BAB I
PENDAHULUAN
bagian dari perpaduan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam
kebiasaan berfikir dan bertindak.1 Artinya, setiap pikiran dan tindakan merupakan
agar sejalan dengan potensi dan kebutuhan siswa. Proses pembelajaran dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien serta mencapai hasil yang diharapkan,
1
Rofa’ah, Pentingnya Kompetensi Guru dalam Kegiatan Pembelajaran dalam perspektif
Islam, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), h. 30
2
pembelajaran. Selain itu, guru mata pelajaran al-Qur’an Hadits juga harus mampu
pembelajaran agar peserta didik dapat memahami materi yang diajarkan dengan
mudah.
Salah satu materi yang harus dikuasi oleh guru dalam pelajaran Al-Qur’an
Hadits adalah ilmu tajwid. Tajwid merupakan cabang ilmu yang telah diterapkan
tajwid merupakan hasil taufiqi (ketentuan) yang diambil melalui riwayat dari
perkembangannya ilmu tajwid dikenal sebagai suatu cabang ilmu yang dapat
berdiri sendiri karena memiliki syarat ilmiah yaitu adanya tujuan, fungsi dan
2
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h. 78.
3
Abdul Mujib Ismail dan Maria Ulfa Nawawi, Pedoman Ilmu Tajwid (Surabaya: Karya
Abditama, 1995), h. 17
3
khususnya guru Al-Quran Hadits juga harus mampu menguasai ilmu tajwid
dengan baik dan benar. Guru harus mampu memperkenalkan ilmu tajwid kepada
siswa sebagai bagian dari tata cara membaca Al-Quran. Namun, kenyataan yang
kita lihat saat ini, tidak semua guru Al-Quran hadits sendiri mampu menguasai
ilmu tajwid dengan baik. Ada sebagian guru yang masih belum mampu membaca
ada di Aceh Utara. Madrasah Tsanawiyah di Aceh Utara yang berstatus Swasta
Tsanawiyah di Aceh Utara, masih banyak peserta didik yang bisa membaca Al-
Qur’an namun belum mampu atau paham untuk membaca Al-Qur’an secara
hukum ilmu tajwid, baik dalam membaca huruf secara jelas (makhrajil huruf),
wakaf dan sebagainya. Masalah tersebut dapat timbul dari berbagai faktor; faktor
guru, materi, strategi atau metode yang digunakan, media ataupun peserta didik
B. Rumusan Masalah
Banyak hal yang bisa dikaji dalam permasalahan penelitian ini. Namun
supaya penelitian lebih terarah maka peneliti membuat fokus penelitian, yaitu
dalam menerapkan pelajaran ilmu tajwid kepada peserta didik. Akhirnya, kajian
2. Apa saja kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan ilmu tajwid di
3. Manfaat apa yang didapat oleh peserta didik dalam memperdalam ilmu
tajwid?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan Teoretis
2. Kegunaan Praktis
E. Definisi Operasional
berbeda dalam memahami judul penelitian, maka perlu dijelaskan beberapa istilah
1. Kompetensi
2. Ilmu Tajwid
Ilmu tajwid yang dimaksud dalam penelitian ini adalah materi pelajaran
yang diajarkan oleh guru Al-Qur’an Hadits kepada peserta didik di sekolah
suatu ilmu dasar yang harus dimengerti dan dipelajari oleh setiap umat
F. Kajian Terdahulu
yang baru. Dunia pendidikan dengan segala pernak pernik dalam perjalanannya
merupakan kancah penelitian yang tidak pernah kering dengan ide-ide dan
historis. Dari hasil penelitian menunjukkan beberapa poin; pertama, metode yang
Makassar sangat baik, karena santri mampu melafalkan huruf sesuai dengan
makhraj dan sifatnya. Penelitian yang dilakukan oleh Baharuddin lebih fokus
terhadap metode tajwid yang diajarkan pada santri,4 sedangkan penulis lebih
Agama dan Filsafat konsentrasi Studi Al-Qur’an dan Hadits berjudul “Tradisi
Cilacap” pada Tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
Qur’an dan tajwid dilaksanakan setelah shalat Maghrib dan Subuh. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan adalah pada pendekatan
Keguruan Institut Agama Islam Negeri Surakarta dengan judul “Upaya guru Al-
Qur’an Hadits dalam meningkatkan kualitas pembelajaran pada siswa kelas VIII
pada siswa kelas VIII MTs Negeri 5 Karanganyar tahun ajaran 2018/2019 adalah
Guru Al-Qur‟an Hadis kelas VIII sudah baik dalam mengelola pembelajaran yang
4
Baharuddin, Metode Pembelajaran Ilmu Tajwid dalam Meningkatkan Kemampuan
Membaca al-quran Santri Pondok Pesantren Tahfizh al-quran Al-Imam ‘Ashim Makassar, Tesis,
(Makassar: Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, 2012), h. 118
5
Irsyadul Umam, Tradisi Pengajaran Al-quran dan Tajwid di Pondok Pesantren Al-Ihya
“Ulumuddin Cilacap, Tesis, (Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2015), h. 116
8
peserta didik. Perbedaan yang muncul dari penelitian ini yaitu Cucud memilih
memberikan gambaran kepada peneliti dalam penulisan dan penyelesaian tesis ini,
baik pada aspek metodologi, pengayaan dan pendalaman sumber teori. Tetapi
yang terlebih penting adalah uraian kajian di atas mempunyai sifat dan