oleh :
Kelompok 4
Biologi C 2018
B. Latar Belakang
Menurut UU Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang
dimaksud dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area yang memanjang
berbentuk jalur dan atau area mengelompok, yang penggunaannya lebih
bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah
maupun yang sengaja di tanam. Kawasan ini didirikan berdasarkan kebutuhan
dan peruntukan dalam wilayah tersebut. Tidak hanya untuk menjaga dan
menyeimbangkan kondisi lingkungan atau ekosistem sekitarnya, tetapi juga
menyediakan tempat untuk melakukan aktivitas sosial yang memadukan
dengan estetika alam.
Ruang di dalam lingkup perkotaan yang strukturnya bersifat alami dengan
hanya sedikit bagian yang terbangun. Ruang ini biasanya berisi pepohonan
dan lahan kosong luas yang memiliki multi-fungsi. Ruang ini merupakan
bagian dari area publik dan bisa diakses oleh semua orang (Lingkungan
Hidup, 2019). Dalam hal ini taman kota bisa menjadi salah satu contoh RTH
di dalam lingkup perkotaan yang memiliki berbagai fungsi, seperti fungsi
secara ekologis, fungsi secara social, dan fungsi estetika sabagai sarana
kegiatan pada tingkat kota. Taman lansia merupakan slaah satu dari beberapa
kota yang berlokasi di Kota Bandung.
Lokasi taman Lansia terhitung strategis dan mudah dijangkau karena
terletak di pusat Kota Bandung. Disekeliling taman ini ditanami berbagai
pepohonan yang menjadikan taman ini memiliki daerah ternaungi, namun ada
pula bagian taman yang terdedah, yaitu bagian terbuka pada taman yang
langsung terapapar sinar matahari. Hal ini yang mendasari kami untuk
melakukan pengamatan mengenai perbandingan faktor klimatik antara daerah
terdedah dan ternaungi di Taman Lansia.
1
C. Rumusan Masalah
Bagaimana perbandingan faktor klimatik antara daerah terdedah dan
ternaungi di Taman Lansia, Kota Bandung?
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan penelitian, peneliti merumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1) Bagaimana perbandingan suhu antara daerah terdedah dan ternaungi di Taman
Lansia, Kota Bandung?
2) Bagaimana perbandingan kelembapan udara antara daerah terdedah dan
ternaungi di Taman Lansia, Kota Bandung?
3) Bagaimana perbandingan intensitas cahaya antara daerah terdedah dan
ternaungi di Taman Lansia, Kota Bandung?
4) Bagaimana perbandingan kecepatan angin antara daerah terdedah dan
ternaungi di Taman Lansia, Kota Bandung?
5) Bagaimana perbandingan penguapan air antara daerah terdedah dan ternaungi
di Taman Lansia, Kota Bandung?
E. Tujuan
Berdasarkan pertanyaan penelitian, tujuan diadakannya penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis perbandingan antara daerah terdedah dan ternaungi di
Taman Lansia, Kota Bandung.
F. Batasan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian, batasan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Faktor klimatik yang diamati pada penelitian ini adalah suhu, kelembapan
udara, intensitas cahaya, kecepatan angin, dan penguapan air.
2. Lokasi penelitian pada Taman Lansia adalah daerah terdedah dan daerah
ternaungi.
G. Dasar Teori
2
Tabel H.1 Alat yang digunakan
I. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian dilaksanakan menggunakan pendekatan deskriptif. Metode
deskriptif digunakan untuk menggambarkan perbandingan antara daerah
terdedah dan ternaungi di Taman Lansia, Kota Bandung.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Hari/Tanggal : Senin, 09 Maret 2020
Waktu : 14.00 s.d. Selesai
Tempat : Taman Lansia, Kota Bandung
3. Teknik Sampling
Teknik sampling yang penulis gunakan yaitu random sampling.
Random sampling adalah cara penarikan sampel untuk populasi yang
memiliki karakteristik homogen atau karakteristik yang dimiliki populasi
serupa.
J. Langkah Kerja
3
Permasalahan
Makalah dan lokasi Survei lokasi diidentifikasi untuk
penelitian ditentukan penelitian dilakukan dipecahkan melalui
metode deskriptif
Informasi yang
Pengambilan data Outline penelitian
berkaitan dengan
dilakukan disusun
penelitian dilakukan
Hasil pengamatan
dicatat dan
dilaporkan dalam
laporan hasil
K. Hasil Pengamatan
Tabel K.1 Hasil Pengamatan Perbandingan Faktor Klimatik di Daerah Terdedah dan
Ternaungi di Taman Lansia
Kecepatan
Suhu Kelembapan Intensitas Cahaya Penguapan
Angin
Terdedah 29,77oC 53% 2.526,35 Lux ml/menit m/s
Ternaungi 30,25 oC 51% 13.980 Lux ml/menit m/s
L. Pembahasan
Berdasaran penelitian yang kami lakukan, berikut pembahasannya :
1. Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari penelitian tentang profil Teras Cikapundung, Kota
Bandung didapatkan bahwa:
1. Suhu air berkisar diangka 24-27oC, perbedaan suhu dikarenakan adanya
perbedaan waktu pengambilan data.
2. pH air menunjukkan pH 7 (relatif netral).
3. Kadar karbindioksida bebas berkisar antara 0,077 ppm samapai 0,079 ppm.
4
4. Kadar oksigen bebas berkisar antara 5,08 mg O2/L sampai 5,17 mg O2/L.
5. Jumlah ion dalam air yaitu 0,29 S/m.
6. Kekeruhan air berkisar antara 112,25 ppm sampai 114,75 ppm.
7. Kondisi air tidak mengandung unsur karbonat.
DAFTAR PUSTAKA
Marsim, S. (2018). Analisis Debit Andal pada DAS Cikapundung Hulu dengan
Menggunakan Model Neraca.[Skripsi]. Universitas Katolik Parahyangan.
Bandung.
Fatimah, Soja Siti. (2012). Penentuan Kualitas Air. [Online]. Diakses dari :
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/19680216199
4022-
SOJA_SITI_FATIMAH/Kuliah_Kimia_terapan_pada_jurusan_agro_indus
tri/kIMIA_AIR-1/PENENTUAN_KUALITAS_AIR.pdf
Iftarih, Inda. (2015). Analisis Sifat Kimia Fisika, dan Biologi Air Kolam. [Online].
Diakses dari : https://id.scribd.com/doc/293923389/ANALISIS-SIFAT-
FISIK-KIMIA-DAN-BIOLOGI-AIR-KOLAM-MINA-AYAM
5
Utomo, S.W. dan Chalif, S.A. (2002). Ekosistem Perairan. [Online]. Diakses dari
: http://repository.ut.ac.id/4475/1/BIOL4442-M1.pdf
Taufiqullah. 2019. Pengaruh Suhu Terhadap Kualitas Air. [online]. Diakses dari :
https://www.tneutron.net/blog/pengaruh-suhu-terhadap-kualitas-air/
Kompasiana. 2019. Hubungan pH Air Sungai dengan Pencemaran Limbah.
[online]. Diakses dari : https://www.kompasiana.com/adywater23/5dba7
bcf097f367f7d694122/hubungan-antara-ph-air-sungai-dengan-pencemaran
-limbah?page=all
Anggriawan, Denny, dkk. 2013. Oksigen Terlarut. [online]. Diakses dari :
https://www.slideshare.net/ulhlaestrada/laporan-oksigen-terlarut
Idrus, S, W, I. 2018. Analisis Kadar Karbonioksida di Sungai Ampean Lombok.
[online]. Diakses dari : https://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/
JPM/article/view/760/pdf
Sugianti, Yayuk. 2016. Respon Oksigen Terlarut Terhadap Pencemaran dan
Pengaruhnya Terhadap Keberadaan Sumber Daya Ikan di Sungai
Citarum. [online]. Diakses dari : file:///C:/Users/kk7/Downloads/2488-
6610-1-PB.pdf
Abidin, Mukhtarul. 2014. PENGUKURAN TOTAL ALKALINITAS DI PERAIRAN
ESTUARI SUNGAI INDRAGIRI PROVINSI RIAU. [online]. Diakses dari :
http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/btl/article/view/1171/1082
6
7
LAMPIRAN
27 26.9
26.3
26 25.7
°C 24.8
25
24.1
24
23
22
1 2 3 4
Tepi Tengah
8
8
7 7 7 7 7 7 7 7
7
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4
Tepi Tengah
Grafik 2 Perbandingan pH
0.31
0.3
0.29 0.29
0.29
S/m
0.29
0.28
0.28
0.28
0.27
1 2 3 4
Tepi Tengah
9
117
116 116 116 116
116
115
114
113
ppm 112
111 111 111 111
111
110
109
108
1 2 3 4
Tepi Tengah
0.12
0.04
0.02
0
1 2 3 4
Tepi Tengah
10
7
6.15 6.1
6
5.5
5.28
5.1
5 4.8
4.3
Ppm atau 4 3.8
mgO2/L
3
0
1 2 3 4
Tepi Tengah
Grafik 6 Perbandingan DO
11
DAFTAR PUSTAKA
Lingkungan Hidup. (2019). Fungsi dan Manfaat Taman Kota: Penting Bagi
Warganya. [Online]. Diakses dari: http://www.lingkungan.lovely
bogor.com/fungsi-dan-manfaat-taman-kota-penting-bagi-warganya/. (3-
17-20)
12