PENDAHULUAN
A. Tujuan Pembelajaran
Secara etimologis, media berasal dari bahasa latin, yang merupakan bentuk jamak dari
“medium”, yang berarti ‘tengah, perantara, atau pengantar’. Istilah perantara atau pengantar
ini digunakan karena fungsi media sebagai perantara atau pengantar suatu pesan dari
sipengirim pesan (sender) kepada si penerima (receiver) pesan.
Beberapa definisi media menurut para ahli media dan pendidikan sebagai berikut ini.
1. Association for Educational Communication and Technology (AECT) menyatakan
bahwa media adalah apa saja yang digunakan untuk menyalurkan informasi.
2. Suparman (1997) mengemukakan, bahwa media merupakan alat ayang digunakan untuk
menyalurkan pesan dan informasi dari si pengirim pesan kepada si penerima pesan.
3. Mc. Luhan dalam Midun (2008) menegaskan, bahwa media sebagai saluran informasi
4. National Education Assosiation (NEA)menyatakan, bahwa media sebagai segala benda
yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, dan dibicarakan beserta instrumen
yang digunakan untuk kegiatan tersebut.
5. Gagne (1970) menyatakan, bahwa media adalah berbagai komponen pada lingkungan
belajar yang membantu pembelajar untuk belajar.
6. Briggs(1977) menegaskan, bahwa media pebelajaran merupakan sarana fisik yang
digunakan untuk mengirim pesan kepada peserta didik, sehingga memotivasi mereka
untuk belajar.
7. Schramm dalam Widodo dan Jasmadi (2009) mengemukakan, bahwa media adalah
teknologi pembawa pesan (infomasi) yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran.
8. Gerlach&Ely (1971) menjelaskan, bahwa media mencakup manusia, materi atau kajian
yang membangun suatu kondisi yang embuat peserta didik mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
9. Degeng (2001) mengemukakan, bahwa pendidik termasuk media pembelajaran.
10. Djamarah (1955) menjelaskan, bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat
dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran.
11. Purnamawati dan Eldarni (2001) menegaskan, bahwa media adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari si pengirim kepada sipenerima, yang
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa,
sehingga terjadi proses belajar (Asyihar, 2012).
Berdasarkan hakikat media yang di kemukakan di atas, terlihat bahwa media dapat
berupa penyampai pesan, sumber pesan, dan penerima pesan. Di bawah ini dikemukakan
media yang berupa pesan sebagai sumber pembelajaran.
1. Degeng (1990) menyatakan, bahwa sumber belajar merupakan semua sumber yang
mungkin dapat digunakan oleh peserta didik agar terjadi perilaku belajar.
2. Depdiknas (2008) mengemukakan, bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada
di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secar fungsional dapat digunakan untuk
membantu optimalisasi hasil belajar.
3. AECT menyatakan, bahwa sumber belajar adalah orang atau bahan yang digunakan si
pebelajar untuk meningkatkan jangkauan dan kualitas pengalaman belajar
3. Media dapat memberi instruksi belajar dan pesan atau bisa tersirat
Media dapat memberi instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus
melibatkan siswa / mahasiswa, baik dalam pikiran atau mental maupun dalam bentuk
aktivitas nyata. Materi media harus dirancang dan juga bisa dilihat apa yang ada, yang
penting sistematis sistematis dan psikologis sesuai dengan prinsip belajar, agar dapat
menyiapkan instruksi yang efektif, menyenangkan dan memenuhi kebutuhan siswa
4. Media memotivasi minat atau tindakan
Media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik menyenangkan. Hasil
yang diharapkan adalah membangkitkan minat dan meransang para siswa/mahasiswa
untuk bertindak (turut bertanggung jawab, melayani secara sukarela, atau memberikan
material). Pencapaian tujuan ini mempengaruhi sikap, nilai dan emosi.
5. Media sebagai alat bantu pembelajaran
Media memberikan kemudahan untuk bisa memahami dan mengerti atau
menggunakannya.
6. Media meningkatkan/mempertinggi mutu pembelajaran
Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan jika integrasi wujud bendanya dalam
media spesifik, jelas dan terorganisasi dengan baik
B. Uraian Materi
1. Peran Guru
Situasi pembelajaran diwarnai oleh peran yang dilakukan guru atau dosen.
luas dengan pakar, dan gesit dalam mencari, memilih sumber, dan saling bertukar
informasi.
siswa/mahasiswa yang menerima ikut aktif dan hasil proses komunikasi tersebut
siswa/mahasiswa.
(1) Pesan
Komunikan
Komunikator
(Guru/Dosen) (Siswa/Mahasiswa)
dengan iklim belajar yang memadai, dan memfasilitasi peralatan dan bahan.
siswa/mahasiswa yang awalnya belum tergerak dalam belajar atau bergerak dengan
tanpa evaluasi yang dilakukan secara autentik secara kontinu. Jika ada ketentuan
ketuntasan belajar, maka bagi siswa atau mahasiswa yang belum tuntas perlu
dilakukan remidi.
2. Pengertian Media
dikutip oleh Rohani (1997; 2) mengartikan media sebagai segala , sedangkan National
Education Assosiation (NEA) mengartikan media sebagai segala bentuk yang berperan
untuk proses penyaluran informasi dan sumber informasi. benda yang dapat dilakukan
oleh 5 indera atau media perantaranya adalah 5 indera dan diteruskan ke otak beserta
“Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan
guna mencapai tujuan pembelajaran dan media pun juga sebagai alat bantu
Menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu :“media adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan sebagai sumber pesan dari pengirim ke penerima, yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa, sehingga
segala bentuk sebagai sumber atau penyalur pesan., sehingga gagasan maupun ide
c. Media adalah saluran komunikasi atau medium yang digunakan untuk membawa atau
Komponen komunikasi
a) Barlo dalam Miarso (1984) Sumber pesan (barangnya), pengirim/perantara, dan
penerima pesan
Tiga komponen utaman komunikasi adalah
b) Widodo dan Jasmadi (2009)
Empat komponen komunikasi adalah pemberi informasi , informasi itu sendiri,
penerima informasi, dan media.
Model SMCR (source, media, channel, reserver) menjelaskan bahwa pesan yang
disalurkan melalui suatu media oleh sumber/ pengirim pesan akan dapat
dikomunikasikan kepada penerima atau receiver apabila terdapat daerah lingkup
pengalaman (area of experience) yang sama antara sumber pesan (source) dan
penerima pesan (receiver)
Peran guru
Ristiono dkk. (2010) :
a) Guru sebagai informator
Guru harus membunyai hubungan yang luas dengan pakar, dan gesit dalam
mencari, memilih, dan saling bertukar informasi
b) Guru sebagai komunikator
Guru mengolah dan mengembangkan informasi sehingga mahasiswa ikut aktif
dan hasil proses komunikasi tersebut menjadi milik bersama.
c) Guru sebagai fasilitator
Guru menyediakan diri memberikan fasilitas kepada peserta didik untuk
kepentingan belajar, menyediakan sarana dan prasarana dengan iklim belajar yang
memadai, dan memfasilitasi peralatan dan bahan.
d) Guru sebagai katalisator dan motivator
Guru harus menstimulus yang awalnya belum tergerak dalam belajar atau
bergerak pasif menjadi aktif
e) Guru sebagai konduktor
Guru harus dapat menciptakan situasi kelas yang siswanya beragam watak
menjadi kelas yang harmonis
f) Guru sebagai evaluator dan remidiator
Guru melakukan evaluasi secara kontinyu dan autentik serta siap melakukan
remidia jika diperlukan
BAB III
KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN
**Klasifikasi media pembelajaran tergantung dengan apa pesan itu diterima,
terutama berhubungan dengan indera
C. Tujuan Pembelajaran:
1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan jenis dan klassifikasi media pembelajaran
2. Mahasiswa mampu menjelaskan Jenis dan Karakteristik media pembelajaran.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan klassifikasi media pembelajaran menurut orang-
orang terdahulu.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan klassifikasi media pembelajaran secara logis
h) Dapat divariasikan anatara media grafis yang satu dengan yang lainya.
Beberapa jenis media grafis yang lazim dipakai dalam proses pembelajaran di
lembaga pendidikan/sekolah antara lain sketsa, gambar, grafik, bagan, poster, kartun atau
karikatur, dan peta datar.:
1) Sketsa.
Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan
bagian-bagian pokok dari bentuk objek tanpa detail. Sketsa bisa dibuat diatas kertas
gambar dengan satu yang dipersiapkan untuk materi tertentu, dan dapat juga langsung
pada papan tulis sambil guru menerangkan dengan menggunakan kapur biasa. Sketsa
selain dapat menarik perhatian murid menghindari verbalisme, juga dapat memperjelas
penyampaian dengan harga murah dibandingkan dengan media apapun.
2) Gambar.
Gambar merupakan bahasa bentuk/rupa yang umum, yang dapat dimengerti
dinikmati dimana-mana. Gambar yang dimaksud dalam media grafis adalah gambar
karya tangan dan bukan foto hasil teknik fotografi. Penyajian objek melalui gambar
dapat mengungkapkan bentuk nyata maupun kreasi khayalan belaka sesuai dengan
bentuk yang pernah dilihat orang yang menggambarkannya. Kemampuan gambar
dapat berbicara lebih banyak daripada seribu kata sehingga dapat memperjelas suatu
masalah karena sifatnya konkrit. Kelebihan lain dari gambar yaitu dapat mengatasi
keterbatasan ruang dan waktu, keterbatasan kemampuan pengamatan guru, selain
harga yang murah dan mudah dipergunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, gambar juga memiliki beberapa kelemahan,
yaitu hanya menekankan persepsi indra mata, ukurannya hanya terbatas untuk
kelompok besar, dan jika gambarnya terlalu kompleks maka kurang efektif untuk
kegiatan pembelajaran.
3) Grafik.
Grafik adalah pemakaian lambang visual untuk menjelaskan perkembangan
sesuatu keadaan dengan menggunakan titik, garis atau bentuk-bentuk dan diberi
keterangan yang sesuai. Tujuan penggunaan grafik yaitu untuk menjelaskan data statistik
secara visual, untuk memperlihatkan hubungan dan perbandingan, pertumbuhan,
perkembangan, perubahan secara kuantitatif dengan jelas. Dilihat dari bentuk
penampilannya dikenal beberapa jenis grafik, yaitu grafik garis, grafik batang, grafik
balok, grafik lingkaran, dan grafik bergambar. Kelebihan grafik sebagai media yaitu
dapat memungkinkan kita mengadakan analisis, interpretasi, dan perbandingan antara
data-data yang disajikan baik dalam hal ukuran, jumlah, pertumbuhan, dan arah. Hal
ini karena penyajian data pada grafik jelas, cepat menarik, ringkas dan logis.
(4) Bagan.
Bagan merupakan penyajian ide-ide atau konsep-konsep secara visual yang sulit bila
hanya disampaikan secara tertulis atau lisan. Bagan juga mampu memberikan
ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi. Dalam bagan terdapat juga media
grafis yang lain seperti gambar, diagram, kartun atau lambang-lambang verbal.
Maksud penggunaannya dalam pembelajaran ialah untuk memperlihatkan adanya
hubungan, perkembangan, atau perbandingan antara fakta inti dan buah pikiran. Tujuan
penggunaan bagan yaitu untuk menerangkan suatu ide secara simbolis, merangkum
suatu keterangan secara sistematis, memperlihatkan hubungan antar data,
memperlihatkan pertimbuhan suatu struktur dengan memakai garis-garis, lambang-
lambang dan gambar-gambar. Bagan atau chart ditinjau dari bentuk penyajiannya secara
garis besar digolongkan menjadi dua, yaitu:
a.) Bagan yang menyajikan pesan bertahap, contohnya bagan balik (flip chart) dan
bagan tertutup (hidden chart).
b.) Bagan yang menyajikan pesan sekaligus, contohnya bagan pohon (tree chart), bagan
arus (flow chart), bagan garis waktu (time line chart) dan kebalikan dari bagan pohon
(stream chart).
(5) Poster.
Poster merupakan media grafis perpaduan antara gambar dengan tulisan untuk
menyampaikan informasi, saran, seruan, peringatan dan ide-ide lain. Pada poster hanya
memberikan tekanan pada satu atau dua ide pokok sehingga dapat dimengerti hanya
dengan melihat sepintas lalu.
a.) Gambarnya sederhana berbentuk natural atau silhuet.
- Karikatur gambarnya berbentuk tunggal atau tiga adegan dan hitam putih, lebih bersifat
mengeritik atau menyindir sehingga tidak menggunakan unsur teks berupa kalimat.
Gambarnya stereotipe.
Tujuan penggunaan kartun karikatur dalam pembelajaran, yaitu sebagi bahan
penggerak perhatian, untuk menyerahkan perubahan tingkah laku atau sikap tertentu,
sebagai ilustrasi dari suatu pokok masalah atau pelajaran, sebagai alat mempertinggi
motivasi dan keaktifan.
(7) Peta datar.
Peta adalah penyajian visual yang merupakan gambaran datar dari permukaan bumi
atau sebagian dari padanya dengan menggunakan titik-titik, garis-garis dan simbol
visual lainnya, sehingga dapat menggambarkan lokasi suatu tempat, luas, jarak antar
tempat, dan keadaan dalam bentuk perbandingan dengan menggunakan skala tertentu.
Pada biasanya digunakan sebagai media dalam pelajaran ilmu bumi atau ilmu
pengetahuan sosial pada umumnya. Jenis-jenis peta ditinjau dari segi isinya terdiri
dari peta keadaan alam, peta politik atau kenegaraan, peta ekonomi, peta ethologi dan
peta sejarah. Sedangkan ditinjau dari segi bentuknya, ada yang berbentuk tiga dimensi
seperti peta timbul dan global, dan bentuk dua dimensi sebagai karya grafis seperti
pada garis besar pada papan tulis, peta yang tetap yang dikenal dengan peta buta, peta
dinding, dan kumpulan peta-peta berupa buku yang disebut atlas.
2. Media Audio
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat
didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak untuk
mempelajari isi tema. Contoh media audio yaitu program kaset suara dan program radio.
Penggunaan media audio dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya untuk melatih
keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan. Dari sifatnya
yang auditif, media ini mengandung kelemahan yang harus diatasi dengan cara memanfaatkan
media lainnya.
Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan apabila akan menggunakan
media audio untuk siswa yaitu:
(a) Media ini hanya akan mampu melayani secara baik mereka yang sudah memiliki
kemampuan dalam berpikir abstrak. Sedangkan guru perlu mempertimbangkan
penerapannya pada anak usia dini, karena pada fase ini anak dalam kategori cara
berpikir secara konkrit, oleh karena itu penggunaan media audio bagi anak-anak perlu
dilakukan berbagai modifikasi disesuaikan dengan kemampuan anak.
(b) Media audio ini memerlukan pemusatan perhatian yang lebih tinggi dibanding media
lainnya, oleh karena itu jika akan menggunakan media audio untuk anak-anak usia dini,
dibutuhkan teknik-teknik tertentu yang sesuai dengan kemampuan anak.
(c) Karena sifatnya yang auditif, jika Anda ingin memperoleh hasil belajar yang yang
dicapai anak lebih optimal, diperlukan juga pengalaman-pengalaman secara visual.
Kontrol belajar bisa dilakukan melalui penguasaan perbendaharaan kata-kata, bahasa, dan
susunan kalimat.
3. Media Audiovisual
Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi dari media audio dan media
visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Dengan menggunakan media audiovisual ini
maka penyajian isi tema kepada anak akan semakin lengkap dan optimal. Selain itu media ini
dalam batas-batas tertentu dapat menggantikan peran dan tugas guru. Dalam hal ini guru tidak
selalu berperan sebagai penyampai materi karena penyajian materi bisa diganti oleh media. Peran
guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi anak untuk
belajar. Contoh dari media audiovisual ini diantaranya program televisi/video
pendidikan/instruksional, program slide suara, dan sebagainya.
4. Media cetak.
Secara historis, istilah media cetak muncul setelah ditemukannya alat pencetak oleh
Johan Gutenberg pada tahun 1456. Kemudian dalam bidang percetakan berkembanglah produk
alat pencetak yang semakin modern dan efektif penggunaannya. Jenis-jenis media cetak yang
disarikan di sini adalah: buku pelajaran, surat kabar dan majalah, ensiklopedi, buku suplemen,
dan pengajaran berprogram.
Buku pelajaran
Sering disebut buku teks adalah suatu penyajian dalam bentuk bahan cetakan secara logis
dan sistematis tentang suatu cabang ilmu pengetahuan atau bidang studi tertentu. Manfaat buku
pelajaran adalah: sebagai alat pelajaran individual, sebagai pedoman guru dalam mengajar,
sebagai alat mendorong murid memilih teknik belajar yang sesuai, sebagai alat untuk
meningkatkan kecakapan guru dalam mengorganisasi bahan pelajaran. Keuntungan penggunaan
buku pelajaran adalah: ekonomis, komprehensif dan sistematis, mengembangkan sikap mandiri
dalam belajar.
penjelasan maupun pertanyaan. Pada bagian bawah halaman diberikan satu pertanyaan yang
telah disediakan kemungkinan jawaban. Bila siswa memilih kemungkinan jawaban benar, ia
tunjukkan untuk membuka halaman tertentu yang berisi kata-kata pujian bahwa jawabannya
tepat dan memberi peluang melanjutkan ke langkah berikutnya. Tetapi jika jawaban masih
kurang tepat, ia harus kembali ke halaman pertama.
5. Media Model
Media model adalah media tiga dimensi yang sering digunakan dalam pembelajaran,
media ini merupakan tiruan dari beberapa objek nyata, seperti objek yang terlalu besar, objek
yang terlalu jauh, objek yang terlalu kecil, objek yang terlalu mahal, objek yang jarang
ditemukan, atau objek yang terlalu rumit untuk dibawa ke dalam kelas dan sulit dipelajari wujud
aslinya. Jenis-jenis media model diantaranya adalah model padat (solid model), model
penampang (cut-away model), model susun (build-up model), model kerja (working model),
mock-up dan diorama. Masing-masing jenis model tersebut ukurannya mungkin persis sama,
mungkin juga lebih kecil atau lebih besar dari objek sesungguhnya.
Boneka yang merupakan salah satu model perbandingan adalah benda tiruan dari bentuk manusia
dan atau binatang. Sebagai media pendidikan, dalam penggunaannya boneka dimainkan dalam
bentuk sandiwara boneka. Penggunaan boneka.
6. Media Realita
Media realita merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi
memberikan pengalaman langsung (direct experience) kepada anak. Realia ini merupakan benda,
yang sesungguhnya seperti mata uang, tumbuhan, binatang, yang tidak berbahaya dan
sebagainya. Widya wisata adalah kegiatan belajar yang dilaksanakan melalui kunjungan ke suatu
tempat di luar kelas sebagai bagian integral dari seluruh kegiatan akademis dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dengan belajar melalui
widya wisata adalah siswa memperoleh pengalaman langsung sehingga proses belajar menjadi
lebih bermakna, membangkitkan minat siswa untuk menyelidiki, melatih seni hidup bersama dan
tanggung jawab bersama, menciptakan kepribadian yang komplit bagi guru dan siswa,
mengintegrasikan pengajaran di kelas dengan kehidupan dunia nyata. Sedangkan kelemahan-
kelemahannya adalah: sulit dalam pengaturan waktu, memerlukan biaya dan tanggung jawab
ekstra, obyek wisata yang jarang memberikan peluang yang tepat dengan tujuan belajar.
Belajar benda sebenarnya melalui specimen.
Terminologi benda sebenarnya digolongkan atas dua, yaitu obyek dan benda contoh
(specimen). Obyek adalah semua benda yang masih dalam keadaan asli dan alami. Sedangkan
specimen adalah benda-benda asli atau sebagian benda asli yang digunakan sebagai contoh.
Namun ada juga benda asli tidak alami atau benda asli buatan, yaitu jenis benda asli yang telah
dimodifikasi bentuknya oleh manusia. Contoh-contoh specimen benda yang masih hidup adalah:
akuarium, terrarium, kebun binatang, kebun percobaan, dan insektarium. Contoh : specimen
benda yang sudah mati adalah: herbarium, teksidermi, awetan dalam botol, awetan dalam cairan
plastik. Contoh-contoh specimen benda yang tak hidup adalah: berbagai benda yang berasal dari
batuan dan mineral. Sekarang belajar melalui benda sebenarnya jarang dilakukan. Ada beberapa
alasan orang tidak mempelajari benda sebenarnya, yaitu: bendanya sudah tidak ada lagi,
kalaupun ada sangat sulit untuk dijangkau, terlelalu besar atau terlalu kecil, sangat berbahaya
untuk dipelajari langsung, tidak boleh dilihat, terlalu cepat atau terlalu lambat gerakannya.
8. Multimedia
Sejalan dengan perkembangan IPTEK maka penggunaan media, baik yang bersifat
visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara
bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut Multi Media. Contoh : dewasa ini
penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua
jenis media yang bersifat interaktif. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD,
VTR), komputer dan sejenisnya. Menurut Yudi Munadi (2008) ”Multimedia pembelajaran
adalah media yang mampu melibatkan banyak indera dan organ tubuh selama proses
pembelajaran berlangsung”. Menurut Smaldino (2005:) yang menyatakan bahwa: Multimedia
systems may consist of traditional media in combination or they may in-corporate the computer
as a display device for text, pictures, graphics, sound, and video. The term multimedia goes back
to the 1950s and describes early attempts to combine various still and motion media for
heightened educational effect.
Multimedia sistem terdiri dari media tradisional dalam kombinasi atau digabungkan
dalam komputer sebagai gambaran teks, gambar, grafik, suara dan video. Istilah multimedia
didiskripsikan sebagai penerapan untuk mengkombinasikan berbagai media untuk
mempengaruhi tingkat pendidikan. Multimedia merupakan kombinasi dari komputer dan video,
atau multimedia merupakan kombinasi dari suara, gambar, dan teks.
Multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output dari data,
media ini dapat berupa audio, animasi, video, teks, grafik, dan gambar. Multimedia merupakan
alat yang menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks,
grafik, animasi, audio, dan gambar video.
Pemanfaatan multimedia dengan berbasis komputer yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran multimedia presentasi. Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan
materi-materi yang sifatnya teoritis digunakan dalam pembelajaran klasikal, baik untuk
kelompok kecil maupun besar. Media ini cukup efektif sebab menggunakan multimedia projector
(LCD) yang memiliki jangkauan pancar cukup besar. Pemanfaatan multimedia dalam presentasi
ini biasanya menggunakan perangkat lunak yang paling tersohor, yakni berupa powerpoint
Ada beberapa kelebihan penggunaan multimedia presentasi yaitu:
a. Mampu menampilkan objek-objek yang sebenarnya tidak ada secara fisik atau
diistilahkan dengan imagery. Secara kognitif pembelajaran dengan menggunakan mental
imagery akan meningkatkan retensi siswa dalam mengingat materi-materi pelajaran.
b. Memiliki kemampuan dalam menggabungkan semua unsur media seperti teks, video,
animasi, image, grafik, dan sound menjadi satu kesatuan penyajian yang terintegrasi.
c. Memiliki kemampuan dalam mengakomodasi peserta didik sesuai dengan
modalitas belajarnya terutama bagi mereka yang memiliki tipe visual, auditif,
kinestetik atau yang lainnya.
Pembuatan program yang rumit serta dalam pengoperasian awal perlu pendamping guna
menjelaskan penggunaannya. Hal ini bisa disiasati dengan pembuatan modul pendamping yang
menjelaskan penggunaan dan pengoperasian program.
Dari klasifikasi di atas, ada beberapa pakar lain yang mengelompokkan jenis media
pelajaran biasanya didasarkan pada sifat, karakteristik pesan yang disapaikan, ataupun dari rumit
sederhananya media tersebut.
3. Edgar Dale.
Media di golongkan menurut pengalaman belajar siswa yaitu : dari pengalaman
yang bersifat konkrit hingga yang bersifat abstrak, yaitu dengan jenjang sebagai berkut :
Direct Purposefull Experience (pengalaman melalui pengalaman langsung dan bertujuan)
Televisi
4. Allen
Media diklasifikasikan menjadi sembilan kelompok media, yaitu: visual diam,
film, televisi, obyek tiga dimensi, rekaman, pelajaran terprogram, demonstrasi, buku teks
cetak, dan sajian lisan. Di samping mengklasifikasikan, Allen juga mengaitkan antara
jenis media pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Allen melihat
bahwa, media tertentu memiliki kelebihan untuk tujuan belajar tertentu tetapi lemah
untuk tujuan belajar yang lain. Allen mengungkapkan enam tujuan belajar, antara lain:
info faktual, pengenalan visual, prinsip dan konsep, prosedur, keterampilan, dan sikap.
Setiap jenis media tersebut memiliki perbedaan kemampuan untuk mencapai tujuan
belajar; ada tinggi, sedang, dan rendah.
5. Ibrahim
Media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta kompleks tidaknya alat dan
perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi; media
tanpa proyeksi tiga dimensi; media audio; media proyeksi; televisi, video, komputer.
6. Nana Sudjana
Media diklasifikasikan membagi dua jenis media yaitu : Media dua dimensi dan
media tiga dimensi. Media Grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram,
poster, kartun, komik, dan lain-lain. Media grafis sering disebut juga media dua dimensi
yaitu media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Sedangkan Media tiga dimensi
yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid), model menampang, model susun,
model kerja, mock-up, diorama dll.
9. Rudy Bretz
Mengklasifikasikan ciri utama media menjadi tiga unsur pokok, yaitu: suara,
visual, dan gerak. Di samping itu Bretz juga membedakan antara media siar
(telecomunication) dan media rekam (recording), sehingga terdapat delapan
klasifikasi media, yaitu : (1) media audio visual gerak, (2) media audio visual diam,
(3) media audio semi gerak, (4) media visual gerak, (5) media visual diam, (6) media
semi gerak, (7) media audio, dan (8) media cetak.
1. Peraba
Contoh : meraba kulit belut dan kulit ular (bagi orang yang disabilitas penglihatan)
2. Pengecap
Contoh : merasakan gula yang strukturnya seperti pasir namun manis
3. Pembauan
Contoh : membaui bangkai binatang
4. Visual-pengecap
Contoh : melihat warna gula pasir dan mengecap rasanya.
5. Visual-peraba
Contoh : gambar biasa dan gambar timbul dapat dibedakan dengan melihat dan meraba.
6. Visual-pembau
Contoh : mengetahui bermacam-macam zat dengan melihat warnanya dan membauinya
7. Audio-pembau
Contoh : kentut bisa didengar dan dibaui
8. Audio – pengecap
Contoh : memakan kerupuk yang terdengar bunyinya,berarti renyah
9. Audio-peraba
Contoh : mendengarkan suara binatang ketika diraba
10. Pengecap-peraba
Contoh : gula pasir diraba kasar , dirasa manis
11. Peraba- Pembau
Contoh : buah asam dapat diraba dan dibaui
12. Visual-Perasa-Peraba
Contoh : garam
13. Visual-Pembau-Pengecap
Contoh : nasi hangus,: dilihat hangus dibaui sangit, dirasa pahit
14. Audio-Visual-Peraba
Contoh : membedakan reptil dengan aves
15. Visual-Pembau-Peraba
Contoh : membedakan ikan air asin dan ikan air tawar
- Dibaui ikannya
- Diraba giginya(ikan air asin lebih tajam)
- Dilihat dagingnya(ikan air asin merah, ikan air tawar putih)
16. Peraba-Pengcap-Pembau
Contoh : membedakan singkong biasadan singkong fermentasi
- Di rasa singkongfermentasi masam
- Diraba singkong biasa keras, singkong fermentasi lunak
KLASIFIKASI MEDIA
Klasifikasi media pembelajaran berdasarkan lima alat indra para manusia terbagi menjadi 31 jenis
media pembelajaran. Lima alat indra pada manusia tersebut adalah indra penglihat, indra pembau,
indra pendengar, indra peraba dan indra perasa. Jika kelima jenis indra tersebut saling digabungkan
akan menjadi 31 jenis media pembelajaran. Berikut jenis beserta contoh media pembelajaran
berdasarkan alat indra pada manusia:
1. Indra penglihat
Contoh: isi di dalam buku yang dapat dibaca menggunakan alat indra penglihat.
2. Indra pembau
Contoh: membaui bangkai binatang, membaui busuk pada tumbuhan
3. Indra pendengar
Contoh: makhluk hidup dikenal dengan cara mendengar. Mendengarkan suara yang direkam
menggunakan hp, tape recorder.
4. Indra peraba
Contoh: meraba kulit pada belut dan ular.
5. Indra perasa
Contoh: merasakan gula yang strukturnya seperti pasir, namun berasa manis. Merasakan garam
halus yang strukturnya lebih halus dari gula pasir namun rasanya asin.
6. Indra penglihat, pembau
Contoh: memilih daging, misalnya yang berwarna merah dan dibaui tidak berbau yang berarti
masih segar. Sedangkan daging yang berwarna pucat dan berbau beratti daging tidak segar.
7. Indra penglihat, pendengar
Contoh: melihat video kehidupan gajah, video jenis-jenis burung.
8. Indra penglihat, peraba
Contoh: gambar dan gambar timbul dapat dibedakan dengan melihat dan merabanya. Melihat
dan meraba benda cair dan padat.
9. Indra penglihat, perasa
Contoh: melihat warna gula pasir dan mengecap rasanya. Melihat warna garam dan mengecap
rasanya. Melihat warna pasir dan mengecap rasanya (pada jenis unggas tertentu)
10. Indra pembau, pendengar
Contoh: kentut dapat didengar dan dibaui.
11. Indra pembau, peraba
Contoh: kambing dapat diraba dan baunya dapat dibaui.
12. Indra pembau, perasa
Contoh: buah asam dapat diraba dan dibaui
13. Indra pendengar, peraba
Contoh: mendengarkan suara binatang ketika diraba.
14. Indra pendengar, perasa
Contoh: memakan kerupuk terdengar bunyi berarti renyah.
15. Indra peraba, perasa
Contoh: gula pasir diraba kasar dan manis bila dirasa
16. Indra penglihat, pembau, pendengar
Contoh:
membedakan nasi yang gosong dan nasi yang menjelang masak. Jika dilihat nasi gosong
kehitaman sedang nasi tidak gosong berwarna putih, jika di baui nasi gosong berbau sangit
sedang nasi tidak gosong tidak berbau sangit, jika didengar nasi yang menjelang masak
terdengar suara mendidihnya sedang nasi gosong tidak.
Visual pengecap, contoh: 1) melihat warna gula pasir dan mengecap rasanya
2) melihat warna garam dan mengecap rasanya
Visual peraba, contoh: 1) gambar biasa dan gambar timbul dapat dibedakan dengan dilihat
dan diraba
2) melihat dan meraba benda cair dan padat
Visual pembauan, contoh: 1) memilih daging misalnya yang berwarna merah dan
dibaui tidak berbau berarti segar sedangkan daging yang berwarna
pucat dan berbau berarti tidak segar
2) mengetahui macam-macam zat bisa dilihat warnanya dan dibaui
Audio pembauan, contoh: kentut bisa didengar dan dibaui
Audio pengecap, contoh: memakan kerupuk yang terdengar bunyi berarti renyah
Audio peraba, contoh: mendengarkan suara binatang ketika diraba
Pengecap peraba, contoh: 1) gula pasir diraba kasar dan manis dirasa
2) garam halus diraba halus dan asin dirasa
Peraba pembau, contoh: buah asam dapat dirasa dan dibaui
Visual pengecap peraba, contoh: garam dapat dilihat, dirasa dan diraba
Visual pembauan pengecap, contoh: nasi hangus dilihat hangus dibaui sangit dan dirasa pahit
Visual audio peraba, contoh: membedakan reptil dengan aves
Visual pembauan peraba, contoh: membedakan ikan air asin dan ikan air tawar, dibaui ikan air tawar
lebih bau disbanding ikan air asin, diraba gigi pada kebanyakan ikan air asin lebih tajam daripada ikan
air tawar, dan dilihat daging ikan air asin kebanyakan berwarna merah dan ikan air tawar berwarna
putih
Peraba pengecap pembauan, contoh: membedakan singkong biasa dan singkong fermentasi, dirasa
singkong fermentasi lebih masam daripada singkong biasa, diraba singkong biasa keras dan singkong
fermentasi lunak, dan dibaui singkong fermentasi lebih berbau disbanding singkong biasa
Visual audio peraba, contoh: membedakan berbagai macam aves bisa dilihat, didengar suaranya dan
diraba terdapat berbagai macam paruh yang berbeda
Audio pengecap pembau, contoh: mengetahui kematangan dan rasa buah
Visual audio peraba pembauan, contoh: membedakan anjing dengan anjing laut, dilihat anjing laut
mempunyai selaput yang lebar, mendengar suara anjing laut lebih melengking, diraba anjing laut
lebih halus kulitnya, dibaui anjing laut lebih amis
Visual peraba pengecap peembau, contoh: membedakan ikan awetan kering dengan ikan segar,
dilihat ikan awetan lebih kering dan ikan segar masih segar, diraba ikan segar lebih lunak, dirasa ikan
awetan kering lebih asin, dibaui ikan awetan kering lebih berbau
Contoh media :
1. Visual
contoh : buku
2. Audio
Contoh : MH dikenal dengan cara mendengar suaranya dirka menggunakan hp, tape recorder
3. Peraba
Contoh : meraba kulit belut dan ular (pada orang LB)
4. Pengecap
Contoh : - merasakan gula yang strukturnya seoerti pasir namun manis
-merasakan garam halkus yang strukturnya lebih halus dari opasir namun asin (pada sekolah
formal dan LB )
5. Pembauan
Contoh : - membaui bangkai pada binatang
-membaui busuk pada tumbuhan
6. audio visual
contoh : - video kehidupan gajah
-video jenis-jenis burung
7. visual pengecap
contoh : - meliahat dan merasaka gula
- melihat dan merasakan garam
8. visual peraba
contoh : - gambar dang am,bar timbul dapat dibedakan dengan melihat dan diraba
-melihat dan meraba benda cair dan padat (gas tidak bias diraba)
1. Media Visual
Contoh : buku gambar.
2. Media Audio
Contoh : mengenali macam-macam suara hewan dengan cara merekam suaranya
menggunakan handphone, tape recorder, dan kemudian didengarkan.
3. Media Peraba
Contoh : meraba kulit belut dan ular (bagi orang disabilitas penglihatan).
4. Media Pengecap
Contoh : merasakan gula yang strukturnya seperti pasir, namun manis.
5. Media Pembauan
Contoh : membaui bangkai hewan.
6. Media Visual-Pengecap
Contoh : melihat warna gula pasir dan mengecap rasanya.
7. Media Audio-Visual
Contoh : video kehidupan harimau.
8. Media Visual-Peraba
Contoh : gambar biasa dan gambar timbul dapat dibedakan dengan melihat dan meraba.
9. Media Visual-Pembau
Contoh : mengetahui macam-macam zat dengan melihat warnanya dan membauinya.
10. Media Audio-Pembau
Contoh : suara kentut yang bisa didengar dan dibaui.
11. Media Audio-Pengecap
Contoh : memakan kerupuk yang terdengar bunyinya, berarti kerupuk itu renyah.
12. Media Audio-Peraba
Contoh : mendengarkan suara hewan ketika diraba.
13. Media Pengecap-Peraba
Contoh : gula pasir diraba kasar, dirasa manis.
14. Media Peraba-Pembau
Contoh : buah asam dapat diraba dan dibaui.
15. Media Visual-Perasa-Peraba
Contoh : garam.
16. Media Visual-Pembau-Pengecap
Contoh : nasi hangus, jika dilihat hangus, dibaui dangit, dan dirasa pahit.
17. Media Audio-Visual-Peraba
Contoh: membedakan reptil dengan aves.
18. Media Visual-Pembau-Peraba
Contoh : membedakan ikan air asin dan ikan air tawar, yaitu dibaui ikannya, diraba giginya
(ikan air asin lebih tajam), dan dilihat dagingnya (ikan air asin berwarna merah, dan ikan
air tawar berwarna putih).,
19. Media Peraba-Pengecap-Pembau
Contoh : membedakan singkong biasa dan singkong fermentasi, dirasa singkong fermentasi
masam, dan diraba singkong biasa keras, singkong fermentasi lunak.
1. Visual
Contohnya : buku gambar
2. Audio
Contohnya : mengenali macam-macam suara hewan dengan cara merekam suaranya
menggunakan hp, tape recorder kemudian didengarkan
3. Peraba
Contohnya : meraba kulit belut dan ular untuk mengetahui bagaimana perbedaannya.
4. Pengecap
Contohnya : merasakan gula dan strukturnya seperti pasir namun manis.
5. Pembau
Contohnya : membaui bangkai binatang
6. Visual - pengecap
Contohnya : melihat struktur gula pasir, dan mengecapnya
7. Audio – visual
Contohmya : melihat vidio kehidupan makhluk hidup sera mendengarkan suara-suara
dari berbagai jenis makhluk hidup
8. Visual – peraba
Contohnya : gambar biasa dan gambar timbul dapat dibedakan dengan melihat dan
meraba
9. Visual – pembau
Contohnya : mengetahui macam-macam zat dengan melihat warna nya dan membauinya.
10. Audio – pembau
Pengawetan juga dapat dibagi menjadi pengawetan makhluk hidup dan pengawetan
makhluk tak hidup.Pengawetan makhluk hidup,contohnya:
Benih padi yang tidak ditanam diletakkan di tempat kering agar tidak tumbuh untuk
memperpanjang masa dormansi
Ragi tapai pada tempe
Stater, disimpan pada tempat yang suhunya rendah
Pengawetan spora
Pengawetan vaksin disimpan dalam cairan fisiologis dan ditempat suhu yang rendah.
Pengawetan makhluk tak hidup contohnya: kupu-kupu yang diletakkan di insektarium.
BAB IV
PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
D. Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip dan pertimbangan pemilihan media
pembelajaran
2. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip dan pertimbangan penggunaan media
pembelajaran
3. Mahasiswa mampu menjelaskan karakteristik media pembelajaran biologi.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan identifikasi karakteristik kompetensi dasar
dalam pembelajaran biologi/IPA-biologi dan hubungannya dengan kebutuhan
terhadap media pembelajaran
Lebih lanjut, Briggs dan Wager (1992) mengkategorikan hasil belajar dan
menyarankan sifat media yang terkait, dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Pemilihan media berdasarkana hasil belajar
Apabila media yang tersedia cukup banyak dari segi keragaman, maka guru harus
memeilih jenis dan format terlebih dahulu. Untuk menghindari ketidak tepatan
dalam pemilihan, maka gunakan lah prosedur yang tepat. Berikut ini merupakan
salah satu contoh prosedur pemilihan media. pada gambar 1 berikut.
Analisis kebutuhan
Identifikasi Karakter
Peserta Didik
Fasilitas Pendukung
HANDOUT (11-12)
MEDIA CETAK
F. Learning Outcomes :
Mahasiswa mampu membedakan berbagai tipe media visual cetak dalam pembelajaran
biologi/IPA
G. Materi Pokok:
Media cetak
1. Komponen Handout
2. Komponen Modul
3. Komponen LKS
H. Uraian Materi
1. Handout
1. Pengertian Handout
Handouts merupakan selebaran yang di bagikan (to hand out) oleh
dosen/guru kepada mahasiswa/siswa berisi tentang bagian materi pelajaran,
kutipan, tabel, dan sejenisnya, untuk memperlancar pelaksanaan proses belajar
mengajar.
Menurut Badan Pengembangan Akademik Universitas Islam Indonesia
(2009) Handout atau HO adalah “segala sesuatu” yang diberikan kepada mahasiswa
ketika mengikuti kegiatan perkuliahan. HO dimaksudkan untuk memperlancar dan
memberikan bantuan informasi atau materi pembelajaran sebagai pegangan bagi
mahasiswa.
Menurut Prastowo (2011:79) handout adalah bahan pembelajran yang
sangat ringkas. Bahan ajar ini bersumber dari beberapa literatur yang relevan
terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik.
Bahan ajar ini diberikan kepada peserta didik guna memudahkan mereka saat
mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian bahan ajar ini tentunya bukanlah
sesuatu bahan ajar yang mahal, melainkan ekonomis dan praktis.
Handout merupakan suatu naskah tulisan yang mendukung,
mengembangkan, mengelola atau paling tidakmenyediakan tindak lanjut dari
pelatihan. Selalu sangat penting bagi para peserta untuk menerima handout.
Handout adalah sarana pelatihan yang berdayaguna karena, apabila disusun dan
didisain dengan baik, menyediakan bantuan informasi yang diberikan selama sesi
pelatihan dan tetap diingat oleh peserta untuk waktu yang lama.
2. Fungsi Handout
Media pembelajran ini tentunya memiliki fungsi-fungsi tertentu seperti yang
diungkapkan oleh steffen dan peter ballstaedt dalam prastowo (2011:80) fungsi
hand out antara lain:
1. Membantu peseta didik agar tidak perlu mencatat
2. Sebagai pendamping penjelasan pendidik
3. Sebagai bahan rujukan peserta didik
4. Memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar
5. Pengingat pokok-pokok materi yang diajarkan
6. Memberi umpan balik.
Pada saat membuat handout untuk pelatihan paling baik untuk memikirkan
tentang bagaimana handout tersebut dapat dipergunakan setelah pelatihan
berakhir. Handout anda akan sangat berhasil apabila peserta dapat
menggunakannya:
1. Untuk mengingatkan kembali apa yang telah mereka pelajari
2. Untuk meningkatkan pengetahuan mereka lebih jauh dengan membaca materi
yang tidak ada di dalam kursus
3. Komponen Handout
Ini adalah sebuah transkrip verbatim dari kata-kata para pembicara. Seorang
pembicara yang berpengalaman jarang membaca sebuah naskah tertulis, namun
mereka membuat sesuatu untuk publikasi berdasarkan pada perkuliahan yang
sering diberikan.
Ini adalah suatu handout yang sangat cepat dan mudah untuk dibuat, terutama
apabila tidak ada handout yang direncanakan sebelumnya. Namun, jenis handout
ini cenderung tidak memiliki nilai yang berarti bagi orang yang tidak hadir pada
perkuliahan tersebut.
Garis besar apa yang akan dicakup dalam perkuliahan dapat membantu para
peserta untuk menyesuaikan diri selama sesi tersebut. Dapat juga merupakan
bagian handout, tempat kosong untuk para peserta mengisi rinciannya dengan
catatan mereka sendiri
Garis besar kursus sesuai apabila pelatihan lebih dari sehari atau dua hari. Garis
besar kursus ini menjelaskan kepada para peserta tentang subyek apa yang akan
dicakup setiap hari.
vi. Bibliografi
vii. Webliografi
Webliografi adalah sebuah daftar URL atau Wesite yang sesuai untuk subyek
pelatihan. Meskipun tidak memungkinkan untuk membuat naskah tertulis dari
webliografi, namun dapat lebih berguna dalam bentuk floopy disk atau CD, karena
pengetikan dalam URL dari sebuah handout memerlukan waktu dan cenderung
gagal. Seperti pada bibliografi, webliografi perlu dikelola dengan baik dan sangat
berguna untuk memberikan keterangan. Website jauh lebih dinamis daripada
publikasi naskah tertulis, sementara ini merupakan suatu kekuatan yang nyata,
yang membantu para peserta untuk memperoleh akses informasi setiap
menit yang juga berarti bahwa informasi tersebut dapat berubah atau hilang
semuanya. Sangat penting bahwa anda memeriksa webliografi anda untuk selalu
menjaga informasi tetap akurat.
Suatu daftar kata adalah sebuah daftar istilah dengan definisi khusus untuk
subyek, atau bidang keahlian tertentu. Biasanya disusun secara alfabet dan dapat
tunjuk silang atau berdiri sendiri yang mencakup sinonim atau istilah luas dan
istilah sempit. Meskipun ada daftar kata yang dipublikasi, namun sangat berguna
untuk membuatnya sendiri sebagai referensi umum sehingga kelas anda
mengetahui apa yang anda maksud apabila anda menggunakan istilah-istilah
khusus.
ix. Uraian singkat tentang riwayat hidup para instruktur dan para
pembicara
Uraian singkat tentang riwayat hidup para instruktur dan para pembicara
memberikan informasi kepada para peserta tentang pengalaman dan keahlian
orang-orang yang memberikan pelatihan. Ini dapat membantu kelas untuk
menyusun pertanyaan yang lebih berkaitan dan mengambil manfaat sepenuhnya
dari keahlian instruktur tersebut.
x. Daftar peserta
Kebanyakan individu senang menerima sebuah daftar anggota kelasnya. Daftar
tersebut biasanya disusun secara alfabet berdasarkan nama akhir dan paling tidak
berisi nama dari pejabat organisasi. Tergantung dari persetujuan kelas, daftar
peserta juga dapat berisi alamat dan nomor telepon yang dapat dihubungi.
Sama halnya dengan garis besar kursus, program atau jadwal kegiatan pelatihan
menginformasikan para peserta tentang subyek-subyek apa yang akan tercakup
selama pelatihan. Jadwal kegiatan biasanya diberikan sebagai bagian dari publikasi
pelatihan atau paling tidak sebagai materi pra-kursus, tetapi lebih baik
memasukkannya sebagai handout seandainya peserta lupa membawanya.
xii. Diagram
Diagram dapat memberikan ilustrasi atau catatan tentang subyek masalah dari
setiap sesi pelatihan. Kadang bagian dari proses pembelajaran dapat tergantung
pada kelas yang mengkopi diagram tersebut, tetapi sering lebih efektif untuk
memberikan kelas sebuah kopinya.
Garis besar latihan memberikan instruksi tertulis untuk latihan, menjelaskan apa
yang diinginkan oleh para instruktur terhadap kelas untuk melakukannya atau
mendiskusikannya dan membuat cara feedback. Ini berarti anggota perorangan
dari kelompok dapat merujuk pada garis besar ini untuk mengklarifikasi
pemahaman mereka terhadap instruksi lisan. Handout ini juga dapat memberikan
tempat bagi kelompok untuk menulis catatan untuk mereka sendiri dan
menggunakannya sebagai dasar untuk respon mereka kepada kelas sebagai suatu
keseluruhan.
Artikel yang dipublikasi yang mendukung atau menambahkan sesi pelatihan dapat
merupakan handout yang sangat bermanfaat yang tidak memerlukan banyak
pekerjaan dari instruktur. Namun, pastikan untuk menjelaskan mengapa anda
memberikannya dan pastikan anda tidak melanggar hak cipta.
Jenis handout ini terdiri dari kopi dokumen atau dokumen sampel yang sesuai
untuk topik diskusi. Studi kasus dan presentasi tentang prosedur dan praktek
khususnya memberikan berbagai macam jenis materi, seperti contoh-contoh
kebijakan.
Lembar ujian dan jenis lembar kerja adalah handout yang dapat mendukung,
memberikan pendahuluan, atau membantu sebuah perkuliahan, atau bahkan
keseluruhan kursus tersebut. Handout ini dapat digunakan sebagai suatu latihan,
sebagai suatu alat bagi peserta untuk mengevaluasi pengetahuan mereka sendiri
sebelum dan sesudah sesi pelatihan. Pada bagian handout, selembar jawaban
setelah latihan akan dapat membantu para peserta.
2. Modul
1. Pengertian Modul
Modul adalah satuan program pembelajaran yang terkecil, yang dapat dipelajari
oleh mahasiswa sendiri secara perseorangan (self instructional) setelah mahasiswa
menyelesaikan satu satuan dalam modul, selanjutnya mahasiswa dapat melangkah maju
dan mempelajari satuan modul berikutnya. Modul merupakan paket belajar mandiri
yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara
sistematis untuk membantu peserta didik mencapai tujuan belajar
Pembelajaran dengan menggunakan modul, merupakan strategi tertentu dalam
menyelenggarakan pembelajaran individual. Modul pembelajaran, sebagaimana yang
dikembangkan di Indonesia, merupakan suatu paket bahan pembelajaran (learning
materials) yang memuat deskripsi tentang tujuan pembelajaran, lembaran petunjuk
dosen yang menjelaskan cara mengajar yang efisien, bahan bacaan bagi mahasiswa,
lembaran kunci jawaban pada lembar kertas kerja mahasiswa, dan alat-alat evaluasi
pembelajaran.
Perlu dipahami bahwa letak atau posisi tinjauan mata pelajaran di dalam modul
sangat tergantung kepada pembagian pokok bahasan dalam mata pelajaran. Mungkin
saja satu mata pelajaran terdiri atas beberapa pokok bahasan, sehingga tinjauan mata
pelajaran terletak pada modul pertama saja. Contohnya, pada modul 1 terdapat
tinjauan mata pelajaran, sementara modul 2, dan 3 dst tidak terdapat tinjauan mata
pelajaran karena sudah terletak pada modul 1. Tetapi tidak menutup kemungkinan
pada setiap modul disertakan tinjauan mata pelajaran untuk menuntun siswa dalam
memahami kegunaan mata pelajaran.
2. Pendahuluan
Pendahuluan suatu modul merupakan pembukaan pembelajaran suatu modul. Oleh
karena itu, dalam pendahuluan seyogyanya memuat hal-hal sebagai berikut:
Di dalam kegiatan belajar terdapat uraian atau penjelasan secara rinci tentang isi
pelajaran yang diikuti dengan contoh-contoh konkrit dan non contoh. Sedapat
mungkin uraian ini diikuti gambar, bagan atau grafik. Urutan penyajian seperti ini
yang dimulai dengan penjelasan kemudian diikuti dengan contoh. Urutan penyajian
dapat pula dimulai dengan contoh dan non contoh, atau kasus-kasus kemudian diikuti
dengan penjelasan tentang konsep yang dimaksud.
Sajian materi modul memperhatikan elemen uraian dan contoh yang dirancang
untuk menumbuhkan proses belajar dalarn diri pembaca. Berikut akan dijelaskan
kedua elemen dasar yang ada dalarn sajian materi modul.
a. Uraian
Uraian dalarn sajian materi modul adalah paparan materi-materi pelajaran
berupa: fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, teori, nilai,
prosedur/metode, keterampilan, hukum, dan masalah. Paparan tersebut
disajikan secara naratif atau piktorial yang berfungsi untuk merangsang dan
mengkondisikan tumbuhnya pengalaman belajar (learning experiences).
Pengalaman belajar diupayakan menampilkan variasi proses yang
memungkinkan siswa memperoleh pengalaman konkret, observasi reflektif,
konseptualisasi abstrak, dan ekperimentasi aktif Jenis pengalaman pelajaran
disesuaikan dengan kekhususan setiap mata pelajaran, misalnya untuk mata
pelajaran yang bersifat keterampilan berbeda dengan yang bersifat pengetahuan.
b. Contoh
Contoh adalah benda, ilustrasi, angka, gambar dan lain-lain yang
mewakili/mendukung konsep yang disajikan. Contoh bertujuan untuk
memantapkan pemahaman pembaca tentang fakta/data, konsep, prinsip,
generalisasi/dalil, hukum, teori, nilai, prosedur/metode, keterampilan dan
masalah.
4. Latihan
Latihan adalah berbagai bentuk kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh siswa
setelah membaca uraian sebelumnya. Gunanya untuk memantapkan pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap tentang fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil,
teori, prosedur, dan metode. Tujuan latihan ini agar siswa benar-benar belajar secara
aktif dan akhirnya menguasai konsep yang sedang dibahas dalam kegiatan belajar
tersebut. Latihan disajikan secara kreatif sesuai dengan karakteristik setiap mata
pelajaran. Latihan dapat ditempatkan di sela-sela uraian atau di akhir uraian.
5. Rambu-rambu Jawaban latihan
Rambu-rambu jawaban latihan merupakan hal-hal yang harus diperhatikan oleh
siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan. Kegunaan rambu-rambu jawaban ini
adalah untuk mengarahkan pemahaman siswa tentang jawaban yang diharapkan
dari pertanyaan atau tugas dalam latihan dalam mendukung tercapainya kompetensi
pembelajaran.
6. Rangkuman
Rangkuman adalah inti dari uraian materi yang disajikan pada kegiatan belajar dari
suatu modul, yang berfungsi menyimpulkan dan memantapkan pengalaman belajar
(isi dan proses) yang dapat mengkondisikan tumbuhnya konsep atau skemata baru
dalam pikiran siswa.
7. Tes Formatif
Pada setiap modul selalu disertai lembar evaluasi (evaluasi formatif) yang biasanya
berupa tes. Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur apakah tujuan yang dirumuskan
telah tercapai atau belum. Tes formatif merupakan tes untuk mengukur penguasaan
siswa setelah suatu pokok bahasan selesai dipaparkan dalam satu kegiatan belajar
berakhir. Tes formatif ini bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa
terhadap materi sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Hasil tes formatif
digunakan sebagai dasar untuk melanjutkan ke pokok bahasan selanjutnya.
3. LKS
1. Pengertian LKS
LKS merupakan lembaran di mana siswa mengerjakan sesuatu terkait dengan
apa yang sedang dipelajarinya. Sesuatu yang dipelajari sangat beragam, seperti
melakukan percobaan, mengidentifikasi bagian-bagian, membuat tabel, melakukan
pengamatan, menggunakan mikroskop atau alat pengamatan lainnya dan menuliskan
atau menggambar hasil pengatamantannya, melakukan pengukuran dan mencatat
data hasil pengukurannya, menganalisis data hasil pengukuran, dan menarik
kesimpulan. Untuk mempermudah siswa melakukan proses-proses belajar,
digunakanlah LKS.
Beberapa definisi LKS muncul terkait dengan kegiatan belajar tersebut, seperti
(1) a sheet of paper used for the preliminary or rough draft of a problem, design, etc.,
(2) a piece of paper recording work being planned or already in progress, (3) a sheet of
paper containing exercises to be completed by a pupil or student
(http://www.contentextra.com ). Menurut definisi di atas, LKS adalah selembar
kertas untuk (1) menyusun skema pemecahan masalah atau membuat desain, (2)
mencatat data hasil pengamatan, dan (3) lembar diskusi/latihan kerja siswa. Ratna
Wilis Dahar (1986) menyatakan bahwa LKS adalah lembar kerja yang berisikan
informasi dan interaksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan sendiri suatu
aktifitas belajar, melalui praktek atau penerapan hasil-hasil belajar untuk mencapai
tujuan intruksional.
LKS merupakan lembar kerja bagi siswa baik dalam kegiatan intrakurikuler
maupun kokurikuler untuk mempermudah pemahaman terhadap materi pelajaran
yang didapat (Azhar, 1993 : 78). LKS (lembar kerja siswa) adalah materi ajar yang
dikemas secara integrasi sehingga memungkinkan siswa mempelajari materi tersebut
secara mandiri (http://pustaka.ut.ac.id). Berdasarkan definisi di atas, LKS di dalam
mata pelajaran yang berbeda akan berbeda pula bentuknya. LKS di dalam mata
pelajaran IPA umumnya berisi panduan kegiatan penyelidikan atau eksperimen, tabel
data, dan persoalan yang perlu didiskusikan siswa dari data hasil percobaan. LKS
untuk mata pelajaran bahasa berisi latihan terkait dengan kemampuan membaca,
menulis, mendengar dan berbicara. LKS untuk pelajaran matematika bisa berisi
persoalan matematika bergambar, persoalan cerita matematis, atau operasi
matematis. LKS untuk pelajaran seni lukis dapat berisi latihan mewarnai,
menggambar, dan ekspresi seni. Dengan demikian, LKS berbeda-beda bentuknya
antarmatapelajaran yang berbeda.
LKS untuk siswa SD, SMP, dan SMA atau bahkan perguruan tinggi juga
berbeda-beda. LKS untuk SD biasanya sederhana dan bergambar. Hal itu disesuaikan
dengan tingkat perkembangan mental anak yang masih bersifat operasional konkrit.
Untuk siswa sekolah menengah, LKS lebih abstrak sesuai dengan tingkat
perkembangan mental mereka yang menurut Piaget (1970) sudah mampu berfikir
formal.
Lembar kerja siswa erbeda dengan modul dan handout, bahan pembelajaran
cetak berbentuk LKS (lembar kerja siswa) dikemas dengan hanya enekankan pada
latihan, tugas atau soal-soal saja. Walaupun hanya menekankan pada hal tersebut,
LKS tetap menyajikan uraian materi namun disajikan secara singkat. Soal-soal yang
disajikan dalam LKS harus benar-benar dikembangkan berdasarkan pada analisis
tujuan pembelajaran/kompetensi yang telah dijabarkan kedalam indicator
pencapaian.
Agar tetap mampu membelajarkan secara baik, LKS tidak hanya memuat
serangkaian soal dan tugas tetapi juga menyediakan rambu-rambu pengerjaannya
sehingga siswa benar-benar dapat mempelajari bahan pembelajaran melalui soal-
soal dan tugas. Selain itu kesimpulan disetiap akhir pokok bahasan juga tetap harus
disampaikan sebagai perulangan dan penguatan materi untuk siswa.
2. Komponen LKS
Meskipun tidak sama persis, komponen LKS meliputi hal-hal berikut:
1. Nomor LKS, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah guru mengenal dan
menggunakannya. Misalnya untuk kelas 1, KD, 1 dan kegiatan 1, nomor LKS-nya
adalah LKS 1.1.1. Dengan nomor tersebut guru langsung tahu kelas, KD, dan
kegiatannya.
2. Judul Kegiatan, berisi topik kegiatan sesuai dengan KD, seperti Komponen
Ekosistem.
3. Tujuan, adalah tujuan belajar sesuai dengan KD.
4. Alat dan bahan, jika kegiatan belajar memerlukan alat dan bahan, maka dituliskan
alat dan bahan yang diperlukan.
5. Prosedur Kerja, berisi petunjuk kerja untuk siswa yang berfungsi mempermudah
siswa melakukan kegiatan belajar.
6. Tabel Data, berisi tabel di mana siswa dapat mencatat hasil pengamatan atau
pengukuran. Untuk kegiatan yang tidak memerlukan data, maka bisa diganti dengan
kotak kosong di mana siswa dapat menulis, menggambar, atau berhitung.
7. Bahan diskusi, berisi pertanyaan-pertanyaan yang menuntun siswa melakukan
analisis data dan melakukan konseptualisasi. Untuk beberapa mata pelajaran, seperti
bahasa, bahan diskusi bisa berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat refleksi.
I. Learning Outcomes :
Mahasiswa mampu mengembangkan dan mensimulasikan media pembelajaran
berbasis visual
J. Materi Pokok:
Media Visual
1. Karakteristik media visual
2. Macam-macam media visual
3. Gambar dan charta serta langkah pembuatannya
4. Peta konsep dan mind map serta langkah pembuatannya
K. Uraian Materi
1. Karakteristik media visual
Secara garis besar, unsur-unsur yang terdapat pada media visual terdiri dari garis,
bentuk, warna dan tekstur (Arsyad, 1997). Garis merupkan kumpulan titik-tik.
Garis-garis berhubungan menjadi sebuah bentuk. Untuk memberi kesan penekanan,
kemenarikan, keterpaduan, mempertinggi realisme dan menciptakan respon
emosional diperlukan warna. Tekstir digunakan untuk menimbulkan kesan kasar
dan hlus, juga untuk menambah penekanan sebagaimana halnya warna.
Ciri khas peta konsep adalah berupa bagan yang komponen konsepnya
dihubungkan oleh kata hubung atau preposisi. Ciri ini menjadi salah satu kriteria
peta konsep. Kriteria lainnya dari peta konsep adalah adanya hirarki, kaitan silang
dan contoh (Rustaman, 20 ). Hirarki menghendaki penempatan konsep secara
terurut mulai dari konsep umum diikuti konsep yang lebih khusus. Kaitan silang,
adalah hubungan yang bermakna antara suatu konsep pada satu hierarki dengan
konsep lain pada hierarki yang lainnya. Contoh, adalah kejadian atau objek yang
spesifik yang sesuai dengan atribut konsep.
Macam-macam Peta Konsep
Menurut Nur (2000) dalam Trianto (2010:160) peta konsep ada empat macam
yaitu: pohon jaringan (network tree), rantai kejadian (events chain), peta konsep
siklus (cycle concept map), dan peta konsep laba-laba (spider concept map).
a) Pohon Jaringan
Ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa kata lain
dihubungkan oleh garis penghubung. Kata-kata pada garis penghubung memberikan
hubungan antara konsep-konsep. Pada saat mengkonstruksi suatu pohon jaringan,
tulislah topik itu dan daftar konsep-konsep utama yang berkaitan dengan topik itu.
Daftar dan mulailah dengan menempatkan ide-ide atau konsep-konsep dalam suatu
susunan dari umum ke khusus. Cabangkan konsep-konsep yang berkaitan itu dari
konsep utama dan berikan hubungannya pada garis-garis itu.
Pohon jaringan cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:
Komponen
Ekosistem
Komponen
Ekosistem
Komponen
Ekosistem
Gambar 5. Contoh Peta Konsep Model Rantai Kejadian
c) Peta Konsep Siklus
Dalam peta konsep siklus, rangkaian kejadian tidak menghasilkan suatu hasil akhir.
Kejadian akhir pada rantai itu menghubungkan kembali ke kejadian awal.
Seterusnya kejadian akhir itu menhubungkan kembali ke kejadian awal siklus itu
berulang dengan sendirinya dan tidak ada akhirnya. Peta konsep siklus cocok
diterapkan untuk menunjukan hubungan bagaimana suatu rangkaian kejadian
berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok hasil yang berulang-ulang.
Air
Evaporasi Kondensas
i
Uap Air
Biologis Air
Fisik Tanah
Kimiawi Udara
Suara
Pencemaran
Penipisan lapisan ozon
global
4) Mind map
Menurut definisi resmi dari Buzan Center-UK dalam Yoga (2009:19) mind map
merupakan suatu teknik-grafik ampuh yang menyediakan suatu kunci yang
universal untuk membuka seluruh potensi otak manusia sehingga dapat
menggunakan seluruh kemampuan yang ada di kedua belah otak seperti kata,
gambar, angka, logika, ritme, warna dalam suatu cara yang unik. Cara yang unik ini
dapat memecahkan berbagai permasalahan, salah satunya adalah masalah dalam
pembelajaran.
Michael Michalko dalam bukunya Cracking Creativity dalam Buzan (2009:6) mind
map dapat membantu individu untuk memecahkan permasalahannya, karena mind
map akan:
- mengaktifkan seluruh otak,
terpisah,
dan
Lebih lanjut Buzan menyatakan bahwa dengan mind map, kita juga akan mengenal
otak dengan lebih baik dan menemukan cara memudahkan otak belajar dan
mengingat informasi. Bila kita memahami cara membantu otak bekerja bagi kita,
kita akan bisa mengerahkan seluruh potensi mental dan fisik kita.
Buzan (2005:21) menjelaskan ada tujuh langkah cara membuat mind map:
1) Mulai dari bagian tengah permukaan secarik kertas kosong yang diletakkan dalam
posisi memanjang.
tingkat kedua kedua dan ketiga pada tingkat pertama dan kedua, dan seterusnya.
Gambar 8. Contoh mind map pada analisis SWOT (Sumber: Yoga, 2009:65)
5) Grafik
Grafik adalah penggambaran sederhana suatu data secara kuantitatif secara akurat
dalam bentuk yang lebih mudah dipahami. Tampilan visual grafik jugalebih menarik
dibanding dengan tabel. Grafik banyak digunakan untuk menerangkan
perkembangan dan perbandingan sesuatu agar dapat menyajikannya secara ringkas
dan jelas data statistik yang diwakilinya.
Banyak jenis grafik yang dapat dipilih dalam menyajikan data. Pemilihan jenis
grafik sangat tergantung pada luas dan kompleksnya informasi yang diharapkan
dapat mewakili dan kemampuan menterjemahkan grafik kepada peserta didik.
Secara garis besar, grafik terdiri dari 4 tipe, yaitu grafik garis, grafik batang, grafik
lingkaran dan grafik bergambar.
Grafik garis adalah grafik berupa garis diatas sebuah bidang. Grafik garis berfungsi
untuk melukiskan kecenderungan-kecenderungan atau menghubungkan dua
ringkasan data. Grafik garis cocok untuk menggambarkan perkembangan
berkelanjutan. Arah garis dapat memberi petunjuk perkembangan. Grafik garis
dapat membantu pembaca menyederhanakan infomasi yang kompleks.
Grafik batang berupa batang-batang yang disusun berdiri, vertikal ataupun
horizontal. Kelemahan grafik batang adalah keterbatasan untuk mendeskripsikan
lebih banyak data. Panjang batang biasanya menunjukkan persentase. Lebar batang-
batang harus sama agar tidak terjadi kebingungan.
Grafik lingkaran relatif mudah dipahami. Sebuah lingkaran dibagi menjadi beberapa
bagian-bagian, tiap bagian mewakili atau prsentase dari keseluruhan.
Grafik simbol atau grafik gambar disebut juga dengan grafik pictorial. Grafik gambar
merupakan sebuah bentuk alternatif dari grafik batang yang mana unit-unit angka
diwakili oleh sebuah gambar sederhana.
6) Diagram
Diagram adalah gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol untuk
menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar. Misalnya untuk
mempelajari organisasi kehidupan dari sel sampai organisme. Diagram merupakan
susunan garis-garis dan lebih menyerupai peta dari pada gambar.
Diagram biasanya digunakan untuk menerangkan suatu proses, prosedur; letak
bagian-bagian atau hubungannya dengan bagian-bagian lain.
BAB V
PERANCANGAN MEDIA AUDIO
L. Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan karakteristik media audio
2. Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam media audio
3. Mahasiswa mampu menjelaskan cara pembuatan media audio
Contoh format penyajian dalam bentuk dialog adalah percakapan dua orang
siswa atau pembicara dalam tes TOEFL. Dalam pembelajaran biologi, guru dapat
memvariasikan cara penyajian mulai dari suara guru langsung atau suara orang
lain yang direkam dalam suatu percakapan. Isi percakapan dapat dirancang
sendiri oleh guru atau mengutip dialog ilmiah yang disiarkan melalui media
masa. Sebagai contoh wawancara seorang wartawan kepada menteri kesehatan
Siti Fadilah Supari mengenai penyebaran virus H2N1. Contoh lainnya adalah
dialog ahli yang disiarkan dari stasiun-stasiun radio. Guru dapat merekamnya
dan menyajikan dalam pembelajaran.
b) Tutorial
Ciri khas dari format ini didalamnya terlibat dua pihak, yaitu siswa yang diberi
bimbingan dan tutor yang memberikan bimbingan. Pola tutorial ini biasanya
lebih interaktif dan terbimbing, materi yang dibahas biasanya lebih intensif
karena jumlah mahasiswa sedikit misalnya satu atau dua orang.
c) Magazine
Tipe media audio magazine ini menyajikan pesan yang lebih bervariasi dan
banyak. Namun informasi tersebut tidak dibahas secara mendalam
d) Drama
Drama berisikan sebuah pesan cerita yang lebih panjang. Didalamnya diperlukan
penokohan dan alur cerita, konflik dan cara penyelesaian konflik. Kelebihan
drama adalah menarik pendengar melalui adanya karakter tokoh dan alur cerita
bahkan bisa menimbulkan rasa penasaran dan ingin tahun yang lebih dalam.
Untuk menyajikan drama, pembuat harus hati-hati agar pesan utama tidak
terabaikan oleh cerita.
O. Pembuatan media audio
Untuk membuat naskah audio yang baik, terlebih dahulu harus memehami unsur-
unsur dalam media audio, sehingga unsur-unsur terebut dapat dikombinasikan dalam
naskah dengan baik.
1. Naratif
Unsur naratif memperhatikan bagaimana penggunaan suara untuk menyampaikan
pesan. Jika suara yang digunakan adalah suara manusia, maka penggunaan bahasa,
kejelasan pelafalan dan intonasi suara menjadi faktor penentu kejelasam informasi
tersebut. Bahasa yang digunakan adalah bahasa percakapan bukan bahasa buku,
sebab bahasa buku terkesan kaku. Bahasa buku jika diperdengarkan hanya mampu
memancing ketertarikan siswa sesaat. Bahasa percakapan hendaknya pendek,
mudah dipahami, hidup dan mengajak pendengar berkomunikasi.
Jika yang diperdengarkan adalah suara hewan atau bunyi-bunyian dari alam, maka
suara tersebut harus diyakinkan mirip dengan aslinya. Pilihlah momen perekaman
suara alam dengan latar yang tidak terkontaminasi oleh suara lainnya. Misal: jika
ingin memperdengarkan suara harimau, maka rekamlah suara itu secara tunggal,
jangan pada saat suara itu muncul bersamaan dengan suara hewan lain dalam satu
gerombolan.
2. Musik
Unsur musik biasanya dipakai dalam pembuatan media audio yang lebih kompleks
seperti drama. Musik sering dijadikan sebagai instrumen latar atau selingan dari
satu informasi ke informasi berikutnya. Musik membantu menghilangkan
kebosanan serta merileks-kan pikiran pendengar. Pilihan jenis musik biasanya
disesuaikan dengan tema dan karakteristik pendengar. Jika yang diinginkan adalah
tema membutuhkan semangat tinggi pendengar, maka gunakan musik dengan
tempo cepat dan beat pendek. Jika tema membutuhkan keseriusan pendengar, maka
gunakan musik dengan tempoo sedang. Pemilihan jenis, jumlah variasi, harmoni dan
tempo musik akan lebih kompleks untuk media audio seperti drama.
Format naskah audio yang umum digunakan biasanya terdiri dari dua kolom
yang terdiri dari kolom pelaku atau pengisi suara dan pesan yang harus
disampaikan.
HANDOUT (10-11)
MEDIA VISUAL TIGA DIMENSI
P. Learning Outcomes :
Mahasiswa mampu mengembangkan dan mensimulasikan media pembelajaran
berbasis visual
Q. Materi Pokok:
Media model (media visual tiga dimensi dan semi tiga dimensi)
1. Karakteristik media visual tiga dimensi dan semi tiga dimensi
2. Macam-macam media visual tiga dimensi dan semi tiga dimensi
R. Uraian Materi
I. Karakteristik Media Pembelajaran Tiga Dimensi
Media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang
penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud
sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan
yang mewakili aslinya. Benda asli ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran
dapat dibawa langsung ke kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia
sesungguhnya di mana benda asli itu berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa
ke kelas atau kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ke tempat di mana benda itu
berada, maka benda tiruannya dapat pula berfungsi sebagai media pembelajaran yang
efektif.
Media tiga dimensi yang dapat diproduksi dengan mudah, adalah tergolong
sederhana dalam penggunaan dan pemanfaatannya, karena tanpa harus memerlukan
keahlian khusus, dapat dibuat sendiri oleh guru, bahannya mudah diperoleh di
lingkungan sekitar. Moedjiono (1992) mengatakan bahwa media sederhana tiga
dimensi memiliki kelebihan-kelebihan: memberikan pengalaman secara langsung,
penyajian secara kongkrit dan menghindari verbalisme, dapat menunjukkan obyek
secara utuh baik konstruksi maupun cara kerjanya, dapat memperlihatkan struktur
organisasi secara jelas, dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas. Sedangkan
kelemahan-kelemahannya adalah: tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah yang
besar, penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatannya rumit.
II. Macam-macam media visual tiga dimensi dan semi tiga dimensi
Belajar benda sebenarnya melalui widya wisata.
Widya wisata adalah kegiatan belajar yang dilaksanakan melalui kunjungan
ke suatu tempat di luar kelas sebagai bagianintegral dari seluruh kegiatan akademis
dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh
dengan belajar melalui widya wisata adalah:
- siswa memperoleh pengalaman langsung sehingga proses belajar menjadi lebih
bermakna,
i. membangkitkan minat siswa untuk menyelidiki, melatih seni hidup bersama dan
tanggung jawab bersama,
ii. menciptakan kepribadian yang komplit bagi guru dan siswa,
iii. mengintegrasikan pengajaran di kelas dengan kehidupan dunia nyata. Sedangkan
kelemahan-kelemahannya adalah: sulit dalam pengaturan waktu, memerlukan biaya
dan tanggung jawab ekstra, obyek wisata yang jarang memberikan peluang yang
tepat dengan tujuan belajar.
Globe.
Globe (model perbandingan), adalah benda tiruan dari bentuk bumi yang diperkecil.
Globe dapat memberikan keterangan tentang permukaan bumi pada umumnya dan
khususnya tentang lingkungan bumi, aliran sungai, dan langit. Tujuan penggunaan globe
adalah: menunjukkan bentuk bumi yang sebenarnya dalam skala kecil, menunjukkan
jarak pada suatu titik tertentu, menunjukkan skala-skala tentang jarak pada lingkungan
yang luas. Ukuran gloge yang paling umum adalah 8, 12, 16, 20, 24 inci. Globe untuk
perseorangan cukup berukuran 8 inci, sedangkan untuk kelas adalah 12 atau 16 inci.
Boneka.
Boneka yang merupakan salah satu model perbandingan adalah benda tiruan dari
bentuk manusia dan atau binatang. Sebagai media pendidikan, dalam penggunaannya
boneka dimainkan dalam bentuk sandiwara boneka. Penggunaan boneka dalam
pendidikan telah populer sejak tahun 1940-an di Amerika. Di Indonesia, penggunaan
boneka sudah lumrah, misalnya wayang golek (di Jawa Barat) digunakan untuk
memainkan ceritera Mahabarata dan Ramayana. Macam-macam boneka dibedakan atas:
boneka jari (dimainkan dengan jari tangan), boneka tangan (satu tangan memainkan
satu boneka), boneka tongkat seperti wayang-wayangan, boneka tali sering disebut
marionet (cara menggerakkan melalui tali yang menghubungkan kepala, tangan, dan
kaki), boneka bayang-bayang (shadow puppet) dimainkan dengan cara
mempertontonkan gerak bayang-bayangnya. Keuntungan menggunakan boneka adalah:
efisien terhadap waktu, tempat, biaya, dan persiapan; tidak memerlukan keterampilan
yang rumit; dapat mengembangkan imajinasi dan aktivitas anak dalam suasana gembira.
Agar penggunaannya menjadi efektif, maka harus memperhatikan hal-hal: merumuskan
tujuan pengajaran secara jelas, didahului dengan pembuatan naskahnya, lebih banyak
mementingkan gerak ketimbang verbal, dimainkan sekitar 10-15 menit, diselingi
dengan nyanyian, ceritera disesuaikan dengan umur anak, diikuti dengan tanya jawab,
siswa diberi peluang memainkannya.
HANDOUT (11-12)
MEDIA CETAK
S. Learning Outcomes :
Mahasiswa mampu membedakan berbagai tipe media visual cetak dalam pembelajaran
biologi/IPA
T. Materi Pokok:
Media cetak
4. Komponen Handout
5. Komponen Modul
6. Komponen LKS
U. Uraian Materi
1. Handout
1. Pengertian Handout
Handouts merupakan selebaran yang di bagikan (to hand out) oleh
dosen/guru kepada mahasiswa/siswa berisi tentang bagian materi pelajaran,
kutipan, tabel, dan sejenisnya, untuk memperlancar pelaksanaan proses belajar
mengajar.
Menurut Badan Pengembangan Akademik Universitas Islam Indonesia
(2009) Handout atau HO adalah “segala sesuatu” yang diberikan kepada mahasiswa
ketika mengikuti kegiatan perkuliahan. HO dimaksudkan untuk memperlancar dan
memberikan bantuan informasi atau materi pembelajaran sebagai pegangan bagi
mahasiswa.
Menurut Prastowo (2011:79) handout adalah bahan pembelajran yang
sangat ringkas. Bahan ajar ini bersumber dari beberapa literatur yang relevan
terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik.
Bahan ajar ini diberikan kepada peserta didik guna memudahkan mereka saat
mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian bahan ajar ini tentunya bukanlah
sesuatu bahan ajar yang mahal, melainkan ekonomis dan praktis.
Handout merupakan suatu naskah tulisan yang mendukung,
mengembangkan, mengelola atau paling tidakmenyediakan tindak lanjut dari
pelatihan. Selalu sangat penting bagi para peserta untuk menerima handout.
Handout adalah sarana pelatihan yang berdayaguna karena, apabila disusun dan
didisain dengan baik, menyediakan bantuan informasi yang diberikan selama sesi
pelatihan dan tetap diingat oleh peserta untuk waktu yang lama.
2. Fungsi Handout
Media pembelajran ini tentunya memiliki fungsi-fungsi tertentu seperti yang
diungkapkan oleh steffen dan peter ballstaedt dalam prastowo (2011:80) fungsi
hand out antara lain:
1. Membantu peseta didik agar tidak perlu mencatat
2. Sebagai pendamping penjelasan pendidik
3. Sebagai bahan rujukan peserta didik
4. Memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar
5. Pengingat pokok-pokok materi yang diajarkan
6. Memberi umpan balik.
Pada saat membuat handout untuk pelatihan paling baik untuk memikirkan
tentang bagaimana handout tersebut dapat dipergunakan setelah pelatihan
berakhir. Handout anda akan sangat berhasil apabila peserta dapat
menggunakannya:
5. Untuk mengingatkan kembali apa yang telah mereka pelajari
6. Untuk meningkatkan pengetahuan mereka lebih jauh dengan membaca materi
yang tidak ada di dalam kursus
3. Komponen Handout
Ini adalah sebuah transkrip verbatim dari kata-kata para pembicara. Seorang
pembicara yang berpengalaman jarang membaca sebuah naskah tertulis, namun
mereka membuat sesuatu untuk publikasi berdasarkan pada perkuliahan yang
sering diberikan.
Ini adalah suatu handout yang sangat cepat dan mudah untuk dibuat, terutama
apabila tidak ada handout yang direncanakan sebelumnya. Namun, jenis handout
ini cenderung tidak memiliki nilai yang berarti bagi orang yang tidak hadir pada
perkuliahan tersebut.
Garis besar apa yang akan dicakup dalam perkuliahan dapat membantu para
peserta untuk menyesuaikan diri selama sesi tersebut. Dapat juga merupakan
bagian handout, tempat kosong untuk para peserta mengisi rinciannya dengan
catatan mereka sendiri
Garis besar kursus sesuai apabila pelatihan lebih dari sehari atau dua hari. Garis
besar kursus ini menjelaskan kepada para peserta tentang subyek apa yang akan
dicakup setiap hari.
vi. Bibliografi
vii. Webliografi
Webliografi adalah sebuah daftar URL atau Wesite yang sesuai untuk subyek
pelatihan. Meskipun tidak memungkinkan untuk membuat naskah tertulis dari
webliografi, namun dapat lebih berguna dalam bentuk floopy disk atau CD, karena
pengetikan dalam URL dari sebuah handout memerlukan waktu dan cenderung
gagal. Seperti pada bibliografi, webliografi perlu dikelola dengan baik dan sangat
berguna untuk memberikan keterangan. Website jauh lebih dinamis daripada
publikasi naskah tertulis, sementara ini merupakan suatu kekuatan yang nyata,
yang membantu para peserta untuk memperoleh akses informasi setiap
menit yang juga berarti bahwa informasi tersebut dapat berubah atau hilang
semuanya. Sangat penting bahwa anda memeriksa webliografi anda untuk selalu
menjaga informasi tetap akurat.
Suatu daftar kata adalah sebuah daftar istilah dengan definisi khusus untuk
subyek, atau bidang keahlian tertentu. Biasanya disusun secara alfabet dan dapat
tunjuk silang atau berdiri sendiri yang mencakup sinonim atau istilah luas dan
istilah sempit. Meskipun ada daftar kata yang dipublikasi, namun sangat berguna
untuk membuatnya sendiri sebagai referensi umum sehingga kelas anda
mengetahui apa yang anda maksud apabila anda menggunakan istilah-istilah
khusus.
ix. Uraian singkat tentang riwayat hidup para instruktur dan para
pembicara
Uraian singkat tentang riwayat hidup para instruktur dan para pembicara
memberikan informasi kepada para peserta tentang pengalaman dan keahlian
orang-orang yang memberikan pelatihan. Ini dapat membantu kelas untuk
menyusun pertanyaan yang lebih berkaitan dan mengambil manfaat sepenuhnya
dari keahlian instruktur tersebut.
x. Daftar peserta
Kebanyakan individu senang menerima sebuah daftar anggota kelasnya. Daftar
tersebut biasanya disusun secara alfabet berdasarkan nama akhir dan paling tidak
berisi nama dari pejabat organisasi. Tergantung dari persetujuan kelas, daftar
peserta juga dapat berisi alamat dan nomor telepon yang dapat dihubungi.
Sama halnya dengan garis besar kursus, program atau jadwal kegiatan pelatihan
menginformasikan para peserta tentang subyek-subyek apa yang akan tercakup
selama pelatihan. Jadwal kegiatan biasanya diberikan sebagai bagian dari publikasi
pelatihan atau paling tidak sebagai materi pra-kursus, tetapi lebih baik
memasukkannya sebagai handout seandainya peserta lupa membawanya.
xii. Diagram
Diagram dapat memberikan ilustrasi atau catatan tentang subyek masalah dari
setiap sesi pelatihan. Kadang bagian dari proses pembelajaran dapat tergantung
pada kelas yang mengkopi diagram tersebut, tetapi sering lebih efektif untuk
memberikan kelas sebuah kopinya.
Garis besar latihan memberikan instruksi tertulis untuk latihan, menjelaskan apa
yang diinginkan oleh para instruktur terhadap kelas untuk melakukannya atau
mendiskusikannya dan membuat cara feedback. Ini berarti anggota perorangan
dari kelompok dapat merujuk pada garis besar ini untuk mengklarifikasi
pemahaman mereka terhadap instruksi lisan. Handout ini juga dapat memberikan
tempat bagi kelompok untuk menulis catatan untuk mereka sendiri dan
menggunakannya sebagai dasar untuk respon mereka kepada kelas sebagai suatu
keseluruhan.
Artikel yang dipublikasi yang mendukung atau menambahkan sesi pelatihan dapat
merupakan handout yang sangat bermanfaat yang tidak memerlukan banyak
pekerjaan dari instruktur. Namun, pastikan untuk menjelaskan mengapa anda
memberikannya dan pastikan anda tidak melanggar hak cipta.
Jenis handout ini terdiri dari kopi dokumen atau dokumen sampel yang sesuai
untuk topik diskusi. Studi kasus dan presentasi tentang prosedur dan praktek
khususnya memberikan berbagai macam jenis materi, seperti contoh-contoh
kebijakan.
Lembar ujian dan jenis lembar kerja adalah handout yang dapat mendukung,
memberikan pendahuluan, atau membantu sebuah perkuliahan, atau bahkan
keseluruhan kursus tersebut. Handout ini dapat digunakan sebagai suatu latihan,
sebagai suatu alat bagi peserta untuk mengevaluasi pengetahuan mereka sendiri
sebelum dan sesudah sesi pelatihan. Pada bagian handout, selembar jawaban
setelah latihan akan dapat membantu para peserta.
2. Modul
1. Pengertian Modul
Modul adalah satuan program pembelajaran yang terkecil, yang dapat dipelajari
oleh mahasiswa sendiri secara perseorangan (self instructional) setelah mahasiswa
menyelesaikan satu satuan dalam modul, selanjutnya mahasiswa dapat melangkah maju
dan mempelajari satuan modul berikutnya. Modul merupakan paket belajar mandiri
yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara
sistematis untuk membantu peserta didik mencapai tujuan belajar
Pembelajaran dengan menggunakan modul, merupakan strategi tertentu dalam
menyelenggarakan pembelajaran individual. Modul pembelajaran, sebagaimana yang
dikembangkan di Indonesia, merupakan suatu paket bahan pembelajaran (learning
materials) yang memuat deskripsi tentang tujuan pembelajaran, lembaran petunjuk
dosen yang menjelaskan cara mengajar yang efisien, bahan bacaan bagi mahasiswa,
lembaran kunci jawaban pada lembar kertas kerja mahasiswa, dan alat-alat evaluasi
pembelajaran.
Perlu dipahami bahwa letak atau posisi tinjauan mata pelajaran di dalam modul
sangat tergantung kepada pembagian pokok bahasan dalam mata pelajaran. Mungkin
saja satu mata pelajaran terdiri atas beberapa pokok bahasan, sehingga tinjauan mata
pelajaran terletak pada modul pertama saja. Contohnya, pada modul 1 terdapat
tinjauan mata pelajaran, sementara modul 2, dan 3 dst tidak terdapat tinjauan mata
pelajaran karena sudah terletak pada modul 1. Tetapi tidak menutup kemungkinan
pada setiap modul disertakan tinjauan mata pelajaran untuk menuntun siswa dalam
memahami kegunaan mata pelajaran.
10. Pendahuluan
Pendahuluan suatu modul merupakan pembukaan pembelajaran suatu modul. Oleh
karena itu, dalam pendahuluan seyogyanya memuat hal-hal sebagai berikut:
Di dalam kegiatan belajar terdapat uraian atau penjelasan secara rinci tentang isi
pelajaran yang diikuti dengan contoh-contoh konkrit dan non contoh. Sedapat
mungkin uraian ini diikuti gambar, bagan atau grafik. Urutan penyajian seperti ini
yang dimulai dengan penjelasan kemudian diikuti dengan contoh. Urutan penyajian
dapat pula dimulai dengan contoh dan non contoh, atau kasus-kasus kemudian diikuti
dengan penjelasan tentang konsep yang dimaksud.
Sajian materi modul memperhatikan elemen uraian dan contoh yang dirancang
untuk menumbuhkan proses belajar dalarn diri pembaca. Berikut akan dijelaskan
kedua elemen dasar yang ada dalarn sajian materi modul.
a. Uraian
Uraian dalarn sajian materi modul adalah paparan materi-materi pelajaran
berupa: fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil, teori, nilai,
prosedur/metode, keterampilan, hukum, dan masalah. Paparan tersebut
disajikan secara naratif atau piktorial yang berfungsi untuk merangsang dan
mengkondisikan tumbuhnya pengalaman belajar (learning experiences).
Pengalaman belajar diupayakan menampilkan variasi proses yang
memungkinkan siswa memperoleh pengalaman konkret, observasi reflektif,
konseptualisasi abstrak, dan ekperimentasi aktif Jenis pengalaman pelajaran
disesuaikan dengan kekhususan setiap mata pelajaran, misalnya untuk mata
pelajaran yang bersifat keterampilan berbeda dengan yang bersifat pengetahuan.
b. Contoh
Contoh adalah benda, ilustrasi, angka, gambar dan lain-lain yang
mewakili/mendukung konsep yang disajikan. Contoh bertujuan untuk
memantapkan pemahaman pembaca tentang fakta/data, konsep, prinsip,
generalisasi/dalil, hukum, teori, nilai, prosedur/metode, keterampilan dan
masalah.
12. Latihan
Latihan adalah berbagai bentuk kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh siswa
setelah membaca uraian sebelumnya. Gunanya untuk memantapkan pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap tentang fakta/data, konsep, prinsip, generalisasi/dalil,
teori, prosedur, dan metode. Tujuan latihan ini agar siswa benar-benar belajar secara
aktif dan akhirnya menguasai konsep yang sedang dibahas dalam kegiatan belajar
tersebut. Latihan disajikan secara kreatif sesuai dengan karakteristik setiap mata
pelajaran. Latihan dapat ditempatkan di sela-sela uraian atau di akhir uraian.
13. Rambu-rambu Jawaban latihan
Rambu-rambu jawaban latihan merupakan hal-hal yang harus diperhatikan oleh
siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan. Kegunaan rambu-rambu jawaban ini
adalah untuk mengarahkan pemahaman siswa tentang jawaban yang diharapkan
dari pertanyaan atau tugas dalam latihan dalam mendukung tercapainya kompetensi
pembelajaran.
14. Rangkuman
Rangkuman adalah inti dari uraian materi yang disajikan pada kegiatan belajar dari
suatu modul, yang berfungsi menyimpulkan dan memantapkan pengalaman belajar
(isi dan proses) yang dapat mengkondisikan tumbuhnya konsep atau skemata baru
dalam pikiran siswa.
3. LKS
1. Pengertian LKS
LKS merupakan lembaran di mana siswa mengerjakan sesuatu terkait dengan
apa yang sedang dipelajarinya. Sesuatu yang dipelajari sangat beragam, seperti
melakukan percobaan, mengidentifikasi bagian-bagian, membuat tabel, melakukan
pengamatan, menggunakan mikroskop atau alat pengamatan lainnya dan menuliskan
atau menggambar hasil pengatamantannya, melakukan pengukuran dan mencatat
data hasil pengukurannya, menganalisis data hasil pengukuran, dan menarik
kesimpulan. Untuk mempermudah siswa melakukan proses-proses belajar,
digunakanlah LKS.
Beberapa definisi LKS muncul terkait dengan kegiatan belajar tersebut, seperti
(1) a sheet of paper used for the preliminary or rough draft of a problem, design, etc.,
(2) a piece of paper recording work being planned or already in progress, (3) a sheet of
paper containing exercises to be completed by a pupil or student
(http://www.contentextra.com ). Menurut definisi di atas, LKS adalah selembar
kertas untuk (1) menyusun skema pemecahan masalah atau membuat desain, (2)
mencatat data hasil pengamatan, dan (3) lembar diskusi/latihan kerja siswa. Ratna
Wilis Dahar (1986) menyatakan bahwa LKS adalah lembar kerja yang berisikan
informasi dan interaksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan sendiri suatu
aktifitas belajar, melalui praktek atau penerapan hasil-hasil belajar untuk mencapai
tujuan intruksional.
LKS merupakan lembar kerja bagi siswa baik dalam kegiatan intrakurikuler
maupun kokurikuler untuk mempermudah pemahaman terhadap materi pelajaran
yang didapat (Azhar, 1993 : 78). LKS (lembar kerja siswa) adalah materi ajar yang
dikemas secara integrasi sehingga memungkinkan siswa mempelajari materi tersebut
secara mandiri (http://pustaka.ut.ac.id). Berdasarkan definisi di atas, LKS di dalam
mata pelajaran yang berbeda akan berbeda pula bentuknya. LKS di dalam mata
pelajaran IPA umumnya berisi panduan kegiatan penyelidikan atau eksperimen, tabel
data, dan persoalan yang perlu didiskusikan siswa dari data hasil percobaan. LKS
untuk mata pelajaran bahasa berisi latihan terkait dengan kemampuan membaca,
menulis, mendengar dan berbicara. LKS untuk pelajaran matematika bisa berisi
persoalan matematika bergambar, persoalan cerita matematis, atau operasi
matematis. LKS untuk pelajaran seni lukis dapat berisi latihan mewarnai,
menggambar, dan ekspresi seni. Dengan demikian, LKS berbeda-beda bentuknya
antarmatapelajaran yang berbeda.
LKS untuk siswa SD, SMP, dan SMA atau bahkan perguruan tinggi juga
berbeda-beda. LKS untuk SD biasanya sederhana dan bergambar. Hal itu disesuaikan
dengan tingkat perkembangan mental anak yang masih bersifat operasional konkrit.
Untuk siswa sekolah menengah, LKS lebih abstrak sesuai dengan tingkat
perkembangan mental mereka yang menurut Piaget (1970) sudah mampu berfikir
formal.
Lembar kerja siswa erbeda dengan modul dan handout, bahan pembelajaran
cetak berbentuk LKS (lembar kerja siswa) dikemas dengan hanya enekankan pada
latihan, tugas atau soal-soal saja. Walaupun hanya menekankan pada hal tersebut,
LKS tetap menyajikan uraian materi namun disajikan secara singkat. Soal-soal yang
disajikan dalam LKS harus benar-benar dikembangkan berdasarkan pada analisis
tujuan pembelajaran/kompetensi yang telah dijabarkan kedalam indicator
pencapaian.
Agar tetap mampu membelajarkan secara baik, LKS tidak hanya memuat
serangkaian soal dan tugas tetapi juga menyediakan rambu-rambu pengerjaannya
sehingga siswa benar-benar dapat mempelajari bahan pembelajaran melalui soal-
soal dan tugas. Selain itu kesimpulan disetiap akhir pokok bahasan juga tetap harus
disampaikan sebagai perulangan dan penguatan materi untuk siswa.
2. Komponen LKS
Meskipun tidak sama persis, komponen LKS meliputi hal-hal berikut:
8. Nomor LKS, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah guru mengenal dan
menggunakannya. Misalnya untuk kelas 1, KD, 1 dan kegiatan 1, nomor LKS-nya
adalah LKS 1.1.1. Dengan nomor tersebut guru langsung tahu kelas, KD, dan
kegiatannya.
9. Judul Kegiatan, berisi topik kegiatan sesuai dengan KD, seperti Komponen
Ekosistem.
10. Tujuan, adalah tujuan belajar sesuai dengan KD.
11. Alat dan bahan, jika kegiatan belajar memerlukan alat dan bahan, maka dituliskan
alat dan bahan yang diperlukan.
12. Prosedur Kerja, berisi petunjuk kerja untuk siswa yang berfungsi mempermudah
siswa melakukan kegiatan belajar.
13. Tabel Data, berisi tabel di mana siswa dapat mencatat hasil pengamatan atau
pengukuran. Untuk kegiatan yang tidak memerlukan data, maka bisa diganti dengan
kotak kosong di mana siswa dapat menulis, menggambar, atau berhitung.
14. Bahan diskusi, berisi pertanyaan-pertanyaan yang menuntun siswa melakukan
analisis data dan melakukan konseptualisasi. Untuk beberapa mata pelajaran, seperti
bahasa, bahan diskusi bisa berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat refleksi.
HANDOUT (14)
MEDIA AUDIO VISUAL
V. Learning Outcomes :
Mahasiswa mampu mengembangkan dan mensimulasikan media pembelajaran
berbasis audio-visual
W. Materi Pokok:
1. Pengertian media audio visual
2. Karakteristik media audio visual
3. Manfaat dan tujuan media audio visual
4. Langkah penggunaan media audio visual
X. Uraian Materi
1. Pengertian Media Audio Visual
Media Audio visual merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut
media pandang dan dengar”. Penyajian materi bisa di ganti oleh media dan guru bisa
beralih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa
untuk belajar. Contoh media audio visual, diantaranya program video atau televisi,
dan program slide suara (soundslide) Hamdani (2011: 249).
Menurut Rinanto (1982 : 21) “audio visual adalah suatu media yang terdiri
dari media visual yang disingkronkan dengan media audio yang sangat
memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah antara guru dan anak didik di dalam
proses PBM”. Contoh media audio visual, diantaranya program video atautelevisi, dan
program slide suara (soundslide).
Media audio-visual disebaut juga sebagai media video. Video merupakan media yang
digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam media video terdapat
dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio
memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui
pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan penciptakan pesan belajar
melalui bentuk visualisasi. Menurut Ronal Anderson (1994:99), media video adalah
merupakan rangkaian gambar elektronis yang disertai oleh unsur suara audio juga
mempunyai unsur gambar yang dituangkan melalui pita video (video tape).
Rangkaian gambar elektronis tersebut kemudian diputar dengan suatu alat yaitu
video cassette recorder atau video player.
Menurut Syaiful dan Azwan (2002:141) Media ini dibagi lagi ke dalam dua
kategori, yaitu:
1. Audio-visual diam yaitu: media yang menampilkan suara dan gambar diam
seperti: film bingkai suara, film rangkai suara, dan cetak suara.
2. Audio-visual gerak yaitu: media yang dapat menampilkan unsur suara dan
gambar yang bergerak seperti: film suara dan video-cassette, televisi, OHP, dan
komputer.
HANDOUT (15)
MEDIA AWETAN
A. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu membuat media awetan
B. Materi Pokok
1. Fungsi Media Awetan
2. Media awetan tumbuhan dan cara pembuatannya
3. Media awetan hewan dan cara pembuatannya
C. Uraian Materi
b) Kegunaan Herbarium
c) Macam-macam herbarium
d) Herbarium Kering
2) Pengapitan (pressing)
Untuk organ bunga, susun mahkota bunga agar tidak ada yang
terlipat.untuk organ daun yang mudah layu, harus direntang dengan hati-hati.
Setelah itu, specimen tumbuhan dikeringkan dengan menggunakan oven atau
microwave.
Setiap spesimen memiliki sifat dan karakter yang berbeda. Untuk itu.
perlakuan awal terhadap spesimen tumbuhan yang sudah dikoleksi harus
mempertimbangkan karakter spesimen tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan
antara lain:
Bunga yang memiliki kelenjar nectar lebih cepat busuk atau lunak jika
nektarnya tidak dikeluarkan segera.
Jika tumbuhan yang akan diapit memiliki struktur yang tebal dan tidak rata,
gunakan lembaran plastic spons (plastic bergabus atau berbahan poliutren)
setebal 1 cm masing-masingnya sebelum specimen diapit dengan lapisan
kertas Koran. Pelapisan dengan plastic bergabus ini berguna untuk
membantu distribusi tekanan yang berbeda terhadap specimen. Lapisan
foam juga dapat diganti dengan kertas Koran yang dilipat-lipat sampai
mencapai ketebalan tertentu. Perlakuan harus hati-hati dan pastikan tidak
terbentuk bercak kabut yang lembab. Jika tetap menggunakan lapisan gabus,
sebaiknya alirkan udara hangat disekitar pengapit atau ganti lapisan kertas
pengering sesering mungkin.
Tumbuhan sukulen seperti kaktus, berbagai spesies Ficus, menggugurkan
daun selama musim kemarau atau mempertahankan daunnya untuk periode
waktu tertentu. Hal ini dapat dicegah dengan mematikan tumbuhan tersebut
terlebih dahulu sebelum diapit, dengan cara menjemur beberapa jam atau
mencelupkannya ke dalam air yang dipanaskan selama beberapa menit atau
letakan dalam microwave. Buah berukuran besar dan/ atau buah sukulen
sangat lebih baik jika dijadikan tampilan irisan longitudinal dan
transactional.Setelah jaringan tumbuhan tersebut dimatikan, lalu diapit dan
diganti kertas pengapitnya setiap hari. Setelah itu dikeringkan. Waktu yang
dibutuhkan untuk pengeringan adalah sekitar lebih dari satu bulan.
Alga berukuran besar bisa dijaga dari kabut untuk beberapa har, tetapi
sangat lebih baik dikeringkan sesegera mungkin. Untuk alga yang sangat
besar atau berfilamen, tempel alga tersebut dalam sebuah wadah berair
dangkal. Lembaran tempelan diletakan dalam wadah dan tempelkan
specimen diatas kertas lalu tarik perlahan dari air. Karena specimen jenis ini
cendrung lengket dengan kertas kering, maka pengapitan langsung dilakukan
dikedua sisi kertas tempelan. Untuk kertas pengapit bagian atas, pilih
bahannya yang tidak mudah lengket, seperti muslin.
3) Pengeringan (drying)
Memberi label setiap specimen yang telah kering dengan isi label adalah
tanggal koleksi (Date), Collector ( nama orang yang mengoleksi), Nomor
Collector (nomor urut koleksi yang dipunyai oleh setiap kolektor), family (nama
suku tumbuhan), Species (nama jenis), Lokasi (laokasi tempat koleksi), nama
lokasi kecil dan arah serta jarak lokasi dari kota terdekat yang ada dalam peta,
serta tinggi tempat dari permukaan laut, nama daerah dan catatan tambahan.
Dalam herbarium ada dua macam etiket, yaitu etiket gantung yang berisi
tentang; nomer koleksi, inisial nama kolektor, tanggal pengambilan spesimen
dan daeran tingkat II tempat pengambilan (untuk bagian depan) dan nama
ilmian spesimen (untuk bagian belakang). Pada etiket tempel yang harus
dicantumkan antara lain; kop( kepala surat) sebagipengenal indentitas
kolektor/lembaga yang menaungi, (No)nomer koleksi,(dd)tanggal ambil, familia,
genus, spesies, Nom. Indig(nama lokal), (dd) tanggal menempel,
(determinasi)nama orang yang mengidentifikasi spesimen itu, (insula) pulau
tempat mengambil, (m. alt) ketinggian tempat pengambilan dari permukaan air
laut, (loc) kabupaten tempat pengambilan, dan (annotatione) deskripsi spesimen
tersebut.
6) Penempelan (Mounting)
7) Penyimpanan herbarium.
8) Spesimen Tipe
9) Pemeliharaan Herbarium
Pembekuan
Penggunaan Racun
Penggunaan Alkohol
Hama fungi biasanya menyerang specimen yang lembab. Spesimen
yang mengandung eksudat gula atau kelenjar madu dalam jumlah besar, juga
menarik bagi fungi, untuk itu perlu perawatan khusus selama pengeringan
untuk mencegah tumbuhnya jamur. Jika specimen tetap tumbuh pada
specimen, maka jamur bisa disikat dengan alcohol atau alcohol terdenaturasi.
a) Taksidermi
Gambar 1. Taksidermi
Perhatikan hewan kelompok A dan kelompok B di atas ...
Dari kedua gambar di atas sekilas nampak tidak bisa dibedakan mana hewan
yang sudah diawetkan dan mana yang belum diawetkan. Kelompok hewan A
adalah hewan yang masih hidup, sedangkan kelompok B hewan yang sudah
diawetkan dengan proses yang disebut taksidermi.
Taksidermi merupakan istilah pengawetan untuk hewan pada umumnya,
vertebrata pada khususnya, dan biasanya dilakukan terhdap hewan yang
berukuran relatif besar dan hewan yang dapat dikuliti termasuk beberapa jenis
reptil, burung, dan mammalia. Organ dalam dikeluarkan dan kemudian dibentuk
kembali seperti bentuk asli ketika hewan tersebut hidup (dikuliti, hanya bagian
kulit yang tersisa). Pengetahuan tentang kulit ini, sering dipakai sebagai bahan
referensi untuk identifikasi hewan vertebrata, dan juga untuk menunjukkan
bemacam-macam varietas yang terdapat di dalam species.
Dengan kata lain taksidermi merupakan pengetahuan tentang skinning
(pengulitan), preserving (pengawetan kulit), stuffing (pembentukan), dan
mounting/opzet/pajangan (penyimpanan sesuai kondisi waktu hidup). Dalam
konteks jenis media pembelajaran, taksidermi dikenal sebagi salah satu bentuk
media awetan kering yang berasal dari hewan.
Pembuatan Taksidermi
Pembuatan taksidermi meliputi proses pengumpulan/ penangkapan
(collecting/cathcing), pematian (killing), pembedahan dan pengulitan (dissecting
and skinning), pengawetan kulit (preserving), pembentukan (stuffing), dan
penempelan/ pemajangan (mounting).
Pembentukan (Stuffing)
Stuffing adalah kegiatan menata hewan dengan cara mengisi bagian tubuh
yang telah dikosongkan dengan kapas atau bahan pemadat lainnya, sehingga
menyerupai tampilan hewan yang sesungguhnya. Selain itu, juga digunakan
kawat berbagai ukuran yang dibentuk sedemikian rupa sebagai penyangga
(pengganti rangka). Bagian celah yang terbuka disatukan lagi dengan cara dijahit.
Bagian yang masing mengandung sedikit otot seperti bibir, telinga, dan jari
diinjeksi dengan formalin 10%. Selanjutnya spesimen yang sudah jadi
dikeringkan.
Pemeliharaan
b) Awetan Rangka
c) Insektarium
Ada beberapa senyawa kimia yang biasa dipakai sebagai pengawet, antara lain
alcohol dan asam asetat atau gabungan kedua senyawa tersebut dengan komposisi
tertentu. Untuk itu, dalam setiap specimen perlu diberi label pada wadahnya mengenai
pengawet yang digunakan.
Untuk awetan tumbuhan ini , jika FAA tidak ada dapat kita ganti dengan 1 liter spritus
ditambah 10 gram kapur barus dan asam cuka. Jika spritus tidak ada dapat diganti dengan
alkohol 50% ditambah dengan aquades. Bahan pengawet yang di tidak merusak warna yaitu
FAA, seperti yang dijelaskan sebelumnya jika FAA tidak ada dapat diganti dengan
spritus+kapur barus+ asam cuka, nah asam cuka ini yang tidak merubah atau merusak warna dari
tumbuhan.
Cara pengawetan hewan (taksodermi)
Ada 2 yaitu :
a. pengawetan ragi tape dan tempe, tempat terdapat mikroorganisme (makhluk hidup) dengan
menggunakan energi yang ada (minim)
b. mikroba pada awetan nata de coco diletakkan pada suhu rendah memanfaatkan energi yang
minim, sehingga tidak berkembang biak namun tetap hidup
d. pengawetan biji pada tempat yang kering untuk memperpanjang masa dormansi
2. Pengawetan Kering
c. obat bius : DEE ( Dietil Eter ) tidak untuk dibunuh dan dapat hidup seperti sediakala
f. zat pengawet ( formalin ) untuk mengawetkan makhluk hidup, jika tidak ada formalin, dapat
diganti dengan spiritus tambah kapur barus
MODUL IV
Pendidikan generasi muda dalam membentuk sumber daya manusia yang potensial
merupakan kunci utama kemajuan suatu bangsa. Inti pendidikan itu sendiri pada dasarnya
adalah proses alih informasi dan nilai-nilai yang ada. Selama proses ini terjadi, pengalaman
dan penalaran pengambilan keputusan seseorang akan bertambah baik. Hasil akhir suatu
proses pendidikan adalah terbentuknya seseorang yang mampu berdiri sendiri, bekerja dan
tidak pernah berhenti untuk belajar serta mengembangkan hal-hal yang telah diperolehnya.
Permasalahan yang berkaitan dengan pendidikan komputer akan dibahas dalam tulisan ini.
Tujuan dari penyajian modul ini adalah agar mahasiswa mampu ’melek mata’ dalam
menyikapi kemajuan teknologi elektronik yang semakin canggih. Dengan pengenalan dasar
dasar komputer ini diharapkan mahasiswa merasa tidak asing lagi dengan globalisasi dunia
teknologi pendidikan.
51
52
B. Uraian Materi
1. Mengenal Komputer
Pemakaian komputer di Indonesia pada umumnya masih berkisar sebagai alat bantu dalam
hanya sebagai alat bantu untuk mempresentasikan informasi. Hambatan utama umumnya
hanya karena masalah "tak kenal maka tak sayang". Hal ini menimbulkan berbagai hal
seperti buta komputer, perasaan takut pada komputer, dan sebagainya. Proses pengenalan
komputer memang membutuhkan waktu dan perlu dilakukan secara bertahap, baik di
sekolah dasar maupun sekolah menengah. Prinsip belajar sambil bermain yang
merangsang agar berani mengambil resiko perlu diterapkan. Hal ini diharapkan
Ada beberapa langkah umum yang dapat ditempuh agar seseorang dapat bekerja
53
tentang komputer mulai dari istilah, perintah, cara kerja, dan konfigurasi yang
digunakan.
design).
dapat digunakan untuk latihan soal bahkan untuk mensimulasi hukum-hukum alam
(seperti fisika, kimia, biologi). Sebagian program ini bahkan dapat diperoleh secara
cuma-cuma karena merupakan program untuk masyarakat umum (public domain). Pada
tahap ini, cara berfikir siswa/mahasiswa dapat ditingkatkan dengan bantuan komputer.
yang tinggi.
konsep-konsep seperti basis data, aplikasi tabel untuk membantu pemecahan masalah
dapat digunakan. Kemampuan untuk meninjau informasi yang ada dan
tahap ini, siswa/mahasiswa dapat mengenal secara umum perangkat yang ada di
komputer.
54
e. Jika prasarana fisik memungkinkan, maka pada tahapan ini diinformasikan konsep
Sarana fisik jaringan komputer mutlak diperlukan untuk memungkinkan hal ini terjadi.
f. Pada tahap akhir, kemampuan untuk membuat sendiri program- program yang
Tiap tahapan di atas memiliki sifat berdiri sendiri walaupun satu tahapan
merupakan kelanjutan tahapan yang lain. Setiap orang dapat berhenti pada setiap tahapan
Bentuk interaksi yang dapat diaplikasikan dengan komputer adalah praktek dan
latihan (drill & practice), tutorial, permainan, simulasi, penemuan (discovery), dan
Unit Pusat Proses - The Central Processing Unit (CPU) adalah otak dari sebuah
komputer yang terdapat di dalam komputer. Monitor memiliki layar yang digunakan untuk
menampilkan informasi. Key board untuk mengetik atau memasukkan data. Bagian ini memiliki
tuts untuk huruf-huruf khusus, angka, dan tombol-tombol fungsi. Mouse
55
paling sering dipergunakan untuk mengarahkan berbagai macam hal berbeda di layar. Mouse
mempunyai tombol penekan yang dapat mengerjakan sesuatu ketika ditekan. Mouse juga
dapat digunakan untuk meng-klik. Meng-klik adalah menekan tombol mouse sekali dan
lepaskan segera. Apabila terdapat dua tombol pada mouse, pengguna akan lebih banyak
menggunakan tombol sebelah kiri. Namun, pengguna juga dapat menggunakan tombol klik
sebelah kanan pada waktu-waktu tertentu.. Pada waktu-waktu tertentu, pengguna juga
akan meng-klik dua kali. Meng-klik dua kali berarti menekan tombol sebelah kiri dua kali
dengan sangat cepat. Meng-klik dua kali ini biasanya digunaka. n untuk membuka atau
memulai sesuatu. Menyeret/dragging adalah jenis gerakan lain yang dapat anda kerjakan
dengan mouse. Menyeret/dragging dikerjakan dengan menekan terus tombol sebelah kiri
sambil menggerakkan mouse. Apabila telah menekan tombol sebelah kiri mouse, maka akan
dapat diseret/drag ke arah kiri, kanan, atas, bawah, atau arah-arah lainnya. Di bawah ini
a b c d
2) Klik kiri menu Start, muncul menu baru, pilih tulisan All Program.
3) Arahkan kursor pada All Program, muncul menu baru, antara lain
Microsoft Office.
4) Arahkan kursor pada kata Microsoft Office, muncul menu baru, seperti
Microsof Word
(a) Arahkan kursor pada Menu Bar bertulisan “File” pada bagian kiri
atas, kemudian klik kiri, maka akan muncul menu baru, antara lain
tulisan “Save As”.
58
(b) Arahkan kursor pada “Save As”, kemudian klik kiri, akan muncul
berikut ini.
Gambar 13. Menu Save untuk Penyimpanan Data
yaitu akan tersimpan pada data ’My Documents’ atau ‘Data D’.
59
4) Pilih data yang akan saudara proses, misalnya My Dokuments atau data D.
5) Klik kiri sebanyak 2 x pada tanda file yang dikehendaki, sehingga data yang
1) Cari tulisan New Folder, dengan cara klik kanan pada tulisan new folder, maka
2) Klik kiri new folder, muncul kolom, lalu buat nama folder atau memberi nama
folder dengan cara klik kanan di folder yang akan diberi nama.
60
d. Cara menghapus Folder:
1) Klik kanan Folder yang akan dihapus, maka muncullah informasi baru yang
2) Klik kiri kata Delete, kemudian klik Yes, maka folder yang diharapkan hilang dari
Recycle Bin.
Jika data dalam folder terlanjur dibuang, pada hal data tersebut sangat
diperlukan pada waktu selanjutnya, maka kita dapat mengambil kembali data
yanga terbuang tersebut. Cara atau langkah pengambilan kembali data yang
1) Jika data yang terbuang masih dalam pemrosesan, Kliklah kata Edit pada
Menu Bar, kemudian akan muncul informasi baru, yang salah satunya berupa
kata ‘Undo’. Kliklah kata Undo tersebut, sehingga data Folder yang terbuang
2) Jika data atau folder yang terbuang telah terjadi sebelum kita mengoperasikan
ulang komputer, maka kita harus mencari data atau folder tersebut di tempat
61
kannya, kliklah data tersebut, kemudian dilanjutkan dengan mengklik menu
berupa kata ‘Restore”. Data atau folder yang terlanjur dibuang tersebut akan
sangat sederhana, cukup klik kiri tanda File pada Menu Bar, kemudian klik
‘Close’. Jika muncul menu baru berupa Pilihan “Yes – No – Cancel”, maka
1) Cara pertama: Non aktifkan komputer dengan mengklik kata “Start”, kemudian
2) Cara kedua: :Klik tanda “Start”, muncul menu baru, antara lain kata dan
62
muncul tampilan baru. Kliklah kata “Turn”, maka komputer akan non aktif.
C. Ringkasan Materi
sebagai berikut.
2. Pada tahap ini ditanamkan keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari komputer.
3. Tahapan berikutnya, komputer yang berisi perangkat lunak lainnya dapat digunakan untuk
latihan soal bahkan untuk mensimulasi hukum-hukum alam (seperti fisika, kimia, biologi).
menggunakan komputer.
6. Pada tahap akhir, kemampuan untuk membuat sendiri program-program yang dibutuhkan
dapat dikembangkan.
63
Cara sederhana mengaplikasikan komputer:
dokumen -- simpan.
Klik kanan New Folder -- Klik kiri new folder -- buat nama
D. Kegiatan Belajar
1. Latihan
Bar dan menu-menu lainnya, Sebelum saudara mulai menggunakan komputer, saudara
perlu belajar dasarnya. Ini termasuk mempelajari nama-nama bagian komputer, dan juga
di depan saudara.
64
2. Tugas
Atas pada komputer yang saudara miliki di rumah, tunjukkan hasil kerja
E. Evaluasi
tertentu?
MODUL V
langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat menjelaskan
65
66
B. Uraian Materi
data prestasi siswa, data base buku/library, dan kegiatan administratif sekolah,.
Pada zaman sekarang, CAI dan CMI bersamaan fungsi dan kegiatannya, dimana
67
cepat.
siswa/mahasiswa yang sedang belajar. Berbagai disiplin ilmu dan komputer bergabung
membantu proses pembelajaran. Oleh karena proses ini merupakan salah satu komponen
pendidikan, maka dapat ditegaskan bahwa komputer memegang peranan penting sebagai
munculnya teori-teori tentang human information processing, para ahli dibidang komputer
dan kognitif melihat bahwa komputer untuk pendidikan dapat berfungsi lebih dari sekedar
68
dengan bantuan Artificial Iintelligence AI). Peningkatan cara berfikir ini dirasakan penting
"aktif" bermain-main dengan informasi. Perangkat lunak dapat dibuat interaktif, dapat
memungkinkan anak didik berkembang sesuai dengan keadaan dan latar belakang
kecepatan tinggi, tidak perlu menunggu teman lainnya yang memerlukan waktu lebih lama
penggabungan visual dan audio yang dianimasikan, sehingga cocok untuk kegiatan
69
pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar yang lebih tinggi. Teknologi internet
siswa/mahasiswa melakukan komunikasi dengan sumber ilmu secara lebih luas jika
menunjang murid yang mengalami keterbatasan ruang dan waktu untuk tetap dapat
memperoleh pengetahuan yang luas. Kondisi ini mampu menghilangkan jarak antara
pakar dengan anak didik. Suasana yang nonformal menjadikan pembelajaran lebih
efektif.
kerja yang lazim digunakan adalah microsoft Power Point. Sajian data
70
3) Arahkan kursor ke kata tersebut dan akan muncul lagi tampilan baru
Point’.
4) Klik kiri kata tersebut dan akan muncullah tampilan slide yang siap
untuk digunakan.
dapat melakukan tindakan berupa klik Slide yang akan diberi Latar,
Background.
Gambar 15. Tampilan Background Slide
71
akan diberikan efek, kemudian dari Menu Bar yang terpampang di klik
bawah ini
Gambar 16. Tampilan Background
(a) Pilih text box/obyek yang akan diberikan animasi, kemudian berikan
72
Bacground tidak menghalangi text, text yang diketik tidak terlalu atau
terlalu panjang, huruf mudah terlihat (tidak terlalu kecil), tidak terlalu
dilakukan beberapa tahap, yaitu Klik Slide Show Pada Menu Bar, krmudian
mengKlik gambar layar pada bagian kiri Menu. Untuk pindah ke Slide
melalui internet dapat dilakukan secara interpersonal (misalnya e-mail dan chatting) atau
secara masal, yang dikenal sebagai one to many communication (misalnya mailing list).
Internet juga mampu hadir secara real time audio visual seperti pada metoda
73
yaitu berperan sebagai media interpersonal dan massa; bersifat interaktif, memung-
siswa/mahasiswa melakukan komunikasi dengan sumber ilmu secara lebih luas bila
teknologi informasi internet, yaitu arus informasi tetap mengalir setiap waktu tanpa ada
batasan waktu dan tempat, mudah mendapatkan sumber literatur yang lengkap, aktivitas
Internet Explorer* pada desktop. Perhatikan program yang dimulai dalam jendela/window
baru. Jendela ini berada di atas desktop. Kotak judul yang terdapat di atas jendela/window
yang terletak di bawah desktop juga memberitahu anda bahwa terdapat lebih dari
74
C. Ringkasan Materi
dirancang dan diprogram ke dalam sistem tersebut. Sistem CAI menggunakan komputer
secara langsung untuk menyampaikan isi pelajaran, memberikan latihan dan mengetes
power point debagai berikut: Kliklah tanda Start di pojok kiri bawah, maka akan
muncul tampilan baru, yang salah satunya berupa kata ‘All Program’..Sewaktu
kursor diarahkan pada tanda tersebut, akan muncul lagi tampilan baru yang salah
satu kata-katanya adalah ‘Microsoft Office’. Arahkan kursor ke kata tersebut dan
akan muncul lagi tampilan baru dengan kata-kata yang salah satunya berupa tulisan
‘Microsoft Power Point’. Klik kiri kata tersebut dan akan muncullah tampilan slide
. Internet sebagai media pendidikan mampu menghadapkan karakteristik yang khas, yaitu
75
dengan sumber ilmu secara lebih luas bila dibandingkan dengan hanya menggunakan
media konvensional.
mengalir setiap waktu tanpa ada batasan waktu dan tempat, mudah mendapatkan sumber
literatur yang lengkap, aktivitas pembelajaran lebih meningkat, daya tampung meningkat,
D. Kegiatan Belajar
1. Latihan
yang saudara buat, Jika terdapat kendala operasi, diskusikanlah dengan teman.
jasa, antara lain berupa email dan Jaringan Internet Seluruh Dunia/ World Wide
komputer dengan seorang teman untuk mendapatkan sumber online bagi para guru.
76
www.intel.com/education
yang bukan anda cari. Tekan tombol Enter atau klik tombol Go.
--.------------------------------------------------------------------------------------------..
---.-----------------------------------------------------------------------------------------..
----.----------------------------------------------------------------------------------------..
--..-.----------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------
........................................................................................................
2. Tugas
MS Power Point !
77
E. Evaluasi
Depdikbud. Jakarta.
Jakarta.
Bandung.
a) http://www.jstor.org/stable/1222203, diakses tanggal 12 Juli 2010.