Anda di halaman 1dari 16

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI

BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN LANGUNG

Mulyadi, Febry Fahreza, dan Rendi Julianda


STKIP Bina Bangsa Meulaboh
e-mail : mul_young@yahoo.co.id

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan media audio visual yang dapat
meningkatkan prestasi belajar pada pembelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri Langung. Jenis
penilitan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas V SD Negeri Langung yang berjumlah 24 orang. Prosedur penelitian ini
menggunakan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi, Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah observasi dan tes. Teknik analisis data menggunakan rumus
penrsentase (%). Adapun hasil penelitian ini adalah penggunaan media audio visual dapat
meningkatkan prestasi belajar IPS materi usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia pada siswa
kelas V SD Negeri Langung Kabupaten Aceh Barat. Pada siklus I yaitu sebesar 58,3% dan
pada siklus II siswa yang memperoleh ketuntasan ada 83,3%. Dengan demikian, penggunaan
media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar pada pembelajaran IPS siswa kelas V
SD Negeri Langung.

Kata Kunci : Media Pembelajaran, Media Audio Visual, Prestasi Belajar, IPS

Abstract
The purpose of this study is to describe the use of audio-visual media that can improve learning
achievement on learning social studies student grade V SD Negeri Langung. This type of
research is Classroom Action Research (PTK). Subjects in this study were all students of grade
V SD Negeri Langung which amounted to 24 people. This research procedure using planning,
implementation, observation and reflection, Technique of collecting data used is observation
and test. Data analysis technique using penentration formula (%). The results of this study is
the use of audio visual media can improve learning achievement IPS material business and
economic activities in Indonesia in grade V SD Negeri Langung West Aceh District. In the first
cycle that is equal to 58.3% and on the second cycle students who get the completeness is
83.3%. Thus, the use of audio-visual media can improve learning achievement in the IPS
student learning grade V SD Negeri Langung.

Keywords: Learning Media, Audio Visual Media, Learning Achievement, Social Science

PENDAHULUAN mengandung unsur suara juga mengandung


Kemajuan teknologi telah unsur gambar yang dapat dilihat, seperti
berkontribusi besar dalam kerja-kerja rekaman video, berbagai ukuran film, slide
manusia, termasuk dalam aktivitas suara dan lain sebagainya. Kemampuan
pembelajaran seperti memanfaatkan media ini dianggap lebih baik dan lebih
teknologi untuk pengembangan media menarik, sebab mengandung kedua unsur
pembelajaran audio visual, karena audio jenis media yang pertama dan kedua. Dalam
visual merupakan jenis media yang selain rangka pencapaian tujuan pembelajaran,

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 31


setiap guru dituntut untuk benar-benar dilakukan penelitian. Peneliti menyasar
memahami model, media, metode, strategi target penelitian adalah siswa V SD Negeri
maupun pendekatan pembelajaran yang Langung pada sistem pembelajaran mata
akan diterapkan. Sehubungan dengan hal pelajaran IPS.
tersebut, seorang guru perlu memikirkan Dalam pemilihan pokok bahasan,
strategi atau pendekatan yang akan peneliti menggunakan materi usaha dan
digunakannya. kegiatan ekonomi di Indonesia yang
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan merupakan salah satu pokok bahasan dalam
Sosial (IPS), tidak semua materi khususnya semester gasal. Pengambilan keputusan
usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia materi yang akan peneliti ambil atas
bisa diceritakan atau diterangkan saja. kesepakatan bersama guru mata pelajaran
Melainkan harus diperlihatkan secara nyata dengan pertimbangan merupakan materi
agar materi (ilmu) yang didapat peserta yang tepat untuk dikemas dengan bentuk
didik tersebut akan selalu diingat dan media audio visual dan konten dapat
dipahami. Dengan menggunakan media terwadahi secara benar dengan
audio visual, anak-anak juga dapat mengoptimalkan peranan di lingkungan
termotivasi belajarnya. sekitar.
Anak akan dapat cepat memahami Media pembelajaran yang dapat
dan mengerti tentang materi yang diajarkan menarik perhatian siswa adalah media audio
dengan menggunakan media tersebut. Anak visual. Adanya media dikalangan siswa
juga akan senang dengan pengalaman- dapat membantu untuk belajar secara
pengalaman yang telah dilihatnya melalui mandiri. Jadi siswa belajar materi terlebih
media audio visual. Oleh karena itulah dasar dahulu, sehingga siswa akan lebih paham
adanya penggunaan media audio visual pada ketika guru menjelaskan. Keguanaan medai
pembelajaran IPS ini diharapkan agar siswa audio visual tersebut adalah salah satunya
dapat melihat, dan memahami objek yang terdapdat dalam mata pelajaran IPS, yang
dipelajari, sehingga kesenjangan yang ada mempunyai karakteristik yang bersifat
dapat teratasi. abstrak. Munculnya media audio visual
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, yang bermacam-macam dapat membantu
peneliti bermaksud untuk melakukan siswa dalam mempelajari materi secara
pengembangan media pembelajaran yang mandiri. Saat ini ketersediaan media audio
berbentuk media audio visual, untuk visual untuk membantu proses pembelajaran
kemudian diterapkan pada sistem IPS masih kurang dan belum banyak
pembelajaran target atau sasaran untuk digunakan di sekolah-sekolah.

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 32


KAJIAN PUSTAKA dengan siswa agar lebih efektif. Oleh karena
Media pembelajaran yang dapat itu media pembelajaran saat proses belajar
menarik perhatian siswa adalah media audio mengajar sangat diperlukan.
visual. Adanya media dikalangan siswa Kata media berasal dari bahasa Latin
dapat membantu untuk belajar secara medius yang secara harfiah berarti tengah,
mandiri. Jadi siswa belajar materi terlebih perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab
dahulu, sehingga siswa akan lebih paham media adalah perantara atau pengantar pesan
ketika guru menjelaskan. Keguanaan medai dari pengirim kepada penerima pesan.
audio visual tersebut adalah salah satunya Menurut Gerlach dan Ely (Arsyad, 2010: 3)
terdapdat dalam mata pelajaran IPS. mengatakan bahwa media apabila dipahami
Menurut Fahreza (2017:39) Pembelajaran secara garis besar adalah manusia, materi
IPS di merupakan program pengajaran yang atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku
bertujuan untuk mengembangkan potensi teks, dan lingkungan sekolah merupakan
peserta didik agar peka terhadap masalah media. Secara lebih khusus, pengertian
sosial yang terjadi di masyarakat, memilki media dalam proses belajar mengajar
sikap mental positif terhadap perbaikan cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
segala ketimpangan yang terjadi, dan photografis, atau elektronis, untuk
terampil mengatasi setiap masalah yang menangkap, memproses dan menyusun
terjadi sehari-hari baik yang menimpa kembali informasi visual atau verbal.
dirinya sendiri maupun yang menimpa Secara sederhana istilah media dapat
masyarakat. didefinisikan sebagai perantara atau
Usman (2009: 20), pemilihan media pengantar. Sedangkan istilah pembelajaran
pembelajaran yang tepat, yaitu adalah kondisi untuk membuat seseorang
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi melakukan kegiatan belajar. Dengan
yang dihadapi yang akan berdampak pada merujuk pada definisi tersebut maka media
tingkat penguasaan atau prestasi belajar pembelajaran adalah wahana penyalur pesan
peserta didik. Media pembelajaran atau informasi belajar sehingga
merupakan salah satu unsur yang sangat mengkondisikan seseorang untuk belajar
penting dalam proses belajar mengajar yang atau berbagai jenis sumber daya yang dapat
dapat dimuati pesan yang akan disampaikan difungsikan dalam proses pembelajaran,
kepada siswa, baik berupa alat, orang berdasarkan ruang lingkup sumber belajar di
maupun bahan ajar, selain itu media atas, maka media pembelajaran merupakan
pembelajaran merupakan salah satu cara bagian dari sumber belajar yang
untuk memotivasi dan berkomunikasi menekankan pada software atau perangkat

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 33


lunak dan hardware atau perangkat keras perangkat lunak (software). Hardware
(Suwama, 2013: 18). adalah alat-alat yang dapat mengantarkan
Menurut Sanjaya (2010: 160), pesan seperti overhead projector, radio,
“dalam suatu proses komunikasi selalu televisi, dan sebagainya. Sedangkan
melibatkan tiga komponen pokok, yaitu software adalah isi program yang
komponen pengirim pesan (guru), mengandung pesan seperti informasi yang
komponen penerima pesan (siswa), dan terdapat transparasi atau buku dan bahan-
komponen pesan itu sendiri yang biasanya bahan cetakan lainnya, cerita yang
berupa materi pelajaran. Kadang-kadang terkandung dalam film atau meteri yang
dalam proses pembelajaran terjadi disuguhkan dalam bentuk bagan, grafik,
kegagalan komunikasi”. Untuk menghindari diagram dan lain sebagainya (Sanjaya,
semua itu, maka guru dapat menyusun 2010: 164).
strategi pembelajaran dengan Arsyad (2010: 4), Ciri-ciri umum
memanfaatkan berbagai media dan sumber media pembelajaran adalah sebagai berikut:
belajar. Secara umum media merupakan a. Media pendidikan memiliki pengertian
kata jamak dari “medium”, yang berarti fisik yang dewasa ini dikenal sebagai
perantara atau pengantar. Kata media hardware (perangkat keras),
berlaku untuk berbagai kegiatan atau usaha, b. Media pendidikan memiliki pengertian
seperti media dalam penyampaian pesan, non-fisik yang dikenal sebagai software
media pengantar magnet atau panas dalam (perangkat lunak),
bidang teknik. Istilah media digunakan juga c. Penekanan media pendidikan terdapat
dalam bidang pengajaran atau pendidikan pada visual dan audio.
sehingga istilahnya menjadi media d. Media pendidikan memiliki pengertian
pendidikan atau media pembelajaran alat bantu pada proses belajar baik
(Arsyad, 2010: 3). Sedangkan menurut didalam maupun diluar kelas.
Heinich (Uno, 2010: 113) apabila dikaitkan e. Media pendidikan digunakan dalam
dengan kegiatan pembelajaran maka media rangka komunikasi dan interaksi guru
dapat diartikan sebagai alat komunikasi dan siswa dalam proses pembelajaran.
yang digunakan dalam proses pembelajaran f. Media pendidikan dapat digunakan
untuk membawa informasi dari pengajar secara massa (misalnya: radio, televisi),
kepeserta didik. kelompok besar dan kelompok kecil
Selain pengertian diatas, ada juga (misalnya film, slide, video, OHP), atau
yang berpendapat bahwa media pengajaran perorangan (misalnya:modul, komputer,
meliputi perangkat keras (hardware) dan radio tape/kaset, video recorder)

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 34


g. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan beberapa jenis media yang dapat
manajemen yang berhubungan dengan dikelompokkan dalam media audio menurut
penerapan suatu ilmu. Riyana (2014: 27), antara lain Radio, Alat
Media pengajaran yang dapat perekam pita magnetic (kaset tape recorder)
digunakan dalam proses belajar mengajar dan Laboratorium bahasa.
dapat dikelompok, antara lain: 3) Media Proyeksi Diam
1) Media Grafis Menurut Sadiman (2009: 72), media
Media grafis adalah media visual, yang proyeksi diam (still proyected medium)
berfungsi untuk menyalurkan pesan dari mempunyai persamaan dengan media grafis
sumber ke penerima pesan (reserver), dalam arti menyajikan rangsangan-
dimana pesan dituangkan melalui lambang rangsangan visual. Kecuali itu bahan-bahan
atau simbol komunikasi visual. Menurut grafis banyak sekali dipakai dalam media
Sadiman (2009: 72), media grafis proyeksi diam. Perbedaan yang jelas
mempunyai jenis yang bermacam-macam, diantara mereka adalah bila pada media
antara lain Bagan, Grafik, Diagram, Poster, grafis dapat secara langsung berinteraksi
Karikatur/Kartun, Gambar/Foto dan Komik dengan pesan media yang bersangkutan
2) Media Audio pada proyeksi diam, pesan tersebut harus
Media audio berbeda dengan media grafis, diproyeksikan dengan proyektor agar dapat
media audio berkaitan dengan indera dilihat oleh sasaran, terlebih dahulu. Ada
pendengaran. Pesan yang akan disampaikan kalanya media jenis ini disertai rekaman
dituangkan kedalam lambang-lambang audio, tapi ada pula yang hanya visual saja.
auditif, baik verbal (kedalam katakata/ Sedangkan (Riyana, 2014: 28)
bahasa lisan) maupun non verbal. Ada mengelompokkan jenis media pembelajaran
menjadi 10 golongan yaitu:

Tabel 1. Jenis Media Pembelajaran


No Golongan Media Contoh dalam Pembelajaran
I Audio Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
II Cetak Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
III Audio-cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
IV Proyeksi visual diam Overhead transparansi (OHT), Film bingkai (slide)
V Proyeksi Audio visual diam Film bingkai (slide) bersuara
VI Visual gerak Film bisu
VII Audio Visual gerak, film gerak bersuara, video/VCD, televisi
VIII Obyek fisik Benda nyata, model, specimen

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 35


IX Manusia dan lingkungan Guru, Pustakawan, Laboran
CAI (Computer Assisted Instructional =
X Komputer Pembelajaran berbantuan komputer), CMI
(Computer Managed Instructional).
(Sumber: Riyana, 2014: 28).

Manfaat media dalam kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi


pembelajaran tidak lain adalah media yang dapat dilihat, didengar dan
memperlancar proses interaksi antara guru yang dapat dilihat dan didengar. Media
dengan siswa, dalam hal ini membantu audio visual menurut Sanjaya (2010: 172)
siswa belajar secara optimal. Kemp dan adalah jenis media yang mengandung unsur
Dayton (dalam Yasmin, 2009: 178), suara dan unsur gambar. Misalnya rekaman
mengidentifikasi tidak kurang dari delapan video, rekaman film, slide suara, dan lain
manfaat media dalam kegiatan sebagainya. Kemampuan media ini
pembelajaran yaitu: dianggap lebih baik dan lebih menarik.
a. Penyampaian materi pelajaran dapat Media audio visual berasal dari kata
diseragamkan media yang berarti bentuk perantara yang
b. Proses pembelajaran menjadi lebih digunakan oleh manusia untuk
menarik menyampaikan atau menyebar ide,
c. Proses belajar siswa menjadi lebih gagasan, atau pendapat sehingga ide,
interaktif pendapat atau gagasan yang dikemukakan
d. Jumlah waktu belajar-mengajar dapat itu sampai kepada penerima yang dituju
dikurangi (Arsyad, 2010: 81).
e. Kualitas belajar siswa dapat (Sanjaya, 2010: 174) mengatakan
ditingkatkan “media Audio visual adalah media
f. Proses belajar dapat terjadi dimana saja pengajaran dan media pendidikan yang
dan kapan saja mengaktifkan mata dan telinga peserta
g. Sikap positif siswa terhadap bahan didik dalam waktu proses belajar mengajar
pelajaran maupun terhadap proses berlangsung”.
belajar itu sendiri dapat ditingkatkan. Berdasarkan pengertian media
h. Peran guru dapat berubah ke arah yang audio visual dari para ahli tersebut di atas,
lebih positif maka dapat disimpulkan bahwa media
Media audio visual merupakan audio visual adalah media yang mempunyai
media instruksional modern yang sesuai unsur suara dan unsur gambar. Media
dengan perkembangan zaman (kemajuan pembelajaran merupakan salah satu

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 36


komponen pelajaran yang mempunyai seseorang setelah melaksanakan usaha-
peranan penting dalam kegiatan belajar usaha belajar. Prestasi belajar dapat diukur
mengajar. Pemakaian media pembelajaran melalui tes yang sering dikenal dengan tes
dalam proses belajar mengajar dapat prestasi belajar. Tes prestasi belajar bila
membangkitkan minat dan keinginan yang dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap
baru, motivasi dan rangsangan kegiatan keberhasilan sesorang dalam belajar.
belajar, dan bahkan membawa pengaruh- Testing pada hakikatnya menggali
pengaruh psikologis terhadap siswa informasi yang dapat digunakan sebagai
sehingga akan membantu keefektifan dasar pengambilan keputusan.
proses pembelajaran dalam penyampaian Tes prestasi belajar berupa tes yang
pesan dan isi pelajaran pada saat itu. disusun secara terencana untuk
Belajar merupakan suatu proses mengungkap performasi maksimal subyek
perubahan tingkah laku sebagai hasil dalam menguasai bahan-bahan atau materi
interaksi individu dengan lingkungannya yang telah diajarkan. Dalam kegiatan
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. pendidikan formal tes prestasi belajar dapat
Menurut Slameto (2010: 2) “belajar ialah berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes
suatu proses usaha yang dilakukan sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian
seseorang untuk memperoleh suatu masuk perguruan tinggi (Wena, 2010: 78).
perubahan tingkah laku yang baru secara Dari pengertian prestasi belajar dapat kita
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya simpulkan pengertian prestasi belajar IPS
sendiri dalam interaksi dengan ialah kemampuan menguasai mata
lingkungannya”. pelajaran IPS setelah mengikuti proses
Prestasi adalah hasil yang telah pembelajaran dan mencapai tujuan
dicapai seseorang dalam melakukan pembelajaran yang ditunjukan dengan nilai
kegiatan. Menurut Wingkel (2010: 26) tes atau angka yang diberikan guru. Dalam
mengemukakan bahwa prestasi belajar taksonomi Bloom bahwa pengelompokkan
merupakan bukti keberhasilan yang telah tujuan pendidikan itu harus senantiasa
dicapai oleh seseorang. Maka prestasi mengacu kepada tiga jenis domain (daerah
belajar merupakan hasil maksimum yang binaan atau ranah) yang melekat pada diri
dicapai oleh seseorang setelah peserta didik, yaitu: aspek kognitif, afektif,
melaksanakan usaha-usaha belajar. dan psikomotor (Daryanto, 2013: 103).
Sedangkan menurut Wena (2010: Ketiga aspek tersebut sangat erat kaitannya,
77) mengemukakan bahwa prestasi belajar bahkan tidak dapat dipisahkan dalam
adalah usaha maksimal yang dicapai oleh proses belajar mengajar. Dengan

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 37


terbatasnya waktu dan kemampuan peneliti yang dimulai dari: a) perencanaan
dalam pembelajaran IPS yang akan diteliti, (planning), b) pelaksanaan (action), c)
peneliti hanya mengukur aspek kognitif dan pengumpulan data (observing), d)
aspek afektif saja. penganalisis data/informasi untuk
METODE memutuskan sejauh mana kelebihan atau
Penelitian tindakan kelas kelemahan tindakan tersebut (reflecting)
merupakan kegiatan pemecahan masalah (Arikunto, 2009: 16).

Adapun tahap-tahap penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

Perencanaan Pelaksanaan
Permasalaha
Tindakan I Tindakan I
n

Siklus I Refleksi I Pengamatan/


Pengumpulan Data I

Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan


baru hasil
Refleksi Tindakan II Tindakan II

Siklus II Refleksi II Pengamatan/


Pengumpulan Data I

Apabila
Permasalahan Dilanjutkan ke
belum
Siklus berikutnya
terselesaikan

Gambar 1 Alur Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini dilaksanakan di kelas (Arikunto, 2010: 188). Adapun yang


V-B SD Negeri Langung Kecamatan menjadi subjek dalam penelitian ini adalah
Meureubo Kabupaten Aceh Barat, yang seluruh siswa dan siswi V-B SD Negeri
dilaksanakan pada bulan September tahun Langung Kecamatan Meureubo Kabupaten
2017 pada semester I tahun ajaran 2017- Aceh Barat yang berjumlah 24 orang siswa,
2018. Subjek penelitian merupakan subjek yang terdiri dari 11 laki-laki dan 13 orang
yang dituju untuk diteliti oleh peneliti perempuan. Instrumen penelitian yang

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 38


digunakan dalam penelitian ini adalah Tes mengajar atau mencapai taraf keberhasilan
dan Nontes minimal,
Observasi yang dilakukan peneliti
adalah mengamati partisipasi siswa dan HASIL DAN PEMBAHASAN
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Hasil Penelitian
IPS pada siswa kelas V-B SD Negeri Hasil Pratindakan
Langung. Proses pembelajaran dilaksanakan Pada pra siklus ini dapat dilihat
dengan menggunakan media audio visual. bahwa pemahaman siswa pada materi indera
Indikator keberhasil dalam penelitian ini penglihatan masih sangat rendah, hanya ada
adalah 75% siswa sudah mencapai 7 orang siswa atau 29,2% yang mencapai
ketuntasan. Hal ini sesuai dengan pendapat nilai tuntas dan yang tidak tuntas ada 17
dari Djamarah, (2006: 108) tingkat orang siswa atau 70,8%. Nilai minimum
keberhasilan proses belajar mengajar yang yang diperoleh adalah 30 dan nilai
dilaksanakan adalah apabila 75% dari maksimumnya adalah 80 dengan nilai rata-
jumlah siswa yang mengikuti proses belajar rata kelas yang diperoleh adalah
58,13. Hasil persentase pretest tindakan jika disajikan dalam bentuk grafik
siswa kelas V SD Negeri Langungpada pra dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini :

Gambar 2 Grafik Hasil Pretest Pada Pelajaran IPS

Berdasarkan dari hasil tabel dan 70,8% (17 orang), dengan nilai rata-rata
grafik di atas, menunjukkan bahwa tingkat secara klasikal adalah 58,13.
keberhasilan siswa kelas V SD Negeri Hasil Siklus I
Langung pada mata pelajaran IPS materi Pada siklus I terlihat bahwa hasil
usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia di prestasi belajar siswa dalam menyelesaikan
pratindakan adalah 29,2% (7 orang). soal-soal yang diberikan oleh guru telah
Sedangkan yang tidak tuntas sebanyak mengalami peningkatan dimana nilai rata-

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 39


rata siswa seluruhnya mencapai 68,33. kelas V SD Negeri Langung pada siklus I
Apabila dilihat dari persentasenya siswa jika disajikan dalam bentuk grafik dapat
yang mencapai nilai ketuntasan belajar ada dilihat pada Gambar 3 berikut :
14 orang atau 58,3%. Hasil postest siswa

Gambar 3 Grafik Hasil Postest Pada Siklus I

Pada tabel dan grafik di atas dapat Aktivitas belajar siswa pada siklus I di atas,
diketahui bahwa pada siklus I ini, jumlah dapat diketahui bahwa nilai persentase
siswa yang mencapai nilai ketuntasan siswa mencapai 70% ini berada pada
berjumlah 14 siswa (58,3%), sedangkan ketegori baik. Meskipun begitu persentase
siswa yang nilainya tidak tuntas berjumlah aktivitas peserta didik tersebut belum
10 siswa (41,7%). Hal ini menunjukkan memenuhi indikator keberhasilan tindakan.
bahwa sebahagian siswa belum bisa Hasil Siklus II
menyelesaikan soal posttest yang diberikan Pada siklus II terlihat bahwa
oleh guru, oleh karena itu perlu diadakan motivasi siswa dalam menyelesaikan soal-
tindakan selanjutnya untuk perbaikan hasil soal yang diberikan oleh guru telah
pembelajaran IPS materi usaha dan mengalami peningkatan dimana nilai rata-
kegiatan ekonomi di Indonesia tersebut. rata siswa seluruhnya mencapai 78,54.
1) Observasi Guru Apabila dilihat dari persentasenya siswa
Aktivitas peneliti sebagai pengajar dalam yang mencapai nilai ketuntasan belajar ada
kegiatan proses pembelajaran IPS materi 20 orang atau 83,3% sementara yang tdak
usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia tuntas hanya tinggal 4 orang atau 16,7%.
dengan mengggunakan media audio visual Hasil postest siswa kelas V SD Negeri
IPS materi tersebut di siklus I ini termasuk Langung pada siklus II jika disajikan dalam
dalam kategori baik, dengan nilai bentuk grafik dapat dilihat pada Gambar 4
persentasenya adalah 75%. berikut :
2) Observasi Siswa

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 40


Gambar 4 Grafik Hasil Postest Pada Siklus II

Dari gambar di atas diperoleh nilai tersebut dapat dilihat dari aspek kesiapan
rata-rata prestasi belajar siswa adalah 78,54 siswa mengikuti pembelajaran, siswa
dan ketuntasan belajar mencapai 83,3% atau memposisikan diri dalam kelompok
ada 20 siswa sudah tuntas belajarnya. Hasil belajarnya dan siswa mengamati dan
ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini memahami gambar yang di tampilkan guru
ketuntasan belajar secara klasikal telah sudah termasuk dalam kategori sangat baik.
mengalami peningkatan lebih baik dari
siklus I. Adanya peningkatan prestasibelajar Pembahasan
siswa ini karena setelah guru Penggunaan media audio visual Pada
menginformasikan bahwa setiap akhir Pembelajaran IPS Materi usaha dan
pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga kegiatan ekonomi di Indonesia
pada pertemuan berikutnya siswa lebih Pembelajaran melalui media audio
termotivasi untuk belajar. visual dapat meningkatkan kemampuan
1) Observasi Guru siswa dalam memahami materi juga dapat
Kemampuan guru dalam proses pelajaran merubah perilaku belajar siswa. Siswa dapat
IPS materi usaha dan kegiatan ekonomi di lebih aktif bertanya jawab dengan lebih
Indonesiadengan menggunakan media audio baik, siswa lebih tertarik dan senang dengan
visual sudah termasuk dalam kategori sangat pembelajaran IPS materi usaha dan kegiatan
baik dengan perolehan nilai persentase dari ekonomi di Indonesia, siswa lebih mudah
hasil pengamatan observer adalah 85%. Dan memahami isi materi yang diajarkan, siswa
termasuk dalam kategori sangat baik. lebih aktif dalam pembelajaran dan perilaku
2) Observasi Siswa yang kurang baik (seperti mengantuk pada
Aktivitas siswa pada siklus II sudah saat pembelajaran, jalan-jalan, cari
meningkat, yaitu mencapai 82,5% atau perhatian dan gaduh) dapat dikurangi.
termasuk dalam ketegori sangat baik. Hal
Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 41
Peningkatan Prestasi Belajar IPS Materi perbaikan yang positif dalam diri siswa. Hal
Usaha Dan Kegiatan Ekonomi Di tersebut dibuktikan dengan keaktifan siswa
Indonesia dalam mengikuti pembelajaran IPS di kelas,
Penggunaan media audio visual ini misalnya siswa yang semula pasif dalam
bermanfaat karena mampu menguji belajar kelompok menjadi lebih aktif dan
kesiapan siswa, melatih keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal tes tidak
mereka dalam membaca dan memahami ada lagi yang contekan dengan temannya
materi pelajaran dengan cepat, dan karena siswa sudah yakin dengan
mengajak mereka untuk terus siap dalam kemampuannya sendiri. Perubahan positif
situasi apapun. Pada pelaksanaan siklus I pada keaktifan siswa berdampak pula pada
dan siklus II tahap-tahap tersebut telah hasil belajar dan ketuntasan belajar
dilaksanakan dan telah memberikan
.

Gambar 5 Hasil Persentase perbandingan penilaian pratindakan, siklus I dan Siklus II

Nilai rata-rata pretest siswa kelas V yang mendapat nilai > 70 sebanyak 20 siswa
SD Negeri Langung Kabupaten Aceh Barat (83,3%) dan < 70 sebanyak 4 siswa (16,7%).
dengan taraf keberhasilan hasil pre test Berdasarkan hasil nilai post test II siswa
siswa yang mencapai nilai > 70 sebanyak 7 terlihat adanya peningkatan pemahaman
siswa (29,2%) dan < 70 sebanyak 17 siswa siswa, ini terbukti dengan meningkatnya
(70,8%) dengan nilai rata-rata kelas adalah prestasi belajar siswa. Dengan demikian
58,13. Pada siklus I nilai rata-rata kelas pembelajaran menggunakan media audio
68,33 siswa yang mendapat nilai > 70 visual terbukti mampu membantu siswa
sebanyak 14 siswa (58,3%) dan < 70 dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
sebanyak 10 siswa (41,7%). Sedangkan
pada siklus II nilai rata-rata 78,54 siswa

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 42


KESIMPULAN 1) Melalui media audio visual dapat
Berdasarkan hasil penelitian dan dijadikan alternatif dalam pembelajaran
pembahasan tentang penggunakan media IPS karena dengan melalui media audio
audio visual untuk meningkatkan prestasi visual dapat mempermudah siswa dalam
belajar IPS dalam materi usaha dan kegiatan memahami materi usaha dan kegiatan
ekonomi di Indonesia, maka dapat ekonomi di Indonesia dan perlu adanya
disimpulkan bahwa proses pelaksanaan penelitian lanjutan yang berkaitan
pembelajaran yang dilakukan guru dengan pembelajaran IPS dengan
menunjukkan peningkatan pelaksanaan teknik-teknik yang lain agar
pembelajaran. kemampuan siswa dalam memahami
1. Pada kesimpulan proses pembelajaran materi lebih baik.
siklus I aktivitas guru memperoleh nilai 2) Bagi Guru
persentase sebesar 75% (kategori baik) a. Guru dapat menyajikan media audio
sedangkan pada siklus II memperoleh visual menggunakan metode kerja
85% (kategori sangat baik). Pada ilmiah sederhana sehingga dapat
aktivitas siswa dengan nilai persentase meningkatkan prestasi belajar IPS.
sebesar 70% (kategori baik) sedangkan b. Guru mampu mengembangkan dan
pada siklus II memperoleh 82,5% mengatasi hambatan dalam
(kategori sangat baik). pelaksanaan pembelajaran melalui
2. Penggunaan media audio visual dapat media audio visual.
meningkatkan prestasi belajar IPS 3) Bagi Siswa
materi usaha dan kegiatan ekonomi di a. Siswa diharapkan dapat
Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri memberikan respon yang baik
Langung Kabupaten Aceh Barat. Hal ini terhadap guru dalam menyajikan
dapat dilihat dari ketuntasan prestasi media audio visual dengan baik
belajar siswa pada siklus I yaitu sebesar sehingga dapat meningkatkan
58,3% dan pada siklus II siswa yang prestasi IPS dan meningkatkan
memperoleh ketuntasan ada 83,3%. kualitas proses belajar IPS.
b. Untuk meningkatkan partisipasi dan
Berdasarkan pembahasan hasil aktivitasnya dalam mengikuti
penelitian dan simpulan tersebut, saran yang pelajaran IPS melalui media audio
dikemukakan melalui hasil penelitian ini visual, siswa diharapkan untuk terus
adalah sebagai berikut: belajar dan berusaha sehingga

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 43


prestasi belajar dan kualitas proses Sekolah diharapkan menyediakan media
belajar naik. pembelajaran yang bermanfaat untuk
4) Bagi Sekolah meningkatkan prestasi belajar IPS siswa.

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 44


DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. Suhardjono, Supardi. 2009. Penelitian Tndakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
_________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Arsyad, A. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press
Asnawir. 2012. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Daryanto. 2013. Menciptakan Pembelajaran IPS Efektif dan Menyenangkan. Jakarta: Multi
Kreasi Satu delapan.
Fahreza, F., & Husna 2017. Pengaruh Strategi Pembelajaran terhadap hasil belajar IPS Siswa
Kelas V SD Negeri Paya Peunaga Kabupaten Aceh Barat. Jurnal Bina Gogik,
Volume 4(2): 37-48.
Ngalim, Purwanto. 2011. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Riyana. 2014. Guru Sebagai Motivasi Perubahan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Rohani. 2007.
Sistem Pendidikan Nasional. Solo: Aneka Ilmu
Sadiman, Arif. 2009. Media Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sanjaya, W. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta.
Kencana Prenada Media Group.
Solihatin. E. 2011. Cooperative Learning; Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Sudradjat, Hari. 2009. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Bandung: CV
Cipta Cekas Grafika.
Slameto. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta.
Kencana Prenada Media Group.
Sugihartono. 2007. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sumaatmadja. 2009. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Suwama. 2013. Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, Dan
Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta:
Kencana.
Uno, H.B. 2010. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Usman U. Setiawati. L. 2009. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung : PT
Remaja Rosda Karya

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 45


Wena, M. 2010. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional. Jakarta : Bumi Aksara.
Winkel. 2010. dalam “http://www.articel.net/ips/hakkiranen.html”. diakses tanggal 25
Februari 2017.
Yasmin, M. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: Citra Media.

Jurnal Visipena Volume 9, Nomor 1, Juni 2018 I 46

Anda mungkin juga menyukai