Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses pembelajaran tidak lepas lepas dari beberapa perangkat yang dibutuhkan untuk
menyampaikan dan memudahkan pesan dari seorang pendidik kepada peserta didik, antara
lain; sumber, bahan dan media. Adanya sumber belajar akan memudahkan peserta didik
dalam memperoleh sumber pengetahuan, dengan tersedianya bahan, peserta didik tidak
memiliki sarana untuk mengambil informasi yang dibutuhkan. Serta media, merupakan aspek
penting sebagai perantara antara pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Pada umumnya, sekolah telah mempersiapkan berbagai sumber, bahan, serta media
pembelajaran sebelum berlangsungya kegiatan belajar mengajar. Khususnya dalam
pembelajaran PAI, terdapat berbagai macam sumber, bahan dan media yang relevan dengan
kebutuhan peserta didik dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Peran pendidik dan peserta didik menjadi faktor penentu berlangsungnya proses
pembelajaran. Inovasi pendidik dalam mengajar dan kreatifitas peserta didik akan menunjang
berbagai sumber, bahan dan media yang ada. Karena berhasilnya suatu pembelajaran
ditentukan oleh seberapa besar interaksi pendidik dan peserta didik dalam memanfaatkan
sumber, bahan, dan media.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja macam-macam Sumber Pembelajaran PAI?
2. Apa saja macam-macam Bahan Pembelajaran PAI?
3. Apa saja macam-macam Media Pembelajaran PAI?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk Mengetahui Sumber Pembelajaran PAI
2. Untuk Mengetahui Bahan Pembelajaran PAI
3. Untuk Mengetahui Media Pembelajaran PAI

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sumber Belajar Pendidikan Agama Islam


Sumber belajar adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang
dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, sehingga mempermudah peserta didik
mencapai tujuan belajar.1 Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu
optimalisasi hasil belajar.2
Menurut Assosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan/AECT, sumber belajar adalah
meliputi semua sumber baik berupa data, orang atau benda yang dapat digunakan untuk
memberi fasilitas (kemudahan) belajar bagi peserta didik. Oleh karena itu, sumber belajar
adalah semua komponen sistem intruksional baik yang secara khusus dirancang maupun
yang menurut sifatnya dapat dipakai atau dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran.3
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sumber belajar adalah segala
sesuatu digunakan pada saat proses pembelajaran baik secara khusus dirancang maupun
sudah tersedia untuk dimanfaatkan yang akan memudahkan proses interaksi antara guru,
peserta didik, dan isi atau materi pembelajaran.

2.2 Manfaat Sumber Belajar


Kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien dalam usaha pencapaian tujuan
instruksional, jika melibatkan komponen sumebr belajar secara terencana. Sebab sumber
belajar merupakan komponen penting dan sangan besar manfaatnya.
Manfaat sumber belajar sebagai berikut : 4
a. Untuk memberikan pengalaman bekajar secara tidak langsung dan konkret kepada
siswa.
b. Menyajikan sesuatu yang tidak mungkin dikunjungi, diadakan, atau dilihat secara
langsung dan konkret.

1
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta, Kencana Media Group, 2018, hlm. 228
2
Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, Jakarta, PT Rineka Cipta, 1997, Hlm. 102.
3
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, Jakarta, Rineka Cipta 2008, hlm. 209
4
Ahmad Rohani, hlm. 103.

2
c. Menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas.
d. Memberikan informasi yang akurat dan yang terbaru, seperti buku, ensiklopedia,
narasumber, dan lain-lain.
e. Memberukan motivasi yang positif.
f. Merangsang untuk berfikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut, seperti buku teks,
buku bacaam, film, dan lainnya yang mengandung daya penalaran yang mampu
membuat siswa terangsang untuk berfikir, menganalisis, dan berkembang lebih lanjut.

2.3 Macam-macam Sumber Belajar


AECT (Associaton for Education Corporation and Technology) mengklasifikasikan
sumber belajar menjadi enam, yaitu:5
1) Pesan (message), adalah informasi pembelajaran yang akan disampaika yang dapat
berupa ide, fakta, ajaran, nilai dan data. Dalam sistem persekolahan, pesan ini berupa
seluruh mata pelajaran yang disampaikan kepada seluruh peserta didik.
2) Orang (people), adalah manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan, pengolah,
dan penyaji pesan. Contohnya guru, dosen, tutor, pustakawan, laboran, instruktur, peserta
didik, tokoh masyarakat dan sebagainya.
3) Bahan (materials/software), adalah perangkat lunak yang mengandung pesan-pesan
pembelajaran yang biasanya disajikan melalui peralatan tertentu ataupun oleh dirinya
sendiri. Contohnya buku teks, modul, transparansi (OHT), slide, film, audio, video,
modul, buku, majalah dan sebagainya.
4) Alat (devices/hardware), adalah perangkat keras yang digunakan untuk menyampaikan
pesan yang tersimpan dalam bahan. Contohnya OHP, proyektor slide, tape recorder,
video, komputer, proyektor film, dan sebagainya.
5) Teknik (technique), adalah prosedur atau langkah-langkah tertentu yang disiapkan dalam
menggunakan bahan, alat, lingkungan dan orang yang menyampaikan pesan. Misalnya
demonstrasi, diskusi, praktikum, pembelajaran mandiri, tutorial tatap muka dan
sebagainya.
6) Lingkungan (setting) adalah situasi disekitar terjadinya proses pembelajaran tempat
peserta didik menerima pesan pembelajaran. Lingkungan dibedakan menjadi dua

5
Ahmad Rohani, hlm. 212.

3
macam, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan non fisik. Lingkungan fisik contohnya
gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, aula, bengkel, dan lain-lain.

Ditinjau dari tipe atau asal-usulnya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu:6
1) Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yaitu sumber belajar yang
secara khusus atau sengaja dirancang atau dikembangkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu.
Contohnya: buku pelajaran, modul, program VCD pembelajaran, program audio
pembelajaran, transparansi, CAI (Computer Asisted Instruction), programmed instruction
an lain-lain.
2) Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (learning resources by
utilization), yaitu sumber belajar yang secara tidak khusus dirancang atau dikembangkan
untuk keperluan pembelajaran, tetapi dapat dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran.
Contohnya: surat kabar, siaran TV, pasar, sawah, waduk, pabrik, museum, kebun
binatang, pabrik, terminal, pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, dan lain-lain.

2.4 Proses Pemanfaatan Sumber Belajar Berbasis Lingkungan (Setting)


Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa sumber belajar adalah segala daya
yang dapat dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam
belajarnya.Sedangkan lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki
makna atau pengaruh tertentu kepada individu. Sumber belajar banyak jenisnya, akan tetapi
sumber belajar yang peneliti bahas disini adalah sumber belajar berupa lingkungan (setting)
yaitu situasi sekitar dimana pesan disalurkan/ditransmisikan. Contohnya: ruangan kelas,
studio, perpustakaan, auditorium, aula, taman, kebun, pasar, museum, toko. Akan tetapi
madrasah yang dijadikan sebagai lokasi penelitian menggunakan sumber belajar berupa
lingkungan (setting) berupa ruangan kelas, perpustakaan dan laboratorium agama. Oleh

6
Ibid

4
karena itu peneliti hanya membahas mengenai ruangan kelas, perpustakaan dan
laboratorium agama.7
1) Kelas
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kelas adalah ruang tempat belajar di
sekolah. Menurut Hadari Nawawi kelas adalah suatu masyarakat kecil yang
merupakan bagian dari masyarakat sekolah sebagai suatu kesatuan diorganisasi
menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.
2) Perpustakaan Sekolah
Menurut Mulyani A.Nurhadi bagian integral dari lembaga pendidikan sekolah,
yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang dikelola dan diatur
secara sistematis dengan cara tertentu untuk digunakan siswa dan guru sebagai
sumber informasi, dalam rangka menunjang program belajar mengajar di
sekolah.8
3) Laboratorium Agama
Laboratorium berasal dari bahasa Inggris “labor” yang artinya bekerja, dengan
akhiran “ium” menunjukkan maksud tempat atau wadah. Laboratorium berarti suatu
tempat untuk melakukan percobaan dan penyelidikan. Laboratorium agama
merupakan sebuah ruangan atau tempat yang dikhususkan dengan adanya prasarana
atau kegiatan keagamaan guna melakukan kegiatan praktikum keagamaan dan
pembelajaran PAI agar peserta didik mudah memahami materi dengan suasana
yang nyaman. Sebagai contoh dalam praktik perawatan jenazah, manasik haji, dan
bisa untuk proses pembelajaran.
Kementrian Agama RI menyebutkan bahwa laboratorium keagamaan adalah
tempat yang layak sebagai sentral kegiatan pembinaan agama. Misalnya: masjid
sebagai laboratorium sholat berjamaah, sholat jenazah, latihan khotib, lapangan
dilengkapi dengan ka’bah tiruan sebagai tempat pembinaan manasik haji dan juga
digunakan untuk ritual yang lain seperti, praktik penyembelihan hewan qurban,
mengurusi mayat, dll. Semua kegiatan atau praktik kegiatan yang sering dijalankan

7
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar , Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 196.
8
B. Suryobroto, Proses Belajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta, 2009, hlm. 229.

5
dalam masyarakat Islam ini harus diajarkan pada siswa sekolah di Indonesia supaya
mereka mampu bersosialisasi dengan mudah, dan bahkan jika mereka menjadi
pemimpin umat di daerahnya atau di lingkunganmasyarakatnya mereka tidak merasa
asing melihat/menyaksikan kegiatan-kegiatan seperti ini.
Ruang laboratorium agama berisikan alat-alat untuk praktik pendidikan agama
atau sebagai pusat sumber belajar. Pada umumnya laboratorium PAI atau laboratorium
keagamaan hanya dimanfaatkan untuk mata pelajaran Fiqih saja. Padahal
laboratorium agama ini juga dapat digunakan untuk penelitian tentang kandungan al-
Qur’an dan Hadits dengan menggunakan multimedia, sehingga siswa memiliki nalar
yang kritis dan pengetahuan yang lebih mendalam tentang ajaran Islam.

2.5 Kriteria Memilih Sumber Belajar


Dalam memilih sumber belajar harus memperhatikan dua kriteria yaitu kriteria umum
dan kriteria berdasarkan tujuan. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut :9
a) Kriteria Umum
Kriteria umum merupakan ukuran kasar dalam memilih sumber belajar, diantaranya
adalah :
1) Ekonomis : tidak harus terpatok pada harga yang mahal
2) Praktis : tidak memerlukan pengelolaan yang rumitm sulit dan langka
3) Mudah : dekat dan tersedia di sekitar lingkungan kita
4) Fleksibel : Dapat dimanfaatkan untuk berbagau tujuan instruksional
5) Sesuai dengan tujuan : mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar,
daoat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.

9
Rizka Fitrianingsih, Pemanfaatan sumber belajar Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa MAN Wlingi Blitar, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2016, hlm. 16.

6
b) Kriteria Berdasarkan Tujuan
Beberpa kriteria memilih sumber belajar berdasarkan tujuan diantaranya sebagai
berikut :
1) Sumber belajar guna memotivasi, artinya pemanfaatan sumber belajar tersebut
bertujuan meningkatkan minat, mendorong partisipasi, merangsang
pertanyaan-pertanyaan, memperjelas masalah dan sebagainya.
2) Sumber belajar untuk pembelajaran, yakni untuk mendukung kegiatan belajar
mengajar.
3) Sumber belajar untuk penelitian, merupakan bentuk yang dapat diobservasi,
dianalisis, dicatat secara teliti, dan sebagainya.
4) Sumber belajar untuk memecahkan masalah.
5) Sumber belajar untuk presentasi, disini lebih ditekankan sumber sebagai alat,
metode atau strategi penyampaian pesan.
Kriteria sumber belajar tersebut sebagai arah pengklasifikasian pemilihan sumber
belajar. Dengan adanya sumber yang memiliki entitas kebutuhan pembelajaran akan menjadi
alat dalam terwujudnya pembeleajaran yang efektif dan efisien. Baik kriteria umum maupun
khusus dapat menjadi patokan atau pakem bagi guru maupun pihak sekolah dalam
menyeleksi sumber yang akan memperluas jaringan pengetahuan peserta didik. Untuk
melanjutkan dinamikan pendidikan yang semakin dibutuhkan, diperlukan upaya peningkatan
pendidikan yang dimulai dari sistem kelas dan interaksi antara guru dengan murid yang di
dukung oleh berbagai fasilitas pembelajaran.

3.1 Pengertian Bahan Ajar


Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis
maupun tidak, sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik
untuk belajar. Adapula yang berpendapat bahwa bahan ajar merupakan segala bentuk bahan
yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar.10
Komponen yang tidak bisa dipisahkan dalam pengajaran ialah bahan ajar, penggunaan
dan pemanfaatan bahan ajar akan membantu kefektifan proses pembelajaran dan

10
Abdul Majid, perencanaan Pembelajaran, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya Offset, 2009, hlm. 173.

7
penyampaian isi materi pelajaran. Bahan ajar juga dapat membantu peserta didik untuk
meningkatkan pemahaman dan menambah pengetahuan. Dampak positif dari bahan ajar
adalah guru akan memiliki banyak waktu untuk membimbing peserta didik dalam proses
pembelajaran, membantu peserta didik untuk memperoleh hal baru dari segala sumber atau
referensi yang digunakan dalam bahan ajar, dan peranan guru sebagai sumber pengetahuan
menjadi berkurang.

3.2 Fungsi Bahan Ajar


Dalam proses belajar mengajar guru menyajikan materi kepada peserta didik, Pembuatan
bahan ajar yang menarik dan inovatif adalah hal yang sangat penting dan merupakan
tuntunan bagi setiap pendidik. Bahan ajar mempunyai kontribusi yang besar bagi
keberhasilan proses pembelajaran yang kita laksanakan.
Disini peran guru sebagai fasilisator lebih penting dari pada sebagai nara sumber ,karena
peran guru sebagai fasilisator dapat membantu dan mengarahkan proses belajar mengajar
dengan cara :11
1. Membangkitkan minat belajar peserta didik.
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran.
3. Menyajikan materi dengan struktur yang baik.
4. Memberi kesempatan peserta didik untuk berlatih dan memberi umpan balik (fead back)
5. Memperhatikan dan menjelaskan hal- hal yang sulit atau tidak dipahami.
Menciptakan komunikasi dua arah (pendidik dan peserta didik )

3.3 Macam-macam Bahan Ajar


Macam-macam bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu:12
1) Bahan ajar cetak (visual)
Sumber Belajar dan bahan Ajar dalam PAI – Bahan cetak dapat ditampilkan dalam
berbagai bentuk. Yang termasuk dalam bahan ajar ini, yaitu:
a. Handout, adalah bahan tertulis yang dipersiapkan oleh seorang guru untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik. Contoh: dengan cara mendownload dari
internet, atau menyadur dari sebuah buku.

11
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakart, Kencana, 2009, hlm. 216.
12
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Offset, 2009), 182

8
b. Buku, adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan.
c. Modul, adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat
belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi
paling tidak tentang segala komponen dasar bahan ajar yang telah disebukan
sebelumnya.
d. Lembarkegiatan siswa, adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanyaberupa petunjuk,
langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.
e. Brosur, adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun
secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan
dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi
lengkap tentang perusahaan atau organisasi.
f. Leaflet, adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak
dimatikan atau dijahit.
g. Wallchart, adalah bahan cetak, biasanya berupa bagian siklus atau proses atau
grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Contoh: tentang siklus
makhluk hidup binatang antara ular, tikus dan lingkungannya.
h. Fotoatau gambar, sebagai bahan ajar tentu diperlukan satu rancangan yang baik
agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto atau gambar siswa dapat
melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih kompetensi
dasar.
i. Model atau maket, adalah bentuk yang dapat dikenal menyerupai persis benda
sesungguhnya dalam ukuran skala yang diperbesar atau dikecilkan.

2) Bahan ajar dengar (audio)


Media audio adalah media atau bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita
suara atau piringan suara) yang dapat merangsang pikiran dan perasaan pendengar
sehingga terjadi proses belajar.
a. Kaset/ piringan hitam/ compact disk
Media kaset dapat menyimpan suara yang dapat secara berulang-ulang
diperdengarkan kepada peserta didik yang menggunakannya sebagai bahan ajar.

9
Bahan ajar kaset biasanya digunakan untuk pembelajaran bahasa atau
pembelajaran musik.

b. Radio
Radio adalah media dengar yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, dengan
radio peserta didik bisa belajar sesuatu. Program radiodapat dirancang sebagai
bahan ajar, misalnya pada jam tertentu guru merencanakan sebuah progam
pembelajaran melalui radio. Seperti mendengarkan pengajian langsung di cenel
radio dais yang sedang berlangsung.

3) Bahan ajar pandang-dengar (audio visual)


Audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis
media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media
auditif (mendengar) dan visual (melihat).

a. Video/ Film
Umumnya progam video telah dibuat dalam rancangan lengkap, sehingga setiap
akhir dari penayangan video siswa dapat menguasai satu atau lebih kompetensi
dasar.
b. Orang/ nara sumber
Orang sebagai sumber belajar dapat juga dikatakan sebagai bahan ajar yang dapat
dipandang dan didengar, karena dengan orang seseorang dapat belajar misalnya
karena orang tersebut memiliki ketrampilan khusus tertentu.

3) Bahan ajar interaktif (interactive teaching material)


Sumber Belajar dan bahan Ajar dalam PAI – Bahan ajar interaktif adalah kombinasi dari
dua atau lebih media (audio, teks, garfik, gambar, animasi, dan video) yang oleh
penggunanya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah dan atau perilaku alami dari
suatu presentasi. Bahan ajar interaktif dalam menyiapkannya diperluakn pengetahuan dan
keterampilan pendukung yang memadai terutama dalam mengoperasikan peralatan
seperti komputer, kamera video, dan kamera photo. Bahan ajar interaktif biasanya
disajikan dalam bentuk compack disk (CD).

10
4.1 Pengertian Media
Zaman terus berkembang diikuti dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang tidak bisa dikendalikan oleh kuasa manusia.Hal ini tentu saja menstimulus
manusia untuk terus berusaha melakukan upaya dalam pemanfaatan perkembangan tersebut
dalam berbagai bidang kehidupan.Begitupun dalam bidang pendidikan, keterlibatan
teknologi dalam kegiatan belajar mengajar merupakan sebuah tuntutan yang harus
dilaksanakan baik itu oleh guru, ataupun siswa. Alat-alat hasil perkembangan teknologi
tersebut akan sangat membantu proses pembelajaran oleh guru. Untuk itu, guru sekurang-
kurangnya harus mampu menguasai penggunaan alat-alat yang sederhana dan mudah
dioperasikan guna menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.
Alat-alat yang menjadikan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif dan
efisien diatas disebut sebagai media pembelajaran.Secara bahasa media berarti perantara
atau penghubung. Beberapa tokoh mendefinisikan media menurut perspektif mereka,
diantaranya dibawah ini :13

1. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan,
begitulah definisi dari Sadiman dalam buku yang berjudul Media Pembelajaran
Manual dan Digital.
2. Gagne menjelaskan bahwa media adalah berbagai macam komponen dan
lingkungannya yang memberikan rangsangan pada pembelajar untuk belajar.
3. Raharjo menerangkan bahwa media merupakan wadah dari pesan yang oleh
sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut.
4. Gerlach dan Ely mengungkapkan bahwa media adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun suatu kondisi atau membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
5. Association of Education and Communication Technology (AECT) menujukkan
bahwa ada batasan terhadap media sebagai keseluruhan bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan.
6. Heinich dan kawan-kawan juga memberikan pengertian bahwa media adalah
perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.

13
Cecep, Kutanda, dan Bambang, Sutcipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital, (Bogor : Ghalia Indonesia,
2011), hlm. 7-9

11
7. Hamidjojo dan Latuheru menjelaskan bahwa media adalah bentuk perantara
yang digunakan oleh manusia untuk menyebar ide, gagasan, atau pendapat,
sehingga ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada
penerima.
Dari berbagai pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang mampu menjadi perantara tersampainya sebuah
pengetahuan atau informasi dari guru kepada siswa dalam mempermudah berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar serta menunjang tercapainya tujuan pembelajaran tersebut.

4.2 Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran


Media dipilih sebagai salah satu hal yang harus ada dalam kegiatan pembelajaran bukan
tanpa suatu alasan.Hal ini tentu saja mempertimbangkan kebermanfaatan media dalam
menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Dibawah ini merupakan beberapa tujuan
dari penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar :14

1. Mempermudah proses pembelajaran dikelas


2. Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran
3. Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar
4. Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran
Selain tujuan penggunaan media diatas, media sendiri juga memiliki berbagai
manfaat dalam menunjang proses pembelajaran. Berikut ini merupakan beberapa manfaat
dari penggunaan media :15
1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas, karena menggunakan berbagai
macam metode pengajaran
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, daya indra, dan tenaga
3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih lanjut antara murid dengan sumber
belajar
4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori, dan kinestetiknya

14
Hujair AH. Sanaky, Media Pembelajaran, (Yogyakarta : Safiria Insania Press, 2009), hlm. 4
15
Aziz Fahrurozi,dkk, Media Pembelajaran, (Jakarta : Direktorat Pendidikan Tingggi Islam Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam, Kementerian Agama, 2012), hlm 13

12
5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan
menimbulkan persepsi yang sama
6. Pembelajaran lebih menarik sehingga meningkatkan motivasi siswa
7. Pembelajaran menjadi lebih interaktif

4.4 Macam-macam Media Pembelajaran


Media dalam perkembangannya memiliki berbagai macam jenis.Beraneka ragam jenis
media ini digolongkan menjadi beberapa bagian. Berikut beberapa pengelompokan media:
1. Media cetak
Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi,
seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses percetakan
mekanis atau fotografis.16Kebanyakan dari materi yang selama ini disampaikan
oleh guru menggunakan media cetak tersebut. Contoh dari media cetak ini
adalah buku, modul, lembar kerja siswa (LKS), bulletin, koran, majalah, dll.
Pada intinya seluruh media yang digunakan guru yang merupakan hasil dari
teknologi percetakan akan disebut sebagai media cetak.
Media cetak memiliki beberapa kelebihan :
a. Informasi yang disajikan mampu lebih banyak
b. Efisien dibawa kemana-mana
c. Mudah dilakukan evaluasi atau revisi
d. Mudah dipahami apabila bergambar dan berwarna

Kekurangan media cetak :

a. Butuh waktu yang lama untu membuatnya


b. Dapat menimbulkan kebosanan pada siswa
c. Jika bahannya jelek, maka kualitasnya pun juga jelek
2. Media grafis
Webster mendefinisikan Graphics sebagai seni atau ilmu menggambar,
terutama penggambaran mekanik.17 Pada intinya media grafis adalah media

16
Cecep, Kutanda, dan Bambang, Sutcipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital, hlm..33
17
Nana Sudjana, dan Ahmad Rivai, Media Pembelajaran, (Bandung :Sinar Baru Algesindo, 2009), hlm. 27

13
dalam proses pembelajaran yang memberikan informasi atau pengetahuan
dengan mengkombinasikan kata-kata dengan gambar.
Beberapa contoh media grafis adalah bagan diagram, grafik, poster, kartun,
komik, sketsa, dll.
Kelebihan media grafis :
a. Menyajikan materi yang lebih mudah dipahami siswa
b. Pembuatannya sangat mudah
c. Biaya pembuatannya murah
Kekurangan media grafis :
a. Guru harus memiliki keterampilan khusus dalam proses pembuatannya
b. Unsur yang ditampilkan hanya berupa unsur visual
3. Media audio
Implementasi penggunaan komunikasi audio sudah menjadi hal yang lumrah
dalam bidang pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan
tinggi.Media audio ini adalah segala macam bentuk media yang berkaitan
dengan indera pendengaran.18Karena indera pendengaran menjadi salah satu
yang paling penting dalam media audio maka seluruh informasi ataupun
pengetahuan yang disampaik guru melalui media haruslah berbentuk auditif
verbal ataupun non verbal.
Contoh media audio adalah music, radio, tape recorder, dll.
4. Media visual
Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang
sangat penting dalam proses belajar.19Dengan adanya media ini siswa
diharapkan lebih mudah mengingat dan memahami materi yang disampaikan
oleh guru. Media visual ini pada intinya adalah seluruh media yang
menggunakan indera penglihatan sebagai proses pengenalannya.
Contoh media visual adalah gambar, karikatur, komik, dll
5. Media audio visual

18
Arief S. Sadiman, Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya), (Jakarta : CV
Rajawali,1999), hlm. 52
19
Azhar Rasyad, Media Pengajaran, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1997), hlm..89

14
Media audio visual adalah media yang mengintegrasikan antara indera
penglihatan melalui gambar dengan indera pengdengaran melalui suara.
Penggunaan media audio visual ini tentu saja lebih efektif dan efisien dalam
menyampaikan materi kepada siswa. Siswa berkemungkinan besar akan lebih
memahami maksud dari materi yang akan dipelajari.
Contoh media audio visual adalah televisi, film, youtube, VCD, sound slide,
dll.
6. Mediacomputer dan internet
Komputer adalah mesin yang dirancang khusu untuk memanipulasi informasi
yang diberi kode, serta merupakan mesin elektronik yang otomatis melakukan
pekerjaan perhitungan sederhana dan rumit.20Dewasa ini, rasanya penggunaan
media computer tidak lagi bisa dipisahkan dengan dunia pendidikan.Hal ini
berdasarkan fenomena berkembang sistem pendidikan yang diterapkan oleh
kurikulum Indonesia.
Selain itu, saat ini computer juga telah berintegrasi secara harmonis dengan
internet demi menciptakan kemudahan bagi para siswa.Penggunaan media
computer dan internet ini mampu menyajikan proses pembelajaran yang
menarik, efektif, dan efisien. Siswa akan mampu merasakan pengalaman
belajar dari seluruh dunia.
7. Media proyeksi
Media proyeksi adalah media visual ataupun media audio yang diproyeksikan
melalui sebuah alat proyeksi.Media ini mampu memberikan proyeksi yang
lebih jelas dan nyata sehingga siswa lebih mudah menerima dan memahami
materi.
Contoh media ini adalah OHT/OHP, dan LCD Projector.

4.5 Kriteria Pemilihan Media Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


Dalam proses pemilihan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran
tentunya harus dilakukan seleksi yang sangat selektif untuk media yang paling baik, efektif,
dan efisien.Terutama dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, hal ini mengingat mata

20
Cecep, Kutanda, dan Bambang, Sutcipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital, hlm..76

15
pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang amat penting dan sangat menekankan pada
aspek nilai, karakter, dan penghayatan.
Kriteria pemilihan media ini dibagi menjadi dua, yaitu keriteria umum dan kriteria
khusus. Pertimbangan paling penting dari penggunaan media adalah apakah media tersebut
akan mampu mempermudah proses pembelajaran dan tercapainya tujuan pembelajaran
tersebut. Jika tidak mampu, maka pembelajaran tidak perlu menggunakan media tersebut.
Kriteria umum dalam proses pemilihan media pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam adalah sebagai berikut :
1. Media harus sesuai dengan tujuan pembelajaran (Instructional Goals).
Sebelum kita menentukan media yang akan kita pakai dalam kegiatan belajar
mengajar, kita harus mengetahui terlebih dahulu tujuan apa yang hendak kita
capai dari proses pembelajaran ini. Tanpa adanya tujuan yang jelas, proses
pembelajaran tidak perlu dilaksanakan. Untuk itu, media yang akan kita
gunakan dalam pembelajaran haruslah media yang paling membantu guru
untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
2. Media harus sesuai materi pembelajaran (Instructional Content)
Media yang akan dipilih oleh guru harus memperhatikan jenis-jenis materi
yang akan disampaikan. Dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ada
klasifikasi pemetaan materi sebagai berikut :21
e. Fakta/Informatif, segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran,
meliputi nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat
f. Konsep, segala hal yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa
timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian
g. Prosedur, merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam
mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem.
h. Sikap atau nilai, merupakan hasil belajar aspek sikap
i. Ketrampilan, suatu unjuk kerja atau kemampuan yang dimiliki oleh
siswa yang mampu diamati dan diukur

21
Istianah Abubakar, Pengembangan Materi SKI pada MTs, ( Jurnal Madrasah Vol. 4 No. 2, 2012), hlm. 235

16
Berbagai jenis klasifikasi materi diatas harus diperhatikan dengan baik oleh
guru Pendidikan Agama Islam untuk memilih media yang tepat sesuai dengan
jenis materi yang akan disampaikan.

3. Media harus sesuai dengan karakteristik peserta didik


Guru harus mengkaji dan memahami setiap perkembangan siswa baik dari
segi fisik, psikologis, dan spiritual. Media yang nantinya akan dipilih oleh guru
tentu harus menjangkau seluruh siswa yang ada dikelas.
4. Media harus sesuai dengan teori
Guru tidak boleh memilihi media atas dasar fanatismenya terhadap media
tertentu. Guru harus mempertimbangkan teori-teori yang ada dalam
pendidikan. Sehingga, media yang harus dipilih oleh guru haruslah media yang
sudah teruji validitasnya.Guru harus menyadari bahwa penggunaan media
dalam pembelajaran haruslah membantu guru dalam menciptakan kelas dan
kondisi yang lebih efektif dan efisien,
5. Media harus sesuai dengan gaya belajar siswa
Ada tiga gaya belajar siswa yang harus diperhatikan oleh guru yaitu visual,
auditorial, dan kinestetik. Gaya belajar tersebut tentu harus dijadikan prioritas
oleh guru sebelum memilih media.
6. Media harus sesuai dengan kondisi lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu aspek penting yang menunjang terjadinya
proses pembelajaran. Untuk itu, guru pun juga harus memperhatikan aspek
lingkungan sebelum menentukan media yang paling tepat dalam pembelajaran.

Selain kriteria umum diatas, ada juga kriteria khusus yang juga harus diperhatikan oleh
guru ketika akan memilih media dalam proses pembelajaran. Kriteria khusus pemilihan
media biasanya dirumuskan dalam kata ACTION, makna dan kepanjangan kata tersebut
sebagai berikut :

1. Access
Media yang dipilih harus mampu diakses oleh sekolah, guru, dan siswa.Pada
intinya media dipilih atas dasar akan mempermudah akses siswa bukan
mempersulit akses siswa, guru, ataupun sekolah itu sendiri.

17
2. Cost
Biaya menjadi salah satu hal penting yang juga harus dipertimbangkan oleh
guru sebelum memilih media dalam pembelajaran.Biaya ini harus mampu
dipenuhi oleh seluruh aspek dalam sekolah baik itu guru, sekolah, ataupun
siswa.
3. Technology
Dalam hal teknologi guru harus mempertimbangkan apakah media yang akan
dipilih dan digunakan merupakan teknologi yang mudah dikuasai oleh guru
ataupun siswa
4. Interactivity
Media yang dipilih harus mampu menstimulus siswa untuk terlibat aktif dalam
pembelajaran.Media harus mampu menambah motivasi siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar.
5. Organization
Dukungan dari organisasi terkait juga merupakan salah satu factor penting
yang harus diperhatikan sebelum memilih media. Media yang dipilih harus
mendapatkan dukungan dan persetujuan dari komite, kepala sekolah, guru,
orang tua, dan siswa.
6. Novelty
Media yang dipilih juga harus memperhatian kebaruan media tersebut.Media
yang baru biasanya lebih meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran dikelas.

4.6 Prosedur Pemilihan Media dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


Prosedur dalam pemilihan media harus sangat diperhatikan sebelum menentukan media
mana yang terbaik digunakan dalam proses pembelajaran. Pada umumnya prosedur yang
digunakan dalam pemilihan media adalah menggunakan teknik flowchart, matriks, dan
check list. Berikut merupakan penjelasan mengenai tiga prosedur tersebut : 22

22
Aziz Fahrurozi,dkk, Media Pembelajaran, hlm..79

18
1. Flowchart
Prosedur flowchart menggunakan sistem eliminasi atau pengguguran.Jika ada
salah satu ber-opsi tida disetujui maka berpindah pada opsi lainnya. Teknik ini
memiliki beberapa tahap seleksi dan harus mendapatkan persetujuan dari seluruh
warga sekolah mulai dari kepala sekolah, komite dan guru setelah
mempertimbangkan review media yang akan dibeli.
2. Matrik
Proses matrik dengan mempertimbangkan semua kriteria yang akan dijadikan
acuan pemilihan media. Bentuk dari proses ini adalah menggunakan kolom yang
menghubungkan satu variable dengan variable lainnya.
3. Check list
Sama dengan matrik, proses check list juga sangat memperhatikan seluruh kriteria
yang akan dijadikan dasar penetapan pemilihan media. Dengan format ini guru
akan memberikan nilai ataupun skor atas variable yang ada dalam formulir
pemilihan media.

Selain tiga format prosedur diatas, guru sebelum menentukan media bisa
menggunakan prosedur yang disebut ASSURE.ASSURE merupakan akronim yang
memilik kepanjangan seperti dibawah ini :
1. Analyze learner characteristic
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru sebelum menentukan media
adalah memahami karakteristik siswa baik secara fisik, psikologis, ataupun
spiritual.
2. State Objectives
Langkah kedua guru harus faham tujuan atau kompetensi apa yang dicapai oleh
siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan media tersebut.
Terdapat tiga kompetensi dalam kurikulum 2013 yaitu afektif (spiritual dan
sosial), kognitif, serta psikomotorik.

19
3. Select, modify, or design materials
Langkah ketiga adalah guru memilih, memodifikasi, dan mendesain media
yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.Pemilihan media tersebut
dapat menggunakan tiga teknik diatas yaitu flowchart, matrik, dan check list.
4. Utilitize materials
Langkah selanjutnya setelah tiga langkah sebelumnya adalah pemanfaatan
media didalam kelas.Disinilah guru melakukan observasi atas penggunaan
media tersebut. Guru mengamati keefektifan dan keefisienan media, response
peserta didik setelah media digunakan dalam pembelajaran, dll.
5. Require learner response
Langkah kelima adalah memperhatikan response peserta didik setelah media
digunakan dalam pembelajaran. Response ini menjadi sangat penting
mengingat salah satu fungsi media adalah harus membantu siswa dalam
menerima proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Respon dari
siswa ini bisa berupa respon baik ataupun respon buruk.
6. Evaluation
Tahap terakhir dari proses pemilihan media ini adalah melakukan evaluasi
terhadap penggunaan media selama proses pembelajaran. Evaluasi ini
dilakukan dengan membuat keputusan menggunakan nilai atas suatu objek.
Evaluasi media ini dapat diukur dengan penguasaan materi oleh siswa-siswa
seteah menggunakan media tersebut dalam pembelajaran.Evaluasi ini juga
harus diukur apakah mampu membantu tercapainya tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan diawal pembelajaran atau tidak.

Model terakhir yang juga bisa dijadikan opsi oleh guru dalam memilih media
adalah menggunakan model yang ditetapkan oleh Anderson. Anderson merumuskan
beberapa langkah sebelum memilih media sebagai berikut :
1. Merumuskan karakteristik pesan atau materi yang disampaikan kepada siswa
2. Mengkaji dan menentukan metode yang paling tepat
3. Menganalisis informasi atau pengetahuan dalam pembelajaran yang akan
disampaikan oleh guru

20
4. Menentukan media yang paling tepat
5. Melakukan evaluasi pada media
6. Melakukan perencanaan untuk pengembangan, dan produksi media

21
BAB III
KESIMPULAN

Dalam sistem pembelajaran, terdapat komponen-komponen penting untuk mewujudkan


keberhasilan proses pembelajaran. Interaksi anatar guru, murid, disertai isi atau materi
pembelajaran sebegai dasar untuk memunculkan ide-ide maupun inovasi dalam penyediaan
fasilitas pembelajaran. Sumber, bahan, dan media harus terus dikembangkan dan dianalisa sesuai
kebutuhan dan zaman. Terjadinya proses pembelajaran akan memungkinkan peserta didik untuk
berkembang. Namun disertai dengan alat atau bahan dan juga perantara sebagai jalan untuk
menempuh pendidikan yang efektif dan efisisen. Pemetaan sumber, bahan, dan media
pembelajaran harus disesuaikan dengan tipe atau jenis mata pelajaran. Begitu pun dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Kesesuaian kebutuhan yang tercantum dalam kurikulum
pada penyediaan sumber, bahan dan media pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dengan
demikian, kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan maksimal dan memenuhi standar
pendidikan di Indonesia.

22
DAFTAR PUSTAKA

Abu bakar. Istianah. 2012. Pengembangan Materi SKI pada MTs. Jurnal Madrasah Vol. 4 No. 2
AH Sanaky, Hujair. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta : Safiria Insani Press.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1997.. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta.
Rineka Cipta.
Fahrurozi, Aziz, dkk. 2012. Media Pembelajaran. Jakarta :Direktorat Pendidikan Tingggi Islam
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama.
Fitrianingsih, Rizka. 2016. Pemanfaatan sumber belajar Pendidikan Agama Islam Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa MAN Wlingi Blitar. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Kutanda Cecep, dan Sutcipto Bambang. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor
: Ghalia Indonesia.
Majid, Abdul. 2009. Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Offset.
Rasyad, Azhar. 1997. Media Pengajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Rohani, Ahmad. Media Instruksional Edukatif. Jakarta. PT Rineka Cipta. 1997.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta, Kencana Media Group,
2018.
S. Saiman, Arief. 1999. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya).
Jakarta : CV. Rajawali
Sudjana,Nana, dan Rivai Ahmad. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Suryobroto, Proses Belajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta, 2009.
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta.
Rineka Cipta.

23

Anda mungkin juga menyukai