Anda di halaman 1dari 13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengembangan

Pengembangan didefinisikan sebagai aplikasi sistematis dari pengetahuan

atau pemahaman, diarahkan pada produksi barang yang bermanfaat, perangkat,

dan sistem atau metode, termasuk desain, pengembangan dan peningkatan

prioritas serta proses baru untuk memenuhi persyaratan tertentu (Putra, 2012: 70).

Pengembangan adalah perbuatan menjadikan bertambah, berubah

sempurna (pikiran, pengetahuan, dan sebagainya). Dalam pengembangan, produk

yang dihasilkan tidak selalu benda (perangkat keras) seperti buku, modul, tetapi

produknya juga bisa berupa perangkat lunak (software) seperti program komputer

untuk mengolah data, pembelajaran di kelas, modul pendidikan, pembelajaran,

pelatihan, bimbingan, manajemen, dan lain sebagainya (Kiswanto dalam Kamus

Umum Bahasa Indonesia karya WJS Poerdarminta, 2007: 473).

B. Bahan Ajar

Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang

berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi

yang didesain secara sistematis dan menarik untuk mencapai tujuan yang

diharapkan ( Lestari,2013: 1). Bahan ajar dapat di gunakan untuk membantu guru

dan siswa dalam pembelajaran, sehingga guru tidak perlu terlalu banyak

14
15

memberikan materi dikelas. Pannen (2001: 6) menyatakan bahwa, bahan ajar ialah

materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan

siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Andayani (2010: 23) bahan ajar atau

materi pembelajaran (intructional materials) secara garis besar terdiri dari

pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka

mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.

Fungsi bahan ajar bagi gurusecara garis besar yaitu, untuk mengarahkan

semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan substansi

kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa. Sedangkan bagi siswa akan

menjadi pedoman dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi

kompetensi yang harus dipelajari. Bahan ajar juga berfungsi sebagai alat evaluasi

pencapaian hasil pembelajaran. Bahan ajar yang baik sekurang-kurangnya

mencakup petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi pelajaran. Prastowo

dalam membagi bahan ajar menjadi tiga fungsi, yaitu:

1. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal, antara lain:

a. Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendali proses

pembelajaran (dalam hal ini siswa bersifat pasif dan belajar sesuai kecepatan

siswa dalam belajar).

b. Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggerakan.

2. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual, yaitu:

a. Sebagai media utama dalam pembelajaran.

b. Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses peserta

didik dalam memperoleh informasi.

c. Sebagai penunjang media pembelajaran yang lainnya.


16

3. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok, antara lain:

a. Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok,dengan cara

memberikan informasi tentang latar belakang materi, informasi tentang peran

orang-orang yang terlibat dalam belajar kelompok, serta petunjuk tentang proses

pembelajaran kelompoknya sendiri.

b. Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama, dan apabila dirancang

sedemikian rupa, maka dapat meningkatakan motivasi belajar siswa.

Pembuatan bahan ajar juga harus sesuai dengan penulisan modul yang

dikeluarkan oleh Direktorat Guruan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen pendidikan Nasional Tahun 2003,

yakni bahan ajar memiliki 5 karakteristik (Lestari, 2013: 2). Kelima karakteristik

tersebut adalah:

1. Self intructional, yaitu bahan ajar dapat membuat siswa mampu membelajarkan

diri sendiri dengan bahan ajar yang dikembangkan.

2. Self contained, yaitu seluruh materi pelajaran dari satu unit kompetensi atau sub

kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu bahan ajar secara utuh.

3. Stand alone (berdiri sendiri), yaitu bahan ajar yang dikembangkan tidak

tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan

bahan ajar lain.

4. Adaptive, yaitu bahan ajar hendaknya memliki daya adaptif yang tinggi

terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.

5. User friendly, yaitu setiap intruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat

membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai

dalam merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan.


17

C. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata medium yang secara harafiah berarti pengantar atau perantara. Media adalah

perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media adalah

segala sesutau yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke

penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat

siswa serta sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 1986: 6).

Latuheru (1988: 11) mengemukakan arti media secara umum sebagai

berikut:

1. Menurut Santoso S. Hamidjojo, media adalah semua bentuk perantara yang

digunakan oleh manusia untuk menyampaikan/ menyebar ide, atau pendapat, atau

gagasanyang disampaikan itu bisa sampai pada penerima.

2. Pendapat MC Luhan yang dikutip oleh Amir Arkhsin (Ujung Pandang,

1986: 9), bahwa media juga disebut saluran karena menyampaikan pesan dari

sumber informasi itu kepada penerima informasi.

3. Blake dan Horalsen bahwa media adalah saluran komunikasi yang digunakan

untuk penyampaian pesan antara sumber (pemberi pesan) dengan penerima pesan.

4. Menurut Hamalik (Bandung, 1986:21), hubungan antar komunikasi interaksi itu

akan berjalan dengan lancar dan tercapainya hasil yang maksimal, apabila...

menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi.


18

2. Pengertian Pembelajaran

Kata pembelajaran dalam bahasa inggris disebut instruction yang memiliki

arti mencakup pula kegiatan belajar mengajar yang tak dihadiri oleh guru.

Instruction yang ditekankan adalah proses belajar maka usaha-usaha yang

terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar

dalam diri siswa kita sebut pembelajaran (Sadiman, 1986: 7).

3. Pengertian Media Pembelajaran

Berdasarkan pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa media

pembelajaran yakni alat perantara atau pengantar pesan yang berupa sumber-

sumber belajar dari guru ke siswa agar terjadi proses belajar. Menurut Latuheru,

media pembelajaran adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang digunakan

dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukatif antara guru dan siswa berlangsung secara tepat guna

(Latuheru, 1988: 14). Memanfaatkan media pembelajaran yang telah di buat,

siswa dapat belajar secara individu ataupun kelompok dengan cara yang mandiri.

4. Klasifikasi Media Pembelajaran

Media pembelajaran pada umumnya dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Media audio visual gerak, seperti : film bersuara, film pada televisi, dan

animasi.

2. Media audio visual diam, seperti slide.

3. Audio semi gerak, seperti tulisan bergerak bersuara.

4. Media visual bergerak, seperti film bisu.


19

5. Media Visual diam, seperti slide bisu, halaman cetak, foto.

6. Media audio seperti radio, telephone.

7. Media cetak seperti buku, modul.

5. Manfaat Media Pembelajaran

Berikut pendapat dari beberapa ahli yang disebutkan oleh Latuheru

(1988: 21), adalah: Derek Rowntree mengatakan bahwa, media pembelajaran

membangkitkan motivasi belajar para siswa atau anak didik, dengan

menggunakan media pembelajaran anak didik dapat mengulangi apa yang telah

mereka pelajari, media pembelajaran dapat merangsang anak didik untuk belajar

dengan penuh semangat, media pembelajaran dapat lebih mengaktifkan adanya

respon dari anak didik, dengan menggunakan media pembelajaran, dapat

diharapkan adanya umpan balik (feedback) dengan segera. Selanjutnya adalah

pendapat dari Edgar Dale mengatakan bahwa bila media pembelajaran digunakan

dengan baik dalam suatu PBM (Proses Belajar Mengajar), maka manfaatnya

adalah perhatian anak didik terhadap materi pengajaran akan lebih tinggi, anak

didik mendapatkan pengalaman yang konkrit, mendorong anak didk untuk berani

bekerja secara mandiri (self activity), hasil yang diperoleh atau dipelajari oleh

anak didik sulit dilupakan.

D. Multimedia

Istilah multimedia berawal dari teater, bukan komputer. Pertunjukan yang

memanfaatkan lebih dari satu media seringkali disebut pertunjukan multimedia

(Suyanto, 2003: 19). Dalam bukunya yang berjudul Multimedia Untuk


20

Meningkatkan Keunggulan Bersaing, ia juga memaparkan beberapa definisi

multimedia, diantaranya yaitu multimedia adalah kombinasi dari komputer dan

video (Rosch, 1996) atau secara umum multimedia merupakan tiga kombinasi tiga

elemen, yaitu suara, gambar, dan teks (Mc Cormick, 1996) atau multimedia

merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif

yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio, dan gambar video (Robin

dan Linda, 2001).

Definisi yang lain dari multimedia, yaitu dengan menempatkannya dalam

konteks, seperti yang dilakukan oleh Hofstetter (2001), multimedia adalah

pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio,

gambar, bergerak (video atau animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang

memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, dan berkomunikasi.

Multimedia itu penting karena salah satunya dipakai sebagai aplikasi

dalam bidang pendidikan. Multimedia menjadikan kegiatan membaca itu dinamis

dengan memberi dimensi baru pada kata-kata. Apalagi dalam hal penyampaian

makna, kata-kata dalam aplikasi multimedia bisa menjadi pemicu yang dapat

digunakan memperluas cakupan teks untuk memperiksa suatu topik tertentu

secara lebih luas. Multimedia melakukan hal ini bukan hanya dengan

menyediakan lebih banyak teks melainkan juga menghidupkan teks dengan

menyertakan bunyi, gambar, musik, animasi, dan video (Suyanto, 2003: 21-22).

E. Interaktif

Sebutan interaktif bisa jadi diambil dari kata interaksi yang berarti saling

melakukan suatu hubungan. Kata interaktif dapat juga diartikan saling melakukan
21

aksi. Interaktif berarti sifat dari dua hal yang saling berhubungan antara yang satu

dengan yang lainnya. Interaktif adalah kegiatan yang bersifat dapat memberikan

interaksi yang aktif antara beberapa pihak sehingga terjadi hubungan umpan balik

antara media dan user (pemakai). Kata interaktif yang berasal dari kata interaksi

dan mendapat imbuhan “if” maka diartikan sebagai sifat (Badudu, 2003: 158).

F. Multimedia Interaktif

Bila berbicara tentang CD interaktif tentunya tidak terlepas dari kaitannya

dengan topik multimedia, karena CD interaktif sendiri adalah salah satu produk

dari multimedia. Dari definisi Hofstetter yang telah dijelaskan di awal, maka

pembuatan multimedia interaktif mengandung empat komponen penting yaitu:

Pertama, harus ada komputer yang mengkoordinasikan apa yang dilihat dan

didengar sehingga dapat terjadi interaksi dengan pemakai. Kedua, harus ada link

yang menghubungkan kita dengan informasi. Ketiga, harus ada alat navigasi yang

memandu kita, menjelajah jaringan informasi yang terhubung satu sama lain

dengan sistem multimedia. Keempat, tool yang menyediakan tempat kepada kita

untuk mengumpulkan, memproses, dan mengkomunikasikan informasi dan ide

kita sendiri ( Mulyanta, 2009: 1-2).

G. Seni Tari

1. Pengertian Gerak Tari

Tari merupakan bentuk ekspresi jiwa yang muncul dari adanya emosi

dalam diri seorang pencipta (koreografer) yang dikeluarkan dalam sebuah gerakan

dengan maksud memberi informasi, mengajak, melarang penonton untuk


22

melakukan sesuatu hal. Tari adalah salah satu cabang kesenian yang memiliki

materi baku gerak; tetapi gerak tari bukanlah gerak yang realistis, melainkan

gerak yang telah diberi bentuk ekspresi ataupun gerak yang telah distilir yang di

dalamnya mengandung ritme tertentu (Muhadjir, 1990/1991: 25).

Curt Sachs, seorang ahli sejarah musik dan sejarah tari dan jerman

pemikiran tentang tari dipandang paling simpel dan sederhana, yaitu: Tari adalah

gerak yang ritmis (Hidajat, 1990/1991: 5). Sedangkan untuk melengkapi

pengertian tari yang dikemukakan oleh Curt Sachs, tokoh legendaris BPA

Soerjadiningrat mengemukakan pemikiran beliau sebagai berikut : Yang disebut

tari adalah gerakan seluruh anggota badan yang selaras dengan bunyi musik

(gamelan), diatur dengan sesuai irama lagu (gending), yang sesuai dengan maksud

dari tarian (Hidajat, 1990/1991: 9).

2. Dasar Gerak Tari

Gerak tari bukanlah gerak yang wantah (sehari-hari) misalnya, berjalan,

minum ataupun mencangkul dalam bentuk yang sebenarnya. Menurut Curt Sachs,

gerak sebagai substansi dasar yang digunakan sebagai materi pokok, yaitu gerakan

yang telah diberi bentuk ekspresif (Hidajat, 1990/1991: 6). Susanne K. Langer

dalam bukunya Problem of Arts, bentuk ekspresif adalah gerak yang diungkapkan

manusia untuk dinikmati dengan rasa. Dengan demikian gerak ekspresif adalah

gerak-gerak yang indah, yang bisa menggetarkan perasaan manusia.

Bagian-bagian badan yang dapat dipergunakan dalam gerak tari adalah:

Jari tangan – pergelangan tangan – siku-siku – muka dan kepala – bahu – leher –
23

lutut – pergelangan kaki – jari kaki – dada – perut – lambung – mata – alis –

mulut dan hidung.

Menurut macamnya, gerak dapat digolongkan dalam:

1. Gerak setempat (on plane): tidak mempergunakan kaki sebagai penyangga dan

mempergunakan kaki sebagai penyangga.

2 Gerak berpindah tempat (moving place): bergeser (sliding), melangkah

(steeping), meluncur (running), dan meloncat (jumping). Meloncat (jumping)

dibagi menjadi lima jenis yakni, bertolak dari a) 1 kaki-jatuh pada kaki yang

sama, b) bertolak dari 1 kaki-jatuh pada kaki yang lain, c) bertolak pada 1 kaki-

jatuh atas 2 kaki, d) bertolak pada 2 kaki-jatuh atas 1 kaki, dan e) bertolak dari 2

kaki-jatuh atas 2 kaki.

Gerak tari selalu melibatkan unsur anggota badan manusia. Unsur-unsur

anggota badan tersebut didalam membentuk gerak tari dapat berdiri sendiri, dapat

bergabung atau bersambungan (Muhadjir, 1990/1991: 27).

3. Elemen Seni Tari

a. Elemen waktu

Elemen waktu ialah elemen yang terkait dengan ritme/ tempo/ hitungan/

irama. Pola gerak tari tersusun dari dasar gerak awal ke bentuk gerak selanjutnya.

Definisi waktu terbentuk dari pose gerak awal ke bentuk pose gerak berikutnya

(Supriyono, 2011: 40). Adapun pengertian elemen waktu dari Jazuli (2008: 7),

yakni elemen waktu dalam tari mewujud pada gerakan yang memerlukan durasi

waktu, panjang-pendek selama proses tarian berlangsung dari awal sampai akhir.
24

a b

c d
Gambar 2.1 Penari membutuhkan waktu untuk menggerakkan tangan dari pola a hingga ke
pola d.

b. Elemen tenaga

Tenaga adalah suplai kekuatan yang dibutuhkan oleh penari. Seberapa

besar kekuatan yang diberikan pada gerak tersebut akan memberikan tambahan

nilai estetis. Tenaga adalah elemen penentu tercapainya gerak-gerak tari setelah

menjalani penciptaan (Supriyono, 2011: 41).

Penggunaan tenaga dalam gerak tari meliputi: (a) intensitas, yang

berkaitan dengan kuantitas tenaga dalam tarian yang menghasilkan tingkat

ketegangan gerak, (b) aksen/tekanan muncul ketika gerakan dilakukan secara tiba-

tiba dan kontras, (c) kualitas berkaitan dengan cara penggunaan atau penyaluran

tenaga. Saat gerak yang dilakukan memiliki intensitas tinggi tentu saja

memerlukan tenaga yang kuat dan sebaliknya, gerak dengan itensitas rendah

memerlukan tenaga yang lemah atau sedikit.


25

Gambar 2.2 Menunjukkan gerak berdiri dengan gerakan kaki tertahan di lantai dan telapak
tangan membuka memberi kesan ringan sehingga tenaga yang digunakan lebih ringan.

Gambar 2.3 Menunjukkan gerak berdiri dengan gerak kaki jinjit dan menekuk di lantai
serta telapak tangan menggenggam memberi kesan berat sehingga tenaga yang digunakan
lebih berat juga.

c. Elemen ruang

Ruang merupakan bentukan dari posisi tubuh atau bentuk tubuh.

Menengok dari definisi yang dikemukakan oleh Corrie Hartong dalam bukunya

Danskunts, mengemukakan definisi sebagai berikut: tari adalah gerak-gerak yang

diberi bentuk dan ritmis dari badan di dalam ruang (Hidajat, 1990/1991: 8).
26

Gambar 2.4 Menunujukan gerak tubuh melengkung yang memberikan kesan dinamis pada
tari.

Anda mungkin juga menyukai