Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN EKOLOGl TUMBUHAN

TEKNIK SAMPLING ANALISIS VEGETASI TANPA PLOT


[METODE TITIK SENTUH (POINT INTERCEPT METHOD)]

NAMA : AZIZAH MUTMA

NIM : 19032059

PRODI/KELAS : BIOLOGI C

KELOMPOK :-

DOSEN : Dr. VAUZIA M.Si


ASISTEN DOSEN : 1. VINA IRENE S
2. YUNI SELFIA

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
PRAKTIKUM VI

TEKNIK SAMPLING ANALISIS VEGETASI TANPA PLOT


[METODE TITIK SENTUH (POINT INTERCEPT METHOD)]

A. Tujuan Praktikum
Mengetahui ukuran minimal plot yang akan digunakan dalam sampling analisis vegetasi.

B. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Kamis, 29 Oktober 2020
Pukul : 13.20 - 15.50 WIB
Tempat : Dirumah

C. Dasar Teori

Teknik pengambilan sampel titik-intersep adalah metode umum untuk


memperoleh informasi kuantitatif tutupan vegetasi yang telah diterapkan secara luas di
sejumlah program pemantauan lokal dan nasional. Namun, penggunaan data titik
potong dalam proyek penginderaan jauh menjadi rumit karena perbedaan dalam cara
penghitungan indikator tutupan vegetasi. Keputusan tentang apakah akan
menggunakan penyadapan tanaman dari lapisan kanopi mana pun (yaitu, setiap
tanaman yang terkena tutupan) atau hanya tanaman pertama yang memotong di setiap
titik yaitu penutup yang terkena serangan dari atas) dapat mengakibatkan perbedaan
dalam perkiraan tutupan yang digunakan untuk melatih dari jarak jauh - citra yang
dirasakan ( Karl, 2017 : 156).

Menurut Bonham (1989), metode titik sentuh adalah frekuensi yang digunakan
di sepanjang jalur transek. Pengguna harus menyadari bahwa garis adalah unit sampel
dan lebih baik memiliki lebih sedikit titik per baris dan lebih banyak garis daripada
sebaliknya ( Silvy, 2012 : 392 ).
Menurut Bullock (1996), titik kuadrat digunakan pada vegetasi pendek jika
diperlukan perkiraan tutupan yang sangat akurat. terutama dalam jangka pendek.
Vegetasi dicatat dengan memasukkan jarum panjang atau peniti ke bawah melalui
vegetasi dan mencatat salah satu atau semua spesies yang disentuh. Metode ini dapat
diterapkan pada satu pin yang diulang berkali-kali, tetapi lebih sering pin dikelompokkan
ke dalam bingkai untuk mempermudah perekaman. Pin iften digunakan dalam bingkai,
persentase penutup diperkirakan pada interval 10%. Titik kuadrat juga dapat digunakan
untuk merekam struktur kanopi, yang seringkali penting dalam studi penggembalaan.
Menurut Goodall (1953), kuadrat titik dapat memberikan perkiraan tutupan yang tepat,
meskipun perkiraan persentase tutupan untuk spesies yang berbeda dapat bervariasi
dengan diameter pin. Goodall (1953) juga berpendapat mereka paling baik digunakan
pada vegetasi sederhana, pendek dan tidak berlapis: vegetasi tinggi, tus socky atau
berlapis lebih sulit untuk dicatat karena banyaknya jumlah sentuhan. Kuadrat titik
sangat sensitif terhadap perubahan struktur dan komposisi vegetasi dan paling baik
digunakan untuk menganalisis efek jangka pendek. Mereka kurang berguna untuk studi
jangka panjang ( Hill, 2005 : 217 ).

Menurut Fachrul (2007), frekuensi merupakan salah satu parameter vegetasi


yang dapat menunjukkan pola distribusi atau sebaran jenis tumbuhan dalam ekosistem
atau memperlihatkan pola distribusi tumbuhan, frekuensi dipengaruhi oleh : 1.
Pengaruh luas petak: semakin besar jumlah jenis terambil frekuensi semakin besar. 2.
Pengaruh penyebaran suatu jenis dalam suatu area: semakin merata penyebaran jenis
tertentu, nilai frekuensinya semakin besar sedangkan nilai frekuensinya yang kecil atau
penyebaran semakin tidak merata pada suatu area atau kawasan yang diamati. 3.
Pengaruh ukuran jenis tumbuhan: tumbuhan yang tajuknya sempit akan mempunyai
peluang terambil lebih besar daripada luasan yang sama sehingga frekuensi semakin
besar ( Rahim, 2017 : 8-9 ).

Penutup tanah (ground cover) merupakan lapisan paling bawah dari berbagai
komunitas tumbuhan yang terdiri atas verba, rumput, semak, dan pakis yang menutupi
lantai hutan. Umumnya komunitas tumbuhan ini dikenal dengan istilah ground flora.
Dalam komunitas tumbuhan penutup tanah terdapat anakan pohon yang tumbuh baik
berkelompok maupun berpencar tergolong sebagai generasi tumbuhan (pohon) berikut
( Waggai, 2009 : 151).

Untuk mempelajari komposisi vegetasi perlu dilakukan pembuatan petak-petak


pengamatan yang sifatnya permanen atau sementara. Menurut Soerianegara (1977)
petak-petak tersebut dapat berupa petak tunggal. Petak ganda atau berbentuk jalur
atau dengan metode tanpa petak. Pola komunitas vegetasinya dapat dianalisis dengan
menggunakan metode ordinasi ( Sosilawaty, 2020 : 15).

D. Alat dan Bahan

1. Alat

 Point Frequency Frame


 Gunting tanaman
 Plastik
 Buku acuan untuk mengidentifikasi tumbuhan
2. Bahan

 Label

E. Cara Kerja

1. Memilih satu tegakan vegetasi yang akan diteliti, misalnya padang rumput.
2. Meletakkan bingkai pada lokasi berbeda yang dipilih secara acak dari area kajian,
minimal 5 lokasi.
3. Mencatat jenis yang tertusuk pertama kali oleh kawat setiap peletakkan bingkai.

F. Hasil Pengamatan
Peletakan 1 Peletakan 2 Peletakan 3 Peletakan 4 Peletakan 5

Axonopus Cyperus rotundus Cyperus kyllingia Centella asiatica Polygonum sp.


compressus Polygonum sp. Cyperus kyllingia Setaria sp. Ageratum
Axonopus Polygonum sp. Mimosa pudica Axonopus conyzoides
compressus Mimosa pudica Cynodon dactylon compressus Ageratum
Axonopus Mimosa pudica Cynodon dactylon Axonopus conyzoides
compressus Asystasia Andropogon compressus Cyperus kylling
Cyperus kyllingia gangetica aciculatus Cyperus kyllingia Axonopus
Asystasia Centella asiatica Centella asiatica Cyperus kyllingia compressu
gangetica Centella asiatica Axonopus Andropogon Axonopus
Asystasia Axonopus compressus aciculatus compressu
gangetica compressus Mimosa pudica Mimosa pudica Axonopus
Centella asiatica Axonopus Mimosa pudica Mimosa pudica compressu
Centella asiatica compressus Mimosa pudica Cynodon dacty
Centella asiatica Cynodon dacty
Mimosa pudica Cynodon dacty
Peletakan 6 Peletakan 7 Peletakan 8 Peletakan 9 Peletakan 1

Cyperus kyllingia Cyperus rotundus Cyperus rotundus Cyperus kyllingia Mimosa pudica
Axonopus Cyperus rotundus Cyperus rotundus Axonopus Axonopus
compressus Axonopus Centella asiatica compressus compressus
Axonopus compressus Andropogon Asystasia Andropogon
compressus Axonopus aciculatus gangetica aciculatus
Cyperus kyllingia compressus Axonopus Cyperus rotundus Andropogon
Andropogon Eleusine indica compressus Axonopus aciculatus
aciculatus Axonopus Andropogon compressus Axonopus
Andropogon compressus aciculatus Centella asiatica compressus
aciculatus Polygonum sp. Eleusine indica Andropogon Polygonum sp.
Axonopus Ageratum Eleusine indica aciculatus Polygonum sp.
compressus conyzoides Axonopus Ageratum Ageratum
Axonopus Ageratum compressus conyzoides conyzoides
compressus conyzoides Axonopus Ageratum Andropogon
Peletakan 1 Peletakan 2 Peletakan 3 Peletakan 4 Peletakan 5

Ageratum Ageratum compressus conyzoides aciculatus


conyzoides conyzoides Polygonum sp. Andropogon
Axonopus aciculatus
compressus

G. Pembahasan

Praktikum hari ini tentang metode titik sentuh (point intercept method) dengan
tujuan menghitung nilai penting vegetasi semak atau padang rumput. Dilihat dari
tujuan, berarti metode titik sentuh ini hanya di gunakan utuk mengukur vegetasi bawah
atau vegetasi dasar yaitu herba, rerumputan dan lain lain.

Saat menghitung vegetasi bawah, kita menggunakan metode titik sentuh karena
metode titik sentuh ini lebih efisien, mudah dan menghemat waktu sehingga dapat
mewakili suatu vegetasi dengan waktu yg sebentar.

Metode titik sentuh adalah metode dengan menggunakan batang penyentuh


herba yang berada di bawah garis titik sentuh, yang digunakan untuk menganalisis
wilayah yang ditumbuhi tumbuhan rendah yang rapat seperti rumput,herba dan semak.
Keuntungan metode ini menghemat waktu dalam menghitung jumlah individu. Alat yang
digunakan adalah Point Frequency Frame atau Point Quadrat. Dengan alat ini
didapatkan 2 parameter sekaligus, yaitu cover dan frekuensi.

Ukuran kuadrat harus memenuhi 3 syarat, yaitu sebagai berikut.

 Mencakup sebanyak mungkin jenis tumbuhan dalam komunitas tersebut.

 Habitat harus sehomogen mungkin.

 Penutupan vegetasi dalam kuadrat harus sehomogen mungkin.

Dalam metode titik sentuh ada yang dinamakan peletakan dan sentuhan. Peletakan
adalah tempat diletakkannya point frequency frame. Sentuhan adalah tumbuhan yang
mengenai kawat dari point frequency frame yg ditancapkan.

Rumus yang digunakan dalam metode titik sentuh adalah


H. Kesimpulan

1. Saat menghitung vegetasi bawah, kita menggunakan metode titik sentuh karena
metode titik sentuh ini lebih efisien, mudah dan menghemat waktu.

2. Metode titik sentuh adalah metode dengan menggunakan batang penyentuh herba
yang berada di bawah garis titik sentuh, yang digunakan untuk menganalisis wilayah
yang ditumbuhi tumbuhan rendah yang rapat seperti rumput,herba dan semak.

3. Alat yang digunakan adalah Point Frequency Frame atau Point Quadrat.

4. Dengan alat ini didapatkan 2 parameter sekaligus, yaitu cover dan frekuensi.

5. Dalam metode titik sentuh ada yang dinamakan peletakan dan sentuhan.

Daftar Pustaka

Hill, David., Matthew Fasham., Graham Tucker., Michael Shewry., Philip Shaw. 2005. Handbook
of Biodiversity Methods: Survey, Evaluation and Monitoring. New York : Cambridge
University Press.

Karl, J. W., McCord, S. E., & Hadley, B. C. (2017). A comparison of cover calculation techniques
for relating point-intercept vegetation sampling to remote sensing imagery. Ecological
Indicators, 73, 156-165.
Rahim, Sukirman dan Dewi Wahyuni K. B. 2017. Hutan Mangrove dan Pemanfaatannya.
Yogyakarta : Deepublish.

Silvy, Nova J. 2012. The Wildlife Techniques Manual: Volume 1: Research. Volume 2:
Management 2-vol. set. Maryland : JHU Press.

Sosilawaty. 2020. Struktur dan Komposisi Tegakan Tinggal di Kelompok Hutan Sungai Kuayan
dan Mentaya Kalimantan Tengah. Banten : An1mage.

Waggai, Frans. 2009. Manajemen Hutan. Jakarta : Grasindo.

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai