Development). Menurut Seels dan Richey (dalam Hamzah, 2019: 1) penelitian dan
dan evaluasi program, proses dan produk yang harus memenuhi kriteria validitas, praktis,
dan efektifitas. Sedangkan menurut Van den Akker dan Plomp (dalam Hamzah, 2019: 1)
penelitian dan pengembangan adalah pengembangan prototipe produk dan perumusan saran-
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan atau
Research and Development (R&D) adalah model penelitian yang bertujuan untuk
pengembangan untuk menghasilkan sebuah produk yang telah teruji. Hasil produk
pengembangan antara lain: media, materi pembelajaran, dan sistem pembelajaran. Pada
Pengembangan produk pada penelitian ini yaitu pengembangan produk berupa media
digunakan oleh penyampai pesan untuk menyampaikan ide, gagasan, atau pikiran
dengan tujuan agar pesan tersebut sampai pada penerima secara jelas dan
yang dilakukan secara sengaja dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelum
Suryani dan Agung (dalam Suryani, dkk 2018: 4) bahwa media pembelajaran
guru saat mengajar serta sarana penyampaian pesan dari sumber belajar kepada
siswa.
penerima pesan. Sedangkan media pembelajaran adalah alat yang secara fisik
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Pada penelitian ini produk yang
akan dikembangkan yaitu media pembelajaran berupa video tutorial. Pemilihan
bebas.
Menurut Levie dan Lentz ( dalam Rosyid,dkk. 2019: 12) terdapat empat fungsi media
1) Fungsi Atensi Fungsi atensi dapat menarik dan memfokuskan perhatian siswa agar lebih
berkonsentrasi pada isi materi dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi
dapat mengarahkan perhatian siswa agar fokus pada satu informasi pembelajaran yang mereka
terima.
2) Fungsi Afektif Fungsi afektif dapat dilihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar
(membaca) teks yang bergambar. Gambar dan lambang visual mampu menggugah emosi dan
sikap siswa dalam menanggapi peristiwa yang ditampilkan sehingga siswa tidak menjadi pastif.
3) Fungsi Kognitif Fungsi kognitif dapat dilihat dari lambang visual atau gambar yang dapat
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang
4) Fungsi Kompensatoris Fungsi kompensatoris memberikan konteks untuk memahami teks dan
membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali, dengan kata lain media pembelajaran berfungsi untuk menangani siswa
yang sulit membaca dan memahami isi materi yang ditampilkan dengan teks atau secara verbal.
Menurut Wina Sanjaya (dalam Aghni, 2018: 100) dalam proses pembelajaran media pembelajaran
1. Fungsi Komunikatif Digunakan untuk memudahkan komunikasi antara penyampai pesan dan
penerima pesan.
2. Fungsi Motivasi Dengan menggunakan pembelajaran yang variatif maka dapat membangkitkan
semangat dan motivasi siswa dalam memahami materi dan meningkatkan gairah belajar.
penambahan informasi seperti data dan fakta, akan tetapi dapat meningkatkan kemampuan siswa
4. Fungsi Penyamaan presepsi Melalui pemanfaatan media pembelajaran yang digunakan dapat
menyamakan presepso setiap siswa, sehingga setiap siswa memiliki pandangan yang sama
Berdasarkan uraian mengenai fungsi media pembelajaran maka dapat disimpulkan bahwa fungsi
media pembelajaran adalah memberikan dampak yang positif di dalam proses belajar mengajar.
Proses penyampaian guru dalam menyampaikan materi pelajaran lebih bervariasi dan siswa
termotivasi, tertarik untuk bepikir kreatif dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan adanya
media pembelajaran akan menumbuhkan motivasi belajar yang tinggi dan memudahkan pengajar
masing. Hal ini dikarenakan media dapat memberikan warna baru dalam penyampaian informasi.
Mulai dari media yang konvensional hingga media yang berbasis teknologi. Dalam pembelajaran,
variasi penggunaan media sangat diperlukan untuk memberikan warna baru kepada siswa agar
tidak mudah bosan. Berikut beberapa jenis media pembelajaran yang akan diuraikan menurut
1. Media berbasis manusia Media yang digunakan untuk mengkomunikasikan pesan dengan tujuan
2. Media berbasis cetakan Media yang digunakan secara sederhana yaitu buku teks, buku latihan,
3. Media berbasis visual Media yang digunakan sebagai perumpaan yang dapat memperlihatkan
rupa dan bentuk. Media visual dapat mempermudah pemahaman dan 16 memperkuat ingatan,
sehingga menumbuhkan minat siswa dan dapat menyalurkan isi materi dengan dunia nyata.
Contoh media berbasis viasul adalah gambar, foto, globe, sketsa, dan diagram grafik.
4. Media berbasis audio visual Media yang digunakan untuk menggabungkan suara dan gambar,
dalam penggunaan media ini diperlukan untuk membersiapkan storyboard terlebih dahulu
sehingga perlu dilakukan persiapan dan rancangannya. Contoh media berbasis audio visual adalah
5. Media berbasis komputer Peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam pembelajaran
seperti penyajian informasi isi materi pelajaran dan soal latihan. Penggunaan komputer membuat
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan, bahwa Media Pembelajaran memiliki banyak
jenisnya. Jenis-jenis media dapat dilihat dari bentuk, cara penyajiannya, sifatnya, hingga
kemampuan jangkauannya. Hal ini berarti, guru diberikan banyak kesempatan untuk
meningkatkan gairah belajar siswa dengan memanfaatkan beragam jenis media yang sesuai
dengan kebutuhan.
Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah
percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanis. Kemudian lahir teknologi
proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual lebar. Jadi, pengajaran melalui
pembelajaran atau pelatihan (training) maupun proses pegoperasian suatu sistem (hardware dan
software). Video tutorial ini merupakan sajian multimedia pembelajaran yang dalam penyampaian
materi dilakukan secara tutorial, sebagaimana layaknya tutorial yang dilakukan oleh guru atau
instruktur. Informasi yang berisi suatu konsep disajikan dengan teks, gambar diam ataupun gerak,
dan grafik. Pada saat yang tepat, yaitu ketika dianggap bahwa penguna telah menginterprestasikan
dan menyerap konsep itu, diajukan serangkaian dan tugas. Jika jawaban atau respon siswa benar,
kemudian dilanjutkan dengan materi berikutnya. Jika jawaban atau respon siswa salah, maka siswa
harus mengulang memahami konsep tersebut secara keseluruhan ataupun pada bagian-bagian
tertentu saja (remedial). Kemudian pada bagian akhir biasanya akan diberikan serangkaian
pertanyaan yang merupakan tes untuk mengukur tingkat pemahaman siswa atas konsep atau
materi yang disampaikan. Tutorial atau tutoring bantuan atau bimbingan belajar yang bersifat
akademik oleh tutor kepada siswa untuk membantu kelancaran proses belajar mandiri siswa secara
perorangan atau kelompok berkaitan dengan materi ajar. Tutorial dilaksanakan secara tatap muka
atau jarak jauh berdasarkan konsep belajar mandiri. Konsep belajar mandiri dalam tutorial
mengandung pengertian, bahwa tutorial merupakan bantuan belajar dalam upaya memicu dan
memacu kemandirian, disiplin, dan inisiatif diri siswa dalam belajar dengan minimalisasi
intervensi dari pihak pembelajar yang dikenal sebagai tutor. Video tutorial adalah salah satu media
pembelajaran yang berfungsi untuk membantu siswa dalam belajar mandiri ataupun kelompok
sehingga materi pelajaran yang diajarkan dapat dipahami sehingga terjadinya pertukaran informasi
antara pengirim ke penerima sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Video tutorial bersifat
interaktif membimbing peserta didik dalam memahami sebuah materi melalui visualisai. Peserta
didik dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai dengan yang diajarkan dalam video
tutorial. Oleh karena itu sedikit banyak video merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi
kemrosotan pelajaran dan pembelajaran. Sehingga menggunakan sebuah media berupa video
dalam pembelajaran adalah upaya agar materi dari suatu pembelajaran yang disampaikan kepada
siswa memiliki konsep yang menarik dan bisa digunakan oleh siswa secara berulang-ulang, serta
guru pengajar tidak perlu menjelaskan secara berulang kali (Wacana & Hidayati, 2021).
Wirasasmita dan Putra mendefinisikan video tutorial sebagai rangkaian gambar
didik (Wirasasmita & Putra, 2018, hal. 37). Munir (dalam Apriansyah, dkk. 2020)
mampu menjelaskan suatu kejadian nyata melalui sebuah proses dan media video
ini merupakan kombinasi dari audio dan visual yang membuat penyampaian
materi
lebih efektif dan cepat. Selanjutnya menurut Rusman (dalam Kurniawan, dkk.
2018) kelebihan yang dimiliki media video adalah media video mampu
menjelaskan suatu proses, media video bisa diatur sesuai kebutuhan dan mampu
mempengaruhi sikap siswa dengan kesan pada proses pembelajaran. Tidak hanya
dengan mudah terutama materi yang berhubungan dengan alam yang membuat
pendidik tidak mesti membawa siswa ke alam langsung tetapi pendidik bisa
Menurut Prastowo (2018: 81-82), dan Bates (2019: 390-391) video tutorial
d. Video tutorial dapat menarik perhatian dan minat siswa melalui media gambar
masing, begitu juga dengan media video tutorial. Dalam penayangannya di dalam
kelas video turorial tidak dapat berdiri sendiri, dibutuhkan alat pendukung seperti
media video tutorial hanya bersifat satu arah, siswa hanya memperhatikan media
video, hal inilah yang perlu diperhatikan oleh guru. Karena video bersifat dapat
dengan siswa tentang isi/pesan dari video yang dilihat, maupun tanya jawab
tentang video yang disimak. Jadi komunikasi tersebut tidak hanya satu arah.
1) Ranah Kognitif Dalam ranah kognitif, para pemelajar mengamati reka ulang dramatis dari
kejadian bersejarah dan perekaman actual dari kejadian yang lebih belakangan. Warna, suara, dan
gerakan mampu menghidupkan kepribadian. Video bisa membantu buku cetak dengan
2) Ranah Afektif Ketika terdapat sala satu unsur dari emosi atau keinginan untuk belajar afektif,
video biasanya bekerja dengan baik. Model peran dan pesan dramatis pada video bisa
mempengaruhi sikap.karena potensinya yang besar utuk dampak emosional, video bisa bermanfaat
3) Ranah Kemampuan Motorik Video sangat hebat untuk menampilkan bagaimana sesuatu
bekerja. Pertunjukan kemampuan motoric bisa dengan mudah dilihat melalui media katimbang
dalam kehidupan nyata. Jika anda sedang mengajar proses tahap demi tahap, anda bisa
menampilkannya dalam waktu itu juga, mempercepatnya untuk memberikan sebuah tinjauan, atau
seperti penyelesaian konflik dan hubungan dengan sesame siswa, mereka bisa mengamati orang
lain dalam video untuk pertunjukannya dan dianalisis. Merka kemudian bisa mempraktikkan.
5) Kunjungan Lapangan Virtual Video bisa membawa para siswa ke tempat yang mereka mungkin
tidak bisa mengunjunginya. Anda bisa membawa siswa ke hutan Amazon,hutan Guinea, atau
kawasan Kutub Utara yang membeku. Kita bisa pergi ke tempat seperti itu dan banyak lagi lainnya
melalui video.
menghadirkannya ke dalam ruang kelas. Documenter terkait dengan fakta, bukan fiksi atau versi
fakta yang difiksikan. Documenter berusaha menggambarkan secara riil kisah-kisah nyata
7) Dramatisasi Vidio memiliki kemampuan untuk membuat para siswa terpesona ketika drama
kemanusiaan ditampilkan di hadapan mereka. Sebagai misal acara televisi , bisa membawa mereka
di dalam dunia forensic untuk mengamati apa yang terjadi selama proses investigasi sebuah
kejahatan.
8) Penceritaan Kisah Lewat Video Menceritakan kisah merupakan salah satu kemampuan penting
untuk dikembangkan pada siswa dari seluruh usia. Penceritaan kisah lewat video memungkinkan
para siswa untuk kreatif sembari mengembangkan kemampuan mereka memahamivisual,
kemampuan menulis, dan kemampuan memproduksi video. Tujuan seharusnya adalah mengajari
para siswa untuk menyampaikan gagasan melalui kisah. Dalam proses tersebut siswa bisa saling
1. Tipe materi Media Video cocok untuk materi pelajaran yang bersifat menggambarkan suatu
proses tertentu, sebuah alur demostrasi, sebuah konsep atau mendeskripsikan sesuatu.
Misalnya bagaimana membuat membuat cake yang benar, bagaimana membuat pola pakaian,
2. Durasi Waktu Media Video memiliki durasi yang lebih singkat yaitu sekitar 20- 40 menit,
berbeda dengan film yang pada umumnya berdurasi antara 2-3 jam. Mengingat kemampuan
daya ingat dan kemampuan berkonsentrasi Wanita yang cukup terbatas antara 15-20 menit,
3. Format sajian Video Film pada umumnya disajikan dengan format dialog dengan unsur
dramatiknya yang lebih banyak. Film lepas banyak bersifat imaginative dan kurang ilmiah.
Hali ini berbeda dengan kebutuhan sajian untuk Video pembelajaran yang mengutamakan
kejelasannya dan penguasaan materi. Format Video yang cocok untuk pembelajaran
4. Ketentuan Teknis Media Video tidak terlepas dari aspek teknis yaitu kamera, teknis
pengambilan gambar, teknik pencahayaan, editing dan suara. Pembelajaran lebih menekankan
pada kejelasan pesan, dengan demikian sajian-sajian yang komunikatif perlu dukungan teknis
tersebut.
Salah satu alat yang bisa digunakan sebagai perantara yang digunakan guru untuk menyampaikan suatu pesan
atau materi pembelajaran kepada siswa dengan tujuan agar proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan
efisien serta siswa dapat memahami materi dengan mudah pada proses pembelajaran yang ada yaitu video.
Video dalam pembelajaran memiliki arti lain sebagai salah satu media yang dirancang dan disusun dengan
sistematis serta urut menyesuaikan kurikulum yang digunakan untuk pedoman. Selain itu menurut Rohani
2. media video pembelajaran dapat berdiri sendiri tanpa bantuan bahan ajar lain atau stand alone
3. informasi materi dan penggunaan video dapat membantu memudahkan pemakainya dalam mengakses
4. materi yang disampaikan dalam video harus memiliki sifat yang representatif atau berkesinambungan dan
terorganisir
5. media video pembelajaran memiliki visualisasi yang baik sebagai media yaitu didukung dengan adanya
6. kualitas pada media video harus memiliki resolusi yang bagus dan tinggi
7. media video bisa digunakan baik secara individual ataupun kelompok kapan saja dan dimana saja, baik
menggunakan panduan guru atau hanya mendengarkan uraian isi materi yang disampaikan narrator.
Terdapat beberapa penelitian mengenai penggunaan media video pembelajaran dalam proses pembelajaran
menghasilkan output yang bagus dan terbukti bahwa kompetensi hasil pembelajaran pada siswa bisa
meningkat. Wacana dan Hidayati (2021) berpendapat bahwa media video pembelajaran ini mampu
meningkatkan daya tarik dan peminatan siswa dalam belajar agar dapat memahami suatu materi. Pernyataan
tersebut terbukti dengan adanya hasil penelitian yang menyatakan nilai hasil pembelajaran siswa yang telah
tuntas secara keseluruhan sebesar 87,5% dan didukung dengan tingkat validitas video sebesar 4,38 sehingga
mencapai kategori yang layak. Selain itu, penelitian oleh Nur Amanah & Yulistiana (2022) yang menerapkan
video dalam pembelajaran menunjukkan kriteria yang sangat baik dalam 5 fase, serta menyatakan hasil belajar
siswa memiliki presentase sebesar 86% siswa telah tuntas. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin
memberikan solusi dengan melakukan penelitian yang bertujuan untuk bisa mengembangkan media
pembelajaran berupa video tutoial pada pelajaran pembuatan hiasan busana dengan tujuan pembelajaran
membuat desain hiasan sulaman bebas siswa di kelas XI jurusan Tata Busana SMK Swasta Putra Anda Binjai.