EFISIENSI METABOLISME
Dosen Pengampu:
I Made Oka Riawan, S. Pd, M. Sc
Oleh:
Gloria Jessica Situmorang
2113041039 (3B)
B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui dan memahami metode penentuan efisiensi metabolisme hewan secara
gravimetri.
2. Melakkan pengukuran tingkat efisiensi metabolisme hewan invertebrata dan vertebrata
dengan berbagai variasi faktor eksternal.
C. Landasan Teori
Metabolisme merupakan salah satu proses yang sangat penting yang terjadi pada
makhluk hidup, disebut penting karena dalam proses ini selain terjadi reaksi yang simultan
juga terjadi proses penghasilan energi untuk kelangsungan hidup mahkluk hidup (Palsson,
2009). Proses metabolisme yang terjadi di dalam sel makhluk hidup seperti pada tumbuhan
dan manusia, melibatkan sebagian besar katalisator baik berlangsung secara katabolisme
maupun anabolisme. Pada saat berlangsungnya peristiwa reaksi biokimia enzim berfungsi
untuk mempercepat reaksi kimia yang menghasilkan senyawa ATP dan senyawa-senyawa
lain yang juga memiliki energi tinggi.
Adapun metode yang digunakan dalam praktikum ini yaitu metode gravimetri.
Metode gravimetri ialah metode yang paling sederhana untuk mengukur efisiensi
metabolisme hewan. Penghitungan efisiensi dilakukan dengan cara mendata persentase
makanan yang dikonsumsi oleh hewan tersebut. Hal ini biasanya sangat tergantung pada jenis
pakan, berat badan individu, dan kondisi lingkungan. Efisiensi metabolisme juga dapat
diperkirakan dengan memperhatikan perubahan berat badan hewan dari awal hingga akhir.
Pertambahan berat badan idealnya merupakan manifestasi dari hasil pertambahan
massakomponen fisiologis hewan sebagai akibat dari proses metabolisme. (Riawan, 2016).
E. Prosedur Kerja
Praktikum 1. Efisiensi Metabolisme Pada Mencit (Mus musculus)
1. Menyediakan 1 unit kandang mencit yang bersih dan lengkap dengan wadah makanan dan
minuman.
2. Menaruh jenis pelet yang telah dibagi pada masing-masing kandang (120 gram per
kandang) dan air ditempatkan dalam wadah minuman (50 ml).
3. Menimbang berat awal ketiga mencit percobaan dan catat sebagai berat awal (B0).
4. Memasukkan tiga ekor mencit per kandang dan tempatkan pada posisi yang aman dengan
memperhatikan pencahayaan selama 6 hari.
5. Menimbang berat badan mencit, berat pakan yang terpisah serta berat feses dan mengukur
suhu setiap 2 hari.
6. Mencatat data pada tabel pengamatan dan lakukan penghitungan efisiensi metabolisme
mencit .
7. Menghitung efisiensi metabolisme dengan menentukan persentase pakan yang diabsorbsi
oleh mencit pada pencernaannya dari total pakan yang dikonsumsi.
Efisiensi Metabolisme
98%
96%
94%
92%
90%
88% Efisiensi Metabolisme
86%
84%
Ketan Beras Beras Pelet Godem
hitam putih merah
1 2 3 4 5
2 Berat Awal
Berat Akhir
0 Selisih
Tanah Tanah Tanah Tanah Pasir
-2 sawah kandang kebun humus
1 2 3 4 5
-4
-6
b. Pembahasan
Berdasarkan tabel pengamatan diatas maka dapat disimpulkan bahwa berat awal
mencit menurun. Kemudian setelah diberi perlakuan berat berat badan mencit pada
pengamatan 1 dan pengamatan 2 bertambah, namun pada pengamatan 3 berat badan mencit
di tiap masing-masing pakan menurun. Hal ini dikarenakan jenis-jenis pakan mencit yang
meiliki kandungan protein yang berbeda-beda. Berdasarkan literatur hal ini karena
Pertambahan berat badan pada suatu individu dipengaruhi antara lain oleh faktor nutrisi.
Dimana nutrisi yang paling tinggi berada di jenis pakan pelet. Nutrisi pada dasarnya adalah
nutrien atau zat gizi yang terdapat dalam pakan yang masuk ke dalam tubuh individu sebagai
konsumsi pakan. Jadi mencit yang mengalami kenaikan berat badan lebih tinggi dari mencit
lain ialah mencit dengan jenis pakan pelet, dimana berat badan mencapai 36 gram, sedangkan
mencit yang paling ringan adalah pada jenis pakan beras putih dengan berat badan 25, 5
gram.
Rudyatmi, Ely, dkk. (2016). Sumber Belajar Penunjang PLPG Paket Keahlian Biologi.Tanpa
kota: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Gurudan Tenaga
Pendidikan.