PENDAHULUAN
meningkatkan kemampuan cara guru mengajar. Proses belajar dapat terjadi kapan saja
dan dimana saja, tidak ada batasan umur seseorang, tetapi proses belajar yang umum di
kenal orang adalah belajar di sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang
paling dikenal masyarakat. Di sekolah terjadi proses belajar mengajar dalam upaya
Pendidikan formal pertama kali diperoleh anak dibangku SD/MI. Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar (SD) dari
kelas I sampai kelas V. Pembelajaran IPA pada hakikatnya mempelajari tentang segala
hal yang ada di sekitar kita. Mata pelajaran IPA juga merupakan salah satu mata pelajaran
yang di ujikan pada Ujian Nasional (UN) tingkat sekolah dasar. Seorang guru akan dapat
menyajikan materi IPA dengan baik apabila menguasai bahan kajian IPA yang akan
diajarkan, akan tetapi penguasaan bahan ajar saja tidaklah cukup, namun perlu juga
Bukloh Aceh Besar tentang materi organ pernapasan manusia, diperoleh gambaran bahwa
materi ini sulit dipahami oleh siswa kelas V pada tahun-tahun sebelumnya. Akibatnya
ketuntasan belajar siswa pada materi organ pernapasan manusia kurang memuaskan yaitu
hanya sekitar 60%. Nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 63
sedangkan nilai yang dicapai siswa rata-rata kurang dari 63. Ketuntasan secara klasikal
Untuk dapat menggerakkan minat dan motivasi belajar siswa, penulis merasa
perlu untuk melakukan sebuah inovasi baru dalam mengajar. Salah satunya adalah
dengan menggunakan sebuah strategi yang dapat membangkitkan semangat siswa untuk
belajar. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah dengan menyediakan media
dalam pembelajaran yang dapat membangkitkan gairah dan semangat siswa dalam
belajar.
pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan,
seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Alat-alat semacam radio dan
televisi kalau digunakan dan diprogramkan untuk pendidikan, maka merupakan media
pembelajaran”. Namun demikian, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan
tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Gerlach
(dalam Sanjaya, 2008:204) mengemukakan bahwa “secara umum media itu meliputi
orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan
animasi,diharapkan dengan media animasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan
manusia, sehingga nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dapat tercapai sesuai dengan
Melalui uraian yang telah dipaparkan diatas, penulis tertarik untuk mengetahui
penggunaan media animasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi organ
Media Animasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Materi Organ pernapasan
Berdasarkan latar belakang yang di uraikan di atas, maka rumusan masalah dalam
dalam materi organ pernapasan manusia di kelas V MIN Bukloh Aceh Besar?
2. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa dan guru dengan menggunakan media animasi
pada materi organ pernapasan manusia di kelas V MIN Bukloh Aceh Besar?
animasi pada materi organ pernapasan manusia di kelas V MIN Bukloh Aceh Besar.
2. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan guru dengan menggunakan media
animasi pada materi organ pernapasan manusia di kelas V MIN Bukloh Aceh Besar.
memberi manfaat:
1. Bagi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi organ pernapasan
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan yang dapat digunakan dalam upaya meningkatkan
memberi batasan-batasan istilah yang terdapat dalam judul skripsi diantaranya adalah:
1. Media
Menurut Gagne (dalam Sadiman dkk, 2002:6) bahwa “secara umum media
pembelajaran dalam pendidikan disebut media, yaitu berbagai jenis komponen dalam
2. Media Animasi
Menurut Furoidah (2009:13) bahwa” media animasi pembelajaran merupakan
media yang berisi kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga
menghasilkan gerakan dan dilengkapi dengan audio sehingga berkesan hidup serta
sebagai perangkat ajar yang siap kapan pun digunakan untuk menyampaikan materi
pelajaran.
3. Hasil Belajar
Hasil Belajar adalah “Hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau tindak
belajar’’ (Dimyati dan Mudjiono, 2006:3). Adapun hasil belajar yang penulis maksud
dalam penelitian ini adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah mengalami
BAB II
LANDASAN TEORITIS
Kata “media” berasal dari kata latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata
“medium”. Secara harfiah kata media berarti perantara atau pengantar. Briggs (dalam
Sanjaya, 2008:204) berpendapat bahwa, “media merupakan alat untuk memberikan
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan
(Sadiman, 2002:6). Menurut Gagne (dalam Sadiman, 2002:6) bahwa “secara umum
media pembelajaran dalam pendidikan disebut media, yaitu berbagai jenis komponen
Selain pengertian di atas, ada juga yang berpendapat bahwa media pengajaran
meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Hardware adalah
alat-alat yang dapat mengantar pesan seperti Over Head, Projector, radio, televisi, dan
sebagainya. Sedangkan software adalah isi program yang mengandung pesan seperti
informasi yang terdapat pada transparansi atau buku dan bahan-bahan cetakan lainnya,
cerita yang terkandung dalam film atau materi yang disuguhkan dalam bentuk bagan,
adalah suatu alat yang dipakai sebagai suatu saluran (channel) untuk menyampaikan
agar dapat merangsang fikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses
interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna
untuk giat dalam belajar. Sesuatu dapat dikatakan sebagai media apabila media tersebut
sebagai berikut:
belajar.
b. Bahan pembelajaran akan menjadi lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
pembelajaran.
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan. Selain itu,
guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam
pelajaran.
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
tersebut terdapat sejumlah keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa. Media
a. Tujuan
Guru yang akan menggunakan media pendidikan dalam kegiatan pembelajaran harus
menentukan tujuan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar media yang dipilih
b. Ketepatgunaan
Ketepatgunaan ini mengacu pada kesesuaian mata pelajaran dengan media pengajaran
yang digunakan.
c. Keadaan siswa
d. Ketersediaan
e. Mutu teknis
Suatu media dikatakan memiliki mutu teknis apabila media itu benar-benar cocok
f. Biaya
media yang tepat sesuai dengan karakteristik materi pelajaran. Langkah-langkah memilih
bawah ini.
karakteristik bahan).
b. Mengkaji berbagai media yang telah ada.
d. Jika belum ada media maka pengajar membuat atau menciptakan media.
e. Menggunakan media.
Kurikulum yang ada sekarang ini memberi ruang yang cukup bagi pengajar untuk
berkreasi dan berinovasi secara mandiri. Hal ini akan memberikan dampak pada
dan menyajikan secara lebih menarik dengan berbagai teknik dan strategi. Jadi, dapat
dikatakan bahwa sumber dan media pembelajaran adalah dua hal yang saling berkaitan.
pembelajaran. Penggunaan sumber dan media yang tepat dapat memperlancar pencapaian
tujuan pembelajaran. Selain itu, dapat meningkatkan sikap positif siswa sehingga
menumbuhkan minat untuk melestarikan dan mengembangkan sastra dan budaya bangsa.
a. Media audio, yaitu alat yang dapat menghasilkan bunyi seperti tape recorder dan
radio.
b. Media visual, yaitu media yang dapat memperlihatkan bentuk dan rupa yang dikenal
sebagai alat peraga. Media visual ini dibagi menjadi dua kategori.
a) Media visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan seperti gambar-
b) Media visual dua dimensi pada bidang yang transparan seperti slide, film strib,
Animasi atau lebih akrab disebut dengan film animasi adalah film yang
merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang
bergerak, dengan bantuan komputer dan grafika komputer, pembuatan film animasi
menjadi sangat mudah dan cepat. Menurut Artawan (2010:18), ada tiga jenis format
animasi yaitu animasi tanpa sistem control misalnya untuk pause, memperlambat
kecepatan pergantian frame, zoom in, zoom out dan lain sebagainya, animasi dengan
sistem kontrol dan animasi manipulasi langsung, dimana guru dapat berinteraksi langsung
dengan tombol yang berfungsi menggerakkan gambar animasi. Media animasi termasuk
jenis media visual audio, karena terdapat gerakan gambar dan suara.
media yang berisi kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan
gerakan dan dilengkapi dengan audio sehingga berkesan hidup serta menyimpan pesan-
pesan pembelajaran”. Media animasi pembelajaran dapat dijadikan sebagai perangkat ajar
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seorang guru atau pelatih dalam
dan pesan kepada anak didiknya, menurut Sadiman (2002:23) antara lain:
diantaranya :
Selain itu, Artawan (2010:21) juga mengemukakan kelemahan dari media animasi
diantaranya :
Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil
belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar berasal dari dua kata dasar yaitu hasil dan
belajar, istilah hasil dapat diartikan sebagai sebuah prestasi dari apa yang telah dilakukan.
pengalaman belajarnya yang di akhir pembelajarannya di lihat dari tes yang telah di
berikan. Jika hasil tes bagus maka si anak dikatakan berhasil dalam belajarnya,
sebaliknya jika hasil test yang telah di berikan hasilnya jelek maka si anak di katakan
kurang berhasil dalam belajarnya. Kingsley (Dharma, 2008:11) membagi tiga hasil
belajar yakni : (a) ketrampilan dan kebiasaan (b) pengetahuan dan pengertian (c) sikap
dan cita-cita. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa
setelah mengikuti pembelajaran. Hasil belajar ini di ukur dengan skor tes setelah
mengikuti pembelajaran.
Hasil belajar adalah hasil yang di capai seseorang dalam waktu tertentu atau
dengan perkataan lain hasil perubahan tingkah laku dalam waktu tertentu. Menurut Alwi
(2001:17) yang di maksud dengan hasil belajar adalah hasil yang di capai oleh murid
dalam bidang studi tertentu yang di ukur dengan menggunakan tes standar sebagai
bentuk tingkah laku dalam aspek : (a) kemampuan membedakan, (b) konsep konkrit, (c)
konsep definisi, (d) nilai, (e) nilai atau aturan tinggi, (f) strategi kognitif, (g) informasi,
1. Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang di sebut faktor individu (Intern),
yang meliputi : (1). Faktor biologis, meliputi: kesehatan, gizi, pendengaran dan
penglihatan. Jika salah satu dari faktor biologis terganggu akan mempengaruhi
hasil prestasi belajar. (2). Faktor Psikologis, meliputi: intelegensi, minat dan
motivasi serta perhatian ingatan berfikir. (3). Faktor kelelahan, meliputi: kelelahan
jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani nampak dengan adanya lemah tubuh, lapar
dan haus serta mengantuk. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan
2. Faktor yang ada pada luar individu yang di sebut dengan faktor Ekstern, yang
meliputi: (1). Faktor keluarga. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama
dan terutama. Merupakan lembaga pendidikan dalam ukuran kecil tetapi bersifat
menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar. (2). Faktor Sekolah, meliputi :
metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, siswa dengan siswa
siswa adalah lingkungan terpelajar maka siswa akan terpengaruh dan mendorong
bahwa belajar itu merupakan proses yang cukup kompleks. Aktivitas belajar individu
menangkap apa yang dipelajari, kadang sulit mencerna mata pelajaran. Dalam keadaan
dimana anak didik/siswa dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut belajar.
Alat yang dipakai dalam rangka menghirup dan menghembuskan udara disebut
sebagai alat pernafasan. Pada manusia, alat pernafasannya meliputi hidung, pangkal
serta paru-paru.
Keterangan gambar:
a. Hidung
Bagian ini mempunyai rongga yang disekat oleh tulang lempengan tengah. Tulang
lunak ini yang memisahkan rongga hidung menjadi dua bagian, yaitu rongga hidung
Keterangan gambar:
Proses menghirup udara melalui hidung lebih baik jika dibandingkan dengan
menggunakan mulut. Berikut ini merupakan kelebihan pernapasan melalui hidung yaitu:
Rambut dan selaput tersebut akan menyaring terhadap debu atau kotoran yang
Suhu tubuh yang normal atau sehat yaitu sekitar 36° – 37° C. Apabila udara yang
masuk ke dalam tubuh suhunya lebih rendah, maka hidung akan melepaskan panas dari
dalam tubuh supaya udara yang masuk menjadi lebih hangat, begitu pula dengan
sebaliknya.
Apabila udara yang masuk terlalu kering, maka yang terjadi adalah dinding -
dinding lubang hidung akan menambahkan udara yang dihirup tersebut dengan uap air
cadangan. Kondisi yang sebaliknya apabila udara yang dihirup terlalu lembap, maka
hidung akan melakukan penyerapan atas kelebihan uap air yang terkandung dalam udara
tersebut.
b. Pangkal Tenggorokan
dan juga terdiri atas beberapa tulang rawan yang membentuk jakun. Untuk pria,
tumbuhnya jakun lebih besar jika dibandingkan dengan wanita, olehkarenanya akan
kelihatan menonjol keluar, sedangkan untuk wanita tidak terlalu kelihatan jakunnya. Di
pangkal tenggorokan terdapat adanya pita suara. Pada waktu teman-teman berbicara,
maka gelombang suara akan melewati pangkal tenggorokan sehingga akan menggetarkan
pita suara. Kemudian getaran inilah yang menjadikan suara. Untuk ukuran dari pita suara
pada pria lebih besar apabila dibandingkan dengan pita suara pada wanita. Sehingga
dengan demikian, nada suara yang didapatkan pria menjadi lebih rendah dan juga lebih
besar, sedangkan untuk nada suara pada wanita lebih tinggi dan kecil.
Keterangan gambar :
c. Batang Tenggorokan
Pada bagian belakang rongga hidung terdapat adanya saluran yang dikenal dengan
nama batang tenggorokan (trakea). Bagian ini tersusun atas tulang - tulang rawan yang
mempunyai bentu cincin. Fungsi batang tenggorokan yaitu sebagai tempat untuk
lewatnya udara. Pada pangkal batang tenggorokan terdapat adanya katup yang berfungsi
untuk mengatur proses membuka dan menutupnya saluran pernapasan. Letak batang
berbicara, maka katup akan turun kemudian akan menutupi saluran makanan. Namun
apabila kita sedang menelan makanan, maka katup tersebut akan terangkat oleh
Keterangan gambar:
1. Hidung
2. Mulut
5. Langit-langit
Apabila terdapat debu atau kotoran yang masuk ke dalam batang tenggorokan,
maka dinding batang tenggorokan akan saling bergesekan. Kemudian akan terjadi
hembusan udara yang kuat supaya debu tersebut mnjadi keluar. Keadaan tersebut biasa
dikenal dengan sebutan batuk. Debu atau kotoran bisa dilontarkan kembali oleh bulu -
lubang tersebut menuju ke paru - paru kanan dan paru - paru kiri. Seperti halnya batang
tenggorokan, cabang batang tenggorokan (bronkus) terdiri dari tulang-tulang rawan yang
mempunyai bentuk seperti cincin. Bronkus (jamak: bronkia) fungsinya yaitu sebagai
Cabang dari batang tenggorokan yaitu dua & tiga sesuai dengan jumlah gelambir
(lobus) paru - paru. Cabang tenggorokan yang arahnya menuju paru - paru sebelah kanan
bercabang tiga. Sedangkan cabang tenggorokan yang menuju paru-paru sebelah kiri
saluran-saluran kecil yang dikenal sebagai bronkiolus (jamak: bronkioli). Percabangan ini
f. Paru-Paru
Letak dari paru-paru (pulmo) yaitu di dalam rongga dada.Antara rongga dada dan
perut dibatasi oleh sekat rongga badan yang dinamakan diafragma. Paru-paru pada
manusia jumlahnya adalah sepasang, yaitu paru-paru kiri dan paru-paru kanan. Paru-paru
sebelah kiri terdiri dari 2 gelambir, sedangkan untuk paru-paru sebelah kanan terdiri dari
selaput pleura disebut juga pleuritis. Terdapat sustu proses pertukaran udara bersih dan
udara yang bersih di dalam paru-paru. Di dalam paru-paru terdapat adanya gelembung
paru-paru yang disebut alveolus (bentuk jamak: alveoli). Jumlah alveolus yaitu kira-kira
300 juta buah. Gelembung paru-paru tersebut merupakan kumpulan pembuluh darah
halus. Fungsi dari gelembung tersebut mempunyai fungsi untuk menangkap udara bersih
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
kualitatif, sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas, (classroom action research) yaitu dengan mengajarkan materi
(observing) dan merefleksi (perenungan yang mencakup analisis dan penilaian terhadap
menggunakan pendekatan dan penelitian ini untuk mendukung proses pembelajaran dan
menjadi bahan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya sehingga
dapat memperbaiki mutu sekolah dan melahirkan generasi yang berprestasi dalam belajar.
Sekolah yang dijadikan tempat penelitian adalah MIN Bukloh Aceh Besar yang
1. Penulis merupakan tenaga pengajar (guru) yang bertugas mengajar di MIN Bukloh
Aceh Besar
3. Penulis ingin memberi masukan dari hasil penelitian tersebut guna kemajuan
Yang dijadikan sebagai subjek penelitian adalah semua siswa kelas V MIN
Bukloh Aceh Besar.Jumlah subjek penelitian ini adalah 20 orang siswa yang terdiri 9
Pelaksanaan kegiatan belajar untuk setiap kali pertemuan dilakukan sesuai dengan
paling dikenal dan biasa digunakan adalah model yang dikemukakan oleh Kemmis dan
adanya empat langkah (dan pengulangannya), yang disajikan dalam bagan berikut ini.
Rencana
Pengamatan
Rencana
Pengamatan
Rencana
dan seterusnya
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan penelitian tindakan kelas adalah
b. Tahap Pelaksanaan
berikut.
4) Siswa diminta membuat kelompok belajar (terdiri dari 4 orang) dan mengutarakan
diskusinya.
c. Tahap Observasi
d. Refleksi
siswa dan guru yang telah baik atau yang masih kurang sehingga melalui refleksi
nantinya akan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam merevisi pada pembelajaran
selanjutnya.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan observasi. Sedangkan
a. Tes
meningkatkan hasil belajar pada materi organ pernapasan manusia di kelas V MIN
Bukloh Aceh Besar, Tes dibuat dalam bentuk pilihan ganda yang diambil oleh penulis
dari beberapa buku, soal tes diberikan sebanyak 10 soal, dengan skor maksimal 100.Tes
diberikan setiap akhir siklus. Hasil tes digunakan untuk menganalisis ketuntasan belajar
siswa.
b. Observasi
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi aktivitas siswa
pembelajaran. Observasi aktivitas siswa diberikan kepada 3 orang pengamat yaitu teman
sejawat yang telah dilatih untuk mengisi lembar observasi sesuai dengan keadaan yang
menemukan jawaban dan cara menjawab soal dan seterusnya disesuaikan dengan lembar
observasi.
Setelah semua data terkumpul maka untuk mendeskripsikan data penelitian dilakukan
dengan nilai tuntas yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Sedangkan yang disebut tuntas
belajar secara klasikal apabila dikelas tersebut terdapat ≥ 85% yang telah tuntas belajar.
rata frekuensi setiap aspek pengamatan dibagi dengan jumlah rata- rata frekuensi semua
f
P= x 100 % atau
N
Aktivitas siswa dikatakan baik apabila waktu yang digunakan untuk melakukan
setiap katagori aktivitas sesuai dengan alokasi waktu yang termuat dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan toleransi 5%. Dengan demikian maka aspek-aspek
aktivitas siswa yang tidak memenuhi kriteria baik akan merupakan dasar untuk merevisi
Aktivitas guru mengelola pembelajaran dikatakan efektif jika skor dari setiap
aspek yang dinilai berada pada katagori baik atau sangat baik. Dengan demikian hasil
analisis data yang tidak memenuhi dari salah satu katagori baik atau sangat baik pada
penelitian ini akan dijadikan bahan pertimbangan untuk merevisi perangkat pembelajaran
Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran dikelas V MIN Bukloh Aceh
Besar dengan jumlah siswa 20 orang siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan organ
4.1.1 Siklus I
menjelaskan konsep organ pernapasan manusia dan mengenal beberapa bentuk organ
pernapasan manusia. Dalam siklus I ini dilakukan melalui satu kali pertemuan dengan
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini, peneliti merencanakan prosedur tindakan yang akan dilakukan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa (subjek). Perencanaan ini mulai dari perencanaan
Penulis juga menyiapkan skenario pembelajaran untuk dilaksanakan pada pertemuan ini
b. Tindakan Pelaksanaan
Tindakan pada siklus I dilakukan sebanyak satu kali pertemuan (70
menit/pertemuan). Pada tahap ini, penulis menetapkan tindakan sesuai perencanaan yang
telah dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar subjek. Pada pertemuan ini penulis
materi tentang organ pernapasan manusia yang harus dikuasai siswa sesuai dengan RPP
dan silabus. Dalam pembelajaran tersebut penulis menanyakan kepada siswa mengenai
kesulitan-kesulitan apa yang sering dialami siswa dalam mempelajari mata pelajaran IPA.
Hal ini penting dilakukan sebagai salah satu cara membantu siswa menemukan inti
Pada kesempatan ini, penulis juga memancing para siswa dengan pertanyaan-
pertanyaan seperti: apakah kalian tahu tentang organ pernapasan manusia? Penahkan
dilanjutkan dengan pemberian materi yang berkaitan dengan konsep organ pernapasan
manusia dengan menggunakan media animasi. penulis juga memberikan materi tentang
Selanjutnya para siswa duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibagikan
penulis. Bersama kelompok masing-masing para siswa mengerjakan LKS yang telah
c. Observasi
pelaksanaan tindakan tersebut. Hasil yang diperoleh meliputi hasil pengamatan persentase
aktivitas siswa dan guru (penulis) selama proses pembelajaran. Data tentang aktivitas
siswa, aktivitas guru (penulis), dan hasil tes siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
berlangsung. Data tentang persentase aktivitas siswa selama pembelajaran dapat dilihat
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa persentase aktivitas siswa paling
seperti yang tertera pada tabel. Aspek pengamatan yang paling rendah persentasenya
pendapat, dan menarik kesimpulan masih berada pada waktu ideal. Berdasarkan hasil
observasi aktivitas siswa dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa selama pembelajaran
aktivitas guru selama pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
pembelajaran sudah berada pada kategori baik. Namun, dari setiap aspek yang diamati
masih ada aspek yang berada pada kategori cukup. Untuk itu pada pertemuan selanjutnya
penulis akan berusaha lebih maksimal lagi dalam mengelola pembelajaran di kelas.
Tes akhir diberikan pada akhir pembelajaran yang diajarkan dengan menggunakan
media animasi. Tes yang diberikan berbentuk pilihan ganda dengan jumlah soal 10. Hasil
tes siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
sementara siswa dikatakan tuntas dalam belajar jika di dalam kelas terdapat ≥85% siswa
yang tuntas dari seluruh siswa. Sementara nilai rata-rata siswa adalah 62.5, sementara
KKM yang ditentukan adalah ≥63. Hal ini menunjukkan bahwa hasil tes siswa pada
materi organ pernapasan manusia di siklus I belum dikatakan tuntas baik secara
d. Refleksi
Pada tahap ini penulis melakukan analisis dan memaknai hasil tindakan pada
siklus I. Setelah tindakan dilakukan, penulis belum menemukan adanya peningkatan hasil
belajar siswa pada bahan ajar materi organ pernapasan manusia dan aktivitas siswa yang
positif terhadap pembelajaran. Masih banyak siswa yang belum mampu menyelesaikan
Berdasarkan tabel 4.1, dapat dilihat bahwa persentase aktivitas siswa paling tinggi
seperti yang tertera pada tabel. Ini menunjukkan bahwa siswa selama pembelajaran
cenderung pasif karena hanya mendengarkan penjelasan saja. Hal ini diduga karena
sebelumnya siswa belum pernah diajarkan dengan menggunakan media animasi, sehingga
pada awal pertemuan siswa kaget dan lebih cenderung hanya banyak menonton animasi
yang diputarkan. Aspek pengamatan yang paling rendah persentasenya adalah pada aspek
7.14%.
Pada pengamatan aktivitas guru, rata-rata skor yang diperoleh berada pada kategori
baik. Walaupun masih ada aspek yang berada pada kategori cukup. Namun, aktivitas guru
sudah tergolong baik. Seperti pada aspek kemampuan memotivasi siswa sudah berada
pada kategori baik. Selanjutnya pada aspek kemampuan menyampaikan sub judul sudah
berada pada kategori sangat baik. Namun, pada pertemuan selanjutnya penulis akan lebih
Hasil tes akhir siswa pada siklus I belum dikatakan tuntas. Ketuntasan siswa
secara klasikal hanya mencapai 60% sementara ketuntasan siswa secara klasikal harus
mencapai ≥85%. Sementara nilai rata-rata siswa pada siklu I hanya 62.5sementara KKM
yang ditentukan adalah ≥65. Untuk itu penulis perlu melanjutkan pembelajaran ke siklus
II.
4.1.2 Siklus II
a. Perencanaan (Planning)
untuk memperbaiki aspek-aspek yang dinilai belum optimal pada siklus I. Perencanaan
ini mulai dari perencanaan strategi pembelajaran, pengorganisasian kelas dan waktu,
pembelajaran organ pernapasan manusia pada siklus I sekaligus menemukan solusi atas
masalah tersebut.
b. Tindakan (Acting)
diharapkan dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa kelas V MIN Bukloh Aceh Besar.
Siklus kedua ini dilakukan sebanyak satu kali pertemuan. Pokok bahasan yang diajarkan
pada siklus II ini adalah menjelaskan proses terjadinya organ pernapasan manusia dan
yang telah diajarkan sebelumnya. Guru menjelaskan kembali prinsip model pembelajaran
dengan media animasi, akan tetapi ditekankan pada aspek-aspek yang belum dikuasai
siswa. Metode pelaksanaan pengajaran hampir sama dengan pertemuan pertama siklus I,
hanya saja pada pertemuan ini guru lebih banyak bertukar pendapat dengan siswa,
bertanya-jawab mengenai materi dan saling memberikan komentar terhadap materi yang
sedang dipelajari.
organ pernapasan manusia. Peneliti tetap mengawasi perilaku siswa selama pembelajaran
dan menjelaskan secara singkat tentang gambar proses terjadinya organ pernapasan
manusia. Kemudian siswa kembali duduk sesuai kelompok sebelumnya dan mulai
mengerjakan LKS yang diberikan guru. Kali ini siswa melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan organ pernapasan manusia. Sebelum mulai dalam kegiatan, siswa
c. Observasi
evaluasi terhadap jalannya pelaksanaan tindakan tersebut. Hasil yang diperoleh meliputi
hasil observasi aktivitas siswa dan guru serta tes akhir pada siklus II. Data tentang
persentase aktivitas siswa, skor aktivitas guru, dan hasil tes akhir siswa pada siklus II
berlangsung. Data tentang persentase aktivitas siswa selama pembelajaran dapat dilihat
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa persentase aktivitas siswa sudah
lebih baik dari siklus I. Rata-rata persentase siswa paling tinggi ditunjukkan pada aspek
membandingkan jawaban dalam diskusi sebesar 25%. Walaupun tidak berada pada waktu
ideal namun masih berada pada batas toleransi yang ditentukan. Aspek pengamatan yang
paling rendah persentasenya adalah pada aspek perilaku yang tidak relevan yaitu sebesar
3.57%. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dapat disimpulkan bahwa aktivitas
aktivitas guru selama pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
pembelajaran sudah berada pada kategori baik dan sangat baik. Rata-rata aspek yang
media animasi. Tes yang diberikan berbentuk pilihan ganda dengan jumlah soal 10. Tes
yang diberikan berkaitan proses tejadinya organ pernapasan manusia dan gambar
terjadinya organ pernapasan manusia. Hasil tes siswa pada sikul II dapat dilihat pada
melebihi dari KKM yang ditentukan yaitu ≥63. Ketuntasan siswa secara klasikal juga
sudah mencapai ketuntasan seperti yang diharapkan yaitu 90%. berdasarkan tabel di atas
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa sudah meningkat dan tuntas. Sehingga
e. Refleksi
Pada tahap ini penulis melakukan analisis dan memaknai hasil tindakan pada
siklus II. Setelah tindakan dilakukan, penulis sudah menemukan adanya peningkatan dan
ketuntasan hasil belajar siswa pada bahan ajar konsep organ pernapasan manusia dan
aktivitas siswa yang positif terhadap pembelajaran. Sudah banyak siswa yang mampu
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa rata-rata persentase siswa paling tinggi
ditunjukkan pada aspek membandingkan jawaban dalam diskusi sebesar 25%. Walaupun
tidak berada pada waktu ideal namun masih berada pada batas toleransi yang ditentukan.
Aspek pengamatan yang paling rendah persentasenya adalah pada aspek perilaku yang
tidak relevan yaitu sebesar 3.57%. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dapat
disimpulkan bahwa aktivitas siswa selama pembelajaran pada siklus II sudah dapat
dikatakan aktif. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran pada siklus II ini siswa lebih
Pada pengamatan aktivitas guru, rata-rata skor yang diperoleh sudah berada pada
kategori baik dan sangat. Rata-rata aktivitas guru mengelola pembelajaran sudah berada
pada kategori sangat baik. Sepeti pada aspek mengoptimalkan interaksi siswa dalam
bekerja sudah berada pada kategori sangat baik dibandingkan pada siklus I yang berada
Hasil tes akhir siswa pada siklus II sudah dikatakan tuntas. Nilai rata-rata siswa
sudah mencapai 80 dan sudah melebihi dari KKM yang ditentukan yaitu ≥63. Ketuntasan
siswa secara klasikal juga sudah mencapai ketuntasan seperti yang diharapkan yaitu 90%.
berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa sudah meningkat
dan tuntas. Sehingga tindakan pelaksanaan pembelajaran ini berhenti pada siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian, terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa dari
siklus I ke siklus II. Perbandingan nilai hasil belajar siswa antara siklus I dan siklus II
Dari tabel di atas jelas terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa. Pada nilai
rata-rata siswa terlihat peningkatan dari 62.5 pada siklus I menjadi 80 pada siklus II.
Ketuntasan secara klasikal juga terjadi peningkatan dari 60% meningkat menjadi 90%
pada siklus II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini!
Nilai Hasil Belajar Siswa
100
90
80
70
60 Siklus I
50
Siklus II
40
30
20
10
0
nilai rata Ketuntasan Klasikal (persen)
4.6
4.4
3.8
3.6
siklus I siklus II
3. Aktivitas Siswa selama Pembelajaran Berlangsung
Data hasil penelitian tentang aktivitas siswa selama pembelajaran dapat dilihat
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat adanya peningkatan persentase aktivitas siswa
dari siklus I ke siklus II. Untuk lebih jelasnya tentang peningkatan aktivitas siswa tiap
25 kategori 1
kategori 2
20 kategori 3
kategori 4
15
kategori 5
10 kategori 6
kategori 7
5
0
siklus I siklus II
4.3 Pembahasan
pembelajaran dengan menggunakan media animasi, aktivitas siswa dan guru serta
peningkatan hasil belajar siswa pada materi organ pernapasan manusia. Pelaksanaan
sebanyak dua siklus. Hal ini dikarenakan hasil yang dicapai pada siklus pertama belum
menunjukkan hasil yang memuaskan karena hasil belajar siswa yang masih berada di
bawah KKM yang ditentukan. Selain itu, aktivitas siswa masih tergolong tidak aktif
Dalam pelaksanaan implementasi tindakan, mulai dari siklus pertama dan siklus
Hambatan-hambatan tersebut antara lain suasana kelas yang ribut, siswa kurang percaya
diri. Setelah dilakukan tindakan dan pendekatan personal keadaan pembelajaran lebih
kondusif dan siswa lebih berani dalam mengungkapkan pendapatnya di depan kelas. Pada
dasarnya, tindakan yang dilaksanakan pada siklus II merupakan perbaikan dari siklus I.
Pada pertemuan pertama siklus I adalah pemberian materi oleh guru. Materi-
materi yang diberikan berkaitan dengan konsep organ pernapasan manusia. Selain itu,
guru juga memberikan materi dengan menggunakan animasi yang nantinya akan
pada siswa dengan menggunakan infocus yang telah disediakan oleh guru.
dalam pelajaran tetapi aktif dengan kegiatannya sendiri. Hal ini terlihat dari adanya siswa
yang bercanda, berbicara sendiri, tiduran di meja, membaca buku lain, mengobrol dengan
temannya, dan lain sebagainya. Secara umum siswa terlihat kurang tertarik dengan materi
yang disampaikan oleh guru. Suasana kelas sebenarnya kurang kondusif karena sangat
gaduh pada waktu-waktu tertentu seperti saat bel berbunyi, ada tingkah laku siswa yang
atau menyanggah ternyata siswa terlihat diam. Sebagian melakukan kegiatan lain seperti
membuka buku, menulis, dan sebagainya agar tidak ditunjuk guru untuk mengungkapkan
pendapatnya. Siswa terlihat masih malu dan takut untuk mengungkapkan pendapat,
belum berani untuk bertanya, dan hanya beberapa siswa yang mengomentari pernyataan
guru.
Setelah materi selesai diberikan, siswa menonton animasi tentang organ
pernapasan manusia sambil dijelaskan oleh guru selama beberapa menit sebelum siswa
mengerjakan LKS yang diberikan. Selama melihat animasi tersebut terlihat siswa lebih
tertarik terhadap pembelajaran dibandingkan sebelumnya. Hal ini diketahui dari keadaan
kelas yang tidak terlalu ramai, pandangan siswa fokus terhadap animasi, dan terlihat
berikutnya adalah menyelesaikan LKS yang diberikan guru bersama kelompok yang telah
diatur sebelumnya. Selama mengerjakan LKS siswa kembali banyak yang terlihat pasif.
kegiatan menyelesaikan LKS atau membandingkan hasil temuan dengan kelompok lain
terlihat kurang aktif (Tabel 4.1). Setelah aktivitas pembelajaran pada siklus I selesai
dilaksanakan. Selanjutnya dilaksanakan tes akhir siklus. Tes siklus I dilaksanakan secara
individu dimana setiap siswa dituntut untuk mampu menjawab soal yang diberikan
dengan baik.
Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I diperoleh hasil bahwa ketuntasan
siswa secara klasikal maupun individual belum tercapai. Nilai rata-rata siswa adalah 62.5,
sementara nilai KKM yang ditentukan adalah ≥63. Ketuntasan siswa secara klasikal
hanya mencapai 60%, sementara ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu ≥85%. Hal ini
pada siklus I. Untuk itu akan dilakukan perbaikan pada pelaksanaan siklus II ini.
skenario pembelajaran agar hasilnya lebih optimal. Pada pembelajaran kali ini guru
gambar dari organ pernapasan manusia. Misalnya seperti apa yang kalian rasakan ketika
organ pernapasan manusia? Pernahkah kalian melihat video proses pernapasan manusia
tentang proses organ pernapasan manusia. Pada pembelajaran ini materi ditekankan pada
aspek-aspek yang belum dikuasai oleh siswa. Selain itu, guru dan siswa lebih banyak
bertukar pikiran, tanya jawab, dan berdiskusi tentang kegiatan pembelajaran. Selama
Kemudian guru kembali memutarkan animasi tentang proses organ pernapasan manusia
Siswa sudah terlihat aktif dalam belajar. Hal ini terlihat dari mulai adanya siswa
yang bertanya kepada guru dan beberapa siswa berani mengomentari pernyataan yang
dilontarkan oleh guru. Keadaan kelas lebih kondusif selama pembelajaran yaitu siswa
lebih fokus memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru, namun tidak terpaku
hanya sebatas mendengarkan saja, siswa terlihat aktif dalam melakukan kegiatan yang
ada di LKS dan menyelesaikan serta membandingkan hasil temuannya dengan kelompok
lain. Siswa yang melakukan kegiatan sendiri seperti bercanda, berbicara sendiri, tiduran
di meja, membaca buku lain, dan mengobrol dengan temannya sudah mulai berkurang.
Berdasarkan tes yang dilakukan guru pada akhir pembelajaran, diketahui bahwa
siswa sudah mencapai ketuntasan pembelajaran seperti yang diharapkan baik secara
klasikal maupun individual. Nilai rata-rata siswa pada siklus II adalah 80. Ini berarti nilai
rata-rata siswa sudah berada di atas KKM yang ditentukan (KKM ≥63). Sedangkan
ketuntasan secara klasikal adalah 90%. ini menunjukkan bahwa ketuntasan secara klasikal
sudah tercapai. Karena kriteria yang ditentukan adalah siswa dikatakan tuntas secara
klasikal apabila terdapat ≥85% siswa yang tuntas dari seluruh siswa di kelas.
Dengan demikian pelaksanaan tindakan kelas ini berhenti pada siklus II. Hal ini juga
menunjukkan bahwa media animasi memberikan pengaruh yang positif bagi hasil
pembelajaran dan keaktifan siswa di kelas. Aktivitas siswa juga terlihat aktif saat
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan media animasi
meningkat setelah dilaksanakan dalam dua siklus. Nilai rata-rata siswa pada siklus
adalah 62.5 meningkat menjadi 80 pada siklus II. Ketuntasan belajar secara
klasikal pada siklus I sebesar 60% meningkat menjadi 90% pada siklus II.
2. Aktivitas siswa yang diajarkan dengan menggunakan media animasi pada materi
materi organ pernapasan manusia pada siklus I berada pada kategori baik dan
5.2 Saran
Dharma, Surya. 2008. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan
Ditjen PMPTK.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Banda Aceh:
Universitas Syiah Kuala.
Furoidah, Maya Fanny. 2009. Pengaruh Penggunaan Media Animasi
Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Biologi Kelas VI MTS Surya Buana Malang. http://karya-
ilmiah.um.ac.id/index.php/TEP/article/view/4793, diakses tanggal 28
Desember 2012.
Hamzah B, dkk. 2008. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada
Media Group.
Materi : IPA
Kelas/Semester : V/I
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis,
dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
No Kompetensi Indikator
3.2 Menjelaskan organ pernapasan dan 3.2.1 Menyebutkan jenis-jenis penyakit
fungsinya pada hewan dan manusia, pada organ pernapasan manusia
serta cara memelihara kesehatan 3.2.2 Menunjukan cara memelihara
organ pernapasan manusia. kesehatan organ pernapasan
manusia.
4.2 Membuat model sederhana 4.2.1 Membuiat bagan penyebab
organ pernapasan manusia penyakit pada orgtan pernapasan
manusia.
C. TUJUAN
1. Dengan membaca teks siswa mampu menyebutkan informasi terkait dengan
pertanyaan apa, siapa, bagaimana, dan mengapa.
2. Dengan mencermati teks bacaan yang disajikan, siswa mampu menemukan
informasi tentang berbagai penyakit yang berhubungan dengan organ per-napasan
manusia.
3. Dengan mencari informasi dari teks bacaan, siswa mampu membuat bagan
penyebab berbagai penyakit yang berhubungan dengan organ pernapasan
manusia.
D. MATERI
1. Organ pernapasan manusia.
2. Penyakit organ pernapasan manusia.
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
A. PENILAIAN
Tes Tulis
Observasi
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan
sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses
pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru
yaitu dari pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil
karya/projek dengan rubric penilaian sebagai berikut.
Lampiran 2
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
SIKLUS I
1
5
2
6 3
7 4
Lampiran 3
Petunjuk:
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan menyilang huruf a, b, c,
atau d
4. Udara yang keluar masuk sewaktu kita sedang beristirahat disebut ....
a. udara komplementer
b. udara bersih
c. udara cadangan
d. udara residu
5. Apabila diafragma dalam keadaan datar, maka rongga dada membesar sehingga ....
a. udara keluar dari paru-paru
b. udara paru-paru keluar masuk
c. udara dalam paru-paru akan tetap diam
d. udara luar akan masuk ke dalam paru-paru
6. Paru-paru kiri terdiri atas 2 lobus, sedangkan paru-paru kanan terdiri atas ....
a. 2 lobus
b. 1 lobus
c. 3 lobus
d. 4 lobus
59
8. Alat pernapasan yang dapat mengatur kelembaban udara yang masuk disebut ....
a. paru-paru
b. bronkus
c. hidung
d. trakea
Lampiran 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus II
Materi : IPA
Kelas/Semester : V/I
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya
di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
No Kompetensi Indikator
4.2 Membuat model sederhana 4.2.1 Membuiat bagan penyebab
organ pernapasan manusia penyakit pada orgtan pernapasan
manusia.
C. TUJUAN
1. Dengan membaca teks siswa mampu menyebutkan informasi terkait dengan
pertanyaan apa, siapa, bagaimana, dan mengapa.
61
D. MATERI
1. Organ pernapasan manusia.
2. Penyakit organ pernapasan manusia.
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
G. PENILAIAN
Tes Tulis
Observasi
Lampiran 5
Bahan :
• Botol plastik bening
• Satu buah Pipa panjang 25 cm
• Pipa kecil bercabang tiga
• Plastisin
• Dua buah Karet gelang
• Dua buah balon kecil
• Satu buah balon besar
• Lakban
Alat :
• Gunting
• Cutter
Cara membuat :
1. Siapkan Alat dan Bahan yang diperlukan.
2. Potonglah Botol Plastik pada bagian bawah secara membujur,
3. Buatlah lubang pada bagian tengah tutup botol.
4. Sementara itu ambillah pipa panjang, dan sambungkan salah satu ujung pipa
panjang tersebut dengan salah satu cabang pipa pendek.
5. Pada dua cabang pipa pendek, pasanglah balon yang sebelumnya pada ujung
balon tersebut telah dipotong sedikit.
6. Ikatlah balon yang telah dipasang pada dua cabang pipa pendek dengan
menggunakan karet gelang.
7. Masukkan ujung pipa panjang (yang telah dirangkai dengan pipa pendek dan
dua balon) pada lubang tutup botol melalui bagian bawah botol yang telah
terpotong, sehingga kedua balon yang telah disambungkan pada cabang pipa
masuk dalam botol dan terlihat menggantung dibagian tengah botol.
8. Berikan sisa pipa kurang lebih 7 cm diatas tutup botol (sebagai jalan udara)
9. Tempelkan plastisin pada sela-sela lingkar lubang tutup botol pipa agar tidak
ada udara yang masuk melalui sela-sela tutup botol tersebut, sehingga tekanan
udara di dalam botol stabil.
10. Potonglah satu buah balon besar hinngga membentuk lembaran.
65
11. Pada bagian bawah botol yang telah dipotong, tutuplah menggunakan lembaran
balon dengan kencang, Kemudian rekatkan sisi samping balon dan botol
plastik tersebut menggunakan lakban secara melingkar. Pastikan lakban
tersebut merekat dengan kuat, agar ketika balon ditarik tidak mudah lepas.
1. Pegang botol dengan tangan kiri! Tariklah balon B dengan tangan kananmu!
Apa yang terjadi pada balon A ketika balon B ditarik? Mengapa demikian?
2. Lepaskan tarikan pada balon B! Amati yang terjadi pada balon A! Apa yang
Kesimpulan :
Lampiran 6
4. Agar kotoran tidak masuk ke dalam tubuh, insang pada ikan diberi alat penyaring
yang disebut….
a. Lengkung insang
b. Sekat insang
c. Rigi-rigi insang
d. Lembaran inang
Lampiran 7
PERSENTASE AKTIVITAS SISWA SELAMA PEMBELAJARAN
MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI
Kelas :V
Siklus I
No Induk Jumlah
Kategori Pengamatan
1 2 3 4 5 6 7
Siswa 1 4 3 2 2 1 1 1 14
Siswa 2 4 2 3 2 1 1 1 14
Siswa 3 5 2 2 1 1 1 2 14
Siswa 4 5 3 2 1 1 1 1 14
Siswa 5 5 2 3 1 1 1 1 14
Siswa 6 5 3 1 1 1 1 2 14
Jumlah 28 15 13 8 6 6 8 84
Persentase 33.33% 17.85% 15.47% 9.52% 7.14% 7.14% 9.52% 100%
Siklus II
No Induk Jumlah
Kategori Pengamatan
1 2 3 4 5 6 7
Siswa 1 2 2 3 4 2 1 0 14
Siswa 2 2 2 3 4 1 2 0 14
Siswa 3 2 2 3 4 1 1 1 14
Siswa 4 2 2 4 3 2 1 0 14
Siswa 5 2 2 3 3 1 2 1 14
Siswa 6 3 2 3 3 1 1 1 14
Jumlah 13 12 19 21 8 8 3 84
Persentase 15.47% 14.28% 22.61% 25% 9.52% 9.52% 3.57% 100 %
70
Lampiran 8
A. Petunjuk
B. Lembar Pengamatan
(…………………….)
72
A. Petunjuk
B. Lembar Pengamatan
Penutup:
1. Kemampuan menegaskan hal-hal yang penting √
yang berkaitan dengan pembelajaran.
2. Kemampuan menyampaikan judul sub materi √
sebelumnya
Kemampuan mengelola waktu √
Suasana Kelas:
1. Antusias guru √
2. Antusias Siswa √
Nilai Rata-rata Keseluruhan 4.62
(…………………….)