Anda di halaman 1dari 12

BAB VI

MEDIA PEMBELAJARAN

A. Pengertian Media Pembelajaran


Perkembangan ilmu pengetahuan menjadi tantangan tersendiri bagi dunia
pendidikan. Tantangan tersebut menjadi salah satu dasar pentingnya pendekatan
teknologis dalam pengelolaan pendidikan dan pembelajaran. Pentingnya
pendekatan teknologis dalam pengelolaan tersebut dimaksudkan agar dapat
membantu proses pendidikan dalam pencapaian tujuan pendidikan.
Pengelolaan tersebut termasuk di dalamnya penguasaan dalam
penggunaan media pembelajaran. Media merupakan alat yang sangat membantu
dalam aktivitas proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. Media
berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari medium secara harafiah
berarti perantara atau pengantar. Banyak batasan yang diberikan tentang
pengertian media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association
Of Education and Communication Technology/AECT) sebagaimana dikutip
Sadiman (2006) membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. Rohani (1997)
mendefinisikan media sebagai segala sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi
sebagai perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi (proses belajar-mengajar).
Pengertian serupa diungkapkan Sadiman (2006) yang menyatakan media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Sementara Smaldino, dkk (2005)
menyatakan media sebagai sarana komunikasi dan sumber informasi.
Gagne dalam Miarso (2007) menyatakan bahwa media pembelajaran
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa/mahasiswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar. Pembelajaran adalah sarana untuk memberikan
perangsang bagi siswa supaya proses belajar terjadi. Media pendidikan/
pembelajaran berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

78
Perkembangan dari media visual, audio visual, televisi, komputer hingga
teknologi modern lainnya.
Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap hal ini diungkapkan oleh Gerlach dan Ely
yang dikutip Arsyad (2006). Sementara Anitah (2008) mendefinisikan media
pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat
menciptakan kondisi yang memungkinkan peserta didik menerima pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Lebih lanjut Arsyad (1997) mengemukakan ciri-ciri
umum yang terkandung dalam batasan media, sebagai berikut; (1) media
pendidikan memiliki pengertian fisik (hardware) yang dapat dilihat, diraba dan
didengar dengan panca indera, (2) media pendidikan memiliki pengertian non
fisik (software) yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat hardware
merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa, (3), penekanan media
pendidikan terdapat pada visual dan video, (4) media pendidikan dapat diartikan
sebagai alat bantu proses belajar, (5) media pendidikan digunakan dalam rangka
komunikasi dan interaksi antara pendidik dan peserta didik, (6) media pendidikan
dapat digunakan secara masal.
Media pendidikan hakikatnya adalah perantara yang dipergunakan dalam
proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Media pendidikan
merupakan media komunikasi pendidikan karena pendidikan juga merupakan
proses komunikasi. Media pendidikan yang dipergunakan dalam rangka
komunikasi dan interaksi pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran
dapat dikatakan sebagai media pembelajaran. Media yang menyajikan pesan-
pesan terkait dengan tujuan pembelajaran disebut dengan media pembelajaran
(Smaldino, 2005). Leshin, dkk. dikutip Arsyad (2007) mengklasifikasi media ke
dalam lima kelompok, yaitu (1) media berbasis manusia (guru, instruktor, tutor,
main-peran, kegiatan kelompok, field-trip), (2) media berbasis cetak (buku, buku
penuntun, buku latihan, alat bantu kerja, lembaran lepas), (3) media berbasis
visual (buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta, tranparansi, slide), (4) media
berbasis audio-visual (video, film, program slide-tape, televisi), (5) media

79
berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer, interaktif video,
hypertext).

B. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran


Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang
turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan
diciptakan oleh guru. Beberapa Pendapat para ahli terkait fungsi media yaitu,
Levie & lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khusus
media visual yaitu:
1. Fungsi Atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran
yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks
materi pelajaran.
2. Fungsi Afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa
ketika belajar ( atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang
visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi
menyangkut masalah sosial atau ras.
3. Fungsi Kognitif media visual terlihat dari temuan- temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan
yang terkandung dalam gambar.
4. Fungsi Kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian
bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan
informasi dalam teks dan mengingatkan kembali.
Kemp & Dayton (1985) media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama
apabila media itu digunakan untuk perorang, kelompok, atau kelompok pendengar
yang besar jumlahnya, yaitu:
1. Memotivasi minat atau tindakan, untuk memenuhi fungsi motivasi media
pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil
yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau

80
pendengar untuk bertindak. Pencapaian tujuan akan mempengaruhi sikap,
nilai, dan emosi.
2. Menyajikan informasi, untuk tujuan informasi media pembelajaran dapat
digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok
siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai
pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang.
3. Memberikan instruksi, media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana
informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik
dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata
sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih
sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat
menyiapkan instruksi yang efektif.
Pendapat Kemp dan Dayton (dalam Arsyad, 2002: 20-21) tentang fungsi
media pengajaran menekankan bahwa media pengajaran dapat memberikan
motivasi dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan informasi,
memberikan instruksi untuk menarik siswa agar bertindak dalam suatu aktivitas.
Berdasarkan beberapa paparan fungsi media di atas, dapat disimpulkan bahwa
media dapat meningkatkan motivasi, rangsangan dan mempermudah siswa dalam
memahami materi yang disampaikan.
Dale (1969) mengemukakan bahwa bahan-bahan audio-visual dapat
memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Guru harus selalu hadir untuk menyajikan materi pembelajaran
dengan bantuan media apa saja agar manfaat berikut ini dapat terealisasi:
1. Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas;
2. Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa;
3. Menunjukkan hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan dan minat
siswa dengan meningkatkannya motivasi belajar siswa;
4. Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa;
5. Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa;

81
6. Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan
melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yangmengakibatkan
meningkatnya hasil belajar;
7. Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa
menemukan seberapan banyak telah meraka pelajari;
8. Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencermikan
pembelajaran non verbalitas dan membuat generalisasi yang tepat;
9. Memnyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa
butuhkan jika mereka membangun skturktur konsep dan gagasan yang
bermakna;
Sudjana & Rivai (1992) mengemukakan manfaat media pembelajaran
dalam proses belajar siswa, yaitu:
1. Pembelajaran akan lebih menarikperhatian siswa sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar.
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknyanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan
pembelajaran.
3. Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga, apabila guru mengajar pada setiap jam
pembelajaran.
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain, seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan beberapa manfaat praktis dari
penggunaan media pembelajaran berikut.
1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih

82
langsung antar siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.
3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan
waktu;
a. Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di
ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio,
atau model.
b. Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera
dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar.
c. Kejadian langkah yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam
puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto,
slide dsamping secara verbal.
d. Objek atau yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan
secara konkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi komputer.
e. Kejadian atau percobaan yang dapat membahanyakan dapat di
simulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video.
f. Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung merapi atau proses
yang dalam pernyataan memakan waktu lama seperti proses
kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik
rekaman seperti time/lapse untuk film, video, slide, atau simulasi
komputer.
4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan
terjadi interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya
misalnya melalui karyawisata, kunjungan ke museum atau kebun binatang.

C. Macam-Macam Media Pembelajaran


Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi
tergantung dari sudut mana melihatnya.

83
1. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media
yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara. Contohnya foto, lukisan, gambar dan
sebagainya.
c. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur
suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman
video, berbagai ukuran film, slide suara dan sebagainya.
2. Dilihat arti kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam:
a. Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan
televisi.
b. Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu
seperti film slide, film, video dan lain sebagainya.
3. Dilihat dari cara atau teknik pemakainnya, media dapat dibagi ke dalam:
a. Media yang diproyeksikan seperti film, slide, dan sebagainya. Jenis media
yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus untuk memproyeksikan
film. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media semacam ini
tidak akan berfungsi.
b. Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio dan lain
sebagainya.
Media Pembelajaran menurut taksonomi Leshin, dkk. (dalam Arsyad,
2002) adalah sebagai berikut.
1. Media berbasis manusia, media berbasis manusia merupakan media yang
digunakan untuk mengirim dan mengkomunikasikan peran atau informasi
2. Media berbasis cetakan, media pembelajaran berbasis cetakan yang paling
umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, buku kerja atau latihan,
jurnal, majalah, dan lembar lepas.
3. Media berbasis visual, Media berbasis visual (image) dalam hal ini
memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual
dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat

84
pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi
materi pelajaran dengan dunia nyata.
4. Media berbasis audiovisual, media visual yang menggabungkan
penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya.
Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual
adalah penulisan naskah dan storyboadr yang memerlukan persiapan yang
banyak, rancangan dan penelitian.
5. Media berbasis komputer, komputer memilih fungsi yang berbeda-beda
dalam bidang pendidikan dan latihan komputer berperan sebagai manajer
dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer Managed
Instruction (CMI). Modus ini dikenal sebagai Computer Assisted Instruction
(CAI). CAI mendukung pembelajaran dan pelatihan, akan tetapi ia bukanlah
penyampai utama materi pelajaran.

D. Prinsip-Prinsip Pemilihan Media


Menghasilkan suatu produk media pembelajaran yang baik maka
diperlukan prinsip dalam pemilihan media. Setyosari (2008) mengidentifikasi
prinsip-prinsip media sebagai berikut.
1. Identifikasi ciri-ciri media yang diperhatikan sesuai dengan kondisi, unjuk
kerja (performance) atau tingkat setiap tujuan pembelajaran,
2. Identifikasi kerakteristik siswa yang memerlukan media pembelajaran
khusus,
3. Identifikasi karakteristik lingkungan belajar berkenaan dengan media
pembelajar yang akan digunakan,
4. Identifikasi pertimbangan praktis yang memungkinkan media mana yang
mudah dilaksanakan,
5. Identifikasi faktor ekonomi dan organisasi yang menentukan kemudahan
penggunaan media pembelajaran.
Menggunakan media harus memperhatikan prinsip pemilihan media terlebih
dahulu. Prinsip-prinsip dalam pemilihan media pembelajaran menurut Saud
(2009) adalah sebagai berikut.

85
a. Tepat guna, artinya media pembelajaran yang digunakan sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai.
b. Berdaya guna, artinya media pembelajaran yang digunakan mampu
meningkatkan motivasi siswa,
c. Bervariasi, artinya media pembelajaran yang digunakan mampu
mendorong sikap aktif siswa dalam belajar.

Prinsip-prinsip media tersebut mengidentifikasikan bahwa media yang


tepat guna, berdaya guna, dan bervariasi dapat menjadi suatu media pembelajaran
yang baik. Isi media yang dirancang sesuai dengan desain pembelajaran dapat
menjadikan media berkualitas. Media yang berkualitas akan menumbuhkan
ketertarikan bagi siswa untuk belajar menggunakan media. Berdasarkan pendapat
para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip pemilihan media
harus diperhatikan dengan baik, sehingga dapat menghasilkan suatu media
pembelajaran yang menarik dengan materi yang tepat. Belajar menggunakan
media pembelajaran menjadi optimal. Prinsip-prinsip pembuatan media harus
memperhatikan beberap faktor. Faktor yang diperhatikan, anatara lain: (1)
perangkat pembelajaran, (2) lingkungan belajar, (3) tempat belajar, (4) ekonomi
sosial budaya.
Media pembelajaran yang baik adalah media pembelajaran yang mampu
membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pencapian tersebut tidak
lepas dari proses pengalaman belajar dengan penggunaan media yang tepat. Untuk
memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar siswa,
Dale membuat klasifikasi pengalaman belajar menurut tingkatan dari yang paling
konkrit ke yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan
kerucut pengalaman (cone of experience) sebagaimana dapat dilihat pada Gambar
5.1. Kerucut pengalaman Edgar Dale pada saat ini dianut secara luas untuk
menentukan alat bantu atau media yang sesuai dalam pembelajaran.

86
(Sumber: https://trysnaeins22.files.wordpress.com/2015/08
Gambar 5.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale

E. Langkah-Langkah Mengembangkan Media Pembelajaran


Media pembelajaran merupakan alat yang digunakan dalam proses belajar
mengajar yang dapat membangkitkan minat dan keinginan, motivasi siswa, dan
bahkan dapat membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Kriteria
yang sebaiknya digunakan dalam pemilihan media adalah kesesuaian dengan
materi pelajaran dan kemudahan memperolehnya. Apabila media yang sesuai
belum tersedia maka guru harus berupaya untuk mengembangkannya sendiri.
Pengembangan media pembelajaran sangatlah penting karena penggunaan media
pembelajaran pada tahap orientasi sangatlah penting untuk membentuk
keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran,

87
sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai secara maksimal. Kegiatan
pengembangan media pembelajaran secara garis besar harus melalui tiga langkah
besar yaitu kegiatan perencanaan, produksi dan penialian. Sementara dalam
rangka melakukan desain atau rancangan pengembangan program media,
Sadiman, dkk, memberikan urutan langkah-langkah yang harus diambil dalam
pengembangan program media menjadi enam langkah sebagai berikut.

1. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa


Kebutuhan dalam proses belajar mengajar adalah kesenjangan antara apa
yang dimiliki siswa dengan apa yang diharapkan. Contoh jika kita mengharapkan
siswa dapat melakukan sholat dengan baik dan benar, sementara mereka baru bisa
takbir saja, maka perlu dilakukan latihan untuk ruku, sujud, dan seterusnya.
Setelah kita menganalisis kebutuhan siswa, maka kita juga perlu menganalisis
karakteristik siswanya, baik menyangkut kemampuan pengetahuan atau
keterampilan yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Cara mengetahuinya bisa
dengan tes atau dengan yang lainnya. Langkah ini dapat disederhanakan dengan
cara mengenalisa topik-topik materi ajar yang dipandang sulit dan karenanya
memerlukan bantuan media. Pada langkah ini sekaligus pula dapat ditentukan
ranah tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, termasuk rangsangan indera
mana yang diperlukan (audio, visual, gerak atau diam).

2. Merumuskan tujuan pembelajaran dengan operasional dan khas.


Untuk dapat merumuskan tujuan instruksional dengan baik, ada beberapa
ketentuan yang harus diingat, yaitu: tujuan pembelajaran harus berorientasi
kepada siswa; artinya tujuan itu benar-benar harus menyatakan adanya perilaku
siswa yang dapat dilakukan atau diperoleh setelah proses belajar dilakukan.

3. Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung


tercapainya tujuan
Penyusunan rumusan butir-butir materi adalah dilihat dari sub kemampuan
atau keterampilan yang dijelaskan dalam tujuan khusus pembelajaran, sehingga

88
materi yang disusun adalah dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan dari
kegiatan proses belajar mengajar tersebut.

4. Mengembangkan alat pengukur keberhasilan


Alat pengukur keberhasilan seyogyanya dikembangkan terlebih dahulu
sebelum naskah program ditulis. Alat pengukur ini harus dikembangkan sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai dan dari materi-materi pembelajaran yang
disajikan. Bentuk alat pengukurnya bisa dengan tes, pengamatan, penugasan atau
checklist prilaku. Instrumen tersebut akan digunakan oleh pengembang media,
ketika pmelakukan tes uji coba dari program media yang dikembangkannya.
Misalkan alat pengukurnya tes, maka siswa nanti akan diminta mengerjakan
materi tes tersebut.

5. Menulis Naskah Media


Naskah media adalah bentuk penyajian materi pembelajaran melalui media
rancangan yang merupakan penjabaran dari pokok-pokok materi yang telah
disusun secara baik seperti yang telah dijelaskan di atas. Supaya materi
pembelajaran itu dapat disampaikan melalui media, maka materi tersebut perlu
dituangkan dalam tulisan atau gambar yang kita sebut naskah program media.
Naskah program media maksudnya adalah sebagai penuntun kita dalam
memproduksi media.

6. Mengadakan Tes atau Uji Coba dan Revisi


Tes adalah kegiatan untuk menguji atau mengetahui tingkat efektifitas dan
kesesuaian media yang dirancang dengan tujuan yang diharapkan dari program
tersebut. Suatu program media yang oleh pembuatnya dianggap telah baik, tetapi
bila program itu tidak menarik, atau sukar dipahami atau tidak merangsang
proses belajar bagi siswa yang ditujunya, maka program semacam ini tentu saja
tidak dikatakan baik.

89

Anda mungkin juga menyukai