PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta, Kencana Media Group, 2018, hlm. 228
2
Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, Jakarta, PT Rineka Cipta, 1997, Hlm. 102.
3
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, Jakarta, Rineka Cipta 2008, hlm. 209
4
Ahmad Rohani, hlm. 103.
2
c. Menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas.
d. Memberikan informasi yang akurat dan yang terbaru, seperti buku, ensiklopedia,
narasumber, dan lain-lain.
e. Memberukan motivasi yang positif.
f. Merangsang untuk berfikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut, seperti buku teks,
buku bacaam, film, dan lainnya yang mengandung daya penalaran yang mampu
membuat siswa terangsang untuk berfikir, menganalisis, dan berkembang lebih lanjut.
5
Ahmad Rohani, hlm. 212.
3
macam, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan non fisik. Lingkungan fisik contohnya
gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, aula, bengkel, dan lain-lain.
Ditinjau dari tipe atau asal-usulnya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu:6
1) Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yaitu sumber belajar yang
secara khusus atau sengaja dirancang atau dikembangkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu.
Contohnya: buku pelajaran, modul, program VCD pembelajaran, program audio
pembelajaran, transparansi, CAI (Computer Asisted Instruction), programmed instruction
an lain-lain.
2) Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (learning resources by
utilization), yaitu sumber belajar yang secara tidak khusus dirancang atau dikembangkan
untuk keperluan pembelajaran, tetapi dapat dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran.
Contohnya: surat kabar, siaran TV, pasar, sawah, waduk, pabrik, museum, kebun
binatang, pabrik, terminal, pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, dan lain-lain.
6
Ibid
4
karena itu peneliti hanya membahas mengenai ruangan kelas, perpustakaan dan
laboratorium agama.7
1) Kelas
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kelas adalah ruang tempat belajar di
sekolah. Menurut Hadari Nawawi kelas adalah suatu masyarakat kecil yang
merupakan bagian dari masyarakat sekolah sebagai suatu kesatuan diorganisasi
menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.
2) Perpustakaan Sekolah
Menurut Mulyani A.Nurhadi bagian integral dari lembaga pendidikan sekolah,
yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang dikelola dan diatur
secara sistematis dengan cara tertentu untuk digunakan siswa dan guru sebagai
sumber informasi, dalam rangka menunjang program belajar mengajar di
sekolah.8
3) Laboratorium Agama
Laboratorium berasal dari bahasa Inggris “labor” yang artinya bekerja, dengan
akhiran “ium” menunjukkan maksud tempat atau wadah. Laboratorium berarti suatu
tempat untuk melakukan percobaan dan penyelidikan. Laboratorium agama
merupakan sebuah ruangan atau tempat yang dikhususkan dengan adanya prasarana
atau kegiatan keagamaan guna melakukan kegiatan praktikum keagamaan dan
pembelajaran PAI agar peserta didik mudah memahami materi dengan suasana
yang nyaman. Sebagai contoh dalam praktik perawatan jenazah, manasik haji, dan
bisa untuk proses pembelajaran.
Kementrian Agama RI menyebutkan bahwa laboratorium keagamaan adalah
tempat yang layak sebagai sentral kegiatan pembinaan agama. Misalnya: masjid
sebagai laboratorium sholat berjamaah, sholat jenazah, latihan khotib, lapangan
dilengkapi dengan ka’bah tiruan sebagai tempat pembinaan manasik haji dan juga
digunakan untuk ritual yang lain seperti, praktik penyembelihan hewan qurban,
mengurusi mayat, dll. Semua kegiatan atau praktik kegiatan yang sering dijalankan
7
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar , Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 196.
8
B. Suryobroto, Proses Belajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta, 2009, hlm. 229.
5
dalam masyarakat Islam ini harus diajarkan pada siswa sekolah di Indonesia supaya
mereka mampu bersosialisasi dengan mudah, dan bahkan jika mereka menjadi
pemimpin umat di daerahnya atau di lingkunganmasyarakatnya mereka tidak merasa
asing melihat/menyaksikan kegiatan-kegiatan seperti ini.
Ruang laboratorium agama berisikan alat-alat untuk praktik pendidikan agama
atau sebagai pusat sumber belajar. Pada umumnya laboratorium PAI atau laboratorium
keagamaan hanya dimanfaatkan untuk mata pelajaran Fiqih saja. Padahal
laboratorium agama ini juga dapat digunakan untuk penelitian tentang kandungan al-
Qur’an dan Hadits dengan menggunakan multimedia, sehingga siswa memiliki nalar
yang kritis dan pengetahuan yang lebih mendalam tentang ajaran Islam.
9
Rizka Fitrianingsih, Pemanfaatan sumber belajar Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa MAN Wlingi Blitar, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2016, hlm. 16.
6
b) Kriteria Berdasarkan Tujuan
Beberpa kriteria memilih sumber belajar berdasarkan tujuan diantaranya sebagai
berikut :
1) Sumber belajar guna memotivasi, artinya pemanfaatan sumber belajar tersebut
bertujuan meningkatkan minat, mendorong partisipasi, merangsang
pertanyaan-pertanyaan, memperjelas masalah dan sebagainya.
2) Sumber belajar untuk pembelajaran, yakni untuk mendukung kegiatan belajar
mengajar.
3) Sumber belajar untuk penelitian, merupakan bentuk yang dapat diobservasi,
dianalisis, dicatat secara teliti, dan sebagainya.
4) Sumber belajar untuk memecahkan masalah.
5) Sumber belajar untuk presentasi, disini lebih ditekankan sumber sebagai alat,
metode atau strategi penyampaian pesan.
Kriteria sumber belajar tersebut sebagai arah pengklasifikasian pemilihan sumber
belajar. Dengan adanya sumber yang memiliki entitas kebutuhan pembelajaran akan menjadi
alat dalam terwujudnya pembeleajaran yang efektif dan efisien. Baik kriteria umum maupun
khusus dapat menjadi patokan atau pakem bagi guru maupun pihak sekolah dalam
menyeleksi sumber yang akan memperluas jaringan pengetahuan peserta didik. Untuk
melanjutkan dinamikan pendidikan yang semakin dibutuhkan, diperlukan upaya peningkatan
pendidikan yang dimulai dari sistem kelas dan interaksi antara guru dengan murid yang di
dukung oleh berbagai fasilitas pembelajaran.
10
Abdul Majid, perencanaan Pembelajaran, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya Offset, 2009, hlm. 173.
7
penyampaian isi materi pelajaran. Bahan ajar juga dapat membantu peserta didik untuk
meningkatkan pemahaman dan menambah pengetahuan. Dampak positif dari bahan ajar
adalah guru akan memiliki banyak waktu untuk membimbing peserta didik dalam proses
pembelajaran, membantu peserta didik untuk memperoleh hal baru dari segala sumber atau
referensi yang digunakan dalam bahan ajar, dan peranan guru sebagai sumber pengetahuan
menjadi berkurang.
11
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakart, Kencana, 2009, hlm. 216.
12
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Offset, 2009), 182
8
b. Buku, adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan.
c. Modul, adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat
belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi
paling tidak tentang segala komponen dasar bahan ajar yang telah disebukan
sebelumnya.
d. Lembarkegiatan siswa, adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanyaberupa petunjuk,
langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.
e. Brosur, adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun
secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan
dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi
lengkap tentang perusahaan atau organisasi.
f. Leaflet, adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak
dimatikan atau dijahit.
g. Wallchart, adalah bahan cetak, biasanya berupa bagian siklus atau proses atau
grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Contoh: tentang siklus
makhluk hidup binatang antara ular, tikus dan lingkungannya.
h. Fotoatau gambar, sebagai bahan ajar tentu diperlukan satu rancangan yang baik
agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto atau gambar siswa dapat
melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih kompetensi
dasar.
i. Model atau maket, adalah bentuk yang dapat dikenal menyerupai persis benda
sesungguhnya dalam ukuran skala yang diperbesar atau dikecilkan.
9
Bahan ajar kaset biasanya digunakan untuk pembelajaran bahasa atau
pembelajaran musik.
b. Radio
Radio adalah media dengar yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, dengan
radio peserta didik bisa belajar sesuatu. Program radiodapat dirancang sebagai
bahan ajar, misalnya pada jam tertentu guru merencanakan sebuah progam
pembelajaran melalui radio. Seperti mendengarkan pengajian langsung di cenel
radio dais yang sedang berlangsung.
a. Video/ Film
Umumnya progam video telah dibuat dalam rancangan lengkap, sehingga setiap
akhir dari penayangan video siswa dapat menguasai satu atau lebih kompetensi
dasar.
b. Orang/ nara sumber
Orang sebagai sumber belajar dapat juga dikatakan sebagai bahan ajar yang dapat
dipandang dan didengar, karena dengan orang seseorang dapat belajar misalnya
karena orang tersebut memiliki ketrampilan khusus tertentu.
10
4.1 Pengertian Media
Zaman terus berkembang diikuti dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang tidak bisa dikendalikan oleh kuasa manusia.Hal ini tentu saja menstimulus
manusia untuk terus berusaha melakukan upaya dalam pemanfaatan perkembangan tersebut
dalam berbagai bidang kehidupan.Begitupun dalam bidang pendidikan, keterlibatan
teknologi dalam kegiatan belajar mengajar merupakan sebuah tuntutan yang harus
dilaksanakan baik itu oleh guru, ataupun siswa. Alat-alat hasil perkembangan teknologi
tersebut akan sangat membantu proses pembelajaran oleh guru. Untuk itu, guru sekurang-
kurangnya harus mampu menguasai penggunaan alat-alat yang sederhana dan mudah
dioperasikan guna menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.
Alat-alat yang menjadikan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif dan
efisien diatas disebut sebagai media pembelajaran.Secara bahasa media berarti perantara
atau penghubung. Beberapa tokoh mendefinisikan media menurut perspektif mereka,
diantaranya dibawah ini :13
1. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan,
begitulah definisi dari Sadiman dalam buku yang berjudul Media Pembelajaran
Manual dan Digital.
2. Gagne menjelaskan bahwa media adalah berbagai macam komponen dan
lingkungannya yang memberikan rangsangan pada pembelajar untuk belajar.
3. Raharjo menerangkan bahwa media merupakan wadah dari pesan yang oleh
sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut.
4. Gerlach dan Ely mengungkapkan bahwa media adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun suatu kondisi atau membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
5. Association of Education and Communication Technology (AECT) menujukkan
bahwa ada batasan terhadap media sebagai keseluruhan bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan.
6. Heinich dan kawan-kawan juga memberikan pengertian bahwa media adalah
perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.
13
Cecep, Kutanda, dan Bambang, Sutcipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital, (Bogor : Ghalia Indonesia,
2011), hlm. 7-9
11
7. Hamidjojo dan Latuheru menjelaskan bahwa media adalah bentuk perantara
yang digunakan oleh manusia untuk menyebar ide, gagasan, atau pendapat,
sehingga ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada
penerima.
Dari berbagai pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang mampu menjadi perantara tersampainya sebuah
pengetahuan atau informasi dari guru kepada siswa dalam mempermudah berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar serta menunjang tercapainya tujuan pembelajaran tersebut.
14
Hujair AH. Sanaky, Media Pembelajaran, (Yogyakarta : Safiria Insania Press, 2009), hlm. 4
15
Aziz Fahrurozi,dkk, Media Pembelajaran, (Jakarta : Direktorat Pendidikan Tingggi Islam Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam, Kementerian Agama, 2012), hlm 13
12
5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan
menimbulkan persepsi yang sama
6. Pembelajaran lebih menarik sehingga meningkatkan motivasi siswa
7. Pembelajaran menjadi lebih interaktif
16
Cecep, Kutanda, dan Bambang, Sutcipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital, hlm..33
17
Nana Sudjana, dan Ahmad Rivai, Media Pembelajaran, (Bandung :Sinar Baru Algesindo, 2009), hlm. 27
13
dalam proses pembelajaran yang memberikan informasi atau pengetahuan
dengan mengkombinasikan kata-kata dengan gambar.
Beberapa contoh media grafis adalah bagan diagram, grafik, poster, kartun,
komik, sketsa, dll.
Kelebihan media grafis :
a. Menyajikan materi yang lebih mudah dipahami siswa
b. Pembuatannya sangat mudah
c. Biaya pembuatannya murah
Kekurangan media grafis :
a. Guru harus memiliki keterampilan khusus dalam proses pembuatannya
b. Unsur yang ditampilkan hanya berupa unsur visual
3. Media audio
Implementasi penggunaan komunikasi audio sudah menjadi hal yang lumrah
dalam bidang pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan
tinggi.Media audio ini adalah segala macam bentuk media yang berkaitan
dengan indera pendengaran.18Karena indera pendengaran menjadi salah satu
yang paling penting dalam media audio maka seluruh informasi ataupun
pengetahuan yang disampaik guru melalui media haruslah berbentuk auditif
verbal ataupun non verbal.
Contoh media audio adalah music, radio, tape recorder, dll.
4. Media visual
Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang
sangat penting dalam proses belajar.19Dengan adanya media ini siswa
diharapkan lebih mudah mengingat dan memahami materi yang disampaikan
oleh guru. Media visual ini pada intinya adalah seluruh media yang
menggunakan indera penglihatan sebagai proses pengenalannya.
Contoh media visual adalah gambar, karikatur, komik, dll
5. Media audio visual
18
Arief S. Sadiman, Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya), (Jakarta : CV
Rajawali,1999), hlm. 52
19
Azhar Rasyad, Media Pengajaran, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1997), hlm..89
14
Media audio visual adalah media yang mengintegrasikan antara indera
penglihatan melalui gambar dengan indera pengdengaran melalui suara.
Penggunaan media audio visual ini tentu saja lebih efektif dan efisien dalam
menyampaikan materi kepada siswa. Siswa berkemungkinan besar akan lebih
memahami maksud dari materi yang akan dipelajari.
Contoh media audio visual adalah televisi, film, youtube, VCD, sound slide,
dll.
6. Mediacomputer dan internet
Komputer adalah mesin yang dirancang khusu untuk memanipulasi informasi
yang diberi kode, serta merupakan mesin elektronik yang otomatis melakukan
pekerjaan perhitungan sederhana dan rumit.20Dewasa ini, rasanya penggunaan
media computer tidak lagi bisa dipisahkan dengan dunia pendidikan.Hal ini
berdasarkan fenomena berkembang sistem pendidikan yang diterapkan oleh
kurikulum Indonesia.
Selain itu, saat ini computer juga telah berintegrasi secara harmonis dengan
internet demi menciptakan kemudahan bagi para siswa.Penggunaan media
computer dan internet ini mampu menyajikan proses pembelajaran yang
menarik, efektif, dan efisien. Siswa akan mampu merasakan pengalaman
belajar dari seluruh dunia.
7. Media proyeksi
Media proyeksi adalah media visual ataupun media audio yang diproyeksikan
melalui sebuah alat proyeksi.Media ini mampu memberikan proyeksi yang
lebih jelas dan nyata sehingga siswa lebih mudah menerima dan memahami
materi.
Contoh media ini adalah OHT/OHP, dan LCD Projector.
20
Cecep, Kutanda, dan Bambang, Sutcipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital, hlm..76
15
pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang amat penting dan sangat menekankan pada
aspek nilai, karakter, dan penghayatan.
Kriteria pemilihan media ini dibagi menjadi dua, yaitu keriteria umum dan kriteria
khusus. Pertimbangan paling penting dari penggunaan media adalah apakah media tersebut
akan mampu mempermudah proses pembelajaran dan tercapainya tujuan pembelajaran
tersebut. Jika tidak mampu, maka pembelajaran tidak perlu menggunakan media tersebut.
Kriteria umum dalam proses pemilihan media pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam adalah sebagai berikut :
1. Media harus sesuai dengan tujuan pembelajaran (Instructional Goals).
Sebelum kita menentukan media yang akan kita pakai dalam kegiatan belajar
mengajar, kita harus mengetahui terlebih dahulu tujuan apa yang hendak kita
capai dari proses pembelajaran ini. Tanpa adanya tujuan yang jelas, proses
pembelajaran tidak perlu dilaksanakan. Untuk itu, media yang akan kita
gunakan dalam pembelajaran haruslah media yang paling membantu guru
untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
2. Media harus sesuai materi pembelajaran (Instructional Content)
Media yang akan dipilih oleh guru harus memperhatikan jenis-jenis materi
yang akan disampaikan. Dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ada
klasifikasi pemetaan materi sebagai berikut :21
e. Fakta/Informatif, segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran,
meliputi nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat
f. Konsep, segala hal yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa
timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian
g. Prosedur, merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam
mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem.
h. Sikap atau nilai, merupakan hasil belajar aspek sikap
i. Ketrampilan, suatu unjuk kerja atau kemampuan yang dimiliki oleh
siswa yang mampu diamati dan diukur
21
Istianah Abubakar, Pengembangan Materi SKI pada MTs, ( Jurnal Madrasah Vol. 4 No. 2, 2012), hlm. 235
16
Berbagai jenis klasifikasi materi diatas harus diperhatikan dengan baik oleh
guru Pendidikan Agama Islam untuk memilih media yang tepat sesuai dengan
jenis materi yang akan disampaikan.
Selain kriteria umum diatas, ada juga kriteria khusus yang juga harus diperhatikan oleh
guru ketika akan memilih media dalam proses pembelajaran. Kriteria khusus pemilihan
media biasanya dirumuskan dalam kata ACTION, makna dan kepanjangan kata tersebut
sebagai berikut :
1. Access
Media yang dipilih harus mampu diakses oleh sekolah, guru, dan siswa.Pada
intinya media dipilih atas dasar akan mempermudah akses siswa bukan
mempersulit akses siswa, guru, ataupun sekolah itu sendiri.
17
2. Cost
Biaya menjadi salah satu hal penting yang juga harus dipertimbangkan oleh
guru sebelum memilih media dalam pembelajaran.Biaya ini harus mampu
dipenuhi oleh seluruh aspek dalam sekolah baik itu guru, sekolah, ataupun
siswa.
3. Technology
Dalam hal teknologi guru harus mempertimbangkan apakah media yang akan
dipilih dan digunakan merupakan teknologi yang mudah dikuasai oleh guru
ataupun siswa
4. Interactivity
Media yang dipilih harus mampu menstimulus siswa untuk terlibat aktif dalam
pembelajaran.Media harus mampu menambah motivasi siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar.
5. Organization
Dukungan dari organisasi terkait juga merupakan salah satu factor penting
yang harus diperhatikan sebelum memilih media. Media yang dipilih harus
mendapatkan dukungan dan persetujuan dari komite, kepala sekolah, guru,
orang tua, dan siswa.
6. Novelty
Media yang dipilih juga harus memperhatian kebaruan media tersebut.Media
yang baru biasanya lebih meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran dikelas.
22
Aziz Fahrurozi,dkk, Media Pembelajaran, hlm..79
18
1. Flowchart
Prosedur flowchart menggunakan sistem eliminasi atau pengguguran.Jika ada
salah satu ber-opsi tida disetujui maka berpindah pada opsi lainnya. Teknik ini
memiliki beberapa tahap seleksi dan harus mendapatkan persetujuan dari seluruh
warga sekolah mulai dari kepala sekolah, komite dan guru setelah
mempertimbangkan review media yang akan dibeli.
2. Matrik
Proses matrik dengan mempertimbangkan semua kriteria yang akan dijadikan
acuan pemilihan media. Bentuk dari proses ini adalah menggunakan kolom yang
menghubungkan satu variable dengan variable lainnya.
3. Check list
Sama dengan matrik, proses check list juga sangat memperhatikan seluruh kriteria
yang akan dijadikan dasar penetapan pemilihan media. Dengan format ini guru
akan memberikan nilai ataupun skor atas variable yang ada dalam formulir
pemilihan media.
Selain tiga format prosedur diatas, guru sebelum menentukan media bisa
menggunakan prosedur yang disebut ASSURE.ASSURE merupakan akronim yang
memilik kepanjangan seperti dibawah ini :
1. Analyze learner characteristic
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru sebelum menentukan media
adalah memahami karakteristik siswa baik secara fisik, psikologis, ataupun
spiritual.
2. State Objectives
Langkah kedua guru harus faham tujuan atau kompetensi apa yang dicapai oleh
siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan media tersebut.
Terdapat tiga kompetensi dalam kurikulum 2013 yaitu afektif (spiritual dan
sosial), kognitif, serta psikomotorik.
19
3. Select, modify, or design materials
Langkah ketiga adalah guru memilih, memodifikasi, dan mendesain media
yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.Pemilihan media tersebut
dapat menggunakan tiga teknik diatas yaitu flowchart, matrik, dan check list.
4. Utilitize materials
Langkah selanjutnya setelah tiga langkah sebelumnya adalah pemanfaatan
media didalam kelas.Disinilah guru melakukan observasi atas penggunaan
media tersebut. Guru mengamati keefektifan dan keefisienan media, response
peserta didik setelah media digunakan dalam pembelajaran, dll.
5. Require learner response
Langkah kelima adalah memperhatikan response peserta didik setelah media
digunakan dalam pembelajaran. Response ini menjadi sangat penting
mengingat salah satu fungsi media adalah harus membantu siswa dalam
menerima proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Respon dari
siswa ini bisa berupa respon baik ataupun respon buruk.
6. Evaluation
Tahap terakhir dari proses pemilihan media ini adalah melakukan evaluasi
terhadap penggunaan media selama proses pembelajaran. Evaluasi ini
dilakukan dengan membuat keputusan menggunakan nilai atas suatu objek.
Evaluasi media ini dapat diukur dengan penguasaan materi oleh siswa-siswa
seteah menggunakan media tersebut dalam pembelajaran.Evaluasi ini juga
harus diukur apakah mampu membantu tercapainya tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan diawal pembelajaran atau tidak.
Model terakhir yang juga bisa dijadikan opsi oleh guru dalam memilih media
adalah menggunakan model yang ditetapkan oleh Anderson. Anderson merumuskan
beberapa langkah sebelum memilih media sebagai berikut :
1. Merumuskan karakteristik pesan atau materi yang disampaikan kepada siswa
2. Mengkaji dan menentukan metode yang paling tepat
3. Menganalisis informasi atau pengetahuan dalam pembelajaran yang akan
disampaikan oleh guru
20
4. Menentukan media yang paling tepat
5. Melakukan evaluasi pada media
6. Melakukan perencanaan untuk pengembangan, dan produksi media
21
BAB III
KESIMPULAN
22
DAFTAR PUSTAKA
Abu bakar. Istianah. 2012. Pengembangan Materi SKI pada MTs. Jurnal Madrasah Vol. 4 No. 2
AH Sanaky, Hujair. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta : Safiria Insani Press.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1997.. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta.
Rineka Cipta.
Fahrurozi, Aziz, dkk. 2012. Media Pembelajaran. Jakarta :Direktorat Pendidikan Tingggi Islam
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama.
Fitrianingsih, Rizka. 2016. Pemanfaatan sumber belajar Pendidikan Agama Islam Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa MAN Wlingi Blitar. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Kutanda Cecep, dan Sutcipto Bambang. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor
: Ghalia Indonesia.
Majid, Abdul. 2009. Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Offset.
Rasyad, Azhar. 1997. Media Pengajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Rohani, Ahmad. Media Instruksional Edukatif. Jakarta. PT Rineka Cipta. 1997.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta, Kencana Media Group,
2018.
S. Saiman, Arief. 1999. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya).
Jakarta : CV. Rajawali
Sudjana,Nana, dan Rivai Ahmad. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Suryobroto, Proses Belajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta, 2009.
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta.
Rineka Cipta.
23