Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN EKOLOGI TUMBUHAN

TEKNIK SAMPLING ANALISIS VEGETASI DENGAN PLOT

[MINIMAL AREA (SPECIES AREA CURVE METHOD)]

NAMA : Fira Safitri

NIM : 19032127

PRODI/KELAS : Biologi/Sains C

DOSEN : Dr. Hj. Vauzia, M.Si

ASISTEN DOSEN : 1.Vina Irene Sinurat (17032176)

2.Yuni Selfia (17032083)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020

 
PRAKTIKUM V
TEKNIK SAMPLING ANALISIS VEGETASI DENGAN PLOT
[MINIMAL AREA (SPECIES AREA CURVE METHOD)]

A. Tujuan
Mengetahui ukuran minimal plot yang akan digunakan dalam sampling analisis
vegetasi.

B. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Kamis/22 Oktober 2020
Pukul : 13.20 – 15.50 WIB
Tempat : Rumah Fira

C. Dasar Teori
Metode Teknik Analisis Vegetasi merupakan cara mempelajari dan
mengukur vegetasi secara kuantitatif. Banyak metode yang dapat dipakai untuk
Analisis Vegetasi agar dapat mengetahui jenis-jenis tumbuhan yang mendominasi
suatu areal. Dalam analisis vegetasi akan diketahui Indeks Nilai Penting (INP) yang
merupakan penggabungan dari Kerapatan Relatif, Frekwensi Relatif dan Dominasi
Relatif. (Jayadi, 2015)
Analisis vegetasi, merupakan suatu cara mempelajari komposisi dan struktur
jenis vegetasi. Analisis vegetasi merupakan suatu pendekatan dan pengenalan pada
suatu komunitas dengan menggunakan pendekatan ekologi yang mencakup faktor
fisik, kimia dan biologi yang mempengaruhi atribut komunitas seperti kerapatan
spesies, sebaran, serta keanekaragaman spesies penyusunnya. (Maridi, 2014)
Analisis vegetasi merupakan studi untuk mengetahui struktur dan komposisi
vegetasi suatu komunitas. Analisis vegetasi pada kawasan hutan ditujukan untuk
mengetahui struktur vegetasi suatu kawasan, komposisi jenis, dan pola distribusi.
(Jayadi, 2015)
Analisis vegetasi dilakukan dengan menggunakan parameter-parameter
berikut: kepadatan populasi, frekuensi, dominansi, kepadatan relatif, frekuensi
relatif, dominasi relatif, dan nilai kepentingan. Parameter ini digunakan untuk
mengkarakterisasi dan mendeskripsikan populasi yang berfungsi sebagai informasi
penting di wilayah tersebut. (Gamboa, 2019)
Metode analisis vegetasi secara luas dapat dibagi menjadi dua kategori:
fitososiologi, teknik yang sudah tua di mana metode mungkin subjektif pada tingkat
yang lebih besar atau lebih kecil, dan metode yang lebih obyektif yang melibatkan
tingkat kecanggihan matematika, statistik, dan komputasi yang lebih tinggi.
(Causton, 1988)
Pencuplikan di dalam segmen atau komunitas harus memerhatikan bahwa
jenis terwakili selengkap mungkin. Bila yang ditekankan adalah pencuplikan
himpunan tumbuhan berulang, sudah menjadi praktik yang lazim untuk menentukan
apa yang dinamakan area minimum (minimal area) komunitas. Ini didefinisikan
sebagai luas terkecil suatu komunitas yang komposisi jenisnya cukup terwakili.
Luas terkecil ini menjadi petunjuk ukuran releve atau kuadrat yang harus
digunakan. (Kartawinata, 2016)
Species-area curve sering digunakan untuk menggambarkan peningkatan
jumlah spesies dengan bertambahnya area dalam suatu habitat, atau memprediksi
jumlah spesies di suatu kabupaten, wilayah atau negara bagian; perkiraan sering kali
didasarkan pada data bersarang dan harus mengakomodasi analisis statistik untuk
tata letak ini. (Maarel, 2005)
Potensi sumber daya tumbuhan diteliti secara kuantitatif dengan melakukan
analisa vegetasi dan secara kualitatif dengan menggunakan metode Semi Structured
Interview. Analisis vegetasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat
keragaman spesies, struktur populasi serta fungsi ekologis. Analisa vegetasi
dilakukan dengan menggunakan metode yang merupakan kombinasi transek dan
Modified Whittaker Plot. (Adnan, 2008)
D. Alat dan Bahan
 Alat
1. Meteran
2. Pancang (6 buah, masing-masing 50 cm)
3. Tali raffia
4. Gunting tanaman
5. Plastik
6. Buku acuan untuk mengidentifikasi tumbuhan

 Bahan
1. Label

E. Cara Kerja
1. Memilih suatu area semak belukar yang akan dicari minimal area plot
pengamatannya.
2. Meletakkan plot ukuran 0.5×0.5 m, menginventarisasi semua jenis yang berada
dalam plot tersebut.
3. Memperluas plot dua kali ukuran semula, mencatat pertambahan jenis baru yang
hadir pada penambahan ukuran plot ini.
4. Melakukan berulang kali sampai tidak ditemukan lagi penambahan jenis baru
atau penambahan jenis baru ≤10% total jenis.
5. Membuat sistem koordinat (x,y) dimana luas petak contoh sebagai absis (sumbu
x) dan jumlah jenis sebagai ordinat (sumbu y).
6. Menentukan ukuran minimal plot dengan membuat garis bantu 1 yang membuat
sudut 100 terhadap sumbu x, dan garis bantu 2 yang sejajar dengan garis bantu 1
dan menyinggung kurva. Titik yang terdapat pada kurva yang disinggung garis
bantu 2 menunjukkan luas area minimal untuk sampling vegetasi di lapangan.
F. Hasil Pengamatan
Jumlah Kumulatif
A. Plot ke- Ukuran Plot ( ) Nama Spesies
Spesies
Axonopus compressus
1 0,5 × 0,5 m Centella asiatica 3
Cyperus rotundus
Axonopus compressus
Centella asiatica
2 0,5 × 1 m Cyperus rotundus 5
Borreria laevis
Eleusine indica
Axonopus compressus
Centella asiatica
Cyperus rotundus
3 1×1m Borreria laevis 6
Eleusine indica
Panicum repens
Axonopus compressus
Centella asiatica
Cyperus rotundus
4 1×2m Borreria laevis 6
Eleusine indica
Panicum repens
G. Pembahasan
Pada praktikum ekologi tumbuhan pada hari Kamis/22 Oktober 2020 kami
melakukan praktikum mengenai Teknik Sampling Analisis Vegetasi dengan Plot
[Minimal Area (Species Area Curve Method)].  Analisis vegetasi adalah cara
mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi/tumbuh-
tumbuhan.  Analisis vegetasi ini penting agar kita dapat melihat kondisi vegetasi,
relasi (kompetisi, dsb) baik antar spesies maupun intraspesies, bagaimana
lingkungan mempengaruhi vegetasi tersebut, sehingga kita dapat memonitoring.
Dengan monitoring, kita dpt melihat bagaimana status vegetasi tersebut, sehingga
kita dapat melakukan tindakan lanjutan sesuai dengan kondisi vegetasi. Praktikum
kami lakukan di rumah masing-masing dikarenakan situasi pandemi COVID-19
yang tidak memungkinkan melakukan praktikum di laboratorium. Kegiatan
praktikum pada pertemuan kali ini diawali dengan menonton video dari asisten
dosen yang telah tersedia di e-learning maupun di Youtube. Setelah menonton video
arahan dari asisten dosen, kami memahami materi dimana metode minimal area
merupakan metode yang cepat, tepat, dan sederhana.
Analisis vegetasi dapat dilakukan dalam 2 metode yaitu :
1.Metode plot (petak ukur), adalah prosedur yang umum digunakan untuk sampling
berbagai tipe organisme. Bentuk plot biasanya segi empat atau persegi ataupun
lingkaran. Sedangkan ukurannya tergantung dari tingkat keheterogenan komunitas.
2.Metode tanpa plot yaitu suatu metode berupa titik, dalam metode ini bentuk
percontohan atau sampel berupa titik karena tidak menggambarkan suatu luas area
tertentu. contohnya metode kuadrat, yaitu bentuk sampel dapat berupa segi empat
atau lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu.
Jadi sangat jelas perbedaannya antara kedua metode tersebut yaitu Kalo dengan
plot, brarti kita lakukan pengamatan dengan cara membuat plot. Kalo tanpa plot,
contohnya kita gunakan alat untuk melakukan pengamatan, seperti point frequency
frame atau dengan metode point centered quartered.
Pada praktikum ini kita membuat plot dengan ukuran yang beragam. Pada
setiap plot nantinya akan diamati jenis tumbuh-tumbuhan apa saja yang tumbuh
pada daerah tersebut, kemudian akan dilanjutkan dengan membuat perluasan plot
dengan ukuran lebih besar dari plot yang sebelumnya, yang bertujuan untuk melihat
adanya penambahan jenis tumbuhan yang terjaring di dalam area yang telah kita
buat. Jika pada suatu plot yang sudah dibuat tidak ada lagi penambahan jenis
tumbuhannya maka perluasan plot akan diberhentikan.
Selanjutnya plot pertama dibuat dengan ukuran 0,5 x 0,5 m, dalam area kecil
ini didapatkan 3 jenis tumbuhan. Selanjutnya luas daerah atau plot tersebut
diperluas lagi menjadi 0,5 x 1 m, pada area ini ternyata terjadi penambahan jenis
tumbuhan, disini terdapat 2 jenis tumbuhan baru yaitu Borreri alaevis dan Eleusine
indica. Dilanjutkan perluasan area dengan ukuran 1 x 1 m, disini dapat kita lihat
tumbuhan yang ditemukan sama dengan plot sebelumnya, hanya saja terjadi
penambahan 1 spesies baru yaitu Panicum repens. Kemudian plot diperluas dengan
ukuran 1 x 2 m, pada plot yang keempat ini tidak ada lagi terjadi penambahan jenis
tumbuhan baru.
Dari sini dapat kita lihat, ditemukannya enam jenis spesies tumbuhan pada plot
terakhir tanpa adanya penambahan jenis baru, sehingga perluasan plot tidak lagi
dilanjutkan. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan jumlah tumbuhan pada suatu
vegetasi. Perbedaan jumlah tumbuhan pada suatu vegetasi dapat dipengaruhi oleh
faktor lingkungan diantaranya seperti suhu, kelembaban, keadaan tanah, senyawa
organik, dan lain-lain.
Setelah mendapat data yang benar, selanjutnya kita membuat kurva spesies
area. Pembuatan kurva ini dilakukan bertujuan agar dapat mengetahui luasan petak
minimum yang akan mewakili ekosistem yang terdapat pada suatu petak yang di
plot. Kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan untuk
menganalisis vegetasi yang menggunakan petak contoh. Luasan petak contoh
mempunyai hubungan erat dengan keragaman jenis yang terdapat pada area
tersebut. Semakin beragam jenis yang terdapat pada area tersebut, maka semakin
luas kurva spesies areanya.
Dapat dilihat dari hasil pengamatan pada tabel dan grafik bahwa hal ini
sesuai dengan teori bahwa luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan
petak contoh (sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi
pada suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari.

H. Kesimpulan
1. Analisis minimal area ini tergantung pada tiga faktor diantaranya adalah populasi
dalam minimal area yang dibuat contoh yang diambil harus dapat dihitung dengan
tepat, luas satuan tiga petak jelas dan pasti dan petak harus dapat mewakili seluruh
area daerah penelitian.
2. Dari pengamatan didapatkan ukuran minimal plot untuk teknik analisis vegetasi
minimal area adalah 0,5 x 0,5 m.
3. Semakin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat pada area tersebut, maka
semakin luas petak contoh yang digunakan & Semakin beragam jenis yang terdapat
pada area tersebut, maka semakin luas kurva spesies areanya.
DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Hasantoha dkk (Eds.). 2008. Belajar dari Bungo : mengelola sumberdaya alam di

era desentralisasi. Bogor : CIFOR

Causton, David R. 1988. An Introduction to Vegetation Analysis. London : Unwin Hyman

Ltd

Gamboa, Gregorio & Ratunil, Virgilio & Escobal, Edwin & Ebarsabal, Gideon. 2019.

Diversity and Vegetation Analysis of Mangroves. Journal of Agricultural Sciences


and Fisheries. 1(1)

Jayadi, Edi Muhamad. 2015. Ekologi Tumbuhan. Mataram : CV.Sanabil

Kartawinata, Kuswata dan Rochadi Abdulhadi. (Ed). 2016. Ekologi Vegetasi: Tujuan dan

Metode. Jakarta : LIPI Press

Maarel, Eddy van der (Ed.). 2005. Vegetation Ecology. Victoria : Blackwell Publishing

Maridi., Agustina, Putri., & Saputra, Alanindra. 2014. Vegetation analysis of Samin

watershed, Central Java as water and soil conservation efforts. Biodiversitas. 15(2)

\
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai