Anda di halaman 1dari 73

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan

kualitas hidup masyarakat suatu negara,upaya tersebut dapat dilakukan dengan

meningkatkan kemampuan cara guru mengajar. Proses belajar dapat terjadi kapan saja

dan dimana saja, tidak ada batasan umur seseorang, tetapi proses belajar yang umum di

kenal orang adalah belajar di sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang

paling dikenal masyarakat. Di sekolah terjadi proses belajar mengajar dalam upaya

menciptakan perubahan intelektual, keterampilan, dan sikap. Adapun objek perubahan

tersebut adalah siswa dan subjeknya adalah guru.

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Pendidikan formal pertama kali diperoleh anak dibangku SD/MI. Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar (SD) dari

kelas I sampai kelas V. Pembelajaran IPA pada hakikatnya mempelajari tentang segala

hal yang ada di sekitar kita. Mata pelajaran IPA juga merupakan salah satu mata pelajaran

yang di ujikan pada Ujian Nasional (UN) tingkat sekolah dasar. Seorang guru akan dapat

menyajikan materi IPA dengan baik apabila menguasai bahan kajian IPA yang akan

diajarkan, akan tetapi penguasaan bahan ajar saja tidaklah cukup, namun perlu juga

penguasaan strategi, metode, pendekatan pembelajaran dan media pembelajaran yang

cocok dipakai dalam proses pembelajaran.


Berdasarkan pengalaman penulis sebagai guru bidang studi IPA di kelas V MIN

Bukloh Aceh Besar tentang materi organ pernapasan manusia, diperoleh gambaran bahwa

materi ini sulit dipahami oleh siswa kelas V pada tahun-tahun sebelumnya. Akibatnya

ketuntasan belajar siswa pada materi organ pernapasan manusia kurang memuaskan yaitu

hanya sekitar 60%. Nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 63

sedangkan nilai yang dicapai siswa rata-rata kurang dari 63. Ketuntasan secara klasikal

yang ditetapkan adalah 85% sedangkan yang dicapai siswa 60%.

Untuk dapat menggerakkan minat dan motivasi belajar siswa, penulis merasa

perlu untuk melakukan sebuah inovasi baru dalam mengajar. Salah satunya adalah

dengan menggunakan sebuah strategi yang dapat membangkitkan semangat siswa untuk

belajar. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah dengan menyediakan media

dalam pembelajaran yang dapat membangkitkan gairah dan semangat siswa dalam

belajar.

Rossi dan Breidle (dalam Sanjaya, 2008:204) menyatakan bahwa “media

pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan,

seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Alat-alat semacam radio dan

televisi kalau digunakan dan diprogramkan untuk pendidikan, maka merupakan media

pembelajaran”. Namun demikian, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan

tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Gerlach

(dalam Sanjaya, 2008:204) mengemukakan bahwa “secara umum media itu meliputi

orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan

siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap”.


Adapun media yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah media

animasi,diharapkan dengan media animasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan

memudahkan siswa dalam memahami materi khususnya materi organ pernapasan

manusia, sehingga nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dapat tercapai sesuai dengan

yang telah ditetapkan.

Melalui uraian yang telah dipaparkan diatas, penulis tertarik untuk mengetahui

penggunaan media animasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi organ

pernapasan manusia. Maka penulis melakukan penelitian yang berjudul “Penggunaan

Media Animasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Materi Organ pernapasan

manusia Siswa Kelas V MIN Bukloh Aceh Besar”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang di uraikan di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media animasi

dalam materi organ pernapasan manusia di kelas V MIN Bukloh Aceh Besar?

2. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa dan guru dengan menggunakan media animasi

pada materi organ pernapasan manusia di kelas V MIN Bukloh Aceh Besar?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media

animasi pada materi organ pernapasan manusia di kelas V MIN Bukloh Aceh Besar.
2. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan guru dengan menggunakan media

animasi pada materi organ pernapasan manusia di kelas V MIN Bukloh Aceh Besar.

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini diharapkan

memberi manfaat:

1. Bagi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi organ pernapasan

manusia di kelas V MIN Bukloh Aceh Besar

2. Bagi guru, sebagai bahan masukan yang dapat digunakan dalam upaya meningkatkan

hasil belajar siswa pada materi organ pernapasan manusia

3. Bagi sekolah, untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah khususnya di MIN

Bukloh Aceh Besar.

1.5 Definisi Operasional

Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman perlu kiranya peneliti

memberi batasan-batasan istilah yang terdapat dalam judul skripsi diantaranya adalah:

1. Media

Menurut Gagne (dalam Sadiman dkk, 2002:6) bahwa “secara umum media

pembelajaran dalam pendidikan disebut media, yaitu berbagai jenis komponen dalam

lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk berfikir”.

2. Media Animasi
Menurut Furoidah (2009:13) bahwa” media animasi pembelajaran merupakan

media yang berisi kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga

menghasilkan gerakan dan dilengkapi dengan audio sehingga berkesan hidup serta

menyimpan pesan-pesan pembelajaran”. Media animasi pembelajaran dapat dijadikan

sebagai perangkat ajar yang siap kapan pun digunakan untuk menyampaikan materi

pelajaran.

3. Hasil Belajar

Hasil Belajar adalah “Hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau tindak

belajar’’ (Dimyati dan Mudjiono, 2006:3). Adapun hasil belajar yang penulis maksud

dalam penelitian ini adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah mengalami

interaksi proses belajar mengajar.

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 Media Pembelajaran

2.1.1 Pengertian Media

Kata “media” berasal dari kata latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata

“medium”. Secara harfiah kata media berarti perantara atau pengantar. Briggs (dalam
Sanjaya, 2008:204) berpendapat bahwa, “media merupakan alat untuk memberikan

perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar”.

Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan

(Sadiman, 2002:6). Menurut Gagne (dalam Sadiman, 2002:6) bahwa “secara umum

media pembelajaran dalam pendidikan disebut media, yaitu berbagai jenis komponen

dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk berfikir”.

Selain pengertian di atas, ada juga yang berpendapat bahwa media pengajaran

meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Hardware adalah

alat-alat yang dapat mengantar pesan seperti Over Head, Projector, radio, televisi, dan

sebagainya. Sedangkan software adalah isi program yang mengandung pesan seperti

informasi yang terdapat pada transparansi atau buku dan bahan-bahan cetakan lainnya,

cerita yang terkandung dalam film atau materi yang disuguhkan dalam bentuk bagan,

grafik, diagram, dan lain sebagainya.

Media pembelajaran memiliki peranan yang penting dalam pelaksanaan proses

pembelajaran di sekolah. Kehadiran media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk

menghadirkan efektivitas dan efisiensi pengajaran. Menurut Soeparno (1998:1) media

adalah suatu alat yang dipakai sebagai suatu saluran (channel) untuk menyampaikan

suatu pesan (massage) dari sumber (resource) kepada penerima (receiver).

Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah diberikan, maka media

pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran

agar dapat merangsang fikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses

interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna

dan berdaya guna.


Media yang digunakan dalam proses pembelajaran harus dapat memotivasi siswa

untuk giat dalam belajar. Sesuatu dapat dikatakan sebagai media apabila media tersebut

digunakan dalam menyampaikan atau menyalurkan pesan dengan tujuan-tujuan

pendidikan dan pembelajaran.

2.1.2 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Arif Sadiman (2009:17-18), media pendidikan mempunyai fungsi

sebagai berikut:

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis


2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya;
a. Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film
bingkai, film atau model
b. Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film atau
gambar.
c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan
timelapse atau high speed photography
d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan
lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal
e. Objek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model, diagram, dan
lain-lain
f. Konsep yang terlalu luas dapat divisualkan dalam bentuk film, film
bingkai, gambar dan lain-lain.
3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:
a. Menimbulkan kegairahan belajar
b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan
lingkungan dan kenyataan
c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan
minatnya.
4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan
pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan
sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya
itu harus dibatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru
dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu
dengan kemampuannya dalam:
a. Memberikan perangsang yang sama
b. Mempersamakan pengalaman
c. Menimbulkan persepsi yang sama.
Menurut Sudjana dan Rivai (dalam Arsyad, 2002:24) terdapat beberapa manfaat

media pembelajaran. Uraian mengenai manfaat media dijelaskan di bawah ini.

a. Pembelajaran akan lebih menarik siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi

belajar.

b. Bahan pembelajaran akan menjadi lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan

pembelajaran.

c. Metode belajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan. Selain itu,

guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam

pelajaran.

d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

2.2 Kriteria Pemilihan Media Pendidikan

Media pembelajaran adalah alat yang dipakai sebagai saluran untuk

menyampaikan materi pelajaran kepada siswa di sekolah. Dalam proses pembelajaran

tersebut terdapat sejumlah keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa. Media

pembelajaran tersebut dapat menambah efektitifas komunikasi dan interaksi antara

pengajar dan siswa. Zulkarnaen (melalui Sadiman, 2002:22) mengemukakan enam

prinsip pemilihan media seperti di bawah ini:

a. Tujuan
Guru yang akan menggunakan media pendidikan dalam kegiatan pembelajaran harus

menentukan tujuan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar media yang dipilih

dapat menunjang keefektifan pembelajaran.

b. Ketepatgunaan

Ketepatgunaan ini mengacu pada kesesuaian mata pelajaran dengan media pengajaran

yang digunakan.

c. Keadaan siswa

Penggunaan media pendidikan harus mempertimbangkan keadaan siswa baik usia

maupun jenjang pendidikannya.

d. Ketersediaan

Pemilihan media pembelajaran juga harus mempertimbangkan ketersediaan media

yang dimiliki sekolah.

e. Mutu teknis

Suatu media dikatakan memiliki mutu teknis apabila media itu benar-benar cocok

ketika digunakan sebagai media pengajaran.

f. Biaya

Biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan media juga perlu diperhatikan.

Pengajar sebagai tenaga profesional dapat menentukan dan mengembangkan

media yang tepat sesuai dengan karakteristik materi pelajaran. Langkah-langkah memilih

dan mengembangkan media pembelajaran menurut Pringgawidagda (2002:145) seperti di

bawah ini.

a. Mengkaji karakteristik materi pelajaran (media harus disesuaikan dengan

karakteristik bahan).
b. Mengkaji berbagai media yang telah ada.

c. Memilih dan menentukan media pembelajaran.

d. Jika belum ada media maka pengajar membuat atau menciptakan media.

e. Menggunakan media.

f. Mengevaluasi media yang telah digunakan.

2.3 Klasifikasi Media Pendidikan

Kurikulum yang ada sekarang ini memberi ruang yang cukup bagi pengajar untuk

berkreasi dan berinovasi secara mandiri. Hal ini akan memberikan dampak pada

keberhasilan tujuan pembelajaran. Pengajar perlu mengembangkan materi, mengemas,

dan menyajikan secara lebih menarik dengan berbagai teknik dan strategi. Jadi, dapat

dikatakan bahwa sumber dan media pembelajaran adalah dua hal yang saling berkaitan.

Penggunaan sumber dan media pembelajaran pada setiap mata pelajaran

dipengaruhi oleh karakteristik bahan pelajaran, pendekatan, metode, dan teknik

pembelajaran. Penggunaan sumber dan media yang tepat dapat memperlancar pencapaian

tujuan pembelajaran. Selain itu, dapat meningkatkan sikap positif siswa sehingga

menumbuhkan minat untuk melestarikan dan mengembangkan sastra dan budaya bangsa.

Media pendidikan yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dapat

dikelompokkan menjadi beberapa bentuk. Menurut Hamzah (2008:22) media pendidikan

dapat diklasifikasikan seperti di bawah ini.

a. Media audio, yaitu alat yang dapat menghasilkan bunyi seperti tape recorder dan

radio.
b. Media visual, yaitu media yang dapat memperlihatkan bentuk dan rupa yang dikenal

sebagai alat peraga. Media visual ini dibagi menjadi dua kategori.

1) Media visual dua dimensi yang terdiri atas dua jenis.

a) Media visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan seperti gambar-

gambar, wayang, foto, dan lain-lain.

b) Media visual dua dimensi pada bidang yang transparan seperti slide, film strib,

dan lembar transparan.

2) Media visual tiga dimensi seperti model dan benda sebenarnya.

2.4 Pengertian Media Animasi

Animasi atau lebih akrab disebut dengan film animasi adalah film yang

merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang

bergerak, dengan bantuan komputer dan grafika komputer, pembuatan film animasi

menjadi sangat mudah dan cepat. Menurut Artawan (2010:18), ada tiga jenis format

animasi yaitu animasi tanpa sistem control misalnya untuk pause, memperlambat

kecepatan pergantian frame, zoom in, zoom out dan lain sebagainya, animasi dengan

sistem kontrol dan animasi manipulasi langsung, dimana guru dapat berinteraksi langsung

dengan tombol yang berfungsi menggerakkan gambar animasi. Media animasi termasuk

jenis media visual audio, karena terdapat gerakan gambar dan suara.

Menurut Furoidah (2009:13) bahwa” media animasi pembelajaran merupakan

media yang berisi kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan

gerakan dan dilengkapi dengan audio sehingga berkesan hidup serta menyimpan pesan-
pesan pembelajaran”. Media animasi pembelajaran dapat dijadikan sebagai perangkat ajar

yang siap kapan pun digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seorang guru atau pelatih dalam

memilih dan menggunakan media audio-visual dalam menyampaikan informasi, fikiran

dan pesan kepada anak didiknya, menurut Sadiman (2002:23) antara lain:

1) Media audio-visual mempermudah orang menyampaikan dan menerima


materi, fikiran dan pesan serta dapat menghindarkan salah pengertian.
2) Media audio-visual mendorong keinginan seseorang untuk mengetahui lebih
lanjut informasi yang sedang dipelajarinya.
3) Media audio-visual dapat mengekalkan pengertian yang didapat.
4) Media audio-visual sudah berkembang di masyarakat.

Menurut Artawan (2010:20), kelebihan media animasi dalam pembelajaran

diantaranya :

1. Memudahkan guru untuk menyajikan informasi mengenai proses yang cukup


kompleks dalam kehidupan, misalnya siklus nitrogen, respirasi aerob, sistem
peredaran darah dan proses lainnya.
2. Memperkecil ukuran objek yang cukup besar dan sebaliknya seperti hewan dan
mikroba.
3. Memotivasi siswa untuk memperhatikan karena menghadirkan daya tarik bagi
siswa terutama animasi yang dilengkapi dengan suara.
4. Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur
audio dan visual.
5. Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi
respon pengguna.
6. Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi
sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan orang
lain.

Selain itu, Artawan (2010:21) juga mengemukakan kelemahan dari media animasi

diantaranya :

1. Memerlukan kreatifitas dan ketrampilan yang cukup memadai untuk mendesain


animasi yang dapat secara efektif digunakan sebagai media pembelajaran
2. Memerlukan software khusus untuk membukanya
3. Guru sebagai komunikator dan fasilitator harus memiliki kemampuan memahami
siswanya, bukan memanjakannya dengan berbagai animasi pembelajaran yang
cukup jelas tanpa adanya usaha belajar dari mereka atau penyajian informasi yang
terlalu banyak dalam satu frame cenderung akan sulit dicerna siswa.

2.5 Hasil Belajar

Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil

belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar berasal dari dua kata dasar yaitu hasil dan

belajar, istilah hasil dapat diartikan sebagai sebuah prestasi dari apa yang telah dilakukan.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya yang di akhir pembelajarannya di lihat dari tes yang telah di

berikan. Jika hasil tes bagus maka si anak dikatakan berhasil dalam belajarnya,

sebaliknya jika hasil test yang telah di berikan hasilnya jelek maka si anak di katakan

kurang berhasil dalam belajarnya. Kingsley (Dharma, 2008:11) membagi tiga hasil

belajar yakni : (a) ketrampilan dan kebiasaan (b) pengetahuan dan pengertian (c) sikap

dan cita-cita. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa

setelah mengikuti pembelajaran. Hasil belajar ini di ukur dengan skor tes setelah

mengikuti pembelajaran.

Hasil belajar adalah hasil yang di capai seseorang dalam waktu tertentu atau

dengan perkataan lain hasil perubahan tingkah laku dalam waktu tertentu. Menurut Alwi

(2001:17) yang di maksud dengan hasil belajar adalah hasil yang di capai oleh murid

dalam bidang studi tertentu yang di ukur dengan menggunakan tes standar sebagai

pengukur keberhasilan belajar seseorang.

Gagnes dan Briggs ( Tim pengembang MKDP kurikulum dan pembelajaran,

2006:130) menyatakan bahwa perbuatan hasil belajar menghasilkan perubahan dalam

bentuk tingkah laku dalam aspek : (a) kemampuan membedakan, (b) konsep konkrit, (c)
konsep definisi, (d) nilai, (e) nilai atau aturan tinggi, (f) strategi kognitif, (g) informasi,

(h) sikap dan (i) keterampilan motorik.

Menurut Slameto (2003:54) Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu:

1. Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang di sebut faktor individu (Intern),

yang meliputi : (1). Faktor biologis, meliputi: kesehatan, gizi, pendengaran dan

penglihatan. Jika salah satu dari faktor biologis terganggu akan mempengaruhi

hasil prestasi belajar. (2). Faktor Psikologis, meliputi: intelegensi, minat dan

motivasi serta perhatian ingatan berfikir. (3). Faktor kelelahan, meliputi: kelelahan

jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani nampak dengan adanya lemah tubuh, lapar

dan haus serta mengantuk. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan

adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk

menghasilkan sesuatu akan hilang.

2. Faktor yang ada pada luar individu yang di sebut dengan faktor Ekstern, yang

meliputi: (1). Faktor keluarga. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama

dan terutama. Merupakan lembaga pendidikan dalam ukuran kecil tetapi bersifat

menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar. (2). Faktor Sekolah, meliputi :

metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, siswa dengan siswa

dan berdisiplin di sekolah. (3). Faktor Masyarakat, meliputi : bentuk kehidupan

masyarakat sekitar dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Jika lingkungan

siswa adalah lingkungan terpelajar maka siswa akan terpengaruh dan mendorong

untuk lebih giat belajar.


Berdasarkan faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar di atas dapat dikaji

bahwa belajar itu merupakan proses yang cukup kompleks. Aktivitas belajar individu

memang tidak selamanya menguntungkan. Kadang-kadang juga lancar, kadang mudah

menangkap apa yang dipelajari, kadang sulit mencerna mata pelajaran. Dalam keadaan

dimana anak didik/siswa dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut belajar.

2.6 Tinjauan Materi Organ Pernapasan Manusia

Alat yang dipakai dalam rangka menghirup dan menghembuskan udara disebut

sebagai alat pernafasan. Pada manusia, alat pernafasannya meliputi hidung, pangkal

tenggorokan, batang tenggorokan, cabang tenggorokan, dan anak cabang tenggorokan,

serta paru-paru.

Keterangan gambar:

1). Lubang hidung 4). Trakea 7). Alveolus 10). Diafragma

2). Epiglotis 5). Bronkus 8). Jantung 11). Rusuk


3). Pita suara 6). Bronkiola 9).Pleura 12).Otot-otot rusuk.

a. Hidung

Bagian ini mempunyai rongga yang disekat oleh tulang lempengan tengah. Tulang

lunak ini yang memisahkan rongga hidung menjadi dua bagian, yaitu rongga hidung

sebelah kanan dan rongga hidung sebelah kiri.

Keterangan gambar:

a). Rongga-rongga d). Anak tekak g). Katup pangkal tenggorokan

b). Selaput lendir pembau e). Langit-langit

c). Lubang hidung f). Hulu tenggorokan

Proses menghirup udara melalui hidung lebih baik jika dibandingkan dengan

menggunakan mulut. Berikut ini merupakan kelebihan pernapasan melalui hidung yaitu:

a) Pada hidung terdapat rambut dan selaput lendir rambut.

Rambut dan selaput tersebut akan menyaring terhadap debu atau kotoran yang

ikut di dalam udara yang terhisap.

b) Hidung akan mengatur suhu udara yang masuk.

Suhu tubuh yang normal atau sehat yaitu sekitar 36° – 37° C. Apabila udara yang

masuk ke dalam tubuh suhunya lebih rendah, maka hidung akan melepaskan panas dari
dalam tubuh supaya udara yang masuk menjadi lebih hangat, begitu pula dengan

sebaliknya.

c) Hidung mengatur kelembapan udara yang masuk

Apabila udara yang masuk terlalu kering, maka yang terjadi adalah dinding -

dinding lubang hidung akan menambahkan udara yang dihirup tersebut dengan uap air

cadangan. Kondisi yang sebaliknya apabila udara yang dihirup terlalu lembap, maka

hidung akan melakukan penyerapan atas kelebihan uap air yang terkandung dalam udara

tersebut.

b. Pangkal Tenggorokan

Laring (pangkal tenggorokan) terdiri dari katup pangkal tenggorokan (epiglotis)

dan juga terdiri atas beberapa tulang rawan yang membentuk jakun. Untuk pria,

tumbuhnya jakun lebih besar jika dibandingkan dengan wanita, olehkarenanya akan

kelihatan menonjol keluar, sedangkan untuk wanita tidak terlalu kelihatan jakunnya. Di

pangkal tenggorokan terdapat adanya pita suara. Pada waktu teman-teman berbicara,

maka gelombang suara akan melewati pangkal tenggorokan sehingga akan menggetarkan

pita suara. Kemudian getaran inilah yang menjadikan suara. Untuk ukuran dari pita suara

pada pria lebih besar apabila dibandingkan dengan pita suara pada wanita. Sehingga

dengan demikian, nada suara yang didapatkan pria menjadi lebih rendah dan juga lebih

besar, sedangkan untuk nada suara pada wanita lebih tinggi dan kecil.
Keterangan gambar :

1. Tulang lidah 4. Piala tulang rawan

2. Katup tulang rawan 5. Gelang tulang rawan

3. Perisai tulang rawan 6. Trakea (batang tenggorokan).

c. Batang Tenggorokan

Pada bagian belakang rongga hidung terdapat adanya saluran yang dikenal dengan

nama batang tenggorokan (trakea). Bagian ini tersusun atas tulang - tulang rawan yang

mempunyai bentu cincin. Fungsi batang tenggorokan yaitu sebagai tempat untuk

lewatnya udara. Pada pangkal batang tenggorokan terdapat adanya katup yang berfungsi

untuk mengatur proses membuka dan menutupnya saluran pernapasan. Letak batang

tenggorokan beraada di depan saluran makanan (kerongkongan). Apabila kita sedang

berbicara, maka katup akan turun kemudian akan menutupi saluran makanan. Namun
apabila kita sedang menelan makanan, maka katup tersebut akan terangkat oleh

karenanya saluran makanan terbuka, sedangkan saluran udara tertutup.

Keterangan gambar:

1. Hidung

2. Mulut

3. Kerongkongan (jalan masuk makanan ke dalam lambung)

4. Tenggorokan (jalan masuk udara ke paru-paru)

5. Langit-langit

6. Katup tenggorokan membuka (udara masuk ke tenggorokan)

7. Katup tenggorokan menutup (makanan masuk ke kerongkongan).

Apabila terdapat debu atau kotoran yang masuk ke dalam batang tenggorokan,

maka dinding batang tenggorokan akan saling bergesekan. Kemudian akan terjadi

hembusan udara yang kuat supaya debu tersebut mnjadi keluar. Keadaan tersebut biasa

dikenal dengan sebutan batuk. Debu atau kotoran bisa dilontarkan kembali oleh bulu -

bulu halus yang ada di dinding batang tenggorokan.


d. Cabang Batang Tenggorokan

Terdapat 2 cabang di bagian bawah pada batang tenggorokan. Masing-masing

lubang tersebut menuju ke paru - paru kanan dan paru - paru kiri. Seperti halnya batang

tenggorokan, cabang batang tenggorokan (bronkus) terdiri dari tulang-tulang rawan yang

mempunyai bentuk seperti cincin. Bronkus (jamak: bronkia) fungsinya yaitu sebagai

tempat untuk lalu lintas udara pada saat pernapasan.

e. Anak Cabang Batang Tenggorokan

Cabang dari batang tenggorokan yaitu dua & tiga sesuai dengan jumlah gelambir

(lobus) paru - paru. Cabang tenggorokan yang arahnya menuju paru - paru sebelah kanan

bercabang tiga. Sedangkan cabang tenggorokan yang menuju paru-paru sebelah kiri

mempunyai cabang dua. Masing-masing percabangan tersebut bercabang lagi menjadi

saluran-saluran kecil yang dikenal sebagai bronkiolus (jamak: bronkioli). Percabangan ini

berakhir sebagai gelembung-gelembung yang sangat kecil.

f. Paru-Paru

Letak dari paru-paru (pulmo) yaitu di dalam rongga dada.Antara rongga dada dan

perut dibatasi oleh sekat rongga badan yang dinamakan diafragma. Paru-paru pada

manusia jumlahnya adalah sepasang, yaitu paru-paru kiri dan paru-paru kanan. Paru-paru

sebelah kiri terdiri dari 2 gelambir, sedangkan untuk paru-paru sebelah kanan terdiri dari

3 gelambir. Selaput pembungkus paru-paru terbungkus yaitu pleura. Peradangan pada

selaput pleura disebut juga pleuritis. Terdapat sustu proses pertukaran udara bersih dan

udara yang bersih di dalam paru-paru. Di dalam paru-paru terdapat adanya gelembung

paru-paru yang disebut alveolus (bentuk jamak: alveoli). Jumlah alveolus yaitu kira-kira

300 juta buah. Gelembung paru-paru tersebut merupakan kumpulan pembuluh darah
halus. Fungsi dari gelembung tersebut mempunyai fungsi untuk menangkap udara bersih

dan melepaskan udara kotor.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian tindakan kelas, (classroom action research) yaitu dengan mengajarkan materi

organ pernapasan manusia melalui media animasi. Kegiatan diawali dengan

mengidentifikasi masalah dan sumber masalah, merumuskan masalah menyusun rencana

pemecahan masalah (planning), melaksanakan kegiatan penelitian (acting), mengamati

(observing) dan merefleksi (perenungan yang mencakup analisis dan penilaian terhadap

proses tindakan, hasil pengamatan dan hasil tindakan).

Tindakan ini sampai menemukan masalah atau pemikiran baru. Penulis

menggunakan pendekatan dan penelitian ini untuk mendukung proses pembelajaran dan
menjadi bahan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya sehingga

dapat memperbaiki mutu sekolah dan melahirkan generasi yang berprestasi dalam belajar.

3.2 Lokasi Penelitian

Sekolah yang dijadikan tempat penelitian adalah MIN Bukloh Aceh Besar yang

beralamat di Banda Aceh Medan Bukloh Kabupaten Aceh Besar

Adapun beberapa acuan penulis mengambil tempat tersebut diantaranya:

1. Penulis merupakan tenaga pengajar (guru) yang bertugas mengajar di MIN Bukloh

Aceh Besar

2. Penelitian tentang organ pernapasan manusia belum pernah dilukukan sebelumnya di

MIN Bukloh Aceh Besar

3. Penulis ingin memberi masukan dari hasil penelitian tersebut guna kemajuan

pengembangan dunia pendidikan

3.3 Subjek Penelitian

Yang dijadikan sebagai subjek penelitian adalah semua siswa kelas V MIN

Bukloh Aceh Besar.Jumlah subjek penelitian ini adalah 20 orang siswa yang terdiri 9

orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan.

3.4 Prosedur Penelitian

Pelaksanaan kegiatan belajar untuk setiap kali pertemuan dilakukan sesuai dengan

siklus penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), yaitu perencanaan

(planning), tindakan (acting), observasi (observing), refleksi (refleksi). Sebenarnya ada


beberapa model yang dapat diterapkan dalam penelitian tindakan kelas (PTK), tetapi yang

paling dikenal dan biasa digunakan adalah model yang dikemukakan oleh Kemmis dan

Mc Taggart (Arikunto, 2006:97). Adapun model PTK yang dimaksud menggambarkan

adanya empat langkah (dan pengulangannya), yang disajikan dalam bagan berikut ini.

Rencana

Siklus I Refleksi Tindakan

Pengamatan

Rencana

Siklus II Refleksi Tindakan

Pengamatan

Rencana

dan seterusnya

Gambar 1. Skema Penelitian Tindakan Kelas


Sumber: Wasis, 2004:7

Model penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 4 komponen yaitu:

a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan penelitian tindakan kelas adalah

mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti rencana pelaksanaan pembelajaran,

lembaran observasi siswa dan guru, dan soal-soal.

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media animasi adalah sebagai

berikut.

1) Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.

2) Siswa diminta berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru.

3) Guru menunjukkan gambar animasi tentang organ pernapasan manusia.

4) Siswa diminta membuat kelompok belajar (terdiri dari 4 orang) dan mengutarakan

hasil pemikiran masing-masing.

5) Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil

diskusinya.

6) Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada pokok

permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan siswa.

7) Guru memberi kesimpulan dan menutup pelajaran.

c. Tahap Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru dalam

melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media animasi.

d. Refleksi

Mendeskripsikan semua proses pembelajaran menyangkut nilai siswa, aktivitas

siswa dan guru yang telah baik atau yang masih kurang sehingga melalui refleksi
nantinya akan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam merevisi pada pembelajaran

selanjutnya.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan observasi. Sedangkan

instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Tes

Tes digunakan untuk memperoleh data tentang media animasi untuk

meningkatkan hasil belajar pada materi organ pernapasan manusia di kelas V MIN

Bukloh Aceh Besar, Tes dibuat dalam bentuk pilihan ganda yang diambil oleh penulis

dari beberapa buku, soal tes diberikan sebanyak 10 soal, dengan skor maksimal 100.Tes

diberikan setiap akhir siklus. Hasil tes digunakan untuk menganalisis ketuntasan belajar

siswa.

b. Observasi

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi aktivitas siswa

selama pembelajaran berlangsung dan observasi aktivitas guru dalam mengelola

pembelajaran. Observasi aktivitas siswa diberikan kepada 3 orang pengamat yaitu teman

sejawat yang telah dilatih untuk mengisi lembar observasi sesuai dengan keadaan yang

diamati dan mencatat aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Observasi

aktivitas guru mengelola pembelajaran diberikan kepada seorang pengamat.


Aktivitas siswa yang diobservasi adalah dalam hal mendengarkan/memperhatikan

penjelasan guru/teman, membaca/memahami masalah di LKS, menyelesaikan masalah

atau menemukan solusi pemecahan masalah, membandingkan jawaban dalam diskusi

kelompok, bertanya /menyampaikan pendapat/ide kepada guru/teman, menarik

kesimpulan suatu materi, prilaku yang tidak relevan dengan KBM.

Adapun aktivitas guru yang diobservasi adalah mengenai kemampuan memotivasi

siswa, menghubungkan pelajaran saat itu dengan pelajaran sebelumnya,

menginformasikan langkah-langkah pembelajaran, kemampuan menjelaskan

soal/masalah dengan menggunakan media animasi, mengarahkan siswa untuk

menemukan jawaban dan cara menjawab soal dan seterusnya disesuaikan dengan lembar

observasi.

3.6 Teknik Analisis Data

Data hasil penelitian diolah dengan menggunakan analisis statistik deskripstif.

Setelah semua data terkumpul maka untuk mendeskripsikan data penelitian dilakukan

perhitungan sebagai berikut:

1. Ketuntasan hasil belajar

Analisis data hasil belajar siswa secara deskriptif bertujuan untuk

mendeskripsikan ketuntasan belajar siswa. Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar

siswa selama pembelajaran menggunakan media animasi berlangsung, menggunakan

statistik deskriptif dengan rumus persentase menurut Sudijono (2009:43) :

f jumlah siswa yang tuntas


P= x 100 % atau x 100 %
N jumlah seluruh siswa
Siswa dikatakan belajarnya sudah tuntas apabila memperoleh nilai ≥ 63 sesuai

dengan nilai tuntas yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Sedangkan yang disebut tuntas

belajar secara klasikal apabila dikelas tersebut terdapat ≥ 85% yang telah tuntas belajar.

2. Analisis data aktivitas siswa

Untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan media

animasi berlangsung dianalisis menggunakan persentase. Persentase aktivitas yaitu rata-

rata frekuensi setiap aspek pengamatan dibagi dengan jumlah rata- rata frekuensi semua

aspek pengamatan dikali 100%.

Adapun rumus persentase yang digunakan adalah (Sudijono, 2009: 43) :

f
P= x 100 % atau
N

𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛


𝑥100 %
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛

Tabel 3.1 Kriteria Waktu Ideal Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

Persentase Kesesuaian (P)


Aspek Pengamatan Aktivitas Siswa
Waktu Ideal Toleransi 5%
Mendengarkan/memperhatikan
13% 7% ≤ P ≤ 18%
penjelasan guru/teman
Membaca/memahami masalah di LKS 10% 5% ≤ P ≤ 15%
Menyelesaikan masalah/ menemukan
27% 22% ≤ P ≤ 32%
cara penyelesaian masalah
Membandingkan jawaban dalam
30% 25% ≤ P ≤ 35%
diskusi kelompok/diskusi kelas
Bertanya/menyampaikan pendapat/ ide
10% 5% ≤ P ≤ 15%
kepada guru/teman
Menarik kesimpulan suatu materi 10% 5% ≤ P ≤ 15%
Perilaku yang tidak relevan dengan 0% 0% ≤ P ≤ 5%
KBM

Aktivitas siswa dikatakan baik apabila waktu yang digunakan untuk melakukan

setiap katagori aktivitas sesuai dengan alokasi waktu yang termuat dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan toleransi 5%. Dengan demikian maka aspek-aspek

aktivitas siswa yang tidak memenuhi kriteria baik akan merupakan dasar untuk merevisi

rencana pelakasanaan pembelajaran (RPP).

3. Analisis data aktivitas guru

Data tentang aktivitas guru mengelola pembelajaran dianalisis dengan

menggunakan statistik deskriptif dengan skor rata-rata sebagaimana yang telah

dikemukakan oleh Hasratuddin (dalam Mukhlis 2005:69). Adapun pendeskripsian skor

rata-rata tingkat aktivitas guru sebagai berikut:

1,00 ≤ TAG < 1,50 tidak baik

1,50 ≤ TAG < 2,50 kurang baik

2,50 ≤ TAG < 3,50 cukup baik

3,50 ≤ TAG < 4,50 baik

4,50 ≤ TAG < 5,00 sangat baik

Ket: TAG = Tingkat Aktivitas Guru

Aktivitas guru mengelola pembelajaran dikatakan efektif jika skor dari setiap

aspek yang dinilai berada pada katagori baik atau sangat baik. Dengan demikian hasil

analisis data yang tidak memenuhi dari salah satu katagori baik atau sangat baik pada

penelitian ini akan dijadikan bahan pertimbangan untuk merevisi perangkat pembelajaran

yang akan dicoba.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran dikelas V MIN Bukloh Aceh

Besar dengan jumlah siswa 20 orang siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan organ

pernapasan manusia, dengan menggunakan media pembelajaran animasi.

4.1.1 Siklus I

Praktek pembelajaran pertama dilaksanakan dengan indikator pembelajaran

menjelaskan konsep organ pernapasan manusia dan mengenal beberapa bentuk organ

pernapasan manusia. Dalam siklus I ini dilakukan melalui satu kali pertemuan dengan

rinciannya sebagai berikut:

a. Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini, peneliti merencanakan prosedur tindakan yang akan dilakukan

untuk meningkatkan hasil belajar siswa (subjek). Perencanaan ini mulai dari perencanaan

strategi pembelajaran, pengorganisasian kelas dan waktu, evaluasi, dan dokumentasi.

Penulis juga menyiapkan skenario pembelajaran untuk dilaksanakan pada pertemuan ini

dan menyusun tes akhir.

b. Tindakan Pelaksanaan
Tindakan pada siklus I dilakukan sebanyak satu kali pertemuan (70

menit/pertemuan). Pada tahap ini, penulis menetapkan tindakan sesuai perencanaan yang

telah dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar subjek. Pada pertemuan ini penulis

menjelaskan tentang manfaat media pembelajaran dengan animasi (infocus) sekaligus

materi tentang organ pernapasan manusia yang harus dikuasai siswa sesuai dengan RPP

dan silabus. Dalam pembelajaran tersebut penulis menanyakan kepada siswa mengenai

kesulitan-kesulitan apa yang sering dialami siswa dalam mempelajari mata pelajaran IPA.

Hal ini penting dilakukan sebagai salah satu cara membantu siswa menemukan inti

permasalahan yang dihadapi.

Pada kesempatan ini, penulis juga memancing para siswa dengan pertanyaan-

pertanyaan seperti: apakah kalian tahu tentang organ pernapasan manusia? Penahkan

kalian melihat proses pernapasan manusia?, dan lain sebagainya. Pembelajaran

dilanjutkan dengan pemberian materi yang berkaitan dengan konsep organ pernapasan

manusia dengan menggunakan media animasi. penulis juga memberikan materi tentang

bentuk dari organ pernapasan manusia.

Selanjutnya para siswa duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibagikan

penulis. Bersama kelompok masing-masing para siswa mengerjakan LKS yang telah

diberikan penulis. Selama pembelajaran berlangsung pengamat mengamati aktivitas siswa

dan aktivitas penulis. Pembelajaran diakhiri dengan penulis memberikan kesimpulan

tentang pembelajaran organ pernapasan manusia.

c. Observasi

Penulis dan pengamat melakukan pengamatan dan evaluasi terhadap jalannya

pelaksanaan tindakan tersebut. Hasil yang diperoleh meliputi hasil pengamatan persentase
aktivitas siswa dan guru (penulis) selama proses pembelajaran. Data tentang aktivitas

siswa, aktivitas guru (penulis), dan hasil tes siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

1) Observasi Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa selama pembelajaran diamati oleh pengamat. Observasi ini

dilakukan untuk mengetahui bagaimana tingkat aktivitas siswa selama pembelajaran

berlangsung. Data tentang persentase aktivitas siswa selama pembelajaran dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1 Aktivitas Siswa selama Pembelajaran Siklus I


Persentase
Aktivitas
Siswa dalam Waktu
No Kategori Pengamatan Toleransi
Pembelajaran Ideal
(%)
RPP
Mendengarkan/memperhatikan
1 33.33% 13% 7%≤P≤18%
penjelasan guru/teman
2 Membaca/memahami masalah di LKS 17.86 10% 5%≤P≤15%
Menyelesaikan masalah/ menemukan
3 15.48 27% 22%≤P≤32%
cara penyelesaian masalah
Membandingkan jawaban dalam diskusi
4 9,52% 30% 25%≤P≤35%
kelompok/diskusi kelas
Bertanya/menyampaikan pendapat/ ide
5 7.14% 10% 5%≤P≤15%
kepada guru/teman
6 Menarik kesimpulan suatu materi 7.14% 10% 5%≤P≤15%
7 Perilaku yang tidak relevan dengan KBM 9.52% 0% 0%≤P≤5%
Sumber : Hasil perhitungan, 2017

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa persentase aktivitas siswa paling

tinggi ditunjukkan pada aspek mendengarkan penjelasan guru/teman sebesar 33.33%.

Selanjutnya diikuti oleh aspek membaca/memahami masalah di LKS dan seterusnya

seperti yang tertera pada tabel. Aspek pengamatan yang paling rendah persentasenya

adalah pada aspek bertanya/menyampaikan pendapat/ide dan menarik kesimpulan suatu


materi sebesar 7.14%. rata-rata aspek yang diamati berada di luar waktu ideal yang telah

ditentukan. Kecuali pada aspek menyelesaikan masalah, bertanya/menyampaikan

pendapat, dan menarik kesimpulan masih berada pada waktu ideal. Berdasarkan hasil

observasi aktivitas siswa dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa selama pembelajaran

pada siklus I belum dapat dikatakan aktif.

2) Aktivitas Guru selama Pembelajaran

Aktivitas guru selama pembelajaran diamati untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran menggunakan media animasi. Skor

aktivitas guru selama pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2 Skor Aktivitas Guru Mengelola Pembelajaran


Aspek yang diamati Siklus I
Kegiatan Pendahuluan
1. Kemampuan memotivasi siswa 4
2. Kemampuan menghubungkan pelajaran saat itu dengan pelajaran 4
sebelumnya
3. Kemampuan menginformasikan langkah-langkah pembelajaran 3
Kegiatan Inti
1. Kemampuan menjelaskan soal/masalah dengan menggunakan 3
media animasi
2. Kemampuan mengarahkan siswa untuk menemukan jawaban dan 4
cara menjawab soal
3. Kemampuan mengamati cara siswa menyelesaikan soal/masalah 4
4. Kemampuan mengoptimalkan interaksi siswa dalam bekerja 3
5. Kemampuan memimpin diskusi kelas/menguasai kelas 4
6. Kemampuan menghargai berbagai pendapat 4
7. Kemampuan mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri dan 3
menarik kesimpulan
8. Kemampuan mendorong siswa untuk mau bertanya mengeluarkan 3
pendapat atau menjawab pertanyaan
9 Kemampuan mengajukan dan menjawab pertanyaan 4
Penutup
1 Kemampuan menegaskan hal-hal yang penting yang berkaitan 4
dengan pembelajaran
2 Kemampuan menyampaikan judul sub materi selanjutnya 5
Kemampuan Mengelola Waktu 4
Suasana Kelas
1 Antusias Guru 4
2 Antusias Siswa 4
Total 64
Rata-rata 4
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata aktivitas guru selama

pembelajaran sudah berada pada kategori baik. Namun, dari setiap aspek yang diamati

masih ada aspek yang berada pada kategori cukup. Untuk itu pada pertemuan selanjutnya

penulis akan berusaha lebih maksimal lagi dalam mengelola pembelajaran di kelas.

3) Hasil Tes Akhir

Tes akhir diberikan pada akhir pembelajaran yang diajarkan dengan menggunakan

media animasi. Tes yang diberikan berbentuk pilihan ganda dengan jumlah soal 10. Hasil

tes siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.3 Hasil Tes Akhir Siswa pada Siklus I


No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 Aila Maisura 70 Tuntas
2 Annisa Luthfia 40 Tidak Tuntas
3 Dzaki Ramadhani 70 Tuntas
4 Fadlan 70 Tuntas
5 Fajar Maulidi 50 Tidak Tuntas
6 Gival Alfarisi 70 Tuntas
7 Juliana Tasya 70 Tuntas
8 Luthfia Mawaddah 60 Tidak Tuntas
9 Maharatul Aini 50 Tidak Tuntas
10 Mayda Maulidia 40 Tidak Tuntas
11 M.Irwandi 70 Tuntas
12 M. Revan 70 Tuntas
13 Maidi Shadiqi 60 Tidak Tuntas
14 Putri Amanda 80 Tuntas
15 Raihan Diaurrahmi 50 Tidak Tuntas
16 Rijalul Zaki 50 Tidak Tuntas
17 Syakira 70 Tuntas
18 Siti Hajar 70 Tuntas
19 Saida Saiva 70 Tuntas
20 Tasnim Khairina 70 Tuntas
Jumlah 1250
Nilai Rata-rata siswa 𝟏𝟐𝟓𝟎
= 62.5
𝟐𝟎
Ketuntasan klasikal 𝟏𝟐
𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝟔𝟎%
𝟐𝟎
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang tuntas secara klasikal hanya 60%,

sementara siswa dikatakan tuntas dalam belajar jika di dalam kelas terdapat ≥85% siswa

yang tuntas dari seluruh siswa. Sementara nilai rata-rata siswa adalah 62.5, sementara

KKM yang ditentukan adalah ≥63. Hal ini menunjukkan bahwa hasil tes siswa pada

materi organ pernapasan manusia di siklus I belum dikatakan tuntas baik secara

individual maupun klasikal.

d. Refleksi

Pada tahap ini penulis melakukan analisis dan memaknai hasil tindakan pada

siklus I. Setelah tindakan dilakukan, penulis belum menemukan adanya peningkatan hasil

belajar siswa pada bahan ajar materi organ pernapasan manusia dan aktivitas siswa yang

positif terhadap pembelajaran. Masih banyak siswa yang belum mampu menyelesaikan

soal yang diberikan dengan baik.

Berdasarkan tabel 4.1, dapat dilihat bahwa persentase aktivitas siswa paling tinggi

ditunjukkan pada aspek mendengarkan penjelasan guru/teman sebesar 33.33%.

selanjutnya diikuti oleh aspek membaca/memahami masalah di LKS dan seterusnya

seperti yang tertera pada tabel. Ini menunjukkan bahwa siswa selama pembelajaran

cenderung pasif karena hanya mendengarkan penjelasan saja. Hal ini diduga karena

sebelumnya siswa belum pernah diajarkan dengan menggunakan media animasi, sehingga

pada awal pertemuan siswa kaget dan lebih cenderung hanya banyak menonton animasi

yang diputarkan. Aspek pengamatan yang paling rendah persentasenya adalah pada aspek

bertanya/menyampaikan pendapat/ide dan menarik kesimpulan suatu materi sebesar

7.14%.
Pada pengamatan aktivitas guru, rata-rata skor yang diperoleh berada pada kategori

baik. Walaupun masih ada aspek yang berada pada kategori cukup. Namun, aktivitas guru

sudah tergolong baik. Seperti pada aspek kemampuan memotivasi siswa sudah berada

pada kategori baik. Selanjutnya pada aspek kemampuan menyampaikan sub judul sudah

berada pada kategori sangat baik. Namun, pada pertemuan selanjutnya penulis akan lebih

lebih optimal lagi dalam mengelola pembelajaran di kelas.

Hasil tes akhir siswa pada siklus I belum dikatakan tuntas. Ketuntasan siswa

secara klasikal hanya mencapai 60% sementara ketuntasan siswa secara klasikal harus

mencapai ≥85%. Sementara nilai rata-rata siswa pada siklu I hanya 62.5sementara KKM

yang ditentukan adalah ≥65. Untuk itu penulis perlu melanjutkan pembelajaran ke siklus

II.

4.1.2 Siklus II

a. Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini peneliti merencanakan kembali tindakan-tindakan pada siklus II

untuk memperbaiki aspek-aspek yang dinilai belum optimal pada siklus I. Perencanaan

ini mulai dari perencanaan strategi pembelajaran, pengorganisasian kelas dan waktu,

evaluasi dan dokumentasi. Penulis mengidentifikasi permasalahan yang muncul dalam

pembelajaran organ pernapasan manusia pada siklus I sekaligus menemukan solusi atas

masalah tersebut.

b. Tindakan (Acting)

Implementasi tindakan dengan media pembelajaran animasi pada siklus II ini

diharapkan dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa kelas V MIN Bukloh Aceh Besar.

Siklus kedua ini dilakukan sebanyak satu kali pertemuan. Pokok bahasan yang diajarkan
pada siklus II ini adalah menjelaskan proses terjadinya organ pernapasan manusia dan

menggambarkan proses organ pernapasan manusia.

Pada pertemuan ini, penulis memulai pelajaran dengan apersepsi, tujuan

pembelajaran, dan motivasi-motivasi untuk membantu siswa mengingat kembali materi

yang telah diajarkan sebelumnya. Guru menjelaskan kembali prinsip model pembelajaran

dengan media animasi, akan tetapi ditekankan pada aspek-aspek yang belum dikuasai

siswa. Metode pelaksanaan pengajaran hampir sama dengan pertemuan pertama siklus I,

hanya saja pada pertemuan ini guru lebih banyak bertukar pendapat dengan siswa,

bertanya-jawab mengenai materi dan saling memberikan komentar terhadap materi yang

sedang dipelajari.

Pembelajaran dilanjutkan dengan menonton animasi tentang proses terjadinya

organ pernapasan manusia. Peneliti tetap mengawasi perilaku siswa selama pembelajaran

dan menjelaskan secara singkat tentang gambar proses terjadinya organ pernapasan

manusia. Kemudian siswa kembali duduk sesuai kelompok sebelumnya dan mulai

mengerjakan LKS yang diberikan guru. Kali ini siswa melakukan kegiatan yang

berhubungan dengan organ pernapasan manusia. Sebelum mulai dalam kegiatan, siswa

terlebih dahulu menyiapkan alat dan bahan yang akan dipakai.

c. Observasi

Setelah melakukan implementasi tindakan penulis melakukan pemantauan dan

evaluasi terhadap jalannya pelaksanaan tindakan tersebut. Hasil yang diperoleh meliputi

hasil observasi aktivitas siswa dan guru serta tes akhir pada siklus II. Data tentang

persentase aktivitas siswa, skor aktivitas guru, dan hasil tes akhir siswa pada siklus II

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


1) Observasi Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa selama pembelajaran diamati oleh pengamat. Observasi ini

dilakukan untuk mengetahui bagaimana tingkat aktivitas siswa selama pembelajaran

berlangsung. Data tentang persentase aktivitas siswa selama pembelajaran dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4 Aktivitas Siswa selama Pembelajaran Siklus II


Persentase
Aktivitas
Siswa dalam Waktu
No Kategori Pengamatan Toleransi
Pembelajaran Ideal
(%)
Siklus II
Mendengarkan/memperhatikan
1 15.48% 13% 7%≤P≤18%
penjelasan guru/teman
2 Membaca/memahami masalah di LKS 14.28% 10% 5%≤P≤15%
Menyelesaikan masalah/ menemukan
3 22.62% 27% 22%≤P≤32%
cara penyelesaian masalah
Membandingkan jawaban dalam diskusi
4 25% 30% 25%≤P≤35%
kelompok/diskusi kelas
Bertanya/menyampaikan pendapat/ ide
5 9.52% 10% 5%≤P≤15%
kepada guru/teman
6 Menarik kesimpulan suatu materi 9.52% 10% 5%≤P≤15%
7 Perilaku yang tidak relevan dengan KBM 3.57% 0% 0%≤P≤5%
Sumber : Hasil perhitungan, 2017

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa persentase aktivitas siswa sudah

lebih baik dari siklus I. Rata-rata persentase siswa paling tinggi ditunjukkan pada aspek

membandingkan jawaban dalam diskusi sebesar 25%. Walaupun tidak berada pada waktu

ideal namun masih berada pada batas toleransi yang ditentukan. Aspek pengamatan yang

paling rendah persentasenya adalah pada aspek perilaku yang tidak relevan yaitu sebesar

3.57%. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dapat disimpulkan bahwa aktivitas

siswa selama pembelajaran pada siklus II sudah dapat dikatakan aktif.

2) Observasi Aktivitas Guru selama Pembelajaran


Aktivitas guru selama pembelajaran diamati untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran menggunakan media animasi. Skor

aktivitas guru selama pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.5 Skor Aktivitas Guru Mengelola Pembelajaran Siklus II

Aspek yang diamati RPP II


Kegiatan Pendahuluan
1. Kemampuan memotivasi siswa 4
2. Kemampuan menghubungkan pelajaran saat itu dengan pelajaran 4
sebelumnya
3. Kemampuan menginformasikan langkah-langkah pembelajaran 5
Kegiatan Inti
1. Kemampuan menjelaskan soal/masalah dengan menggunakan 4
media animasi
2. Kemampuan mengarahkan siswa untuk menemukan jawaban dan 4
cara menjawab soal
3. Kemampuan mengamati cara siswa menyelesaikan soal/masalah 4
4. Kemampuan mengoptimalkan interaksi siswa dalam bekerja 5
5. Kemampuan memimpin diskusi kelas/menguasai kelas 5
6. Kemampuan menghargai berbagai pendapat 4
7. Kemampuan mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri dan 4
menarik kesimpulan
8. Kemampuan mendorong siswa untuk mau bertanya mengeluarkan 5
pendapat atau menjawab pertanyaan
9 Kemampuan mengajukan dan menjawab pertanyaan 5
Penutup
1 Kemampuan menegaskan hal-hal yang penting yang berkaitan 4
dengan pembelajaran
2 Kemampuan menyampaikan judul sub materi selanjutnya 5
Kemampuan Mengelola Waktu 4
Suasana Kelas
1 Antusias Guru 4
2 Antusias Siswa 4
Total 74
Rata-rata 4.62
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata aktivitas guru selama

pembelajaran sudah berada pada kategori baik dan sangat baik. Rata-rata aspek yang

diamati sudah berada pada kategori sangat baik.

3) Hasil Tes Akhir


Tes akhir diberikan pada akhir pembelajaran yang diajarkan dengan menggunakan

media animasi. Tes yang diberikan berbentuk pilihan ganda dengan jumlah soal 10. Tes

yang diberikan berkaitan proses tejadinya organ pernapasan manusia dan gambar

terjadinya organ pernapasan manusia. Hasil tes siswa pada sikul II dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel 4.6 Hasil Tes Akhir Siswa pada Siklus II


No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 Aila Maisura 90 Tuntas
2 Annisa Luthfia 90 Tuntas
3 Dzaki Ramadhani 100 Tuntas
4 Fadlan 100 Tuntas
5 Fajar Maulidi 80 Tuntas
6 Gival Alfarisi 90 Tuntas
7 Juliana Tasya 80 Tuntas
8 Luthfia Mawaddah 30 Tidak Tuntas
9 Maharatul Aini 40 Tidak Tuntas
10 Mayda Maulidia 50 Tidak Tuntas
11 M.Irwandi 100 Tuntas
12 M. Revan 70 Tuntas
13 Maidi Shadiqi 100 Tuntas
14 Putri Amanda 90 Tuntas
15 Raihan Diaurrahmi 50 Tidak Tuntas
16 Rijalul Zaki 90 Tuntas
17 Syakira 90 Tuntas
18 Siti Hajar 80 Tuntas
19 Saida Saiva 90 Tuntas
20 Tasnim Khairina 90 Tuntas
Jumlah 1600
Rata-rata 𝟏𝟔𝟎𝟎
= 𝟖𝟎
𝟐𝟎
Ketuntasan Klasikal 𝟏𝟔
𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝟗𝟎%
𝟏𝟖
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa sudah mencapai 80 dan sudah

melebihi dari KKM yang ditentukan yaitu ≥63. Ketuntasan siswa secara klasikal juga

sudah mencapai ketuntasan seperti yang diharapkan yaitu 90%. berdasarkan tabel di atas
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa sudah meningkat dan tuntas. Sehingga

tindakan pelaksanaan pembelajaran ini berhenti pada siklus II.

e. Refleksi

Pada tahap ini penulis melakukan analisis dan memaknai hasil tindakan pada

siklus II. Setelah tindakan dilakukan, penulis sudah menemukan adanya peningkatan dan

ketuntasan hasil belajar siswa pada bahan ajar konsep organ pernapasan manusia dan

aktivitas siswa yang positif terhadap pembelajaran. Sudah banyak siswa yang mampu

menyelesaikan soal yang diberikan dengan baik.

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa rata-rata persentase siswa paling tinggi

ditunjukkan pada aspek membandingkan jawaban dalam diskusi sebesar 25%. Walaupun

tidak berada pada waktu ideal namun masih berada pada batas toleransi yang ditentukan.

Aspek pengamatan yang paling rendah persentasenya adalah pada aspek perilaku yang

tidak relevan yaitu sebesar 3.57%. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dapat

disimpulkan bahwa aktivitas siswa selama pembelajaran pada siklus II sudah dapat

dikatakan aktif. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran pada siklus II ini siswa lebih

aktif sementara guru hanya sebagai fasilitator saja.

Pada pengamatan aktivitas guru, rata-rata skor yang diperoleh sudah berada pada

kategori baik dan sangat. Rata-rata aktivitas guru mengelola pembelajaran sudah berada

pada kategori sangat baik. Sepeti pada aspek mengoptimalkan interaksi siswa dalam

bekerja sudah berada pada kategori sangat baik dibandingkan pada siklus I yang berada

pada kategori cukup.

Hasil tes akhir siswa pada siklus II sudah dikatakan tuntas. Nilai rata-rata siswa

sudah mencapai 80 dan sudah melebihi dari KKM yang ditentukan yaitu ≥63. Ketuntasan
siswa secara klasikal juga sudah mencapai ketuntasan seperti yang diharapkan yaitu 90%.

berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa sudah meningkat

dan tuntas. Sehingga tindakan pelaksanaan pembelajaran ini berhenti pada siklus II.

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

1. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil penelitian, terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa dari

siklus I ke siklus II. Perbandingan nilai hasil belajar siswa antara siklus I dan siklus II

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Belajar Siswa

Siklus Nilai rata-rata Ketuntasan secara klasikal


I 62.5 60%
II 80 90%

Dari tabel di atas jelas terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa. Pada nilai

rata-rata siswa terlihat peningkatan dari 62.5 pada siklus I menjadi 80 pada siklus II.

Ketuntasan secara klasikal juga terjadi peningkatan dari 60% meningkat menjadi 90%

pada siklus II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini!
Nilai Hasil Belajar Siswa
100
90
80
70
60 Siklus I
50
Siklus II
40
30
20
10
0
nilai rata Ketuntasan Klasikal (persen)

2. Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran

Data hasil penelitian tentang kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.8 Deskripsi Aktivitas Guru selama Pembelajaran

Siklus Rata-Rata Aktivitas Guru


I 4
II 4,62
Grafik

Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran


4.8

4.6

4.4

4.2 Kemampuan Guru


Mengelola Pembelajaran
4

3.8

3.6
siklus I siklus II
3. Aktivitas Siswa selama Pembelajaran Berlangsung

Data hasil penelitian tentang aktivitas siswa selama pembelajaran dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.9 Deskripsi Aktivitas Siswa selama Pembelajaran


Persentase Aktivitas Siswa dalam
No Kategori Pengamatan Pembelajaran
Siklus I Siklus II
1 Mendengarkan/memperhatikan
33.33% 15.48%
penjelasan guru/teman
2 Membaca/memahami masalah di LKS 17.86% 14.28%
3 Menyelesaikan masalah atau
menemukan solusi pemecahan masalah
15.48% 22.62%
secara individual dengan kelompok
masing-masing
4 Membandingkan hasil temuan diskusi
kelompok dengan hasil diskusi 9,52% 25%%
kelompok lainnya
5 Bertanya/menyampaikan pendapat/ide
7.14% 9.52%
kepada guru atau teman sekelompok
6 Menarik kesimpulan suatu konsep yang
ditemukan atau suatu prosedur yang 7.14% 9.52%
telah dikerjakan
7 Perilaku yang tidak relevan dengan
9.52% 3.57%
KBM

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat adanya peningkatan persentase aktivitas siswa

dari siklus I ke siklus II. Untuk lebih jelasnya tentang peningkatan aktivitas siswa tiap

siklus dapat dilihat pada gambar di bawah ini


35
Aktivitas Siswa selama Proses Pembelajaran
30

25 kategori 1
kategori 2
20 kategori 3
kategori 4
15
kategori 5
10 kategori 6
kategori 7
5

0
siklus I siklus II

4.3 Pembahasan

Pada penelitian ini, pembahasan difokuskan pada pelaksanaan tindakan

pembelajaran dengan menggunakan media animasi, aktivitas siswa dan guru serta

peningkatan hasil belajar siswa pada materi organ pernapasan manusia. Pelaksanaan

pembelajaran organ pernapasan manusia dengan menggunakan media animasi dilakukan

sebanyak dua siklus. Hal ini dikarenakan hasil yang dicapai pada siklus pertama belum

menunjukkan hasil yang memuaskan karena hasil belajar siswa yang masih berada di

bawah KKM yang ditentukan. Selain itu, aktivitas siswa masih tergolong tidak aktif

karena siswa cenderung pasif mendengar penjelasan dari guru saja.

Dalam pelaksanaan implementasi tindakan, mulai dari siklus pertama dan siklus

kedua dapat dilaksanakan sesuai rencana meskipun terdapat beberapa hambatan.

Hambatan-hambatan tersebut antara lain suasana kelas yang ribut, siswa kurang percaya

diri. Setelah dilakukan tindakan dan pendekatan personal keadaan pembelajaran lebih

kondusif dan siswa lebih berani dalam mengungkapkan pendapatnya di depan kelas. Pada
dasarnya, tindakan yang dilaksanakan pada siklus II merupakan perbaikan dari siklus I.

Pengulangan siklus ini bertujuan untuk mengoptimalkan pembelajaran pada aspek-aspek

pembelajaran yang masih termasuk dalam kategori kurang.

a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pada pertemuan pertama siklus I adalah pemberian materi oleh guru. Materi-

materi yang diberikan berkaitan dengan konsep organ pernapasan manusia. Selain itu,

guru juga memberikan materi dengan menggunakan animasi yang nantinya akan

digunakan sebagai media pembelajaran. Animasi organ pernapasan manusia ditunjukkkan

pada siswa dengan menggunakan infocus yang telah disediakan oleh guru.

Selama pembelajaran berlangsung, terlihat sebagian besar siswa masih pasif

dalam pelajaran tetapi aktif dengan kegiatannya sendiri. Hal ini terlihat dari adanya siswa

yang bercanda, berbicara sendiri, tiduran di meja, membaca buku lain, mengobrol dengan

temannya, dan lain sebagainya. Secara umum siswa terlihat kurang tertarik dengan materi

yang disampaikan oleh guru. Suasana kelas sebenarnya kurang kondusif karena sangat

gaduh pada waktu-waktu tertentu seperti saat bel berbunyi, ada tingkah laku siswa yang

dianggap lucu, dan sebagainya.

Ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkomentar, bertanya,

atau menyanggah ternyata siswa terlihat diam. Sebagian melakukan kegiatan lain seperti

membuka buku, menulis, dan sebagainya agar tidak ditunjuk guru untuk mengungkapkan

pendapatnya. Siswa terlihat masih malu dan takut untuk mengungkapkan pendapat,

belum berani untuk bertanya, dan hanya beberapa siswa yang mengomentari pernyataan

guru.
Setelah materi selesai diberikan, siswa menonton animasi tentang organ

pernapasan manusia sambil dijelaskan oleh guru selama beberapa menit sebelum siswa

mengerjakan LKS yang diberikan. Selama melihat animasi tersebut terlihat siswa lebih

tertarik terhadap pembelajaran dibandingkan sebelumnya. Hal ini diketahui dari keadaan

kelas yang tidak terlalu ramai, pandangan siswa fokus terhadap animasi, dan terlihat

siswa menikmati animasi tersebut.

Setelah selesai melihat tayangan animasi organ pernapasan manusia, kegiatan

berikutnya adalah menyelesaikan LKS yang diberikan guru bersama kelompok yang telah

diatur sebelumnya. Selama mengerjakan LKS siswa kembali banyak yang terlihat pasif.

Aktivitas siswa dominan hanya mendengarkan penjelasan guru/teman. Sementara

kegiatan menyelesaikan LKS atau membandingkan hasil temuan dengan kelompok lain

terlihat kurang aktif (Tabel 4.1). Setelah aktivitas pembelajaran pada siklus I selesai

dilaksanakan. Selanjutnya dilaksanakan tes akhir siklus. Tes siklus I dilaksanakan secara

individu dimana setiap siswa dituntut untuk mampu menjawab soal yang diberikan

dengan baik.

Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I diperoleh hasil bahwa ketuntasan

siswa secara klasikal maupun individual belum tercapai. Nilai rata-rata siswa adalah 62.5,

sementara nilai KKM yang ditentukan adalah ≥63. Ketuntasan siswa secara klasikal

hanya mencapai 60%, sementara ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu ≥85%. Hal ini

berarti pelaksanaan pembelajaran perlu dilanjutkan ke siklus II.


b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pada dasarnya skenario pembelajaran pada siklus II sama dengan siklus I.

Perbedaannya terletak pada pembahasan dan proses pembelajaran yang lebih

menitikberatkan pada kegiatan untuk mengoptimalkan aspek-aspek yang masih kurang

pada siklus I. Untuk itu akan dilakukan perbaikan pada pelaksanaan siklus II ini.

Langkah pertama yang dilakukan oleh penulis adalah merencanakan kembali

skenario pembelajaran agar hasilnya lebih optimal. Pada pembelajaran kali ini guru

mengulang kembali pembelajaran sebelumnya. Guru memancing siswa dengan

pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi proses pernapasan manusia dan

gambar dari organ pernapasan manusia. Misalnya seperti apa yang kalian rasakan ketika

organ pernapasan manusia? Pernahkah kalian melihat video proses pernapasan manusia

dari awal hingga akhir?.

Langkah selanjutnya yang dilakukan, yaitu guru kembali memberikan materi

tentang proses organ pernapasan manusia. Pada pembelajaran ini materi ditekankan pada

aspek-aspek yang belum dikuasai oleh siswa. Selain itu, guru dan siswa lebih banyak

bertukar pikiran, tanya jawab, dan berdiskusi tentang kegiatan pembelajaran. Selama

pembelajaran berlangsung, sebagian besar siswa lebih aktif daripada sebelumnya.

Kemudian guru kembali memutarkan animasi tentang proses organ pernapasan manusia

dan menjelaskan gambar-gambar dari proses organ pernapasan manusia.

Siswa sudah terlihat aktif dalam belajar. Hal ini terlihat dari mulai adanya siswa

yang bertanya kepada guru dan beberapa siswa berani mengomentari pernyataan yang

dilontarkan oleh guru. Keadaan kelas lebih kondusif selama pembelajaran yaitu siswa

lebih fokus memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru, namun tidak terpaku
hanya sebatas mendengarkan saja, siswa terlihat aktif dalam melakukan kegiatan yang

ada di LKS dan menyelesaikan serta membandingkan hasil temuannya dengan kelompok

lain. Siswa yang melakukan kegiatan sendiri seperti bercanda, berbicara sendiri, tiduran

di meja, membaca buku lain, dan mengobrol dengan temannya sudah mulai berkurang.

Berdasarkan tes yang dilakukan guru pada akhir pembelajaran, diketahui bahwa

siswa sudah mencapai ketuntasan pembelajaran seperti yang diharapkan baik secara

klasikal maupun individual. Nilai rata-rata siswa pada siklus II adalah 80. Ini berarti nilai

rata-rata siswa sudah berada di atas KKM yang ditentukan (KKM ≥63). Sedangkan

ketuntasan secara klasikal adalah 90%. ini menunjukkan bahwa ketuntasan secara klasikal

sudah tercapai. Karena kriteria yang ditentukan adalah siswa dikatakan tuntas secara

klasikal apabila terdapat ≥85% siswa yang tuntas dari seluruh siswa di kelas.

Dengan demikian pelaksanaan tindakan kelas ini berhenti pada siklus II. Hal ini juga

menunjukkan bahwa media animasi memberikan pengaruh yang positif bagi hasil

pembelajaran dan keaktifan siswa di kelas. Aktivitas siswa juga terlihat aktif saat

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media animasi.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil kesimpulan

sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan media animasi

meningkat setelah dilaksanakan dalam dua siklus. Nilai rata-rata siswa pada siklus

adalah 62.5 meningkat menjadi 80 pada siklus II. Ketuntasan belajar secara

klasikal pada siklus I sebesar 60% meningkat menjadi 90% pada siklus II.

2. Aktivitas siswa yang diajarkan dengan menggunakan media animasi pada materi

organ pernapasan manusia meningkat pada setiap siklusnya.

3. Aktivitas guru dalam pembelajaran dengan menggunakan media animasi pada

materi organ pernapasan manusia pada siklus I berada pada kategori baik dan

meningkat menjadi kategori sangat baik pada siklus II.

5.2 Saran

1. Diharapkan guru dapat melanjutkan dan mengembangkan model pembelajaran

dengan media film animasi dalam proses pembelajaran selanjutnya guna

meningkatkan hasil belajar.

2. Penulis selanjutnya dapat mengembangkan penelitian secara lebih berkembang dan

kreatif untuk mengatasi keterbatasan yang dialami peneliti selama penelitian.

3. Sekolah dapat mengembangkan variasi media pembelajaran dengan film animasi

berikut pengadaan film-film yang bersifat mendidik bagi siswa.


DAFTAR PUSTAKA

Alwi. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Artawan, Rudi. 2010. http://Kamriantiramli.wordpress.com/pengaruh-penggunaan-media-


animasi-sebagai-strategi-pembelajaran-aktif-pada-konsep-metabolisme-di-
kelas-xii-man-negeri-2-sinjai, diakses tanggal 28 Desember 2012.

Dharma, Surya. 2008. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan
Ditjen PMPTK.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Banda Aceh:
Universitas Syiah Kuala.
Furoidah, Maya Fanny. 2009. Pengaruh Penggunaan Media Animasi
Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Biologi Kelas VI MTS Surya Buana Malang. http://karya-
ilmiah.um.ac.id/index.php/TEP/article/view/4793, diakses tanggal 28
Desember 2012.

Hamzah B, dkk. 2008. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi
Aksara.

Haryanto. 2006.Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga.

Sadiman,Arief S. 2009. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sadiman, A.S, Rahardjo, R., Haryono, A., & Rahadjito.2002.Media Pendidikan:


pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya, edisi 1. Jakarta: Penerbit CV.
Rajawali.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada
Media Group.

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.

Suwarna, Pringgawidagda. 2002. Strategi Penguasaan Berbahasa. Yogyakarta: Karya


Nusa

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. Kurikulum & Pembelajaran.


2006.http://repository.upi.edu/operator/upload/s_ppk_054125_chapture2.pdf,
diakses tanggal 30 Maret 2013

Wasis. 2004. Model-Model Pengajaran dalam Pembelajaran Sains. Jakarta: Dirjen


Pendidikan Dasar dan Menengah.
Lampiran 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Siklus I

Sekolah : MIN Bukloh Aceh Besar

Tema : Udara Bersih Bagi Kesehatan

Materi : IPA

Kelas/Semester : V/I

Alokasi Waktu : 2 x 35menit

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis,
dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Muatan : IPA

No Kompetensi Indikator
3.2 Menjelaskan organ pernapasan dan 3.2.1 Menyebutkan jenis-jenis penyakit
fungsinya pada hewan dan manusia, pada organ pernapasan manusia
serta cara memelihara kesehatan 3.2.2 Menunjukan cara memelihara
organ pernapasan manusia. kesehatan organ pernapasan
manusia.
4.2 Membuat model sederhana 4.2.1 Membuiat bagan penyebab
organ pernapasan manusia penyakit pada orgtan pernapasan
manusia.
C. TUJUAN
1. Dengan membaca teks siswa mampu menyebutkan informasi terkait dengan
pertanyaan apa, siapa, bagaimana, dan mengapa.
2. Dengan mencermati teks bacaan yang disajikan, siswa mampu menemukan
informasi tentang berbagai penyakit yang berhubungan dengan organ per-napasan
manusia.
3. Dengan mencari informasi dari teks bacaan, siswa mampu membuat bagan
penyebab berbagai penyakit yang berhubungan dengan organ pernapasan
manusia.

D. MATERI
1. Organ pernapasan manusia.
2. Penyakit organ pernapasan manusia.

E. PENDEKATAN & METODE


Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : Example Non Example
Metode : Penugasan, pengamatan, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Pembukaan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, 15 menit


menanyakan kabar dan mengecek kehadiran
siswa

2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh


salah seorang siswa. Siswa yang diminta
membaca do’a adalah siswa siswa yang hari ini
datang paling awal. (Menghargai kedisiplikan
siswa/PPK).
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan
sikap disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi
tercapainya sita-cita.
Inti  Siswa menggali informasi tentang penyakit 140
yang berhubungan dengan organ pernapasan menit
pada manusia melalui teks bacaan yang
disediakan.
 Dengan bimbingan guru, siswa
menggarisbawahi kata-kata penting dalam
bacaan.
 Siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan
apa, siapa, bagaimana, dan mengapa. Diskusi
dapat dilakukan dalam kelompok-kelompok
kecil terdiri atas 4-5 siswa tiap kelompok.
Selanjutnya, tiap-tiap kelompok membacakan
hasil diskusinya untuk dibandingkan dengan
hasil diskusi kelompok-kelompok lain.
 Siswa mencari informasi mengenai penyakit
lain yang berhubungan dengan organ
pernapasan, misalnya: influensa, bronkitis,
tonsilitis, dan pneumonia. Informasi meliputi
penyebab, gejala, dan pengobatan tiap
penyakit. Selanjutnya informasi disajikan
dalam bentuk peta pikiran/bagan dan akan
dipresentasikan pada Pembelajaran 5.
 Kegiatan ini ditujukan agar siswa paham
tentang KD IPA 3.2 dan 4.2 serta KD Bahasa
Indonesia 3.2 dan 4.2.
Hasil yang Diharapkan:

 Sikap kecermatan dan ketelitian siswa


dalam menggali informasi dari teks bacaan
dan penjelasan guru mengenai penyakit
organ pernapasan pada manusia.
Penutup 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini 15 menit
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya
dan menambahkan informasi dari siswa lainnya..
4. Penugasan dirumah
 Untuk mengoptimalkan kerja sama, siswa
dapat berbagai peran dan tugas dengan orang
tuanya.
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu
siswa.Salam dan do’a penutup di pimpin oleh
salah satu siswa.

A. PENILAIAN
 Tes Tulis
 Observasi

Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan
sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses
pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru
yaitu dari pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil
karya/projek dengan rubric penilaian sebagai berikut.

B. SUMBER DAN MEDIA


1. Buku Pedoman Guru Tema 1 Kelas 5 dan Buku Siswa Tema 1 Kelas 5 (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2014).
2. Buku Sekolahnya Manusia, Munif Khotif.
3. Software Pengajaran SD/MI untuk kelas 5 semester 1 dari JGC/SCI Media.
4. Buku teks, teks bacaan tentang berbagai penyakit pada organ pernapasan manusia,
gambar tarian daerah yang menggunakan properti, video (rekaman VCD) tari
daerah.

Lampiran 2
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
SIKLUS I

Ikutilah petunjuk yang ada di LKS dengan benar!

Tujuan pembelajaran: Menuliskan bagian-bagian sistem pernapasan


Siswa dapat Menjelaskan Cara Kerja Paru-Paru

1
5
2
6 3
7 4

a. Tuliskan nama organ yang kamu amati!


b. Bagaimanakah cara kerja paru-paru pada manus
58

Lampiran 3

SOAL TES AKHIR SIKLUS I

Petunjuk:

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan menyilang huruf a, b, c,
atau d

1. Organ-organ di bawah ini termasuk alat pernapasan, kecuali ....


a. hidung
b. paru-paru
c. kerongkongan
d. batang tenggorokan

2. Pada proses pernapasan, penyaringan udara berlangsung di dalam ....


a. bronkus
b. alveolus
c. hidung
d. paru-paru

3. Cabang tenggorokan disebut…


a. bronkus
b. bronkeolus
c. alveolus
d. diafragma

4. Udara yang keluar masuk sewaktu kita sedang beristirahat disebut ....
a. udara komplementer
b. udara bersih
c. udara cadangan
d. udara residu

5. Apabila diafragma dalam keadaan datar, maka rongga dada membesar sehingga ....
a. udara keluar dari paru-paru
b. udara paru-paru keluar masuk
c. udara dalam paru-paru akan tetap diam
d. udara luar akan masuk ke dalam paru-paru

6. Paru-paru kiri terdiri atas 2 lobus, sedangkan paru-paru kanan terdiri atas ....
a. 2 lobus
b. 1 lobus
c. 3 lobus
d. 4 lobus
59

7. Tujuan utama proses pernapasan manusia ialah untuk memperoleh ....


a. karbondioksida
b. energy
c. oksigen
d. uap air

8. Alat pernapasan yang dapat mengatur kelembaban udara yang masuk disebut ....
a. paru-paru
b. bronkus
c. hidung
d. trakea

9. Pertukaran udara pada manusia terjadi di dalam ....


a. bronkiolus
b. bronkus
c. trakea
d. alveolus

10. Perhatikanlah gambar di dibawah ini!

Bronkiolus ditunjukkan oleh nomor ....


a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
60

Lampiran 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus II

Sekolah : MIN Bukloh Aceh Besar

Tema : Udara Bersih Bagi Kesehatan

Materi : IPA

Kelas/Semester : V/I

Alokasi Waktu : 2 x 35menit

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya
di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Muatan : IPA

No Kompetensi Indikator
4.2 Membuat model sederhana 4.2.1 Membuiat bagan penyebab
organ pernapasan manusia penyakit pada orgtan pernapasan
manusia.

C. TUJUAN
1. Dengan membaca teks siswa mampu menyebutkan informasi terkait dengan
pertanyaan apa, siapa, bagaimana, dan mengapa.
61

2. Dengan mencermati teks bacaan yang disajikan, siswa mampu menemukan


informasi tentang berbagai penyakit yang berhubungan dengan organ per-
napasan manusia.
3. Dengan mencari informasi dari teks bacaan, siswa mampu membuat bagan
penyebab berbagai penyakit yang berhubungan dengan organ pernapasan
manusia.

D. MATERI
1. Organ pernapasan manusia.
2. Penyakit organ pernapasan manusia.

E. PENDEKATAN & METODE


Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : Example Non Example
Metode : Penugasan, pengamatan, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Pembukaan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, 15 menit


menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa

2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh


salah seorang siswa. Siswa yang diminta
membaca do’a adalah siswa siswa yang hari ini
datang paling awal. (Menghargai kedisiplikan
siswa/PPK).
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan
sikap disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi
tercapainya sita-cita.
62

Inti  Siswa menggali informasi tentang penyakit 140


yang berhubungan dengan organ pernapasan menit
pada manusia melalui teks bacaan yang
disediakan.
 Dengan bimbingan guru, siswa
menggarisbawahi kata-kata penting dalam
bacaan.
 Siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan
apa, siapa, bagaimana, dan mengapa. Diskusi
dapat dilakukan dalam kelompok-kelompok
kecil terdiri atas 4-5 siswa tiap kelompok.
Selanjutnya, tiap-tiap kelompok membacakan
hasil diskusinya untuk dibandingkan dengan
hasil diskusi kelompok-kelompok lain.
 Siswa mencari informasi mengenai penyakit
lain yang berhubungan dengan organ
pernapasan, misalnya: influensa, bronkitis,
tonsilitis, dan pneumonia. Informasi meliputi
penyebab, gejala, dan pengobatan tiap
penyakit. Selanjutnya informasi disajikan
dalam bentuk peta pikiran/bagan dan akan
dipresentasikan pada Pembelajaran 5.
 Kegiatan ini ditujukan agar siswa paham
tentang KD IPA 3.2 dan 4.2 serta KD Bahasa
Indonesia 3.2 dan 4.2.
Hasil yang Diharapkan:

 Sikap kecermatan dan ketelitian siswa


dalam menggali informasi dari teks bacaan
dan penjelasan guru mengenai penyakit
organ pernapasan pada manusia.
Penutup 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini 1.
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara
/bertanya dan menambahkan informasi dari
siswa lainnya..
4. Penugasan dirumah
 Untuk mengoptimalkan kerja sama, siswa
dapat berbagai peran dan tugas dengan
orang tuanya.
63

6. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu


siswa.Salam dan do’a penutup di pimpin oleh
salah satu siswa.

G. PENILAIAN
 Tes Tulis
 Observasi

H. SUMBER DAN MEDIA


1. Buku Pedoman Guru Tema 1 Kelas 5 dan Buku Siswa Tema 1 Kelas 5 (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2014).
2. Buku Sekolahnya Manusia, Munif Khotif.
3. Software Pengajaran SD/MI untuk kelas 5 semester 1 dari JGC/SCI Media.
4. Buku teks, teks bacaan tentang berbagai penyakit pada organ pernapasan
manusia, gambar tarian daerah yang menggunakan properti, video (rekaman
VCD) tari daerah.
64

Lampiran 5

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)


SIKLUS II

Mengetahui Cara Kerja Paru-Paru Menggunakan Model

Membuat Model Paru-Paru

Bahan :
• Botol plastik bening
• Satu buah Pipa panjang 25 cm
• Pipa kecil bercabang tiga
• Plastisin
• Dua buah Karet gelang
• Dua buah balon kecil
• Satu buah balon besar
• Lakban

Alat :
• Gunting
• Cutter

Cara membuat :
1. Siapkan Alat dan Bahan yang diperlukan.
2. Potonglah Botol Plastik pada bagian bawah secara membujur,
3. Buatlah lubang pada bagian tengah tutup botol.
4. Sementara itu ambillah pipa panjang, dan sambungkan salah satu ujung pipa
panjang tersebut dengan salah satu cabang pipa pendek.
5. Pada dua cabang pipa pendek, pasanglah balon yang sebelumnya pada ujung
balon tersebut telah dipotong sedikit.
6. Ikatlah balon yang telah dipasang pada dua cabang pipa pendek dengan
menggunakan karet gelang.
7. Masukkan ujung pipa panjang (yang telah dirangkai dengan pipa pendek dan
dua balon) pada lubang tutup botol melalui bagian bawah botol yang telah
terpotong, sehingga kedua balon yang telah disambungkan pada cabang pipa
masuk dalam botol dan terlihat menggantung dibagian tengah botol.
8. Berikan sisa pipa kurang lebih 7 cm diatas tutup botol (sebagai jalan udara)
9. Tempelkan plastisin pada sela-sela lingkar lubang tutup botol pipa agar tidak
ada udara yang masuk melalui sela-sela tutup botol tersebut, sehingga tekanan
udara di dalam botol stabil.
10. Potonglah satu buah balon besar hinngga membentuk lembaran.
65

11. Pada bagian bawah botol yang telah dipotong, tutuplah menggunakan lembaran
balon dengan kencang, Kemudian rekatkan sisi samping balon dan botol
plastik tersebut menggunakan lakban secara melingkar. Pastikan lakban
tersebut merekat dengan kuat, agar ketika balon ditarik tidak mudah lepas.

Mengetahui Cara Kerja Paru-Paru

Cara Kerja Paru-Paru:

1. Pegang botol dengan tangan kiri! Tariklah balon B dengan tangan kananmu!

Apa yang terjadi pada balon A ketika balon B ditarik? Mengapa demikian?

2. Lepaskan tarikan pada balon B! Amati yang terjadi pada balon A! Apa yang

terjadi pada balon A ketika tarikan balon B dilepaskan? Mengapa demikian?

3. Buatlah kesimpulan tentang cara kerja paru-paru!

4. Demonstrasikanlah model dan cara kerja paru-paru tersebut di kelas! Sambil

berdemonstrasi, ceritakanlah cara kerjanya.


66

Kesimpulan :

Apa saja penyebab terjadinya gangguan pernafasan pada manusia?


67

Lampiran 6

SOAL TES AKHIR SIKLUS II

1. Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru yang disebut ....


a. bronkia
b. faring
c. alveolus
d. pleura

2. Pada pernapasan perut, saat diafragma turun udara…..


a. Masuk dalam paru-paru
b.Beredar ke seluruh tubuh
c. Keluar paru-paru
d. Bergantian masuk

3. Salah satu cara menjaga kesehatan alat pernapasan yaitu . . . .


a. tinggal di lingkungan ber-AC
b. berolahraga teratur
c. tinggal di daerah dingin
d. menutup mulut dengan tangan

4. Agar kotoran tidak masuk ke dalam tubuh, insang pada ikan diberi alat penyaring
yang disebut….
a. Lengkung insang
b. Sekat insang
c. Rigi-rigi insang
d. Lembaran inang

5. Katak disebut amphibi sebab….


a. Bernapas dengna paru-paru
b. Hidup di air dan di darat
c. Bernapas dengan insang
d. Hidup di kolam-kolam

6. Kupu-kupu dan semut bernapas dengan ….


a. Paru-paru
b. Trachea
c. Pundi-pundi
d. Insang
68

7. Apakah fungsi dari stigma?


a. Untuk menyimpan oksigen
b. Untuk menahan udara
c. Sebagai jalan keluar masuknya udara
d. Untuk mengedarkan zat-zat makanan

8. Saat burung terbang pernapasannya dibantu oleh…..


a. Sayapnya
b. Pundi-pundi udara
c. Alveolus
d. Bronkus

9. Burung, mamalia dan reptil bernapas dengan . . . .


a. Trachea
b. Paru-paru
c. Kulit
d. Insang

10. Apakah kegunaan dari gelembung renang pada ikan?


a. untuk berenang
b. untuk bernapas
c. untuk menyimpan oksigen
d. untuk melawan musuh
69

Lampiran 7
PERSENTASE AKTIVITAS SISWA SELAMA PEMBELAJARAN
MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI

Nama Sekolah : MIN Bukloh Aceh Besar

Kelas :V

Siklus I
No Induk Jumlah
Kategori Pengamatan
1 2 3 4 5 6 7
Siswa 1 4 3 2 2 1 1 1 14
Siswa 2 4 2 3 2 1 1 1 14
Siswa 3 5 2 2 1 1 1 2 14
Siswa 4 5 3 2 1 1 1 1 14
Siswa 5 5 2 3 1 1 1 1 14
Siswa 6 5 3 1 1 1 1 2 14
Jumlah 28 15 13 8 6 6 8 84
Persentase 33.33% 17.85% 15.47% 9.52% 7.14% 7.14% 9.52% 100%

Siklus II
No Induk Jumlah
Kategori Pengamatan
1 2 3 4 5 6 7
Siswa 1 2 2 3 4 2 1 0 14
Siswa 2 2 2 3 4 1 2 0 14
Siswa 3 2 2 3 4 1 1 1 14
Siswa 4 2 2 4 3 2 1 0 14
Siswa 5 2 2 3 3 1 2 1 14
Siswa 6 3 2 3 3 1 1 1 14
Jumlah 13 12 19 21 8 8 3 84
Persentase 15.47% 14.28% 22.61% 25% 9.52% 9.52% 3.57% 100 %
70

Lampiran 8

SKOR AKTIVITAS GURU SELAMA PEMBELAJARAN DENGAN


MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI
Siklus I

Nama Sekolah : MIN Bukloh Aceh Besar


Mata Pelajaran : Tematik (IPA)
Kelas/Semester : V/Ganjil
Materi Pokok : Organ Pernapasan Manusia

A. Petunjuk

1 : Berarti “Tidak Baik” 4 : Berarti “Baik”


2 : Berarti “Kurang Baik” 5 : Berarti “Sangat Baik”
3 : Berarti “Cukup Baik”

B. Lembar Pengamatan

No Aspek yang Diamati Nilai


1 2 3 4 5
Pendahuluan:
1. Kemampuan memotivasi siswa √
2. Kemampuan menghubungkan pelajaran saat itu √
dengan pelajaran sebelumnya
3. Kemampuan menginformasikan langkah- √
langkah pembelajaran
Kegiatan Inti:
1. Kemampuan menjelaskan soal/masalah saat √
eksperimen
2. Kemampuan mengarahkan siswa untuk √
menemukan jawaban dan cara menjawab soal
3. Kemampuan mengamati cara siswa √
menyelesaikan soal/masalah
4. Kemampuan mengoptimalkan interaksi siswa √
dalam bekerja
5. Kemampuan memimpin diskusi √
kelas/menguasai kelas
6. Kemampuan menghargai berbagai pendapat √
7. Kemampuan mengarahkan siswa untuk √
menemukan sendiri dan menarik kesimpulan
8. Kemampuan mendorong siswa untuk mau √
bertanya mengeluarkan pendapat atau menjawab
pertanyaan
71

9. Kemampuan mengajukan dan menjawab √


pertanyaan
Penutup:
1. Kemampuan menegaskan hal-hal yang penting √
yang berkaitan dengan pembelajaran.
2. Kemampuan menyampaikan judul sub materi √
sebelumnya
Kemampuan mengelola waktu √
Suasana Kelas:
1. Antusias guru √
2. Antusias Siswa √
Nilai Rata-rata Keseluruhan 4

C. Komentar dan Saran Pengamat/Observer :


…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……..

Aceh Besar, …………2017


Pengamat

(…………………….)
72

SKOR AKTIVITAS GURU SELAMA PEMBELAJARAN DENGAN


MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI
Siklus II

Nama Sekolah : MIN Bukloh Aceh Besar


Mata Pelajaran : Tematik (IPA)
Kelas/Semester : V/Ganjil
Materi Pokok : Organ Pernapasan Manusia

A. Petunjuk

1 : Berarti “Tidak Baik” 4 : Berarti “Baik”


2 : Berarti “Kurang Baik” 5 : Berarti “Sangat Baik”
3 : Berarti “Cukup Baik”

B. Lembar Pengamatan

No Aspek yang Diamati Nilai


1 2 3 4 5
Pendahuluan:
1. Kemampuan memotivasi siswa √
2. Kemampuan menghubungkan pelajaran saat itu √
dengan pelajaran sebelumnya
3. Kemampuan menginformasikan langkah- √
langkah pembelajaran
Kegiatan Inti:
1. Kemampuan menjelaskan soal/masalah saat √
eksperimen
2. Kemampuan mengarahkan siswa untuk √
menemukan jawaban dan cara menjawab soal
3. Kemampuan mengamati cara siswa √
menyelesaikan soal/masalah
4. Kemampuan mengoptimalkan interaksi siswa √
dalam bekerja
5. Kemampuan memimpin diskusi √
kelas/menguasai kelas
6. Kemampuan menghargai berbagai pendapat √
7. Kemampuan mengarahkan siswa untuk √
menemukan sendiri dan menarik kesimpulan
8. Kemampuan mendorong siswa untuk mau √
bertanya mengeluarkan pendapat atau menjawab
pertanyaan
9. Kemampuan mengajukan dan menjawab √
pertanyaan
73

Penutup:
1. Kemampuan menegaskan hal-hal yang penting √
yang berkaitan dengan pembelajaran.
2. Kemampuan menyampaikan judul sub materi √
sebelumnya
Kemampuan mengelola waktu √
Suasana Kelas:
1. Antusias guru √
2. Antusias Siswa √
Nilai Rata-rata Keseluruhan 4.62

C. Komentar dan Saran Pengamat/Observer :


…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……..

Aceh Besar, …………2017


Pengamat

(…………………….)

Anda mungkin juga menyukai