Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nisi Elpina

Npm : 1610013221020
Prodi : Pendidikan Biologi

Peran Guru Dalam Keberhasilan Pendidikan


Saat ini permasalahan yang menimpa bidang pendidikan sangat beragam dan tergolong
berat. Mulai dari sarana dan prasarana pendidikan, tenaga pengajar yang kurang, serta
tenaga pengajar yang belum kompeten. Kondisi sekolah yang memprihatinkan, ruang kelas
bocor bila hujan dan sebagian sekolah ambruk. Maka tidaklah aneh kalau kondisi
pendidikan kita jauh dari keberhasilan. Salah satu permasalahan yang menimpa dunia
pendidikan adalah kompetensi guru. Guru yang harusnya memiliki kompetensi sesuai
ketentuan dan kebutuhan, nyatanya hanya sedikit yang masuk kategori tersebut.
Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk dapat membentuk kompetensi dan
kualitas pribadi anak didiknya. Untuk mencapai hal demikian timbul pertanyaan,
sebenarnya peran apa saja yang harus dimiliki oleh seorang guru sehingga anak didik bisa
berkembang optimal? Beragam pertanyaan dapat menyebabkan beban mental bagi seorang
calon guru ataupun guru yang sudah lama mengabdi. Apakah saya mampu menjadi guru
yang ideal? Peran apa yang harus saya lakoni untuk menjadi guru yang ideal? Demikian
pertanyaan yang timbul dalam hati seorang guru yang berniat mengabdikan sisa hidupnya
di dunia pendidikan.
Daoed Yoesoef (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok
yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan (sivic mission). Jika
dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan dengar logika
dan estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika.
Tugas-tugas profesional dari seorang guru yaitu meneruskan atau transmisi ilmu
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum diketahui anak dan
seharusnya diketahui oleh anak.Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik
agar dapat memenuhi tugas-tugas utama dan manusia kelak dengan sebaik-baiknya. Tugas-
tugas manusiawi itu adalah transformasi diri, identifikasi diri sendiri dan pengertian
tentang diri sendiri.Tugas kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga
negara yang baik, turut mengemban dan melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh
bangsa dan negara lewat UUD 1945 dan GBHN.
Ketiga tugas guru itu harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam kesatuan organis
harmonis dan dinamis. Seorang guru tidak hanya mengajar di dalam kelas saja tetapi
seorang guru harus mampu menjadi katalisator, motivator dan dinamisator pembangunan
tempat di mana ia bertempat tinggal.Ketiga tugas ini jika dipandang dari segi anak didik
maka guru harus memberikan nilai-nilai yang berisi pengetahuan masa lalu, masa sekarang
dan masa yang akan datang, pilihan nilai hidup dan praktek-praktek komunikasi.
Pengetahuan yang kita berikan kepada anak didik harus mampu membuat anak didik itu
pada akhimya mampu memilih nilai-nilai hidup yang semakin komplek dan harus mampu
membuat anak didik berkomunikasi dengan sesamanya di dalam masyarakat, oleh karena
anak didik ini tidak akan hidup mengasingkan diri. Kita mengetahui cara manusia
berkomunikasi dengan orang lain tidak hanya melalui bahasa tetapi dapat juga melalui
gerak, berupa tari-tarian, melalui suara (lagu, nyanyian), dapat melalui warna dan garis-
garis (lukisan-lukisan), melalui bentuk berupa ukiran, atau melalui simbul-simbul dan
tanda tanda yang biasanya disebut rumus-rumus.
Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu kualitas pendidikan
bangsa. Untuk itu guru sebagai komponen kunci dalam pendidikan dituntut untuk mampu
menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik – baiknya untuk mewujudkan
kejayaan pembangunan bangsa. Untuk dapat melaksakan fungsi guru dengan baik, maka
guru perlu meningkatkan mutu dan kualitasnya. Peningkatan mutu dan kualitas guru ini
diperlukan untuk memberikan proses pembelajaran yang berkualitas sehingga peserta didik
terbentuk karakter yang kuat dan cerdas.
Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam kegiatan belajar peserta didik
dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik
dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru
dalam berkomunikasi.Jika factor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran
peserta didik dapat belajar dengan baik. Guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi
jelas bagi peserta didik dan terampil dalam memecahkan masalah.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran, yaitu :
Membuat ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis, Mensintesis, Bertanya, Merespon,
Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan, Memberikan pandangan yang bervariasi,
Menyediakan media untuk mengkaji materi standar, Menyesuaikan metode pembelajaran,
Memberi nada perasaan. Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru-guru
harus senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang telah
dimilikinya ketika mempelajari materi standar.
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan
dan pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan itu.Dalam hal ini, istilah
perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional,
kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. Sebagai pembimbing
perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi.
Saat ini sedikit sekali guru yang bisa dikatakan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa,
kebanyakan guru saat ini cenderung bekerja hanya berorientasi pada pendapatan, sehingga
kebanyakan guru tidak mempunyai nilai moral yang tinggi serta lupa akan tugas mereka
sebagai pendidik, hal ini bisa dilihat dari beberapa kasus yang terjadi dimana guru dan
kepala sekolah terlibat dalam kasus korupsi dana sekolah, contoh lain ketika ujian nasional
berlangsung dimana guru bersama siswa bekerja sama untuk berbuat curang.
Winarno Surakhmad (1969 : 1) menyatakan bahwa semakin sungguh sungguh suatu
pemerintahan dalam membangun negaranya, makin menjadi urgent kedudukan guru.
Peranan yang sedemikian itu akan semakin tampak jika dikaitkan dengan kebijaksanaan
dan program pembangunan dalam pendidikan dewasa ini, yaitu yang berkenaan dengan
peningkatan mutu dan relevansi pendidikan, yang diarahkan kepada peningkatan mutu
lulusan atau hasil pendidikan itu sendiri. Dalam keadaan semacam itu, guru sudah
seharusnya memiliki kualifikasi sesuai dengan bidang tugasnya.
Guru bukan hanya sekedar penyampai pelajaran, bukan pula sebagai penerap metode
mengajar, melainkan guru adalah pribadinya, yaitu keseluruhan penampilan serta
perwujudan dirinya dalam berinteraksi dengan siswa. H. W. Bernard (1961:127-128)
menyatakan bahwa pribadi guru lebih dari apa yang diucapkan dan metode yang
digunakannya yang menentukan kadar dan arah pertumbuhan siswa. Beliau juga
mengemukakan bahwa banyak penelitian yang menyatakan adanya akibat langsung pribadi
guru terhadap tingkah laku siswa. Dalam keseluruhan pendidikan, guru merupakan faktor
utama. Dalam tugasnya sebagai pendidik, guru banyak sekali memegang berbagi jenis
peranan yang harus dilaksanakan. Peranan adalah suatu pola tingkah laku tertentu yang
merupakan ciri-ciri khas semua petugas dari suatu pekerjaan atau jabatan tertentu.Guru
merupakan ujung tombak dalam meningkatkan kualitas pendidikan, dimana guru akan
melakukan interaksi landsung dengan peserta didik dalam pembelajaran di ruang kelas.
Melalui proses belajar dan mengajar inilah berawalnya kualitas pendidikan. Artinya, secara
keseluruhan kualitas pendidikan berawal dari kualitas pembelajaran yang dilaksanakan
oleh guru di ruang kelas.
Keberhasilan pendidikan di indonesia bisa dikatakan belum sepenuhnya berhasil.
Dikarenakan, masih adanya penduduk Indonesia yang tidak bisa membaca, menulis,
berhitung dan buta warna maka sulit untuk memajukan pembangunan Bangsa yang akan
berimbas pada kemunduran berbagai sektor baik ekonomi, pemerintahan dan kesejahteraan
bangsa Indonesia. Sehingga
Berbicara masalah rendahnya pendidikan di Indonesia maka tak lepas dari
peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru. Guru merupakan unsur yang paling
penting dalam proses pendidikan. Tanpa adanya guru, pendidikan hanya menjadi slogan
dan pencitraan karena segala bentuk kebijakan dalam sektor pendidikan pada akhirnya
yang akan menentukan tercapainya tujuan pendidikan adalah guru. Guru menjadi titik
sentral dan awal dari semua pembangunan pendidikan.
Guru merupakan ujung tombak dalam meningkatkan kualitas pendidikan, dimana
guru akan melakukan interaksi landsung dengan peserta didik dalam pembelajaran di ruang
kelas. Melalui proses belajar dan mengajar inilah berawalnya kualitas pendidikan. Artinya,
secara keseluruhan kualitas pendidikan berawal dari kualitas pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru di ruang kelas.
Tanpa mengurangi dan meniadakan peran serta fungsi yang lain, kinerja guru
merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam keberhasilan
pendidikan. Karena apapun tujuan-tujuan dan putusan-putusan penting tentang pendidikan
yang dibuat oleh para pembuat kebijakan sebenarnya dilaksanakan dalam situasi belajar
mengajar di kelas (Sumantri Manaf, 1988:106).
Salah satu dari sekian banyak dampak ketika tidak terlaksananya peran dan fungsi guru
secara maksimal misalnya, tidak terbinanya akhlak dan moral siswa. Beberapa kebiasaan
buruk siswa seperti tidak berlaku disiplin dari berbagai peraturan yang telah disepakati
bersama, malas, kurang berlaku sopan dan sebagainya, hal itu berarti tugas guru sebagai
pendidik belum maksimal. Tugas mengajar mungkin sudah terlaksana dengan baik, tapi
tugas mendidik? Karena itu, beberapa peran dan tugas guru di atas merupakan sebuah
keharusan untuk diimplementasikan walaupun memerlukan pemikiran dan pengorbanan
yang lebih banyak. Dengan cara ini barangkali barulah guru dapat dikatakan sebagai
sebuah profesi, dimana guru mampu memberikan solusi terbaik dari berbagai masalah
yang dialami kliennya.
Apabila,semua guru bisa menjalankan peran yang sesuai dengan tepat dan benar maka
pendidikan di indonesia akan berhasil dan sukses. Sehingga, guru sangat berperan penting
dalam suatu keberhasilan pendidikan. Dan Guru merupakan ujung tombak dalam
meningkatkan kualitas pendidikan oleh karena itu kita sering menyebut guru sebagai
pahlawan tanpa tanda jasa. Tanpa adanya seorang guru dunia tidak akan menghasilkan
warga yang cerdas dan kita juga akan mengalami buta aksara. Kita tidak akan mengenal
teknologi yang canggih seperti yang kita rasakan saat ini. Karna, pada dasarnya negara
membutuhkan bangsa yang cerdas untuk dijadikan pemimpin dan penerus generasi bangsa
semua itu dilihat dari berhasil atau tidaknya suatu pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai