oleh proyektor mikro, film bingkai, film atau gambar.
3) Gerak yang terlalu lamban atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau hagh speed
photograpy.

4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video,
film bingkai, foto atau pun secara verbal.

5) Obyek yang terlalu kompleks (misal mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram dan lain-
lain.

6) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim dan lain-lain) dapat divisualisasikan
dalam bentuk film, film bingkai, gambar dan lain-lain.

c. Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik,
dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:

1. Menimbulkan kegairahan belajar.

2. Memungkinkan belajar interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan
kenyataan.

3. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

d. Dengan sifatnya yang unik pada tiap siswa, ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang
berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka akan
banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri, apalagi bila latar belakang
lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini, dapat diatasi dengan kemampuan dalam:

1) Memberikan rangsangan yang sama.

2) Mempersamakan pengalaman.

3) Menimbulkan persepsi yang sama.

Dari uraian di atas, jelaslah bahwa fungsi media pembelajaran sangat berpengaruh terhadap pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan dalam pendidikan.

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media
pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan
mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respons yang
diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk
karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media
pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan
belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan
proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Di samping
membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan
pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan
memadatkan informasi.

Levie & Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pengajaran, khususnya media visual,
yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif, (c) fungsi kognitif, dan (d) fungsi kompensatoris.

Fungsi Atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau
menyertai teks materi pelajaran.

Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau
membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa,
misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras

Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa
lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

Fungsi kompensatoris media pengajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang
memberikan konteks: untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media
pengajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi
pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

Menurut Kemp dan Dayton, media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila
media itu akan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok yang besar jumlahnya, yaitu dalam hal

(1) memotivasi minat atau tindakan,


(2) menyajikan informasi, dan

(3) memberi instruksi

Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama
atau hiburan. Sedangkan untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka
penyajian informasi di hadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat sangat umum,
berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula
berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi.

Media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus
melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga
pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari
segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Di samping menyenangkan,
media pengajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi
kebutuhan perorangan siswa.

Manfaat Media dalam Pembelajaran

Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara
pembelajar dengan pebelajar sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi
secara lebih khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci. Kemp dan Dayton (1985) misalnya,
mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran, yaitu:

1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan

Setiap pembelajar mungkin mempunyai penafsiran yang berbeda-beda terhadap suatu konsep materi
pelajaran tertentu. Dengan bantuan media, penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehingga
dapat disampaikan kepada pebelajar secara seragam. Setiap pebelajar yang melihat atau mendengar
uraian suatu materi pelajaran melalui media yang sama, akan menerima informasi yang persis sama
seperti yang diterima oleh pebelajarpebelajar lain. Dengan demikian, media juga dapat mengurangi
terjadinya kesenjangan informasi diantara pebelajar di mana pun berada.

2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik

Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar,
gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi. Materi pelajaran yang dikemas melalui
program media, akan lebih jelas, lengkap, serta menarik minat pebelajar. Dengan media, materi sajian
bisa membangkitkan rasa keingintahuan pebelajar dan merangsang pelajar bereaksi baik secara fisik
maupun emosional. Jadi, media pembelajaran dapat membantu pembelajar untuk menciptakan suasana
belajar menjadi lebih hidup,tidak monoton, tidak membosankan.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
Jika dipilih dan dirancang secara baik,media dapat membantu pembelajar dan pelajar melakukan
komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembelajaran. Tanpa media, seorang pembelajar
mungkin akan cenderung berbicarasatu arah kepada pebelajar.Namun dengan media, pembelajar dapat
mengatur kelas sehingga bukan hanya pembelajar sendiri yang aktif tetapi juga pelajarnya.

4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga


Keluhan yang selama ini sering kitadengar dari pembelajar adalah, selalu kekurangan waktu untuk
mencapai target kurikulum. Sering terjadi pembelajar menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan
suatu materi pelajaran. Hal ini yang sebenarnya tidak harus terjadi jika pembelajar dapat memanfaatkan
media secara maksimal. Misalnya, tanpa media seorang pembelajar tentu saja akan menghabiskan
banyak waktu untuk mejelaskan sistem peredaran darah manusia atau proses terjadinya gerhana
matahari. Padahal dengan bantuan media visual, topik ini dengan cepat dan mudah dijelaskan kepada
anak. Biarkanlah media menyajikan materi pelajaran yang memang sulit untuk disajikan oleh pembelajar
secara verbal. Dengan media, tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu
dan tenaga seminimal mungkin. Dengan media, pembelajar tidak harus menjelaskan materi pelajaran
secara berulang-ulang, sebab hanya dengan sekali sajian menggunakan media, pebelajar akan lebih
mudah memahami pelajaran.

5. Meningkatkan kualitas hasil belajar

pebelajar Penggunaan media bukan hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi juga
membantu pebelajar menyerap materi pelajaran lebih mendalam dan utuh. Bila hanya dengan
mendengarkan informasi verbal dari pembelajar saja, pebelajar mungkin kurang memahami pelajaran
secara baik. Tetapi jika hal itu diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan, atau
mengalami sendiri melalui media, maka pemahaman pebelajar pasti akan lebih baik.

6. Media memungkinkan proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Media
pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga pebelajar dapat melakukan kegiatan
pembelajaran secara lebih leluasa, kapanpun dan dimanapun, tanpa tergantung pada keberadaan
seorang pembelajar. Program-program pembelajaran audio visual, termasuk program pembelajaran
menggunakan komputer, memungkinkan pebelajar dapat melakukan

kegiatan belajar secara mandiri, tanpa terikat oleh waktu dan tempat. Penggunaan media akan
menyadarkan pebelajar betapa banyak sumber-sumber belajar yang dapat mereka manfaatkan dalam
belajar. Perlu kita sadari bahwa alokasi waktu belajar di sekolah sangat terbatas, waktu terbanyak justru
dihabiskan pebelajar di luar lingkungan sekolah

7. Media dapat menumbuhkan sikap positif pebelajar terhadap materi dan proses belajar. Dengan
media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong pebelajar untuk mencintai
ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan. Kemampuan pebelajar
untuk belajar dari berbagai sumber tersebut, akan bisa menanamkan sikap kepada pebelajar untuk
senantiasa berinisiatif mencari berbagai sumber belajar yang diperlukan.
8. Mengubah peran pembelajar ke arah yang lebih positif dan produktif.

Dengan memanfaatkan media secara baik, seorang pembelajar bukan lagi menjadi satu-satunya sumber
belajar bagi pebelajar. Seorang pembelajar tidak perlu menjelaskan seluruh materi pelajaran, karena
bisa berbagi peran dengan media. Dengan demikian, pembelajar akan lebih banyak memiliki waktu
untuk memberi perhatian kepada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar
pebelajar, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain.

9. Media dapat membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih konkrit

Mengidentifikasi bentuk pasar dalam kegiatan ekonomi masyarakat misalnya dapat dijelaskan melalui
media gambar pasar dari yang tradisional sampai pasar yang modern, demikian pula materi pelajaran
yang rumit dapat disajikan secara lebih sederhana dengan bantuan media. Misalnya materi yang
membahas tentang pusat pusat kerajaan Islam dinusantara dapat disampaikan dengan penggunaan peta
atau atlas, sehingga pebelajar dapat dengan mudah memahami pembelajaran tersebut.

10. Media juga dapat mengatasi kendala keterbatasan ruang dan waktu

Sesuatu yang terjadi di luar ruang kelas, bahkan di luar angkasa dapat dihadirkan di dalam kelas melalui
bantuan media. Demikian pula beberapa peristiw yang telah terjadi di masa lampau, dapat kita sajikan di
depan pebelajar sewaktuwaktu. Dengan media pula suatu peristiwa penting yang sedang terjadi di
benua lain dapat dihadirkan seketika di ruang kelas.

11. Media dapat membantu mengatasi keterbatasan indera manusia

Obyek-obyek pelajaran yang terlalu kecil, terlalu besar atau terlalu jauh, dapat kita pelajari melalui
bantuan media. Demikian pula obyek berupa proses/kejadian yang sangat cepat atau sangat lambat,
dapat kita saksikan dengan jelas melalui media, dengan cara memperlambat, atau mempercepat
kejadian. Misalnya, proses perkembangan janin dalam kandungan selama sembilan bulan, dapat
dipercepat dan disaksikan melalui media hanya dalam waktu beberapa menit saja.

SIMPULAN

Sumber belajar yang ada di seputar kita yang semua itu dapat kita manfaatkan untuk keperluan belajar.
Sekali lagi, pembelajar hanya merupakan salah satu dari sekian banyak sumber belajar yang ada. Media
merupakan salah satu komponen pembelajaran, Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian
yang harus mendapat perhatian pembelajar dalam setiap kegiatan pembelajaran. Banyak jenis media
yang bisa dipilih, dikembangkan dan dimanfaatkan sesuai dengan kondisi waktu, biaya maupun tujuan
pembelajaran yang dikehendaki. Setiap jenis media memiliki karakteristik tertentu yang perlu kita
pahami, sehingga kita dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada di
lapangan. Melalui berbagai metode dan media pembelajaran, pebelajar akan dapat banyak berinteraksi
secara aktif dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki pebelajar, tentu saja media yang
digunakan dalam proses dan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pada hakekatnya media pendidikan
juga merupakan media komunikasi, karena proses pendidikan juga merupakan proses komunikasi. yang
secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang telah dirumuskan secara khusus.
Tidak semua media pendidikan adalah media pembelajaran, tetapi setiap media pembelajaran pasti
termasuk media pendidikan. Media harus dapat kita manfaatkan secara maksimal untuk membantu
pebelajar mencapai tujuan belajarnya. Alangkah minimnya pengalaman belajar peserta didik kita, jika
mereka hanya memperoleh informasi dari sumber-sumber yang terbatas. Masih banyak sumber belajar
lain yang dapat kita manfaatkan untuk membuat pebelajar kita belajar. Peran penting pembelajar adalah
mengupayakan agar setiap pebelajarnya dapat berinteraksi dengan sebanyak mungkin sumber belajar.
Pemanfaatan media pada dasamya dimaksudkan untuk membantu agar kegiatan pembelajaran lebih
efektif mencapai tujuan dan efisien dalam hal tenaga, waktu dan biaya

Anda mungkin juga menyukai