Anda di halaman 1dari 6

RAGAM DAN JENIS KARYA ILMIAH

DOSEN PENGAMPU:
Fernando Onas, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 8

Anda Yuni Fitri NIM 06091182227040


Anggita Rasti Fadhilah NIM 06091282227035
Intania Sahara Putri NIM 06091282227036
Khansa Isnava Supriyadi NIM 06091382227084
Miftahul Jannah NIM 06091182227005
Shinta Emeralda R.P NIM 06091282227034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN IMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
Notulensi hasil diskusi presentasi kelompok 8 dengan tema “RAGAM DAN JENIS KARYA
ILMIAH”

1. Nama Penanya : Aulia Nanda Ramadhanty


Nim : 06091282227023
Mengapa dalam menulis karya ilmiah harus menggunakan bahasa Indonesia ragam ilmiah atau
bahasa baku maupun kata kajian? dan bagaimana bisa terbentuknya ragam jenis karya ilmiah
tersebut?

Dijawab oleh :
Nama : Anggita Rasti Fadhilah
NIM : 06091282227035
Sebelumnya terdapat bahasa ilmiah yang merupakan salah satu jenis ragam bahasa Indonesia
yang strukturnya menggunakan ragam baku. Humaeroh (2017) mendefinisikan ragam baku
sebagai ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakainya
sebagai bahasa resmi. Maka dari itu, dalam penulisan karya ilmiah, baik berupa buku-buku
ilmiah, proposal, skripsi, maupun karya tulis ilmiah lainnya wajib menggunakan ragam baku
tulis sebagai standar penulisan. Penggunaan bahasa baku juga berguna agar suatu karya tersebut
mudah dipahami. Jika kita menggunakan bahhasa Indonesia yang tidak baku, maka
ketidakbakuan pada tulisan karya ilmiah hanya akan membuat pembacanya bingung dan apa
yang ingin disampaikan dalam tulisan tidak dipahami pembaca.
Bagaimana ragam jenis karya ilmiah bisa terbentuk ini berhubungan dengan sejarah bahasa
indonesia. Pada tahun 1928 saat dilangsungkanya kongres pemuda pada tanggal 28 Oktober,
bahasa melayu diubah menjadi bahasa Indonesia dan sebagai bahasa nasional
Pada masa kemerdekaan, bahasa Indonesia mengalami perkembangan yan pesat. Dari
perkembangan Bahasa Indonesia tersebut dapat di pahami bahwa karya tulis ilmiah di negara
Indonesia sebenarnya telah ada sebelum negara Indonesia merdeka namun lebih khusunya
penulisan karya tulis ilmiah yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
dimulai dari awal Indonesia merdeka yaitu pada tanggal 17 Agustus Tahun 1945.

Ditambahkan oleh :
Nama : Shinta Emeralda R.P
NIM : 06091282227034
Jadi mengapa harus memakai Bahasa Indonesia yang baku hal ini dikarenakan karya ilmiah ini
biasanya dijadikan refrensi oleh orang lain. Supaya orang mengerti ya harus menggunakan
Bahasa Indonesia yang baik yaitu Bahasa Indonesia yang baku. Secara teoritis, Menulis sebuah
karya ilmiah tidak hanya memerlukan teknik tetapi juga keberanian dalam mengungkapkan
gagasan yang kita miliki. Dalan penulisan karya ilmiah, memang ada ketentuan atau aturan
khusus yang harus diikuti oleh seorang penulis dalam menggunakan bahasanya. Bahasa dalam
karya ilmiah mempunyai ciri khas yang berbeda dengan bahasa dalam karya-karya fiksi atau
tulisan di media massa. Bahasa dalam karya ilmiah adalah ragam bahasa tulis yang termasuk
dalam ragam bahasa baku yaitu ragam yang mempunyai kaidah-kaidah paling lengkap dibanding
ragam lainnya, ragam yang mempunyai gengsi dan wibawa yang tinggi dan yang menjadi tolok
bandingan bagi pemakaian bahasa yang benar (Alwi, dkk, 2003:13). Secara khusus bahasa baku
yang dipakai dalam karya tulis ilmiah ini disebut dengan bahasa Indonesia ragam ilmiah atau
ragam ilmu pengetahuan.Sifat objektif, logis, sitematik, lugas, dan jelas dalam sebuah karya tulis
ilmiah dapat dicapai hanya dengan bahasa yang tepat. Isi atau gagasan yang sangat bagus jika
disampaikan dengan bahasa yang kurang tepat atau kurang bagus akan berakibat pada kurangnya
pemahaman pembaca terhadap ide atau gagasan yang disampaikan oleh penulis.

2. Nama Penanya : Ade Tria Abtri


NIM: 06091282227027
Apa peran karya ilmiah dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi?

Dijawab oleh :
Nama : Intania Sahara Putri
NIM : 06091282227036
Manfaat Penyusunan karya ilmiah Menurut sikumbang (1981), sekurang-kurangnya ada
enam manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut.
1. Penulis dapat terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena sebelum
menulis karya ilmiah, ia mesti membaca dahulu kepustakaan yang ada relevansinya dengan topik
yang hendak dibahas.
2. Penulis dapat terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber, mengambil sarinya,
dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang.
3. Penulis dapat berkenalan dengan kegiatan perpustakaan seperti mencari bahan bacaan dalam
katalog pengarang atau katalog judul buku.
4. Penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasi dan menyajikan data dan
fakta secara jelas dan sistematis.
5. Penulis dapat memperoleh kepuasan intelektual.
6. Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.
Ditambahkan oleh :
Nama : Miftahul Jannah
NIM : 06091182227005
Karya ilmiah inilah yang dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat mengenai
pemikiran atau gagasan baru. Karya ilmiah tidak hanya dalam bidang science saja, tapi juga bisa
dikembangkan dalam bidang sosial dan politik, untuk menyelesaikan isu-isu yang berkembang.
Isu-isu sosial politik yana bisa dijadikan sebuah karya ilmiah contohnya yaitu dalam bidang
Hubungan Internasional terkait masalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI), yang hingga kini masih
belum memiliki solusi konkrit. Pada bidang Ilmu Komunikasi kita bisa meneliti terkait
penggunaan komunikasi efektif. Sedangkan pada Ilmu Pemerintahan kita bisa mengambil fokus
terkait dengan politik.
Pengembangan ilmu pengetahuan itu yaitu menciptakan pengetahuan baru berdasarkan
pengetahuan sebelumnya dengan cara melakukan penelitian yang ekstensif dan inovatif.
Membuat penelitian baru yang belum pernah dikembangkan oleh orang lain dan kemudian di
publikasikan. Penemuan tersebut digunakan untuk menyelesaikan masalah dan memberikan
solusi yang konkrit pada masalah-masalah yang sebelumnya belum terpecahkan.
Jadi, saya simpulkan peran karya ilmiah dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
itu diantaranya yaitu :
1. Menambah Pengetahuan - Karya ilmiah dapat memberikan penjelasan tentang fenomena yang
belum dipahami sebelumnya.
2. Membangun Teori - Karya ilmiah dapat membantu memformulasikan teori dan konsep baru
yang dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena yang lebih luas.
3. Mengembangkan Metode - Karya ilmiah dapat mengembangkan metode baru untuk
mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyajikan hasil.
4. Meningkatkan Efisiensi - Karya ilmiah dapat membantu meningkatkan efisiensi dalam proses
produksi dan manufaktur dengan menciptakan prosedur baru atau teknologi terbaru.
5. Solusi Terhadap Masalah - Karya ilmiah dapat memberikan solusi dan jalan keluar untuk
berbagai masalah seperti masalah science, lingkungan, sosial, dan politik
Dengan demikian, karya ilmiah membantu dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang lebih maju dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.

3. Nama Penanya : Revina Najla Zahirah


NIM : 06091182227002
Bagaimana cara membuat sebuah karya ilmiah yang menarik namun sedikit atau bahkan tanpa
terindikasi plagiarisme jelaskan?

Dijawab oleh :
Nama : Anda Yuni Fitri
NIM :06091182227040
Cara membuat karya ilmia tanpa indikasi plagiarisme :
1. Kerjakan Tugas Sedini Mungkin
Cara termudah untuk menghindari plagiarisme adalah dengan mengerjakan tugas sedini
mungkin. Dengan begitu, kamu akan memiliki waktu yang cukup untuk melakukan riset dan
menulis makalah/tugas kuliah. Kalau kamu menunda-nunda mengerjakan tugas, maka waktu
pengerjaan tugas akan semakin pendek. Ketika kamu terburu-buru dan merasa tertekan karena
tenggat waktu, ada kemungkinan kamu akan membuat kesalahan atau melupakan detail-detail
penting.
2. Cantumkan Sumber Dengan Tepat
Mencantumkan sumber sitasi atau referensi adalah hal yang penting untuk dilakukan, tapi akan
sia-sia kalau tidak dilakukan dengan tepat. Kamu sebaiknya bertanya kepada dosen/pengajar
untuk memastikan standar yang berlaku di tempat kuliahmu mengenai pencantuman sitasi dan
referensi. Dengan begitu, kamu bisa mengerjakan tugas kuliah sesuai ketentuan yang ada.
Perlu diingat juga bahwa kamu tetap harus mencantumkan sumber saat menggunakan informasi
dari internet. Semua sumber daya yang tersedia di internet adalah hasil karya orang lain yang
perlu kamu hargai.

3. Baca Ulang
Ada baiknya kamu melakukan proofreading (membaca ulang tugas untuk mendeteksi kesalahan
format, tata bahasa, ejaan dan tanda baca) untuk menghindari plagiarisme. Kamu hanya perlu
menyisihkan sedikit waktu untuk membaca kembali tugasmu dan memastikan semua sumber
telah dicantumkan dengan baik. Kalau kamu tidak ada waktu, kamu juga bisa meminta bantuan
orang lain atau menggunakan jasa proofreader berbayar.
4. Kutipan
Salah satu cara mudah untuk menghindari plagiarisme adalah dengan menggunakan kutipan
langsung, yaitu Jenis kutipan yang ditulis dengan menggunakan kalimat yang sama persis
dengan kalimat aslinya.
Ditambahkan oleh :
Nama : Khansa Isnava Supriyadi
NIM : 06091382227084
1. Lakukan Parafrasa Dengan Benar
Parafrasa adalah proses menulis ulang ide atau informasi dari sebuah sumber dengan
menggunakan kata-katamu sendiri tanpa mengubah artinya. Tapi parafrasa bisa masuk ke dalam
kategori plagiarisme jika eksekusinya tidak tepat. Cobalah menuliskan informasi tersebut dengan
format dan pilihan kata yang orisinal, serta hindari menggunakan frasa-frasa yang ada dalam
sumber yang kamu gunakan. Karena proses ini terhitung merujuk ke karya orang lain, kamu
harus tetap mencantumkan sumber ya!

2. Berikan Nilai Tambah


Jangan cuma bergantung pada semua informasi yang kamu dapatkan dari berbagai sumber.
Kamu bisa memberikan nilai tambah dengan memasukkan wawasan dan sudut pandangmu
sendiri ke topik yang kamu bahas dalam tugas kuliahmu. Hal ini akan menunjukkan bahwa kamu
telah melakukan riset mendalam dan sudah memahami topik tersebut dengan baik.

3. Gunakan Alat Pemeriksa Plagiarisme


Untuk memastikan bahwa tugasmu tidak mengandung unsur plagiarisme, kamu bisa
menggunakan berbagai situs dan alat pemeriksa plagiarisme yang ada di internet sebelum
mengumpulkan tugas.

4. Langsung Tulis Daftar Pustaka


Tips terakhir untuk menghindari plagiarisme adalah dengan membuat daftar pustaka sewaktu
melakukan penelitian. Saat kamu menemukan sumber yang bisa kamu gunakan, langsung saja
tambahkan ke daftar pustaka. Kalau kamu menyusun daftar ini setelah menyelesaikan tugas, ada
kemungkinan kamu akan lupa mencantumkan beberapa sumber. Jika daftar pustaka telah disusun
dari awal, kamu hanya perlu menghapus sumber yang tidak terpakai dan merapikan format daftar
ini ketika tugasmu sudah rampung.

Anda mungkin juga menyukai