Anda di halaman 1dari 7

Belajar dapat dirumuskan dalam berbagai pengertian sesuai dengan paradigm yang

dipergunakan. Dari pengertian belajar menurut behaviourisme, kognitivisme, dan


konstruktivisme dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha sadar yang dilakukan secara
terencana, sistematis, dan menggunakan metode tertentu untuk mengubah perilaku relatif
menetap melalui interaksi dengan sumber belajar. Dengan demikian sumber belajar merupakan
salah satu komponen dalam kegiatan belajar yang memungkinkan individu memperoleh
pengetahuan, kemampuan, sikap, keyakinan, emosi, dan perasaan. Sumber belajar memberikan
pengalaman belajar dan tanpa sumber belajar maka tidak mugkin dapat terlaksana proses belajar
dengan baik.

Sumber Belajar

Pengertian

Secara singkat, sumber belajar dapat dirumuskan sebagai sesuatu yang dapat
dipergunakan untuk mendukung dan memudahkan terjadinya proses belajar (Edgar Dale, 1969)
Pengertian ini sejalan dengan makna sumber belajar dalam Dictionary of Instructional
Technology (1986) yang menyebutkan sumber belajar adalah “Any resources (people,
instructional materials, instructional hardwares, etc) which may be used by a learner to bring
about or facilitate learning.” Rumusan itu menunjukkan sumbe belajar mencakup apa saja
termasuk orang, bahan pembelajaran, perangkat keras pembelajaran dan lain-lain yang dapat
dipergunakan oleh pembelajar untuk memudahkannya belajar. Pengertian ini tidak memberikan
batasan cakupan sumber belajar tetapi memberikan penekanan pada fungsi sumber beajar bagi
pemelajar yakni untuk memudahkan terjadinya belajar.

Pendapat lain tentang sumber belajar dikemukakan oleh Association for Educational
Communication and Technology , AECT,(1977) yaitu berbagai atau semua sumber baik berupa
data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah
maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar. AECT
mengelompokkan komponen sumber belajar dalam kawasan teknologi pendidikan pada pesan,
orang, bahan, alat, prosedur dan lingkungan. Atas dasar kategorisasi itu, sumber belajar
diidentifikasikan secara lebih jelas dan rinci. Orang termasuk siapa saja yang dapat memberikan
informasi sebagai bahan belajar. Sungguhpun definisi teknologi pendidikan telah mengalami
perubahan pada tahun 1994 dan 2004,akan tetapi sampai tahun 2014 AECT tidak mengubah
pengertian sumber belajar serta komponen-komponennya itu dan fungsi utamanya ialah
mempermudah kegiatan belajar (facilitating learning) dan meningkatkan kinerja (improving
performance).

Menurut AECT sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Sumber belajar yang direncanakan (by design): semua sumber belajar yang secara khusus
telah dikembangkan sebagai “komponen” system instruksional untuk memberikan
fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
2. Sumber belajar karena dimanfaatkan (by utilization): sumber – sumber yang tidak secara
khusus didesain untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasikan
dan digunakan untuk keperluan belajar.

Mengacu pada pengertian sumber belajar dalam AECT, Merril dan Drob (1977:3) menjelaskan,
alat yang dimaksud sebagai sumber belajar itu termasuk audio, televise, bahan-bahan grafis
untuk paparan individual dan kelompok, bahan pembelajaran yang direkam dan termasuk orang-
orang yang membantu guru dalam mempesiapkannya. Daroel (1993) juga memperjelas, sumber
belajar termasuk video, buku, kaset audio, program video pembelajaran dan program
pembelajaran berbasis computer, atau paket belajar yang menggabungkan berbagai media
(multimedia).

Dengan merujuk pada sumber belajar dalam pendidikan dan pelatihan, Percival dan Ellington
(1988) berpendapat bahwa sumber belajar yang dipakai dalam pendidikan dan pelatihan adalah
sebuah system yang terdiri atas sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja
dan dibuat agar memungkinkan peserta didik belajar secara individual. Sumber belajar inilah
yang disebut media pendidikan atau media instruksional. Percival dan Ellington menyebutkan
bahwa situasi pun seperti simulasi atau bermain peran dapat dijadikan sebagai sumber belajar.

Dari pengertian tersebut maka maksud dari sumber belajar meliputi segala sesuatu yan
digunakan untuk memfasilitasi belajar. Sumber belajar tersebut meliputi : pesan, manusia,
material atau bahan, peralatan, teknik dan lingkungan yang dipergunakan secara sendiri-sendiri
maupun dikombinasikan untuk memfasilitasi terjadinya tindak belajar.
Macam-macam sumber belajar :

a. Pesan (message): informasi yang akan disampaikan dalam bentuk ide, fakta, makna dan
data.
b. Manusia (people): orang – orang yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah dan
penyalur pesan
c. Bahan media (software materials) : perangkat lunak yang biasanya berisi pesan.
d. Peralatan Hardware (device) : perangkat keras yang digunakan untuk menyampaikan
pesan yang terdapat dalam bahan.
e. Teknik (technique) : prosedur atau langkah-langkah tertentu dalam menggunakan bahan,
peralatan, lingkungan dan orang untuk menyampaikan pesan.
f. Latar (setting): lingkungan dimana pesan itu diterima oleh pemelajar.

Fungsi Sumber Belajar

Dilihat dari segi fungsi dan perannya, terutama kemampuannya dalam melakukan
interaksi dan komunikasi dengan para peserta didik, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu : alat peraga (teaching aids) atau alat audio visual (audio-visual aids) dan media
pembelajaran. Sumber belajar dapat berfungsi sebagai saluran komunikasi dan mampu
berinteraksi dengan peserta belajar dalam suatu kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Oleh
sebab itu sumber belajar harus dikembangkan dan dirancang secara sistematis berdasarkan
kebutuhan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan juga berdasarkan pada
karakteristik para peserta didik yang akan mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut
(Liandani,tanpa tahun, hal.11)

Jika media pembelajaran hanya media untuk menyampaikan pesan, tetapi sumber belajar
tidak hanya memiliki fungsi tersebut. Sumber belajar juga memiliki strategi, metode, dan
tekniknya. Rusman (2008) menyatakan bahwa untuk mengoptimalkan sumber belajar dalam
memecahkan permasalahan pembelajaran terdapat beberapa pertanyaan yang dapat dijadikan
pedoman, yakni: apa masalah pembelajaran yang dihadapi?; bagaimana sumber belajar dapat
membantunya?; bagaimana sumber belajar itu dapat dimanfaatkan oleh siswa dan guru?; berapa
lama dipakai?; apa alat/sarana yang diperlukan dalam penggunaannya?; bagaimana dapat
ditentukan mutunya?; apakah sumber belajar dapat diganti?; dan bagaimana cara memerolehnya?
Secara umum sumber belajar memiliki fungsi:

1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a) mempercepat laju belajar dan
membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan (b) mengurangi beban
guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan
mengembangkan gairah.
2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara: (a)
mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan (b) memberikan kesempatan
bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.
3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara: (a)
perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan (b) pengembangan bahan
pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) meningkatkan kemampuan sumber
belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.
5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi kesenjangan antara
pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit; (b)
memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi
yang mampu menembus batas geografis.

Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang alasan dan arti penting sumber belajar
untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran

Media Pembelajaran

Pengertian

Media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang
secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar”, yakni perantara atau pengantar sumber pesan
dengan penerima pesan. Media pembelajaran bisa dikatakan sebagai alat yang bisa merangsang
siswa untuk supaya terjadi proses belajar. Sanjaya (2008) menyatakan bahwa media
pembelajaran meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat lunak
yang mengandung pesan. Namun demikian, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, tapi
juga hal-hal lain yang memungkinkan siswa memeroleh pengetahuan. Media bukan hanya
berupa TV, radio, computer, tapi juga meliputi manusia sebagai sumber belajar, atau kegiatan
seperti diskusi, seminar simulasi, dan sebagainya. Dengan demikian media pembelajaran dapat
disimpulkan sebagai segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran,
perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri
siswa.

Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu bagi guru untuk
mengajar dan yang digunakan adalah baru sebatas alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad ke-
20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat
bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran
menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.

Fungsi

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa pengetahuan akan semakin abstrak jika
hanya disampaikan melalui bahasa verbal. Hal tersebut akan memungkikan terjadinya
verbalisme, yakni siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa mengetahui dan mengerti makna
yang dimiliki kata tersebut. Selain itu, penyampaian informasi yang hanya melalui bahasa verbal,
akan menurunkan gairah siswa dalam menangkap pesan pada saat proses pembelajaran. Padahal
untuk memahami sesuatu idealnya memerlukan pengalaman langsung yang melibatkan fisik
maupun psikis siswa

Pada kenyataannya, memberikan pengalaman langsung pada siswa bukanlah sesuatu


yang mudah, karena tidak semua pengalaman dapat langsung dipelajari oleh siswa. Misalnya jika
ingin menerangkan kondisi di permukaan bulan, maka tidak mungkin pengalaman tersebut
didapat langsung oleh siswa. Oleh karenanya di sini media pembelajaran berperan sangat penting
dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Guru dapat menggunakan TV, film, atau gambar dalam
memberikan informasi pada siswa. Dengan media pembelajaran hal yang bersifat abstrak bisa
menjadi lebih konkret.

Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari
sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu
siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. Fungsi
media dalam proses pembelajaran ditunjukkan pada gambar berikut

Secara umum media memiliki beberapa fungsi, diantaranya:

1. Dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para siswa. Pengalaman
tiap siswa berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan
pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan berwisata, dan sebagainya. Hal
tersebut bisa diatasi dengan media pembelajaran. Jika siswa tidak mungkin dibawa ke
obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke siswa.
2. Dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara
langsung di dalam kelas oleh para siswa tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena:
a) obyek terlalu besar;
b) obyek terlalu kecil;
c) obyek yang bergerak terlalu lambat;
d) obyek yang bergerak terlalu cepat;
e) obyek yang terlalu kompleks;
f) obyek yang bunyinya terlalu halus;
3. Memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungannya.
4. Menghasilkan keseragaman pengamatan
5. Menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6. Membangkitkan keinginan dan minat baru.
7. Membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8. Memberikan pengalaman yang menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak

Anda mungkin juga menyukai