Anda di halaman 1dari 11

FUNGSI, DAN PERAN MEDIA PEMBELAJARAN

SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BELAJAR


SISWA

M. Miftah
Peneliti bidang pendidikan pada BPMP Kemdikbud
(hasanmiftah@yahoo.com)

Abstrak:
Dunia pendidikan dewasa ini hidup dalam dunia media, dimana kegiatan pembelajaran
telah bergerak menuju dikuranginya sistem penyampaian bahan pengajaran dengan
me- tode ceramah dan diganti dengan digunakannya media pembelajaran. Lebih-lebih
pada kegiatan pembelajaran yang menekankan pada kompetensi-kompetensi yang
terkait dengan keterampilan proses, maka dibutuhkan peranan media pembelajaran.
Pembe- lajaran yang dirancang secara baik dan kreatif dengan memanfaatkan
multimedia, dalam batas-batas tertentu akan dapat memperbesar kemungkinan siswa
untuk belajar lebih banyak mencamkan apa yang dipelajarinya, lebih baik, dan
meningkatkan penampilan (performance) siswa dalam rangka meningkatkan
ketercapaian kompetensi. Media sebagai bagian integral pembelajaran, komponen ini
perlu mendapatkan perhatian para guru. Pentingnya media dalam memfasilitasi peserta
didik (pebelajar), penyajiannya disesuai- kan dengan tujuan pembelajaran yang
ditetapkan. Hadirnya media dalam proses pembe- lajaran sangat membantu pebelajar
lebih memahami hal yang dipelajari.

Kata kunci: peran dan fungsi, media pembelajaran, belajar.


Abstract:
The world of education today live in a media world, where learning activities have been
moved towards the reduction of the delivery system with the lecture method of teaching
material and replaced with the use of instructional media. More on learning activities
that emphasize the competencies associated with process skills , then takes the role of
instruc- tional media. Good learning and creatively designed to take advantage of
multimedia, within certain limits will be able to increase the likelihood of students to
learn more imbibe what they learn, the better, and improve performance (performance)
in order to improve student achievement of competencies. Media as an integral part of
learning, these compo- nents need to get the attention of the teacher. The importance of
the media in facilitating learners ( learners ), presentation tailored to the learning
objectives set. The presence of media in the learning process greatly help learners better
understand the lessons.

Key words: the role and function , learning media , learning .

1
A. PENDAHULUAN agar tujuan yang diinginkan dapat
Berkenaan dengan persoalan ren- ter- capai dengan mudah. Pada
dahnya partisipasi pebelajar dan akhirnya, pemanfaatan dan
khususnya kualitas hasil belajar maka penggunaan media menujang
proses pembelajaran perlu mendapat- efektivitas, efisiensi, dan daya tarik
kan perhatian penuh. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran.
perlu adanya upaya-upaya guna me- Itulah sebabnya, guru atau pem-
ningkatkan minat dan motivasi pada belajar perlu melakukan perencanaan
pebelajar agar mutu atau kualitas be- secara matang ketikan merancang
lajarnya semakin maju dan semakin pembelajaran di kelas. Menyadari
aktif berperan dalam aktivitas proses akan pentingnya media dalam proses
pembelajaran, yang pada gilirannya pembelajaran, pada kesempatan yang
dapat meningkatkan kualitas hasil be- sangat baik ini kita (para guru) mulai
lajarnya. Untuk maksud di atas, salah sadar bahwa tanpa media proses
satu upaya yang dilakukan adalah pem- belajaran tidak akan
pembelajaran yang dirancang secara berlangsung efek- tif.
sistematis, dengan cara memberdaya-
kan teknologi pembelajaran dan me- B. KAJIAN LITERATUR
dia pembelajaran di kelas. Dengan de- Media dan Pembelajaran
mikian, perlu adanya komitmen para Berkenaan dengan perkemban-
guru yang lebih menekankan pada gan teknologi pembelajaran, peranan
pemberdayaan teknologi pembelajar- media menjadi sangat penting. Me-
an dan media pembelajaran di kelas. dia pembelajaran yang berupa mesin
Dengan demikian, kemudahan demi
(teknologi) dipandang sebagai aplika-
kemudahan akan semakin mendesak
si ilmu pengetahuan dapat berwujud
kita untuk melakukan information ap-
media elektronik atau mesin pembe-
proching, yang pada gilirannya akan
lajaran lainnya menempati posisi stra-
melahirkan manusia-manusia
tegis dalam mempermudah dan
berbasis teknologi informasi, atau
mem- perlancar belajar. Jangkauan
masyarakat berbasis teknologi.
belajar juga menjadi lebih luas
Mengingat kedudukannya dalam
konteks pembelajaran, media sebagai (distance learn- ing) dan lebih cepat
bagian integral pembelajaran, kom- (access to internet or learning through
ponen ini perlu mendapatkan computer), yang pada akhirnya
perhatian para guru. Pentingnya penerapan teknologi pem- belajaran
media dalam memfasilitasi peserta memiliki kontribusi yang besar dalam
didik (pebela- jar), penyajiannya belajar. Apakah yang di- maksud
disesuaikan dengan tujuan teknologi pembelajaran itu?
pembelajaran yang ditetapkan. Teknologi pembelajaran adalah suatu
Hadirnya media dalam proses pem- proses yang kompleks dan terpadu
belajaran sangat membantu pebelajar yang melibatkan orang, prosedur,
lebih memahami hal yang dipelajari. ide, peralatan, dan organisasi, untuk
Oleh sebab itu, pemilihan dan peng- menganalisis masalah, mencari cara
gunaan media harus benar-benar pemecahan masalah, melaksanakan,
tepat mengevaluasi dan mengelola pemeca-

2
han masalah dalam situasi di mana tara yang dipakai orang penyebar ide,
kegiatan belajar itu mempunyai tu- sehingga gagasan itu sampai kepada
juan yang terkontrol. penerima. Sedangkan, McLuhan
Dalam teknologi pembelajaran, mem- berikan batasan yang intinya
pemecahan masalah itu berupa kom- bahwa media sarana yang disebut
ponen sistem pembelajaran yang te- saluran, karena pada hakekatnya
lah disusun dalam fungsi disain atau media telah memperluas dan
seleksi, dan dalam pemanfaatan, serta memperpanjang ke- mampuan
dikombinasikan sehingga menjadi manusia untuk merasakan,
sistem pembelajaran yang lengkap. mendengar dan melihat dalam batas
Komponen-komponen ini meliputi: jarak dan waktu tertentu, kini dengan
pesan, orang, bahan, peralatan, teknik bantuan media batas-batas itu ham-
dan latar. Komponen-komponen pir menjadi tidak ada. Dan selanjut-
terse- but disebut juga sebagai nya Blacks dan Horalsen berpenda-
komponen sumber belajar. pat, media adalah saluran komunikasi
Penyediaan sumber belajar (learn- atau medium yang digunakan untuk
ing resources) yang memadai bagi set- membawa atau menyampaikan suatu
iap sekolah atau mungkin gugus pesan, di mana medium itu merupa-
seko- lah (school cluster) akan kan jalan atau alat dengan mana suatu
memberikan arti penting bagi pesan berjalan antara komunikator ke
peningkatan proses pembelajaran. komunikan.
Sumber belajar yang dimanfaatkan Berdasarkan pada batasan-batasan
oleh sekolah atau dapat juga di atas, maka dapatlah diambil kesim-
dilakukan secara bersama (sha- ring pulan bahwa media adalah suatu alat
resources) akan lebih memperce- pat atau sarana atau perangkat yang ber-
pemerataan dan persebarluasan fungsi sebagai perantara atau saluran
kualitas hasil pembelajaran. Hal ini atau jembatan dalam kegiatan komu-
dapat terlaksana dengan baik apabila nikasi (penyampaian dan penerimaan
terdapat kerja sama yang baik dian- pesan) antara komunikator (penyapai
tara sekolah yang ada termasuk juga pesan) dan komunikan (penerima pe-
kerja sama dengan lembaga lain dan san).
masyarakat sekitarnya. Sedangkan, istilah pembelajaran
atau pengajaran (ungkapan yang lebih
Pengertian Media Pembelajaran banyak dikenal sebelumnya), adalah
Media dalam arti sempit berarti
upaya untuk membelajarkan pebelajar.
komponen bahan dan komponen alat
dalam sistem pembelajaran. Dalam Membelajarkan berarti usaha
arti luas media berarti pemanfaatan membuat seseorang belajar. Dalam
secara maksimum semua komponen upaya pem- belajaran terjadi
sistem dan sumber belajar di atas un- komunikasi antara pebelajar (siswa)
tuk mencapai tujuan pembelajaran dengan guru, pem- belajar atau
tertentu. pengajar (ungkapan yang lebih umum
Menurut Hamidjojo yang dimak- digunakan sebelumnya), sehingga
sud media ialah semua bentuk peran- proses pembelajaran seperti ini
adalah sebagai bagian proses ko-

3
Jurnal KWANGSAN Vol. 1 - Nomor 2, Desember 2013

munikasi antar manusia (dalam hal dia yang ada untuk kegiatan pembe-
ini yaitu antara pembelajar dan lajaran. Masih banyak kecenderungan
pebelajar). Meskipun dapat saja terjadi bahwa para siswa dibiasakan untuk
komunika- si langsung antara mendengarkan apa yang diajarkan
pebelajar dengan bahan oleh guru, kemudian mencatat dan di-
pembelajaran, di sana ada pe- ranan paksa untuk menghafalkannya di luar
media pembelajaran. kepala. Keadaan semacam ini jelas
Batasan pembelajaran secara im- akan menghasilkan sikap verbalistik,
plisit terdapat beberapa kegiatan, yang menyebabkan peserta didik
yaitu meliputi; kegiatan memilih, men- jadi pasif dan kegiatan
menetap- kan, dan mengembangkan pembelajaran menjadi cepat
metode un- tuk mencapai hasil menjemukan. Untuk itu dalam rangka
pembelajaran yang diinginkan. Dalam mengembangkan pem- belajaran yang
upaya bagaimana membelajarkan menyenangkan (joyful learning / joyfull
pebelajar itulah pe- ranan media tidak class) serta mengak- tifkan siswa,
bisa dipisahkan dari kegiatan penggunaan multimedia
pembelajaran. Pembelajaran dalam pembelajaran akan sangat membantu
hal ini dipandang sebagai suatu kegiatan pembelajaran.
sistem, yaitu sistem pembelajaran Betapa pentingnya fungsi multi-
atau lebih dikenal sebagai sistem media di dalam kegiatan pembelajar-
instruk- sional. Sebagai suatu sistem an dapat dijelaskan sebagai berikut.
pembe- lajaran meliputi komponen- Pada awalnya media hanya berfungsi
komponen yang satu sama lain tidak sebagai alat visual (alat peraga) dalam
dapat dipi- sahkan, melainkan saling kegiatan pembelajaran, yaitu berupa
berkaitan dan memiliki efek sinergi sarana yang dapat memberikan peng-
(nilai lebih). Komponen itu meliputi alaman visual kepada siswa, guna
tujuan, isi, me- tode atau strategi meningkatkan motivasi belajar, mem-
pembelajaran, media dan sumber perjelas serta mempermudah konsep
belajar serta evaluasi hasil belajar. yang abstrak, dan mempertinggi re-
Jadi pengertian media pembelajar- tensi (daya serap) siswa.
an secara singkat dapat dikemukakan Pada kira-kira pertengahan abad
sebagai sesuatu (bisa berupa alat, ba- ke-20, dengan masuknya pengaruh
han, atau keadaan) yang digunakan dari teknologi audio, lahirlah peraga
sebagai perantara komunikasi dalam
audio visual yang menekankan
kegiatan pembelajaran. Jadi ada tiga
penggunaan pengalaman konkret
konsep yang mendasari batasan
media pembelajaran di atas yaitu untuk menghin- dari verbalisme.
konsep ko- munikasi, konsep sistem Dalam usaha untuk memanfaatkan
dan konsep pembelajaran. media sebagai alat ban- tu mengajar
ini Edgar Dale (1969) da- lam
Jenis Pembelajaran dengan Media bukunya “Audio visual methods in
teaching”membuat klasifikasi pengala
Pembelajaran
- man berlapis menurut
Dewasa ini masih banyak guru- jenjang/tingkat dari yang paling
guru yang enggan memanfaatkan me- konkret ke yang pal- ing abstrak.
Klasifikasi tersebut kemu-
4
dian menjadi sangat popular/terkenal (1977), tokoh dalam bidang teknologi,
dengan nama Kerucut Pengalaman media dan metode pembelajaran, me-
(the cone of experience) dari Edgar Dale, mandang bahwa media itu sebagai
yang terdiri dari 11 jenjang, meliputi: central-elements, dengan mengatakan:
pengalaman langung, observasi, par- “Media are regarded as central-elements
tisipasi, demonstrasi, wisata, TV, film, in the approach to the systematic
radio, visual, simbol visual dan lam- instruction”. Program pembelajaran
bang verbal (kata-kata). Pada waktu yang termasuk di dalamnya (involve)
itu guru-guru amat terpikat pada media pembe- lajaran dilaksanakan
kerucut pengalaman ini, karena dapat secara sistematik berdasarkan
dipakai sebagai pedoman dalam kebutuhan dan karakter- istik siswa
memilih alat bantu apa yang sesuai serta diarahkan kepada pe- rubahan
untuk dipergu- nakan oleh guru. tingkah laku sesuai dengan
Pada akhir tahun 1950-an, teori kompetensi yang harus dikuasai.
komunikasi mulai mempengaruhi Dengan konsepsi yang semakin
penggunaan alat bantu audio-visual, mantap itu, fungsi media dalam ke-
sehingga fungsi media sebagai alat giatan pembelajaran tidak lagi
pe- raga mulai bergeser menjadi sekedar peraga bagi guru melainkan
penyalur pesan/informasi belajar. pembawa informasi/pesan
Tahun 1960-an, teori tingkah laku pembelajaran yang dibutuhkan siswa.
(behaviorism-theory) ajaran BF.Skinner, Dengan demikian pola interaksi
mulai mempengar- uhi penggunaan edukatif akan lebih ber- variasi hingga
media dalam kegia- tan pembelajaran. meliputi 5 pola berikut:
Menurut teori ini mendidik adalah 1). Sumber berupa orang saja (sep-
mengubah tingkah laku siswa. erti yang kebanyakan terjadi di seko-
Karenanya orientasi tujuan lah kita sekarang), 2). Sumber berupa
pembelajaran (tujuan instruksional) orang yang dibantu oleh/dengan sum-
haruslah mengarah kepada ber lain. 3). Sumber berupa orang ber-
perubahan tingkah laku siswa. Teori sama dengan sumber lain
ini mendor- ong diciptakannya media berdasarkan suatu pembagian
yang dapat mengubah tingkah laku tanggung jawab. 4). Sumber lain saja
siswa sebagai hasil kegiatan tanpa sumber berupa orang. 5).
pembelajaran. Media pembelajaran Kombinasi dari keempat pola tersebut
yang terkenal sebagai produk dari dalam bentuk suatu sistem.
teori ini adalah teaching- machine dan Bila digambarkan dalam bentuk
programmed-instruction. bagan, pola tersebut menjadi sebagai
Sejak tahun 1965 di mana peng- berikut:
gunaan pendekatan sistem (system
approach) mulai memasuki khasanah
pendidikan maupun kegiatan pem-
belajaran. Pendekatan sistem ini men-
dorong digunakannya media sebagai
bagian integral dalam program pem-
belajaran. Bahkan James W. Brown

5
Jurnal KWANGSAN Vol. 1 - Nomor 2, Desember 2013

KURIKULUM

MEDIA

GURU GURU GURU MEDIA MEDIA

PESERTA DIDIK

Fungsi Media Pembelajaran Terakhir, keempat, yaitu memberikan


Ada beberapa pendapat tentang stimulasi belajar, terutama rasa ingin
fungsi media pembelajaran. Peranan tahu pebelajar. Daya ingin tahu perlu
media dalam kegiatan pembelajaran dirangsang agar selalu timbul rasa ke-
merupakan bagian yang sangat ingintahuan yang harus penuhi mela-
menen- tukan efetivitas dan efisiensi lui penyediaan media.
pencapa- ian tujuan pembelajaran. Rowntree dalam mengemuka-
McKown dalam bukunya “Audio kan enam fungsi media, yaitu: 1)
Visual Aids To Instruction” membangkitkan motivasi belajar, 2)
mengemukakan empat fungsi media. mengulang apa yang telah dipelajari,
Keempat fungsi tersebut adalah 3) menyediakan stimulus belajar, 4)
sebagai berikut. Pertama, me- ngubah mengaktifkan respon siswa, 5) mem -
titik berat pendidikan formal, yang berikan umpan balik dengan segera,
artinya dengan media pembe- lajaran dan 6) menggalakkan latihan yang se-
yang tadinya abstrak menjadi rasi.
kongkret, pembelajaran yang tadi- Media juga berfungsi secara
nya teoritis menjadi fungsional prak- efek- tif dalam konteks pembelajaran
tis. Kedua, membangkitkan motivasi yang berlangsung tanpa menuntut
belajar, dalam hal ini media menjadi keha- diran guru. Media sering dalam
motivasi ekstrinsik bagi pebelajar, se- ben- tuk “kemasan” untuk mencapai
bab penggunaan media pembelajaran tujuan pembelajaran. Dalam halsituasi
menjadi lebih menarik dan memusat- seperti ini, tujuan telah ditetapkan,
kan perhatian pebelajar. Ketiga, mem- petunjuk atau pedoman kerja untuk
berikan kejelasan, agar pengetahuan mencapai tujuan telah diberikan,
dan pengalaman pebelajar dapat le- bahan-bahan atau material telah
bih jelas dan mudah dimengerti maka disusun dengan rapih, dan alat ukur
media dapat memperjelas hal itu. atau evaluasi juga

6
disertakan. Media pembelajaran yang Salah satu unsur itu adalah media
mempersyaratkan situasi seperti di pembelajaran. Pentingnya kehadiran
atas dapat berwujud modul, paket be- media pembelajaran tentunya sangat
lajar, kaset dan perangkat lunak kom- tergantung pada tujuan dan isi atau
puter yang dipakai oleh peserta didik substansi pembelajaran itu sendiri.
(pebelajar) atau peserta pelatihan. Da- Kehadiran media dalam pembelajar-
lam kondisi ini, guru atau instruktur an juga ditentukan oleh cara pandang
berfungsi sebagai fasilitator pembela- atau paradigma kita terhadap sistem
jaran. pembelajaran.
Media memiliki berbagai peran
Peranan Media Pembelajaran dalam dalam aktivitas pembelajaran. Se-
Konteks Belajar lama ini, pembelajaran mungkin lebih
Pada saat mengajar, para guru banyak tergantung pada keberadaan
sering dihadapkan pada persoalan guru. Dalam situasi demikian, media
- persoalan yang berkaitan dengan mungkin tidak banyak digunakan
bagaimana cara mempermudah be- oleh guru. Atau, apabila digunakan
lajar peserta didik (pebelajar). Guru media hanya sebatas sebagai “alat
atau instruktur perlu memberi kemu- bantu” pembelajaran. Pandangan
dahan atau fasilitasi dalam menyam-
demikian ini mengisyaratkan tidak
paikan informasi. Sebaliknya, peserta
adanya upa- ya pemberdayaan media
didik (pebelajar) yang memperoleh
dalam proses pembelajaran.
kemudahan dalam menerima infor-
Sebaliknya, pembela- jaran mungkin
masi akan belajar lebih bergairah dan
juga tidak memerlukan kehadiran
termotivasi. Dalam usaha membantu
peserta didik (pebelajar) untuk mem- guru. Pembelajaran yang tidak
peroleh kemudahan belajarnya, ada tergantung pada guru, instructor-
banyak unsur atau elemen yang harus independent instruction, atau disebut
diperhatikan. Unsur-unsur itu adalah juga sebagai “self-instruction,“ bahkan
tujuan yang ingin dicapai, karakteris- kerapkali diarahkan oleh siapa yang
tik peserta didik (pebelajar), isi bahan merancang media tersebut. Dalam
yang dipelajari, cara atau metode atau situasi pembelajaran yang berbasis
strategi yang digunakan, alat ukur pada guru, instructor-based instruction,
atau evaluasi, serta balikan. Walau- penggunaan media pembelajaran se-
pun, semua unsur telah diseleksi pada cara umum adalah untuk memberikan
dasarnya kita kembali pada apa dukungan suplementer secara lang-
tujuan yang ingin dicapai. Dan, tujuan sung kepada guru. Media pembelajar-
itu sendirilah yang akhirnya menjadi an yang dirancang secara memadai
tum- puan akhir aktivitas dapat meningkatkan dan memajukan
pembelajaran. belajar dan memberikan dukungan
Sebagaiman dikemukakan di atas pada pembelajaran yang berbasis
bahwa banyak unsur yang berpeng- guru dan tingkat keefektifan media
aruh untuk mempermudah peserta pembe- lajaran tergantung pada guru
didik (pebelajar)pebelajar dalam itu sen- diri.
mem- peroleh pengetahuan atau
Apabila kita melihat pembelaja-
informasi.

7
Jurnal KWANGSAN Vol. 1 - Nomor 2, Desember 2013

ran sebagai sebuah sistem, maka un- ini merujuk pada penggunaan peralat-
sur-unsur atau komponen-komponen an, media dan perangkat keras untuk
yang terlibat dalam sistem itu tidak mencapai tujuan pendidikan. Dengan
dapat dipisahkan satu sama lainnya. demikian, istilah ini sama dengan
Artinya ketiadaan suatu unsur akan ung- kapan mengajar dengan alat
berpengaruh terhadap jalannya sistem bantu au- dio-visual.
secara keseluruhan. Pendek kata, da- Bidang ini merupakan hasil dari
pat kita simpulkan bahwa media perpaduan tiga hal, yaitu: media da-
pem- belajaran merupakan bagian lam pendidikan, psikologi pembe-
integral dalam pembelajaran. lajaran, dan pendekatan sistem dalam
Pandangan ini selanjutnya akan pendidikan. Perkembangan teknologi
mengarahkan pada cara pandang kita pembelajaran modern terjadi pasca
tentang media terse- but. Media harus perang dunia kedua. Dua pakar pen-
hadir dalam setiap aktivitas didikan yang memiliki kontribusi be-
pembelajaran yang kita laku- kan di sar bagi kelahiran teknologi pembe-
kelas. lajaran modern ini adalah Edgar Dale
Lagipula, kita harus memiliki dan James Finn. Dale terkenal dengan
komitmen terhadap keberadaan kerucut pengamalannya (The Cone of
media pembelajaran, di mana Experience). Kerucut pengalaman ini
pembelajaran harus dirancang berfungsi sebagai suatu visual yang
sedemikian rupa dan didasarkan pada sama dengan tingkat konkrit dan abs-
apa yang ingin di- lakukan oleh traksi metode mengajar dan media
peserta didik (pebelajar), atau apa pembelajaran.
yang ingin dihasilkan oleh peserta Tujuan kerucut pengalaman ini
didik (pebelajar), atau peserta didik adalah ingin merepresentasikan ting-
(pebelajar) ingin menjadi apa. Jika kat pengalaman, yaitu dari pengala-
media digunakan untuk mem- man yang langsung atau konkritkong-
fasilitasi pembelajaran (proses belajar kret menunju pengalaman yang
dan mengajar), maka media itu harus paling abstrak (simbolis). Hubungan
dipilih dan digunakan karena media konkrit dan abstrak ini bersifat
ini memiliki potensi untuk memper- kontinum.
mudah belajar. Dale berkeyakinan bahwa sim-
Kehadiran teknologi dan media bol-simbol dan ide-ide yang bersifat
pembelajaran tidak bisa lepas dari abstrak hanya dapat dipahami dengan
sejarah perkembangannya. Sejarah lebih mudah dan dipertahankan oleh
perkembangan ini dibangun sejak peserta didik (pebelajar) manakala
awal abad 20-an, yang ditandai mun- pengalaman-pengalaman ini diban-
gun atas dasar pengalaman konkrit-
culnya teori pendidikan atau belajar.
kongkret. Kerucut pengalaman Dale
Setidak-tidak tiga pakar pendidikan ini didasarkan pada teori pendidikan
seperti Dewey, Carter, dan Kilpatrick yang dikembangkan oleh Dewey,
merupakan peletak dasar tentang yang pada saat itu sangat banyak
kon- sep teknologi pendidikan. dianut.
Teknologi pendidikan ini pertama kali Kerucut ini pertama kali
dilihat se- bagai suatu teknologi alat. berusaha membangun alasan dasar
Teknologi (rasional)

8
Gambar 1: Kerucut Pengalaman menurut Edgar Dale

yang mencakup baik teori belajar Accurate : Benar (dapat diper-


mau- pun komunikasi audiovisual. tanggungjawabkan)
Kerucut Pengalaman Dale dapat Legitimate : Masuk akal/sah
diperiksa pada gambar 1 di atas. Adapun menurut Kentut
(2009),
Prinsip-Prinsip Pengembangkan Me- bahwa pengembangan media harus
dia untuk Pembelajaran. di- lakukan sesuai dengan prinsip-
Secara umum untuk mengem- prinsip pengembangan media
bangkan multimedia pembelajaran pembelajaran. Beberapa prinsip
perlu diperhatikan prinsip VISUALS, berikut perlu Anda pertimbangkan
yang dapat digambarkan sebagai ketika akan mengem- bangkan media
sing- katan dari kata-kata: pembelajaran.
Pertama, harus dikembang-
Visible : Mudah dilihat
kan sesuai dengan prosedur pengem-
Interesting : Menarik
bangan instruksional, karena pada
Simple : Sederhana
dasarnya media presentasi yang kita
Useful : Isinya berguna / bahas di modul ini adalah untuk ke-
ber manfaat perluan pembelajaran. Jika kita tidak
menerapkan prinsip ini, maka bahan
presentasi yang kita hasilkan akan

9
Jurnal KWANGSAN Vol. 1 - Nomor 2, Desember 2013

menjadi tidak efektif untuk mencapai pada umumnya dan pembelajaran se-
tujuan pembelajaran. Atau malah mi- cara khusus telah memberikan kon-
rip seperti bahan presentasi untuk in- tribusi atau sumbangan besar dalam
formasi pada umumnya. rangka menyediakan dan melaksana-
Kedua, harus diingat bahwa kan pemecahan masalah guna mem-
media pembelajaran berfungsi beri kemungkinan belajar. Pemecahan
sebagai bahan pendukung belajar masalah belajar yang ditawarkan ini
siswa, bukan merupakan media berupa penyediaan sumber belajar,
pembelajaran yang akan dipelajari baik yang sengaja dirancang maupun
secara mandiri oleh sasaran. Media yang dipilih dan kemudian
pembelajaran kurang cocok dimanfaat- kan.
digunakan sebagai bahan belajar yang Media pembelajaran ini memi-
bersifat pengayaan. Ini berbeda liki dampak yang amat besar terhadap
dengan program multimedia interak- struktur organisasi kelembagaan pen-
tif. Oleh karena itu pesan-pesan yang didikan baik pada tingkat makro
disajikan dalam media presentasi se- mau- pun tingkat mikro. Dampak ini
baiknya dibuat secara garis besar dan da- pat dirasakan dalam tiga hal,
tidak detail, sebab penjelasan secara yaitu: 1) mengubah pengambilan
detail akan disajikan oleh penyajinya keputusan, 2) menciptakan pola
atau guru. pembelajaran baru,
Ketiga, pengembang media dan 3) memungkinkan adanya bentuk
pembelajaran seyogyanya memper- alternatif baru dalam kelembagaan
timbangkan atau menggunakan se- pendidikan.
cara maksimal segala potensi dan Ada tiga tugas pokok guru atau
karakteristik yang dimiliki oleh jenis pembelajar yang amat penting, yaitu
media pembelajaran ini. Unsur-unsur sebagai perancang (designer), pelak-
yang perlu didayagunakan pada sana (executor), dan penilai (evalu-
pem- buatan media pembelajaran ini ator). Tugas ini memerlukan suatu
antara lain memiliki kemampuan perhatian khusus karena atas dasar
untuk me- nampilkan teks, gambar, pelaksanaan tugas inilah seorang
animasi, dan unsur audio-visual. guru atau pembelajar seharusnya
Sedapat mungkin unsur-unsur membuat keputusan terhadap baik
tersebut dapat diman- faatkan secara kepada ak- tivitas peserta didik
maksimal dalam pem- buatan media (pebelajar) selu- ruh kelas maupun
pembelajaran yang akan dibuat. secara perseorang- an. Semua tugas
Keempat, prinsip kebenaran yang dilakukan dan diemban oleh
materi dan kemenarikan sajian. Materi guru atau pembelajar, yaitu
yang disajikan harus benar substansi- penerapan pendekatan pembe-
nya dan disajikan secara menarik lajaran aktif dan bermakna bertumpu
pula. dari peningkatan aktivitas seseorang
dalam menumbuhkan prakarsa dan
C. PENUTUP kreativitas, yang dapat dilihat dari
Media dalam dunia pendidikan tujuan nasional dan mengisyaratkan
pembangunan manusia seutuhnya,

10
yang mampu berdiri sendiri dan juga GBIM, Peta Kompetensi, Peta Konsep,
mampu bertanggung jawab atas Jabaran, di Hotel Kusuma Madya Band-
pem- bangunan sesamanya. ungan pada tanggal 1 – 4 April 2008.
Se- marang: BPM Semarang: tidak
PUSTAKA ACUAN diter- bitkan.
AECT. (2004). The definition and domainof
the field. Washington, D.C.: Associa- Salomon, G. (2009) Interaction of media,
tion for Educational Communication cognition, and learning. Hillsdale, NJ:
and Technology. Lawrence Erlbaum Associates, Pub-
lishers.
Ade Kusnandar. (2006). Tips dan trik pem-
buatan multimedia pembelajaran inter- Seels, B.B. & Richey, R.C. (2004) Instruc-
aktif. Jakarta: Dir. Pembinaan SMA. tional technology: The definition
and domains of the field. Washington,
Dick, Walter, Lou Carrey and James O DC: Association for Educational
Carey. (2005). The Systematic Design Com- munication and Technology.
of Instruction. Boston: Pearson, Allyn
and Bacon. Smaldino, S.E Russell, J.D., Heinich, R., &
Molenda, M. (2002) Instructional me-
Gagne, R.M. (2002) The condition of learn-
dia and technologies for learning. Upper
ing. New York: Holt, Rinehart and Saddle River, NJ: Pearson Education,
Winstone. Inc.
Heinich, R., Molenda, M., Russell, J.D., &
Smaldino, S.E (2002) Instructional me-
dia and technologies for learning. Upper
Saddle River, NJ: Pearson Education, **************************************
Inc.

JusuAadi Miarso, dkk., (1990) Teknologi


Komukikasi Pendidikan: Pengertian dan
Penerapannya di Indonesia. Jakarta:
Pustekkom Dikbud dan CV Rajawali.

Kentut. (2009). Pembuatan Media Presenta-


si. Jakarta: Pustekkom Kemdikbud.

Mukminan, (2006) Desain Pembelajaran.


FPIPS IKIP Yogyakarta.

Punaji, S. (2008). Pengertian, Fungsi, dan


Pe- manfaatan Media Pembelajaran.
Makalah disajikan dalam lokakarya
penyusunan

11

Anda mungkin juga menyukai