Anda di halaman 1dari 14

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and

Development). Menurut Seels dan Richey (dalam Hamzah, 2019: 1) penelitian dan

pengembangan merupakan langkah proses kajian sistematik terhadap desain, pengembangan

dan evaluasi program, proses dan produk yang harus memenuhi kriteria validitas, praktis,

dan efektifitas. Sedangkan menurut Van den Akker dan Plomp (dalam Hamzah, 2019: 1)

penelitian dan pengembangan adalah pengembangan prototipe produk dan perumusan saran-

saran metodologis untuk desain dan evaluasi prototipe tersebut.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan atau

Research and Development (R&D) adalah model penelitian yang bertujuan untuk

mengembangkan produk yang diawali dengan riset kebutuhan kemudian dilakukan

pengembangan untuk menghasilkan sebuah produk yang telah teruji. Hasil produk

pengembangan antara lain: media, materi pembelajaran, dan sistem pembelajaran. Pada

penelitian ini menggunakan jenis penelitian Research and Development (R&D).

Pengembangan produk pada penelitian ini yaitu pengembangan produk berupa media

pembelajaran video tutorial.


Menurut Fikri & Ade (2018: 9) Media secara keseluruhan adalah perantara yang

digunakan oleh penyampai pesan untuk menyampaikan ide, gagasan, atau pikiran

dengan tujuan agar pesan tersebut sampai pada penerima secara jelas dan

menyeluruh. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, media merupakan perantara

yang terletak diantara dua pihak. Penggunaan media pembelajaran dalam

proses pendidikan mempunyai bagian yang vital dalam mewujudkan proses

kegiatan pembelajaran yang efektif dan mendapatkan hasil yang baik.

Penggunaan media instruksional selama pembelajaran dapat memfasilitasi dan

meningkatkan kualitas pembelajaran.

Miarso (dalam Suryani,dkk. 2018: 3), pembelajaran merupakan usaha pendidikan

yang dilakukan secara sengaja dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelum

proses dilaksanakan sehingga pelaksanaannya tekendali. Miarso (dalam Fikri &

Ade, 2018: 12) berpendapat bahwa “Media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan pembelajar sehingga dapat

mendorong terjadinya proses belajar”. Hal serupa juga disampaikan oleh

Suryani dan Agung (dalam Suryani, dkk 2018: 4) bahwa media pembelajaran

merupakan media yang digunakan dalam pembelajaran yang dapat membantu

guru saat mengajar serta sarana penyampaian pesan dari sumber belajar kepada

siswa.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan pengertian media adalah alat

yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari pengirim pesan kepada

penerima pesan. Sedangkan media pembelajaran adalah alat yang secara fisik

digunakan untuk menyampaikan materi atau informasi kepada siswa, sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Pada penelitian ini produk yang
akan dikembangkan yaitu media pembelajaran berupa video tutorial. Pemilihan

pengembangan produk berupa media pembelajaran dipilih berdasarkan masalah

yang ditemukan terkait tidak tercapainya tujuan pembelajaran yaitu pembuatan

desain hiasan pada materi langkah-langkah pembuatan desain hiasan sulaman

bebas.
Menurut Levie dan Lentz ( dalam Rosyid,dkk. 2019: 12) terdapat empat fungsi media

pembelajaran khususnya dalam media visual, yaitu :

1) Fungsi Atensi Fungsi atensi dapat menarik dan memfokuskan perhatian siswa agar lebih

berkonsentrasi pada isi materi dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi

pembelajaran. Misalnya gambar yang diproyeksikan menggunakan overhead projector sehingga

dapat mengarahkan perhatian siswa agar fokus pada satu informasi pembelajaran yang mereka

terima.

2) Fungsi Afektif Fungsi afektif dapat dilihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar

(membaca) teks yang bergambar. Gambar dan lambang visual mampu menggugah emosi dan

sikap siswa dalam menanggapi peristiwa yang ditampilkan sehingga siswa tidak menjadi pastif.

3) Fungsi Kognitif Fungsi kognitif dapat dilihat dari lambang visual atau gambar yang dapat

memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang

terdapat pada gambar.

4) Fungsi Kompensatoris Fungsi kompensatoris memberikan konteks untuk memahami teks dan

membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan

mengingatnya kembali, dengan kata lain media pembelajaran berfungsi untuk menangani siswa

yang sulit membaca dan memahami isi materi yang ditampilkan dengan teks atau secara verbal.

Menurut Wina Sanjaya (dalam Aghni, 2018: 100) dalam proses pembelajaran media pembelajaran

terbagi beberapa fungsi, yaitu :

1. Fungsi Komunikatif Digunakan untuk memudahkan komunikasi antara penyampai pesan dan

penerima pesan.

2. Fungsi Motivasi Dengan menggunakan pembelajaran yang variatif maka dapat membangkitkan

semangat dan motivasi siswa dalam memahami materi dan meningkatkan gairah belajar.

3. Fungsi Kebermaknaan Pembelajaran tidak hanya dapat meningkatkan pengetahuan berupa

penambahan informasi seperti data dan fakta, akan tetapi dapat meningkatkan kemampuan siswa

untuk menganalisis dan mencipta sebagai aspek kognitif.

4. Fungsi Penyamaan presepsi Melalui pemanfaatan media pembelajaran yang digunakan dapat

menyamakan presepso setiap siswa, sehingga setiap siswa memiliki pandangan yang sama

terhadap materi yang ditampilkan.


5. Fungsi Individualitas Pemanfaatan media pembelajaran berfungsi untuk melayani setiap

individu dari siswa dengan gaya belajar yang beragam.

Berdasarkan uraian mengenai fungsi media pembelajaran maka dapat disimpulkan bahwa fungsi

media pembelajaran adalah memberikan dampak yang positif di dalam proses belajar mengajar.

Proses penyampaian guru dalam menyampaikan materi pelajaran lebih bervariasi dan siswa

termotivasi, tertarik untuk bepikir kreatif dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan adanya

media pembelajaran akan menumbuhkan motivasi belajar yang tinggi dan memudahkan pengajar

menyampaikan materi pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.


Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, media memiliki karakteristiknya masing-

masing. Hal ini dikarenakan media dapat memberikan warna baru dalam penyampaian informasi.

Mulai dari media yang konvensional hingga media yang berbasis teknologi. Dalam pembelajaran,

variasi penggunaan media sangat diperlukan untuk memberikan warna baru kepada siswa agar

tidak mudah bosan. Berikut beberapa jenis media pembelajaran yang akan diuraikan menurut

Taksonomi Leshin (dalam Rosyid,dkk 2019: 13).

1. Media berbasis manusia Media yang digunakan untuk mengkomunikasikan pesan dengan tujuan

agar dapat mengubah sikap secara langsung dengan pemantauan pembelajaran.

2. Media berbasis cetakan Media yang digunakan secara sederhana yaitu buku teks, buku latihan,

buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembar lepas.

3. Media berbasis visual Media yang digunakan sebagai perumpaan yang dapat memperlihatkan

rupa dan bentuk. Media visual dapat mempermudah pemahaman dan 16 memperkuat ingatan,

sehingga menumbuhkan minat siswa dan dapat menyalurkan isi materi dengan dunia nyata.

Contoh media berbasis viasul adalah gambar, foto, globe, sketsa, dan diagram grafik.

4. Media berbasis audio visual Media yang digunakan untuk menggabungkan suara dan gambar,

dalam penggunaan media ini diperlukan untuk membersiapkan storyboard terlebih dahulu

sehingga perlu dilakukan persiapan dan rancangannya. Contoh media berbasis audio visual adalah

video, slide, film, dan televisi.

5. Media berbasis komputer Peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam pembelajaran

seperti penyajian informasi isi materi pelajaran dan soal latihan. Penggunaan komputer membuat

pembelajaran lebih efektif dan efisien.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan, bahwa Media Pembelajaran memiliki banyak

jenisnya. Jenis-jenis media dapat dilihat dari bentuk, cara penyajiannya, sifatnya, hingga

kemampuan jangkauannya. Hal ini berarti, guru diberikan banyak kesempatan untuk

meningkatkan gairah belajar siswa dengan memanfaatkan beragam jenis media yang sesuai

dengan kebutuhan.

Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah

percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanis. Kemudian lahir teknologi

audio-visual yang menggabungkan penemuan mekanis dan elektronis untuk

tujuan pembelajaran. Pengajaran dengan menggunakan audio-visual bercirikan


adanya pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin 11

proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual lebar. Jadi, pengajaran melalui

audio-visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui

pandangan dan pendengaran. Teknologi audio visual yang sering digunakan

dalam pembelajaran adalah film, slide, dan video.


Video tutorial merupakan video tentang panduan cara menjelaskan sesuatu, baik materi

pembelajaran atau pelatihan (training) maupun proses pegoperasian suatu sistem (hardware dan

software). Video tutorial ini merupakan sajian multimedia pembelajaran yang dalam penyampaian

materi dilakukan secara tutorial, sebagaimana layaknya tutorial yang dilakukan oleh guru atau

instruktur. Informasi yang berisi suatu konsep disajikan dengan teks, gambar diam ataupun gerak,

dan grafik. Pada saat yang tepat, yaitu ketika dianggap bahwa penguna telah menginterprestasikan

dan menyerap konsep itu, diajukan serangkaian dan tugas. Jika jawaban atau respon siswa benar,

kemudian dilanjutkan dengan materi berikutnya. Jika jawaban atau respon siswa salah, maka siswa

harus mengulang memahami konsep tersebut secara keseluruhan ataupun pada bagian-bagian

tertentu saja (remedial). Kemudian pada bagian akhir biasanya akan diberikan serangkaian

pertanyaan yang merupakan tes untuk mengukur tingkat pemahaman siswa atas konsep atau

materi yang disampaikan. Tutorial atau tutoring bantuan atau bimbingan belajar yang bersifat

akademik oleh tutor kepada siswa untuk membantu kelancaran proses belajar mandiri siswa secara

perorangan atau kelompok berkaitan dengan materi ajar. Tutorial dilaksanakan secara tatap muka

atau jarak jauh berdasarkan konsep belajar mandiri. Konsep belajar mandiri dalam tutorial

mengandung pengertian, bahwa tutorial merupakan bantuan belajar dalam upaya memicu dan

memacu kemandirian, disiplin, dan inisiatif diri siswa dalam belajar dengan minimalisasi

intervensi dari pihak pembelajar yang dikenal sebagai tutor. Video tutorial adalah salah satu media

pembelajaran yang berfungsi untuk membantu siswa dalam belajar mandiri ataupun kelompok

sehingga materi pelajaran yang diajarkan dapat dipahami sehingga terjadinya pertukaran informasi

antara pengirim ke penerima sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Video tutorial bersifat

interaktif membimbing peserta didik dalam memahami sebuah materi melalui visualisai. Peserta

didik dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai dengan yang diajarkan dalam video

tutorial. Oleh karena itu sedikit banyak video merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi

kemrosotan pelajaran dan pembelajaran. Sehingga menggunakan sebuah media berupa video

dalam pembelajaran adalah upaya agar materi dari suatu pembelajaran yang disampaikan kepada

siswa memiliki konsep yang menarik dan bisa digunakan oleh siswa secara berulang-ulang, serta

guru pengajar tidak perlu menjelaskan secara berulang kali (Wacana & Hidayati, 2021).
Wirasasmita dan Putra mendefinisikan video tutorial sebagai rangkaian gambar

hidup yang digunakan oleh pengajar untuk meningkatkan pemahaman peserta

didik (Wirasasmita & Putra, 2018, hal. 37). Munir (dalam Apriansyah, dkk. 2020)

kelebihan media video pembelajaran adalah

mampu menjelaskan suatu kejadian nyata melalui sebuah proses dan media video

ini merupakan kombinasi dari audio dan visual yang membuat penyampaian

materi

lebih efektif dan cepat. Selanjutnya menurut Rusman (dalam Kurniawan, dkk.

2018) kelebihan yang dimiliki media video adalah media video mampu

memberikan pesan menyeluruh kepada siswa, media video mampu untuk

menjelaskan suatu proses, media video bisa diatur sesuai kebutuhan dan mampu

mempengaruhi sikap siswa dengan kesan pada proses pembelajaran. Tidak hanya

itu, menurut Tasmalina dan Prabowo (2018) yang menyebutkan kelebihan

menggunakan media video Pembelajaran pendidik dapat menjelaskan materi

dengan mudah terutama materi yang berhubungan dengan alam yang membuat

pendidik tidak mesti membawa siswa ke alam langsung tetapi pendidik bisa

menampilkannya langsung menggunakan media video.

Menurut Prastowo (2018: 81-82), dan Bates (2019: 390-391) video tutorial

sebagai media pembelajaran memiliki keunggulan. Keunggulan video tutorial

dibandingkan dengan media pembelajaran lainnya adalah sebagai berikut:

a. Video tutorial sangat jelas dalam mendemonstrasikan suatu fenomena dan

prosedur yang melihat suatu gerakan;

b. Pengguna video tutorial dapat mempercepat dan memperlambat gerakan video

tutorial sehingga materi yang disajikan lebih jelas;


c. Video tutorial dapat memanfaatkan animasi untuk mengilustrasikan materi

yang abstrak dan bergerak;

d. Video tutorial dapat menarik perhatian dan minat siswa melalui media gambar

bergerak, audio, dan teks;

e. Mahasiswa sebagai pengguna smartphone cukup mudah dalam menggunakan

video tutorial; dan

f. Video tutorial dapat menggantikan kegiatan studi lapangan.

Sebuah media pembelajaran pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-

masing, begitu juga dengan media video tutorial. Dalam penayangannya di dalam

kelas video turorial tidak dapat berdiri sendiri, dibutuhkan alat pendukung seperti

LCD/Proyektor untuk memproyeksikan gambar maupun speaker aktif untuk

menampilkan suara agar terdengar jelas. Sifat komunikasi dalam penggunaan

media video tutorial hanya bersifat satu arah, siswa hanya memperhatikan media

video, hal inilah yang perlu diperhatikan oleh guru. Karena video bersifat dapat

diulang-ulang maupun diberhentikan, maka guru bisa mengajak berkomunikasi

dengan siswa tentang isi/pesan dari video yang dilihat, maupun tanya jawab

tentang video yang disimak. Jadi komunikasi tersebut tidak hanya satu arah.
1) Ranah Kognitif Dalam ranah kognitif, para pemelajar mengamati reka ulang dramatis dari

kejadian bersejarah dan perekaman actual dari kejadian yang lebih belakangan. Warna, suara, dan

gerakan mampu menghidupkan kepribadian. Video bisa membantu buku cetak dengan

memperlihatkan proses, hubungan, dan tekhnik.

2) Ranah Afektif Ketika terdapat sala satu unsur dari emosi atau keinginan untuk belajar afektif,

video biasanya bekerja dengan baik. Model peran dan pesan dramatis pada video bisa

mempengaruhi sikap.karena potensinya yang besar utuk dampak emosional, video bisa bermanfaat

dalam berbentuk sikap personal dan social.

3) Ranah Kemampuan Motorik Video sangat hebat untuk menampilkan bagaimana sesuatu

bekerja. Pertunjukan kemampuan motoric bisa dengan mudah dilihat melalui media katimbang

dalam kehidupan nyata. Jika anda sedang mengajar proses tahap demi tahap, anda bisa

menampilkannya dalam waktu itu juga, mempercepatnya untuk memberikan sebuah tinjauan, atau

melambatkannya untuk menampilkan detail yang spesifik.

4) Ranah Kemampuan Interpersonal Ketika siswa sedang belajar kemampuan interpersonal,

seperti penyelesaian konflik dan hubungan dengan sesame siswa, mereka bisa mengamati orang

lain dalam video untuk pertunjukannya dan dianalisis. Merka kemudian bisa mempraktikkan.

5) Kunjungan Lapangan Virtual Video bisa membawa para siswa ke tempat yang mereka mungkin

tidak bisa mengunjunginya. Anda bisa membawa siswa ke hutan Amazon,hutan Guinea, atau

kawasan Kutub Utara yang membeku. Kita bisa pergi ke tempat seperti itu dan banyak lagi lainnya

melalui video.

6) Dokumenter Video merupakan sarana untuk mendokumentasikan kejadian actual dan

menghadirkannya ke dalam ruang kelas. Documenter terkait dengan fakta, bukan fiksi atau versi

fakta yang difiksikan. Documenter berusaha menggambarkan secara riil kisah-kisah nyata

mengenai situasi dan orang-orang nyata.

7) Dramatisasi Vidio memiliki kemampuan untuk membuat para siswa terpesona ketika drama

kemanusiaan ditampilkan di hadapan mereka. Sebagai misal acara televisi , bisa membawa mereka

di dalam dunia forensic untuk mengamati apa yang terjadi selama proses investigasi sebuah

kejahatan.

8) Penceritaan Kisah Lewat Video Menceritakan kisah merupakan salah satu kemampuan penting

untuk dikembangkan pada siswa dari seluruh usia. Penceritaan kisah lewat video memungkinkan
para siswa untuk kreatif sembari mengembangkan kemampuan mereka memahamivisual,

kemampuan menulis, dan kemampuan memproduksi video. Tujuan seharusnya adalah mengajari

para siswa untuk menyampaikan gagasan melalui kisah. Dalam proses tersebut siswa bisa saling

mengajar dan belajar satu sama lain.


Menurut Cheppy Riyana ( 2007 : 11-14) pengembangan dan pembuatan Video pembelajaran harus

mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :

1. Tipe materi Media Video cocok untuk materi pelajaran yang bersifat menggambarkan suatu

proses tertentu, sebuah alur demostrasi, sebuah konsep atau mendeskripsikan sesuatu.

Misalnya bagaimana membuat membuat cake yang benar, bagaimana membuat pola pakaian,

proses metabolism tubuh, dan lain-lain.

2. Durasi Waktu Media Video memiliki durasi yang lebih singkat yaitu sekitar 20- 40 menit,

berbeda dengan film yang pada umumnya berdurasi antara 2-3 jam. Mengingat kemampuan

daya ingat dan kemampuan berkonsentrasi Wanita yang cukup terbatas antara 15-20 menit,

menjadikan media Video mampu memberikan keunggulan dibandingkan dengan film. 27

3. Format sajian Video Film pada umumnya disajikan dengan format dialog dengan unsur

dramatiknya yang lebih banyak. Film lepas banyak bersifat imaginative dan kurang ilmiah.

Hali ini berbeda dengan kebutuhan sajian untuk Video pembelajaran yang mengutamakan

kejelasannya dan penguasaan materi. Format Video yang cocok untuk pembelajaran

diantaranya: naratif, wawancara, presenter, format gabungan.

4. Ketentuan Teknis Media Video tidak terlepas dari aspek teknis yaitu kamera, teknis

pengambilan gambar, teknik pencahayaan, editing dan suara. Pembelajaran lebih menekankan

pada kejelasan pesan, dengan demikian sajian-sajian yang komunikatif perlu dukungan teknis

tersebut.
Salah satu alat yang bisa digunakan sebagai perantara yang digunakan guru untuk menyampaikan suatu pesan

atau materi pembelajaran kepada siswa dengan tujuan agar proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan

efisien serta siswa dapat memahami materi dengan mudah pada proses pembelajaran yang ada yaitu video.

Video dalam pembelajaran memiliki arti lain sebagai salah satu media yang dirancang dan disusun dengan

sistematis serta urut menyesuaikan kurikulum yang digunakan untuk pedoman. Selain itu menurut Rohani

(2019 :27), terdapat karakteristik dalam video untuk pembelajaran, yaitu:

1. media video pembelajaran memiliki kejelasan pesan atau clarity of massage

2. media video pembelajaran dapat berdiri sendiri tanpa bantuan bahan ajar lain atau stand alone

3. informasi materi dan penggunaan video dapat membantu memudahkan pemakainya dalam mengakses

video tersebut atau user friendly

4. materi yang disampaikan dalam video harus memiliki sifat yang representatif atau berkesinambungan dan

terorganisir

5. media video pembelajaran memiliki visualisasi yang baik sebagai media yaitu didukung dengan adanya

teks, sound, dan animasi yang disesuaikan dengan materi pembelajaran,

6. kualitas pada media video harus memiliki resolusi yang bagus dan tinggi

7. media video bisa digunakan baik secara individual ataupun kelompok kapan saja dan dimana saja, baik

menggunakan panduan guru atau hanya mendengarkan uraian isi materi yang disampaikan narrator.

Terdapat beberapa penelitian mengenai penggunaan media video pembelajaran dalam proses pembelajaran

menghasilkan output yang bagus dan terbukti bahwa kompetensi hasil pembelajaran pada siswa bisa

meningkat. Wacana dan Hidayati (2021) berpendapat bahwa media video pembelajaran ini mampu

meningkatkan daya tarik dan peminatan siswa dalam belajar agar dapat memahami suatu materi. Pernyataan

tersebut terbukti dengan adanya hasil penelitian yang menyatakan nilai hasil pembelajaran siswa yang telah

tuntas secara keseluruhan sebesar 87,5% dan didukung dengan tingkat validitas video sebesar 4,38 sehingga

mencapai kategori yang layak. Selain itu, penelitian oleh Nur Amanah & Yulistiana (2022) yang menerapkan

video dalam pembelajaran menunjukkan kriteria yang sangat baik dalam 5 fase, serta menyatakan hasil belajar

siswa memiliki presentase sebesar 86% siswa telah tuntas. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin

memberikan solusi dengan melakukan penelitian yang bertujuan untuk bisa mengembangkan media

pembelajaran berupa video tutoial pada pelajaran pembuatan hiasan busana dengan tujuan pembelajaran

membuat desain hiasan sulaman bebas siswa di kelas XI jurusan Tata Busana SMK Swasta Putra Anda Binjai.

Anda mungkin juga menyukai