Anda di halaman 1dari 8

PEMBAHASAN

A. Media Pembelajaran
Dalam pembelajaran, kehadiran fasilitas atau media pembelajaran
mempunyai arti yang cukup penting. Kehadirannya merupakan aspek penunjang
yang dapat meningkatkan taraf pendidikan. Peningkatan taraf tersebut berkaitan
dengan kejelasan materi ajar, tercapainya capaian ajar, dan terealisasinya
seperangkat teori dalam kehidupan sehari-hari.
Secara keseluruhan, media pembelajaran terdiri dari dua kata yang
memiliki makna yang luas. Kata media misalnya, merupakan bentuk jamak dari
bahasa latin “medium” yang memiliki arti “perantara”. Sedangkan pembelajaran
merupakan kegiatan yang mengimplementasikan seperangkat konsep tertentu
kepada peserta didik. Oleh karena itu, secara umum, media pembelajaran
merupakan seperangkat konsep dan alat bantu ajar yang digunakan sebagai
perantara dalam proses interaksi antara tenaga pendidik dan peserta didik untuk
meningkatkan efektivitas terhadap capaian ajar peserta didik.
Selain itu media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan
pelajar sehingga dapat mengemudi terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup
luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan
metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran/pelatihan.
Sebagai pemenuhan terhadap pemahaman tenaga pendidik dalam menentukan
media pembelajaran terbaik di dalam kelas, ada empat landasan penggunaan
media pembelajaran, antara lain landasan filosofis, teknologis, psikologis, dan
empiris. Seperti namanya, landasan adalah suatu dasar, atau tumpuan yang
menyokong sesuatu. Dalam konteks ini, sesuatu yang disokong adalah media
pembelajaran.
1. Landasan Filosofis
Secara filosofis, ada pandangan yang menyatakan bahwa teknologi akan
menggerus humanisasi. Pandangan tersebut juga merasuk ke dalam dunia
pendidikan. Anggapan bahwa teknologi secara tidak langsung memaksa seorang
anak harus seperti robot yang dapat belajar sendiri dengan mesin. Namun, pada
dasarnya, walaupun ada beberapa fitur teknologi yang dapat menjerumuskan pada
hal yang tidak diinginkan, masih banyak kelebihan teknologi yang dapat
meningkatkan taraf pendidikan.
Pasa landasan ini anda dapat menyusun strategi pembelajaran terbaik
untuk dapat memadupadankan potensi peserta didik dengan kemudahan teknologi.
Dengan memanfaatkan potensi kedua hal tersebut maka capaian pembelajaran
dapat diraih dengan maksimal. Selain itu, kemajuan teknologi juga dapat menjadi
langkah awal terwujudnya kemajuan di dunia pendidikan untuk masa sekarang
dan yang akan datang.
Media pembelajaran memiliki jenis-jenis yang berbeda secara umum
media bercirikan tiga pokok, yaitu: suara, visual, dan gerak. Menurut RudyBrets,
ada 7 (tujuh) klasifikasi media, yaitu:
1. Media audio visual Gerak, seperti: film suara, pita video, film, dan TV.
2. Media audio diameter visual, seperti: film rangkai suara, halaman suara.
3. Semi audio gerak seperti: tulisan jauh bersuara.
4. Media visual bergerak, seperti: film bisu.
5. Media visual diam, seperti: halaman cetak dan foto.
6. media audio, seperti: radio, telepon, dan audio pita.
7. Media mencetak, seperti: buku dan modul.
Berdasarkan pendapat mengenai media tersebut diatas, maka jenis-jenis
media pembelajaran dapat dikemukakan sebagai berikut:
 Diam Visual Media
Media cetakan dan grafis didalamnya pro belajar mengajar paling
banyak dan pagar sering digunakan. Media ini termasuk kategori media visual
non proyeksi yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dari pemberita ke
penerima pesan (dari guru kepada siswa). Pesan yang diucapkan dalam bentuk
tulisan, huruf-huruf, gambar-gambar dan simbol-simbol yang mengandung arti
disebut “media grafis”. Media ini termasuk media yang relatif murah dalam
pengadaannya bila ditimbang dari segmen biaya, macam-macam media grafis
adalah: gambar/foto, diagram, bagan, poster, media cetak, dan buku.
 Tampilan Media
1. Papan Tulis/Papan Putih
Salah satu media untuk proses belajar mengajar adalah “papan menulis,
dan papan putih”. Kedua media ini dapat dipakai untuk penyajian: tulisan-tulisan,
sketsa-sketsa gambar dengan menggunakan kapur/spidol, papan putih baik yang
berwarna atau tidak berwarna. Maksudnya dari warna tersebut adalah agar tulisan
lebih lanjut jelas, menarik, dan dapat efektif bagi peserta didik yang akan
menerimanya.
2. Papan Flanel
Iklan papan flanel ialah media visual yang efektif untuk menyajikan
pesan-pesan tertentu kepada sasaran didik. Papan berlapis kain flanel ini dapat
dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang
dan dilepas dengan mudah, sehingga dapat dipakai berkali-kali.
3. Flip Chart
Peta/flip chart adalah lembaran kertas yang berisikan bahan pelajaran,
yang tersusun rapi dan baik. Penggunaan ini adalah salah satu cara guru
dalam menghemat waktunya untuk menulis di papan tulis.
 Gambar Mati Yang Diproyeksikan
Dengan menggunakan proyektor, informasi yang akan disampaikan dapat
diproyeksikan ke layar, sehingga informasi berupa: tulisan, gambar, bagan akan
menjadi lebih besar dan lebih jelas dilihat oleh siswa. Yang dimaksud gambar mati
(still picture) adalah berupa: gambar, foto, diagram, tabel, ilustrasi dll, baik
berwarna hitam maupun putih yang relatif berukuran kecil, agar gambar
tersebut dapat dilihat atau disaksikan dengan jelas oleh seluruh siswa di dalam
kelas dengan jalan diproyeksikan ke suatu layar (screen).
Dalam landasan filosofis ini, belajar di hargai harkat kemanusiaannya di
beri kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara maupun alat belajar sesuai
dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi tidak berarti
mengakibatkan dehumanisasi.
Media yang digunakan guru juga perlu dicek kembali kebenaran dan
ketepatannya. Guru yang memilih media belum sesuai dengan materi yang akan
disampaikan berarti media tersebut tidak benar. Tidak bagus, dan tidak indah
artinya penggunaan media yang tidak tepat belum mempertimbangkan landasan
filosofis.
2. Landasan Teknologis
Kemajuan teknologi dan digitalisasi menyebabkan perubahan di beberapa
aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi pelibatan sumber daya manusia, prosedur,
ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara
pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-
masalah dalam situasi dimana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan
terkontrol. Fleksibilitas teknologi dalam pembelajaran dapat memberikan berbagai
kemudahan dalam dunia pendidikan. Kemudahan tersebut juga menjadi jawaban
atas stagnansi media pembelajaran tradisional yang mulai kurang efektif.
Setidaknya, ada enam manfaat potensial landasan teknologi dalam menjawab
permasalahan di dunia pendidikan.
Media pembelajaran sebagai bagian dari teknologi pembelajaran memiliki
enam manfaat potensial dalam memecahkan masalah pembelajaran, yaitu:
a. Meningkatkan produktivitas pendidikan (more produktive education).
Dengan media dapat meningkatkan produktivitas pendidikan antara lain dengan
jalan mempercepat laju belajar, membantu pelajar untuk menggunakan waktunya
secara lebih baik dan mengurangi beban pelajar dalam menyajikan informasi,
sehingga pelajar lebih banyak membina dan mengembangkan kegairahan
belajarnya.
b. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual
(more indiviudual instruction). Pembelajaran lebih bersifat individual lain dalam
variasi cara belajar siswa, pengurangan kontrol guru dalam proses pembelajaran,
dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang sesuai dengan
kemampuan dan kesempatan belajarnya.
c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran (more
scientific based instruction). Artinya perencanaan program pembelajaran lebih
sistematis, pengembangan bahan pembelajaran dilandasi oleh penelitian tentang
karakteristik siswa, karakteristik bahan pembelajaran, analisis instruksional dan
pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan serangkaian uji coba yang
dapat dipertanggung jawab kan secara ilmiah.
d. Lebih memantapkan pembelajaran (more powered instruction).
Pembelajaran menjadi lebih mantap dengan jalan meningkatkan kapabilitas
manusia menyerap informasi dengan melalui berbagai media komunikasi di mana
informasi dan data yang diterima lebih banyak, lengkap dan akurat.
e. Dengan media membuat proses pembelajaran menjadi lebih langsung/
seketika (more immediate learning). Karena media mengatasi jurang pemisah
antara pembelajar dan sumber belajar, dan mengatasi keterbatasan manusia pada
ruang dan waktu dalam memperoleh informasi, dapat menyajikan “kekongkritan”
meskipun tidak secara langsung.
f. Memungkinkan penyajian pembelajaran lebih merata dan meluas (more
equal instruction access).
Landasan teknologis dibagi lagi menjadi dua, yaitu:
 Teknologi dalam Pembelajaran (Pendidikan).
Ketika zaman semakin maju, teknologi dan informasi pun ikut
berkembang khususnya dalam bidang mekanik dan elektronik sehingga hal
tersebut bisa dimanfaatkan dalam proses mengefektifkan kegiatan belajar
mengajar menggunakan media pembelajaran baru.
Teknologi pendidikan menurut AECT (Association for Educational
Communication and Technology) adalah: Teknologi pendidikan adalah proses
yang kompleks dan terpadu (terintegrasi) yang melibatkan manusia, prosedur, ide,
peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan,
melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang
menyangkut semua aspek belajar manusia.
 Teknologi Pembelajaran
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan,
pengembangan, penerapan, pengelolaan, penilaian proses dan sumber belajar.
Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang
melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis
masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola
pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu
mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan
masalah dilakukan dalam bentuk: kesatuan komponen-komponen sistem
pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi desain atau seleksi, dan dalam
pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi sistem pembelajaran yang
lengkap. Komponen-komponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media,
peralatan, teknik dan latar.
Landasan teknologi ini sangat dibutuhkan, terutama untuk memecahkan
persoalan belajar manusia atau dengan kata lain mengupayakan agar manusia
(peserta didik) dapat belajar dengan mudah dan mencapai hasil secara optimal.
Pemecahan masalah belajar tersebut terjelma dalam bentuk semua sumber belajar
atau sering dikenal dengan komponen pendidikan yang meliputi: pesan, orang
atau manusia, bahan, peralatan, teknik, dan latar atau lingkungan.
Dari komponen-komponen sumber belajar dalam kawasan teknologi
diatas, dua diantaranya adalah bahan dan peralatan. Walaupun tidak secara
langsung media tercantum sebagai komponen sumber belajar, tetapi kedua
komponen tersebut sebenarnya adalah komponen media.
3. Landasan Psikologis
Setiap peserta didik memiliki karakteristik masing-masing. Setiap individu
menunjukkan kebiasaan belajar yang berbeda-beda. Keterbedaan tersebutlah yang
memicu pendidik untuk meninjau media pembelajaran apakah yang win-win
solution bagi semua peserta didik. Selain memilih media pembelajaran
berdasarkan karakteristik individu, faktor persepsi peserta didik juga perlu
diperhatikan. Oleh sebab itu, Anda perlu menyusun strategi pengajaran dan materi
ajar yang sesuai dengan kemampuan peserta didik. Selain kedua hal tersebut,
kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang
konkrit ketimbang yang abstrak.
Perilaku belajar siswa yang kompleks dan unik ini menuntut layanan dan
perlakuan pembelajaran yang kompleks dan unik pula untuk setiap siswa.
Komponen pembelajaran yang bertanggung jawab untuk menangani masalah ini
adalah strategi penyampaian pembelajaran, lebih khusus lagi media pembelajaran.
Strategi (media)pembelajaran haruslah dipilih sesuai dengan karakteristik individu
siswa. Ia sedapat mungkin harus memberikan berbarengan pada setiap siswa
sesuai dengan karakteristik belajarnya. Umpamanya, siswa yang memiliki gaya
belajar visual harus mendapatkan rangsangan belajar visual, misalnya demikian
pula siswa yang memiliki gaya auditif harus mendapatkan rangsangan belajar
auditif.
Perubahan perilaku sebagai akibatnya dari belajar dapat mendaftar ke
dalam 3 aspek, yaitu: kognitif, sikap, dan keterampilan. Setiap aspek menuntut
penggunaan media pembelajaran yang berbeda- beda .Artinya, belajar kognitif
memerlukan media yang berbeda-beda dibandingkan dengan siswa yang belajar
menggunakan aspek lainnya. Atas dasar ini, diperlukan strategi mewakili materi
pembelajaran yang menggunakan multimedia untuk memenuhi tuntutan belajar
aspek yang berbeda-beda. Kaji sebuah psikologi menyatakan bahwa anak akan
lebih mudah belajar hal yang konkrit sebaliknya yang abstrak.
Burner (dalam Daryanto, hlm. 2016) mengemukakan bahwa dalam proses
pembelajaran hendaknya menggunakan urutan dari belajar dengan gambaran atau
film (iconic representation of experiment) kemudian ke belajar dengan simbol,
yaitu menggunakan kata-kata (symbolic representation) dimulai dari siswa
berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kemudian menuju siswa sebagai
pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke siswa sebagai pengamat terhadap
kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir siswa sebagai pengamat
kejadian yang disajikan dengan simbol.
4. Landasan Empiris
Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran harus dilandasi oleh
karakteristik belajar peserta didik. Dengan demikian, peserta didik akan mendapat
keuntungan yang signifikan apabila ia belajar menggunakan media pembelajaran
yang sesuai. Oleh karena itu, tenaga pendidik harus mempelajari terlebih dahulu
strategi apa yang relevan dengan kebutuhan peserta didik.
Berbagai temuan penelitian yang menunjukkan bahwa ada interaksi antara
penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam
menentukan hasil belajar siswa. Artinya, bahwa siswa akan mendapat keuntungan
yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan
karakteristiknya. Siswa yang memiliki gaya belajar visual akan lebih
mendapatkan keuntungan dari menggunakan media visual, misalnya film, video,
gambar atau diagram. Sedangkan siswa yang memiliki gaya belajar auditif lebih
mendapatkan keuntungan dari penggunaan media pembelajaran auditif, misalnya
rekaman suara, radio atau ceramah dari guru/pengajar. Akan lebih tepat dan
menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media
audio-visual.
Agar penggunaan media pembelajaran berlangsung dengan efektif, guru
sebaiknya memahami gaya-gaya belajar siswa, berikut akan dipaparkan gaya-gaya
belajar siswa. Gaya belajar siswa atau student learning style dapat diartikan
sebagai karakteristik kognitif, afektif dan perilaku psikologis seorang siswa
tentang bagaimana dia memahami sesuatu berinteraksi dan merespon lingkungan
belajarnya yang bersifat unik dan relatif stabil
Ada beberapa gaya belajar yang dapat pendidik terapkan setelah melihat
karakteristik peserta didik. Gaya belajar tersebut erat kaitannya dengan media apa
yang akan digunakan. Berikut perinciannya :
1. Gaya belajar visual, peserta didik cenderung menggunakan visual (indera
penglihatan), buku, diagram, poster, dan leaflet. Media tersebut membuat
peserta didik melihat langsung pemaknaan terhadap fenomena tertentu.
2. Gaya belajar auditif, peserta didik memanfaatkan audio (indra pendengaran).
Kegiatannya terdiri atas gaya belajar eksternal dan internal. Gaya yang
eksternal meliputi kegiatan membaca wacana, rekaman, musik, diskusi.
Sedangkan yang internal cenderung suka keheningan dan ketenangan.
3. Gaya kinestetik, peserta didik menggunakan gerakan dalam belajar. Kinestetik
terbagi ke dalam dua jenis, yaitu eksternal berkaitan dengan pelibatan kegiatan
fisik dan internal perihal pemahaman terhadap konsep-konsep.
Berdasarkan beberapa gaya ajar di atas, hendaklah pemilihan dan
penerapan media pembelajaran hendaklah berorientasikan karakteristik peserta
didik untuk hasil pembelajaran yang maksimal.
Atas dasar ini, maka prinsip penyesuaian jenis media yang akan
digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan karakteristik individual
pelajar, menjadi semakin mantap. Pemilihan dan penggunaan media
hendaknya jangan didasarkan pada kesukaan atau kesenangan guru, tetapi
dilandaskan pada kecocokan media itu dengan karakteristik pembelajar.
Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media
pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus
mempertimbangkan ketenangan antara karakteristik pembelajar, karakteristik
materi pelajaran, dan media karakteristik itu sendiri. Atas dasar ini, maka prinsip
penyesuaian jenis media yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran
dengan karakteristik individu siswa menjadi semakin mantap. Pemilihan dan
penggunaan media hendaknya jangan didasarkan pada kesukaan atau kesenangan
pengajar, tetapi juga dilandaskan pada kecocokan media itu dengan karakteristik
siswa, selain itu kriteria lain yang telah disebutkan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Aguswedi. 2011. “makalah media pembelajaran”. Tersedia pada:


http://belajarpsikologi.com/pengertian-medua-pembelajaran/(25
Agustus 2023, pukul 10.40 WITA).
Asra, dkk. 2007. “komputer dan media pembelajaran”. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional.
Ekayani, Ni Lu Putu. (2017). Pentingnya penggunaan media
pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Jurnal
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja. 2(1), 1-11.
Maya, Agustin. 2011. “Pengertian media pembelajaran”. Tersedia
pada:
http://www.academia.edu/4567387/pengertian_media_pembelajaran
(25 Agustus 2023, pukul 11.43 WITA).
Sholihah, Mega. 2013. Landasan pemakaian media pembelajaran.
Tersedia pada: http://megasholihah33.blogspot.com/2015/07/landasan-
pemakaian-media-pembelajaran.html?m=1 (24 Agustus 2023, Pukul
20.41 WITA).

Anda mungkin juga menyukai